Penelitian Epidemiologi-2

34
PROPOSAL PENELITIAN PENGARUH SIKAP DAN PENGETAHUAN TERHADAP TINGGINYA INSIDEN PENYAKIT DIARE PADA ANAK BALITA DI RSU UKI SELAMA TAHUN 2014 OLEH: MELIA FADIANSARI SURIANSYAH 1361050163 KELOMPOK 2 A FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA 1

description

fk uki

Transcript of Penelitian Epidemiologi-2

Page 1: Penelitian Epidemiologi-2

PROPOSAL PENELITIAN

PENGARUH SIKAP DAN PENGETAHUAN TERHADAP TINGGINYA INSIDEN PENYAKIT DIARE PADA ANAK

BALITA DI RSU UKI SELAMA TAHUN 2014

OLEH:

MELIA FADIANSARI SURIANSYAH

1361050163

KELOMPOK 2 A

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA

TAHUN AJARAN 2014/2015

1

Page 2: Penelitian Epidemiologi-2

KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, atas berkat dan rahmat-Nya

sehingga penulis bisa menyelasaikan Penelitian Epidemiologi yang berjudul “Pengaruh

Sikap dan Pengetahuan Terhadap Tingginya Insiden Penyakit Diare Pada Anak Balita di

RSU UKI Selama Tahun 2014”. Dapat penulis selesaikan sesuai dengan waktu yang

ditentukan.

Dalam kesempatan ini, penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua

pihak yang telah mendukung dalam proses penelitian epidemiologi ini.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan karya tulis ini masih jauh dari

kesempurnaan, karena adanya keterbatasan sumber-sumber referensi yang dapat menunjang

terselesaikannya karya tulis ini. Oleh karena itu, penulis sangat menerapkan adanya masukan

dan saran yang sifatnya membangun guna menyempurnakan penulis ini.

Semoga laporan ini dapat memberikan manfaat untuk pengembangan wawasan dan

peningkatan ilmu pengetahuan bagi kita semua.

Jakarta, 7 Februari 2015

Penulis

2

i

Page 3: Penelitian Epidemiologi-2

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

KATA PENGANTAR............................................................................................... i

DAFTAR ISI.............................................................................................................. ii

Bab I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang......................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah.................................................................................... 2

1.3 Tujuan Penelitian..................................................................................... 2

1.4 Manfaat Penelitian................................................................................... 3

Bab II TINJUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Diare....................................................................................... 4

2.2 Penyebab Diare........................................................................................ 4

2.3 Penyebab Lain.......................................................................................... 8

2.4 Cara Penularan......................................................................................... 8

2.5 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kejadian Diare............................... 8

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian......................................................................................... 12

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian................................................................... 12

3.3 Populasi dan Sampel................................................................................ 12

3.4 Kriteria Inklusi dan Eksklusi.................................................................... 12

3.5 Variabel Penelitian................................................................................... 13

3.6 Instrument Penelitian............................................................................... 13

3.7 Teknik Pengumpulan data........................................................................ 13

3.8 Teknik Pengolahan Data.......................................................................... 13

3.9 Metode Analisis Data............................................................................... 14

3.10 Kerangka Konsep................................................................................... 14

3.11 Definisi Operasional............................................................................... 15

DAFTAR PUSTAKA................................................................................................ 17

LAMPIRAN............................................................................................................... 18

3

ii

Page 4: Penelitian Epidemiologi-2

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Sampai saat ini penyakit diare masih menjadi masalah kesehatan dunia terutama di

negara berkembang. Besarnya masalah tersebut terlihat dari tingginya angka kesakitan

dan kematian akibat diare. WHO memperkirakan 4 milyar kasus terjadi di dunia pada

tahun 2000 dan 2,2 juta diantaranya meninggal, sebagian besar anak-anak dibawah umur

5 tahun. Hal ini sebanding dengan 1 anak meninggal setiap 15 detik atau 20 jumbo jet

kecelakaaan setiap hari. Di Indonesia, diare masih merupakan salah satu masalah

kesehatan masyarakat utama. Hal ini disebabkan masih tingginya angka kesakitan dan

menimbulkan banyak kematian terutama pada bayi dan balita, serta sering menimbulkan

kejadian luar biasa (KLB).

Data dari profil kesehatan Indonesia tahun 2002 menunjukkan bahwa angka

kesakitan diare berdasarkan propinsi terjadi penurunan dari tahun 1999-2001. Pada tahun

1999 angka kesakitan diare sebesar 25,63 per 1000 penduduk menurun menjadi 22,69 per

1000 penduduk pada tahun 2000 dan 12,00 per 1000 penduduk pada tahun 2001.

Sedangkan berdasarkan profil kesehatan Indonesia 2003, penyakit diare menempati

urutan kelima dari 10 penyakit utama pada pasien rawat jalan di Rumah Sakit dan

menempati urutan pertama pada pasien rawat inap di Rumah Sakit. Berdasarkan data

tahun 2003 terlihat bahwa frekuensi kejadian luar biasa (KLB) penyakit diare sebanyak

92 kasus dengan 3865 orang penderita, 113 orang meninggal, dan Case Fatality Rate

(CFR) 2,92%.

Penyakit diare sering menyerang bayi dan balita, bila tidak diatasi lebih lanjut akan

menyebabkan dehidrasi yang mengakibatkan kematian. Data terakhir dari Departemen

Kesehatan menunjukkan bahwa diare menjadi penyakit pembunuh kedua bayi di bawah

lima tahun (balita) di Indonesia setelah radang paru atau pneumonia 4. Banyak faktor

risiko yang diduga menyebabkan terjadinya penyakit diare pada bayi dan balita di

Indonesia. Salah satu faktor risiko yang sering diteliti adalah faktor lingkungan yang

meliputi sarana air bersih (SAB), sanitasi, jamban, saluran pembuangan air limbah

(SPAL), kualitas bakterologis air, dan kondisi rumah. Data terakhir menunjukkan bahwa

kualitas air minum yang buruk menyebabkan 300 kasus diare per 1000 penduduk.

1

Page 5: Penelitian Epidemiologi-2

Sanitasi yang buruk dituding sebagai penyebab banyaknya kontaminasi bakteri

E.coli dalam air bersih yang dikonsumsi masyarakat. Bakteri E.coli mengindikasikan

adanya pencemaran tinja manusia. Kontaminasi bakteri E.coli terjadi pada air tanah yang

banyak disedot penduduk di perkotaan, dan sungai yang menjadi sumber air baku di

PDAM pun tercemar bakteri ini. Hasil penelitian Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup

Daerah (BPLHD) propinsi DKI Jakarta menunjukkan 80 persen sampel air tanah dari 75

kelurahan memiliki kadar E.coli dan fecal coli melebihi ambang batas.

Tingginya angka kesakitan dan kematian akibat diare disebabkan oleh beberapa

faktor yaitu antara lain kesehatan lingkungan yang belum memadai, keadaan gizi,

kependudukan, pendidikan, faktor musim dan geografi daerah, keadaan sosial

pencegahan pemberantasan penyakit diare tidak akan berhasil baik tanpa adanya

kesadaran yang tinggi dari masyarakat untuk ikut berpartisipasi didalamnya serta

kesiapan petugas kesehatan dilapangan yang ditandai oleh penduduknya hidup dalam

lingkungan perilaku.

Kasus penyakit diare di RSU UKI Jakarta Timur pada tahun 2014, tercatat angka

kesakitan diare sebanyak 1066 kasus.

Dengan melihat data di atas maka sangat penting melakukan penelitian ini guna

melihat bagaimana pengaruh sikap dan pengetahun terhadap tingginya insiden penyakit

diare yang terjadi selama tahun 2014 di RSU UKI.

1.2 RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka dapat dibuat suatu

rumusan masalah sebagai berikut: Bagaimana pengaruh sikap dan pengetahuan orang

tua terhadap tingginya insiden penyakit diare pada anak balita di RSU UKI selama tahun

2014?

1.3 TUJUAN PENELITIAN

a) Tujuan Umum

Tujuan umum penelitian ini adalah untuk mengetahui penyebab angka

kesakitan diare di RSU UKI selama tahun 2014.

2

Page 6: Penelitian Epidemiologi-2

b) Tujuan Khusus

1. Mengetahui hubungan antara karakteristik balita (umur, jenis kelamin,

status gizi) terhadap penyakit diare di RSU UKI Jakarta Timur pada tahun

2014.

2. Mengetahui hubungan antara faktor pendukung (petugas kesehatan,

penatalaksanaan) terhadap penyakit diare di RSU UKI Jakarta Timur pada

tahun 2014.

3. Mengetahui hubungan antara faktor lingkungan (sumber air minum,

jamban keluarga) terhadap penyakit diare di RSU UKI Jakarta Timur pada

tahun 2014.

1.4 MANFAAT PENELITIAN

Manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian adalah:

1. Bagi RSU UKI sebagai bahan masukan untuk perencanaan dalam pencegahan dan

penanggulangan penyakit diare dimasa yang akan datang.

2. Bagi masyarakat, dapat menambah pengetahun dan wawasan masyarakat mengenai

pentingnya menjaga kebersihan dan kesehatan guna mencegah terjadinya diare.

3. Bagi peneliti, ini sangat bermanfaat selama dalam proses belajar karena akan banyak

menambah cakrawala pandang peneliti menjadi luas.

3

Page 7: Penelitian Epidemiologi-2

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 PENGERTIAN DIARE

Diare adalah buang air besar lembek atau cair dapat berupa air saja yang frekuensi lebih

sering dari biasanya (tiga kali atau lebih dalam sehari) (DEPKES RI, 2000). Sedangkan,

menurut Widjaja (2002), diare diartikan sebagai buang air encer lebih dari empat kali sehari,

baik disertai lendir dan darah maupun tidak. Hingga kini diare masih menjadi child killer

(pembunuh anak-anak) peringat pertama di Indonesia. Semua kelompok usia diserang oleh

diare, baik balita, anak-anak dan orang dewasa. Tetapi penyakit diare berat dengan kematian

yang tinggi terutama terjadi pada baik dan anak balita (Zubir, 2006 ).

2.2 PENYEBAB DIARE

Penyebab penyakit diare bisa bermacam-macam yaitu antara lain infeksi, intoxikasi,

malabsorbsi, alergi dan keracunan.

Penyebab Diare Infeksius

Bakteri, virus dan parasit adalah merupakan penyebab utama diare

infeksius. Penyebab diare karena infeksi dapat disebabkan oleh organisme

yang berbeda-beda serta gejalanya sulit dibedakan antara satu dengan

yang lainnya.

a. Bakteri

Ada beberapa jenis bakteri yang merupakan penyebab paling

penting penyakit diare terutama yang menyerang bayi.

b. Vibrio cholera

Vibrio cholera mempunyai 2 biotope yaitu tipe El Tor dan Mask

selain itu ada 2 serotipe yaitu Ogawa dan Inaba. Pada tauhn 1961

biotipe El Tor pernah menyebabkan pandemi ketujuh.

c. Shigella

Genus Shigella dibagi menjadi 4 kelompok serologik yaitu:

- Shigella flexneri, adalah kelompok yang paling sering terdapat

di Negara berkembang.

4

Page 8: Penelitian Epidemiologi-2

- Shigella sonei adalah kelompok yang terdapat di negara maju.

- Shigella dysentriae tipe 1 adalah penyebab epidemi dengan

angka kematian tinggi.

- Shigella biydii, kelompok ini jarang ditemui.

Pada umumnya Shigella hanya ditemukan pada manusia dan

beberapa jenis binatang primata. Penyebarannya melalui kontak

langsung antara orang yang satu dengan orang yang lainnya.

Dengan dosis infeksius yang rendah (10 s.d 100 organisma)

sudah dapat menyebabkan sakit. Penularan penyakit terjadi

melalui makanan dan minuman yang terkontaminasi (Depkes

RI, 1990).

d. Salmonella

Terdapat lebih dari 2.000 serotipe Salmonella, dimana sekitar 6 s.d

10 diantaranya menyebabkan gastroenteritis pada manusia. Dalam

hal ini binatang seperti misalnya unggas adalah reservoir utama.

Oleh karena itu penularan penyakit oleh Salmonella dapat terjadi

apabila mengkonsumsi makanan yang berasal dari hewan unggas,

daging, telur dan susu. Gastroenteritis yang diakibatkan Salmonella

yang menyerang anak kecil relatif jarang terjadi di negara

berkembang dibanding dengan daerah industri. Hal ini

dimungkinkan karena di negara berkembang pada umumnya anak

kecil jarang diberi makanan dalam kaleng yang merupakan media

bagi salmonella. Gastroenteritis yang diakibatkan Salmonella

biasanya berbentuk diare cair akut dengan diikuti rasa mual, nyeri

perut dan demam (Depkes RI, 1990).

e. Escherichia coli (E. Coli)

Sampai saat ini sudah ditemukan lima kelampok Ecoli yaitu

enterotoxigenic (ETEC), enterohaemorrhagic (EPEC),

enteroadherent (EAEC), enteroinvasive (EIEC), dan

enterohaemorrhagic (EHEC).

5

Page 9: Penelitian Epidemiologi-2

f. Infeksi Virus

Virus menyebabkan 50 % semua diare pada anak yang datang

berobat kesarana kesehatan. Rotavirus dapat menyerang sel-sel

usus, mengubah fungsi dan regenerasinya. Keadaan ini

menyebabkan diare dan gejala umum misalnya malaise dan

demam. Penyembuhan terjadi bila permukaan mukosa telah

regenerasi (Depkes RI, 1990).

g. Infeksi Parasit

Menurut Sunoto (1990) ada beberapa golongan protozoa yang

dapat menyebabkan diare yaitu :

1. Entamoeba histolytica

Insiden penyakit ini bertambah sesuai dengan pertambahan

usia. Infeksi ini sering salah diagnosiskan sebab

menentukan ptotozoa ini tidak mudah dan parasit ini sering

dikira leukosit polimorfonuklear. Penyebaran terjadi

melalui makanan dan minuman. Kista E.histolytica sangat

kebal terhadap desinfektan kimia, termasuk klorinasai.

(Depkes RI, 1990).

2. Cyptosporidium

Cyptosporidium adalah parasit bentuk kokus yang ada pada

awalnya dikenal sebagai penyebab diare pada binatang.

Mula-mula ditemukan sebagai penyebab diare cair pada

yang menurun kekebalan tubuhnya, khususnya penderita

AIDS. Di negara berkembang parasit ini menyebabkan 4-11

% kasus diare pada anak Cryptosporidiasis ditularkan

melalui jalur fekal-oral. (Depkes RI, 1990).

3. Giardia lamblia

Giardia lamblia tersebar luas di seluruh dunia, dengan

angka prevalensi infeksi sampai 100 % pada beberapa

penduduk. Anak berumur 1-5 tahun paling sering dijangkiti.

Infeksi Giardia lamblia biasanya melalui makanan,

6

Page 10: Penelitian Epidemiologi-2

minuman atau manular dari orang ke orang. Penularan dari

orang ke orang terjadi terutama pada anak yang tinggal di

keluarga yang terlalu padat atau tempat penitipan anak

(Sunoto, 1990).

Penyebab Keracunan Makanan

a. Faktor Malabsorbsi

Faktor malabsorpsi dibagi menjadi dua yaitu malabsorsi

karbhohidratdan lemak. Malabsorpsi karbhohidrat, pada bayi

kepekaan terhadap lactoglobulis dalam susu formula dapat

menyebabkan diare. Gejalanya berupa diare berat , tinja berbau

sangat asam, dan sakit di daerah perut. Sedangkan malabsorpsi

lemak, terjadi bila dalam makanan terdapat lemak yang disebut

triglysera.Triglysera, dengan bantuan kelenjar lipase, mengubah

lemak menjadi micelles yang siap diabsorsi usus.Jika tidak ada

lipase dan terjadi kerusakan mukosa usus, diare dapat muncul

karena lemak tidak terserap dengan baik.

b. Faktor makanan

Makanan yang mengakibatkan diare adalah makanan yang

tercemar,basi, beracun, terlalu banyak lemak, mentah (sayuran) dan

kurang matang.Makanan yang terkontaminasi jauh lebih mudah

mengakibatkan diare pada anak-anak balita.

c. Faktor Psikologis

Rasa takut, cemas, dan tegang, jika terjadi pada anak

dapatmenyebabkan diare kronis.Tetapi jarang terjadi pada anak

balita, umumnya terjadi pada anak yang lebih besar.

7

Page 11: Penelitian Epidemiologi-2

2.3 PENYEBAB LAIN

Selain beberapa penyebab di atas, diare juga bisa disebabkan oleh faktor faktor lain

misalnya obat, keadaan karena pembedahan, penyakit lain dan infeksi sistematik serta

intoleransi makanan.

lntoleransi makanan karena kekurangan laktase atau alergi terhadap makanan dapat

menyebabkan diare. Tuberkulosis saluran pencernaan. penyakit granulomatosiskronik usus

misalnya penyakit crohn dan beberapa jenis tumor dapat juga menimbulkan diare (Depkes

RI, 1990).

2.4 CARA PENULARAN

Penularan diare terjadi karena kontak dengan tinja yang terinfeksi secara

langsung, seperti:

1) Makanan dan minuman yang sudah terkontaminasi, baik yang sudah dicemari oleh

serangga atau kontaminasi oleh tangan yang kotor.

2) Bermain dengan mainan yang terkontaminasi, apalagi pada bayi sering memasukkan

tangan/mainan/apapun kedalam mulut. Karena virus ini dapat bertahan dipermukaan

udara sampai beberapa hari.

3) Penggunaan sumber air yang sudah tercemar dan tidak memasak air dengan benar

4) Pencucian dan pemakaian botol susu yang tidak bersih.

5) Tidak mencuci tangan dengan bersih setelah selesai buang air besar atau

membersihkan tinja anak yang terinfeksi, sehingga mengkontaminasi perabotan dan

alat-alat yang dipegang.

2.5 FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN DIARE

Faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian diare antara lain faktor gizi. kepadatan

penduduk, sosial ekonomi, perilaku, dan kesehatan lingkungan (Sutoto.1992 ).

1. Faktor Gizi

Beratnya dan lamanya diare sangat dipengaruhi oleh status gizi penderita.Pada

penelitian yang cermat insiden diare pada anak bergizi kurang ternyata saran

dengan anak yang gizinya baik.Namun anak yang gizinya menderita diare lebih

8

Page 12: Penelitian Epidemiologi-2

berat dan keluaran tinja lebih banyak sehingga dehidrasi lebih berat.Juga diare pada

anak bergizi kurang berlangsung lebih lama, sebagian karena penyembuhan dan

perbaikan kerusakan usus akibat infeksi lebih lambat terjadi pada anak yang gizinya

kurang (Depkes RI. 1990).

Jadi proses diare dan gizi kurang merupakan lingkaran setan. Diare mendorong

anak ke arah gizi kurang, dan gizi kurang mendorong anak ke arah diare yang lebih

berat. Bila lingkaran ini tidak diputus pada waktunya mungkin dapat amat berat

atau karena infeksi lain menimbulkan kematian, karena diare yang misalnya

penemonia. (Depkes RI, 1990).

2. Faktor Kepadatan Penduduk

Jumlah penduduk yang padat dapat memudahkan terjadinya penularan diare.

Kelompok usia di bawah lima tahun merupakan kelompok umur yang paling

banyak menderita diare. Penelitian tentang hubungan pengetahuan, sikap dengan

kejadian diare pada anak balita yang tinggal bersama ibu dan jumlah anggota

keluarga banyak mempunyai hubungan yang bermakna.(Tandiyo, 1984).

Selain itu rumah tinggal dengan kepadatan 10 meter persegi atau lebih untuk tiap

orang, didapati kejadian diare anak balita 10,3 % di kota dan 9,7 % di desa.

Sedangkan kepadatan kurang dari 10 meter persegi tiap orang 11,8 % dan 13,5 %.

Rumah tinggal merupakan kebutuhan pokok disamping sandang dan pangan.Demi

kenyamanan tinggal di rumah maha seharusnya rumah memenuhi kebutuhan

kondisi tempat tinggal yang sehat.Rumah yang sehat dengan memenuhi tata ruang

yang memenuhi syarat dapat menghindari terjadinya dan menularnya penyakit.

Kepadatan hunian adalah satu unsure kenyamanan tinggal di rumah, perlu

dipikirkan dan diupayakan 10 meter persegi atau lebih tiap orang, mengingat

kepadatan hunian termasuk factor yang mempunyai pengaruh dominan terhadap

kejadian diare anak balita. Dalam analisis ini hampir 60,% anak balita tinggal di

rumah dengan kepadatan kurang dari 10 meter persegi tiap orang. Anilisis faktor ini

menunjukkan anak-anak balita yang tinggal di rumah dengan kepadatan kurang dari

10 meter persegi tiap orang mempunyai resiko menderita diare 1,37 kali dibanding

anak balita yang tinggal di rumah dengan kepadatan 10 meter persegi atau lebih tiap

orang. Risiko ini mengingat menjadi 1,85 setelah kepadatan hunian berinteraksi

dengan faktor sosial demografi dan lingkungan yang lain (Joko Iriantc dkk ;

Analisis Lanjut SDKI, 1994).

9

Page 13: Penelitian Epidemiologi-2

3. Faktor sosial Ekonomi

Sosial ekonomi masyarakat yang rendah dapat mempengaruhi tingkat partisipasi

aktif dalam melaksanakan upaya pelayanan kesehatan masyarakat, misalnya

meningkatkan fasilitas kesehatan, meningkatkan status gizi masyarakat.Hal ini

merupakan faktor yang berhubungan dengan kejadian diare di masyarakat.Selain itu

masyarakat yang berpenghasilan rendah pada umumnya mempunyai keadaan

sanitasi dan hygiene perorangan yang buruk (Tandiyo, 1984).

4. Faktor perilaku masyarakat

Kebiasaan yang berhubungan dengan keberhasilan.adalah bagian terpenting dalam

penularan kuman diare, mengubah kebiasaan tertentu seperti mencuci tangan dapat

memutuskan penularan. Mencuci tangan dengan sabun terutama sesudah buang air

besar dan sebelum menyiapkan makanan atau makan, telah dibuktikan mempunyai

dampak dalam kejadian diare dan harus menjadi sasaran utama dalam pendidikan

kebersihan, Sebagai contoh rotavirus dapat terdeteksi dalam air mencuci tangan dari

79 % perawat pasien yang datang dan dirawat di sebuah rumah sakit di Banglades

karena diare (Akral, 1990).

Menurut Sunoto (1990) penurunan 14-48 % kejadian diare dapat diharapkan

sebagai hasil pendidikan tentang kebersihan dan perbaikan kebiasaan.

Kebiasaan adat istiadat dapat mempeugaruhi kesenatan individu. Oleh sebab itu

faktor kebiasaan merupakan faktor yang penting dalam penyebaran terjadinya

penyakit diare antara lain penyiapan dan penyimpanan makanan yang tidak saniter.

Tindakan penyapihan yang jelek (penghentian ASI yang terlalu dini, susu botol 4-6

bulan pertama) serta kebersihan perorangan (Depkes Rl; Ajar Diare, 1990).

5. Faktor kesehatan lingkungan

Kesehatan lingkungan rnerupakan faktor yang dominan dalam mempengaruhi

kejadian diare di masyarakat.Keadaan kesehatan lingkungan yang berkaitan erat

dengan diare adalah pengadaan air bersih dan jamban keluarga.

Menurut Warsito Sidik (1986) tidak rnereukupinya kebutuhan air bersih akan

menyebabkan masyarakat menggunakan air yang tidak memenuhi syarat kesehatan

untuk kebutuhan rumah tangga sehari-hari. Hal ini dapat memudahkan masuknya

kuman penyakit dan terkontaminasinya rnakanan yang akan dikonsumsi

10

Page 14: Penelitian Epidemiologi-2

masyarakat. penggunaan jamban yang tidak saniter akan semudahkan cara

penularan penyakit diare. Berdasarkan penelitian Sidik Wasito di Sumedang

menunjukkan bahwa pada kelompak keluarga yang membuang kotoran secara

saniter mempunyai angka terkena penyakit diare lebih rendah dibandingkan dengan

keluarga yang membuang kotoran yang tidak saniter.

Angka kejadian penyakit diare ternyata dipengaruhi pula oleh kwalitas persediaan

air bersih (minum) Sutrisno Eram (1977) meingatakan bahwa kejadian tersangka

kolera ternyata lebih tinggi di wilayah air dangkal (Kabupaten Sleman, Bantul dan

Kodya Yogyakarta). Sedangkan Sumantri dkb: (1979) mendapatkan dari 68

keluarga di pinggiran kota Semarang, sebanyak 17,65 % mempergunakan air

minum "baik" dan 82,35 % air minum kotor (rakteri E. Col' positif) dengan kejadian

yang berbeda bermakna (ignatius SP; 1980).

Selain itu penggunaan jamban yang benar dapat mengurangi risiko diare lebih baik

dari pada perbaikan sumber air, walaupun dampak yang paling tinggi dapat

diharapkan dari gabungan kebersihan dan perbaikan sumber air. Hasil penelitian

dampak proyek sumber air dan kebersihan 28 negara menunjukkan penurunan

angka kesakitan diare 22-27 % dan penurunan angka kematian diare 21-30 %

(Sunoto, 1990).

6. Faktor musim

Penyakit diare adakalanya dipengaruhi oleh musim.Pada daerah yang bermusim

tropis, diare oleh bakteri cenderung terjadi lebih sering pada musim

panas.Sedangkan diare oleh virus terutama oleh rotavirus cenderung terjadi

Sepanjang tahun dengan peningkatan kekerapan sepanjang bulan musim

kemarau.Sedangkan diare oleh bakteri cenderung memuncak pada musim hujan

(Depkes KL.Ajar Diare, 1990).

11

Page 15: Penelitian Epidemiologi-2

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 JENIS PENELITIAN

Jenispenelitianini bersifat diskriptif dengan menggunakan pendekatan desain

cross sectional untuk mengetahui masalah kesehatan khususnya penyakit diare pada

masyarakat yang bertujuan untuk mengetahui gambaran tentang pola dan kecenderungan

diare pada anak balita di RSU UKI Jakarta Timur Tahun 2014 dan memperkirakan

adanya hubungan antara variable dependen dan independen.

3.2. LOKASI DAN WAKTU PENELITIAN

Penelitian dilaksanakan di wilayah kerja RSU UKI Jakarta Timur.Penelitian

dilmulai dari tanggal 1 Maret – 30 Maret 2015.

3.3 POPULASI DAN SAMPEL

Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah 1066 penderita diare yang berada di RSU UKI

Jakarta Timur selama tahun 2014.

Sampel

Teknik pengambilan sampel adalah purposive sampling, yaitu pengambilan sampel

yang sesuai dengan kriteria yang sudah ditetapkan peneliti, yaitu seluruh pasien kasus

diare.

3.4 KRITERIA INKLUSI DAN EKSKLUSI

Kriteria Inklusi:

- pasien balita yang berusia diatas 1 tahun dan dibawah 5 tahun

- mengalami diare

- mau menjadi subjek penelitian

Kriteria Eksklusi:

- pasien yang berusia dibawah 1 tahun dan diatas 5 tahun

- pasien menolak menjadi subjek penelitian

12

Page 16: Penelitian Epidemiologi-2

3.5 VARIABEL PENELITIAN

Berdasarkan pada pokok permasalahan yang telah dirumuskan, maka variabel-

variabel yang diidentifikasi sebagai berikut.

Untuk mengetahui hubungan antara karakteristik balita (umur, jenis kelamin, status

gizi) dan pengetahuan orang tua, variabel bebas (independent) yang digunakan dalam

penelitian ini yaitu karakteristik balitadan pengetahuan orang tua, sedangkan variabel

terikat(dependent) yang digunakan dalam penelitian ini yaitu kejadian diare.

3.6 INSTRUMENT PENELITIAN

Instrumen yang dipakai adalah data sekunder berupa arsip laporan bulanan

kejadian diare. Dan data penunjang seperti laporan mingguan wabah, serta kasus diare

yang dilaporkan oleh bidan desa dan kader diare petugas puskesmas pembantu.

3.7 TEKNIK PENGUMPULAN DATA

Ada dua metode pengumpulan data, yaitu:

1. Data primer adalah data yang diperoleh dari observasi langsung ke lapangan

dengan melihat dan membagi kuesioner.

2. Data sekunder dalam penelitian ini diperoleh melalui laporan maupun dokumen

yang tercatat di RSU UKI Jakarta Timur serta kasus yang dilaporkan oleh

Bidan Desa, petugas puskesmas pembantu, serta kader diare tahun 2014 yang

ada di puskesmas Ciracas Jakarta Timur.

3.8 TEKNIK PENGOLAHAN DATA

Pengolahan data sekunder dilakukan melalui 4 tahap yaitu :

1. Editing

Merupakan kegiatan untuk melakukan pengecekan isisan formulir pengumulan

data, apakah data yang ada di formulir sudah lengkap

2. Coding

Merupakan kegiatan merubah data berbentuk huruf menjadi data berbentuk

angka/bilangan.Koding ini adalah untuk mempermudah pada saat analisa data dan

juga mempercepat pada saat entri data.

13

Page 17: Penelitian Epidemiologi-2

3. Processing

Setelah semua isian pengumpulan data terisi penuh dan benar dan sudah melewati

pengkodingan, maka langkah selanjutnya adalah memproses data agar dapat

dianalisa. Pemprosesan data dilakukan dengan cara mengentri data ke paket

komputer, yaitu dengan paket program SPSS 10 for windows.

4. Cleaning

Cleaning (Pembersihan data) merupakan kegiatan pengecekan kembali data yang

sudah dientri, apakah ada kesalahan atau tidak.

3.9 METODE ANALISIS DATA

Analisis data pada penelitian ini meliputi penentuan variable yang hendak

dianalisis, rekontruksi variable yang hendak dianalisis, dan pengelompokkan variable

baru yang dimaksudkan agar data penelitian menjadi sederhana dan memudahkan

peneliti melakukan ananalisis dan membuat kesimpulan.

3.10 KERANGKA KONSEP PENELITIAN

3.11 DEFINISI OPERASIONAL

14

1. KARAKTERISTIK BALITA

- UMUR

- JENIS KELAMIN

- STATUS GIZI

- STATUS IMUNISASI

2. KARAKTERISTIK IBU

- UMUR

- TINGKAT PENDIDIKAN

- TINGKAT EKONOMI

- BESARNYA KELUARGA

3. KARAKTERISTIK LINGKUNGAN

- PENGGUNAAN AIR BERSIH

- KEBERSIHAN PERORANGAN

PENYAKIT DIARE

Page 18: Penelitian Epidemiologi-2

no

.Variabel Definisi Operasional Cara Ukur Alat Ukur Hasil Ukur

Skala

Ukur

VARIABEL DEPENDEN

1. Diare

Air besar lembek atau cair

dapat berupa air saja yang

frekuensi lebih sering dari

biasanya (tiga kali atau

lebih dalam sehari)

Observasi

(telaah

dokumen)

Dokumen

Rekam

Medis

Jumlah

kejadian kasus

diare

interval

VARIABEL INDEPENDEN

no

.Variabel Definisi Operasional Cara Ukur Alat Ukur Hasil Ukur

Skala

Ukur

1. Umur

Hitungan lama hidup

seseorang dari lahir hingga

saat penelitian dilakukan.

Observasi

(telaah

dokumen)

Dokumen

Rekam

Medis

Usia dalam

tahuninterval

2.Jenis

Kelamin

Aspek biologi seseorang

meliputi perbedaan

komposisi kimia dan

hormon dalam tubuh,

anatomi fisik, reproduksi

biologis lainnya.

Observasi

(telaah

dokumen)

Dokumen

Rekam

Medis

1=laki-laki

2= perempuanNominal

3.

Lokasi

tempat

tinggal

Tempat dimana pasien

tinggal dan menetap.

Observasi

(telaah

dokumen)

Dokumen

Rekam

Medis

0=lingkungan

RSU UKI

1= lingkungan

Cawang UKI

2= lingkungan

luar Cawang

UKI

Nominal

15

Page 19: Penelitian Epidemiologi-2

4.Lama

rawat

Jangka waktu seseorang

yang sakit mendapatkan

perawatan mulai dari

pertama kali masuk

perawatan hingga

dinyatakan sembuh/waktu

mulai masuk rumah sakit

sampai konsistensi fese

menjadi lembek

Observasi

(telaah

dokumen)

Dengan

menghitung

rata-rata lama

rawat

responden,

didapat hasil

3,07 hari.

Dokumen

Rekam

Medis

1 = Sebentar

(< 3 hari)

2 = Lama

(≥3 hari)

Nominal

5.Bulan

dirawat

Waktu seseorang dirawat

dihitung dalam hitungan

bulan

Observasi

(telaah

dokumen)

Dokumen

Rekam

Medis

Nama bulan Nominal

6.

Kelas

Rawat

Tempat dimana pasien

mendapatkan perawatan

untuk kesembuhan

penyakitnya

Observasi

(telaah

dokumen)

Dokumen

Rekam

Medis

1 = VIP dan

SVIP

2 = Kelas I, II,

dan III

Nominal

16

Page 20: Penelitian Epidemiologi-2

DAFTAR PUSTAKA

Diunduh dari http://lib.ui.ac.id/file?file=digital/125808-S-5858-Hubungan%20kepadatan-

Pendahuluan.pdf.24Januari 2015

Diunduh dari http://repository.usu.ac.id/handle/123456789/31798.10Februari2015

Diunduh dari http://lib.ui.ac.id/file?file=digital/20318411-S-PDF-Hari

%20Wibowo.pdf.10Februari2015

Diunduh dari http://staff.ui.ac.id/system/files/users/saptawati.bardosono/material/

crosssectionalstudyprogramdoktor.pdf.11Februari2015

Departemen Kesehatan RI, Profil KesehatanIndonesia 2002. Jakarta: Depkes RI 2002.

Arikunto. 2010. ProsedurPenelitian: SuatupendekatanPraktik. Jakarta. RhinekeCipta

Soekidjo Notoatmojo. MetodologiPenelitianKesehatan. Jakarta :RinekaCipta. 2002.

LEMBAR PERTANYAAN

17

Page 21: Penelitian Epidemiologi-2

IDENTITAS RESPONDEN

Nama Balita : ……………..Umur..................TB……….BB………

Nama Responden : …………………………Umur ………….tahun

Alamat : …………………………………………………………………

……………………………………………………………………

Petunjuk Pengisian :

1) Jawablah pertanyaan yang ada pada kuesioner denganjawaban yang jujur2) lsilah kotak kosong yang disediakan disamping pertanyaan dengan' memberi tanda

ceklis (v) dengan mcnggunakan Bolpoint tinta warna hitam3) Sebagai contoh : apabila ibu mengetahui ten tang penyakit diare isilah kolom sebelah

kanan dengan memberi tanda ceklis (v) yang anda anggap benar? Contoh:

Apakah ibu mengetahui tentang penyakit diare ?

1) Tidak [ v ]

2) Ya [ ]

Text Box: KARATERISTIK RESPONDEN ORANG TUA

1) Pendidikan :1. Tidak tamat SD [ ]2. SD [ ]3. SLTP [ ]4. SLTA [ ]5. Perguruan Tinggi [ ]

2) Pekerjaan :1. PNS [ ]2. Karyawan Swasta [ ]3. Pedagang [ ]4. Petani [ ]5. Buruh [ ]6. Tidak Bekerja ibu rumah tangga [ ]

3) Jenis Kelamin :1. Laki-laki [ ]2. Perempuan [ ]

4) Status gizi :

18

Page 22: Penelitian Epidemiologi-2

1. Baik [ ]2. Sedang [ ]3. Buruk [ ]

Text box: PENGETAHUAN RESPONDEN

5) Apakah anda mendengar atau mendapat penyuluhan dari petugas kesehatan tentang penyakit diare ?1. Pernah [ ]2. Tidak Pemah [ ]

6) Menurut andaapa yang dimaksud dengan diare?1. Buang air besr lebih dari 4 kali sehari [ ]2. Tinja encer dan sering [ ]3. Tidak tahu [ ]

7) Menurut anda, bila anak menderita diare, bagaimana bentuk kotorannya:1. Tidak tahu [ ]2. Padat [ ]3. Bercampur darah [ ]4. Cair/encer [ ]

8) Bila seorang anak menderita diare/mencret, berapa kali sehari ia buang air besar?1. 1 kali [ ]2. 2 kali [ ]3. 3 kali [ ]4. > 3 kali [ ]

9) Menurut anda,apa yang menyebabkan anak sakit diare?1. Tidak tahu [ ]2. Masuk angin [ ]3. Cacingan [ ]4. Makanan tidak bersih [ ]

10) Menurut anda, apakah anak yang diare dapat menularkan penyakitnya pada orang lain?1. Tidak tahu [ ]2. Dari tangan langsung kemulut [ ]3. Dari kuman penyebab penyakit masuk melalui minuman & makanan [ ]

11) Bagaimana cara mencegah diare?

19

Page 23: Penelitian Epidemiologi-2

1. Tidak tahu [ ]2. Anak jangan diberi ASI [ ]3. Menjaga kebersihan tangan, makanan dan minuman [ ]

12) Bila bayi anda menderita diare, apakah ASlnya masih boleh diteruskan?1. Tidak [ ]2. Ya [ ]

13) Menurut anda, bagaimana cara mcncuci peralalan makanan yang benar?1. Tidak tahu [ ]2. Dengan air dicelupkan ke ember [ ]3. Dengan air bersih dari sabun [ ]

Text Box: ASPEK TATALAKSANA

14) Menurut anda, apa tindakan yang dilakukan petugas kesehatan di Puskesmas/Klinik terhadap diare?1. Diberi oralit [ ]2. Diberi obat tambahan [ ]3. Di infuse [ ]4. Pertolongan lambat [ ]5. Dipersulit / tidak ditangani [ ]

15) Setelah diberi obat dari Puskesmas, apakah obat tersebut diberikan sesuai instruksi dokter?1. Ya, diberikan [ ]2. Kadang-kadangjika ingat [ ]3. Disimpan untuk persediaan [ ]

***** Terima Kasih Atas Kerjasama Anda Dalam Mengisi Kuesioner Ini

Dengan Lengkap dan Jujur *****

20