Penegakan Diagnosis

download Penegakan Diagnosis

of 10

description

cara menegakkan diagnosis

Transcript of Penegakan Diagnosis

I. PENEGAKAN DIAGNOSISA. Pemeriksaan Subjektif (Anamnesis)Anamnesis merupakan percakapan professional antara dokter dengan pasien untuk mendapatkan data/riwayat penyakit yang dikeluhkan pasien.Informasi tentang riwayat pasien dibagi menjadi 3 bagian : riwayat sosial, dental, dan medis. Riwayat ini memberikan informasi yang berguna merupakan dasardari rencana perawatan.

Riwayat dan Catatan MedisGuna: menghindari informasi yang tidak relevan dan untuk mencegah kesalahan kelalaian dalam uji klinis, klinisi harus melakukan pemeriksaan rutin.Rangkaian pemeriksaan harus dicatat pada kartu pasien dan harus dijadikan sebagaipetunjuk untuk melakukan kebiasaan diagnostik yang tepat.Pertanyaan-pertanyaan yang menyangkut keluhan utama pasien, riwayat medis yang lalu, dan riwayat kesehatan gigi yang lalu diperiksa. Bila diperlukan lebihbanyak informasi, pertanyaan-pertanyaan selanjutnya harus ditujukan kepada pasiendan harus dicatat secara hati-hati.

Gejala-gejala SubjektifDaftar isian medis yang lengkap yang berisi riwayat medis dan kesehatan gigipasien terdiri dari gejala-gejala subjektif. Termasuk di dalam kategori ini adalahalasan pasien menjumpai dokter gigi, atau keluhan utama. Umumnya, suatu keluhan utama berhubungan dengan rasa sakit, pembengkakan, tidak berfungsi/estetik.Mungkin juga hanya karena ada sesuatu pada rontgen, yang dikeluhkan pasien.Apapun alasannya, keluhan utama pasien merupakan permulaan yang terbaik untukmendapatkan suatu diagnosis yang tepat.Keluhan utama yang paling sering melibatkan perawatan adalah rasa sakit.Pengajuan pertanyaan-pertanyaan yang bijaksana mengenai rasa sakitnya dapatmenolong seorang ahli diagnostik menghasilkan suatu diagnosis sementara dengancepat. Pasien harus ditanya tentang macam rasa sakit, lokasinya, lamanya, apa yangmenyebabkannya, apa yang meringankannya, dan pernah atau tidak melibatkan tempat lain.

Garis besar pencatatan riwayatRiwayat Sosial: Nama (termasuk nama singkat atau nama kecil alamat sekolah, saudara laki-laki dan perempuan). Dokter gigi harus memanggil dengan nama yang disukainya. Binatang peliharaan. Kegiatan yang disukai di rumah dan disekolah. Pertanyaan sederhana tentang rumah dan sekolah adalah cara umumberkomunikasi dengan anak. Selain itu, jawabannya dapat menggali lebih jauh minat dan lingkungan rumah anak.

Riwayat gigi: Keluhan: apakah pasien datang dengan keluhan tertentu? Jika tidak, apa alasan kedatangannya? Misalnya: pemeriksaan rutin dianjurkan setelahpemeriksaan gigi di sekolah. Penting mengetahui alasan kedatanganpasien.Riwayat keluhan jika ada: jika keluhan sakit gigi, cari keterangan berikut :lokasi, rasa sakit, kapan mulai? apakah terputus-putus atau terus-menerus?jika terputus-putus berapa lama berlangsungnya? apakah ditimbulkanrangsang panas, dingin atau manis atau sewaktu makan? apakah rasa sakitmenyebabkan anak terbangun di waktu malam? apakah rasa berkurang/hilangdengan analgesia? gejala-gejala sakit member indikasi macam kelainanpulpa, misalnya rasa sakit yang terputus dengan jangka waktu pendek yangdisebabkan panas dingin atau manis; hiperemi pulpa; rasa sakit spontan, berat,membuat tidak bisa tidur; pulpitis akut; abses. Sayangnya, gejala yangdigambarkan anak atau orang tua samar dan kurang mempunyai nilai diagnostik.Riwayat kesehatan gigi yang lalu: apakah perawatan gigi yang lalu dilakukanteratur atau tidak? apakah pernah diberikan perawatan gigi di lain tempat ?jika ya, mengapa orang tua mengganti dok ter gigi? apakah anak pernahmengalami sesuatu dengan perawatan giginya? jika ya, perawatan apakah? Misalnya, penambalan, pencabutan, analgesia ocal dan anastesi umum?

Riwayat medis :Penyakit jantung congenital, demam rematik, kelainan darah, penyakit saluran pernapasan, asma, hepatitis, penyakit gastrointestinal, penyakit ginjal atau saluran kencing, penyakit tulang atau sendi, penyakit diabetes, penyakit kulit, kelainan congenital, alergi, pengobatan belakangan atau yang sedang dilakukan, operasi sebelumnya atau penyakit serius, kelainan subnormal mental, epilepsy, riwayat penyakit serius dalam keluarga.

B. PEMERIKSAAN OBJEKTIF (PEMERIKSAAN KLINIS)Pemeriksaan Ekstra-oralSetiap kelainan ektraoral yang nampak yang dicatat selama pencatatan riwayatdapat diperiksa lebih lanjut. Penampilan umum-besar dan berat, cara berjalan, corakkulit, mata, bibir, simetri wajah, dan kelenjar limfe.Pemeriksaan Intra-oralDiharapkan agar kecemasan yang dirasakan pada kedatangannya dapat dikurangi atau dihilangkan selama periode pencatatan riwayat. Kemudian, anakharus duduk dengan tenang pada kursi perawatan.

Pemeriksaan awal yang dilakukan pada keadaan seperti ini tidak perlu mendetail. Jika digunakan sonde harus diingat bahwa terlihatnya alat yang tajam atau runcing dapat menyebabkan kecemasan dan kecerobohan dalam mempergunakan alattersebut dapat menyebabkan timbulnya rasa sakit. Jaringan lunak: mukosa pipi, bibir, lidah, tonsil, palatum lunak, palatum kerasdan gingivalGigi: kebersihan mulut, keadaan gigi-gigi, posisi gigi-gigi-crowding, spasing,drifting, oklusi.

Gejala ObjektifGejala objektif ditentukan oleh pengujian dan observasi yang dilakukan oleh seorang klinisi. Pengujian-pengujian tersebut adalah sebagai berikut:1. Pemeriksaan visual dan taktilUji klinis yang paling sederhana adalah pemeriksaan berdasarkan penglihatan.Hal ini terlalu sering hanya dilakukan sambil lalu selama pemeriksaan, dansebagai hasilnya, banyak informasi penting hilang. suatu pemeriksaan visual dan taktil jaringan keras dan lunak yang cermat mengandalkan pada pemeriksaan three Cs:color, contour,dan consistency (warna, kontur dan konsistensi). Padajaringan lunak, seperti gusi, penyimpangan dari warna merah muda sehat dapatdengan mudah dikenal bila terdapat inflamasi. Suatu perubahan kontur yangtimbul dengan pembengkakan, dan konsistensi jaringan yang lunak, fluktuan, atauseperti bunga karang yang berbeda dengan jaringan normal, sehat dan kuat adalahindikatif dari keadaan patologik.

2. PerkusiUji ini memungkinkan seseorang mengevaluasi status periodonsium sekitar suatugigi. Gigi diberi pukulan cepat dan tidak keras, mula-mula dengan jari denganintensitas rendah, kemudian intensitas ditingkatkan dengan menggunakan tangkaisuatu instrumen, untuk menentukan apakah gigi merasa sakit. Suatu responsensitif yang berbeda dari gigi disebelahnya, biasanya menunjukkan adanyaperisementitis (periodontitis). Walaupun perkusi adalah suatu cara sederhana menguji, tetapi dapat menyesatkan bila digunakan sebagai alat tunggal. Untukmenghilangkan bias pada pihak pasien, harus diubah rentetan gigi yang diperkusipada tes yang berturut-turut. Sering juga, arah pukulan harus diubah daripermukaan vertikal-oklusal ke permukaan bukal atau lingual mahkota danmasing-masing tonjol dipukul dengan urutan berbeda. Akhirnya, sambil mengajukan pertanyaan pada pasien mengenai rasa sakit gigi tertentu, klinisi akanmemperoleh suatu respon yang lebih benar, bila pada waktu yang samadiperhatikan gerakan badan pasien, reflex respon rasa sakit, atau bahkan suaturespon yang tidak diucapkan. Jangan melakukan perkusi gigi sensitif melebihitoleransi pasien. Masalah ini dapat dihindari dengan melakukan tekanan ringanpada beberapa gigi sebelum melakukan perkusi.

Tes perkusi.Sumber : Pathway of the Pulp. 6th ed.

3. PalpasiTes sederhana ini dilakukan dengan ujung jari menggunakan tekanan ringan untuk memeriksa konsistensi jaringan dan respon rasa sakit. Meskipun sederhana, tetapi merupakan suatu tes yang penting. Nilainya terletak dalam menemukanpembengkakan yang meliputi gigi yang terlibat dan menentukan hal-hal berikut: (1) apakah jaringan fluktuan dan cukup membesar untuk insisi dan drainase; (2) adanya, intensitas dan lokasi rasa sakit; (3) adanya dan lokasi adenopati dan (4) adanya krepitus tulang.Bila palpasi digunakan untuk menentukan adenopati sebaiknya berhati-hati bilamelakukan palpasi nodus limfa pada infeksi akut, untuk menghindarikemungkinan penyebaran infeksi melalui pembuluh limfatik. Bila gigi-gigiposterior terinfeksi, maka secara diagnostik nodus limfa submaksiler turutterlibat. Infeksi pada gigi-gigi anterior bawah kemungkinan menyebabkanpembengkakan nodus limfa submental. Bila infeksi terbatas pada pulpa dan tidakberlanjut pada periodonsium, palpasi tidak merupakan saran diagnostik. Palpasi,perkusi, mobilitas, dan depresibilitas adalah lebih untuk menguji periodontium daripada pulpa.

Tes palpasi.Sumber : Pathway of the Pulp. 6th ed.

4. Mobilitas-DepresibilitasTes mobilitas digunakan untuk mengevaluasi integritas apparatus pengikat disekeliling gigi. Tes ini terdiri dari menggerakkan suatu gigi ke arah lateral dalamsoketnya dengan menggunakan jari atau, lebih diutamakan, menggunakan tangkaidua instrument. Tujuan tes ini adalah untuk menentukan apakah gigi terikat kuatatau longgar pada alveolusnya. Jumlah gerakan menunjukkan kondisiperiodonsium; makin besar gerakannya, makin jelek status periodontalnya.Demikian pula, tes untuk depresibilitas adalah dengan menggerakkan gigi ke arahvertikal dalam soketnya. Tes ini dapat dilakukan dengan jari atau instrumen. Biladijumpai depresibilitas, kemungkinan untuk mempertahankan gigi berkisar antarajelek dan tidak ada harapan.Satu klasifikasi mobilitas menetapkan mobilitas derajat pertama sebagai gerakangigi yang nyata dalam soketnya; mobilitas derajat kedua adalah gerakan gigidalam jarak 1 mm, dan mobilitas derajat ketiga adalah gerakan lebih besardaripada 1 mm atau bila gigi dapat ditekan.Gambar 4. Tes mobilitas.Sumber : Pathway of the Pulp. 6Th ed.

Dengan demikian, baru bayangan hitam-putih berdimensi-dua yang diproses padafilm ini mempunyai arti.

Uji listrik pulpaMengetes pulpa dengan listrik lebih cermat daripada beberapa tes yang digunakanuntuk menentukan vitalitas pulpa. Meskipun vitalitas pulpa tergantung padasirkulasi darah intrapulpa, tidak pernah ditemukan tes klinis yang praktis untukmenguji sirkulasi. Tester listrik bila digunakan untuk menguji vitalitas pulpa,malahan menggunakan stimulasi saraf. Tujuannya adalah untuk merangsangrespon pulpa dengan mengenakan arus listrik yang makin meningkat pada gigi.Suatu respon positif merupakan suatu indikasi vitalitas dan membantu dalammenentukan normalitas atau abnormalitas pulpa tersebut. Tidak adanya responterhadap stimulus listrik dapat merupakan indikasi adanya nekrosis pulpa.Gambar 5. Tes elektrik.Sumber : Pathway of the Pulp. 6th ed.

Uji termalTes ini meliputi aplikasi dingin dan panas pada gigi, untuk menentukansensitivitas terhadap perubahan termal. Meskipun keduanya merupakan tessensitivitas, tetapi tidak sama dan digunakan untuk alasan diagnosis yangberbeda. Suatu respon terhadap dingin menunjukkan pulpa vital, tanpamemperhatikan apakah pulpa itu normal atau abnormal. Suatu respon abnormalterhadap panas biasanya menunjukkan adanya gangguan pulpa atau periapikalyang memerlukan perawatan endodontik.

Tes panas. Tes panas dapat dilakukan dengan cara yang berbeda-beda yangmenghasilkan derajat temperatur yang berbeda. Daerah yang akan dites diisolasidan dikeringkan, kemudian udara hangat dikenakan pada permukaan gigi yangterbuka dan respon pasien dicatat. Bila diperlukan temperatur yang lebih tinggiuntuk mendapatkan suatu respon, harus digunakan air panas, burnisher panas,guta-percha panas atau kompoun panas atau sembarang instrument yang dapatmenghantarkan temperatur yang terkontrol pada gigi. Bila menggunakan bendapadat, seperti guta-perca panas, panas tersebut dikenakan pada bagian sepertigaoklusobukal mahkota terbuka. Bila tidak timbul respon, bahan dapat dipindahkanke bagian sentral mahkota atau lebih dekat dengan serviks gigi. Bila timbul suaturespon, benda panas harus segera diambil. Harus dijaga untuk tidak menggunakanpanas yang berlebihan atau memperpanjang aplikasi panas pada gigi.

Tes dingin. Aplikasi dingin dapat dilakukan dengan berbagai cara yang berbeda.Suatu cucuran udara dingin dapat dikenakan langsung pada mahkota gigi yangsebelumnya dikeringkan dan juga pada tepi gusi. Bila tidak timbul respon, gigidapat diisolasi dengan isolasi karet dan disemprot dengan etil klorida yang begitucepat menguap sehingga mengabsorpsi panas dan dengan demikian mendinginkangigi. Suatu cara yang lebih umum adalah meletakkan kapas yang dibasahi denganetil klorida pada gig yang dites. Meskipun temperaturnya tidak sedingin sepertibila digunakan semprotan etil klorida, umumnya cukup dingin untukmendapatkan suatu respon yang absah. Uji anestesiTes ini terbatas bagi pasien yang sedang merasa sakit pada waktu dites, bila tesyang biasanya digunakan gagal untuk memungkinkan seseorang mengidentifikasigigi. Tujuannya adalah untuk menganestesi gigi tunggal berturut-turut sampairasa sakitnya hilang dan terbatas pada gigi tertentu.Caranya sebagai berikut : menggunakan injeksi infiltrasi atau intraligamen,lakukan injeksi pada gigi yang paling belakang pada daerah yang dicurigaisebagai penyebab rasa sakit. Bila rasa sakitnya tetap ada setelah gigi dianestesipenuh, lakukan anestesi gigi disebelah mesialnya, dan lanjutkan melakukandemikian sampai sakitnya hilang. bila sumber rasa sakit tidak dapat ditentukan,baik pada gigi rahang atas dan rahang bawah, harus diberikan suatu injeksialveolar inferior (blok mandibular). Hilangnya rasa sakit tentu saja menunjukkanketerlibatan gigi mandibular, dan lokalisasi gigi yang khusus dilakukan denganinjeksi intraligamen, bila anestesi sudah habis efeknya. Tes ini jelas merupakansuatu usaha terakhir dan mempunyai suatu keuntungan dibandingkan teskavitas karena selama tes kavitas dapat terjadi kerusakan iatrogenic.9)Uji kavitasTes ini memungkinkan seseorang menentukan vitalitas pulpa. Tes ini dilakukanbila cara diagnosis lain gagal. Tes kavitas dilakukan dengan cara mengeburmelalui pertemuan email dentin gigi tanpa anestesi. Pengeburan harus dilakukanGambar 6. Tes anestesi dengan injeksi intraligamen.Sumber : Pathway of the Pulp. 6th ed.

dengan kecepatan rendah dan tanpa air pendingin. Sensitivitas atau nyeri yangdirasakan oleh pasien yang merupakan suatu petunjuk vitalitas pulpa; tidakdiindikasikan untuk perawatan endodontik. Semen sedatif kemudian diletakkan didalam kavitas dan pencarian sumber rasa sakit diteruskan. Bila tidak dirasakansakit, preparasi kavitas boleh dilanjutkan sampai kamar pulpa dicapai. Bilaseluruh pulpa nekrotik, perawatan endodontik dapat dilanjutkan tanpa rasa sakitdan dalam kebanyakan kasus tanpa anestesi.

RadiografiRadiografi adalah salah satu alat klinis paling penting untuk membuat diagnosis.Alat ini memungkinkan pemeriksaan visual struktur mulut yang tidak mungkindapat dilihat dengan mata telanjang. Tanpa alat ini tidak mungkin dilakukandiagnosis, seleksi kasus, perawatan, dan evaluasi penyembuhan luka. Praktikkedokteran gigi tidak mungkin dilakukan tanpa radiograf.Untuk dapat menggunakan radiograf dengan tepat, seorang klinisi harusmempunyai pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk dapatmemberikan interpretasi secara tepat. Diperlukan suatu pengertian seksamatentang anatomi normal dan anomalinya yang mendasarinya dan perubahan yangdapat timbul yang disebabkan oleh ketuaan, trauma, penyakit dan penyembuhan.