Pendahuluan · Web viewPerhitungan akumulasi biaya berdasarkan pesanan (job order costing) adalah...
Transcript of Pendahuluan · Web viewPerhitungan akumulasi biaya berdasarkan pesanan (job order costing) adalah...
MODUL PERKULIAHAN
Akuntansi BiayaSistem Perhitungan Biaya Berdasarkan Pesanan (Job Order Costing)
Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh
Ekonomi dan Bisnis Akuntansi 04 84031 Yulis Diana Alfia, SE., MSA., Ak., CPAI
Abstract KompetensiPerhitungan biaya berdasarkan pesanan digunakan untuk menelusuri beberapa biaya secara langsung ke setiap segmen output. Segmen output diidentifikasi sebagai pesanan. Rincian biaya pesanan dikumpulkan dalam kartu pesanan yang berfungsi sebagai buku pembantu barang dalam proses. Biaya-biaya tidak langsung dibebankan dalam overhead pabrik dengan dasar tarif yang ditentukan sebelumnya.
Mahasiswa dapat memahami karakteristik akumulasi biaya berdasarkan pesanan, dan mampu melakukan pengukuran biaya-biaya persediaan barang dengan menggunakan metode akumulasi biaya berdasarkan pesanan (job order costing). .
PendahuluanPerhitungan akumulasi biaya berdasarkan pesanan (job order costing) adalah salah satu metode yang
digunakan dalam pengumpulan harga pokok suatu produk (barang), di mana sistem akuntansi menelusuri
biaya pada unit individual dan dikumpulkan untuk setiap pesanan atau kontrak dan dapat dipisah sesuai
identitasnya (spesifik). Akumulasi biaya pesanan ini dapat diterapkan pada perusahaan yang menggunakan
proses produksi secara terputus-putus. Yang dimaksud dengan produksi terputus-putus (intermitten
production) adalah suatu proses produksi di mana dalam proses produksinya seringkali terhenti guna
mengubah peralatan yang digunakan, dan penyesuaian secara terus menerus sesuai tuntutan produk yang
dihasilkan.
Perhitungan biaya berdasarkan pesanan dapat diterapkan untuk perusahaan manufaktur, pekerjaan
konstruksi, industri percetakan, jasa pelayanan hukum, kantor jasa akuntan, jasa arsitek, dan perusahaan-
perusahaan jasa lainnya.
Karakteristik Biaya Berdasarkan PesananBerikut akan dijabarkan beberapa karakterstik job order costing, di antaranya adalah:
1. Sifat proses poduksi yang dilakukan bersifat terputus-putus, tergantung pada pemesanan.
2. Spesifikasi dan bentuk produk tergantung pemesanan.
3. Pencatatan biaya produksi masing-masing pesanan dilakukan terperinci pada kartu biaya pesanan
untuk masing-masing pesanan.
4. Total kalkulasi biaya produksi untuk setiap elemen biaya dlakukan setelah pesanan selesai.
5. Biaya per unit sama dengan total biaya produksi yang terdiri dari bahan baku langsung, tenaga kerja
langsung, dan overhead dibebankan dibagi dengan total unit dipesan.
6. Akumulasi Biaya umumnya menggunakan biaya normal.
7. Produk yang sudah selesai dapat disimpan di gudang atau langsung dikirim ke pelanggan.
Manfaat Perhitungan Biaya PesananPenentuan biaya pesanan sangat bermanfaat untuk penetapan harga jual dan pengendalian biaya.
Umumnya calon pelanggan selalu meminta estimasi biaya terlebih dahulu sebelum mereka memesan, dan
seringkali dalam melakukan pemesanan atau pemberian order pekerjaan, mereka membandingkan harganya
dengan pesaing. Oleh sebab itu perusahaan harus dapat mengestimasi biaya secara akurat supaya bisa
bersaing dengan perusahaan lain dan menghasilkan laba yang optimal.
Akumulasi Biaya Berdasarkan Pesanan201
6 2 Akuntansi BiayaPusat Bahan Ajar dan eLearning
Yulis Diana Alfia,SE., MSA., Ak., CPAI http://www.mercubuana.ac.id
Terdapat beberapa hal penting yang perlu diperhatikan dalam perhitungan (akumulasi) biaya berdasarkan
pesanan, yaitu: perhitungan biaya normal dan kartu pesanan.
Perhitungan Biaya Normal
Dalam sistem akuntansi, bahan baku langsung (BBL) dan tenaga kerja langsung (TKL) dibebankan pada
objek biaya produk berdasarkan biaya aktual, sedangkan biaya overhead pabrik (OHP) dibebankan
berdasarkan tarif yang ditentukan di muka.
Tarif ditentukan di muka adalah suatu jumlah yang diperoleh dengan membagi total biaya overhead pabrik
untuk periode mendatang dengan total dasar alokasi biaya overhead pabrik yang diestimasi untuk periode
mendatang. Tarif biaya overhead pabrik yang ditentukan di muka akan menormalkan penerapan overhead
pabrik ke pesanan, karena itu biaya produk yang dihasilkan disebut biaya normal dan metode akuntansinya
disebut dengan perhitungan biaya normal.
Kartu Pesanan dan Bagian-Bagiannya
Untuk menentukan biaya berdasarkan pesanan secara teliti dan akurat, setiap pesanan harus dapat
diidentifkasi secara terpisah dan terlihat secara terperinci dalam kartu biaya pesanan (job cost sheet) untuk
masing-masing pesanan. Kartu biaya pesanan dapat berupa kertas (hard copy) atau elektronik (soft copy).
Meskipun banyak pesanan dapat dikerjakan secara simultan, setiap kartu biaya pesanan mengumpulkan
rincian untuk satu pesanan secara individual. File atau kartu biaya pesanan yang belum pengerjaan
pesanannya dapat berfungsi sebagai buku besar tambahan untuk persediaan produk dalam proses.
Berikut ini akan diilustrasikan kartu pesanan, yaitu sebagai modul untuk mengidentifkasi kebutuhan estimasi
perhitungan (akumulasi) biaya pesanan. Bagian-bagian kartu pesanan dijelaskan dan dijabarkan sebagai
berikut:
1. Identitas Pesanan. Bagian ini memuat identitas pemesan, produk yang dipesan, spesifikasi, serta
jumlah unit yang dipesan. Selain itu dilakukan pula identifikasi kapan barang dipesan, berapa lama
pengerjaan (waktu penyelesaian) dan kapan produk diminta oleh pemesan (pelanggan).
2. Perhitungan biaya pesanan. Bagian ini memuat rincian kebutuhan biaya manufaktur, yaitu: permintaan
BBL, kebutuhan TKL, dan estimasi OHP yang dibebankan) untuk memproses kebutuhan dan
pembebanan biaya pada pesanan sesuai dengan identifikasi individual pesanannya.
3. Akumulasi Biaya, pada bagian ini dilakukan berapa kebutuhan total biaya-biaya manufakturnya. Hal ini
ditujukan untuk memudahkan penghitungan harga jual.
4. Perhitungan harga jual dan penentuan laba. Setelah identifikasi dan dilakukan perhitungan akumulasi
biayanya, dilakukan penentuan laba yang diinginkan sesuai dengan target harga jualnya. Aspek harga
tidak hanya memperhitungkan total biaya-biaya, baik biaya manufaktur dan beban periodik, seperti
beban adminstrasi dan pemasaran, namun juga aspek eksternal seperti persaingan harga - permintaan
2016 3 Akuntansi Biaya
Pusat Bahan Ajar dan eLearningYulis Diana Alfia,SE., MSA., Ak., CPAI http://www.mercubuana.ac.id
dan penawaran, maka perhitungan individual ini akan memudahkan pelanggan untuk memastikan dan
membuat pertimbangan harga.
Dengan demikian akumulasi biaya berdasarkan pesanan dapat dlakukan secara lebih efektif dalam
melakukan perhitungan biaya-biaya dan lebih mudah dalam mengestimasi laba dan menentukan harga
jual. Selain itu, dengan menggunakan kartu biaya pesanan yang mengikhtisarkan biaya produksi,
menunjukkan beban-beban periodiknya seperti beban pemasaran dan admnistrasi serta laba, akan
memudahkan manajemen untuk membandingkan estimasi biaya dalam kartu pesanan dengan biaya
aktual.
Penentuan Biaya Berdasarkan Pesanan
Penentuan Biaya berdasarkan pesanan mengakumulasi biaya bahan baku langsung (BBL), tenaga kerja
langsung (TKL), dan biaya overhead pabrik (OHP) ke dalam masing-masing pemesanan. Tiga elemen biaya
ini saling berhubungan dalam penentuan biaya berdasarkan pesanan, yaitu:
2016 4 Akuntansi Biaya
Pusat Bahan Ajar dan eLearningYulis Diana Alfia,SE., MSA., Ak., CPAI http://www.mercubuana.ac.id
Perhitungan harga jual dan penentuan laba
Akumulasi Biaya
Estimasi OHP
Kebutuhan TKL
Permintaan BBL
Perhitungan
Biaya
Pesanan
Identitas Pesanan
Kartu Biaya Pesanan untuk Pabrik yang Tidak Terdepartementalisasi
1. Akuntansi Bahan Baku memelihara persediaan bahan baku, membebankan bahan baku langsung
pada pesanan, dan bahan baku tidak langsung (BBTL) pada akun biaya overhead pabrik.
2. Akuntansi biaya tenaga kerja, memelihara akun-akun yang berhubungan dengan beban gaji,
membebankan biaya tenaga kerja langsung (TKL) ke pesanan dan membebankan tenaga kerja tidak
langsung ke akun biaya overhead.
3. Akuntansi overhead pabrik mengakumulasi biaya-biaya overhead pabrik, memelihara catatan terinci
dari overhead pabrik yang telah dikeluarkan, dan membebankan sebagian dari biaya overhead ke
setiap pesanan.
Jurnal Perhitungan Biaya PesananPerhitungan biaya berdasarkan pesanan melibatkan hanya delapan bentuk ayat jurnal akuntansi untuk setiap
elemen biaya. Jurnal-jurnal tersebut antara lain:
1. Pembelian Bahan Baku
2. Pengakuan biaya tenaga kerja pabrik
3. Pengakuan biaya overhead pabrik
4. Penggunaan Bahan Baku
5. Distribusi beban gaji tenaga kerja
6. Pembebanan estimasi biaya OHP
7. Penyelesaian pesanan
8. Penjualan Produk
Berikut digambarkan skema pengalokasian biaya berdasarkan pesanan, pembebanan, dan cara
pengalokasiannya pada masing-masing pesanan.
2016 5 Akuntansi Biaya
Pusat Bahan Ajar dan eLearningYulis Diana Alfia,SE., MSA., Ak., CPAI http://www.mercubuana.ac.id
Normal Costing
PenjualanProduk
PenyelesaianPesanan
Akuntansi untuk Biaya Bahan Baku
Akun persediaan bahan baku pada buku besar untuk perlengkapan, bahan baku langsung, dan bahan baku
tidak langsung bisa saja terpisah. Namun, praktik yang umum digunakan adalah menggunakan satu akun
buku besar yang berjudul Bahan Baku. Terdapat dua tahapan dalam pencatatan bahan baku, yaitu pada saat
pengadaan bahan baku melalui pembeliaan bahan baku, baik yang dilakukan secara tunai atau kredit dan
penggunaan bahan baku yang masuk dalam proses produksi. Prosedur yang digunakan dalam pembelian dan
penggunaan bahan baku pada umumnya berbeda pada satu perusahaan dan perusahaan lainnya.
Pembelian Bahan Baku. Biasanya sebelum tanggal produksi, bagian yang bertanggung jawab pada skedul
produksi akan melakukan permintaan pada bagian pengadaan/pembelian bahan baku dengan menggunakan
formulir permintaan pembelian mengenai bahan baku yang dibutuhkan. Kemudian, bagian pembelian
mengeluarkan order pembelian yang ditujukan ke pemasok. Baru kemudian bagian akunting akan melakukan
proses pencatatan dari transaksi tersebut. Akuntansi biaya untuk pembelian bahan baku adalah sama dengan
akuntansi untuk bahan baku menggunakan sistem persediaan perpetual. Saat bahan baku diterima, akun
bahan baku akan didebit, dan hal ini berbeda dengan sistem persediaan periodik, yang didebit adalah akun
pembelian. Ayat jurnal untuk melakukan pencatatan atas penerimaan pembelian bahan baku adalah sebagai
berikut:
Bahan Baku 25.000
Utang Usaha/Kas 25.000
Kuantitas dan harga per unit dari setiap pembelian dicatat dalam kartu catatan bahan baku. Satu kartu
digunakan untuk setiap jenis bahan baku. Kartu-kartu tersebut berfungsi sebagai catatan persediaan perpetual
dan merupakan buku pembantu yang mendukung akun bahan baku.
Penggunaan Bahan Baku. Prosedur penggunaan bahan baku untuk suatu pesanan dikeluarkan ke pabrik
berdasarkan bukti permintaan bahan baku (materials requisitions). Dokumen ini dibuat oleh petugas yang
bertanggung jawab pada skedul produksi yang berisi spesifikasi mengenai nomor pesanan, tipe, serta jumlah
bahan baku yang diperlukan. Copy dari setiap bukti permintaan bahan baku dikirimkan ke bagian gudang
yang melakukan penyimpanan atas bahan baku terkait. Kuantitas dan biaya dari setiap item dicatat dalam
bukti permintaan dan diposting ke kartu catatan bahan baku.
Aliran bahan baku langsung dari gudang ke pabrik dipertanggungjawabkan sebagai transfer biaya dari Bahan
Baku Langsung (BBL) ke Barang dalam Proses (BDP). Seringkali hal ini dilakukan dalam bentuk ikhtisar di
akhir suatu bulan atau periode. Total Bahan Baku Langsung yang diminta biasanya langsung dikredit atas
Barang dalam Proses atau dalam bentuk rincian untuk memudahkan kontrol dan perbandingan atas
pemakaian bahan baku langsung pada setiap pesanan atau bahkan jenis produk yang dihasilkan. Ayat
jurnalnya adalah sebagai berikut:
Barang dalam Proses 31.000
Bahan Baku 31.000201
6 6 Akuntansi BiayaPusat Bahan Ajar dan eLearning
Yulis Diana Alfia,SE., MSA., Ak., CPAI http://www.mercubuana.ac.id
atau dalam rincian, dapat dilihat penjurnalannya sebagai berikut:
Barang dalam Proses 31.000
Bahan Baku - Pesanan 5574 2.510
Bahan Baku - Pesanan 5575 24.070
Bahan Baku - Pesanan 5576 4.420
Satu salinan dokumen permintaan bahan baku akan dikirimkan ke departemen biaya, di mana semua salinan
bukti permintaan bahan baku diurutkan berdasarkan nomor pesanan. Dengan prosedur yang demikian, maka
kuantitas dan biaya bahan baku dapat dialokasikan dan diakumulasikan secara tepat waktu, meskipun ayat
jurnalnya tidak dibuat sesering itu. Jika terdapat bahan baku untuk suatu pesanan dikembalikan ke dalam
gudang karena tidak terpakai, maka akun bahan baku akan didebit pada akun barang dalam proses.
Prosedur-prosedur di atas juga berlaku untuk penggunaan perlengkapan dan bahan baku tidak langsung. Ayat
jurnal yang digunakan adalah sebagai berikut:
Pengendali Overhead 6.000
Bahan Baku 6,000
Jika perlengkapan tidak digunakan di pabrik, perlengkapan yang dipakai akan dibebankan pada beban
pemasaran dan administrasi. Sama halnya dengan BBTL, perlengkapan dibebankan pada pengendali
overhead jika digunakan pada proses manufakturing. Hubungan antar akun dalam penanganan ahan baku
dapat dilihat dalam tabel berikut.
Akuntansi untuk Biaya Tenaga Kerja
Prosedur pencatatan biaya tenaga kerja yaitu dengan melakukan identifikasi biaya TKL dan TKTL melalui
kartu jam kerja karyawan. Setiap kartu jam kerja karyawan merupakan dokumen yang digunakan oleh
seorang pekerja untuk suatu pesanan tertentu – yang menunjukkan pemakaian jam kerja TKL, dan untuk
tugas-tugas lain – yang menunjukkan pemakaian jam TKTL. Tenaga kerja yang tidak digunakan dalam proses
produksi dibebankan ke akun beban administrasi atau beban pemasaran. Kartu jam kerja biasanya dihitung
secara periodik, dan jumlah jam kerja setiap karyawan dicocokkan dengan jumlah jam kerja menurut kartu
absen.
2016 7 Akuntansi Biaya
Pusat Bahan Ajar dan eLearningYulis Diana Alfia,SE., MSA., Ak., CPAI http://www.mercubuana.ac.id
xx xxxx xx xx
xx
Utang UsahaPersediaan Bahan Baku
Barang dalam Proses
Pengendali Overhead
PesananNo. 5576
Biaya Tenaga Kerja yang Terjadi. Untuk pembebanan biaya gaji, pada akhir bulan keseluruhan beban gaji
akan dikreditkan ke akun beban gaji yang masih harus dibayar, yaitu keseluruhan total beban gaji yang
terutang untuk bulan yang telah berjalan, dimana biaya tenaga kerja diakumulasikan sementara sampai
didistribusikan ke akun-akun biaya. Secara umum beban gaji dicatat secara akrual pada akhir bulan sebelum
gaji dibayarkan dan didistribusikan pada awal bulan depannya. Ayat jurnal umumnya adalah:
Beban Gaji 31.000
Beban Gaji yang Masih Harus Dibayar 31.000
Pada awal bulan ketika biaya gaji dibayarkan, ayat jurnalnya adalah:
Beban Gaji yang Masih Harus Dibayar 31.000
Kas 31.000
Biaya Tenaga Kerja yang Didistribusikan. Kebanyakan perusahaan mendstribusikan biaya tenaga kerjanya
secara bulanan, di mana kartu jam kerja karyawan diurutkan berdasarkan pesanan, datanya dimasukkan ke
dalam kartu biaya pesanan dan dicatat dalam jurnal umum dalam bentuk ikhtisar. Ayat jurnal umum yang
digunakan untuk mencatat distribusi biaya tenaga kerja adalah sebagai berikut:
Barang dalam Proses 27.000
Beban Gaji 27.000
(Jurnal untuk distribusi gaji tenaga kerja langsung)
Pengendali Overhead 4.000
Beban Gaji 4.000
(Jurnal untuk distribusi gaji tenaga kerja tidak langsung)
Jurnal-jurnal tersebut menyebabkan saldo beban gaji menjadi nol dengan membebankan tenaga kerja
langsung dan tidak langsung ke akun yang sesuai. Akuntansi untuk tenaga kerja diikhtisarkan dalam gambar
berikut.
Akuntansi untuk Biaya Overhead Pabrik
2016 8 Akuntansi Biaya
Pusat Bahan Ajar dan eLearningYulis Diana Alfia,SE., MSA., Ak., CPAI http://www.mercubuana.ac.id
xx xx
xx xx xx
xx
Barang dalam Proses
Pengendali Overhead
Beban Gaji yang Masih Harus Dibayar Beban Gaji
Pesanan No. 5576
Berbeda dengan BBL dan TKL yang dapat diidentifikasi secara langsung ke setiap pesanan, biaya-biaya ini
dapat diukur secara lebih akurat. BBL dan TKL dapat dibebankan pada saat kejadian dan pada nilai
aktualnya. Sedangkan biaya-biaya OHP lebih sulit dan membutuhkan perhitungan yang lebih rumit dalam
melakukan pembebannya pada setiap pesanan. Biaya-biaya OHP seperti BBTL dan TKTL – sebagaimana
penjelasan di atas – dapat dialokasikan secara langsung dengan mendebet akun pengendali overhead,
demikian pula beban penyusutan gedung dan asuransi dibayar di muka. Beban penyusutan pabrik atau
peralatan mesin dan asuransi dibayar di muka memiliki karakteristik biaya yang bersifat tetap, sehingga
alokasi biayanya dapat ditaksir secara lebih akurat dalam tiap periodenya.
Beban-beban OHP lain di mana keterjadian biayanya terkadang bersifat insidental, dengan alokasi biaya yang
kadang tidak terduga – seperti terjadinya barang rusak yang pembebanannya dilakukan pada akun ini, maka
diperlukan pendekatan dengan melakukan pembebanan OHP dengan estimasi yang ditentukan di muka
(Pedetermined Overhead Rate). Hal ini memiliki tujuan untuk dapat mengalokasikan biaya OHP secara lebih
tepat waktu, memudahkan penentuan harga dan mencegah terjadinya fluktuasi harga ketika muncul biaya-
biaya overhead yang sifatnya insidental atas waktu dan sifat biayanya biasanya tidak hanya bersifat tetap atau
variabel dan bahkan campuran. Perlu diingat bahwa bahwa OHP adalah semua biaya2 yang tidak dapat
ditelusuri secara langsung pada produk namun terlibat langsung dalam proses produksi, sehingga
pengukurannya lebih rumit dibandingkan dengan BBL dan TKL.
Cara penentuan tarif overhead (Pedetermined Overhead Rate) adalah Total OHP dibagi total dasar alokasi.
Total OHP yang biasanya digunakan dalam mengestimasikan tarif OHP adalah total biaya OHP yang sesuai
atau mengikuti periode sebelumnya. Dasar alokasi yang digunakan biasanya adalah dari aktivitas yang
dianggap paling dekat dan menjadi pemicu utama terjadinya biaya-biaya overhead, seperti jam mesin, jam
tenaga kerja langsung, unit produk, atau lainnya sesuai dengan judgement dan asumsi dasar tertentu yang
digunakan oleh manajemen.
Pengalokasian OHP-nya adalah dengan menggunakan akun Overhead Pabrik Dibebankan, yang dibebankan
pada akhir periode berjalan sesuai dengan jumlah aktual aktivitas dikalikan dengan nilai tarif yang telah
disesuaikan sebelumnya. Dengan demikian terdapat dua tahapan dalam mengalokasikan biaya OHP pada
pesanan, pertama yaitu dengan membebankan biaya overhead pabrik yang dibebankan dengan mendebit
akun Barang dalam Proses, kemudian menutup overhead pabrik yang dibebankan pada akun pengendali
overhead.
Biaya Overhead Pabrik Sesungguhnya (Aktual). Alokasi biaya overhead aktual dilabebankan pada
pengendali overhead. Ayat jurnal yang digunakan adalah:
Pengendali OHP $4.929
Akum. Penyusutan $4.929
Pengendali OHP $516
Asuransi Dibyr di Muka $516
2016 9 Akuntansi Biaya
Pusat Bahan Ajar dan eLearningYulis Diana Alfia,SE., MSA., Ak., CPAI http://www.mercubuana.ac.id
Biaya Overhead yang Dialokasikan. Overhead yang dibebankan ke semua pesanan yang dikerjakan selama
suatu periode didebit ke Barang dalam Proses pada akhir periode tersebut. Ayat jurnal yang dapat digunakan
adalah sebagai berikut:
Barang dalam Proses $13.200
Overhead Pabrik Dibebankan $13.200
Overhead pabrik yang dibebankan biasanya ditutup ke Pengendali Overhead Pabrik pada akhir periode
(tahun). Jika ayat jurnal sebelumnya sebesar $13.200 merupakan satu-satunya pembebanan overhead pada
periode tersebut, maka ayat jurnal penutupnya adalah:
Overhead Pabrik Dibebankan $13.200
Pengendali OHP $13.200
Daftar PustakaBustami, Bastian dan Nurlela. 2013. Akuntansi Biaya. Edisi 4. Penerbit Mitra Wacana Media. Jakarta.
Carter, William K. 2012. Cost Accounting. Edisi 14 Buku 1. Penerbit Salemba Empat. Jakarta.
2016 10 Akuntansi Biaya
Pusat Bahan Ajar dan eLearningYulis Diana Alfia,SE., MSA., Ak., CPAI http://www.mercubuana.ac.id