PENDAHULUAN MAKALAH BEDAH

15
PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Suatu operasi dapat memberikan resiko yang sangat besar dan bisa berakibat fatal jika tidak didahulukan dengan tindakan persiapan prabedah. Persiapan prabedah penting sekali untuk memperkecil resiko operasi karena hasil akhir suatu pembedahan sangat bergantung pada penilaian keadaan penderita dan persiapan prabedah. Selain itu persiapan prabedah dapat mencegah timbulnya penyulit pada saat pembedahan. Persiapan prabedah ada 2 macam, yaitu persiapan prabedah darurat dan persiapan prabedah elektif. Bedanya pada persiapan prabedah darurat dilakukan tidak sampai pada keadaan yang stabil. Sedangkan pada persiapan prabedah elektif, pasien dipersiapkan sampai keadaan yang benar – benar stabil. Walaupun demikian persiapan prabedah darurat tetap memiliki

description

pendahuluan

Transcript of PENDAHULUAN MAKALAH BEDAH

Page 1: PENDAHULUAN MAKALAH BEDAH

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Suatu operasi dapat memberikan resiko yang sangat besar dan bisa

berakibat fatal jika tidak didahulukan dengan tindakan persiapan prabedah.

Persiapan prabedah penting sekali untuk memperkecil resiko operasi karena

hasil akhir suatu pembedahan sangat bergantung pada penilaian keadaan

penderita dan persiapan prabedah. Selain itu persiapan prabedah dapat

mencegah timbulnya penyulit pada saat pembedahan.

Persiapan prabedah ada 2 macam, yaitu persiapan prabedah darurat dan

persiapan prabedah elektif. Bedanya pada persiapan prabedah darurat

dilakukan tidak sampai pada keadaan yang stabil. Sedangkan pada persiapan

prabedah elektif, pasien dipersiapkan sampai keadaan yang benar – benar

stabil. Walaupun demikian persiapan prabedah darurat tetap memiliki arti

yang penting untuk memperkecil resiko pembedahan.

B. RUMUSAN MASALAH

Persiapan prabedah dan tindakan penanganan penyulit pembedahan.

C. BATASAN MASALAH

Persiapan prabedah darurat dan penanganan penyulit pembedahan.

Page 2: PENDAHULUAN MAKALAH BEDAH

D. TUJUAN

1. Dokter muda dapat mengetahui dan mengerti penyakit – penyakit yang

memerlukan tindakan operasi darurat.

2. Dokter muda dapat mengetahui tindakan persiapan prabedah darurat.

3. Dokter muda dapat mengetahui cara penanganan penyulit pembedahan.

Page 3: PENDAHULUAN MAKALAH BEDAH

PEMBAHASAN

A. DEFINISI

Persiapan prabedah darurat yaitu pasien dan persiapan di kamar bedah

untuk operasi yang bersifat darurat, salah satu kasus yang memerlukan

tindakan pembedahan darurat yaitu kasus akut abdomen, seperti : appendicitis

akut, appendicitis perforasi, ileus obstruksi, atresia ani, invaginasi, vovulus,

megacolon. Tidak semua kasus akut abdomen memerlukan tindakan

pembedahan, misalnya pankreatitis, kolesistitis akut.

Kasus akut abdomen yang paling sering di temukan adalah appendicitis akut.

B. TINDAKAN PERSIAPAN PRABEDAH DARURAT

Tindakan persiapan prabedah darurat terdiri dari :

I. Persiapan pasien, meliputi :

1) Persiapan mental

Dokter harus memberikan informed consent dalam bentuk pengertian

dan pengetahuan kepada penderita dan keluarga mengenai tujuan di

lakukan operasi, apa yang di lakukan dalam operasi, resiko operasi,

serta hal yang akan terjadi bila tidak di lakukan operasi. Tujuannya

adalah mendapatkan persetujuan dan izin untuk pembedahan serta

mempersiapkan mental penderita (seperti rasa cemas terhadap

penyuntikan, nyeri luka, anestesi, bahkan terhadap kemungkinan cacat

atau mati) untuk menghadapi pembedahan.

Page 4: PENDAHULUAN MAKALAH BEDAH

2) Persiapan fisik

Persiapan fisik pasien mencakup :

Tanda vital, yaitu tekanan darah, nadi, suhu dan frekuensi

nafas.

- Tekanan darah diusahakan dalam keadaan normal,

yaitu tekanan sistolik <130mmHg dan tekanan diastolik <90

mmHg. Pada keadaan pendarahan pasif tekanan darah tidak

dapat dinaikkan maka terpaksa dilakukan pembedahan darurat

dalam keadaan syok dan untuk menghentikan pendarahannya.

Sedangkan dalam keadaan hipertensi diusahakan tekanan

diastolic < 100mm Hg ( jika mungin < 90mm Hg ) diturunkan

secara perlahan-lahan.

- Tekanan nadi dan frekuensi nafas diusahakan

normal yaitu tekanan nadi 60-100 kali per menit dan frekuensi

napas 12-18 kali per menit.

- Suhu badan sebaiknya dipertahankan kurang lebih

normal, yaitu 36 0C. bila suhu badan meningkat dapat

ditentukan dengan sediaan salisilat, jika demam mengigil,

dapat diberikan klorpromazin.

Jika hipotermia (suhu < 34,5 0C) maka penderita harus

dihangatkan dengan selimut atau dimandikan dengan air hangat

40 0C dimana dengan catatan bahwa suhu air harus dipantau

sebab suhu air 42,2 0C sudah mengakibatkan luka bakar.

Page 5: PENDAHULUAN MAKALAH BEDAH

Pemeriksaan laboratorium

Pemeriksaan laboratorium mencangkup pemeriksaan darah dan

urin.

Puasa dilakukan selama 4-5 jam. Tujuan dilakukan puasa yaitu

untuk mencegah terjadinya refluks esophagus pada permulaan

anestesi. Jika terjadi refluks esophagus pada permulaan anestesi

maka dapat menimbulkan aspirasi isi lambung yang dapat

mengakibatkan pneumonia yang tidak mudah diatasi.

Pemberian cairan infus

Pemberian cairan infus disesuaikan dengan keadaan klinis

penderita

Pemberian obat-obatan

Pemberian melalui suntikan intravena atau melalui selang infus.

Obat-obatan yang diberikan adalah antibiotik profilaksis dan obat-

obat lain sesuai dengan gejala, misalnya pemberian analgetik untuk

penghilang rasa nyeri.

Pencukuran

Pencukuran dilakukan secara hati-hati agar tidak menimbulkan

luka lokal, oleh karena itu pencukuran diperbolehkan untuk tidak

dilakukan.

Page 6: PENDAHULUAN MAKALAH BEDAH

Tindakkan asepsis/antisepsis

Daerah operasi dibersihkan dengan betadine cleanser dimulai dari

tengah kemudian ketepi secara sirkular, kemudian dicuci dengan

betadine dengan arah yang sama

Setelah dilakukan tindakkan asepsis/antisepsis, daerah yang tidak

dioperasi/disekeliling lapangan operasi ditutupi dengan doek/laken

(kain yang steril).

II. Persiapan di Kamar Bedah

1) Tindakan antisepsis dikamar bedah, meliputi :

- Membersihkan kamar operasi dengan cara

desinfeksi (seperti Lysol, karbol), tablet formalin, dan sinar

ultraviolet.

- Mengenakan pakaian khusus kamar bedah

- Mencuci tangan sebelum tindakan operasi dengan

cara Fuerbringer

2) Persiapan peralatan pembedahan

Seperti nald voeder, gunting, pisau bedah, klem, retractor, pinset,

wound curett, sonde, korentang, jarum jahit, benang-benang operasi,

dll, dimana peralatan tersebut telah dalam keadaan steril.

3) Penerangan

Berupa lampu yang terpasang dilangit-langit atau lampu berkaki

dimana mampu memberikan penerangan yang rata dengan sinar yang

Page 7: PENDAHULUAN MAKALAH BEDAH

bisa dipusatkan dan diubah-ubah arahnya. Lampu operasi harus cukup

kuat dan tidak boleh terlalu panas.

4) Pengaturan kelembaban udara kamar bedah

Kelembaban udara kamar bedah diatur antara 20 0 – 24 0C agar tim

bedah dapat bekerja tanpa keringat.

Page 8: PENDAHULUAN MAKALAH BEDAH

P E N U T U P

A. KESIMPULAN

Persiapan prabedah darurat berbeda dengan persiapan prabedah elektif.

Walaupun persiapan prabedah darurat tidak sesempurna persiapan prabedah

elektif namun persiapan prabedah darurat tetap dibutuhkan untuk memperkecil

resiko pembedahan.

B. SARAN

1. Diperlukan yang cepat dan tepat pada pasien. Dalam hal ini

mencangkup persiapan mental dan fisik sehingga tindakan pembedahan

dapat segera dilaksanakan.

2. Diperlukan pengertian dan pengetahuan dasar yang baik tentang

teknik-teknik asepsis dan pemakaian pakaian khusus dikamar bedah baik

pada petugas kamar bedah dan pasien.

Page 9: PENDAHULUAN MAKALAH BEDAH

DAFTAR PUSTAKA

1. Christopher F. A TEXTBOOK OF SURGERY TWELVETH EDITION VOL. 1, Philadelphia and London : W. B. Sauders co. 1981. p. 91-114.

2. Schwartz Seymour I, PRINCIPLES OF SURGERY, second edition, Taiwan, McGraw – Hill Book co, 1974, p. 65-95

3. Karakata S. BEDAH MINOR. Jakarta : Hipokrates. 1995. p. 8-16

4. Saleh Michael. ILUSTRASI ILMU BEDAH MINOR. Jakarta : Binarupa Aksara. 1991. p. 2–23

5. Markum HMS. ANAMNESIS DAN PEMERIKSAAN FISIK. Jakarta : Pusat Informasi dan Penerbitan Bagian Ilmu Penyakit Dalam FKUI. 2000. p. 36,94

Page 10: PENDAHULUAN MAKALAH BEDAH

PERSIAPAN PRABEDAH

DARURAT

Disusun Oleh :

Nama : Lius Marson Ling, Sked

Nirm : 11 – 2000 – 019

Dokter Pembimbing : dr. Hartono Adiputra, Sp.B

FAKULTAS KEDOKTERAN

Page 11: PENDAHULUAN MAKALAH BEDAH

UNIVERSITAS KRISTEN KRIDA WACANA

JAKARTA 2004