PENDAHULUAN MAKALAH BEDAH
-
Upload
ahmad-musa-simbolon -
Category
Documents
-
view
221 -
download
0
description
Transcript of PENDAHULUAN MAKALAH BEDAH
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Suatu operasi dapat memberikan resiko yang sangat besar dan bisa
berakibat fatal jika tidak didahulukan dengan tindakan persiapan prabedah.
Persiapan prabedah penting sekali untuk memperkecil resiko operasi karena
hasil akhir suatu pembedahan sangat bergantung pada penilaian keadaan
penderita dan persiapan prabedah. Selain itu persiapan prabedah dapat
mencegah timbulnya penyulit pada saat pembedahan.
Persiapan prabedah ada 2 macam, yaitu persiapan prabedah darurat dan
persiapan prabedah elektif. Bedanya pada persiapan prabedah darurat
dilakukan tidak sampai pada keadaan yang stabil. Sedangkan pada persiapan
prabedah elektif, pasien dipersiapkan sampai keadaan yang benar – benar
stabil. Walaupun demikian persiapan prabedah darurat tetap memiliki arti
yang penting untuk memperkecil resiko pembedahan.
B. RUMUSAN MASALAH
Persiapan prabedah dan tindakan penanganan penyulit pembedahan.
C. BATASAN MASALAH
Persiapan prabedah darurat dan penanganan penyulit pembedahan.
D. TUJUAN
1. Dokter muda dapat mengetahui dan mengerti penyakit – penyakit yang
memerlukan tindakan operasi darurat.
2. Dokter muda dapat mengetahui tindakan persiapan prabedah darurat.
3. Dokter muda dapat mengetahui cara penanganan penyulit pembedahan.
PEMBAHASAN
A. DEFINISI
Persiapan prabedah darurat yaitu pasien dan persiapan di kamar bedah
untuk operasi yang bersifat darurat, salah satu kasus yang memerlukan
tindakan pembedahan darurat yaitu kasus akut abdomen, seperti : appendicitis
akut, appendicitis perforasi, ileus obstruksi, atresia ani, invaginasi, vovulus,
megacolon. Tidak semua kasus akut abdomen memerlukan tindakan
pembedahan, misalnya pankreatitis, kolesistitis akut.
Kasus akut abdomen yang paling sering di temukan adalah appendicitis akut.
B. TINDAKAN PERSIAPAN PRABEDAH DARURAT
Tindakan persiapan prabedah darurat terdiri dari :
I. Persiapan pasien, meliputi :
1) Persiapan mental
Dokter harus memberikan informed consent dalam bentuk pengertian
dan pengetahuan kepada penderita dan keluarga mengenai tujuan di
lakukan operasi, apa yang di lakukan dalam operasi, resiko operasi,
serta hal yang akan terjadi bila tidak di lakukan operasi. Tujuannya
adalah mendapatkan persetujuan dan izin untuk pembedahan serta
mempersiapkan mental penderita (seperti rasa cemas terhadap
penyuntikan, nyeri luka, anestesi, bahkan terhadap kemungkinan cacat
atau mati) untuk menghadapi pembedahan.
2) Persiapan fisik
Persiapan fisik pasien mencakup :
Tanda vital, yaitu tekanan darah, nadi, suhu dan frekuensi
nafas.
- Tekanan darah diusahakan dalam keadaan normal,
yaitu tekanan sistolik <130mmHg dan tekanan diastolik <90
mmHg. Pada keadaan pendarahan pasif tekanan darah tidak
dapat dinaikkan maka terpaksa dilakukan pembedahan darurat
dalam keadaan syok dan untuk menghentikan pendarahannya.
Sedangkan dalam keadaan hipertensi diusahakan tekanan
diastolic < 100mm Hg ( jika mungin < 90mm Hg ) diturunkan
secara perlahan-lahan.
- Tekanan nadi dan frekuensi nafas diusahakan
normal yaitu tekanan nadi 60-100 kali per menit dan frekuensi
napas 12-18 kali per menit.
- Suhu badan sebaiknya dipertahankan kurang lebih
normal, yaitu 36 0C. bila suhu badan meningkat dapat
ditentukan dengan sediaan salisilat, jika demam mengigil,
dapat diberikan klorpromazin.
Jika hipotermia (suhu < 34,5 0C) maka penderita harus
dihangatkan dengan selimut atau dimandikan dengan air hangat
40 0C dimana dengan catatan bahwa suhu air harus dipantau
sebab suhu air 42,2 0C sudah mengakibatkan luka bakar.
Pemeriksaan laboratorium
Pemeriksaan laboratorium mencangkup pemeriksaan darah dan
urin.
Puasa dilakukan selama 4-5 jam. Tujuan dilakukan puasa yaitu
untuk mencegah terjadinya refluks esophagus pada permulaan
anestesi. Jika terjadi refluks esophagus pada permulaan anestesi
maka dapat menimbulkan aspirasi isi lambung yang dapat
mengakibatkan pneumonia yang tidak mudah diatasi.
Pemberian cairan infus
Pemberian cairan infus disesuaikan dengan keadaan klinis
penderita
Pemberian obat-obatan
Pemberian melalui suntikan intravena atau melalui selang infus.
Obat-obatan yang diberikan adalah antibiotik profilaksis dan obat-
obat lain sesuai dengan gejala, misalnya pemberian analgetik untuk
penghilang rasa nyeri.
Pencukuran
Pencukuran dilakukan secara hati-hati agar tidak menimbulkan
luka lokal, oleh karena itu pencukuran diperbolehkan untuk tidak
dilakukan.
Tindakkan asepsis/antisepsis
Daerah operasi dibersihkan dengan betadine cleanser dimulai dari
tengah kemudian ketepi secara sirkular, kemudian dicuci dengan
betadine dengan arah yang sama
Setelah dilakukan tindakkan asepsis/antisepsis, daerah yang tidak
dioperasi/disekeliling lapangan operasi ditutupi dengan doek/laken
(kain yang steril).
II. Persiapan di Kamar Bedah
1) Tindakan antisepsis dikamar bedah, meliputi :
- Membersihkan kamar operasi dengan cara
desinfeksi (seperti Lysol, karbol), tablet formalin, dan sinar
ultraviolet.
- Mengenakan pakaian khusus kamar bedah
- Mencuci tangan sebelum tindakan operasi dengan
cara Fuerbringer
2) Persiapan peralatan pembedahan
Seperti nald voeder, gunting, pisau bedah, klem, retractor, pinset,
wound curett, sonde, korentang, jarum jahit, benang-benang operasi,
dll, dimana peralatan tersebut telah dalam keadaan steril.
3) Penerangan
Berupa lampu yang terpasang dilangit-langit atau lampu berkaki
dimana mampu memberikan penerangan yang rata dengan sinar yang
bisa dipusatkan dan diubah-ubah arahnya. Lampu operasi harus cukup
kuat dan tidak boleh terlalu panas.
4) Pengaturan kelembaban udara kamar bedah
Kelembaban udara kamar bedah diatur antara 20 0 – 24 0C agar tim
bedah dapat bekerja tanpa keringat.
P E N U T U P
A. KESIMPULAN
Persiapan prabedah darurat berbeda dengan persiapan prabedah elektif.
Walaupun persiapan prabedah darurat tidak sesempurna persiapan prabedah
elektif namun persiapan prabedah darurat tetap dibutuhkan untuk memperkecil
resiko pembedahan.
B. SARAN
1. Diperlukan yang cepat dan tepat pada pasien. Dalam hal ini
mencangkup persiapan mental dan fisik sehingga tindakan pembedahan
dapat segera dilaksanakan.
2. Diperlukan pengertian dan pengetahuan dasar yang baik tentang
teknik-teknik asepsis dan pemakaian pakaian khusus dikamar bedah baik
pada petugas kamar bedah dan pasien.
DAFTAR PUSTAKA
1. Christopher F. A TEXTBOOK OF SURGERY TWELVETH EDITION VOL. 1, Philadelphia and London : W. B. Sauders co. 1981. p. 91-114.
2. Schwartz Seymour I, PRINCIPLES OF SURGERY, second edition, Taiwan, McGraw – Hill Book co, 1974, p. 65-95
3. Karakata S. BEDAH MINOR. Jakarta : Hipokrates. 1995. p. 8-16
4. Saleh Michael. ILUSTRASI ILMU BEDAH MINOR. Jakarta : Binarupa Aksara. 1991. p. 2–23
5. Markum HMS. ANAMNESIS DAN PEMERIKSAAN FISIK. Jakarta : Pusat Informasi dan Penerbitan Bagian Ilmu Penyakit Dalam FKUI. 2000. p. 36,94
PERSIAPAN PRABEDAH
DARURAT
Disusun Oleh :
Nama : Lius Marson Ling, Sked
Nirm : 11 – 2000 – 019
Dokter Pembimbing : dr. Hartono Adiputra, Sp.B
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS KRISTEN KRIDA WACANA
JAKARTA 2004