Pen Gen Alan Morfologi Jamur Benang Dan Khamir

21
PENGENALAN MORFOLOGI JAMUR BENANG DAN KHAMIR MELALUI PENGAMATAN DENGAN MIKROSKOP I.PENDAHULUAN A.Latar Belakang Jamur merupakan kelompok organisme eukariotik yang membentuk dunia jamur atau regnum fungi. Jamur pada umumnya multiseluler (bersel banyak). Ciri-ciri jamur berbeda dengan organisme lainnya dalam hal cara makan, struktur tubuh, pertumbuhan, dan reproduksinya. Tubuh jamur tersusun dari komponen dasar yang disebut hifa. Hifa membentuk jaringan yang disebut miselium. Miselium menyusun jalinan-jalinan semu menjadi tubuh buah. Hifa adalah struktur menyerupai benang yang tersusun dari dinding berbentuk pipa (Pelczar and Reid, 1958). Dinding ini menyelubungi membran plasma dan sitoplasma hifa. Sitoplasmanya mengandung organel eukariotik. Kebanyakan hifa dibatasi oleh dinding melintang atau septa. Septa mempunyai pori besar yang cukup untuk dilewati ribosom, mitokondria, dan kadangkala inti sel yang mengalir dari sel ke sel. Akan tetapi, adapula hifa yang tidak bersepta atauhifasenositik.Struktur hifa senositik dihasilkan oleh pembelahan inti sel berkali-kali yang tidak diikuti dengan pembelahan sitoplasma. Hifa pada jamur yang bersifat parasit biasanya mengalami modifikasi menjadi haustoria yang merupakan organ penyerap makanan dari substrat; haustoria dapat menembus jaringan substrat.

Transcript of Pen Gen Alan Morfologi Jamur Benang Dan Khamir

Page 1: Pen Gen Alan Morfologi Jamur Benang Dan Khamir

PENGENALAN MORFOLOGI JAMUR BENANG DAN KHAMIR MELALUI PENGAMATAN DENGAN MIKROSKOP I.PENDAHULUAN A.Latar Belakang

Jamur merupakan kelompok organisme eukariotik yang membentuk dunia

jamur atau regnum fungi. Jamur pada umumnya multiseluler (bersel banyak). Ciri-ciri

jamur berbeda dengan organisme lainnya dalam hal cara makan, struktur tubuh,

pertumbuhan, dan reproduksinya.

Tubuh jamur tersusun dari komponen dasar yang disebut hifa. Hifa membentuk jaringan yang

disebut miselium. Miselium menyusun jalinan-jalinan semu menjadi tubuh buah. Hifa adalah

struktur menyerupai benang yang tersusun dari dinding berbentuk pipa (Pelczar and Reid,

1958). Dinding ini menyelubungi membran plasma dan sitoplasma hifa. Sitoplasmanya

mengandung organel eukariotik.

Kebanyakan hifa dibatasi oleh dinding melintang atau septa. Septa mempunyai pori

besar yang cukup untuk dilewati ribosom, mitokondria, dan kadangkala inti sel yang mengalir

dari sel ke sel. Akan tetapi, adapula hifa yang tidak bersepta atauhifasenositik.Struktur hifa

senositik dihasilkan oleh pembelahan inti sel berkali-kali yang tidak diikuti dengan

pembelahan sitoplasma. Hifa pada jamur yang bersifat parasit biasanya mengalami

modifikasi menjadi haustoria yang merupakan organ penyerap makanan dari substrat;

haustoria dapat menembus jaringan substrat.

Semua jenis jamur bersifat heterotrof. Namun, berbeda dengan organisme lainnya, jamur tidak memangsa dan mencernakan makanan. untuk memperoleh makanan, jamur menyerap zat organik dari lingkungan melalui hifa dan miseliumnya, kemudian menyimpannya dalam bentuk glikogen. Oleh karena jamur merupakan konsumen maka jamur bergantung pada substrat yang menyediakan karbohidrat, protein, vitamin, dan senyawa kimia lainnya. Semua zat itu diperoleh darilingkungannya. Sebagai makhluk heterotrof, jamur dapat bersifat parasit obligat,

parasit fakultatif, atau saprofit. Parasit obligat merupakan sifat jamur yang hanya dapat hidup pada inangnya, sedangkan di luar inangnya tidak dapat hidup. Misalnya,Pneumonia carinii (khamir yang menginfeksi paru-paru penderita AIDS). Parasit fakultatif

Page 2: Pen Gen Alan Morfologi Jamur Benang Dan Khamir

adalah jamur yang bersifat parasit jika mendapatkan inang yang sesuai, tetapi bersifat saprofit

jika tidak mendapatkan inang yang cocok. Saprofit merupakan jamur pelapuk dan pengubah

susunan zat organik yang mati. Jamur saprofit menyerap makanannya dari organisme yang

telah mati seperti kayu tumbang dan buah jatuh. Sebagian besar jamur saprofit mengeluar-

kan enzim hidrolase pada substrat makanan untuk mendekomposisi molekul kompleks

menjadi molekul sederhana sehingga mudah diserap olehhifa. Selain itu, hifa dapat juga

langsung menyerap bahan bahan organik dalam bentuk sederhana yang dikeluarkan oleh

inangnya. (Anonim, 2008)

Jamur benang yang berukuran kecil dan biasanya bersifat uniseluler dapat diamati

dengan mikroskop. Mikroskop merupakan alat bantu yang memungkinkan kita dapat

mengamati obyek yang berukuran sangat kecil. Hal ini membantu memecahkan persoalan

manusia tentang organisme yang berukuran kecil. Ada dua jenis mikroskop berdasarkan pada

kenampakan obyek yang diamati, yaitu mikroskop dua dimensi (mikroskop cahaya) dan

mikroskop tiga dimensi (mikroskop stereo). Sedangkan berdasarkan sumber cahayanya,

mikroskop dibedakan menjadi mikroskop cahaya dan mikroskop elektron. (anonim, 2008).

Pembahasan

Untuk jamur benang, langkah awal yang dapat dilakukan untuk identifikasi adalah

mengamati adanya hifa. Bentuk hifa dapat bersekat atau tidak bersekat, bentuk percabangan

hifa, stolon, rhizoid, sel kaki, badan buah, dasar badan buah, pendukung badan buah, dan

bentuk spora.

Rhizopus Sp. dapat menghasilkan spora seksual dan aseksual. Spora aseksualnya sering disebut sporangiophore dan dihasilkan di dekat sporangium. Secara genetik, sifat spora ini identik dengan induknya. PadaRhizopus, sporangium didukung oleh sebuah kolumela yang besar. Rhizospora yang berwarna gelap dihasilkan saat terjadi fusi antara dua miselia yang sesuai. Fusi ini terjadi saat berlangsungnya reproduksi seksual. Keturunan yang dihasilkan melalui reproduksi seksual dapat memiliki perbedaan sifat dari induknya secara genetik. Bagian tubuh Rhizopus oryzae seperti sporangium yang mengandung spora, sporangiophore atau tangkai spora, kolumela, stolon, dan rhizoid..

Beberapa spesies Rhizopus dapat merugikan manusia karena menyebabkan

zygomiosis yang berakibat fatal bagi kehidupan. Hal ini disebabkanRhizopus mempunyai

Page 3: Pen Gen Alan Morfologi Jamur Benang Dan Khamir

pertumbuhan yang teratur dan dapat hidup pada suhu yang relatif tinggi. Beberapa jenis

termasuk patogen pada tumbuhan.Rhizopus dimanfaatkan dalam pembuatan tempe dari

kacang kedelai dan minuman beralkohol.

Secara umum ciri khas genusAspergillus khususnya Aspergillus niger adalah

memiliki sebuah bentuk sel yang disebut sel kaki. Selain itu,Aspergillus memiliki falida,

metula, conidia, dan konidiofora atau tangkai konidia.

Monilia sitophila atau dikenal juga sebagai Neurospora dicirikan dengan

adanya bentuk semacam rantai, merupakan deretan spora yang berwarna terang dan

JenisMonilia Sp. adalah kapang roti merah yang menghasilkan pertumbuhan koloni berwarna

pink sangat cepat dan spora yang banyak. Spora yang dihasilkan kering dan mudah dilepas

satu dengan lainnya. Karena daya tumbuh yang teratur dan reproduksinya tinggi, jenis ini

dapat mengkontaminasi kultur lain di laboratorium. Hifa yang menyusun tubuh Monilia

sitophila terdiri dari dua macam hifa yaitu hifa vegetatif dan hifa aereal.

Bagian tubuh Penicillium notatum terdiri dari konidia, tangkai konidia atau

konidiophore, phalidae dan metula. Penicillium notatum merupakan jenis jamur benang yang

dapat menghasilkan metabolit sekunder berupa antibiotik penicilin. Antibiotik ini berguna

bagi manusia untuk meningkatkan kekebalan tubuh dari penyakit.

IV. KESIMPULAN

Dari acara praktikum yang telah dilaksanakan, dapat diambil kesimpulan bahwa

jamur benang memiliki morfologi yang berbeda-beda.Aspergillus memiliki ciri khas yaitu

ada sel kaki dan vesikula,Rhizopus punya stolon dan rhizoid,Moni lia sp. berbentuk rantai

yang transparan. Penicillium notatum dapat menghasilkan antibiotik penicilin yang berguna

bagi kesehatan manusia.

VI. DAFTAR PUSTAKA

Gallup Dave. 2008. The Invironmental Reporter. Diakses dariwww.emlab.com/s/sampling/env-report-09-2006.html.(tanggal 2 Maret 2008)

Page 4: Pen Gen Alan Morfologi Jamur Benang Dan Khamir

Nuryono , Tahir. I, dan Pranowo, D. 2006. Petunjuk Praktikum Kimia Anorganik Untuk Fakultas-Fakultas NonMIPA. Laboratorium Kimia Dasar FMIPA UGM , Yogyakarta Plummer, D. T., 1987. An Introduction to Practical Biochemistry. Tata Mc-Graw Hill Publishing Company LTD, Bombay- New Delhi Soetarto, E.S., Suharni. T.T, Nastiti. S.Y dan Sembiring, L. 2008. Petunjuk Praktikum Mikrobiologi Untuk Mahasiswa Fakultas Biologi. Laboratorium Mikrobiologi Fakultas Biologi Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta Umbreit, W.W.1960. Aplied Microbiology. Academic Press. London

ACARA MKB

Koloni

Koloni bakteri adalah sekumpulan dari bakteri-bakteri yang sejenis yang mengelompok menjadi satu dan membentuk suatu koloni-koloni. Untuk mengetahui pertumbuhan suatu bakteri dapat dilakukan dengan menghitung jumlah koloni bakteri. Penghitungan suatu koloni dapat dilakukan dengan metode pour plate (hitung cawan). Untuk mempermudah penghitungan jumlah koloni bakteri digunakan alat yang biasa disebut Colony Counter. Pada alat Colony Counter, penghitungan jumlah koloni bakteri dipermudah dengan adanya counter electronic. Dengan adanya counter tersebut peneliti tinggal menandai koloni bakteri yang dihitung dengan menggunakan pen yang terhubung dengan counter. Setiap koloni yang ditandai maka counter akan menghitung. Penghitungan suatu koloni dengan metode pour plate masih memungkinkan terjadinya kesalahan dikarenakan faktor human error akibat bentuk koloni yang relatif kecil dan banyaknya koloni yang akan dihitung. Pada tugas akhir ini akan dibuat suatu perangkat lunak yang dapat memudahkan dalam penghitungan jumlah koloni bakteri dengan memanfaatkan pengolahan citra digital dan pemastian bentuk koloni dengan memanfaatkan jaringan syaraf tiruan metode BackPropagation guna meningkatkan keakurasian dari penghitungan. Perangkat lunak yang akan dibuat diharapkan mampu mengenali bentuk morfologi dari satu jenis bakteri yang dipakai yaitu pseudomonas. Perangkat lunak dibuat dengan memanfaatkan program Matlab R2008b berbasis Graphical User Interface (GUI), dengan memanfaatkan toolbox matlab image processing dan neural network. Pada tahap pelatihan pengenalan bentuk morfologi digunakan 4 buah citra dengan 54 bentuk koloni yang ingin dikenali. Sehingga jaringan dibuat dengan jumlah input sebanyak 102, jumlah unit pada hidden layer sebanyak 100, dan jumlah output sebanyak 1. Mencapai hasil target maksimum pada pelatihan ke 19 dengan rata-rata persentase akurasi

Page 5: Pen Gen Alan Morfologi Jamur Benang Dan Khamir

training 74,98 persen dan rata-rata persentase akurasi test pada training 100 persen. Pada tahap validasi perangkat lunak, digunakan 2 citra dengan banyak citra koloni 62 koloni sebagai bahan pengujian. Didapatkan hasil persentase akurasi adalah 93,81 persen.

berasal dari conidiophore yang tidak terlihat. Spora dihasilkan oleh tunas yang terbentuk pada ujung rantai muda. http://digilib.its.ac.id/ITS-Undergraduate-3100010037735/11851

IDENTIFIKASI BAKTERI MELALUI MORFOLOGI KOLONI BAKTERI I. PENDAHULUAN A.Latar Belakang

Menurut Soetarto (2008), Bakteri merupakan mikrobia uniseluler yang termasuk

dalam kelas Shizomycetes. Pada umumnya bakteri tersebar luas di alam. Ada yang hidup

bebas, besifat saprofitik, parasit, atau patogen pada manusia, binatang atau tumbuhan.ada

beberapa jenis bakteri bersifat fotosinteteik. Ada tiga bentuk dasar bakteri, yaitu bentuk bulat

(coccus), batang (bacillus), dan melilit (spiral) (Irianto, 2007).

Identifikasi dan determinasi suatu biakan murni bakteri yang diperoleh dari hasil

isolasi dapat dilakukan dengan cara pengamatan sifat morfologi koloni, morfologi sel bakteri,

pengujian sifa-sifat fisiologi dan biokimianya. Selain itu, identifikasi juga dapat dilakukan

dengan pengujian sifat patogenitas dan serologinya. Pertumbuhan bakteri di alam dipengaruhi

oleh berapa faktor luar seperti substrat pertumbuhan, pH, temperatur, dan bahan kimia.

Bakteri yang nampak dapat memiliki morfologi yang sama, namun keperluan nutrisi dan

persyaratan ekologinya berbeda (Soetarto, 2008). Untuk pengamatan morfologi bakteri

dengan jelas, tubuhnya perlu diisi dengan cat warna, pewarnaan ini disebut pengecatan

bakteri ( Irianto, 2007).

Menurut Pelczar (1958), bentuk morfologi pertumbuhan koloni bakteri pada streak

agar ada beberapa macam yaitu filiform, villous, echinulate, bead, rhizoid, effuse, dan

arborescent. Bentuk pertumbuhan koloni pada nutrient cair yaitu pellicle, membranous,

flocculent dan ring.

B. Pembahasan Bacillus subtilis merupakan bakteri gram positif yang sering ditemukan di tanah dan termasuk dalam genus Bacillus. Bakteri ini juga memiliki kemampuan untuk membentuk endospora yang melindunginya dari perubahan lingkungan dengan kondisi yang

Page 6: Pen Gen Alan Morfologi Jamur Benang Dan Khamir

ekstrim. Bacillus subtilis diklasifikasikan sebagai organisme obligate aerob, yang berarti butuh oksigen untuk hidup. Bakteri ini sangat memerlukan kontak dengan udara langsung supaya dapat mereduksi unsur-unsur dan oksigen. Semua genus Bacillus bersifat obligat aerob. Secara teori, dalam medium cair bakteri ini akan bersifat aerob dan memiliki bentuk koloni yang mengumpul di permukaan medium. Hasil pengamatan menunjukkan suatu perbedaan bahwa koloni bakteri Bacillus subtilis dalam medium cair tersebar merata di seluruh bagian, dan bagian

yang menumpuk terdapat di bagian bawah medium. Hanya bakteri yang bersifat fakultatif anaerob yang memiliki bentuk koloni seperti ini. Bentuk koloniBacillus subtilis dapat menjadi tersebar dalam medium disebabkan terjadinya penggojogan medium ketika melakukan pengamatan.

Dalam medium cair, pertumbuhan koloni bakteri Escherichia coli yaitu berkumpul di

permukaan medium. Sedangkan bagian koloni lain tersebar di seluruh medium. Hal ini

menujukkan bahwa Eschericia coli bersifat fakultatif aerob. Morfologi luar sel bakteri

Escherichia coli berbentuk batang pendek, berbeda dengan Bakteri Bacillus subtilis yang

berbentuk batang panjang.

Bentuk pertumbuhan koloni bakteri Bacillus subtilis dalam medium padat tegak

adalah bead, Artinya koloni yang tumbuh pada garis inokulasi terpisahkan. Sedangkan bentuk

pertumbuhan koloninya pada medium padat miring yaitu tipe echinulate, artinya batas

pertumbuhan koloni bakteri mempunyai bentuk yang menyerupai gigi atau titik-titik batas.

Bakteri Escherichia coli mempunyai bentuk pertumbuhan koloni yang sama dengan

bakteri Bacillus subtilis pada medium padat tegak yaitu tipe bead. Pada medium padat

miring, tipe pertumbuhan koloni Escherichia coli adalah bertipe filiform. Bentuk

pertumbuhan filiform dicirikan dengan adanya suatu pertumbuhan yang seragam pada garis

inokulasi .

Dari pengamatan bentuk koloni dua jenis bakteri pada cawan petri yaitu koloni bakteri Bacillus subtilis dan Escherichia coli dapat diketahui perbedaan morfologi kedua koloni bakteri tersebut. Escherichia coli memiliki bentuk koloni smoogh atau halus dengan bentuk circular, sedangkan Bacillus subtilis memilki bentuk koloni rough atau kasar yang berbentuk curled (bergelombang) 7

IV. KESIMPULAN

Page 7: Pen Gen Alan Morfologi Jamur Benang Dan Khamir

Dari acara praktikum yang telah dilaksanakan, dapat diambil kesimpulan bahwa

bakteri memiliki morfologi koloni yang berbeda-beda. Bentuk-bentuk morfologi koloni

Bacillus subtilis seperti curled, echinulate, dan bead bersifat obligat aerob. Sedangkan

bentuk-bentuk morfologi koloni Echerichia coli seperti circular, filiform, dan bead serta

bersifat fakultatif aerob.

VI. DAFTAR PUSTAKA

Burdon, K.L.1956.Textbook of Mirobiology. The Macmillan Company. New YorkIrianto, K. 2007.Mikrobiologi. Yrama Widya, BandungPelczar. M.J., and Reid.R.D.,1958.Microbiology.Mc-Graw Hill-book Company,

Japan Soetarto, E.S., Suharni. T.T, Nastiti. S.Y dan Sembiring, L. 2008. Petunjuk Praktikum Mikrobiologi Untuk Mahasiswa Fakultas Biologi. Laboratorium Mikrobiologi Fakultas Biologi Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta Umbreit, W.W.1960. Aplied Microbiology. Academic Press. London

Perhitiungan Jumlah Bakteri

PERHITUNGAN JUMLAH BAKTERI PADA SUATU BAHAN I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Jumah mikrobia pada suatu bahan dapat ditentukan dengan bermacam-macam cara,

tergantung pada bahan dan jenis mikrobia yang ditentukan. Jenis populasi mikrobia dalam

tanah, air, bahan makanan dan lain-lainnya berbeda-beda tergantung pada susunan bahan

tersebut. Ada dua cara perhitungan jumlah mikrobia yaitu perhitungan secara langsung dan

perhitungan secara tidak langsung (Soetarto dkk, 2008). Ada beberapa cara perhitungan

mikrobia secara langsung yaitu menggunakan counting chamber, menggunakan cara

pengecatan dan pengamatan di bawah mikroskop, dan cara lainnya dengan menggunakan

filter membran. Cara menghitung mikrobia secara tidak langsung dipakai untuk menentukan

jumlah mikrobia secara keseluruhan, baik yang hidup maupun yang mati atau hanya untuk

menentukan jumlah mikrobia yang hidup saja, tergantung cara yang digunakan. Untuk

menentukan jumlah mikrobia yang hidup dapat dilakukan setelah suspensi bahan atau biakan

Page 8: Pen Gen Alan Morfologi Jamur Benang Dan Khamir

mikrobia diencerkan beberapa kali dan ditumbuhkan dalam medium dengan cara tertentu

tergantung dari macamnya bahan dan sifat mikrobia.

Berapa cara menetukan jumlah mikrobia secara tidak langsung yaitu menghitung

jumlah mikrobia menggunakan sentrifuge, berdasarkan kekeruhan, menggunakan

perhitungan elektronik (elektronik counter), berdasarkan analisis kimia, bedasarkan berat

kering, menggunakan cara pengenceran, menggunakan cara

Most Probable Number (MPN) dan menghitung bakteria berdasarkan jumlah koloni (Soetarto dkk, 2008) Menurut Irianto (2007), ada beberapa cara penghitungan jumlah mikrobia yaitu cara penghitungan pada lempeng pembiakan, cara menghitung langsung (metode kaca objek), metode ukur kekeruhan, metode turbidimetri dan nefelometri serta dengan jumlah perkiraan terdekat (JPT). Cara penghitungan pada lempeng pembiaakan disebut juga metode penghitungan bakteri hidup atau metode

penghitungan koloni.

Penghitungan koloni dilakukan penyimpanan pada suhu yang sesuai. Oleh karena itu,

suatu bakteri dapat tumbuh menjadi satu koloni yang terhitung mewakili jumlah bakteri hidup

yang terdapat dalam tiap volum pengenceran yang digunakan. Dalam hal ini pun, bahan

pemeriksaan jika perlu harus diencerkan untuk menghindari jumlah koloni terlalu banyak

sehingga tidak dapat dihitung. Hasil hitungan yang dapat diandalkan adalah antara 30-300

koloni pada tiap lempeng pembiakan.

Menurut Umbreit (1960), pengamatan menggunakan mikroskop secara langsung

sering membingungkan karena hadirnya protei-protein asing yang serupa dengan mikrobia

yang diamati. Oleh karena itu dalam pengukuran jumlah mikrobia secara langsung digunakan

teknik pengecatan. Ini bertujuan untuk memudahkan mengamati mikrobia yang akan dihitung

dan membedakannya dengan benda-benda asing lain.

Page 9: Pen Gen Alan Morfologi Jamur Benang Dan Khamir

Pembahasan

Dalam praktikum ini dilakukan dua cara perhitungan bakteri, yaitu perhitungan

secara langsung dan perhitungan bakteri secara tidak langsung. Perhitungan bakteri secara

langsung dilakukan dengan cara pengecatan dan pengamatan di bawah mikroskop, sedangkan

perhitungan secara tidak langsung menggunakan colony counter.

Dalam perhitungan bakteri secara langsung perlu dihitung luas bidang pemandangan

mikroskop. Luas bidang pemandangan dihitung dengan mengukur garis tengahnya.

Jumlah bakteri per ml dapat dihitung dengan rumus berikut: Σ bakteri / ml = 10 x faktor pengenceran x 400 xjulah rata-rata tiap bid. Pemandangan Luas bidang pemandangan

Dari hasil pengamatan terlihat bahwa penghitungan bakteri secara langsung secara

mikroskopik memberikan hasil yang tak terhingga atau tidak dapat dihitung/tak

teridentifikasi. Hal ini tejadi karena pada saat melakukan perhitungan dengan metode

tersebut, jumlah koloni yang ditemukan sangat banyak dan rapat. Karena koloni bakteri

tersebut sangat rapat, perhitungan jumlah bakteri sulit dilakukan.

Penghitungan jumlah bakteri berdasarkan jumlah koloni termasuk metode

pengukuran secara tidak langsung.Untuk melakukan perhitungan jumlah bakteri berdasarkan

jumlah koloni (plate count) harus memperhatikan syarat-syarat sebagai berikut :

1. jumlah koloni tiap cawan petri antara 30-300 koloni, jika memang tidak ada yang memenuhi syarat dipilih yang jumlahnya mendekati 300. 2. tidak ada koloni yang menutup lebih besar dari setengah luas cawan petri, dikenal sebagai spreader 3. perbandingan jumlah bakteri dari hasil pengenceran yang berturut-turut antara pengenceran sebelumnya, jika sama atau lebih kecil dari 2 hasilnya dirata-rata, tetapi jika lebih besar dari 2 yang dipakai jumlah mikrobia dari hasil pengenceran

sebelumnya.

Perhitungan koloni bakteri secara tidak langsung memberikan hasil bahwa jumlah

koloni bakteri yang terhitung melebihi syarat, koloni yang terhitung pada pengenceran 10-4

Page 10: Pen Gen Alan Morfologi Jamur Benang Dan Khamir

berjumlah sekitar 421 koloni. Selanjutnya jumlah sel/ ml bahan tidak dihitung lagi.

Sedangkan pada pengenceran 10-1, 10-2, dan 10-3 jumlah koloni tidak dapat dihitung karena

sangat rapat atau padat.

IV. KESIMPULAN

Hasil perhitungan jumlah bakteri baik secara langsung maupun tidak langsung yaitu

tidak terhingga karena koloni bakteri yang dihitung jumlahnya ternyata terlalu padat dan

rapat. Selain itu jumlah koloni juga tidak memenuhi syarat perhitungan karena melebihi

jumlah batas koloni.

VI. DAFTAR PUSTAKA

Burdon, K.L.1956.Textbook of Mirobiology. The Macmillan Company. New YorkIrianto, K. 2007.Mikrobiologi. Yrama Widya, BandungPelczar. M.J., and Reid.R.D.,1958.Microbiology.Mc-Graw Hill-book Company,

Japan Soetarto, E.S., Suharni. T.T, Nastiti. S.Y dan Sembiring, L. 2008. Petunjuk Praktikum Mikrobiologi Untuk Mahasiswa Fakultas Biologi. Laboratorium Mikrobiologi Fakultas Biologi Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta Umbreit, W.W.1960. Aplied Microbiology. Academic Press. London

PERHITUNGAN BAKTERI

PEMBAHASAN

Mutu mikrobiologis dari suatu produk makanan ditentukan oleh jumlah dan jenis

mikroorganisme yang terdapat dalam bahan pangan.(Buckle,1985) Mutu mukrobiologis ini

akan menentukan ketahanan simpan dari produk tersebut ditinjau dari kerusakan oleh

mikroorganisme, dan keamanan produk dari mikroorganisme ditentukan oleh jumlah species

patogenik yang terdapat. Ng akanJadi kemampuan untuk mengukur secara tepat jumlah

mikroorganisme yang umum terdapat dalam bahan pangan dan jumlah organisme spesifik

yang berada dalam produk pangan merupakan dasar yang penting bagi mikroobiologi pangan.

Analisis kuantitatif mikrobiologi pada bahan pangan penting dilakukan untuk mengetahui

mutu bahan pangan dan menhitung proses pengawetan yang akan diterapkan pada bahan

pangan tersebut. Beberapa cara dapat digunakan untuk menghitung jumlah jasad renik di

dalam suatu suspensi atau bahan, yaitu hitungan mikroskopik, hitungan cawan, dan MPN

Page 11: Pen Gen Alan Morfologi Jamur Benang Dan Khamir

(Most Probable Number). Tapi, dalam penerapannya di dalam praktikum, hanya dilakukan

hitungan cawan dan MPN.

Metode hitungan cawan memiliki prinsip yaitu jika sel jasad renik yang masih hidup

ditumbuhkan pada medium agar, maka sel jasad renik tersebut akan berkembang biak

membentuk koloni yang dapat dilihat langsung dan dihitung dengan mata tanpa

menggunakan mikroskop(Fardiaz,1992).

Metode hitungan cawan adalah metode perhitungan secara tidak langsung yang didasarkan

pada anggapan bahwa setiap sel yang dapat hidup akan berkembang menjadi satu koloni yang

merupakan suatu indeks bagi jumlah organisme yang dapat hidup yang terdapat pada

sampel(Penn, 1991).

Koloni yang dipilih untuk dihitung menggunakan cara metode hitungan cawan memiliki

syarat khusus berdasarkan statistik untuk memperkecil kesalahan dalam perhitungan.

Perhitungan mengacu kepada standar atau peraturan yang telah ditentukan. Syarat-syaratnya

sebagai berikut :

1. Pilih cawan yang ditumbuhi koloni dengan jumlah 30-300 koloni. >

300 = TNTC (Too Numerous To Count) atau TBUD (Terlalu Banyak

Untuk Dihitung). < 30 = TFTC (Too Few To Count).

2. Jumlah koloni yang dilaporkan terdiri dari 2 digit yaitu angka satuan

dan angka sepersepuluh yang dikalikan dengan kelipatan 10

(eksponensial)

3. Bila diperoleh perhitungan < 30 dari semua pengenceran, maka

hanya dari pengenceran terendah yang dilaporkan.

4. Bila diperoleh perhitungan > 300 dari semua pengenceran, maka

laporannya adalah 300 dikali 1/ faktor pengenceran dengan

menuliskan hasil yang sebenarnya dalam tanda kurung. (hasil

yang sebenarnya diperoleh dari pengenceran tertinggi).

5. Bila ada 2 cawan, masing-masing dari pengenceran rendah dan

tinggi yang berurutan dengan jumlah koloni 30-300 dan hasil bagi

dari jumlah koloni pengenceran tertinggi dan terendah ≤ 2, maka

jumlah yang dilaporkan adalah nilai rata-rata. Jika hasil bagi dari

Page 12: Pen Gen Alan Morfologi Jamur Benang Dan Khamir

pengenceran tertinggi dan terendah > 2 maka jumlah yang

dilaporkan adalah dari cawan dengan pengenceran terendah.

Sebagai salah satu metode perhitungan metode hitungan cawan ini memiliki kelebihan

dan kekurangan(Fardiaz,1992). Kelebihan dari metode hitungan cawan:

a. Hanya sel yang masih hidup yang hidup yang dihitung

b. Beberapa jenis jasad renik dapat dihitung sekaligus

c. Dapat digunakan untuk isolasi dan identifikasi jasad renik karena koloni yang

terbentuk mungkin berasal sari suatu jasad renik yang memiliki penamapakan

pertumbuhan spesifik.

Kekurangannya, yaitu:

a. Hasil hitungannya tidak menunjukkan jumlah sel yang sebenarnya, karena

beberapa sel yang berdekatan mungkin membentuk satu koloni

b. Medium dan kondisi inkubasi yang berbeda mungkin menghasilkan nilai yang

berbeda

c. Jasad renik yang ditumbuhkan harus dapat tumbuh pada medium padat dan

membentuk koloni yang kompak dan jelas, tidak menyebar.

d. Memerlukan persiapan dan waktu inkubasi yang relative lama sehingga

pertumbuhan koloni dapat dihitung.

Pada saat praktikum, hasil yang ditemukan pada berbagai jenis bahan pangan sangat

beragam. Sampel yang diuji adalah susu kemasan, teh kemasan, dan air mineral kemasan.

Hasil dari sampel susu kemasan, koloni yang ditemukan pada pengenceran 10-3 23

koloni. SPC untuk pengenceran 10-3 adalah <3 x 105 (2,3 x 105). Pada pengenceran 10-4

terdapat 10 koloni. SPC untuk pengenceran 10-4 adalah <3 x 105 (1,0 x 105). Menurut

literature, bila diperoleh perhitungan < 30 dari semua pengenceran, maka hanya dari

pengenceran terendah yang dilaporkan(fardiaz,1992). Sehingga SPC yang dilaporkan adalah

<3 x 105 (2,3 x 105). Koloni yang tumbuh mungkinan adalah mikroorganisme yang dapat

mengurai susu atau yang dapat tumbuh pada susu. Koloni yang tumbuh mungkin adalah

golongan bakteri karena koloni tersebut tidak berserabut seperti kapang. Bakteri yang

mungkin tumbuh adalah Lactobacillus karena bakteri ini dapat hidup pada susu dan dapat

mengurai susu.

Page 13: Pen Gen Alan Morfologi Jamur Benang Dan Khamir

Hasil dari sampel teh didapat koloni yang tidak dapat dihitung. Sehingga SPCnya

adalah >3,0 x 106. Setelah diinkubasi, cawan tersebut tertutupi oleh serabut-serabut halus

yang tipis. Hal ini disebut kondisi mikroba tidak bisa untuk dihitung atau TBUD dimana

sangat sulit sekali untuk menghitungnya karena media telah tertutupi oleh mikroba.

Kemungkinan mikroba yang tumbuh adalah berupa kapang karena ciri-ciri koloni yang

tumbuh menyerupai benang-benang halus.

Hasil dari sampel air mineral kemasan, koloni yang didapat pada pengenceran 10-3

adalah 80 koloni. SPC untuk pengenceran 10-3 adalah 8,0 x 104. Pada pengenceran 10-4

terdapat 15 koloni. SPC untuk pengenceran 10-4 adalah <3 x 105 (1,5 x 105). Pada sampel air

mineral, mikroba yang tumbuh bisa apa saja, tapi biasanya yang mengontaminasi air mineral

adalah sejenis bakteri.

Pendekatan lain untuk enumerasi bakteri hidup adalah dengan

metode MPN. MPN didasarkan pada metode statistik (teori kemungkinan).

Metode MPN ini umumnya digunakan untuk menghitung jumlah bakteri

pada air khususnya untuk mendeteksi adanya bakteri koliform yang

merupakan kontaminan utama sumber air minum. Ciri-ciri utamanya yaitu

bakteri gram negatif, batang pendek, tidak membentuk spora,

memfermentasi laktosa menjadi asam dan gas yang dideteksi dalam

waktu 24 jam inkubasi pada 37º C. Sampel ditumbuhkan pada seri tabung

sebanyak 3 atau 5 buah tabung untuk setiap kelompok. Apabila dipakai 3

tabung maka disebut seri 3, dan jika dipakai 5 tabung maka disebut 5

seri. Media pada tabung adalah Lactose Broth yang ditambah tabung

durham. Pemberian sampel pada tiap seri tabung berbeda-beda. Untuk

sampel sebanyak 10 ml ditumbuhkan pada media LBDS (Lactose Broth

Double Stegth) yang memiliki komposisi Beef extract (3 gr), peptone (5

gr), lactose (10 gr) dan Bromthymol Blue (0,2 %) per liternya. Untuk

sampel 1 ml dan 0,1 ml dimasukkan pada media LBSS (Lactose Broth

Single Stegth) yang berkomposisi sama tapi hanya kadar laktosa

setengah dari LBDS yaitu 5 gr.

Setelah sampel-sampel diinkubasi, jika ada kegiatan mikroba maka

LBDS dan LBSS akan mengalami perubahan warna, endapan, dan tabung

Page 14: Pen Gen Alan Morfologi Jamur Benang Dan Khamir

durham akan ada gelembung udara. Kemudian hasil dari pengamatan

setelah diinkubasi, catat kombinasinya, kemudian kombinasi angka

tersebut dicocokan dengan tabel MPN di bawah ini. Setelah di bandingkan

didapat nilai MPNnya, hitung total mikroorganismenya dgn rumus: Pada

praktikum kali ini, sampel yang diambil untuk dihitung mikrobanya adalah susu

kemasan, teh kemasan, dan air mineral.

Pada susu kemasan, hasil kombinasi angka yang didapat adalah 3,3,0,

maka nilai MPNnya adalah 2,4. Total mikroorganismenya adalah 2,4. Adanya

gelembung udara disini menunjukan adanya aktivitas bakteri koliform. Berdasar

sifat koliform, maka bakteri ini dapat memfermentasikan laktosa menjadi asam

dan gas yang dideteksi oleh berubahnya warna dan gas dalam tabung durham.

Nilai MPN ditentukan dengan kombinasi jumlah tabung positif (asam dan gas)

tiap serinya setelah diinkubasi.

Pada teh kemasan, hasil kombinasi angkanya adalah 0,0,0, maka nilai

MPNnya adalah <0,03. Total mikroorganismenya adalah <0,03. Pada teh

kemasan tidak terdapat adanya gelembung udara yang ditangkap oleh tabung

durham. Ini menandakan tidak adanya aktivitas bakteri koliform didalam teh

kemasan. Namun, walaupun tidak adanya gelembung udara, tapi didalam LBSS

dan LBDS terdapat endapan dan selaput-selaput. Hal ini menunjukan adanya

aktifitas mikroorganisme. Kemungkinan itu merupakan mikroba penyintesis gula,

karena teh kemasan tersebut pasti mengandung gula, sehingga mikroba

tersebut dapat hidup dan beraktivitas.

Pada air mineral, hasil kombinasi angka yang didapat adalah 0,0,1, maka

nilai MPNnya adalah 0,03. Total mikroorganismenya adalah 0,03. Pada air

mineral tersebut terbukti adanya aktifitas mikroorganisme koliform. Sama halnya

dengan susu kemasan.

TASYA ARIESTA PRIMASTUTY

240210080100

KESIMPULAN

Page 15: Pen Gen Alan Morfologi Jamur Benang Dan Khamir

1. Analisis kuantitatif mikrobiologi pada bahan pangan penting dilakukan untuk mengetahui

mutu bahan pangan dan menhitung proses pengawetan yang akan diterapkan pada bahan

pangan tersebut.

2. Beberapa cara dapat digunakan untuk menghitung jumlah jasad renik di dalam suatu

suspensi atau bahan, yaitu hitungan mikroskopik, hitungan cawan, dan MPN (Most

Probable Number)

3. SPC susu kemasan yang dilaporkan adalah <3 x 105 (2,3 x 105).

4. Pada susu kemasan terdapat banyak aktifitas mikroorganisme, seperti bakteri koliform

5. SPC teh kemasan yang dilaporkan adalah >3,0 x 106

6. Pada teh kemasan cenderung bersih, namun masih ada beberapa aktifitas mikroorganisme

seperti mikroorganisme yang dapat mensintesis gula.

7. Pada air mineral ditemukan adanya aktifitas bakteri koliform.

DAFTAR PUSTAKA

Fardiaz,Srikandi.1992.Mikrobiologi Pangan 1.Gramedia:Jakarta.

Sukarminah, Een.2008.Mikrobiologi Pangan.UNPAD:Jatinangor.

Buckle, K.A.1985.Ilmu Pangan.UI press:Jakarta.

http://ekmon-saurus.blogspot.com/2008/11/bab-6-menentukan-jumlah-ukuran-mikroba.html

http://megamii.wordpress.com/2009/03/15/pembahasan/

http://blogkita.info/my-kampuz/my-kuliah/mikrobiologi/perhitungan-jumlah-bakteri/comment-

page-1/

http://www.jlindquist.net/generalmicro/102dil3.html