Pemutusan Mata Rantai Penularan Zoonosis dari Hewan ke · PDF file– jas lab/pakaian...
Transcript of Pemutusan Mata Rantai Penularan Zoonosis dari Hewan ke · PDF file– jas lab/pakaian...
Pemutusan Mata Rantai Penularan
Zoonosis dari Hewan ke Manusia: Pemeriksaan Ante-Post Mortem
Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan
Kementerian Pertanian RI
Disampaikan pada :
Untuk Kepentingan
Kesejahteraan Hewan
dan Kesehatan
Masyarakat, hewan
masuk ke RPH/dipotong
harus dalam keadaan:
• Bebas dari luka
memar
• Bebas penyakit
• Tidak stress
Pemeriksaan Ante-Post Mortem
4
• Dokter hewan
• Tenaga keswan-kesmavet/paramedis veteriner, keurmaster, juru uji daging (di bawah pengawasan dokter hewan)
Dengan keterbatasan jumlah pemeriksa Petugas
pemotongan (panitia Qurban) juga diharapkan dapat melapor ke petugas apabila ada kondisi hewan/produk hewan yang dicurigai
Pelaksana
• Pemeriksaan antemortem = pemeriksaan sebelum pemotongan = pemeriksaan kesehatan hewan sebelum hewan dipotong
• Tujuan:
– Memperoleh hewan yang berada dalam keadaan cukup istirahat
– Menghindari pemotongan hewan yang sakit (penyakit hewan menular, zoonosis)
– Mencegah kemungkinan terjadinya kontaminasi pada tempat pemotongan, alat dan pegawai/pekerja
– Bahan informasi bagi keperluan pemeriksaan postmortem
– Mengawasi penyakit-penyakit tertentu yang harus dilaporkan
Pemeriksaan Ante Mortem
• Pemeriksaan dilakukan di kandang penampungan hewan – bersih, kering
– terang (intensitas cahaya min. 540 luks (50 foot candle)
• perlengkapan pemeriksa: – jas lab/pakaian kerja, sepatu
bot,
– alat tulis, catatan/ formulir pemeriksaan dan
– stempel/cap/Penanda sapi telah diperiksa dan dinyatakan sehat,
• fasilitas cuci tangan dilengkapi sanitizer
Peralatan
• Pemeriksaan antemortem dilakukan maksimum 24 jam sebelum penyembelihan
• Hewan harus diistirahatkan minimum 12 jam sebelum penyembelihan
• Prinsip pemeriksaan dengan pengamatan (inspeksi) dan perabaan (palpasi), terhadap:
– STATUS GIZI & KEAKTIFAN : sikap hewan berdiri dan bergerak dilihat dari segala arah
– LUBANG KUMLAH: selaput lendir mulut, mata, dan cermin hidung
– KULIT &KEADAAN BULU: kekusaman dan kebersihan
– LIMFOGLANDULA: lgl. Submaxillaris, prescapularis, dan inguinalis
– SUHU BADAN memegang pangkal ekor
Prosedur Pemeriksaan
Ciri Hewan Sehat
• Kepala tegak dan sigap;
• Mata yang bening, hidung yang basah dan tidak meludah berlebihan;
• Kotoran berkonsistensi normal dan tidak berdarah;
• Warna kencing berwarna kuning-jerami;
• Tidak menampakkan masalah dalam bergerak;
• Bernafas normal dan tidak bersuara;
• Berinteraksi dan beraktifitas dengan lingkungannya;
• Gusi yang merah muda dan sehat dan mukosa yang sehat pula;
• Tidak bersuara atau berteriak, menggiling gigi, kejang-kejang atau melengkungkan punggung;
• Tidak adanya tanda-tanda kesakitan, abses, luka, memar, patah.
• Tidak adanya tanda-tanda stres panas maupun dingin.
1. Gizi
2. Sikap, jalan, dan pandangan hewan
3. Kulit
4. Organ pencernaan
5. Organ pernafasan
6. Peredaran darah
7. Selaput lendir
8. Ambing
9. Suhu badan
PEMERIKSAAN
• Gizi – Normal: Gemuk belemak
– Kekurusan • Kekurusan normal
• Kekurusan patologik
• Sikap, jalan, dan pandangan. Sikap bebas tdk dipasakan, jalan terkoordinasi, pandangan baik, gerak telinga lincah, dan awas/memperhatikan lingkungan
• Kulit – Hewan sehat, kulit supel, lepas, mudah dilipat dan digeser, lipatan
lipatan cepat hilang
– Licin, mengkilat, dan tidak pucat
PEMERIKSAAN
• Organ pencernaan – Nafsu makan baik
– Tidak muntah-muntah
– Defekasi normal
– Perut tidak menggelembung
• Organ pernafasan – Pernafasan teratur dan perlahan
• Peredaran darah
PEMERIKSAAN (Lanjutan..)
Sapi Pedet Domba/
Kambing
Kuda Babi
10 – 30/menit 10 – 15/menit 10 – 20/menit 8 – 12 menit 10 -20/menit
Sapi Pedet Domba/
Kambing
Kuda Babi
60–70/menit 100/menit 60-90/menit 28-40/menit 60-90/menit
• Selaput lendir – Hewan sehat: merah muda ceria
– Mukosa vagina selama estrus lebih merah
– Mukosa vagina eksudasi karena vaginitis atau metritis
– Mukosa hidung dan mata pucat, perdarahan, anemia
• Ambing – Normal
– Bengkak
• Suhu badan Normal
PEMERIKSAAN (Lanjutan..)
Sapi Pedet Domba/
Kambing
Kuda Babi
38-39,5 oC 39,5-40 oC 38-39,5oC 37-38oC 38,5-39,5oC
Hasil Pemeriksaan Keputusan
• Hewan normal/sehat
• Hewan dengan kelainan terlokalisasi, seperti tumor
pada mata, pneumonia, dll
1. Diijinkan untuk
dipotong
• Hewan lumpuh/ambruk karena kecelakaan namun
tidak menunjukkan gejala sakit 2. Harus segera
dipotong
• Hewan menderita atau menunjukkan gejala sakit,
seperti coryza gangrenousa bovum, haemorhagic
septicemia, piroplasmosis, surra, arthritis, hernia,
fraktura, absces, epithelimia, actinomycosis,
actinobacillosis, mastitis, septicemia, cachexia,
hydrops, oedema, brucellosis, tuberculosis
3. Dipotong dengan
pengawasan
dokter hewan
• Hewan menunjukkan gejala penyakit akut, seperti
anthrax, tetanus dan malleus 4. Dilarang dipotong
Keputusan pemeriksaan antemortem
• Pemeriksaan postmortem = pemeriksaan setelah pemotongan pada jeroan/visera (organ dalam rongga dada & perut) dan karkas
• Tujuan:
– Meneguhkan diagnosa antemortem
– Mendeteksi dan mengeliminasi kelainan-kelainan pada daging daging tersebut aman dan layak dikonsumsi
– Menjamin pemotongan yang baik dan benar, halal serta higienis
– Memeriksa kualitas daging
Pemeriksaan Post Mortem
• Intensitas cahaya min. 540 luks (50 foot candle)
• Jas lab/pakaian kerja, apron tahan air, sepatu bot, penutup kepala, penutup hidung dan mulut, sarung tangan
• Meja porslen, pengait kepala dan jeroan
• Fasilitas air panas untuk sanitasi peralatan
• Pisau tajam, tempat pisau, dan pengasah pisau
• Tempat penampungan organ yang diafkir dan plastik spesimen untuk organ yang dicurigai
• Tempat cuci tangan dilengkapi sanitaiser
Peralatan
• Informasi atau data pemeriksaan antemortem
• Catatan data pemeriksaan (laporan)
• Karkas dan jeroan yang menunjukkan kelainan penyakit menular dan zoonosis dipisahkan dan ditempatkan dalam wadah berlabel untuk pemusnahan
Perlu diperhatikan saat Pemeriksaan Post Mortem
Inspesksi, Palpasi, Insisi
• Mengetahui abnormalitas yang terjadi
• Dilakukan siang hari (penerangan sesuai
persyaratan teknis)
• Pemeriksaan dengan INSISI hanya bila
diperlukan
35
Prinsip Pemeriksaan Post Mortem
• Kelenjar Pertahanan
– Lgl. Praescapularis atau lgl
cervicales supervialis
– Lgl. Axillaris
– Lgl. Poplitea
– Lgl. Supramamaria / lgl.
Inguinalis
– Lgl. Prae - femoralis
• Kondisi Memar/nekrosa
36
Pemeriksaan Karkas
• Kepala digantung dengan
mulut diatas, ujung lidah
dikeluarkan diantara kedua
lubang rahang bawah
• Dilihat dan teliti dari luar
mukosa mulut dan rongga
kerongkongan
• Kanan kiri dipotong
dilepaskan lidah ditarik
ditarik hingga tulang lidah
patah
• Lidah disayat-lepaskan
dilihat, diraba, dan dipijit 39
Pemeriksaan Kepala
• Pharynx dipotong melintang sehingga lgl. Retropharyngealis terpotong
• Maseter dipotong menjadi 2 atau 3 lapisan
• Pisau diteruskan membelah lgl. Sub-maxillaris dan subparotidealis dipijit
• Perhatikan bisul-bisul di kepala, bisul actinomycosis pada lidah
• Pemeriksaan Maseter
– sapi cysticercus enermis / bovis
– Babi cysticercosis cellulose
40
Pemeriksaan Kepala (Lanjutan..)
• Paru-paru diraba, dipotong melintang,
perhatikan lgl. mediastinalis
• Trachea dibelah memanjang pada
pertemuan cincinnya
• Perhatikan tubercle pada paru-paru, lgl.
Bronchialis, dan lgl. Mediastinalis
• Kotoran atau darah pada bronchus
• Cacing strongyloid dan hemorrhagi
pada bronchus babi
• Atelektasis
– paru tidak ada hawanya, eksudat dan
bengkak
– volume paru kecil, merah kebiruan,
kompak,
– sayatan licin dan kering; sayatan di air
tenggelam
– paru-paru di afkir 45
Pemeriksaan Paru
• Emfisema (alveoler, interstitial) : – Isi hawa pulmo bertambah (gelembung)
– alveoli kadang-kadang pecah
– krn penyumbatan makanan, lendir, cacing
• Hiperemia: – terjadi radang karena kelemahan jantung
– paru kurang dikempiskan, warna gelap, petechie
– dataran sayatan merah tua, licin, lembab
– paru diafkhir
• Pneumonia – selalu dimulai bronchitis
– radang pada lobus-lobusnya
46
Pemeriksaan Paru (Lanjutan...)
• Pembungkus dibuka
• Jantung sehat mengkilat
• Serambi dan bilik kanan/kiri dibelah
• Cysticercosis inermis pada klep jantung
dan pericardium
• Ptechiae dan degenerasi pd daging
jantung
• Pericharditis traumatik, karena benda
asing
bagian terkena afkir
54
Pemeriksaan Jantung
• Dilihat dan diraba, lgl hepatika
diiris, hati dipotong melintang
• Distomum, degenerasi melemak
warna kuning
• Fasioliasis
– penebalan kapur pipa empedu
– keras, warna kuning-putih
– gumpalan coklat kotor,
– berlendir, berbutir
– hati afkir afkir
57
Pemeriksaan Hati
• Normal oval memanjang, gepeng,
biru keabuan, konsistensi lunak
• Diraba, dibelah menurut panjangnya,
limpa sehat agak keras tepinya tajam
• Bengkak 2 – 3 x, berdarah,
• TBC tuberkel-tuberkel besar dengan
pengkejuan, warna abu-abu s/d
kuning,
• Malleus warna kuning (afkir)
• Anthrax warna hitam seperti tir (afkir)
61
Pemeriksaan Limpa
• Normal:
Oval, Gepeng, Warna coklat, terdiri dari
16-24 renkuli, Kulit tipis mudah dikupas,
Konsistensi elastis
• Amati adanya :
– Oedema
– Pembengkakan
– Peradangan/Nephritis
– Batu Ginjal
63
Pemeriksaan Ginjal
• Lihat bagian-bagian, usus dibuka
• lgl. Mesenterica dibelah, sering
berwarna kehijau-hijauan
• Perubahan haemorrhagi, radang,
actinomycosis, tbc, parasit lainnya
66
Pemeriksaan Pencernaan
• Dapat dikonsumsi (approved for human
consumption)
• Dimusnahkan seluruhnya (totally condemned
for human consumption)
• Dimusnahkan beberapa bagian (partially
condemned for human consumption)
• Bersyarat
Keputusan pemeriksaan postmortem
DAGING
Bahan makanan
bernilai gizi tinggi baik
bagi manusia maupun
mikroorganisme
(kuman)
Bahan makanan mudah
rusak (perishable food)
Bahan pangan berpotensi
berbahaya (potentially
hazardous food = PHF)
Agen Penyebab foodborne Illness
Bacteria
57%
Parasites
11%
Viruses
12%Chemicals
20%
Sumber :
CDC, Faktor Penyebab Foodborne Disease 1988 – 1992 (dari 1435 kasus)
Higiene & Sanitasi
• Higiene seluruh tindakan untuk mencegah atau mengurangi kejadian terhadap kesehatan
• Sanitasi menciptakan segala sesuatu yang higienis dan kondisi yang menyehatkan
• Higiene pangan dan personal
• Sanitasi lingkungan sekitar pangan
72
Persyaratan Pelaksanaan dan
Praktek yang Higienis
• Kesehatan karyawan/personal
• Kebersihan Lokasi Pemotongan hewan dan
Penangan daging (harus terpisah)
• Kebersihan peralatan
• Pengendalian hama (hewan lain)
• Ketersediaan Air
• Pengawasan selama proses pemotongan
• Higiene pemotongan dan setelah
pemotongan
Pengemasan Daging Qurban
• Rantai dingin (apabila memungkinkan)
• Daging tidak dikemas dalam satu kemasan
dengan dengan Jeroan dll
• Kemasan terbuat dari bahan yang tidak
berbahaya bagi kesehatan dan tidak
menambah kontaminasi pada daging
• Daging segera di bagikan ke pada penerima
76