pemicu 5

56
Patricia Gonardy Pemicu 5 405130184

description

5

Transcript of pemicu 5

Patricia Gonardy

Patricia GonardyPemicu 5405130184LOMenjelaskan TBBronkiektaksisTumorHistoplasmosis dan pneumokoniosisHIV, merokok, alergi terhadap batukESO Enviromental exposurePertusis LO 1Tuberkulosis ParuAdalah suatu penyakit infeksi kronik yang sudah sangat lama dikenal pada manusia.Pada tahun 1882, Robert Koch menemukan kuman penyebabnya semacam bakteri berbentuk batang kemudian penyakit ini dinamakan Tuberkulosis, dan hampir seluruh tubuh manusia dapat terserang olehnya tetapi yang paling banyak adalah organ paru.- Mengidentifikasi basil tahan asam M.tuberculosis untuk pertama kali sebagai bakteri penyebab TB ini.4Epidemiologi global Pada permulaan abad 19, insidensi penyakit tuberkulosis di eropa dan AS sangat besar. Angka kematian cukup tinggi yakni 400 per 100.000 penduduk, dan angka kematian berkisar 15-30% dari semua kematian. Pada bulan maret tahun 1993, WHO mendeklarasikan TB sebagai global health emergency. Tahun 1998 ada 3.617.047 kasus TB tercatat di seluruh dunia. - TB dianggap sbg masalah kesehatan dunia yg penting krn lebih kurang 1/3 penduduk dunia terinfeksi oleh mikobakterium TB. 5Epidemiologi di IndonesiaIndonesia adalah negeri dengan prevalensi TB ke-3 tertinggi di dunia setelah China dan India.Pada tahun 1998 diperkirakan TB di china, India, dan Indonesia berturut-turut 1.828.000, 1.414.000, dan 591.000 kasus. Perkiraan kejadian BTA di sputum yang positif di Indonesia adalah 266.000 tahun 1998.

Menurut WHO sepertiga penduduk dunia telah tertular TB, tahun 2000 lebih dari 8 juta penduduk dunia menderita TB. Penyakit TB bertanggung jawab terhadap kematian hampir 2 juta penduduk setiap tahun, sebagian besar terjadi di negara berkembang. World Health Organization memperkirakan bahwa TB merupakan penyakit infeksi yang paling banyak menyebabkan kematian pada anak dan orang dewasa. Kematian akibat TB lebih banyak daripada kematian akibat malaria dan AIDS. Pada wanita kematian akibat TB lebih banyak dari pada kematian karena kehamilan, persalinan, dan nifas. Menurut perkiraan antara tahun 20002020 kematian karena TB meningkat sampai 35 juta orang. Setiap hari ditemukan 23.000 kasus TB dan TB menyebabkan hampir 5000 kematian.

World Health Organization (WHO). Guidance for national tuberculosis programme on the management of tuberculosis in children. WHO/HTM/2006.371Cara penularanProses terjadinya infeksi oleh M.tuberculosis biasanya secara inhalasi.Penularan penyakit ini sebagian besar melalui inhalasi basil yang mengandung droplet nuclei, khususnya yang didapat dari pasien TB paru dengan batuk berdarah atau berdahak yang mengandung basil tahan asam (BTA). Pada TB kulit atau jaringan lunak penularannya bisa melalui inokulasi langsung.- Lingkungan hidup yg sgt padat dan pemukiman di wilayah erkotaan kemungkinan bsr telah mempermudah proses penularan dan berperan sekali atas peningkatan jumlah kasus TB 8Penyebab tuberkulosis adalah Mycobacterium tuberculosis, sejenis kuman berbentuk batang dengan ukuran panjang 1-4/um dan tebal 0,3-0,6 um. Sebagian besar dinding kuman terdiri atas asam lemak, kemudian peptidoglikan dan arabinomannan. Kuman ini bersifat aerob. Ini menunjukkan bahwa kuman lebih menyenangi jaringan yang tinggi kandungan oksigennya. Lipid inilah yg membuat kuman lebih tahan asam sehingga disebut bakteri tahan asam (BTA) dan ia juga lebih tahan terhadap gangguan kimia dan fisis. Kuman ini dpt tahan hidup pd udara kering dan dlm keadaan dinginDalam hal ini, tekanan oksigen pd bagian apikal paru2 lbh tnggi dri bgn lain, shingga bgn apikal ini merupakan tempat predileksi penyakit tuberkulosis 9Tuberkulosis PrimerPenularan tuberkulosis paru terjadi karena kuman dibatukkan atau dibersinkan keluar menjadi droplet nuclei dalam udara sekitar kita. Partikel infeksi ini dpt menetap dalam udara bebas selama 1-2 jam, tergantung pada ada tidaknya sinar ultraviolet, ventilasi yg buruk dan kelembapan.Bila kuman menetap di jaringan paru, berkembang biak dalam sitoplasma makrofag, disini ia dpt terbawa masuk ke organ tubuh lainnya. Kuman yg bersarang di jaringan paru akan berbentuk sarang uberkulosis pneumonia kecil / sarang primer/ afek primer/ sarang Ghon.Sarang primer dpt terjadi di setiap bagian jaringan paru. Bila menjalar sampai ke pleura, maka terjadilah efusi pleura.Sarang primer ini mungkin timbul di bagian mana saja dalam paru, berbeda dengan sarang reaktivasi. Dari sarang primer akan kelihatan peradangan saluran getah bening menuju hilus (limfangitis lokal) dan juga diikuti oleh pembesaran kelenjar getah bening di hilus (limfadenitis regional). Sarang primer limfangitis lokal + limfadenitis regional = kompleks primer (Ranke).Semua proses ini memakan waktu 3-8 minggu.

Tuberkulosis Postprimer (sekunder) Kuman dormant pada tuberkulosis primer akan muncul bertahun-tahun kemudiansebagai infeksi endogen menjadi tuberkulosis dewasa (TB sekunder).TB sekunder terjadi karena imunitas menurun spt malnutrisi, alkohol, penyakit maligna, diabetes, AIDS, gagal ginjal.TB ini dimulai dgn sarang dini yg berlokasi di regio atas paru (bagian apikal posterior lobus superior atau inferior). Invasinya adalah ke daerah parenkim paru-paru dan tidak ke nodus hiler paru. Sarang dini ini mula-mula juga berbentuk sarang pneumonia kecil. Dalam 3-10 minggu sarang ini menjadi tuberkel yakni suatu granuloma yang terdiri dari sel-sel histiosit dan sel Datia-Langhans (sel besar dengan banyak inti) yg dikelilingi oleh sel-sel limfosit dan berbagai jaringan ikat.Sarang dini ini dapat menjadi :- direabsorbsi kembali dan sembuh tanpa meninggalkan cacat,- sarang yang mula-mula meluas, tetapi segera menyembuh dengan serbukan jaringan fibrosis. Klasifikasi tuberkulosisPembagian secara patologis Tuberkulosis primer (childhood tuberculosis)Tuberkulosis post-primer (adult tuberculosis)Pembagian secara radiologis (luas lesi)Tuberkulosis minimalModerately advanced tuberculosisFar advanced tuberculosis

Pada tahun 1974 American Thoracic Society memberikan klasifikasi baru yg diambil berdasarkan aspek kesehatan masyarakat :Kategori 0 : tdk pernah terpajan, dan tidak terinfeksi, riwayat kontak negatif, tes tuberkulin negatif.Kategori 1 : terpajan tuberkulosis, tapi tidak terbukti ada infeksi. Di sini riwayat kontak positif, tes tuberkulin negatif.Kategori 2 : Terinfeksi tuberkulosis, tetapi tidak sakit. Tes tuberkulin positif, radiologis dan sputum negatif.Kategori 3 : Terinfeksi tuberkulosis dan sakit WHO 1991 berdasarkan terapi membagi TB dalam 4 kategori yakni : Kategori 1, ditujukan terhadap : kasus baru dengan sputum positif, kasus baru dengan bentuk TB berat.Kategori 2, ditujukan terhadap : kasus kambuh dan kasus gagal dengan sputum BTA positifKategori 3,ditujukan terhadap : kasus BTA negatif dengan kelainan paru yang tidak luas, kasus TB ekstra paru selain dari yang disebut dalam kategori 1Karegori 4, ditujukan terhadap TB kronikKriteria pasien TB paru berdasarkan WHO 1991 Pasien dengan sputum BTA positif :Pasien yg pada pemeriksaan sputumnya secara mikroskopis ditemukan BTA, sekurang kurangnya pada 2 kali pemeriksaan Satu sediaan sputumnya positif disertai biakan yang positifPasien dengan sputum BTA negatif :Pasien pd pemeriksaan sputumnya secara mikroskopis tidak ditemukan BTA setidaknya pada 2 kali pemeriksaanPasien yang pada pemeriksaan sputumnya secara mikroskopis tidak ditemukan BTA sama sekali, tetapi pada biakannya positif.Gejala klinisDemamBatuk/batuk darahSesak napasNyeri dadaMalaise Pemeriksaan BakteriologisDilakukan pemeriksaan bakteriologi untuk menemukan kuman tuberkulosis. Bahan untuk pemeriksaan bakteriologi ini dapat berasal dari dahak, cairan pleura, likuor cerebrospinal, bilasan bronkus, bilasan lambung, kurasan bronkoalveolar (bronchoalveolar lavage/BAL), urin, feses dan jaringan biopsi (termasuk biopsi jarum halus/BJH). Seterusnya ialah cara pengumpulan dan pengiriman bahan dimana dahak pasien diambil sebanyak 3 kali, yaitu dahak sewaktu kunjungan, pagi (keesokan harinya) dan pada saat mengantarkan dahak pagi atau setiap pagi 3 hari berturut-turut.Bahan pemeriksaan/spesimen yang berbentuk cairan dikumpulkan /ditampung dalam pot yang bermulut lebar, berpenampang 6 cm atau lebih dengan tutup berulir, tidak mudah pecah dan tidak bocorPemeriksaan bakteriologi dapat juga dilakukan dengan cara biakan kuman, yaitu pemeriksaan biakan Mycobacterium tuberculosis dengan metode konvensional, dengan cara Egg Base media (Lowenstein-Jensen, Ogawa, Kudoh) dan agar base media (Middle brook) Buku Pedoman Diagnosis dan Penatalaksanaan Di Indonesia (PDPI) 2002Interpretasi hasil pemeriksaan TB paru (dari pemeriksaan dahak) :

3 kali positif atau 2 kali positif, 1 kali negatif = BTA positif 1 kali positif, 2 kali negatif = Ulang BTA 3 kali, - Kemudian bila 1 kali positif, 2 kali negatif = BTA positif - Bila 3 kali negatif BTA negatif

(Buku Pedoman Diagnosis dan Penatalaksanaan Di Indonesia, 2006).dari 3 kali pemeriksaan 20Interpretasi pemeriksaan mikroskopis TB paru mengikut skala IUATLD :Tidak ditemukan BTA dalam 100 lapang pandang = Negatif Ditemukan 1-9 BTA dalam 100 lapang pandang = Ditulis jumlah kuman yang ditemukan Ditemukan 10-99 BTA dalam 100 lapang pandang = + (1+) Ditemukan 1-10 BTA dalam 1 lapang pandang = ++ (2+) Ditemukan >10 BTA dalam 1 lapang pandang =+++ (3+)

( Buku Pedoman Diagnosis dan Penatalaksanaan Di Indonesia, 2006).Interpretasi pemeriksaan mikroskopis dibaca dengan skala IUATLD (rekomendasi WHO). Mengikut Skala IUATLD (International Union Against Tuberculosis and Lung Disease),21Pemeriksaan RadiologikPemeriksaan standar ialah foto toraks PA. Pemeriksaan lain yang berdasrkan indikasi ialah foto lateral, top-lordotik, oblik, dan CT-scan. Pada pemeriksaan foto toraks, tuberkulosis dapat memberi gambaran bermacam-macam bentuk multiform. Gambaran radiologi yang dicurigai sebagai lesi aktif ialah bayangan berawan/nodular di segmen apikal dan posterior lobus atas paru dan segmen superior lobus bawah. Gambaran yang lain ialah kaviti, terutama lebih dari satu, dikelilingi oleh bayangan opak berawan atau nodular.Selain itu bisa juga dilihat bayangan bercak milier dan efusi pleura unilateral atau bilateral. Gambaran radiologi yang dicurigai lesi TB inaktif ialah gambaran yang berupa fibrotic, kalsifikasi atau penebalan pleura.Gambaran radiologi yang menunjukkan kerusakan jaringan paru yang berat, biasanya secara klinis disebut luluh paru. Gambaran radiologi luluh paru terdiri dari atelektasis, ektasis/ multikaviti dan fibrosis parenkim paru. Sulit untuk menilai aktiviti lesi atau penyakit hanya berdasarkan gambaran radiologi tersebut. Jadi perlu dilakukan pemeriksaan bakteriologi untuk memastikan aktiviti proses penyakit.

Buku Pedoman Diagnosis dan Penatalaksanaan Di Indonesia (PDPI) 2002Pemeriksaan SerologiDengan berbagai metode yaitu :Enzyme linked immunosorbent assay (ELISA),ICT, Mycodot, Uji peroksidae anti peroksidase (PAP) dan Uji serologi yang baru/ IgG TBBuku Pedoman Diagnosis dan Penatalaksanaan Di Indonesia (PDPI) 2002Tes Tuberkulin Tes ini hanya menyatakan apakah seseorang pernah mengalami infeksi M.tuberculosis.Setelah 48-72 jam tuberkulin disuntikkan, akan timbul reaksi berupa indurasi kemerahan yang terdiri dari infiltrat limfosit. Hasil tes mantoux dibagi dalam : indurasi 0-5 mm = mantoux negatif (golongan no sensitivity)Indurasi 6-9 mm = hasil meragukan (golongan low grade sensitivity)Indurasi 10-15 mm = mantoux positif (golngan normal sensitivity)Indurasi lebih dari 15 mm = mantoux positif kuat (golongan hypersensitivity)Untuk pasien dengan HIV positif, tes mantoux sekitar 5 mm dinilai positif.

KomplikasiKomplikasi dini : pleuritis, efusi pleura, empiema, laringitis, usus,Poncets arthropathyKomplikasi lanjut : Obstruksi jalan napas, kerusakan parenkim berat (fibrosis paru, kor pulmonal, amiloidosis, karsinoma paru, sindrom gagal napas dewasa, dll)Pengobatan TuberkulosisObat lini pertamaIsoniazid (INH)RifampisinEtambutolStreptomisinPirazinamidObat lini keduaAntibiotik golongan fluorokuinolon (siprofloksasin, ofloksasin, levofloksasin)SikloserinEtionamidAmikasinKanamisinKapreomisinPara amino salisilat (PAS)

PANDUAN OAT PADA TB PARU(WHO, 1993)Panduan OATKlasifikasi & Tipe PenderitaFase awal Fase LanjutanKategori 1 BTA (+) baru Sakit berat : BTA (-) luar paru2HRZS(E)2RHZS(E)4RH4R3H3Kategori 2Pengobatan ulang: Kambuh BTA (+) Gagal2RHZES / 1RHZE2RHZSE / 1RHZE5RHE5R3H3E3Kategori 3

TB Paru BTA (-) TB Luar Paru 2RHZ2RHZ / 2R3H3Z34RH4R3H3Kategori 4Tuberkulosis kroniksputumnya harus dikultur dan uji kepekaan obatINH seumur hidupKeterangan :2 HRZ = Tiap hari selama 2 bulan4 RH = Tiap hari selama 4 bulan4 H3R3 = 3x seminggu selama 4 bulanLO 2BronkiektaksisAdalah suatu penyakit yang ditandai dengan adanya dilatasi (ekstasis) dan distorsi bronkus lokal yang bersifat patologis dan berjalan kronik, persisten atau irreversibel.

Buku Ajar IPD. Jilid II. Edisi VI. Hal 1683-1689Etiologi Kelainan kongenitalMengenai hampir seluruh cabang bronkus pada satu atau kedua paruSering menyertai penyakit kongenital lainnya, misalnya : sindrom kartagener, hipo atau agamaglobulenemia, tidak adanya tulang rawan bronkus, penyakit jantung bawaanKelainan didapatInfeksi. Sering terjadi seseudah seseorang menderita pneumonia yg sering kambuh dan berlangsung lamaObstruksi bronkus. Penyebab yang tersering adalah tumor, benda asing, dan kadang-kadang sumbatan mukus.

Buku Ajar IPD. Jilid II. Edisi VI. Hal 1683-1689

Penyebabnya sampai sekarang masih belum diketahui dengan jelas. Pada kenyataannya kasus2 bronkiektasis dpt timbul secara kongenital dan didapat.Kongenital terjadi sejak individu masih dalam kandungan.dengan ciri :Didapat : terjadi akibat proses berikut Infeksi dimana pneumonia ini merupakan komplikasi pertusis maupun influenza yg diderita semasa anak TB paru dsb

31Patogenesis Bronkiektasis timbul kongenital diduga erat hubungannnya dengan faktor genetik, serta faktor pertumbuhan dan perkembangan fetus dalam kandunganBronkiektasis timbul didpat diduga melalui beberapa mekanisme. Ada beberapa faktor yg diduga ikut berperan:Faktor obstruksi bronkus Faktor infeksi pada bronkus atau paruFaktor adanya beberapa penyakit tertentu seperti fibrosis paruFaktor intrinsik dalam bronkus atau paruPatogenesis pada kebanyakan bronkietasis yg didapat, diduga melalui 2 mekanisme dasar Buku Ajar IPD. Jilid II. Edisi VI. Hal 1683-1689Adanya faktor infeksi bakterialInfeksi pada bronkus atau paru akan diikuti proses destruksi dinding bronkus daerah infeksi bronkiektasisAdanya obstruksi bronkusObstruksi bronkus oleh beberapa penyebab yang akan diikuti terbentuknya bronkiektasisMekanisme pembersihan normal terhambat oleh obstruksi, sehingga segera terjadi infeksi sekunder; atau sebaliknya infeksi kronis pada saatnya menyebabkan kerusakan dinding bronkus sehingga terjadi perlemahan dan dilatasi.

Buku Ajar IPD. Jilid II. Edisi VI. Hal 1683-1689Patogenesis pada kebanyakan bronkietasis yg didapat, diduga melalui 2 mekanisme dasar :Adanya faktor infeksi bakterial. Mula2 krn adanya infeksi ...Adanya obstruksi bronkus oleh beberapa penyebab ( misalnya tuberculosis kelenjar limfe pd anak; karsinoma bronku, korpus alienum dalam bronkus) yang akan diikuti terbentuknya bronkiektasisJadi

33Perubahan PATempat predisposisi : Lobus tengah paru kananBagian lingula paru kiri lobus atasSegmen basal pada lobus bawah kedua paruBronkus yang terkena :Bronkus ukuran sedang, sedangkan bronkus besar jarang terkenaBuku Ajar IPD. Jilid II. Edisi VI. Hal 1683-1689Terdapat berbagai variasi bronkiektasis, baik mengenai jumlah atau luasnya bronkus yg terkena maupun beratnya penyakit:Bronkiektasis sering mengenai ...Biasanya sering yg terkena adalah bronkus....34Perubahan Morfologis BronkusDinding bronkusMengalami proses inflamasi yang sifatnya destruktif dan reversibelMukosa bronkusSilia pada sel epitel menghilang, terjadi perubahan metaplasia skuamosa, dan pengumpulan sel inflamasiApabila terjadi eksaserbasi infeksi akut, akan terjadi pengelupasan, ulserasi, dan pernanahanJaringan paru peribronkialTerjadi kelainan yaitu, pneumonia, fibrosis paru, atau pleuritisArteri bronkialis di sekitar bronkiektasis dapat mengalami pelebaran atau beranastomosisBuku Ajar IPD. Jilid II. Edisi VI. Hal 1683-16891. Dinding bronkus yg terkena mengalami perubahan proses inflamasi .... Pada pemeriksaan PA sering ditemukan berbagai tingkatan keaktifan proses inflamasi dan serta terdapat proses fibrosis35Gambaran klinisGejala dan tanda klinis yang timbul bergantung :Luas dan beratnya penyakitLokasi kelainanAda atau tidak adanya komplikasi lanjut

Ciri khasnya :Adanya batuk kronik disertai sputumAdanya hemoptisis dan pneumonia berulangBuku Ajar IPD. Jilid II. Edisi VI. Hal 1683-1689DiagnosisDitemukan adanya dilatasi dan nekrosis dinding bronkus dengan prosedur pemeriksaan bronkografi, melihat bronkogram yang didapatkan dan CT scanBuku Ajar IPD. Jilid II. Edisi VI. Hal 1683-1689CT scan paru menjadi alternatif sebagai pemeriksaan penunjang yg paling sesuai untuk evaluasi bronkiektasis karena sifatnya yg non-invasifdan hasilnya akurat bila menggunakan ptongan yg lebih tipis dan mempunyai spesifisitas dan sensitivitas >95%37Pemeriksaan PenunjangRontgen dadaMenunjukkan kista-kista kecil dengan fluid level, mirip seperti gambaran sarang tawon Kadang-kadang menunjukkan gambaran pneumonia, fibrosis, atau kolaps, kadang gambaran paru normalCT scan dadaBiakan dahakHitung jenis darah : Bila penyakit ringan gambaran darahnya normalAnemia, leukositosisAnalisa serum immunoglobulinSerum presipitin (pemeriksaan untuk antibodi jamur, aspergillus)Tes PPD untuk infeksi TBC. Buku Ajar IPD. Jilid II. Edisi VI. Hal 1683-1689

38Diagnosis BandingBronkitis kronisTuberkulosis paruAbses paruPenyakit paru penyebab hemoptisis, misalnya: karsinoma paru, adenoma paruFitsula bronkopleural dengan empiemaBuku Ajar IPD. Jilid II. Edisi VI. Hal 1683-1689PENGOBATAN

Tujuan : mengendalikan infeksi dan pembentukan dahak,membebaskan penyumbatan saluran pernafasan serta mencegah komplikasi.Drainase postural yang dilakukan secara teratur setiap hari, merupakan bagian dari pengobatan untuk membuang dahak.Untuk mengatasi infeksi seringkali diberikan antibiotik, bronkodilator, ekspektoran.Pengangkatan paru melalui pembedahan tidak memberikan respon terhadap pemberian obat atau pada penderita yang mengalami perdarahan hebat.Buku Ajar IPD. Jilid II. Edisi VI. Hal 1683-1689Pengobatan SimptomatikPengobatan obstruksi bronkusobatnya bronkodilatorPengobatan hipoksiadiberikan oksigenPengobatan hemoptisis Menghentikan pendarahanPengobatan demam Antibiotik dan antipiretikBuku Ajar IPD. Jilid II. Edisi VI. Hal 1683-1689Pencegahan

Imunisasi campak dan pertusis pada masa kanak-kanak, menurunkan angka kejadian bronkiektasisVaksin influenza berkala membantu mencegah kerusakan bronkus oleh virus flu.Vaksin pneumokok membantu mencegah komplikasi berat dari pneumonnia pneumokok.Minum antibiotik dini saat infeksi juga mencegah bronkiektasis atau memburuknya penyakit.Pengobatan dengan imunoglobulin pada sindroma kekurangan imunoglobulin mencegah infeksi berulang yang telah mengalami komplikasi.Penggunaan anti peradangan yang tepatMenghindari udara beracun, asap dan serbuk yang berbahayaMasuknya benda asing ke saluran pernafasanBuku Ajar IPD. Jilid II. Edisi VI. Hal 1683-1689Prognosis Tergantung pada berat ringannya serta luasnya penyakit waktu pasien berobat pertama kaliPemilihan pengobatan secara tepat dapat memperbaiki prognosis penyakitPada kasus2 yg berat dan tidak dapat diobati, prognosisnya jelek, survivalnya tidak akan lebih dari 5-15 tahun.Buku Ajar IPD. Jilid II. Edisi VI. Hal 1683-1689Kematian pasien tersebut biasanya krn pneumonia, empiema, payah jantung kanan dll.43KomplikasiBronkitis kronisPneumonia dengan atau tanpa ateletaksisPleuritisEfusi pleura atau empiemaAbses metastasis di otakHemoptisisSinusitisKor pulmonal kronikKegagalan pernapasanAmiloidosis

Buku Ajar IPD. Jilid II. Edisi VI. Hal 1683-1689LO 4Histoplasmosis Disebabkan oleh jamur histoplasma kapsulatumBersifat dimorfikHidup dalam tanah yg mengandung kotoran burung, ayam, kalelawarTumbuh sangat baik pada suhu 22C-29 C dengan kelembaban udara 67%-87%Manusia dapat terinfeksi dengan cara terhirup spora Histoplasmosis

Ilmu penyakit dalam. Ed IV. Jilid II

Manifestasi klinisMerupakan Penyakit endemik, dan kebanyakan tidak memberikan gejalaMasa inkubasi sekitar 14 hari dengan gambaran klinis kadang-kadang menyerupai TB. Gambaran klinis :AsimtomatikHistoplasmosis akutHistoplasmosis kronikHistoplasmosis diseminata

Ilmu penyakit dalam. Ed IV. Jilid II

Gambran klinisHistoplasmosis AsimtomatikPada daerah endemik dijumpai sekitar 90% penduduk terinfeksi, tidak menimbulkan gejala walaupun tes histoplasmin positif

Ilmu penyakit dalam. Ed IV. Jilid II

Histoplasmosis akutSpora jamur terhirup >> akan menimbulkan sesak nafas, sianosis, sakit dada, rash, dan eritema multiforme Stadium ini berakhir dalam 3 minggu Hipersensitivitas kulit timbul 4-8 minggu setelah gejala pertamaPem radiologis berupa gambaran infiltrat kecil yg tersebar, pembesaran kelenjar hilus, dan sudah lama bisa kalsifikasiGambaran klinisHistoplasmosis kronikBiasanya dijumpai pd orang dengan umur paruh baya riwayat penyakit paru kronik (contoh tuberkulosis)Pada foto dada, kedua lobus atas paru sering terlibat, dengan adanya kaverne. Sering disangka TB paru

Histoplasmosis diseminataTimbul pada pasien dengan penyakit yg disertai gangguan fungsi sel T (contoh penyakit hodgkin), pasien dapat kortikosteroid, pasien AIDS dan transplantasi organSecara klinisdemam tinggi, hepatosplenomegali, limfadenopati, pensitopenia, dan lesi mukasa (lesi ulseratif di mulut, lidah, orofaring)

Ilmu penyakit dalam. Ed IV. Jilid IIKaverne=cavitas= rongga49Pengobatan HistoplasmosisJenis penyakit amPengobatan yg lebih cocokAlternatif Pulmonari akutTidak ada-Pulmonari kronikItrakonazolAmfoterisin BDiseminata Penderita imunokompeten, penyakitnya kurang beratItrakonazolAmfoterisin BPerburukan cepat, penyakit berat, terlibat susunan saraf pusat, infeksi HIV atau imunokompromais lainAmfoterisin BGanti ke itrakonazol setelah 2 mgg bila membaik dan stabil secara klinikBuku Ajar Ilmu penyakit dalam. Ed IV. Jilid II. Hal 1663Amfoterisin B diberikan IV : 0,5 MG/KG tiap hari selama 10-12 mgg. Itrakonazol diberikan 2kali 200 mg sehari selama 6-12 bulan, kecuali untuk penderita AIDS untuk seumur hidup50LO 8PERTUSSISBordetella pertussis, whooping cough, "100-day coughincubation: 6-20 d; infectivity: 1 wk before paroxysms to 3 weeks afterincrease in number of reported cases since early 1990sspread: highly contagious via air droplets released during intense coughinggreatest incidence among children