Pemicu 3 Blok 20

download Pemicu 3 Blok 20

of 7

Transcript of Pemicu 3 Blok 20

  • 7/28/2019 Pemicu 3 Blok 20

    1/7

    Penerapan Rumus Dimensi Vertikal

    Pasien ompong telah kehilangan dimensi vertikalnya dan kita harus cari kembali dengan menerapkan

    rumus yaitu :

    Dimensi vertikal = Physiological Rest Free Way Space

    Pertama kita ukur dimensi/jarak vertikal pasien dalam keadaan istirahat tanpa tanggul gigitan dalam

    mulut (misal 70 mm). Free way space besarnya antara 2-3 mm maka dimensi vertikalnya 70-3=67 mm.

    Pengukuran dilakukan dengan alat jangka sorong dengan ketelitian 0,05 mm atau dengan mistar.

    P.F.N. (posisi fisiologis nonaktif) dapat digunakan sebagai petunjuk untuk memperoleh dimensi vertikal

    pada pembuatan gigi tiruan lengkap. Posisinya diambil waktu wax bite block/tanggul gigit malam

    dimasukkan ke dalam mulut tanpa mengganggu posisi istirahat; bibir penderita dibuka perlahan-lahan

    untuk melihat apakah ada ruang bebas antar tanggul gigit malam atas dan bawah; yang biasanya 2-4

    mm.

    Pengukuran dimensi vertikal ada 2 cara :

    a. Dengan Willis Bite Gauge

    Pada alat ini ada 3 bagian penting :

    - Fixed arm, yang diletakkan di bawah hidung.

    - Sliding arm, yang dapat dogeser dan mempunyai sekrup, diletakkan di bawah dagu.

    - Vertical orientation gauge, yang mempunyai skala dalam mm atau cm, ditempatkan sejajar dengan

    sumbu vertikal dari muka.

    b. Two Dot Technique

    Mengukur 2 titik (satu pada rahang atas, satu lagi pada rahang bawah), yang ditempatkan pada daerah

    yang tidak bergerak yaitu di atas dan di bawah garis bibir dan kedua titik diukur dengan jangka sorong.

    6. Penentuan Gigitan Sentrik/Oklusi Sentrik

    Mengukur relasi sentrik tanpa alat dengan cara :

    a. - Gerakan menelan

  • 7/28/2019 Pemicu 3 Blok 20

    2/7

    - Menempatkan ujung lidah pada bulatan malam yang ditempatkan pada garis tengah landasan

    paling posterior.

    - Membantu pasien agar rahang bawah dalam posisi paling belakang, dengan mendorong rahang

    bawah dalam keadaan otot kendor.

    - Menengadahkan posisi kepala pasien semaksimal mungkin.

    Karena tidak ada satupun cara di atas yang mempunyai kelebihan dalam ketepatannya maka paling

    sedikit harus dilakukan dengan 2 cara untuk menjadi perbandingan. Misalnya kita lakukan dengan cara

    gerakan menelan (A) kemudian dengan salah satu cara lain (B/C/D) dan hasilnya dibandingkan.

    Sebagai pedoman dengan menarik garis de daerah geraham pada tanggul gigitan atas yang diteruskan

    ke tanggul gigitan bawahnya. Pada setiap cara dilakukan berkali-kali dan bila tamoak sama lakukan cara

    yang lain. Bila belum sama harus dicari sampai sama dan ambilah garis yang menempatkan pada posisi

    paling belakang/dorsal.

    b. Cara lain untuk menentukan relasi sentrik sekaligus mengfiksir tanggul gigitan rahang atas dan

    bawah dengan cara sebagai berikut :

    - Setelah dimensi vertikal didapat, buatlah kunci berbentuk segitiga sebanyak 4 buah: 2 di sisi kiri dan

    2 di sisi kanan, yang letaknya pada regio kanisus dan premolar 2, agar fiksasi tidak berubah.

    - Pasien dilatih melakukan macam gerakan yang menempatkan rahang bawah dalam posisi paling

    belakang/dorsal.

    - Aduk zinc oxide eugenol/gips dan tempatkan di lekukan segitiga tadi. Pasien segera melakukan

    gerakan menelan atau menempatkan ujung lidah pada bulatan malam di garis A, pertahankan sampai

    gips mengeras, dapat dicek dari sisa adukan pada spatulanya.

    Memilih Gigi

    Anasir gigi tiruan merupakan bagian dari GTL yang berfungsi mengantikan gigi asli yang hilang.

    Pemilihan dan penyusunan anasir gigi tiruan harus dapat memperbaiki penampilan selain untuk

    memperbaiki fungsi lainnya dari gigi tiruan. Dalam pemilihan dan penyusunan anasir gigi tiruan

    anterior maupun posterior ada faktor-faktor yang harus diperhatikan yaitu mengenai ukuran,

    bentuk, warna, bahan, jenis kelamin, umur serta inklinasi dari anasir gigi tiruan dapat memenuhifungsinya. Pada kasus pasien ompong, pemilihan gigi berpedoman pada bentuk wajah, jenis kelamin

    dan umur pasien untuk menentukan warnanya dan tingkat keausaannya. Sedangkan ukuran gigi

    disesuaikan dengan garis orientasi pada tanggul gigitan.

    3.3.5 Penyusunan Gigi

  • 7/28/2019 Pemicu 3 Blok 20

    3/7

    Penyusunan gigi dilakukan secara bertahap yaitu penyusunan gigi anterior atas, gigi anterior bawah, gigi

    posterior atas, gigi M1 bawah dan gigi posterior bawah lainnya. Dengan syarat utama :

    - Setiap gigi mempunyai 2 macam kecondongan/inklinasi

    1. Inklinasi mesio-distal

    2. Inklinasi anterio-posterior atau inklinasi labio/bukopalatal/lingual sesuai dengan kecondongan

    tanggul gigitan. Bila terlalu kelabial akan tampak penuh dan bila terlalu kepalatal akan tampak ompong.

    - Dilihat dari oklusal berada diatas lingir rahang.

    - Penyusunan gigi harus disesuaikan dengan keadaan lingir, pada pasien yang sudah lama ompong

    sering sudah terjadi rresopsi lingir.

    - Resopsi pada lingir atas berjalan keatas dan kepalatal yang menyebabkan bibir jatuh dan tampak

    masuk, maka penyusunan gigi tidak dilingir tapi lebih kelabial dan sebaliknya resopsi lingir bawah

    mengarah keanterior sehingga penyusunan gigi lebih kelingual.

    Berhubung dengan tujuan pembuatan geligi tiruan ialah untuk memperbaiki fungsi pengunyahan, fungsi

    bicara dan estetik maka perlu diperhatikan beberapa faktor dalam penyusunan gigi:

    a. Inklinasi atau posisi setiap gigi

    b. Hubungan setiap gigi dengan gigi tetangganya dan gigi antagonisnya.

    c. Hubungan kontak antar gigi atas dan bawah yaitu hubungan :

    #oklusi sentris

    #oklusi protusiv

    #sisi kerja

    #sisi yang mengimbangi

    d. Overbite dan overjet gigi atas dan bawah dalam hubungan rahang yang normal

    e. Estetik :

    # bentuk gigi hendaknya sesuai dengan bentuk lengkung rahang, bentuk kepala, bentuk muka, dan

    jenis kelamin.

    # Besar gigi sesuai dengan besar kecilnya lengkung rahang.

    # Susunan gigi tiruan hendaknya dibuat sewajar mungkin agar bila kelak geligi tiruan dipakai kelihatan

    wajar.

  • 7/28/2019 Pemicu 3 Blok 20

    4/7

    # Profil pasien yang menyangkut ketepatan dimensi vertikal dan oklusi sentrik kita tentukan. Dimensi

    vertikal yang terlalu rendah atau terlalu tinggi akan merubah profil pasien

    A. Penyusunan gigi anterior

    I. Penyusunan gigi anterior atas, pada permukaan labial setiap gigi yang akan disusun kita tarik

    porosnya.

    Tanggul gigitan malam dipotong bertahap supaya tidak kehilangan jejak selebar mesio-distal dan

    sedalam lebar antero-posterior gigi yang akan disusun ditempat tersebut. Gigi yang disusun harus

    memenuhi syarat inklinasi mesio-distal dan inklinasi anterio-posteriornya serta dilihat dari bidang

    oklusal, tepi insisal gigi anterior atas berada diatas lingir rahang dan sesuai lengkung lingir rahang. Untuk

    memudahkan penyusunan gigi gambaran lengkung puncak lingir rahang kita pindahkan ke meja

    artikulator dan incisal edge gigi anterior atas menyentuh lengkung ini pada meja artikulator saat

    penyusunan gigi.

    1. Gigi I-1 atas

    Tanggul gigitan malam dipotong secukup gigi I-1 atas,lalu gigi I-1 atas yang telah digambar porosnya

    digambar diletakkan ditempat ini dengan memperhatikan inklinasi mesio-distal.

    2. Gigi I-2 atas

    Tanggul gigitan malam dipotong secukup gigi I-2 atas, lalu gigi I-2 atas yang telah digambar porosnya

    diletakkan ditempat ini dengan memperhatikan inklinasi mesio-distal, long axisnya membuat sudut 80

    derajat dengan bidang oklusal dan tepi oklusalnya 1 mm diatas bidang oklusal.

    3. Gigi C/ kaninus atas

    Tanggul gigitan malam dipotong secukup gigi C atas lalu gigi C yang telah digambar porosnya diletakkan

    ditempat ini dengan memperhatikan inklinasi mesio-distal : long axisnya hampir sama dengan gigi I-1

    atas atau paling condong garis luar distal tegak lurus bidang oklusi atau meja artikulator dan inklinasi

    antero posterior : bagian servikal tampak lebih menonjol dan ujung cusp lebih kepalatal dan menyentuh

    bidang orientasi dilihat dari bidang oklusal.

    Kemudian gigi I-1, I-2 dan C atas lainnya disusun seperti syarat-syarat diatas.

    II. Penyusunan gigi anterior bawah pada permukaan labial gigi yang akan disusun kita tarik porosnya.

    Penyusunan gigi anterior bawah disesuaikan dengan gigi anterior atas yang telah disusun memenuhi

    estetik dan diutamakan untuk fungsi memotong atau menyobek makanan. Posisi gigi anterior atas dan

  • 7/28/2019 Pemicu 3 Blok 20

    5/7

    bawah harus diberi jarak vertikal/ overbite dan jarak horizontal/overjet secukupnya menyesuaikan

    dengan tinggi bonjol/cusp gigi posterior. Saat gigi anterior berfungsi, gigi anterior bawah maju

    berkontak tepi lawan tepi dengan gigi anterior atas untuk mengimbanginya kecuali kasus lain. Jalan yang

    ditempuh gigi anterior bawah akan membentuk sudut dengan bidang horisontal yang disebut sudut

    insisal atau incisal guidance.

    1. Gigi I-1 bawah

    Tanggul gigitan malam bawah dipotong secukup gigi I-1 bawah lalu gigi I-1 bawah yang telah digambar

    porosnya diletakkan ditempat ini dengan memperhatikan inklinasi mesio-distal long axisnya membuat

    sudut 85 derajat dengan bidang oklusal dan tepi insisal 1-2 mm diatas bidang oklusal, inklinasi antero-

    posterior.

    2. Gigi I-2 bawah

    Tanggul gigitan malam bawah dipotong secukup gigi I-2 bawah lalu gigi I-2 bawah yang telah digambar

    porosnya diletakkan ditempat ini dengan memperhatikan inklinasi mesio distal, long axisnya membuatsudut 80 derajat dengan bidang oklusal inklinasi antero posterior,long axisnya tegak lurus bidang

    oklusal, bagian tepi insisal dan bagian servikal sama jaraknya, tepi insisal 1-2 mm diatas bidang oklusal,

    serta dilihat dari bidang oklusal tepi insisal terletak diatas lingir rahang.

    3. Gigi C/kaninus bawah

    Tanggul gigitan malam bawah dipotong secukup gigi C / kaninus bawah lalu C bawah yang telah

    digambar porosnya diletakkan ditempatnya dengan memperhatikan inklinasi mesio-distal : long axisnya

    miring/ paling condong garis luar distalnya tegak lurus bidang oklusal, inklinasi antero-posterior. Gigi

    condong kelingual/bagian servikal menonjol serta dilihat dari bidang oklusal ujung cusp terletak diatas

    lingir rahang, bagian kontak distal berhimpit dengan garis lingir posterior.

    Saat setiap penyusunan gigi bawah, selalu kita periksa artikulasi keanterior dan lateral dengan

    menggerakan bagian atas artikulator kearah posterior dan kelateral dimana dapat terlihat tepi tepi

    insisal saling menyentuh.

    B. Penyusunan gigi posterior

    Sebelum menyusun gigi posterior terlebih dahulu kita membuat goresan garis lingir bagian oklusal

    galangan malam yang sejajar garis lingir pada dasar model. Penyusunan gigi posterior berdasarkan :

    a. Menyusun diatas rahang sehingga terbentuk lengkung gigi

    b. Membentuk lengkung/kurva kompensasi

    c. Hubungan gigi-gigi dirahang : inklinasi, overbite, overjet.

  • 7/28/2019 Pemicu 3 Blok 20

    6/7

    III. Penyusunan gigi posterior atas harus disusun sedemikian rupa sehingga terbentuk lengkung/

    kurva dari sppe dan kurva dari wilson dan agar tetap berada dalam hubungan yang tepat dengan gigi

    lawannyatidak saja saat oklusi sentris tetapi juga saat pergerakan protusif dan pergerakan lateral dari

    rahang bawah selama fungsi pengunyahan.

    1. Gigi P-1 atas

    Tanggul gigitan malam atas dipotong secukup gigi P-1 atas lalu gigi P-1 atas yang telah digambar

    porosnya diletakkan ditempat ini dengan memperhatikan inklinasi mesio-distal : long axisnya tegak lurus

    bidang oklusi, inklinasi antero-posterior. Cusp bukal pada bidang oklusi dan cusp palatal kira-kira 1mm

    diatas bidang oklusi serta dilihat dari bidang oklusi serta dilihat dari bidang oklusal groove

    developmental sentral terletak diatas lingir rahang.

    2. Gigi P-2 atas

    Tanggul gigitan malam atas dipotong secukup gigi P-2 atas lalu gigi P-2 atas yang telah digambar

    porosnya diletakkan ditempat ini dengan memperhatikan inklinasi mesio-distal: porosnya tegak lurus

    bidang oklusal, inklinasi antero-posterior. Cusp bukal dan cusp palatal terletak pada bidang oklusal serta

    dilihat dari bidang oklusal development groove sentralnya terletak diatas lingir rahang.

    3. Gigi M-1 atas

    Tanggul gigitan malam atas dipotong secukup gigi M-1 atas lalu gigi M-1 atas yang telah digambar

    porosnya diletakkan ditempat ini dengan memperhatikan inklinasi mesio-distal: porosnya condong

    kedistal, inklinasi antero-posterior, cusp-cuspnya terletak pada bidang oblique dari kurva antero-

    posterior yaitu cusp mesio-palatal terletak pada bidang oklusi, cusp mesio-bukal dan disto-palatal sama

    tinggi kira-kira 1mm diatas bidang oklusi dan cusp disto-bukal kira-kira 2 mm daiatas bidang oklusi serta

    dilihat dari bidang oklusal cusp-cuspnya terletak pada kurva lateral.

    4. Gigi M-2 atas

    Sisa tanggul gigitan malam atas dipotong secukup gigi M-2 atas lalu gigi M-2 atas yang telah digambar

    porosnya diletakkan ditempat ini dengan memperhatikan inklinasi mesio-distal: porosnya condongkedistal, inklinasi antero-posterior, cusp-cuspnya terletak pada bidang oblique dari kurva antero-

    posterior, serta dilihat dari bidang oklusal permukaan bukal gigi M-2 atas terletak pada kurva lateral.

  • 7/28/2019 Pemicu 3 Blok 20

    7/7

    IV. Penyusunan gigi posterior bawah disusun sedemikan rupa sehingga terbentuk lengkung

    sphere dari Monson agar tetap berada dan berhubungan yang tepat terhadap gigi geligi lawannya, tidak

    saja saat oklusi sentris tetapi juga saat semua gerakan dari rahang bawah selama pengunyahan.

    1. Gigi M-1 bawah

    Tanggul gigitan malam atas dipotong secukup gigi M-1 bawah lalu gigi M-1 bawah diletakkan ditempat

    ini dengan memperhatikan inklinasi mesio-distal: cusp mesio-bukal gigi M-1 atas berada digroove mesio-

    bukal gigi M-1 bawah. Inklinasi antero-posterior ; cusp bukal gigi M-1 (holding cusp) bawah berada

    difosa sentral gigi geraham atas dan terlihat adanya overbite dan overjet serta dilihat dari bidang oklusal

    cusp bukal gigi geraham bawah berada diatas lingir rahang.

    2. Gigi P-2 bawah

    Tanggul gigitan malam atas dipotong secukup gigi P-2 bawah lalu gigi P-2 bawah yang telah digambar

    porosnya diletakkan ditempat ini dengan memperhatikan inklinasi mesio-distal: porosnya tegak lurus

    bidang oklusal, inklinasi antero-posteriornya ; cusp bukalnya berada pada di fosa sentral gigi P-1 dan P-2

    atas terlihat adanya overjet dan overbite serta dilihat dari bidang oklusal: cusp bukalnya berada diatas

    lingir rahang.

    3. Gigi M-2 bawah

    Sisa tanggul gigitan malam atas dipotong secukup gigi M-2 bawah lalu gigi M-2 bawah yang telah

    digambar porosnya diletakkan ditempat ini dengan memperhatikan inklinasi mesio-distal, inklinasi

    antero-posteriornya serta dilihat dari bidang oklusal: cusp bukalnya berada diatas lingir rahang.

    4. Gigi P-1 bawah

    Sisa tanggul gigitan malam atas dipotong secukup gigi P-1 bawah lalu gigi P-1 bawah yang telah

    digambar porosnya diletakkan ditempat ini dengan memperhatikan inklinasi mesio-distal: porosnya

    tegak lurus bidang oklusal, inklinasi antero-posteriornya ; cusp bukalnya berada pada di fosa sentral gigi

    P-1 dan C atas serta dilihat dari bidang oklusal: cusp bukalnya berada diatas lingir rahang.