Pemicu 3 Blok Imunologi

61
Pleno Pemicu 3 Blok Imunologi Kelompok 2

description

pemicu 3

Transcript of Pemicu 3 Blok Imunologi

Page 1: Pemicu 3 Blok Imunologi

Pleno Pemicu 3 Blok Imunologi

Kelompok 2

Page 2: Pemicu 3 Blok Imunologi

• Tutor : dr.Irma• Ketua : Nadya Arini Puspasari• Sekretaris : Yogiswara Wiwardhana A.S• Penulis : Claudia Audi Susanto• Anggota :1. Marco2. Erri Pratama3. Wenny Damayanti4. Nathalia D.A. Patanduk5. Florence Stella6. Riyanti Devi Widia N.7. Carissa Evelyn Tany8. Ayu Saraswati9. Vania Trixie Pinontoan

Page 3: Pemicu 3 Blok Imunologi

Pemicu 3

Seorang anak laki – laki usia 12 tahun dibawa ke poliklinik rumah sakit dengan keluhan demam sejak 4 hari sebelumnya yang disertai ruam pada kulit seluruh tubuh. Demam tidak disertai batuk pilek atau sesak napas. Selain itu pasien juga mengeluh sakit di bagian ulu hati, mual, kurang nafsu makan dan sakit kepala. Keluhan pegal – pegal , sakit pada otot badan dan sendi dirasakan pasien namun tidak begitu hebat. Nafsu makan pasien juga berkurang sejak demam.Pada pemeriksaan fisik didapat : kesadaran kompos mentis, N : 72x/menit, RR: 22x/menit , S : 38,5 derajat celcius. Cor-pulmo dalam batas normal. Abdomen : nyeri tekan epigastrium ( + ). Nampak rash makulopapular pada trunkus dan ekstremitas. Pada pemeriksaan laboratorium didapatkan : Hb : 12,4 g/dL ( N : 10 – 16 g/dL ), Ht : 38% ( N: 33-38 % ) , leukosit : 4300 /uL ( N : 4000- 11000 /uL ) , trombosit : 125.000 /uL( N : 200.000 – 400.000/uL )

Apa yang dapat dipelajari dari kasus ini ?

Page 4: Pemicu 3 Blok Imunologi

Unfamiliar Terms

1. Ruam : perubahan warna pada kulit manusia berupa gatal – gatal , bentol dan iritasi

2. Cor – pulmo : jantung – paru3. Rash makulopapular : bintik – bintik dan benjolan kecil kemerahan

pada kulit4. Trunkus : bagian tubuh5. Compos Mentis : kesadaran normal , sadar sepenuhnya6. Nyeri tekan epigastrium : nyeri tekan pada ulu hati

Page 5: Pemicu 3 Blok Imunologi

Rumusan Masalah1. Apa hubungan demam 4 hari dengan ruam seluruh tubuh ?2. Apa penyebab timbulnya demam dan ruam seluruh tubuh ?3. Apa ada predileksi umur dan jenis kelamin untuk keluhan demam dan

ruam ?4. Demam tanpa batuk pilek dan sesak napas . DD/ apa yang dapat

disingkirkan ?5. Sakit ulu hati, mual , kurang nafsu makan dan sakit kepala. Apa

penyebabnya ?6. Apa penyebab pegal – pegal , sakit pada otot badan dan sendi ?7. Apa hubungan kurang nafsu makan dengan demam ?8. Apa interpretasi pemeriksaan fisik ? Apa kesimpulannya ?

Page 6: Pemicu 3 Blok Imunologi

9. Cor – pulmo normal. Apa diagnose banding yang dapat disingkirkan ?

10. Apa penyebab nyeri tekan epigastrium ?11. Apa hubungan nyeri tekan epigastrium dengan demam dan ruam ?12. Apa penyebab rash makulopapular pada trunkus dan ekstremitas ?13. Kenapa dapat terjadi di trunkus dan ekstremitas ?14. Bagaimana mekanisme terjadinya rash makulopapular ?15. Apa interpretasi pemeriksaan lab ? Apa kesimpulannya ?16. Apa hubungan trombositopenia dengan ruam dan demam

Page 7: Pemicu 3 Blok Imunologi

Curah Pendapat1. Demam : respon tubuh terhadap infeksi . Ruam : respon tubuh terhadap infeksi virus dan manifestasi reaksi alergi2. Infeksi virus 3. Infeksi virus campak ( pada anak ), rubella, demam dengue ( Semua umur ) , Kawasaki . Predileksi jenis kelamin

tidak ada4. Tidak ada kelainan paru5. Kelainan lambung, kurang oksigen6. Gejala yang menyertai infeksi virus7. Lidah pahit , kurang sekresi air liur8. Kesadaran baik, nadi normal, takipneu, suhu meningkat dan RR cepat9. Tidak ada kelainan jantung dan paru10. Kelainan pada lambung11. Infeksi virus12. Infeksi virus13. ?14. Virus masuk B sel IgE basophil histamine permeabilitas pembuluh darah meningkat rash makulopapular15. Hb normal , Ht normal , trombosit menurun , lekosit normal . Kesimpulan : trombositopenia16. Kemungkinan DBD, infeksi virus

Page 8: Pemicu 3 Blok Imunologi

Mind Mapping

Infeksi Virus

Definisi, struktur dan

klasifikasi

Patfis

Mekanisme respon imun

terhadap virus

Faktor yang berperan

dalam respon imun terhadap

infeksi virus

Prosedur diagnostic

Tatalaksana virus

Demam dengue dan

DBD

Page 9: Pemicu 3 Blok Imunologi

Learning Objective 1Definisi, struktur & klasifikasi virus

Page 10: Pemicu 3 Blok Imunologi

VIRUS

• Mikroorganisme yang ukurannya paling kecil, hanya mempunyai satu jenis asam nukleat (DNA/RNA), dan diselubungi oleh suatu kapsul protein

• Mikroorganisme intraseluler obligat yang bereplikasi di dalam sel dengan menggunakan komponen asam nukleat dan komponen sintesis protein dari sel pejamu

• Intraseluler obligat : harus berada di dalam sel organisme hidup agar dapat hidup dan berkembang biak

• Mikroorganisme yang dapat menimbulkan kerusakan sel/jaringan setelah berikatan dengan reseptor dan masuk ke dalam sel pejamu. Karena mengganggu sintesis protein dan fungsi dari sel normal

Page 11: Pemicu 3 Blok Imunologi

STRUKTUR VIRUS

Kapsid : selubung protein yang membungkus asam nukleat/bahan genetik, yang berfungsi untuk melindunginya dari nuklease sel pejamu

• Nukleokapsid : satu kesatuan asam nukleat dan kapsid• Beberapa virus tertentu punya envelop : struktur yang berasal dari

sitoplasma/membran inti sel pejamu yang berfungsi sebagai perlindungan terhadap protease

Page 12: Pemicu 3 Blok Imunologi
Ivan Buntara
http://micro.magnet.fsu.edu/
Page 13: Pemicu 3 Blok Imunologi

1. DNA VIRUS

Page 14: Pemicu 3 Blok Imunologi

Virus DNA berenvelop

Poxviridae

Herpesviridae

Virus DNA tanpa envelop

Adenoviridae Papovaviridae

ParvoviridaeHepadnaviridae

Page 15: Pemicu 3 Blok Imunologi

Macam2 virus DNA

Page 16: Pemicu 3 Blok Imunologi

2. RNA VIRUS

Page 17: Pemicu 3 Blok Imunologi

Macam2 virus RNA

Page 18: Pemicu 3 Blok Imunologi

Learning Objective 2Patogenesis & patofisiologi infeksi bakteri

Page 19: Pemicu 3 Blok Imunologi
Page 20: Pemicu 3 Blok Imunologi

REPLIKASI DAN PENYEBARAN

• Virus yang melakukan replikasi di dalam sel akan menyebabkan sel lisis dan virus dapat menyebar ke sel-sel disekitarnya. Penyebaran dapat terjadi secara ekstraseluler dan intraseluler

• Ekstraseluler : pelepasan virus ke CES, aliran darah, limfe, saraf, dan sebagainya

• Intraseluler : sel-sel yang terinfeksi melakukan adjacent [misalnya masuk ke jaringan limfe atau difusi pasif secara langsung di permukaan sel], melalui sel yang tidak terinfeksi, dan membentuk jembatan sitoplasma

• Selama replikasi virus, produk-produk toksin juga dihasilkan dan menyebabkan produksi mediator-mediator inflamasi

Page 21: Pemicu 3 Blok Imunologi

Portal Entry Virus

1. Traktus respiratorius : Rhinovirus, Adenovirus, Influenza General : RSV, Corona Variola, Varicella, Morbili, Rubella, Parotitis

2. Traktus digestivus : lokal - Rotavirus, Norwalk3. Traktus genitalis : HSV 1 – HSV 2, HPV, CMV, HBV, HIV4. Kulit

Lokal : HPV, VZV, molluscum contagiosum, HSV General : Arbovirus (serangga); HBV, CMV(Trancutaneus)

5. Conjungtiva : Adenovirus 8, HSV 1, Enterovirus 70.6. Infeksi fetus

Transplasenta : Rubella, CMV, HIV, VZV, Parvovirus B 19 Kelahiran : HSV 2, HBV

Page 22: Pemicu 3 Blok Imunologi

Learning Objective 3Mekanisme respon imun terhadap infeksi virus

Page 23: Pemicu 3 Blok Imunologi

Respon Imun Terhadap Infeksi Virus

Page 24: Pemicu 3 Blok Imunologi
Page 25: Pemicu 3 Blok Imunologi
Page 26: Pemicu 3 Blok Imunologi

Learning Objective 4Faktor yang mempengaruhi respon imun terhadap infeksi virus

Page 27: Pemicu 3 Blok Imunologi

Faktor Yang Berperan Pada Infeksi Virus

• Interferon Sitokin berupa glikoprotein yang diproduksi makrofag yang diaktifkan sel NK dan berbagai sel tubuh yang mengandung nukleus dan dilepas sebagai respons terhadap infeksi virus.- kerja : menghambat translasi dari protein virus- ada 3 jenis :

> alpha> beta> gamma diinduksi o/ antigen dan T-effector

diinduksi o/ virus

Page 28: Pemicu 3 Blok Imunologi

Faktor Yang Berperan Pada Infeksi Virus

• CD4+ (Th), efeknya: Mengaktifkan makrofag Membantu pembentukan Ab & respon sel CTL/Tc.

• CD8+ (CTL), efeknya: Menghancurkan peptida virus yg dipresentasikan bersama MHC-1 Menghancurkan sel yg terinfeksi

Page 29: Pemicu 3 Blok Imunologi

Faktor Yang Berperan Pada Infeksi Virus

Fagositosis makrofag terutama di RES dan alveolar macrophages membatasi infeksi virus

Demam↑ suhu inaktivasi partikel virus dan inhibisi replikasi virus

Mucociliary clearancegerakan mukosiliari di sal. pernafasan melindungi tubuh penjamu. Perokok ↑frek. terkena infeksi virus di sal. Pernafasan

Faktor Host usia dan malnutrisi

Page 30: Pemicu 3 Blok Imunologi

Learning Objective 5Prosedur diagnostik infeksi virus

Page 31: Pemicu 3 Blok Imunologi

ELISA

• Enzyme Linked Immunoabsorbent Assay• Untuk menemukan antibodi• Antigen yang bertanda enzim ditambahkan dengan antibodi serum

yang akan dicari dan substrat zat warna. Sehingga perubahan warna yang terjadi sesuai dengan jumlah antibodi yang terdapat dalam serum tersebut

• Pemeriksaan ini kurang sensitif

Page 32: Pemicu 3 Blok Imunologi

FIKSASI KOMPLEMEN

• Menemukan antigen atau antibodi yang hanya bereaksi ketika terdapat komplemen

• Serum antibodi dicampur dengan antigen dan komplemen. Setelah itu ditambahkan sel darah merah dan hemolisin

• Bila sel darah lisis, berarti komplemen tidak diikat dan tidak terbentuk kompleks antigen-antibodi

Page 33: Pemicu 3 Blok Imunologi

FLUORESCENCE IMMUNO ASSAY

• Antibodi dilabel dengan molekul fluoresen, kemudian ditambahkan ke sel yang memiliki antigen spesifik dan diperiksa dengan mikroskop fluoresen

• Cara langsung : menemukan antigen, Ig, dan komplemen di sel/jaringan penderita

• Cara tidak langsung : menemukan antibodi di serum penderita dengan mereaksikannya ke sel terlebih dahulu

Page 34: Pemicu 3 Blok Imunologi

Learning Objective 6Tatalaksana pada infeksi virus (farmako & non-farmako)

Page 35: Pemicu 3 Blok Imunologi

Farmakologi• Terapi simptomatik : antipiretik,

analgesik, dekongestan, terhadap batuknya

• Antivirus• Berikan antibiotik jika terjadi

komplikasi bakterial

Non - farmakologi• Pencegahan komplikasi berupa

kejang/konvulsi, kebiruan/sianosis, dehidrasi, syok

• Pemberian nutrisi yang adekuat• Istirahat yang cukup

Page 36: Pemicu 3 Blok Imunologi
Page 37: Pemicu 3 Blok Imunologi
Page 38: Pemicu 3 Blok Imunologi

Learning Objective 7Pencegahan infeksi virus

Page 39: Pemicu 3 Blok Imunologi

Pencegahan Infeksi Virus

• Promosi kesehatan & pencegahan khusus (host, agent, lingkungan) • Vaksinasi

Primer

• Diagnosa dini, pencegahan perluasan & komplikasi• Konsumsi makanan bergizi, jaga kebersihan, sirkulasi udara &

pencahayaan, menghindari penyebab

Sekunder

• Pencegahan cacat & kematian, rehabilitasi

Tersier

Page 40: Pemicu 3 Blok Imunologi

Learning Objective 8Dengue fever, DBD, Dengue Shock Syndrome (etiologi, pidemiologi, patogenesis,

patofisiologi, gejala, pemeriksaan fisik & penunjang, komplikasi, tatalaksana, prognosis, DD)

Page 41: Pemicu 3 Blok Imunologi

spektrum klinis DBD (WHO, 1997)

Page 42: Pemicu 3 Blok Imunologi

Dengue Fever

• Demam disertai 2 atau lebih gejala penyerta seperti sakit kepala, nyeri dibelakang bola mata, pegal, nyeri sendi ( athralgia ), rash, mual, muntah dan manifestasi perdarahan. Dengan hasil laboratorium leukopenia ( lekosit < 5000 /mm3 ), jumlah trombosit cenderung menurun < 150.000/mm3 dan didukung oleh pemeriksaan serologis.

Page 43: Pemicu 3 Blok Imunologi

Diagnosis

• Diagnosis Suspek Infeksi dengue ditegakkan bila terdapat 2 kriteria berikut:

• Demam tinggi mendadak tanpa sebab yang jelas berlangsung selama 2-7 hari• Manifestasi perdarahan: sekurang-kurangnya uji tourniquet (Rumple Leede)

positif

Page 44: Pemicu 3 Blok Imunologi

• Probable• Demam tinggi mendadak• Ditambah 2 atau lebih gejala/tanda penyerta:

• Muka kemerahan• Konjungtiva kemerahan• Nyeri kepala• Nyeri belakang bola mata• Nyeri otot & tulang• Ruam kulit• Manifestasi perdarahan• Mual dan muntah• Leukopenia (Lekosit = 5000 /mm3)• Trombositopenia (Trombosit < 150.000 /mm3 )• Peningkatan hematokrit 5 - 10 %, sebagai akibat dehidrasi

• Dan terdapat sekurang-kurangnya satu dari kriteria berikut:• Pemeriksaan serologi Hemaglutination Inhibition (HI) test sampel serum tunggal; titer ³ 1280 atau tes antibodi IgM dan IgG positif,

atau antigen NS1 positif.• Kasus berlokasi di daerah dan waktu yang bersamaan dimana terdapat kasus konfirm Demam Dengue/Demam Berdarah Dengue

Page 45: Pemicu 3 Blok Imunologi

• Confirmed / diagnosis pasti• Kasus probable disertai sekurang-kurangnya satu kriteria berikut:

• Isolasi virus Dengue dari serum• Pemeriksaan HI Test Peningkatan titer antibodi 4 kali pada pasangan serum akut dan

konvalesen atau peningkatan antibodi IgM spesifik untuk virus dengue• Positif antigen virus Dengue pada serum atau cairan serebrospinal (LCS=Liquor Cerebro

Spinal) dengan metode immunohistochemistry, immunofluoressence atau ELISA• Positif pemeriksaan Polymerase Chain Reaction (PCR)

Page 46: Pemicu 3 Blok Imunologi

Dengue Hemorrhagic Fever

Page 47: Pemicu 3 Blok Imunologi

Kriteria Diagnosis

• Kriteria klinis• Demam tinggi mendadak, tanpa sebab yang jelas selama 2-7 hari• Manifestasi perdarahan (spontan/tes Rumple Leed)• Pembesaran hati• Gangguan sirkulasi/syok

• Kriteria Laboratoris• Trombositopenia hitung trombosit <100.000/mm³• Hemokonsentrasi ↑ hematokrit 20%

Page 48: Pemicu 3 Blok Imunologi

Derajat DHFDerajat 1 Derajat 2 Derajat 3 Derajat 4

Demam disertai gejala tidak khas dan satu-satunya manifestasi perdarahan adalah uji tourniquet

Seperti derajat 1, disertai perdarahan spontan di kulit dan perdarahan lain

Didapatkan kegagalan sirkulasi, yaitu nadi cepat dan lemah, tekanan nadi menurun (20mmHg atau kurang) atau hipotensi, sianosis di sekitar mulut, kulit dingin dan lembab, tampak gelisah

Syok berat, nadi sulit/tidak dapat diraba dan tekanan darah sulit terukut

Page 49: Pemicu 3 Blok Imunologi

DDDiagnosis Gejala khas Campak (Morbili) • Ruam yang khas

• Batuk-pilek-mata merah• Luka di mulut• Riwayat terpajan kasus campak• Belum imunisasi campak

Campak Jerman (Rubella)

Famili : togaviridaeGenus : rubivirusCiri-ciri = (envelope, RNA virus)

• Ruam yang khas• Pembesaran kelenjar getah bening belakang telinga & leher

Eksantema subitum (Roseola) • Ruam muncul saat suhu turun• Terutama pada bayi (6-18 bulan)

Cacar air (Chickenpox, Varisela)

Famili : PoxviridaeCiri : berenvelop , DNA virus

• Ruam yang khas• Riwayat terpajan kasus cacar air

Page 50: Pemicu 3 Blok Imunologi

DDDiagnosis Gejala khasDemam Skarlet (Infeksi kuman Streptokokus beta-hemolitikus grup A)

• Tampak sakit berat, demam tinggi• Ruam merah kasar di seluruh tubuh, biasanya berawal di daerah lipatan (leher, ketiak, lipat paha)• Peradangan hebat pada tenggorokan & ‘strawberry tongue’

Infeksi virus (enterovirus, DBD, chikunguya, EBV, HSV, dll)

• Ruam non spesifik• Gejala sistemik

Infeksi bakteri (meningokokus, tifoid, dll) • Ruam non spesifik• Gejala sistemik

MumpsVirus : mumps virusFamili : paramyxoviridaeGenus : RubulavirusCiri: RNA virus dan tidak berkapsul

• Riwayat pajanan alergen

Page 51: Pemicu 3 Blok Imunologi

Dengue Shock Syndrome

Page 52: Pemicu 3 Blok Imunologi

Ditemukan tanda: • kegagalan peredaran darah• kulit teraba lembab dan dingin• sianosis di sekitar mulut• nadi menjadi cepat dan lembut• tampak lesu, gelisah• secara cepat masuk dalam fase syok (seringkali pasien mengeluh nyeri di

daerah perut sesaat sebelum syok) Syok selama periode demam prognosis buruk

• nadi lembut, cepat, kecil sampai tidak dapat diraba• Tekanan nadi↓ = 20 mmHg, tekanan sistolik ↓ sampai 80 mmHg atau lebih

rendah. • pemeriksaan laboratorium ditemukan trombositopenia dan

hemokonsentrasi • trombosit < 100.000/μl ditemukan di antara hari sakit ke 3-7 • ↑kadar hematokrit (bukti adanya kebocoran plasma) • hipoproteinemia, hiponatremia, kadar transaminase serum• nitrogen darah↑

Page 53: Pemicu 3 Blok Imunologi

Tatalaksana

• Prinsip utama : terapi suportif• Terpenting : pemeliharaan volume cairan sirkulasi (asupan cairan

oral / suplemen cairan intravena untuk mencegah dehidrasi dan hemokonsentrasi)

Page 54: Pemicu 3 Blok Imunologi

Protokol 1

Observasi dan pemberian cairan suspek DBD dewasa tanpa syok di UGD

Page 55: Pemicu 3 Blok Imunologi

Protokol 2

Pemberian cairan pada suspek DBD dewasa di ruang rawat

* vol cairan kristaloid yang diperlukan:1500 + 20 x (BB – 20)

** pemantauan disesuaikan dengan fase/hari perjalanan penyakit dan kondisi klinis

Page 56: Pemicu 3 Blok Imunologi

Protokol 3

Penatalaksanaan DBD dengan peningkatan hematokrit > 20%

Page 57: Pemicu 3 Blok Imunologi

Protokol 4

Penatalaksanaan perdarahan spontan pada DBD dewasa

Kasus DBD :Perdarahan spontan & massif : - epistaksis tidak terkendali

- hematemesis melena- perdarahan otak

Syok (-)

Hb, Ht, trombo, leuko, pemeriksaan hemostasis (KID)Golongan darah, uji cross match

KID (+)Transfusi komponen darah:*PRC (Hb<10g/dL)*FFP*TC (trombo<100.000)**Heparinisasi 5000-10000/24 jam drip*Pemantauan Hb,Ht, trombo tiap 24 jam*Ulang pemeriksaan hemostasis 24 jam kmdn

KID (-)Transfusi komponen darah:*PRC (Hb<10g/dL)*FFP*TC (trombo<100.000)*Pemantauan Hb,Ht, trombo tiap 24 jam*Ulang pemeriksaan hemostasis 24 jam kmdn

Cek APTT tiap hari, target 1,5-2,5 kali kontrol

Page 58: Pemicu 3 Blok Imunologi

Protokol 5

Tatalaksana sindrom syok dengue pada dewasa

Page 59: Pemicu 3 Blok Imunologi

Kesimpulan

• Kita telah mempelajari tentang struktur,klasifikasi virus,patogenesis/patofisilogi dari virus,respon imun terhadap virus,tatalaksana penyakit yang disebabkan virus,dan pencegahannya.

• Kemungkinan terdiagnosis penyakit infeksi virus demam dengue karena terdapat demam ( akut 2-7 hari ) , ditandai dengan 2 atau lebih manifestasi seperti nyeri kepala, myalgia , atralgia , dan manifestasi perdarahan serta trombositopenia

Page 60: Pemicu 3 Blok Imunologi

Saran

• Sebelum penyakit terjadi,maka kita harus melakukan pencegahan berupa pemeriksaan kadar Hb,Ht, pemeriksaan darah perifer lengkap serta kadar elektrolit.

• Memberi asupan gizi yang baik serta memeriksa kondisi utama dari pasien

• Jika dinyatakan penyakit +,maka lakukanlah tata laksana pengobatan infeksi virus/dbd sesuai protokol ( 1-5 ) menurut PAPDI

Page 61: Pemicu 3 Blok Imunologi

Daftar Pustaka

• Rahajoe, N.N, Basir, D., Makmuri, M.S., Kartasasmita C.B.,2005, Pedoman nasional tuberkulosis anak, Unit kerja koordinasi Pulmonologi PP Ikatan Dokter Anak Indonesia.

• Visser LJ, Seymonsbergen E, Nibbering PH, Van den Broek PJ, Vn Furth R. Yops of Yersinia enterocolitica inhibit receptor –dependent superoxide anion production by human granulocytes. Infect Immun 1999; 67: 1245-50

• 26. Jiang Y, Magli L, Russo M. Bacterium-dependent induction of cytokines in mononuclear cells and their pathologic consequences in vivo. Infect Immun 1999; 67: 2125-30

• Baratawidjaja K. Imunologi Dasar. Ed 7. Jakarta: Balai Penerbit FKUI, 2006.

• Suyono S. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta 2001. Balai penerbitan FKUI.• Suhendro, Leonard Nainggolan, Khie Chen, Herdiman T. Pohan, 2014. Demam Berdarah Dengue. Ilmu

Penyakit Dalam, Interna Publishing. Hal 539-547.