PEMETAAN IBU HAMIL BERBASIS SISTEM INFORMASI …

89
PEMETAAN IBU HAMIL BERBASIS SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS PADA KUNJUNGAN ANC (ANTENATAL CARE) DI PUSKESMAS RANTAU LABAN KOTA TEBING TINGGI TAHUN 2018 SKRIPSI Oleh NOOR’L SHAQINAH NIM. 151000338 PROGRAM STUDI S1 KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2020

Transcript of PEMETAAN IBU HAMIL BERBASIS SISTEM INFORMASI …

Page 1: PEMETAAN IBU HAMIL BERBASIS SISTEM INFORMASI …

PEMETAAN IBU HAMIL BERBASIS SISTEM INFORMASI

GEOGRAFIS PADA KUNJUNGAN ANC (ANTENATAL

CARE) DI PUSKESMAS RANTAU LABAN KOTA

TEBING TINGGI TAHUN 2018

SKRIPSI

Oleh

NOOR’L SHAQINAH

NIM. 151000338

PROGRAM STUDI S1 KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

2020

Page 2: PEMETAAN IBU HAMIL BERBASIS SISTEM INFORMASI …

PEMETAAN IBU HAMIL BERBASIS SISTEM INFORMASI

GEOGRAFIS PADA KUNJUNGAN ANC (ANTENATAL

CARE) DI PUSKESMAS RANTAU LABAN KOTA

TEBING TINGGI TAHUN 2018

SKRIPSI

Diajukan sebagai Salah Satu Syarat

untuk Memperoleh Gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat

pada Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara

Oleh

NOOR’L SHAQINAH

NIM. 151000338

PROGRAM STUDI S1 KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

2020

Page 3: PEMETAAN IBU HAMIL BERBASIS SISTEM INFORMASI …

i

Judul Skripsi : Pemetaan Ibu Hamil Berbasis Sistem Informasi

Geografis pada Kunjungan ANC (Antenatal

Care) di Puskesmas Rantau Laban Kota Tebing

Tinggi Tahun 2018

Nama Mahasiswa : Noor‟l Shaqinah

Nomor Induk Mahasiswa : 151000338

Departemen : Kependudukan dan Biostatistik

Tanggal Lulus : 01 Oktober 2019

Page 4: PEMETAAN IBU HAMIL BERBASIS SISTEM INFORMASI …

ii

Telah diuji dan dipertahankan

Pada tanggal : 01 Oktober 2019

TIM PENGUJI SKRIPSI

Ketua : Sri Rahayu Sanusi, S.K.M., M.Kes., Ph.D.

Anggota : 1. Drs. Abdul Jalil Amri Arma, M.Kes.

2. Lanova Dwi Arde M., S.K.M., M.K.M.

Page 5: PEMETAAN IBU HAMIL BERBASIS SISTEM INFORMASI …

iii

Pernyataan Keaslian Skripsi

Saya menyatakan dengan ini bahwa skripsi saya yang berjudul “Pemetaan

Ibu Hamil Berbasis Sistem Informasi Geografis pada Kunjungan ANC

(Antenatal Care) di Puskesmas Rantau Laban Kota Tebing Tinggi Tahun

2018” beserta seluruh isinya adalah benar karya saya sendiri dan saya tidak

melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai

dengan etika keilmuan yang berlaku dalam masyarakat kelimuan kecuali yang

secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebut dalam daftar pustaka. Atas

pernyataan ini, saya siap menanggung risiko atau sanksi yang dijatuhkan kepada

saya apabila kemudian ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan

dalam karya saya ini, atau klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.

Medan, Oktober 2019

Noor‟l Shaqinah

Page 6: PEMETAAN IBU HAMIL BERBASIS SISTEM INFORMASI …

iv

Abstrak

Cakupan kunjungan antenatal care di wilayah kerja puskesmas Rantau Laban

belum memenuhi target yang telah ditetapkan. Penelitian ini bertujuan

memetakanpersebaran ibu hamil pada tindakan kunjungan ANC (antenatal

care)di wilayah kerja Puskesmas Rantau Laban Kota Tebing Tinggi Tahun 2018.

Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif deskriptif dengan desain

penelitian cross-sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu hamil

yang melakukan kunjungan Antenatal Care pada bulan Januari sampai dengan

Desember ke Puskesmas Rantau Laban yaitu sebanyak 250 ibu hamil. Sampel

penelitian sebanyak 72 orang. Dalam penelitian ini digunakan data primer berupa

titik koordinat serta wawancara dan data sekunder berupa peta wilayah kerja

Puskesmas Rantau Laban. Analisis data menggunakan aplikasi pemetaan yaitu Q-

GIS. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara administratif dilihat melalui

hasil pemetaan secara administratif seluruh ibu hamil tercakup dalam radius yang

dikatakan dekat dengan puskesmas yang menunjukkan bahwa faktor jarak tidak

berpengaruh dengan tindakan kunjungan antenatal care ke Puskesmas Rantau

Laban. Namun ada beberapa alasan lain ibu hamil tidak memeriksakan kehamilan

ke Puskesmas Rantau Laban. Namun tetap ada ibu hamil yang memeriksakan

kehamilannya ke Puskesmas Rantau Laban.

Kata kunci : Antenatal care, SIG, pemetaan

Page 7: PEMETAAN IBU HAMIL BERBASIS SISTEM INFORMASI …

v

Abstract

The coverage of antenatal care visits in the work area of the Rantau Laban

puskesmas has not met the set targets. This study aims to map the distribution of

pregnant women in the ANC (antenatal care) visit in the area of Rantau Laban

Health Center in Tebing Tinggi City in 2018. This type of research is a descriptive

quantitative study with cross-sectional research design. The population in this

study were all pregnant women who visited Antenatal Care in January to

December to the Rantau Laban Health Center, which were 250 pregnant women.

The research sample of 72 people. This study uses primary data in the form of

coordinate points and interviews and secondary data in the form of a map of the

Rantau Laban Community Health Center. Data analysis uses a mapping

application, Q-GIS. The results showed that administratively viewed through

administrative mapping results all pregnant women were covered in a radius that

was said to be close to the puskesmas which showed that the distance factor had

no effect on the antenatal care visit to the Rantau Laban Puskesmas. But there are

several other reasons pregnant women do not check their pregnancy at the

Rantau Laban Health Center. But there are still pregnant women who check their

pregnancy to the Rantau Laban Health Center.

Keywords : Antenatal care, SIG, mapping

Page 8: PEMETAAN IBU HAMIL BERBASIS SISTEM INFORMASI …

vi

Kata Pengantar

Alhamdulillahirabbil„alamin. Puji dan syukur penulis ucapkan atas

kehadirat Allah Subhanahu Wa Ta„ala atas segala anugerah dan karunia rezeki

yang telah diberikan, sehingga Skripsi yang berjudul “Pemetaan Ibu Hamil

Berbasis Sistem Informasi Geografis pada Kunjungan ANC (Antenatal Care)

di Puskesmas Rantau Laban Kota Tebing Tinggi Tahun 2018” sebagai salah

satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat dapat penulis

selesaikan.

Penulis menyadari bahwa selama proses penyelesaian skripsi ini terdapat

banyak rintangan dan hambatan yang menghadang. Skripsi ini dapat diselesaikan

dengan baik berkat bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu

pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:

1. Prof. Dr. Runtung Sitepu, S.H., M.Hum. selaku Rektor Universitas

Sumatera Utara.

2. Prof. Dr. Dra. Ida Yustina, M.Si. selaku Dekan Fakultas Kesehatan

Masyarakat.

3. Dr. Asfriyati, S.K.M., M.Kes. selaku Ketua Departemen Kependudukan dan

Biostatistika.

4. Sri Rahayu Sanusi, S.K.M., M.Kes., Ph.D. selaku Dosen Pembimbing

Skripsi yang telah banyak meluangkan waktu untuk memberikan

bimbingan, arahan dan masukan serta selalu sabar dalam membimbing

penulis selama masa penyelesaian skripsi.

5. Dr. Lita Sri Andayani, S.K.M., M.Kes. selaku Dosen Pembimbing

Akademik yang telah memberikan bimbingan mulai dari awal perkuliahan.

Page 9: PEMETAAN IBU HAMIL BERBASIS SISTEM INFORMASI …

vii

6. Drs. Abdul Jalil Amri Arma, M.Kes. dan Lanova Dwi Arde M., S.K.M.,

M.K.M. selaku Dosen Penguji yang telah memberikan saran dan masukan

untuk perbaikan skripsi ini sehingga menjadi lebih baik lagi.

7. Seluruh dosen dan staf Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas

Sumatera Utara, khususnya Departemen Kependudukan dan Biostatistik

yang telah memberikan banyak ilmu, pengetahuan serta pelajaran.

8. Kepala Dinas Kesehatan Kota Tebing Tinggi berserta Kepala Puskesmas

Rantau Laban Kota Tebing Tinggi yang telah memberikan izin kepada

penulis untuk dapat melakukan penelitian dan mendapatkan data di wilayah

kerjanya.

9. Kedua orang tua yang sangat penulis sayangi dan cintai, Imran, S.Ag. dan

Siti Masita S.Kep., Ners. terima kasih atas segala cinta dan kasih sayang

yang terus mengalir, untuk doa yang tak pernah terputus, untuk segala

bentuk dukungan moril maupun materiil, untuk segala pengorbanan yang

tak terkira yang telah diberikan kepada penulis sampai saat ini.

10. Adik penulis Muhammad Tareqh Al-Ihsan terima kasih untuk semua doa

dan dukungan serta semangat yang selalu diberikan kepada penulis.

11. Teman-teman seperjuangan skripsi penulis Mutiara, Nadya, Francisco,

Kurnia Sufiliana, yang telah sama sama berjuang dari awal perkuliahan dan

selalu saling memberikan semangat serta dukungan satu sama lain dalam

penyelesaian skripsi ini.

12. Teman-teman di Biostatistik Nina, Diana, Isni, Meidy, Dian, Nisa, Syafii,

Murri, Sesil, Peggy, Arsanta, Salzar, Defrina, Ajeng, Fadhillah, Betti yang

telah sama-sama berjuang melewati masa perkuliahan di peminatan yang

Page 10: PEMETAAN IBU HAMIL BERBASIS SISTEM INFORMASI …

viii

penuh dengan suka dan duka, sama-sama berjuang menyelesaikan skripsi

dengan saling memberikan dukungan dan semangat satu sama lainnya.

Kepada Andika Mahaprada Tarigan, S.K.M., M.Kes., sebagai staf akademik

Departemen Kependudukan dan Biostatistik Fakultas Kesehatan Masyarakat

Universitas Sumatera Utara yang telah memberikan segala bantuan,

dukungan serta motivasi kepada penulis.

Penulis menyadari penelitian ini masih terdapat banyak kekurangan, oleh

sebab itu, penulis mengharapkan adanya kritik dan saran yang membangun dari

semua pihak dalam rangka penyempurnaan skripsi ini. Akhir kata penulis

berharap skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca.

Medan, Oktober 2019

Noor‟l Shaqinah

Page 11: PEMETAAN IBU HAMIL BERBASIS SISTEM INFORMASI …

ix

Daftar Isi

Halaman

Halaman Persetujuan i

Halaman Penetapan Tim Penguji ii

Halaman Pernyataan Keaslian Skripsi iii

Abstrak iv

Abstract v

Kata Pengantar vi Daftar Isi ix

Daftar Tabel xi

Daftar Gambar xii

Daftar Lampiran xiii

Daftar Istilah xiv

Riwayat Hidup xv

Pendahuluan 1

Latar Belakang 1

Perumusan Masalah 6

Tujuan Penelitian 6

Manfaat Penelitian 6

Tinjauan Pustaka 7

Pemetaan 7

Ibu Hamil 7

Antenatal Care 8

Sistem Informasi Geografis 16

Quantum Geographic System (QGIS) 20

UTM Geo Map 22

Metode Penelitian 24

Jenis Penelitian 24

Lokasi dan Waktu Penelitian 24

Populasi dan Sampel 25

Variabel dan Definisi Operasional 26

Metode Pengumpulan Data 26

Metode Pengukuran 26

Metode Analisis Data 27

Hasil Penelitian 30

Gambaran Umum Puskesmas Rantau Laban 30

Pemetaan Ibu Hamil dan Pengaruhnya terhadap

Kunjungan Antenatal Care 32

Karakteristik Ibu Hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Rantau Laban 36

Page 12: PEMETAAN IBU HAMIL BERBASIS SISTEM INFORMASI …

x

Pembahasan 46

Pemetaan Ibu Hamil dan Pengaruhnya terhadap

Kunjungan Antenatal Care 46

Karakteristik Ibu Hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Rantau Laban 47

Keterbatasan Penelitian 53

Kesimpulan dan Saran 54

Kesimpulan 54

Saran 55

Daftar Pustaka 56

Lampiran 59

Page 13: PEMETAAN IBU HAMIL BERBASIS SISTEM INFORMASI …

xi

Daftar Tabel

No Judul Halaman

1 Distribusi Ibu Hamil Berdasarkan Alamat di Wilayah Kerja

Puskesmas Rantau Laban Tahun 2018

37

2 Distribusi Ibu Hamil Berdasarkan Umur menurut Kelurahan di

Wilayah Kerja Puskesmas Rantau Laban Tahun 2018

37

3 Distribusi Ibu Hamil Berdasarkan Jumlah Kunjungan

Memeriksakan Kehamilan menurut Kelurahan di Wilayah

Kerja Puskesmas Rantau Laban Tahun 2018

39

4 Distribusi Ibu Hamil Berdasarkan Pertama Kali Datang

Memeriksakan Kehamilannya menurut Kelurahan di Wilayah

Kerja Puskesmas Rantau Laban Tahun 2018

40

5 Distribusi Ibu Hamil Berdasarkan Kunjungan Antenatal Care

menurut Kelurahan di Wilayah Kerja Puskesmas Rantau Laban

Tahun 2018

41

6 Distribusi Ibu Hamil Berdasarkan Tempat Melakukan

Pemeriksaan Kehamilan menurut Kelurahan di Wilayah Kerja

Puskesmas Rantau Laban Tahun 2018

42

7 Distribusi Ibu Hamil Berdasarkan Alasan Memeriksakan

Kehamilan menurut Kelurahan di Wilayah Kerja Puskesmas

Rantau Laban Tahun 2018

43

Page 14: PEMETAAN IBU HAMIL BERBASIS SISTEM INFORMASI …

xii

Daftar Gambar

No Judul Halaman

1 Tampilan aplikasi UTM Geo Map 23

2 Tampilan aplikasi Easy GPS 27

3 Tampilan aplikasi QGIS 28

4 Grafik luas wilayah kerja Puskesmas Rantau Laban menurut

kelurahan

30

5 Peta lokasi Puskesmas Rantau Laban 33

6 Peta wilayah kerja Puskesmas Rantau Laban 33

7 Peta sebaran ibu hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Rantau

Laban Tahun 2018

34

8 Peta sebaran ibu hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Rantau

Laban Tahun 2018

35

9 Peta real lokasi Puskesmas Rantau Laban 36

Page 15: PEMETAAN IBU HAMIL BERBASIS SISTEM INFORMASI …

xiii

Daftar Lampiran

Lampiran Judul Halaman

1 Surat Permohonan Izin Penelitian 59

2 Surat Izin Penelitian 60

3 Alur Penelitian 61

4 Output SPSS 62

5 Hasil Dokumentasi 65

6 Hasil Pengumpulan Titik Koordinat 70

Page 16: PEMETAAN IBU HAMIL BERBASIS SISTEM INFORMASI …

xiv

Daftar Istilah

AKI Angka Kematian Ibu

AKB Angka Kematian Bayi

ANC Antenatal Care

SIG Sistem Informasi Geografis

QGIS Quantum Geographic Information System

UTM Universal Transverse Mecator

Page 17: PEMETAAN IBU HAMIL BERBASIS SISTEM INFORMASI …

xv

Riwayat Hidup

Penulis bernama Noor‟l Shaqinah berumur 21 tahun, dilahirkan di Medan

pada 3 Oktober 1997. Penulis beragama Islam, anak pertama dari dua bersaudara

dari pasangan Bapak Imran dan Ibu Siti Masita.

Pendidikan formal dimulai di TK Raudatul Athfal Al- Ikhlas Tebing

Tinggi Tahun 2002. Pendidikan sekolah dasar di SD Negeri 164987 Tahun 2003-

2009, sekolah menengah pertama di MTs Negeri 1 Medan Tahun 2010-2012,

sekolah menengah atas di MAN 1 Medan Tahun 2013-2015, selanjutnya penulis

melanjutkan pendidikan di Program Studi S1 Kesehatan Masyarakat Fakultas

Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara.

Medan, Oktober 2019

Noor‟l Shaqinah

Page 18: PEMETAAN IBU HAMIL BERBASIS SISTEM INFORMASI …

1

Pendahuluan

Latar Belakang

Menurut WHO, kesehatan ibu adalah kesehatan seorang perempuan ketika

masa kehamilan, masa persalinan, dan pasca melahirkan. Salah satu masa penting

pada ibu yaitu masa kehamilan. Apabila masa kehamilan ibu terganggu, maka

akan berdampak pada kematian ibu. Jika angka kematian ibu tinggi, maka akan

berdampak pada status derajat kesehatan. Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka

Kematian Bayi (AKB) merupakan salah satu indikator penting dalam menilai

derajat kesehatan masyarakat di suatu negara (Depkes RI, 2009).

Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan angka wanita yang meninggal per

100.000 kelahiran hidup dari suatu penyebab kematian terkait dengan gangguan

kehamilan atau penanganannya (tidak termasuk kecelakaan atau kasus insidentil)

selama masa kehamilan, melahirkan dan dalam masa nifas (42 hari setelah

melahirkan) tanpa memperhitungkan lama kehamilan, sedangkan Angka

Kematian Bayi (AKB) merupakan jumlah bayi yang meninggal sebelum mencapai

usia 1 Tahun yang dinyatakan dalam 1.000 kelahiran hidup pada Tahun yang

sama (Profil Kesehatan Provsu, 2017).

Di Indonesia, Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi

(AKB) masih tergolong tinggi. Tingginya AKI berkaitan dengan rendahnya

kualitas program pelayanan kesehatan ibu dan anak (KIA). Berdasarkan data

SUPAS Tahun 2015 Angka Kematian Ibu di Indonesia mencapai 305/100.000

kelahiran hidup dan berdasarkan data SDKI 2017 Angka Kematian Bayi sebesar

24/1000 kelahiranahidup. Sedangkan, berdasarkan data profil kesehatan Provinsi

Page 19: PEMETAAN IBU HAMIL BERBASIS SISTEM INFORMASI …

2

Sumatera Utara Tahun 2017, angka kematian ibu sebesar 85/100.000 kelahiran

hidup dan angka kematian bayi sebesar 13/1000 kelahiran hidup.

Salah satu upaya untuk menurunkan angka kematian ibu dan kematian

bayi yaitu melalui program pelayanan antenatal atau antenatal care (ANC)

Antenatal care merupakan pelayanan kesehatan yang diberikan oleh tenaga

kesehatan untuk ibu selama masa kehamilannya, dilaksanakan sesuai dengan

standar pelayanan antenatal yang ditetapkan dalam Standar Pelayanan Kebidanan

(SPK) (Arwiani, dkk, 2013).

Kunjungan antenatal care yang teratur dan sesuai anjuran selama masa

kehamilan diharapkan dapat mencegah dan menangani komplikasi yang mungkin

terjadi selama hamil dan dapat mengurangi risiko kematian ibu dan bayi.

Antenatal care merupakan salah satu kegiatan dari program kesehatan ibu dan

anak. Antenatal care dapat dilaksanakan oleh bidan di poliklinik, BPS, ataupun

Rumah Sakit. Antenatal care juga bisa didapat pada waktu pelaksanaan Posyandu,

di praktik dokter, di rumah bersalin, atau di puskesmas (Mufdlilah, 2009).

Pelayanan antenatal care yang berkualitas meliputi kegiatan melakukan

kunjungan setidaknya 4 kali selama masa kehamilan, melakukan penimbangan

berat badan, pengukuran lingkar lengan atas (LILA), pengukuran tekanan darah,

pengukuran tinggi fundus uteri atau tinggi kandungan rahim, melakukan palpasi

abdominal, pemberian imunisasi tetanus toxoid (TT), pemeriksaan hemoglobin,

pemberian tablet zat besi, pemeriksaan urine, serta pemberian penyuluhan tentang

perawatan diri selama hamil (Dinkes RI, 2003).

Standar minimal kunjungan antenatal care selama masa kehamilan adalah

sebanyak 4 kali yaitu dengan frekuensi sebagai berikut minimal 1 kali pada

Page 20: PEMETAAN IBU HAMIL BERBASIS SISTEM INFORMASI …

3

trimester I (K1), 1 kali pada trimester II (K2), dan 2 kali pada trimester III (K3

dan K4). Keberhasilan antenatal care dapat diukur dengan indikator K1 dan K4.

Pada kunjungan pertama (K1) adalah pertemuan pertama ibu hamil dengan tenaga

kesehatan yang mempunyai kompetensi dalam melakukan pelayanan antenatal

care untuk mendapatkan pelayanan terpadu yang sesuai standar. Pertemuan

pertama ini harus dilakukan secepat mungkin pada trimester I, sebaiknya sebelum

minggu ke 8 masa kehamilan. Pada kunjungan keempat (K4) merupakan

pertemuan ke 4 atau lebih ibu hamil dengan tenaga kesehatan yang mempunyai

kompetensi dalam melakukan pelayanan antenatal care untuk mendapatkan

pelayanan terpadu yang sesuai standar. Kunjungan antenatal care dapat dilakukan

lebih dari 4 kali sesuai kebutuhan ibu hamil, seperti jika ada keluhan, penyakit dan

gangguan kehamilan. Kunjungan ini termasuk kedalam K4 (Kemenkes RI, 2012).

Indikator Standar Pelayan Minimal (SPM) menetapkan target cakupan K1 sebesar

95% dan K4 sebesar 90% (Supliyani, dkk, 2013).

Capaian program kesehatan ibu dan anak melalui pelayanan antenatal care

dapat diukur melalui cakupan K1 dan K4. K1 merupakan jumlah ibu hamil yang

telah mendapatkan pelayanan antenatal care pertama kali dibandingkan dengan

jumlah sasaran ibu hamil disuatu wilayah kerja pada kurun waktu satu Tahun.

Sedangkan, K4 merupakan jumlah ibu hamil yang telah mendapatkan pelayanan

antenatal care sebanyak minimal 4 kali sesuai standar dan sesuai jadwal yang

dianjurkan (Dinkes Tebing Tinggi, 2016).

Cakupan K4 di Indonesia pada Tahun 2017 sebesar 87,3% (Ditjen

Kesmas, Kemenkes RI, 2018). Target Renstra Tahun 2017 sebesar 76%. Cakupan

kunjungan antenatal care di Indonesia cenderung meningkat. Namun, dari 33

Page 21: PEMETAAN IBU HAMIL BERBASIS SISTEM INFORMASI …

4

provinsi di Indonesia masih ada 11 provinsi yang belum mencapai target tersebut.

Pada Tahun 2017, cakupan K4 Provinsi Sumatera Utara mengalami kenaikan

yaitu sebesar 87,09% (Profil Kesehatan Provsu, 2017). Cakupan tersebut belum

mencapai target yang ditetapkan Renstra Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera

Utara yaitu sebesar 93%. Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kota Tebing Tinggi

Tahun 2016 cakupan kunjungan ibu hamil sebesar 93,7%.

Di Kota Tebing Tinggi terdapat 9 puskesmas. Salah satu puskesmas di

Tebing Tinggi adalah Puskesmas Rantau Laban. Cakupan kunjungan ibu hamil ke

puskesmas tersebut sampai dengan bulan Desember 2018 yaitu K1 sebesar 97,9%

dan cakupan kunjungan K4 sebesar 89,3%. Capaian ini belum sesuai dengan

Indikator Standar Pelayan Minimal (SPM) dan target Renstra Dinas Kesehatan

Provinsi Sumatera Utara.

Ada banyak faktor yang mempengaruhi rendahnya cakupan kunjungan ibu

hamil atau antenatal care.Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku kesehatan

ibu hamil dalam melakukan kunjungan antenatal care terbagi menjadi 3 faktor,

yaitu faktor predisposing, faktor enabling, dan faktor reinforcing. Faktor

predisposing terdiri dari faktor usia, tingkat pendidikan, pekerjaan, pengetahuan,

paritas dan sikap ibu hamil. Faktor enabling terdiri dari faktor jarak, pendapatan,

sarana dan prasarana, serta informasi yang ada. Faktor reinforcing terdiri dari

faktor dukungan suami, dukungan keluarga, serta dukungan petugas kesehatan

(Rachmawati, dkk, 2017).

Menurut penelitian yang dilakukan Tarigan (2017) dengan hasil yaitu

terdapat 5 variabel yang berhubungan dengan kelengkapan kunjungan antenatal

care yaitu pengetahuan ibu hamil (p=0,001), sikap ibu hamil (p=0,003), sosial

Page 22: PEMETAAN IBU HAMIL BERBASIS SISTEM INFORMASI …

5

ekonomi (p=0,0037), jarak (p=0,001), dan dukungan suami (p=0,001). Sedangkan

paritas (p=0,497) tidak memiliki hubungan dengan kelengkapan kunjungan

antenatal care.

Berdasarkan penelitian tersebut didapatkan bahwa faktor yang dapat

mempengaruhi rendahnya kunjungan ibu hamil atau antenatal care salah satunya

faktor jarak ke fasilitas kesehatan. Jarak ibu hamil dengan fasilitas kesehatan

dapat digambarkan melalui pemetaan yang berbasis sistem informasi geografis.

Sistem Informasi Geografis (SIG) adalah teknologi sistem informasi tentang

geografis yang digunakan dalam menginput, menyimpan, mengolah, menganalisa

dan menghasilkan data untuk mendukung dalam pengambilan suatu keputusan

(Rahardjo, 2015).

Sistem Informasi Geografis (SIG) memiliki kemampuan dalam

menggambarkan letak, lokasi, atau titik dari suatu tempat seperti letak fasilitas

kesehatan terdekat, persebaran dari suatu penyakit, dan lain-lain. SIG memiliki

manfaat memudahkan para pengambil keputusan dalam menentukan kebijakan

terutama yang berhubungan dengan aspek keruangan atau spasial (Wibowo,

2015). Penggambaran atau pemetaan pada SIG dapat dilakukan menggunakan

beberapa aplikasi pemetaan seperti QGIS, Arc GIS, Map Info, dll.

Oleh karena itu, berdasarkan hal tersebut penulis ingin menggambarkan

pengaruh jarak puskesmas melalui pemetaan ibu hamil terhadap tindakan

kunjungan ANC ke Puskesmas Rantau Laban Kota Tebing Tinggi sehingga dapat

dijadikan landasan dalam pengambilan keputusan terkait pelayanan antenatal care

di wilayah kerja Puskesmas Rantau Laban.

Page 23: PEMETAAN IBU HAMIL BERBASIS SISTEM INFORMASI …

6

Perumusan Masalah

Rumusan masalah dari penelitian ini adalah berdasarkan cakupan

kunjungan antenatal care di Puskesmas Rantau Laban yaitu cakupan kunjungan

K4 sebesar 89,3% yang belum memenuhi target Standar Pelayanan Minimal

(SPM) yaitu sebesar 90% dan target Renstra Dinas Kesehatan Sumatera Utara

yaitu sebesar 93%, peneliti ingin menggambarkan pengaruh jarak puskesmas

terhadap ibu hamil sehingga dapat dilihat apakah faktor tersebut yang

mempengaruhi kunjungan antenatal care ibu hamil ke puskesmas Rantau Laban

Kota Tebing Tinggi Tahun 2018.

Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memetakan persebaran ibu hamil

pada tindakan kunjungan ANC (antenatal care) di wilayah kerja Puskesmas

Rantau Laban Kota Tebing Tinggi Tahun 2018.

Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan referensi dan masukan untuk

melakukan penelitian selanjutnya.

2. Penelitian ini diharapkan dapat digunakan dalam pembentukan kebijakan

yang berhubungan dengan antenatal care.

3. Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan masukan dalam

penyusunan program peningkatan antenatal care di wilayah kerja Puskesmas

Rantau Laban.

Page 24: PEMETAAN IBU HAMIL BERBASIS SISTEM INFORMASI …

7

Tinjauan Pustaka

Pemetaan

Menurut Riyanto, dkk. (2009) peta adalah penggambaran permukaan bumi

pada bidang datar menggunakan skala tertentu melalui sistem proyeksi peta dan

didalamnya terdapat simbol-simbol yang mewakilkan objek di permukaan bumi.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) pemetaan merupakan penerapan

gambar, grafik, tulisan, juga peta untuk menyatakan gagasan atau perasaan. Peta

merupakan hasil dari penggambaran permukan bumi dengan memanfaatkan

proyeksi atau skala tertentu dan ditampilkan dalam bentuk kertas maupun digital

(Eko, 2013).

Berdasarkan penjabaran di atas dapat disimpulkan bahwa pemetaan dalam

penelitian ini adalah proses penggambaran objek dalam wujud peta dengan

menggunakan skala tertentu melalui sistem proyeksi peta.

Ibu Hamil

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) ibu adalah wanita yang

telah melahirkan, sebutan untuk wanita yang telah memiliki suami, panggilan

kepada wanita yang sudah bersuami maupun yang belum bersuami. Hamil

merupakan keadaan dimana sel telur dibuahi oleh sel sperma dan terbentuklah

janin (KBBI, 2005).

Berdasarkan penjabaran diatas dapat disimpulkan bahwa ibu hamil

adalah seorang wanita yang mengandung dimulai dari konsepsi sampai lahirnya

janin.

Page 25: PEMETAAN IBU HAMIL BERBASIS SISTEM INFORMASI …

8

Antenatal Care (ANC)

Pengertian antenatal care. Pemeriksaan antenatal care (ANC) adalah

pemeriksaan kehamilan untuk mengoptimalkan kesehatan mental dan fisik ibu

hamil. Sehingga mampu menghadapi persalinan, kala nifas, persiapan pemberian

ASI dan kembalinya kesehatan reproduksi secara wajar (Manuaba, 1998).

Antenatal Care (ANC) sebagai salah satu upaya pencegahan awal dari

faktor risiko kehamilan. Menurut World Health Organisation (WHO), antenatal

care untuk menurunkan angka kematian ibu dan memantau keadaan janin melalui

deteksi dini risiko tinggi kehamilan dan persalinan. Idealnya bila tiap wanita

hamil mau memeriksakan kehamilannya, maka kelainan-kelainan yang mungkin

terjadi atau akan timbul pada masa kehamilan dapat segera terdeteksi, dan dapat

segera diatasi sebelum menimbulkan pengaruh tidak baik terhadap kehamilan.

Pelayanan antenatal care diberikan selama masa hamil sesuai dengan

pedoman yang telah ditentukan dan dilakukan secara berkala untuk memelihara

serta meningkatkan kesehatan ibu sesuai kebutuhan sehingga ibu dapat

menyelesaikan kehamilan dengan baik dan melahirkan bayi yang sehat

(Mufdlilah, 2009).

Kunjungan Antenatal Care (ANC) adalah kunjungan ibu hamil ke petugas

kesehatan seperti bidan atau dokter sedini mungkin untuk mendapatkan pelayanan

asuhan antenatal. Pelayanan antenatal dilakukan untuk mencegah adanya

komplikasi obstetri dan memastikan bahwa komplikasi dideteksi sedini mungkin

serta ditangani secara memadai (Padila, 2014).

Tujuan antenatal care. Secara umum, tujuan antenatal care adalah

mempersiapkan ibu fisik dan mental ibu secara optimal selama masa kehamilan,

Page 26: PEMETAAN IBU HAMIL BERBASIS SISTEM INFORMASI …

9

melahirkan, dan masa nifas (Latifa, 2013). Selain itu, adapun tujuan Antenatal

Care (ANC), adalah sebagai berikut:

1. Sebagai sarana untuk promosi kepada ibu untuk menjaga kesehatan fisik dan

mental ibu dan bayi sampai pada proses kelahiran bayi;

2. Mendeteksi dan menyelesaikan komplikasi obstetri selama masa kehamilan;

3. Memberikan ibu kesiapan dalam persalinan serta kesiapan menghadapi

komplikasi yang akan atau mungkin terjadi;

4. Membantu menyiapkan ibu untuk melakukan ASI Eksklusif, menjalankan

nifas normal dan merawat anak secara fisik, mental dan sosial. (Kusmiati,dkk,

2009; Mufdlilah, 2009; Padila, 2014)

Tujuan utama asuhan antenatal adalah untuk memfasilitasi hasil yang

sehat dan positif bagi ibu maupun bayinya dengan cara-cara sebagai berikut:

1. Memonitor perkembangan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan

tumbuh kembang bayi;

2. Menaikkan dan melindungi kesehatan fisik, mental serta sosial ibu dan bayi;

3. Mendeteksi secara dini adanya komplikasi yang mungkin terjadi selama masa

kehamilan seperti riwayat penyakit secara umum, kebidanan dan pembedahan;

4. Merencanakan ibu melewati proses kelahiran dengan selamat serta cukup

bulan dengan trauma seminimal mungkin;

5. Menyiapkan ibu serta keluarga dalam menerima kelahiran bayi agar dapat

tumbuh kembang secara normal (Dewi, 2011).

Tujuan pengawasan wanita hamil ialah menyiapkan ia sebaik-baiknya fisik

dan mental, serta menyelamatkan ibu dan anak dalam kehamilan, persalinan, dan

masa nifas, sehingga keadaan mereka postpartum sehat dan normal, tidak hanya

Page 27: PEMETAAN IBU HAMIL BERBASIS SISTEM INFORMASI …

10

fisik akan tetapi juga mental (Padila, 2014).

Keuntungan antenatal care. Adapun keuntungan melakukan kunjungan

antenatal care adalah ibu dapat mengetahui berbagai risiko dan komplikasi hamil

sehingga ibu dapat mengambil tindakan seperti diarahkan untuk melakukan

rujukan kerumah sakit (Padila, 2014).

Fungsi antenatal care. Adapun fungsi dilakukannya kunjungan antenatal

care ke sarana kesehatan seperti puskesmas adalah sebagai berikut:

a. Promosi kesehatan selama kehamilan melalui sarana dan aktifitas pendidikan.

b. Melakukan screening, identifikasi wanita dengan kehamilan risiko tinggi dan

melakukan rujukan bila dibutuhkan.

c. Memantau kesehatan selama masa kehamilan dengan usaha mendeteksi dan

menangani masalah yang terjadi.

Cara pelayanan antenatal care (ANC). Cara pelayanan antenatal,

disesuaikan dengan standar pelayanan antenatal menurut Depkes RI yang terdiri

dari:

a. Kunjungan Pertama

1) Mencatat identitas ibu hamil;

2) Mencatat kehamilan sekarang;

3) Mencatat riwayat kehamilan dan persalinan yang pernah dilakukan;

4) Mencatat penggunaan alat kontrasepsi sebelum kehamilan;

5) Melaksanakan pemeriksaan fisik diagnostik dan laboratorium;

6) Melaksanakan pemeriksaan obstetrik;

7) Memberikan imunisasi tetanus toxoid (TT);

8) Memberikan obat rutin seperti tablet Fe, kalsium, multivitamin, dan

Page 28: PEMETAAN IBU HAMIL BERBASIS SISTEM INFORMASI …

11

mineral lainnya serta obat-obatan khusus atas indikasi;

9) Melakukan penyuluhan atau konseling.

b. Jadwal Kunjungan Ibu Hamil

Ibu hamil memerlukan setidaknya empat kali kunjungan selama masa

kehamilan, dengan pembagian sebagai berikut:

1) Satu kali kunjungan pada trimester I atau <14 minggu kehamilan

2) Satu kali kunjungan pada trimester II antara 14-28 minggu kehamilan

3) Dua kali kunjungan pada trimester III antara 28-36 minggu dan sesudah

minggu ke 36 kehamilan (Depkes, 2009).

Tinjauan tentang kunjungan ibu hamil. Kunjungan ibu hamil

merupakan kontak ibu hamil dengan petugas yang memberikan pelayanan untuk

mendapatkan pemeriksaan kehamilan, istilah kunjungan tidak mengandung arti

bahwa selalu ibu hamil yang ke fasilitas kesehatan tetapi juga dapat sebaliknya,

yaitu ibu hamil yang dikunjungi oleh petugas kesehatan (Depkes RI, 1997: 57).

Asuhan standar minimal antenatal care. Menurut Departemen

Kesehatan RI (2003) standar pelayanan antenatal care yang berkualitas adalah

sebagai berikut:

a. Memberikan pelayanan kepada ibu hamil minimal empat kali, satu kali pada

trimester I, satu kali pada trimester II, dan dua kali pada trimester III untuk

memantau keadaan ibu dan janin, sehingga dapat terdeteksi secara dini dan

dapat diberikan penanganan secara cepat dan tepat.

b. Melakukan penimbangan berat badan ibu hamil dan pengukuran lingkar

lengan atas (LILA) secara teratur. Pertambahan berat badan ibu selama

kehamilan dapat digunakan sebagai indikator pertumbuhan janin dalam rahim.

Page 29: PEMETAAN IBU HAMIL BERBASIS SISTEM INFORMASI …

12

Ada hubungan yang erat antara penambahan berat badan selama masa

kehamilan dengan berat badan lahir bayi. Jika berat badan tidak bertambah

serta Lingkar Lengan Atas (LILA) <23,5 cm menunjukkan ibu mengalami

kurang gizi.

c. Melakukan pengukuran tekanan darah secara rutin dengan tujuan untuk

mendeteksi secara dini terhadap terjadinya tiga gejala preeklamsi. Tekanan

darah tinggi, protein urine positif, pandangan kabur atau oedema pada

ekstrimitas atas.

d. Melakukan pengukuran tinggi fundus uteri secara rutin dengan tujuan untuk

mendeteksi secara dini terhadap berat badan janin. Pengukuran tinggi fundus

uteri dapat dijadikan indikator pertumbuhan berat janin intrauterine, serta

dapat mendeteksi secara dini terhadap terjadinya molahidatidosa, janin ganda

atau hidramnion yang ketiganya dapat mempengaruhi terjadinya kematian ibu.

e. Melaksanakan palpasi abdominal untuk mengetahui usia kehamilan, letak,

bagian terendah, letak punggung, menentukan janin tunggal atau kembar dan

mendengarkan denyut jantung janin untuk menentukan asuhan selanjutnya.

f. Memberikan imunisasi tetanus toxoid (TT) kepada ibu hamil sebanyak 2 kali

dengan jarak minimal 4 minggu, diharapkan dapat menghindari terjadinya

tetanus neonatorum dan tetanus pada ibu bersalin dan nifas.

g. Melakukan pemeriksaan Hemoglobin (Hb) pada kunjungan pertama dan pada

kehamilan 30 minggu. Apabila Hb darah ibu hamil rendah, maka harus

diberikan suplemen zat besi dan penyuluhan gizi.

h. Memberikan tablet zat besi, 90 tablet selama 3 bulan diminum setiap hari.

i. Melakukan pemeriksaan urine jika ada indikasi (tes protein dan glukosa), serta

Page 30: PEMETAAN IBU HAMIL BERBASIS SISTEM INFORMASI …

13

pemeriksaan penyakit-penyakit infeksi (HIV/AIDS dan PMS).

j. Memberikan penyuluhan tentang perawatan diri, perawatan payudara, gizi,

tanda-tanda bahaya pada kehamilan dan pada janin sehingga ibu dan keluarga

dapat segera mengambil keputusan dalam perawatan selanjutnya dan

mendengarkan keluhan yang disampaikan oleh ibu dengan penuh minat, beri

nasehat dan rujuk bila diperlukan.

k. Membicarakan tentang persalinan kepada ibu hamil, suami serta keluarga pada

trimester III, memastikan bahwa persiapan persalinan bersih, aman, dan

suasana menyenangkan, persiapan transportasi, dan biaya untuk merujuk.

l. Tersedianya alat-alat pelayanan kehamilan dalam keadaan baik dan dapat

digunakan, obat-obatan yang diperlukan, serta adanya waktu pencatatan

kehamilan dan temuan pada KMS ibu hamil untuk menentukan tindakan

selanjutnya.

Pelaksana dan tempat pelayanan antenatal care. Pelaksana kegiatan

pelayanan antenatal care dapat dilakukan oleh tenaga medis seperti dokter umum,

dokter spesialis dan tenaga paramedis yaitu bidan, perawat, yang sudah mendapat

pelatihan. Pelayanan antenatal care dapat dilaksanakan di puskesmas, puskesmas

pembantu, posyandu, bidan praktik swasta, polindes, rumah sakit bersalin, dan

rumah sakit umum (Depkes RI, 1995).

Faktor-faktor yang berhubungan dengan antenatal care. Menurut

Padila (2014) faktor-faktor yang dapat berhubungan dengan kunjungan antenatal

care adalah sebagai berikut :

1. Umur

Umur adalah umur individu terhitung mulai saat dilahirkan sampai saat

berulang tahun. Bertambahnya umur seseorang maka kematangan dalam berpikir

Page 31: PEMETAAN IBU HAMIL BERBASIS SISTEM INFORMASI …

14

semakin baik sehingga akan termotivasi dalam memeriksakan kehamilan, juga

mengetahui akan pentingnya antenatal care.

Umur sangat menentukan tingkat kesehatan ibu, ibu dikatakan berisiko

tinggi apabila hamil dibawah umur 20 tahun dan diatas 35 tahun. Wiknjosastro

(2005), menyatakan bahwa dalam kurun reproduksi sehat dikenal bahwa usia

aman untuk kehamilan dan persalinan adalah 20-30 tahun. Pada usia dibawah 20

tahun, kematian maternal pada ibu hamil dapat terjadi 2-5 kali lebih tinggi dari

pada kematian maternal yang terjadi pada usia 20-29 tahun dan akan meningkat

kembali pada usia diatas 30-35 tahun.

2. Pendidikan

Pendidikan adalah suatu proses ilmiah yang terjadi pada manusia. Menurut

Dictionary of Education, pendidikan dapat diartikan suatu proses dimana

seseorang mengembangkan kemampuan, sikap, dan bentuk tingkah laku lainnya

dalam masyarakat dan kebudayaan. Pada umumnya semakin tinggi pendidikan

seseorang, maka semakin baik pula tingkat pengetahuannya. Wanita yang

berpendidikan biasanya akan lebih terbuka terhadap ide-ide baru dan perubahan

untuk mendapatkan pelayanan kesehatan yang proporsional karena mereka

menyadari sepenuhnya manfaat pelayanan kesehatan tersebut.

3. Paritas

Paritas adalah jumlah janin yang pernah dilahirkan hidup atau mati. Ibu

yang baru pertama kali hamil akan termotivasi dalam memeriksakan

kehamilannya. Sebaliknya ibu yang sudah pernah melahirkan lebih dari satu orang

mempunyai anggapan bahwa ia sudah berpengalaman sehingga tidak termotivasi

untuk memeriksakan kehamilannya ketenaga kesehatan.

Page 32: PEMETAAN IBU HAMIL BERBASIS SISTEM INFORMASI …

15

Semakin tinggi status paritas pada seorang ibu maka semakin tinggi risiko

ibu mengalami kematian maternal.

4. Pendapatan Perkapita

Pendapatan adalah penghasilan yang diperoleh dari dari pekerjaan pokok

dan pekerjaan sampingan dari orangtua dan anggota keluarga lainnya (Padila,

2014). Pendapatan keluarga yang memadai akan mempengaruhi kesadaran untuk

melakukan pemeriksaan kehamilan karena terpenuhinya semua kebutuhan baik

primer maupun sekunder.

5. Jarak

Menurut Departemen Pendidikan Nasional (2002: 456), jarak adalah ruang

sela (panjang atau jauh) antara dua benda atau tempat seperti jarak antara rumah

dengan tempat pelayanan antenatal care. Menurut Andersen, et all (1975) dalam

Greenlay (1980) menyatakan bahwa jarak merupakan komponen kedua yang

memungkinkan seseorang untuk memanfaatkan pelayanan pengobatan.

Jarak merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi perilaku seseorang

dalam melakukan kegiatan. Semakin jauh jarak maka akan semakin menurunkan

motivasi dalam melakukan aktifitas. Sebaliknya semakin dekat jarak maka akan

meningkatkan usaha untuk melakukan kegiatan tersebut (Pangestu,2018).

Jarak adalah ruang antara dua benda atau tempat, seperti jarak antara

rumah ibu hamil dengan tempat pelayanan antenatal care misalnya puskesmas.

Jarak ibu hamil dengan puskesmas memberi pengaruh secara tidak langsung

terhadap ibu hamil dalam melakukan kunjungan antenatal care. Semakin kecil

peluang ibu hamil melakukan kunjungan antenatal care jika jarak yang ditempuh

Page 33: PEMETAAN IBU HAMIL BERBASIS SISTEM INFORMASI …

16

semakin jauh. Dengan begitu jarak dapat mempengaruhi ibu dalam melakukan

kunjungan antenatal care(Sari, 2017) .

Penentuan jarak ke fasilitas kesehatan terbagi 2 yaitu ≤ 5 km berarti dekat

dan > 5 km berarti jauh (Riskesdas, 2012).

Sistem Informasi Geografis (SIG)

Pengertian sistem informasi geografis. Sistem Informasi Geografis

(SIG) adalah sistem informasi khusus pengelola data yang memiliki data spasial

(bersifat keruangan). Sistem Informasi Geografis dalam artian yang lebih sempit

adalah sistem komputer untuk membuat, menyimpan, mengelola dan

menampilkan informasi bersifat geografis seperti data lokasi.

Menurut Aronoff, Sistem Informasi Geografis (SIG) didefinisikan sebagai

sebuah sistem komputer untuk menyimpan dan memanipulasi informasi geografis

(Riyanto, dkk, 2009).

Sistem Informasi Geografis yang baik dapat menggambarkan hal-hal

seperti lokasi; kondisi dari suatu lokasi; tren dari suatu keadaan; pola yang dapat

digunakan untuk membaca gejala alam; pemodelan untuk menyimpan kondisi,

memprediksi keadaan, serta memperkirakan kejadian masa lampau (Riyanto, dkk,

2009).

Komponen sistem (subsistem) SIG. Adapun sistem informasi geografis

memiliki komponen sistem (subsistem) sebagai berikut yaitu :

1. Input

Input adalah pengumpulan dan penyiapan data spasial dan atau data atribut

dari berbagai sumber data. Data yang digunakan harus diubah menjadi format data

digital. Proses pengubahan itu disebut juga dengan proses digitalisasi (digitizing).

Page 34: PEMETAAN IBU HAMIL BERBASIS SISTEM INFORMASI …

17

2. Manipulasi

Manipulasi merupakan proses editing data yang telah masuk, untuk

menyesuaikan tipe dan jenis data agar sesuai dengan sistem yang dibuat.

3. Manajemen Data

Manajemen data merupakan seluruh aktifitas pengelohan data ke dalam

sistem penyimpanan permanen.

4. Query

Query merupakan metode pencarian informasi untuk menjawab

pertanyaan yang diajukan oleh pengguna SIG.

5. Analisis

Analisis dalam SIG terbagi dalam dua fungsi yaitu, fungsi analisis spasial,

dan analisis atribut. Fungsi analisis spasial adalah fungsi operasi pada data spasial.

Sedangkan, fungsi analisis atribut adalah fungsi pengolahan data atribut.

6. Output (Visualisasi)

Penyajian data berupa informasi dalam bentuk softcopy atau hardcopy

seperti peta, tabel, grafik, dan lain-lain.

Komponen-komponen SIG. Sistem informasi geografis memiliki

komponen-komponen utama yaitu sebagai berikut:

1. Perangkat Keras Komputer (Hardware)

Komponennya terdiri dari CPU, Memory (utama dan tambahan), Storage

(alat penyimpanan data dan informasi), Alat Tambahan. Alat Masukan seperti

keyboard, mouse, digitizers, scanner, kamera digital. Alat Keluaran seperti

monitor berwarna, printer, plotter, berwarna, perekam film, dan lain-lain.

Page 35: PEMETAAN IBU HAMIL BERBASIS SISTEM INFORMASI …

18

2. Perangkat Lunak Komputer (Software)

Perangkat lunak komputer memiliki fungsi pemasukan data, manipulasi

data, penyimpanan data, analisis data, dan menampilkan informasi geografis.

3. Data dan Informasi Geografis

Data dalam SIG merupakan fakta permukaan bumi dengan referensi

keruangan seperti referensi relatif ataupun referensi absolut.

Referensi relatif merupakan data yang memiliki referensi geografis dan

dapat digunakan jika sudah dikaitkan dengan data yang memiliki referensi

geografis. Misalnya, data jumlah penduduk per kelurahan dikaitkan dengan data

administrasi kelurahan.

Referensi absolut merupakan data yang memiliki referensi atau data yang

sudah memiliki koordinat tertentu di permukaan bumi. Misalnya, data titik-titik

yang diperoleh menggunakan GPS (Global Positioning System).

4. Sumber Daya Manusia

Sumber daya manusia dalam SIG berfungsi sebagai pengoperasi hardware

dan software serta mengolah data geografis dengan kedua perangkat tersebut.

Manfaat SIG dalam bidang kesehatan. Sistem informasi geografis

dalam bidang kesehatan dapat digunakan untuk menggambarkan distribusi dari

suatu penyakit, persebaran fasilitas kesehatan seperti rumah sakit, puskesmas di

suatu daerah beserta jumlah tenaga medisnya.

Menurut WHO, Sistem Informasi Geografis (SIG) dalam kesehatan

masyarakat dapat digunakan antara lain sebagai berikut:

1. Menggambarkan distribusi penyakit

2. Monitoring penyakit

Page 36: PEMETAAN IBU HAMIL BERBASIS SISTEM INFORMASI …

19

3. Pemetaan populasi beresiko

4. Stratifikasi faktor risiko

5. Analisis tren spasial dan temporal

6. Penilaian distribusi sumber daya

7. Perencaan dan penentuan intervensi

Pemanfaatan SIG dalam bidang kesehatan masyarakat dapat dilihat dalam

beberapa contoh sebagai berikut:

1. Memantau status kesehatan untuk identifikasi masalah kesehatan di

masyarakat. Dalam hal ini, sistem informasi geografis dapat digunakan untuk

memetakan kelompok masyarakat berdasarkan status kesehatannya.

2. Memeriksa dan menelaah masalah serta risiko kesehatan di masyarakat.

Dalam hal ini, sistem informasi geografis dapat digunakan untuk memberikan

data yang lengkap tentang pola persebaran suatu penyakit disuatu wilayah.

3. Membentuk dan menjalankan hubungan kerjasama dengan masyarakat untuk

menelaah dan memecahkan masalah kesehatan yang ada di masyarakat.

Dalam hal ini, sistem informasi geografis digunakan untuk memecahkan

masalah kesehatan yang ada di masyarakat pada wilayah tertentu serta

menggambarkan masyarakat yang berpotensi mendukung proses pemecahan

masalah tersebut.

4. Membentuk kebijakan dan rancangan yang dapat mendukung usaha dalam

penyelesaian masyarakat. Misalnya, analisa wilayah cakupan puskesmas.

Dalam hal ini, sistem informasi geografis digunakan untuk menggambarkan

kegunaan dari setiap puskesmas oleh masyarakat sehingga dapat dibuat

rancangan yang jelas mengenai sumber daya yang perlu disediakan di

puskesmas tersebut sesuai dengan kegunaannya di masyarakat.

Page 37: PEMETAAN IBU HAMIL BERBASIS SISTEM INFORMASI …

20

Aplikasi pengolah sistem informasi geografis. Beberapa aplikasi yang

dapat mengolah sistem informasi geografis adalah sebagai berikut :

1. Arch View

2. Arch Gis

3. Map Info

4. Visual basic

5. Map X

6. Quantum GIS (QGIS)

Quantum Geographic Information System (QGIS)

QGIS merupakan salah satu perangkat lunak bebas pengolah sistem

informasi geografis yang cukup mudah digunakan. QGIS dapat digunakan

diberbagai sistem operasi pada komputer seperti Linux, Unix, Mac, OSX,

Windows dan Android. QGIS mempunyai banyak format dan fungsi pada data

vektor, raster dan basis data. Fungsi utama QGIS yang digunakan pada penelitian

ini adalah fungsi yang terdapat pada geoprocessing tools untuk mengolah data

vektor seperti buffer (Hawi, 2018).

Aplikasi QGIS telah cukup lengkap karena terintegrasi dengan perangkat

lunak GRASS (Geographical Resource Analysis Support System). QGIS dapat

diakses melalui situs resmi dengan alamat www.qgis.org. (Hussein, 2012).

Aplikasi QGIS yang digunakan pada penelitian ini adalah aplikasi QGIS

versi 2.8.1.

Kelebihan QGIS. Quantum GIS memiliki beberapa kelebihan

dibandingkan dengan aplikasi pemetaan lain, seperti:

Page 38: PEMETAAN IBU HAMIL BERBASIS SISTEM INFORMASI …

21

1. Bisa membuka banyak jenis data spasial

QGIS memiliki bahasa program yang memungkinkan aplikasi tersebut

membuka banyak jenis data spasial (keruangan) dari sumber manapun.

2. Tampilan simple dan mudah digunakan (user friendly)

QGIS mempunyai tampilan sederhana dengan ikon-ikon yang berwarrna

serta mudah digunakan karena pilihan data pada QGIS dapat dipilih sesuai dengan

data yang ingin kita gunakan seperti vektro, raster, dll.

3. Lisensi dan Open Source

QGIS dapat dipakai dan digunakan oleh siapa saja tanpa harus melanggar

aturan karena sifatnya yang open source. QGIS hanya perlu di download dan di

install tanpa harus melakukan hack atau crack aplikasi tersebut. QGIS juga dapat

digunakan secara gratis tanpa perlu biaya tambahan.

4. Remote Sensing Processing Tools yang lebih baik

QGIS mempunyai semi-automatic classification plugin sehingga

memungkinkan untuk mendownload data Landsat dan mengelompokkannya

dengan cara semi otomatis.

5. GeoCoding dan alat data konversi di QGIS Gratis

Geocoding merupakan proses pemberian koordinat terhadap nama jalan di

peta kita. QGIS memiliki 2 plugin yang dapat digunakan secara gratis untuk

melakukan GeoCoding yaitu MMQGIS Plugin dan Geo Code Plugin (Mahardika,

2015).

Kelemahan QGIS. Salah satu kelemahan dari layout pada QGIS adalah

tidak dapat menampilkan sistem koordinat geografis (derajat, menit, detik) sampai

dengan menit detik, yang muncul hanya derajat saja (GIS Kampungan, 2011).

Page 39: PEMETAAN IBU HAMIL BERBASIS SISTEM INFORMASI …

22

UTM Geo Map

UTM Geo Map merupakan program sederhana untuk mengkonversi atau

transformasi koordinat lintang bujur dalam format derajat atau derajat menit detik

ke koordinat UTM (WGS 84) dan sebaliknya. Program digunakan sebagai

aplikasi android untuk mendapatkan koordinat dari data GPS dan Peta, koordinat

yang didapatkan berupa lintang bujur dan UTM. Terdapat tombol copy dan share

untuk mengambil data hasil perhitungan untuk digunakan di tempat lain atau

disimpan (Antara, 2017).

Kegunaan aplikasi UTM Geo Map. Ada beberapa kegunaan dari aplikasi

UTM Geo Map, yaitu sebagai berikut:

1. Menemukan garis lintang dan garis bujur secara real time.

2. Membuat marking point dan menyimpan data koordinat kedalam database.

3. Mengkonversi garis lintang dan garis bujur (dd & dms) ke UTM (WGS 84)

dan MGRS sebaliknya.

4. Mengukur area dan jarak (m, km, ft, mil, hektar), menyimpan garis, poligon,

area, kedalam database.

5. Mencari lokasi di peta berdasarkan koordinat latitude dan longitude.

6. Menghitung jarak antara dua koordinat (Antara, 2017)

Page 40: PEMETAAN IBU HAMIL BERBASIS SISTEM INFORMASI …

23

Gambar 1. Tampilan aplikasi UTM Geo Map

Page 41: PEMETAAN IBU HAMIL BERBASIS SISTEM INFORMASI …

24

Metode Penelitian

Jenis Penelitian

Jenis penelitian dari penelitian ini adalah penelitian kuantitatif deskriptif.

Penelitian kuantitatif adalah penelitian yang menghasilkan kesimpulan baru dalam

bentuk informasi dari hasil analisis statistik dengan cara yang sistematik, obyektif,

konkrit dan terencana. Desain penelitian yang digunakan pada penelitian ini

adalah desain penelitian deskriptif karena hasil akhir dari penelitian ini berupa

pemetaan objek penelitian. Desain penelitian deskriptif merupakan cara yang

digunakan untuk menggambarkan suatu informasi atau permasalahan yang terjadi

di wilayah tertentu (Nauri, 2018).

Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi dari penelitian ini adalah wilayah kerja puskesmas Rantau Laban

yang terbagi menjadi 3 kelurahan yaitu Mekar Sentosa, Rantau Laban, Lalang.

Waktu penelitian dari penelitian ini Maret 2019 sampai dengan selesai.

Jenis dan Sumber Data

Ada dua data yang digunakan pada penelitian ini, yaitu:

1. Data spasial yang terdiri dari data titik koordinat tempat tinggal ibu hamil di

wilayah kerja Puskesmas Rantau Laban yang diperoleh saat melukan

penelitian serta peta wilayah kerja puskesmas yang didapatkan saat melakukan

Latihan Kerja Peminatan (LKP) di Dinas Pengendalian Penduduk dan

Keluarga Berencana Provinsi Sumatera Utara.

2. Data non spasial yang terdiri dari data kunjungan antenatal care ibu hamil ke

Puskesmas Rantau Laban yang didapat dari Puskesmas Rantau Laban.

Page 42: PEMETAAN IBU HAMIL BERBASIS SISTEM INFORMASI …

25

Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu hamil yang melakukan

kunjungan Antenatal Care pada bulan Januari sampai dengan Desember ke

Puskesmas Rantau Laban yaitu 250 ibu hamil.

Sampel dalam penelitian ini dapat dicari dengan menggunakan metode

perhitungan rumus sampel Slovin yaitu dengan cara sebagai berikut :

n = N

1 + N e2

Keterangan :

N = Besar Populasi

n = Jumlah Sampel

e = Toleransi Error (0,1)

Dengan nilai N (populasi) sebesar 250 maka didapatkan sampel sebesar :

n = N

1 + N e2

n = 250

1 + 250 (0,1)2

n = 250 = 71, 43≈ 72

3,5

Dari hasil perhitungan didapatkan sampel dari penelitian ini adalah

sebesar 72 ibu hamil.

Teknik pengambilan atau pemilihan sampel dari penelitian ini adalah

pemilihan Sampel Acak Sederhana (Simple Random Sampling). Teknik pemilihan

sampel ini dipilih karena peneliti berpendapat bahwa karakteristik ibu hamil di

wilayah kerja Puskesmas Rantau Laban bersifat homogen. Cara pemilihan sampel

Page 43: PEMETAAN IBU HAMIL BERBASIS SISTEM INFORMASI …

26

dilakukan dengan cara memilih secara acak alamat atau lokasi ibu hamil dari data

ibu hamil di Puskesmas Rantau Laban.

Variabel dan Definisi Operasional

1. Antenatal Care merupakan jumlah ibu hamil yang melakukan kunjungan K1

sampai dengan K4 ke Puskesmas Rantau Laban.

2. Pemetaan yang menjelaskan pengaruh jarak dengan menggambarkan lokasi

ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Rantau Laban.

Metode Pengumpulan Data

Data yang digunakan merupakan data sekunder yaitu data kunjungan

antenatal care yang didapatkan dari data Puskesmas Rantau Laban. Lalu dengan

data tersebut, pemetaan dilakukan dengan mengumpulkan data titik koordinat

lokasi ibu hamil. Pengumpulan titik koordinat tersebut dilakukan dengan

menggunakan aplikasi pencarian GPS pada smartphone. Aplikasi yang digunakan

dalam pengambilan titik koordinat ibu hamil yaitu aplikasi UTM Geo Map. Selain

itu, pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara mengenai alasan ibu

hamil melakukan ANC dan alasan tidak melakukan ANC ke Puskesmas Rantau

Laban.

Metode Pengukuran

Titik titik koordinat yang telah dikumpulkan diinput menggunakan

aplikasi EasyGPS.

Penginputan titik koordinat dimulai dengan membuka aplikasi EasyGPS

pada PC. Lalu dilanjutkan dengan mengklik tombol add pada menu bar pada

aplikasi tersebut. Lalu akan muncul tampilan seperti berikut:

Page 44: PEMETAAN IBU HAMIL BERBASIS SISTEM INFORMASI …

27

Gambar 2. Tampilan aplikasi EasyGPS

Lalu entry data koordinat pada kolom latitude dan longtitude lalu klik add.

Isi kolom Name of GPS dengan nama ibu hamil agar dapat dibedakan. Masukkan

semua titik koordinat lalu klik OK. Lalu setelah semua titik koordinat telah

dimasukkan, simpan data tersebut.

Metode Analisis Data

Analisis data pada penelitian dilakukan dengan menggunakan aplikasi

pemetaan yaitu QGIS dengan membuat peta wilayah kerja Puskesmas Rantau

Laban ya didapatkan dari pemotongan peta Kota Tebing Tinggi yang didapatkan

saat melakukan kegiatan Latihan Kerja Peminatan (LKP) di Dinas Pengendalian

Penduduk dan Keluarga Berencana Provinsi Sumatera Utara.

Langkah analisis yang harus dilakukan adalah sebagai berikut:

1. Membuka aplikasi QGIS, lalu muncul tampilan seperti berikut:

Page 45: PEMETAAN IBU HAMIL BERBASIS SISTEM INFORMASI …

28

Gambar 3. Tampilan aplikasi QGIS

2. Masukkan peta wilayah kerja Puskesmas Rantau Laban.

3. Add Vektor Layer untuk menambahkan titik koordinat yang telah di entry

sebelumnya.

4. Tambahkan label pada peta dengan mengklik kanan pada peta lalu klik

properties.

5. Klik labels lalu centang kolom labels this layers with nama kecamatan. Lalu

klik OK.

6. Tambahkan buffer pada peta untuk melihat jarak antara fasilitas kesehatan

dengan titik koordinat ibu hamil. Menambahkan buffer dilakukan dengan cara

klik MMQGIS pada menu bar lalu klik Createlalu klik create buffer lalu atur

fix radius menjadi 5 km (Riskesdas, 2012) .

7. Lalu akan tergambar wilayah didalam dan diluar area yang termasuk dekat

dengan puskesmas.

Lalu setelah itu peta dapat disempurnakan dengan cara sebagai berikut :

Page 46: PEMETAAN IBU HAMIL BERBASIS SISTEM INFORMASI …

29

1. klik Project lalu New Print Composer, lalu akan muncul canvas kosong yang

nantinya akan dimasukkann peta yang telah dibuat sebelumnya.

2. Untuk menambahkan peta pada jendela Print Composer, klik Add New Map.

3. Atur skala peta, dengan pergi ke tab Item Properties pada panel sebelah

kanan.

4. Setelah memasukkan peta, maka menambahkan judul pada peta, klik Add New

Label.

5. Sesuaikan ukuran dan teks pada tabel Item Properties, lalu klik Frame untuk

menambahkan bingkai pada judul peta.

6. Lalu tambahkan legenda peta dengan klik Add New Legend. Pada tab

disebelah kanan, klik Item Properties Legend. Hilangkan tanda centang pada

Auto Update dan gunakan tombol edit untuk mengubah nama pada item

legenda. Gunakan tombol + atau – untuk menambahkan atau menghapus item

dari legenda.

7. Lalu tambahkan sumber peta. Membuatnya sama seperti membuat judul peta

yaitu melalui Add New Label. Lalu sesuaikan ukuran tulisan seperti yang

diinginkan.

8. Peta pun telah selesai.

Peta yang telah selesai dapat dianalisis dan diinterpretasikan untuk melihat

adakah pengaruh jarak terhadap tindakan antenatal care. Lalu data hasil

wawancara dapat dianalisis menggunakan SPSS untuk melihat presentase ibu

hamil yang melakukan antenatal care beserta alasannya.

Page 47: PEMETAAN IBU HAMIL BERBASIS SISTEM INFORMASI …

30

Hasil Penelitian

Gambaran Umum Puskesmas Rantau Laban

Geografi. Puskesmas Rantau Laban merupakan salah satu dari sembilan

UPTD Dinas Kesehatan Kota Tebing Tinggi yang bertempat di Jalan Bukit

Tempurung Kelurahan Rantau Laban Kecamatan Rambutan Kota Tebing Tinggi

dengan luas wilayah 1,895 Km2 dengan batas Sebelah Utara berbatasan dengan

PTPN III Rambutan Kabupaten Serdang Bedagai, Sebelah Timur berbatasa

dengan Desa Paya Lombang Kabupaten Serdang Bedagai, Sebelah Selatan

berbatasan dengan Kelurahan Tanjung Marulak Kota Tebing Tinggi dan Sebelah

Barat berbatasan dengan Desa Panguripan Kabupaten Serdang Bedagai.

Secara Administratif wilayah Puskesmas Rantau Laban terdiri dari 3

kelurahan antara lain:

1. Kelurahan Rantau Laban

2. Kelurahan Lalang

3. Kelurahan Mekar Sentosa

Luas wilayah kerja Puskesmas Rantau Laban Kota Tebing Tinggi menurut

Kelurahan, dapat dilihat dalam grafik sebagai berikut:

Gambar 4. Luas wilayah kerja Puskesmas Rantau Laban menurut kelurahan

0.116

0.897 0.882

0

Luas Wilayah Kerja Puskesmas Rantau Laban menurut Kelurahan (Km2)

Rantau Laban

Lalang

Mekar Sentosa

Page 48: PEMETAAN IBU HAMIL BERBASIS SISTEM INFORMASI …

31

Dari grafik di atas terlihat bahwa luas wilayah Kelurahan Lalang sama

dengan Kelurahan Mekar Sentosa, sedangkan luas wilayah yang paling kecil

adalah Kelurahan Rantau Laban.

Iklim. Kondisi iklim Kecamatan Rambutan sama dengan kondisi iklim

Kota Tebing Tinggi. Kota Tebing Tinggi terletak di dataran rendah Pulau

Sumatera dengan Ketinggian sekitar 26-34 meter diatas permukaan laut. Selama

Tahun 2018, Kota Tebing Tinggi mengalami hari hujan selama 90 hari dengan

curah hujan berkisar antara 65 sampai 376 mm. Curah hujan tertinggi terjadi pada

bulan Oktober dengan curah hujan 376 mm dan banyaknya hari hujan 20 hari.

Demografi. Wilayah kerja Puskesmas Rantau Laban merupakan sebagian

wilayah dari Kecamatan Rambutan, berdasarkan data BPS Kota Tebing Tinggi

tagun 2017, jumlah penduduk sebanyak 13.018 jiwa, yang terdiri dari penduduk

laki-laki berjumlah 6.443 jiwa dan penduduk perempuan berjumlah 6.575 jiwa

dengan luas wilayah 1.895 km2. Tingkat kepadatan penduduk mencapai 5.742

Jiwa/Km2.

Rumah Tangga mencapai 3.0622 KK dan diperkirakan bahwa rata-rata

setiap rumah tangga (KK) dihuni 2-4 jiwa. Distribusi penduduk Puskesmas

Rantau Laban menurut kelurahan, yaitu Kelurahan Lalang, kemudian Kelurahan

Mekar Sentosa dan yang paling sedikit penduduknya adalah di Kelurahan Rantau

Laban.

Sedangkan kepadatan penduduk tertinggi terdapat di Kelurahan Lalang,

disusul Kelurahan Mekar Sentosa serta Kelurahan Rantau Laban dengan

kepadatan dengan kepadatan penduduk sebesat 3.166 Jiwa/Km2.

Page 49: PEMETAAN IBU HAMIL BERBASIS SISTEM INFORMASI …

32

Berdasarkan jumlah KK, kelurahan yang memiliki jumlah KK yang paling

banyak adalah Kelurahan Lalang dengan 1.302 KK, kemudian Kelurahan Mekar

Sentosa dengan 1.012 KK dan yang paling sedikit Kelurahan Rantau Laban

dengan 748 KK.

Sosial ekonomi. Keadaan sosial ekonomi wilayah kerja Puskesmas

Rantau Laban dijelaskan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

Sarana pendidikan di wilayah kerja Puskesmas Rantau Laban berjumlah 21 unit,

yang terdiri dari PAUD sebanyak 5 unit, TK/RA sebanyak 6 unit, SD/MI

sebanyak 10 unit, SMP/MTs sebanyak 2 unit serta SMA/MA sebanyak 4 unit.

Penduduk usia produktif di Kecamatan Rambutan (15-64 Tahun) mencapai

33,58%, sementara penduduk usia non-produktif (0-4 Tahun dan >64 Tahun)

sebanyak 5,55%, dengan demikian usia produktif lebih besar dibandingkan usia

non-produktif walaupun tidak semua usia produktif itu bekerja.

Sebagian besar penduduk Kecamatan Rambutan bekerja sebagai pedagang

yaitu sebesar 60,72%, PNS/Polri sebesar 15,63%, industri sebesar 3,33%,

pertanian 1,86% dan sektor lain sebesar 18,59%.

Pemetaan Ibu Hamil dan Pengaruhnya terhadap Kunjungan Antenatal Care

Dari data titik koordinat yang telah dikumpulkan, maka penulis telah

memetakan ibu hamil yang berjumlah 72 orang dengan hasil sebagai berikut:

Page 50: PEMETAAN IBU HAMIL BERBASIS SISTEM INFORMASI …

33

1. Peta Lokasi Puskesmas Rantau Laban

Gambar 5. Peta lokasi Puskesmas Rantau Laban

Berdasarkan peta diatas, dapat dilihat bahwa Puskesmas Rantau Laban

terletak di Kecamatan Rambutan Kota Tebing Tinggi.

2. Peta Wilayah Kerja Puskesmas Rantau Laban

Gambar 6. Peta wilayah kerja Puskesmas Rantau Laban

Page 51: PEMETAAN IBU HAMIL BERBASIS SISTEM INFORMASI …

34

Berdasarkan peta diatas, dapat dilihat bahwa wilayah kerja Puskesmas

Rantau Laban yaitu terdiri dari Kelurahan Mekar Sentosa, Kelurahan Rantau

Laban, dan Kelurahan Lalang.

Secara nasional, standar wilayah kerja suatu puskesmas adalah satu

kecamatan. Namun, karena di Kecamatan Rambutan terdapat dua puskesmas

maka wilayah kerja Puskesmas Rantau Laban terbagi kedalam 3 kelurahan yaitu

Kelurahan Mekar Sentosa, Kelurahan Rantau Laban, dan Kelurahan Lalang.

3. Peta Sebaran Ibu Hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Rantau Laban Tahun

2018

Gambar 7. Peta sebaran ibu hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Rantau Laban

Tahun 2018

Page 52: PEMETAAN IBU HAMIL BERBASIS SISTEM INFORMASI …

35

Gambar 8. Peta sebaran ibu hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Rantau Laban

Tahun 2018

Berdasarkan peta pada gambar diatas, dapat dilihat bahwa seluruh ibu

hamil tercakup kedalam radius yang dikatakan dekat dengan puskesmas karena

berdasarkan penentuan jarak ke fasilitas kesehatan oleh Riskesdas 2012 dengan

radius ≤ 5 km maka masuk kedalam kategori dekat sehingga dapat dilihat bahwa

faktor jarak tidak memengaruhi ibu hamil dalam melakukan tindakan antenatal

care ke Puskesmas Rantau Laban.

Page 53: PEMETAAN IBU HAMIL BERBASIS SISTEM INFORMASI …

36

4. Peta Real Lokasi Puskesmas Rantau Laban

Gambar 9. Peta real lokasi Puskesmas Rantau Laban

Berdasarkan peta di atas, dapat dilihat bahwa Puskesmas Rantau Laban

terletak di ujung sebuah gang kecil dan dipisahkan oleh jalan Lintas Sumatera.

Karakteristik Ibu Hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Rantau Laban

Ibu Hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Rantau Laban terdiri dari 280

orang ibu hamil yang 72 orangdiantaranya telah di wawancarai secara singkat oleh

penulis. Ibu hamil yang ada di wilayah kerja Puskesmas Rantau Laban tersebar

ketiga kelurahan yaitu di Kelurahan Lalang, Mekar Sentosa, dan Rantau Laban.

Ibu hamil di wilayah Kerja Puskesmas Rantau Laban terbagi kedalam beberapa

karakteristik yang didapat berdasarkan hasil wawancara oleh penulis, diantaranya

adalah sebagai berikut:

Page 54: PEMETAAN IBU HAMIL BERBASIS SISTEM INFORMASI …

37

1. Distribusi ibu hamil berdasarkan kelurahan di wilayah kerja Puskesmas

Rantau Laban Tahun 2018

Tabel 1

Distribusi Ibu Hamil Berdasarkan Kelurahan di Wilayah Kerja Puskesmas

Rantau Laban Tahun 2018

Alamat Ibu Hamil n %

Lalang 30 41,7

Mekar Sentosa 24 33,3

Rantau Laban 18 25,0

Total 72 100,0

Interpretasi: Berdasarkan tabel diatas, dapat diketahui bahwa ibu hamil

yang beralamat di Kelurahan Lalang terdiri dari 30 orang dengan persentase

sebesar 41,7%, di Kelurahan Mekar Sentosa terdiri dari 24 orang dengan

persentase 33,3%, dan di Kelurahan Rantau Laban terdiri dari 18 orang dengan

persentase 25%.

2. Distribusi ibu hamil berdasarkan umur menurut kelurahan di wilayah kerja

Puskesmas Rantau Laban Tahun 2018

Tabel 2

Distribusi Ibu Hamil Berdasarkan Umur menurut Kelurahan di Wilayah Kerja

Puskesmas Rantau Laban Tahun 2018

Kelompok

Umur Ibu

Hamil

Kelurahan n % Mekar

Sentosa

Rantau

Laban Lalang

15-19 1 1 01 03 04,2

20-24 8 5 07 20 27,8

25-29 6 4 11 21 29,2

30-34 5 4 04 13 18,1

35-39 1 1 06 08 11,1

40-44 3 2 01 06 08,3

45-49 0 1 00 01 01,4

Total 24 18 30 72 100,0

Page 55: PEMETAAN IBU HAMIL BERBASIS SISTEM INFORMASI …

38

Interpretasi: Berdasarkan tabel diatas, dapat diketahui bahwa, kelompok

umur ibu hamil 15 sampai 19 Tahun menurut kelurahan yaitu Kelurahan Mekar

Sentosa 1 orang, Rantau Laban 1 orang dan Lalang 1 orang, sehingga berjumlah 3

orang dengan persentase sebesar 4,2%, kelompok umur ibu hamil 20 sampai 24

Tahun menurut kelurahan yaitu Kelurahan Mekar Sentosa 8 orang, Rantau Laban

5 orang, dan Lalang 7 orang, sehingga berjumlah 20 orang dengan persentase

27,8%, kelompok umur ibu hamil 25 sampai 29 Tahun menurut kelurahan yaitu

Kelurahan Mekar Sentosa 6 orang, Rantau Laban 4 orang dan Lalang 11 orang,

sehingga berjumlah 21 orang dengan persentase 29,2%, kelompok umur ibu hamil

30 sampai 34 Tahun menurut kelurahan yaitu Kelurahan Mekar Sentosa 5 orang,

Rantau Laban 4 orang, dan Lalang 4 orang, sehigga berjumlah 13 orang dengan

persentase 18,1%, kelompok umur ibu hamil 35 sampai 39 Tahun menurut

kelurahan yaitu Kelurahan Mekar Sentosa 1 orang, Rantau Laban 1 orang dan

Lalang 6 orang, sehingga berjumlah 8 orang dengan persentase 11,1%, kelompok

umur ibu hamil 40 sampai 44 Tahun menurut kelurahan yaitu Kelurahan Mekar

Sentosa 3 orang, Rantau Laban 2 orang dan Lalang 1 orang, sehingga berjumlah 6

orang dengan persentase 8,3% dan kelompok umur ibu hamil 45 sampai 49 Tahun

menurut kelurahan yaitu Kelurahan Rantau Laban 1 orang dengan persentase

1,4%.

3. Distribusi ibu hamil berdasarkan jumlah kunjungan memeriksakan kehamilan

menurut kelurahan di wilayah kerja Puskesmas Rantau Laban Tahun 2018

Page 56: PEMETAAN IBU HAMIL BERBASIS SISTEM INFORMASI …

39

Tabel 3

Distribusi Ibu Hamil Berdasarkan Jumlah Kunjungan Memeriksakan Kehamilan

menurut Kelurahan di Wilayah Kerja Puskesmas Rantau Laban Tahun 2018

Kunjungan

Kehamilan

(kali)

Kelurahan

n % Mekar

Sentosa

Rantau

Laban Lalang

2 6 2 3 11 15,3

3 5 1 6 12 16,7

4 3 3 8 14 19,4

5 4 4 2 10 13,9

6 3 4 3 10 13,9

7 1 0 3 04 05,6

8 2 2 5 09 12,5

9 0 1 0 01 01,4

10 0 1 0 01 01,4

Total 24 18 30 72 100,0

Interpretasi: Berdasarkan tabel diatas, dapat diketahui bahwa ibu hamil

yang melakukan kunjungan kehamilan sebanyak 2 kali menurut kelurahan yaitu

Kelurahan Mekar Sentosa 6 orang, Rantau Laban 2 orang dan Lalang 3 orang

sehingga berjumlah 11 orang dengan persentase 15,3%, ibu hamil yang

melakukan kunjungan kehamilan sebanyak 3 kali menurut kelurahan yaitu

Kelurahan Mekar Sentosa 5 orang, Rantau Laban 1 orang dan Lalang 6 orang

sehingga berjumlah 12 orang dengan persentase 16,7%, ibu hamil yang

melakukan kunjungan kehamilan sebanyak 4 kali menurut kelurahan yaitu

Kelurahan Mekar Sentosa 3 orang, Rantau Laban 3 orang dan Lalang 8 orang

sehingga berjumlah 14 orang dengan persentase 19,4%, ibu hamil yang

melakukan kunjungan kehamilan sebanyak 5 kali menurut kelurahan yaitu

Kelurahan Mekar Sentosa 4 orang, Rantau Laban 4 orang dan Lalang 2 orang

sehingga berjumlah 10 orang dengan persentase 13,9%, ibu hamil yang

melakukan kunjungan kehamilan sebanyak 6 kali menurut kelurahan yaitu

Page 57: PEMETAAN IBU HAMIL BERBASIS SISTEM INFORMASI …

40

Kelurahan Mekar Sentosa 3 orang, Rantau Laban 4 orang dan Lalang 3 orang

sehingga berjumlah 10 orang dengan persentase 13,9%, ibu hamil yang

melakukan kunjungan kehamilan 7 kali menurut kelurahan yaitu Kelurahan Mekar

Sentosa 1 orang, dan Lalang 3 orang sehingga berjumlah 4 orang dengan

persentase 5,6%, ibu hamil yang melakukan kunjungan kehamilan sebanyak 8 kali

menurut kelurahan yaitu Kelurahan Mekar Sentosa 2 orang, Rantau Laban 2 orang

dan Lalang 5 orang sehingga berjumlah 9 orang dengan persentase 12,5%, dan ibu

hamil yang melakukan kunjungan kehamilan 9 kali dan 10 kali menurut kelurahan

yaitu Kelurahan Rantau Laban 1 orang dengan persentase 1,4%.

4. Distribusi Ibu Hamil berdasarkan pertama kali datang memeriksakan

kehamilannya menurut kelurahan di wilayah kerja Puskesmas Rantau Laban

Tahun 2018

Tabel 4

Distribusi Ibu Hamil Berdasarkan Pertama Kali Datang Memeriksakan

Kehamilannya menurut Kelurahan di Wilayah Kerja Puskesmas Rantau Laban

Tahun 2018

Pertama Kali

Datang Periksa

Kelurahan Jumlah Ibu

Hamil (orang) % Mekar

Sentosa

Rantau

Laban Lalang

Trimester 1 12 9 22 43 59,7

Trimester 2 12 9 07 28 38,9

Trimester 3 00 0 01 01 01,4

Total 24 18 30 72 100,0

Interpretasi : Berdasarkan tabel diatas, dapat diketahui bahwa ibu hamil

pertama kali datang memeriksakan kehamilannya pada trimester 1 menurut

kelurahan yaitu Kelurahan Mekar Sentosa 12 orang, Rantau Laban 9 orang, dan

Lalang 22 orang sehingga berjumlah 43 orang dengan persentase 59,7%, ibu

Page 58: PEMETAAN IBU HAMIL BERBASIS SISTEM INFORMASI …

41

hamil pertama kali datang memeriksakan kehamilannya pada trimester 2 menurut

kelurahan yaitu Kelurahan Mekar Sentosa 12 orang, Rantau Laban 9 orang, dan

Lalang 7 orang sehingga berjumlah sebanyak 28 orang dengan persentase 38,9%,

dan ibu hamil pertama kali datang memeriksakan kehamilannya pada trimester 3

menurut kelurahan yaitu Kelurahan Lalang 1 orang dengan persentase 1,4%.

5. Distribusi ibu hamil berdasarkan kunjungan antenatal care menurut kelurahan

di wilayah kerja Puskesmas Rantau Laban Tahun 2018

Tabel 5

Distribusi Ibu Hamil Berdasarkan Kunjungan Antenatal Care menurut Kelurahan

di Wilayah Kerja Puskesmas Rantau Laban Tahun 2018

Antenatal Care

Kelurahan

n % Mekar

Sentosa

Rantau

Laban Lalang

ANC Lengkap 13 15 21 49 68,1

ANC Tidak

Lengkap 11 03 09 23 31,9

Total 24 18 30 72 100,0

Interpretasi : berdasarkan tabel diatas, dapat diketahui bahwa ibu hamil

yang melakukan kunjungan antenatal care secara lengkap menurut kelurahan

yaitu Kelurahan Mekar Sentosa 13 orang, Rantau Laban 15 orang, dan Lalang 21

orang sehingga berjumlah sebanyak 49 orang dengan persentase 68,1%, dan yang

melalukan kunjungan antenatal care tidak lengkap menurut kelurahan yaitu

Kelurahan Mekar Sentosa 11 orang, Rantau Laban 3 orang, dan Lalang 9 orang

sehingga berjumlah sebanyak 23 orang dengan persentase 31,9%.

6. Distribusi ibu hamil berdasarkan tempat melakukan pemeriksaan kehamilan

menurut kelurahan di Wilayah Kerja Puskesmas Rantau Laban Tahun 2018

Page 59: PEMETAAN IBU HAMIL BERBASIS SISTEM INFORMASI …

42

Tabel 6

Distribusi Ibu Hamil Berdasarkan Tempat Melakukan Pemeriksaan Kehamilan

Menurut Kelurahan di Wilayah Kerja Puskesmas Rantau Laban Tahun 2018

Tempat Melakukan

Pemeriksaan

Kelurahan

n % Mekar

Sentosa

Rantau

Laban Lalang

Dokter 00 1 02 03 04,2

Puskesmas 01 4 04 09 12,5

Bidan 22 8 23 53 73,6

Dokter dan Bidan 00 2 01 03 04,2

Dokter dan

Puskesmas 00 1 00 01 01,4

Puskesmas dan Bidan 01 2 00 03 04,2

Total 24 18 30 72 100,0

Interpretasi: Berdasarkan tabel diatas, dapat diketahui bahwa tempat ibu

melakukan pemeriksaan kehamilan ke dokter menurut kelurahan yaitu Kelurahan

Rantau Laban 1 orang dan Lalang 2 orang sehingga berjumlah 3 orang dengan

persentase 4,2%, tempat ibu melakukan pemeriksaan kehamilan ke puskesmas

menurut kelurahan yaitu Kelurahan Mekar Sentosa 1 orang, Rantau Laban 4 orang

dan Lalang 4 orang sehingga berjumlah 9 orang dengan persentase 12,5%, tempat

ibu melakukan pemeriksaan kehamilan ke bidan menurut kelurahan yaitu

Kelurahan Mekar Sentosa 22 orang, Rantau Laban 8 orang dan Lalang 23 orang

sehingga berjumlah sebanyak 53 orang dengan persentase 73,6%, tempat ibu

melakukan pemeriksaan kehamilan ke dokter dan bidan menurut kelurahan yaitu

Kelurahan Rantau Laban 2 orang dan Lalang 1 orang sehingga berjumlah 3 orang

dengan persentase 4,2%,tempat ibu melakukan pemeriksaan kehamilan ke dokter

dan puskesmas menurut kelurahan yaitu Kelurahan Rantau Laban 1 orang dengan

persentase 1,4%, serta tempat ibu melakukan pemeriksaan kehamilan ke

puskesmas dan bidan menurut kelurahan yaitu Kelurahan Mekar Sentosa 1 orang,

Page 60: PEMETAAN IBU HAMIL BERBASIS SISTEM INFORMASI …

43

Rantau Laban 2 orang sehingga berjumlah sebanyak3 orang dengan persentase

4,2%.

7. Distribusi ibu hamil berdasarkan alasan memeriksakan kehamilan menurut

kelurahan di wilayah kerja Puskesmas Rantau Laban Tahun 2018

Tabel 7

Distribusi Ibu Hamil Berdasarkan Alasan Memeriksakan Kehamilan menurut

Kelurahan di Wilayah Kerja Puskesmas Rantau Laban Tahun 2018

Alasan Ibu Tidak Ke

Puskesmas

Kelurahan

n % Mekar

Sentosa

Rantau

Laban Lalang

Jauh dari rumah 10 0 5 15 20,8

Lebih enak sama bidan 01 1 4 06 08,3

Sudah biasa sama bidan 04 2 8 14 19,4

Lebih enak periksa pada

sore/malam hari 01 4 4 09 12,5

BPJS tidak sesuai

puskesmas 02 1 1 04 05,6

Tidak ada kendaraan 00 1 0 01 01,4

Tidak diizinkan suami 01 0 1 02 02,8

Malas ke puskesmas 00 1 1 02 02,8

Tidak pernah ke

puskesmas 02 1 1 04 05,6

Tidak ada yang

menemani ke

puskesmas 00 0 1 01 01,4

Jarang ada

bidan/perawat 01 0 0 01 01,4

Saat posyandu saja ke

puskesmas

0

1

0

1

01,4

Lebih dekat ke

puskesmas 1 5 1 7 9,7

Sudah biasa ke

puskesmas 1 1 3 5 6,9

Total 24 18 30 72 100,0

Interpretasi: Berdasarkan tabel diatas, dapat diketahui bahwa alasan ibu

hamil tidak memeriksakan kehamilannya ke Puskesmas Rantau Laban karena jauh

dari rumah menurut kelurahan yaitu Kelurahan Mekar Sentosa 10 orang dan

Page 61: PEMETAAN IBU HAMIL BERBASIS SISTEM INFORMASI …

44

Lalang 5 orang sehingga berjumlah 15 orang dengan persentase 20,8%, alasan ibu

hamil tidak memeriksakan kehamilannya ke Puskesmas Rantau Laban karena

lebih enak sama bidan menurut kelurahan yaitu Kelurahan Mekar Sentosa 1

orang, Rantau Laban 1 dan Lalang 4 orang sehingga berjumlah 6 orang dengan

persentase 8,3%, alasan ibu hamil tidak memeriksakan kehamilannya ke

Puskesmas Rantau Laban karena sudah biasa sama bidan menurut kelurahan yaitu

Kelurahan Mekar Sentosa 4 orang, Rantau Laban 2 dan Lalang 8 orang sehingga

berjumlah sebanyak 14 orang dengan persentase 19,4%, bahwa alasan ibu hamil

tidak memeriksakan kehamilannya ke Puskesmas Rantau Laban karena lebih enak

periksa pada sore/malam hari menurut kelurahan yaitu Kelurahan Mekar Sentosa

1 orang, Rantau Laban 1 dan Lalang 4 orang sehingga berjumlah 9 orang dengan

persentase 12,5%, alasan ibu hamil tidak memeriksakan kehamilannya ke

Puskesmas Rantau Laban karena BPJS tidak sesuai puskesmas menurut kelurahan

yaitu Kelurahan Mekar Sentosa 2 orang, Rantau Laban 1 dan Lalang 1 orang

sehingga berjumlah sebanyak 4 orang dengan persentase 5,6%, alasan ibu hamil

tidak memeriksakan kehamilannya ke Puskesmas Rantau Laban karena tidak ada

kendaraan menurut kelurahan yaitu Kelurahan Rantau Laban 1 orang dengan

persentase 1,4%, alasan ibu hamil tidak memeriksakan kehamilannya ke

Puskesmas Rantau Laban karena tidak diizinkan suami menurut kelurahan yaitu

Kelurahan Mekar Sentosa 1 orang, dan Lalang 1 orang sehingga berjumlah 2

orang dengan persentase 2,8%, alasan ibu hamil tidak memeriksakan

kehamilannya ke Puskesmas Rantau Laban karena malas ke puskesmas menurut

kelurahan yaitu Kelurahan Rantau Laban 1 dan Lalang 1 orang sehingga

Page 62: PEMETAAN IBU HAMIL BERBASIS SISTEM INFORMASI …

45

berjumlah 2 orang dengan persentase 2,8%,alasan ibu hamil tidak memeriksakan

kehamilannya ke Puskesmas Rantau Laban karena tidak pernah ke puskesmas

menurut kelurahan yaitu Kelurahan Mekar Sentosa 2 orang, Rantau Laban 1 dan

Lalang 1 orang sehingga berjumlah sebanyak 4 orang dengan persentase 5,6%,

alasan ibu hamil tidak memeriksakan kehamilannya ke Puskesmas Rantau Laban

karena tidak ada yang menemani ke puskesmas menurut kelurahan yaitu

Kelurahan Lalang 1 orang dengan persentase sebesar 1,4%, alasan ibu hamil tidak

memeriksakan kehamilannya ke Puskesmas Rantau Laban karena jarang ada

bidan/perawat menurut kelurahan yaitu Kelurahan Mekar Sentosa 1 orang dengan

persentase 1,4%, serta alasan ibu hamil tidak memeriksakan kehamilannya ke

Puskesmas Rantau Laban karena saat posyandu saja ke puskesmas menurut

kelurahan yaitu Kelurahan Rantau Laban 1 dengan persentase 1,4%. Sedangkan

alasan ibu memeriksakan kehamilannya ke Puskesmas Rantau Laban karena

rumah lebih dekat ke puskesmas menurut kelurahan yaitu Kelurahan Mekar

Sentosa 1 orang, Rantau Laban 5 dan Lalang 1 orang sehingga berjumlah yaitu

sebanyak 7 orang dengan persentase 9,7% serta karena sudah biasa ke puskesmas

menurut kelurahan yaitu Kelurahan Mekar Sentosa 1 orang, Rantau Laban 1 dan

Lalang 3 orang sehingga berjumlah sebanyak 5 orang dengan persentase 6,9%.

Page 63: PEMETAAN IBU HAMIL BERBASIS SISTEM INFORMASI …

46

Pembahasan

Pemetaan Ibu Hamil dan Pengaruhnya terhadap Kunjungan Antenatal Care

Puskesmas Rantau Laban terletak di Kelurahan Rantau Laban, Kecamatan

Rambutan, Kota Tebing Tinggi Sumatera Utara. Puskesmas Rantau Laban

memiliki wilayah kerja yaitu 3 kelurahan di Kecamatan Rambutan yaitu

Kelurahan Mekar Sentosa, Kelurahan Rantau Laban, dan Kelurahan Lalang.

Hasil pemetaan menunjukkan bahwa secara administratif seluruh ibu

hamil tercakup dalam radius yang dikatakan dekat dengan puskesmas karena

berdasarkan penentuan jarak ke fasilitas kesehatan oleh Riskesdas 2012 dengan

radius ≤ 5 km maka masuk kedalam kategori dekat sehingga dapat dilihat bahwa

faktor jarak tidak memengaruhi ibu hamil dalam melakukan tindakan antenatal

care ke Puskesmas Rantau Laban. Namun karena ada beberapa faktor lain yang

memengaruhi seperti ibu beralasan rumah yang jauh dari puskesmas. Dapat dilihat

bahwa jarak tidak dapat hanya diukur menggunakan satuan meter atau kilometer,

tetapi dapat juga diukur menggunakan sarana dan prasarana yang memisahkan

puskesmas dengan rumah ibu hamil.

Berdasarkan pengamatan langsung penulis dan hasil dari peta real,

Puskesmas Rantau Laban terletak di ujung sebuah gang kecil dan dipisahkan oleh

jalan lintas Sumatera yang banyak dilalui oleh kendaraan besar seperti truk, bus,

mobil yang membuat ibu hamil tidak ingin langsung memeriksakan kehamilan ke

puskesmas dan lebih memilih memeriksakan kehamilan ke bidan yang dekat

dengan rumahnya.

Perilaku ibu hamil dalam melakukan kunjungan antenatal care di

pengaruhi oleh kepercayaan kesehatan seseorang (health belief) faktor yang

Page 64: PEMETAAN IBU HAMIL BERBASIS SISTEM INFORMASI …

47

memengaruhinya dijelaskan dalam teori dari Lewin (1954) yaitu teori Health

Belief Model (HBM). Health Belief Model (HBM) digunakan untuk

mengidentifikasi faktor prioritas penting yang berdampak pada terjadinya perilaku

(Mulyanto, 2015).

Hasil penelitian ini didukung oleh hasil penelitian sebelumnya yang telah

dilakukan oleh Wulandatika (2017) dengan hasil (p= 0,570) bahwa tidak ada

hubungan antara keterjangkauan jarak dengan kepatuhan ANC. Penelitian oleh

Murhan (2014) dengan hasil (p>0,05) juga menyatakan hal yang sama, dengan

hasil tidak ada hubungan antara jarak tempuh ke puskesmas dengan tindakan

antenatal care. Mulyanto (2015) dalam penelitiannya juga menyatakan bahwa

tidak ada hubungan jarak dengan perilaku ibu hamil dalam melakukan kunjungan

antenatal care dengan hasil (p= 0,492). Ketiga penelitian tersebut menggunakan

uji statistik dalam menentukan hubungan ataupun pengaruh jarak dengan tindakan

antenatal care, sedangkan penulis hanya menggunakan gambaran dari hasil

pemetaan yang menggambarkan jarak untuk menentukan hubungan ataupun

pengaruh jarak dengan tindakan antenal care. Walaupun demikian, penulis

menyimpulkan bahwa faktor jarak tidak berpengaruh dengan tindakan kunjungan

antenatal care ke Puskesmas Rantau Laban.

Karakteristik Ibu Hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Rantau Laban

Berdasarkan usia ibu hamil. Ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas

Rantau Laban yang tersebar ke tiga kelurahan yang ada di Kecamatan Rambutan

Kota Tebing Tinggi yaitu, Kelurahan Lalang, Kelurahan Mekar Sentosa, dan

Kelurahan Rantau Laban berada di usia ideal mengalami kehamilan. Namun, ada

beberapa ibu hamil yang berada di usia dengan risiko tinggi kehamilan.

Page 65: PEMETAAN IBU HAMIL BERBASIS SISTEM INFORMASI …

48

Ibu hamil yang termasuk dalam kategori faktor risiko tinggi (risti)

diantaranya usia ibu terlalu muda atau terlalu tua dan sering melahirkan atau

belum pernah melahirkan atau baru sekali melahirkan (Widyastuti, 2007).

Ibu hamil yang berada di usia rentan mengalami kehamilan yaitu usia terlalu

muda (15-19 tahun) terdapat di ketiga Kelurahan dengan masing-masing

berjumlah 1 orang dan usia yang terlalu tua (>35 tahun) paling tinggi terdapat di

Kelurahan Lalang dengan jumlah 7 orang, lalu Kelurahan Rantau Laban dan

Mekar Sentosa dengan jumlah masing-masing 4 orang.

Menurut Shinsin I (2008) penyebab kematian maternal dari faktor

reproduksi diantaranya adalah usia ibu. Dalam kurun reproduksi sehat dikenal

bahwa usia aman untuk kehamilan dan persalinan adalah 20-30 tahun. Kematian

maternal pada wanita hamil dan melahirkan pada usia di bawah 20 tahun ternyata

dua sampai 5 kali lebih tinggi dari pada kematian maternal yang terjadi pada usia

20-30 tahun. Kematian maternal meningkat kembali sesudah usia 30-35 tahun.

Usia seorang wanita pada saat hamil sebaiknya tidak terlalu muda dan tidak

terlalu tua. Adanya kehamilan dengan risiko tinggi mendorong seorang ibu akan

memilih mengambil keputusan untuk melakukan kunjungan antenatal care sesuai

dengan standar agar kondisi kesehatan ibu dan bayi dapat terpantau dengan baik.

Menurut penulis bahwa semakin lama seorang hidup maka pengalaman

semakin banyak, pengetahuan semakin luas, keahliannya semakin mendalam dan

kearifannya semakin baik dalam bertindak. Demikian juga ibu hamil, semakin

lama hidup (tua), maka akan semakin baik pula dalam melakukan tindakan

sehingga faktor umur berisiko pada ibu hamil tidak berpengaruh terhadap perilaku

Page 66: PEMETAAN IBU HAMIL BERBASIS SISTEM INFORMASI …

49

ibu hamil dalam melakukan kunjungan antenatal care. Menurut Lawrence Green

dalam teorinya mengenai perilaku, hal ini merupakan bagian dari faktor

predisposisi (predisposing factor) yang mencakup pengetahuan, sikap,

kepercayaan, keyakinan serta nilai-nilai.

Berdasarkan kunjungan kehamilan. Ibu hamil di wilayah kerja

Puskesmas Rantau Laban yang melakukan kunjungan kehamilan kurang dari 4

kali yang paling tinggi berada di Kelurahan Mekar Sentosa yaitu sebanyak 11

orang, lalu Kelurahan Lalang sebanyak 9 orang dan yang paling rendah di

Kelurahan Rantau Laban sebanyak 3 orang. Sedangkan, ibu hamil yang

melakukan kunjungan kehamilan setidaknya 4 kali yang paling tinggi berada di

Kelurahan Lalang yaitu sebanyak 21 orang, lalu Kelurahan Rantau Laban

sebanyak 15 orang dan yang paling rendah di Kelurahan Mekar Sentosa sebanyak

13 orang. Ibu hamil di wilayah kerja Puskemas Rantau Laban sudah cukup sadar

untuk memeriksakan kehamilannya setidaknya 4 kali ke fasilitas kesehatan

walaupun ada beberapa yang masih tidak memeriksakan kehamilannya setidaknya

4 kali.

Ibu hamil juga sudah sadar untuk memeriksakan kehamilannya semenjak

mengetahui bahwa dirinya hamil yaitu di trimester 1 kehamilannya walaupun ada

ibu hamil yang tidak sadar akan kehamilannya dan memeriksakan kehamilannya

setelah memasuki trimester 2 bahkan trimester 3 kehamilannya.

Ibu hamil yang memeriksakan kehamilannya pada trimester 1

kehamilannya paling tinggi berada di Kelurahan Lalang sebanyak 22 orang, lalu

Kelurahan Mekar Sentosa sebanyak 12 orang dan yang paling di Kelurahan

Page 67: PEMETAAN IBU HAMIL BERBASIS SISTEM INFORMASI …

50

Rantau Laban sebanyak 9 orang. Sedangkan ibu hamil yang memeriksakan

kehamilannya pada trimester 2 dan trimester 3 yang paling tinggi berada di

Kelurahan Lalang sebanyak 8 orang, lalu Kelurahan Mekar Sentosa sebanyak 12

orang dan yang paling rendah di Kelurahan Rantau sebanyak 9 orang.

Menurut Notoatmojo (2010) perilaku kesehatan dikelompokkan menjadi

dua yaitu perilaku sehat dan perilaku sehat dan perilaku sakit. Kunjungan

antenatal care yang dilakukan ibu hamil dapat dikelompokkan ke dalam perilaku

sehat atau perilaku orang yang sehat agar tetap sehat dan meningkat.

Kunjungan antenatal care lengkap yang paling tinggi berada di Kelurahan

Lalang yaitu sebanyak 21 orang, lalu Kelurahan Rantau Laban sebanyak 15 orang

dan yang paling rendah di Kelurahan Mekar Sentosa sebanyak 13 orang.

Sedangkan, kunjungan antenatal care tidak lengkap yang paling tinggi berada di

Kelurahan Mekar Sentosa sebanyak 13 orang, lalu Kelurahan Lalang sebanyak 9

orang dan yang paling rendah di Kelurahan Rantau Laban sebanyak 3 orang.

Ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Rantau Laban tingkat

pengetahuannya dan sikapnya tentang pentingnya memeriksakan kehamilan

semasa hamil sudah cukup baik dapat dilihat dari hasil kunjungan antenatal care

lengkap lebih tinggi daripada antenatal care tidak lengkap.

Berdasarkan tempat memeriksakan kehamilan. Ibu hamil lebih

banyak memeriksakan kehamilannya ke bidan terdekat daripada fasilitas

kesehatan yang lain seperti dokter dan puskesmas walaupun ada beberapa ibu

hamil yang langsung memeriksakan kehamilannya ke dokter dan puskesmas. Ibu

hamil yang memeriksakan kehamilannya ke bidan paling tinggi berada di

Kelurahan Lalang sebanyak 23 orang, lalu Kelurahan Mekar Sentosa sebanyak 22

Page 68: PEMETAAN IBU HAMIL BERBASIS SISTEM INFORMASI …

51

orang dan yang paling rendah di Kelurahan Rantau Laban sebanyak 8 orang. Ibu

hamil yang memeriksakan kehamilannya ke Dokter paling tinggi berada di

Kelurahan Lalang sebanyak 2 orang dan yang paling rendah di Kelurahan Rantau

Laban sebanyak 1 orang. Ibu hamil yang memeriksakan kehamilannya ke

puskesmas paling tinggi berada di Kelurahan Rantau Laban dan Lalang yang

masing-masing berjumlah sebanyak 4 orang dan paling rendah di Kelurahan

Mekar Sentosa sebanyak 1 orang.

Ibu hamil beralasan lebih sering ke bidan karena jauh dari rumah. Ibu

hamil yang paling banyak memberikan alasan tersebut berada di Kelurahan Mekar

Sentosa sebanyak 10 orang karena Kelurahan Mekar Sentosa berada di seberang

jalan lintas Sumatera yang memisahkan puskesmas dengan Kelurahan Mekar

Sentosa dan yang paling rendah berada di Kelurahan Rantau Laban karena

Kelurahan Rantau Laban berada satu tempat dengan Puskesmas Rantau Laban.

Selain itu ibu hamil memberikan alasan karena lebih enak sama bidan dan sudah

biasa periksa kehamilan sama bidan. Ibu hamil yang memberikan alasan tersebut

paling tinggi berada di Kelurahan Lalang dan yang paling rendah berada di

Kelurahan Rantau Laban.

Ibu hamil juga memberikan alasan lebih enak periksa kehamilan pada sore

atau malam hari dikarenakan jikalau ingin periksa ke puskesmas harus pagi atau

siang hari. Biasanya pada pagi atau siang hari ibu hamil masih mengerjakan

pekerjaan rumah tangga dan lebih memilih memeriksakan kehamilannya pada

sore atau malam hari karena ada yang menemani. Ibu hamil yang memberikan

alasan tersebut paling tinggi berada di Kelurahan Rantau Laban dan Lalang yang

masing-masing berjumlah 4 orang dan yang paling rendah berada di

Kelurahan Mekar Sentosa sebanyak 1 orang.

Page 69: PEMETAAN IBU HAMIL BERBASIS SISTEM INFORMASI …

52

Ada beberapa ibu hamil yang beralasan bahwa BPJS tidak sesuai dengan

puskesmas yaitu yang paling tinggi berada di Kelurahan Mekar Sentosa sebanyak

2 orang dan yang paling rendah berada di Kelurahan Rantau Laban dan Kelurahan

Lalang dengan masing-masing berjumlah 1 orang.

Alasan lain yang diberikan ibu hamil yang berada di wilayah kerja

Puskesmas Rantau Laban yaitu tidak ada kendaraan, tidak diizinkan suami, malas

ke puskesmas, tidak pernah ke puskesmas, jarang ada bidan dan perawat serta saat

posyandu saja pergi ke puskesmas.

Menurut Lawrence Green, hal ini merupakan bagian dari faktor penguat

(reinforcement factor) seperti dukungan dari orang sekitar seperti suami dan

petugas kesehatan karena ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Rantau Laban

sudah cukup mendapat dukungan dari suami dengan mengantarkan ibu hamil

memeriksakan kehamilannya ke bidan. Bidan sebagai salah satu petugas

kesehatan juga sesekali ingin datang ke rumah ibu hamil untuk melihat kondisi

atau keadaan ibu hamil.

Walaupun demikian, ada ibu hamil yang memilih langsung periksa

kehamilan ke Puskesmas Rantau Laban karena dekat dengan rumah. Ibu hamil

yang memberikan alasan tersebut paling tinggi berada di Kelurahan Rantau Laban

sebanyak 5 oang. Ibu hamil tersebut bertempat tinggal di satu gang yang sama

dengan Puskesmas Rantau Laban berada. Sedangkan yang paling rendah berada di

Kelurahan Mekar Sentosa dan Kelurahan Lalanng yang masing-masing berjumlah

1 orang. Selain itu ibu hamil juga beralasan langsung memeriksakan

kehamilannya karena sudah biasa ke puskesmas. ibu hamil yang memberikan

Page 70: PEMETAAN IBU HAMIL BERBASIS SISTEM INFORMASI …

53

alasan tersebut paling tinggi berada di Kelurahan Lalang sebanyak 3 orang dan

yang paling rendah berada di Kelurahan Mekar Sentosa dan Rantau Laban dengan

masing-masing berjumlah 1 orang.

Menurut teori Lawrence Green, hal ini merupakan bagian dari faktor

pemungkin (enabling factor) yang terdiri dari tersedianya sarana dan prasarana

yang memungkinkan ibu hamil untuk memeriksakan kehamilannya. Berdasarkan

lingkungan fisik dan sarana prasarana, ibu hamil sudah mampu untuk melakukan

tindakan antenatal care ke fasilitas kesehatan seperti bidan, puskesmas dan

dokter.

Menurut Hasanah H (2013) keterjangkauan tempat pelayanan sangat

menentukan terhadap pelayanan kesehatan, di tempat pelayanan yang sulit untuk

di jangkau, ibu hamil sulit memeriksakan kehamilannya. Rendahnya kunjungan

pasien pada suatu tempat pelayanan kesehatan sulit dijangkau oleh masyarakat hal

ini terkait letak geografis, kurangnya sarana transportasi serta rendahnya

kemampuan masyarakat untuk membayar biaya transportasi. Masyarakat

mengharapkan tenaga kesehatan puskesmas melakukan pelayanan di rumah atau

di tempat yang dekat dengan tempat tinggal mereka.

Keterbatasan penelitian

Keterbatasan penelitian pada penelitian ini hanya terdapat pada proses

pengambilan data dikarenakan rumah ibu hamil yang saling berjauhan sehingga

banyak memakan waktu untuk datang ke setiap rumah ibu hamil.

Page 71: PEMETAAN IBU HAMIL BERBASIS SISTEM INFORMASI …

54

Kesimpulan dan Saran

Kesimpulan

Berdasarkan hasil dari penelitian skripsi yang berjudul “Pemetaan Ibu Hamil

Berbasis Sistem Informasi Geografis pada Kunjungan Antenatal care di

Puskesmas Rantau Laban Tahun 2018” dengan hasil yang dapat disimpulkan

sebagai berikut :

1. Berdasarkan pemetaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa secara

administratif, jarak tidak mempengaruhi ibu hamil dalam melakukan tindakan

antenatal care.

2. Berdasarkan hasil wawancara singkat yang telah dilakukan dapat disimpulkan

bahwa:

a. Ibu hamil paling banyak terdapat di Kelurahan Lalang dan yang paling

sedikit berada di Kelurahan Rantau Laban.

b. Ibu Hamil paling banyak berada pada rentang usia 25 sampai 29 tahun dan

yang paling sedikit berada pada rentang usia 45 sampai 49 tahun.

c. Ibu Hamil melakukan kunjungan kehamilan paling banyak 5 dan 6 kali

dan yang paling sedikit 9 dan 10 kali selama masa kehamilannya.

d. Ibu hamil melakukan kunjungan kehamilan pertama kali paling banyak

pada Trimester 1 usia kehamilannya dan yang paling sedikit pada

Trimester 3 usia kehamilannya.

e. Ibu hamil melakukan antenatal care secara lengkap lebih tinggi daripada

ibu hamil yang melakukan antenatal care secara tidak lengkap.

f. Ibu hamil memeriksakan kehamilannya paling banyak ke bidan dan yang

Page 72: PEMETAAN IBU HAMIL BERBASIS SISTEM INFORMASI …

55

paling sedikit ke dokter dan puskesmas.

g. Alasan ibu hamil tidak melakukan antenatal care langsung ke puskesmas

paling banyak karena “jauh dari rumah” dan yang paling sedikit karena

“jarang ada bidan atau perawat”, dll.

h. Alasan ibu hamil melakukan antenatal care langsung ke puskesmas paling

banyak karena “lebih dekat ke puskesmas” dan yang paling sedikit karena

“sudah biasa ke puskesmas”

Saran

1. Dikarenakan minat ibu hamil untuk memerikasakan kehamilannya langsung

ke puskesmas masih cukup rendah, maka penulis menyarankan bidan

penanggung jawab di Puskesmas Rantau Laban meningkatkan upaya

koordinasi dengan bidan kelurahan dalam pendataan ibu hamil dengan

membuat jadwal kunjungan rutin ke wilayah kerja puskesmas agar target

kunjungan dapat tercapai.

2. Penelitian ini dapat dijadikan landasan untuk penelitian selanjutnya seperti

faktor-faktor lain yang memengaruhi kunjungan antenatal care.

Page 73: PEMETAAN IBU HAMIL BERBASIS SISTEM INFORMASI …

56

Daftar Pustaka

Al Murhan. (2014). Faktor-faktor yang berhubungan dengan kunjungan ibu hamil

pada pemeriksaan antenatal care (K4) di Wilayah Kerja Puskesmas

Sukoharjo Kabupaten Pringsewu. Jurnal Kesehatan Metro Sai Wawai, VII

(1).

Anggita, N., & Masturoh, I. (2018). Metodologi penelitian kesehatan. Jakarta:

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.

Antara, Y. (t.t). Aplikasi android konversi koordinat. Diakses 11 Juni 2019 dari

http://www.yogantara.info/aplikasi_android_konversi_koordinat.html

Dewi, V. N. L., & Sunarsih, T. (2011). Asuhan kehamilan untuk kebidanan.

Jakarta: Salemba Medika.

Dinas Kesehatan Kota Tebing Tinggi. (2017). Profil Dinas Kesehatan Kota

Tebing Tinggi Tahun 2016. Diakses dari https://www.depkes.go.id/

resources/download/profil/PROFIL_KAB_KOTA_2017/1274_Sumut_Kota

_Tebing_Tinggi_2017.pdf

Dinas Kesehatan Sumatera Utara. (2018). Profil Kesehatan Sumatera Utara

Tahun 2017. Diakses dari https://www.kemkes.go.id/resources/download/

profil/PROFIL_KES_PROVINSI_2017/02_Sumut_2017.pdf

GIS Kampungan. (2011, Juli). Diakses 14 Maret 2019, dari

https://giskampungan.wordpress.com/tag/qgis/

Hawi. (2018). Evaluasi antarmuka QGIS dan Arc GIS menggunakan pendekatan

Ucer-Centered Design (UCD): studi kasus fungsi geoprocessing tools.

Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer, 2 (9),

2850-2857. Diakses dari http://j-ptiik.ub.ac.id

Hussein, S., & Werdiningsih. (2012). Pemanfaatan sistem informasi geografis

(SIG) berbasis open source untuk analisis kerentanan air permukaan

subdas Blongkeng. Journal Forum Geografi, 20, 92-97. Diakses dari

https://fti.uajy.ac.id/sentika/publikasi/makalah/2012/2012-10.pdf

Indriyani, D,. & Asmuji. (2014). Buku ajar keperawatan maternitas. Yogyakarta :

Ar Ruzz Media.

Kementerian Kesehatan RI. (2017). Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2017.

Diakses dari https://www.depkes.go.id/resources/download/pusdatin/

profil-kesehatan-indonesia/Profil-Kesehatan-Indonesia-tahun-2017.pdf

Page 74: PEMETAAN IBU HAMIL BERBASIS SISTEM INFORMASI …

57

Kusmiyati, Y., & Wahyunigsih, H.P. (2009). Perawatan ibu hamil. Yogyakarta:

Fitramaya.

Latifa, E. M. F. (2013). Asuhan kebidanan kehamilan. Jakarta: In Media.

Mahardika, H. (2015, Agustus 13). QGIS VS Arc GIS. Diakses 14 Maret 2019,

dari https://openstreetmap.id/qgis-vs-arcgis/

Manuaba, IBG. (1998). Ilmu penyakit kandungan dan keluarga berencana.

Jakarta: EGC.

Mufdlilah. (2009). Panduan asuhan kebidanan ibu hamil. Yogyakarta: Nuha

Medika Press

Mulyanto, A. D. (2015). Faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku ibu

hamil dalam melakukan kunjungan antenatal care (Skripsi, Universitas

Negeri Semarang). Diakses dari https://www.scribd.com/

document/396445420/6411410008.pdf

Padila. (2014). Keperawatan maternitas. Yogyakarta: Nuha Medika.

Pangestu, B. A. (2018, 6 Maret). Analisis persebaran pelayanan kesehatan

terhadap keterjangkauan masyarakat di Kecamatan Widodaren. Diakses

12 Maret 2019, dari https://www.scribd. com/document/373080267/

Analisis-Persebaran-Pelayanan-Kesehatan-Terhadap-Keterjangkauan-

Masyarakat-Di-Kecamatan-Widodaren

Rachmawati, A.I., Ratna, D.P., & Cania, E. (2017). Faktor-faktor yang

mempengaruhi kunjungan antenatal care (ANC). Majority, 7(1), 72-76.

Diakses dari http://juke.kedokteran.unila.ac.id/index.php/majority/article/

view/1748/1705

Rahardjo, D., & Warkim, W. (2015). Prototipe sistem informasi geografis fasilitas

kesehatan di Kota Cirebon berbasis web. Jurnal Teknik Informatika dan

Sistem Informasi, 1(3), 210-220.

Riyanto, Prinali E., & Hendi, I. (2009). Pengembangan aplikasi sistem informasi

geografis berbasis dekstop dan web. Yogyakarta: Gava Media.

Sari, K. I. P., & Heny, V. E. (2017). Analisis faktor yang berpengaruh terhadap

kunjungan antenatal care. Jurnal Keperawatan dan Kebidanan, 9(1), 110.

Diakses dari http://jurnalonline.lppmdianhusada.ac.id/index.php/jkk

/article/view/108

Supliyani, E., Madjid, T. H., & Dewi, S. P. (2013). Faktor-faktor yang

berpengaruh terhadap rendahnya kunjungan pemeriksaan kehamilan

Page 75: PEMETAAN IBU HAMIL BERBASIS SISTEM INFORMASI …

58

(ANC) di Wilayah Kerja Puskesmas Cijeruk Kabupaten Bogor. Jurnal

Riset Kesehatan, 6(5), 316. Diakses dari https://juriskes.com/

ojs/index.php/jrk/article/view/54/31

Tarigan, D. F. P. (2017). Faktor kelengkapan kunjungan antenatal care di

Puskesmas Sei Kepayang Kabupaten Asahan tahun 2017. Mahakam

Midwfiery Journal, 2(2), 105-121. Diakses dari http://ejournalbidan.

poltekkes-kaltim.ac.id/ojs/index.php/midwifery/article/view/66

Wibowo, K. M. W. M., Kanedi, I,. & Jumadi, J. (2015). Sistem informasi

geografis (SIG) menentukan lokasi pertambangan batu bara di Provinsi

Bengkulu berbasis website. Jurnal Media Infotama, 11(1), 51-60. Diakses

dari https://jurnal.unived.ac.id/index.php/jmi/article/view/252

Wulandatika, D. (2017). Faktor-faktor yang berhubungan dengan kepatuhan ibu

dalam melakukan kunjungan antenatal care di Wilayah Kerja Puskesmas

Gambut, Kabupaten Banjar, Kalimantan Selantan Tahun 2013. Jurnal Ilmu

Keperawatan dan Kebidanan, 8(2), 8-18. Diakses dari

https://www.ejr.stikesmuhkudus.ac.id/index.php/jikk/article/view/269

Page 76: PEMETAAN IBU HAMIL BERBASIS SISTEM INFORMASI …

59

Lampiran 1. Surat Permohonan Izin Penelitian

Page 77: PEMETAAN IBU HAMIL BERBASIS SISTEM INFORMASI …

60

Lampiran 2. Surat Izin Penelitian

Page 78: PEMETAAN IBU HAMIL BERBASIS SISTEM INFORMASI …

61

Lampiran 3. Alur Penelitian

Menginput data kunjungan

ibu hamil ke Puskesmas

Rantau Laban

Mengumpulkan titik koordinat

lokasi ibu hamil

menggunakan aplikasi UTM

Geo Map dan melakukan

wawancara

Menginput data kunjungan

ibu hamil ke Puskesmas

Rantau Laban

Mengumpulkan titik koordinat

lokasi ibu hamil

menggunakan aplikasi UTM

Geo Map dan melakukan

wawancara

Menginput data titik koordinat

lokasi ibu hamil kedalam

aplikasi Easy GPS

Membuat pemetaan ibu

hamil menggunakan

aplikasi QGIS

Analisis dan interpretasi

hasil dari pemetaan

Page 79: PEMETAAN IBU HAMIL BERBASIS SISTEM INFORMASI …

62

Lampiran 4. Output SPSS

Alamat

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Lalang 30 41,7 41,7 41,7

Mekar Sentosa 24 33,3 33,3 75,0

Rantau Laban 18 25,0 25,0 100,0

Total 72 100,0 100,0

Umur Ibu Hamil * Alamat Ibu Hamil Crosstabulation

Count

Alamat Ibu Hamil Total

Mekar Sentosa Rantau Laban Lalang

Umur Ibu Hamil 15-19 1 1 1 3

20-24 8 5 7 20

25-29 6 4 11 21

30-34 5 4 4 13

35-39 1 1 6 8

40-44 3 2 1 6

45-49 0 1 0 1

Total 24 18 30 72

Kunjungan * Alamat Ibu Hamil Crosstabulation

Alamat Ibu Hamil Total

Mekar Sentosa Rantau Laban Lalang

Kunjungan 2 6 2 3 11

3 5 1 6 12

4 3 3 8 14

5 4 4 2 10

6 3 4 3 10

7 1 0 3 4

8 2 2 5 9

9 0 1 0 1

10 0 1 0 1

Total 24 18 30 72

Page 80: PEMETAAN IBU HAMIL BERBASIS SISTEM INFORMASI …

63

Pertama Kali Datang * Alamat Ibu Hamil Crosstabulation

Count

Alamat Ibu Hamil Total

Mekar Sentosa Rantau Laban Lalang

Pertama Kali Datang Trimester 1 12 9 22 43

Trimester 2 12 9 7 28

Trimester 3 0 0 1 1

Total 24 18 30 72

Tempat * Alamat Ibu Hamil Crosstabulation

Count

Alamat Ibu Hamil Total

Mekar Sentosa Rantau Laban Lalang

Tempat Bidan 22 8 23 53

Bidan dan Puskesmas 1 2 0 3

Dokter 0 1 2 3

Dokter dan Bidan 0 2 1 3

Dokter dan Puskesmas 0 1 0 1

Puskesmas 1 4 4 9

Total 24 18 30 72

Alasan tidak ke puskesmas * Alamat Ibu Hamil Crosstabulation

Count

Alamat Ibu Hamil Total

Mekar Sentosa Rantau Laban Lalang

Alasan tidak ke puskesmas 1 10 0 5 15

2 1 1 4 6

3 4 2 8 14

4 1 4 4 9

5 2 1 1 4

6 0 1 0 1

7 1 0 1 2

8 0 1 1 2

9 2 1 1 4

10 0 0 1 1

Page 81: PEMETAAN IBU HAMIL BERBASIS SISTEM INFORMASI …

64

11 1 0 0 1

12 0 1 0 1

Total 22 12 26 60

AlasanIbuPus * Alamat Ibu Hamil Crosstabulation

Count

Alamat Ibu Hamil Total

Mekar Sentosa Rantau Laban Lalang

AlasanIbuPus 1 1 5 1 7

2 1 1 3 5

Total 2 6 4 12

Antenatal Care * Alamat Ibu Hamil Crosstabulation

Count

Alamat Ibu Hamil Total

Mekar Sentosa Rantau Laban Lalang

Antenatal Care ANC lengkap 13 15 21 49

ANC tidak lengkap 11 3 9 23

Total 24 18 30 72

Page 82: PEMETAAN IBU HAMIL BERBASIS SISTEM INFORMASI …

65

Lampiran 4. Hasil Dokumentasi

Page 83: PEMETAAN IBU HAMIL BERBASIS SISTEM INFORMASI …

66

Page 84: PEMETAAN IBU HAMIL BERBASIS SISTEM INFORMASI …

67

Page 85: PEMETAAN IBU HAMIL BERBASIS SISTEM INFORMASI …

68

Page 86: PEMETAAN IBU HAMIL BERBASIS SISTEM INFORMASI …

69

Page 87: PEMETAAN IBU HAMIL BERBASIS SISTEM INFORMASI …

70

Lampiran 4.. Hasil Pengumpulan Titik Koordinat

Page 88: PEMETAAN IBU HAMIL BERBASIS SISTEM INFORMASI …

71

Page 89: PEMETAAN IBU HAMIL BERBASIS SISTEM INFORMASI …

72