PEMETAAN IBU HAMIL BERBASIS SISTEM INFORMASI …
Transcript of PEMETAAN IBU HAMIL BERBASIS SISTEM INFORMASI …
PEMETAAN IBU HAMIL BERBASIS SISTEM INFORMASI
GEOGRAFIS PADA KUNJUNGAN ANC (ANTENATAL
CARE) DI PUSKESMAS RANTAU LABAN KOTA
TEBING TINGGI TAHUN 2018
SKRIPSI
Oleh
NOOR’L SHAQINAH
NIM. 151000338
PROGRAM STUDI S1 KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2020
PEMETAAN IBU HAMIL BERBASIS SISTEM INFORMASI
GEOGRAFIS PADA KUNJUNGAN ANC (ANTENATAL
CARE) DI PUSKESMAS RANTAU LABAN KOTA
TEBING TINGGI TAHUN 2018
SKRIPSI
Diajukan sebagai Salah Satu Syarat
untuk Memperoleh Gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat
pada Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara
Oleh
NOOR’L SHAQINAH
NIM. 151000338
PROGRAM STUDI S1 KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2020
i
Judul Skripsi : Pemetaan Ibu Hamil Berbasis Sistem Informasi
Geografis pada Kunjungan ANC (Antenatal
Care) di Puskesmas Rantau Laban Kota Tebing
Tinggi Tahun 2018
Nama Mahasiswa : Noor‟l Shaqinah
Nomor Induk Mahasiswa : 151000338
Departemen : Kependudukan dan Biostatistik
Tanggal Lulus : 01 Oktober 2019
ii
Telah diuji dan dipertahankan
Pada tanggal : 01 Oktober 2019
TIM PENGUJI SKRIPSI
Ketua : Sri Rahayu Sanusi, S.K.M., M.Kes., Ph.D.
Anggota : 1. Drs. Abdul Jalil Amri Arma, M.Kes.
2. Lanova Dwi Arde M., S.K.M., M.K.M.
iii
Pernyataan Keaslian Skripsi
Saya menyatakan dengan ini bahwa skripsi saya yang berjudul “Pemetaan
Ibu Hamil Berbasis Sistem Informasi Geografis pada Kunjungan ANC
(Antenatal Care) di Puskesmas Rantau Laban Kota Tebing Tinggi Tahun
2018” beserta seluruh isinya adalah benar karya saya sendiri dan saya tidak
melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai
dengan etika keilmuan yang berlaku dalam masyarakat kelimuan kecuali yang
secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebut dalam daftar pustaka. Atas
pernyataan ini, saya siap menanggung risiko atau sanksi yang dijatuhkan kepada
saya apabila kemudian ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan
dalam karya saya ini, atau klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.
Medan, Oktober 2019
Noor‟l Shaqinah
iv
Abstrak
Cakupan kunjungan antenatal care di wilayah kerja puskesmas Rantau Laban
belum memenuhi target yang telah ditetapkan. Penelitian ini bertujuan
memetakanpersebaran ibu hamil pada tindakan kunjungan ANC (antenatal
care)di wilayah kerja Puskesmas Rantau Laban Kota Tebing Tinggi Tahun 2018.
Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif deskriptif dengan desain
penelitian cross-sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu hamil
yang melakukan kunjungan Antenatal Care pada bulan Januari sampai dengan
Desember ke Puskesmas Rantau Laban yaitu sebanyak 250 ibu hamil. Sampel
penelitian sebanyak 72 orang. Dalam penelitian ini digunakan data primer berupa
titik koordinat serta wawancara dan data sekunder berupa peta wilayah kerja
Puskesmas Rantau Laban. Analisis data menggunakan aplikasi pemetaan yaitu Q-
GIS. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara administratif dilihat melalui
hasil pemetaan secara administratif seluruh ibu hamil tercakup dalam radius yang
dikatakan dekat dengan puskesmas yang menunjukkan bahwa faktor jarak tidak
berpengaruh dengan tindakan kunjungan antenatal care ke Puskesmas Rantau
Laban. Namun ada beberapa alasan lain ibu hamil tidak memeriksakan kehamilan
ke Puskesmas Rantau Laban. Namun tetap ada ibu hamil yang memeriksakan
kehamilannya ke Puskesmas Rantau Laban.
Kata kunci : Antenatal care, SIG, pemetaan
v
Abstract
The coverage of antenatal care visits in the work area of the Rantau Laban
puskesmas has not met the set targets. This study aims to map the distribution of
pregnant women in the ANC (antenatal care) visit in the area of Rantau Laban
Health Center in Tebing Tinggi City in 2018. This type of research is a descriptive
quantitative study with cross-sectional research design. The population in this
study were all pregnant women who visited Antenatal Care in January to
December to the Rantau Laban Health Center, which were 250 pregnant women.
The research sample of 72 people. This study uses primary data in the form of
coordinate points and interviews and secondary data in the form of a map of the
Rantau Laban Community Health Center. Data analysis uses a mapping
application, Q-GIS. The results showed that administratively viewed through
administrative mapping results all pregnant women were covered in a radius that
was said to be close to the puskesmas which showed that the distance factor had
no effect on the antenatal care visit to the Rantau Laban Puskesmas. But there are
several other reasons pregnant women do not check their pregnancy at the
Rantau Laban Health Center. But there are still pregnant women who check their
pregnancy to the Rantau Laban Health Center.
Keywords : Antenatal care, SIG, mapping
vi
Kata Pengantar
Alhamdulillahirabbil„alamin. Puji dan syukur penulis ucapkan atas
kehadirat Allah Subhanahu Wa Ta„ala atas segala anugerah dan karunia rezeki
yang telah diberikan, sehingga Skripsi yang berjudul “Pemetaan Ibu Hamil
Berbasis Sistem Informasi Geografis pada Kunjungan ANC (Antenatal Care)
di Puskesmas Rantau Laban Kota Tebing Tinggi Tahun 2018” sebagai salah
satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat dapat penulis
selesaikan.
Penulis menyadari bahwa selama proses penyelesaian skripsi ini terdapat
banyak rintangan dan hambatan yang menghadang. Skripsi ini dapat diselesaikan
dengan baik berkat bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu
pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:
1. Prof. Dr. Runtung Sitepu, S.H., M.Hum. selaku Rektor Universitas
Sumatera Utara.
2. Prof. Dr. Dra. Ida Yustina, M.Si. selaku Dekan Fakultas Kesehatan
Masyarakat.
3. Dr. Asfriyati, S.K.M., M.Kes. selaku Ketua Departemen Kependudukan dan
Biostatistika.
4. Sri Rahayu Sanusi, S.K.M., M.Kes., Ph.D. selaku Dosen Pembimbing
Skripsi yang telah banyak meluangkan waktu untuk memberikan
bimbingan, arahan dan masukan serta selalu sabar dalam membimbing
penulis selama masa penyelesaian skripsi.
5. Dr. Lita Sri Andayani, S.K.M., M.Kes. selaku Dosen Pembimbing
Akademik yang telah memberikan bimbingan mulai dari awal perkuliahan.
vii
6. Drs. Abdul Jalil Amri Arma, M.Kes. dan Lanova Dwi Arde M., S.K.M.,
M.K.M. selaku Dosen Penguji yang telah memberikan saran dan masukan
untuk perbaikan skripsi ini sehingga menjadi lebih baik lagi.
7. Seluruh dosen dan staf Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas
Sumatera Utara, khususnya Departemen Kependudukan dan Biostatistik
yang telah memberikan banyak ilmu, pengetahuan serta pelajaran.
8. Kepala Dinas Kesehatan Kota Tebing Tinggi berserta Kepala Puskesmas
Rantau Laban Kota Tebing Tinggi yang telah memberikan izin kepada
penulis untuk dapat melakukan penelitian dan mendapatkan data di wilayah
kerjanya.
9. Kedua orang tua yang sangat penulis sayangi dan cintai, Imran, S.Ag. dan
Siti Masita S.Kep., Ners. terima kasih atas segala cinta dan kasih sayang
yang terus mengalir, untuk doa yang tak pernah terputus, untuk segala
bentuk dukungan moril maupun materiil, untuk segala pengorbanan yang
tak terkira yang telah diberikan kepada penulis sampai saat ini.
10. Adik penulis Muhammad Tareqh Al-Ihsan terima kasih untuk semua doa
dan dukungan serta semangat yang selalu diberikan kepada penulis.
11. Teman-teman seperjuangan skripsi penulis Mutiara, Nadya, Francisco,
Kurnia Sufiliana, yang telah sama sama berjuang dari awal perkuliahan dan
selalu saling memberikan semangat serta dukungan satu sama lain dalam
penyelesaian skripsi ini.
12. Teman-teman di Biostatistik Nina, Diana, Isni, Meidy, Dian, Nisa, Syafii,
Murri, Sesil, Peggy, Arsanta, Salzar, Defrina, Ajeng, Fadhillah, Betti yang
telah sama-sama berjuang melewati masa perkuliahan di peminatan yang
viii
penuh dengan suka dan duka, sama-sama berjuang menyelesaikan skripsi
dengan saling memberikan dukungan dan semangat satu sama lainnya.
Kepada Andika Mahaprada Tarigan, S.K.M., M.Kes., sebagai staf akademik
Departemen Kependudukan dan Biostatistik Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Sumatera Utara yang telah memberikan segala bantuan,
dukungan serta motivasi kepada penulis.
Penulis menyadari penelitian ini masih terdapat banyak kekurangan, oleh
sebab itu, penulis mengharapkan adanya kritik dan saran yang membangun dari
semua pihak dalam rangka penyempurnaan skripsi ini. Akhir kata penulis
berharap skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca.
Medan, Oktober 2019
Noor‟l Shaqinah
ix
Daftar Isi
Halaman
Halaman Persetujuan i
Halaman Penetapan Tim Penguji ii
Halaman Pernyataan Keaslian Skripsi iii
Abstrak iv
Abstract v
Kata Pengantar vi Daftar Isi ix
Daftar Tabel xi
Daftar Gambar xii
Daftar Lampiran xiii
Daftar Istilah xiv
Riwayat Hidup xv
Pendahuluan 1
Latar Belakang 1
Perumusan Masalah 6
Tujuan Penelitian 6
Manfaat Penelitian 6
Tinjauan Pustaka 7
Pemetaan 7
Ibu Hamil 7
Antenatal Care 8
Sistem Informasi Geografis 16
Quantum Geographic System (QGIS) 20
UTM Geo Map 22
Metode Penelitian 24
Jenis Penelitian 24
Lokasi dan Waktu Penelitian 24
Populasi dan Sampel 25
Variabel dan Definisi Operasional 26
Metode Pengumpulan Data 26
Metode Pengukuran 26
Metode Analisis Data 27
Hasil Penelitian 30
Gambaran Umum Puskesmas Rantau Laban 30
Pemetaan Ibu Hamil dan Pengaruhnya terhadap
Kunjungan Antenatal Care 32
Karakteristik Ibu Hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Rantau Laban 36
x
Pembahasan 46
Pemetaan Ibu Hamil dan Pengaruhnya terhadap
Kunjungan Antenatal Care 46
Karakteristik Ibu Hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Rantau Laban 47
Keterbatasan Penelitian 53
Kesimpulan dan Saran 54
Kesimpulan 54
Saran 55
Daftar Pustaka 56
Lampiran 59
xi
Daftar Tabel
No Judul Halaman
1 Distribusi Ibu Hamil Berdasarkan Alamat di Wilayah Kerja
Puskesmas Rantau Laban Tahun 2018
37
2 Distribusi Ibu Hamil Berdasarkan Umur menurut Kelurahan di
Wilayah Kerja Puskesmas Rantau Laban Tahun 2018
37
3 Distribusi Ibu Hamil Berdasarkan Jumlah Kunjungan
Memeriksakan Kehamilan menurut Kelurahan di Wilayah
Kerja Puskesmas Rantau Laban Tahun 2018
39
4 Distribusi Ibu Hamil Berdasarkan Pertama Kali Datang
Memeriksakan Kehamilannya menurut Kelurahan di Wilayah
Kerja Puskesmas Rantau Laban Tahun 2018
40
5 Distribusi Ibu Hamil Berdasarkan Kunjungan Antenatal Care
menurut Kelurahan di Wilayah Kerja Puskesmas Rantau Laban
Tahun 2018
41
6 Distribusi Ibu Hamil Berdasarkan Tempat Melakukan
Pemeriksaan Kehamilan menurut Kelurahan di Wilayah Kerja
Puskesmas Rantau Laban Tahun 2018
42
7 Distribusi Ibu Hamil Berdasarkan Alasan Memeriksakan
Kehamilan menurut Kelurahan di Wilayah Kerja Puskesmas
Rantau Laban Tahun 2018
43
xii
Daftar Gambar
No Judul Halaman
1 Tampilan aplikasi UTM Geo Map 23
2 Tampilan aplikasi Easy GPS 27
3 Tampilan aplikasi QGIS 28
4 Grafik luas wilayah kerja Puskesmas Rantau Laban menurut
kelurahan
30
5 Peta lokasi Puskesmas Rantau Laban 33
6 Peta wilayah kerja Puskesmas Rantau Laban 33
7 Peta sebaran ibu hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Rantau
Laban Tahun 2018
34
8 Peta sebaran ibu hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Rantau
Laban Tahun 2018
35
9 Peta real lokasi Puskesmas Rantau Laban 36
xiii
Daftar Lampiran
Lampiran Judul Halaman
1 Surat Permohonan Izin Penelitian 59
2 Surat Izin Penelitian 60
3 Alur Penelitian 61
4 Output SPSS 62
5 Hasil Dokumentasi 65
6 Hasil Pengumpulan Titik Koordinat 70
xiv
Daftar Istilah
AKI Angka Kematian Ibu
AKB Angka Kematian Bayi
ANC Antenatal Care
SIG Sistem Informasi Geografis
QGIS Quantum Geographic Information System
UTM Universal Transverse Mecator
xv
Riwayat Hidup
Penulis bernama Noor‟l Shaqinah berumur 21 tahun, dilahirkan di Medan
pada 3 Oktober 1997. Penulis beragama Islam, anak pertama dari dua bersaudara
dari pasangan Bapak Imran dan Ibu Siti Masita.
Pendidikan formal dimulai di TK Raudatul Athfal Al- Ikhlas Tebing
Tinggi Tahun 2002. Pendidikan sekolah dasar di SD Negeri 164987 Tahun 2003-
2009, sekolah menengah pertama di MTs Negeri 1 Medan Tahun 2010-2012,
sekolah menengah atas di MAN 1 Medan Tahun 2013-2015, selanjutnya penulis
melanjutkan pendidikan di Program Studi S1 Kesehatan Masyarakat Fakultas
Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara.
Medan, Oktober 2019
Noor‟l Shaqinah
1
Pendahuluan
Latar Belakang
Menurut WHO, kesehatan ibu adalah kesehatan seorang perempuan ketika
masa kehamilan, masa persalinan, dan pasca melahirkan. Salah satu masa penting
pada ibu yaitu masa kehamilan. Apabila masa kehamilan ibu terganggu, maka
akan berdampak pada kematian ibu. Jika angka kematian ibu tinggi, maka akan
berdampak pada status derajat kesehatan. Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka
Kematian Bayi (AKB) merupakan salah satu indikator penting dalam menilai
derajat kesehatan masyarakat di suatu negara (Depkes RI, 2009).
Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan angka wanita yang meninggal per
100.000 kelahiran hidup dari suatu penyebab kematian terkait dengan gangguan
kehamilan atau penanganannya (tidak termasuk kecelakaan atau kasus insidentil)
selama masa kehamilan, melahirkan dan dalam masa nifas (42 hari setelah
melahirkan) tanpa memperhitungkan lama kehamilan, sedangkan Angka
Kematian Bayi (AKB) merupakan jumlah bayi yang meninggal sebelum mencapai
usia 1 Tahun yang dinyatakan dalam 1.000 kelahiran hidup pada Tahun yang
sama (Profil Kesehatan Provsu, 2017).
Di Indonesia, Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi
(AKB) masih tergolong tinggi. Tingginya AKI berkaitan dengan rendahnya
kualitas program pelayanan kesehatan ibu dan anak (KIA). Berdasarkan data
SUPAS Tahun 2015 Angka Kematian Ibu di Indonesia mencapai 305/100.000
kelahiran hidup dan berdasarkan data SDKI 2017 Angka Kematian Bayi sebesar
24/1000 kelahiranahidup. Sedangkan, berdasarkan data profil kesehatan Provinsi
2
Sumatera Utara Tahun 2017, angka kematian ibu sebesar 85/100.000 kelahiran
hidup dan angka kematian bayi sebesar 13/1000 kelahiran hidup.
Salah satu upaya untuk menurunkan angka kematian ibu dan kematian
bayi yaitu melalui program pelayanan antenatal atau antenatal care (ANC)
Antenatal care merupakan pelayanan kesehatan yang diberikan oleh tenaga
kesehatan untuk ibu selama masa kehamilannya, dilaksanakan sesuai dengan
standar pelayanan antenatal yang ditetapkan dalam Standar Pelayanan Kebidanan
(SPK) (Arwiani, dkk, 2013).
Kunjungan antenatal care yang teratur dan sesuai anjuran selama masa
kehamilan diharapkan dapat mencegah dan menangani komplikasi yang mungkin
terjadi selama hamil dan dapat mengurangi risiko kematian ibu dan bayi.
Antenatal care merupakan salah satu kegiatan dari program kesehatan ibu dan
anak. Antenatal care dapat dilaksanakan oleh bidan di poliklinik, BPS, ataupun
Rumah Sakit. Antenatal care juga bisa didapat pada waktu pelaksanaan Posyandu,
di praktik dokter, di rumah bersalin, atau di puskesmas (Mufdlilah, 2009).
Pelayanan antenatal care yang berkualitas meliputi kegiatan melakukan
kunjungan setidaknya 4 kali selama masa kehamilan, melakukan penimbangan
berat badan, pengukuran lingkar lengan atas (LILA), pengukuran tekanan darah,
pengukuran tinggi fundus uteri atau tinggi kandungan rahim, melakukan palpasi
abdominal, pemberian imunisasi tetanus toxoid (TT), pemeriksaan hemoglobin,
pemberian tablet zat besi, pemeriksaan urine, serta pemberian penyuluhan tentang
perawatan diri selama hamil (Dinkes RI, 2003).
Standar minimal kunjungan antenatal care selama masa kehamilan adalah
sebanyak 4 kali yaitu dengan frekuensi sebagai berikut minimal 1 kali pada
3
trimester I (K1), 1 kali pada trimester II (K2), dan 2 kali pada trimester III (K3
dan K4). Keberhasilan antenatal care dapat diukur dengan indikator K1 dan K4.
Pada kunjungan pertama (K1) adalah pertemuan pertama ibu hamil dengan tenaga
kesehatan yang mempunyai kompetensi dalam melakukan pelayanan antenatal
care untuk mendapatkan pelayanan terpadu yang sesuai standar. Pertemuan
pertama ini harus dilakukan secepat mungkin pada trimester I, sebaiknya sebelum
minggu ke 8 masa kehamilan. Pada kunjungan keempat (K4) merupakan
pertemuan ke 4 atau lebih ibu hamil dengan tenaga kesehatan yang mempunyai
kompetensi dalam melakukan pelayanan antenatal care untuk mendapatkan
pelayanan terpadu yang sesuai standar. Kunjungan antenatal care dapat dilakukan
lebih dari 4 kali sesuai kebutuhan ibu hamil, seperti jika ada keluhan, penyakit dan
gangguan kehamilan. Kunjungan ini termasuk kedalam K4 (Kemenkes RI, 2012).
Indikator Standar Pelayan Minimal (SPM) menetapkan target cakupan K1 sebesar
95% dan K4 sebesar 90% (Supliyani, dkk, 2013).
Capaian program kesehatan ibu dan anak melalui pelayanan antenatal care
dapat diukur melalui cakupan K1 dan K4. K1 merupakan jumlah ibu hamil yang
telah mendapatkan pelayanan antenatal care pertama kali dibandingkan dengan
jumlah sasaran ibu hamil disuatu wilayah kerja pada kurun waktu satu Tahun.
Sedangkan, K4 merupakan jumlah ibu hamil yang telah mendapatkan pelayanan
antenatal care sebanyak minimal 4 kali sesuai standar dan sesuai jadwal yang
dianjurkan (Dinkes Tebing Tinggi, 2016).
Cakupan K4 di Indonesia pada Tahun 2017 sebesar 87,3% (Ditjen
Kesmas, Kemenkes RI, 2018). Target Renstra Tahun 2017 sebesar 76%. Cakupan
kunjungan antenatal care di Indonesia cenderung meningkat. Namun, dari 33
4
provinsi di Indonesia masih ada 11 provinsi yang belum mencapai target tersebut.
Pada Tahun 2017, cakupan K4 Provinsi Sumatera Utara mengalami kenaikan
yaitu sebesar 87,09% (Profil Kesehatan Provsu, 2017). Cakupan tersebut belum
mencapai target yang ditetapkan Renstra Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera
Utara yaitu sebesar 93%. Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kota Tebing Tinggi
Tahun 2016 cakupan kunjungan ibu hamil sebesar 93,7%.
Di Kota Tebing Tinggi terdapat 9 puskesmas. Salah satu puskesmas di
Tebing Tinggi adalah Puskesmas Rantau Laban. Cakupan kunjungan ibu hamil ke
puskesmas tersebut sampai dengan bulan Desember 2018 yaitu K1 sebesar 97,9%
dan cakupan kunjungan K4 sebesar 89,3%. Capaian ini belum sesuai dengan
Indikator Standar Pelayan Minimal (SPM) dan target Renstra Dinas Kesehatan
Provinsi Sumatera Utara.
Ada banyak faktor yang mempengaruhi rendahnya cakupan kunjungan ibu
hamil atau antenatal care.Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku kesehatan
ibu hamil dalam melakukan kunjungan antenatal care terbagi menjadi 3 faktor,
yaitu faktor predisposing, faktor enabling, dan faktor reinforcing. Faktor
predisposing terdiri dari faktor usia, tingkat pendidikan, pekerjaan, pengetahuan,
paritas dan sikap ibu hamil. Faktor enabling terdiri dari faktor jarak, pendapatan,
sarana dan prasarana, serta informasi yang ada. Faktor reinforcing terdiri dari
faktor dukungan suami, dukungan keluarga, serta dukungan petugas kesehatan
(Rachmawati, dkk, 2017).
Menurut penelitian yang dilakukan Tarigan (2017) dengan hasil yaitu
terdapat 5 variabel yang berhubungan dengan kelengkapan kunjungan antenatal
care yaitu pengetahuan ibu hamil (p=0,001), sikap ibu hamil (p=0,003), sosial
5
ekonomi (p=0,0037), jarak (p=0,001), dan dukungan suami (p=0,001). Sedangkan
paritas (p=0,497) tidak memiliki hubungan dengan kelengkapan kunjungan
antenatal care.
Berdasarkan penelitian tersebut didapatkan bahwa faktor yang dapat
mempengaruhi rendahnya kunjungan ibu hamil atau antenatal care salah satunya
faktor jarak ke fasilitas kesehatan. Jarak ibu hamil dengan fasilitas kesehatan
dapat digambarkan melalui pemetaan yang berbasis sistem informasi geografis.
Sistem Informasi Geografis (SIG) adalah teknologi sistem informasi tentang
geografis yang digunakan dalam menginput, menyimpan, mengolah, menganalisa
dan menghasilkan data untuk mendukung dalam pengambilan suatu keputusan
(Rahardjo, 2015).
Sistem Informasi Geografis (SIG) memiliki kemampuan dalam
menggambarkan letak, lokasi, atau titik dari suatu tempat seperti letak fasilitas
kesehatan terdekat, persebaran dari suatu penyakit, dan lain-lain. SIG memiliki
manfaat memudahkan para pengambil keputusan dalam menentukan kebijakan
terutama yang berhubungan dengan aspek keruangan atau spasial (Wibowo,
2015). Penggambaran atau pemetaan pada SIG dapat dilakukan menggunakan
beberapa aplikasi pemetaan seperti QGIS, Arc GIS, Map Info, dll.
Oleh karena itu, berdasarkan hal tersebut penulis ingin menggambarkan
pengaruh jarak puskesmas melalui pemetaan ibu hamil terhadap tindakan
kunjungan ANC ke Puskesmas Rantau Laban Kota Tebing Tinggi sehingga dapat
dijadikan landasan dalam pengambilan keputusan terkait pelayanan antenatal care
di wilayah kerja Puskesmas Rantau Laban.
6
Perumusan Masalah
Rumusan masalah dari penelitian ini adalah berdasarkan cakupan
kunjungan antenatal care di Puskesmas Rantau Laban yaitu cakupan kunjungan
K4 sebesar 89,3% yang belum memenuhi target Standar Pelayanan Minimal
(SPM) yaitu sebesar 90% dan target Renstra Dinas Kesehatan Sumatera Utara
yaitu sebesar 93%, peneliti ingin menggambarkan pengaruh jarak puskesmas
terhadap ibu hamil sehingga dapat dilihat apakah faktor tersebut yang
mempengaruhi kunjungan antenatal care ibu hamil ke puskesmas Rantau Laban
Kota Tebing Tinggi Tahun 2018.
Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memetakan persebaran ibu hamil
pada tindakan kunjungan ANC (antenatal care) di wilayah kerja Puskesmas
Rantau Laban Kota Tebing Tinggi Tahun 2018.
Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan referensi dan masukan untuk
melakukan penelitian selanjutnya.
2. Penelitian ini diharapkan dapat digunakan dalam pembentukan kebijakan
yang berhubungan dengan antenatal care.
3. Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan masukan dalam
penyusunan program peningkatan antenatal care di wilayah kerja Puskesmas
Rantau Laban.
7
Tinjauan Pustaka
Pemetaan
Menurut Riyanto, dkk. (2009) peta adalah penggambaran permukaan bumi
pada bidang datar menggunakan skala tertentu melalui sistem proyeksi peta dan
didalamnya terdapat simbol-simbol yang mewakilkan objek di permukaan bumi.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) pemetaan merupakan penerapan
gambar, grafik, tulisan, juga peta untuk menyatakan gagasan atau perasaan. Peta
merupakan hasil dari penggambaran permukan bumi dengan memanfaatkan
proyeksi atau skala tertentu dan ditampilkan dalam bentuk kertas maupun digital
(Eko, 2013).
Berdasarkan penjabaran di atas dapat disimpulkan bahwa pemetaan dalam
penelitian ini adalah proses penggambaran objek dalam wujud peta dengan
menggunakan skala tertentu melalui sistem proyeksi peta.
Ibu Hamil
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) ibu adalah wanita yang
telah melahirkan, sebutan untuk wanita yang telah memiliki suami, panggilan
kepada wanita yang sudah bersuami maupun yang belum bersuami. Hamil
merupakan keadaan dimana sel telur dibuahi oleh sel sperma dan terbentuklah
janin (KBBI, 2005).
Berdasarkan penjabaran diatas dapat disimpulkan bahwa ibu hamil
adalah seorang wanita yang mengandung dimulai dari konsepsi sampai lahirnya
janin.
8
Antenatal Care (ANC)
Pengertian antenatal care. Pemeriksaan antenatal care (ANC) adalah
pemeriksaan kehamilan untuk mengoptimalkan kesehatan mental dan fisik ibu
hamil. Sehingga mampu menghadapi persalinan, kala nifas, persiapan pemberian
ASI dan kembalinya kesehatan reproduksi secara wajar (Manuaba, 1998).
Antenatal Care (ANC) sebagai salah satu upaya pencegahan awal dari
faktor risiko kehamilan. Menurut World Health Organisation (WHO), antenatal
care untuk menurunkan angka kematian ibu dan memantau keadaan janin melalui
deteksi dini risiko tinggi kehamilan dan persalinan. Idealnya bila tiap wanita
hamil mau memeriksakan kehamilannya, maka kelainan-kelainan yang mungkin
terjadi atau akan timbul pada masa kehamilan dapat segera terdeteksi, dan dapat
segera diatasi sebelum menimbulkan pengaruh tidak baik terhadap kehamilan.
Pelayanan antenatal care diberikan selama masa hamil sesuai dengan
pedoman yang telah ditentukan dan dilakukan secara berkala untuk memelihara
serta meningkatkan kesehatan ibu sesuai kebutuhan sehingga ibu dapat
menyelesaikan kehamilan dengan baik dan melahirkan bayi yang sehat
(Mufdlilah, 2009).
Kunjungan Antenatal Care (ANC) adalah kunjungan ibu hamil ke petugas
kesehatan seperti bidan atau dokter sedini mungkin untuk mendapatkan pelayanan
asuhan antenatal. Pelayanan antenatal dilakukan untuk mencegah adanya
komplikasi obstetri dan memastikan bahwa komplikasi dideteksi sedini mungkin
serta ditangani secara memadai (Padila, 2014).
Tujuan antenatal care. Secara umum, tujuan antenatal care adalah
mempersiapkan ibu fisik dan mental ibu secara optimal selama masa kehamilan,
9
melahirkan, dan masa nifas (Latifa, 2013). Selain itu, adapun tujuan Antenatal
Care (ANC), adalah sebagai berikut:
1. Sebagai sarana untuk promosi kepada ibu untuk menjaga kesehatan fisik dan
mental ibu dan bayi sampai pada proses kelahiran bayi;
2. Mendeteksi dan menyelesaikan komplikasi obstetri selama masa kehamilan;
3. Memberikan ibu kesiapan dalam persalinan serta kesiapan menghadapi
komplikasi yang akan atau mungkin terjadi;
4. Membantu menyiapkan ibu untuk melakukan ASI Eksklusif, menjalankan
nifas normal dan merawat anak secara fisik, mental dan sosial. (Kusmiati,dkk,
2009; Mufdlilah, 2009; Padila, 2014)
Tujuan utama asuhan antenatal adalah untuk memfasilitasi hasil yang
sehat dan positif bagi ibu maupun bayinya dengan cara-cara sebagai berikut:
1. Memonitor perkembangan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan
tumbuh kembang bayi;
2. Menaikkan dan melindungi kesehatan fisik, mental serta sosial ibu dan bayi;
3. Mendeteksi secara dini adanya komplikasi yang mungkin terjadi selama masa
kehamilan seperti riwayat penyakit secara umum, kebidanan dan pembedahan;
4. Merencanakan ibu melewati proses kelahiran dengan selamat serta cukup
bulan dengan trauma seminimal mungkin;
5. Menyiapkan ibu serta keluarga dalam menerima kelahiran bayi agar dapat
tumbuh kembang secara normal (Dewi, 2011).
Tujuan pengawasan wanita hamil ialah menyiapkan ia sebaik-baiknya fisik
dan mental, serta menyelamatkan ibu dan anak dalam kehamilan, persalinan, dan
masa nifas, sehingga keadaan mereka postpartum sehat dan normal, tidak hanya
10
fisik akan tetapi juga mental (Padila, 2014).
Keuntungan antenatal care. Adapun keuntungan melakukan kunjungan
antenatal care adalah ibu dapat mengetahui berbagai risiko dan komplikasi hamil
sehingga ibu dapat mengambil tindakan seperti diarahkan untuk melakukan
rujukan kerumah sakit (Padila, 2014).
Fungsi antenatal care. Adapun fungsi dilakukannya kunjungan antenatal
care ke sarana kesehatan seperti puskesmas adalah sebagai berikut:
a. Promosi kesehatan selama kehamilan melalui sarana dan aktifitas pendidikan.
b. Melakukan screening, identifikasi wanita dengan kehamilan risiko tinggi dan
melakukan rujukan bila dibutuhkan.
c. Memantau kesehatan selama masa kehamilan dengan usaha mendeteksi dan
menangani masalah yang terjadi.
Cara pelayanan antenatal care (ANC). Cara pelayanan antenatal,
disesuaikan dengan standar pelayanan antenatal menurut Depkes RI yang terdiri
dari:
a. Kunjungan Pertama
1) Mencatat identitas ibu hamil;
2) Mencatat kehamilan sekarang;
3) Mencatat riwayat kehamilan dan persalinan yang pernah dilakukan;
4) Mencatat penggunaan alat kontrasepsi sebelum kehamilan;
5) Melaksanakan pemeriksaan fisik diagnostik dan laboratorium;
6) Melaksanakan pemeriksaan obstetrik;
7) Memberikan imunisasi tetanus toxoid (TT);
8) Memberikan obat rutin seperti tablet Fe, kalsium, multivitamin, dan
11
mineral lainnya serta obat-obatan khusus atas indikasi;
9) Melakukan penyuluhan atau konseling.
b. Jadwal Kunjungan Ibu Hamil
Ibu hamil memerlukan setidaknya empat kali kunjungan selama masa
kehamilan, dengan pembagian sebagai berikut:
1) Satu kali kunjungan pada trimester I atau <14 minggu kehamilan
2) Satu kali kunjungan pada trimester II antara 14-28 minggu kehamilan
3) Dua kali kunjungan pada trimester III antara 28-36 minggu dan sesudah
minggu ke 36 kehamilan (Depkes, 2009).
Tinjauan tentang kunjungan ibu hamil. Kunjungan ibu hamil
merupakan kontak ibu hamil dengan petugas yang memberikan pelayanan untuk
mendapatkan pemeriksaan kehamilan, istilah kunjungan tidak mengandung arti
bahwa selalu ibu hamil yang ke fasilitas kesehatan tetapi juga dapat sebaliknya,
yaitu ibu hamil yang dikunjungi oleh petugas kesehatan (Depkes RI, 1997: 57).
Asuhan standar minimal antenatal care. Menurut Departemen
Kesehatan RI (2003) standar pelayanan antenatal care yang berkualitas adalah
sebagai berikut:
a. Memberikan pelayanan kepada ibu hamil minimal empat kali, satu kali pada
trimester I, satu kali pada trimester II, dan dua kali pada trimester III untuk
memantau keadaan ibu dan janin, sehingga dapat terdeteksi secara dini dan
dapat diberikan penanganan secara cepat dan tepat.
b. Melakukan penimbangan berat badan ibu hamil dan pengukuran lingkar
lengan atas (LILA) secara teratur. Pertambahan berat badan ibu selama
kehamilan dapat digunakan sebagai indikator pertumbuhan janin dalam rahim.
12
Ada hubungan yang erat antara penambahan berat badan selama masa
kehamilan dengan berat badan lahir bayi. Jika berat badan tidak bertambah
serta Lingkar Lengan Atas (LILA) <23,5 cm menunjukkan ibu mengalami
kurang gizi.
c. Melakukan pengukuran tekanan darah secara rutin dengan tujuan untuk
mendeteksi secara dini terhadap terjadinya tiga gejala preeklamsi. Tekanan
darah tinggi, protein urine positif, pandangan kabur atau oedema pada
ekstrimitas atas.
d. Melakukan pengukuran tinggi fundus uteri secara rutin dengan tujuan untuk
mendeteksi secara dini terhadap berat badan janin. Pengukuran tinggi fundus
uteri dapat dijadikan indikator pertumbuhan berat janin intrauterine, serta
dapat mendeteksi secara dini terhadap terjadinya molahidatidosa, janin ganda
atau hidramnion yang ketiganya dapat mempengaruhi terjadinya kematian ibu.
e. Melaksanakan palpasi abdominal untuk mengetahui usia kehamilan, letak,
bagian terendah, letak punggung, menentukan janin tunggal atau kembar dan
mendengarkan denyut jantung janin untuk menentukan asuhan selanjutnya.
f. Memberikan imunisasi tetanus toxoid (TT) kepada ibu hamil sebanyak 2 kali
dengan jarak minimal 4 minggu, diharapkan dapat menghindari terjadinya
tetanus neonatorum dan tetanus pada ibu bersalin dan nifas.
g. Melakukan pemeriksaan Hemoglobin (Hb) pada kunjungan pertama dan pada
kehamilan 30 minggu. Apabila Hb darah ibu hamil rendah, maka harus
diberikan suplemen zat besi dan penyuluhan gizi.
h. Memberikan tablet zat besi, 90 tablet selama 3 bulan diminum setiap hari.
i. Melakukan pemeriksaan urine jika ada indikasi (tes protein dan glukosa), serta
13
pemeriksaan penyakit-penyakit infeksi (HIV/AIDS dan PMS).
j. Memberikan penyuluhan tentang perawatan diri, perawatan payudara, gizi,
tanda-tanda bahaya pada kehamilan dan pada janin sehingga ibu dan keluarga
dapat segera mengambil keputusan dalam perawatan selanjutnya dan
mendengarkan keluhan yang disampaikan oleh ibu dengan penuh minat, beri
nasehat dan rujuk bila diperlukan.
k. Membicarakan tentang persalinan kepada ibu hamil, suami serta keluarga pada
trimester III, memastikan bahwa persiapan persalinan bersih, aman, dan
suasana menyenangkan, persiapan transportasi, dan biaya untuk merujuk.
l. Tersedianya alat-alat pelayanan kehamilan dalam keadaan baik dan dapat
digunakan, obat-obatan yang diperlukan, serta adanya waktu pencatatan
kehamilan dan temuan pada KMS ibu hamil untuk menentukan tindakan
selanjutnya.
Pelaksana dan tempat pelayanan antenatal care. Pelaksana kegiatan
pelayanan antenatal care dapat dilakukan oleh tenaga medis seperti dokter umum,
dokter spesialis dan tenaga paramedis yaitu bidan, perawat, yang sudah mendapat
pelatihan. Pelayanan antenatal care dapat dilaksanakan di puskesmas, puskesmas
pembantu, posyandu, bidan praktik swasta, polindes, rumah sakit bersalin, dan
rumah sakit umum (Depkes RI, 1995).
Faktor-faktor yang berhubungan dengan antenatal care. Menurut
Padila (2014) faktor-faktor yang dapat berhubungan dengan kunjungan antenatal
care adalah sebagai berikut :
1. Umur
Umur adalah umur individu terhitung mulai saat dilahirkan sampai saat
berulang tahun. Bertambahnya umur seseorang maka kematangan dalam berpikir
14
semakin baik sehingga akan termotivasi dalam memeriksakan kehamilan, juga
mengetahui akan pentingnya antenatal care.
Umur sangat menentukan tingkat kesehatan ibu, ibu dikatakan berisiko
tinggi apabila hamil dibawah umur 20 tahun dan diatas 35 tahun. Wiknjosastro
(2005), menyatakan bahwa dalam kurun reproduksi sehat dikenal bahwa usia
aman untuk kehamilan dan persalinan adalah 20-30 tahun. Pada usia dibawah 20
tahun, kematian maternal pada ibu hamil dapat terjadi 2-5 kali lebih tinggi dari
pada kematian maternal yang terjadi pada usia 20-29 tahun dan akan meningkat
kembali pada usia diatas 30-35 tahun.
2. Pendidikan
Pendidikan adalah suatu proses ilmiah yang terjadi pada manusia. Menurut
Dictionary of Education, pendidikan dapat diartikan suatu proses dimana
seseorang mengembangkan kemampuan, sikap, dan bentuk tingkah laku lainnya
dalam masyarakat dan kebudayaan. Pada umumnya semakin tinggi pendidikan
seseorang, maka semakin baik pula tingkat pengetahuannya. Wanita yang
berpendidikan biasanya akan lebih terbuka terhadap ide-ide baru dan perubahan
untuk mendapatkan pelayanan kesehatan yang proporsional karena mereka
menyadari sepenuhnya manfaat pelayanan kesehatan tersebut.
3. Paritas
Paritas adalah jumlah janin yang pernah dilahirkan hidup atau mati. Ibu
yang baru pertama kali hamil akan termotivasi dalam memeriksakan
kehamilannya. Sebaliknya ibu yang sudah pernah melahirkan lebih dari satu orang
mempunyai anggapan bahwa ia sudah berpengalaman sehingga tidak termotivasi
untuk memeriksakan kehamilannya ketenaga kesehatan.
15
Semakin tinggi status paritas pada seorang ibu maka semakin tinggi risiko
ibu mengalami kematian maternal.
4. Pendapatan Perkapita
Pendapatan adalah penghasilan yang diperoleh dari dari pekerjaan pokok
dan pekerjaan sampingan dari orangtua dan anggota keluarga lainnya (Padila,
2014). Pendapatan keluarga yang memadai akan mempengaruhi kesadaran untuk
melakukan pemeriksaan kehamilan karena terpenuhinya semua kebutuhan baik
primer maupun sekunder.
5. Jarak
Menurut Departemen Pendidikan Nasional (2002: 456), jarak adalah ruang
sela (panjang atau jauh) antara dua benda atau tempat seperti jarak antara rumah
dengan tempat pelayanan antenatal care. Menurut Andersen, et all (1975) dalam
Greenlay (1980) menyatakan bahwa jarak merupakan komponen kedua yang
memungkinkan seseorang untuk memanfaatkan pelayanan pengobatan.
Jarak merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi perilaku seseorang
dalam melakukan kegiatan. Semakin jauh jarak maka akan semakin menurunkan
motivasi dalam melakukan aktifitas. Sebaliknya semakin dekat jarak maka akan
meningkatkan usaha untuk melakukan kegiatan tersebut (Pangestu,2018).
Jarak adalah ruang antara dua benda atau tempat, seperti jarak antara
rumah ibu hamil dengan tempat pelayanan antenatal care misalnya puskesmas.
Jarak ibu hamil dengan puskesmas memberi pengaruh secara tidak langsung
terhadap ibu hamil dalam melakukan kunjungan antenatal care. Semakin kecil
peluang ibu hamil melakukan kunjungan antenatal care jika jarak yang ditempuh
16
semakin jauh. Dengan begitu jarak dapat mempengaruhi ibu dalam melakukan
kunjungan antenatal care(Sari, 2017) .
Penentuan jarak ke fasilitas kesehatan terbagi 2 yaitu ≤ 5 km berarti dekat
dan > 5 km berarti jauh (Riskesdas, 2012).
Sistem Informasi Geografis (SIG)
Pengertian sistem informasi geografis. Sistem Informasi Geografis
(SIG) adalah sistem informasi khusus pengelola data yang memiliki data spasial
(bersifat keruangan). Sistem Informasi Geografis dalam artian yang lebih sempit
adalah sistem komputer untuk membuat, menyimpan, mengelola dan
menampilkan informasi bersifat geografis seperti data lokasi.
Menurut Aronoff, Sistem Informasi Geografis (SIG) didefinisikan sebagai
sebuah sistem komputer untuk menyimpan dan memanipulasi informasi geografis
(Riyanto, dkk, 2009).
Sistem Informasi Geografis yang baik dapat menggambarkan hal-hal
seperti lokasi; kondisi dari suatu lokasi; tren dari suatu keadaan; pola yang dapat
digunakan untuk membaca gejala alam; pemodelan untuk menyimpan kondisi,
memprediksi keadaan, serta memperkirakan kejadian masa lampau (Riyanto, dkk,
2009).
Komponen sistem (subsistem) SIG. Adapun sistem informasi geografis
memiliki komponen sistem (subsistem) sebagai berikut yaitu :
1. Input
Input adalah pengumpulan dan penyiapan data spasial dan atau data atribut
dari berbagai sumber data. Data yang digunakan harus diubah menjadi format data
digital. Proses pengubahan itu disebut juga dengan proses digitalisasi (digitizing).
17
2. Manipulasi
Manipulasi merupakan proses editing data yang telah masuk, untuk
menyesuaikan tipe dan jenis data agar sesuai dengan sistem yang dibuat.
3. Manajemen Data
Manajemen data merupakan seluruh aktifitas pengelohan data ke dalam
sistem penyimpanan permanen.
4. Query
Query merupakan metode pencarian informasi untuk menjawab
pertanyaan yang diajukan oleh pengguna SIG.
5. Analisis
Analisis dalam SIG terbagi dalam dua fungsi yaitu, fungsi analisis spasial,
dan analisis atribut. Fungsi analisis spasial adalah fungsi operasi pada data spasial.
Sedangkan, fungsi analisis atribut adalah fungsi pengolahan data atribut.
6. Output (Visualisasi)
Penyajian data berupa informasi dalam bentuk softcopy atau hardcopy
seperti peta, tabel, grafik, dan lain-lain.
Komponen-komponen SIG. Sistem informasi geografis memiliki
komponen-komponen utama yaitu sebagai berikut:
1. Perangkat Keras Komputer (Hardware)
Komponennya terdiri dari CPU, Memory (utama dan tambahan), Storage
(alat penyimpanan data dan informasi), Alat Tambahan. Alat Masukan seperti
keyboard, mouse, digitizers, scanner, kamera digital. Alat Keluaran seperti
monitor berwarna, printer, plotter, berwarna, perekam film, dan lain-lain.
18
2. Perangkat Lunak Komputer (Software)
Perangkat lunak komputer memiliki fungsi pemasukan data, manipulasi
data, penyimpanan data, analisis data, dan menampilkan informasi geografis.
3. Data dan Informasi Geografis
Data dalam SIG merupakan fakta permukaan bumi dengan referensi
keruangan seperti referensi relatif ataupun referensi absolut.
Referensi relatif merupakan data yang memiliki referensi geografis dan
dapat digunakan jika sudah dikaitkan dengan data yang memiliki referensi
geografis. Misalnya, data jumlah penduduk per kelurahan dikaitkan dengan data
administrasi kelurahan.
Referensi absolut merupakan data yang memiliki referensi atau data yang
sudah memiliki koordinat tertentu di permukaan bumi. Misalnya, data titik-titik
yang diperoleh menggunakan GPS (Global Positioning System).
4. Sumber Daya Manusia
Sumber daya manusia dalam SIG berfungsi sebagai pengoperasi hardware
dan software serta mengolah data geografis dengan kedua perangkat tersebut.
Manfaat SIG dalam bidang kesehatan. Sistem informasi geografis
dalam bidang kesehatan dapat digunakan untuk menggambarkan distribusi dari
suatu penyakit, persebaran fasilitas kesehatan seperti rumah sakit, puskesmas di
suatu daerah beserta jumlah tenaga medisnya.
Menurut WHO, Sistem Informasi Geografis (SIG) dalam kesehatan
masyarakat dapat digunakan antara lain sebagai berikut:
1. Menggambarkan distribusi penyakit
2. Monitoring penyakit
19
3. Pemetaan populasi beresiko
4. Stratifikasi faktor risiko
5. Analisis tren spasial dan temporal
6. Penilaian distribusi sumber daya
7. Perencaan dan penentuan intervensi
Pemanfaatan SIG dalam bidang kesehatan masyarakat dapat dilihat dalam
beberapa contoh sebagai berikut:
1. Memantau status kesehatan untuk identifikasi masalah kesehatan di
masyarakat. Dalam hal ini, sistem informasi geografis dapat digunakan untuk
memetakan kelompok masyarakat berdasarkan status kesehatannya.
2. Memeriksa dan menelaah masalah serta risiko kesehatan di masyarakat.
Dalam hal ini, sistem informasi geografis dapat digunakan untuk memberikan
data yang lengkap tentang pola persebaran suatu penyakit disuatu wilayah.
3. Membentuk dan menjalankan hubungan kerjasama dengan masyarakat untuk
menelaah dan memecahkan masalah kesehatan yang ada di masyarakat.
Dalam hal ini, sistem informasi geografis digunakan untuk memecahkan
masalah kesehatan yang ada di masyarakat pada wilayah tertentu serta
menggambarkan masyarakat yang berpotensi mendukung proses pemecahan
masalah tersebut.
4. Membentuk kebijakan dan rancangan yang dapat mendukung usaha dalam
penyelesaian masyarakat. Misalnya, analisa wilayah cakupan puskesmas.
Dalam hal ini, sistem informasi geografis digunakan untuk menggambarkan
kegunaan dari setiap puskesmas oleh masyarakat sehingga dapat dibuat
rancangan yang jelas mengenai sumber daya yang perlu disediakan di
puskesmas tersebut sesuai dengan kegunaannya di masyarakat.
20
Aplikasi pengolah sistem informasi geografis. Beberapa aplikasi yang
dapat mengolah sistem informasi geografis adalah sebagai berikut :
1. Arch View
2. Arch Gis
3. Map Info
4. Visual basic
5. Map X
6. Quantum GIS (QGIS)
Quantum Geographic Information System (QGIS)
QGIS merupakan salah satu perangkat lunak bebas pengolah sistem
informasi geografis yang cukup mudah digunakan. QGIS dapat digunakan
diberbagai sistem operasi pada komputer seperti Linux, Unix, Mac, OSX,
Windows dan Android. QGIS mempunyai banyak format dan fungsi pada data
vektor, raster dan basis data. Fungsi utama QGIS yang digunakan pada penelitian
ini adalah fungsi yang terdapat pada geoprocessing tools untuk mengolah data
vektor seperti buffer (Hawi, 2018).
Aplikasi QGIS telah cukup lengkap karena terintegrasi dengan perangkat
lunak GRASS (Geographical Resource Analysis Support System). QGIS dapat
diakses melalui situs resmi dengan alamat www.qgis.org. (Hussein, 2012).
Aplikasi QGIS yang digunakan pada penelitian ini adalah aplikasi QGIS
versi 2.8.1.
Kelebihan QGIS. Quantum GIS memiliki beberapa kelebihan
dibandingkan dengan aplikasi pemetaan lain, seperti:
21
1. Bisa membuka banyak jenis data spasial
QGIS memiliki bahasa program yang memungkinkan aplikasi tersebut
membuka banyak jenis data spasial (keruangan) dari sumber manapun.
2. Tampilan simple dan mudah digunakan (user friendly)
QGIS mempunyai tampilan sederhana dengan ikon-ikon yang berwarrna
serta mudah digunakan karena pilihan data pada QGIS dapat dipilih sesuai dengan
data yang ingin kita gunakan seperti vektro, raster, dll.
3. Lisensi dan Open Source
QGIS dapat dipakai dan digunakan oleh siapa saja tanpa harus melanggar
aturan karena sifatnya yang open source. QGIS hanya perlu di download dan di
install tanpa harus melakukan hack atau crack aplikasi tersebut. QGIS juga dapat
digunakan secara gratis tanpa perlu biaya tambahan.
4. Remote Sensing Processing Tools yang lebih baik
QGIS mempunyai semi-automatic classification plugin sehingga
memungkinkan untuk mendownload data Landsat dan mengelompokkannya
dengan cara semi otomatis.
5. GeoCoding dan alat data konversi di QGIS Gratis
Geocoding merupakan proses pemberian koordinat terhadap nama jalan di
peta kita. QGIS memiliki 2 plugin yang dapat digunakan secara gratis untuk
melakukan GeoCoding yaitu MMQGIS Plugin dan Geo Code Plugin (Mahardika,
2015).
Kelemahan QGIS. Salah satu kelemahan dari layout pada QGIS adalah
tidak dapat menampilkan sistem koordinat geografis (derajat, menit, detik) sampai
dengan menit detik, yang muncul hanya derajat saja (GIS Kampungan, 2011).
22
UTM Geo Map
UTM Geo Map merupakan program sederhana untuk mengkonversi atau
transformasi koordinat lintang bujur dalam format derajat atau derajat menit detik
ke koordinat UTM (WGS 84) dan sebaliknya. Program digunakan sebagai
aplikasi android untuk mendapatkan koordinat dari data GPS dan Peta, koordinat
yang didapatkan berupa lintang bujur dan UTM. Terdapat tombol copy dan share
untuk mengambil data hasil perhitungan untuk digunakan di tempat lain atau
disimpan (Antara, 2017).
Kegunaan aplikasi UTM Geo Map. Ada beberapa kegunaan dari aplikasi
UTM Geo Map, yaitu sebagai berikut:
1. Menemukan garis lintang dan garis bujur secara real time.
2. Membuat marking point dan menyimpan data koordinat kedalam database.
3. Mengkonversi garis lintang dan garis bujur (dd & dms) ke UTM (WGS 84)
dan MGRS sebaliknya.
4. Mengukur area dan jarak (m, km, ft, mil, hektar), menyimpan garis, poligon,
area, kedalam database.
5. Mencari lokasi di peta berdasarkan koordinat latitude dan longitude.
6. Menghitung jarak antara dua koordinat (Antara, 2017)
23
Gambar 1. Tampilan aplikasi UTM Geo Map
24
Metode Penelitian
Jenis Penelitian
Jenis penelitian dari penelitian ini adalah penelitian kuantitatif deskriptif.
Penelitian kuantitatif adalah penelitian yang menghasilkan kesimpulan baru dalam
bentuk informasi dari hasil analisis statistik dengan cara yang sistematik, obyektif,
konkrit dan terencana. Desain penelitian yang digunakan pada penelitian ini
adalah desain penelitian deskriptif karena hasil akhir dari penelitian ini berupa
pemetaan objek penelitian. Desain penelitian deskriptif merupakan cara yang
digunakan untuk menggambarkan suatu informasi atau permasalahan yang terjadi
di wilayah tertentu (Nauri, 2018).
Lokasi dan Waktu Penelitian
Lokasi dari penelitian ini adalah wilayah kerja puskesmas Rantau Laban
yang terbagi menjadi 3 kelurahan yaitu Mekar Sentosa, Rantau Laban, Lalang.
Waktu penelitian dari penelitian ini Maret 2019 sampai dengan selesai.
Jenis dan Sumber Data
Ada dua data yang digunakan pada penelitian ini, yaitu:
1. Data spasial yang terdiri dari data titik koordinat tempat tinggal ibu hamil di
wilayah kerja Puskesmas Rantau Laban yang diperoleh saat melukan
penelitian serta peta wilayah kerja puskesmas yang didapatkan saat melakukan
Latihan Kerja Peminatan (LKP) di Dinas Pengendalian Penduduk dan
Keluarga Berencana Provinsi Sumatera Utara.
2. Data non spasial yang terdiri dari data kunjungan antenatal care ibu hamil ke
Puskesmas Rantau Laban yang didapat dari Puskesmas Rantau Laban.
25
Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu hamil yang melakukan
kunjungan Antenatal Care pada bulan Januari sampai dengan Desember ke
Puskesmas Rantau Laban yaitu 250 ibu hamil.
Sampel dalam penelitian ini dapat dicari dengan menggunakan metode
perhitungan rumus sampel Slovin yaitu dengan cara sebagai berikut :
n = N
1 + N e2
Keterangan :
N = Besar Populasi
n = Jumlah Sampel
e = Toleransi Error (0,1)
Dengan nilai N (populasi) sebesar 250 maka didapatkan sampel sebesar :
n = N
1 + N e2
n = 250
1 + 250 (0,1)2
n = 250 = 71, 43≈ 72
3,5
Dari hasil perhitungan didapatkan sampel dari penelitian ini adalah
sebesar 72 ibu hamil.
Teknik pengambilan atau pemilihan sampel dari penelitian ini adalah
pemilihan Sampel Acak Sederhana (Simple Random Sampling). Teknik pemilihan
sampel ini dipilih karena peneliti berpendapat bahwa karakteristik ibu hamil di
wilayah kerja Puskesmas Rantau Laban bersifat homogen. Cara pemilihan sampel
26
dilakukan dengan cara memilih secara acak alamat atau lokasi ibu hamil dari data
ibu hamil di Puskesmas Rantau Laban.
Variabel dan Definisi Operasional
1. Antenatal Care merupakan jumlah ibu hamil yang melakukan kunjungan K1
sampai dengan K4 ke Puskesmas Rantau Laban.
2. Pemetaan yang menjelaskan pengaruh jarak dengan menggambarkan lokasi
ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Rantau Laban.
Metode Pengumpulan Data
Data yang digunakan merupakan data sekunder yaitu data kunjungan
antenatal care yang didapatkan dari data Puskesmas Rantau Laban. Lalu dengan
data tersebut, pemetaan dilakukan dengan mengumpulkan data titik koordinat
lokasi ibu hamil. Pengumpulan titik koordinat tersebut dilakukan dengan
menggunakan aplikasi pencarian GPS pada smartphone. Aplikasi yang digunakan
dalam pengambilan titik koordinat ibu hamil yaitu aplikasi UTM Geo Map. Selain
itu, pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara mengenai alasan ibu
hamil melakukan ANC dan alasan tidak melakukan ANC ke Puskesmas Rantau
Laban.
Metode Pengukuran
Titik titik koordinat yang telah dikumpulkan diinput menggunakan
aplikasi EasyGPS.
Penginputan titik koordinat dimulai dengan membuka aplikasi EasyGPS
pada PC. Lalu dilanjutkan dengan mengklik tombol add pada menu bar pada
aplikasi tersebut. Lalu akan muncul tampilan seperti berikut:
27
Gambar 2. Tampilan aplikasi EasyGPS
Lalu entry data koordinat pada kolom latitude dan longtitude lalu klik add.
Isi kolom Name of GPS dengan nama ibu hamil agar dapat dibedakan. Masukkan
semua titik koordinat lalu klik OK. Lalu setelah semua titik koordinat telah
dimasukkan, simpan data tersebut.
Metode Analisis Data
Analisis data pada penelitian dilakukan dengan menggunakan aplikasi
pemetaan yaitu QGIS dengan membuat peta wilayah kerja Puskesmas Rantau
Laban ya didapatkan dari pemotongan peta Kota Tebing Tinggi yang didapatkan
saat melakukan kegiatan Latihan Kerja Peminatan (LKP) di Dinas Pengendalian
Penduduk dan Keluarga Berencana Provinsi Sumatera Utara.
Langkah analisis yang harus dilakukan adalah sebagai berikut:
1. Membuka aplikasi QGIS, lalu muncul tampilan seperti berikut:
28
Gambar 3. Tampilan aplikasi QGIS
2. Masukkan peta wilayah kerja Puskesmas Rantau Laban.
3. Add Vektor Layer untuk menambahkan titik koordinat yang telah di entry
sebelumnya.
4. Tambahkan label pada peta dengan mengklik kanan pada peta lalu klik
properties.
5. Klik labels lalu centang kolom labels this layers with nama kecamatan. Lalu
klik OK.
6. Tambahkan buffer pada peta untuk melihat jarak antara fasilitas kesehatan
dengan titik koordinat ibu hamil. Menambahkan buffer dilakukan dengan cara
klik MMQGIS pada menu bar lalu klik Createlalu klik create buffer lalu atur
fix radius menjadi 5 km (Riskesdas, 2012) .
7. Lalu akan tergambar wilayah didalam dan diluar area yang termasuk dekat
dengan puskesmas.
Lalu setelah itu peta dapat disempurnakan dengan cara sebagai berikut :
29
1. klik Project lalu New Print Composer, lalu akan muncul canvas kosong yang
nantinya akan dimasukkann peta yang telah dibuat sebelumnya.
2. Untuk menambahkan peta pada jendela Print Composer, klik Add New Map.
3. Atur skala peta, dengan pergi ke tab Item Properties pada panel sebelah
kanan.
4. Setelah memasukkan peta, maka menambahkan judul pada peta, klik Add New
Label.
5. Sesuaikan ukuran dan teks pada tabel Item Properties, lalu klik Frame untuk
menambahkan bingkai pada judul peta.
6. Lalu tambahkan legenda peta dengan klik Add New Legend. Pada tab
disebelah kanan, klik Item Properties Legend. Hilangkan tanda centang pada
Auto Update dan gunakan tombol edit untuk mengubah nama pada item
legenda. Gunakan tombol + atau – untuk menambahkan atau menghapus item
dari legenda.
7. Lalu tambahkan sumber peta. Membuatnya sama seperti membuat judul peta
yaitu melalui Add New Label. Lalu sesuaikan ukuran tulisan seperti yang
diinginkan.
8. Peta pun telah selesai.
Peta yang telah selesai dapat dianalisis dan diinterpretasikan untuk melihat
adakah pengaruh jarak terhadap tindakan antenatal care. Lalu data hasil
wawancara dapat dianalisis menggunakan SPSS untuk melihat presentase ibu
hamil yang melakukan antenatal care beserta alasannya.
30
Hasil Penelitian
Gambaran Umum Puskesmas Rantau Laban
Geografi. Puskesmas Rantau Laban merupakan salah satu dari sembilan
UPTD Dinas Kesehatan Kota Tebing Tinggi yang bertempat di Jalan Bukit
Tempurung Kelurahan Rantau Laban Kecamatan Rambutan Kota Tebing Tinggi
dengan luas wilayah 1,895 Km2 dengan batas Sebelah Utara berbatasan dengan
PTPN III Rambutan Kabupaten Serdang Bedagai, Sebelah Timur berbatasa
dengan Desa Paya Lombang Kabupaten Serdang Bedagai, Sebelah Selatan
berbatasan dengan Kelurahan Tanjung Marulak Kota Tebing Tinggi dan Sebelah
Barat berbatasan dengan Desa Panguripan Kabupaten Serdang Bedagai.
Secara Administratif wilayah Puskesmas Rantau Laban terdiri dari 3
kelurahan antara lain:
1. Kelurahan Rantau Laban
2. Kelurahan Lalang
3. Kelurahan Mekar Sentosa
Luas wilayah kerja Puskesmas Rantau Laban Kota Tebing Tinggi menurut
Kelurahan, dapat dilihat dalam grafik sebagai berikut:
Gambar 4. Luas wilayah kerja Puskesmas Rantau Laban menurut kelurahan
0.116
0.897 0.882
0
Luas Wilayah Kerja Puskesmas Rantau Laban menurut Kelurahan (Km2)
Rantau Laban
Lalang
Mekar Sentosa
31
Dari grafik di atas terlihat bahwa luas wilayah Kelurahan Lalang sama
dengan Kelurahan Mekar Sentosa, sedangkan luas wilayah yang paling kecil
adalah Kelurahan Rantau Laban.
Iklim. Kondisi iklim Kecamatan Rambutan sama dengan kondisi iklim
Kota Tebing Tinggi. Kota Tebing Tinggi terletak di dataran rendah Pulau
Sumatera dengan Ketinggian sekitar 26-34 meter diatas permukaan laut. Selama
Tahun 2018, Kota Tebing Tinggi mengalami hari hujan selama 90 hari dengan
curah hujan berkisar antara 65 sampai 376 mm. Curah hujan tertinggi terjadi pada
bulan Oktober dengan curah hujan 376 mm dan banyaknya hari hujan 20 hari.
Demografi. Wilayah kerja Puskesmas Rantau Laban merupakan sebagian
wilayah dari Kecamatan Rambutan, berdasarkan data BPS Kota Tebing Tinggi
tagun 2017, jumlah penduduk sebanyak 13.018 jiwa, yang terdiri dari penduduk
laki-laki berjumlah 6.443 jiwa dan penduduk perempuan berjumlah 6.575 jiwa
dengan luas wilayah 1.895 km2. Tingkat kepadatan penduduk mencapai 5.742
Jiwa/Km2.
Rumah Tangga mencapai 3.0622 KK dan diperkirakan bahwa rata-rata
setiap rumah tangga (KK) dihuni 2-4 jiwa. Distribusi penduduk Puskesmas
Rantau Laban menurut kelurahan, yaitu Kelurahan Lalang, kemudian Kelurahan
Mekar Sentosa dan yang paling sedikit penduduknya adalah di Kelurahan Rantau
Laban.
Sedangkan kepadatan penduduk tertinggi terdapat di Kelurahan Lalang,
disusul Kelurahan Mekar Sentosa serta Kelurahan Rantau Laban dengan
kepadatan dengan kepadatan penduduk sebesat 3.166 Jiwa/Km2.
32
Berdasarkan jumlah KK, kelurahan yang memiliki jumlah KK yang paling
banyak adalah Kelurahan Lalang dengan 1.302 KK, kemudian Kelurahan Mekar
Sentosa dengan 1.012 KK dan yang paling sedikit Kelurahan Rantau Laban
dengan 748 KK.
Sosial ekonomi. Keadaan sosial ekonomi wilayah kerja Puskesmas
Rantau Laban dijelaskan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
Sarana pendidikan di wilayah kerja Puskesmas Rantau Laban berjumlah 21 unit,
yang terdiri dari PAUD sebanyak 5 unit, TK/RA sebanyak 6 unit, SD/MI
sebanyak 10 unit, SMP/MTs sebanyak 2 unit serta SMA/MA sebanyak 4 unit.
Penduduk usia produktif di Kecamatan Rambutan (15-64 Tahun) mencapai
33,58%, sementara penduduk usia non-produktif (0-4 Tahun dan >64 Tahun)
sebanyak 5,55%, dengan demikian usia produktif lebih besar dibandingkan usia
non-produktif walaupun tidak semua usia produktif itu bekerja.
Sebagian besar penduduk Kecamatan Rambutan bekerja sebagai pedagang
yaitu sebesar 60,72%, PNS/Polri sebesar 15,63%, industri sebesar 3,33%,
pertanian 1,86% dan sektor lain sebesar 18,59%.
Pemetaan Ibu Hamil dan Pengaruhnya terhadap Kunjungan Antenatal Care
Dari data titik koordinat yang telah dikumpulkan, maka penulis telah
memetakan ibu hamil yang berjumlah 72 orang dengan hasil sebagai berikut:
33
1. Peta Lokasi Puskesmas Rantau Laban
Gambar 5. Peta lokasi Puskesmas Rantau Laban
Berdasarkan peta diatas, dapat dilihat bahwa Puskesmas Rantau Laban
terletak di Kecamatan Rambutan Kota Tebing Tinggi.
2. Peta Wilayah Kerja Puskesmas Rantau Laban
Gambar 6. Peta wilayah kerja Puskesmas Rantau Laban
34
Berdasarkan peta diatas, dapat dilihat bahwa wilayah kerja Puskesmas
Rantau Laban yaitu terdiri dari Kelurahan Mekar Sentosa, Kelurahan Rantau
Laban, dan Kelurahan Lalang.
Secara nasional, standar wilayah kerja suatu puskesmas adalah satu
kecamatan. Namun, karena di Kecamatan Rambutan terdapat dua puskesmas
maka wilayah kerja Puskesmas Rantau Laban terbagi kedalam 3 kelurahan yaitu
Kelurahan Mekar Sentosa, Kelurahan Rantau Laban, dan Kelurahan Lalang.
3. Peta Sebaran Ibu Hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Rantau Laban Tahun
2018
Gambar 7. Peta sebaran ibu hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Rantau Laban
Tahun 2018
35
Gambar 8. Peta sebaran ibu hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Rantau Laban
Tahun 2018
Berdasarkan peta pada gambar diatas, dapat dilihat bahwa seluruh ibu
hamil tercakup kedalam radius yang dikatakan dekat dengan puskesmas karena
berdasarkan penentuan jarak ke fasilitas kesehatan oleh Riskesdas 2012 dengan
radius ≤ 5 km maka masuk kedalam kategori dekat sehingga dapat dilihat bahwa
faktor jarak tidak memengaruhi ibu hamil dalam melakukan tindakan antenatal
care ke Puskesmas Rantau Laban.
36
4. Peta Real Lokasi Puskesmas Rantau Laban
Gambar 9. Peta real lokasi Puskesmas Rantau Laban
Berdasarkan peta di atas, dapat dilihat bahwa Puskesmas Rantau Laban
terletak di ujung sebuah gang kecil dan dipisahkan oleh jalan Lintas Sumatera.
Karakteristik Ibu Hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Rantau Laban
Ibu Hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Rantau Laban terdiri dari 280
orang ibu hamil yang 72 orangdiantaranya telah di wawancarai secara singkat oleh
penulis. Ibu hamil yang ada di wilayah kerja Puskesmas Rantau Laban tersebar
ketiga kelurahan yaitu di Kelurahan Lalang, Mekar Sentosa, dan Rantau Laban.
Ibu hamil di wilayah Kerja Puskesmas Rantau Laban terbagi kedalam beberapa
karakteristik yang didapat berdasarkan hasil wawancara oleh penulis, diantaranya
adalah sebagai berikut:
37
1. Distribusi ibu hamil berdasarkan kelurahan di wilayah kerja Puskesmas
Rantau Laban Tahun 2018
Tabel 1
Distribusi Ibu Hamil Berdasarkan Kelurahan di Wilayah Kerja Puskesmas
Rantau Laban Tahun 2018
Alamat Ibu Hamil n %
Lalang 30 41,7
Mekar Sentosa 24 33,3
Rantau Laban 18 25,0
Total 72 100,0
Interpretasi: Berdasarkan tabel diatas, dapat diketahui bahwa ibu hamil
yang beralamat di Kelurahan Lalang terdiri dari 30 orang dengan persentase
sebesar 41,7%, di Kelurahan Mekar Sentosa terdiri dari 24 orang dengan
persentase 33,3%, dan di Kelurahan Rantau Laban terdiri dari 18 orang dengan
persentase 25%.
2. Distribusi ibu hamil berdasarkan umur menurut kelurahan di wilayah kerja
Puskesmas Rantau Laban Tahun 2018
Tabel 2
Distribusi Ibu Hamil Berdasarkan Umur menurut Kelurahan di Wilayah Kerja
Puskesmas Rantau Laban Tahun 2018
Kelompok
Umur Ibu
Hamil
Kelurahan n % Mekar
Sentosa
Rantau
Laban Lalang
15-19 1 1 01 03 04,2
20-24 8 5 07 20 27,8
25-29 6 4 11 21 29,2
30-34 5 4 04 13 18,1
35-39 1 1 06 08 11,1
40-44 3 2 01 06 08,3
45-49 0 1 00 01 01,4
Total 24 18 30 72 100,0
38
Interpretasi: Berdasarkan tabel diatas, dapat diketahui bahwa, kelompok
umur ibu hamil 15 sampai 19 Tahun menurut kelurahan yaitu Kelurahan Mekar
Sentosa 1 orang, Rantau Laban 1 orang dan Lalang 1 orang, sehingga berjumlah 3
orang dengan persentase sebesar 4,2%, kelompok umur ibu hamil 20 sampai 24
Tahun menurut kelurahan yaitu Kelurahan Mekar Sentosa 8 orang, Rantau Laban
5 orang, dan Lalang 7 orang, sehingga berjumlah 20 orang dengan persentase
27,8%, kelompok umur ibu hamil 25 sampai 29 Tahun menurut kelurahan yaitu
Kelurahan Mekar Sentosa 6 orang, Rantau Laban 4 orang dan Lalang 11 orang,
sehingga berjumlah 21 orang dengan persentase 29,2%, kelompok umur ibu hamil
30 sampai 34 Tahun menurut kelurahan yaitu Kelurahan Mekar Sentosa 5 orang,
Rantau Laban 4 orang, dan Lalang 4 orang, sehigga berjumlah 13 orang dengan
persentase 18,1%, kelompok umur ibu hamil 35 sampai 39 Tahun menurut
kelurahan yaitu Kelurahan Mekar Sentosa 1 orang, Rantau Laban 1 orang dan
Lalang 6 orang, sehingga berjumlah 8 orang dengan persentase 11,1%, kelompok
umur ibu hamil 40 sampai 44 Tahun menurut kelurahan yaitu Kelurahan Mekar
Sentosa 3 orang, Rantau Laban 2 orang dan Lalang 1 orang, sehingga berjumlah 6
orang dengan persentase 8,3% dan kelompok umur ibu hamil 45 sampai 49 Tahun
menurut kelurahan yaitu Kelurahan Rantau Laban 1 orang dengan persentase
1,4%.
3. Distribusi ibu hamil berdasarkan jumlah kunjungan memeriksakan kehamilan
menurut kelurahan di wilayah kerja Puskesmas Rantau Laban Tahun 2018
39
Tabel 3
Distribusi Ibu Hamil Berdasarkan Jumlah Kunjungan Memeriksakan Kehamilan
menurut Kelurahan di Wilayah Kerja Puskesmas Rantau Laban Tahun 2018
Kunjungan
Kehamilan
(kali)
Kelurahan
n % Mekar
Sentosa
Rantau
Laban Lalang
2 6 2 3 11 15,3
3 5 1 6 12 16,7
4 3 3 8 14 19,4
5 4 4 2 10 13,9
6 3 4 3 10 13,9
7 1 0 3 04 05,6
8 2 2 5 09 12,5
9 0 1 0 01 01,4
10 0 1 0 01 01,4
Total 24 18 30 72 100,0
Interpretasi: Berdasarkan tabel diatas, dapat diketahui bahwa ibu hamil
yang melakukan kunjungan kehamilan sebanyak 2 kali menurut kelurahan yaitu
Kelurahan Mekar Sentosa 6 orang, Rantau Laban 2 orang dan Lalang 3 orang
sehingga berjumlah 11 orang dengan persentase 15,3%, ibu hamil yang
melakukan kunjungan kehamilan sebanyak 3 kali menurut kelurahan yaitu
Kelurahan Mekar Sentosa 5 orang, Rantau Laban 1 orang dan Lalang 6 orang
sehingga berjumlah 12 orang dengan persentase 16,7%, ibu hamil yang
melakukan kunjungan kehamilan sebanyak 4 kali menurut kelurahan yaitu
Kelurahan Mekar Sentosa 3 orang, Rantau Laban 3 orang dan Lalang 8 orang
sehingga berjumlah 14 orang dengan persentase 19,4%, ibu hamil yang
melakukan kunjungan kehamilan sebanyak 5 kali menurut kelurahan yaitu
Kelurahan Mekar Sentosa 4 orang, Rantau Laban 4 orang dan Lalang 2 orang
sehingga berjumlah 10 orang dengan persentase 13,9%, ibu hamil yang
melakukan kunjungan kehamilan sebanyak 6 kali menurut kelurahan yaitu
40
Kelurahan Mekar Sentosa 3 orang, Rantau Laban 4 orang dan Lalang 3 orang
sehingga berjumlah 10 orang dengan persentase 13,9%, ibu hamil yang
melakukan kunjungan kehamilan 7 kali menurut kelurahan yaitu Kelurahan Mekar
Sentosa 1 orang, dan Lalang 3 orang sehingga berjumlah 4 orang dengan
persentase 5,6%, ibu hamil yang melakukan kunjungan kehamilan sebanyak 8 kali
menurut kelurahan yaitu Kelurahan Mekar Sentosa 2 orang, Rantau Laban 2 orang
dan Lalang 5 orang sehingga berjumlah 9 orang dengan persentase 12,5%, dan ibu
hamil yang melakukan kunjungan kehamilan 9 kali dan 10 kali menurut kelurahan
yaitu Kelurahan Rantau Laban 1 orang dengan persentase 1,4%.
4. Distribusi Ibu Hamil berdasarkan pertama kali datang memeriksakan
kehamilannya menurut kelurahan di wilayah kerja Puskesmas Rantau Laban
Tahun 2018
Tabel 4
Distribusi Ibu Hamil Berdasarkan Pertama Kali Datang Memeriksakan
Kehamilannya menurut Kelurahan di Wilayah Kerja Puskesmas Rantau Laban
Tahun 2018
Pertama Kali
Datang Periksa
Kelurahan Jumlah Ibu
Hamil (orang) % Mekar
Sentosa
Rantau
Laban Lalang
Trimester 1 12 9 22 43 59,7
Trimester 2 12 9 07 28 38,9
Trimester 3 00 0 01 01 01,4
Total 24 18 30 72 100,0
Interpretasi : Berdasarkan tabel diatas, dapat diketahui bahwa ibu hamil
pertama kali datang memeriksakan kehamilannya pada trimester 1 menurut
kelurahan yaitu Kelurahan Mekar Sentosa 12 orang, Rantau Laban 9 orang, dan
Lalang 22 orang sehingga berjumlah 43 orang dengan persentase 59,7%, ibu
41
hamil pertama kali datang memeriksakan kehamilannya pada trimester 2 menurut
kelurahan yaitu Kelurahan Mekar Sentosa 12 orang, Rantau Laban 9 orang, dan
Lalang 7 orang sehingga berjumlah sebanyak 28 orang dengan persentase 38,9%,
dan ibu hamil pertama kali datang memeriksakan kehamilannya pada trimester 3
menurut kelurahan yaitu Kelurahan Lalang 1 orang dengan persentase 1,4%.
5. Distribusi ibu hamil berdasarkan kunjungan antenatal care menurut kelurahan
di wilayah kerja Puskesmas Rantau Laban Tahun 2018
Tabel 5
Distribusi Ibu Hamil Berdasarkan Kunjungan Antenatal Care menurut Kelurahan
di Wilayah Kerja Puskesmas Rantau Laban Tahun 2018
Antenatal Care
Kelurahan
n % Mekar
Sentosa
Rantau
Laban Lalang
ANC Lengkap 13 15 21 49 68,1
ANC Tidak
Lengkap 11 03 09 23 31,9
Total 24 18 30 72 100,0
Interpretasi : berdasarkan tabel diatas, dapat diketahui bahwa ibu hamil
yang melakukan kunjungan antenatal care secara lengkap menurut kelurahan
yaitu Kelurahan Mekar Sentosa 13 orang, Rantau Laban 15 orang, dan Lalang 21
orang sehingga berjumlah sebanyak 49 orang dengan persentase 68,1%, dan yang
melalukan kunjungan antenatal care tidak lengkap menurut kelurahan yaitu
Kelurahan Mekar Sentosa 11 orang, Rantau Laban 3 orang, dan Lalang 9 orang
sehingga berjumlah sebanyak 23 orang dengan persentase 31,9%.
6. Distribusi ibu hamil berdasarkan tempat melakukan pemeriksaan kehamilan
menurut kelurahan di Wilayah Kerja Puskesmas Rantau Laban Tahun 2018
42
Tabel 6
Distribusi Ibu Hamil Berdasarkan Tempat Melakukan Pemeriksaan Kehamilan
Menurut Kelurahan di Wilayah Kerja Puskesmas Rantau Laban Tahun 2018
Tempat Melakukan
Pemeriksaan
Kelurahan
n % Mekar
Sentosa
Rantau
Laban Lalang
Dokter 00 1 02 03 04,2
Puskesmas 01 4 04 09 12,5
Bidan 22 8 23 53 73,6
Dokter dan Bidan 00 2 01 03 04,2
Dokter dan
Puskesmas 00 1 00 01 01,4
Puskesmas dan Bidan 01 2 00 03 04,2
Total 24 18 30 72 100,0
Interpretasi: Berdasarkan tabel diatas, dapat diketahui bahwa tempat ibu
melakukan pemeriksaan kehamilan ke dokter menurut kelurahan yaitu Kelurahan
Rantau Laban 1 orang dan Lalang 2 orang sehingga berjumlah 3 orang dengan
persentase 4,2%, tempat ibu melakukan pemeriksaan kehamilan ke puskesmas
menurut kelurahan yaitu Kelurahan Mekar Sentosa 1 orang, Rantau Laban 4 orang
dan Lalang 4 orang sehingga berjumlah 9 orang dengan persentase 12,5%, tempat
ibu melakukan pemeriksaan kehamilan ke bidan menurut kelurahan yaitu
Kelurahan Mekar Sentosa 22 orang, Rantau Laban 8 orang dan Lalang 23 orang
sehingga berjumlah sebanyak 53 orang dengan persentase 73,6%, tempat ibu
melakukan pemeriksaan kehamilan ke dokter dan bidan menurut kelurahan yaitu
Kelurahan Rantau Laban 2 orang dan Lalang 1 orang sehingga berjumlah 3 orang
dengan persentase 4,2%,tempat ibu melakukan pemeriksaan kehamilan ke dokter
dan puskesmas menurut kelurahan yaitu Kelurahan Rantau Laban 1 orang dengan
persentase 1,4%, serta tempat ibu melakukan pemeriksaan kehamilan ke
puskesmas dan bidan menurut kelurahan yaitu Kelurahan Mekar Sentosa 1 orang,
43
Rantau Laban 2 orang sehingga berjumlah sebanyak3 orang dengan persentase
4,2%.
7. Distribusi ibu hamil berdasarkan alasan memeriksakan kehamilan menurut
kelurahan di wilayah kerja Puskesmas Rantau Laban Tahun 2018
Tabel 7
Distribusi Ibu Hamil Berdasarkan Alasan Memeriksakan Kehamilan menurut
Kelurahan di Wilayah Kerja Puskesmas Rantau Laban Tahun 2018
Alasan Ibu Tidak Ke
Puskesmas
Kelurahan
n % Mekar
Sentosa
Rantau
Laban Lalang
Jauh dari rumah 10 0 5 15 20,8
Lebih enak sama bidan 01 1 4 06 08,3
Sudah biasa sama bidan 04 2 8 14 19,4
Lebih enak periksa pada
sore/malam hari 01 4 4 09 12,5
BPJS tidak sesuai
puskesmas 02 1 1 04 05,6
Tidak ada kendaraan 00 1 0 01 01,4
Tidak diizinkan suami 01 0 1 02 02,8
Malas ke puskesmas 00 1 1 02 02,8
Tidak pernah ke
puskesmas 02 1 1 04 05,6
Tidak ada yang
menemani ke
puskesmas 00 0 1 01 01,4
Jarang ada
bidan/perawat 01 0 0 01 01,4
Saat posyandu saja ke
puskesmas
0
1
0
1
01,4
Lebih dekat ke
puskesmas 1 5 1 7 9,7
Sudah biasa ke
puskesmas 1 1 3 5 6,9
Total 24 18 30 72 100,0
Interpretasi: Berdasarkan tabel diatas, dapat diketahui bahwa alasan ibu
hamil tidak memeriksakan kehamilannya ke Puskesmas Rantau Laban karena jauh
dari rumah menurut kelurahan yaitu Kelurahan Mekar Sentosa 10 orang dan
44
Lalang 5 orang sehingga berjumlah 15 orang dengan persentase 20,8%, alasan ibu
hamil tidak memeriksakan kehamilannya ke Puskesmas Rantau Laban karena
lebih enak sama bidan menurut kelurahan yaitu Kelurahan Mekar Sentosa 1
orang, Rantau Laban 1 dan Lalang 4 orang sehingga berjumlah 6 orang dengan
persentase 8,3%, alasan ibu hamil tidak memeriksakan kehamilannya ke
Puskesmas Rantau Laban karena sudah biasa sama bidan menurut kelurahan yaitu
Kelurahan Mekar Sentosa 4 orang, Rantau Laban 2 dan Lalang 8 orang sehingga
berjumlah sebanyak 14 orang dengan persentase 19,4%, bahwa alasan ibu hamil
tidak memeriksakan kehamilannya ke Puskesmas Rantau Laban karena lebih enak
periksa pada sore/malam hari menurut kelurahan yaitu Kelurahan Mekar Sentosa
1 orang, Rantau Laban 1 dan Lalang 4 orang sehingga berjumlah 9 orang dengan
persentase 12,5%, alasan ibu hamil tidak memeriksakan kehamilannya ke
Puskesmas Rantau Laban karena BPJS tidak sesuai puskesmas menurut kelurahan
yaitu Kelurahan Mekar Sentosa 2 orang, Rantau Laban 1 dan Lalang 1 orang
sehingga berjumlah sebanyak 4 orang dengan persentase 5,6%, alasan ibu hamil
tidak memeriksakan kehamilannya ke Puskesmas Rantau Laban karena tidak ada
kendaraan menurut kelurahan yaitu Kelurahan Rantau Laban 1 orang dengan
persentase 1,4%, alasan ibu hamil tidak memeriksakan kehamilannya ke
Puskesmas Rantau Laban karena tidak diizinkan suami menurut kelurahan yaitu
Kelurahan Mekar Sentosa 1 orang, dan Lalang 1 orang sehingga berjumlah 2
orang dengan persentase 2,8%, alasan ibu hamil tidak memeriksakan
kehamilannya ke Puskesmas Rantau Laban karena malas ke puskesmas menurut
kelurahan yaitu Kelurahan Rantau Laban 1 dan Lalang 1 orang sehingga
45
berjumlah 2 orang dengan persentase 2,8%,alasan ibu hamil tidak memeriksakan
kehamilannya ke Puskesmas Rantau Laban karena tidak pernah ke puskesmas
menurut kelurahan yaitu Kelurahan Mekar Sentosa 2 orang, Rantau Laban 1 dan
Lalang 1 orang sehingga berjumlah sebanyak 4 orang dengan persentase 5,6%,
alasan ibu hamil tidak memeriksakan kehamilannya ke Puskesmas Rantau Laban
karena tidak ada yang menemani ke puskesmas menurut kelurahan yaitu
Kelurahan Lalang 1 orang dengan persentase sebesar 1,4%, alasan ibu hamil tidak
memeriksakan kehamilannya ke Puskesmas Rantau Laban karena jarang ada
bidan/perawat menurut kelurahan yaitu Kelurahan Mekar Sentosa 1 orang dengan
persentase 1,4%, serta alasan ibu hamil tidak memeriksakan kehamilannya ke
Puskesmas Rantau Laban karena saat posyandu saja ke puskesmas menurut
kelurahan yaitu Kelurahan Rantau Laban 1 dengan persentase 1,4%. Sedangkan
alasan ibu memeriksakan kehamilannya ke Puskesmas Rantau Laban karena
rumah lebih dekat ke puskesmas menurut kelurahan yaitu Kelurahan Mekar
Sentosa 1 orang, Rantau Laban 5 dan Lalang 1 orang sehingga berjumlah yaitu
sebanyak 7 orang dengan persentase 9,7% serta karena sudah biasa ke puskesmas
menurut kelurahan yaitu Kelurahan Mekar Sentosa 1 orang, Rantau Laban 1 dan
Lalang 3 orang sehingga berjumlah sebanyak 5 orang dengan persentase 6,9%.
46
Pembahasan
Pemetaan Ibu Hamil dan Pengaruhnya terhadap Kunjungan Antenatal Care
Puskesmas Rantau Laban terletak di Kelurahan Rantau Laban, Kecamatan
Rambutan, Kota Tebing Tinggi Sumatera Utara. Puskesmas Rantau Laban
memiliki wilayah kerja yaitu 3 kelurahan di Kecamatan Rambutan yaitu
Kelurahan Mekar Sentosa, Kelurahan Rantau Laban, dan Kelurahan Lalang.
Hasil pemetaan menunjukkan bahwa secara administratif seluruh ibu
hamil tercakup dalam radius yang dikatakan dekat dengan puskesmas karena
berdasarkan penentuan jarak ke fasilitas kesehatan oleh Riskesdas 2012 dengan
radius ≤ 5 km maka masuk kedalam kategori dekat sehingga dapat dilihat bahwa
faktor jarak tidak memengaruhi ibu hamil dalam melakukan tindakan antenatal
care ke Puskesmas Rantau Laban. Namun karena ada beberapa faktor lain yang
memengaruhi seperti ibu beralasan rumah yang jauh dari puskesmas. Dapat dilihat
bahwa jarak tidak dapat hanya diukur menggunakan satuan meter atau kilometer,
tetapi dapat juga diukur menggunakan sarana dan prasarana yang memisahkan
puskesmas dengan rumah ibu hamil.
Berdasarkan pengamatan langsung penulis dan hasil dari peta real,
Puskesmas Rantau Laban terletak di ujung sebuah gang kecil dan dipisahkan oleh
jalan lintas Sumatera yang banyak dilalui oleh kendaraan besar seperti truk, bus,
mobil yang membuat ibu hamil tidak ingin langsung memeriksakan kehamilan ke
puskesmas dan lebih memilih memeriksakan kehamilan ke bidan yang dekat
dengan rumahnya.
Perilaku ibu hamil dalam melakukan kunjungan antenatal care di
pengaruhi oleh kepercayaan kesehatan seseorang (health belief) faktor yang
47
memengaruhinya dijelaskan dalam teori dari Lewin (1954) yaitu teori Health
Belief Model (HBM). Health Belief Model (HBM) digunakan untuk
mengidentifikasi faktor prioritas penting yang berdampak pada terjadinya perilaku
(Mulyanto, 2015).
Hasil penelitian ini didukung oleh hasil penelitian sebelumnya yang telah
dilakukan oleh Wulandatika (2017) dengan hasil (p= 0,570) bahwa tidak ada
hubungan antara keterjangkauan jarak dengan kepatuhan ANC. Penelitian oleh
Murhan (2014) dengan hasil (p>0,05) juga menyatakan hal yang sama, dengan
hasil tidak ada hubungan antara jarak tempuh ke puskesmas dengan tindakan
antenatal care. Mulyanto (2015) dalam penelitiannya juga menyatakan bahwa
tidak ada hubungan jarak dengan perilaku ibu hamil dalam melakukan kunjungan
antenatal care dengan hasil (p= 0,492). Ketiga penelitian tersebut menggunakan
uji statistik dalam menentukan hubungan ataupun pengaruh jarak dengan tindakan
antenatal care, sedangkan penulis hanya menggunakan gambaran dari hasil
pemetaan yang menggambarkan jarak untuk menentukan hubungan ataupun
pengaruh jarak dengan tindakan antenal care. Walaupun demikian, penulis
menyimpulkan bahwa faktor jarak tidak berpengaruh dengan tindakan kunjungan
antenatal care ke Puskesmas Rantau Laban.
Karakteristik Ibu Hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Rantau Laban
Berdasarkan usia ibu hamil. Ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas
Rantau Laban yang tersebar ke tiga kelurahan yang ada di Kecamatan Rambutan
Kota Tebing Tinggi yaitu, Kelurahan Lalang, Kelurahan Mekar Sentosa, dan
Kelurahan Rantau Laban berada di usia ideal mengalami kehamilan. Namun, ada
beberapa ibu hamil yang berada di usia dengan risiko tinggi kehamilan.
48
Ibu hamil yang termasuk dalam kategori faktor risiko tinggi (risti)
diantaranya usia ibu terlalu muda atau terlalu tua dan sering melahirkan atau
belum pernah melahirkan atau baru sekali melahirkan (Widyastuti, 2007).
Ibu hamil yang berada di usia rentan mengalami kehamilan yaitu usia terlalu
muda (15-19 tahun) terdapat di ketiga Kelurahan dengan masing-masing
berjumlah 1 orang dan usia yang terlalu tua (>35 tahun) paling tinggi terdapat di
Kelurahan Lalang dengan jumlah 7 orang, lalu Kelurahan Rantau Laban dan
Mekar Sentosa dengan jumlah masing-masing 4 orang.
Menurut Shinsin I (2008) penyebab kematian maternal dari faktor
reproduksi diantaranya adalah usia ibu. Dalam kurun reproduksi sehat dikenal
bahwa usia aman untuk kehamilan dan persalinan adalah 20-30 tahun. Kematian
maternal pada wanita hamil dan melahirkan pada usia di bawah 20 tahun ternyata
dua sampai 5 kali lebih tinggi dari pada kematian maternal yang terjadi pada usia
20-30 tahun. Kematian maternal meningkat kembali sesudah usia 30-35 tahun.
Usia seorang wanita pada saat hamil sebaiknya tidak terlalu muda dan tidak
terlalu tua. Adanya kehamilan dengan risiko tinggi mendorong seorang ibu akan
memilih mengambil keputusan untuk melakukan kunjungan antenatal care sesuai
dengan standar agar kondisi kesehatan ibu dan bayi dapat terpantau dengan baik.
Menurut penulis bahwa semakin lama seorang hidup maka pengalaman
semakin banyak, pengetahuan semakin luas, keahliannya semakin mendalam dan
kearifannya semakin baik dalam bertindak. Demikian juga ibu hamil, semakin
lama hidup (tua), maka akan semakin baik pula dalam melakukan tindakan
sehingga faktor umur berisiko pada ibu hamil tidak berpengaruh terhadap perilaku
49
ibu hamil dalam melakukan kunjungan antenatal care. Menurut Lawrence Green
dalam teorinya mengenai perilaku, hal ini merupakan bagian dari faktor
predisposisi (predisposing factor) yang mencakup pengetahuan, sikap,
kepercayaan, keyakinan serta nilai-nilai.
Berdasarkan kunjungan kehamilan. Ibu hamil di wilayah kerja
Puskesmas Rantau Laban yang melakukan kunjungan kehamilan kurang dari 4
kali yang paling tinggi berada di Kelurahan Mekar Sentosa yaitu sebanyak 11
orang, lalu Kelurahan Lalang sebanyak 9 orang dan yang paling rendah di
Kelurahan Rantau Laban sebanyak 3 orang. Sedangkan, ibu hamil yang
melakukan kunjungan kehamilan setidaknya 4 kali yang paling tinggi berada di
Kelurahan Lalang yaitu sebanyak 21 orang, lalu Kelurahan Rantau Laban
sebanyak 15 orang dan yang paling rendah di Kelurahan Mekar Sentosa sebanyak
13 orang. Ibu hamil di wilayah kerja Puskemas Rantau Laban sudah cukup sadar
untuk memeriksakan kehamilannya setidaknya 4 kali ke fasilitas kesehatan
walaupun ada beberapa yang masih tidak memeriksakan kehamilannya setidaknya
4 kali.
Ibu hamil juga sudah sadar untuk memeriksakan kehamilannya semenjak
mengetahui bahwa dirinya hamil yaitu di trimester 1 kehamilannya walaupun ada
ibu hamil yang tidak sadar akan kehamilannya dan memeriksakan kehamilannya
setelah memasuki trimester 2 bahkan trimester 3 kehamilannya.
Ibu hamil yang memeriksakan kehamilannya pada trimester 1
kehamilannya paling tinggi berada di Kelurahan Lalang sebanyak 22 orang, lalu
Kelurahan Mekar Sentosa sebanyak 12 orang dan yang paling di Kelurahan
50
Rantau Laban sebanyak 9 orang. Sedangkan ibu hamil yang memeriksakan
kehamilannya pada trimester 2 dan trimester 3 yang paling tinggi berada di
Kelurahan Lalang sebanyak 8 orang, lalu Kelurahan Mekar Sentosa sebanyak 12
orang dan yang paling rendah di Kelurahan Rantau sebanyak 9 orang.
Menurut Notoatmojo (2010) perilaku kesehatan dikelompokkan menjadi
dua yaitu perilaku sehat dan perilaku sehat dan perilaku sakit. Kunjungan
antenatal care yang dilakukan ibu hamil dapat dikelompokkan ke dalam perilaku
sehat atau perilaku orang yang sehat agar tetap sehat dan meningkat.
Kunjungan antenatal care lengkap yang paling tinggi berada di Kelurahan
Lalang yaitu sebanyak 21 orang, lalu Kelurahan Rantau Laban sebanyak 15 orang
dan yang paling rendah di Kelurahan Mekar Sentosa sebanyak 13 orang.
Sedangkan, kunjungan antenatal care tidak lengkap yang paling tinggi berada di
Kelurahan Mekar Sentosa sebanyak 13 orang, lalu Kelurahan Lalang sebanyak 9
orang dan yang paling rendah di Kelurahan Rantau Laban sebanyak 3 orang.
Ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Rantau Laban tingkat
pengetahuannya dan sikapnya tentang pentingnya memeriksakan kehamilan
semasa hamil sudah cukup baik dapat dilihat dari hasil kunjungan antenatal care
lengkap lebih tinggi daripada antenatal care tidak lengkap.
Berdasarkan tempat memeriksakan kehamilan. Ibu hamil lebih
banyak memeriksakan kehamilannya ke bidan terdekat daripada fasilitas
kesehatan yang lain seperti dokter dan puskesmas walaupun ada beberapa ibu
hamil yang langsung memeriksakan kehamilannya ke dokter dan puskesmas. Ibu
hamil yang memeriksakan kehamilannya ke bidan paling tinggi berada di
Kelurahan Lalang sebanyak 23 orang, lalu Kelurahan Mekar Sentosa sebanyak 22
51
orang dan yang paling rendah di Kelurahan Rantau Laban sebanyak 8 orang. Ibu
hamil yang memeriksakan kehamilannya ke Dokter paling tinggi berada di
Kelurahan Lalang sebanyak 2 orang dan yang paling rendah di Kelurahan Rantau
Laban sebanyak 1 orang. Ibu hamil yang memeriksakan kehamilannya ke
puskesmas paling tinggi berada di Kelurahan Rantau Laban dan Lalang yang
masing-masing berjumlah sebanyak 4 orang dan paling rendah di Kelurahan
Mekar Sentosa sebanyak 1 orang.
Ibu hamil beralasan lebih sering ke bidan karena jauh dari rumah. Ibu
hamil yang paling banyak memberikan alasan tersebut berada di Kelurahan Mekar
Sentosa sebanyak 10 orang karena Kelurahan Mekar Sentosa berada di seberang
jalan lintas Sumatera yang memisahkan puskesmas dengan Kelurahan Mekar
Sentosa dan yang paling rendah berada di Kelurahan Rantau Laban karena
Kelurahan Rantau Laban berada satu tempat dengan Puskesmas Rantau Laban.
Selain itu ibu hamil memberikan alasan karena lebih enak sama bidan dan sudah
biasa periksa kehamilan sama bidan. Ibu hamil yang memberikan alasan tersebut
paling tinggi berada di Kelurahan Lalang dan yang paling rendah berada di
Kelurahan Rantau Laban.
Ibu hamil juga memberikan alasan lebih enak periksa kehamilan pada sore
atau malam hari dikarenakan jikalau ingin periksa ke puskesmas harus pagi atau
siang hari. Biasanya pada pagi atau siang hari ibu hamil masih mengerjakan
pekerjaan rumah tangga dan lebih memilih memeriksakan kehamilannya pada
sore atau malam hari karena ada yang menemani. Ibu hamil yang memberikan
alasan tersebut paling tinggi berada di Kelurahan Rantau Laban dan Lalang yang
masing-masing berjumlah 4 orang dan yang paling rendah berada di
Kelurahan Mekar Sentosa sebanyak 1 orang.
52
Ada beberapa ibu hamil yang beralasan bahwa BPJS tidak sesuai dengan
puskesmas yaitu yang paling tinggi berada di Kelurahan Mekar Sentosa sebanyak
2 orang dan yang paling rendah berada di Kelurahan Rantau Laban dan Kelurahan
Lalang dengan masing-masing berjumlah 1 orang.
Alasan lain yang diberikan ibu hamil yang berada di wilayah kerja
Puskesmas Rantau Laban yaitu tidak ada kendaraan, tidak diizinkan suami, malas
ke puskesmas, tidak pernah ke puskesmas, jarang ada bidan dan perawat serta saat
posyandu saja pergi ke puskesmas.
Menurut Lawrence Green, hal ini merupakan bagian dari faktor penguat
(reinforcement factor) seperti dukungan dari orang sekitar seperti suami dan
petugas kesehatan karena ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Rantau Laban
sudah cukup mendapat dukungan dari suami dengan mengantarkan ibu hamil
memeriksakan kehamilannya ke bidan. Bidan sebagai salah satu petugas
kesehatan juga sesekali ingin datang ke rumah ibu hamil untuk melihat kondisi
atau keadaan ibu hamil.
Walaupun demikian, ada ibu hamil yang memilih langsung periksa
kehamilan ke Puskesmas Rantau Laban karena dekat dengan rumah. Ibu hamil
yang memberikan alasan tersebut paling tinggi berada di Kelurahan Rantau Laban
sebanyak 5 oang. Ibu hamil tersebut bertempat tinggal di satu gang yang sama
dengan Puskesmas Rantau Laban berada. Sedangkan yang paling rendah berada di
Kelurahan Mekar Sentosa dan Kelurahan Lalanng yang masing-masing berjumlah
1 orang. Selain itu ibu hamil juga beralasan langsung memeriksakan
kehamilannya karena sudah biasa ke puskesmas. ibu hamil yang memberikan
53
alasan tersebut paling tinggi berada di Kelurahan Lalang sebanyak 3 orang dan
yang paling rendah berada di Kelurahan Mekar Sentosa dan Rantau Laban dengan
masing-masing berjumlah 1 orang.
Menurut teori Lawrence Green, hal ini merupakan bagian dari faktor
pemungkin (enabling factor) yang terdiri dari tersedianya sarana dan prasarana
yang memungkinkan ibu hamil untuk memeriksakan kehamilannya. Berdasarkan
lingkungan fisik dan sarana prasarana, ibu hamil sudah mampu untuk melakukan
tindakan antenatal care ke fasilitas kesehatan seperti bidan, puskesmas dan
dokter.
Menurut Hasanah H (2013) keterjangkauan tempat pelayanan sangat
menentukan terhadap pelayanan kesehatan, di tempat pelayanan yang sulit untuk
di jangkau, ibu hamil sulit memeriksakan kehamilannya. Rendahnya kunjungan
pasien pada suatu tempat pelayanan kesehatan sulit dijangkau oleh masyarakat hal
ini terkait letak geografis, kurangnya sarana transportasi serta rendahnya
kemampuan masyarakat untuk membayar biaya transportasi. Masyarakat
mengharapkan tenaga kesehatan puskesmas melakukan pelayanan di rumah atau
di tempat yang dekat dengan tempat tinggal mereka.
Keterbatasan penelitian
Keterbatasan penelitian pada penelitian ini hanya terdapat pada proses
pengambilan data dikarenakan rumah ibu hamil yang saling berjauhan sehingga
banyak memakan waktu untuk datang ke setiap rumah ibu hamil.
54
Kesimpulan dan Saran
Kesimpulan
Berdasarkan hasil dari penelitian skripsi yang berjudul “Pemetaan Ibu Hamil
Berbasis Sistem Informasi Geografis pada Kunjungan Antenatal care di
Puskesmas Rantau Laban Tahun 2018” dengan hasil yang dapat disimpulkan
sebagai berikut :
1. Berdasarkan pemetaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa secara
administratif, jarak tidak mempengaruhi ibu hamil dalam melakukan tindakan
antenatal care.
2. Berdasarkan hasil wawancara singkat yang telah dilakukan dapat disimpulkan
bahwa:
a. Ibu hamil paling banyak terdapat di Kelurahan Lalang dan yang paling
sedikit berada di Kelurahan Rantau Laban.
b. Ibu Hamil paling banyak berada pada rentang usia 25 sampai 29 tahun dan
yang paling sedikit berada pada rentang usia 45 sampai 49 tahun.
c. Ibu Hamil melakukan kunjungan kehamilan paling banyak 5 dan 6 kali
dan yang paling sedikit 9 dan 10 kali selama masa kehamilannya.
d. Ibu hamil melakukan kunjungan kehamilan pertama kali paling banyak
pada Trimester 1 usia kehamilannya dan yang paling sedikit pada
Trimester 3 usia kehamilannya.
e. Ibu hamil melakukan antenatal care secara lengkap lebih tinggi daripada
ibu hamil yang melakukan antenatal care secara tidak lengkap.
f. Ibu hamil memeriksakan kehamilannya paling banyak ke bidan dan yang
55
paling sedikit ke dokter dan puskesmas.
g. Alasan ibu hamil tidak melakukan antenatal care langsung ke puskesmas
paling banyak karena “jauh dari rumah” dan yang paling sedikit karena
“jarang ada bidan atau perawat”, dll.
h. Alasan ibu hamil melakukan antenatal care langsung ke puskesmas paling
banyak karena “lebih dekat ke puskesmas” dan yang paling sedikit karena
“sudah biasa ke puskesmas”
Saran
1. Dikarenakan minat ibu hamil untuk memerikasakan kehamilannya langsung
ke puskesmas masih cukup rendah, maka penulis menyarankan bidan
penanggung jawab di Puskesmas Rantau Laban meningkatkan upaya
koordinasi dengan bidan kelurahan dalam pendataan ibu hamil dengan
membuat jadwal kunjungan rutin ke wilayah kerja puskesmas agar target
kunjungan dapat tercapai.
2. Penelitian ini dapat dijadikan landasan untuk penelitian selanjutnya seperti
faktor-faktor lain yang memengaruhi kunjungan antenatal care.
56
Daftar Pustaka
Al Murhan. (2014). Faktor-faktor yang berhubungan dengan kunjungan ibu hamil
pada pemeriksaan antenatal care (K4) di Wilayah Kerja Puskesmas
Sukoharjo Kabupaten Pringsewu. Jurnal Kesehatan Metro Sai Wawai, VII
(1).
Anggita, N., & Masturoh, I. (2018). Metodologi penelitian kesehatan. Jakarta:
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
Antara, Y. (t.t). Aplikasi android konversi koordinat. Diakses 11 Juni 2019 dari
http://www.yogantara.info/aplikasi_android_konversi_koordinat.html
Dewi, V. N. L., & Sunarsih, T. (2011). Asuhan kehamilan untuk kebidanan.
Jakarta: Salemba Medika.
Dinas Kesehatan Kota Tebing Tinggi. (2017). Profil Dinas Kesehatan Kota
Tebing Tinggi Tahun 2016. Diakses dari https://www.depkes.go.id/
resources/download/profil/PROFIL_KAB_KOTA_2017/1274_Sumut_Kota
_Tebing_Tinggi_2017.pdf
Dinas Kesehatan Sumatera Utara. (2018). Profil Kesehatan Sumatera Utara
Tahun 2017. Diakses dari https://www.kemkes.go.id/resources/download/
profil/PROFIL_KES_PROVINSI_2017/02_Sumut_2017.pdf
GIS Kampungan. (2011, Juli). Diakses 14 Maret 2019, dari
https://giskampungan.wordpress.com/tag/qgis/
Hawi. (2018). Evaluasi antarmuka QGIS dan Arc GIS menggunakan pendekatan
Ucer-Centered Design (UCD): studi kasus fungsi geoprocessing tools.
Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer, 2 (9),
2850-2857. Diakses dari http://j-ptiik.ub.ac.id
Hussein, S., & Werdiningsih. (2012). Pemanfaatan sistem informasi geografis
(SIG) berbasis open source untuk analisis kerentanan air permukaan
subdas Blongkeng. Journal Forum Geografi, 20, 92-97. Diakses dari
https://fti.uajy.ac.id/sentika/publikasi/makalah/2012/2012-10.pdf
Indriyani, D,. & Asmuji. (2014). Buku ajar keperawatan maternitas. Yogyakarta :
Ar Ruzz Media.
Kementerian Kesehatan RI. (2017). Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2017.
Diakses dari https://www.depkes.go.id/resources/download/pusdatin/
profil-kesehatan-indonesia/Profil-Kesehatan-Indonesia-tahun-2017.pdf
57
Kusmiyati, Y., & Wahyunigsih, H.P. (2009). Perawatan ibu hamil. Yogyakarta:
Fitramaya.
Latifa, E. M. F. (2013). Asuhan kebidanan kehamilan. Jakarta: In Media.
Mahardika, H. (2015, Agustus 13). QGIS VS Arc GIS. Diakses 14 Maret 2019,
dari https://openstreetmap.id/qgis-vs-arcgis/
Manuaba, IBG. (1998). Ilmu penyakit kandungan dan keluarga berencana.
Jakarta: EGC.
Mufdlilah. (2009). Panduan asuhan kebidanan ibu hamil. Yogyakarta: Nuha
Medika Press
Mulyanto, A. D. (2015). Faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku ibu
hamil dalam melakukan kunjungan antenatal care (Skripsi, Universitas
Negeri Semarang). Diakses dari https://www.scribd.com/
document/396445420/6411410008.pdf
Padila. (2014). Keperawatan maternitas. Yogyakarta: Nuha Medika.
Pangestu, B. A. (2018, 6 Maret). Analisis persebaran pelayanan kesehatan
terhadap keterjangkauan masyarakat di Kecamatan Widodaren. Diakses
12 Maret 2019, dari https://www.scribd. com/document/373080267/
Analisis-Persebaran-Pelayanan-Kesehatan-Terhadap-Keterjangkauan-
Masyarakat-Di-Kecamatan-Widodaren
Rachmawati, A.I., Ratna, D.P., & Cania, E. (2017). Faktor-faktor yang
mempengaruhi kunjungan antenatal care (ANC). Majority, 7(1), 72-76.
Diakses dari http://juke.kedokteran.unila.ac.id/index.php/majority/article/
view/1748/1705
Rahardjo, D., & Warkim, W. (2015). Prototipe sistem informasi geografis fasilitas
kesehatan di Kota Cirebon berbasis web. Jurnal Teknik Informatika dan
Sistem Informasi, 1(3), 210-220.
Riyanto, Prinali E., & Hendi, I. (2009). Pengembangan aplikasi sistem informasi
geografis berbasis dekstop dan web. Yogyakarta: Gava Media.
Sari, K. I. P., & Heny, V. E. (2017). Analisis faktor yang berpengaruh terhadap
kunjungan antenatal care. Jurnal Keperawatan dan Kebidanan, 9(1), 110.
Diakses dari http://jurnalonline.lppmdianhusada.ac.id/index.php/jkk
/article/view/108
Supliyani, E., Madjid, T. H., & Dewi, S. P. (2013). Faktor-faktor yang
berpengaruh terhadap rendahnya kunjungan pemeriksaan kehamilan
58
(ANC) di Wilayah Kerja Puskesmas Cijeruk Kabupaten Bogor. Jurnal
Riset Kesehatan, 6(5), 316. Diakses dari https://juriskes.com/
ojs/index.php/jrk/article/view/54/31
Tarigan, D. F. P. (2017). Faktor kelengkapan kunjungan antenatal care di
Puskesmas Sei Kepayang Kabupaten Asahan tahun 2017. Mahakam
Midwfiery Journal, 2(2), 105-121. Diakses dari http://ejournalbidan.
poltekkes-kaltim.ac.id/ojs/index.php/midwifery/article/view/66
Wibowo, K. M. W. M., Kanedi, I,. & Jumadi, J. (2015). Sistem informasi
geografis (SIG) menentukan lokasi pertambangan batu bara di Provinsi
Bengkulu berbasis website. Jurnal Media Infotama, 11(1), 51-60. Diakses
dari https://jurnal.unived.ac.id/index.php/jmi/article/view/252
Wulandatika, D. (2017). Faktor-faktor yang berhubungan dengan kepatuhan ibu
dalam melakukan kunjungan antenatal care di Wilayah Kerja Puskesmas
Gambut, Kabupaten Banjar, Kalimantan Selantan Tahun 2013. Jurnal Ilmu
Keperawatan dan Kebidanan, 8(2), 8-18. Diakses dari
https://www.ejr.stikesmuhkudus.ac.id/index.php/jikk/article/view/269
59
Lampiran 1. Surat Permohonan Izin Penelitian
60
Lampiran 2. Surat Izin Penelitian
61
Lampiran 3. Alur Penelitian
Menginput data kunjungan
ibu hamil ke Puskesmas
Rantau Laban
Mengumpulkan titik koordinat
lokasi ibu hamil
menggunakan aplikasi UTM
Geo Map dan melakukan
wawancara
Menginput data kunjungan
ibu hamil ke Puskesmas
Rantau Laban
Mengumpulkan titik koordinat
lokasi ibu hamil
menggunakan aplikasi UTM
Geo Map dan melakukan
wawancara
Menginput data titik koordinat
lokasi ibu hamil kedalam
aplikasi Easy GPS
Membuat pemetaan ibu
hamil menggunakan
aplikasi QGIS
Analisis dan interpretasi
hasil dari pemetaan
62
Lampiran 4. Output SPSS
Alamat
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Lalang 30 41,7 41,7 41,7
Mekar Sentosa 24 33,3 33,3 75,0
Rantau Laban 18 25,0 25,0 100,0
Total 72 100,0 100,0
Umur Ibu Hamil * Alamat Ibu Hamil Crosstabulation
Count
Alamat Ibu Hamil Total
Mekar Sentosa Rantau Laban Lalang
Umur Ibu Hamil 15-19 1 1 1 3
20-24 8 5 7 20
25-29 6 4 11 21
30-34 5 4 4 13
35-39 1 1 6 8
40-44 3 2 1 6
45-49 0 1 0 1
Total 24 18 30 72
Kunjungan * Alamat Ibu Hamil Crosstabulation
Alamat Ibu Hamil Total
Mekar Sentosa Rantau Laban Lalang
Kunjungan 2 6 2 3 11
3 5 1 6 12
4 3 3 8 14
5 4 4 2 10
6 3 4 3 10
7 1 0 3 4
8 2 2 5 9
9 0 1 0 1
10 0 1 0 1
Total 24 18 30 72
63
Pertama Kali Datang * Alamat Ibu Hamil Crosstabulation
Count
Alamat Ibu Hamil Total
Mekar Sentosa Rantau Laban Lalang
Pertama Kali Datang Trimester 1 12 9 22 43
Trimester 2 12 9 7 28
Trimester 3 0 0 1 1
Total 24 18 30 72
Tempat * Alamat Ibu Hamil Crosstabulation
Count
Alamat Ibu Hamil Total
Mekar Sentosa Rantau Laban Lalang
Tempat Bidan 22 8 23 53
Bidan dan Puskesmas 1 2 0 3
Dokter 0 1 2 3
Dokter dan Bidan 0 2 1 3
Dokter dan Puskesmas 0 1 0 1
Puskesmas 1 4 4 9
Total 24 18 30 72
Alasan tidak ke puskesmas * Alamat Ibu Hamil Crosstabulation
Count
Alamat Ibu Hamil Total
Mekar Sentosa Rantau Laban Lalang
Alasan tidak ke puskesmas 1 10 0 5 15
2 1 1 4 6
3 4 2 8 14
4 1 4 4 9
5 2 1 1 4
6 0 1 0 1
7 1 0 1 2
8 0 1 1 2
9 2 1 1 4
10 0 0 1 1
64
11 1 0 0 1
12 0 1 0 1
Total 22 12 26 60
AlasanIbuPus * Alamat Ibu Hamil Crosstabulation
Count
Alamat Ibu Hamil Total
Mekar Sentosa Rantau Laban Lalang
AlasanIbuPus 1 1 5 1 7
2 1 1 3 5
Total 2 6 4 12
Antenatal Care * Alamat Ibu Hamil Crosstabulation
Count
Alamat Ibu Hamil Total
Mekar Sentosa Rantau Laban Lalang
Antenatal Care ANC lengkap 13 15 21 49
ANC tidak lengkap 11 3 9 23
Total 24 18 30 72
65
Lampiran 4. Hasil Dokumentasi
66
67
68
69
70
Lampiran 4.. Hasil Pengumpulan Titik Koordinat
71
72