Pemeriksaan Masalah-masalah Infertilitas 23

6
Pemeriksaan masalah- masalah infertilitas Pemeriksaan pada suami: Masalah air mani : Karakteristik air mani; Volum Konsentrasi sperma Mortilitas spermatozoa Morfologi spermatozoa

description

repro

Transcript of Pemeriksaan Masalah-masalah Infertilitas 23

  • Pemeriksaan masalah-masalah infertilitasPemeriksaan pada suami:Masalah air mani :Karakteristik air mani;VolumKonsentrasi spermaMortilitas spermatozoaMorfologi spermatozoa

  • Pemeriksaan pada istriMasalah vaginaMasalah serviksMasalah uterusMasalah tubaMasalah ovariumUji pascasanggama

  • Pemeriksaan suhu basal badanSuhu basal badan sangat dipengaruhi peningkatan progesteron dalam plasma,dan biasanya ovulasi terjadi setelah permulaan peningkatan suhu basal badan.

    Pemeriksaan hormonalPemeriksaan LHPemeriksaan estrogenPemeriksaan progesteron

  • PEMERIKSAAN PADA INFERTILITASPemeriksaan hormonalPemeriksaan FSHBerturut turut untuk memriksa kenaikan fsh tidak selalu mudah, karena perbedaan kenaikanya tidak sangat nyata, kecuali pada tengah tengah siklus haid. Pada fungsi ovarium yang tidak aktif, nilai FSh yang rendah sampai normal menunjukan kelainan pada tingkat hipotalamus atau hipofisisnya. Sedangkan nilai yang tinggi menunjukan kelainan primernya.

    Pemeriksaan LHSetiap hari pada wanita yang berovulasi dapat sangat nyata menunjukan puncak LH, yang biasanya dipakai sebagai patokan saat ovulasi. Akan tetapi, karena hipofisis mengeluarkan LH nya secara berkala, penentuan saat ovulasi dengan melakukan pemeriksaan ini dapat keliru (lebih kurang 1 hari). Kekeliruan itu dapat dikurangi dengan melakukan pemeriksaan LH serum atau urine beberapa kali setiap hari, yang selalu tidak mudah dilakukan.Penentuan saat ovulasi dengan pemeriksaan LH ini baru dapat diyakinkan kalau pemeriksaan berikutnya mengsilkan nilai yang lebih rendah dengan nyata dengan fungsi ovarium yang tidak aktif .nilai LH yang rendah atau tinggi interprestasinya sama dengan untuk FSH

  • Pemeriksaan EstrogenPemeriksaan serum atau urine dapat memberikan banyak informasi tentang aktivitas ovarium dan penentuan saat ovulasi. Pemeriksaannya cukup seminggu sekali. Nilai estrogen yang tetap di bawah 10 mikrogram/24jam menunjukan tidak adanya aktivitas ovarium pada nilai diatas. 15 mikrogram/24 jam menunjukan adanya folikular ovarium. Pemeriksaan perangai sekresi estrogen dan pregnandiol dalam 4 minggu dapat mempertunjukan adanya siklus anovulasi dengan dengan ekskresi estrogen yang terus menerus (20-50 mikrogram/24jam), atau dengan ekskresi estrogen yang berfluktuasi (puncak 40-200 mikrogram/24jam), atau dengan nilai pregnandiol rendah (< 1mikrogram/24jam).

    Pemeriksaan Progesteron plasmaAtau pregnandiol UrineBerguna untuk menunjukan adanya ovulasi . Terjadinya ovulasi akan diikuti oleh peningkatan progesteron, yang sudah dapat diukur mulai 2 hari sebelum ovulasi, akan tetapi akan sangat nyata dalam 3 hari setelah ovulasi.Nilainya 20-40 kali lebih tinggi daripada nilai pada fase folikular. Akan tetapi, puncak estrogen,LH masih dapat terjadi, sekalipun siklusnya anovulasi. Oleh karena itu,pemeriksaan estrogen dan LH yang ditunjukan untuk mengetahui telah terjadinya ovulasi harus disertai pemeriksaan progesteron plasma atau pregnandiol urine. Kira kira seminggu setelah ovulasi diperkirakan terjadi. Progesteron plasma diatas 10 nanogram/ml atau pregnandiol urine diatas 2mg/24jam menunjukan adanya ovulasitelah terjadi dipertahankan selam seminggu,

  • KromotubasiDigunakan adalah cairan yang biasanya campuran yang mengandung antibiotika deksametasone dan pasmodic. Pemeriksaan ini dilakukan pada hari ke 10-12 hari dari silus haid. Adanya rasa nyeri di perut bawah menandakan adanya iritasi peritoneum oleh cairan yang melalui tuba falopii. Dan ini menandakan bahwa tuba falopii itu paten atau tidak buntu.

    LaparaskopiMerupakan tekhnik pembedahan atau operasi yang dilakukan dengan membuat 2-3 lubang kecil dengan diameter 5-10mm disekitar perut pasien. Satu lubang dipusar digunakan untuk memasukan sebuah alat yang dilengkapi kamera untuk memindahkan gambar dalam rongga perut ke layar komputer. Kemudian di tempat luka itu dilakukan fungsi sampai rongga peritoneum dengan jarum khusus(jarum veres), dan melalui jarum itu dibuat pneumopentoneum dengan memasukan CO2 sebnyak 1-3 liter dengan kecepatan 1liter/menit.Untuk mengembangkan rongga perut. Setelah cukup jarum veres itu di cabut dan sebagai gantinya dimasukan troikar(dengan tabungnya) Sesudah itu,troikar dimasukan laparoskopi melalui tabung.Untuk memudahkan penglihatan uterus dan adneks.Penderita diletakan dala posisi Trendelenburg dan uterus digerakan melalui cunam serviks yang masuk dalam rongga peritoneum bersama sama dengan laparaskopi, tuba dijepit dan dilakukan penutupan tuba dengan kauterisasi untuk memasang tuba pada cincin.