Pemeriksaan khusus genitalia

5
Pemeriksaan khusus A.pemeriksaan ginekologi 1.pemeriksaan laboratorium biasa Pemeriksaan darah dan urin. -Kadar hb diperiksa pada perempuan yang tampak pucat,mengalami perdarahan.nilai terendah untuk perempuan tidak hamil 11.5 gr% . pada perdarahn abnormal yang berlangsung cukup lama seperti mioma uteri,karsinoma servisis uteri,metropatia hemoragik dsb. Kadar hb dapat menjdai 3-4 gr% -jumlah leukosit dan laju endap darah perlu diperiksa pada proses peradangan untuk membedakan apakah suatu proses pada pelvis disebabkan oleh peradangan atau neoplasma/retensi. Dan apakah perdangan bersifat mendadak atau akut ,atau kronik. -pada setiap perempuan hamildiperiksi protein-uria -pemeriksaan gula darah,fungsi ginjal dn fungsi hati diakukan bila ada indikasi 2. Pemeriksaan getah Vulva dan Vagina Terutama pada keluhan leukorea. Getah uretra diambil dari orifisium uretra eksternum dan getah servik dari orifisium uteri eksternum dengan kapas lidi atau ose untuk pemeriksaan gonokokus. Sedian usap pada kaca objek,dikirim ke lab. Getah vagina diambil dengan kapas lidi dari forniks posterior,lalu dimasukkan kedalam otol kecil yang telah diisi sedian garam fisiologik. Dan diperiksa dilaboratorium.apabila hasil pemeriksaan gonokokkus,trikomonas dan kandida negatif,sedangkan kecurigaan penyakit masih ada maka dilakukan pemeriksaan biakan. 3. Pemeriksaan sitologi Vagina (Pap’s Smear) Sampel diamil dengan spael ayre.dilakukan untuk kepentingan diagnosis dini dari karsinoma servisis uteri dan karsinoma korporis uteri.

description

tutorial

Transcript of Pemeriksaan khusus genitalia

Pemeriksaan khusus A.pemeriksaan ginekologi1.pemeriksaan laboratorium biasaPemeriksaan darah dan urin. -Kadar hb diperiksa pada perempuan yang tampak pucat,mengalami perdarahan.nilai terendah untuk perempuan tidak hamil 11.5 gr% . pada perdarahn abnormal yang berlangsung cukup lama seperti mioma uteri,karsinoma servisis uteri,metropatia hemoragik dsb. Kadar hb dapat menjdai 3-4 gr%-jumlah leukosit dan laju endap darah perlu diperiksa pada proses peradangan untuk membedakan apakah suatu proses pada pelvis disebabkan oleh peradangan atau neoplasma/retensi. Dan apakah perdangan bersifat mendadak atau akut ,atau kronik. -pada setiap perempuan hamildiperiksi protein-uria-pemeriksaan gula darah,fungsi ginjal dn fungsi hati diakukan bila ada indikasi 2. Pemeriksaan getah Vulva dan VaginaTerutama pada keluhan leukorea. Getah uretra diambil dari orifisium uretra eksternum dan getah servik dari orifisium uteri eksternum dengan kapas lidi atau ose untuk pemeriksaan gonokokus. Sedian usap pada kaca objek,dikirim ke lab. Getah vagina diambil dengan kapas lidi dari forniks posterior,lalu dimasukkan kedalam otol kecil yang telah diisi sedian garam fisiologik. Dan diperiksa dilaboratorium.apabila hasil pemeriksaan gonokokkus,trikomonas dan kandida negatif,sedangkan kecurigaan penyakit masih ada maka dilakukan pemeriksaan biakan.3. Pemeriksaan sitologi Vagina (Paps Smear)Sampel diamil dengan spael ayre.dilakukan untuk kepentingan diagnosis dini dari karsinoma servisis uteri dan karsinoma korporis uteri.4.Percobaan schillerMerupakancara pemeriksaan yang sederhana berdasarkan kenyataan ahwa sel-sel epitel berlapis gepeng dari porsio yang normal mengandung glikogen,sedang sel-sel abnormal tidak. Apabila permukaan porsio dicat/dipulas dengan larutan lugol,maka epitel porsio yang nomal menjadi berwarna coklat tua,sedangkan daerah-daerah yang tidak normal berwarna kurang coklat dan tampak pucat.5. KolposkopiDengan menggunakan kolposkop yang terdiri dari dua alat pembesaran optik yang ditempatkan pada penyangga yang terbuat dari besi.keuntungan alat ini adalah pemeriksa dapat melihat binokular lebih jelas,dapat mempelajari porsio dan epitelnya lebih baik serta lebih terperinci.6. Eksisi Percobaan dan konisasiEksisi percobaan atau punch biopsi merupakan cara pemeriksaan yang dilakukan pada setiap porsio yang tidak utuh,didahului atau tidak oleh pemeriksaan sitologi vagina atau kolposkopi.dengan menggunakan cunam khusus daerah yang dipotong adalah perbatasan antara epite yang tampak normal dan lesi7.Biopsi EndometriumBiopsi endometrium dengan mikrokuret,biasanya endometrium dikerok dibeberpa tempat dimasukkan kedalam botol berisilarutan formalin kemudian dikirim laboratorium PA.8.pemeriksaan khusus lainnya-pemeriksaan infertilitas dan endokrinologiUntuk keperluan diagnostik sterilisasi/fertilitas,pemeriksaan ginekologi biasanya masih perlu dilengkapi dengan pemeriksaan khusus lainna seperti analisis-sperma,percobaan daun pakis,tarikan lendir servis dll. Pemeriksaan endokrindilakukan dalam laboratorium khusus,misalnya untuk penentuan fungsi hipofisis (FSH,LH,ACTH),ovarium (estrogen,progesteron).-Pemeriksaan dengan sinar rontgenUntuk keperluan diagnostok infertilisasi,diperlukan dalam mencari kelainan bawaan yang genittalia interna,untuk deteksi massa tumor,perkapuran,kista dermoid yang megandung tulan/gigi,dan juga mencari kelainan saluran kemih.-pemeriksaan sitoskopi dan rektoskopiDiperlukan untuk visualisasi batu dan polip didalam kandung kemih dan untuk mencari metastasis karsinoma servisis uteri dikandung kemih.-pemeriksaan UltrasonografiDalam mendiagnosis mola hidatidosa,kematian hasil konsepsi dan kehamilan kembar,detak jantung janin dan lokalisasi plasenta. Dalam ginekologi pemeriksaan ini berguna dalam mendeteksi massa tumor,terutama dalam diagnosis differensial antara uterus gravidus,mioma dan kista ovarium.-pemeriksaan KuldosentesisAtau juga disebut pungsi douglas diperlukan untuk memastikan terkumpulnya darah dalam rongga peritoneum dan sekaligus untuk membedakannya dari abses douglas.pemeriksaan ini dilakukan dalam narkosis di kamar operasi.Sumber : Mose J.C,Alamsyah M, Hundono S.T,Handaya, Hadisaputra W. Pemeriksaan ginekologik. Dalam : Prawirohardjo S, Wiknjosastro H,Sumapraja S, Saifuddin AB,.Editor. Ilmu Kandungan. Edisi Ketiga. Jakarta: PT.Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo,2011.

B.pemeriksaan obstetri1.LaboratoriumJika terdapat kelainan, ditatalaksana dan diperiksa ulang terus sampai mencapai normal. Jika sejak awal laboratorium rutin dalam batas normal, diulang kembali pada kehamilan 32-34 minggu. Periksa juga infeksi TORCH (Toxoplasma, Rubella, Cytomegalovirus, Hepatitis / HIV). Periksa gula darah pada kunjungan pertama, bila normal, periksa ulang pada kunjungan minggu ke 26-28, untuk deteksi dini diabetes mellitus gestasional.2.Pelvimetri radiologik Pada akhir trimester 3, jika diperlukan untuk perhitungan jalan lahir. Pada trimester 3 akhir, pembentukan dan pematangan organ janin sudah hampir selesai, sehingga kemungkinan mutasi / karsinogen jauh lebih kecil dibandingkan pada trimester pertama / kedua. Tetap harus digunakan dosis radiasi sekecil-kecilnya.

3.Ultrasonografi (USG) Pemeriksaan ini tidak berbahaya karena menggunakan gelombang suara. Frekuensi yang digunakan dari 3.5, 5.0, 6.5 atau 7.5 MHz. Makin tinggi frekuensi, resolusi yang dihasilkan makin baik tetapi penetrasi tidak dapat dalam, karena itu harus disesuaikan dengan kebutuhan.4.Amniosentesis atau feal karyotyping Prosedur standar (gold standard) untuk diagnosis prenatal adalah dengan fetal karyotyping pada wanita hamil. Diagnosis definitif ini membutuhkan pemeriksaan invasif yaitu CVS (Chorion Villus Sampling) atau amniosentesis. Amniosentesis pada trimester II (minggu ke 14-20 kehamilan) merupakan teknik invasif yang paling umum digunakan, hal ini karena lebih aman dan lebih mudah (dibandingkan dengan amniosentesis pada trimester I dan CVS), terpercaya dan akurat dari segi sitogenetik serta biaya yang relatif murah daripada metode skrining yang lain. Komplikasi amniosentesis berkisar antara 0,5-2,2%.5.FetoskopiUntuk mendiagnosis malformasi-malformasi kecil pada janin, seperti sumbing wajah atau cacat jari pada keluarga yang memiliki resiko menderita sindrom genetik spesifik dan sebagai penuntun visual pada pengambilan contoh darah janin, biopsy hati, dan kulit6.Kardosentesis Lebih baik dari fetoskopi Selain digunakan untuk diagnosis prenatal gangguan darah herediter seperti hemofilia, kordosentesis juga digunakan untuk diagnosis infeksi janin akibat prosedur ini kurang dari 1% (Nicolaides & Soothill, 1989). Sumber kutipan : 1.Osmanagaoglu MA, Bayram C. Retrospective analysis of genetic amniocentesis: evaluation of 189 cases. The internet journal of gynecology and obstetrics. 2008; Vol.9, No. 12. Pedoman Pelayanan Kebidanan Dasar Berbasis Hak Asasi Manusia dan Keadilan GenderDirektorat Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat. Direktorat Bina Kesehatan Keluarga 2004.