Pemeriksaan Kesehatan FR-KLL Pada Situasi Khusus KEMENKES RI

60

Transcript of Pemeriksaan Kesehatan FR-KLL Pada Situasi Khusus KEMENKES RI

Page 1: Pemeriksaan Kesehatan FR-KLL Pada Situasi Khusus KEMENKES RI

c a a ... a Dl

Dl

iii! c

c a

GI

:1

-

~

~:.

c c

a G

I

iI

D.D

.

~

~ <;

-+

%

B

<: ....

Page 2: Pemeriksaan Kesehatan FR-KLL Pada Situasi Khusus KEMENKES RI

Katalog Dalam Terbitan. Kementerian Kesehatan RJ

Indonesia. Kementerian Kesehatan R!. Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakil dan

Penyehalan Lingkungan Petunjuk Teknis pemeriksaan kesehatan bagi pengemudi angkutan umum pada situasi khusus. ·· Jakarta : Kementerian Kesehalan R!. 2012

ISBN 978-602-125-121-4

1. Judul I. AUTOMOBILE DRIVER EXAMINATION· PREVENTION AND CONTROL II TRANSPORTATION III. ACCIDENT PREVENTION IV AUTOMOBILE DRIVING V. ACCIDENT TRAFFIC VI MOTOR VENICLES

Page 3: Pemeriksaan Kesehatan FR-KLL Pada Situasi Khusus KEMENKES RI

~ c >

(/) - ~ >

fJ) - '" J: C

fJ) C

fJ)

~

L"L

"L

~

~

- L"L "L

~-

V'­~

Page 4: Pemeriksaan Kesehatan FR-KLL Pada Situasi Khusus KEMENKES RI

KATA PENGANTAR

Assalamu'alaikum Wr. Wb

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena hanya

dengan rahmat dan karunia-Nya kita bisa menyelesaikan buku petunjuk teknis pemeriksaan kesehatan faktor risiko kecelakaan

lalu lintas pada pengemudi angkutan umum pad a situasi khusus. Pemeriksaan ini merupakan wujud dari kerjasama lintas sektor

terkait antara Kementerian Kesehatan , Kementerian Perhubungan, Polisi dan sektorterkait dalam pengendalian faktor fisiko kecelakaan dan cedera.

Untuk standarisasi operasional dalam pelaksanaan pemeriksaan

kesehatan faktor risiko dibuatlah buku "Petunjuk Teknis Pemeriksaan Kesehatan Faktor Risiko Kecelakaan Lalu Lintas

8agi Pengemudi Angkutan Umum" sebagai pedoman dalam

menjalankan pemeriksaan. Kiranya petunjuk ini dapat digunakan

sebagai acuan dan dapat dikembangkan baik peralatan maupun

teknik operasionalnya sesuai dengan kondisi lokal masing­

masing daerah.

Sejalan dengan kegiaten Oekade Aksi Keselamatan di Jalan

2010 - 2020 maka upaya pencegahan merupakan, bag ian dari

amanat untuk menurunkan fatalitas korban kecelakaan lalu lintas.

Kegiatan pemeriksaan ini sesuai semangat Dekade Aksi yang

melibatkan lintas sektor terkait diam upaya nenurunkan angka

morbiditas dan mortalitas korban kecelakaan lalu lintas.

Kami sangat berterima kasih kepada semua pihak yang sudah memberikan kontribusinya dalam penyusunan buku ini. Kami

telah berupaya maksimal, namun sebagai langkah awal, pasti

rcmer/k,oon KrM}",loTl Fokror Risi!o KLL Bagi P~"gr","di AlIgiruolI Urn"", I Pada SilJllui Kh,u,u

Page 5: Pemeriksaan Kesehatan FR-KLL Pada Situasi Khusus KEMENKES RI

masih banyak kekurangan , kelemahan dan kesalahan. Untuk itu kami mohon masukan dan saran, demi penyempurnaan petunjuk pemeriksaan deteksi dini faktor risiko kecelakaan pad a pengemudi angkutan umum.

II

Jakarta, Juli 2012 Direktur Pengendalian Penyakit Tidak Menular

4~t ' ~ JV""1

Dr. Ekowati Rahajeng SKM. M.Kes

• •

{'enoeriu",m Ke,~h(1"'~ F"k/or Ri,;ko KLL Bog; {'enge"",di Angkll/(m Umurn {""I" Si/l" .. i Kh",u,

I

Page 6: Pemeriksaan Kesehatan FR-KLL Pada Situasi Khusus KEMENKES RI

SAMBUTAN DIREKTUR JENDERAL PENGENDALIAN PENYAKIT

DAN PENYEHATAN lINGKUNGAN

Assa/amualaikum Wr. Wb.

Pertama marilah kita bersama-sama mengucapkan syukur Alhamdulillah kehadirat Allah SWT, atas berkah dan rahmat-Nya, sehingga "Petunjuk Teknis Pemeriksaan Kesehatan bagi Pengemudi Angkutan Umum pada Situasi Khusus" ini akhirnya dapat terselesaikan.

Kecelakaan lalu lintas mendominasi di antara jenis cedera yang lain. Angka kejadian kecelakaan lalu lintas cenderung meningkat dalam jumlah maupun jenisnya. Perkiraan angka kematian dari 5,1 juta pada tahun 1990 meningkat menjadi 8,4 juta pada tahun 2020 atau meningkat sebanyak 65%. Data Riskesdas menyebutkan bahwa prevalensi kecelakaan transportasi darat mencapai 25,9% dan seluruh penyebab cedera lainnya. Tahun 2010, jumlah kematian akibat kecelakaan telah mencapai 31.234 jiwa, berarti setiap 1 jam terdapat sekitar 3-4 orang meninggal akibat kecelakaan lalu lintas (Rancangan Umum Nasional Keselamatan Jalan, 2011).

Memperhatikan situasi dan kondisi tersebut, maka perlu dilakukan upaya pencegahan yang dimulai dari hulu dengan berpokok pada kondisi kesehatan manusia melalui pengendalian faldor risiko. Untuk itu diperfukan keterpaduan kegiatan yang baik dalam rangka pengendalian faktor risiko kecelakaan dan cedera baik di tingkat pusat maupun daerah. Selain itu diperlukan adanya penanganan yang sinergis dari berbagai sektor terkait (Kementerian Kesehatan, POLRI, Kementerian Perhubungan, Kementerian Komunikasi dan Informasi, Kementerian Pekerjaan Umum, Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia, Badan Meteorologi dan Geofisika (BMG), Pemerintah Oaerah, Dinas

f'n .. mboan K<'Mhm"" Fub« Ru/ko) KU Bag. PM,., ....... AII,!lI;ul"" v_ I i'·'· p<tdiJ Si/UtU1 KhMnu

Page 7: Pemeriksaan Kesehatan FR-KLL Pada Situasi Khusus KEMENKES RI

Pemadam Kebakaran, Organda, Asuransi Jasa Raharja, dll). Kerja sarna lintas sektor yang terpadu dimaksudkan untuk mengurangi angka kecelakaan , kesakitan, kecacatan dan kematian akibat kecelakaan lalu lintas di jalan raya.

Melalui buku ini diharapkan dapat menjadi petunjuk atau acuan dalam rangka upaya pemeriksaan kesehatan bagi pengemudi angkutan umum pada situasi khusus, guna mengendalikan faktor risiko kecelakaan lalu lintas di jalan raya. Hasil dari kegiatan ini dapat menjadi bahan untuk perencanaan kebijakan program pengendalian faktor risiko kecelakaan dan tindak kekerasan sejalan dengan DekadeAksi Keselamatan Jalan 2011-2020.

Sesar harapan saya agar petunjuk teknis ini dapat bermanfaat bagi kita semua, sehingga apa yang kita cita-citakan dapat segera terwujud.

Sekian dan terima kasih.

Wassalamualaikum Wr. Wb.

Jakarta, Juli 2012 ktllt Jenderal PP & Pl

~

rot. dr. Tjandra Yoga Aditama. Sp.P(K), MARS, DTM&H, DTCE

NIP 195509031980121001

.-.

IV Peme,iI!IlWI KU('M''''' FllIao, Ruitu KI.L Bug! Pengl'IItul/!AngtwOll U"",,,, P",1a SI_' KhlUlU

Page 8: Pemeriksaan Kesehatan FR-KLL Pada Situasi Khusus KEMENKES RI

DAFTAR 151

Halaman

KATA PENGANTAR ............................................................ .

KATA 5AMBUTAN ............................................................... iii

DAFTAR 151 .......................................................................... v

BAB I Pendahuluan .. .......... ............................................ 1 A. Latar Belakang .... ' ...... ". ...... ... ... ............ .... ...... 1 B. Dasar Hukum .................................................. 3

C. Tujuan ...................................................... .. ..... 4 D. Sasaran ........................................................... 5 E. Definisi Operasional ..... ...... .... ........ .......... ....... 5

BAS II Faktor Risiko Kecelakaan Lalu Lintas ............... 9 A. Faktor Risiko Kecelakaan Lalu Lintas ............. 9

B. Upaya Pengendalian Faktor Risiko Kecelakaan Lalu Lintas ................. ". ........ ....... 12

BAS III Mekanisme Pelaksanaan & Jejaring Kerja ....... 15 A. Persia pan ..... .. .. ... ............................................ 15 B. Pelaksanaan ........... ......................................... 16

BAB IV Pemeriksaan Kesehatan Faktor Rlalko Kecelakaan Lalu Lintas ............................... 21 A. Batasan .. ............. ......... ......... ............. ........ ..... 21 8. Prosedur Pemeriksaan ... ......... ........................ 2 1 C. Standar Pemeriksaan ...................................... 22

D. Standar Pemeriksa ............. ... ....... .. ................. 23 E. Standar Fasilitas ................. .. ... ........................ 23 F. Standar Kelaikan Kesehatan ........................... 23

BAB V Pencatatan, Pelaporan dan Evaluasi ................. 27

Pntttnb_ Kr.<tloat"" filkJor Rosiw K.LL BlIffI Pnlp .. udJA""",,,,, [,'- I v Puda S;IIloJ.Ji "ilIUm

Page 9: Pemeriksaan Kesehatan FR-KLL Pada Situasi Khusus KEMENKES RI

A. Pencatatan ..... . ... ....................................... ...... 27

B. Pelaporan ........................................................ 27

C. Evaluasi .............. ...... ...... ....... .. .. ...................... 28

BAB VI Penutup ................................................................ 29

DAFTAR PUSTAKA ...... ... ......................... ..... ... ................... 30

LAMPI RAN

• Lampiran 1 Formulir Pemeriksaan kesehatan Faktor Risiko Kecelakaan Lalu Lintas bagi Pengemudi angkutan umum pada situasi khusus .. .......................... 33

• Lampiran 2 Petunjuk Pengisian Formulir Faktor Risiko Kecelakaan Kecelakaan Lalu Lintas ......... .... ...... 35

• Lampiran 3 Alur Pencatatan dan Pelaporan ............ ... .... 38

• Lampiran 4 Formulir Rekapan Pemeriksaan Kesehatan Faktor Risiko Kecelakaan Lalu Lintas bagi Pengemudi Angkutan Umum pada situasi khusus ....... .. .................... 39

• Lampiran 5 Formulir Rujukan Tindak Lanjut Oini Faktor Risiko Kecelakaan Lalu Lintas ............................. .40

• Lampiran 6 Surat Rekomendasi ...................................... 41

• Lampiran 7 Pengukuran Faktor Risiko Kecelakaan

VI

Lalu Lintas .............................•........................................ 42

• •

Pe",~riL<J'''' Ka~lr.lt,u, fiJillJr R"Jko ALL BI<gi Pmgrmllt/, ,f"g."/,,,, Um,ml (,,,,/i,S/IUIIS/ Khw,u

Page 10: Pemeriksaan Kesehatan FR-KLL Pada Situasi Khusus KEMENKES RI

ABI PEN IHULUAN

A. Latar Belakang

Kejadian kecelakaan lalu lintas mendominasi di antara jenis kecelakaan yang lain dengan proporsi sekitar 25% (WHO, 2004). Kejadian kecelakaan latu lintas cenderung meningkat dalam jumlah maupun jenisnya dengan perkiraan angka kematian dari 5,1 juta pada tahun 1990 menjadi 8,4 juta pada tahun 2020 atau meningkat sebanyak 65%. Data yang ada menyebutkan kejadian kecelakaan lalu lintas berkisar antara 750.000 sampai 1.183.492 setiap tahunnya. Data WHO pada tahun 2002 memperkirakan hampir 1,2 juta orang di dunia meninggal karena kecelakaan lalu !intas. Pada tahun 2004 ditemukan bahwa cedera karena akibat KLL merupakan penyebab kematian utama yang konsisten berada di posisi ke-3 pada kel..Jmpok umur usia antara 5-44 tahun. Faktor usia penyebab kematian oleh karena KLL dengan urutan tertinggi diusia 15-29 tahun , ke-2 usia 5-14 tahun, ke-3 usia 30-44 tahun, ke-4 usia 45-69 tahun, ke-5 usia 0-4 tahun, ke-6 usia 70+ tahun (sumber: WHO 2008, Global Burden of disease: 2004 update). Pada iahun 2004 kacelakaan menjadi penyebab kematian urutan ke 9 dl dunia, tetapi pada tahun 2030 diperkirakan akan menlngkat menjadi urutan ke 5. Kematian dari akibat KLL lebih banyak tetladi pada laki-Iaki dibandingkan perempuan diperkirakan perbandingannya sebesar 2 kalinya(WHO,2004).

Data Riskesdas (2007) menyebutkan bahwa prevalensi kecelakaan transportasi da .,t mencapai 25,9°A, dan seluruh penyebab cedera lainnya.

Berdasarkan data kapolisian RI didapat pelaku yang terlibat kecelakaan lalu lintas tertinggi di usia 16 - 25 tahun sebanyak

P~mtrl!wtm Krulta'iJlJ FatIM Rislkn KLL 8''81 PmJ,."mJ~/IJ4 .. gU,,,,, Umm.. I Pudd S,JU<JIII;IwsU3

Page 11: Pemeriksaan Kesehatan FR-KLL Pada Situasi Khusus KEMENKES RI

'f-23.283 jiwa (2008) dan meningka menjadi 24.364 jiwa (2009). Tahun 2010 jumlah kematian akibat kecelakaan telah mencapai 31.234 jiwa, berarti setillp 1 jam terdapat sekitar 3 - 4 orang meninggal akibat kecelakaa" !alu lintas jalan (Rancangan Umum Nasional Keselamatan Jalan, 2011).

Diperkirakan kerugian ekonomi nasianal yang akan timbul karena KLL mencapai 1-2% dan total pendapatan per kapita negara di seluruh dunia (WHO, 2004). sedangkan di Indonesia kerugian ekonomi karena KLL mencapai 2,91 % (2002). Pada tahun 2010, secara nasianal diperkirakan kerugian akibat kecelakaan Islu lintas jalan diperkirakan mencapai 2,9-3,1% dari total poe Indonesia (Rencana Umum Nasional Keselamatan Jalan 2011· 2035).

Pada saat situasi khusus dimana banyak berpindahnya massa dari kota ke daerah asal, misalnya saat mudik lebaran, liburan natal, liburan tahun baru dan siluasi khusus lainnya dan sebagian besar mereka menggunakan alat transportasi darat salah satunya adalah bus umum.

Kondisi situasi khusus merupakan saal yang rawan kejadian KLL, sedangkan kejadian KLL yang cenderung meningkat setiap tahunnya.

Pemeriksaan kesehatan bagi pengemudi angkutan umum merupakan salah satu bag ian dari upaya pencegahan Kecelakaan Lalu lintas (KLL) melalui pengendalian faktor risiko kesehatan yang dapat menyebabkan KLL. Faldor risiko yang dominan pad a kejadian kecelakaan adalah faktor manusia (human error).

Pemeriksaan kesehatan diberlakukan pada pengemudi yang memiliki jarak tempuh cukup lama setidaknya lebih dari 6 jam. Pengemudi bis sntar kota antar provinsi (AKAP) berperan penting pada siluas; arus mudik lebaran in;, karena seringkali para pengemudi ini berkendara lebih dari 6 jam atau mempunyai rute

2 I P~merlb"a" K".uha,,,,, FtMmr R/Soh> KU. BI«" P~ngfm ,.ill An!!"",u, Umum Plldu S;" "I$/ XI,,,.,..

Page 12: Pemeriksaan Kesehatan FR-KLL Pada Situasi Khusus KEMENKES RI

yang padat dan sering. Pemeriksaan kesehatan diberlakukan juga bagi pengemudi pengganti dalam satu armada tersebut.

Kegiatan deteksi dini faktor risiko KLL yang dilakukan berupa pemeriksaan pemeriksaan tekanan darah, alkohol pernafasan, kadar amphetamine di urine dan kadar gula darah sewaktu.

Kementenan Kesehatan, dalam hal ini Direktorat Jenderal PP dan PL (Direktorat PPTM) sebagai fokal point dalam kegiatan Dekade Aksi Keselamatan Jalan dengan target global (2020) menurunkan 50 % fatalitas korban dengan cedera berat, melakukan kegiatan deteksi dini pada pengemudi angkutan umum sebagai upaya promo" f dan promotif dalam menurunkan angka morbiditas dan mortalitas dari kecelakaan lalu lintas.

Memperhatikan situasi dan kondisi tersebut, maka keterpaduan pengendalian faktor risiko kecelakaan dan cedera baik di tingkat pusat maupun daerah sangatlah dibutuhkan . Untuk itu perlu adanya penanganan yang sinergis dan berbagai sektor lerkait (Kementerian Kesehatan, POLRI , Kementerian Perhubungan, Pemerintah Daerah, Organda, Asuransi Jasa Raharja, dll.). Kerja sarna lintas sektor yang terpadu dimaksudkan untuk mengurangi angka kecelakaan, kesakitan. kecacatan dan kematian akibat kecelakaan lalu lintas.

Untuk mencapai tujuan yang sinergis antara pusat dan daerah dalam pengendalian faktor risiko kecelakaan lalu lintas perlu dilakukan bersama !intas sekter terkait, sehingga diperlukan suatu panduan yang tertuang dalam bentuk petunjuk teknis yang dapat menjadi acuan bagi petugas pelaksana di lapangan.

B. Oasar Hukum

1) Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 lentang Praktik Kedokteran (Lembaran N. lara RepubUk Indonesia Tahun 2004 Nomor 116, Tambahan I "baran NegaTa Republik Indonesia Nomar 4431);

Ito KLL Bugl Pe"s,'fflllltil AII):""I"" U"'''''' I Padu SIIJlaJI KJr_ 3

Page 13: Pemeriksaan Kesehatan FR-KLL Pada Situasi Khusus KEMENKES RI

2) Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Oaerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah beberapa kali diu bah terakhir dengan Undang-Undang Nomer 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nemor 32 Tahun 2004 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomer 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor4844):

3) Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentaog Lalu Linlas dan Angkutan Jalan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 96, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor5022):

4) Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomo(5063):

5) Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 153. Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomo(5072);

6) Instruksi Presiden Republik Indonesia No. 3 Tahun 2004 tenlang Koordinasi Penyelenggaraan Angkulan Lebaran Terpadu.

7) Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1996 lentang Tenaga Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1996 Nomor 49, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3637);

8) Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1144/MENKESf PERNIII/2010 tentang Organlsasl dan Tata Kerja Kementerian Kesehatan.

C. Tujuan • UMUM Terdeteksinya dan terlaksananya tindak lanjut dini faktor fisiko kecelakaan lalu lintas pad a pengemudi dan kru angkutan umum pada situasi khusus.

4 I f'em~r;l:SI"m Ku,-/w"UI' rabIN" RMw KlJ. Bug,' /'cng,·I1/,,,II,-1.,,,b.r,Ir' UI1/I/JI! P,,,1a SIIIIUS' KhNlI'S

Page 14: Pemeriksaan Kesehatan FR-KLL Pada Situasi Khusus KEMENKES RI

KHUSUS

1) Terdeteksinya tekanan darah pada pengemudi dan kru angkutan umum

2) Terdeteksinya kadar alkohol dalam pernafasan pad a pengemudi dan kru angkutan umum

3) Terdeteksinya kadar amphetamin dalam urin pada pengemudi dan kru angkutan umum

4) Terdeteksinya kadar gula darah sewaktu pada pengemudi dan kru angkutan umum

5) Terlaksananya tindak lanjut dini bagi pengemudi dan kru angkutan umum yang berisiko.

D. Sasaran

1) Sasaran pelaksana :

Tenaga kesehatan, petugas kesehatan di Puskesmas, UPT (B/BTKL-PP dan KKP). Dinas Kesehatan Propinsi dan Kotal Kabupaten dan lintas sektorterkait.

2) Sasaran pemeriksaan :

Sopirdan kru angkutan umum

E. DellnlslOperaslonal :

1) Cedera adalah kerusakan fisik yang disebabkan oleh rudapaksa dan trauma oleh akibat KLL.

2) Lalu Untas adalah kegiatan perpindahan dan satu tempat ke tempat lainnya yang melibatkan orang, alat pengangkutan serta sarana dan prasaranajalan.

3) Keselamatan adalah komponen atau penlaku yang aman, tidak membahayakan atau mencederai pengguna dan orang di sekitamya.

f','mai/<saull "·",,,hal,,,, fiJ:I(1f' Ri."/,,, KLf. S,,!:i P,·u~,·",,,di .. 111):*,,/,," L'm,,,,, PuJ.JSiI .... ,i "·h ... · .... 5

Page 15: Pemeriksaan Kesehatan FR-KLL Pada Situasi Khusus KEMENKES RI

4) Situasi khusus adalah kondisi berpindahnya massa dari kota ke daerah asal, misalnya saat mudik lebaran, liburan natal, liburan tahun baru dan situasi khusus lainnya

5) Faktor risiko adalah suatu kondisi yang secara potensial berbahaya dan dapat memicu terjadinya penyakit pada seseorang atau kelempok tertentu

6) Pengendalian merupakan nama lain dari Pencegahan dan Penanggulangan

7) Pemeriksaan adalah proses, cara memeriksa

8) Kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spiritual maupun sesial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomis.

9) Pemeriksaan kesehatan adalah adalah proses atau cara untuk memeriksa keadaan seseorang apakah sehat, baik secara fisik, mental , spiritual maupun sesial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomis.

10) Kru adalah mi1ra ke~a pengemudi (supir pengganti)

11) Pengemudi adalah orang yang mengemudikan Kendaraan Bermotordi jalan yang telah memiliki Surat Izin Mengemudi.

12) Kecelakaan Lalu Linta. (KLL) adalah adalah suatu peristiwa di Jalan yang tidak terduga dan tidak disengaja melibatkan kendaraan dengan atau tanpa Pengguna Jalan lain yang rnengakibatkan kerban manusia danlatau kerugian harta benda.

13) Kendaraan adalah suatu sarana angkut di Jalan yang terdiri atas Kendaraan Bermoter dan Kendaraan Tidak Bermotor.

14) Pengguna jalan adalah orang yang menggunakan jalan untuk berlalu lintas.

6 f"'~"'rrk$""" K ..... d,m"" FU~'IQr Rullw K1.l. B'lJ:i P""grmu'/I "/"Jlblun U",um p",,, S",~ui Khu.11U

Page 16: Pemeriksaan Kesehatan FR-KLL Pada Situasi Khusus KEMENKES RI

15) Dekade Aksi Keselamatan Jalan (Decade of Action for Road Safety)~ DOA adalah kegiatan menyeluruh/komprehensif lintas program dan lintas sektor dalam upaya menurunkan angka fatalitas akibat kecelakaan lalu lintas baik secara nasional, regional maupun global.

16) Bentuk kegiatan pencanangan DOA merupakan aksi seremonial disertai kegiatan berupa peluncuran legislasi baru, kampanye untuk promosi pengendalian faktor risiko kecelakaan

17) Surveilans epidemiologi adalah kegiatan analisis secara sistematis & terus menerus terhadap penyakit atau masalah­masalah kesehatan & kondisi yang mempengaruhinya agar dapat melakukan tindakan penanggulangan secara efektif & efisien melalui proses pengumpulan data, pengolahan dan penyebaran informasi.

18) Hipertensi adalah keadaan seseorang mengalami peningkatan tekanan darah di atas normal, yaitu tekanan darah sistolik ;;;.. 120 mmHg dan atau tekanan darah diastolik

~ 80 mmHg (Joint National Committe on Prevention Detection, Evaluation, and Treatment of High Pressure VII, 2003)

19) Hip9Qllkemi adaiah keadaan hasil pengukuran kadar glukose darah kurang darl70 rngIdl.

20) Hipergllkemia rnerupakan k.adaan peningkatan glukosa darah .. 200 mg/dl

21) Glukometer: alat untuk melakukan pengukuran Quia darah

22) Tensimeter Digital merupakan alat kesehatan yang berfungsi mengukurtekanan darah secara otomatis.

23) Amfetamin adaiah kelompok obat psikoaktif sint.tis yang secara dramatis mempengaruhi sistem sarafpusat (SSP)

/'r ... nt,uan AfWhul .. HI'aM"" Rww, ML 8.n:, P~fIl, ... ""Ji . j~~Aw .... ('_ raJa .\# ..... J Khu",,, 7

Page 17: Pemeriksaan Kesehatan FR-KLL Pada Situasi Khusus KEMENKES RI

,

24) Alkohol sering dipakai untuk menyebul elanol, yang juga disebut grain alcohol; dan kadang untuk minuman yang mengandung alkohol. Alkohol merupakan istilah untuk senyawa organik apa pun yang memiliki gugus hidroksil (­OH) yang terikat pada atom karbon, yang ia sendiri terikat pada atom hidrogen dan/atau atom karbon lain.

8

• •

Pe"u-r//;s'lOn Kruhn/llll F"k/Qr RUUQ KLL H,.gi PtIIgtllludi A"glml,m Umum Pudn $i,,,, ... 1 Kh ........

Page 18: Pemeriksaan Kesehatan FR-KLL Pada Situasi Khusus KEMENKES RI

BAB 11 FAKTOR RISIKO KECELAKAAN LALU LlNTAS DAN UPAYA

PENGENDALIAN

A. Faktor Risiko Kecelakaan Lalu Lintas

Faktor risiko adalah suatu kondisi yang secara potensial berbahaya dan dapat memicu terjadinya penyakit pada seseorang atau kelompok tertentu. Berkaitan dengan kecelakaan lalu lintas ada ti9a faktor risiko utama yang dapat menyebabkannya yaitu manusia (manusia ), kendaraan (kendaraan), dan environment (Iingkungan fisik & 505ial ekonomi).

LlNGI(UNGAN

Jalanan Llcin

VEKTOR

Kendarll8n Bermotor

I-IOSTfTUAN RUMAH

PengeooaraIPengemudl

AGEN

KeJ.dlen Tabrakan (Kekualan atau ~ -,

Faktor risiko KLL yang paling dominan adalah faktor manusia (human error). Berikut merupakan modifikasi dari ketiga faktor risiko diatas dalam bentuk Haddon's Matriks sebagai berikut:

P~"Ji'riJ.:s,,(Jn KQrilul(m F,J,,/ol' RuiJw KLL Bugl P~Itg<'",w/;Ang!w"n Umum PadD 51,_; Kn...us 9

Page 19: Pemeriksaan Kesehatan FR-KLL Pada Situasi Khusus KEMENKES RI

".,,.., ........ """""~~

risiko

~~'cedera

"""" ....

Faktor risiko rnanusia yang telah dijabarkan pada matriks di atas diantaranya adalah perilaku dan kondisi kesehatan 5uatu individu yang dapat menyebabkan kejadian kecelakaan. Kondisi fisik individu yang berkorelasi dengan kewaspadaan saat mengemudi merupakan fokus pemeriksaan kesehatan sebagai upaya pengendalian faktor risiko KLL.

Konsumsi alkohol dan amphetamine dapat mempengaruhi saat kewaspadaan saat mengemudi. Efek yang ditimbulkan setelah mengkonsumsi alkohol dapat dirasakan segera dalam waktu beberapa menit saja, tetapi efeknya berbeda-beda, tergantung dari jumlah I kadar alkohol yang dikonsumsi. Dalam jumlah yang keeil, alkohol menimbulkan perasaan relax, dan pengguna akan lebih mudah mengekspresikan emosi, seperu rasa senang, rasa sedih dan kemarahan. Dengan peningkatan kadar alkohol dalam darah orang akan menjadi euforia, namun dengan penurunannya orang terse but menjadi depresi. Bila dikonsumsi berlebihan, akan muncul efek sebagai berikut: merasa lebih bebas lagi mengekspresikan diri , tanpa ada perasaan terhambat menjadi lebih emoslonal (sedih, senang, marah secara berlebihan) muncul akibat ke fungsi fisik - motorik, yaltu bicara tidak jelas, pandangan menjadi kabur, sempoyongan, inkoordinasi motorik dan bisa sampai tidak sadarkan diri. kemampuan mental

10 P<'~'~r;J:s""n K~s~Io<Il,'" F"J;tor Risiko KU Bilg; P~ng~ItI",I; Angku,on U ... UItl

p..,1t. Smuts; Khus ....

Page 20: Pemeriksaan Kesehatan FR-KLL Pada Situasi Khusus KEMENKES RI

mengalami hambatan, yaitu gangguan untuk memusatkan perhatian dan daya ingat terganggu.Pengguna biasanya merasa dapat mengendalikan din dan mengontrol tingkahlakunya. Pada kenyataannya mereka tidak mampu mengendalikan diri seperti yang mereka sangka mereka bisa. Oleh sebab itu banyak ditemukan KLL yang disebabkan karena mengendarai mobil dalam keadaan mabuk.

Pada dosis keeil semua jenis amfetamin akan meningkatkan tekanan darah, mempereepat denyut nadi, melebarkan bronkus, meningkatkan kewaspadaan , menimbulkan euforia , menghilangkan kantuk, mudah terpaeu, menghilangkan rasa lelah dan rasa lapar, meningkatkan aktivitas motorik, ban yak bieara, dan merasa kuat. Sedangkan dosis sedang amfetamin (20-50 mg) akan menstimulasi pernafasan, menimbulkan tremor ringan, gelisah, meningkatkan aktivitas motonk, insomnia, agitasi, meneegah lelah, menekan nafsu makan, menghilangkan kantuk, dan mengurangi tidur. Kondisi di atas memperlihatkan bahwa kadar kedua zat terse but dapat mempengaruhi performa individu saat mengemudi.

Gejala penyerta pada hipoglikemia dan hiperglikemia adalah lelah , fungsi mental yang menurun, perasaan gemetar, berkenngat, perih pada mulut, pusing, perasaan linglung dan jantung berdetak keras hingga kehilangan kesadaran. Kondisi ini dapat membahayakan pada seat mengemudi.

Selain ketiga hal diatas. tekanan darah juga berpengaruh dalam mengemudi. Hal ini terjadi karena pada hipertensi dan hipotensi seringkali timbul gejala penyerta berupa nyeri kepala, mata berkunang-kunang, pandangan kabur dan pada kondisi ekstrim, pengemudi dapat mengalami penurunan kesadaran.

Penluikfliotl Ke~rhul<ln F,Ji/or Risilw KLL Bug; Pmg~mudi Anllku/dn Umum 11 Podol SUlkUllI.hruUJ

Page 21: Pemeriksaan Kesehatan FR-KLL Pada Situasi Khusus KEMENKES RI

I

B. UPAYA PENGENDALIAN FAKTOR RISIKO KECELAKAAN LALULINTAS

Upaya-upaya pengendalian faktor risiko kecelakaan lalu lintas jalan pada :

1. FaktorManusia

12

Peningkatan berperilaku sahal di jalan melalui advokasi. sosialisasi. edukasi. deleksi dini dan kampanye yang meliputi :

8. Kampanye berperilaku sehal dan aman di jalan melalui media massa (elektronik dan cetak)

b. Memberikan rekomendasi penundaan keberangkatan bagi pengemudi yang terdeteksi mengalami hipertensi beral, mengalami hiperglikemi alau hipoglikemi. mengkonsumsi alkohol dan amphetamin.

c. Menginformasikan pengaturan jam kerja dan lama mengemudikan kendaraan terutama untuk pengemudi alat transportasi massal :

• Waktu kerja paling lama 8 jam sehari

• Setelah mengemudi selama 4 jam berturuHurut wajib berislirahat paling singkat selengah jam

• Dalam hal tertentu pengemudi dapat dipekerjakan paling lama 12 jam sehari termasuk waktu istirahat 1 jam

d. Melengkapi dan menggunakan sabuk keselamatan dan kursi khusus untuk bayi dan anak-anak.

e. Penggunaan helm sebagal alai peUndung diri saat mengendarai sepeda motor.

f. Menganjurkan unluk tidak berkendara kelika dalam kondisi yang tidak prima. Misalnya, mengidap hipertensi berat, diabetes mellitus yang tidak terkontrol , serangan asma akul, epilepsi, alau kondisi kesehatan lain yang menyebabkan berkurangnya kewaspadaan dalam berl<endara.

f~"fft/'lkr",,,, K"$"}'''''''' fuktor RlsikQ KLL Hug, Pel'i""""Jt Jllgku/"" Vm,,,,' f<Ji"'SmulSl KhtlSt<l

Page 22: Pemeriksaan Kesehatan FR-KLL Pada Situasi Khusus KEMENKES RI

2. Faktor Kendaraan dan Lingkungan Fisik

a. Desain sislem Jatu Jinlas jalan untuk keamanan dan pemakaian yang berketanjulan.

b. Mengetola pajanan faklor risiko melalui kebijakan pemakaian lahan dan transportasi serta penyediaan teknotogi komunikasi dalam rangka langgap darura! dengan cara :

1) Mempersiapkan akses yang efisien dalam hal jarak lempuh, kecepalan dan keamanan.

2) Mendorong masyarakat untuk memilih alat transportasi yang sesuai dengan standar keselamatan.

3) Memberlakukan peraturan terhadap pengendara, kendaraan dan infrastruktur jalan.

3. Faktor Sosial

Peningkatan kesadaran masyarakal untuk berperilaku sehal di jalan sebagai pengguna jalan melalui advokasi , sosialisasi, edukasi, deteksi dini dan kampanye meliputi:

a. Pendidikan berlalu lintas dengan baiksejak dini. b. Perlindungan pemakai jalan yang termasuk dalam kelompok

rentan

c. Pemahaman tenlang disiplin berlalu lintas. d. Pentingnya pemahaman batasan kecepatan kendaraan

barmotor sesuai janis jalan.

e. Perilaku aman bagi pajalan kaki 1. Tidak mlnum minuman beralkohol dan obat yang

menyebabkan ngantuk pada saat mengendarai kendaraan.

Dengan lerkendalinya (aklor risiko kecelakaan lalu lintas dlatas maka dampak yang lebih luas menyangkut keluarga dan masyarakat dapat juga dikendalikan. Oampak yang timbul anlara lain :

a. Penurunan produktifitas ke~a baik jika korban adalah kepala keluarga maupun salah satu anggota keluarga.

b. Kehilangan pekerjaan permanen , diaklbatkan korban menglaml kecacatan yang menetap.

p~ K~1ru1Un rOOM Ris;~ KUIJugf P~trgr"'...Ji Atrgb" .... u_ 13 Pada s""",; Klltu/U

Page 23: Pemeriksaan Kesehatan FR-KLL Pada Situasi Khusus KEMENKES RI

14

c. Kerugian material.

d. Berkurangnya kualitas hidup (pendidikan, kasih sayang, kesehatan, perhatian dan sebagainya) bagi korban dan keluarganya.

• •

Pt~"k1_, Knd",wn F<I1wr RIJ'to KLL Bug; Pt~"'udl Anll*"''''' U .... "" P",/" S""asi KJr",UJ

Page 24: Pemeriksaan Kesehatan FR-KLL Pada Situasi Khusus KEMENKES RI

BAB III MEKANISME PELAKSANAAN DAN JEJARING KERJA

A. PERSIAPAN

Dalam rangka persiapan pelaksaan pemeriksaan kesehatan bagi pengemudi angkutan umum pada situasi khusus maka perru dilakukan:

1. Pertemuan koordinasi dengan lintas program dan lintas sektor terkait di tingkat pusat dan tingkat daerah.

a. Tingkat Pusat

Koordinasi tingkat Pusat perlu dilakukan untuk mendapatkan dukungan (dana, tenaga, teknis pelaksanaan dan tindak lanjut dini) pengendalian faktar risiko kecelakaan lalu lintas dari berbagai sektor terkait. Lintas program dan lintas sektor yang terlibat dalam pemeriksaan deteksi dini faktar risiko kecelakaan lalu [intas adalah Kementerian Kesehatan, Kementerian Perhubungan, Polisi , asuransijasa raharja dll.

Petugas dan masing-masing instansi di tingkat pusat (Kementerian Perhubungan, Kementerian kesehatan, Kepollsian) mensosialisasikan hasil kesepakatan di tingkat pusat kepada jajarannya di daerah (Dinas perhubunganiLLAJ, Dinas Kesehatan, Polda). Pelugas dad dlnas terkait dl daerah selanjutnya mengadakan koordinasi untuk persia pan pelaksanaan sesuai dengan kesepakatan yang telah dicapai di tingkat pusat.

b. Tlngkat Doerah

Kesepakatan yang telah ditentukan bersama dijadikan bahan acuan untuk ditindak lanjuti di tingkat daerah guna menentukan lokasi, waktu , logistik dan tenaga yang terlibatdalam pelaksanaan.

PnNrib_ KeHiIaIan Fak_ R/si.oKLL Bagi PMgmuKfi.41t(h/<»f u",,,iIt I 15 p,,,,,, s", .... , Kltusus

Page 25: Pemeriksaan Kesehatan FR-KLL Pada Situasi Khusus KEMENKES RI

Petugas pelaksana dari masing·masing instansi di daerah (Dinas Kesehalan, BIBTKL-PP, KKP, Dinas Perhubungan/LLAJ , Polisi , Jasa Raharja, UPT Dinas Perhubungan (terminal), PMI, media massa, Unit pelayanan kesehatan (RS, Puskesmas) yang telah ditentukan melakukan koordinasi antar petugas sehingga diperoleh hasil kegiatan yang optimal. Koordinator kegiatan ini adalah dinas kesehatan.

2. Persia pan logistik

Dalam persia pan kegiatan harus diperhatikan kebutuhan logistik untuk pelaksanaan kegiatan, yang meliputi :

a. Kesiapan jenis alat yang diperlukan

b. Jumlah alat yang diperlukan

c. Alokasi sarana dan prasarana yang tersedia, disesuaikan dengan jumlah sasaran yang ditentukan

d. Jadwal pelaksanaan kegiatan

e. Jumlah tenaga pelaksana yang bertugas.

B. PELAKSANAAN

Sebelum menjalankan tugas, pengemudi dan kru angkutan umum diperiksa faktor risiko yang dapat menyebabkan gangguan kecelakaan selama di perjalanan, Pemeriksaan ini meliputi antara lain: tekanan darah, gula darah l alkohol dalam udara pemafasan dan kadar amfetamin dalam urin. Hasil pemeriksaan berupa rekomendasi : layak, layak dengan catatan, tidak layak untuk mengemudi dan akan diserahkan kepada kepala terminal/pelabuhan/bandara untuk kelayakan menjalankan tugas.

1, Waktu Pelaksanaan

16

Pelaksanaan pemeriksaan kesehatan dilakukan pada situasi

I Prt>U'rllcs""" K~~h{JI,UI F(lk/a" Ri~ita KI.I. g"gi Prtlgfllllt,/i A"ghlm' UnlJJ/H p<JIkJ SII_; KI'JilIlS

Page 26: Pemeriksaan Kesehatan FR-KLL Pada Situasi Khusus KEMENKES RI

khusus misalnya saat mudik lebaran atau natai, tahun baru dan hari·hari besar iainnya, sesuai dengan kebutuhan dan program.

Waktu pelaksanaan diusahakan tidak mengganggu aktifitas kegiatan pengemudi maupun penumpang. Oapat dilaksanakan saat menunggu jadwal keberangkatan maupun saat istirahat sebelum melanjutkan pe~alanan

berikutnya. Untuk menghindari penumpukan pengemudi menunggu antMan sebaiknya diatur menyesuaikan jadwal keberangkatan armada.

2. Tempat pelaksanaan

Pemeriksaan deteksi dini faktor risiko kecelakan pada pengemudi dan kru dilaksanakan secara langsung di terminal! PO terkait, dan tempat·tempat lain yang disepakati dalam rapat persiapan.

Tempat pelaksanaan sebaiknya terbuka, bersih, rnudah dijangkau , dekat dengan toilet (untuk keperluan pengambilan sampel urin) serta tersedia meja dan kursi.

3. Petugas Pelaksana

8erdasarkan hasil rapat kaardinasi persiapanarus mudik lebaran tahun 2009 telah disepakati tugas dan fungs; sektar terkait pada pelaksanaan deteksi dini faktor risiko kecelakaan pacta pengemudi angkutan umum. Pemeriksaan dilakukan secara terintegrasi antara Kementerlan Kesehatan, Kementerian Perhubungan, Kepalisian dan lintas sektar terkait. Petugas kesehatan melakukan pemeriksaan faktar risiko kecelakaan lalu lintas terhadap pengemudi. Petugas perhubungan memeriksa kelaikan kelengkapan kendaraan dan Polisi memeriksa kelengkapan surat·surat kendaraan. Sektor lain melakukan tugas sesuai dengan tugas pokok dan fungsi masing-masing. Blla

r~lMTih._ Keu<iNu ... FuliMl' Risiko KLL &rgi /'e~",ouii A'Wn.1lln u_ I 17 /'oJu $tIIMJlI UWIIS

Page 27: Pemeriksaan Kesehatan FR-KLL Pada Situasi Khusus KEMENKES RI

,

18

didapatkan faktor risiko kecelakaan lalu lintas pad a pemeriksaan deteksi dini maka diambil tindakan sesuai dengan faktor risiko yang didapat dengan kesepakatan bersama antar lintas sektor kecuali bila faktor risiko tersebut spesifik berhubungan dengan tugas pokok dan fungsi lintas sektortertentu.

a. Kementerian Kesehatan

Petugas kesehatan setempat dari dinas kesehatan, B/BTKL-PP maupun KKP melakukan anamnesis, dan pemeriksaan faktor risiko antara lain pemeriksaan tekanan darah, pemeriksaan gula darah, pemeriksaan kadar alkohol dalam udara pernafasan dan kadar amfetamin dalam urin pengemudi secara simultan.

Metode pemeriksaan : Pengemudi yang mendapat giliran pemeriksaan dilakukan anamnesis oleh petugas kesehatan dan dilakukan pemeriksaan tekanan darah maupun kadar alkohol , amfetamin dan kadar gula darah oleh petugas yang lain . Pembagian tugas dalam pemeriksaan ini disesuaikan dengan jumlah tenaga kesehatan yang ada di lapangan.

b. Polisi

Pemeriksaan administrasi oIeh Polisi pada kegiatan ini tidak memberikan sangsi hukum bagi pengemudi tetapi hanya pendekatan edukatif.

Metode pemeriksaan :

Selama dilakukan pemeriksaan oleh petugas kesehatan, petugas dari kepolisian memeriksa kelengkapan administrasi kendaraan seperti SIM, STNK. dll . Setelah selesai pemeriksaan diserahkan kembali pad a pengemudi.

Pemeriu-~ Kesd'''lfNI FakslN RifU,o xu Bug; P~"gt''''...Jj Angilllla" U",,,m Poda 511_, K/tlnln

Page 28: Pemeriksaan Kesehatan FR-KLL Pada Situasi Khusus KEMENKES RI

c. Kementerian Perhubungan

Petugas dari Kementerian Perhubungan dibantu petugas dari dinas perhubungan setempat memeriksa kelengkapan sarana pengaman kendaraan dan kelayakan mesin angkutan umum. Pemeriksaan meliputi: a. Palu/martil pemecah kaca,

b. sistim rem, c. lampu-Iampu sign dan lampu penerangan,

d. jendela dan pintu daruratdll. e. Kondisi kelayakan mesin kendaraan lainnya

d. Pemda (Dina. Terkait)

Petugas operasional wilayah setempat (terminal ) mengidentifikasi dan mengatur jalannya pemeriksaan beke~a sarna dengan petugas kesehatan (d inas kesehatan. B/BTKL, KKP)

8agi propinsi atau kabupetan/kota yang telah memiliki kendaraan khusus pengendalian penyakit tidak menular (Ransus PPTM) dapat menggunakan fasilitas yang ada di kendaraan untuk melakukan deteksi dini.

• • •

.-oJ

Pc",~riJ:."'un KQriuJl"" Ftlkl(}, Risiw KU B«gi P~"g~m"'li i4ng*mtl" u",u~, 19 Pudo Siluos; Kltusus

,

Page 29: Pemeriksaan Kesehatan FR-KLL Pada Situasi Khusus KEMENKES RI

'" o r

Armada

SKEMAALUR PEMERIKSAAN FAKTOR RISIKO

~"" . "1\",: -::: Pengemudi

8. Pendaftaran b. Wawancara C. Pemeriksaan d. ~ek"merldasi/ e. Pencatatan

1 &.;:.I!Pos Kesehatan terdekat

Rekomendasi:

, . Layak 2. Layak dengan

catatan 3. Tldak layak

Page 30: Pemeriksaan Kesehatan FR-KLL Pada Situasi Khusus KEMENKES RI

BABIV PEMERIKSAAN KESEHATAN FAKTOR RISIKO

KECELAKAAN LALU LlNTAS

A. BATASAN

Pemeriksaan kesehatan faktor risiko kecelakaan lalu lintas pad a pengemudi angkutan umum pad a situasi khusus adalah adalah proses atau cara untuk memeriksa kondisi kesehatan pengemudi angkutan umurn apakah layak, layak dengan catatan atau tidak layak untuk mengemudi. Pemeriksaan Kesehatan ini dilakukan sebagai upaya deteksi dini faktor risiko kecelakaan lalu lintas. Pemeriksaan ini meliputi pemeriksaan tekanan darah, alkohal pernapasan, amphetamin urin dan Quia darah sewaktu.

B. PROSEDUR PEMERIKSAAN

Prosedur pemeriksaan adalah tata cara pelaksanaan pemeriksaan kesehatan faktor risiko kecelakaan lalu lintas bagi pengemudi angkutan umum pada situasi khusus.

a. Koordinasi petugas kesehatan dengan Kepala Terminal keberangkatan/kedatangan untuk melakukan pemeriksaan kesehatan pengemudi secara terintegrasi dengan Kepolisian Daerah dan Dinas Perhubungan

b. Seluruh pengemudi angkutan umum diinformasikan untuk datang ke lokasi pemeriksaan kesehatan yang ditunjuk oleh Kepala Terminal atau lokasi PO terkait.

c. Urutan Pemeriksaan kesehatan :

1) Pendaftaran

2) Wawancara

3) Pemeriksaan Faktor Risiko KLL

4) Rekomendasi

5) Pencatatan dan Pelaporan

Pem~rikso<'" Kes<'hulm' Fakl(Jr Ris,k(J KLL n<lgi Pellgemudi Angktll'''' Um,,,,, Pada Si"Jasi Kh",,"s 21

Page 31: Pemeriksaan Kesehatan FR-KLL Pada Situasi Khusus KEMENKES RI

I

d. Hasil pemeriksaan dan kesimpulan/rekemendasi hasil pemeriksaan dicatat pada formulir (lampiran 1 & 6).

e. HasH pemeriksaan kesehatan menjadi dasar rekomendasi kelaikan pengemudi angkutan umum untuk layak mengemudi, layak mengemudi dengan catatan atau tidak layak mengemudL

f. Hasil pemeriksaan yang memerlukan tindak lanjut dini di rujuk ke Pes Kesehatan terdekat dengan menyertakan surat rujukan (Iampiran 5).

g. Hasil dari pemeriksaan kesehatan dicatat dan dilaporkan dilakukan secara berjenjang menurut alur pencatatan dan pelaporan (Iampiran 3).

C. STAN DAR PEMERIKsAAN

Standar pemeriksaan adalah spesifikasi minimal yang harus dipenuhi dalam pemeriksaan kesehatan.

Pemeriksaan yang dilakukan meliputi:

1 )

22

Wawancara

Sebelum dilakukan pemeriksaan, dilakukan wawancara mengenai identitas pengemudi yang terdiri dari : a) Nomoridentita5 (KTPISIM) b) Nama responden c) Tanggal Lahirl Umur

d) e)

f)

Jenis kelamin Pekerjaan (pengemudi cadangan) Tempattuga51 PO

g) Tempat wawancara h) Tanggal wawancara i) Berat badan (BB) j) l1nggl Badan (TB)

uta rna / penge m udi

P~_rlM/Jt", Ku;:hul<m Fa/or R~Jw KU Bug; P''''f''''/",/i ""gI .. ,an UIIIU'" PaJa Sill ..... ; UWild

Page 32: Pemeriksaan Kesehatan FR-KLL Pada Situasi Khusus KEMENKES RI

2) Pemeriksaan Faktor Risiko KLL

a) Pemeriksaan tekanan darah

b) Pemeriksaan alkohol pernapasan

c) Pemeriksaan amphetamin urin

d) Pemeriksaan Gula Oarah Sewaktu (GOS)

D. STAN DAR PEMERIKsA

Standar Pemeriksa yang diperlukan meliputi :

• Dokter umum.

• Perawat.

• Analis kesehatan.

• Petugasadministrasi.

E. STAN DAR FAslLiTAs

Standarfasiiitas minimal yang harus tersedia meliputi:

• Memiliki tempatterbuka yang bersih

• Mudah dijangkau

• Dekat dengan toilet (untuk keperluan pengambilan sampel urin)

• Tersedia meja dan kursi

F. STAN DAR KELAIKAN KESEHATAN

Hasil dari pemeriksaan faktor risiko keceiakaan lalu lintas tersebut berupa rekomendasi kesehatan, dengan kategori seperti dalam tabel di bawah ini :

Prme,ib,,,,,, KcJeh""m F<l~I()I' Rioiko KLL Bag/ PfI1g.'~lIIdi illlgJIlI/tln Umum 23 Pud" Sit,,,,,; Kh .... ml

Page 33: Pemeriksaan Kesehatan FR-KLL Pada Situasi Khusus KEMENKES RI

RekDrTlflnda'l Tekanan Oarah Alkohol Amphetamln Glila Oarah Pamapasan Urio Sew.klll

Layak Normal I Negatif NegaUf N~. Hlpertensl Ringan

Layak Hipertensl Neg.til Negatil Hlperglikemia dengan Sedang (:>200 mg/dl) Catatan tanpa gejala

penyerta lalnnya

Tldak layak Hlpertensl Berat Positif Positif Hlperglikemia (:>200 mg/dl) dangan gaJals penyerta,

Keterangan:

Kondisi Hiperglikemia dengan gejala penyerta lainnya adalah kondisi kesehatan yang membahayakan saat mengemudi, misalnya: pusing, berkunang-kunang , mual, muntah, dU.

Hasil Rekomendasi Kesehatan:

1. Layak dengan catatan, pengemudi dirujuk ke Pas Kesehatan untuk mendapatkan pengobatan. Pengemudi dapat berkendara jika dapat menunjukkan rekomendasi bahwa telah mendapatkan pengobatan.

2. Tidak Layak mengemudi, pengemudi untuk berkendara segera dirujuk ke Pas kesehatan. Dan harus diganti oleh pengemudi cadangan.

Nilal Rujukan Pembacaan Hasil :

Tekanan Darah:

Normal Hipertensi Ringan

Hipertensi Sedang Hipertensi Berat

: 110-130/70-80mmHg : 130-140/90mmHg

: 140-160/~90mmHg :> 160/>90mmHg

24 r~_ritr,1(H/ Knt"hmun Fabor Ru;Ao KU 8,%; P~ng~ ... udjA"g*""", U",II ...

Patio $illHu, KhusllS

Page 34: Pemeriksaan Kesehatan FR-KLL Pada Situasi Khusus KEMENKES RI

Alkohol:

Negati! : 0.00 mg/l Positi! : >0.00 mg/l

Amphetamin:

Negatif : dua strip Positif : satu strip

Gula Darah Sewaktu :

Hipoglikemia Normal Hiperglikemia Kadar gula darah

sewaktu " 70 71-199 > 200 I (darah kapiler dim mg/dll

, • •

Pl'~ KUl'lmllltl filbOT RisiJ;o KLL Bag; Ptllgtm..ul Antbtl<lll U",um 25 P",,1u S,1l><U1 KlrwlJ$

Page 35: Pemeriksaan Kesehatan FR-KLL Pada Situasi Khusus KEMENKES RI

-

Page 36: Pemeriksaan Kesehatan FR-KLL Pada Situasi Khusus KEMENKES RI

BABV PENCATATAN, PElAPORAN DAN EVAlUASI

A. PENCATATAN

Seluruh proses kegiatan pemeriksaan faktor risiko kecelakaan lalu lintas bagi pengemudi angkutan umum dilakukan pencatatan dalam formulir (Iampiran 1).

Hasil Pencatatan dilakukan Rekapitulasi Pemeriksaan Kesehatan Faktor Risiko Kecelakaan lalu lintas (Iampiran 4).

B. PElAPORAN

1. Mekanisme Pelaporan

Mekanisme pelaporan dilakukan secara berjenjang yaitu dari pelaksana lapangan di lokasi terkait (Puskesmas. Pas Kesehatan lokasi setempat -terminal atau PO, dsb) ke Dinas Kesehatan Kota/Kabupaten, selanjutnya Dinas Kesehatan Kota/Kabupaten melaporkan ke Dinas Kesehatan Provinsi dan selanjutnya Dinas Kesehatan Provinsi melapor ke Ditjen PP dan PL Kementerian Kesehatan sesuai dengan alur pencatatan dan pelaparan (Iampiran 3).

Pada pelaksanaan aleh tenaga medis dari lintas program dan lintas seldar lain, seperti Kepolisian dan Jasa Raharja, pencatatan dan pelaporan tetap berkaardinasi dengan dinas kesehatan setempat.

Penyampaian laparan hasil pemeriksaan dan tindak lanjut dini, disampaikan secara berjenjang melalui Dinas Kesehatan.

Pe"",rihaan Kuell<llan F""k,a, Bulko KLL 8"gi Pengemwli Angkuliln Um,m, 27 Pad" Sit""'; Kh, .. ,1S

Page 37: Pemeriksaan Kesehatan FR-KLL Pada Situasi Khusus KEMENKES RI

,

2. Materi Laporan

laporan yang disampaikan meliputi :

a. Jumlah pengemudi yang diperiksa

b. Jumlah pengemudi yang memiliki faktor risiko

c. Hasil pemeriksaan faktor risiko kecelakaan bagi pengemudi dan rekomendasi hasil pemeriksaan.

C. EVALUASI

Evaluasi dilakukan setelah kegiatan selesai untuk mengetahui tingkat keberhasilan pelaksanaan kegiatan untuk rencana tindak lanjut program berikutnya.

28

• •

Pt_,ibamr Kudoal"" f<War Ruw, KLL 8cw, Pr'lg't'",..oi tlng"",m U",,,,,, Pad" SlIltMi k!n..rrd

Page 38: Pemeriksaan Kesehatan FR-KLL Pada Situasi Khusus KEMENKES RI

BABVI PENUTUP

Petunjuk teknis pemeriksaan kesehatan faktor risiko kecelakaan lalu lintas bagi pengemudi angkutan umum pada situasi khusus ini dipergunakan sebagai acuan standar penyelenggaraan pemeriksaan kesehatan untuk mendeteksi secara dini faktor risiko KLLpada pengemudi angkutan umum.

Adapun pengawasan dan pembinaan pelaksanaan selanjutnya dikoordinasikan oleh Kepala Dinas Kesehatan Provinsi yang bersangkutan.

Segenap ketentuan dalam petunjuk teknis ini agar dilaksanakan sebaik-baiknya dengan penuh rasa tanggungjawab.

• •

Pl'IIItribuan K~~clwu" fubor IC/Jito KU Bag! l'engt",,,,1i A~ Umlilfl 29 Puth Srlo.aJl KJoo14

,

Page 39: Pemeriksaan Kesehatan FR-KLL Pada Situasi Khusus KEMENKES RI

DAFTAR PUSTAKA

Browson Re, Chronic Disease Epidemiology And Control, American Public Health Association, Port City Press, Baltimore, 1993

Oepkes RI, Pedoman Pengobatan Dasar di Puskesmas, Bina Kesehatan Masyarakat, Departemen Kesehatan RI , Jakarta, 1996

FKUI, IImu Penyakit Dalam Jilid II, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta, 1997

WHO, Injury Surveillance Guidelines, WHO, 2001

WHO, Ringkasan Surveilans Faktor Risiko Penyakit Tidak Menular, Pendekatan WHO STEPwise, Non Communicable Diseases and Mental Health, Geneva, 2001

Nurhasan, Standar Pelayanan Medik, Pengurus Sesar Ikatan Oakter Indonesia, Edisi Ketiga, Cetakan Kedua, 2002

Oepkes RI, Kebijakan dan Strategi Nasional Pencegahan dan Penanggulangan PTM, Departemen Kesehatan RI , Jakarta, 2003

Depkes RI , Panduan Praktis Surveilans Epidemiologi Penyakit (PEP). Ditjen PPM dan PL, Departemen Kesehatan RI, Jakarta, Edisi I, 2003

Pusat Promosi Kesehatan, Jejaring Nasional Pencegahan dan Penanggulangan PenyaKit lidak Menular, Oepartemen Kesehatan RI, 2005

Oepkes RI, Pedoman Teknis Surveilans Gangguan Akibat Kecelakaan dan Cedera Lalu Lintas Darat, Oepartamen Kesehatan RI , Jakarta, 2008

Oepkes RI , Petunjuk Teknis Penemuan dan Tatalaksana Penderita Kecelakaan Lalu Lintas, Departemen Kesehatan RI, Jakarta, 2008

30 I 1'~-.-I1.r_ Ku~hDlUff Fubor Rulh1 KLL Rag! r~r4i Angbtllln U",,,,,, PudD $1/00.<1 Klrruus

Page 40: Pemeriksaan Kesehatan FR-KLL Pada Situasi Khusus KEMENKES RI

lampiran-lampiran

Page 41: Pemeriksaan Kesehatan FR-KLL Pada Situasi Khusus KEMENKES RI

lampiran 1

FORMULIR PEMERIKSAAN KESEHATAN FAKTOR RISIKO KECELAKAAN LALU LlNTAS BAGI

PENGEMUDI ANGKUTAN UMUM PADA SITUASI KHUSUS

No Identitas KTP/SIM : ..................... .. .1 ...... •••............•....

Nama responden

Tanggallahir/Umur

Jenis kelamin

Pekerjaan

Tempat tugasl PO

Tempat wawaneara

Tanggal wawaneara

BB TB

A. Wawaneara:

: Pengemudi utama/pengganti

(cadangan)"

: ........................... .1 .............. ........ ...•.....

: ............................................... kg

: ............................................... em

1. Berapa lama Sdr. mengemudi dalam 1 hari ? ............... .. .. . 2. Berapa lama waktu istirahat ? ............................................. .

3. Apakah ada sopir cadangan ? ........................................ .... . 4. Apakah Anda minum obal dalam 24 jam lerakhir? .......... ' ... ,

5. Jika Va, Obat apa yang diminum? ...................................... .

PrlllC"U(1ilQ li.ut/ruIlUl f'u41or RlSao ALL Bag; Prngrmw./i A,,/:,kwun Umwn 33 paJa S"uaJi KJo ......

Page 42: Pemeriksaan Kesehatan FR-KLL Pada Situasi Khusus KEMENKES RI

I

B. Hasil Pemeriksaan Fisik :

No Paramlter Hasll Plmlr1ksa~m

1 Tekanan Darah

2 Respirasi alkohol

3 Amphelamln (urin)

4 Gula Darah Sewaktu

c. Rekomendasi •• }

1. Layak 2. Layak dengan catatan 3. Tidak Layak

.) Caret yang tidak perlu U) Lingkari

"-

Standar Nonnal

Normal 110 130/70-80mmHg Hipertensi Ringan : 130-140/90mmHg Sedang : '40-1601~90mmHg Berat :> 1601>90mmHg

Negatll: 0.00 mgI1 Posltll : >0.00 mgI1

Negatlf : 2 strip Positi! : 1 strip

Hipoglikemi " 70 mgldl Normal 71 - 199 mgldl Hiperglikemi :> 200 mg/dl

- Rujuk ke Pas Kesehatan - Rujuk ke Pas Kesehatan

34 P~ ... eriA.<,I(I" Kuel"'1"" Fok/()T Risilro KI.L 80g; P,·nS"I1I,,,/1 AngAlfw" Un""" P"'" SitU<lS; Khww

Page 43: Pemeriksaan Kesehatan FR-KLL Pada Situasi Khusus KEMENKES RI

Lampiran 2

PETUNJUK PENGISIAN FORMULIR FAKTOR RISIKO KECELAKAAN LALU LlNTAS

1. No. Identitas

2.

3. 4.

5.

6.

7.

Nama Tanggallahirl Umur

Jenis Kelamin Pekerjaan

Tempat tugas

Tempat wawancara

di isi no . Idetitas yang dim iliki (KTP/SIM)

jelas.

jelas jelas.

pengemudi utama I pengemudi pengganti (cadangan). diisi nama Perusahaan Otobis (PO) tempat bekerja dan trayek angkutan. diisi tempat dilakukannya wawancara dan pemeriksaan kesehatan. Misalnya : Terminal. ........ , Pool PO ......... , Pos Kesehatan Arus Mudik, Poliklinik, ruang kedatangan dan sebagainya.

8. Tanggalwawancara : diisi tanggal dilakukannya wawancara dan pemeriksaan kesehatan.

9. BB dils; BB dalam satuan kilogram (kg) menurutpengukuran.

10. TB

A. WAWANCARA

1. Lama mengemudi

diisi TB dalam satuan centimeter (cm) menurut pengukuran.

diisi total jam kerja/mengemudi setelah dikurangi waktu istirahat dalam 1 hari (dalam satuan jam).

P ...... ,iksuun X'H'MI,UI FuLtot' RUil.iJ K.LL B<Jgi PngtJltudi 1IIIgbl ... u_ 35 p,,,.. S,IU<lSI Xlrusus

Page 44: Pemeriksaan Kesehatan FR-KLL Pada Situasi Khusus KEMENKES RI

2. Waktu istirahat : diisi total waktu istirahat dalam 1 hari (dalam satuan jam).

3. Pengemudi pengganti l cadangan : diisi ada/tidak.

4. Obat yang diminum dalam 24 jam : diisi yaltidak.

5. Nama obat yang diminum dalam 24 jam : diisi nama obat­obatan yang diminum dalam 24 jam terakhir.

B. HASILPEMERIKSAAN FISIK 1. Tekanan Oarah diisi hasil pengukuran tekanan darah

dalam satuan mmHg.

2. Respirasi alkohol

3. Amphetamin

diisi hasH pengukuran kadar alkohol dalam satuan %BAC.

diisi hasil interpretasi alat ukur positif (+) alau negalil (-).

4. Gula Darah Sewaktu: diisi hasil pengukuran gula darah dalam satuan mg/dl.

c. REKOMENOASI

1. Layak Mengemudi

2.

36

a. Bila pad a pemeriksaan diperoleh: b. Tekanan darah : normal atau hipertensi ringan c. Pemeriksaan alkohol : negatif d. Pemeriksaan amfetamin : negatif e. Guladarahsewaktu : kadarguladarahnormal

Layak Mengemudi dengan catatan a. Bila pada pemeriksaan diperoleh: b. Tekanan darah : hipertensi sedang c. Pemeriksaan alkohol : negatif d. Pemeriksaan amfetamin : negatif

e. Gula Darah Sewaklu : hiperglikemia ( ;;. 200 mgfdl) tanpa gejala penyerta.

I Prmc,'ie,,,,,, K«Ntmw, Fub.". RlliMi 1i.L1. Bag; PClfgn1Iudi "'IgAm,lI' /J"",m l'aJuSU'I(U' KIlIUIU

Page 45: Pemeriksaan Kesehatan FR-KLL Pada Situasi Khusus KEMENKES RI

3. Tidak Layak Mengemudi

a. Bila pada pemeriksaan diperoleh :

b. Tekanan darah

c. Pemeriksaan alkohol

: hipertensi be rat, dan atau

: positif dan atau

d. Pemeriksaan amfetamin : positif

e. Gula Darah Sewaktu : hipoglikemia ( .. 70 mgldl) atau hiperglikemia ( ;;;.. 200 mg/dl) dengan gejala penyerta

Kondisi hiperglikemia dengan gejala penyerta lainnya adalah kondisi kesehatan yang membahayakan sa at mengemudi, misalnya: pusing, berkunang-kunang, mual, muntah, dll.

Hasil Rekomendasi :

1. Layak dengan catatan, pengemudi dirujuk ke Pos Kesehatan untuk mendapatkan pengobatan. Pengemudi dapat berkendara jika dapat menunjukkan rekomendasi bahwa telah mendapatkan pengobatan.

2. Tidak Layak mengemudi, pengemudi segera dirujuk ke Pes kesehatan lalu lintas. Dan harus diganti oleh pengemudi cadangan.

• •

Pcmmkaan KtJCikllllll FukJur Ri.JiAo KLL Bag; Pengeltludl An~~III;m VmWtl 37 Pad .. Sm«,.; Khouw

I

Page 46: Pemeriksaan Kesehatan FR-KLL Pada Situasi Khusus KEMENKES RI

Lampiran 3

ALUR PENCATAN DAN PELAPORAN

KEMENTERIAN KESEHATAN

OITJEN PP DAN Pl OIREKTORAT PPTM

Cq. 5ubdit Pengendalian Ganuuan Akibat

Kecelakaan dan Tindak Kekerasan

([email protected]

1 DINKES PROVINSI (B!BTKl-PP,KKPj

1 DINKES KABUPATEN! KOlA

, -

1 PUSKESMAS! 7 pos KESEHATAN TERMINAL

Keterangan :

: Arus Pelaporan

L .~ .................. + : Umpan Balik

38 ,. ........ riJ..~ ~;e,d .. J1"" FaA,,,.. /tui"" ~LL "'-'It; P,'"gcmuJi A'lJ.,,t,uI<m L'm",,, 1',uk,S;"",,'; /" / ... " ... ,

Page 47: Pemeriksaan Kesehatan FR-KLL Pada Situasi Khusus KEMENKES RI

lamplran 4

TANGGAL : TE~T : p~:

-• - - -- --- _. ~ --

FORM REKAPITULASI PEMEII.IKaAAN KESEHATAN FAKTOII.II.ISIKO KECELAKAAN lAlU LlNTAS

&toOl PENGEMUOIANGKUTAN UNUM PAOA SJTUASI KHUSUS

- --- - - - -.~ - .~ .~ - .- - -... ... -- ~- ~-.:=. .- ~

~-~ -

-

- ~

~ - -_ . -- CJ.ll11,.flI>,O;(.II!U:

Page 48: Pemeriksaan Kesehatan FR-KLL Pada Situasi Khusus KEMENKES RI

Lampiran 5

FORMULIR RUJUKAN TIN OAK LANJUT DIN I FAKTOR RISIKO KLL

Yth,

Oi Tempat

Bersama ini kami kirimkan : Nama Umur Alamat

Dengan kondisi masalah kesehatan :

Mohon penatalaksanaan dan tindak lanjut. Terima kasih.

. . . . . . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. , , , Yang merujuk,

• ( Nama' ttd)

- .

40 P(""",ri/i.."",,, Knr/wu", "a~lfIr RNM' ~LL &')!i Pr,,£rmruli AlIgil!l<lll Vml/l11 PuJ.J SU'/illi M,"',· ... ,·

Page 49: Pemeriksaan Kesehatan FR-KLL Pada Situasi Khusus KEMENKES RI

lampiran 6

W SURAT REKOMENDASI '\~ .... I,

Yang bertanda tangan dibawah ini menerangkan bahwa :

Nama

Umur

Pekerjaan

Tanggal TugasiPO

Alamat

Dalam kondisi :

,. Layak

2. Layak dengan catatan

3. Tidak layak

Untuk mengemudikan kendaraan

Agar yang berkepentingan makium adanya

..... .............................. , f f

Yang menyatakan,

d~ ......................................... .

Pemmboon KarlIatun F(Jb()l' RislkiJ KU Bagi Pn~1IIIIdi Al>j:b,a" U"",,,, 41 Puda 51,_1 KhUSld

,

Page 50: Pemeriksaan Kesehatan FR-KLL Pada Situasi Khusus KEMENKES RI

lampiran7

PENGUKURAN FAKTOR RISIKO KECELAKAAN LALU LlNTAS

1) Pemeriksaan Tekanan Darah

Alat dan Bahan:

Tensimeterdigital

Manset besar

BatereAA

Cara Pemeriksaan :

1. Prosedursebelum pengukuran:

a) Pemasangan baterai

1) Balikkan alat , hingga bagian bawah menghadap keatas.

2) Buka tutup balerai sesuai tanda panah.

3) Masukkan 4 buah balerai Alkaline ~AA~ sesuai dengan arah yg benar

b) Penggantian baterai

1) Matikan alat sebelum mengganti baterai.

2) Keluarkan baterai jika an tldak akan digunakan selama lebih dan 3 bulan.

3) Jika baterai dikeluarkan >30 detik, maka tanggal/waktu perlu diset kembali.

4) Buang baterai yang sudah tidak terpakai pada tempat yang sesuai.

L-.. J 5) Jika tanda balerai bersilang muncul , segera

42

ganti baterai dengan yang baru.

6) Walaupun tanda baterai bergaris muncul, saat masih dapat di gunakan untuk mengukur

PrIMrik$aan KtHltal_ Fob.". RuibJ KLL Bag' Pntgnn..dl A..giu,<D'I U",,,,.. P{J(/t, $lIuasi Kh,I$W

Page 51: Pemeriksaan Kesehatan FR-KLL Pada Situasi Khusus KEMENKES RI

sebentar, akan tetapi baterai harus segera diganti.

2. Prosedur Pengukuran a) Tekan tombol "START/STOP" untuk mengaktifkan

alat. b) Sebelum melakukan pengukuran tekanan darah,

responden sebaiknya menghindar kegiatan aktivitas fisik seperti olah raga, merokok, dan makan, minimal 30 menit sebelum pengukuran. Dan juga duduk beristirahat setidaknya 5- 15 menit sebelum pengukuran.

c) Hindari melakukan pengukuran dalam kondisi stres. Pengukuran sebaiknya dilakukan dalam ruangan yang tenang dan dalam kondisi tenang dan posisi duduk.

d) Pastikan responden duduk dengan posisi kaki tidak menyitang tetapi kedua telapak kaki datar menyentuh lantaL Letakkan lengan kanan responden di atas meja sehinga maneet yang sudah terpasang sejajardengan jantung responden.

e) Singsingkan lengan baju pada lengan bag ian kanan responden dan memintanya untuk tetap dud uk tanpa banyak gerak, dan tidak berbieara pada saat pengukuran. Apabila responden menggunakan baju ber1engan panjang, singsingkan lengan baju ke stas tetapi pastikan lipatan baju tidak terlalu ketat sehingga tidak menghambat atiran darah di lengan.

t) Biarkan lengan dalam posisi tidak tega09 dengao telapak tangan terbuka ke atas. Pastikan tidak ada lekukan pada pipa maneet

g) IkuU posisi lubuh, lihat gambardibawah.

p~ KlS<'iwllJlI fOlJor RtJilo Kll. BagI Prllgotrwl/ ·~nrAlIIWI UmJml 43 Pad.l S,NoJfIIJw ...

Page 52: Pemeriksaan Kesehatan FR-KLL Pada Situasi Khusus KEMENKES RI

, ,a1

h) Jika pengukuran selesai, manset akan mengempis kernbali & hasil pengukuran akan muneul. Alal akan menyimpan hasil pengukuran secara etematis.

i) Tekan "START/STOP" utk mematikan ala\. Jika lupa, maka alatakan mati dg sendirinya dim 5 menit.

._~:.auuo

~_a- .X " X X • ~'i • ...-'1 , '1 .11

0 , ,

J ........... ~ = _. Hal - hal yang harus diperhatikan pad a sa at melakukan pemeriksaan dengan tensimeter digital, yaitu :

• Jangan berbieara saat dilakukan pengukuran

• Jangan banyak bergerak saat dilakukan pengukuran

• Jangan memegang manset saat dilakukan pengukuran

3. Prosedurpenggunaan manset

a) Masukkan ujung pipa manset pada bagian alat.

I b) Perhatikan arah masuknya perekat manset.

e) Pakai manset, perhatikan arah setang.

44

d) Perhatikan jarak manset dengan garis siku lengan ±1-2em.

e) Pastikan selang sejajar dengan jari tengah, dan pasisi lengan terbuka keatas.

o Jika manset sudah terpasang dengan benar, rekatkan manset

f'C1JtfflbPtlIl K~-"hal(Jlf FalJor Ruilo KLL Bog, f'r~III",(j .~"gA"u'" Umtun Pad" Sil", ... 1 KAu.",

Page 53: Pemeriksaan Kesehatan FR-KLL Pada Situasi Khusus KEMENKES RI

g) Pastikan cara menggunakan manset dengan baik dan benar, sehingga menghasilkan pengukuran yang akurat.

h) Catat angka sistolik, diastolik dan denyut nadi hasil pengukuran tersebut pad a formulir hasil pengukuran dan pemeriksaan.

i} Pengukuran dilakukan dua kali , jarak antara dua pengukuran sebaiknya antara 2 menit dengan melepaskan mancet pada lengan.

j) Apabila hasil pengukuran satu dan kedua terdapat selisih > 10 mmHg, ulangi pengukuran ketiga setelah istirahat selama 10 men it dengan melepaskan mancet pada lengan.

~~ -----_ ...

~ {~~ 17' -----~--

- .. - Id .. .... t:.~ ...... I ...... 1-1.-

~

~~~ ---:=. ......... ~ 'Ill .......... ... . .. --

2) PemeriksaanAmfetamin

Alat dan Bahan:

• Amphetamin strip

• Pot urin

PrlMrw- KtlrM'un Ful,or RJsw, K11. Bagi P~ngt_1i 1f"S*-~I"" u_ 45 padt" $"",.<1 KhUfUf

Page 54: Pemeriksaan Kesehatan FR-KLL Pada Situasi Khusus KEMENKES RI

• Sarung tangan

• Plastik sampah

Cara Pemeriksaan :

• Pengemudi diberi pot penampung urin untuk mengambil sample urin.

• Pastikan strip pemeriksaan dalam keadaan baik dan belum kadaluwarsa.

• Buka strip dan letakkan di atas meja.

• Ambil urin dari pengemudi yang telah tersedia dengan pipet yang disertakan dalam kemasan reagen.

• Teteskan urin ke dalam tempat urin di bagian strip.

• Tunggu beberapa saat sampai garis indikator pemeriksaan terbaca.

• Baca hasH pemeriksaan berdasar garis indikator yang muncul.

• Hasil pemeriksaan : a Negatif : dua strip a Positif: satu strip

• Buang strip dan sisa sampel urin ke tempat yang tersedia.

3) Pemeriksaan Gula Darah Sewaktu

46

Alatdan Bahan:

• • • • • • •

Alat pemeriksa glukosa darah : Glukometer kapiler

Test strip (carik ujl)

lanceU Autoclix

Alkohol70%

Kapas Sarung tangan steri[

Plastik sampah

I Prmtrl/.JU(1n KQ~hatatl F"h,,,. RiI/4u KLL Bugl r~"8"""h'IIA<tgku"", Um"m Pudu SilWIJi Alrmm

Page 55: Pemeriksaan Kesehatan FR-KLL Pada Situasi Khusus KEMENKES RI

Cara Pengambilan Darah :

• Bersihkan salah satu ujung jari pasien Gari manis, jari tengah, jari telunjuk) dengan kapas yang telah diberi alkohoI70%, keringkan

• Tusukkan lancet! autoclix pada ujung jari secara tegak lurus, cepat dan tidak terlalu dalam

• Usap dengan kapas steril kering setelah darah kelua r dari ujungjari

• Tekan ujungjari ke arah luar

• Balikkan tangan dan biarkan darah keluar setetes/ dua tetes

• Sentuhkan setetes/ dua tetes darah pada strip test

• Lakukan prosedur pemeriksaan sesuai dengan instruksi masing~masing alat periksa.

Cara Menggunakan Glukometer (disesuaikan dengan jenis glukometer) :

1. Masukkan tes strip bila gambar strip les muncul

Bersihkan ujung jari Gari manisl jari tengahl jari lelunjuk) dengan kapas yang telah diberi alkohol 70%, keringkan

Femeribll/III K~rhllfllll f llkwr RisiktJ KLL BI~j PCligemudi AnJ;kllJIIIJ Umum 47 P,odu SiJ"llSi Kh'lSItS

Page 56: Pemeriksaan Kesehatan FR-KLL Pada Situasi Khusus KEMENKES RI

3. Tusukkan lancet! autoclix pada ujung jari secara tegak lurus, cepal dan lidak terlalu dalam

4. Usap dengan kapas sieril kering selelah darah keluar dari ujung jari. Tekan ujung jari ke arah luar

",,'.\

. . . ',\. - -" . '- 1. Senluhkan salul dua teles darah sampai

memenuhi tengah medan test

1. Baca hasil glukosa darah yang muncul

4) Pemeriksaan Alkohol

a). Mode Aktif:

48

Digunakan dengan menggunakan mouth piece pada alat.

Tekan dan tahan tombol power untuk menghidupkan unit.

Pada layar display akan tampak "FSR" dan "nor" berganti-ganti.

Pe~ Kl'uloman Fa/c/Of' RIlIIw KU. 8dgi r~nvm..Ji AI!giuI_ u .. _ pudtJ Si'UQSJ Kinutu

Page 57: Pemeriksaan Kesehatan FR-KLL Pada Situasi Khusus KEMENKES RI

• Lepaskan tombol power saat muncul pengh itung atau tanda "nor" pada display, akan terlihat tulisan "nor" pad a display, menunjukkan mode aktif.

• Akan muncul hitungan mundur dari "234" ke "0" menunjukkan alat dalam persia pan.

• Setelah terdengar suara beep dua kali , alat siap digunakan.

• Pastikan mouth piece bersih terpasang. Pasang alat dengan mouth piece menempel pada bibir.

• Tiup dengan kuat dan cepat ke dalam alat kurang lebih 5 detik.

• Setelah terdengar suara beep dua kali , alat telah cukup memperoleh sample udara nafas.

• Tampak angka "0" bergerak ke kiri - kanan menunjukkan alat sedang manganalisa sa mple udara.

• Setelah analisa selesai, akan tampak konsentrasi alkohol pada display.

• Hasil ditampilkan dalam 15 detik, setelah itu alat otomatis akan mati ..

• Bila tidak cukup sampel, display muncul "out" dan alat otomatis mati.

• Hasil pemeriksaan : a Negatil : 0,00 mgn

a Positif : > 0,00 mg/l

Untuk jumlah peralatan yang terbatas dan dapat digunakan lagi (mis : Mouth piece pada pemeriksaan kadar alkohol) maka dilakukan sterilisasi dengan cara merendam daJam larutan chlorin.

/'cmcriuoun Kurlml"n Falror Risiw KLL flagi l'e"gemm/1 AIIgkulan Umlm, 49 P",/n SIIUd.<i Kilwd.<

,

Page 58: Pemeriksaan Kesehatan FR-KLL Pada Situasi Khusus KEMENKES RI

I

50

b). Mode Pas if

Digunakan tanpa menggunakan mouth piece. Pemeriksaan lebih cepat tetapi tidak menunjukkan kadar alkohol.

• Tekan dan tahan tombol power untuk menghidupkan unit.

• Pad a layar display akan tampak ~FSR" dan ~nor"

berganti-ganti.

• Lepaskan tombol power saat muncul "FSR" pada display, akan terlihat tulisan "FSW pada display, menunjukkan mode pasif digunakan.

• Akan muncul hitungan mundur dari "234" ke "0" menunjukkan alat dalam persia pan.

• Setelah terdengar suara beep dua kali, alat siap digunakan.

• Tiup dengan kuat dan cepat ke datam alat kurang lebih 5 detik.

• Setelah terdengar suara beep dua kati, alat tetah cukup memperoleh sample udara nafas.

• Tampak angka "0" bergerak ke kiri - kanan menunjukkan alat sedang manganalisa sample udara.

• Setelah analisa selesai, akan tampak konsentrasi alkohol pada display.

• Pada mode pasif, dapat segera digunakan untuk pemeriksaan berikutnya setelah muncul "FSR" pad a display.

• Hasil pemeriksaan : o Negatif : 0 o Positif : Lo atau Hi

l'emerik.man Kesehal"" Fakwr H";M KLI. Bag; Pc"gcmut/; ""gku/(", Unw'" 1'",/" S'/IIOS; Kh,m ..

Page 59: Pemeriksaan Kesehatan FR-KLL Pada Situasi Khusus KEMENKES RI

TIM PENYUSUN

EDITOR:

Dr. Ekowati Rahajeng, SKM, M.Kes

Sumarsinah, SKM, M.Epid

KONTRIBUTOR :

Dr. Farina Andayani , M.Sc

Dr. Esti Widiastuti , M.Sc.PH

Dr. Budi Rahardjo, M.Epid

Dr. Fristika Mildya

Dr. Novi Indriastuti

Nur Idayanli , SKM

Resti Dwi Hasriani, SKM

SEKRETARIAT :

Sukro Basuki, S.Sos

Yolmisatri , SKM •

Pemrriksmm Ka~hll/(m Fak/()t Ri~ik() KLL Bag; Pongc",,,diA"gk,,l<m U",um 51 p,Jdo SillOasi Kh"sus

I

Page 60: Pemeriksaan Kesehatan FR-KLL Pada Situasi Khusus KEMENKES RI