Pemeriksaan Fisik Pada Abdomen

download Pemeriksaan Fisik Pada Abdomen

of 11

Transcript of Pemeriksaan Fisik Pada Abdomen

PEMERIKSAAN FISIK PADA ABDOMEN

2.2.1 Inspeksi

Saat bertemu dan melihat pasien, tentunya akan terbersit kesan keadaan umum pasien tersebut dalam pikiran kita, bila hal ini dicermati maka akan didapatkan informasi-informasi tentang pasien tersebut.

Inspeksi yang dilakukan pada abdomen, diantaranya meliputi :

a. Kulit Abdomen

Pada pemeriksaan kulit di daerah abdomen ini yang perlu diperhatikan :

Kebersihan kulit

Warna kulit

Ada tidaknya luka atau bekas luka termasuk jaringan parut

Adanya benjolan

b. Bentuk Abdomen

Bentuk abdomen yang dimaksudkan disini adalah datranya abdomen, tidak terjadi penumpukan cairan/ lemak yang berlebihan.

2.2.2 Palpasi

Palpasi ialah metode pemeriksaan di mana penguji merasakan ukuran, kekuatan, atau letak sesuatu dari bagian tubuh pasien (di mana penguji ialah praktisi kesehatan) (Wikipedia. 2010).

Palpasi dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui ukuran, bentuk, serta konsistensi organ yang ada di dalam abdomen. Palpasi dilakukan dengan menggunakan kedua tangan, dan utamanya dengan ujung jari, dimana telah kita pahami bahwa ujung jari adalah bagian tubuh yang relative paling sensitive dalam berfungsi sebagai indra perabaan. Palpasi dibagi atas :

Palpasi Dangkal

Yaitu merupakan palpasi yang dilakukan dengan menggunakan tekanan dengan berat jari tangan.

Palpasi Dalam

Yaitu merupakan palpasi yang dilakukan dengan meletakkan jari-jari tangan yang sebelah/satunya dari tangan yang lain tepat diatas jari tangan yang terdahulu, sehingga kita akan mendapatkan kesan pengkajian yang lebih baik dari semula.

Palpasi Bimanual

Yaitu palpasi yang dilakukan dengan menggunakan kedua belah jari tangan kanan dan kiri sekaligus, dimana kita posisikan ujung-ujung jari kita pada tepi organ atau benjolan yang diperiksa. Dengan menggerakkan kedua jari tangan secara bergantian atau bersamaan akan diperoleh kesan tentang ukuran, konsistensi, adanya perlekatan dengan sekitar atau tidak, serta tekstur permukaaan objek tadi.

Cripitasi : pada saat palpasi kita merasakan/ seras ada seperti sesuatu yang bergesekan, seperti ada barang yang hancur, ataupun bergesekan dengan yang lain.

Palpasi Ballotement

Mirip dengan palpasi Bimanual, hanya saja pergerakan jari hanya dilakukan secara bergantian, sehingga diperoleh kesan apakah objek tadi mengapung dalam suatu wadah ataukah melekat pada bagian tubuh yang lain.

Palpasi Khusus

Yaitu palpasi yang dilakukan dengan menggunakan ujung-ujung jari telunjuk saja atau jari telunjuk dengan jari tengah, yang kita kenal dengan Toocher. Sebagai contoh yaitu pada Rectal Toucher dan Vaginal Toucher.

Palpasi yang dilakukan pada abdomen meliputi:

a. Permukaan Abdomen

Palpasi pada permukaan abdomen ini dimaksudkan untuk mengetahui

adanya benjolan atau kerusakan kulit

ada tidaknya nyeri dan nyeri tekan

tekstur kulit abdomen

turgor kulit abdomen

konsistensi abdomen

suhu abdomen

b. Hepar/hati

Palpsi hepar dilakukan dengan palasi bimanual, hal ini dimaksudkan dengan tujuan terutama untuk mengetahui bila ada pembesarab hepar. Langkah palpasi hepar :

Letakkan tangan kiri pada dinding thorak posterior kira-kira pada tulang rusuk ke 11 atau 12.

Letakkan tangan kiri ke atas sehingga sedikit mengangkat dinding dada.

Letakkan tangan kanan pada batas bawah tulang rusuk sisi kanan, sudut kira-kira 450 dengan otot rektus abdominal atau parallel terhadap otot rektus abdominal dengan jari-jari kea rah tulang rusuk.

Pada pasien ekhalasi, lakukan penekanan ke dalam 4-5cm ke arah bawah pada batas tulang rusuk.

Jaga posisi tangan dan suruh pasien inhalasi (menarik napas dalam).

Rasakan batas hepar bergerak menentang tangan anda yang secara normal terasa dengan kontur regular. Bila hepar tak terasa/teraba minta pasien untuk mebarik nafas dalam sementara posisi tangan tetap dipertahankan atau lebih sedikit diberi tekanan lebih dalam.

Bila hepar membesar, lakukan palpasi di batas bawah tulang rusuk kanan.

c. Limpa

Pada orang dewasa yang normal limpa tak teraba, palpasi limpa baru teraba bila terjadi abnormalitas. Langkah melakukan palpasi limpa pada intinya sama dengan hepar, yang membedakan hanya tempat melakukan palpasi. Palpasi limpa dilakukan pada batas bawah tulang rusuk kiri dengan menggunakan pola seperti pada palpasi hepar.

d. Ginjal

Secara anatomis, lobus atau kedua ginjal menyentuh diafragma dan ginjal turun sewaktu inhalasi. Ginjal kanan normalnya lebih mudah dipalpasi daripada ginjal kiri, karena ginjal kanan terletak lenih bawah dari ginjal kiri. Ginjal kanan terletak sejajar dengan tulang rusuk ke-11. Dalam melakukan palpasi ginjal, pasien diatur pada posisi supinasi dan perawat berada pada sisi kanan pasien, langkah-l2ngkah palpasi ginjal adalah:

Dalam melakukan palpasi ginjal kanan, letakkan tangan kiri di bawah panggul dan elevasikan ginjal ke arah anterior.

Letakkan tangan kanan pada dinding perut anterior pada garis midclavicularis dari tepi bawah batas costa.

Tekankan tangan kanan secara langsung ke atas sementara pasien menarik nafas panjang. Pada orang dewasa normal, ginjal tidak teraba tetapi pada orang yang sangat kurus, bagian bawah ginjal kanan dapat dirasakan.

Bila ginjal teraba, rasakan mengenai kontur (bentuk), ukuran, dan adanya nyeri tekan.

Untuk melakukan palpasi ginjal kiri lakukan di sisi seberang tubuh pasien, dan letakkan tangan kiri di bawah panggul kemudian lakukan tindakan seperti pada palpasi ginjal kanan.

e. Kandung Kemih

Palpasi kandung kemih dapat dilakukan dengan menggunakan satu atau dua tangan. Kandung kemih teraba terutama bila mengalami distensi akibat penimbunan urin.

2.2.3 Perkusi

Teknik pemeriksaan ini menggunakan prinsip pantulan getaran gelombang suara, dari ketukan-ketukan yang akan kita lakukan dengan menggunakan jari tangan, dimana salah satu dari jari tangan berfungsi sebagai dasar, dan salah satu jari tangan dari tangan yang lainnya menjadi pengetuk.

Pantulan suara/ suara perkusi yang biasadijumpai diantaranya :

Sonor

Yaitu suara menggema, biasanya didapati pada daerah paru pada orang yang normal.

Hypersonor

Yaitu suara menggema yang keras, biasanya dijumpai pada paru-paru dengan kelainan (emphysema, pneumothoraks, hypermeteorisme) serta bagian tubuh yang menggandung udara.

Tympani

Yaitu suara yang keras, bernada tinggi, biasanya ditemukan pada lambung yang penuh dengan udara, serta usus yang kembung.

Dullnes

Suara pekak/tumpul yang biasa dijumpai pada objek yang padat seperti hepar.

Pemeriksaan perkusi pada abdomen diantaranya :

a. Lambung

Pada orang normal didapatkan suara sonor sampai tympani

b. Hepar

Didapatkan suara pekak

c. Usus

Pada pemeriksaan perkusi usus pada orang normal didapatkan suara tympani.

d. Kandung Kemih

Perkusi pada kandung kemih yang normal didapatkan suara sonor.

2.2.4 Aukskultasi

Aukskultasi adalah salah satu cara pemeriksaan fisik dengan mendengarkan organ atau bagian tubuh pasien menggunakan stetoskop. Istilah-istilah yang sering digunakan dalam pemriksaan ini diantaranya : ronchi, rochelen, klinken, murmur, wheezing, friksi, dan gallop.

Pemeriksaan aukskultasi pada abdomen yaitu bertujuan untuk mendengarkan bising usus serta pembuluh darah.

Bising usus merupakan suara yang terjadi saat peristaltik yang disebabkan oleh perpindahan gas atau makanan sepanjang mediastinum. Banyak atau sedikitnya bising usus yang didengarkan saat aukskultasi tergantung dari pergerakan atu motalitas usus, normalnya bising usus adalah 5-12kali permenit.

Selain digunakan untuk kedua hal tersebut diatas, pada pasien yang sedang mengalami kehamilan aukskultasi pada abdomen dilakukan untuk mengetahhui DJJ dan kondisi rahim yang dikandung pasien.

Langkah aukskultasi bising usus adalah:

Letakkan diafragma pada tekanan ringan pd tiap kuadran abdomen dan dengarkan suara peristaltik aktif dan gurgling tiap 5-20 detik. Frekuensi suara bergantung pada status pencernaan ada/tdk nya makanan pada saluran pencernaan. Bila bising usus terdengar jarang sekali/tidak ada, dengarkan 3-5 menit sebelum dipastikan.

Langkah aukskultasi pembuluh darah :

Letakkan bagian bel stetoskop diatas aorta, arteri renalis, arteri iliaka. Auskultasi aorta dari arah superior ke umbilikus. Auskultasi arteri renalis dg meletakkan stetoskop pada garis tengah abdomen ke arah kanan kiri garis abdomen bagian atas mendekati panggul. Pada orang normal aukskultasi pembuuh darah tidak didapatkan suara, yang ada hanya detak heart rate dari arteri.

BAB III

ABNORMALITASAbnormalitas abdomen merupakan suatu kelainan yang muncul pada abdomen, serta organ-organ yang ada didalam abdomen. Abnormalitas abdomen dapat diketahui dengan melakukan pemeriksaan fisik baik anamnesa maupun melalui IPPA. Dari abnormalitas ini nantinya akan bisa ditelusuri apa yang menyebabkab terjadinya abnormalitas pada daerah tersebut untuk kemudian dicarikan solusi, perawatan dan terapi yang bagaimana yang akan cocok untuk mengatasi masalah tersebut.

Abnormalitas yang mungkin terjadi pada abdomen sesuai dengan cara pemeriksaan fisik yang dilakukan diantaranya :

3.1 Inspeksi

Abnormalitas yang mungkin terjadi pada abdomen adalah:

1. Adanya luka atau luka bekas operasi hingga timbulnya jaringan parut

2. Bila ada luka, adakah pus atau serum

Adanya pus mengartikan bahwa telah terjadi peradangan pada daerah luka.

3. Nodul atau massa yang muncul dipermukaan abdomen.

Nodul atau massa pada abdomen mungkin merupakan suatu tumor baik ganas ataupun tak ganas. Selain itu juga bisa merupakan suatu hernia.

4. Hyperpigmentasi kulit abdomen

Pada pasien yang sedang hamil, hyperpigmentasi atau yang biasa disebut dengan striae ini wajar terjadi, namun bila hal ini terjadi pada pasien yang tidak sedang mengalami kehamilan, maka hal ini terjadi pada pasien yang mengalami asites.

5. Adanya gelombang peristaltic menandakan adnya obstruksi di GI

6. Adanya pulsasi menandakan adanya peningkatan pada aneurisme aortik

7. Bentuk abdomen

Pada pasien dengan marasmus perutnya akan terlihat sangat kurus dan cekung. Sebaliknya pada pasien-pasien yang mengalami sirosis hepatis, biasanya terjadi asites pada perut karena penumpukan cairan yang berlebihan. Selain itu pada pasien dewasa biasanya juga dapat dijumpai perut yang buncit, banyak factor yang mempengaruhinya, dari penumpukan lemak, BAB yang tak lancer, yang kesemuanya itu akan meningkatkan resiko penyakit bagi orang tersebut terlebih resiko PJK.

3.2 Palpasi

Pemeriksaan palpasi abnormal yang mungkin terjadi diantaranya :

1. Teraba nodul atau massa yang muncul dipermukaan abdomen.

Nodul atau massa pada abdomen mungkin merupakan suatu tumor baik ganas ataupun tak ganas. Selain itu juga bisa merupakan suatu hernia.

2. Nyeri dan nyeri tekan

Letak nyeri menjadi pengaruh dari masalah yang terjadi di daerah tersebut, yang nantinya akan mempengaruhi pendiagnosaan serta perawatan dan pemberian terapi atas nyeri yang dirasakan.

Diagnosis banding nyeri :

a. Kwadran kanan atas

Cholecystitis acute

Perforasi tukak duodeni

Pankreatitis acute

Hepatitis acute

Acute Congestive Hepatomegali

Pneumonia dan pleuritis

Phyelonefritis Acute

Abses Hepar

b. Kwadran kiri atas

Ruptura Lienalis

Perforasi Tukak Lambung

Pencreatitis Acute

Rupture Aneurisma Aorta

Perforasi Colon

Pneumonia daan Plieuritis

Phyelonefritis

Infark Miokard Acute

c. Kwadran para umbilical

Ileus Obstruksi

Appendicitis

Pankreatitis Acute

Trombosis Arteri /Vena Mesentrial

Hernia Inguinalis Strangulata

Aneurisma aorta yang pecah

Diverculitis

d. Kwadran kanan bawah

Appendicitis

Salphingitis Acute

Graviditas Axtra Uterin yang pecah

Hernia Inguinalis Incarserata/ Strangulata

Diverculitis Meckel

Ileus Regionalis

Psoas Abses

Batu Ureter (Colic)

e. Kwadran kiri bawah

Sigmoid Diverkulitis

Salphingitis Acute

Graviditas Axtra Uterin yang pecah

Torsi Ovarium Tumor

Hernia Inguinalis Incarserata/ Strangulata

Perforasi Colon Dedenden (Tumor, Corpus Alineum)

Psoas Abses

Batu Ureter (Colic)

3. Raba hepar saat pasien menghirup nafas, bila ujung teraba keras, menandakan sirosis.

4. Ukur jaraknya dari margin costae pada garis midclavicular, bila jarak meningkat kemungkinan terjadi hepatomegali.

5. Raba ginjal, apabila terjadi pembesaran kemungkinan terjadi hidronefrosis, kanker, kista.

6. Periksa nyeri tekan terhadap sudut kostovertebra kemungkinan bila terjadi nyeri tekan pada infeksi ginjal.

7. Adanya kekauan otot pada daerah yang nyeri

3.3 Perkusi

Perkusi abnormal yang mungkin ditemukan dalam pemeriksaan fabdomen adalah:

1. Bunyi pekak pada sebagian besar abdomen terlebih pada bagian atas, dapat ditemukan pada pasien dengan sirosis hepatis yang asites.

2. Pada daerah lambung terdengar pekak, disebabkan karena hepatomegali ataupun slenomegali.

3. Pada Vesika Urinaria terdaengar sonor, disebabkan karena adanya retensi urine dalam vedika urinaria.

3.4 Aukskultasi

1. Penurunan atau peningkatan bising usus.

Bising usus meningkat pada saat seseorang mengalami diare, dan menurun pada saat seseorang konstipasi.

2. Adanya desiran menandakan adanya stenosis arteri renalis.

Sisebabkan karena arteri renalis mengalami perforasi

3. Friction rubs menandakan adanya tumor hear, infark splenikus.

PEMERIKSAAN FISIK

RAMBUT, KULIT DAN KUKU

Pemeriksaan fisik adalah pemeriksaan tubuh untuk menentukan adanya kelainan dari suatu sistem atau suatu organ bagian tubuh. Pemeriksaan fisik atau pemeriksaan klinis adalah sebuah proses dimana seorang ahli medis memeriksa tubuh pasien untuk menemukan tanda klinis penyakit. Hasil pemeriksaan dicatat dalam reka medis perawatan pasien. Biasanya pemeriksaan fisik dilakukan secara sistematis, mulai dari bagian kepala dan berakhir pada anggota gerak.

Tujuan dari pemeriksaan fisik antara lain:

1. Menentukan kelainan fisik yang berhubungan dengan penyakit pasien

2. Mengklarifikasi dan memastikan kelainan sesuai dengan keluhan dan riwayat kesehatan pasien

3. Mendapatkan data untuk menegakan diagnosa kep erawatan

4. Mendapatkan data fisik untuk menentukan status kesehatan pasien

Langkah kerja:

1. Atur posisi pasi en duduk atau berdiri

2. Bila memakai kacamata dilepas

3. Lakukan inspeksi rambut dan rasakan keadaan rambut, kulit, kuku

A. PEMERIKSAAN RAMBUT

Rambut merupakan mahkota terindah untuk semua orang. Selain sebagai mahkota rambut juga memiliki fungsi sebagai pelindung kepala dari sinar matahari.

Rambut kepala

- Inspeksi dan palpasi pada rambut

- Pemeriksaan meliputi penyebaran, kuantitas, dan tekstur

- Normal : Hitam, Halus, tidak bercabang

- Abnormal : Kasar, bercabang, mudah rontok, beruban, merah, sangat halus, tipis

B. PEMERIKSAAN KULIT

Kulit merupakan salah satu organ yang terbesar dari tubuh. Kulit membentuk 15% dari berat badan keseluruhan.Adapun nfungsi kulit yaitu sebagai pelindung, peraba, pengatur panas, tempat penyimpanan dan alat absorpsi.

a. Kulit kepala

- Pemeriksaan meliputi adanya benjolan atau lesi

- Normal : Tidak ada ketombe atau dandruff dan tidak ada lesi

- Abnormal : Ada tumor, adnya lesi/luka ada ketombe atau dandruff

- Pemeriksaan ini dengan inspeksi dan palpasi

b. Kulit tubuh

- Inspeksi

a. Warna kulit

Normal : nampak lembab kemerahan

Abnormal : cyanosis atau pucat

b. Tekstur kulit

Normal : tegang dan elastis (dewasa), lembek dan kurang elastis (orang tua)

Abnormal : menurun