Pemeriksaan Fisik Dan Laboratorium

download Pemeriksaan Fisik Dan Laboratorium

of 6

description

pemeriksaan fisik and lab

Transcript of Pemeriksaan Fisik Dan Laboratorium

Pemeriksaan Fisik dan Laboratorium Lupus Eritromatosus Sistemik Pemeriksaan anti-nuclear antibodi (ANA)

Untuk menentukan apakah auto-antibodi terhadap inti sel sering muncul di dalam darah.

Pemeriksaan anti ds DNA ( Anti double stranded DNA ).

Untuk menentukan apakah pasien memiliki antibodi terhadap materi genetik di dalam sel.

Pemeriksaan anti-Sm antibodi

Untuk menentukan apakah ada antibodi terhadap Sm (protein yang ditemukan dalam sel protein inti).

Pemeriksaan untuk mendeteksi keberadaan immune complexes (kekebalan) di dalam darah

Pemeriksaan untuk menguji tingkat total dari serum complement (kelompok protein yang dapat terjadi pada reaksi kekebalan) dan pemeriksaan untuk menilai tingkat spesifik dari C3 dan C4 dua jenis protein dari kelompok pemeriksaan ini.

Pemeriksaan sel LE (LE cell prep)

Untuk mencari keberadaan jenis sel tertentu yang dipengaruhi membesarnya antibodi terhadap lapisan inti sel lain pemeriksaan ini jarang digunakan jika dibandingkan dengan pemeriksaan ANA, karena pemeriksaan ANA lebih peka untuk mendeteksi penyakit Lupus dibandingkan dengan LE cell prep.

Pemeriksaan darah lengkap

Urine Rutin

Antibodi Antiphospholipid

Biopsy Kulit

Biopsy Ginjal Kelainan pada ginjal ditemukan pada kurang lebih 30% dari penderita lupus. Terjadi gangguan fungsi ginjal yang mengakibatkan tidak dapat dikeluarkannya racun hasil metabolisme dan banyaknya kandungan protein dalam urin. Sistem OtotNyeri otot biasanya ditemukan pada 50% penderita lupus. Selain itu dapat pula ditemukan adanya penurunan massa otot (atrofi otot) yang dapat menyebabkan kelemahan pada banyak otot-otot dalam tubuh. Sendi

Keterlibatan sendi terjadi pada 90% penderita. Dapat terjadi pembengkakan pada jaringan ikat terutama pada jari-jari tangan, tangan dan pergelangan tangan, yang nyeri dengan atau tanpa disertai kemerahan.

Hasil pemeriksaan ANA positif pada hampir semua pasien dengan sistemik lupus dan ini merupakan pemeriksaan diagnosa terbaik yang ada saat ini untuk mengenali sistemik lupus.

Hasil pemeriksaan ANA negatif merupakan bukti kuat bahwa lupus bukanlah penyebab sakitnya orang tersebut --- walaupun sangat jarang terjadi dimana SLE muncul tanpa ditemukannya ANA.

Kemungkinan seseorang mempunyai pemeriksaan ANA positif akan meningkat seiring dengan meningkatnya usia. Pola dari hasil pemeriksaan ANA sangat membantu dalam menentukan jenis penyakit auto imun yang muncul dan menentukan program pengobatan seperti apa yang cocok bagi seorang pasien Lupus. Hasil pemeriksaan ANA bisa positif pada banyak keadaan, oleh karena itu dalam pemeriksaan ANA harus di dukung dengan catatan kesehatan pasien serta gejala-gejala klinis lainnya. Karena itu apabila hasil tes laboratorium ANA positif (hanya ANA saja) tidak cukup untuk mendiagnosa lupus. Lain halnya jika ANA negatif merupakan bantahan terhadap lupus akan tetapi tidak sepenuhnya mengesampingkan adanya penyakit tersebut.

Meskipun begitu, jika hasil pemeriksaan ANA positif, bukanlah bukti keberadaan Lupus, karena hasil pemeriksaan juga bisa positif terhadap :

Orang - orang dengan penyakit jaringan connective lainnya.

Pasien yang sedang diobati dengan obat-obatan tertentu, misal menggunakan obat prokrainamid, hidralazin, isoniazidklorpromazin. dan

Orang-orang dengan kondisi selain dari lupusseperti skeloderma, sjogrens syndrome,rematik arthritis, penyakit kelenjar gondok (thyroid), penyakit hati (liver)

TIU 3

Pemeriksaan Fisik dan Laboratorium Penyakit AutoimunSebelumnya harus melakukan anamnesis untuk riwayat kesehatan secara rinci.

Palpasi nodul lifatikus, pemeriksaan kulit, membran mukosa dan sistem respiratorik, gastrointestinal, urogenital, kardiovaskuler serta neurosensorik. Periksa kondisi kulit, membran mukosa.

Periksa adanya lesi, dermatitis, purpura, urtikaria, inflamasi, dan pengeluaran sekret.

Perhatikan adanya tanda-tanda infeksi.

Palpasi kelenjar servikaikal anterior, aksilaris, inguinalis.

Perhatikan adanya pembesaran, catat lokasinya, ukuran, konsistensi, dan keluhan nyeri tekan. Periksa sendi

Periksa adanya nyeri tekan pembengkakakn keterbatasan gerak.Keterlibatan sendi terjadi pada 90% penderita. Dapat terjadi pembengkakan pada jaringan ikat, terutama pada jari-jari tangan, tangan dan pergelangan tangan, yang nyeri dengan atau tanpa disertai kemerahan. Periksa status respiratorik

Pantau frekuensi nafas, batuk, suara paru.Pada 2/3 kasus lupus didapatkan penimbunan cairan pada selaput pembungkus paru (efusi pleura). Dapat juga terjadi radang pada selaput pembungkus paru (pleuritis) yang menyebabkan penderita mengalami demam, batuk, nyeri dada dan sesak nafas. Status KardiovaskulerEvaluasi adanya hipotensi, takikardia, aritmia, vaskulitis, anemia. Pada jantung dapat terjadi radang pada otot jantung (miokarditis), radang pada selaput luar pembungkus jantung (perikarditis), kerusakan/insufisiensi katup jantung (biasanya katup aorta dan mitral), bahkan sampai kematian pada otot jantung (infark miokard). Status GastrointestinalPeriksa adanya hepatosplenomegali, kolitis, vomitus, dan diare. Gejala yang ditemui pada saluran pencernaan dapat berupa mual, muntah, menurunya nafsu makan, diare, atau sukar buang air besar. Hati dapat membesar dan meradang yang dapat berlanjut hingga perforasi abdomen. Status Urogenital

Amati tada-tanda infeksi, frekuensi, dysuri, hematuri, sekret sekret dari uretra.

Status Neurosensorik

Periksa fungsi kognitif, pendengaran, perubahan visual, sakit kepala, migrain, ataksia, tetani. Kelainan pada sistem saraf dapat berupa sakit kepala sebelah yang mirip dengan migren (migraine-like headache), gangguan peredaran darah otak, perdarahan subaraknoid dan epilepsi. Selain itu lupus jugadapat menimbulkan gangguan psikiatri seperticemas, gangguan mood, emosi labil, depresi, serta menurunya fungsi memori seseorang. Status Nutrisi

Tingkat stres dan kemampuan atasi masalah.

Keterbatasan fungsional.

Pemeriksaan Laboratorium

Pemeriksaan Darah

Tes Kulit

Biopsi sumsum tulang

Penggunaan obat

Keadaan sakit (akut-kronis)

Imunisasi

Riwayat pembedahan