Pemeriksaan Laboratorium Darah

download Pemeriksaan Laboratorium Darah

of 30

description

m

Transcript of Pemeriksaan Laboratorium Darah

PEMERIKSAAN LABORATORIUM DARAHHB (HEMOGLOBIN)Hemoglobin adalah molekul di dalam eritrosit (sel darah merah) dan bertugas untuk mengangkut oksigen. Kualitas darah dan warna merah pada darah ditentukan oleh kadar Hemoglobin.Nilai normal Hb :Wanita12-16 gr/dL

Pria14-18 gr/dL

Anak10-16 gr/dL

Bayi baru lahir12-24gr/dL

Penurunan Hb terjadi pada penderita: anemia penyakit ginjal, dan pemberian cairan intra-vena (misalnya infus) yang berlebihan. Selain itu dapat pula disebabkan oleh obat-obatan tertentu seperti antibiotika, aspirin, antineoplastik (obat kanker), indometasin (obat antiradang).Peningkatan Hb terjadi pada pasien dehidrasi, penyakit paru obstruktif menahun (COPD), gagal jantung kongestif, dan luka bakar. Obat yang dapat meningkatkan Hb yaitu metildopa (salah satu jenis obat darah tinggi) dan gentamicin (Obat untuk infeksi pada kulitTROMBOSIT (PLATELET)Trombosit adalah komponen sel darah yang berfungsi dalam proses menghentikan perdarahan dengan membentuk gumpalan.Penurunan sampai di bawah 100.000 permikroliter (Mel) berpotensi terjadi perdarahan dan hambatan permbekuan darah. Jumlah normal pada tubuh manusia adalah 200.000 - 400.000 /Mel darah. Biasanya dikaitkan dengan penyakit demam berdarah.HEMATOKRIT (HMT)Hematokrit menunjukkan persentase zat padat (kadar sel darah merah, dan Iain-Iain) dengan jumlah cairan darah. Semakin tinggi persentase HMT berarti konsentrasi darah makin kental. Hal ini terjadi karena adanya perembesan (kebocoran) cairan ke luar dari pembuluh darah sementara jumlah zat padat tetap, maka darah menjadi lebih kental.Diagnosa DBD (Demam Berdarah Dengue) diperkuat dengan nilai HMT > 20 %.Nilai normal HMT :Anak33 -38%

Pria dewasa40 48 %

Wanita dewasa37 43 %

Penurunan HMT terjadi pada pasien yang mengalami kehilangan darah akut (kehilangan darah secara mendadak, misal pada kecelakaan), anemia, leukemia, gagal ginjal kronik, malnutrisi, kekurangan vitamin B dan C, kehamilan, ulkus peptikum (penyakit tukak lambung).Peningkatan HMT terjadi pada dehidrasi, diare berat, eklampsia (komplikasi pada kehamilan), efek pembedahan, dan luka bakar, dan Iain-Iain.

LEUKOSIT (SEL DARAH PUTIH)Leukosit adalah sel darah putih yang diproduksi oleh jaringan hemopoetik yang berfungsi untuk membantu tubuh melawan berbagai penyakit infeksi sebagai bagian dari sistem kekebalan tubuh.Nilai normal :Bayi baru lahir9000 -30.000 /mm3

Bayi/anak9000 12.000/mm3

Dewasa4000-10.000/mm3

Peningkatan jumlah leukosit (disebut Leukositosis) menunjukkan adanya proses infeksi atau radang akut, misalnya pneumonia (radang paru-paru), meningitis (radang selaput otak), apendiksitis (radang usus buntu), tuberculosis, tonsilitis, dan Iain-Iain. Selain itu juga dapat disebabkan oleh obat-obatan misalnya aspirin, prokainamid, alopurinol, antibiotika terutama ampicilin, eritromycin, kanamycin, streptomycin, dan Iain-Iain.Penurunan jumlah Leukosit (disebut Leukopeni) dapat terjadi pada infeksi tertentu terutama virus, malaria, alkoholik, dan Iain-Iain. Selain itu juga dapat disebabkan obat-obatan, terutama asetaminofen (parasetamol), kemoterapi kanker, antidiabetika oral, antibiotika (penicillin, cephalosporin, kloramfenikol), sulfonamide ( obat anti infeksi terutama yang disebabkan oleh bakteri ).

Hitung Jenis Leukosit (Diferential Count)Hitung jenis leukosit adalah penghitungan jenis leukosit yang ada dalam darah berdasarkan proporsi (%) tiap jenis leukosit dari seluruh jumlah leukosit.Hasil pemeriksaan ini dapat menggambarkan secara spesifik kejadian dan proses penyakit dalam tubuh, terutama penyakit infeksi. Tipe leukosit yang dihitung ada 5 yaitu neutrofil, eosinofil, basofil, monosit, dan limfosit. Salah satu jenis leukosit yang cukup besar, yaitu 2x besarnya eritrosit (se! darah merah), dan mampu bergerak aktif dalam pembuluh darah maupun di luar pembuluh darah. Neutrofil paling cepat bereaksi terhadap radang dan luka dibanding leukosit yang lain dan merupakan pertahanan selama fase infeksi akut.Peningkatan jumlah neutrofil biasanya pada kasus infeksi akut, radang, kerusakan jaringan, apendiksitis akut (radang usus buntu), dan Iain-Iain.Penurunan jumlah neutrofil terdapat pada infeksi virus, leukemia, anemia defisiensi besi, dan Iain-Iain.EOSINOFILEosinofil merupakan salah satu jenis leukosit yang terlibat dalam alergi dan infeksi (terutama parasit) dalam tubuh, dan jumlahnya 1 2% dari seluruh jumlah leukosit. Nilai normal dalam tubuh: 1 4%Peningkatan eosinofil terdapat pada kejadian alergi, infeksi parasit, kanker tulang, otak, testis, dan ovarium. Penurunan eosinofil terdapat pada kejadian shock, stres, dan luka bakar.BASOFIL Basofil adalah salah satu jenis leukosit yang jumlahnya 0,5 -1% dari seluruh jumlah leukosit, dan terlibat dalam reaksi alergi jangka panjang seperti asma, alergi kulit, danlain-lain. Nilainormal dalam tubuh: 0 - 1% Peningkatan basofil terdapat pada proses inflamasi (radang), leukemia, dan fase penyembuhan infeksi. Penurunan basofil terjadi pada penderita stres, reaksi hipersensitivitas (alergi), dan kehamilanLIMPOSIT Salah satu leukosit yang berperan dalam proses kekebalan dan pembentukan antibodi. Nilai normal: 20 35% dari seluruh leukosit. Peningkatan limposit terdapat pada leukemia limpositik, infeksi virus, infeksi kronik, dan Iain-Iain. Penurunan limposit terjadi pada penderita kanker, anemia aplastik, gagal ginjal, dan Iain-Iain.MONOSIT Monosit merupakan salah satu leukosit yang berinti besar dengan ukuran 2x lebih besar dari eritrosit sel darah merah), terbesar dalam sirkulasi darah dan diproduksi di jaringan limpatik. Nilai normal dalam tubuh: 2 8% dari jumlah seluruh leukosit. Peningkatan monosit terdapat pada infeksi virus,parasit (misalnya cacing), kanker, dan Iain-Iain. Penurunan monosit terdapat pada leukemia limposit dan anemia aplastik.

ERITROSITSel darah merah atau eritrosit berasal dari Bahasa Yunani yaitu erythros berarti merah dan kytos yang berarti selubung. Eritrosit adalah jenis se) darah yang paling banyak dan berfungsi membawa oksigen ke jaringan tubuh. Sel darah merah aktif selama 120 hari sebelum akhirnya dihancurkan. Pada orang yang tinggal di dataran tinggi yang memiliki kadar oksigen rendah maka cenderung memiliki sel darah merah lebih banyak.Nilai normal eritrosit :Pria4,6 6,2 jt/mm3

Wanita4,2 5,4 jt/mm3

LAJU ENDAP DARAH (LED) LED untuk mengukur kecepatan endap eritrosit (sel darah merah) dan menggambarkan komposisi plasma serta perbandingannya antara eritrosit (sel darah merah) dan plasma. LED dapat digunakan sebagai sarana pemantauan keberhasilan terapi, perjalanan penyakit, terutama pada penyakit kronis seperti Arthritis Rheumatoid (rematik), dan TBC. Peningkatan LED terjadi pada infeksi akut lokal atau sistemik (menyeluruh), trauma, kehamilan trimester II dan III, infeksi kronis, kanker, operasi, luka bakar. Penurunan LED terjadi pada gagal jantung kongestif, anemia sel sabit, kekurangan faktor pembekuan, dan angina pektoris (serangan jantung). Selain itu penurunan LED juga dapat disebabkan oleh penggunaan obat seperti aspirin, kortison, quinine, etambutol.

SGOT (Serum Glutamik Oksoloasetik )Merupakan enzim transaminase, yang berada pada serum dan jaringan terutama hati dan jantung. Pelepasan SGOT yang tinggi dalam serum menunjukkan adanya kerusakan pada jaringan jantung dan hati.Nilai normal :Prias.d.37 U/L

Wanitas.d. 31 U/L

Pemeriksan ini bertujuan untuk mendeteksi adanya intoleransi laktosa dengan cara memberi minum laktosa. Peningkatan SGOT 5x normal = kerusakan sei-sel hati, infark miokard (serangan jantung), pankreatitis akut (radang pankreas), dan Iain-lain.

SGPT (Serum Glutamik Pyruvik Transaminase)Merupakan enzim transaminase yang dalam keadaan normal berada dalam jaringan tubuh terutama hati. Peningkatan dalam serum darah menunjukkan adanya trauma atau kerusakan hati.Nilai normal :Priasampai dengan 42 U/L

Wanitasampai dengan 32 U/L

Peningkatan >20x normal terjadi pada hepatitis virus, hepatitis toksis. Peningkatan 3 10x normal terjadi pada infeksi mond nuklear, hepatitis kronik aktif, infark miokard (serangan jantung). Peningkatan 1 3X normal terjadi pada pankreatitis, sirosis empedu.

Pemeriksaan Ginjal :1. Pemeriksaan tekanan darah/tensi.Tensi harus berada di bawah 130/80 karena hipertensi dapat menyebabkan kerusakan pembuluh darah termasuk di ginjal atau yang dikenal dengan glomerulus. Pada kondisi penyakit dasar tertentu seperti diabetes mellitus, maka tensi 72 jam)80.000-100.000Intravena

Sebelum Pemberian ADS harus dilakukan uji kulit atau uji mata terlebih dahulu, oleh karena pada pemberian ADS dapat terjadi reaksi anafilaktik, sehingga harus disediakan larutan adrenalin a:1000 dalam semprit. Uji kulit dilakukan dengan penyuntikan 0,1 ml ADS dalam larutan garam fisiologis 1:1.000 secara intrakutan. Hasil positif bila dalam 20 menit terjadi indurasi > 10 mm. Uji mata dilakukan dengan meneteskan 1 tetes larutan serum 1:10 dalam garam fisiologis. Pada mata yang lain diteteskan garam fisiologis. Hasil positif bila dalam 20 menit tampak gejala hiperemis pada konjungtiva bulbi dan lakrimasi. Bila uji kulit/mata positif, ADS diberikan dengan cara desentisasi (Besredka). Bila uji hiprsensitivitas negative, ADS harus diberikan sekaligus secara intravena. Dosis ADS ditentukan secara empiris berdasarkan berat penyakit dan lama sakit, tidak tergantung pada berat badan pasien, berkisar antara 20.000-120.000 KI seperti tertera pada tabel diatas. Pemberian ADS intravena dalam larutan garam fisiologis atau 100 ml glukosa 5% dalam 1-2 jam. Pengamatan terhadap kemungkinan efek samping obat dilakukan selama pemberian antitoksin dan selama 2 jam berikutnya Demikian pula perlu dimonitor terjadinya reaksi hipersensitivitas lambat

2. AntibiotikAntibiotik diberikan bukan sebagai pengganti antitoksin melainkan untuk membunuh bakteri dan menghentikan produksi toksin dan juga mencegah penularan organisme pada kontak. C. diphtheriae biasanya rentan terhadap berbagai agen invitro, termasuk penisilin, eritromisin, klindamisin, rifampisin dan tetrasiklin. Sering ada resistensi terhadap eritromisin pada populasi yang padat jika obat telah digunakan secara luas. Yang dianjurkan hanya penisilin atau eritromisin; eritromisin sedikit lebih unggul daripada penisilin untuk pemberantasan pengidap nasofaring.Dosis :Penisilin prokain 25.000-50.000 U/kgBB/hari i.m. , tiap 2 jam selama 14 hari atau bila hasil biakan 3 hari berturut-turut (-).Eritromisin 40-50 mg/kgBB/hari, maks 2 g/hari, p.o. , tiap 6 jam selama 14 hari.Penisilin G kristal aqua 100.000-150.000 U/kgBB/hari, i.m. atau i.v. , dibagi dalam 4 dosis.Terapi diberikan selama 14 hari. Bebrapa penderita dengan difteri kulit diobati 7-10 hari. Lenyapnya organisme harus didokumentasi sekurang-kurangnya dua biakan berturut-turut dari hidung dan tenggorok (atau kulit) yang diambil berjarak 24 jam sesudah selesai terap.

3. KortikosteroidBelum terdapat persamaan pendapat mengenai kegunaan obat ini pada difteria. Dianjurkan korikosteroid diberikan kepada kasus difteria yang disertai dengan gejala obstruksi saluran nafas bagian atas (dapat disertai atau tidak bullneck) dan bila terdapat penyulit miokarditis. Pemberian kortikosteroid untuk mencegah miokarditis ternyata tidak terbukti.Dosis :Prednison 1,0-1,5 mg/kgBB/hari, p.o. tiap 6-8 jam pada kasus berat selama 14 hari.

Pengobatan PenyulitPengobatan terutama ditujukan untuk menjaga agar hemodinamika tetap baik. Penyulit yang disebabkan oleh toksin pada umumnya reversible. Bila tampak kegelisahan, iritabilitas serta gangguan pernafasan yang progresif merupakan indikasi tindakan trakeostomi.

D. Pengobatan KarierKarier adalah mereka yang tidak menunjukkan keluhan, mempunyai uji Schick negative tetapi mengandung basil difteria dalam nasofaringnya. Pengobatan yang dapat diberikan adalah penisilin 100 mg/kgBB/hari oral/suntikan, atau eritromisin 40mg/kgBB/hari selama satu minggu. Mungkin diperlukan tindakan tonsilektomi/ edenoidektomi.

Pengobatan Terhadap Kontak DifteriaBiakanUji SchickTindakan

(-)(-)Bebas isolasi : anak yang telah mendapat imunisasi dasar diberikan booster toksoid difteria

(+)(-)Pengobatan karier : Penisilin 100 mg/kgBB/hari oral/suntikan, atau eritromisin 40 mg/kgBB/hari selama 1 minggu

(+)(+)Penisilin 100 mg/kgBB/hari oral/suntikan atau eritromisin 40 mg/kgBB + ADS 20.000 KI

(-)(+)Toksoid difteria ( imunisasi aktif), sesuaikan dengan status imunisasi

IMUNISASI

Imunisasi adalah upaya yang dilakukan dengan sengaja memberikan imunitas (kekebalan).Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam memberikan imunisasi yaitu tanyakan pada orang tua tentangstatus kesehatan saat inI, pengalaman/reaksi terhadap imunisasi yang pernah didapat dan penyakit sekarang dan masa lalu.

JENIS IMUNITAS1.Imunitas Aktif Imunitas aktif dapat terjadi apabila terjadi stimulus yang menghasilkan antibody dan kekebalan seluler, biasanya bertahan lebih lama dibanding kekebalan pasif.Ada 2 jenis kekebalan aktif, yaitu:a.Kekebalan aktif didapatYaitu kekebalan yang didapat secara alami (naturally acquired). Misalnya anak yang terkena difteri tau poliomyelitis dengan proses anak terkena infeksi kemudian terjadi silent abortive, sembuh, selanjutnya kebal terhadap penyakit tersebut.b.Kekebalan aktif dibuatYaitu kekebalan yang sengaja dibuat yang dikenal dengan imunisasi dasar dan ulangan (booster), berupa pemberian vaksin (kuman yang masih hidup namun dilemahkan). Vaksin tersebut akan berinteraksi dengan system kekebalan tubuh untuk menghasilkan respon imun. Hasil yang diproduksi akan sama dengan kekebalan seseorang yang mendapat penyakit btersebut secara alamiah.

2.Imunitas PasifImunitas pasif adalah pemberian antibody yang berasal dari hewan atau manusia kepada manusia lain dengan tujuan memberi pelindungan terhadap penyakit infeksi yang bersifat sementara karena kadar antibody akan berkurang setelah beberapa minggu atau bulan.(2,3)Kekebalan pasif menurut terbentuknya: Kekebalan pasif bawaan (passive congenital) Pasif didapat (Passive Acquired)

Kekebalan pasif menurut lokalisasi dalam tubuh:a.Imunitas humoralTerdapat dalam imunoglobulin (Ig)b.Imunitas selulerImunitas seluelr terdiri atas fagositosis oleh sel-sel retikuloendotelia

MAKANAN BAYI

Dari lahir sampai usia 6 bulan : ASI / susu formula

Usia 6-7 bulan

Pemberian MPASI berguna untuk merangsang tumbuhnya gigi, melatih kemampuan motorik yaitu saat ini memegang makanan sendiri (finger good).Untuk tahap awal, bayi diberikan makanan lunak dan cair seperti bubur susu dan biskuit. Bubur susu dapat dibuat dari tepung beras yang dicampur dengan ASI. Selingi dengan tepung beras merah, kacang hijau, atau labu kuning. Berikan dalam jumlah sedikit, lalu secara bertahap kentalkan dan tambah jumlahnya. Kenalkan makanan satu demi satu pada bayi, hindari dicampur. Tunggu beberapa hari untuk mengenalkan makanan baru lainnya. Ini untuk melihat apakah bayi alergi terhadap makananitu atautidak.Kemudian bayi dapat diberikan buah-buahan seperti pisang raja, pisang ambon, jeruk, labu dan papaya. Pilih buah yang baik dan tak bergetah untuk menghindari diare. Buat jus dengan campuran susu atau buah dikonsumsi sebanyak dua sendok makan sekali makan dan dua kali sehari. Setiap jenis buah diberikan 2-3 hari berturut-turut agar si kecil mengenal rasanya. Selanjutnya dikenalkan buah lain. Setelah ia mengenal rasa buah, kemudian ditambahkan bubur susu. Beri ia satu kali buah lumat dan satu kali bubur susu. Gunakan sendok kecil untuk menyuapkan bubur. Bila ia enggak makan, hindari memaksa tapi coba bujuk sehingga ia kembali mau makan atau tunda di waktu lain ketika ia merasa lapar.Kemudian pada usia 7 bulan, selain bubur susu dan buah, mulai diberi bubur saring. Pilih bahan makanan sumber karbohidrat, seperti beras, kentang, makaroni, kacang hijau, atau roti. Lalu dilengkapi protein hewani maupun nabati serta sayuran. Protein hewani bisa didapat dari kuning telur. Campur bahan-bahan tersebut, lalu diblender agar halus atau diulek di atas saringan. Untuk tahap awal, berikan 2 sendok makan sekali makan untuk 2-3 kali sehari. Selanjutnya tingkatkan jumlahnya sampai setidaknya 7 sendok makan.Berikut Contoh Jadwal MPASI bagi usia 6-7 bulan:Pukul 06.00-07.00 atau setelah bangun tidur ASIPukul 09.00 : bubur susuPukul 11.00-12.00 : buahPukul 14.00 : bubur susuPukul 17.00 : buah atau biskuit yang dicampur susuPukul 18:00 : ASI

Usia 8-9 bulan

Saat ini pencernaan bayi sudah lebih kuat dan bisa dikenalkan dengan makanan yang lebih padat. Selain bubur susu berbahan buah atau tepung, lengkapi dengan bubur saring. Pada tahap usia ini dapat diberikan bubur dengan jumlah pemberian minimal 8 sendok makan untuk sekali makan. Kenalkan makanan selingan seperti bubur kacang hijau, pudding dari susu dan buah atau biskuit dan lainnya. Lalu, secara bertahap tambahkan kandungan gizi dalam bubur dengan zat lemak seperti santan, margarin, atau minyak kelapa. Lemak dapat menambah kalori makanan, juga memberi rasa gurih dan mempertinggi penyerapan vitamin A serta zat gizi lain yang larut dalam lemak. Selain telur, sumber protein hewani bisa didapat dari daging ayam atau daging sapi, serta ikan. Variasikan bahan makanan secara bergantian sehingga si kecil terhindar dari masalah sulit makan seperti hanya mau makan dengan menu tertentu atau pilih-pilih makanan.Berikut contoh Jadwal MPASI usia 8-9 bulan:Pukul 06.00-07.00 atau setelah bangun tidur: ASIPukul 09.00 : bubur susu (berbahan buah atau tepung)Pukul 11.00-12.00 : bubur saringPukul 14.00 : bubur susu (berbahan buah, tepung atau biskuit)Pukul 17.00 : bubur saringPukul 18:00 : ASI

Usia 10 12 bulan

Si kecil mampu mencerna makanan semi padat berupa nasi tim. Kenalkan pada makanan keluarga secara bertahap. Bentuk dan kepadatan nasi tim diatur secara berangsur mendekati makanan keluarga. Nasi tim dibuat dari beras dan dilengkapi protein hewani dan nabati: ikan, hati ayam, ceker ayam, tempe, tahu, telur, daging ayam dan sapi, serta sayur-sayuran. Tambahkan bumbu alami dalam nasi tim, misalnya ikan ditumis dengan bawang putih dan mentega, sayur sup dimasak dengan bawang merah, bawang putih, dan daun bawang.Campurkan ke dalam makanan lembek, lauk pauk dan sayuran secara bergantian. Lauk pauk sebaiknya diolah terpisah. Karena bila dicampur, lalu dihangatkan berulang-ulang, maka gizinya akan berkurang. Berikan makanan selingan bergizi seperti bubur kacang hijau, biskuit, atau buah-buahan seperti pisang, jeruk dan pepaya. Jadi perkenalkan dengan beraneka ragam makanan. Berikut contoh Jadwal MPASI bagi usia 10-12 bulan:Pukul 06.00 atau setelah bangun tidur: ASIPukul 08.00 : bubur susuPukul 10.00 : buah atau biskuitPukul 12.00 : nasi timPukul 13.00 : ASIPukul 14:00 : biskuitPukul 16.00 : ASIPukul 18:00 : nasi timPukul 19:00 : ASI

Bilirubin adalah pigmen kuning yang berasal dari perombakan heme dari hemoglobin dalam proses pemecahan eritrosit oleh sel retikuloendotel. Di samping itu sekitar 20% bilirubin berasal dari perombakan zat-zat lain. Sel retikuloendotel membuat bilirubin tidak larut dalam air; bilirubin yang disekresikan dalam darah harus diikatkan kepada albumin untuk diangkut dalam plasma menuju hati. Di dalam hati, hepatosit melepaskan ikatan itu dan mengkonjugasinya dengan asam glukoronat sehingga bersifat larut air. Proses konjugasi ini melibatkan enzim glukoroniltransferase.Bilirubin terkonjugasi (bilirubin glukoronida atau hepatobilirubin) masuk ke saluran empedu dan diekskresikan ke usus. Selanjutnya flora usus akan mengubahnya menjadi urobilinogen dan dibuang melalui feses serta sebagian kecil melalui urin. Bilirubin terkonjugasi bereaksi cepat dengan asam sulfanilat yang terdiazotasi membentuk azobilirubin (reaksi van den Bergh), karena itu sering dinamakan bilirubin direk atau bilirubin langsung.Bilirubin tak terkonjugasi (hematobilirubin) yang merupakan bilirubin bebas yang terikat albumin harus lebih dulu dicampur dengan alkohol, kafein atau pelarut lain sebelum dapat bereaksi, karena itu dinamakan bilirubin indirek atau bilirubin tidak langsung.Peningkatan kadar bilirubin direk menunjukkan adanya gangguan pada hati (kerusakan sel hati) atau saluran empedu (batu atau tumor). Bilirubin terkonjugasi tidak dapat keluar dari empedu menuju usus sehingga akan masuk kembali dan terabsorbsi ke dalam aliran darah.Peningkatan kadar bilirubin indirek sering dikaitkan dengan peningkatan destruksi eritrosit (hemolisis), seperti pada penyakit hemolitik oleh autoimun, transfusi, atau eritroblastosis fatalis. Peningkatan destruksi eritrosit tidak diimbangi dengan kecepatan kunjugasi dan ekskresi ke saluran empedu sehingga terjadi peningkatan kadar bilirubin indirek.Hati bayi yang baru lahir belum berkembang sempurna sehingga jika kadar bilirubin yang ditemukan sangat tinggi, bayi akan mengalami kerusakan neurologis permanen yang lazim disebut kenikterus. Kadar bilirubin (total) pada bayi baru lahir bisa mencapai 12 mg/dl; kadar yang menimbulkan kepanikan adalah > 15 mg/dl. Ikterik kerap nampak jika kadar bilirubin mencapai > 3 mg/dl. Kenikterus timbul karena bilirubin yang berkelebihan larut dalam lipid ganglia basalis.

Dalam uji laboratorium, bilirubin diperiksa sebagai bilirubin total dan bilirubin direk. Sedangkan bilirubin indirek diperhitungkan dari selisih antara bilirubin total dan bilirubin direk. Metode pengukuran yang digunakan adalah fotometri atau spektrofotometri yang mengukur intensitas warna azobilirubin.Nilai Rujukan : DEWASA : total : 0.1 1.2 mg/dl, direk : 0.1 0.3 mg/dl, indirek : 0.1 1.0 mg/dl ANAK : total : 0.2 0.8 mg/dl, indirek : sama dengan dewasa. BAYI BARU LAHIR : total : 1 12 mg/dl, indirek : sama dengan dewasa.

Masalah KlinisBilirubin Total, DirekPENINGKATAN KADAR ikterik obstruktif karena batu atau neoplasma, hepatitis, sirosis hati, mononucleosis infeksiosa, metastasis (kanker) hati, penyakit Wilson. Pengaruh obat : antibiotic (amfoterisin B, klindamisin, eritromisin, gentamisin, linkomisin, oksasilin, tetrasiklin), sulfonamide, obat antituberkulosis ( asam para-aminosalisilat, isoniazid), alopurinol, diuretic (asetazolamid, asam etakrinat), mitramisin, dekstran, diazepam (valium), barbiturate, narkotik (kodein, morfin, meperidin), flurazepam, indometasin, metotreksat, metildopa, papaverin, prokainamid, steroid, kontrasepsi oral, tolbutamid, vitamin A, C, K.

PENURUNAN KADAR anemia defisiensi besi. Pengaruh obat : barbiturate, salisilat (aspirin), penisilin, kafein dalam dosis tinggi.

Bilirubin indirekPENINGKATAN KADAR eritroblastosis fetalis, anemia sel sabit, reaksi transfuse, malaria, anemia pernisiosa, septicemia, anemia hemolitik, talasemia, CHF, sirosis terdekompensasi, hepatitis. Pengaruh obat : aspirin, rifampin, fenotiazin (lihat biliribin total, direk)

PENURUNAN KADAR : pengaruh obat (lihat bilirubin total, direk