Pembuatan Tingtur

download Pembuatan Tingtur

of 7

Transcript of Pembuatan Tingtur

  • 8/10/2019 Pembuatan Tingtur

    1/7

    3

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    II.1 Teori Umum

    Tingtur adalah sediaan cair yang dibuat dengan cara maserasi atau

    perkolasi simplisia nabati atau hewani atau dengan cara melarutkan

    senyawa kimia dalam pelarut yang tertera pada masing-masing monografi.

    Kecuali dinyatakan lain, tingtur dibuat menggunakan 20% zat berkhasiat

    dan 10% untuk zat berkhasiat keras (Dirjen POM, 1979).

    Cara pembuatan tingtur terbagi atas 2 yaitu (Syamsuni, 2005):

    1. Cara Perkolasi

    Perkolasi adalah suatu cara penarikan memakai alat yang di sebut

    perkolator, yang simplisianya terendam dalam cairan penyari dimana

    zat-zatnya terlarut dan larutan tersebut akan menetes secara beraturan

    keluar memenuhi syarat-syarat dalam Farmakope. Campur dengan

    hati-hati serbuk bahan obat atau campuran bahan obat dengan pelarut

    atau campuran pelarut tertentu secukupnya hingga rata dan cukup

    basah, biarkan selama 15 menit. Pindahkan kedalam perkolator yang

    sesuai dan mampatkan. Tuangkan pelarut atau campuran pelarut

    tertentu secukupnya sampai terendam seluruhnya, tutup bagian atas

    perkolator dan jika cairan sudah hampir menetes dari perkolator, tutup

    lubang bawah. Perkolasi dilakukan selama 24 jam atau sesuai dengan

    waktu yang tertera pada monografi. Jika penetapan kadar tidak

    dinyatakan lain, lakukan perkolasi secara perlahan atau pada kecepatan

    yang telah ditentukan, dan secara bertahap tambahkan pelarut atau

    campuran pelarut secukupnya hingga diperoleh 1000 mL tingtur.

    Prinsip kerja perkolasi yaitu serbuk simplisia ditempatkan dalam

    bejana silinder, yang bagian bawahnya diberi sekat berpori. Cairan

    penyari dialirkan dari atas ke bawah melalui serbuk tersebut. Cairan

    penyari akan melarutkan zat aktif sel-sel yang dilalui sampai mencapa

    keadaan jenuh (Syamsuni, 2005).

  • 8/10/2019 Pembuatan Tingtur

    2/7

    4

    Perkolasi, kecuali dinyatakan lain sebagai berikut (Syamsuni,

    2005) :

    a. Basahi 10 bagian simplisia atau campuran simplisia dengan derajat

    halus yang cocok menggunakan 2,5-5 bagian cairan penyari,

    masukkan kedalam bejana tertutup sekurang-kurangnya 3 jam

    pindahkan massa sedikit demi sedikit dalam perkolator sambil tiap

    kali ditekan hati-hati, tuangi dengan cairan penyari secukupnya

    sampai cairan mulai menetes, dan diatas simplisia masih terdapat

    selapis cairan penyari, tutup perkolator, biarkan selama 24 jam.

    b. Biarkan cairan menetes dengan kecepatan 1 mL per menit,

    tambahkan berulang-ulang cairan penyari secukupnya sehingga

    selalu terdapat selapis cairan penyari diatas simplisia sehingga

    diperoleh 80 bagian perkolat.

    c.

    Peras massa, campurkan cairan perasan kedalam perkolat,

    tambahkan cairan penyari secukupnya hingga diperoleh 100

    bagian. Pindahkan kedalam bejana, tutup, biarkan selama 2 hari

    ditempat sejuk terlindung dari cahaya.

    2.

    Cara Maserasi

    Maserasi adalah cara penarikan sari dari simplisia dengan

    merendam simplisia tersebut dalam cairan penyari pada suhu biasanya

    15-25 C. maserasi juga merupakan proses pendahuluan untuk

    pembuatan secara perkolasi. Prinsip kerja maserasi adalah pencucian

    zat aktif yang dilakukan dengan cara merendam serbuk simplisia

    dalam cairan penyari yang sesuai pada temperatur kamar, terlindung

    dari cahaya. Cairan penyari akan masuk ke dalam sel melewati dinding

    sel. Isi sel akan larut karena adanya perbedaan konsentrasi antara

    larutan di dalam sel dengan di luar sel. Larutan yang konsentrasinya

    tinggi akan terdesak keluar dan diganti oleh cairan penyari dengan

    konsentrasi rendah (proses difusi). Peristiwa tersebu berulang sampai

    terjadi keseimbangan konsentrasi antara larutan diluar sel dan di dalam

  • 8/10/2019 Pembuatan Tingtur

    3/7

    5

    sel. Maserasi bahan obat dengan 750 mL pelarut atau campuran pelarut

    tertentu dalam wadah yang dapat ditutup, letakkan ditempat hangat.

    Diamkan selama 3 hari sambil dikocok sesekali atau hingga terlarut.

    Pindahkan campuran kedalam penyaring, dan jika sebagian besar

    cairan telah mengalir keluar, cuci residu pada penyaring dengan

    sejumlah pelarut atau campuran pelarut tertentu secukupnya hingga

    diperoleh 1000 mL tingtur. Tingtur harus disimpan dalam wadah

    tertutup rapat, tidak tembus cahaya, jauhkan dari cahaya matahari

    langsung dan panas yang berlebihan. Menurut literatur lain, tingtur

    adalah sediaan cair yang dibuat dengan cara perkolasi atau maserasi

    simplisia nabati atau hewani, atau dengan cara melarutkan senyawa

    kimia dalam pelarut yang tertera pada masing-masing monografi.

    Kecuali dinyatakan lain, tingtur dibuat menggunakan 20% zat

    berkhasiat dan 10% zat berkhasiat keras (Syamsuni, 2005).

    Maserasi, kecuali dinyatakan lain dilakukan sebagai berikut

    (Syamsuni, 2005) :

    a.

    Masukkan 20 bagian simplisia dengan derajat halus yang cocok

    kedalam sebuah bejana, tuangi dengan 75 bagian cairan penyari,

    tutup, biarkan selama 5 hari terlindung dari cahaya sambil diaduk,

    lalu diperas. Cuci ampas dengan cairan penyari secukupnya hingga

    diperoleh 100 bagian.

    b.

    Pindahkan kedalam bejana tertutup, biarkan ditempat sejuk

    terlindung dari cahaya selama 2 hari. Tuangkan dan saring.

    Tingtur dapat dibagi menjadi beberapa macam yaitu sebagai

    berikut (Syamsuni, 2005) :

    a. Tingtur Asli adalah tingtur yang dibuat secara maserasi atau

    perkolasi. Contoh: Tingtur yang dibuat secara maserasi; Opii

    Tinctura, Valerianae Tinctura, Capsici Tinctura, Myrrhae Tinctura,

    Opii Aromatica Tinctura, Polygalae Tinctura . Tingtur yang dibuat

    secara perkolasi, contoh: Belladonae Tinctura, Cinnamomi

  • 8/10/2019 Pembuatan Tingtur

    4/7

    6

    Tinctura, Digitalis Tinctura, Lobeliae Tinctura, Strychnini

    Tinctura, Ipecacuanhae Tinctura.

    b.

    Tingtur Tidak Asli (Palsu) adalah tingtur yang dibuat dengan jalan

    melarutkan bahan dasar atau bahan kimia dalam cairan pelarut

    tertentu. Contoh: Iodii Tinctura, Secalis Cornuti Tinctura.

    c.

    Tingtur Keras adalah tingtur yang dibuat menggunakan 10 %

    simplisia yang berkhasiat keras. Contoh: Belladonae Tinctura,

    Digitalis Tinctura, Opii Tinctura, Lobeliae Tinctura, Stramonii

    Tinctura, Strychnin Tinctura, Ipecacuanhae Tinctura.

    d. Tingtur Lemah adalah tingtur yang dibuat menggunakan 20 %

    simplisia yang tidak berkhasiat keras. Contoh: Cinnamomi

    Tinctura, Valerianae Tinctura, Polygalae Tinctura, Myrrhae

    Tinctura.

    e. Tingtur Lain Berdasarkan Cairan Penariknya.

    1.

    Tingtura Aetherea, jika cairan penariknya adalah aether atau

    campuran aether dengan aethanol. Contoh: Tingtura Valerianae

    Aetherea.

    2. Tingtura Vinosa, jika cairan yang dipakai adalah campuran

    anggur dengan aethanol. Contoh: Tinctura Rhei Vinosa (Vinum

    Rhei).

    3. Tinctura Acida, jika ke dalam aethanol yang dipakai sebagai

    cairan penarik ditambahkan suatu asam sulfat. Contoh: pada

    pembuatan Tinctura Acida Aromatica.

    4.

    Tinctura Aquosa, jika sebagai cairan penarik dipakai air,

    contoh: Tinctura Rhei Aquosa.

    5. Tinctura Composita, adalah tingtur yang didapatkan dari jika

    penarikan dilakukan dengan cairan penarik selain aethanol hal

    ini harus dinyatakan pada nama tingtur tersebut, misalnya

    campuran simplisia, contoh: Tinctura Chinae Composita.

  • 8/10/2019 Pembuatan Tingtur

    5/7

    7

    II.2 Uraian Tanaman

    1. Cabe Merah (Capsicum annum)

    a) Klasifikasi (Dalimartha, 2000)

    Regnum : Plantae

    Divisi : Magnoliophyta

    Kelas : Magnoliopsida

    Ordo : Solanaless

    Famili : Solanaceae

    Genus : Capsicum

    Spesies : Capsicum annum

    b) Morfologi

    Cabai berasal dari Amerika tropis, tersebar mulai dari

    Meksiko sampai bagian utara Amerika Selatan. Di Indonesia,

    umumnya cabai dibudidayakan di daerah pantai sampai

    pegunungan, hanya kadang-kadang menjadi liar (Dalimartha,

    2000).

    Perdu tegak, tinggi 1-2,5 m, setahun atau menahun. Batang

    berkayu, berbuku-buku, percabangan lebar, penampang bersegi,

    batang muda berambut halus berwarna hijau.Daun tunggal,

    bertangkai (panjangnya 0,5-2,5 cm), letak tersebar. Helaian daun

    bentuknya bulat telur sampai elips, ujung runcing, pangkal

    meruncing, tepi rata, pertulangan menyirip, panjang 1,5-12 cm,

    lebar 1-5 cm, berwarna hijau. Bunga tunggal, berbentuk bintang,

    berwarna putih, keluar dari ketiak daun. Buahnya buah buni,

    berbentuk kerucut memanjang, lurus atau bengkok, meruncing

    pada bagian ujungnya, menggantung, permukaan licin mengilap,

    diameter 1-2 cm, panjang 4-17 cm, bertangkai pendek, rasanya

    pedas. Buah muda berwarna hijau tua, setelah masak menjadi

    merah cerah. Biji yng masih muda berwarna kuning setelah tua

    Gambar II.2

    Cabe Merah

    Ca sicum annum

  • 8/10/2019 Pembuatan Tingtur

    6/7

    8

    menjadi coklat, berbentuk pipih, berdiameter sekitar 4 mm

    (Dalimartha, 2000).

    c)

    Kandungan Kimia

    Buah mengandung kapsaisin, dihidrokapsaisin, vitamin

    (A,C), dammar, zat warna kapsantin, karoten, kapsarubin,

    zeasantin, kriptosantin, dan lutein. Selain itu, juga mengandung

    mineral, seperti zat besi, kalium, kalsium, fosfor, dan niasin

    (Dalimartha, 2000).

    d)

    Khasiat

    Buah berkhasiat stimulant, meningkatkan nafsu makan

    (stomakik), peluruh keringat (diaforetik), perangsang kulit, dan

    sebagai obat gosok (Dalimartha, 2000).

    II.3 Uraian Bahan

    1. Alkohol (Dirjen POM, 1979 ; Dirjen POM, 1995)

    Nama resmi : Aethanolum

    Nama lain : Etanol

    RM/BM : C2H6O/46,07

    Rumus struktur : H H

    H C C O H

    H H

    Pemerian : Cairan mudah menguap, jernih, tidak berwarna,

    baunya khas dan menyebabkan rasa terbakar pada

    lidah. Mudah menguap walaupun pada suhu rendah

    dan mendidih pada suhu 78. Mudah terbakar.

    Kelarutan : Bercampur dengan air dan praktis bercampur

    dengan semua pelarut organik.

    Khasiat : Sebagai disinfektan

    Kegunaan : Untuk membersihkan alat yang akan digunakan

    Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat, jauh dari api

    2. Aqua destilata (Dirjen POM, 1979)

    Nama resmi : Aqua destilata

  • 8/10/2019 Pembuatan Tingtur

    7/7

    9

    Nama lain : Air suling, air murni

    RM/BM : H2O/18.02

    Rumus struktur : H O H

    Pemerian : Cairan jernih, tidak berwarna, tidak berbau, tidak

    mempunyai rasa

    Kegunaan : Sebagai pelarut

    Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

    II.4 Prosedur Kerja

    1.

    Diambil 150 mL alkohol 95%.

    2. Dilakukan pengenceran alkohol 95% menjadi alkohol dengan

    konsentrasi 93%.

    3.

    Dimaserasi 100 g cabe yang telah diserbukkan dengan 150 mL alkohol

    yang telah diencerkan.

    4. Ditambahkan madu dan gula jawa yang telah dihancurkan.

    5.

    Diaduk maserat dengan menggunakan batang pengaduk selama 1-2

    jam.

    6.

    Disaring maserat sebanyak 3x penyaringan.

    7. Dimasukkan ke dalam botol sprite yang sudah dikalibrasi.

    8.

    Ditambahkan aquades sampai 200 mL.

    9. Diberi label dan simpan di tempat yang tertutup, kering dan terlindung

    dari cahaya.