pembuatan amilum.docx

21
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Di Indonesia bahan makanan pokok yang biasa dimakan adalah beras, jagung, sagu, dan kadang- kadang juga singkong atau ubi. Bahan makanan tersebut berasal dari tumbuhan atau senyawa yang terkandung didalamnya sebagian besar adalah karbohidrat. Karbohidrat merupakan golongan besar senyawa organik yang paling melimpah di bumi. Karbohidrat memiliki berbagai fungsi dalam tubuh makhluk hidup, terutama sebagai bahan bakar (misalnya glukosa), cadangan makanan (misalnya pati pada tumbuhan dan glikogen pada hewan), dan materi pembangun (misalnya selulosa pada tumbuhan, kitin pada hewan dan jamur. Pada proses fotosintesis, tumbuhan hijau mengubah karbondioksida menjadi karbohidrat. Karbohidrat terbagi menjadi beeberapa bagian seperti monosakarida, disakarida dan polisakarida. Hasil dari metabolisme primer turunan dari karbohidrat berupa senyawa-senyawa polisakarida, yaitu amilum (C 6 H 10 O 5 )n. 1

Transcript of pembuatan amilum.docx

Page 1: pembuatan amilum.docx

BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Di Indonesia bahan makanan pokok yang biasa dimakan adalah beras,

jagung, sagu, dan kadang-kadang juga singkong atau ubi. Bahan makanan

tersebut berasal dari tumbuhan atau senyawa yang terkandung didalamnya

sebagian besar adalah karbohidrat.

Karbohidrat merupakan golongan besar senyawa organik yang paling

melimpah di bumi. Karbohidrat memiliki berbagai fungsi dalam tubuh

makhluk hidup, terutama sebagai bahan bakar (misalnya glukosa), cadangan

makanan (misalnya pati pada tumbuhan dan glikogen pada hewan), dan

materi pembangun (misalnya selulosa pada tumbuhan, kitin pada hewan dan

jamur.

Pada proses fotosintesis, tumbuhan hijau mengubah karbondioksida

menjadi karbohidrat. Karbohidrat terbagi menjadi beeberapa bagian seperti

monosakarida, disakarida dan polisakarida. Hasil dari metabolisme primer

turunan dari karbohidrat berupa senyawa-senyawa polisakarida, yaitu

amilum (C6H10O5)n.

Pada hakikatnya, bidang ilmu farmasi memiliki ruang lingkup yang

sangat luas. Bidang ilmu farmasi tidak hanya dikhususkan mempelajari cara

meracik dan memformulasikan obat, namun juga lebih luas dalam

mempelajari bahan alam. Dalam bidang farmasi bahan alam juga

dimanfaatkan sebagai bahan obat atau sebagai zat tambahan pada obat.

Salah satu bahan alam yang sering digunakan sebagai bahan tambahan pada

pembuatan obat yaitu amilum.

Pati atau amilum merupakan simpanan energi didalam sel-sel

tumbuhan, berbentuk butiran-butiran kecil mikroskopik dengan diameter

berkisar antara 5-50 nm. Di alam, pati banyak terkandung dalam beras,

gandum, jagung, biji-bijian seperti kacang merah atau kacang hijau dan

1

Page 2: pembuatan amilum.docx

banyak juga terkandung dalam berbagai jenis umbi-umbian seperti

singkong, kentang atau ubi.

Didalam berbagai produk pangan, pati umumnya akan terbentuk dari

dua polimer molekul glukosa yaitu amilosa dan amilopektin. Amilosa

merupakan polimer glukosa rantai panjang yang tidak bercabang, sedangkan

amilopektin merupakan polimer glukosa dengan susunan yang bercabang-

cabang. Komposisi kandungan amilosa dan amilopektin ini akan bervariasi

dalam produk pangan, dimana produk pangan yang memiliki kandungan

amilopektin tinggi akan semakin mudah untuk dicerna.

Penampang amilum pada berbagai tanaman tentu berbeda-beda. Oleh

karena itu, praktikum kali ini akan membahas tentang perbedaan jenis

amilum pada tumbuhan, yaitu padi (Oriza Sativa) dan Jagung (Zea Mays).

I.2 Maksud Dan Tujuan Percobaan

I.2.1 Maksud Percobaan

1. Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami bagian-bagian dari

amilumpada tumbuhan.

2. Mahasiswa dapat mengetahui proses pembuatan amilum pada berbagai

jenis tumbuhan.

I.2.2 Tujuan Percobaan

1. Mahasiswa dapat menentukan bagian-bagian dari amilumpada beras dan

jagung.

2. Mahasiswadapat menentukan proses pembuatan amilum pada beras dan

jagung.

I.3 Prinsip Percobaan

Menentukan amilum dari sampel padi (Oriza sativa) dan jagung (Zea

mays) dengan cara mengendapkan filtrat hasil saringan dan diamati secara

mikroskopik amilum yang diperoleh dibandingkan dengan amilum standar.

2

Page 3: pembuatan amilum.docx

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

II.1 Teori Umum

Amilum adalah jenis polisakarida yang banyak terdapat dialam, yaitu

sebagian besar tumbuhan terdapat pada umbi, daun, batang, dan biji-bijian

(Poedjiadi, 2009). Amilum merupakan suatu senyawa organik yang tersebar

luas pada kandungan tanaman. Amilum dihasilkan dari dalam daun-daun

hijau sebagai wujud penyimpanan sementara dari produk fotosintesis.

Amilum juga tersimpan dalam bahan makanan cadangan yang permanen

untuk tanaman, dalam biji, jari-jari teras, kulit batang, akar tanaman

menahun, dan umbi. Amilum merupakan 50-65% berat kering biji gandum

dan 80% bahan kering umbi kentang (Gunawan,2004).

Amilum terdiri dari dua macam polisakarida yang kedua-duanya adalah

polimer dari glukosa, yaitu amilosa (kira-kira 20 – 28 %) dan sisanya

amilopektin(Poedjiadi, 2009) :

a) Amilosa

Terdiri atas 250-300 unit D-glukosa yang berikatandengan ikatan α

1,4 glikosidik. Jadi molekulnya menyerupai rantai terbuka.

b) Amilopektin

Terdiri atas molekul D-glukosa yang sebagian besar mempunyai

ikatan 1,4- glikosidik dan sebagian ikatan 1,6-glikosidik. Adanya ikatan

1,6-glikosidikmenyebabkan terjadinya cabang, sehingga molekul

amilopektin berbentuk rantai terbuka dan bercabang. Molekul

amilopektin lebih besar dari pada molekul amilosa karena terdiri atas

lebih 1000 unit glukosa.

Secara umum, amilum terdiri dari 20% bagian yang larut air (amilosa)

dan 80% bagian yang tidak larut air (amilopektin). Hidrolisis amilum oleh

asammineral menghasilkan glukosa sebagai produk akhir secara hampir

kuantitatif (Gunawan, 2004).

3

Page 4: pembuatan amilum.docx

Amilum dapat dihidrolisis sempurna dengan menggunakan asam

sehingga menghasilkan glukosa. Hidrolisis juga dapat dilakukan dengan

bantuan enzim amilase, dalam air ludah dan dalam cairan yang dikeluarkan

oleh pankreas. Selain itu, terdapat juga amilase yang bekerja terhadap

amilum yang terdapat pada makanan kita, yang amilum diubah menjadi

maltosa dalam bentuk β – maltosa (Poedjiadi, 2009).

Amilum juga disebut dengan pati. Pati yang diperdagangkan diperoleh

dari berbagai bagian tanaman, misalnya endosperma biji tanaman gandum,

jagung dan padi; dari umbi kentang; umbi akar Manihot esculenta (pati

tapioka); batang Metroxylon sagu (pati sagu); dan rhizoma umbi tumbuhan

bersitaminodia yang meliputi Canna edulis, Maranta arundinacea, dan

Curcuma angustifolia (pati umbi larut) (Fahn, 1995).

Dalam dunia farmasi, amilum digunakan sebagai bahan penyusun

dalam serbuk dan sebagai bahan pembantu dalam pembuatan sediaan

farmasi yang meliputi bahan pengisi tablet, bahan pengikat, dan bahan

penghancur. Sementara suspensi amilum dapat diberikan secara oral sebagai

antidotum terhadap keracunan iodium dam amilum gliserin biasa digunakan

sebagai emolien dan sebagai basis untuk supositoria (Gunawan, 2004).

Sebagai amilum normal, penggunaannya terbatas dalam industri

farmasi. Hal ini disebabkan karakteristiknya yang tidak mendukung seperti

daya alir yang kurang baik, tidak mempunyai sifat pengikat sehingga hanya

digunakan sebagai pengisi tablet bagi bahan obat yang mempunyai daya alir

baik atau sebagai musilago, bahan pengikat dalam pembuatan tablet cara

granulasi basah (Anwar, 2004).

Amilum hidroksi-etil adalah bahan yang semisintetik yang digunakan

sebagai pengencer plasma (dalam larutan 6%). Ini merupakan pengobatan

tambahan untuk luka yang disebabkan oleh pendarahan, luka terbakar,

pembedahan, sepsis, dan trauma lain. Sediaan amilum yang terdapat dalam

pasaran adalah Volex (Gunawan, 2004).

Jika ditinjau dari struktur anatominya, pada butir amilum tampak

adanya lapisan mengelilingi hilus, yang disebut lamela.Apabila hilum

4

Page 5: pembuatan amilum.docx

terletak di pinggir, disebut amilum eksentris. Lapisan dalam amilum

(lamela) terbentuk karena pemadatan molekul dan perbedaan kadar air pada

awal pertumbuhan tiap lapisan. Jumlah lamela pada amilum seleria terkait

dengan jumlah hari selama pertumbuhan amilum.Butir amilum jika dilihat

dengan mikroskop cahaya terpolarisasi tampak terang.Posisi hilus, bentuk

dan ukuran butir, maupun penampilannya sebagai amilum tunggal atau

amilum majemuk memungkinkan untuk mengenali spesies tumbuhan

dengan melihat tepungnya (Mulyani, 2006).

Amilum tunggal atau monoadelf adalah butir amilum yang mempunyai

sebuah hilus yang dikelilingi oleh lamella, misalnya pada ubi jalar, ganyong

dan garut.Amilum setengah majemuk atau diadelf adalah amilum yang

mempunyai lebih dari satu hilus yang masing-masing dikelilingi oleh

lamela, dan di luarnya dikelilingi oleh lamella bersama, misalnya pada umbi

kentang.Amilum majemuk atau poliadelf adalah butir amilum yang

mempunyai lebih dari satu hilus, masing dikelilingi oleh lamella, dan

diuarnya tidak dikelilingi oleh lamella bersama. Misalnya pada padi

(Mulyani, 2006).

Sedangkan untuk membuktikan adanya amilum dalam suatu bahan

makanan, dapat dilakukan dengan melakukan uji iodium.Dimana reaksi

antara amilosa dan iodium akan membentuk suatu kompleks senyawa

berwarna dengan warna biru atau hitam (Satyajit, 2009).

5

Page 6: pembuatan amilum.docx

II. 2 Uraian Tanaman

1. Jagung (Zea Mays L.)(Dalimartha, 2006)

a. Klasifikasi

Kingdom : Plantae

Divisi : Magnoliophyta

Kelas : Monocotyledoneae

Ordo : Poales

Family : Poaceae

Genus : Zea

Spesies : Zea Mays L. (Gambar 2.1 Jagung (Zea mays) )

b. Morfologi (Dalimartha, 2006)

Daun jagung adalah daun sempurna. Bentuknya memanjang,

merupakan bangun pita ( ligalatus), ujung daun runcing (acutus), tepi

daun rata (integer), antara pelepah dan helaian daun terdapat ligula.

Tulang daun sejajar dengan ibu tulang daun, permukaan daun licin dan

ada yang berambut.

2. Padi (Oriza Sativa)(Dalimartha, 2006)

a. Klasifikasi

Kingdom : Plantae

Divisi : Magnoliophyta

Kelas : Liliopsida

Ordo : Poales

Family : Poaceoe

Genus : Oriza

Spesies : Oriza Sativa (Gambar 2.2 Padi (Oriza sativa) )

b. Morfologi(Dalimartha, 2006).

Akar tanaman padi memiliki sistem perakaran serabut. Batang terdiri

atas beberapa ruas yang dibatasi oleh buku, dan tunas (anakan) tumbuh

pada buku. Jumlah buku sama dengan jumlah daun ditambah dua yakni

satu buku untuk tumbuhnya koleoptil dan yang satu lagi buku terakhir

yang menjadi dasar malai. Ruas yang terpanjang adalah ruas yang teratas

6

Page 7: pembuatan amilum.docx

dan panjangnya berangsur menurun sampai ke ruas yang terbawah dekat

permukaan.

Daun tanaman padi tumbuh pada batang dalam susunan yang

berselang seling terdapat satu daun pada tiap buku. Bunga padi secara

keseluruhan disebut malai. Malai terdiri dari 8–10 buku yang

menghasilkan cabang–cabang primer selanjutnya menghasilkan cabang–

cabang sekunder. Dari buku pangkal malai pada umumnya akan muncul

hanya satu cabang primer, tetapi dalam keadaan tertentu buku tersebut

dapat menghasilkan 2–3 cabang primer.

II.3 Uraian Bahan

1. Air Suling (Dirjen POM, 1979)

Nama Resmi : Aqua Destilata

Sinonim :Air Suling

RM / BM : H2O/ 18,02

Rumus Struktur :

Pemerian : Cairan jernih; tidak berwarna; tidak berbau; tidak

mempunyai rasa.

Penyimpanan : Dalam wadah yang tertutup rapat.

Kegunaan :Sebagai Pelarut

II.4 Prosedur Kerja

1. Siapkan alat-alat dan bahan yang akan digunakan.

2. Lakukan sortasi masing-masing sampel, cuci dan timbang sebanyak 1

kg.

3. Untuk sampel kentang, bengkoang, dan ubi kayu : kulitnya dikupas

sebelum ditimbang.

4. Masukan dalam wadah blender, tambahkan sedikit air dan blender

sampai halus.

7

Page 8: pembuatan amilum.docx

5. Hasil blender disaring dengan menggunakan kain kasa sambil diperas

secara perlahan, hasil saringan dikumpul pada gelas piala. Endapkan dan

buang air rendamannya.

6. Keringkan dengan menggunakan oven selama beberapa menit pada suhu

40 – 50 ˚C.

7. Amilum yang diperoleh ditimbang untuk menghitung rendamannya.

8. Amati secara makroskopik mikroskopik amilum yang diperoleh dan

bandingkan dengan amilum standar.

8

Page 9: pembuatan amilum.docx

BAB III

METODE KERJA

III.1 Alat dan Bahan Percobaan

III.1.1 Alat alat yang digunakan

1. Blender

2. Gelas piala

3. Kain kasa atau kertas saring

4. Timbangan

5. Oven

6. Wadah atau toples

III.1.2 Bahan bahan yang digunakan

1. Beras

2. Jagung

III.2 Cara Kerja

a) Pembuatan amilum padi (Oriza Sativa)

1. Disiapkan alat dan bahan.

2. Ditimbang beras sebanyak 1 kg.

3. Dimasukan beras sedikit demi sedikit kedalam blender.

4. Ditambahkan air secukupnya.

5. Diblender hingga halus, kemudian disaring ke dalam wadah (toples)

menggunakan kain putih dengan cara diperas sampai tidak

mengeluarkan air perasan lagi

6. Ditutup dengan menggunakan aluminium foil

7. Didiamkan hingga terbentuk endapan.

9

Page 10: pembuatan amilum.docx

b) Pembuatan amilum jagung (Zea Mays)

1. Disiapkan alat dan bahan.

2. Ditimbang jagung sebanyak 1 kg.

3. Dimasukan jagung sedikit demi sedikit kedalam blender.

4. Ditambahkan air secukupnya.

5. Diblender hingga halus, kemudian disaring ke dalam wadah (toples)

menggunakan kain putih dengan cara diperas sampai tidak

mengeluarkan air perasan lagi

6. Ditutup dengan menggunakan aluminium foil

7. Didiamkan hingga terbentuk endapan.

10

Page 11: pembuatan amilum.docx

BAB IV

HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

IV.1 Hasil Pengamatan

No Sampel Gambar Keterangan

1. Beras (Oriza Sativa)

Perbesaran 40

a

b

ab

Gambar hasil praktikum

Gambar Literatur

a. Hilus

b. Lamela

2. Jagung (Zea Mays)

Perbesaran 40

a

b

a

b

Gambar hasil praktikum

Gambar Literatur

a. Hilus

b. Lamela

11

Page 12: pembuatan amilum.docx

IV.2 Perhitungan Rendamen

Sampel beras

a) Capor kosong : 54 gram

b) Capor + sampel : 64 gram

c) Berat sampel : 1 Kg 1000 gram

Rendamen = b−a

cX 100 %

Rendamen = 64−541000

X 100 %

Rendamen = 10

1000X 100 %

Rendamen = 1 %

Sampel Jagung

a) Capor kosong : 263,7 gram

b) Capor + sampel : 294 gram

c) Berat sampel : 1 Kg 1000 gram

Rendamen = b−a

cX 100 %

Rendamen = 294−263,7

1000X 100 %

Rendamen = 30,31000

X 100 %

Rendamen = 3,03 %

12

Page 13: pembuatan amilum.docx

IV.3 Pembahasan

Menurut Gunawan, 2004 Amilum merupakan suatu senyawa

organik yang tesebar luas pada kandungan tanaman. Amilum dihasilkan dari

dalam daun-daun hijau sebagai wujud penyimpanan tanaman dari produk

fotosintesis. Amilum juga tersimpan dalam bahan makanan cadangan yang

permanen untuk tanaman, dalam biji, kulit batang, akar tanaman menahun,

dan umbi.

Praktikum yang dilakukan adalah percobaan pembuatan amilum.

Dimana menggunakan sampel yaitu beras (Oriza sativa) dan jagung (Zea

mays). Setiap amilum pada berbagai tumbuhan bermacam-macam sehingga

akan dilihat perbedaan amilum pada beras dan jagung.

Pada praktikum ini, dilakukan pembuatan amilum. Pembuatan

amilum bertujuan untuk melihat hilus dan lamela. Dimana hilus merupakan

titik awal terbentuknya amilum sedangkan lamella adalah garis-garis halus

yang mengelilingi hilus. Menurut Gunawan, 2004 Amilum banyak terdapat

pada tumbuh-tumbuhan misalnya pada sampel yang kami gunakan yaitu

beras (Oryza Sativa) dan tanaman jagung (Zea Mays).

Pada pembuatan amilum, yang perlu diperhatikan adalah jenis

tanamannya dan cara pembuatannya. Misalnya pada tanaman jagung yang

digunakan untuk pembuatan amilum yaitu jagung yang masih muda.

Menurut Gunawan, 2004 Tujuan pemilihan jagung yang masih muda

dikarenakan agar jagung tersebut mudah dihaluskan dan masih banyak

terdapat amilumnya.

Proses pembuatan amilum pada sampel beras sama dengan pada

sampel jagung. Proses pembuatan yang pertama dengan menimbang sampel

terlebih dahulu, kemudian dihaluskan menggunakan blender. Menurut

Gunawan, 2004 Tujuan dihaluskannya sampel yaitu agar amilummya

mudah didapat. Setelah sampelnya dihaluskan, kemudian diperas untuk

memisahkan ampas dan air yang mengandung amilum. Setelah sampel beras

dan jagung dihaluskan kemudian disaring menggunakan kain putih sambil

13

Page 14: pembuatan amilum.docx

diperas secara perlahan dan dimasukkan ke dalam wadah. Penyaringan

bertujuan untuk mendapatkan filtrat dari kedua sampel tersebut.

Setelah filtrat kedua sampel dididapat, kemudian diendapkan selama

beberapa jam hingga terbentuk amilumnya. Setelah hasil endapan didapat

kemudian dikeringkan di dalam oven hingga kering kemudian diamati.

Dari hasil pengamatan yang dilakukan menggunakan mikroskop

dengan perbesaran 40 untuk sampel beras diperoleh hasil, dimana hilus dan

lamella tidak terlihat jelas. Jika dibandingkan dengan gambar hilus dan

lamella yang terdapat dalam literatur gambar yang di dapat tidak sesuai,

yang seharusnya pada mikroskop harus terlihat butir pati mejemuk dan hilus

berupa titik.

Sedangkan untuk sampel jagung setelah diamati menggunakan

mikroskop dengan perbesaran 40 kali, diperoleh hasil bahwa dimana hilus

dan lamella tidak terlihat jelas. Jika dibandingkan dengan literature gambar

yang didapat tidak sesuai, yang seharusnya terdapat butir pati yang

bergerombol atau majemuk, ada yang tunggal, hilus terlihat berbentuk titik

dan bercabang.

Adanya perbedaan gambar hilus dan lamella yang di dapat dari

kedua sampel, dikarenakan adanya kemungkinan kesalahan pada saat proses

pembuatan, ataupun pada saat pengamatan. Kesalahan pada saat proses

pembuatan misalnya pada saat pengeringan amilum. Proses pengeringannya

terlalu lama sehingga amilumnya mengalami kerusakan. Dan untuk

kesalahan pada proses pengamatan yaitu seperti alat mikroskop yang

digunakan sudah rusak.

14

Page 15: pembuatan amilum.docx

BAB V

PENUTUP

V.1 Kesimpulan

1. Amilum pada beras berupa butir pati majemuk dan hilus berupa titik.

Sedangkan pada jagung, amilum berupa butir pati ada yang

bergerombol/majemuk, ada yang tunggal, hilus terlihat berbentuk titik

dan bercabang.

2. Pembuatan amilum sampel dihaluskan. Kemudian disaring

menggunakan kain kasa. Hasil saringannya (filtrat) diendapkan

kemudian dikeringkan dalam oven pada suhu 40-50 0C.

V.2 Saran

1. Diharapkan bagi jurusan agar lebih memperhatikan keadaan lab terutama

untuk kelengkapan praktikum.

2. Diharapkan bagi lab agar melengkapi bahan dan ala-alat yang akan

digunakan pada saat praktikum.

3. Diharapkan kepada praktikan agar lebih hati-hati pada saat melakukan

praktikum agar mendapatkan hasil yang maksimal.

15