pembuatan larutan

26
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam Ilmu kimia sering dijumpai berbagai jenis larutan. Larutan – larutan tersebut mewrupakan campuran dari dua bahan atau zat yang berbeda baik dari bahan cair maupun padat. Setiap larutan yang dibuat pasti mempunyai kepekatan atau konsentrasi tertentu. Konsentrasian Kepekatan itu disetiap larutan yang dibuat larutan dapat dengan ditentukan secara Kuantitatif dengan suatu perhitungan. Sebelum membuat larutan dengan diharuskan tahu dulu alat –alat yang yang digunakan dalam membuat larutan, seperti gelas Kimia, Batang Pengadule, Labu Takar, Neraca analitik dan lain – lain. Alat – alat tersebut akan membantu untuk membuat suatu larutan dengan konsentrasi atau kepekatan sesuai degan kebutuhan. Diharapkan dengan diadakannya percobaan ini dapat lebih trampil lagi dalam percobaan pembuatan larutan, Selain itu diharapkan dapat mengetahui, mengerti, dan memahami pokok bahasan tentang percobaan ini. 2

description

kimia dasar

Transcript of pembuatan larutan

Page 1: pembuatan larutan

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Dalam Ilmu kimia sering dijumpai berbagai jenis larutan. Larutan –

larutan tersebut mewrupakan campuran dari dua bahan atau zat yang

berbeda baik dari bahan cair maupun padat. Setiap larutan yang dibuat

pasti mempunyai kepekatan atau konsentrasi tertentu. Konsentrasian

Kepekatan itu disetiap larutan yang dibuat larutan dapat dengan

ditentukan secara Kuantitatif dengan suatu perhitungan.

Sebelum membuat larutan dengan diharuskan tahu dulu alat –alat

yang yang digunakan dalam membuat larutan, seperti gelas Kimia,

Batang Pengadule, Labu Takar, Neraca analitik dan lain – lain. Alat –

alat tersebut akan membantu untuk membuat suatu larutan dengan

konsentrasi atau kepekatan sesuai degan kebutuhan.

Diharapkan dengan diadakannya percobaan ini dapat lebih trampil

lagi dalam percobaan pembuatan larutan, Selain itu diharapkan dapat

mengetahui, mengerti, dan memahami pokok bahasan tentang

percobaan ini.

1.2. tujuan Percobaan

a. Memahami dasar pembuatan larutan – larutan dengan perhitungan

Molaritas.

b. Molaritas dasar (Cara Prosedur) pengenceran larutan

c. Mengetahui dan mendapatkan larutan homogen dan heterogen.

2

Page 2: pembuatan larutan

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

Larutan merupakan campuran homogen dari molekul, atom atau

ion dari zat atau lebih. Larutan merupakan campuran karena susunannya

dapat berubah ubah. Larutan ada yang homogen dan ada yang

heterogen. Larutan homogen yaitu susunanannya begitu seragam.

Sehingga tidak dapat diamati adanya bagian – bagian yang berlainan.

Larutan heterogen pada permukaan – permukaan tertentu tertentu dapat

dideksi antara bagian – bagian terpisah.

Cairan merupakan salah satu komponen (penyusun) larutan

sebelum campuran ini dibuat cairan ini disebut medium pelarut umumnya

berwujud cair dan yang biasa digunakan adalah H2O (airdan yang

biasanya komponen yang jumlahnya terbanyak dalam suatu campurnya

dianggap sebagai pelarut. Zat pelarut umumnya brwujud cair dan yang

biasa digunakan adalah H2O (air), sedangkan Zat yang terlarut adalah

disebut zat terlarut.

Secara teoritis bila kita tinjau dari definisi larutan, yaitu :

Bila Solven (Zat Pelarut) : Suatu cairan maka solute (Zat yang

terlarut) adalah gas, zat pdat atau

cairan lain.

Bila Solven (Zat Pelarut) : Adalah Zat Padat makaSoplute (Zat

yang terlarut) adalah zat padat

maka solute (Zat yang terlarut)

adalah gas cairan, atau zat padat

lain.

Bila Solven (Zat Pelarut) : Adalah gas maka solute (Zat yang

3

Page 3: pembuatan larutan

terlarut) adalah cairan, zat padat

atau gas lain.

Sebelum membuat suatu pembekuan larutan terlebih dahulu kita

harus mengetahui larutan baku (Standart). Larutan standart adalah larutan

yang mengandung berat tertentu suatu reagens dalam volume tertentu

atau larutan yang diketahui normalitasnya, Larutan ini bisa dalam satuan

molar atau normal.

Adapun pengertian dari larutan molar dan normal adalah sebagai berikut :

- Larutan moral, yaitu larutan yang mengandung 1 mol regeperliter

larutan (M)

- Larutan normal, yaitu larutan yang mengandung 1 Gram ekivalen

reagens per liter larutan (N)

Larutan baku terbagi menjadi dua bagian yaitu :

Larutan baku primer yaitu larutan dimana dapat diketahui kadarnya

dan stabil pada proses penimangan, pelarutan, dan penyimpanan.

Adapun syarat – syarat larutan baku primer :

- Mempunyai kemurnian yang tinggi

- Rumus molekulnya pasti

- Tidak mengalami perubahan selama penimbangan

- Berat ekivalen yang tinggi (Agar kesalahan penimbangan dapat

diabaikan)

- Larutan stabil didalam penyimpanan

Larutan baku sekunder, yaitu larutan dimana

konsentralisinya ditentukan dengan jalan pembekuan dengan larutan

atau secara langsung tidak dapat diketahu kadarnya dan kestabilannya

didalam proses penimbangan, pelarutan dan penyimpanan.

Adapun syarat – syarat larutan baku sekunder :

4

Page 4: pembuatan larutan

- Derajat kemurnian lebih rendah daripada larutan baku primer

- Berat ekivalennya tinggi

- Larutan relatif stabil didalam penyimpanan

Larutan baku primer yang digunakan dalam titrasi asam basa oksalat,

asam bonzoat, Na2Co3, Na2B4O7, Kalium hidrogen falat dan kalium

hidrogen iodat (KH(CO3)2).

Sedangkan larutan baku sekunder yang dapat digunakan dalam titrasi

asam basa adalah Na OH, CH3COOH, dan lain – lain.

Contoh reaksi asam – basa :

CH3 COOH + N2 OH ↔ CH3 COOH + H2 O

Hubungan Kelarutan (Solubility Relationship)

a. Larutan Jenuh

Bila kristal gula ditambah kedalam air, molekul memisahkan diri

dari permukaan gula dan menuju kedalam pelarut, dimana molekul –

molekul memisahkan diri dari permukaan gula dan menuju pelarut,

dimana molekul molekul ini bergerak kira – kira dengan cara yang

sama seperti molekul air karena gerakan acak ini, beberapa dari

mereka akan menabrak permukaan gula dan terikat disitu oleh gaya –

gaya tarik dan molekul gula yang lain.

Gula secara tetap pada tiap saat melarut dan mengkristal ulang,

waktu gula itu mula – mula ditaruh kedalam air, laju pelarutan sangat

cepat dibandingkan dengan laju pengkristalan ulang. Akin lama,

Konsentarasi gula yang terlarut meningkat dengan teratur, dan laju

pengkristalan juga meningkat. Ketika laju pengkristalan dan pelarutan

telah sama proses – proses keseimbangan dinyatakan anak panah

rangkap dalam suatu persamaan untuk menunjukkan bahwa dua

proses yang berlawanan sedang terjadi serempak dengan laju yang

sama.

C6 H12 O6 + H2O → Larutan Gula

5

Page 5: pembuatan larutan

Bila kedua proses ini berada dalam kesetimbangan larutan itu

disebut jenuh.

Suatu larutan jenuh didefinisikan sebagai larutan yang

mengndung zat terlarut daam jumlah yang diperlukan untuk adanya

kesetimbangan antara zat terlarut yang larut dan yang tak terlarut.

b. Larutan Tak Jenuh dan Lewat Jenuh

Suatu larutan tak jenuh kalah pekat dari pda suatu larutan tak

jenuh dan larutan lewat (jenuh lebih pekat dibandingkan suatu larutan

lewat jenuh biasanya dibuat dengan membuat larutan jenuh pada

temperatur ynag lebih tinggi. Zat terlarut haruslah lebih banyak larut

dalam pelarut panas dari pada pelarut dingin. Jika tersisa zat terlarut

yang belum larut sisa itu disingkirkan larutan panas itu kemudian

didiginkan dengan hati – hati untuk menghindari pengkristalan. Artinya

larutan itu tidak boleh digetarkan atau diguncangkan dari debu atau

material asing harus dilarang masuk. Jika tak ada zat yang terlarut

memisahkan diri selama pen dinginan, maka larutan dinginitu bersifat

lewat jenuh.

Suatu larutan lewat jenuh adalah suatu sistem menstabil. Larutan

ini dapat diubah menjadi larutan jenuh dengan menambahkan kristal

yang kecil (Biasanya kristal zat terlarut, meskipun terkadang mata zat

asing dapat juga berhasil) Kristal itu merupakan suatu inti disekitar

mana zat terlarut berlebih yang lsarut dapat mengkristal.

c. Evaluasi Pelarut

Bila mana zat terlarut yang larut dalam suatu pelarut di eksetraksio

kedalam suatu pelarut lain, maka proses ini disebut ekstraksi pelarut.

Dalam Labolatorium, Ekstraksi pelarut dapat dilaksanakan dalam

sebuah lorong pisah.

Dalam Industri, ektraksi pelarut sering kali dilaksanakan dimana

tetesan – tetesan pelarut yang r ingan bergerak keatas melewati arus

6

Page 6: pembuatan larutan

kebawah lambat – lambat (dari) pelarut yang lebih berat. Ekstraksi arus

lawan semacam ini sangat efisien karena pada ujung bawah tabung,

pelarut yang telah kehilangan hampir semua zat terlarutnya diektrak

oleh pelarut yan lain yang masih bersih.

Pembuatan Larutan

Dalam pembuatan larutan kita harus lebih dahulu mengetahui

konsentrasi suatu zat atau bahan yang dilarutkan, hal ini dilakukan agar

tidak terjadi kesalahan didalam melakukan percobaan. Zat Padat

ataupun Zat Cair dibuat dengan kepekatan yang berbeda, semakin

tinggi konsentrasi suatu zat maka semakin pekat pula larutan tersebu.

Cara menyatakan Konsentrasi

Dalam menyatakan konsentrasi larutan dapat dilakukan dengan

beberapa cara yaitu bobot ekivalen, Persentaser , molaritas, Normalitas,

Fraksi Mol dan bagian Perjuta (ppm). Untuk memberikan atau bereaksi

dengan 1 mol proton (H+), sedangkan pada reaksi redoks yang dimaksud

dengan bobot ekivalen adalah bobot dalam satuan gram suat zat/Unsur /

Senyawa yng diperlukan untuk memberikan atau menerima suatu mol

elektron, Hubungan antara molekul dengan bobot ekivalendinyatakan

dengan persamaan,

BE =

Keterangan :

BE : Bobot Ekivalen

EW : Equivalent Weight

BM : Bobot Molekul

MW : Molecular Weight

n : Cacah mol proton (H+) atau cach mol elektron atau cach mol

kation univalen yang memberikan atau diikat oleh suatu zat (Zat tersebut).

2. Persentase (%)

7

Page 7: pembuatan larutan

Untuk menyatakan cacah tersebut dalam larutan dengan

istilah (satuan) persen ini ada beberapa kriteria yaitu % b/b, % bv, % v/b,

atau % v/v, perdefinisi yang dimaksud adalah % adalah :

% terlarut =

Atau

% terlarut = x 100 %

Akan tetapi baik terlarut maupun pelarut itu dapat diukur

volume atau massanya bergantung wujud atau keprqaktisan

mengukurnya, oleh sebab itu dalam menyataklan % larutan,

hendaknya dinyatakan sistemnya % b/b, % b/v, atau % v/v.

3. Molaritas

Molaritas atau molar disingkat M didefinisikan sebagai cacah

mol zat terlarut setiap tertentu (liter = 1 dm3) Larutan secara sederhana

molar dinyatakan sebagai berikut :

M = =

M =

M =

4. Molalitas

Molalitas atau molar didefinisikan sebagai cacah mol terlarut

setiap kilogram pelarut. Secara sederhana molal dapat dinyatakan

sebagai berikut

Molal = Molalitas =

Molal =

8

Page 8: pembuatan larutan

Molal =

Keterangan : Mr : Rasa Relatif

P : Masa Pelarut

BM : Berat Molekul

5. Normalitas

Normalitas didefinisikan sebagai cacah larutan yang

mengandung ekivalen terlarut setiap volume larutan secara sederhana

normail (N) dapat dinyatakan sebagai berikut :

N =

Oleh karena BE =

N = n x

6. Fraksi Mol (x)

Fraksi mol diodefinisikan sebagai perbandingan antara

cacah mol suatu komponen dengan cach mol semua pembentuk larutan,

Dengan demikian fraksi nol ini selalu dituliskan dengan indeks

komponennya.

Fraksi mol komponen A (xA) =

Untuk larutan yang terdiri dari hanya komponen

A dan B maka

Fraksi mol A = x a = = 1

xa + xb = + =1

7. Bagian per-Juta (Part Permillion = ppm)

9

Page 9: pembuatan larutan

Bagian perjuta (ppm) didefinisikan s3ebagi cacah terlarut

dalam satu juta bagian atau bagian suatu komponen dalam satu juta

bagian campuran. ppm =

ppm =

Dimana,

W = Bobot / Cacah dalam satuan (Gram, Mg, dll)

Wo= Bobot / Cacah larutan dalam satuan (Gram, Mg, dll)

BAB 3

METODOLOGI PERCOBAAN

3.1 Alat dan bahan

3.1.1 Alat

Neraca analitik

Gelas Kimia 100 ml

Batang Pengaduk

Labu tsksr 100 ml

Kaca Arloji

Pepet ukur 10 ml

3.1.2 Bahan

CH3 COON2

NH4 Cl

Hcl

Aluades

3.2 Prosedur Percobaan

10

Page 10: pembuatan larutan

3.2.1 Pembuatan Larutan CH3 COON2

Ditimbang CH3 COON2 sebanyak 0,41 gram lalu dipindahkan

secara kuantitatif kedalam gelas kimia 100 ml yang bersih

dan laring.

Ditambahkan H2O (akuades) dan diaduk hingga larut

sempurna

Dipindahkan secara kuantitatif kedalam labu takar 50 ml

Ditambahkan H2O (akuades) sedikit demi sedikit sampai

batas labu takar.

Kemudian labu takar dibolak – balik sampai dipegang

tutupnya selama beberapa kali

3.2.2 Pembuatan larutan NH4 Cl

Ditimbang NH4 Cl sebanyak 0,31 gram alu dipindahkan secara

kuantitatif ke dalam gelas kimia 100 ml yang bersih da laring.

Ditambahkan H2O (akuades) dan diaduk hingga larut sempurna

Dipindahkan secara kuantitatif kedalam labu takar 50 ml

Ditambahkan H2O (akuades) sedikit demi sedikit sampai batas labu

takar

Kemudian labu takar dibolak – balik sambil dipegang tutupnya

beberapa kali.

11

Page 11: pembuatan larutan

BAB 4

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasiol Pengamatan

No. Perlakuan Pengamatan

1.

2.

Pembuatan CH3 COONa

- Ditimbang CH3 COOHa

0,41 gram

- Ditambah H2O, diaduk

- Dimasukkan ke labu

takar

- Ditambah H2O sampai

batas labu takar

- Dibolak – balik

Pembuatan larutan NH4 Cl

- Melarut secara sempurna

- Dik : m CH3 COO : 0,41

gram

Mr CH3 COO : 82

Dit : M?

Jwb : M : =

- Melarut secara sempurna

Dik m NH4 Cl : 0,31 gram

12

Page 12: pembuatan larutan

3.

- Ditimbang Hcl 0,1 M

- Ditambah H2O , diaduk

- Dimasukkan ke labu

takar

- Ditambahkan H2O

sqampai batas labu

takar

Peneceran Hcl 0,1 M

- Dipepet 5 ml Hcl 0,1 M

- Dimasukkan ke labu

takar

- Ditambah H2Osampai

batas labu takar

Mr NH4 Cl : 53,5

Dit : M ?

Jwb : =

Dik : M1 : 0,1 M

V1 : 5 Ml

V2 : 50 ml

Dit : M ?

Jwb : M1 . V1 = M2 . V2

0,1 . 5 = M2 . 50

M2 = 0,01 M

4.2 Perhitungan

a. Pembuatan Larutan CH3 COONa

Dik : Massa CH3 COONa

Mr CH3 COONa : 82

Dit : M?

Jwb : M : =

b. Pembuatan NH4 Cl

Dik : m CH3 COO : 0,41 gram

Mr CH3 COO : 52,5

Dit : M?

13

Page 13: pembuatan larutan

Jwb : M : =

c. Pengeceran Hcl 0,1 M

Dik : M1 : 0,1 M

V1 : 5 Ml

V2 : 50 ml

Dit : M ?

Jwb : M1 . V1 = M2 . V2

0,1 . 5 = M2 . 50

M2 = 0,01 M

4.3 Reaksi

Pembuatan larutan CH3 COON2

CH3 COONa + H2 O(e) CH3 COONa (aq)

Pembuatan Larutan NH4 cl

NH4 cl + H2O (e) NH4 Cl (aq)

Pengecer Hcl

Hcl + H2O N3O+ + Cl+

4.4 Pembahasan

Larutan dalah cmpuran homogen dari molekul atom ion dari zat dua

zat atau lebi. Larutanm merupakan campuran karena susunanya dapat

berubah – ubah. Lerutan terdiri dari zat yang terla rut (Solute) yang berada

dalam jumlah yang sedikit. Larutan juga terdiri dari zat pelarut (Solven)

yang berjumlah lebih banyak.

Larutan standart adalah larutan yang mengandung bborat te4rtentu

suatu reagens dala satuan molar atau normal. Larutan standar terbagi

menjadi dua, yaitu larutan standar primer dan larutan sekunder . Larutan

standar primer adalah larutan dimana secara langsung dapat diketahui

kadarnya dan stabil pada proses penimbangan, pelarutan, dan

penyimpanan. Contoh Larutan standar primer adalah asam oksalat, asam

benzoat, Na2 Co3, Kalium hidrogen iodat (KH(TQ)2), larutan standar

14

Page 14: pembuatan larutan

sekunder adalah larutan dimna konsentrasinya didalam proses

penimbangan, pelarutan, dan penyimpnan. Contoh larutan standart

sekunder adalah Na OH, CH3 COOH.

Syarat – syarat larutan standart primer adalah mempunyai

kemurnian yang tinggi (Pengotornya tidak melebihi 0,02 %), rumus

olekulya pasti, tidak mengalami perubahan selama penimbang larutan

stabil didalam penimbang, memiliki bobot molekul (BM,Mr) atau bobot

ekivalen yang tinggi.

Konsentrasi suatu larutan dapat ditentukan dengan dua cara

umum, yaitu : Konsentrasi dinyatakan sebagai massa (berat zat terlarut

daam sejumlah massa atau berat tertentu pelarut atau larutan),

Konsentarasi ini tidak bergantung pada suhu. Selain itu konsentrasi dapat

dinyatakan oleh massa zat terlarut dalam sejumlah massa zat dalam

sejumlh volume larutan, konsentrasi ini bewrgantung pada suhu. Selain itu

konsentrasi dapat dinyatakan denga berbagai cara, antara lain :

a) % berat b/b dimana persen berat adalah jumlah gram zat terlarut

dalam 100 gram larutan

b) Molalitas (Kemolaran) dimana molaritas at adalah mol zat yajng

terlarut dalam 1000 gram zat pelarut

c) Fraksi mol (x), dimana bila jumlah mol zat pelarut dalam suatu

larutan kita sebut n, dan jumlah mol terlarut n2, maka yang disebut

fraksi mol zat pelarut dalam larutan adalah , sedangkan

fraksi mol zat adalah fraksi mol x 100.

d) Molaritas (M) adaah jumlah mol zat terlarut dalam 1 liter larutan,

dengan satuan mol / liter. Rumusnya : M : atau M :

Ket : M : Molaritas

V : Volume

Mr : Mlekul relatif15

Page 15: pembuatan larutan

e) Normalitas aalah jumlah gram ekivalen zat terlarut alam 1 liter

larutan.Rumusnya N : x valensi atau N :

Valensi dimana :

M : Massa dan Mr :Moolekul relatif

f) Mg %, digunakan untuk larutan biologis artinya banyak mg solute

dalam 100 ml holution

g) ppm adalah cacah terlarut dalam satu juta bagian uatu komponen

dalam satu juta bagian campuran ppm : diman w : bobot

(cacah), W : bobot /cacah larutan dalam satuan.

Reaksi satuan eksoterm adalah reaksi terjadi yang

mengeluarkan energi atau menghasilkan energi ketika reaksi terjadi.

Umumya reaksi ini menghasilkan suhu panas. Contoh reaksi

eksoterm dalam percobaan ini adalah terbentuknya suatu larutan

CH3 COON2 dalam CH3 COONa (melarut dalam air). Larutan

homogen adalah larutan yang susunanya begitu seraga, sehingga

tidak bisa diamati adanya bagian – bagian yang berlainan.

Sedangkan larutan heterogen adalah larutan yang pada permukaan

tertentu dapat dideteksi antara bagian – bagian yang terpisah.

Labu takar harus diisi dahulu agar terjadi kontak langsun

antara menimbulkan ledakan (dapat merusak labu takar) karena Hcl

adalah asam kuat.

- Molaritas

Molaritas adalah sebagai cacah mol terlarut dalam setiap

kilogram pelarut ecara sederhana molal dapat dinyatakan sebnagai

berikut.

Molal =

- Fraksi mol 16

Page 16: pembuatan larutan

Fraksi mol adalah perbandingan antara cacah mol suatu

komponen dengan cach mol semua pembentuk larutan, dengan

demikian fraksi mol iniselalu dituliskan dengan indeks

komponennya.

Fraksi mol =

- % (Persentase)

Yang dimaksud persen disini adalah,

% terlarut =

- Bpj (bagian perjuta)

Bagian perjuta didefinisikan sebagai cach terlarut dalam satu

juta atau dapat dirumuskan sebagai berikut

Bpj :

W : Bobot dalam satuan (gram, mg, dll)

Wo : Bobot larutan dalam satuan (gram ,mg, dll)

- Normalitas

Normalitas adalah cacah larutan yang mengand ung

ekivalen terlarut setiap volume laurtan atau dapat dirumuskan sebagai

berikut.

N =

Reaksi Kimia disertai pelepasan atau penyerapan energi.

Reaksi yang membebaskan energi disebut reaksi eksoterm sedangkan

reaksi yang menyerap energi disebut reaksi endoter. Reaksi eksoterm

17

Page 17: pembuatan larutan

berlangsung serta merta menyebabkan kenaikan suhu sedangkan

reaksi endoterm menyebabkan penurunan suhu.

BAB 5

KESIMPULAN

5.1 Kesimpulan

Kesimpulan dari percobaan ini adalah :

18

Page 18: pembuatan larutan

a) Molaritas jumlah mol zat terlarut dalam 1 dm 3 adalahj jumlah mol

zat terlarut dalam 1 dm3 = 1 l larutan dengan satuan mol/liter.

Dimana mol : gram/Mr.. Rumus untuk Molaritas :

b) Pengenceran adalah menambahkan pelarut ke suatu larutan

massa solute dalam ;larutan adalah tetap walaupun volumenya

berubah.

Rumus untuk pengeceran adalah :

M1 . V1 = M2 . M2

Dimana : M1 : Molaritas sebelum pengeceran

M2 : Molaritas setelah pengeceran

V1 : Volume setelah pengeceran

V2 : Volume setelah pengeceran

c) Larutan homogen merupakan larutan yang memiliki sifat yang

sama dengan pelarutnya sehingga tidak tidak dapat diamati adanya

bagian – bagian yang berlainan. Sedangkan larutan heterogen

merupakan laruan dimana pada permukaan tertentu dapat

dideteksi antara bagian – bagian yang terpisah.

DAFTAR PUSTAKA

Petruci, Ralph H, Suminar,1987. Kimia Dasar Prinsip dan Terapan

Modern. Bogor: Erlangga

19

Page 19: pembuatan larutan

Sukardjo.1992.Kimia Fisika.Jakarta: PT. Bina Aksara

Keenan,Kleinfelter,Wood A. 1999. Kimia Untuk Universitas. Jakarta :

Erlangga

Samarinda, 08 oktober

2008

Mengetahui,

Asisten, Praktikan,

Reski Safitri Alvin Khairi

0707035054 0809045030

20