PEMBUATAN PUPUK ORGANIK CAIR DARI EKSTRAK CAIR RUMPUT LAUT...

85
PEMBUATAN PUPUK ORGANIK CAIR DARI EKSTRAK CAIR RUMPUT LAUT Sargassumsp. SEGAR DENGAN FERMENTASI SILASE IKAN, SABUT KELAPA DAN BATANG PISANG MUTIA SYAFITRI ANZANI PROGRAM STUDI KIMIA FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2016 M/1437 H

Transcript of PEMBUATAN PUPUK ORGANIK CAIR DARI EKSTRAK CAIR RUMPUT LAUT...

Page 1: PEMBUATAN PUPUK ORGANIK CAIR DARI EKSTRAK CAIR RUMPUT LAUT ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Sargassum sp.adalah salah satu jenis rumput laut yang bernilai

PEMBUATAN PUPUK ORGANIK CAIR DARI EKSTRAK

CAIR RUMPUT LAUT Sargassumsp. SEGAR

DENGAN FERMENTASI SILASE IKAN, SABUT KELAPA

DAN BATANG PISANG

MUTIA SYAFITRI ANZANI

PROGRAM STUDI KIMIA

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2016 M/1437 H

Page 2: PEMBUATAN PUPUK ORGANIK CAIR DARI EKSTRAK CAIR RUMPUT LAUT ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Sargassum sp.adalah salah satu jenis rumput laut yang bernilai

PEMBUATAN PUPUK ORGANIK CAIR DARI EKSTRAK CAIR

RUMPUT LAUT Sargassum sp. SEGAR DENGAN FERMENTASISILASE

IKAN, SABUT KELAPA DAN BATANG PISANG

Skripsi

Sebagai salah satu syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Sains

Program Studi Kimia

Fakultas Sains dan Teknologi

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Oleh:

MUTIA SYAFITRI ANZANI

1111096000030

PROGRAM STUDI KIMIA

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2016 M/ 1437 H

Page 3: PEMBUATAN PUPUK ORGANIK CAIR DARI EKSTRAK CAIR RUMPUT LAUT ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Sargassum sp.adalah salah satu jenis rumput laut yang bernilai
Page 4: PEMBUATAN PUPUK ORGANIK CAIR DARI EKSTRAK CAIR RUMPUT LAUT ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Sargassum sp.adalah salah satu jenis rumput laut yang bernilai
Page 5: PEMBUATAN PUPUK ORGANIK CAIR DARI EKSTRAK CAIR RUMPUT LAUT ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Sargassum sp.adalah salah satu jenis rumput laut yang bernilai

ABSTRAK

Mutia Syafitri Anzani. Pembuatan Pupuk Organik Cair dari Ekstrak Cair

Rumput LautSargassum sp. Segar dengan Fermentasi Silase Ikan, Sabut Kelapa,

dan Batang Pisang. Dibimbing oleh Jamal Basmal dan Nurhasni.

Pupuk organik cair (POC) merupakanpupuk yang berasal dari hasil

pembusukan bahan-bahan organik seperti sisa tanaman, kotoran hewan, dan

manusiayang dapat menyuburkan akar, batang, daun, dan memperbanyak serta

memperbaiki kualitas buah.Sargassum sp.adalah salah satu jenis rumput laut yang

bernilai ekonomis, tersebar luas di perairan Indonesia yang berpotensi untuk

pembuatan pupuk organik cair. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

formulasi terbaik pupuk organik cair dari rumput laut Sargassum sp. berdasarkan

Peraturan Menteri Pertanian Nomor 70/Permentan/SR. 140/10/2011. Pembuatan

POC dilakukan dengan menambahkan fermentasi silase ikan, batang pisang, dan

sabut kelapa. POC dibuat dengan 4 formulasi dengan perbandingan 100:0:0:0 ;

70:10:10:10 ; 55:15:15:15 ; 25:25:25:25.Identifikasi unsur hara N, P, dan K yang

terkandung dalam POC dilakukan dengan metode kjeldhal, spektrofotometer UV-

VIS, dan gravimetri. Hasil formulasi terbaik dari pupuk organik cair adalah pada

formulasi 4 (25 % rumput laut Sargassum sp. : 25% batang pisang : 25% serabut

kelapa : 25% silase) dengan nilai N, P, K masing – masing senilai 0,629 %, 5,9

mg/kg, dan 7,79 g hasil ini sesuai berdasarkan Peraturan Mentri Pertanian Nomor

70/Permentan/SR. 140/10/2011.

Kata Kunci:Pupuk organik cair,batang pisang, sabut kelapa,Sargassum sp, silase

ikan.

Page 6: PEMBUATAN PUPUK ORGANIK CAIR DARI EKSTRAK CAIR RUMPUT LAUT ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Sargassum sp.adalah salah satu jenis rumput laut yang bernilai

ABSTRACT

Mutia Syafitri Anzani. Production Liquid Organic Fertilizer from Liquid Extract

Sargassum sp. Seaweed Silage fermentation with fresh fish, Coconut Fiber, and

stem of Bananas.The guidance ofJamal Basmal and Nurhasni.

Liquid organic fertilizer (POC) is a fertilizer derived from the

decomposition of organic materials such as crop residues, animal, and human

manure can nourish the roots, stems, leaves, and reproduce and improve fruit

quality. Sargassum sp. is one type of seaweed that have economic value, is

widespread in Indonesian waters with the potential to manufacture liquid organic

fertilizer. This study aims to determine the best formulation of liquid organic

fertilizer from seaweed Sargassum sp. Based on regulation of Minister of

Agriculture Number 70/Permentan/SR.140/10/2011.POC formulation is done by

adding fermented fish silage, banana trees, and coconut fiber. POC is made with

four formulations by comparison 100: 0: 0: 0; 70: 10: 10: 10; 55: 15: 15: 15; 25:

25: 25: 25. Identification of nutrients N, P, and K are contained in the POC was

conducted using Kjeldhal, UV-VIS spectrophotometer, and gravimetric. The best

of analysis formulations of liquid organic fertilizer is the formulation of 4 (25%

seaweed Sargassum sp.: 25% of the banana stems: 25% coconut fiber: 25%

silage) with a value of N, P, K respectively - each worth 0,629%, 5, 9 mg / kg, and

7.79 g These results correspond by Agriculture Minister Regulation No.

70/Permentan/SR.140/10/2011.

Key Words:Bananasof Stem fertilizer, fish silage,liquid organic,coconut fiber,

Sargassum sp.

Page 7: PEMBUATAN PUPUK ORGANIK CAIR DARI EKSTRAK CAIR RUMPUT LAUT ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Sargassum sp.adalah salah satu jenis rumput laut yang bernilai

viii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepadaAllah Yang Maha Esa, karena

berkat rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang

berjudul “Pembuatan Pupuk Organik Cair dari Ekstrak Cair Rumput Laut

Sargassum sp. Segar dengan Fermentasi Silase ikan, Sabut Kelapa dan Batang

Pisang”.

Penulis menyadari bahwa terselesaikannya skripsiini tak lepas dari

bantuan banyak pihak. Padakesempatanini, penulismengucapkanterimakasih yang

sebesar-besarnya kepada :

1. Ir. Jamal Basmal M,Sc, selaku Pembimbing I yang telah memberikan

pengarahan, pengetahuan, serta bimbingannya sehingga banyak membantu

penulis dalam menyelesaikan proposal penelitian ini.

2. Nurhasni M,Siselaku Pembimbing II yang telah memberikan bimbingan

dan pengarahan serta meluangkan waktunyauntuk berdiskusi.

3. Drs. Dede Sukandar, M.Si, selaku ketua Program Studi

KimiaFakultasSainsdanTeknologi UIN SyarifHidayatullah Jakarta.

4. Dr. AgusSalim,M.Si.,selakuDekanFakultasSainsdanTeknologiUniversitas

Islam NegeriSyarifHidayatullah Jakarta.

5. Sandra Hermanto, M.Si., dan IbuYusraini, M.Si., selaku dosen penguji

yang telahbanyak memberikan masukan dalam skripsi ini.

6. Isalmi Aziz, M.Si., selaku Sekretaris Program Studi Kimia Fakultas Sains

danTeknologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Page 8: PEMBUATAN PUPUK ORGANIK CAIR DARI EKSTRAK CAIR RUMPUT LAUT ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Sargassum sp.adalah salah satu jenis rumput laut yang bernilai

ix

7. Kedua orang tua tersayang Ayah Mulyono dan Ibu Ucuatas segala doa,

pengorbanan, nasihat dan motivasinya untuk menyelesaikan skripsi kepada

penulis.

8. Mutiara Syifa dan Muhammad Daffa untuk penyemangat dan penghibur

kepada penulis.

9. D’Maruksx, Afifa, Rizka, Arum, Eliza, dan Alfindah, Tri, atas nasihat dan

motivasinya yang tak terhenti kepada penulis.

10. Segenap dosen program studi kimia atas ilmu pengetahuan dan ilmu hidup

yang dengan ikhlas diajarkan kepada penulis.

11. Teman-teman seperjuanganangkatan 2011di Program Studi Kimia yang

sudah banyak partisipasinya dalam membantu penulis baik secara

langsung maupun tidak langsung.

12. Serta semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

Penulismenyadaribahwaskripsiinimasihjauhdarikesempurnaan,

untukitupenulissangatmengharapkankritikdan saran yang bersifatmembangun dari

pembaca.Penulis mengharapkan agar skripsi ini bermanfaat bagi penulis,

pembaca, dan peminat pada umumnya.

Jakarta, Juni 2016

Penulis

Page 9: PEMBUATAN PUPUK ORGANIK CAIR DARI EKSTRAK CAIR RUMPUT LAUT ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Sargassum sp.adalah salah satu jenis rumput laut yang bernilai

viii

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ....................................................................................... viii

DAFTAR ISI ...................................................................................................... viii

DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... ix

DAFTAR TABEL ............................................................................................ ix

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... iix

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................. 1

1. 1 Latar Belakang ........................................................................................... 1

1. 2 Rumusan Masalah ..................................................................................... 3

1. 3 Hipotesis ................................................................................................... 3

1. 4 Tujuan ....................................................................................................... 4

1. 5 Manfaat ..................................................................................................... 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ....................................................................... 5

2. 1 Rumput Laut ............................................................................................. 5

2.1.1 Kandungan Sargassum sp. ............................................................... 6

2. 2 Alginat . ..................................................................................................... 9

2.2.1 Struktur Alginat ................................................................................ 10

2.2.2 Sifat Alginat ...................................................................................... 10

2.2.3 Kegunaan Alginat ............................................................................. 11

2.2.4 Pembentukan Alginat........................................................................ 12

2. 3 Pupuk Organik .......................................................................................... 15

2.4 Pupuk Organik Cair (POC) ....................................................................... 16

2.4.1 Macam dan Cara Aplikasi POC ........................................................ 16

Page 10: PEMBUATAN PUPUK ORGANIK CAIR DARI EKSTRAK CAIR RUMPUT LAUT ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Sargassum sp.adalah salah satu jenis rumput laut yang bernilai

ix

2.2.4 Kelebihan POC Dibandingkan Pupuk Lainnya ............................... 18

2.5 Unsur Hara dan Fungsinya ........................................................................ 20

2.6 Silase Ikan ................................................................................................. 24

2.7 Sabut Kelapa ............................................................................................. 26

2.8 Batang Pisang ............................................................................................ 27

2.9 Spektrofotometer UV-VIS ......................................................................... 27

BAB III METODE PENELITIAN .................................................................. 29

3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ................................................................... 29

3.2 Alat dan Bahan ......................................................................................... 29

3.2.1. Alat ................................................................................................. 29

3.2.2 Bahan ............................................................................................ 29

3.3 Prosedur Penelitian ................................................................................... 30

3.3.1 Preparasi Sargassum sp ................................................................. 30

3.3.2 Pembuatan Silase ......................................................................... 31

3.3.3 Pembuatan Fermentasi Sabut Kelapa ........................................... 31

3.3.4 Pembuatan Fermentasi Batang Pisang ........................................... 31

3.3.5 Penetapan pH ................................................................................ 31

3.3.6 Uji Kadar N-total .......................................................................... 31

3.3.7 Uji Kadar K ................................................................................... 32

3.3.8 Uji Kadar P ................................................................................... 33

3.3.8.1. Preparasi Sampel .............................................................. 33

3.3.8.2. Pembuatan Larutan Standart P .......................................... 33

3.3.8.3. Pembuatan Pereaksi warna ............................................... 33

3.3.8.4. Penentuan Panjang Gelombang Maksimal ...................... 33

Page 11: PEMBUATAN PUPUK ORGANIK CAIR DARI EKSTRAK CAIR RUMPUT LAUT ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Sargassum sp.adalah salah satu jenis rumput laut yang bernilai

ix

3.3.8.5. Pembuatan Kurva Kalibrasi ............................................. 34

3.3.8.6. Penetapan Kadar P Pada Sampel ..................................... 34

3.3.9 Formulasi Pupuk Organik Cair ..................................................... 35

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN .......................................................... 36

4.1 Analisis Ekstrak Rumput Laut Sargassum sp ............................................ 36

4.2 Formulasi POC ……………………………………………………… ...39

4.3 Analisis Formulasi POC .......................................................................... 40

4.3.1 Nilai pH .......................................................................................... 40

4.3.2 Nilai Nitrogen ................................................................................ 42

4.3.3 Nilai Kalium ................................................................................. 46

4.3.4 Nilai Fosfor ................................................................................... 48

BAB V SIMPULAN DAN SARAN .................................................................. 50

5.1 Simpulan ................................................................................................... 50

5.2 Saran ......................................................................................................... 50

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 51

Page 12: PEMBUATAN PUPUK ORGANIK CAIR DARI EKSTRAK CAIR RUMPUT LAUT ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Sargassum sp.adalah salah satu jenis rumput laut yang bernilai

ix

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1. Sargassum sp..................................................................................... 6

Gambar 2. Struktur alginat .............................................................................. 10

Gambar 3. Egg box dalam gel alginat ........................................................... 13

Gambar 4. Silase Ikan ...................................................................................... 25

Gambar 5. Sabut Kelapa ................................................................................. 26

Gambar 6. Batang Pisang ................................................................................ 27

Gambar 7. Skema Spektofotometer UV-VIS .................................................. 28

Gambar 8. Daur Nitrogen di Alam .................................................................. 44

Page 13: PEMBUATAN PUPUK ORGANIK CAIR DARI EKSTRAK CAIR RUMPUT LAUT ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Sargassum sp.adalah salah satu jenis rumput laut yang bernilai

ix

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1. Karakteristik dari rumput laut pada masing-masing kelas ..................... 5

Tabel 2. Sebaran rumput laut (alga) Sargassum sp. di beberapa perairan

Indonesia ............................................................................................... 7

Tabel 3. Persyaratan Teknis Minimal Pupuk OrganikCair ............................... 19

Tabel 4. Unsur Hara Esensial Untuk Pertumbuhan Tingkat Tinggi dan

Konsentrasi Internal yang Diangga Berkecukupan ....... ...................... 20

Tabel 5. Komposisi Perendaman ....................................................................... 31

Tabel 6. Formulasi pupuk organik cair .............................................................. 35

Tabel 7. Hasil filtrat rumput laut Sargassum sp.................................................. 37

Tabel 8. Hasil Analisis Ekstrak Rumput Laut Sargassum sp. .......................... 38

Tabel 9. Hasil Uji pH pada POC ........................................................................ 41

Tabel 10. Hasil Uji Nitrogen pada POC ............................................................. 42

Tabel 11. Hasil Uji Kalium pada POC ............................................................... 47

Tabel 12. Hasil Uji Fosfor pada POC ................................................................ 48

Page 14: PEMBUATAN PUPUK ORGANIK CAIR DARI EKSTRAK CAIR RUMPUT LAUT ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Sargassum sp.adalah salah satu jenis rumput laut yang bernilai

iix

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Diagram Alir Penelitian ............................................................. 62

Lampiran 2. Pengkodean Sampel .................................................................. 63

Lampiran 3. Analisis N-Total ......................................................................... 64

Lampiran 4. Analisis Kalium .......................................................................... 65

Lampiran 5. Analisis Fosfor ......................................................................... 67

Lampiran 6. Hasil Statistik Nitrogen .............................................................. 68

Lampiran 7. Hasil Statistik Kalium ................................................................ 69

Lampiran 8. Hasil Statistik Fosfor ................................................................. 70

Page 15: PEMBUATAN PUPUK ORGANIK CAIR DARI EKSTRAK CAIR RUMPUT LAUT ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Sargassum sp.adalah salah satu jenis rumput laut yang bernilai

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pupuk merupakan gabungan unsur hara makro dan mikro yang diberikan

kepada tanaman baik melalui penyemprotan langsung ke tanaman maupun

melalui tanah untuk menyuburkan akar, batang, daun, dan memperbanyak serta

memperbaiki kualitas buah. Berdasarkan bahan bakunya, pupuk dapat dibagi

menjadi dua jenis yakni pupuk kimia dan pupuk organik (Simanungkalit et al.,

2006). Dalam Permentan No. 2/Pert/Hk.060/2/2006 tentang pupuk organik dan

pembenah tanah, dikemukakan bahwa pupuk organik adalah pupuk yang sebagian

besar atau seluruhnya terdiri atas bahan organik yang berasal dari tanaman atau

hewan yang telah melalui proses rekayasa, dapat berbentuk padat atau cair yang

digunakan mensuplai bahan organik untuk memperbaiki sifat, fisik, kimia, dan

biologi dari tanah (Suriadikarta dan Setyorini, 2009)

Pupuk organik cair menjadi salah satu alternatif yang tepat karena

fungsinya yang dapat memberikan tambahan bahan organik, hara, memperbaiki

sifat fisik tanah, serta mengembalikan hara yang terangkut oleh hasil panen

(Wahyunindyawati et al., 2012). Pupuk organik cair memiliki beberapa

keuntungan daripada pupuk organik padat karena pengaplikasiannya lebih mudah,

unsur yang terkandung di dalamnya lebih mudah diserap tanaman dan secara

cepat dapat mengatasi defisiensi hara (Fauzi, 2007). Selain itu, pupuk organik cair

memiliki jumlah kandungan nitrogen, fosfor, kalium, dan air yang lebih banyak

jika dibandingkan dengan pupuk organik padat yang berbahan dasar kotoran sapi

Page 16: PEMBUATAN PUPUK ORGANIK CAIR DARI EKSTRAK CAIR RUMPUT LAUT ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Sargassum sp.adalah salah satu jenis rumput laut yang bernilai

2

padat. Pupuk organik cair yang berbahan dasar urin hewan ternak, mempunyai

aroma atau bau yang dihasilkan sangat khas sehingga dapat mencegah datangnya

berbagai hama tanaman. jika dibandingkan dengan pupuk anorganik, pupuk

organik cair memiliki sifat yang aman bagi kesehatan dan ramah terhadap

lingkungan (Gundoyo, 2010).

Bahan baku untuk pembuatan pupuk organik, sangat bagus dari sampah

organik yaitu bahan organik basah atau bahan organik yang mempunyai kadar air

yang tinggi seperti sisa buah-buahan dan sisa sayuran (wortel, labu, sawi, selada,

kulit jeruk, pisang, durian, dan kol) (Gundoyo, 2010). Limbah perkebunan seperti

batang pisang dan sabut kelapa yang difermentasi dapat pula dimanfaatkan

sebagai bahan pembuatan pupuk organik dimana fungsi batang pisang sebagai

sumber unsur hara makro P dan sabut kelapa sebagai sumber unsur hara makro K

(Lestari, 2011). Selain itu, hasil laut juga dapat digunakan sebagai bahan dasar

pupuk organik antara lain rumput laut, limbah ikan seperti tulang, jeroan, kepala

yang memiliki kandungan unsur hara makro N-P-K dan unsur haramikro: Fe, Zn,

Cu, Mn, Cl, Bo, Mo (Basmal, 2008).

Sargassum sp. adalah salah satu jenis rumput laut yang bernilai ekonomis,

yang tersebar luas di perairan Indonesia (Kadi dan Atmadja, 1988). Sargassum sp

sangat potensial untuk dikembangkan dan dimanfaatkan sebagai sumber alginat

yang banyak dibutuhkan dalam industri makanan maupun non pangan (Indriani

dan Sumarsih, 1994). Alginat tersusun dari rangkaian asam guluronat dan

manuronat (Mizuno et al., 1983) yang sangat berguna dalam mempertahankan

kelembaban pada tanah sehingga berpotensi untuk pembuatan pupuk organik cair.

Page 17: PEMBUATAN PUPUK ORGANIK CAIR DARI EKSTRAK CAIR RUMPUT LAUT ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Sargassum sp.adalah salah satu jenis rumput laut yang bernilai

3

Hasil penelitian Basmal et al. (2009) melaporkan bahwa perendaman

rumput laut Sargassum sp. dengan KOH menghasilkan komponen penyusun

utama rumput laut Sargassum sp. adalah alginat (asam guluronat dan manuronat),

selulosa, protein, zat aktif, mineral, unsur hara makro N, P, K, dan unsur mikro.

Dari penelitian diperoleh kandungan alginat dalam kisaran 18–20%.

Ditinjau dari kandungan yang terdapat pada rumput laut sargassum sp.,

silase ikan, limbah perkebunan (batang pisang dan sabut kelapa) maka dilakukan

penelitian mengenai pemanfaatannya sebagai pupuk organik cair dengan cara

mencari formulasi terbaik untuk mendapatkan nilai N-P-K tertinggi sesuai dengan

persyaratan yang telah diatur oleh Peraturan Menteri Pertanian Nomor

70/Permentan/SR. 140/10/2011.

1.2. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dari penelitian ini adalah:

Apakah formulasi terbaik pupuk organik cair dari rumput laut Sargassum

sp. dengan penambahan fermentasi silase ikan, batang pisang, dan sabut kelapa

sesuai dengan persyaratan Peraturan Mentri Pertanian Nomor 70/Permentan/SR.

140/10/2011?

1.3. Hipotesis

Penambahan fermentasi silase ikan, batang pisang, dan sabut kelapa dapat

meningkatkan nilai pupuk organik cair dari rumput laut Sargassum sp.

Page 18: PEMBUATAN PUPUK ORGANIK CAIR DARI EKSTRAK CAIR RUMPUT LAUT ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Sargassum sp.adalah salah satu jenis rumput laut yang bernilai

4

1.4. Tujuan

Mengetahui formulasi terbaik pupuk organik cair dari rumput laut

Sargassum sp. dengan penambahan fermentasi silase ikan, batang pisang, sabut

kelapa berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian Nomor 70/Permentan/SR.

140/10/2011.

1.5. Manfaat

Penelitian ini diharapkan mampu memanfaatkan kelimpahan rumput laut

Sargassum sp. sebagai pupuk organik cair dengan penambahan fermentasi dari

sabut kelapa, batang pisang, dan silase ikan yang nantinya dijadikan sebagai POC

alternatif dengan kualitas yang memenuhi standar berdasarkan Peraturan Menteri

Pertanian Nomor 70/Permentan/SR. 140/10/2011

Page 19: PEMBUATAN PUPUK ORGANIK CAIR DARI EKSTRAK CAIR RUMPUT LAUT ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Sargassum sp.adalah salah satu jenis rumput laut yang bernilai

5

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Rumput laut

Rumput laut adalah tumbuhan yang hidup di laut dan jenis makroalga.

Rumput laut merupakan ganggang multiseluler divisi Thallophyta dan tidak

termasuk tumbuhan sejati (Zatnika, 2009). Tumbuhan ini biasanya hidup di dasar

perairan yang masih terkena cahaya matahari, dan memiliki klorofil atau pigmen

warna lain. Berdasarkan pigmen, warna rumput laut terbagi atas 4 jenis, dapat

dilihat pada Tabel 1 (Yudhi 2009).

Tabel 1. Karakteristik dari rumput laut pada masing-masing kelas

Jenis Rumput

Laut

Pigmen Zat Penyusun

Dinding Sel

Habitat

Hijau

(Chlorophyta)

klorofil a, klorofil b

dan karotenoid

(siponaxantin, siponein,

lutein, violaxantin, dan

zeaxantin)

Selulosa Air asin; air

tawar

Merah

(Rhodophyta)

klorofil a, klorofil d

dan pikobiliprotein

(pikoeritrin dan

pikosianin).

CaCO3 (kalsium

karbonat),selulosa

dan produk

fotosintetik

berupa karaginan

laut, sedikit di

air

tawar

Coklat

(Phaeophyta)

klorofil a, klorofil c (c1

dan c2) dan karotenoid

(fukoxantin,violaxantin,

zeaxantin)

asam alginat Laut

Pirang

(Chrysophyta)

karoten; xantofil Silikon Laut, air

tawar

Sumber: Kimball, 1992; Pelczar & Chan, 1986; Simpson, 2006

Page 20: PEMBUATAN PUPUK ORGANIK CAIR DARI EKSTRAK CAIR RUMPUT LAUT ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Sargassum sp.adalah salah satu jenis rumput laut yang bernilai

6

2.1.1. Kandungan Sargassum sp.

Sargassum sp merupakan salah satu rumput laut yang merupakan

kekayaan hayati di Indonesia (Kadi, 2005). Sargassum sp.bagian dari kelompok

rumput laut coklat (Phaeophyceae) dan genus terbesar dari famili Sargassaceae

yang mengandung auksin dan giberelin pada tiap gramnya, dapat dilihat pada

Gambar 1(Montao dan Tupas, 1990).

Klasifikasi Sargassum adalah sebagai berikut (Dawes, 1981;

Tjitrosoepomo, 2002; 2005) :

Divisi : Rhodophyta

Kelas : Phaeophyceae

Ordo : Fucales

Famili : Sargassaceae

Genus : Sargassum

Spesies : Sargassum sp.

Gambar 1. Sargassum sp. (Dokumen Pribadi, 2015)

Sargassum sp. memiliki thalus silindris dan berduri kecil. Thalus

bercabang dan percabangan ini dinamakan Pinnatus alternates sedangkan anak

percabangannya merupakan daun. Tiap-tiap percabangan terdapat

Page 21: PEMBUATAN PUPUK ORGANIK CAIR DARI EKSTRAK CAIR RUMPUT LAUT ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Sargassum sp.adalah salah satu jenis rumput laut yang bernilai

7

gelembungudara berbentuk bulat yang disebut Bladder. Bladder berfungsi untuk

menopang cabang-cabang thalus terapung ke arah permukaan air agar

mendapatkan intensitas cahaya matahari (Kadi 2005). Sargassum sp. tersebar luas

di Indonesia, tumbuh di perairan yang terlindung maupun yang berombak besar

pada habitat batu, pada daerah intertidal maupun subtidal (Aslan, 1991; Kadi,

2005) dapat dilihat pada Tabel 2. Umumnya Sargassum sp. tumbuh di daerah

terumbu karang (coral reef) seperti di Binuangeun - Banten, terutama di daerah

rataan pasir (sand flat).

Tabel 2. Sebaran rumput laut (alga) Sargassum sp. di beberapa perairan

Indonesia:

No Nama lokasi Nama alga

1 Pulau-pulau Anambas dan sekitarnya S. duplicatum , S.

Polycystum

2 Pulau-pulau Bangka-Belitung dan sekitarnya S. duplicatum , S.

Polycystum

3 Pulau-pulau Natuna dan sekitarnya S. duplicatum , S.

Polycystum

4 Selat Sunda: Pantai Merak, Anyer, Cilurah,

Sam bolo,

Cidatu.

S. b inderi, S.

crassifolium , S.

echinocarpum ,

S. gracillim um , S. m

ollerii, S. polycystum ,

Sargassum s p.

5 Teluk lam pung: Pulau Pahawang, Pulau Tegal,

Pulau Tangkil, Pulau Sebes i, dan Pulau

Sebuku

S. b inderi, S.

crassifolium , S.

echinocarpum ,

S. gracillim um , S. m

ollerii, S. polycystum ,

Sargassum s p.

6 Pulau-pulau Seribu: Pulau Pari, Pulau Tikus ,

Pulau

Burung, Pulau Untung Jawa, Pulau Genteng,

Pulau

Bira, Pulau Kayu Angin Besar, dan Pulau

Pramuka, Pulau Opak, dan Pulau Kotok

S. b inderi, S.

crassifolium , S.

echinocarpum ,

S. gracillim um , S. m

ollerii, S. polycystum ,

S. sinereum

7 Pulau-pulau Karim unjawa, Pulau Menjangan

Besar,

Pulau Menyawakan, dan Pulau Kembar

S. b inderi, S.

crassifolium , S.

echinocarpum ,

S. polycystum

Page 22: PEMBUATAN PUPUK ORGANIK CAIR DARI EKSTRAK CAIR RUMPUT LAUT ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Sargassum sp.adalah salah satu jenis rumput laut yang bernilai

8

8 Pantai Selatan Pulau Jawa:

Binuangeun,Pameungpeuk, Pangandaran,

Pantai Krakal, Pantai Sentolo, Hutan Purwo,

dan Teluk Grajagan

S. b inderi, S.

crassifolium , S.

duplicatum ,

S. hystrix, Sargassum s p.

9 Pantai Bali: Tanjung Benoa dan sekitarnya S. b inderi, S. duplicatum

, S. Hystrix,

S. polycystum

10 Pantai Lombok: Tanjung Sirah, Kuta, Teluk

Gerupuk, dan Teluk Sepi

S. duplicatum , S.

Polycystum

11 Pantai-pantai Sumbawa: Prajak, Bima, dan

Sanggar

S. cinereum , S.

duplicatum , S.

Polycystum

12 Pantai Sumba: Waingapu, Melolo, dan Kayusi S. duplicatum , S.

Polycystum

13 Kupang: Pantai Paradiso, Pantai Semau, dan

Pulau

Kera

S. duplicatum , S. hystrix,

S. Polycystum

14 Kalimantan Timur: Pulau-pulau Derawan,

Sangalaki,

Panjang, Samama, Kakaban

S. duplicatum , S.

Polycystum

15 Pulau-pulau Selayar: Pulau Bonerate dan Taka

Garlarang

S. gracillim um , S.

polycystum , S.

siliquosum .

16 Pulau-pulau Sperm onde: Barang Cadi dan

Barang Lompo

S. gracillim um , S.

Polycystum

17 Pulau-pulau Tukang Besi: Pulau Kaledupa,

Pulau

Binongko, dan Pulau Tomea

S. filipendula, S. fluitan,

S. polyceratium ,

S. vulgare

18 Pulau-pulau Maisel: Pulau Mai dan Pulau-

pulau

Penyu

S. filipendula, S.vulgare

19 Sulawesi Utara: Teluk Kwandang, Pulau

Ruang,

Pulau Tagulandang, dan Pulau Pasige

S. gracillim um , S.

polycys tum

20 Pulau Ternate dan Bacan S. gracillim um , S.

Polycystum

Sumber: Kadi, 2005.

Sargassum sp. memiliki kandungan utama karbohidrat berupa serat.

Sargassum sp. juga mengandung protein, sedikit lemak, abu yang sebagian besar

merupakan senyawa garam natrium dan kalium, vitamin-vitamin seperti

vitaminA, B1, B2, B12 dan C, betakaroten, mineral seperti kalium, kalsium,

Page 23: PEMBUATAN PUPUK ORGANIK CAIR DARI EKSTRAK CAIR RUMPUT LAUT ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Sargassum sp.adalah salah satu jenis rumput laut yang bernilai

9

fosfor, natrium, zat besi, cobalt, molibdate, boron dan iodium yang berasal dari

laut (Anggadiredjo, 2006).

Sargassum sp. mengandung zat pengatur tumbuh tanaman sehingga dapat

dimanfaatkan untuk meningkatkan pertumbuhan tanaman pertanian. Selain itu

Sargassum sp. juga mengandung gel yang mempunyai kemampuan menyerap air

sehingga dapat menambah kelembaban apabila digunakan sebagai pupuk organik

kapasitas penyimpanan dan penyerapan sel algae dengan ukuran potongan tertentu

sangat berperan penting apabila dihubungkan dengan aplikasinya di bidang

pertanian (Montano dan Tupas, 1990).

2.2. Alginat

Alginat adalah polisakarida anionik berasal dari rumput laut coklat yang

bersifat biokompatibel dan biodegradable dimana terdiri dari β – D Manuronat

dan α – L – Guluronat yang dihubungkan dengan ikatan (1 – 4) dengan berbagai

perbandingan 23 G / M. Alginat yang tersedia secara komersial adalah dalam

bentuk garamnya yaitu natrium alginat (Wang et al., 2009).

Alginat merupakan kopolimer linear yang terdiri atas β-D-Mannuronat

dan α-L-Guluronat yang dihubungkan dengan ikatan (1-4) membentuk

homopolimer yang disebut dengan M atau G dan heteropilmer yang disebut

dengan MG. Karena adanya kapasitas gel pada kation divalent sehingga dapat

digunakan dalam berbagai aplikasi seperti makanan,kosmetik,dan industri farmasi

(Donati et al., 2004).

Page 24: PEMBUATAN PUPUK ORGANIK CAIR DARI EKSTRAK CAIR RUMPUT LAUT ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Sargassum sp.adalah salah satu jenis rumput laut yang bernilai

10

2.2.1. Struktur Alginat

Molekul asam alginat berbentuk polimer linier tak bercabang dan disusun

oleh kurang lebih 700-1000 residu asam ß-D- -L- guluronat

(G). Asam D-manuronat memiliki ikatan diekuatorial 4C1 sedangkan asam

guluronat memiliki ikatan diaksial 1C4 (Wandrey, 2005).

Rantai yang terdiri atas 3 segmen polimer yang berbeda terlihat pada

gambar 2 berikut ini :

(a) –G-G- (b) –G-M- (c) –M-M-

Gambar 2. Struktur Alginat (Barbaroux, 2009)

2.2.2. Sifat Alginat

Alginat yang banyak tersedia biasanya dalam bentuk garam yaitu natrium

alginat. Keunikan dari natrium alginat yaitu perubahannya menjadi hidrogel

dengan95% molekul air di dalamnya, yang merupakan syarat penting untuk

penggunaandalam menjebak senyawa(Wang et al., 2009). Kelarutan alginat dan

kemampuannya mengikat air bergantung pada jumlah ion karboksilat, berat

molekul dan pH. Kemampuan mengikat air meningkat jika jumlah ion karboksilat

semakin banyak dan jumlah residu kalsium alginat kurang dari 500, sedangkan

pada pH di bawah 3 terjadi pengendapan (McHugh, 2003).

Alginat memiliki sifat-sifat utama :

1. Kemampuan untuk larut dalam air serta meningkatkan viskositas larutan

2. Kemampuan untuk membentuk gel

Page 25: PEMBUATAN PUPUK ORGANIK CAIR DARI EKSTRAK CAIR RUMPUT LAUT ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Sargassum sp.adalah salah satu jenis rumput laut yang bernilai

11

3. Kemampuan membentuk film (natrium atau kalsium alginat) dan serat (kalsium

alginat) (Wandrey, 2005).

2.2.3. Kegunaan Alginat

Kegunaan dari alginat didasarkan pada 3 sifat utamanya adalah :

a. Kemampuan untuk larut dalam air serta meningkatkan viskositas larutan.

b. Kemampuannya untuk membentuk gel.

c. Kemampuannya untuk membuat film (natrium alginat) dan serat

(kalsiumalginat).

Alginat dapat digunakan dalam berbagai bidang antara lain industri

makanan, tekstil, farmasi, dan kosmetik, tetapi yang paling banyak digunakan

dalam bidang tekstil (50%) dan makanan (30%) (McCormick, 2001).

Dalam industri tekstil, alginat digunakan sebagai pengental untuk pasta

yang mengandung zat pewarna. Bahan pengental lain seperti pati sering

digunakan tetapi bereaksi dengan bahan aktif pewarna, sehingga menghasilkan

warna yang lebih rendah dan kadang-kadang limbahnya sulit untuk dicuci.

Alginat tidak bereaksi dengan zat pewarna dan dengan mudah dicuci dari tekstil

sehingga alginat menjadi pengental yang terbaik untuk zat pewarna (McHugh,

2003).

Dalam bidang makanan, sifat kekentalan alginat dapat digunakan dalam

pembuatan saus serta sirup, sebagai penstabil dalam pembuatan es krim (McHugh,

2003). Membran Ca-alginat juga digunakan sebagai pembungkus ikan, buah,

daging dan makanan lain untuk mengawetkannya (McComick, 2001), merupakan

pembungkus alternatif karena dapat dimakan dan mudah terurai oleh

mikroorganisme sehingga bersifat ramah lingkungan.

Page 26: PEMBUATAN PUPUK ORGANIK CAIR DARI EKSTRAK CAIR RUMPUT LAUT ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Sargassum sp.adalah salah satu jenis rumput laut yang bernilai

12

Pelapis dan membran kalsium alginat dapat digunakan untuk membantu

mengawetkan ikan beku. Minyak yang terdapat dalam ikan seperti ikan Herring

dan mackerel dapat menjadi tengik melalui oksidasi oleh udara walaupun cepat

dibekukan dan disimpan pada suhu rendah. Jika ikan dibekukan dalam jelli

kalsium alginat, ikan terlindungi dari oksidasi dan ketengikan dihambat. Jika jelli

mencair bersama ikan, dengan demikian ikan mudah dipisahkan. Juice daging

yang dibungkus dengan membran kalsium alginat sebelum dibekukan,

pembungkusan dapat melindungi daging dari kontaminasi bakteri (McHugh,

2003).

Dalam bidang farmasi, alginat dapat digunakan sebagai pembalut luka

yang dapat menyembuhkan luka karena dapat mengabsorbsi cairan dari luka,

dimana kalsium dalam serat diganti menjadi natrium dalam cairan tubuh sehingga

menjadi natrium alginat yang larut ( McHugh, 2003).

Alginat dapat digunakan untuk memperbaiki struktur dasar kitosan.

Interaksikitosan dengan alginat menghasilkan pembentukan kompleks

polielektrolit menurutpersamaan reaksi berikut :

COO-Na+ + Cl

- +NH3COO

-NH3 + NaCl(Sugita dkk., 2009).

2.2.4. Pembentukan Gel Alginat

Gel terbentuk melalui reaksi kimia dimana kalsium menggantikan natrium

dalam alginat, mengikat molekul-molekul alginat yang panjang sehingga

membentuk gel.Ketika 2 blok G tersusun paralel, terbentuk pola rantai seperti

lubang yang sangat ideal untuk pengikatan kalsium. Bentuk ini menyerupai telur

dalam kotaknya (egg in an egg box), seperti pada Gambar 3.

Page 27: PEMBUATAN PUPUK ORGANIK CAIR DARI EKSTRAK CAIR RUMPUT LAUT ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Sargassum sp.adalah salah satu jenis rumput laut yang bernilai

13

Gambar 3. Egg box dalam gel alginat (McHugh, 2003)

Ketika natrium alginat bertemu dengan kation divalent seperti

Ca+2

menghasilkan pembentukan gel dimana residue G dari alginat yang mengikat

ion Ca+2

(Wang et al., 2009). Diduga adanya ikatan kompleks terbentuk antara satu

Ca+2

dandua blok GG dalam struktur kotak telur yaitu 5 –COO- dan 2-OH dari

unit G dalampembentukan ikatan (Wang et al.,2009).

Ion kalsium dapat berkoordinasi dengan gugus karboksil dan atom

oksigenpada cincin dari tiap blok paralel. Gel alginat membentuk jaringan tiga

dimensimolekul rantai panjang yang terdiri dari ikatan dari daerah blok G molekul

alginatdengan ion kalsium (Zhanjiang,1990). Ketika blok G tersusun paralel

berbentuk polarantai seperti dengan lubang – lubang yang sangat ideal sebagai

tempat pengikatankalsium ini menyerupai telur dalam kotaknya (egg box).

Page 28: PEMBUATAN PUPUK ORGANIK CAIR DARI EKSTRAK CAIR RUMPUT LAUT ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Sargassum sp.adalah salah satu jenis rumput laut yang bernilai

14

Reaktivitas kalsium terhadap alginat adalah hasil penggabungan dimer

daridaerah blok G yang diinduksi oleh kalsium. Penggabungan antar rantai dapat

bersifatsementara atau permanen bergantung pada jumlah kalsium yang ada pada

sistem.Dengan kadar kalsium yang rendah akan dihasilkan penggabungan

sementara,menghasilkan larutan yang sangat kental. Jika kadar kalsium tinggi,

akan terjadipengendapan atau gelasi dari penggabungan permanen dari rantai.

(McHugh, 2003).

Gel terbentuk melalui reaksi kimia dimana kalsium menggantikan

natriumdengan alginat mengikat molekul – molekul alginat yang panjang

sehingggamembentuk gel. Tergantung dari jumlah kalsium yang memberikan

asosiasi sementaradan meningkatkan viskositas larutan, sementara kandungan

kalsium yang tinggimenghasilkan assosiasi permanen yang menyebabkan

pengendapan atau gelatin. Gelyang lebih homogen dan stabil dapat diperoleh

melalui pendinginan yang lambatlarutan alginat dengan adanya ion kalsium. Gel

yang dibentuk selama pendinginansecara kimia lebih mudah dikontrol dan tidak

mudah meleleh bila dipanaskan walaupun terdegradasi dan pada pH yang ekstrim

(McHugh, 2003).

Alginat dapat membentuk gel dengan adanya kation-kation divalent seperti

Ca2+

, Mn2+

, Cu2+

dan Zn2+

, dimana ikatan silang terjadi karena adanya kompleks

khelat antara ion-ion divalent dengan anion karboksilat dari blok G-G (Inukai,

1999).

Page 29: PEMBUATAN PUPUK ORGANIK CAIR DARI EKSTRAK CAIR RUMPUT LAUT ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Sargassum sp.adalah salah satu jenis rumput laut yang bernilai

15

2.3. Pupuk Organik

Pupuk organik adalah pupuk yang berasal dari sisa-sisa tanaman, hewan,

ataupun manusia seperti pada pupuk kandang, pupuk hijau, dan pupuk kompos

yang berbentuk padat maupun cair. Permentan No. 2/Pert/Hk.060/2/2006 tentang

pupuk organik dan pembenah tanah, dikemukakan bahwa pupuk organik adalah

pupuk yang sebagian besar atau seluruhnya terdiri atas bahan organik yang

berasal dari tanaman atau hewan yang telah melalui proses rekayasa, dapat

berbentuk padat atau cair yang digunakan mensuplai bahan organik untuk

memperbaiki sifat fisik, kimia, dan biologi dari tanah (Suriadikarta dan Setyorini,

2009). Pupuk organik memiliki ciri-ciri ialah :

a. Nitrogen terdapat dalam bentuk persenyawaan organik sehingga mudah

dihisap tanaman.

b. Tidak meninggalkan sisa asam anorganik didalam tanah.(Murbandono,

2000).

Bahan organik dapat mempengaruhi pertumbuhan tanaman secara

langsung maupun tidak langsung. Pengaruh langsung adalah melalui peranan

komponen organik sederhana seperti vitamin, auksin, asam aromatik dan alifatik

terhadap penghambatan dan pemacuan pertumbuhan (Schnitzer, 1991). Pengaruh

tidak langsung adalah sebagai sumber hara, mencegah pencucian elemen esensial,

meningkatkan kapasitas pertukaran kation, sebagai buffer terhadap perubahan pH

tanah dan salinitas serta meningkatkan daya pegang air tanah (Vaughan dan

Malcom, 1985).

Page 30: PEMBUATAN PUPUK ORGANIK CAIR DARI EKSTRAK CAIR RUMPUT LAUT ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Sargassum sp.adalah salah satu jenis rumput laut yang bernilai

16

2.4. Pupuk Organik Cair (POC)

Secara umum, POC merupakan suatu bahan yang digunakan untuk

menambah hara tanah dan menambah kesuburan tanah sehingga tanaman yang

ditanam pada media tersebut dapat memperoleh hara yang cukup untuk memenuhi

kebutuhan tumbuh dan berkembang biak secara optimal. Pupuk organik cair

merupakan pupuk yang berasal dari hasil pembusukan bahan-bahan organik

sepertisisa tanaman, kotoran hewan, dan manusia yang kandungan unsur haranya

lebih dari satu unsur, yang memiliki wujud berupa cairan sehingga pupuk ini

mudah larut saat digunakan (Sutanto, 2002).

2.4.1. Macam dan Cara Aplikasi POC

Berdasarkan teknik pembuatannya, POC terbagi menjadi 2 macam, antara

lain:

1. Pupuk organik cair secara sederhana

POC ini dibuat dengan cara yang sederhana, yaitu menggunakan bahan-

bahan yang mudah didapatkan, seperti limbah peternakan, limbah pertanian,

limbah perikanan, dan beberapa bahan organik lain yang dibutuhkan.

a. POC berbahan dasar limbah peternakan

Beberapa bahan yang berasal dari limbah peternakan dapat dimanfaatkan

menjadi bahan POC, seperti urin hewan ternak, kotoran ternak, susu basi, dan

limbah peternakan lainnya. Urin sapi merupakan suatu bahan organik yang

mengikat zat pembangun berupa unsur fosfor secara baik. Pupuk ini dapaat

diaplikasikan melalui akar tanaman dengan cara menyiramkannya ke media

tanam. Pupuk ini juga dapat diaplikasikan melalui daun dengan cara

menyemprotkannya ke permukaan daun.

Page 31: PEMBUATAN PUPUK ORGANIK CAIR DARI EKSTRAK CAIR RUMPUT LAUT ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Sargassum sp.adalah salah satu jenis rumput laut yang bernilai

17

b. POC berbahan dasar limbah pertanian

Beberapa bahan yang berasal dari limbah pertanian dapat dimanfaatkan

menjadi POC, seperti dedaunan, buah–buahan yang busuk, air kelapa, dan limbah

pertanian lainnya. Rangga et al. (2008) menyatakan bahwa air kelapa

mengandung unsur kalium yang cukup banyak. Selain kaya mineral, air kelapa

juga mengandung gula dan protein. Mineral lain yang terkandung dalam air

kelapa, antara lain Na, Ca, Mg, Fe, Cu, P, dan S. Air kelapa juga mengandung

berbagai macam vitamin, seperti asam sitrat, asam nikotinat, asam pantotenal,

asam folat, niacin, riboflavin, dan thiamin. Pupuk ini dapat diaplikasikan langsung

ke akar dan ke daun.

2. Pupuk organik cair hasil industri

POC ini diproduksi secara industrial sehingga menghasilkan bermacam-

macam merek dagang komersil dan memiliki spesifikasi tertentu. Biasanya POC

ini mencantumkan komposisi unsur hara yang terkandung secara jelas. Contoh

POC ini, antara lain: Elang Biru, promo, Superbiota Plus, Organik RI 1, Super

Boy, Sitto, Nutrisi Saputra, dan Biokultur.

Aplikasi POC ini dapat dilakukan dengan 2 cara, antara lain aplikasi

melalui akar tanaman dan aplikasi melalui daun tanaman.

a. Aplikasi melalui akar tanaman

Cara ini biasanya dilakukan dengan mengamplikasikan pupuk secara

langsung ke media tanam, seperti tanah. Taufika (2011) menyatakan bahwa

tanaman akan mudah mengatur penyerapan komposisi pupuk yang dibutuhkan

jika terjadi kelebihan kapasitas POC yang diberikan pada tanah karena bentuknya

cair. POC dalam pemupukan lebih jelas lebih merata, tidak akan terjadi

Page 32: PEMBUATAN PUPUK ORGANIK CAIR DARI EKSTRAK CAIR RUMPUT LAUT ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Sargassum sp.adalah salah satu jenis rumput laut yang bernilai

18

penumpukan konsentrasi pupuk di satu tempat. Hal ini disebabkan POC 100%

larut.

b. Aplikasi melalui daun tanaman

Aplikasi pupuk melalui daun tanaman ini biasa dikenal dengan nama fiolar

application. Pupuk disemprotkan pada permukaan daun. Ini dilakukan sebagai

cara untuk melengkapi pemberian pupuk melalui tanah untuk meminimalisir

gejala yang mungkin muncul, terutma hara mikro dan hara yang immobil dalam

tubuh tanaman. Hara masuk ke dalam tubuh tanaman melalui mulut stomata

secara difusi atau osmosis. Pupuk disemprotkan langsung kepada daun dengan

alat penyemprot biasa (hand sprayer).Aplikasi pupuk ini disesuaikan juga dengan

dosis atau takaran dan waktu aplikasi yang dianjurkan agar pertumbuhan dan hasil

tanaman dapat optimal.

2.4.2 Kelebihan POC Dibandingkan Pupuk Lainnya

a. POC memilikijumlah kandungan nitrogen, fosfor, kalium, dan air yang

lebih banyak jika dibandingkan dengan pupuk organik padat yang berbahan dasar

kotoran sapi padat.

b. Bentuk POC yang berupa cairan mempermudah tanaman dalam menyerap

unsur–unsur hara yang terkandung di dalamnya.

c. POC mengandung zat perangsang tumbuh yang dapat digunakan sebagai

pengatur tumbuh tanaman (Balai Pengkajian Teknologi Pertanian, 2012).

d. Pada POC yang berbahan dasar urin hewan ternak, aroma atau bau yang

dihasilkan sangat khas sehingga dapat mencegah datangnya berbagai hama

tanaman.

Page 33: PEMBUATAN PUPUK ORGANIK CAIR DARI EKSTRAK CAIR RUMPUT LAUT ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Sargassum sp.adalah salah satu jenis rumput laut yang bernilai

19

e. Jika dibandingkan dengan pupuk anorganik, POC ini memiliki sifat yang

aman bagi kesehatan dan raman terhadap lingkungan.

Dalam pembuatan pupuk organik cair, harus diperhatikan persyaratan atau

standar mutu bahan kimia serta pH yang terkandung di dalam pupuk organik cair

tersebut, dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3. Persyaratan Teknis Minimal Pupuk Organik Cair

Sumber: Peraturan Menteri Pertanian Nomor 70/Permentan/SR.

140/10/2011

Pembuatan pupuk organik cair perlu ditambahkan mineral-mineral sebagai

zat aditif dalam proses penambahan zat hara senyawa organik. Bahan-bahan

organik yang dapat dimanfaatkan adalah sekam padi, ampas kelapa, sabut kelapa,

batang pisang, tempurung kelapa, kotoran ternak, rumput laut, dan kulit kerang

(Sutanto, 2002).

No Parameter Kandungan

1. pH 4-8

2. C-organik (%) 4,5

3. Kadar total

N (%) 3-6

P2O5 (mg/kg) 3-6

K2O(gr) 3-8

4. Kadar unsur mikro

(ppm)

Zn, Cu, Mn 250-5000

Co 5-20

B 125-2500

Mo 2-10

Fe 90-900

Page 34: PEMBUATAN PUPUK ORGANIK CAIR DARI EKSTRAK CAIR RUMPUT LAUT ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Sargassum sp.adalah salah satu jenis rumput laut yang bernilai

20

2.5. Unsur Hara dan Fungsinya

Unsur hara merupakan komponen paling penting dalam pertumbuhan

tanaman, unsur hara banyak tersedia di alam sehingga tumbuhan bisa

memanfaatkannya untuk metabolismenya.

Tabel 4. Unsur Hara Esensial Untuk Tumbuhan Tingkat Tinggi dan Konsentrasi

Internal yang Dianggap Berkecukupan.

Unsur Simbol Bentuk Tersedia Kecukupan (%)

Nitrogen N NO3, NH4 1,5

Kalium K K+ 1,0

Fospor P H2PO4-, HPO4

2- 0,2

Sumber: Salisburi dan Ross (1985).

Unsur N merupakan unsur yang sangat penting bagi tanaman. Unsur N

diserap oleh sebagian besar tanaman (kecuali jenis legum) dalam bentuk ion nitrat

(NO3-) dan amonium (NH4

+). Nitrogen penting dalam penyusunan protein, dan

ikut berperan dalam sebagian proses pertumbuhan tanaman. Defisiensi nitrogen

pada tanaman yaitu kesehatan tanaman sangat rendah, tanaman sangat kerdil, dan

tanaman kecil sedangkan pada daun diatas laju tanaman masih hijau serta

produksi tanaman menjadi rendah (Nixon, 2008).

Penentuan kadar nitrogen dengan menggunakan metode kjeldhal, meliputi

tiga tahap yaitu proses reduksi, proses destilasi, dan proses titrasi.Pada proses

destruksi larutan ditambahkan dengan asam sulfat pekat dan katalis agar berjalan

lebih cepat. Pada proses ini terjadi dekomposisi nitrogen dengan bantuan asam

sulfat pekat. Hasil akhirnya adalah larutan amonium sulfat. Reaksinya seperti

berikut:

N-Organik + H2SO4 (NH4)2SO4 + SO2 + CO2 + H2O

Larutan jernih

Page 35: PEMBUATAN PUPUK ORGANIK CAIR DARI EKSTRAK CAIR RUMPUT LAUT ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Sargassum sp.adalah salah satu jenis rumput laut yang bernilai

21

Proses selanjutnya setelah destruksi adalah destilasi, pada proses destilasi

dengan menambahkan natrium hidroksida dan asam borat yang ditetesi dengan

indikator conway sebagai penampung destilatnya. Destilasi ini dilakukan dengan

penambahan basa berlebih dengan tujuan untuk mengkonversi NH4+ ke NH3

diikuti dengan mendidihkan dan mengkondensasi NH3 ke larutan penerima

(penampung destilat) asam borat. Kemudian larutan berubah menjadi berwarna

biru. Reaksinya seperti berikut :

(NH4)2SO4 + 2NaOH 2 NH4OH + Na2SO4

NH4OH NH3 (g) + H2O

NH3 (g) NH3 (l)

2 NH3 + 4 H3BO3 (NH4)2B4O7+ 5 H2O

Hal tersebut dikarenakan amonia dari proses destilasi diikat oleh asam

borat yang membentuk amonium borat yang berwarna biru. Proses terakhir dari

metode kjeldhal adalah titrasi dengan menggunakan asam klorida. Titik akhir

titrasi ditandai dengan perubahan warna dari hijau menjadi merah muda.

Reaksinya seperti berikut :

(NH4)2B4O7+ HCl (NH4)2Cl + H2B4O7

Unsur P merupakan unsur makro yang sebagian besar diserap oleh

tanaman dalam bentuk ortofospat primer (H2PO4-) dan ortofospat sekunder

HPO42-

. Fungsi fosfor (P) adalah untuk pembelahan sel, pembentukan albumin,

pembentukan bunga, buah dan biji. Selain itu fosfor juga berfungsi untuk

mempercepat pematangan buah, memperkuat batang, untuk perkembangan akar,

memperbaiki kualitas tanaman, metabolisme karbohidrat, membentuk

nucleoprotein (sebagai penyusun RNA dan DNA) dan menyimpan serta

Page 36: PEMBUATAN PUPUK ORGANIK CAIR DARI EKSTRAK CAIR RUMPUT LAUT ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Sargassum sp.adalah salah satu jenis rumput laut yang bernilai

22

memindahkan energi seperti ATP. Unsur Fosfor juga berfungsi untuk

meningkatkan ketahanan tanaman terhadap penyakit. (Nixon, 2008).

Tahap analisis kadar fospor yaitu dengan destruksi yang bertujuan untuk

mengoksidasi senyawa organik yang terdapat dalam sampel dengan menggunakan

asam nitrat (HNO3)pekat dan HClO4pekat. Kemudian sampel didestruksi sehingga

sampel hanya tersisa 0,5 mL. Pada awal destruksi timbul gas berwarna kecoklatan

dan menimbulkan bau yang sangat menyengat. Kemudian setelah larutan tersisa

0,5 mL didinginkan dan kemudian diencerkan dengan aquades hingga tanda batas.

Pengukuran kuantitatif kadar fospor dengan spektrofotometri UV-Vis

dengan menggunakan campuran larutan amonium molibdat, asam sulfat 5 N asam

askorbat dan kalium antimonil tartat dan akan menimbulkan warna biru pada

larutan tersebut. Kemudian mengukur absorbansi pada panjang gelombang

maksimum.

Asam ortofosfat membentuk kompleks yang berwarna kuning dengan

molibdat. Adanya asam askorbat dan antomoniltartrat kompleks fosfomolibdat

berwarna biru terbentuk. Antimoniltartrat ditambahkan untuk melengkapi reduksi

kompleks fosfomolibdenum kuning menjadi kompleks fosfomolibdenum biru.

Antimoniltartrat meningkatkanintensitas warna biru dan menyebabkan

pengukuran absorbansi yang lebihsensitif(Walinga, 1989), rekasi sebagai berikut:

PO4-3

+ 12 MoO4-2

+ 27 H+ H7 [P(Mo2O7)6] + 10 H2O

H7 [P(Mo2O7)6] + Vit C biru molibdat

Agar absorbansinya dapat diukur, kompleks fosfomolibdat tersebutharus

direduksi oleh agen pereduksi yaitu asam askorbat. Dengan penambahan

Page 37: PEMBUATAN PUPUK ORGANIK CAIR DARI EKSTRAK CAIR RUMPUT LAUT ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Sargassum sp.adalah salah satu jenis rumput laut yang bernilai

23

pereduksi itu akan terbentuk larutan berwarna biru yang merupakan

molibdenum(V), reaksi yang terjadi adalah

(NH4)3PO4.MoO3 + Sn+2 Mo

+5+ Sn

+4

Kekurangan unsur P, maka akan mengalami gejala sebagai berikut

reduksi pertumbuhan, kerdil, daun berubah tua agak kemerahan. Pada cabang,

batang, dan tepi daun berwarna merah ungun yang lambat laun berubah menjadi

kuning. Pada buah tampak kecil dan cepat matang. Menunda pemasakan.

Pembentukan biji gagal. Perkembangan akar tidak bagus.

Unsur K merupakan unsur hara penting untuk pertumbuhan tanaman,

unsur ini diserap oleh tanaman dalam bentuk K+ dan unsur ini terdapat dalam

tanah dalam jumlah yang bervariasi. Kalium berfungsi untuk mengaktifkan

aktivasi 60 enzim dalam tanaman, sintesis karbohidrat dan protein serta

meningkatkan kadar air dalam tanaman sehingga meningkatkan ketahanan dan

kemampuan tanaman terdapat stress kekeringan. Defisiensi kalium ditunjukkan

dengan beberapa gejala, yaitu daun-daun menjadi kecil memutih, kekuningan,

atau kemerahan yang dimulai dengan bercak dari pinggir daun, bagian tepi dari

daun-daun yang berada dibawah (Nixon, 2008).

Penetapan kalium dapat ditentukan dengan metode gravimetri,

pengendapan dengan natrium tetrafenil boron (NaB(C6H5)4) sebagai pereaksi

pengendap. Endapan yang terbentuk merupakan kalium tetra fenil boron

(KB(C6H5)4, yang merupakan tidak larut dalam air tetapi larut dalam pelarut

organik.

K+ + (NaB(C6H5)4) (KB(C6H5)4 + Na

+

Endapan dapat tebentuk dalam suasana yang sangat dingin dan sangat asam.

Page 38: PEMBUATAN PUPUK ORGANIK CAIR DARI EKSTRAK CAIR RUMPUT LAUT ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Sargassum sp.adalah salah satu jenis rumput laut yang bernilai

24

Peranan unsur K bagi tanaman sangat penting dalam setiap proses

melabolisme dalam tanaman yaitu dalam sintesis dari asam amino dan protein dari

ion-ion amonium, dalam proses fotosintesis, sebab apabila terjadi kekurangan

kalium dalam daun, maka kecepatan asimilasi karbondioksida (CO2) akan turun.

Jadi K membantu pembentukan protein dan karbohidrat, mengeraskan jerami dan

bagian kayu dari tanaman, meningkatkan resistensi terhadap penyakit dan kualitas

buah-buahan.Kekurangan unsur K pada tumbuhan dapat menyebabkan tumbuhan

menjadi layu, thallus menjadi tidak kuat dan mudah terserang penyakit. Selain itu

kekurangan unsur K dapat mengakibatkan lambatnya fotosintesis dan

pertumbuhan serta meningkatnya proses respirasi (Round, 1977).

2.6. Silase Ikan

Ikan rucah (trash fish) merupakan ikan hasil tangkapan sampingan atau

hasil sisa pengolahan ikan, ikan rucah juga sering didefinisikan sebagai ikan yang

tidak layak konsumsi oleh manusia karena penanganannya yang kurang tepat atau

higenis. Ikan rucah tidak dapat dimanfaatkan atau diolah lagi sebagai produk

untuk konsumsi manusia namun masih dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku

pakan hewan atau ikan seperti tepung ikan (Wibiwo, 2006). Selain diolah menjadi

tepung ikan, ikan rucah juga dapat diolah menjadi silase ikan dengan kandungan

protein sekitar 5% (Wibowo, 2006).

Produk silase ikan merupakan suatu produk cair yang dibuat dari ikan–ikan

utuh atau sisa–sisa industri pengolahan ikan yang dicairkan menyerupai bubur

oleh enzim–enzim yang terdapat pada ikan itu sendiri melalui fermentasi dengan

bantuan asam atau mikroba yang sengaja ditambahkan didalamnya. Proses

Page 39: PEMBUATAN PUPUK ORGANIK CAIR DARI EKSTRAK CAIR RUMPUT LAUT ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Sargassum sp.adalah salah satu jenis rumput laut yang bernilai

25

fermentasi dengan menggunakan ragi dapat meninggkatkan protein dari 3,41%

menjadi 5,53 % (Muhiddin et al., 2001).Silase ikan memiliki kandungan

diantaranya adalah unsur hara makro N-P-K dan unsur haramikro: Fe (besi), Zn

(seng), Cu (tembaga), Mn (mangan), Cl (khlor), Bo (borium), Mo (molubdenum)

(Basmal, 2008).Oleh karena itu, ikan rucah dapat sangat berpotensi diolah

menjadi silase ikan (Junianto, 2003).

Gambar 4. Silase ikan (Akhirany, 2011)

Pembuatan silase ikan di Indonesia telah berkembang dan dikenal dua cara

pembuatan silase yaitu secara kimiawi dan secara biologis melalui proses

fermentasi. Pembuatan secara kimiawi menggunakan penambahan asam kuat baik

asam mineral (asam anorgnik) maupun asam organik, sedangkan pembuatan

secara biologis yaitu memanfaatkan mikroba tertentu (bakteri asam laktat) dengan

menambahkan bahan sumber karbohidrat seperti dedak, polard, ataupun molase.

Silase yang dibuat dengan asam mineral bersifat sangat korosif sehingga perlu

dinetralkan terlebih dahulu sebelum digunakan (Akhirany, 2011).

Silase ikan dapat dimanfaatkan salah satunya sebagai bahan baku pembuatan

pupuk organik, dimana pada silase ikan memiliki nilai kandungan N, P, dan K

yang cukup baik yang terkandung didalam tubuh ikan dibandigkan bahan – bahan

lainnya.

Page 40: PEMBUATAN PUPUK ORGANIK CAIR DARI EKSTRAK CAIR RUMPUT LAUT ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Sargassum sp.adalah salah satu jenis rumput laut yang bernilai

26

2.7. Sabut Kelapa

Sabut kelapa atau dikenali juga dengan istilah cocopeat merupakan limbah

perkebunan yang berlimpah di daerah penghasil kelapa, tanaman yang masih

keluarga aren-arenan atau Arecaceae ini, seluruh bagiannya mempunyai manfaat

yang besar bagi manusia. Kandungan unsur hara makro dan mikro yang terdapat

pada sabut kelapa antara lain Kalium(K),Fosfor (P),Calsium (Ca),Natrium (Na)

dan beberapa mineral lainnya. Namun dari sekian banyak kandungan unsur hara

yang dimiliki cocopeat, ternyata jumlah yang paling berlimpah adalah unsur K.

Gambar 5. Sabut Kelapa (Santi, 2010)

Dalam dunia pertanian yang berbasis organik, memanfaatkan sabut kelapa

sebagai pupuk padat memiliki peran penting bagi kesuburan tanah pertanian. pada

pupuk organik padat, sabut kelapa berfungsi sebagai bio pori bagi tanah, dengan

adanya rongga-ronga pada tanah dapat memperbaiki sirkulasi udara membawa

oksigen yang sangat dibutuhkan tanaman. Namun dengan cara merendam sabut

kelapa dengan air dapat dimanfaatkan sebagai bahan pembuatan pupuk organik

cair karena memiliki kandungan K yang tinggi.

Page 41: PEMBUATAN PUPUK ORGANIK CAIR DARI EKSTRAK CAIR RUMPUT LAUT ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Sargassum sp.adalah salah satu jenis rumput laut yang bernilai

27

2.8. Batang Pisang

Batang pisang merupakan bagian dari tanaman pisang yang jarang

dimanfaatkan dan dibuang begitu saja menjadi limbah pisang. Batang pisang

tenyata dapat dimaanfaatan untuk bahan pembuatan pupuk organik. karbohidrat

yang terdapat didalam batang pisang akan memacu perkembangan

mikoorganisme. Kandungan karbohidrat yang tinggi dalam batang pisang

memungkinkan untuk difermentasi untuk menghasilkan cuka (Wulandari et al.,

2009). Dalam proses fermentasi, karbohidrat akan diubah menjadi gula oleh S.

Cerevisiae, gula diubah menjadi alkohol dan alkohol akan diubah oleh A. Aceti

menjadi asam asetat. Selain potensi dalam fermentasi juga berpotensi sebagai

bioaktivator dalam pengomposan (Widiastuti, 2008).

Gambar 6. Batang Pisang (Wulandari, et al., 2009)

2.9. Spektrofotometer UV-Vis

Spektrofotometer UV-Vis merupakan salah satu teknik

analisisspektroskopi yang memakai sumber radiasi elektromagnetik ultraviolet

(190-375nm) dan sinar tampak (375-780 nm) dengan memakai instrumen

spektrofotometer(Mulja et al., 1995).Hukum yang mendasari analisis secara

spektrofotometeradalah Hukum Lambert-Beer, yaitu:“Bila cahaya monokromatik

Page 42: PEMBUATAN PUPUK ORGANIK CAIR DARI EKSTRAK CAIR RUMPUT LAUT ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Sargassum sp.adalah salah satu jenis rumput laut yang bernilai

28

melewati suatu media transparan, maka intensitas cahaya yang dipancarkan

sebanding denganbertambahnya tebal dan konsentrasi media”.

Prinsip kerja spektrofotometer adalah bila cahaya (monokromatik

maupuncampuran) jatuh pada suatu medium homogen, sebagian dari sinar masuk

akandipantulkan, sebagian diserap, dan sisanya diteruskan. Nilai yang keluar

daricahaya yang diteruskan dinyatakan dalam nilai absorbansi dan berbanding

lurusdengan konsentrasi sampel.Spektrofotometer UV-Vis tersusun atas

sumberspektrum yang kontinyu, monokromator, sel pengabsorpsi untuk larutan

sampelatau blanko dan suatu alat untuk mengukur perbedaan absorpsi antara

sampel danblangko ataupun pembanding (Khopkar, 1990). Skema

spektrofotometer UV-Vis dapat dilihat pada Gambar 7.

Gambar 7. Skema Spektrofotometer UV-Vis. (Khopkar, 1990)

Page 43: PEMBUATAN PUPUK ORGANIK CAIR DARI EKSTRAK CAIR RUMPUT LAUT ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Sargassum sp.adalah salah satu jenis rumput laut yang bernilai

29

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada bulan Agustus-Oktober 2015 di Balai Besar

Penelitian dan Pengembangan Pengolahan Produk dan Bioteknologi Kelautan dan

Perikanan, Slipi, Jakarta Pusat dan Balai Besar Industri Agro, Bogor.

3.2. Alat dan Bahan

3.2.1. Alat

Alat yang digunakan adalah, alat penghalus (grinding mill), spiner, alat-

alat gelas, botol sampel, jerigen, timbangan analitik, lemari asam, gunting, ember,

saringan, talenan, pisau, batang pengaduk, spiner, oven, alat destruksi protein

(Digestion Protein Digital Foss 250 ), spektrofotometri UV-VIS Hitachi U-2810,

scrubber, freezer, colorimeter, ice water bath, kertas saring, kertas saring

wathman 40 dan 41, stopwatch.

3.2.2. Bahan

Bahan yang digunakan adalah rumput laut varietas Sargassum sp. yang

diperoleh dari Binuangeun – Banten. ikan rucah, batang pisang, sabut kelapa,

akuades, akuabides, asam format (Merck), asam sulfat (Merck), natrium

hidroksida (Merck), kalium dikromat (Merck), difenilamin (Merck), tablet katalis

(Merck), kalum hidroksida (Merck), iso propil asetat (IPA) teknis, asam borat 3%

Page 44: PEMBUATAN PUPUK ORGANIK CAIR DARI EKSTRAK CAIR RUMPUT LAUT ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Sargassum sp.adalah salah satu jenis rumput laut yang bernilai

30

(Merck), asam klorida (Merck), natrium tetra fenil boron (Merck), asam nitrat

(Merck), asam perklorat (Merck).

3.3. Prosedur Penelitian

Penelitian ini mempunyai tiga tahapan proses. Tahapan pertama yaitu

pembuatan bahan baku pupuk organik cair, hal tersebut meliputi pembuatan filtrat

Sargassum sp., silase, fermentasi sabut kelapa, dan fermentasi batang pisang.

Tahap kedua dilakukan analisa awal pada masing-masing bahan baku. Analisa

awal yang dilakukan pada masing-masing bahan baku berbeda, seperti pada filtrat

Sargassum sp. dilakukan analisa pH, unsur makro (N, P, K). Fermentasi silase

dilakukan analisa pH dan N total, fermentasi sabut kelapa dilakukan analisa K dan

pada fermentasi batang pisang dilakukan analisa P. Tahap ketiga pembuatan

formulasi campuran bahan baku dalam 4 formulasi dengan 3x pengulangan.

Analisa akhir ini meliputi analisa pH, unsur makro (N, P, K).

3.3.1. Preparasi Sargassum sp.

Sargassum sp.yang telah diambil dari laut, di masukkan kedalam bak besar

kemudian dicuci sampai bersih dan dicacah kasar. Kemudian, Sargassum

sp.ditimbang sebanyak 10 kg dan direndam pada komposisi perendaman dapat

dilihat Tabel 4. selama semalaman. Setelah perendaman semalaman Sargassum

sp. digiling sebanyak 2x hingga halus. Kemudian, diperas menggunakan mesin

peras sampai didapatkan filtrat dari Sargassum sp. limbah cair yang dihasilkan

dari pemerasan, dijadikan untuk bahan pembuatan pupuk.

Page 45: PEMBUATAN PUPUK ORGANIK CAIR DARI EKSTRAK CAIR RUMPUT LAUT ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Sargassum sp.adalah salah satu jenis rumput laut yang bernilai

31

Tabel 5. Komposisi Perendaman

Bahan S1 S2 S3 S4 S5

Rumput laut

Sargassum

sp.

10 kg 10 kg 10 kg 10 kg 10 kg

KOH 10 gr 30 gr 45 gr 60 gr 75 gr

Akuades 15 L 15 L 15 L 15 L 15 L

3.3.2. Pembuatan Silase

Sebanyak 10 kg ikan rucah ditambahkan 300 mL asam format kemudian

difermentasikan selama 21 hari.

3.3.3. Pembuatan Fermentasi Sabut Kelapa

Sebanyak 7 kg sabut kelapa ditambahkan 21 L air kemudian direndam

selama 14 hari.

3.3.4. Pembuatan Fermentasi Batang Pisang

Sebanyak 5 kg batang pisang ditambahkan dengan tetes tebu sebanyak 1

L, kemudian ditambahkan air cucian beras sebanyak 7 L dan difermentasi selama

12-14 hari.

3.3.5. Pengukuran pH

Setelah filtrat didapatkan, masing-masing ekstrak diukur nilai pH dengan

menggunakan pH universal.

3.3.6. Uji kadar N-total (SNI 19-7030-2004)

Sebanyak 2 g sampel cairan ditimbang, kemudian dimasukkan ke dalam

labu kjeldhal dan ditambahkan 1 buah batu didih. Ditambahkan 5 g katalis yang

berupa campuran dari CuSO4.5H2O dan K2SO4 (1:3). Ditambahkan lagi 10 mL

H2SO4 pekat. Larutan didestruksi hingga berwarna jernih. Kemudian, diangkat

Page 46: PEMBUATAN PUPUK ORGANIK CAIR DARI EKSTRAK CAIR RUMPUT LAUT ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Sargassum sp.adalah salah satu jenis rumput laut yang bernilai

32

labu kjeldhal dan didinginkan. Dipindahkan larutan sampel yang telah didestruksi

ke dalam labu takar 50 mL secara kuantitatif dan diencerkan dengan aquades

sampai tanda batas. Dipipet 5 mL sampel dan dimasukkan ke dalam alat destilat

yang telah ditambahkan 10 mL NaOH 30%. Di destilasi dan destilatnya

ditampung kedalam 10 mL H3BO3 3% yang telah ditambahkan 2 tetes indikator

Tashiro. Destilasi ditampung hinggan filtrat mencapai 75 mL. Hasil filtrat,

dititrasi dengan HCl 0,1 N hingga warna hijau berubah menjadi warna ungu.

Perhitungan kadar N-total dapat dilakukan dengan rumus :

................................(1)

3.3.7. Uji Kadar K dengan Gravimetri (SNI 06-2502-1991)

Sebanyak 25 mL sampel dipipet ke dalam labu erlenmeyer 100 mL,

ditambahkan 3 mL HCl pekat kemudian ditaruh kedalam ice-water bath selama

10 menit. Sebanyak 10 mL larutan NaB(C6H5)4 1 % dingin ditambahkan kedalam

sampel, dikocok sampai merata sambil menutup erlenmeyer dengan aluminium

foil. Untuk memperoleh endapan, sampel diletakkan kembali kedalam ice-water

bath selama beberapa menit. Endapan yang telah terbentuk disaring menggunakan

kertas saring whatman (yang sebelumnya kertas saring telah dioven dan

ditimbang). Endapan yang telah disaring dikeringkan kedalam oven dengan suhu

120oC sampai berat konstan. Dilakukan secara triplo Kemudian dihitung dengan

rumus :

Kadar K % = ( ) ( ) ( )

x 100% ................(2)

Page 47: PEMBUATAN PUPUK ORGANIK CAIR DARI EKSTRAK CAIR RUMPUT LAUT ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Sargassum sp.adalah salah satu jenis rumput laut yang bernilai

33

3.3.8. Uji Kadar P (SNI 06-6989.31-2005)

3.3.8.1. Preparasi sampel

Sebanyak 0,5 g dimasukan kedalam labu Kjeldahl, ditambah 5 mL HNO3

dan 0,5 mL HClO4, dikocok-kocok dan dibiarkan semalam. Dipanaskan mulai

dengan suhu 100°C, setelah uap kuning habis suhu dinaikkan hingga 200°C.

Destruksi diakhiri bila sudah keluar uap putih dan cairan dalam labu tersisa sekitar

0,5 mL didinginkan dan diencerkan dengan aquades dan volume ditepatkan

menjadi 50 mL, kocok hingga homogen dan dibiarkan semalam atau disaring

dengan kertas saring whatman 41 agar didapat ekstrak jernih (ekstrak A).

3.3.8.2. Pembuatan Larutan Standar P

Larutan standar Fosfor dari larutan standar Fosfor 50 ppm dibuat variasi 2;

4; 6; 8 dan 10 ppm (Eviati dan Sulaeman, 2009). Sebanyak 2; 4; 6; 8 dan 10 mL

larutan standar 50 ppm dimasukkan dalam labu ukur 50 mL dan ditambah akuades

sampai tanda batas (Miz, 2012).

3.3.8.3. Pembuatan Pereaksi Warna

Pereaksi pekat; Ditimbang sebanyak 12 g (NH4)6Mo7O24.4H2O ditambah

dengan 0,275 g kalium antimoniltatrat ditambah dengan 140 mL H2SO4 pekat

kemudian diencerkan dengan aquades hingga 1000 mL.

Pereaksi encer; 0,53 g asam askorbat ditambah 50 mL pereaksi pekat

dijadikan 500 mL dengan air bebas ion.

3.3.8.4. Penentuan Panjang Gelombang maksimal

Sebanyak 1 mL larutan standar fosfor 8 ppm dimasukkan ke dalam labu

ukur 10 mL kemudian ditambah larutan pereaksi 9 mL hingga tanda batas

Page 48: PEMBUATAN PUPUK ORGANIK CAIR DARI EKSTRAK CAIR RUMPUT LAUT ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Sargassum sp.adalah salah satu jenis rumput laut yang bernilai

34

kemudian didiamkan selama 15 menit. Larutan dimasukkan kedalam kuvet UV-

Vis dan diukur absorbansinya pada panjang gelombang antara 650 - 750 nm.

3.3.8.5. Pembuatan kurva kalibrasi

Labu ukur 25 mL disiapkan sebanyak 7 buah, untuk labu nomor 1 diisi

blanko sedangkan labu 2 sampai 7 diisi larutan standar fospor 2; 4; 6; 8; dan 10

ppm masing-masing sebanyak 1 mL kemudian ditambah pereaksi sebanyak 9 mL

setelah itu didiamkan selama 15 menit. Larutan dimasukan kedalam kuvet dan

diukur absorbansinya pada panjang gelombang maksimal.

3.3.8.6. Penetapan kadar P pada sampel

Ekstrak A sebanyak 1 mL dimasukkan ke dalam labu ukur 25 mL

kemudian ditambah akuades hingga tanda batas kemudian dikocok sampai

homogen (ekstrak B). Ekstrak B dipipet 1 mL ke dalam labu ukur volume 25 mL,

begitupun masing-masing deret standar P ditambah 9 mL pereaksi warna ke

dalam setiap contoh dan deret standar, dikocok hingga homogen. Dibiarkan 15

menit, lalu diukur dengan UV-Vis.

Perhitungan:

Kadar P % =

...................... (3)

Keterangan:

Ppm kurva = kadar contoh yang didapat dari kurva regresi hubungan antara kadar

deret standar dengan pembacaannya setelah dikurangi blanko

fk = faktor koreksi kadar air = 100/(100 - % kadar air)

fp = faktor pengenceran

100 = faktor konversi ke %

31 = bobot atom P

95 = bobot molekul PO4

Page 49: PEMBUATAN PUPUK ORGANIK CAIR DARI EKSTRAK CAIR RUMPUT LAUT ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Sargassum sp.adalah salah satu jenis rumput laut yang bernilai

35

3.3.9. Formulasi Pupuk Organik Cair

Setelah didapatkan nilai masing-masing dari komposisi perendaman, nilai

yang paling terbaik digunakan sebagai formulasi untuk pembuatan pupuk organik

cair. Formulasi dapat dilihat dalam Tabel 6.

Tabel 6. Formulasi Pupuk Organik Cair

Bahan Konsentrasi (%)/mL

1 2 3 4

Rumput Laut

Sargassum sp.

100/250 70/175 55/137,5 25/62,5

Sabut Kelapa 0/0 10/25 15/37,5 25/62,5

Batang Pisang 0/0 10/25 15/37,5 25/62,5

Silase 0/0 10/25 15/37,5 25/62,5

Total liquid 100/250 100/250 100/250 100/250

Page 50: PEMBUATAN PUPUK ORGANIK CAIR DARI EKSTRAK CAIR RUMPUT LAUT ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Sargassum sp.adalah salah satu jenis rumput laut yang bernilai

36

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

Penelitian ini dilakukan untuk memanfaatkan ekstrak cair dari rumput laut

Sargassum sp. agar menjadi sesuatu yang berguna dan dapat mengurangi

pencemaran lingkungan, serta menemukan formulasi terbaik pembuatan pupuk

organik cair dari rumput laut Sargassum sp. Pupuk organik cair yang dibuat dari

ekstrak cair rumput laut Sargassum sp. perlu dianalisis kandungannya agar dapat

dikatakan layak untuk digunakan. Penelitian ini dilakukan dua tahap yakni,

analisis ekstrak rumput laut Sargassum sp. menggunakan jenis pelarut polar yaitu

kalium hidroksida (KOH) untuk mendapatkan nilai Nitrogen, Kalium, Phospat,

pH terbaik. Tahap yang kedua dilakukan formulasi pupuk organik cair dengan

penambahan batang pisang, silase, serabut kelapa dan mendapatkan formulasi

yang terbaik.

4.1. Analisis ekstrak rumput laut Sargassum sp.

Metode ekstraksi yang digunakan adalah metode maserasi. Metode

maserasi digunakan karena proses pengerjaannya yang mudah, peralatan yang

digunakan sederhana, serta tidak merusak senyawa yang terkandung di dalam

rumput laut Sargassum sp. Maserasi merupakan proses peredaman sampel dengan

pelarut organik yang digunakan pada temperatur ruang tanpa menggunakan

pemanasan (Utami et al., 2009).

Proses maserasi pelarut yang digunakan adalah Kalium Hidroksida

(KOH). Menurut Kadi (2005) penggunaan KOH sebagai pelarut dikarenakan,

kandungan terbesar yang terdapat di rumput laut Sargassum sp. adalah alginat

Page 51: PEMBUATAN PUPUK ORGANIK CAIR DARI EKSTRAK CAIR RUMPUT LAUT ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Sargassum sp.adalah salah satu jenis rumput laut yang bernilai

37

yang merupakan garam alginat. Garam alginat tidak larut dalam air, tetapi larut

dalam larutan alkali. Alginat merupakan jenis polisakarida yang terdapat dalam

dinding sel rumput laut coklat dan berperan penting dalam mempertahankan

struktur jaringan sel (Rasyid, 2010).

Filtrat hasil dari metode ekstraksi tersebut dipisahkan dari residunya

dengan cara disaring. Hasil filtrat dapat dilihat pada Tabel 7.

Tabel 7. Hasil filtrat rumput laut Sargassum sp.

Konsentrasi KOH

(%)

Berat Rumput laut

(kg)

Air (L) Filtrat (L)

0 10 15 16.84

0.2 10 15 17.45

0.3 10 15 18.34

0.4 10 15 17.78

0.5 10 15 17.85

Pada Tabel 7. Hasil filtrat yang didapatkan menunjukkan pada konsentrasi

KOH 0.3% memiliki hasil filtrat yang paling tinggi dan mengalami penurunan

hasil filtrat, hal ini diduga garam yang terdapat pada rumput laut tidak larut

semuanya saat proses perendaman dengan larutan KOH. Kemampuan mengikat

air akan meningkat bila jumlah COOH semakin banyak dan jumlah residu K-

alginat kurang dari 500 sedangkan pH dibawah 3 terjadi pengendapan. Garam

alginat yang larut dalam air adalah alginat yang mengandung logam alkali,

amonia dan amina dengan berat molekul rendah serta senyawa amonium

kuartener. Garam alginat dengan logam polivalen bersifat tidak larut dalam air

kecuali magnesium alginat. Ditambahkan oleh Melala (2000) yang menyatakan

bahwa garam yang terkandung dalam rumput laut diduga tidak hilang seluruhnya

waktu pencucuian. Yunizal (1999) menyatakan bahwa perendaman dalam basa

dimaksudkan untuk melarutkan garam dan zat-zat organik yang mempengaruhi

Page 52: PEMBUATAN PUPUK ORGANIK CAIR DARI EKSTRAK CAIR RUMPUT LAUT ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Sargassum sp.adalah salah satu jenis rumput laut yang bernilai

38

mutu produk akhir. Garam basa organik dari alginat dapat mempengaruhi

kelarutan asam alginat dalam pelarut organik. Sebagai contoh, tributiamin,

feniltrimetilamonium dan benziltrimetilamonium alginat larut dalam etanol

absolut sedangkan trietanolamin alginat larut dalam etanol 75 %. Senyawa

amonium kuartener dengan hidrokarbon seperti asetil trimetil amonium bromida

bereaksi dengan asam alginat membentuk endapan asetil trimetil amonium alginat

(Muzzarelli, 1996). Darmawan et al, 20013 menjelaskan bahwa perendaman

dengan menggunakan larutan KOH dapat mengurangi kandungan unsur lain

seperti garam-garam dan selulosa yang terkandung dalam rumput laut.

Analisis ekstrak rumput laut Sargassum sp. bertujuan untuk mendapatkan

nilai pH, nitrogen, kalium, dan fosfor sebagai acuan dasar pembentukan POC.

Hasil analisis ekstrak rumput laut Sargassum sp. dapat dilihat pada Tabel 8.

Tabel 8. Hasil Analisis Ekstrak Rumput Laut Sargassum sp.

No. Sampel Hasil Analisis

pH N P K

1 S.1 7 0,0105 2 1.894

2 S.2 7 0,0125 2,06 3,34

3 S.3 8 0,013 2,97 4,646

4 S.4 10 0,0125 5,45 3,898

5 S.5 11 0,0095 3,58 3,184

Ket: S.1 : Ekstrak Sargassum sp. dengan KOH 0%

S.2 : Ekstrak Sargassum sp. dengan KOH 0,2%

S.3 : Ekstrak Sargassum sp. dengan KOH 0,3%

S.4 : Ekstrak Sargassum sp. dengan KOH 0,4%

S.5 : Ekstrak Sargassum sp. dengan KOH 0,5%

Pengukuran pH dilakukan karena pH pada bahan baku pembuatan POC

merupakan faktor yang mempengaruhi pembuatan POC (Yuwono, 2006). Asam

alginat tidak larut dalam media berair, akan tetapi bila pH dinaikkan diatas 3 maka

sebagian asam alginat diubah menjadi garam yang larut (Effendi, 2003). Total

Page 53: PEMBUATAN PUPUK ORGANIK CAIR DARI EKSTRAK CAIR RUMPUT LAUT ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Sargassum sp.adalah salah satu jenis rumput laut yang bernilai

39

netralisasi terjadi pada pH sekitar 4, dimana asam alginat secara sempurna diubah

menjadi garam yang sesuai. Alginat tidak stabil terhadap panas, oksigen, ion

logam dan sebagainya. Dalam keadaan yang demikian, alginat akan mengalami

degradasi. Larutan natrium alginat stabil pada pH sekitar 4-10. Pembentukan gel

atau pengendapan alginat dapat terjadi pada pH di bawah 4 , dengan berubahnya

garam alginat menjadi asan alginat yang tidak larut (Parenrengi et al., 2011).

4.2. Formulasi POC

Formulasi pupuk organik cair dilakukan dengan menggunakan hasil

terbaik dari ektraksi rumput laut Sargassum sp. dengan penambahan fermentasi

silase ikan, batang pisang, dan sabut kelapa. Formulasi dilakukan dengan

mencampurkan rumput laut Sargassum sp., sabut kelapa, silase ikan, dan batang

pisang. Sehingga didapatkan 4 formulasi dapat dilihat pada Tabel 6. Setiap

perlakuan diulang sebanyak 3x. Fermentasi silase ikan yang terbuat dari ikan

curah dengan asam format kemudian difermentasikan selama 21 hari memiliki

kadar Nitrogen sebesar 1,55 %. Proses fermentasi ikan curah yang dilakukan

dengan menggunakan ragi memiliki nilai N sebesar 3,41% (Muhiddin et al.,

2001). Fermentasi silase ikan ditambahkan pada POC dapat meningkatkan kadar

nitrogen.

Fermentasi batang pisang yang difermentasikan selama 12-14 hari dengan

penambahan air tetes tebu dan air cucian beras memiliki kadar P sebesar 0,93

mg/L. Maudi et al. (2008) menyatakan pada batang pisang memiliki nilai P

sebesar 4 mg/L. Fermentasi batang pisang mengandung mikroba pengurai bahan

organik. Mikroba ini akan berfungsi sebagai dekomposer bahan organik yang

Page 54: PEMBUATAN PUPUK ORGANIK CAIR DARI EKSTRAK CAIR RUMPUT LAUT ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Sargassum sp.adalah salah satu jenis rumput laut yang bernilai

40

akan dikomposkan (Suhastyo, 2011). Kadar asam fenolat yang tinggi pada batang

pisang membantu pengikatan ion-ion Al, Fe, dan Ca sehingga membantu

ketersediaan fosfor pada tanah yang berguna pada proses pembungaan dan

pembentukan buah (Setianingsih, 2009).

Fermentasi serabut kelapa yang difermentasikan selama 14 dengan

ditambahkan air sebanyak 21 liter mempunyai nilai kalium sebesar 1,57%. Sunarti

(1996) melaporkan bahwa kandukngan K yang terkandung dalam sabut kelapa

sebesar 3%. Sabut kelapa ditambahkan untuk meningkatkan kadar kalium dalam

POC. Sehingga sabut kelapa bisa dijadikan sebagai bahan dasar dari POC.

4.3. Analisis Formulasi POC

Analisis pada formulasi POC meliputi analisis pH, nitrogen, fosfor, dan

kalium. Setelah dilakukan pada tahap awal untuk menentukan kandungan yang

ada pada rumput laut Sargassum sp., didapatkan konsentrasi yang paling baik

adalah KOH dengan konsentrasi 0,3%. Formulasi pupuk organik cair dilakukan

dengan menggunakan hasil terbaik dari ektraksi rumput laut Sargassum sp. Hasil

analisis disesuaikan dengan persyaratan teknis minimal POC yang ditetapkan

berdasarkan Permentan No.70/Permentan/SR.140/10/2011 dan dibandingkan

dengan POC komersil.

4.3.1. Nilai pH pada POC

Hasil pengukuran nilai pH terhadap masing-masing sediaan pupuk organik

cair dapat dilihat pada Tabel 9.

Page 55: PEMBUATAN PUPUK ORGANIK CAIR DARI EKSTRAK CAIR RUMPUT LAUT ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Sargassum sp.adalah salah satu jenis rumput laut yang bernilai

41

Tabel 9. Hasil uji pH pada Pupuk Organik Cair

Formulasi pH Permentan No.70/Permentan/SR.140/10/2011

Pupuk Komersil 6,2

4-8

1 4

2 5

3 5

4 5

Nilai pH cenderung mengalami kenaikan seiring dengan penambahan

konsentrasi KOH. Nilai pH pupuk organik cair berkisar antara 6 hingga 7

(Hadisuwito, 2012). Hasil uji pH juga menunjukkan bahwa nilai pH dari masing-

masing formulasi dan pH dari pupuk komersil berkisar antara 4-6,2. Nilai ini

memenuhi standar berdasarkan Permentan No.70/Permentan/SR.140/10/2011.

Nilai pH merupakan faktor yang dapat memepengaruhi dalam POC.

Menurut Hardjowinego (1992), pH pada pupuk sangat menentukan mudah atau

tidaknya diserap oleh tanaman. Pupuk organik cair mudah diserap pada tanaman

pada pH sekitar netral dan pada pH tersebut kebanyakan unsur hara murah larut

dalam air. Sinaga (2010), menyatakan bahwa pH yang terlalu asam atau basa

dapat menyebabkan tekanan pada akar menjadi lebih besar dari pada tekanan pada

tanah, dan akan menimbulkan gejala plasmolysis pada akar tanaman. Rendahnya

pH yang mengakibatkan reaksi-reaksi pada tanah tidak dapat berlangsung dengan

baik serta kelarutan Al dan Fe yang terlalu tinggi sehingga mengikat unsur hara P

menjadi bentuk yang tidak tersedia bagi tanaman dan keberadaannya menjadi

racun bagi tanaman (Hakim, 1986).

pH tanah mempengaruhi pertumbuhan tanaman melalui dua cara, yaitu

pengaruh langsung ion hidrogen dan pengaruh tidak langsung terhadap

tersedianya unsur hara tertentu serta mempengaruhi ketersediaan hara N dan P.

Pada pH tanah lebih kecil dari 5.0 dan lebih besar dari 8.0 maka unsur N dalam

Page 56: PEMBUATAN PUPUK ORGANIK CAIR DARI EKSTRAK CAIR RUMPUT LAUT ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Sargassum sp.adalah salah satu jenis rumput laut yang bernilai

42

tanah tidak dapat diserap tanaman akibat terhambatnya proses nitrifikasi. Pada pH

lebih kecil dari 5.0 unsur hara fosfat kurang tersedia pada tanah masam.

Ketersediaan P didalam tanah berbanding lurus dengan pH tanah. Bila tanah

masam ketersediaan P akan menurun, sebaliknya bila pH tanah meningkat sampai

pH tertentu, maka ketersediaan P juga akan meningkat.

pH diatas 7,5 dapat mengurangi ketersediaan zat besi, mangan, tembaga,

zinc, dan boron. pH dibawah 6 akan berdampak pada menurunnya daya larut

terhadap asam folat, kalsium, dan magnesium. Sedangkan pH antara 3-5 dan

diatas suhu 26º C menyebabkan pertumbuhan dan penyebaran penyakit yang

disebabkan oleh jamur, salah satunya adalah busuk akar.

4.3.2. Nilai Nitrogen pada POC

Hasil pengukuran nilai Nitrogen terhadap masing-masing formulasi pada

sediaan pupuk organik cair dapat dilihat pada Tabel 10.

Tabel 10. Hasil uji Nitrogen pada Pupuk Organik Cair

Sampel N-total

(%) Permentan

No.70/Permentan/SR.140/10/2011

POC komersil 5,24

3 – 6

1 (formulasi 1) 0,011

2 ( formulasi 2) 0,22

3 (formulasi 3) 0,36

4 (formulasi 4) 0,629

Hasil uji nitrogen juga menunjukkan bahwa nilai nitrogen dari masing-

masing formulasi sediaan pupuk organik cair berkisar antara 0,011 – 5,24 %.

Hasil analisis sidik ragam ANOVA dengan uji Duncan menunjukkan bahwa

formulasi pupuk organik cair memberikan pengaruh yang berbeda nyata terhadap

nitrogen sediaan pupuk organik cair dengan nilai P<0,05 (Lampiran 6). Nilai

Page 57: PEMBUATAN PUPUK ORGANIK CAIR DARI EKSTRAK CAIR RUMPUT LAUT ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Sargassum sp.adalah salah satu jenis rumput laut yang bernilai

43

nitrogen cenderung mengalami kenaikan seiring dengan penambahan silase pada

setiap formulasi. Ini menunjukkan nilai nitrogen sediaan pupuk organik cair masih

sangat jauh dari standar yang telah ditentukan oleh Permentan

No.70/Permentan/SR.140/10/2011 sebesar 3-6%.

Nitrogen adalah salah satu unsur zat yang sangat dibutuhkan dalam proses

pertumbuhan tanaman yaitu sebagai penyususun protein yang merupakan senyawa

dengan berat molekul tertinggi yang terdiri atas rantai-rantai asam amino yang

terikat dengan ikatan peptida. Ketersediaan nitrogen dialam berada dalam

beberapa bentuk persenyawaan, yaitu berupa : N2 (72 % volume udara), N2O, NO,

NO2, NO3 dan NH4+. Di dalam tanah, lebih dari 90% nitrogen dalam bentuk N-

organik.Nitrogen memegang peranan penting dalam penyusunan klorofil yang

menjadikan tanaman berwarna hijau (Samekto, 2008).

Di alam terjadi siklus N sebagai bagian proses aliran materi.

Persenyawaan nitrogen di luar tubuh organisme lebih banyak sebagai N-

anorganik. Sebagian berupa anion dan kation yang larut dalam air, berada dalam

sistem tanah. Sebagian lain persenyawaan nitrogen berada dalam fase gas di

udara. Terjadi perubahan siklis antara fase N-anorganik dan N-organik, yang

melibatkan hewan, tumbuhan, jamur dan mikro organisme lain dan faktor

lingkungan abiotiknya. Banyak proses yang dilakukan oleh mikroba baik untuk

menghasilkan energi atau menumpuk nitrogen dalam bentuk yang dibutuhkan

untuk pertumbuhan. Gambar menunjukkan bagaimana proses-proses cocok

bersama untuk membentuk siklus nitrogen (lihat Gambar 8).

Page 58: PEMBUATAN PUPUK ORGANIK CAIR DARI EKSTRAK CAIR RUMPUT LAUT ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Sargassum sp.adalah salah satu jenis rumput laut yang bernilai

44

Gambar 8. Daur Nitrogen di Alam (Salisbury F.G and Ross,

C.W.1985).

Tumbuhan memperoleh intake atau material masukan yang sebagian besar

berupa kation maupun anion (N-anorganik) seperti NO3- , NH4

+ dan urea. Pada

keadaan tertentu, tumbuhan dapat memperoleh pasokan N dari senyawa N-

organik sederhana berupa asam- asam amino tertentu. Tumbuhan tidak dapat

memanfaatkan atau memfiksasi gas N2 udara secara langsung, kecuali kelompok

tumbuhan yang bersimbio dengan baktaeri pengikat zat lemas. Selanjutnya N-

anorganik yang diserap akan dikonversi atau dimetabolisir di dalam sel menjadi

berbagai bentuk persenyawaan N-organik, sesuai kebutuhannya.

Metabolisme N penting dalam jaringan tumbuhan menyangkut:

1. Fiksasi Nitrogen

Fiksasi nitrogen adalah proses alam, biologis atau abiotik yang

mengubah nitrogen di udara menjadi ammonia (NH3). Mikroorganisme yang

mem-fiksasi nitrogen disebut diazotrof. Mikroorganisme ini memiliki enzim

Page 59: PEMBUATAN PUPUK ORGANIK CAIR DARI EKSTRAK CAIR RUMPUT LAUT ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Sargassum sp.adalah salah satu jenis rumput laut yang bernilai

45

nitrogenaze yang dapat menggabungkan hidrogen dan nitrogen. Reaksi

untuk fiksasi nitrogen biologis ini dapat ditulis sebagai berikut :

N2 + 8 H+ + 8e

- 2 NH3 + H2

Untuk reaksi tersebut dibutuhkan keterlibatan enzim-kompleks yakni

nitrogenase, yang melibatkan protein kompleks yakni Fe-Mo-protein dan Fe-

protein. Selain itu juga terlibat ATP, ion H+ dan elektron yang bersumber dari

respirasi. Diduga ATP berperan mengaktifkan kompleks Fe-protein

2. asimilasi sumber nitrogen

Di dalam tanah, spesiasi ion nitrat tidaklah stabil. Dalam situasi aerobik,

ion nitrogen lebih banyak dalam bentuk nitrat. Sebaliknya, dalam suasana

anaerobik, nitrat akan tereduksi secara bertahap menjadi ion amonia (NH4+).

Bakteri nitrifikasi dan denitrifikasi berperan pada proses konversi tersebut.

Dikenal ada banyak bakteri terlibat dalam konversi nitrat menjadi amonia, atau

sebaliknya. Proses-proses pengubahan dari amonia menjadi nitrat disebut

nitrifikasi. Sebaliknya, terjadi peristiwa pengubahan nitrat , nitrit menjadi amonia

atau N2 yang disebut denitrifikasi. Proses nitrifikasi melibatkan bakteri

nitrosomonas dan nitrobakter. Pada proses pembusukan dari senyawa N-organik,

akan dihasilkan ion-ion amonia, yang prosesnya disebut amonifikasi.

NH3 NO2 NO3

Nitrosomonas Nitrobakter

Page 60: PEMBUATAN PUPUK ORGANIK CAIR DARI EKSTRAK CAIR RUMPUT LAUT ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Sargassum sp.adalah salah satu jenis rumput laut yang bernilai

46

3. Nitrifikasi

Konversi amonium menjadi nitrat dilakukan oleh bakteri yang hidup di

dalam tanah dan bakteri nitrifikasi lainnya. Tahap utama nitrifikasi, bakteri

nitrifikasi seperti spesies Nitrosomonas mengoksidasi amonium (NH4+) dan

mengubah amonia menjadi nitrit (NO2-). Spesies bakteri lain, seperti Nitrobacter,

bertanggung jawab untuk oksidasi nitrit menjadi nitrat (NO3-). Proses konversi

nitrit menjadi nitrat sangat penting karena nitrit merupakan racun bagi kehidupan

tanaman. Reaksi nitrifikasi sebagai berikut:

NH3 + CO2 + 1.5 O2 + Nitrosomonas NO2- + H2O + H

+

NO2- + CO2 + 0.5 O2 + Nitrobacter NO3

-

NH3 + O2 NO- + 3H

+ + 2e

-

NO2- +H2O NO3- +2H

+ + 2e

-

4. Denitrifikasi

Denitrifikasi adalah proses reduksi nitrat untuk kembali menjadi gas

nitrogen (N2), untuk menyelesaikan siklus nitrigen. Proses ini dilakukan oleh

spesies bakteri seperti Pseudomonas dan Clostridium dalam kondisi anaerobik.

4.3.3. Nilai Kalium pada POC

Hasil pengukuran nilai Kalium terhadap masing-masing formulasi pada

sediaan pupuk organik cair dapat dilihat pada Tabel 11.

Page 61: PEMBUATAN PUPUK ORGANIK CAIR DARI EKSTRAK CAIR RUMPUT LAUT ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Sargassum sp.adalah salah satu jenis rumput laut yang bernilai

47

Tabel 11. Hasil Uji Kalium pada Pupuk Organik Cair

Sampel Kalium

(g) Permentan No.70/Permentan/SR.140/10/2011

POC Komersil 4,57

1 (formulasi 1) 2,41 3 – 8

2 (Formulasi 2) 3,65

3 (Formulasi 3) 5,51

4 (Formulasi 4) 7,79

Hasil uji kalium juga menunjukkan bahwa nilai kalium dari masing-

masing formulasi sediaan pupuk organik cair berkisar antara 4,57 – 7,79 g. Hasil

analisis sidik ragam ANOVA dengan uji Duncan menunjukkan bahwa formulasi

pupuk organik cair memberikan pengaruh yang berbeda nyata terhadap kalium

sediaan pupuk organik cair dengan nilai P<0,05 (Lampiran 7). Nilai kalium

cenderung mengalami kenaikan seiring dengan penambahan serabut kelapa pada

setiap formulasi. Hal ini menunjukkan bahwa penambahan serabut kelapa sangat

mempengaruhi nilai nitrogen pada pupuk organik cair. Ini menunjukkan nilai

kalium sediaan pupuk organik cair memenuhi dari standar yang telah ditentukan

oleh Permentan No.70/Permentan/SR.140/10/2011 sebesar 3 – 8 g.

Unsur K memiliki Kegunaan bagi tanaman yang lain mengaktifkan kerja

beberapa enzim asetik thiokinase, aldolase, pirivat kinase, glutamilsistein

sinterase, formil tetrahidrofolatsintetase, suksinil Co A sintetase, induksi nitrat

reduktase, sintesis tepung, ATP ase. Kalium juga memacu translokasi karbohidrat

dari daun ke organ tanaman yang lain, terutama organ tanaman penyimpan

karbohidrat, misalnya ubi. Kalium merupakan komponen penting di dalam

mekanisme pengaturan osmotik di dalam sel dan juga berpengaruh langsung

terhadap tingkat semipermiabilitas membran dan fosforilasi di dalam kloroplas.

Page 62: PEMBUATAN PUPUK ORGANIK CAIR DARI EKSTRAK CAIR RUMPUT LAUT ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Sargassum sp.adalah salah satu jenis rumput laut yang bernilai

48

4.3.4. Nilai Fospor pada Formulasi Pupuk Organik Cair

Hasil pengukuran nilai Kalium terhadap masing-masing formulasi pada

sediaan pupuk organik cair dapat dilihat pada Tabel 12.

Tabel 12. Hasil Uji Fosfor pada Pupuk Organik Cair

Sampel Pospor

(mg/kg)

Permentan

No.70/Permentan/SR.140/10/2011

POC Komersil 4,92

1 (Formulasi 1) 1,73

2 (Formulasi 2) 2,4 3 – 6

3 (Formulasi 3) 3,32

4 (Formulasi 4) 5,9

Hasil uji fosfor juga menunjukkan bahwa nilai kalium dari masing-masing

formulasi sediaan pupuk organik cair berkisar antara 1,73 – 5,9 mg/kg. Hasil

analisis sidik ragam ANOVA dengan uji Duncan menunjukkan bahwa formulasi

pupuk organik cair memberikan pengaruh yang berbeda nyata terhadap fosfor

sediaan pupuk organik cair dengan nilai P<0,05 (Lampiran 8). Nilai fosfor

cenderung mengalami kenaikan seiring dengan penambahan batang pisang pada

setiap formulasi. Hal ini menunjukkan bahwa penambahan batang pisang sangat

mempengaruhi nilai fosfor pada pupuk organik cair. Ini menunjukkan nilai fosfor

sediaan pupuk organik cair memenuhi dari standar yang telah ditentukan oleh

Permentan No.70/Permentan/SR.140/10/2011 sebesar 3 – 6 mg/kg.

Fosfor (P) merupakan unsur hara yang diperlukan dalam jumlah besar

(hara makro). Jumlah fosfor dalam tanaman lebih kecil dibandingkan Nitrogen

dan Kalium. Unsur Fosfor di tanah berasal dari bahan organik, pupuk buatan dan

mineral-mineral di dalam tanah (apatit). Pergerakan ion fosfat umumnya

disebabkan oleh proses difusi, tetapi jika kandungan P pada tanah cukup tinggi,

maka proses aliran massa dapat berperan dalam transportasi tersebut. Ion yang

Page 63: PEMBUATAN PUPUK ORGANIK CAIR DARI EKSTRAK CAIR RUMPUT LAUT ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Sargassum sp.adalah salah satu jenis rumput laut yang bernilai

49

sudah berada di permukaan akar akan menuju rongga luar akar melalui proses

difusi sederhana, serapan pertukaran, dan kegiatan bahan pembawa. Selanjutnya

iom memasuki rongga dalam akar dengan melibatkan energi metabolisme

(Nyakpa et al., 1988).

Page 64: PEMBUATAN PUPUK ORGANIK CAIR DARI EKSTRAK CAIR RUMPUT LAUT ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Sargassum sp.adalah salah satu jenis rumput laut yang bernilai

50

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1. Simpulan

Hasil formulasi terbaik dari pupuk organik cair adalah pada formulasi 4

(25 % rumput laut Sargassum sp. : 25% batang pisang : 25% serabut kelapa :

25% silase) dengan nilai N, P, K masing – masing senilai 0,629 %, 5,9 mg/kg,

dan 7,79 g hasil ini sesuai berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian Nomor

70/Permentan/SR. 140/10/2011.

5.2. Saran

1. Perlu adanya tambahan bahan baku selain silase ikan untuk meningkatkan

nilai nitrogen yang kecil.

2. Perlu dilakukan analisa unsur mikro yang terdapat pada pupuk organik

cair.

Page 65: PEMBUATAN PUPUK ORGANIK CAIR DARI EKSTRAK CAIR RUMPUT LAUT ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Sargassum sp.adalah salah satu jenis rumput laut yang bernilai

51

DAFTAR PUSTAKA

Abun, D. Rusmana, D. Saefulhadjar. 2004. Pengaruh cara pengolahan limbah ikan

tuna (Thunus atlanticus) terhadap kandungan gizi dan nilai energi

metabolisme pada ayam pedaging. Laporan Penelitian. Universitas

Padjadjaran. Bandung.

Afandi, R, 2002. Ilmu Kesuburan Tanah. Yogyakarta: Penerbit Kanisus.

Anggadiredja, J.T., A. Zatnika, H. Purwoto dan S. Istini. 2006. Rumput Laut.

Cetakan I. Jakarta :Swadaya.

Amin, W., T. Leksono. 2001. Analisis pertumbuhan mikroba ikan jambal siam

(Pangasius sutchi) asap yang telah diawetkann secara ensilling. Jurnal

Natur Indonesia, 3(3):2 17-224.

Aslan, L.M. 1991. Budidaya Rumput Laut. Penerbit Kanisius. Yogyakarta.

Bachtiar, E., 2006. Ilmu Tanah Medan: Fakultas Pertanian USU.

Bachtiar, E., 2007. Penelusuran Sumber Daya Hayati Lat (Alga) sebagai

Biotarget Industri, Universitas Padjajaran Fakultas Perikanan dan Ilmu

Kelautan, Jatinangor.

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. 2005. Pengembangan Model

Permintaan dan Penawaran Komoditas Pertanian Utama. Pusat Penelitian

dan Pengembangan Sosial Ekonomi Pertanian, Departemen Pertanian,

Jakarta.

Basmal, J., Utomo, B.S.B., dan W ikanta, T. 2002. Pengembangan agroindustri

polisakarida berbahan baku rumput laut. Laporan Hasil Penelitian

Tahun2002. Deperindag.

Basmal, J. 2008. Prospek pemanfaatan rumput laut sebagai bahan pupuk organik.

Squalen BuletinPascapanen & Bioteknologi Kelautan dan Perikanan. 4

(1): 1–8.

Basmal, J., Wahyu, R,. Melanie. S., dan Peranginangin, R. 2009. Penelitian

pembuatan pupuk organik dari kombinasi rumput laut dengan limbah

krustasea. Laporan Hasil Penelitian Hibah DIKNAS 2009.

Billah, M. 2009. Pemanfaatan Limbah Ikan Tuna Melalui Proses Fermentasi

Anaerob Menggunakan Bakteri Ruminansia.Jurnal Ilmiah Teknik

Lingkungan. Vol.1 No.1.

Bosse,W.V.1928. Rhodophyceae: Gigartinales et Rhodomeniales. List des algues

du Siboga. Siboga exed : 49 (4) : 1-141

Page 66: PEMBUATAN PUPUK ORGANIK CAIR DARI EKSTRAK CAIR RUMPUT LAUT ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Sargassum sp.adalah salah satu jenis rumput laut yang bernilai

52

Burns, G.W. 1974. The Plant Kingdom. Macmillan Publishing Co, Inc. New

York.

Chapman, L.J. dan D.J. Chapman, 1980. Seaweed and Their Uses 3rd, Chapman

and Hall, New York.

Clark, B.J. 1993. UV Spectroscopy Techniques Instrumentations, Data Handling.

London: Champ & Hall.

Dahuri, R. 2003. Keanekaragaman Hayati Laut: Aset Pembangunan

Berkelanjutan Indonesia. PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Darmawan, M., Utomo, B.S.B., & Mulia, R.A.Y. 2013. Kualiatas alkali treated

cottonii (ATC) yang dibuat dari rumput laut Eucheuma cottonii yang

berasal dari beberapa daerah di Indonesia. Squallen Bulletin ofMarine and

Fisheries Postharvest and Biotechnology.8 (2): 117–127.

Dawes CJ. 1981. Marine Botany. New York: John Wiley dan Sons, University of

South Florida.

Denian, A dan A. Fiani. 2001. Tanggap terhadap Bahan Organik Limbah Pisang

pada Tanah Podzolik. Sigma. 9: 16-18.

Ditjen Perikanan Budidaya (Tekno Ikan). 2007. “Pemanfaatan Limbah Ikan

Sebagai Bahan Baku Pupuk Organik”,

http://agromaret.com/artikel/61/pemanfaatan_limbah_ikan_bahan_baku_p

upuk_organikDiakses pada tanggal 25 Januari 2016.

Djuarnani, N., Kristian, dan Budi. 2005. Cara Cepat Membuat Kompos. Jakarta:

PT Agromedia Pustaka.

Donati, I., Draget, K.I., M. Borgogna, S.Paoletti And, Braek. G. S., 2004, Tailor

Made Alginate Bearing Galactose Moieties on Mannuronic Residues,

Wiley-Vch Verlag Gmbh & Co. Kgaa, Weinheim

Effendi, H. 2003. Telaah kualitas air bagi pengelolaan sumber daya dan

lingkungan perairan. Penerbit Kanisius. Yogyakarta.

Ewing, G.W. 1985. Instrumental Methods of Chemical Analysis 5th Edition. New

York: McGraw-Hill.

Fahmi A., Syamsudin, S.N.H. Utami, dan B. Radjagukguk. 2010. Pengaruh

Interaksi nitrogen dan fosfor terhadap pertumbuhan tanaman jagung (Zea

mays L.) pada tanah regosoll dan latosol. Berita Biologi. 10(3)-297-304.

Fauzy, A. 2007. Peningkatan Kualitas Pupuk Organik Cair Keluaran Instalasi

Biogas Fermentasi Lanjut dengan Penambahan Tepung Tulang Bulu Ayam

Page 67: PEMBUATAN PUPUK ORGANIK CAIR DARI EKSTRAK CAIR RUMPUT LAUT ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Sargassum sp.adalah salah satu jenis rumput laut yang bernilai

53

dan Tepung Silase Kepala Ikan Patin. Skripsi: Program Studi Teknologi

Hasil Ternak. Fakultas Pertenakan. Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Fitria, Y. 2008. Pembuatan Pupuk Organik Cair Dari Limbah Cair Industri

Perikanan Menggunakan Asam Asetat dan EM4 (Effective

Microorganisme). IPB: Bogor.

Ghazali, M. 2007. Analisis Kekerabatan Alginofit (Padina, Sargassum,

Turbinaria) Se-Pulau Lombok Menggunakan Karakter Morfologi. Skripsi,

Universitas Mataram, Mataram.

Granzin, B.C. and G, Dryden. 2003. Effect of alkalis, oxidants and urea treatment

on the nutritive value Rhodes grass (Chloris gayana). Anim Feed Sci Tech.

103 (1-4):113-122.

Gundoyo, W, 2010. Pembuatan Pupuk Organik Cair.

www.warsitotti.files.wordpress.com diakses pada 13 agustus 2015

Hadisuwito, S. 2012. Membuat Pupuk Kompos Cair. AgroMedia Pustaka. Jakarta.

Hakim. 1986. Dasar-dasar Imu Tanah. Penerbit Universitas Lampung, Lampung.

Hanolo, W. 1997. Tanggapan tanaman selada dan sawi terhadap dosis dan cara

pemberian pupuk cair stimulan. Jurnal Agrotropika. 1(1):25-29.

Hardjowigeno, S., 1992, Ilmu Tanah, PT. Medyatama sarana Perkasa, Jakarta.

Harris, D.C. 2007. Quantitative Chemical Analysis, 7th Edition. New York:

Freeman.

Haswell, S.J. 1991. Atomic Absorption Spectrophotometry Theory, Design and

Application. Amsterdam: Elsevier. 5.

Hermawati, T. 2007. Respon Tanaman Semangka (Citrullus vulgaris Schars)

terhadap Pemberian Berbagai Dosis Abu Sabut Kelapa. Universitas Jambi:

Jambi. Jurnal Agronomi. 11 (2): 77-80.

Hidayat, M.F. 2003. Pemanfaatan Asam Humat dan Omega pada Pemberian

Pupuk NPK terhadap Pertumbuhan Gmelina arborea Roxb. yang

diinokulasikan Cendawan Mikoriza Arbuskula (CMA). Tesis.

Pascasarjana. IPB. Bogor.

Hidayati, Y.A. 2011. Kualitas Pupuk Cair Hasil Pengolahan Fases Sapi Potong

Menggunakan Saccharomyces cereviceae. Universitas Padjadjaran:

Bandung. Jurnal Ilmu Ternak, 11(2): 104-107.

Ibrahim, Bustami. 2005. Kaji Ulang Sistem Pengolahan Limbah Cair Industri

Hasil Perikanan Secara Biologis dengan Lumpur Aktif. IPB: Bogor. 8(1).

Page 68: PEMBUATAN PUPUK ORGANIK CAIR DARI EKSTRAK CAIR RUMPUT LAUT ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Sargassum sp.adalah salah satu jenis rumput laut yang bernilai

54

Indrakusuma. 2000. Pengaruh dosis dan frekuensi pemberian pupuk organik cair

terhadap pertumbuhan dan hasil buncis (Phaseolus vulgaris L.) dataran

rendah. Jurnal Ilmu Tanah dan Lingkungan. 2(3): 45-55.

Indriani, H., dan E. Sumarsih, 1994. Budidaya, Pengolahan dan Pemasaran

Rumput Laut.

Indriani, Y.H. 2004. Membuat Kompos Secara Kilat. Penebar Swadaya, Jakarta.

Intan, R.D.A. 2008. Peranan dan Fungsi fitohormon Bagi Pertumbuhan

Tanaman. Makalah. Fakultas Pertanian. Universitas Pajajaran.

Inukai, M., Y. Masakatsu., 1999, Effect of Charge Density on Drug Permeability

Through Alginate Gel Membranes. Chem. Pharm. Bul.

Isbandi, J. 1983. Pertumbuhan dan perkembangan Tanaman. Fakulas Pertanian

UGM. Yogyakarta.

Jeong, C.Y; C.W. Park; J.G. Kim; dan S. K. Lim. 2007. Carboxylic Content of

Humic Acid Determined by Modeling, Calcium Acetate, and Precipitation

Methods. Soil Science Society of America Journal. 71 (1): 86-94.

Jumani. 2009. Kesuburan dan Kesehatan Tanah. Diktat Kuliah. Samarinda:

Universitas 17 Agustus 1945.

Junianto. 2003. Teknik Penanganan Ikan. Penebar Swadaya. Jakarta.

Juniarti. 2007. Upaya Penyulihan Pupuk Buatan Dengan Pupuk Hijau, Fosfat

Alam dan Cendawan Mikoriza Arbuskula Untuk Jagung Pada Typic

Paleudult (dikapur percobaan ii). Jurnal Solum. 2 (2): 24–33.

Kadi,A., dan W.S. Atmadja. 1988. Rumput Laut (Algae); Jenis, Reproduksi,

Produksi, Budidaya, dan Pasca Panen, Puslitbang Oseanografi-LIPI,

Jakarta

Kadi, A. 2005. Beberapa Catatan Kehadiran Marga Sargassum di Perairan

Indonesia. Oseana 30 (4) : 19-29.

Kamariah, A. 2008. Kombinasi Limbah Pertanian dan Peternakan Sebagai

Alternatif Pembuatan Pupuk Organik Cair Melalui Proses Fermentasi

Anaerob. Yogyakarta: UII ISBN-978-979-3980-15-7.

Khopkar, S.M. 1990. Konsep Dasar Kimia Analitik. Jakarta : UI Press.

Kimball, J.W. 1992. Biologi Jilid 3, Edisi kelima. Terjemahan Soetarmi T. Dan

Nawangsari S. Erlangga. Jakarta.

Page 69: PEMBUATAN PUPUK ORGANIK CAIR DARI EKSTRAK CAIR RUMPUT LAUT ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Sargassum sp.adalah salah satu jenis rumput laut yang bernilai

55

Kompiang, I. Putu. 1990. Fish silage and tepsil production technologi. Journal

Indonesian Agricultural Research Development. 12(4): 205-211

Kompiang, I.P., R. Arifudin, J. Raa. 1980. Nutritional value of ensilaged by catch

fish from indonesia shrimp soluble frawlers. Fish Sci. Tech. Ed. J.J.

Cornell, Fishing News Book Ltd

Kurniasari, I. 2006. Metode Cepat Penentuan Flavonoid Total Meniran

(Phyllantus niruri l.) Berbasi Teknis Spektrometri Inframerah dan

Kemometrik. Bogor : IPB

Lestari, A.P. 2011. Pengaruh pupuk organik cair terhadap pertumbuhan dan hasil

tanaman tomat (Lycopersicum esculentum Mill.). Jurnal Agroqua. 9 : 1-7.

Lobban, C.S., Harrison P.J. & Duncan, M.J. 1985. The Physiologycal Ecology of

seaweeds. Univ. Press Cambridge.

Mamaril, C.P. 2004. Organic Fertilizer In Rice : Myths and Facts. All About Rice.

The Asia Rice Foundation. Los Banos. 1 (1).

Maudi, F., T. Sundari, R. Azzahra, R. I. Oktafiyani, dan F. Nafis. 2008.

Pemanfaatan Bonggol Pisang sebagai bahan pangan alternatif melalui

program pelatihan pembuatan Steak dan Nugget Bonggol Pisang di Desa

Cihedeung Udik. Kabupaten Bogor. PKMP. IPB. Bogor.

Mchugh, D.J. 2003.A Guide To Seaweed Industry, Food and Agric. Org. of the

Un, Rome

McCormick, A.E. 2001. Alginate – Lifecasters Gold. Journal Art Casting.

Melala, E.R. 2000. Pengaruh Perendaman Dengan Formaldehid (HCOH) dan

Pengendapan Asam Alginat Dengan HCL Terhadap Sifat Fisikokimia

Natrium Alginat dari Rumput Laut Coklat (Phaeophyceae). Skripsi.

Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Mizuno, H., Saito, T., Iso, N., Onda, N., Noda, K., and Takada, K. 1983.

Manurocin to guloronic ratio of alginic acids prepared from

verious brown seaweeds. Bulletin of the Japanese Sociaty of

Scientific Fisheries. 49 (10): 1591–1593.

Montano, N.E and Tupas, L.M. 1990. Plant Growth Hormonal Activities of

Aquenous Extraces from Philipines Seaweeds. Marine Sciense Institute.

University of Philipines.

Muhiddin, H. Nurhayani, N. Juli, I. N. P. Aryantha. 2001. Peningkatan kandungan

protein kulit umbi ubi kayu melalui proses fermentasi. Jurnal Matematika

dan Sains, 6(1): 1–12.

Page 70: PEMBUATAN PUPUK ORGANIK CAIR DARI EKSTRAK CAIR RUMPUT LAUT ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Sargassum sp.adalah salah satu jenis rumput laut yang bernilai

56

Murbandono, L.H.S., 2000. Membuat Kompos. Swadaya, Jakarta.

Mursyidin, D.H., D.P. Perkasa, dan Prabowo. 2002. Pemanfaatan Rumput Laut

Sargassum sp. untukMengatasi Krisis Ekonomi, Pangan dan Zat Gizi

Indonesia. Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada.

Muzzarelli R.A.A. 1996. Chitosan-based dietary foods. Carbohydrate Polymers

29: 9-316.

Neldawati, Ratnawulan, Gusnedi. 2013. Analisis Nilai Absorbansi dalam

Penentuan Kadar Flavonoid untuk Berbagai Jenis Daun Tanaman Obat.

Journal of Pillar of Physics. 2: 76-83.

Neori, A., Chopin, T., Troell, M., Buschmann, A.H., Kraemer, G.P., Halling, C.,

Shpigel, M., & Yarish, C. 2004. Integrated aquaculture: rationale,

evolution and state of the art emphasizing seaweed biofiltration in modern

mariculture. Aquaculture. 231: 361-391

Netty Widyastuti dan Donowati Tjokrokusumo. 2007. Peranan Beberapa Zat

Pengatur Tumbuh (ZPT) Tanaman Pada Kultur In Vitro. Jurnal Sains dan

Teknologi Indonesia. 3 (5): 55-63.

Nixon, T. 2008. Panduan Lengkap Budi Daya dan Bisnis Cabai. Agro Media

Pustaka, Jakarta

Nurjanah, E. 2009. Pengaruh Kombinasi NaCl dan ZPT IBA Pada Media MS

Terhadap Pertumbuhan Galur Mutan Padi Secara Invitro.Skripsi. Prodi

Biologi. Fakultas Islam Negeri Syarif Hidayatullah.

Nyakpa, M.Y., M.A. Pulung,. A.G. Amrah., A. Munawar., G.B. Hong dan

Nurhayati Hakim. 1988. Kesuburan Tanah. BKS/PTN/USAID Universitas

of Kentucky WUAE Project.

Parenrengi, A., Rachmansyah, & Suryati, E. 2011. Budidaya rumput laut

penghasil karaginan (karaginofit). Balai Riset Perikanan Budidaya Air

Payau, Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan,

Kementerian Kelautan dan Perikanan. Jakarta.

Pelczar, M.J. dan E.C.S. Chan. 1986. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Terjemahan

Ratna Siri H. dkk. UI Press. Jakarta.

Parman, S. 2007. Pengaruh Pertumbuhan Pupuk Organik terhadap Pertumbuhan

dan Produksi Kentang (Solanum tubersom L.). Jurnal Anatomi dan

Fisiologi. 15(2): 1-4.

Parnata, A.S. 2004. Pupuk Organik Cair: Aplikasi dan Manfaatnya. Agro Media

Pustaka, Jakarta

Page 71: PEMBUATAN PUPUK ORGANIK CAIR DARI EKSTRAK CAIR RUMPUT LAUT ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Sargassum sp.adalah salah satu jenis rumput laut yang bernilai

57

Parnata, A.S. 2010. Memupuk Tanaman Buah. Agro Media , Jakarta

Permentan. 2011. Peraturan Menteri Pertanian No.70/

Permentan/SR.140/10/2011. Pupuk organik, pupuk hayati, dan pembenah

tanah.

Poernomo, D. Sugeng, H.S dan Agus, W. 2004. Pemanfaatan Asam Cuka, Jeruk

Nipis (Citrus aurantifolia) dan Belimbing Wuluh (Averrhoa blimi) untuk

Mengurangi Bau Amis Petis Ikan Layang (Decapterus spp.).Departemen

Teknologi Hasil Perikanan FPIK-IPB. Bogor. 8 (2): 14.

Putri. K.H. 2011. Pemanfaatan Rumput Laut Coklat (Sargassum sp.) Sebagai

Serbuk Minuman Pelangsing Tubuh. Departemen Teknologi Hasil

Perairan. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Institut Pertanian Bogor.

Rachman, I.A., S. Djuwati, dan K. Idris. 2008. Pengaruh Bahan Organik dan

Pupuk NPK Terhadap Serapan Hara dan Produksi Jagung di Inceptisol

Ternate. Jurnal Tanah dan Lingkungan. 10(1): 7-13.

Rangga, M.F., H. Kifli, I.M. Ridha, P.P. Lestari, dan H. Wulandari. 2008.

Kombinasi limbah pertanian dan peternakan sebagai alternatif pembuatan

pupuk organik cair melalui proses fermentasi anaerob. Prosiding Seminar

Nasional Teknoin Bidang Teknik Kimia.

Rasyid, A. 2010. Ekstraksi Natrium Alginat dari Alga Coklat Sargassum

echinocarphum. Oseanologi dan Limnologi di Indonesia. Jakarta.

Raven, P,H.R, F, Evert dan S, E, Eichorn. 1986. Biology of Plants. Fourth

Edition. WorthPublishers, Inc. New York.

River, L; E. Aspe; M. Roeckel and M. C. Marti. 1998. Evaluation of Clean

Technologi Process in the Marine Product Processing Industry. J. Chem.

Technol. Biotchnol., 73, 217-226.

Rosalina, R. 2008. Pengaruh konsentrasi dan frekuensi penyiraman air limbah

tempe sebagai pupuk organik terhadap pertumbuhan dan hasil tomat

(Lycopersicum esculentum Mill.).Skripsi. Fakultas Sains dan Teknologi

Universitas Islam Negeri Malang, Malang.

Rostiana, O. dan Seswita, D. 2007. Pengaruh Indole Butyric Acid dan

Napphtaleine Acetic Acid Terhadap Induksi Perakaran Tunas Piretrum

(Chrysanthemum cinerariifoloum revir.) Klon Prau 6 Secara In vitro.

Round. F.E. 1977. The Biology of The Algae. Edward Arnold Publisher. London.

Pp 147-161.

Salisbury F.G and Ross, C.W.1985. Plant Physiol. California : Wadsworth Publ.

Company

Page 72: PEMBUATAN PUPUK ORGANIK CAIR DARI EKSTRAK CAIR RUMPUT LAUT ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Sargassum sp.adalah salah satu jenis rumput laut yang bernilai

58

Santi, S.S. 2010. Kajian Pemanfaatan Limbah Nilam Untuk Pupuk Cair Organik

Dengan Proses Fermentasi. Jurnal Teknik Kimia. 4 (2): 335-340

Samekto, R. 2008. Pemupukan. Yogyakarta: PT. Aji Cipta Pratama

Schnitzer, M. 1991. Soil Organic Matter The Next 75 Year. Soil Sci

Setianingsih, R. 2009. Kajian Pemanfaatan Pupuk Organik Cair Mikro

Organisme Lokal (MOL) dalam Priming, Umur Bibit dan Peningkatan

Daya Hasil Tanaman Padi (Oryza sativa L.): Uji Coba penerapan System

of Rice Intensification (SRI). BPSB. Propinsi DIY. Yogyakarta.

Shiddiqi, U, A, Murniati, Sukemi, I, S. 2013. Pengaruh Pemberian Zat Pengatur

Tumbuh Terhadap Pertumbuhan Bibit Stum Mata Tidur Tanaman.

Fakultas Pertanian Universitas Riau.

Simanungkalit, R.D.M dan Suriadikarta, D.A. 2006. Pupuk Organik dan Pupuk

Hayati. Balai Besar Litbang Sumberdaya Lahan Pertanian. Bogor.

Simpson, M.G. 2006. Plant Systematics .Elsevier Academic Press. Canada.

Sriharti, dan T. Salim. 2008. Pemanfaatan Limbah Pisang untuk Pembuatan

Kompos Menggunakan Komposter Rotary Drum. Prosiding Seminar

Nasional Teknoin Bidang Teknik Kimia dan Tekstil. Yogyakarta.

Suardi, F dan Deny Ekaputri. 2008. Peranan Berbagai Jenis Bioaktivator dan

Bahan Pengaya Dalam Meningkatkan Kandungan Hara Kompos

C.odorata. Jurnal Embrio. 1(1): 1-7.

Sudradjat, H.R., 2007. Mengelola Sampah Kota. Swadaya, Jakarta

Suhastyo, A.A. 2011. Studi Mikrobiologi dan Sifat Kimia Mikroorganisme Lokal

yang Digunakan pada Budidaya Padi Metode SRI (System of Rice

Intensification). Tesis. Sekolah Pascasarjana. Institut Pertanian Bogor.

Bogor

Sukasa, I.M., Antara N.S., dan Suter, I K. 1996. Pengaruh lama fermentasi media

bonggol pisang terhadap aktivitas glukoamilase dari Aspergillus niger

NRRL A-11. Majalah Ilmiah Teknologi Pertanian. 2 (1): 18-20.

Supriyati, T. Pasaribu, H. Hamid, A. Sinurat. 1998. Fermentasi bungkil inti sawit

secara substrat padat dengan menggunakan Aspergillus niger. Jurnal Balai

Penelitian Ternak Jakarta. 1(1): 15-20.

Suriadikarta, D.A. dan D. Setyorini. 2005. Laporan Hasil Penelitian Standart

Mutu Pupuk Organik. Balai Penelitian Tanah, Bogor.

Page 73: PEMBUATAN PUPUK ORGANIK CAIR DARI EKSTRAK CAIR RUMPUT LAUT ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Sargassum sp.adalah salah satu jenis rumput laut yang bernilai

59

Suriadikata, D.A. dan Setyorini, D. 2009. Baku Mutu Pupuk Organik. Bogor:

Departemen Pertanian.

Sutanto, K. 2002. Penerapan Pertanian Organik. Jakarta: Kanisius

Sutedjo, M.M. 2002. Pupuk dan Cara Pemupukan. Jakarta: Rineka Cipta

Sutedjo, M.M. 1990. Pupuk dan cara pemupukan. Jakarta: Rineka Cipta

Suwardi, 2004. Teknologi Pengomposan bahan organik sebagai pilar pertanian

Organik.Simposium Nasional ISSAAS: Pertanian organik. Bogor.

Taufika, R. 2011. Pengujian beberapa dosis pupuk organik cair terhadap

pertumbuhan dan hasil tanaman wortel (Daucus carota L.). Jurnal

Tanaman Hortikultura.

Tchobanoglous G, Burton. 1991. Wastewater Engineering, Treatment, Disposal,

Reuse. Series Water Resource and Enviromental Engineering. Singapore:

McGraw-Hill Book.

Thamrin. 2000. Perbaikan Beberapa Sifat Fisik dan Typic Kanhapludults dengan

Pemberian Pakan Organik pada Tanaman Padi Sawah. Skripsi. Faperta

UNPAD,Bandung.

Tjitrosoepomo, G. 2002. Taksonomi Tumbuhan (Spermatophyta). Cetakan VII.

Gajah Mada University Press. Yogyakarta.

Usman.2012. Teknik Penetapan Nitrogen Total Pada Contoh Tanah Secara

Destilasi Titrimetri dan Kalorimetri Menggunakan Autoanalyzer.Buletin

Teknik Pertanian.17 (1):41-44.

Utami, Tania Surya, Rita.A, Heri.H dan Ahmad Reza. 2009. Perbandingan

Aktivitas Antioksidan Ekstrak Etanol Daun Simpur (Dillenia indica) dari

Berbagai Metode Ekstraksi dengan Uji Anova. ISBN 978979-98300-1-2.

Vaughan, D. and R.E Malcolm. 1985. Soil Organic Matter and Biological

Activity. Matnus Nijhoff / DR. Junk Publishers.

Vidianto, D.E. Fatmala. 2011. Penanggulangan pencemaran lingkungan : silase

dari limbah organik pasar sebagai bahan alternatif pakan ruminansia.

Laporan Penelitian. Institut Pertanian Bogor, Bogor

Waites, M.J., Morgan, N.L, Rockey, J.S., and Gary Higton. 2001. Industrial

Microbiology: An Introductuin. USA: Blackwell Science

Wahyono, S. dan F. L. Sahwan. 2008. Dinamika perubahan temperatur dan

reduksi volume limbah dalam proses pengomposan. J. Teknologi

Lingkungan. 9(3): 255-262.

Page 74: PEMBUATAN PUPUK ORGANIK CAIR DARI EKSTRAK CAIR RUMPUT LAUT ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Sargassum sp.adalah salah satu jenis rumput laut yang bernilai

60

Wahyunindyawati, F. Kasijadi, dan Abu. 2012. Pengaruh pemberian pupuk

organik “Biogreen Granul” terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman

bawang merah. Journal Basic Science And Technology. 1 : 21-25.

Walinga,I. 1989. Plant Analysis Procedures. Part 7. Netherlands: Waganingen

Agricultural University. Page 138-139.

Wandrey,C. 2005.Polielectrolytes and Biopolymers. Polytechnique Federale De

Lausanne, Materials Science and Engineering.

Wang, SY., Chen, C., Wang, CY. 2009. The influence of Light and Maturity on

Fruits Quality and Flavonoid Content of Red Raspberries. Journal of Food

Chemistry. 112: 76-84.

Wibowo. 2006. Terobosan pengembangan budidaya udang vannamei. Artikel

Ilmiah Shrimp Club Indonesia, Jakarta

Widaningrum, Miskiyah dan Suismono. 2007. Bahaya Kontaminasi Logam Berat

dalam Sayuran dan Alternatif Pencegahan Cemarannya. Buletin

Teknologi Pascapanen Pertanian, 3. Diunduh dari

http://pascapanen.litbang.deptan.go.id/assets/publikasi/bullein/2007_3.pdf.

Diakses pada tanggal 12 Agustus 2015

Widawati, S. 2005. Dayu pacu aktivator Fungi asal Kebun biologi Wamena

terhadap kematangan hara kompos, serta jumlah mikroba pelarut fosfat

dan penambat nitrogen. Biodiversitas. 6(4): 238-241.

Winarno, F.G. 1990. Teknologi Pengolahan Rumput Laut, Pustaka Sinar Harapan,

Jakarta

Yenie, E. 2008. Kelembaban dan suhu kompos sebagai parameter yang

mempengaruhi proses pengomposan pada unit pengomposan rumbai.

Jurnal Sains dan Teknologi. 7(2): 58-61.

Yudhi. 2009. Khasiat dan Manfaat Rumput Laut. Dari sumber http://kir

31.blogspot.com/2009/11/khasiat-dan-manfaat-rumput-laut.html. Diakses

pada tanggal 11 Agustus 2015

Yuliarti, N. 2009. 1001 Cara Menghasilkan Pupuk Organik. Yogyakarta:Lily

Publiser.

Yunizal. 1999. Teknologi Ekstraksi Alginat dari Rumput Laut Coklat

(Phaeophyceae). Instalasi Penelitian Perikanan Laut Slipi, Balai Penelitian

Perikanan laut, Pusat Penelitian dan Pengembangan Perikanan, Jakarta.

Yustin, D. 2005, Analisis Potensi Limbah Cair Hasil Pengolahan Rumput Laut

Sebagai Pupuk Buatan. Marina Chimica Acta, Jurusan Kimia FMIPA,

Universitas Hasanuddin. 6 (1): 2

Page 75: PEMBUATAN PUPUK ORGANIK CAIR DARI EKSTRAK CAIR RUMPUT LAUT ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Sargassum sp.adalah salah satu jenis rumput laut yang bernilai

61

Yuwono, D. 2005. Kompos. Depok: Swadaya

Zatnika, A. 2009. Pedoman Teknis Budidaya Rumput Laut. BBPT

Zhanjiang, F., 1990. Training Manual of Gracilaria Culture and Processing In

China, Regional Seafarming Development and Demonstration Project

China.

Zulham, A. 2008. Indonesia Menjajagi Pengembambangan Biodisel Dari Rumput

Laut.E- bulletin Pasar Ikan. Diakses pada tanggal 11 Agustus 2015

Page 76: PEMBUATAN PUPUK ORGANIK CAIR DARI EKSTRAK CAIR RUMPUT LAUT ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Sargassum sp.adalah salah satu jenis rumput laut yang bernilai

62

Lampiran 1. Diagram Alir Penelitian

Persiapan sampel rumput laut Sargassum sp.

Maserasi dengan KOH (0%, 0,2%, 0,3%, 0,4%,

0,5%)

Uji kadar N-total dengan

metode kjeldal (SNI 19-

7030-2004)

Uji kadar K dengan

gravimetri

Uji kadar P dengan

metode

spektrofotometri

(Eviati dan Sulaeman,

2009)

Pembuatan silase, fermentasi batang pisang,

fermentasi sabut kelapa

Uji kadar N-total Uji kadar K Uji kadar P

Formulasi pupuk organik cair dengan

penambahan silase, fermentasi batang pisang,

fermentasi sabut kelapa

Formulasi 1 (RL

: 100%)

Formulasi 2 (RL :

SK : BP : S =

70:10:10:10)

Formulasi 3 (RL :

SK : BP : S =

55:15:15:15)

Formulasi 4 (RL :

SK : BP : S =

25:25:25:25)

Uji kadar N-total Uji kadar K Uji kadar P

Formulasi terbaik pupuk organik cair

Filtrat

Page 77: PEMBUATAN PUPUK ORGANIK CAIR DARI EKSTRAK CAIR RUMPUT LAUT ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Sargassum sp.adalah salah satu jenis rumput laut yang bernilai

63

Lampiran 2. Pengkodean Sampel

Kode Sampel Sargassum sp.

Kode Sampel Keterangan

S1.1 Ekstrak Sargassum sp. dengan KOH 0% (pengulangan 1)

S1.2 Ekstrak Sargassum sp. dengan KOH 0% (pengulangan 2)

S2.1 Ekstrak Sargassum sp. dengan KOH 0,2% (pengulangan 1)

S2.2 Ekstrak Sargassum sp. dengan KOH 0,2% (pengulangan 2)

S3.1 Ekstrak Sargassum sp. dengan KOH 0,3% (pengulangan 1)

S3.2 Ekstrak Sargassum sp. dengan KOH 0,3% (pengulangan 2)

S4.1 Ekstrak Sargassum sp. dengan KOH 0,4% (pengulangan 1)

S4.2 Ekstrak Sargassum sp. dengan KOH 0,4% (pengulangan 2)

S5.1 Ekstrak Sargassum sp. dengan KOH 0,5% (pengulangan 1)

S5.2 Ekstrak Sargassum sp. dengan KOH 0,5% (pengulangan 2)

Kode Sampel Formulasi POC

Kode Sampel Keterangan

Sa1.1.1 Formulasi POC 1, pengulangan 1, pengulangan 1

Sa1.1.2 Formulasi POC 1, pengulangan 1, pengulangan 2

Sa1.2.1 Formulasi POC 1, pengulangan 2, pengulangan 2

Sa1.2.2 Formulasi POC 1, pengulangan 2, pengulangan 2

Sa1.3.1 Formulasi POC 1, pengulangan 3, pengulangan 1

Sa1.3.2 Formulasi POC 1, pengulangan 3, pengulangan 2

Sa.2.1.1 Formulasi POC 2, pengulangan 1 pengulangan 1

Sa2.1.2 Formulasi POC 2, pengulangan 1, pengulangan 2

Sa2.2.1 Formulasi POC 2, pengulangan 2, pengulangan 1

Sa2.2.2 Formulasi POC 2, pengulangan 2, pengulangan 2

Sa2.3.1 Formulasi POC 2, pengulangan 3, pengulangan 1

Sa2.3.2 Formulasi POC 2, pengulangan 3, pengulangan 2

Sa3.1.1 Formulasi POC 3, pengulangan 1, pengulangan 1

Sa3.1.2 Formulasi POC 3, pengulangan 1, pengulangan 2

Sa3.2.1 Formulasi POC 3, pengulangan 2, pengulangan 1

Sa3.2.2 Formulasi POC 3, pengulangan 2, pengulangan 2

Sa4.1.1 Formulasi POC 4, pengulangan 1, pengulangan 1

Sa4.1.2 Formulasi POC 4, pengulangan 1, pengulangan 2

Sa 4.2.1 Formulasi POC 4, pengulangan 2, pengulangan 1

Sa 4.2.2 Formulasi POC 4, pengulangan 2, pengulangan 2

Sa 4.3.1 Formulasi POC 4, pengulangan 3, pengulangan 1

Sa 4.3.2 Formulasi POC 4, pengulangan 3, pengulangan 2

Page 78: PEMBUATAN PUPUK ORGANIK CAIR DARI EKSTRAK CAIR RUMPUT LAUT ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Sargassum sp.adalah salah satu jenis rumput laut yang bernilai

64

Lampiran 3. Analisis N-Total

Analisi N-total Rumput Laut Sargassum sp.

Analisa N-Total Formulasi Pupuk Organik Cair

Kode Berat sample N-total

Sa1.1.1 2.4201 0.004 Sa1.1.2 2.5214 0.004 Sa1.2.1 2.4523 0.003 Sa1.2.2 2.3426 0.002 Sa1.3.1 2.4805 0.003 Sa1.3.2 2.5226 0.005 Sa2.1.1 2.5905 0.172 Sa2.1.2 2.4766 0.192 Sa2.2.1 2.6754 0.240 Sa2.2.2 2.4001 2.262 Sa2.3.1 2.4379 0.222 Sa2.3.2 2.4407 0.235 Sa3.1.1 2.3845 0.358 Sa3.1.2 2.2262 0.345 Sa3.2.1 2.3327 0.367 Sa3.2.2 2.1628 0.375 Sa3.3.1 2.3750 0.362 Sa3.3.2 2.1824 0.351 Sa4.1.1 2.0489 0.6186 Sa4.1.2 2.0411 0.6226 Sa4.2.1 2.0820 0..6217 Sa4.2.2 2.0688 0.6093 Sa4.3.1 2.2073 0.6314 Sa4.3.2 2.0672 0.6289

Kode Berat Sample (gr)

N-total (%)

S1.1 1.9004 0.012 S1.2 1.9009 0.009 S2.1 1.9721 0.010 S2.2 2.0301 0.015 S3.1 1.9808 0.014 S3.2 1.8791 0.012 S4.1 2.0813 0.013 S4.2 2.0418 0.012 S5.1 1.9732 0.010 S5.2 1.9728 0.009

Page 79: PEMBUATAN PUPUK ORGANIK CAIR DARI EKSTRAK CAIR RUMPUT LAUT ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Sargassum sp.adalah salah satu jenis rumput laut yang bernilai

65

Lampiran 4. Analisis Kalium

Analisa Kalium Rumput Laut Sargassum sp.

Kode Berat sampel

Berat kertas saring (gr)

Berat kertas saring+endapan

(gr)

Endapan (gr)

Gram Kalium

% Kalium

S1.1 24.7329 1.1223 1.2616 0.1393 2.340 21.965 S1.2 25.3213 1.1482 1.2345 0.0862 1.448 13.276 S2.1 25.0058 1.1225 1.3599 0.2374 2.409 22.085 S2.2 24.9756 1.1111 1.4195 0.3084 1.824 16.724 S3.1 24.9159 1.1138 1.2549 0.1411 4.039 37.025 S3.2 24.8437 1.1457 1.2522 0.1066 5.253 48.157 S4.1 24.9668 1.1137 1.3037 0.19 3.238 29.679 S4.2 24.9188 1.1401 1.2064 0.066 1.320 10.376 S5.1 24.8059 1.0986 1.3136 0.215 3.687 33.802 S5.2 24.7598 1.1099 1.2660 0.1561 2.682 24.587

Perhitungan Kadar Kalium:

Kadar K % = ) ) )

) x 100%

Faktor konversi = 1gr endapan = 0,1091 gram K

Contoh perhitungan kadar kalium:

Kadar K % = ) ) )

) x 100 %

Kadar K % =

x 100 %

Kadar K % = 21,965

Faktor konversi

Gram kalium = 21,965 x 0,1091

= 2,340

Page 80: PEMBUATAN PUPUK ORGANIK CAIR DARI EKSTRAK CAIR RUMPUT LAUT ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Sargassum sp.adalah salah satu jenis rumput laut yang bernilai

66

Analisa Kalium Formulasi Pupuk Organik Cair

Kode Berat sampel

Berat kertas saring (gr)

Berat kertas saring+endapan

(gr)

Endapan (gr)

Gram Kalium

% Kalium

Sa1.1.1 24.8289 1.1265 1.2777 0.1512 2.59 23.749 Sa1.1.2 24.7576 1.1202 1.2502 0.13 2.23 20.478 Sa1.2.1 24.8164 1.1194 1.2351 0.1157 1.98 18.182 Sa1.2.2 24.8346 1.1133 1.2422 0.1289 2.20 20.242 Sa1.3.1 24.4412 1.1156 1.2408 0.1252 2.17 19.977 Sa1.3.2 24.2420 1.1140 1.2423 0.1283 2.25 20.640 Sa2.1.1 25.2888 1.1482 1.3698 0.2216 3.72 34.175 Sa2.1.2 25.3580 1.1316 1.3119 0.1758 2.99 27.452 Sa2.2.1 25.4159 1.1760 1.4108 1.2348 3.93 36.029 Sa2.2.2 25.2987 1.1507 1.3933 0.2426 4.08 37.388 Sa2.3.1 25.3845 1.1738 1.4095 0.2357 3.95 36.212 Sa2.3.2 25.2467 1.1758 1.3684 0.1926 3.24 29.752 Sa3.1.1 25.1452 1.1625 1.4765 0.314 5.31 48.701 Sa3.1.2 25.0480 1.1417 1.4960 0.3543 6.01 55.164 Sa3.2.1 25.1241 1.1208 1.4654 0.3346 5.66 51.939 Sa3.2.2 25.3494 1.1324 1.4848 0.3524 5.91 54.217 Sa3.3.1 25.0578 1.1427 1.4360 0.2933 4.98 45.649 Sa3.3.2 25.2217 1.1604 1.4698 0.3094 5.21 47.842 Sa4.1.1 25.3536 1.1640 1.6209 0.4569 7.66 70.254 Sa4.1.2 25.4206 1.1483 1.6183 0.47 7.86 72.106 Sa4.2.1 25.4434 1.1701 1.6330 0.4629 7.74 70.953 Sa4.2.2 25.1784 1.1609 1.6093 0.4484 7.57 69.455 Sa4.3.1 25.2754 1.1511 1.6293 0.4782 8.05 73.786 Sa4.3.2 25.3242 1.1653 1.6361 0.4708 7.91 72.504

Contoh perhitungan kalium :

Kadar K % = ) ) )

) x 100 %

Kadar K % =

x 100%

Kadar K % = 23,749

Faktor konversi

Gram kalium = 23,749 x 0,1091

= 2,59

Page 81: PEMBUATAN PUPUK ORGANIK CAIR DARI EKSTRAK CAIR RUMPUT LAUT ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Sargassum sp.adalah salah satu jenis rumput laut yang bernilai

67

Lampiran 5. Analisis Fosfor

Analisa Fosfor Rumput Laut Sargassum sp.

Kode Pospor (mg/kg)

S1 1,56

S2 2,06

S3 2,97

S4 5,45

S5 3,58

Analisa Fosfor Formulasi Pupuk Organik Cair

Sampel Pospor (mg/kg)

Sa1.1.1 1,72

Sa1.1.2 1,71

Sa1.2.1 1,74

Sa1.2.2 1,76

Sa1.3.1 1,73

Sa1.3.2 1,75

Sa2.1.1 2,34

Sa2.1.2 2,33

Sa2.2.1 2,38

Sa2.2.2 2,36

Sa2.3.1 2,4

Sa2.3.2 2,39

Sa3.1.1 3,3

Sa3.1.2 3,2

Sa3.2.1 3,4

Sa3.2.2 3,2

Sa3.3.1 3,5

Sa3.3.2 3,3

Sa4.1.1 6

Sa4.1.2 5,54

Sa4.2.1 6,2

Sa4.2.2 5,9

Sa4.3.1 5,7

Sa4.3.2 5,6

Page 82: PEMBUATAN PUPUK ORGANIK CAIR DARI EKSTRAK CAIR RUMPUT LAUT ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Sargassum sp.adalah salah satu jenis rumput laut yang bernilai

68

Lampiran 6. Hasil Statistik Nitrogen

Hasil Statistik Nitrogen Sediaan Pupuk Organik Cair

Page 83: PEMBUATAN PUPUK ORGANIK CAIR DARI EKSTRAK CAIR RUMPUT LAUT ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Sargassum sp.adalah salah satu jenis rumput laut yang bernilai

69

Lampiran 7. Hasil Statistik Kalium

Hasil Statistik Kalium Sediaan Pupuk Organik Cair

Page 84: PEMBUATAN PUPUK ORGANIK CAIR DARI EKSTRAK CAIR RUMPUT LAUT ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Sargassum sp.adalah salah satu jenis rumput laut yang bernilai

70

Lampiran 8. Hasil Statistik Fosfor

Hasil Statistik Fosfor Sediaan Pupuk Organik Cair

Page 85: PEMBUATAN PUPUK ORGANIK CAIR DARI EKSTRAK CAIR RUMPUT LAUT ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Sargassum sp.adalah salah satu jenis rumput laut yang bernilai

(c- UNIVEKEMENTRIANAGAMA

RSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

II 1 FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI JI. Ir. H. Juanda No. 95 Ciputat 15412 Indonesia Email [email protected] TeIp.: (62-21) 7493606, 7493547 Fax.: (62-21) 7493315 Website fst.uinjkt.ac.id

Nomor : Un.01/F9/PP.00.9/ 567 /2016 Jakarta, 27Juni2016

Lampiran : 1 Berkas

Hal : MohonKehadir.anSebagai.Pernbimbing/Penguji

Ke?ada Yth.

1 Jr. Jamal Basnial, M.S

2 Nurhasni, M.Si

3 Sandra Hermanto, M.Si 4 Yusraini DIS, M.Si

Assalamu 'alaikum Wr. WE

Dengan mi kami sampaikan bahwa Fakultas Sains dan Teknologi UfN Syarif Hidayatullah Jakarta akan menyelenggarakan ujian skripsi, dan kami mengharapkan

keliadiran Saudara sebagai Pembimbing/Penguji pada ujian sidang skripsi:

Nama : Mutia Syafitri Anzani NIM : 1111096000030 Program Studi : Kimia Judul Pembuatan Pupuk Organik Cair dan Ekstrak Cair Rumput Laut

Sargassum sp segar dengan Fermentasi Silase Ikan, Sabut Kelapa dan Fermentasi Balang Pisang

yang akan dilaksanakan pada:

HariITgI : Senin, 27 Juni 2016 Waktu : 08.00-10.00

Tempat : 403 A

Selanjutnya apabila Saudara berkeberatan hadir, kami mohon dikonfirmasikan setelah surat mi diterima

Dernikianlah atas perhatian Saudara, kami ucapkan terima kasih.

Wassalamu'alaikum Wr. Wb.

- a.n. Dekan - WakilDekan 1ang Akademik,

-vi Dr.E1pai,MP -: •TNP. 196412041992032001

T-mbusan:

c.rr (sebagai laporan)