PEMBUATAN ALAT SEKAT PEREDAM KEBISINGAN SEMI …... · kebisingan. Mengingat bahwa CV.Rakabu...

62
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PEMBUATAN ALAT SEKAT PEREDAM KEBISINGAN SEMI PERMANEN DALAM RANGKA UPAYA MENURUNKAN KEBISINGAN (STUDI KASUS CV.RAKABU FURNITURE) Skripsi Sebagai Persyaratan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Teknik NOVIAN RIZKY PUTRA I 1306056 JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011

Transcript of PEMBUATAN ALAT SEKAT PEREDAM KEBISINGAN SEMI …... · kebisingan. Mengingat bahwa CV.Rakabu...

Page 1: PEMBUATAN ALAT SEKAT PEREDAM KEBISINGAN SEMI …... · kebisingan. Mengingat bahwa CV.Rakabu Furniture merupakan industri yang bergerak dalam bidang industri furniture, dimana didalamnya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

PEMBUATAN ALAT SEKAT PEREDAM KEBISINGAN SEMI PERMANEN DALAM RANGKA UPAYA MENURUNKAN

KEBISINGAN (STUDI KASUS CV.RAKABU FURNITURE)

Skripsi Sebagai Persyaratan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Teknik

NOVIAN RIZKY PUTRA

I 1306056

JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA 2011

Page 2: PEMBUATAN ALAT SEKAT PEREDAM KEBISINGAN SEMI …... · kebisingan. Mengingat bahwa CV.Rakabu Furniture merupakan industri yang bergerak dalam bidang industri furniture, dimana didalamnya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

I-1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Saat ini, pertumbuhan industri-industri di Indonesia semakin pesat, baik

industri lokal maupun industri asing. Seiring bertambahnya jumlah industri

tersebut, banyak ditemukan kasus-kasus yang bermunculan yang berkaitan

dengan masalah ergonomi, khususnya masalah ergonomic lingkungan, seperti

contohnya kasus pencemaran udara, pencemaran air, dan pencemaran suara atau

sering disebut kebisingan serta kasus-kasus lain yang berhubungan dengan

kondisi lingkungan. Salah satu contoh kasus yang semakin marak terjadi yaitu

kasus kebisingan pada dunia perindustrian di Indonesia.

CV.Rakabu Furniture merupakan salah satu industri yang telah berupaya

menciptakan kondisi lingkungan kerja yang ergonomi. Akan tetapi, upaya ini

belum bisa berjalan secara optimal, dalam proses upaya yang telah dilakukan

masih terdapat beberapa masalah, salah satu diantaranya yaitu masalah

kebisingan. Mengingat bahwa CV.Rakabu Furniture merupakan industri yang

bergerak dalam bidang industri furniture, dimana didalamnya terdapat bermacam-

macam alat untuk kegiatan proses produksi, maka industri ini secara tidak

langsung telah memunculkan salah satu permasalahan yang menyangkut kondisi

lingkungan kerja yaitu masalah kebisingan.

Pada bagian proses produksi pada salah satu pabriknya terdiri dari tiga unit

utama yaitu, unit pemotongan, unit pengamplasan, dan unit perakitan.

Berdasarkan pengukuran langsung pada waktu jam istirahat, diketahui hasil

pengukuran pada satu mesin yang bekerja tercatat masih dibawah nilai ambang

batas (NAB) kisaran 65 db – 75 db, jadi dapat disimpulkan aman untuk satu mesin

saja yang bekerja. Akan tetapi, apabila ketiga proses utama tersebut berlangsung

dan mesin bekerja secara bersamaan,maka akan menimbulkan intensitas

kebisingan yang cukup tinggi yaitu di atas nilai ambang batas (NAB), yakni diatas

85 db, hal ini diluar ketetapan oleh Institut Keselamatan dan Kesehatan Dunia

(NIOSH) dan juga Keputusan Menteri Tenaga Kerja No. 51 tahun 1999 yang

mematok NAB tidak boleh lebih dari 85 db.

Page 3: PEMBUATAN ALAT SEKAT PEREDAM KEBISINGAN SEMI …... · kebisingan. Mengingat bahwa CV.Rakabu Furniture merupakan industri yang bergerak dalam bidang industri furniture, dimana didalamnya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

I-2

Berdasarkan wawancara langsung dengan beberapa pekerja CV.Rakabu

Furniture, penggunaan alat pelindung telinga yang disediakan perusahaan

dirasakan kurang / bahkan tidak nyaman. Oleh karena itu,dalam rangka

memberikan perhatian serius pada masalah lingkungan kerja yang ergonomi,

makaperlu dilakukan penanganan masalah kebisingan dengan berbagai cara salah

satu diantaranya yaitu membuat alat bantu untuk meredam kebisingan pada bagian

produksi CV.Rakabu Furniture. Mengingat space / jarak antar mesin yang cukup

luas yaitu berkisar 0.9 meter sampai lebih dari 3 meter, maka pembuatan alat

bantu masih dikatakan layak. Hal ini dimaksudkan untuk mengurangi tingkat

kebisingan serta memberikan kenyamanan dan rasa aman bagi pekerja.

1.2 Perumusan Masalah

Dari latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka dapat dirumuskan

pokok permasalahan pada penelitian ini yaitu ‘‘Bagaimana membuat suatu alat

bantu untuk meredam kebisingan pada bagian produksi, CV.Rakabu Furniture‘‘.

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini yaitu menghasilkan suatu alat

bantu untuk meredam kebisingan.

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Dapat mengurangi kebisingan pada bagian produksi dan menimbulkan rasa

aman dan nyaman bagi pekerja.

2. Alat bantu untuk meredam kebisingan yang dihasilkan dapat dijadikan

referensi dalam penelitian selanjutnya.

1.5 Batasan Masalah

Untuk lebih memfokuskan penelitian yang dilakukan maka dibuat batasan-

batasan sebagai berikut:

1. Pengambilan data penelitian hanya dilakukan pada bagian proses produksi

di CV.Rakabu Furniture selama 1 hari.

2. Batas nilai ambang batas dan lama pemaparan yang digunakan

berdasarkan ketetapan oleh Institut Keselamatan dan Kesehatan Dunia

Page 4: PEMBUATAN ALAT SEKAT PEREDAM KEBISINGAN SEMI …... · kebisingan. Mengingat bahwa CV.Rakabu Furniture merupakan industri yang bergerak dalam bidang industri furniture, dimana didalamnya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

I-3

(NIOSH) serta berdasar standar Keputusan Menteri Tenaga Kerja

(Kepmenaker) No. 51 Tahun 1999.

3. Pada perancangan ini hanya sampai pada tahap pembuatan produk dalam

bentuk gambar 2D dan 3D serta spesifikasi miniatur sekat peredam

kebisingan sebanyak 3 buah.

4. Pengujian miniatur alat sekat peredam kebisingan dilakukan dengan

menggunakan sumber suara speaker dan diukur menggunakan sound level

meter.

1.6 Asumsi

Pada penelitian ini asumsi yang digunakan yaitu pada pengujian miniatur

alat peredam kebisingan dianggap mewakili kondisi kerja pada bagian produksi di

CV.Rakabu Furniture.

1.7 Sistematika Penulisan

Sistematika Penulisan dalam tugas akhir ini adalah sebagai berikut:

Bab I Pendahuluan

Bab I menguraikan berbagai hal mengenai latar belakang penelitian,

perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, batasan masalah,

asumsi-asumsi dan sistematika penulisan. Uraian bab ini dimaksudkan untuk

menjelaskan latar belakang penelitian ini dilakukan sehingga dapat memberi

masukan sesuai dengan tujuan penelitian dengan batasan-batasan dan asumsi yang

digunakan.

Bab II Tinjauan Pustaka

Bab ini berisi mengenai landasan teori yang mendukung dan terkait

langsung dengan penelitian yang akan dilakukan dari buku, jurnal penelitian,

sumber literatur lain, dan studi terhadap penelitian terdahulu.

Bab III Metodologi Penelitian

Bab ini berisi tentang uraian langkah-langkah penelitian yang dilakukan,

selain juga merupakan gambaran kerangka berpikir penulis dalam melakukan

penelitian dari awal sampai penelitian selesai.

Page 5: PEMBUATAN ALAT SEKAT PEREDAM KEBISINGAN SEMI …... · kebisingan. Mengingat bahwa CV.Rakabu Furniture merupakan industri yang bergerak dalam bidang industri furniture, dimana didalamnya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

I-4

Bab IV Pengumpulan dan Pengolahan Data

Bab ini menyajikan pelaksanaan pengumpulan data, pengolahan data

berdasarkan teori dan data yang didapat dari pengujian.

Bab V Analisa dan Intepretasi Hasil

Bab ini membahas tentang analisis dari output yang didapatkan dan

interpretasi hasil penelitian.

Bab VI Kesimpulan dan Saran

Bab ini menguraikan target pencapaian dari tujuan penelitian dan

simpulan-simpulan yang diperoleh dari pembahasan bab-bab sebelumnya. Bab ini

juga menguraikan saran dan masukan bagi kelanjutan penelitian yang telah

dilakukan dan masukan bagi penanggung jawab dari tempat penelitian.

Page 6: PEMBUATAN ALAT SEKAT PEREDAM KEBISINGAN SEMI …... · kebisingan. Mengingat bahwa CV.Rakabu Furniture merupakan industri yang bergerak dalam bidang industri furniture, dimana didalamnya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

II-1

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Umum Perusahaan dan Pokok Bahasan

Data umum perusahaan berisi tentang sejarah, latar belakang dan lokasi

Perusahaan. Pokok bahasan pada bab ini membahas mengenai konsep dan teori

yang digunakan dalam penelitian, sebagai landasan dan dasar pemikiran untuk

membahas serta menganalisa permasalahan yang ada.

2.1.1 Sejarah dan Latar Belakang Berdirinya Perusahaan

CV.Rakabu Furniture Surakarta berdiri pada tanggal 21 Februari

1988.Perusahaan ini didirikan oleh salah satu pengusaha sekaligus walikota yang

berasal dari Surakarta yang bernama Ir. Joko Widodo. Pada awal berdirinya,

perusahaan ini berbentuk perusahaan perseorangan yang bergerak di bidang

penggergajian kayu.

Pada awal berdirinya, perusahaan mengelola usaha penggergajian kayu

dengan jumlah karyawan sebanyak 7 orang. Alat-alat yang digunakan antara lain :

2 unit mesin pemotong, 3 unit mesin pembelah kayu, 3 unit bor bulat, 2 unit bor

kotak dan lain-lain. Di bawah pengawasan Ir. Joko Widodo selaku pemilik

sekaligus pemimpin Rakabu Furniture, perusahaan ini mengalami perkembangan

yang cukup pesat.Hal ini didukung oleh usaha yang keras ditambah pengalaman

beliau yang telah cukup lama bergabung dengan CV.Roda Jati.

Untuk mengembangkan perusahaan, maka kegiatan perusahaan diarahkan

menjadi lebih luas.Hal ini diwujudkan dengan perubahan bidang usaha

penggergajian kayu sekarang menjadi perusahaan industri mebel.Perubahan ini

dilakukan atas dasar survey yang telah dilakukan oleh perusahaan terhadap pasar

industri mebel.Untuk memenuhi kebutuhan konsumen, maka perusahaan secara

bertahap mulai memasuki pasar industri mebel. Untuk memenuhi kebutuhan

konsumen, maka perusahaan secara bertahap mulai memasuki pasar industri

mebel.

Pada awalnya, pembuatan mebel masih dalam bentuk-bentuk yang

sederhana.Untuk menunjang produksinya, perusahaan menambah peralatan mesin

Page 7: PEMBUATAN ALAT SEKAT PEREDAM KEBISINGAN SEMI …... · kebisingan. Mengingat bahwa CV.Rakabu Furniture merupakan industri yang bergerak dalam bidang industri furniture, dimana didalamnya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

II-2

yang digunakan dalam pembuatan mebel didukung tenaga kerja professional dan

usaha pemasaran yang tepat.

Daerah pemasaran awal bagi produk yang dihasilkan oleh perusahaan

hanya mencakup Surakarta dan sekitarnya, kemudian perusahaan memperluas lagi

ke berbagai kota di Indonesia. Pada tahun 1990 perusahaan mulai bisa menembus

pasar internasional. Untuk saat ini daerah pemasaran di luar negeri telah

menembus beberapa negara antara lain: Belanda, Italia, Perancis, Spanyol,

Amerika, Taiwan, Singapura, Uni Emirat Arab, Kuwait dan Australia.

2.1.2 Lokasi Perusahaan

CV.Rakabu Furniture terletak di Pusat Pengembangan Industri Kecil (PIK)

Pabelan Jalan Raya Solo-Kartasura Km.8 Pabelan.Di lokasi inilah tahap finishing

dari produk setengah jadi yang telah diterima dari supplier diproses. Sedangkan

untuk kantor dan showroom terletak di Jl. Kutai Utara No. 01 Sumber RT.01

RW.07 Surakarta.

Selain di PIK Pabelan, CV.Rakabu Furniture memiliki sub-sub kantor

cabang diantaranya di Ngasem Timur dan Barat di desa Wirogunan, Kecamatan

Kartasuro, Kabupaten Sukoharjo.

2.2 Desain Dan Ergonomi

Manusia dalam kehidupannya banyak menggunakan desain sebagai

fasilitas penunjang aktivitasnya. Manusia menginginkan desain sebagai produk

yang sesuai dengan trend dan mewadahi kebutuhannya yang semakin meningkat.

Melihat kondisi saat ini, kecenderungan desain yang berubah akibat peningkatan

kebutuhan manusia tersebut menimbulkan kesadaran manusia tentang pentingnya

desain yang eksklusif dan representatif, makin bertambahnya usaha-usaha di

bidang desain yang mengakibatkan persaingan mutu desain, peningkatan faktor

pemasaran (daya tarik dan daya jual di pasaran), serta tuntutan kapasitas produksi

yang semakin meningkat. Selain itu, aktivitas desain yang menghasilkan gagasan

kreatif dipengaruhi pula oleh kecepatan membaca situasi, khususnya kebutuhan

pasar dan permintaan konsumen.

Page 8: PEMBUATAN ALAT SEKAT PEREDAM KEBISINGAN SEMI …... · kebisingan. Mengingat bahwa CV.Rakabu Furniture merupakan industri yang bergerak dalam bidang industri furniture, dimana didalamnya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

II-3

Desain dapat diartikan sebagai salah satu aktivitas luas dari inovasi desain

dan teknologi yang digagaskan, dibuat, dipertukarkan (melalui transaksi jual-beli)

dan fungsional. Desain merupakan hasil kreativitas budi-daya (man-made object)

manusia yang diwujudkan untuk memenuhi kebutuhan manusia, yang

memerlukan perencanaan, perancangan maupun pengembangan desain, yaitu

mulai dari tahap menggali ide atau gagasan, dilanjutkan dengan tahapan

pengembangan, konsep perancangan, sistem dan detail, pembuatan prototipe dan

proses produksi, evaluasi, dan berakhir dengan tahap pendistribusian. Jadi dapat

disimpulkan bahwa desain selalu berkaitan dengan pengembangan ide dan

gagasan, pengembangan teknik, proses produksi serta peningkatan pasar.

Ruang lingkup kegiatan desain mencakup masalah yang berhubungan

dengan sarana kebutuhan manusia, di antaranya desain interior, desain mebel,

desain alat-alat lingkungan, desain alat transportasi, desain tekstil, desain grafis,

dan lain-lain. Memperhatikan hal-hal tersebut, desainer dalam analisis pemecahan

masalah dan perencanaannya atau filosofi rancangan desain bekerja sama dengan

masyarakat dan disiplin ilmu lain seperti arsitek, psikolog, dokter atau profesi

yang lain. Misalnya, dalam merancang desain kursi pasien gigi, dibutuhkan kerja

sama dari dokter dan pasien, diperlukan penelitian lebih lanjut tentang aktivitas

dan posisi duduk pasien sebagai pemakai, yang efektif, efisien, aman, nyaman dan

sehat, sehingga desainer dapat menyatukan bentuk dengan memusatkan perhatian

pada estetika bentuk, konstruksi, sistem dan mekanismenya. Selain itu, desainer

dapat membuat suatu prediksi untuk masa depan, serta melakukan pengembangan

desain dan teknologi dengan memperhatikan segala kelebihan maupun

keterbatasan manusia dalam hal kepekaan indrawi (sensory), kecepatan,

kemampuan penggunaan sistem gerakan otot, dan dimensi ukuran tubuh, untuk

kemudian menggunakan semua informasi mengenai faktor manusia ini sebagai

acuan dalam perancangan desain yang serasi, selaras dan seimbang dengan

manusia sebagai pemakainya.

Untuk menilai suatu hasil akhir dari produk sebagai kategori nilai desain

yang baik biasanya ada tiga unsur yang mendasari, yaitu fungsional, estetika, dan

ekonomi. Kriteria pemilihannya adalah function and purpose, utility and

Page 9: PEMBUATAN ALAT SEKAT PEREDAM KEBISINGAN SEMI …... · kebisingan. Mengingat bahwa CV.Rakabu Furniture merupakan industri yang bergerak dalam bidang industri furniture, dimana didalamnya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

II-4

economic, form and style, image and meaning.Unsur fungsional dan estetika

sering disebut fit-form-function, sedangkan unsur ekonomi lebih dipengaruhi oleh

harga dan kemampuan daya beli masyarakat (Bagas, 2000 dalam Aji, 2009).

Desain yang baik berarti mempunyai kualitas fungsi yang baik, tergantung pada

sasaran dan filosofi mendesain pada umumnya, bahwa sasaran berbeda menurut

kebutuhan dan kepentingannya, serta upaya desain berorientasi pada hasil yang

dicapai, dilaksanakan dan dikerjakan seoptimal mungkin.

Ergonomi merupakan salah satu dari persyaratan untuk mencapai desain

yang qualified, certified, dan customer need. Ilmu ini akan menjadi suatu

keterkaitan yang simultan dan menciptakan sinergi dalam pemunculan gagasan,

proses desain, dan desain final (periksa Gambar 2.1. Skema Design Management)

Gambar 2.1 Skema Design Management Sumber : Bagas, 2000 dalam Aji, 2009

2.3 Konsep Ergonomi Lingkungan

2.3.1 Definisi Ergonomi

Ergonomi berasal dari bahasa Latin yaitu ergon yang berarti “kerja” dan

nomos yang berarti “hukum alam”. Ergonomi dapat diartikan sebagai studi

tentang aspek-aspek manusia dalam lingkungan kerjanya yang ditinjau secara

anatomi, fisiologi, psikologi, engineering, manajemen dan desain/perancangan

(Eko Nurmianto, 2004). Ergonomi adalah suatu cabang ilmu yang sistematis

untuk memanfaatkan informasi-informasi mengenai sifat, kemampuan dan

keterbatasan manusia untuk merancang suatu sistem kerja sehingga orang dapat

Page 10: PEMBUATAN ALAT SEKAT PEREDAM KEBISINGAN SEMI …... · kebisingan. Mengingat bahwa CV.Rakabu Furniture merupakan industri yang bergerak dalam bidang industri furniture, dimana didalamnya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

II-5

hidup dan bekerja pada sistem itu dengan baik, yaitu mencapai tujuan yang

diinginkan melalui pekerjaan itu, dengan efektif, aman dan nyaman

(Sutalaksana,1979).

Secara umum tujuan dari penerapan ergonomi adalah (Tarwaka, 2004):

a. Meningkatkan kesejahteraan fisik dan mental melalui upaya pencegahan cedera

dan penyakit akibat kerja, menurunkan beban kerja fisik dan mental,

mengupayakan promosi dan kepuasan kerja.

b. Meningkatkan kesejahteraan sosial melalui peningkatan kualitas kontak sosial,

mengelola dan mengkoordinir kerja secara tepat guna dan meningkatkan

jaminan sosial baik selama kurun waktu usia produktif maupun setelah tidak

produktif.

c. Menciptakan keseimbangan rasional antara berbagai aspek yaitu aspek teknis,

ekonomis, antropologis dan budaya dari setiap sistem kerja yang dilakukan

sehingga tercipta kualitas kerja dan kualitas hidup yang tinggi

Suatu pengertian yang lebih komprehensif tentang ergonomi pada pusat

perhatian ergonomi adalah terletak pada manusia dalam rancangan desain kerja

ataupun perancangan alat kerja. Berbagai fasilitas dan lingkungan yang dipakai

manusia dalam berbagai aspek kehidupannya. Tujuannya adalah merancang

benda-benda fasilitas dan lingkungan tersebut, sehingga efektivitas fungsionalnya

meningkat dan segi-segi kemanusiaan seperti kesehatan, keamanan, dan

kepuasann dapat terpelihara. Terlihat disini bahwa ergonomi memiliki 2 aspek

sebagai contohnya yaitu efektivitas sistem manusia didalamya dan sifat

memperlakukan manusia secara manusia. Mencapai tujuan-tujuan tersebut,

pendekatan ergonomi merupakan penerapan pengetahuan-pengetahuan terpilih

tentang manusia secara sistematis dalam perancangan sistem-sistem manusia

benda, manusia-fasilitas dan manusia lingkungan. Dengan lain perkataan

ergonomi adalah suatu ilmu yang mempelajari manusia dalam berinterksi

dengan obyek-obyek fisik dalam berbagai kegiatan sehari-hari (Madyana, 1991

dalam Aji, 2009).

Di pandang dari sistem, maka sistem yang lebih baik hanya dapat

bekerja bila sistem tersebut terdiri dari, yaitu:

Page 11: PEMBUATAN ALAT SEKAT PEREDAM KEBISINGAN SEMI …... · kebisingan. Mengingat bahwa CV.Rakabu Furniture merupakan industri yang bergerak dalam bidang industri furniture, dimana didalamnya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

II-6

a. Elemen sistem yang telah dirancang sesuai dengan apa yang dibutuhkan.

b. Elemen sistem yang saling berinterksi secara terpadu dalam usaha menuju

tujuan bersama.

Sebagai contoh, sejumlah elemen mesin dirancang baik, belum tentu

menghasilkan suatu mesin yang baik pula, bila mana sebelumnya tidak

dirancang untuk berinteraksi antara satu sama tainnya. Demikian manusia

sebagai operator dalam manusia mesin. Bila pekerja tidak berfungsi secara

efektif hal ini akan mempengaruhi sistem secara keseluruhan

Menurut Internasional Ergonomics Association (IEA), ergonomika dapat

dijabarkan sebagai disiplin ilmu yang mempelajari tentang interaksi antara

manusia dan elemen lainnya dalam sistem yang berhubungan dengan

perancangan, pekerjaan, produk dan lingkungannya untuk mendapatkan

kesesuaian antara kebutuhan, kemampuan dan keterbatasan manusia (Syuaib,

2003 dalam Santoso, 2008). Menurut Zander (1972) dalam Santoso (2008),

menyatakan bahwa kata ergonomika atau human factors adalah serupa, keduanya

memfokuskan pada manusia dan hubungannya dengan produk, peralatan, fasilitas,

prosedur dan lingkungan yang digunakan pada pekerjaan dan kehidupan sehari-

hari.

Pada dasarnya ergonomika memiliki tujuan penting, yaitu pertama adalah

untuk menaikkan efektifitas dan efisiensi pekerjaan, serta aktivitas lain yang

dilakukan, termasuk menaikkan kemampuan penggunaan, mengurangi kesalahan

dan meningkatkan produktifitas. Kedua adalah untuk menaikkan keinginan

tertentu manusia; seperti keselamatan, kenyamanan, penerimaan pengguna,

kepuasan kerja dan kualitas kehidupan, sama halnya dengan mengurangi

kelelahan dan stress (Fitriyani, 2003 dalam Santoso, 2008).

2.3.2 Lingkungan Kerja

Dalam proses perencanaan dan perancangan sistem kerja perlu

memperhatikan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kondisi lingkungan kerja

seperti: kebisingan, pencahayaan, getaran mekanis, dan lain-lain. Suatu kondisi

lingkungan kerja dikatakan baik apabila dalam kondisi tertentu manusia dapat

melaksanakan kegiatannya dengan optimal.Ketidaksesuaian lingkungan kerja

Page 12: PEMBUATAN ALAT SEKAT PEREDAM KEBISINGAN SEMI …... · kebisingan. Mengingat bahwa CV.Rakabu Furniture merupakan industri yang bergerak dalam bidang industri furniture, dimana didalamnya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

II-7

dengan manusia yang bekerja pada lingkungan tersebut dapat terlihat dampaknya

dalam jangka waktu tertentu, Sutalaksana (1979).

2.4 Aspek Ergonomi Lingkungan

2.4.1 Kebisingan

Kebisingan adalah bunyi yang tidak dikehendaki karena tidak sesuai

dengan konteks ruang dan waktu sehingga dapat menimbulkan gangguan terhadap

kenyamanan dan kesehatan manusia (Sasongko, dkk, 2000 dalam Hanifa, 2006).

Menurut Wignjosoebroto (1995) kebisingan adalah salah satu polusi yang tidak

dikehendaki manusia. Dikatakan tidak dikehendaki karena dalam jangka panjang,

bunyi-bunyian tersebut akan dapat mengganggu ketenangan kerja, merusak

pendengaran, dan menimbulkan kesalahan komunikasi bahkan kebisingan yang

serius dapat mengakibatkan kematian. Menurut Harris (1979), secara psikologis,

bising adalah suara yang tidak dikehendaki.Kebisingan adalah suara-suara yang

tidak dikehendaki bagi manusia (Priatna dan Utomo, 2002 dalam Hanifa 2006).

Kebisingan merupakan terjadinya bunyi yang tidak dikehendaki termasuk

bunyi yang tidak beraturan dan bunyi yang dikeluarkan oleh transportasi dan

industri, sehingga dalam jangka waktu yang panjang akan dapat mengganggu dan

membahayakan konsentrasi kerja, merusak pendengaran (kesehatan) dan

mengurangi efektifitas kerja (Wilson, 1989 dalam Santoso, 2008).

1. Bunyi

Menurut Doelle (1993) dalam Santoso (2008), bunyi atau suara memiliki

dua definisi, yaitu:

a. Secara fisis, bunyi adalah penyimpangan tekanan, pergeseran partikel

dalam medium elastik seperti udara. Definisi ini menghasilkan bunyi

objektif.

b. Secara fisiologis, bunyi adalah sensasi pendengaran yang disebabkan

penyimpangan tekanan dalam medium elastik. Definisi ini menghasilkan

bunyi subjektif.

Page 13: PEMBUATAN ALAT SEKAT PEREDAM KEBISINGAN SEMI …... · kebisingan. Mengingat bahwa CV.Rakabu Furniture merupakan industri yang bergerak dalam bidang industri furniture, dimana didalamnya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

II-8

Tabel 2.1 Tingkat intensitas

Gemerisik Daun

Suara gemerisik

Perpustakaan

Percakapan

Radio pelan

Percakapan keras

Rumah gaduh

Kantor

Perusahaan

Radio keras

Jalan

Peluit polisi

Jalan raya

Pabrik tekstil

Pekerjaan Mekanis

Ruang ketel

Mesin turbin uap

Mesin diesel besar

Kereta bawah tanah

Ledakan bom

Mesin jet

Mesin roket

100-120

>120

Sumber Bunyi Skala Intensitas Waktu jam kontak

Menulikan

Sangat amat keras

Sangat keras

Keras

Sedang

Tenang

Sangat tenang

40-60

60-80

80-100

Tingkat Bising (dB(A))

0-20

20-40

Sumber: Suharsono (1991) dalam Santoso (2008)

Gambar 2.2 Jangkauan Frekuensi Sumber-Sumber

Sumber: Doelle, (1993) dalam Santoso, (2008)

Pada tabel di atas ditunjukkan skala intensitas yang bisa terjadi di suatu

tempat akibat alat atau keadaan.

Page 14: PEMBUATAN ALAT SEKAT PEREDAM KEBISINGAN SEMI …... · kebisingan. Mengingat bahwa CV.Rakabu Furniture merupakan industri yang bergerak dalam bidang industri furniture, dimana didalamnya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

II-9

2. Jenis-jenis kebisingan dalam lingkungan kerja

Menurut Suma’mur (1996) dalam Santoso (2008), jenis kebisingan dalam

lingkungan kerja dapat dikategorikan menjadi beberapa hal, antara lain:

a. Kebisingan kontinyu dengan spektrum frekuensi yang luas (steady state,

wide band noise), misalnya mesin-mesin, kipas angin dan lain-lain.

b. Kebisingan kontinyu dengan spektrum frekuensi yang sempit (steasy state,

narrow band noise), misalnya gergaji sirkuler, katup gas dan lain-lain.

c. Kebisingan terputus-putus (intermitten), misalnya lalu lintas, pesawat

terbang di lapangan udara dan lain-lian.

d. Kebisingan impulsif (impact or impulsive noise), misalnya pukulan tukul,

tenbakan bedil atau meriam, ledakan dan lain-lain.

e. Kebisingan impulsif berulang, misalnya mesin tempa di perusahaan.

3. Pengukuran tingkat Kebisingan

Pengukuran kebisingan biasanya dinyatakan dengan satuan decibel (dB).

Decibel (dB) adalah suatu unit pengukuran kuantitas resultan yang

merepresentasikan sejumlah bunyi dan dinyakan secara

logaritmik.Sederhananya, skala decibel (dB) diperoleh dari 10 kali logaritma

(dasar 10) perbandingan tenaga (Wilson, 1989 dalam Santoso, 2008). Satuan

tingkat kebisingan (decibel) dalam skala A, yaitu kelas tingkat kebisingan

yang sesuai dengan respon telinga normal. Pengukuran dilakukan

menggunakan alat sound level meter.

Gambar 2.3 Sound Level Meter

Page 15: PEMBUATAN ALAT SEKAT PEREDAM KEBISINGAN SEMI …... · kebisingan. Mengingat bahwa CV.Rakabu Furniture merupakan industri yang bergerak dalam bidang industri furniture, dimana didalamnya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

II-10

Ada dua hal yang menentukan kualitas bunyi, yaitu:

a. Frekuensi

Frekuensi adalah jumlah gelombang lengkap yang merambat persatuan

waktu (cps = cycle per second), dengan satuan Hertz. Bunyi yangdapat

diterima telinga manusia biasanya mempunyai batas frekuensi antara 20-

20000 Hz. Apabila frekuensi kurang dari 20 Hz maka disebut infrasound dan

bila frekuensi lebih dari 20000 Hz maka disebut ultrasound dan tidak dapat

didengar oleh telinga manusia (Santoso, 2008).

b. Intensitas

Intensitas bunyi diartikan sebagai daya fisik penerapan bunyi. Kuantitas

intensitas bunyi tergantung jarak dari kekuatan sumber bunyi yang

menyebabkan getaran, semakin besar daya intensitas maka intensitas bunyi

semakin tinggi.

Terdapat 3 skala pengukuran untuk sound level meter:

a. Skala pengukuran A: untuk memperlihatkan perbedaan kepekaan yang

besar pada frekuensi rendah dan tinggi yang menyerupai reaksi telinga

untuk intensitas rendah (35 – 135 dB)

b. Skala pengukuran B: digunakan suara dengan kekerasan yang moderat ( >

40 dB) tapi sangat jarang digunakan dan mungkin tidak digunakan lagi.

c. Skala pengukuran C: digunakan untuk suara yang sangat keras ( > 45 dB)

yang menghasilkan gambaran respons terhadap bising antara 20 sampai

dengan 20000 Hz (Santoso, 2008).

Setelah intensitas diteliti, dihitung dan dianalisis, selanjutnya hasil analisis

harus dibandingkan dengan standar yang telah ditetapkan dengan tujuan

untuk mengetahui apakah intensitas kebisingan yang diterima oleh pekerja

sudah melampaui Nilai Ambang Batas (NAB) yang diperkenankan atau

belum. Dengan demikian akan dapat segera dilakukan upaya-upaya

pencegahan atau pengendalian untuk mengurangi dampak pemaparan

terhadap kebisingan tersebut. Nilai Ambang Batas kebisingan di tempat kerja

berdasarkan ketetapan oleh Institut Keselamatan dan Kesehatan Dunia

(NIOSH) serta Keputusan Menteri Tenaga Kerja No.Kep.51/MEN/1999 yang

Page 16: PEMBUATAN ALAT SEKAT PEREDAM KEBISINGAN SEMI …... · kebisingan. Mengingat bahwa CV.Rakabu Furniture merupakan industri yang bergerak dalam bidang industri furniture, dimana didalamnya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

II-11

merupakan pembaharuan dari Surat Edaran Menteri Tenaga Kerja

No.O1/I/MEN/1978, besarnya rata-rata 85 db untuk batas waktu kerja terus-

menerus tidak lebih dari 8 jam atau 40 jam seminggu. Besarnya NAB yang

ditetapkan tersebut sama dengan NAB untuk negara-negara lain seperti

Australia dan Amerika. Selanjutnya apabila tenaga kerja menerima

pemaparan kebisingan lebih dan ketetapan tersebut, maka harus dilakukan

pengurangan waktu pemaparan seperti pada tabel 2.2.

Tabel 2.2 Batas Waktu Pemaparan Kebisingan Per Hari Kerja Berdasarkan

Intensitas Kebisingan yang Diterima Pekerja

Sumber: Kepmennaker No. 51 Tahun 1999

Catatan: Tidak boleh terpapar Iebih dari 140 dB walaupun sesaat

Menurut NIOSH (www.cdc.gov/niosh/docs/98-126/pdfs/98-126a.pdf)

Batas waktu pemaparan kebisingan yang diizinkan (permissible time) per hari

kerja pada titik-titik sample dihitung menggunakan persamaan:

T = 3/)85(2

8L …….(2.1)

Page 17: PEMBUATAN ALAT SEKAT PEREDAM KEBISINGAN SEMI …... · kebisingan. Mengingat bahwa CV.Rakabu Furniture merupakan industri yang bergerak dalam bidang industri furniture, dimana didalamnya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

II-12

dimana:

T = Waktu maksimum dimana pekerja boleh berhadapan dengan tingkat

kebisingan

L = Tingkat kebisingan (dB) yang dianggap berbahaya

3 = Exchange rate

8 = Lama waktu pemaparan (8 jam kerja)

85 = Recommended Exposure Limit (REL)/NAB

4. Pengaruh Kebisingan

Menurut Buchari (2007), berdasarkan pengaruhnya terhadap manusia

bising dapat dibagi menjadi 3, antara lain:

a. Bising yang mengganggu (Irritating noise). Intensitasnya tidak terlalu

keras, misalnya suara mendengkur.

b. Bising yang menutupi (Masking noise). Merupakan bunyi yang menutupi

pendengaran yang jelas. Secara tidak langsung bunyi ini akan

membahayakan keselamatan dan kesehatan tenaga kerja, karena teriakan

atau tanda bahaya tenggelam dalam bising sumber lain.

c. 3. Bising yang merusak (Damaging / Injurious noise). Merupakan bunyi

yang intensitasnya melebihi nilai ambang batas kebisingan. Bunyi jenis ini

akan merusak atau menurunkan fungsi pendengaran.

Menurut Moriber (1974) dalam Santoso (2008), kebisingan pada berbagai

level intensitas dapat mengakibatkan kerusakan yang bertingkat-tingkat.

Kerusakan ini antara lain:

a. Jika peningkatan ambang dengar > 80 dB A), menyebabkan kerusakan

pendengaran sebagian.

b. Jika peningkatan ambang dengar antara 120 – 125 dB (A), menyebabkan

gangguan pendengaran sementara.

c. Jika peningkatan ambang dengar antara 125 –140 dB (A), bisa

menyebabkan telinga sakit.

d. Jika peningkatan ambang pendengaran antara < 150 dB (A), menyebabkan

kehilangan pendengaran permanen

Page 18: PEMBUATAN ALAT SEKAT PEREDAM KEBISINGAN SEMI …... · kebisingan. Mengingat bahwa CV.Rakabu Furniture merupakan industri yang bergerak dalam bidang industri furniture, dimana didalamnya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

II-13

Mc Cormick dan Sanders, (1987) dalam Santoso (2008), menyatakan

bahwa secara garis besar, ditinjau penyebabnya, gangguan pendengaran

dikelompokkan menjadi 2, yaitu:

a. Gangguan pendengaran akibat kebisingan kontinyu

Kebisingan kontinyu menyebabkan gangguan pendengaran sementara

yang biasanya bisa sembuh dalam beberapa jam/ hari setelah terkena bising

jika terpapar pada selang waktu yang pendek. Akan tetapi dengan tambahan

terkena bising, daya penyembuh akan menurun dan terus menurun sehingga

mengakibatkan gangguan pendengaran permanen.

b. Gangguan pendengaran akibat kebisingan tidak kontinyu

Hal ini bisa disebabkan karena kebisingan yang timbul selang-seling

(mesin yang dioperasikan sesaat), impulsif berulang (mesin tempa), dan

impulsif (senjata api). Tekanan kebisingan tinggi ini dapat menyebabkan

kehilangan pendengaran yang biasanya terjadi dalam jangka waktu yang

relatif lama tergantung berapa sering dan intensitas yang ditimbulkan.

Menurut Chanlett (1979) dalam Santoso (2008), menyatakan bahwa selain

berdampak pada gangguan pendengaran, terdapat efek kebisingan lainnya,

yaitu:

a. Gangguan tidur dan istirahat,

b. Mempengaruhi kapasitas kerja pekerja,

c. Dalam segi fisik, seperti pupil membesar, dan lain-lain

d. Dalam segi psikologis, seperti stress, penyakit mental, dan perubahan sikap

atau kebiasaan.

5. Langkah Pengendalian Kebisingan di Tempat Kerja

Menurut Hutagalung (2007), permasalahan yang berkaitan dengan

kebisingan dapat dikendalikan dengan melakukan pendekatan sistematik

dimana sistem perpindahan semua suara dipecah menjadi tiga elemen yaitu

sumber suara, jalur transmisi suara, dan penerima akhir. Metode yang

umumnya digunakan untuk mengendalikan sumber suara kebisingan antara

lain, yaitu menggunakan peralatan dengan tingkat kebisingan rendah,

menghilangkan sumber kebisingan, melengkapi alat dengan insulasi, silencer

Page 19: PEMBUATAN ALAT SEKAT PEREDAM KEBISINGAN SEMI …... · kebisingan. Mengingat bahwa CV.Rakabu Furniture merupakan industri yang bergerak dalam bidang industri furniture, dimana didalamnya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

II-14

(peredam sumber kebisingan), dan vibration damper (peredam sumber

getaran). Jalur transmisi suara juga dapat dimodifikasi agar kebisingan

berkurang dengan cara melakukan pengadaan penghalang dan absorpsi oleh

peredam. Kebisingan juga dapat dikendalikan dengan memodifikasi elemen

penerima akhir, yaitu dengan melakukan improvisasi sistem operasi,

improvisasi pola kerja, dan penggunaan alat pelindung pendengaran.

Menurut Santoso (2008), Pengendalian kebisingan yang terjadi pada

lingkungan kerja tidak boleh menimbulkan kerugian bagi pekerja maupun

bagi masyarakat sekitar. Oleh karena itu, perlu dilakukan perancangan

lingkungan kerja yang aman dan nyaman. Kebisingan yang bersumber dari

alat dan mesin-mesin tidak mungkin dihilangkan tetapi kebisingan dapat

diminimalkan, maka tindakan efektif untuk mengatasi kebisingan antara lain

mengurangi pada sumber bisingnya dengan modifikasi mesin dan bangunan

dengan bahan konstruksi yang tepat.

Desain konstruksi bangunan juga termasuk dalam pengendalian barrier /

penghalang. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam konstruksi

bangunan misalnya konstruksi tembok, konstruksi dan jenis ubin, konstruksi

pintu, jendela, konstruksi ventilasi, konstruksi langit-langit dan genting.

Sebagai dasar menentukan konstruksi bangunan, Tabel 2.3 dibawah ini

memuat data tingkat reduksi kebisingan dari berbagai material dengan

ketebalan tertentu.

Tabel 2.3 Tingkat reduksi kebisingan dari berbagai bahan material dengan

ketebalan tertentu.

No Bahan

Tingkat Reduksi Kebisingan (db)

Ketebalan

3 mm 5 mm 10 mm 20 mm

1 Kaca 5 - 10 db 7 - 15 db 10 - 20 db 15 - 25 db

2 Kayu Triplek/Lapis 5 - 9 db 9 - 12 db 10 - 15 db 12 - 20 db

3 Baja 10 - 15 db 12 - 20 db 15 - 25 db 22 - 32 db

4 Beton 8 - 12 db 10 - 18 db 12 - 20 db 18 - 25 db

5 Fiber glass 9 - 15 db 9 - 14 db 12 - 25 db 20 - 30 db Sumber:Bruel (1984) dalam Sembodo (2004) dan Santoso (2008)

Page 20: PEMBUATAN ALAT SEKAT PEREDAM KEBISINGAN SEMI …... · kebisingan. Mengingat bahwa CV.Rakabu Furniture merupakan industri yang bergerak dalam bidang industri furniture, dimana didalamnya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

II-15

Menurut Mc Cormick dan Sanders (1987) dalam Santoso (2008), terdapat

2 tipe APT, yaitu APT permanen (earmuffs, earplugs dan headphone) dan

APT tidak permanen (sumbat telinga seperti kapas kering atau basah dan

glassdown). Menurut Santoso (2008), sumbat telinga (ear plug), dapat dibuat

dari kapas, plastik, karet alami dansintetis. Pengurangan tekanan bising pada

sumbat telinga ini adalah sekitar 8-30 dB(A). Namun hal tersebut tergantung

pada longgar tidaknya pemasangan sumbat telinga yang menutupi lubang

telinga. Daya proteksialat ini kurang baik untuk tingkat bising di atas 100

dB(A), alat tidak dapat dipakai bila ada infeksi pada telinga, penggunaan alat

sukar dimonitorkarena dari jauh tidak terlihat, harus disediakan berbagai

ukuran dan akan mudah hilang karena kecil, serta perlu perawatan untuk

menjaga kebersihan alat.

Tabel 2.4 APT Jenis Ear Plug berdasarkan reduksi tingkat kebisingan

Sumber: Santoso, 2008

Page 21: PEMBUATAN ALAT SEKAT PEREDAM KEBISINGAN SEMI …... · kebisingan. Mengingat bahwa CV.Rakabu Furniture merupakan industri yang bergerak dalam bidang industri furniture, dimana didalamnya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

II-16

Menurut Santoso (2008), tutup telinga (ear muff), dapat dipakai pada

tekanan bising sampai dengan110 dB(A) karena dapat mengurangi tekanan

bising sekitar 25 – 40 dB(A), dapat digunakan walaupun terdapat infeksi pada

telinga dan cukup disediakan satu ukuran, tidak mudah hilang serta mudah

dimonitor pemakaiannya karena dapat dilihat dari luar. Kerugian alat ini

adalah tidak nyaman dalam penggunaan yang lama di lingkungan yang panas

dan menggannggu penggunaan alat pelindung diri lainnya. Kombinasi

antaratutup telinga dan sumbat telinga dianjurkan penggunaannya untuk

tekanan kebisingan antara 120 – 125 dB(A).

Tabel 2.5 APT Jenis Ear Muff berdasarkan reduksi tingkat kebisingan

Sumber:Santoso, 2008

Page 22: PEMBUATAN ALAT SEKAT PEREDAM KEBISINGAN SEMI …... · kebisingan. Mengingat bahwa CV.Rakabu Furniture merupakan industri yang bergerak dalam bidang industri furniture, dimana didalamnya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

II-17

Menurut Wilson (1989) dalam Santoso (2008), menyatakan bahwa

pengendalian kebisingan dapat dilakukan dengan dua alternatif, yaitu: desain

mesin atau peralatan dan sistem operasi mesin dan desain konstruksi bangunan.

Desain mesin sebagai sumber utama kebisingan mendapat pertimbangan utama

untuk didahulukan. Desain ini meliputi banyak hal tentang komponen-komponen

yang sering menimbulkan kebisingan, diantaranya: motor listrik, transmisi gear,

pompa, sabuk, puli, poros, cam, bearing, tombol, dan katup. Mesin diesel sebagai

penggerak utama kebanyakan mesin industri dan transportasi perlu mendapat

perhatian yang lebih karena jika dibandingkan dengan motor bensin dan motor

listrik, kebisingan yang dihasilkan motor diesel jauh lebih besar. Hal ini

disebabkan oleh besarnya kompresi di ruang bakar sebagai persyaratan agar solar

mudah terbakar dan menghasilkan tenaga yang efektif.

2.5 Noise Exposure Limits.

Tingkat resiko kebisingan ditentukan oleh dua faktor yaitu:

1. Intensitas bising, dinyatakan dalam dB (decibel).

2. Lama waktu pemaparan kebisingan, biasanya dinyatakan dalam jam atau

menit.

Semakin besar tingkat tekanan bising, maka resiko yang didapat akan

semakin tinggi. Begitu juga semakin lama seseorang terpapar kebisingan, semakin

tinggi pula tingkat resiko terhadapnya. Konsep noise dose menggabungkan kedua

hal antara intensitas bising dan lama waktu pemaparan kebisingan dan hal ini

merupakan cara yang tepat untuk menentukan tingkat resiko kebisingan secara

efektif, NIOSH (www.cdc.gov/niosh/docs/98-126/pdfs/98-126a.pdf).

Apabila tingkat intensitas kebisingan sehari-hari berbeda dalam periode

tertentu, maka total noise dose dapat dihitung dengan mengunakan rumus:

n

i n

n

T

C

T

C

T

C

T

CD

1 2

2

1

1

1

1 ...100100 ……..(2.2)

Dimana :

D = Noise dose (%)

Page 23: PEMBUATAN ALAT SEKAT PEREDAM KEBISINGAN SEMI …... · kebisingan. Mengingat bahwa CV.Rakabu Furniture merupakan industri yang bergerak dalam bidang industri furniture, dimana didalamnya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

II-18

C = Waktu pemaparan pada intensitas kebisingan tertentu pada

pengamatan ke- i

Ti = Waktu maksimum yang diijinkan pada intensitas kebisingan

pengamatan ke-i tertentu

n = Jumlah pengamatan

Menurut NIOSH (National Institute for Occupational Safety and Healthy),

dosis pemaparan bising tidak boleh lebih dan 100 %.Noise dose dapat diubah

dalam 8-h time-weighted average (TWA). TWA menyatakan tingkat tekanan suara

yang memberikan noise dose pada prosentase tertentu dimana seorang pekerja

terpapar pada tingkat tekanan suara tersebut secara kontinyu selama 8 jam NIOSH

(www.cdc.gov/niosh/docs/98-126/pdfs/98-126a.pdf). Konversi noise dose dalam

bentuk TWA menggunakan rumus:

85100

log10 D

xTWA ……..(2.3)

Dimana:

TWA = 8- hours time weighted average (db)

D = Dosis pemaparan bising (%)

Tabel 2.6 Konversi Noise Dose dalam TWA

Sumber :www.cdc.gov/niosh/docs/98-126/pdfs/98-126a.pdf

Page 24: PEMBUATAN ALAT SEKAT PEREDAM KEBISINGAN SEMI …... · kebisingan. Mengingat bahwa CV.Rakabu Furniture merupakan industri yang bergerak dalam bidang industri furniture, dimana didalamnya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

III-1

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Pada bab kali ini diuraikan secara sistematis mengenai langkah-langkah

yang dilakukan dalam penelitian Tahapan-tahapan dalam penelitian ini

digambarkan melalui flowchart berikut ini. Tahapan-tahapannya juga akan

diuraikan secara singkat dalam penjelasan Gambar 3.1 dibawah ini.

STUDI PUSTAKA STUDI LAPANGAN

PERUMUSAN MASALAH

PENENTUAN TUJUAN, MANFAAT, BATASAN

DAN ASUMSI

Studi

Pendahuluan

Pengumpulan dan

Pengolahan Data

MULAI

PENGUMPULAN DATA :

1. MENENTUKAN TITIK PENGAMBILAN SAMPEL

2. PENGUKURAN TINGKAT KEBISINGAN DENGAN INTERVAL WAKTU

TERTENTU.

3. PENGUKURAN TINGKAT KEBISINGAN PADA SATU MESIN YANG

BEROPERASI.

4. DOKUMENTASI, WAWANCARA DAN KUISIONER

5. PENYUSUNAN KONSEP PEMBUATAN ALAT SEKAT PEEDAM KEBISINGAN

PENGOLAHAN DATA

1.MENGHITUNG BATAS WAKTU PEMAPARAN

KEBISINGAN YANG DIIZINKAN

2. MENGHITUNG PROSENTASE NOISE DOSE

3. KONVERSI NOISE DOSE KE DALAM BENTUK

TWA

IDENTIFIKASI MASALAH :

MESIN-MESIN YANG MENYEBABKAN BISINGIdentifikasi

Masalah

A

Gambar 3.1 Metodologi Penelitian

Page 25: PEMBUATAN ALAT SEKAT PEREDAM KEBISINGAN SEMI …... · kebisingan. Mengingat bahwa CV.Rakabu Furniture merupakan industri yang bergerak dalam bidang industri furniture, dimana didalamnya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

III-2

A

ANALISIS DAN INTEPRETASI HASIL

KESIMPULAN DAN SARAN

Analisis dan

Interpretasi Hasil

Kesimpulan dan Saran

SELESAI

PENYUSUNAN KONSEP PEMBUATAN ALAT SEKAT PEREDAM KEBISINGAN:

1. PENENTUAN SPESIFIKASI : a. PERHITUNGAN DIMENSI.

b. PENENTUAN KOMPONEN.

c. PEMBUATAN ALAT SEKAT.

2. PENGUJIAN ALAT

ESTIMASI BIAYAEstimasi Biaya

Tahap Pembuatan

Gambar 3.1 Metodologi Penelitian (lanjutan)

Langkah-langkah yang dilakukan dalam penyelesaian masalah adalah

sebagai berikut:

3.1 Studi Pendahuluan

Tahap ini diawali dengan studi lapangan, studi pustaka, perumusan

masalah, penentuan tujuan penelitian, menentukan manfaat penelitian, penentuan

batasan dan asumsi. Langkah-langkah yang ada pada tahap identifikasi masalah

tersebut dijelaskan pada subbab berikut ini.

3.1.1 Studi Lapangan

Masalah yang dirumuskan dalam penelitian ini berdasarkan pada kondisi

lingkungan kerja CV. Rakabu Furniture. Di dalam kegiatan produksi terdapat

beberapa mesin yang beroperasi. Dalam masing-masing unit memerlukan mesin-

mesin yang berbeda untuk melakukan kegiatan proses produksi. Mesin-mesin ini

apabila dioperasikan secara bersamaan akan menimbulkan intensitas kebisingan

yang cukup tinggi (> 85 db). Hal inilah yang dapat mempengaruhi kondisi para

Page 26: PEMBUATAN ALAT SEKAT PEREDAM KEBISINGAN SEMI …... · kebisingan. Mengingat bahwa CV.Rakabu Furniture merupakan industri yang bergerak dalam bidang industri furniture, dimana didalamnya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

III-3

pekerja yang berada didalamnya. Pada tingkat kebisingan tertentu dan waktu

paparan yang lama dapat membahayakan kesehatan pekerja khususnya pada

sistem pendengaran.

3.1.2 Studi Pustaka

Studi pustaka dilakukan dengan tujuan untuk mendapatkan gambaran

mengenai teori-teori dan konsep-konsep yang akan digunakan dalam

menyelesaikan permasalahan yang diteliti dan untuk mendapatkan dasar-dasar

referensi yang kuat dalam menerapkan suatu metode yang digunakan. Materi

yang dipelajari meliputi konsep ergonomi lingkungan, sifat-sifat bunyi, cara-cara

pengendalian kebisingan serta hal-hal mengenai alat ukur sound level meter.

3.1.3 Perumusan Masalah

Dalam bab ini berisi tentang permasalahan yang akan dibahas. Perumusan

masalah ini telah dijelaskan dalam Bab I yaitu bagaimana membuat suatu alat

bantu untuk meredam kebisingan pada bagian produksi, CV. Rakabu Furniture.

3.1.4 Penentuan Tujuan, Manfaat, Batasan dan Asumsi

Tujuan penelitian yang dilakukan adalah menghasilkan suatu alat bantu

untuk meredam kebisingan.

Manfaat dari penilitian ini yaitu dapat mengurangi tingkat kebisingan pada

bagian produksi dan menimbulkan rasa nyaman dan aman bagi pekerja. Alat

bantu untuk meredam kebisingan yang dihasilkan dapat dijadikan referensi dalam

penelitian selanjutnya.

Sedangkan batasan masalahnya adalah pengambilan data penelitian hanya

dilakukan pada bagian proses produksi di CV. Rakabu Furniture selama 1 hari.

Batas nilai ambang batas dan lama pemaparan yang digunakan berdasarkan

ketetapan oleh Institut Keselamatan dan Kesehatan Dunia (NIOSH) serta berdasar

standar Keputusan Menteri Tenaga Kerja (Kepmenaker) No. 51 Tahun 1999. Pada

perancangan ini hanya sampai pada tahap pembuatan produk dalam bentuk

gambar dan miniatur sekat peredam kebisingan sebanyak 3 buah.. Pengujian

miniatur alat peredam kebisingan dilakukan dengan menggunakan sumber suara

speaker dan diukur menggunakan sound level meter.

Page 27: PEMBUATAN ALAT SEKAT PEREDAM KEBISINGAN SEMI …... · kebisingan. Mengingat bahwa CV.Rakabu Furniture merupakan industri yang bergerak dalam bidang industri furniture, dimana didalamnya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

III-4

Asumsi yang digunakan yaitu, pengujian pada miniatur alat peredam

kebisingan yang dilakukan peneliti dianggap mewakili kondisi kerja pada bagian

produksi di CV. Rakabu Furniture.

3.2 Tahap Identifikasi Masalah

Pada tahapan ini, identifikasi masalah pada mesin-mesin yang

mengakibatkan kebisingan.

3.3 Tahap Pengumpulan dan Pengoláhan Data

Tahap pengumpulan dan pengolahan data diperlukan sebagai pendukung

terbentuknya suatu pembuatan alat sekat peredam kebisingan. Berkaitan dengan

hal tersebut dalam pembuatan dilakukan beberapa langkah berikut:

3.3.1 Pengumpulan Data

a. Menentukan titik sampel dengan penentuan 15 titik di sekitar area proses

produksi. Hal ini dimaksudkan untuk mengukur tingkat kebisingan secara

menyeluruh.

b. Mengukur tingkat kebisingan pada titik yang telah ditentukan sesuai

pembagian interval waktu.

c. Mengukur tingkat kebisingan hanya pada satu mesin yang beroperasi pada

jam istirahat yaitu rentang jam 12 sampai jam 1 siang.

d. Pengumpulan data bertujuan untuk memperoleh informasi di tempat

penelitian. Metode untuk mendapatkan data dilakukan dengan pengamatan

langsung, pendokumentasian gambar, wawancara dan penyebaran

kuesioner dengan tujuan untuk mengetahui keluhan atau rasa tidak nyaman

yang dirasakan pekerja pada bagian proses produksi.

e. Penyusunan konsep pembuatan alat sekat peredam kebisingan dilakukan

dengan mengacu pada data studi pendahuluan yang diperoleh. Data studi

pendahuluan ini menunjukkan fakta yang tejadi di tempat penelitian dan

memberikan informasi tentang apa yang diinginkan pekerja. Berdasarkan

hal tersebut peneliti menyusun suatu konsep alat peredam dengan

membuat alat sekat peredam kebisingan yang diharapkan dapat

memberikan solusi terhadap permasalahan yang terjadi.

Page 28: PEMBUATAN ALAT SEKAT PEREDAM KEBISINGAN SEMI …... · kebisingan. Mengingat bahwa CV.Rakabu Furniture merupakan industri yang bergerak dalam bidang industri furniture, dimana didalamnya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

III-5

3.3.2 Pengolahan Data

a. Menghitung batas waktu pemaparan kebisingan yang diizinkan

Menurut NIOSH batas waktu pemaparan kebisingan yang diijinkan perhari

kerja dihitung menggunakan persamaan:

3/)85(2

8

L

T

b. Menghitung Noise Dose

Untuk menentukan tingkat resiko kebisingan pada area kerja, digunakan

prosentase noise dose yang menggabungkan antara tingkat tekanan

suara dan durasi pemaparanya. Jika D < 100 %, maka pekerja dianggap

aman bila melakukan aktivitas di tempat tersebut per hari kerja (8 jam).

Sedangkan jika D > 100 %, tingkat kebisingan yang ada di tempat

tersebut memberikan dampak buruk bagi pekerja, dalam arti resiko

pekerja menderita tuli akibat bising semakin tinggi.

n

i n

n

T

C

T

C

T

C

T

CD

1 2

2

1

1

1

1 ...100100 ………(3.5)

c. Mengkonversi Noise Dose ke TWA (Time Weighted Average)

Konversi dari % D menjadi TWA dilakukan untuk lebih memudahkan

pengambilan keputusan dalam penanggulangan dampak kebisingan.

85100

log10 D

xTWA ………..(3.6)

3.4 Tahap Pembuatan

Pada tahap pembuatan, penentuan solusi berdasarkan hasil pengukuran

tingkat kebisingan. Pada tahap ini akan dijelaskan proses pembuatan dan

pengujiannya.

3.4.1 Penentuan Spesifikasi

Pada tahap pembuatan yang pertama, akan dilakukan penentuan spesifikasi

alat yang terdiri dari tiga kegiatan utama yaitu:

1. Perhitungan Dimensi

Page 29: PEMBUATAN ALAT SEKAT PEREDAM KEBISINGAN SEMI …... · kebisingan. Mengingat bahwa CV.Rakabu Furniture merupakan industri yang bergerak dalam bidang industri furniture, dimana didalamnya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

III-6

Perhitungan dimensi dilakukan untuk menentukan ukuran rancangan yang akan

dibuat. Perhitungan dimensi ini mengacu pada kondisi lingkungan kerja proses

produksi CV.Rakabu Furniture.

a. Panjang Sekat Peredam

Panjang sekat peredam diukur sesuai kebutuhan dan besar mesin yang

akan diberi pembatas sekat.

b. Tinggi Sekat Peredam

Tinggi sekat peredam disesuaikan dengan kebutuhan. Semakin tinggi

sekat, maka tingkat / daya peredaman semakin baik.

c. Lebar Kayu Landasan

Lebar kayu Landasan diukur sesuai kebutuhan dan besar mesin yang akan

diberi pembatas sekat.

d. Lebar Papan Peredam

Lebar papan disesuaikan dengan panjang sekat dan tinggi sekat peredam.

2. Penentuan Komponen

Pada tahap ini akan dilakukan suatu penetapan bahan yang digunakan dalam

membuat alat sekat.

3. Pembuatan Alat Sekat Peredam

Pembuatan alat sekat peredam kebisingan dilakukan melalui pembuatan

gambar, serta pembuatan miniatur.

3.4.2 Pengujian Alat

Setelah tahap penentuan spesifikasi selesai, maka dilanjutkan ke tahap

pengujian alat sekat untuk mengetahui apakah alat sekat mampu meredam

kebisngan.

3.5 Estimasi Biaya

Tahap estimasi biaya menjelaskan rincian perhitungan biaya pembuatan

alat sekat peredam kebisingan dari awal proses hingga akhir. Biaya yang dihitung

meliputi biaya material, dan biaya nonmaterial.

Page 30: PEMBUATAN ALAT SEKAT PEREDAM KEBISINGAN SEMI …... · kebisingan. Mengingat bahwa CV.Rakabu Furniture merupakan industri yang bergerak dalam bidang industri furniture, dimana didalamnya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

III-7

3.6 Analisis Dan Interpretasi Hasil

Data-data penelitian yang telah dikumpulkan dan diolah, kemudian

dianalisis dan dijadikan pedoman dalam pembuatan alat sekat peredam

kebisingan. Hasil pengujian miniatur alat sekat peredam kebisingan dianalisa

untuk mendapatkan hasil.

3.7 Kesimpulan dan Saran

Pada tahap ini akan membahas kesimpulan dari hasi pengolahan data

dengan memperhatikan tujuan yang ingin dicapai dari penelitian dan kemudian

memberikan saran / usulan perbaikan yang mungkin dilakukan untuk penelitian

selanjutnya.

Page 31: PEMBUATAN ALAT SEKAT PEREDAM KEBISINGAN SEMI …... · kebisingan. Mengingat bahwa CV.Rakabu Furniture merupakan industri yang bergerak dalam bidang industri furniture, dimana didalamnya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

IV-1

BAB IV

PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

Pada bab ini akan diuraikan proses pengumpulan dan pengolahan data

dalam penelitian. Selain itu juga dijabarkan konsep serta proses pengujian. Untuk

lebih jelasnya akan diuraikan pada sub bab di bawah ini.

4.1 Pengumpulan Data

Pengumpulan data bertujuan untuk mendapatkan informasi tentang kondisi

kerja di bagian proses produksi CV. Rakabu Furniture.

4.1.1 Menentukan titik pengambilan sampel

1

4

6

78

91011

12

13

14

15

16

17

2520

21

22

23

18 19

24

Keterangan Layout:1. Ruang Pengovenan

2. Gudang Pembantu

3. Kantor

4. Mesin Circle I

5. Mesin Circle II

6. Mesin Serut

7. Mesin Spindle

8. Mesin Mourtise

9. Mesin Router

10. Mesin Tenoner

11. Mesin Dram Sander

12. Mesin Amplas Roll I

13. Mesin Amplas Roll II

14. Mesin Bor Bobok/Cisel I

15. Mesin Bor Bobok/ Cisel II

16. Mesin Potong I

17. Mesin Potong II

18. Compresor

19. Emboss

20. Grit Warna Componen

21. Componen yang akan dirakit

22. Perakitan

23. Hasil Perakitan

24. Repairing

25. Mesin Press

26. Gudang Box

27. Ruang Barang Jadi

Keterangan :

Tanda x menandakan

pengambilan titik sampel

pengukuran tingkat kebisingan.

Tanda kotak merah menandakan

mesin dengan intensitas

kebisingan tinggi.

2 3

26

27

Sungai

x

5

x x

x

x

x

x

x

x

x x

x

x

x

x

1

2

34

5

7 6

89

1011

12

1314

15

Gambar 4.1 Layout Pabrik

Page 32: PEMBUATAN ALAT SEKAT PEREDAM KEBISINGAN SEMI …... · kebisingan. Mengingat bahwa CV.Rakabu Furniture merupakan industri yang bergerak dalam bidang industri furniture, dimana didalamnya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

IV-2

4.1.2 Pengukuran Tingkat Kebisingan dengan Interval Waktu Tertentu

Kebisingan yang timbul di bagian produksi bukan disebabkan oleh

beroperasinya satu mesin saja, akan tetapi kebisingan yang timbul lebih

disebabkan oleh beberapa mesin yang dioperasikan secara bersamaan pada waktu

proses produksi. Pengukuran yang dilakukan pada penelitian ini dapat dijelaskan

sebagai berikut:

1. Mengambil 15 titik di area proses produksi.

2. Melakukan pembagian interval waktu.

3. Melakukan pengukuran tingkat kebisingan pada titik yang sudah ditentukan.

4. Melakukan pengukuran hanya pada satu mesin saat jam istirahat.

Tabel 4.1 Tabel Hasil Pengukuran (dB)

08.00-09.00

1 2 3

1 91,6 100,2 91,8 283,6 3 94,53

2 92,7 93,2 91,8 277,7 3 92,57

3 90,6 92 90,3 272,9 3 90,97

4 92,2 96,7 91,6 280,5 3 93,50

5 89,7 91,3 90,1 271,1 3 90,37

6 90,8 90,4 91,8 273 3 91,00

7 91,3 91,5 90,1 272,9 3 90,97

8 90,3 95,3 91,2 276,8 3 92,27

9 90,7 99,8 92,7 283,2 3 94,40

10 89,9 93,2 90,4 273,5 3 91,17

11 92,2 93,7 91,3 277,2 3 92,40

12 93,1 91,8 91,5 276,4 3 92,13

13 90,4 91,2 92,1 273,7 3 91,23

14 89,6 90,5 91,1 271,2 3 90,40

15 89,9 92,5 92,3 274,7 3 91,57

N XbarJumlahNoTingkat Kebisingan

Page 33: PEMBUATAN ALAT SEKAT PEREDAM KEBISINGAN SEMI …... · kebisingan. Mengingat bahwa CV.Rakabu Furniture merupakan industri yang bergerak dalam bidang industri furniture, dimana didalamnya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

IV-3

09.00-10.00

1 2 3

1 90,9 90,6 91,9 273,4 3 91,13

2 92,7 92,7 90,8 276,2 3 92,07

3 91,7 91,1 91,5 274,3 3 91,43

4 92,2 93,1 90,2 275,5 3 91,83

5 89,8 90,1 89,7 269,6 3 89,87

6 91,2 90,9 90,1 272,2 3 90,73

7 89,9 91,8 91,1 272,8 3 90,93

8 91,5 89,6 91,8 272,9 3 90,97

9 91,1 90,3 92,1 273,5 3 91,17

10 91,5 91,9 90,5 273,9 3 91,30

11 91 90,6 91,2 272,8 3 90,93

12 92,4 90,2 91,6 274,2 3 91,40

13 91,1 93,2 89,8 274,1 3 91,37

14 92,6 90,1 90,6 273,3 3 91,10

15 91,5 90,3 92,3 274,1 3 91,37

NoTingkat Kebisingan

Jumlah N Xbar

10.00-11.00

1 2 3

1 96,3 97,2 90,4 283,9 3 94,63

2 93,9 94,3 90,3 278,5 3 92,83

3 93,2 91,1 89,6 273,9 3 91,30

4 93,5 93,5 91,6 278,6 3 92,87

5 93,1 92,8 91,7 277,6 3 92,53

6 92,4 90,1 91,3 273,8 3 91,27

7 92,9 93,9 89,6 276,4 3 92,13

8 95,7 97 90,3 283 3 94,33

9 97 98,2 89,6 284,8 3 94,93

10 96,2 94,8 91,8 282,8 3 94,27

11 93,2 92,1 90,5 275,8 3 91,93

12 92,6 92,6 90,6 275,8 3 91,93

13 93,2 91,7 92,5 277,4 3 92,47

14 91,5 91,7 90,1 273,3 3 91,10

15 92,1 91,8 90,5 274,4 3 91,47

Jumlah N XbarNoTingkat Kebisingan

Page 34: PEMBUATAN ALAT SEKAT PEREDAM KEBISINGAN SEMI …... · kebisingan. Mengingat bahwa CV.Rakabu Furniture merupakan industri yang bergerak dalam bidang industri furniture, dimana didalamnya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

IV-4

11.00-11.45

1 2 3

1 90,9 89,6 90,9 271,4 3 90,47

2 92,7 90,7 89,5 272,9 3 90,97

3 91,7 90,2 92,2 274,1 3 91,37

4 92,2 92 90 274,2 3 91,40

5 89,8 89,7 89,9 269,4 3 89,80

6 91,2 90,3 92,2 273,7 3 91,23

7 89,9 90,9 91,7 272,5 3 90,83

8 91,5 92,4 90,4 274,3 3 91,43

9 91,1 89,6 91,8 272,5 3 90,83

10 91,5 92,4 90,3 274,2 3 91,40

11 91 91,3 89,6 271,9 3 90,63

12 92,4 92,1 92,1 276,6 3 92,20

13 91,1 91,8 90,1 273 3 91,00

14 92,6 91 90,5 274,1 3 91,37

15 91,5 91,3 92,3 275,1 3 91,70

NoTingkat Kebisingan

Jumlah N Xbar

14.00-15.00

1 2 3

1 90,2 91,2 93,2 274,6 3 91,53

2 91,4 90,2 93,4 275 3 91,67

3 91,7 90,8 90,7 273,2 3 91,07

4 91,8 92,3 92,2 276,3 3 92,10

5 89,7 93,1 90,5 273,3 3 91,10

6 90 89,9 88,6 268,5 3 89,50

7 90,3 91,8 90,1 272,2 3 90,73

8 91,3 91,4 90,5 273,2 3 91,07

9 91,2 91,6 92,1 274,9 3 91,63

10 91,3 89,6 90,9 271,8 3 90,60

11 89,4 90,6 90,1 270,1 3 90,03

12 92,6 92,4 92,8 277,8 3 92,60

13 91,7 90,6 91,7 274 3 91,33

14 91,7 89,8 91,7 273,2 3 91,07

15 89,8 91,7 92,4 273,9 3 91,30

Jumlah N XbarNoTingkat Kebisingan

Page 35: PEMBUATAN ALAT SEKAT PEREDAM KEBISINGAN SEMI …... · kebisingan. Mengingat bahwa CV.Rakabu Furniture merupakan industri yang bergerak dalam bidang industri furniture, dimana didalamnya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

IV-5

15.00-16.00

1 2 3

1 91,2 90,2 90,6 272 3 90,67

2 92,4 91,4 93,4 277,2 3 92,40

3 90,3 91,7 90,1 272,1 3 90,70

4 93,4 91,8 92,5 277,7 3 92,57

5 90,2 89,7 91,6 271,5 3 90,50

6 91,7 90 90,5 272,2 3 90,73

7 90,3 90,3 89,9 270,5 3 90,17

8 89,6 91,3 90,6 271,5 3 90,50

9 91,2 91,2 90,4 272,8 3 90,93

10 91,3 91,3 89,7 272,3 3 90,77

11 90,7 89,4 90,2 270,3 3 90,10

12 92,6 92,6 91,8 277 3 92,33

13 93,2 91,7 91,2 276,1 3 92,03

14 91,5 91,7 90,5 273,7 3 91,23

15 90,1 89,8 91,5 271,4 3 90,47

NoTingkat Kebisingan

Jumlah N Xbar

Tabel 4.1 menunjukkan bahwa tingkat kebisingan suara pada tiap-tiap jam

pengukuran pada 15 titik berada di atas NAB yang telah ditetapkan (Nilai

Ambang Batas 85 db).

Tabel 4.2 Rata-rata Tingkat Kebisingan (dB)

08.00-09.00 09.00-10.00 10.00-11.00 11.00-11.45 14.00-15.00 15.00-16.00

1 94,53 91,13 94,63 90,47 91,53 90,67

2 92,57 92,07 92,83 90,97 91,67 92,40

3 90,97 91,43 91,30 91,37 91,07 90,70

4 93,50 91,83 92,87 91,40 92,10 92,57

5 90,37 89,87 92,53 89,80 91,10 90,50

6 91,00 90,73 91,27 91,23 89,50 90,73

7 90,97 90,93 92,13 90,83 90,73 90,17

8 92,27 90,97 94,33 91,43 91,07 90,50

9 94,40 91,17 94,93 90,83 91,63 90,93

10 91,17 91,30 94,27 91,40 90,60 90,77

11 92,40 90,93 91,93 90,63 90,03 90,10

12 92,13 91,40 91,93 92,20 92,60 92,33

13 91,23 91,37 92,47 91,00 91,33 92,03

14 90,40 91,10 91,10 91,37 91,07 91,23

15 91,57 91,37 91,47 91,70 91,30 90,47

Nointerval waktu

Berdasarkan Tabel 4.2. rata-rata tingkat kebisingan pada 15 titik berada di

atas NAB (Nilai Ambang Batas 85 db).

Page 36: PEMBUATAN ALAT SEKAT PEREDAM KEBISINGAN SEMI …... · kebisingan. Mengingat bahwa CV.Rakabu Furniture merupakan industri yang bergerak dalam bidang industri furniture, dimana didalamnya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

IV-6

4.1.3 Pengukuran Tingkat Kebisingan Pada Satu Mesin yang Beroperasi

Tabel 4.3 Tabel Hasil Pengukuran (dB)

Mesin Tingkat Kebisingan

Jumlah N Xbar 1 2 3

4 70,2 69,6 73,2 213 3 71,00

5 72,8 70,7 73,4 216,9 3 72,30

6 71,2 70,2 70,7 212,1 3 70,70

7 72,7 72 72,2 216,9 3 72,30

8 69,6 65,7 70,5 205,8 3 68,60

17 71,9 75,3 68,6 215,8 3 71,93

Berdasarkan Tabel 4.3 rata-rata tingkat kebisingan pada 5 mesin yang

diukur satu persatu secara tidak bersamaan berada di bawah NAB (Nilai Ambang

Batas 85 db).

4.1.4 Pengumpulan Data Studi Pendahuluan

Pengumpulan data studi pendahuluan bertujuan untuk memperoleh

informasi di tempat penelitian. Metode untuk mendapatkan data dilakukan dengan

pengamatan langsung, pendokumentasian gambar, wawancara, dan penyebaran

kuesioner dengan tujuan untuk mengetahui keluhan atau rasa tidak nyaman yang

dirasakan pekerja bagian produksi CV. Rakabu Furniture.

a. Dokumentasi

Proses dokumentasi dimaksudkan untuk mengetahui kondisi awal ruang

kerja produksi. Hasil dokumentasi dijadikan referensi untuk penelitian lebih

lanjut. Pada kondisi nyata, terlihat bahwa para pekerja bekerja dibawah kondisi

kerja yang tidak sehat, mengabaikan unsur keselamatan mereka. Kondisi ruang

kerja dengan intensitas kebisingan yang tinggi tidak diimbangi dengan perilaku

sadar diri terhadap dampak dari kebisingan itu sendiri. Penggunaan APT (Alat

Pelindung Telinga) justru mengurangi kenyamanan.

Page 37: PEMBUATAN ALAT SEKAT PEREDAM KEBISINGAN SEMI …... · kebisingan. Mengingat bahwa CV.Rakabu Furniture merupakan industri yang bergerak dalam bidang industri furniture, dimana didalamnya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

IV-7

Tabel 4.4 Sikap Kerja Pada Aktivitas Bagian Proses Produksi

No Dokumentasi Aktivitas Keterangan Resiko

1

Pemotongan

Kayu

Para pekerja baik

operator atau pekerja

yang ada di sekitar

operator tidak

menggunakan APT

Gangguan

pendengaran

2

Penghalusan

Kayu

Para pekerja baik

operator atau pekerja

yang ada di sekitar

operator tidak

menggunakan APT

Gangguan

pendengaran

b. Wawancara

Berdasarkan hasil wawancara dengan 10 pekerja, diketahui bahwa waktu

rata-rata yang diperlukan dalam menyelesaikan pekerjaan di bagian proses

produksi berkisar antara 7 – 8 jam sehari. Dengan Intensitas kebisingan yang

tinggi, mereka diharapkan mampu menyelesaikan pekerjaan sesuai target pabrik.

Dari keseluruhan aktivitas yang dilakukan di ruang proses produksi, banyak

keluhan-keluhan yang dirasakan oleh para pekerja. Keluhan tertinggi yaitu

masalah kebisingan kemudian disusul dengan masalah kuping berdengung jika

terlalu lama berada di ruang produksi.

Para pekerja mengakui bahwa kondisi ruang kerja saat ini tergolong

kurang sehat / bahkan tidak sehat. Selain bising, kondisi ruang kerja juga panas

serta berdebu. Meskipun 2 hal ini bukan menjadi keluhan utama, tapi hal ini juga

bias mengganggu dalam aktivitas bekerja. Pekerja menyadari bahwa kesehatan

mereka dipertaruhkan demi mendapatkan uang gaji sebagai penyambung hidup,

tapi mereka tidak bisa berbuat lebih untuk mengatasi semua masalah yang mereka

hadapi saat bekerja.

Berikut ini merupakan pertanyaan yang digunakan untuk mengidentifikasi

keluhan dan ketidaknyamanan para pekerja saat melakukan aktivitas di bagian

proses produksi :

Ketidaknyamanan seperti apa yang Anda rasakan ketika melakukan aktivitas di

ruang produksi ?

Page 38: PEMBUATAN ALAT SEKAT PEREDAM KEBISINGAN SEMI …... · kebisingan. Mengingat bahwa CV.Rakabu Furniture merupakan industri yang bergerak dalam bidang industri furniture, dimana didalamnya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

IV-8

Ketidaknyamanan seperti apa yang Anda rasakan saat menggunakan APT (Alat

Pelindung Telinga) yang diberikan perusahaan ?

Hasil wawancara terhadap pekerja bagian produksi mengenai keluhan

ketidaknyamanan di ruang proses produksi CV.Rakabu Furniture pada Tabel 4.5

Tabel 4.5 Jawaban Pekerja Bagian Produksi Mengenai Keluhan

Ketidaknyamanan Saat Melakukan Aktivitas di Ruang Produksi

No Jawaban Pekerja Bagian Produksi CV.Rakabu

Furniture Jumlah Prosentase

1 Kesulitan Dalam Berkomunikasi 10 100%

2 Kepala Pusing serta lelah 8 80%

3 Kuping berdengung 8 80%

4 Kuping Terasa Sakit Saat Menggunakan APT 10 100%

5 Kuping Terasa Gatal Saat Menggunakan APT 10 100%

Selain itu, wawancara juga dilakukan untuk mengetahui keinginan pekerja

yang selanjutnya dijadikan pertimbangan dalam ide pembuatan alat sekat peredam

kebisingan. Tabel 4.6 menunjukkan beberapa pernyataan keinginan pekerja

bagian produksi CV.Rakabu Furniture.

Tabel 4.6 Pernyataan Keinginan Pekerja Bagian Produksi

No. Pernyataan Keinginan Pekerja

Bagian Produksi CV.Rakabu Furniture Jumlah

Prosentase

(%)

1

Perlunya alat peredam kebisingan sehingga para

pekerja merasa nyaman dalam melakukan

aktivitasnya.

10 100%

Berdasarkan Tabel 4.6 dapat diketahui bahwa sepuluh pekerja

berkeinginan adanya alat peredam kebisingan di tempat kerja guna menunjang

aktivitas kerja mereka.

Page 39: PEMBUATAN ALAT SEKAT PEREDAM KEBISINGAN SEMI …... · kebisingan. Mengingat bahwa CV.Rakabu Furniture merupakan industri yang bergerak dalam bidang industri furniture, dimana didalamnya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

IV-9

c. Kuisioner

Kuesioner diberikan kepada sepuluh pekerja di CV.Rakabu Furniture yang

bertujuan untuk mengetahui keluhan yang dialami pekerja selama atau setelah

melakukan aktivitas di ruang produksi. Kuisioner bertujuan untuk memperkuat

hasil wawancara yang telah dilakukan sebelumnya serta sebagai acuan dalam

pengembangan kebutuhan dalam pembuatan sekat peredam kebisingan. Hasil

kuesioner dapat dilihat pada Tabel 4.7.

Tabel 4.7 Prosentase Tingkat Keluhan Pekerja Saat Melakukan Aktivitas di

Ruang Produksi

Persentase

1 2 3 4 5 6 7 8 9 0 (%)

1 Ruang Bising                   10 100%

2 Ruang Panas   1 10%

3 Ruang Berdebu           5 50%

4 Ruang Sempit 0 0%

5 Sesak Nafas     2 20%

6 Perut Mual 3 30%

7 Mata berkunang-kunang 2 20%

8 Pusing Kepala       3 30%

9 Kuping Berdengung                     10 100%

Kesulitan dalam berkomunikasi

dalam jarak > 1 meter

No Keluhan N

100%10 10    

Responden

Berdasarkan Tabel 4.7 dapat diketahui bahwa sepuluh pekerja mengalami

keluhan yang berbeda yang mereka rasakan. Tanda checklist (√) menunjukkan

keluhan yang mereka rasakan.

4.1.5 Penyusunan Konsep Pembuatan Alat Sekat Peredam Kebisingan

Penyusunan konsep pembuatan alat sekat peredam kebisingan dilakukan

dengan mengacu pada data studi pendahuluan yang diperoleh. Data studi

pendahuluan ini menunjukkan fakta yang terjadi di tempat penelitian dan

memberikan informasi tentang apa yang diinginkan oleh para pekerja.

Penyusunan konsep pembuatan sekat peredam dilakukan dengan cara

menjabarkan keluhan dan keinginan pekerja menjadi kebutuhan dalam pembuatan

alat peredam yang dilanjutkan dengan pengembangan ide.

1. Penjabaran Kebutuhan Pembuatan Alat Sekat Peredam Kebisingan (Need)

Informasi yang diperoleh dari studi pendahuluan yang dilakukan dengan

wawancara menunjukkan bahwa pekerja belum menemukan kenyamanan dalam

melakukan aktivitasnya seperti ditunjukkan pada Tabel 4.2. Ketidaknyamanan ini

Page 40: PEMBUATAN ALAT SEKAT PEREDAM KEBISINGAN SEMI …... · kebisingan. Mengingat bahwa CV.Rakabu Furniture merupakan industri yang bergerak dalam bidang industri furniture, dimana didalamnya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

IV-10

dipertegas dari hasil kuisioner yang menunjukkan adanya keluhan rasa sakit,

pusing kepala, kuping berdengung, mata berkunang-kunang, dan lelah seperti

ditunjukkan pada Tabel 4.5 Hubungan antara timbulnya keluhan dengan

penyebabnya dapat dijelaskan melalui Tabel 4.8.

Tabel 4.8 Ringkasan Keluhan dan Faktor Penyebab

No Keluhan Pekerja Faktor Penyebab

1 Rasa sakit pada bagian tubuh tertentu

Tingkat kebisingan yang tinggi yang

dihasilkan oleh mesin-mesin produksi.

2 Kesulitan berkomunikasi

Selain suara yang ditimbulkan oleh

mesin-mesin produksi, penggunaan

APT ternyata membuat pekerja

semakin sulit dalam berkomunikasi.

Di lain pihak, pekerja juga menyatakan keinginanya seperti ditunjukkan

pada tabel 4.6 hasil keinginan dan keluhan pekerja tersebut kemudian dijabarkan

menjadi kebutuhan pembuatan alat peredam. Penjabaran kebutuhan dibuat untuk

memperjelas batasan-batasan masalah dalam pembuatan konsep pembuatan alat

sekat peredam dan mempermudah tahapan penyelesaian yang harus dilakukan

sehingga alat yang akan dibuat sesuai dengan tujuan. Penjabaran kebutuhan dapat

dilihat pada tabel 4.9.

Tabel 4.9 Penjabaran Kebutuhan Pembuatan Alat Sekat Peredam Kebisingan

Keinginan Pekerja Penjabaran Kebutuhan

Perlunya alat peredam

kebisingan di tempat

kerja

Mengurangi tingkat kebisingan

Mempermudah dalam berkomunikasi

Mengurangi rasa sakit akibat suara mesin-mesin produksi

Memberikan rasa nyaman dalam melakukan aktivitas kerja

2. Pembangkitan Gagasan Dalam Pembuatan Alat Sekat Peredam Kebisingan

(Idea)

Berdasarkan kebutuhan yang telah dinyatakan dengan jelas, maka dapat

dikembangkan suatu ide pemecahan masalah. Permasalahan utama yang terjadi

pada aktivitas di ruang produksi adalah tidak adanya alat peredam kebisingan

yang diharapkan yang memadai sehingga menyebabkan pekerja harus bekerja

Page 41: PEMBUATAN ALAT SEKAT PEREDAM KEBISINGAN SEMI …... · kebisingan. Mengingat bahwa CV.Rakabu Furniture merupakan industri yang bergerak dalam bidang industri furniture, dimana didalamnya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

IV-11

dengan kondisi tidak nyaman. Sebagai contoh pekerja kesulitan dalam

berkomunikasi dengan pekerja lainnya, ketika pekerja menggunakan APT, justru

membuat komunikasi antar perkerja semakin sulit. Selain itu, pekerja merasakan

ketidaknyamanan saat menggunakan APT yang telah disediakan oleh Perusahaan.

Berdasarkan penjabaran kebutuhan, peneliti melihat adanya peluang untuk

mengantisipasi timbulnya keluhan pada bagian tubuh tertentu dan untuk

meminimalkan timbulnya rasa tidak nyaman saat melakukan aktivitas kerja

dengan membuat sebuah alat peredam kebisingan model sekat yang berfungsi

untuk mengurangi tingkat kebisingan suara yang ditimbulkan oleh mesin-mesin

produksi Dengan demikian diharapkan pembuatan alat sekat peredam kebisingan

dapat mengurangi keluhan pada bagian tubuh (pusing kepala, kuping berdengung,

mata berkunang-kunang, dan perut mual) sehingga pekerja dapat bekerja dengan

lebih nyaman.

4.2 Pengolahan Data

4.2.1 Menghitung Batas Waktu Pemaparan Kebisingan yang Diizinkan

Menurut NIOSH batas waktu pemaparan kebisingan yang diijinkan perhari

kerja dihitung menggunakan persamaan:

3/)85(2

8

L

T

Contoh perhitungan:

1. Untuk titik ke-1 pada interval waktu 08.00 - 09.00, diketahui rata-rata

tingkat kebisingan adalah 94.53 db. Maka batas waktu pemaparan yang

diizinkan adalah :

jamTL

884,02

8

2

817,33/)85(

2. Untuk titik ke-2 pada interval waktu 08.00 - 09.00, diketahui rata-rata

tingkat kebisingan adalah 92.57 db. Maka batas waktu pemaparan yang

diizinkan adalah

jamTL

393,12

8

2

852,23/)85(

Page 42: PEMBUATAN ALAT SEKAT PEREDAM KEBISINGAN SEMI …... · kebisingan. Mengingat bahwa CV.Rakabu Furniture merupakan industri yang bergerak dalam bidang industri furniture, dimana didalamnya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

IV-12

Tabel 4.10 Waktu Pemaparan Kebisingan yang Diizinkan Bila

Operator Terpapar Selama 8 Jam

08.00-09.00 09.00-10.00 10.00-11.00 11.00-11.45 14.00-15.00 15.00-16.00

1 0,884 1,939 0,864 2,262 1,768 2,160

2 1,393 1,563 1,309 2,015 1,714 1,447

3 2,015 1,809 1,866 1,838 1,969 2,144

4 1,122 1,650 1,299 1,823 1,551 1,393

5 2,315 2,599 1,403 2,639 1,954 2,245

6 2,000 2,127 1,880 1,895 2,828 2,127

7 2,015 2,031 1,539 2,079 2,127 2,425

8 1,493 2,015 0,926 1,809 1,969 2,245

9 0,912 1,924 0,806 2,079 1,728 2,031

10 1,924 1,866 0,940 1,823 2,194 2,111

11 1,447 2,031 1,612 2,177 2,501 2,462

12 1,539 1,823 1,612 1,516 1,382 1,470

13 1,895 1,838 1,425 2,000 1,852 1,575

14 2,297 1,954 1,954 1,838 1,969 1,895

15 1,755 1,838 1,796 1,701 1,866 2,262

Nointerval waktu

Tabel 4.10 menunjukkan hasil dimana batas waktu pemaparan pada 15

titik tidak ada yang sesuai standart waktu yang telah ditentukan NIOSH.

4.2.2 Menghitung Prosentase Noise Dose (D)

Untuk menentukan tingkat resiko pada area kerja digunakan prosentase

noise dose yang menggabungkan antara tingkat tekanan suara dan durasi

pemaparannya . Jika D < 100 %, maka para pekerja dianggap aman bila

melakukan aktivitas di tempat kerja tersebut per hari kerja (8 jam). Bila D > 100

%, maka tingkat kebisingan di area kerja menimbulkan dampak buruk bagi

pekerja. Prosentase Noise Dose (D) dihitung dengan persamaan :

n

nn

i i

i

T

C

T

C

T

C

T

CD .....100100

2

2

1

1

1

Contoh perhitungan: untuk titik ke-1:

Hasil pengukuran intensitas kebisingan sebagai berikut :

08.00-09.00 = 94,53 dB, durasi 1 jam, T = 0,884 jam

09.00-10.00 = 91,13 dB, durasi 1 jam, T = 1,939 jam

10.00-11.00 = 94,63 dB, durasi 1 jam, T = 0,864 jam

11.00-11.45 = 90,47 dB, durasi 0,75 jam, T = 2,262 jam

14.00-15.00 = 91,53 dB, durasi 1 jam, T = 1,768 jam

Page 43: PEMBUATAN ALAT SEKAT PEREDAM KEBISINGAN SEMI …... · kebisingan. Mengingat bahwa CV.Rakabu Furniture merupakan industri yang bergerak dalam bidang industri furniture, dimana didalamnya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

IV-13

15.00- 16.00 = 90,67 dB, durasi 1 jam, T = 2,160 jam

160.2

1.....

939,1

1

884,0

1100100

1

n

i i

i

T

CD = 416.44 %

Karena D > 100%, maka tingkat kebisingan yang dihasilkan berisiko bagi para

pekerja.

Tabel 4.11 Hasil Perhitungan Total Noise Dose (%)

08.00-09.00 09.00-10.00 10.00-11.00 11.00-11.45 14.00-15.00 15.00-16.00

1 0,884 1,939 0,864 2,262 1,768 2,160 100 416,44 Beresiko

2 1,393 1,563 1,309 2,015 1,714 1,447 100 376,79 Beresiko

3 2,015 1,809 1,866 1,838 1,969 2,144 100 296,71 Beresiko

4 1,122 1,650 1,299 1,823 1,551 1,393 100 404,08 Beresiko

5 2,315 2,599 1,403 2,639 1,954 2,245 100 277,07 Beresiko

6 2,000 2,127 1,880 1,895 2,828 2,127 100 272,13 Beresiko

7 2,015 2,031 1,539 2,079 2,127 2,425 100 288,16 Beresiko

8 1,493 2,015 0,926 1,809 1,969 2,245 100 361,39 Beresiko

9 0,912 1,924 0,806 2,079 1,728 2,031 100 428,91 Beresiko

10 1,924 1,866 0,940 1,823 2,194 2,111 100 346,00 Beresiko

11 1,447 2,031 1,612 2,177 2,501 2,462 100 295,42 Beresiko

12 1,539 1,823 1,612 1,516 1,382 1,470 100 371,73 Beresiko

13 1,895 1,838 1,425 2,000 1,852 1,575 100 332,34 Beresiko

14 2,297 1,954 1,954 1,838 1,969 1,895 100 290,23 Beresiko

15 1,755 1,838 1,796 1,701 1,866 2,262 100 308,98 Beresiko

Nointerval waktu

Prosentase % D% Keterangan

Pada Tabel 4.11 dapat diketahui bahwa tingkat kebisingan dari titik

pertama sampai titik ke-15 berisiko tinggi.

4.2.3 Mengkonversi Noise Dose Dalam Bentuk TWA

Konversi dari % D menjadi TWA dilakukan untuk lebih memudahkan

pengambilan keputusan dalam penanggulangan dampak kebisingan. Konversi %

D dalam bentuk TWA digunakan persamaan :

85100

log10 D

TWA

Untuk sampel titik ke-1 dengan % D = 416,44 %

Maka TWA = 10 log db20,9185100

416,44

Rata-rata TWA = db34,9015

90,89.............72,8967,9020,91

Page 44: PEMBUATAN ALAT SEKAT PEREDAM KEBISINGAN SEMI …... · kebisingan. Mengingat bahwa CV.Rakabu Furniture merupakan industri yang bergerak dalam bidang industri furniture, dimana didalamnya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

IV-14

Tabel 4.12 Konversi % D dalam TWA

08.00-09.00 09.00-10.00 10.00-11.00 11.00-11.45 14.00-15.00 15.00-16.00

1 0,884 1,939 0,864 2,262 1,768 2,160 100 416,44 91,20

2 1,393 1,563 1,309 2,015 1,714 1,447 100 376,79 90,76

3 2,015 1,809 1,866 1,838 1,969 2,144 100 296,71 89,72

4 1,122 1,650 1,299 1,823 1,551 1,393 100 404,08 91,06

5 2,315 2,599 1,403 2,639 1,954 2,245 100 277,07 89,43

6 2,000 2,127 1,880 1,895 2,828 2,127 100 272,13 89,35

7 2,015 2,031 1,539 2,079 2,127 2,425 100 288,16 90,25

8 1,493 2,015 0,926 1,809 1,969 2,245 100 361,39 90,58

9 0,912 1,924 0,806 2,079 1,728 2,031 100 428,91 91,32

10 1,924 1,866 0,940 1,823 2,194 2,111 100 346,00 90,39

11 1,447 2,031 1,612 2,177 2,501 2,462 100 295,42 89,70

12 1,539 1,823 1,612 1,516 1,382 1,470 100 371,73 90,70

13 1,895 1,838 1,425 2,000 1,852 1,575 100 332,34 90,22

14 2,297 1,954 1,954 1,838 1,969 1,895 100 290,23 90,49

15 1,755 1,838 1,796 1,701 1,866 2,262 100 308,98 89,90

Rata-rata 90,34

Prosentase % D% TWANointerval waktu

Hasil TWA yang ditunjukkan dalam Tabel 4.12 berada diluar NAB (> 85

db), begitu juga untuk rata-rata nilai TWA.

Hasil konversi % D titik-titik sampel kedalam nilai TWA, dapat diplotkan

dalam bentuk grafik seperti pada gambar 4.2

Gambar 4.2 Grafik TWA

Page 45: PEMBUATAN ALAT SEKAT PEREDAM KEBISINGAN SEMI …... · kebisingan. Mengingat bahwa CV.Rakabu Furniture merupakan industri yang bergerak dalam bidang industri furniture, dimana didalamnya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

IV-15

4.3 Tahap Pembuatan Sekat Peredam Kebisingan

4.3.1 Penentuan Spesifikasi

Pada tahap pembuatan alat sekat peredam kebisingan akan dilakukan

penentuan spesifikasi yang terdiri dari tiga kegiatan utama yaitu:

1. Perhitungan Dimensi

Perhitungan dimensi dilakukan untuk menentukan ukuran sekat yang akan

dibuat. Perhitungan dimensi yang dilakukan meliputi:

a. Panjang Sekat Peredam

Panjang untuk satu sekat peredam yaitu 180 cm (1,8 meter). Panjang ini diukur

sesuai kebutuhan dan besar mesin serta jarak antar mesin yang akan diberi

pembatas sekat. Untuk mesin kecil berukuran panjang 1,2 meter dan terbesar

berukuran panjang 3 meter. Jarak antar mesin berkisar 0,9 meter – 3 meter. Jika

ukuran mesin terlampau besar, maka pemberian sekat bisa lebih dari satu untuk

ukuran panjang dan lebar. Sedangkan untuk ukuran miniaturnya dengan

perbandingan skala 1:2, panjang miniatur sekat yaitu 90 cm (0,9 meter).

b. Tinggi Sekat Peredam

Tinggi sekat peredam yaitu 2 meter. Semakin tinggi sekat, maka tingkat / daya

peredaman semakin baik. Ukuran tinggi mesin yaitu 1 meter. Pemilihan ukuran

tinggi 2 meter disesuaikan dengan kebutuhan dan kemudahan dalam

penggunaanya. Sedangkan untuk ukuran miniaturnya dengan perbandingan

skala 1:2, tinggi miniatur sekat yaitu 1 meter.

c. Lebar Kayu Landasan

Lebar kayu Landasan yaitu 30 cm x 30 cm / 0,3 meter x 0,3 meter. Ukuran ini

sudah mampu menopang atau menyangga sekat peredam dengan baik.

Sedangkan untuk ukuran miniaturnya dengan perbandingan skala 1:2, lebar

miniatur kayu landasan yaitu 15 cm x 15 cm 0,15 meter x 0,15 meter.

d. Lebar Sekat Peredam

Lebar sekat yaitu 10 cm / 0,1 meter. Perhitungan disesuaikan dengan

kebutuhan dan kemudahan dalam penggunaan. Semakin tebal maka tingkat

peredaman akan semakin baik. Sedangkan untuk ukuran miniaturnya dengan

perbandingan skala 1:2, lebar miniatur sekat yaitu 5 cm (0,05 meter).

Page 46: PEMBUATAN ALAT SEKAT PEREDAM KEBISINGAN SEMI …... · kebisingan. Mengingat bahwa CV.Rakabu Furniture merupakan industri yang bergerak dalam bidang industri furniture, dimana didalamnya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

IV-16

2. Penentuan Komponen

Komponen-komponen yang akan digunakan dalam pembuatan alat sekat

peredam kebisingan meliputi:

a. Kayu

Kayu dibedakan menjadi 2, kayu rangka tegak untuk penempatan triplek dan

karpet serta kayu landasan yang berfungsi sebagai penyangga sekat peredam.

Untuk kayu rangka tegak, ukuran disesuaikan dengan besar sekat peredam itu

sendiri, sedangkan kayu landasan dibuat ukuran persegi p x l x t, 30 cm x 30

cm x 20 cm, untuk ukuran miniaturnya 15 cm x 15 cm x 10 cm pada bagian 2

sisi landasan, kiri dan kanan dengan ukuran yang sama besar, hal ini

dimaksudkan agar kayu landasan dapat menyangga sekat dengan kokoh, tidak

mudah jatuh. Untuk komponen kayu, material yang digunakan yaitu kayu jati.

b. Triplek

Triplek berfungsi sebagai bahan sekat peredam utama sebelum karpet. Ukuran

triplek yang digunakan yaitu p x l, 180 cm x 190 cm, untuk ukuran

miniaturnya dengan perbandingan skala 1 : 2 yaitu, 90 cm x 95 cm. Sedangkan

untuk tebal triplek baik ukuran asli maupun untuk ukuran miniaturnya, ukuran

yang digunakan ~ 3 mm. Triplek yang dibutuhkan sebanyak 2 buah untuk tiap

sekat. Terdapat 2 sisi pemasangan triplek, sisi depan dan sisi belakang. Jenis

triplek yang digunakan yaitu jenis triplek biasa.

c. Karpet

Jenis karpet yang digunakan disini yaitu jenis karpet serabut benang dengan

ketebalan 3 mm. Alasan pemilihan karpet jenis ini yaitu dari segi harganya

yang terjangkau, selain itu daya peredaman sudah cukup baik. Penambahan

karpet bertujuan untuk menambah proses penyerapan gelombang bunyi, dan

mengurangi pemantulan suara sehingga diharapkan bisa lebih mereduksi

tingkat kebisingan suara. Untuk ukuran karpet yang digunakan sesuai dengan

ukuran triplek. Pada proses pemasangannya, karpet hanya dipasang pada satu

sisi triplek saja, yaitu sisi bagian dalam sekat, sedangkan untuk bagian sisi luar

tidak diberikan penambahan karpet.

Page 47: PEMBUATAN ALAT SEKAT PEREDAM KEBISINGAN SEMI …... · kebisingan. Mengingat bahwa CV.Rakabu Furniture merupakan industri yang bergerak dalam bidang industri furniture, dimana didalamnya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

IV-17

3. Pembuatan Alat Sekat

Pembuatan sekat peredam dibuat berdasarkan dimensi yang telah

ditentukan dan penentuan komponen yang telah dilakukan. Berikut merupakan

tahapan pembuatan sekat peredam:

a. Pembuatan Gambar

Pembuatan gambar sekat peredam dilakukan dengan menggunakan software

Autocad 2004 dan google SketchUp 7. Gambar sekat peredam dibuat dalam

bentuk dua dimensi (2D) dan tiga dimensi (3D) seperti ditunjukkan pada gambar

berikut :

Gambar 4.3 Gambar 2D Sekat Peredam Ukuran Asli Tampak Semua Sisi

Gambar 4.4 Gambar 2D Sekat Peredam Ukuran Miniatur Tampak Semua Sisi

Page 48: PEMBUATAN ALAT SEKAT PEREDAM KEBISINGAN SEMI …... · kebisingan. Mengingat bahwa CV.Rakabu Furniture merupakan industri yang bergerak dalam bidang industri furniture, dimana didalamnya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

IV-18

Gambar 4.5 Gambar 3D Sekat Peredam Ukuran Asli

Gambar 4.6 Gambar 3D Sekat Peredam Ukuran Miniatur

Gambar 4.7 Gambar 3D Model Sekat Peredam Ukuran Asli

Page 49: PEMBUATAN ALAT SEKAT PEREDAM KEBISINGAN SEMI …... · kebisingan. Mengingat bahwa CV.Rakabu Furniture merupakan industri yang bergerak dalam bidang industri furniture, dimana didalamnya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

IV-19

Gambar 4.8 Gambar 3D Model Sekat Peredam Ukuran Miniatur

Model gambar sekat diatas merupakan gambar ilustrasi, model sekat bisa

lebih dari 3 buah tergantung kebutuhan. Untuk ukuran mesin yang tergolong

besar, jumlah sekat yang digunakan bisa lebih dari 3 buah. Dalam pembuatan kali

ini, pembuatan miniatur berjumlah 3 sekat. Jumlah sekat ini telah disesuaikan

dengan kondisi pabrik Rakabu.

b. Miniatur Sekat peredam

Setelah proses pembuatan gambar rancangan, maka selanjutnya dilakukan

pembuatan miniatur. Miniatur ini nantinya akan diwujudkan ke dalam bentuk

yang nyata dengan ukuran yang telah ditentukan sebelumnya. Gambar 4.9 – 4.12

menunjukkan gambar miniatur sekat peredam kebisingan.

Gambar 4.9 Miniatur Sekat peredam Tampak Samping

Page 50: PEMBUATAN ALAT SEKAT PEREDAM KEBISINGAN SEMI …... · kebisingan. Mengingat bahwa CV.Rakabu Furniture merupakan industri yang bergerak dalam bidang industri furniture, dimana didalamnya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

IV-20

Gambar 4.10 Miniatur Sekat peredam Tampak Atas

Gambar 4.11 Miniatur Sekat peredam Tampak Depan

Page 51: PEMBUATAN ALAT SEKAT PEREDAM KEBISINGAN SEMI …... · kebisingan. Mengingat bahwa CV.Rakabu Furniture merupakan industri yang bergerak dalam bidang industri furniture, dimana didalamnya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

IV-21

Gambar 4.12 Model Miniatur Sekat peredam

4.3.2 Pengujian Alat Sekat Peredam Kebisingan.

Pada proses pengujian, sekat disusun seperti gambar berikut:

SPEAKER

1.2

1.1

2.1

2.2

Gambar 4.13 Model Pengujian Tanpa Sekat Peredam

Page 52: PEMBUATAN ALAT SEKAT PEREDAM KEBISINGAN SEMI …... · kebisingan. Mengingat bahwa CV.Rakabu Furniture merupakan industri yang bergerak dalam bidang industri furniture, dimana didalamnya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

IV-22

SPEAKER

1.2

1.1

2.1

2.2

Gambar 4.14 Model Pengujian Dengan Sekat Peredam

Keterangan:

Pada Gambar 4.13 ketika speaker diuji tanpa sekat peredam dengan tingkat

kebisingan beragam, hasil pengujian pada posisi 1.1 – 1.2 (jarak 1 meter) dan

posisi 2.1 – 2.2 (jarak 2 meter) menunjukkan bahwa tingkat kebisingan masih

tinggi, bahkan bisa dikatakan tidak mengalami perubahan yang berarti. Berbeda

dengan gambar 4.14 ketika speaker diuji dengan menggunakan sekat peredam

dengan kebisingan yang sama, hasil pengujian pada posisi 1.1 (berhadapan

langsung dengan operator) bisa tereduksi begitu juga pada posisi yang lain. Untuk

lebih jelasnya, hasil pengujian disajikan dalam tabel berikut:

Tabel 4.13 Tabel Hasil Pengujian Tanpa Sekat

Tanpa Sekat

Titik Tingkat kebisingan NAB (db) Kebisingan Maksimal

(db) Jumlah N Xbar

Uji 1 Uji 2 Uji 3

1,1 84,9 81,6 87,9 92,7 254,4 3 84,8

1,2 84,4 84,8 82,6 88,1 251,8 3 83,93

2,1 83,7 79,4 86,6 89,6 249,7 3 83,23

2,2 83,2 82,1 82,3 87,3 247,6 3 82,53

Page 53: PEMBUATAN ALAT SEKAT PEREDAM KEBISINGAN SEMI …... · kebisingan. Mengingat bahwa CV.Rakabu Furniture merupakan industri yang bergerak dalam bidang industri furniture, dimana didalamnya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

IV-23

Tabel 4.14 Tabel Hasil Pengujian Dengan Sekat

Dengan Sekat

Titik Tingkat kebisingan NAB (db) Kebisingan Maksimal

(db) Jumlah N Xbar

Uji 1 Uji 2 Uji 3

1,1 84,5 80 85,1 87,6 249,6 3 83,2

1,2 71,9 70,8 72,7 77,5 215,4 3 71,8

2,1 78,4 74,2 76,1 79,8 228,7 3 76,23

2,2 65,7 63,1 67,7 69,9 196,5 3 65,5

Berdasarkan hasil pengujian pada Tabel 4.13 – 4.14 alat sekat peredam

kebisingan mampu mereduksi / mengurangi kebisingan suara.

4.4 Estimasi Biaya

Estimasi biaya dilakukan untuk memperkirakan besarnya biaya / ongkos

yang dikeluarkan untuk pembuatan 3 alat sekat peredam kebisingan. Biaya /

ongkos yang dihitung meliputi biaya material, dan biaya non material.

Keseluruhan biaya material ditunjukkan dalam Tabel 4.15 Harga / estimasi biaya

material yang tertera diperoleh dari pihak bengkel Bapak Huma.

Tabel 4.15 Estimasi Biaya Material

No Bagian Komponen Penyusun Ukuran Jumlah Kebutuhan Harga Satuan Total Harga (Rp)

Kayu Rangka Tegak 190 cm x 180 cm 1 3 50.000 150.000

Kayu Landasan 30 cm x 30 cm x 20 cm 2 6 25.000 150.000

Triplek 190 cm x 180 cm 2 6 25.000 150.000

Karpet 190 cm x 180 cm 1 3 50.000 150.000

600.000

Base Frame1

TOTAL

Dari Tabel 4.15 diketahui bahwa besarnya biaya yang dikeluarkan untuk

pembelian material adalah sebesar Rp 600.000,00

Biaya non material terdiri dari biaya tenaga kerja (termasuk biaya proses

permesinan) dan biaya ide. Besarnya biaya ide dalam pembuatan alat sekat

peredam kebisingan ditentukan sendiri oleh perancang. Berdasarkan hal tersebut

maka dapat diperkirakan biaya non material yang dikeluarkan untuk keperluan

pembuatan alat sekat peredam kebisingan seperti pada Tabel 4.16

Page 54: PEMBUATAN ALAT SEKAT PEREDAM KEBISINGAN SEMI …... · kebisingan. Mengingat bahwa CV.Rakabu Furniture merupakan industri yang bergerak dalam bidang industri furniture, dimana didalamnya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

IV-24

Tabel 4.16 Estimasi Biaya Non Material

No Biaya Non Material Pengeluaran (rupiah)

1 Biaya Tenaga Kerja 300.000

2 Ide 100.000

Total 400.000

Dengan demikian, maka total biaya yang diperlukan dalam pembuatan alat sekat

peredam kebisingan adalah seperti pada Tabel 4.17

Tabel 4.17 Total Biaya Pembuatan

No Jenis Biaya Biaya (rupiah)

1 Biaya Material 600.000

2 Biaya Non Material 400.000

Total 1000.000

Besarnya biaya yang diperlukan dalam pembuatan 3 sekat peredam kebisingan Rp

1.000.000,00

Page 55: PEMBUATAN ALAT SEKAT PEREDAM KEBISINGAN SEMI …... · kebisingan. Mengingat bahwa CV.Rakabu Furniture merupakan industri yang bergerak dalam bidang industri furniture, dimana didalamnya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

V-1

BAB V

ANALISIS DAN INTEPRETASI HASIL

Bab ini membahas tentang analisis dari output yang didapatkan dan

interpretasi hasil penelitian. Analisis dan intepretasi hasil dalam penelitian ini

diuraikan sebagai berikut.

5.1 Analisis Pengukuran Tingkat Kebisingan

Kebisingan yang timbul di bagian produksi bukan disebabkan oleh

beroperasinya satu mesin saja, akan tetapi kebisingan yang timbul lebih

disebabkan oleh beberapa mesin yang dioperasikan secara bersamaan pada waktu

proses produksi. Berdasarkan hasil pengukuran pada 15 titik dalam interval waktu

tertentu yang telah dilakukan menunjukkan bahwa, rata-rata tingkat kebisingan

pada 15 titik berada di atas nilai ambang batas yang telah ditentukan.

5.2 Analisis Kondisi Awal.

Aktivitas kerja pada bagian produksi CV.Rakabu Furniture saat ini

dilakukan tanpa menggunakan alat pengaman yang memadai. Pada kondisi nyata,

terlihat bahwa para pekerja bekerja dibawah kondisi kerja yang tidak sehat,

mengabaikan unsur keselamatan mereka. Kondisi ruang kerja dengan intensitas

kebisingan yang tinggi tidak diimbangi dengan perilaku sadar diri terhadap

dampak dari kebisingan itu sendiri. Penggunaan APT (Alat Pelindung Telinga)

justru mengurangi kenyamanan.

Kondisi semacam ini sering menimbulkan ketidaknyamanan bagi para

pekerja bagian produksi CV.Rakabu Furniture. Tiap hari pekerja dihadapkan pada

mesin-mesin yang bising, sehingga pekerja seakan harus bekerja dengan sikap

paksa, hal ini menyebabkan kondisi yang tidak aman saat melakukan aktivitas

kerja.

Permasalahan di atas dipertegas dengan pernyataan pekerja bahwa waktu

rata-rata yang diperlukan dalam menyelesaikan pekerjaan di bagian proses

produksi selama 7 – 8 jam. Dengan Intensitas kebisingan yang tinggi, mereka

diharapkan mampu menyelesaikan pekerjaan sesuai target pabrik. Dari

keseluruhan aktivitas yang dilakukan di ruang proses produksi, banyak keluhan-

Page 56: PEMBUATAN ALAT SEKAT PEREDAM KEBISINGAN SEMI …... · kebisingan. Mengingat bahwa CV.Rakabu Furniture merupakan industri yang bergerak dalam bidang industri furniture, dimana didalamnya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

V-2

keluhan yang dirasakan oleh para pekerja. Keluhan tertinggi yaitu masalah

kebisingan kemudian disusul dengan masalah kuping berdengung jika terlalu lama

berada di ruang produksi.

5.3 Analisis Pengolahan Data

5.3.1 Analisis Batas Waktu Pemaparan Kebisingan

Berdasarkan perhitungan waktu batas pemaparan kebisingan, dari ke-15

titik selama 8 jam kerja, diperoleh hasil bahwa semua titik mempunyai waktu

batas pemaparan dibawah 8 jam. Hal ini sungguh memprihatinkan, mengingat

sampai saat ini para pekerja selalu beraktivitas selama 8 jam kerja setiap hari.

5.3.2 Analisis Prosentase Noise Dose dan TWA.

Untuk menentukan tingkat resiko pada area kerja digunakan prosentase

noise dose yang menggabungkan antara tingkat tekanan suara dan durasi

pemaparannya . Jika D < 100 %, maka para pekerja dianggap aman bila

melakukan aktivitas di tempat kerja tersebut per hari kerja (8 jam). Bila D > 100

%, maka tingkat kebisingan di area kerja menimbulkan dampak buruk bagi

pekerja. Berdasarkan perhitungan didapatkan bahwa semua hasil pada 15 titik

pengukuran berada diatas batas Noise Dose (diatas 100 %).

Konversi dari % D menjadi TWA dilakukan untuk lebih memudahkan

pengambilan keputusan dalam penanggulangan dampak kebisingan. Hasil TWA

menunjukkan bahwa semua titik berada diatas NAB, begitu juga pada rata-rata

TWA masih berada diatas NAB. Semua hasil analisis perhitungan menunjukkan

bahwa kondisi ruang kerja proses produksi dinyatakan tidak aman.

5.4 Analisis Konsep Pembuatan Alat Sekat Peredam Kebisingan.

5.4.1 Penjabaran Kebutuhan Perancangan (Need).

Penyusunan konsep pembuatan alat sekat peredam kebisingan dilakukan

dengan mengacu pada data studi pendahuluan yang diperoleh. Data studi

pendahuluan ini menunjukkan fakta yang terjadi di tempat penelitian dan

memberikan informasi tentang apa yang diinginkan oleh para pekerja.

Penyusunan konsep pembuatan sekat peredam dilakukan dengan cara

Page 57: PEMBUATAN ALAT SEKAT PEREDAM KEBISINGAN SEMI …... · kebisingan. Mengingat bahwa CV.Rakabu Furniture merupakan industri yang bergerak dalam bidang industri furniture, dimana didalamnya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

V-3

menjabarkan keluhan dan keinginan pekerja menjadi kebutuhan dalam pembuatan

alat peredam yang dilanjutkan dengan pengembangan ide.

Penjabaran kebutuhan dibuat untuk memperjelas batasan-batasan masalah

dalam pembuatan konsep perancangan dan mempermudah tahapan penyelesaian

yang harus dilakukan sehingga alat yang akan dibuat sesuai dengan tujuan.

Pembuatan alat sekat peredam kebisingan dilakukan dengan mempertimbangkan

kebutuhan pekerja yang berupa : alat sekat yang mampu mengurangi tingkat

kebisingan, mempermudah dalam berkomunikasi, mengurangi rasa sakit akibat

suara mesin-mesin produksi serta memberikan rasa nyaman dalam melakukan

aktivitas kerja.

5.4.2 Pembangkitan Gagasan Dalam Pembuatan Alat Sekat Peredam

Kebisingan (Idea)

Berdasarkan kebutuhan yang telah dinyatakan dengan jelas, maka dapat

dikembangkan suatu ide pemecahan masalah. Permasalahan utama yang terjadi

pada aktivitas di ruang produksi adalah tidak adanya alat peredam kebisingan

yang diharapkan yang memadai sehingga menyebabkan pekerja harus bekerja

dengan kondisi tidak nyaman. Sebagai contoh pekerja kesulitan dalam

berkomunikasi dengan pekerja lainnya, ketika pekerja menggunakan APT, justru

membuat komunikasi antar perkerja semakin sulit. Selain itu, pekerja merasakan

ketidaknyamanan saat menggunakan APT yang telah disediakan oleh Perusahaan.

Berdasarkan penjabaran kebutuhan, peneliti melihat adanya peluang untuk

mengantisipasi timbulnya keluhan pada bagian tubuh tertentu dan untuk

meminimalkan timbulnya rasa tidak nyaman saat melakukan aktivitas kerja

dengan membuat sebuah alat bantu peredam kebisingan model sekat yang

berfungsi untuk mengurangi tingkat kebisingan suara yang ditimbulkan oleh

mesin-mesin produksi Dengan demikian diharapkan pembuatan alat sekat

peredam kebisingan dapat mengurangi keluhan pada bagian tubuh (pusing kepala,

kuping berdengung, mata berkunang-kunang, dan perut mual) sehingga pekerja

dapat bekerja dengan lebih nyaman.

Page 58: PEMBUATAN ALAT SEKAT PEREDAM KEBISINGAN SEMI …... · kebisingan. Mengingat bahwa CV.Rakabu Furniture merupakan industri yang bergerak dalam bidang industri furniture, dimana didalamnya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

V-4

5.5 Analisis Alat Sekat Peredam Kebisingan

5.5.1 Perhitungan Dimensi

Pada perhitungan dimensi, ukuran panjang sekat, lebar papan landasan,

tinggi sekat serta lebar sekat disesuaikan dengan kondisi ruangan proses produksi.

Alasan pemilihan panjang sekat 1,8 meter dikarenakan untuk memberi ruang

gerak yang cukup leluasa bagi operator dalam melakukan aktivitas disamping

alasan dari ukuran panjang mesin yang berukuran 1,2 meter (untuk ukuran mesin

kecil). Sedangkan untuk ukuran lebar kayu landasan, pemilihan ukuran 0,3 meter

disesuaikan dengan jarak antar mesin yang berkisar 0,9 – 3 meter. Untuk tinggi,

pemilihan ukuran 2 meter dirasa cukup karena untuk tetap memberikan ventilasi

yang memadai, jikalau ukuran terlalu tinggi, dikhawatirkan kondisi ruang kerja

bagi operator terasa panas.

5.5.2 Komponen

Komponen yang digunakan yaitu gabungan kayu, triplek (kayu lapis) dan

karpet. Pemilihan kayu sebagai komponen utama yaitu disesuaikan dengan

CV.Rakabu Furniture sebagai pabrik meubel, jadi dirasa tepat. Untuk kayu lapis

(triplek), pemilihan bahan ini dimaksudkan untuk membantu meredam kebisingan

disamping harga yang cukup terjangkau dibanding bahan kaca, baja serta

kemudahan dalam perakitan dan juga unggul dari segi keamanan. Sedangkan

untuk karpet, bahan ini digunakan untuk membantu kayu lapis dalam meredam

kebisingan serta tidak menimbulkan efek pantulan suara. Selain itu, bahan karpet

sudah banyak digunakan dalam meredam suara, seperti contoh pada studio musik.

Harga karpet juga cukup terjangkau jika dibandingkan jenis peredam lain semisal

wool acoustic berbahan polyester, Acourete Board 230, atau glasswool yang

banyak dipakai pada knalpot kendaraan bermotor.

5.6 Analisis Teknis Pengujian

Pengujian alat sekat peredam kebisingan dilakukan untuk mengetahui

apakah alat ini mampu meredam kebisingan. Pada pengujian kali ini, sekat yang

digunakan yaitu sekat dengan berukuran miniatur dengan perbandingan 1 : 2

dengan sekat yang asli. Berdasarkan pengujian pada tabel 4.13 dan 4.14,

Page 59: PEMBUATAN ALAT SEKAT PEREDAM KEBISINGAN SEMI …... · kebisingan. Mengingat bahwa CV.Rakabu Furniture merupakan industri yang bergerak dalam bidang industri furniture, dimana didalamnya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

V-5

didapatkan hasil bahwa alat sekat mampu meredam kebisingan suara, baik dari

sisi yang berhadapan langsung dengan operator yaitu titik 1.1 dan titik 2.1 dengan

hasil redaman sekitar 2 db - 12 db, maupun dari sisi sebelah operator yaitu titik

1.2 dan titik 2.2 dengan hasil redaman sekitar 7 db - 16 db. Maka dapat

disimpulkan, alat dapat bekerja sesuai dengan tujuan.

5.7 Analisis Biaya

Estimasi biaya dilakukan untuk memperkirakan besarnya biaya / ongkos

yang dikeluarkan untuk pembuatan 3 alat sekat peredam kebisingan. Biaya /

ongkos yang dihitung meliputi biaya material, dan biaya non material.

Keseluruhan biaya material ditunjukkan dalam Tabel 4.15. sebesar Rp

600.000,00.

Biaya non material terdiri dari biaya tenaga kerja (termasuk biaya proses

permesinan) dan biaya ide. Besarnya biaya ide dalam pembuatan alat sekat

peredam kebisingan ditentukan sendiri oleh perancang. Berdasarkan hal tersebut

maka dapat diperkirakan biaya non material yang dikeluarkan untuk keperluan

pembuatan alat sekat peredam kebisingan seperti pada Tabel 4.16. sebesar Rp

400.000,00. Jadi, besarnya biaya yang diperlukan dalam pembuatan 3 sekat

peredam kebisingan Rp 1.000.000,00, untuk total kebutuhan permesinan

memerlukan 33 sekat, dana total yang dibutuhkan sebesar Rp 11.000.000,00.

5.8 Intepretasi Hasil

Pembuatan alat sekat peredam kebisingan sudah memenuhi semua

penjabaran kebutuhan. Meskipun baru sampai pada tahap miniatur, alat ini tetap

mampu bekerja sebagaimana mestinya. Terbukti pada pengujian, alat sekat

miniature mampu meredam sumber kebisingan. Pembuatan alat ini diharapkan

mampu memberikan rasa nyaman dan aman bagi pekerja nantinya. Ditinjau dari

segi bahan, pemilihan bahan kayu merupakan pilihan tepat dikarenakan material

kayu lebih aman dibanding kaca atau baja.

Seperti halnya pada penelitian yang lainnya, hasil pembuatan alat sekat

peredam kebisingan ini masih mempunyai beberapa kekurangan. Diantaranya

pada model desain dan ukuran yang terkesan akan memenuhi ruang produksi.

Page 60: PEMBUATAN ALAT SEKAT PEREDAM KEBISINGAN SEMI …... · kebisingan. Mengingat bahwa CV.Rakabu Furniture merupakan industri yang bergerak dalam bidang industri furniture, dimana didalamnya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

V-6

Untuk ukuran tinggi, belum menemukan ukuaran yang cocok yang sesuai dengan

kondisi ruang produksi. Selain itu, perpaduan material peredam juga dirasa masih

kurang. Untuk desain, pada bagian bawah lebih bagus lagi jikalau ditambahkan

roda, hal ini bertujuan apabila tidak difungsikan, alat sekat bisa dengan mudah

untuk dipindahkan, jadi tidak perlu melakukan proses pengangkatan saat

pemindahan.

Page 61: PEMBUATAN ALAT SEKAT PEREDAM KEBISINGAN SEMI …... · kebisingan. Mengingat bahwa CV.Rakabu Furniture merupakan industri yang bergerak dalam bidang industri furniture, dimana didalamnya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

VI-1

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini menguraikan simpulan target pencapaian dari tujuan penelitian dan

memberikan saran bagi kelanjutan penelitian yang telah dilakukan.

6.1 Kesimpulan

Kesimpulan yang dihasilkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Penelitian ini menghasilkan alat bantu kerja berupa sekat peredam kebisingan

dengan dimensi panjang 1.8 meter, tinggi 2 meter dan lebar papan landasan 30

x 30 cm serta dengan penggunaan material perpaduan antara kayu, triplek

serta karpet.

2. Berdasarkan analisis biaya yang dilakukan diketahui bahwa harga 3 unit alat

sekat peredam kebisingan cukup terjangkau dengan total biaya produksi

sebesar Rp 1.000.000,00.

3. Berdasarkan intepretasi hasil diketahui bahwa alat sekat peredam kebisingan

yang dihasilkan sudah dapat mengakomodasi semua kebutuhan pekerja

walaupun masih terdapat beberapa kekurangan terutama pada desain serta

perpaduan bahan peredam. Akan tetapi, kelemahan tersebut tidak mengurangi

fungsi penggunaan alat sekat peredam kebisingan.

6.2 Saran

Beberapa saran diberikan pada penelitian dan pengembangan alat sekat

selanjutnya yang bertujuan mengoptimalkan penggunaan alat sekat peredam

kebisingan.

1. Saran yang diberikan untuk penelitian selanjutnya adalah sebagai berikut:

a. Sebaiknya dibuat beberapa macam alternatif desain sehingga didapatkan

desain alat sekat peredam yang sesuai dengan kriteria.

b. Perlu dilakukan pengujian beberapa alternatif perpaduan bahan peredam

untuk bisa lebih mengoptimalkan hasil redaman.

2. Saran yang diberikan untuk mekanisme pengembangan alat sekat yang

dilakukan adalah sebagai berikut:

Page 62: PEMBUATAN ALAT SEKAT PEREDAM KEBISINGAN SEMI …... · kebisingan. Mengingat bahwa CV.Rakabu Furniture merupakan industri yang bergerak dalam bidang industri furniture, dimana didalamnya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

VI-2

a. Penambahan roda pada bagian bawah landasan untuk memudahkan dalam

proses pemindahan.

b. Penambahan peredam pada kedua sisi alat sekat.