PEMBERIAN TERAPI RELIGIUS :DZIKIR UNTUKPENURUNAN … · demi sempurnanya studi kasus ini. 5. Semua...

99
PEMBERIAN TERAPI RELIGIUS :DZIKIR UNTUKPENURUNAN KECEMASAN PADA ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny.X DENGAN PRE OPERATIF KANKER SERVIKS DI RUANG MAWAR 1 RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA Karya Tulis Ilmiah Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Dalam Menyelesaikan Program Diploma III Keperawatan DI SUSUN OLEH: NIA SUGIARTI NIM. P. 13 100 PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA SURAKARTA 2016

Transcript of PEMBERIAN TERAPI RELIGIUS :DZIKIR UNTUKPENURUNAN … · demi sempurnanya studi kasus ini. 5. Semua...

Page 1: PEMBERIAN TERAPI RELIGIUS :DZIKIR UNTUKPENURUNAN … · demi sempurnanya studi kasus ini. 5. Semua dosen Program Studi DIII Keperawatan STIKes Kusuma Husada ... kanker ginekologi.

PEMBERIAN TERAPI RELIGIUS :DZIKIR UNTUKPENURUNAN

KECEMASAN PADA ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny.X

DENGAN PRE OPERATIF KANKER SERVIKS DI RUANG

MAWAR 1 RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA

Karya Tulis Ilmiah

Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan

Dalam Menyelesaikan Program Diploma III Keperawatan

DI SUSUN OLEH:

NIA SUGIARTI

NIM. P.13 100

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA

SURAKARTA

2016

Page 2: PEMBERIAN TERAPI RELIGIUS :DZIKIR UNTUKPENURUNAN … · demi sempurnanya studi kasus ini. 5. Semua dosen Program Studi DIII Keperawatan STIKes Kusuma Husada ... kanker ginekologi.

i

PEMBERIAN TERAPI RELIGIUS :DZIKIR UNTUKPENURUNAN

KECEMASAN PADA ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny.X

DENGAN PRE OPERATIF KANKER SERVIKS DI RUANG

MAWAR 1 RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA

KaryaTulisIlmiah

UntukMemenuhi Salah SatuPersyaratan

DalamMenyelesaikan Program Diploma III Keperawatan

DI SUSUN OLEH:

NIA SUGIARTI

NIM. P.13 100

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA

SURAKARTA

2016

Page 3: PEMBERIAN TERAPI RELIGIUS :DZIKIR UNTUKPENURUNAN … · demi sempurnanya studi kasus ini. 5. Semua dosen Program Studi DIII Keperawatan STIKes Kusuma Husada ... kanker ginekologi.

ii

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertandatangan di bawah ini :

Nama : NIA SUGIARTI

NIM : P.13100

Program Studi : DIII Keperawatan

Judul Karya Ilmiah : Pemberian Terapi Religius :Dzikir Untuk Penurunan

Kecemasan Pada Ny.X Dengan Kanker Serviks

Diruang Mawar 1 RSUD Dr.Moewardi Surakarta.

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa Tugas Akhir yang saya tulis ini benar-

benar hasil karya saya sendiri, bukan merupakan pengambilan tulisan atau pikiran

orang lain yang saya akui sebagai tulisan atau pikiran saya sendiri.

Apabila dikemudian hari dapat dibuktikan bahwa Tugas Akhir ini adalah hasil

jiplakan, maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut sesuai

dengan ketentuan akademik yang berlaku.

Surakarta, 19 Desember 2015

Yang Membuat Pernyataan

NIA SUGIARTI

NIM. P.13100

Page 4: PEMBERIAN TERAPI RELIGIUS :DZIKIR UNTUKPENURUNAN … · demi sempurnanya studi kasus ini. 5. Semua dosen Program Studi DIII Keperawatan STIKes Kusuma Husada ... kanker ginekologi.

iii

HALAMAN PENGESAHAN

Karya tulis ini diajukan oleh :

Nama : NIA SUGIARTI

NIM : P.13100

Progam Studi : D III KEPERAWATAN

Judul : Pemberian Terapi Religius :Dzikir Untuk Penurunan Kecemasan

pada Asuhan Keperawatan pada Ny.X Dengan Kanker Serviks

diRuang Mawar 1 RSUD Dr.Moewardi Surakarta.

Telah diujikan dan dipertahankan dihadapan Dewan Penguji Karya Tulis Ilmiah

Prodi DIII Keperawatan STIKes Kusuma Husada Surakarta

Ditetapkan : Surakarta

Hari/Tanggal :Selasa, 31 Mei 2016

DEWAN PENGUJI

Pembimbing : Ns. Atiek Murhayati, M.Kep ( )

NIK. 200680021

Penguji I : Ns. Meri Oktariani,M.Kep ( )

NIK. 200981037

Penguji II : Ns. Atiek Murhayati, M.Kep ( )

NIK. 200680021

Mengetahui,

Ketua Program Studi DIII Keperawatan

STIKES Kusuma Husada Surakarta

Ns. Meri Oktariani, M.Kep

NIK. 200981037

Page 5: PEMBERIAN TERAPI RELIGIUS :DZIKIR UNTUKPENURUNAN … · demi sempurnanya studi kasus ini. 5. Semua dosen Program Studi DIII Keperawatan STIKes Kusuma Husada ... kanker ginekologi.

iv

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa karena

berkat, rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya

Tulis Imiah dengan judul “ Pemberian Terapi Religius :Dzikir Untuk Penurunan

Kecemasan Pada Asuhan Keperawatan Ny.X dengan Pre Operatif Kanker Serviks

di Ruang Mawar 1 Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Moewardi Surakarta”

Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini penulis banyak mendapat

bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini

penulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya

kepada yang terhormat :

1. Ns. Wahyu Rima Agustin, M.Kep, selaku Ketua STIKes Kusuma Husada

Surakarta yang telah memberikan kesempatan untuk menimba ilmu di

STIKes Kusuma Husada Surakarta.

2. Ns. Meri Oktariani M.Kep, selaku Ketua Program Studi DIII Keperawatan

sekaligus dosen penguji yang telah membimbing dengan cermat, memberikan

masukan-masukan, inspirasi, perasaan nyaman dalam bimbingan serta

memberikan kesempatan untuk dapat menimba ilmu di STIKes Kusuma

Husada Surakarta.

3. Ns. Alfyana Nadya R. M.Kep, selaku Sekretaris Program Studi DIII

Keperawatan yang telah memberikan kesempatan dan arahan untuk dapat

menimba ilmu di STIKes Kusuma Husada Surakarta.

4. Ns. Atiek Murhayati M.Kep, selaku dosen membimbing sekaligus sebagai

penguji yang telah membimbing dengan cermat, memberikan masukan-

Page 6: PEMBERIAN TERAPI RELIGIUS :DZIKIR UNTUKPENURUNAN … · demi sempurnanya studi kasus ini. 5. Semua dosen Program Studi DIII Keperawatan STIKes Kusuma Husada ... kanker ginekologi.

v

masukan, inspirasi, perasaan nyama dalam bimbingan serta memfasilitasi

demi sempurnanya studi kasus ini.

5. Semua dosen Program Studi DIII Keperawatan STIKes Kusuma Husada

Surakarta yang telah memberikan bimbingan dengan sabar dan wawasannya

serta ilmu yang bermanfaat.

6. Kedua orangtuaku, yang selalu menjadi inspirasi dan memberikan semangat

untuk menyelesaikan pendidikan.

7. Teman-teman Mahasiswa Program Studi DIII Keperawatan STIKes Kusuma

Husada Surakarta dan berbagai pihak yang tidak dapat disebutkan satu-

persatu, yang telah memberikan dukungan moril dan spiritual.

Semoga laporan studi kasus ini bermanfaat untuk perkembangan ilmu

keperawatan dan kesehatan. Amin.

Surakarta,

Penulis

Page 7: PEMBERIAN TERAPI RELIGIUS :DZIKIR UNTUKPENURUNAN … · demi sempurnanya studi kasus ini. 5. Semua dosen Program Studi DIII Keperawatan STIKes Kusuma Husada ... kanker ginekologi.

vi

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL .............................................................................................. i

PERNYATAAN TIDAK PLAGIATISME ......................................................... ii

LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................. iii

KATA PENGANTAR .......................................................................................... iv

DAFTAR ISI ......................................................................................................... vi

DAFTAR TABEL .............................................................................................. viii

DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ ix

DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................................... x

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ...................................................................................... 1

B. Tujuan Penulisan .................................................................................... 6

C. Manfaat Penelitian ................................................................................. 7

BAB II PEMBAHASAN

A. Tinjauan Teori ...................................................................................... 8

1. Kanker Serviks ..................................................................................... 8

2. Kecemasan ................................................................................... 29

3. Dzikir ........................................................................................... 39

B. Kerangka Teori .................................................................................. 43

BAB III METODE PENYUSUNAN KTI APLIKASI RISET

A. Subjek Aplikasi Riset ........................................................................... 44

B. Tempat dan Waktu ............................................................................... 44

Page 8: PEMBERIAN TERAPI RELIGIUS :DZIKIR UNTUKPENURUNAN … · demi sempurnanya studi kasus ini. 5. Semua dosen Program Studi DIII Keperawatan STIKes Kusuma Husada ... kanker ginekologi.

vii

C. Media dan Alat yang Digunakan.......................................................... 44

D. Prosedur Tindakan Berdasarkan Aplikasi Riset ................................... 44

E. Alat Untuk Evaluasi dari Aplikasi Riset .............................................. 46

BAB IV LAPORAN KASUS

A. Pengkajian ............................................................................................ 49

B. Perumusan Masalah ............................................................................. 56

C. Intervensi Keperawatan ........................................................................ 57

D. Implementasi Keperawatan .................................................................. 59

E. Evaluasi Keperawatan .......................................................................... 65

BAB V PEMBAHASAN

A. Pengkajian ............................................................................................ 68

B. Diagnosa Keperawatan......................................................................... 71

C. Intervensi .............................................................................................. 74

D. Implementasi ........................................................................................ 77

E. Evaluasi ................................................................................................ 79

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan .......................................................................................... 83

B. Saran ..................................................................................................... 86

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Page 9: PEMBERIAN TERAPI RELIGIUS :DZIKIR UNTUKPENURUNAN … · demi sempurnanya studi kasus ini. 5. Semua dosen Program Studi DIII Keperawatan STIKes Kusuma Husada ... kanker ginekologi.

viii

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 3.1 Alat Ukur................................................................................................ 37

Page 10: PEMBERIAN TERAPI RELIGIUS :DZIKIR UNTUKPENURUNAN … · demi sempurnanya studi kasus ini. 5. Semua dosen Program Studi DIII Keperawatan STIKes Kusuma Husada ... kanker ginekologi.

ix

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Rentan respon kecemasan .................................................................. 33

Gambar 2.2 Kerangka teori .................................................................................... 43

Gambar 4.1 Genogram ........................................................................................... 51

Page 11: PEMBERIAN TERAPI RELIGIUS :DZIKIR UNTUKPENURUNAN … · demi sempurnanya studi kasus ini. 5. Semua dosen Program Studi DIII Keperawatan STIKes Kusuma Husada ... kanker ginekologi.

x

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Usulan Judul

Lampiran 2 Surat Pernyataan

Lampiran 3 Log Book

Lampiran 4 Format Pendelegasian Pasien

Lampiran 5 Kuesioner HARS

Lampiran 6 Observasi

Lampiran 7 Asuhan Keperawatan

Lampiran 8 Lembar Konsultasi

Lampiran 9 Jurnal Utama

Lampiran 10 Daftar Riwayat Hidup

Page 12: PEMBERIAN TERAPI RELIGIUS :DZIKIR UNTUKPENURUNAN … · demi sempurnanya studi kasus ini. 5. Semua dosen Program Studi DIII Keperawatan STIKes Kusuma Husada ... kanker ginekologi.

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kanker serviks merupakan jenis kanker terbanyak kedua pada wanita

dan menjadi penyebab lebih dari 250.000 kematian pada tahun 2005. Kurang

lebih 80% kematian tersebut terjadi dinegara berkembang. Tanpa

penatalaksanaan yang adekuat, diperkirakan kematian akibat kanker serviks

meningkat 25% dalam 10 tahun mendatang (Rasjidi, 2009).

Diperkirakan terdapat 10.370 kasus baru kanker serviks invasif yang

didiagnosa di Amerika Serikat pada tahun 2005. Pada tahun yang sama, 3.170

pasien diperkirakan meninggal akibat kanker serviks. Jumlah ini mendekati

1,3% dari kematian akibat kanker pada wanita dan 13% dari kematian akibat

kanker ginekologi. Kanker serviks merupakan penyebab kematian akibat

kanker tertinggi setelah kanker payudara (Rasjidi, 2009).

Total jumlah wanita yang didiagnosa kanker serviks di Amerika Serikat

pada tahun 1999 adalah 12.900 dengan kematian yang berkaitan dengan kanker

sejumlah 4.400, sedangkan jumlah wanita yang mengidap kanker serviks di

seluruh dunia sekitar 471.000. Di banyak negara berkembang, kanker serviks

merupkan penyebab kematian yang paling umum di usia reproduksi (Rasjidi,

2009).

Menurut WHO (2005), terdapat 490.000 perempuan di dunia terkena

kanker serviks pada setiap tahunnya. Sebesar 80% diantaranya beradadi

Page 13: PEMBERIAN TERAPI RELIGIUS :DZIKIR UNTUKPENURUNAN … · demi sempurnanya studi kasus ini. 5. Semua dosen Program Studi DIII Keperawatan STIKes Kusuma Husada ... kanker ginekologi.

2

negara-negara berkembang, salah satunya adalah Indonesia. Setiap satu menit

muncul kasus baru dan tiap dua menit terdapat satu orang meningal akibat

kanker serviks. Jadi kanker serviks adalah jenis kanker yang sering menyerang

wanita.

Kanker leher rahim merupakan jenis kanker yang paling banyak di

Indonesia. Bahkan, Indonesia merupakan negara kedua di dunia setelah Cina

yang mengidap kanker leher rahim terbanyak. Padahal kanker ini termudah

dideteksi secara dini dan bisa dicegah atau diobati sebelum berkembang lebih

lanjut (Ghofar, 2009).

Hampir semua (99%) kanker leher rahim disebabkan oleh infeksi

human papilloma virus (HPV). Diperkirakan tiga per empat dari jumlah orang

yang pernah melakukan hubungan seks, laki-laki maupun perempuan,

mengalaminya (Ghofar, 2009).

Yang menyebabkan kanker adalah human papilloma virus (HPV)

genetalia tipe 16, 18, 31, 35, 39, 45, 51, 52, dan 58. Lebih dari 70% kanker

leher rahim disebabkan oleh HPV tipe 16 dan 18. Selain menyebabkan kanker

leher rahim, HPV juga dapat menyebabkan kanker anus, vagina, vulva, penis,

bahkan kanker kerongkongan (Ghofar, 2009).

Cemas merupakan suatu keadaan emosi tanpa suatu objek yang spesifik

dari individu serta dan tidak dapat diobservasi dan dilihat secara langsung.

Cemas bebeda dengan rasa takut, karakteristik rasa takut adalah adanya suatu

objek sumber yang spesifik dan dapat diidentifikasi serta dapat dijelaskan oleh

individu sedangkan kecemasan diartikan sebagai suatu kebinggungan,

Page 14: PEMBERIAN TERAPI RELIGIUS :DZIKIR UNTUKPENURUNAN … · demi sempurnanya studi kasus ini. 5. Semua dosen Program Studi DIII Keperawatan STIKes Kusuma Husada ... kanker ginekologi.

3

kekhawatiran pada sesuatu yang akan terjadi dengan penyebab dan

dihubungkan dengan perasaan tidak tertentu dan tidak berdaya. Sebagai contoh

kekhawatiran menghadapi operasi, kekhawatiran terhadap anestesi/kebiusan

dan lain-lain (Suliswati, 2005).

Kecemasan merupakan respon individu terhadap suatu keadaan yang

tidak menyenangkan dan dialami oleh semua makhluk hidup dalam kehidupan

sehari-hari. Kecemasan merupakan pengalaman subjektif dari individu dan

tidak dapat diobservasi secara langsung serta merupakan suatu keadaan emosi

tanpa objek yang spesifik. Kecemasan adalah kebingungan, kekhawatiran pada

sesuatu yang akan terjadi dengan penyebab yang tidak jelas dan dihubungkan

dengan perasaan tidak menentu da tidak berdaya (Suliswati, 2005).

Sebelum dilakukan operasi terdapat masalah kecemasan yang

merupakan reaksi emosional pasien yang sering muncul. Hal ini sebagai respon

antisipasi pasien terhadap suatu pengalaman yang dianggap sebagai suatu

ancaman terhadap peran dalam kehidupan pasien, integritas tubuh dan bahkan

kehidupannya (Brunner &Suddarth, 2002). Ditingkatkannya pemberian mutu

pelayanan kesehatan terutama dalam pemberian asuhan keperawatan pada

aspek spiritual merupakan upaya untuk menurunkan tingkat kecemsan pada

penderita di rumah sakit.

Perawat sebagai tenaga kesehatan di rumah sakit memiliki peran yang

sangat penting dalam membantu klien mengatasi kecemasannya, sehingga

perlu adanya pelayanan keperawatan yang berkualitas termasuk didalamnya.

Salah satu metode untuk mnurunkan kecemasan adalah menggunakan dzikir.

Page 15: PEMBERIAN TERAPI RELIGIUS :DZIKIR UNTUKPENURUNAN … · demi sempurnanya studi kasus ini. 5. Semua dosen Program Studi DIII Keperawatan STIKes Kusuma Husada ... kanker ginekologi.

4

Menurut Saleh (2010), dzikir merupakan mengkonsentrasikan diri pada satu

makna (di dalam hati) yang tidak tersusun dari rangkaian huruf dan suara.

Hasil penelitian Human (2014), menyatakan bahwa dzikir efektif untuk

menurunkan tingkat kecemasan.

Doa kesembuhan adalah pernyataan sikap ketika berbicara kepada

Tuhan dengan bersuara ataupun mengucapkan dalam hati meminta

kesembuhan. Ketika berdoa akan menimbulkan rasa percaya diri, rasa

optimisme (harapan kesembuhan), mendatangkan ketenangan, damai, dan

merasakan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa sehingga mengakibatkan

rangsangan ke hipotalamus untuk menurunkan produksi CRF (Corticotropin

Releasing Factor ). CRF ini selanjutnya akan merangsang kelenjar pituitary

anterior untuk menurunkan produksi ACTH (Adreno Cortico Tropin Hormon).

Hormon ini yang akan merangsang kortek adrenal untuk menurunkan sekresi

kortisol. Kortisol ini yang akan mnekan sistem imun tubuh sehingga

mengurangi tingkat kecemasan (Rosalind, 2001).

Dzikir merupakan suatu perbuatan mengingat, menyebut, mengerti,

menjaga dalam bentuk ucapan-ucapan lisan, gerakan hati atau gerakan anggota

badan yang mengandung arti pujian, rasa syukur dan do’a dengan cara-cara

yang diajarkan oleh Allah dan Rasul-Nya, untuk memperoleh ketentraman

batin, atau mendekatkan diri (taqarrub) kepada Allah, dan agar memperoleh

keselamatan serta terhindar dari siksa Allah (Suhaimie, 2005). Abu Hurairah

Radhiyallahu Anhu berkata “Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam

bersabda, “mengucapkan “Subhanallah”, “Alhamdullillah”, “Laa ilaha

Page 16: PEMBERIAN TERAPI RELIGIUS :DZIKIR UNTUKPENURUNAN … · demi sempurnanya studi kasus ini. 5. Semua dosen Program Studi DIII Keperawatan STIKes Kusuma Husada ... kanker ginekologi.

5

IIIallah”, “Allahu Akbar”, lebih aku sukai dari semua yang terkena sinar

matahiari” (Bayumi, 2005).

Hasil studi pendahuluan di RSUD Dr.Moewardi Surakarta ruang

Mawar 1, penulis memperoleh data hasil wawancara dengan salah satu perawat

bahwa mayoritas klien yang akan menjalankan operasi mengalami cemas.

Kejadian kanker serviks pada bulan Desember 2015 sebanyak 32 kejadian

karena menjadi rumah sakit rujukan. Penerapan terapi religius :dzikir ini belum

pernah diterapkan oleh rumah sakit. Penanganan cemas untuk klien kanker

serviks sendiri biasanya dibantu oleh keluarganya sendiri.

Berdasarkan latar belakang tersebut penulis tertarik untuk melakukan

pengelolahan kasus asuhan keperawatan yang ditunjukan dalam penulisan

karya tulis ilmiah dengan judul “Pemberian Terapi Religius :Dzikir Untuk

Penurunan Kecemasan Pada Asuhan Keperawatan Ny.X Dengan Pre Operatif

Kanker Serviks Diruang Mawar 1 RSUD Dr.Moewardi Surakarta”

Page 17: PEMBERIAN TERAPI RELIGIUS :DZIKIR UNTUKPENURUNAN … · demi sempurnanya studi kasus ini. 5. Semua dosen Program Studi DIII Keperawatan STIKes Kusuma Husada ... kanker ginekologi.

6

B. Tujuan Penulisan

1. Tujuan umum

Mengaplikasikan terapi religius :dzikir untuk penurunan

kecemasan pada Ny.X dengan pre operatif kanker serviks diruang Mawar

1 RSUD Dr.Moewardi Surakarta.

2. Tujuan khusus

a) Penulis mampu melakukan pengkajian pasien pre operatif kanker

serviks

b) Penulis mampu merumuskan diagnosa keperawatan pada pasien pre

operatif kanker serviks

c) Penulis mampu menyusun intervensi pada pasien pre operatif kanker

serviks

d) Penulis mampu melakukan implementasi pada pasien pre operatif

kanker servik

e) Penulis mampu melakukan evaluasi pada pasien pre operatif kanker

serviks

f) Penulis mampu menganalisa hasil pengaruh dzikir terhadap penurunan

tingkat kecemasan pada pasien pre operatif kankers serviks

Page 18: PEMBERIAN TERAPI RELIGIUS :DZIKIR UNTUKPENURUNAN … · demi sempurnanya studi kasus ini. 5. Semua dosen Program Studi DIII Keperawatan STIKes Kusuma Husada ... kanker ginekologi.

7

C. Manfaat Penulisan

1. Manfaat bagi Institusi

Sebagai bahan acuhan dalam kegiatan proses belajar dan bahan

pustaka tentang asuhan keperawatan pada pasien dengan pengaruh dzikir

terhadap penurunan tingkat kecemasan pada pasien pre operatif kanker

serviks.

2. Bagi pembaca umumnya

Memberikan pengertian, pengetahuan, dan pengambilan keputusan

yang tepat kepada pembaca. Khususnya dalam menyikapi dan mengatasi

masalah pada pasien pengaruh dzikir terhadap penurunan tingkat

kecemasan pada pasien pre operatif kanker serviks.

3. Bagi Rumah Sakit

Sebagai bahan masukan dalam pemberian pelayanan kesehatan

berkaitan dengan masalah keperawatan pada pasien dengan pengaruh

dzikir terhadap penurunan tingkat kecemasan pada pasien pre operatif

kanker serviks.

4. Bagi penulis

Untuk memperoleh wawasan serta menambah pengetahuan tentang

asuhan keperawatan tentang pegaruh dzikir terhadap penurunan tingkat

kcemasan pasien pre opeatif kanker serviks beserta penatalaksanaan secra

Smedis dan konsep keperawatan, sehingga dapat dijadikan sumber ilmu

dan wawasan oleh penulis.

Page 19: PEMBERIAN TERAPI RELIGIUS :DZIKIR UNTUKPENURUNAN … · demi sempurnanya studi kasus ini. 5. Semua dosen Program Studi DIII Keperawatan STIKes Kusuma Husada ... kanker ginekologi.

8

BAB II

TINJAUN PUSTAKA

A. Kanker Serviks

1. Konsep Penyakit

a. Definisi

Kanker adalah pertumbuhan sel yang tidak normal atau terus-

menerus dan tak terkendali, dapat merusak jaringan sekitarnya serta

dapat menjalar ketempat yang lebih jauh dari asalya yang disebut

metastasis (DepKes RI, 2009). Kanker serviks adalah keganasan yang

terjadi berasal dari sel leher rahim (DepKes RI, 2009).

Kanker serviks adalah kanker yang bermula dari serviks uteri.

Serviks adalah pintu rahim. Rahim adalah rongga yang berbentuk

seperti buah alpukat dimana bayi tumbuh selama kehamilan. Kanker

serviks adalah suatu proses keganasan yang terjadi pada serviks,

dimana terdapat kelompok abnormal yang terbentuk oleh sel-sel

jaringan disekitarnya tidak dapat berfungsi sebagaimana mestinya

(Lukman dan Sorensen, 2009).

Kanker serviks merupakan sel-sel kanker yang menyerag bagian

Squamosa Columnar Junction (SCJ) (Prince ,2005).

Kanker leher rahim adalah kanker kanker primer yang terjadi pada

jaringan leher rahimatau serviks. Sementara lesi prakanker adalah

kelainan pada epitel serviks akibat perubahan sel-sel epitel, namun

kelainannya belum menembus lapisan basal (Andrijono, 2007).

Page 20: PEMBERIAN TERAPI RELIGIUS :DZIKIR UNTUKPENURUNAN … · demi sempurnanya studi kasus ini. 5. Semua dosen Program Studi DIII Keperawatan STIKes Kusuma Husada ... kanker ginekologi.

9

Kanker serviks adalah tumor ganas yang tumbuh didalam leher

rahim atau serviks (bagian terendah dari rahim yang menempel pada

puncak vagina). Kanker serviks biasanya menyerang wanita berusia

35-55 tahun (Nanda, 2007).

b. Etiologi

Kanker serviks terjadi jika sel-sel serviks menjadi abdominal dan

membelah secara tidak terkendali, jika sel-sel kanker terus membelah,

maka akan terbentuk suatu masa jaringan yang disebut tumor yang

brsifat jinak atau ganas, jika tumor itu ganas maka keadaannya disebut

kanker serviks.

Penyebab terjadinya kelainan sel-sel serviks tidak diketahui secara

pasti, tetapi beberapa faktor resiko yang berpengaruh terhadap

terjadinya kanker serviks adalah :

1) HPV (Human Papilloma Virus)

HPV adalah virus penyebab kutil genetalis (Kandiloma

Akuminata) yang ditularkan melalui hubungan seksual. Varian

yang sangat berbahaya adalah PHV tipe 16, 18.

a) Timbulnya keganasan pada binatang yang diidikasi dengan

virus papilloma.

b) Dalam pengamatan terlihat adanya perkembangan menjadi

karsinoma pada kondilom akuminata.

c) Pada penelitian 45 dan 56. Keterlibatan HPV pada kejadian

kanker dilandasi oleh beberapa faktor yaitu, epidemiologic

Page 21: PEMBERIAN TERAPI RELIGIUS :DZIKIR UNTUKPENURUNAN … · demi sempurnanya studi kasus ini. 5. Semua dosen Program Studi DIII Keperawatan STIKes Kusuma Husada ... kanker ginekologi.

10

infeksi HPV ditemukan angka kejadian kanker serviks yang

meningkat.

2) Merokok

Pada wanita perokok konsetrasi nikoti pada getah serviks

56 kali lebih tinggi dibandingkan didalam serum, efek langsung

bahan tersebut pada serviks adalah menurunkan status imun

lokal sehingga dapat menjadi kokarsinogen infeksi virus.

3) Hubungan seksual pertama dilakukan pada usia dini (kurang

dari 18 tahun).

4) Berganti-ganti pasangan seksual.

5) Suami atau pasangan seksualnya melakukan hubungan seksual

pertama pada usia 18 tahun, berganti-ganti pasanagan dan

pernah menikah dengan wanita yang menderita kanker serviks.

6) Pemakaian DES (Diethilstilbestrol ) pada wanita hamil untuk

mencegah keguguran.

7) Pemakaian pil KB

Kontrasepsi oral yang dipakai dalam jangka panjang yaitu

lebih dari lima tahun dapat meningkatan resiko relatif 1,53 kali.

WHO melaporkan resiko relative pada pemakaian kontrasepsi

oral sebesar 1,19 kali dan meningkat sesuai dengan lamanya

pemakaian.

8) Infeksi herpes genetalis atau infeksi klamedia menahun.

9) Golongan ekonomi lemah

Page 22: PEMBERIAN TERAPI RELIGIUS :DZIKIR UNTUKPENURUNAN … · demi sempurnanya studi kasus ini. 5. Semua dosen Program Studi DIII Keperawatan STIKes Kusuma Husada ... kanker ginekologi.

11

Dikaitkan dengan ketidakmampuan dalam melakukan test pap smer

secara rutin dan pendidikan yang rendah (Dr Iman Rasjidi, 2010).

c. Manifestasi Klinis

Menurut Dr Rama Diananda (2009) ,manifestasi klinis yang

muncul antara lain :

1) Keputihan yang makin lama makin berbau akibat infeksi dan

nekrosis jaringan.

2) Perdarahan yang dialami segera setelah seggama (75-80%)

3) Perdarahan yang terjadi diluar seggama.

4) Perdarahan spontan saat defekasi.

5) Perdarahan diantara haid.

6) Rasa berat dibawah dan rasa kering divagina.

7) Anemia akibat perdarahan berulang.

8) Rasa nyeri akibat inflamasi sel tumor ke serabut syaraf

d. Patofisiologi

Dari beberapa faktor yang menyebabakan timbulnya kanker

sehingga menimbulkan gejala atau semacan keluhan dan kemudian sel-

sel yang mengalami mutasi dapat berkembang menjadi sel displasia.

Apabila sel karsinoma telah mendesak pada jaringan syaraf akan

timbul masalah keperawatan nyeri. Pada stadium tertentu sel

karsinoma dapat mengganggu kerja sistem urinaria menyebabkan

hidroureter atau hidrinefrosis yang menimbulkan masalah

keperawatan resiko penyebarab infeksi. Keputihan yang berlebihan

Page 23: PEMBERIAN TERAPI RELIGIUS :DZIKIR UNTUKPENURUNAN … · demi sempurnanya studi kasus ini. 5. Semua dosen Program Studi DIII Keperawatan STIKes Kusuma Husada ... kanker ginekologi.

12

dan berbau busuk biasanya menjadi keluhan juga, karena mengganggu

pola seksual pasien dan dapat diambil masalah keperawatan gangguan

pola seksual. Gejala dari kanker serviks stadium lanjut diantaranya

anemia hipovolemik yang menyebabakan kelemahan dana kelebihan

sehingga timbul masalah keperawatan gangguan nutrisi kurang dari

kebutuhan tubuh.

Pada pengobatan kanker leher rahim sendiri akan mengalami

beberapa efek samping antara lain mual, muntah, sulit menelan, bagi

saluran pencernaan terjadi diare gastritis, sulit membuka mulut,

sariawan, penurunan nafsu makan (biasa terdapat pada terapi eksternal

radiasi). Efek samping tersebut menimbulkn masalah keperawatan

nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh. Sedangkan efek sampimg dari

radiasi bagi kulit yaitu menyebabakan kulit merah dan kering sehingga

akan timbul masalah resiko tinggi kerusaan integritas kulit. Semua tadi

berdampak buruk bagi tubuh yang menyebabkan kelemahan sehingga

daya tahan tubuh berkurang dan resiko injuri pun akan muncul.

Tidak sedikit pula pasien dengan diagnosa positif kanker serviks

ini merasa cemas akan penyakit yang dideritanya. Kecemasan tersebut

bisa dikarenakan kurangnya pengetahuan tentang penyakit, ancaman

status kesehatan dan mitos dimasyarakat bahwa kanker tidak dapat

diobati dan selalu dihubungkan dengan kematian (Price, syivia

anderson, 2005).

Page 24: PEMBERIAN TERAPI RELIGIUS :DZIKIR UNTUKPENURUNAN … · demi sempurnanya studi kasus ini. 5. Semua dosen Program Studi DIII Keperawatan STIKes Kusuma Husada ... kanker ginekologi.

13

e. Komplikasi

Pada lesi prakanker, mungkin akan menyebabkan kegagalan fungsi

reproduksi karena komplikasi pengobatan lesi prakanker. Pada kanker

serviks stadium awal akan menyebabkan kegagalan fungsi reproduksi

khususnya pada penderita usia muda karena pengobatan pembedahan

atau radiasi.

Kanker serviks stadium lanjut ataupun kanker serviks yang tumbuh

lagi setelah pengobatan dapat menyebabkan kematian pada

penderitanya karena kegagalan pengobatan. Pada stadium lanjut,

kanker dapat menyebar keberbagai organ lainnya sehingga dapat

menyebabkan gangguan fungsi berbagai organ seperti, ginjal, paru-

paru, hati dan organ lainnya (Hartati Nurwijaya, dkk ,2010).

f. Penatalaksanaan

1) Penatalaksanaan Medis

Pengobatan pada stadium awal, dapat dilakukan operasi

sedangkan stadium lanjut hanya dengan pengobatan dan

penyinaran. Tolak ukur keberhasilan pengobatan yang biasa

digunakan adalah angka harapan hidup 5 tahun. Harapan hidup 5

tahun sangat tergantung dari stadium atau derajatnya beberapa

peneiti menyebutkan bahwa angka harapan hidup untuk kanker

leher rahim akan menurun dengan stadium yang lebih lanjut. Pada

penderita kanker leher rahim ini juga mendapatkan sitistatika dan

ginekologi.

Page 25: PEMBERIAN TERAPI RELIGIUS :DZIKIR UNTUKPENURUNAN … · demi sempurnanya studi kasus ini. 5. Semua dosen Program Studi DIII Keperawatan STIKes Kusuma Husada ... kanker ginekologi.

14

Penggolongan obat sitostatika antara lain :

a) Golongan yang terdiri atas obat-obatan yang mematikan

semua sel pada siklus termasuk obat-obatan non spesifik.

b) Golongan obat-obatan yang memastikan pada fase tertentu

dari mana proliferasi termasuk obat fase spesifik.

c) Golongan obat yang merusak sel akan tetapi pengaruh

proliferasi sel lebih besar, termasuk obat-obatan siklus

spesifik.

2) Penatalaksanaan Keperawatan

Dalam lingkar perawatan meliputi sebelum pengobatan terapi

radiasi eksternal antara lain kuatkan penjelasan tentang perawatan

yang digunakan untuk prosedur. Selama terapi yaitu memilih kulit

yang baik dengan menganjurkan menghindari sabun, kosmetik, dan

deodorant. Pertahankan kekuatan kulit dalam perawatan post

pengobatan antara lain hindari infeksi, laporkan tanda-tanda

infeksi, monitor intake cairan, beri tahu efek radiasi persisten 10-

14 hari sesudah pengobatan, dan melakukan perawatan kulit dan

mulut.

Dalam terapi radiasi internal yang perlu dipertimbangkan

dalam perawatan umum adalah teknik isolasi da membatasi

aktivitas, sedangkan dalam perawatan pre insersi antara lain

menurunkan kebutuhan untuk enema atau buang air besar selama

beberapa hari, memasang kateter sesuai indikasi, latihan nafas

Page 26: PEMBERIAN TERAPI RELIGIUS :DZIKIR UNTUKPENURUNAN … · demi sempurnanya studi kasus ini. 5. Semua dosen Program Studi DIII Keperawatan STIKes Kusuma Husada ... kanker ginekologi.

15

panjang dan latihan rom serta jelaskan pada keluarga tentang

pembatasan pengunjung. Selama terapi radiasi perawatannya yaitu

monitor tanda-tanda vital setiap 4 jam. Memberikan posisi semi

fowler, berikan makanan berserat dan cairan parenteral sampai

300ml dan memberikan support mental. Perawatan post

pengobatan antara lain menghindari komplikasi post pengobatan

(tromboplebitis, emboli pulmonal dan pneumonia), monitor intake

dan output cairan (Bambang sarwiji, 2011).

g. Pemeriksaan diagnostik

1) Sitologi

Pemeriksaan ini yang dikenal sebagai tes papanicolaous (tes

PAP) sangat bermanfaat untuk mendeteksi lesi secara dini, tingkat

ketelitiannya melebihi 90% bila dilakukan dengan baik. Sitologi

adalah cara Skrining sel-sel serviks yang tampak sehat dan tanpa

gejala untuk kemudian diseleksi. Kanker hanya dapat didiagnosa

secara holistik.

2) Kolposkopi

Kolposkopi adalah pemeriksaan dengan menggunakan

kolposkopi, satu alat yang dapat disamakan dengan sebuah

mikroskop bertenaga rendah dengan sumber cahaya didalamnya

(pembesaran 6-40 kali). Kalau pemeriksaan sitologi melalui

perubahan morfologi sel-sel yang mengalami eksfoliasi, maka

kolposkopi menilai perubahan pola epitel dan vascular servik yang

Page 27: PEMBERIAN TERAPI RELIGIUS :DZIKIR UNTUKPENURUNAN … · demi sempurnanya studi kasus ini. 5. Semua dosen Program Studi DIII Keperawatan STIKes Kusuma Husada ... kanker ginekologi.

16

mencermikan perubahan biokimia dan perubahan metabolik yang

terjadi dijaringan serviks.

3) Biopsi

Biopsi dilakukan didaerah abnormal jika SSP (sistem syaraf

pusat) terlihat seluruhnya dengan kolposkopi. Jika SSP tidak

terlihat seluruhnya atau hanya terlihat sebagian kelainan formalin

10%.

4) Konisasi

Konisasi serviks ialah pengeluaran sebagian jaringan serviks

sedemikian rupa sehingga yang dikeluarkan berbentuk kerucut

(konus),dengan kanalis servikalis sebagai sumbu kerucut. Untuk

tujuan diagnostik, tindakan konisasi selalu dilanjutkan dengan

kuretase. Batas jaringan yang dikeluarkan ditentukan dengan

pemeriksaan kolposkopi. Jika karena suatu hal pemeriksaan

kolposkopi tidak dapat dilakukan, dapat dilakukan tes Schiller.

Pada tes ini digunakan pewarnaan dengan larutan lugol (yodium

5g, kalium yodida 10g, air 100ml) dan eksisi dilakukan diluar

daerah dengan tes positif (daerah yang tidak berwarna oleh larutan

lugol). Konikasi diagnostik dilakukan pada keadaan - keadaan

sebagai berikut :

a) Proses dicurigai berada di endoserviks.

b) Lesi tidak tampak seluruhnya dengan pemeriksaan

kolposkopi.

Page 28: PEMBERIAN TERAPI RELIGIUS :DZIKIR UNTUKPENURUNAN … · demi sempurnanya studi kasus ini. 5. Semua dosen Program Studi DIII Keperawatan STIKes Kusuma Husada ... kanker ginekologi.

17

c) Diagnostik mikroinvasi ditegakkan atas dasar specimen

biopsy (Sulaiman , 2006 ).

h. Stadium Karsinoma Serviks

Klasifikasi internasional tentang karsinoma serviks : Tingkat

kriteria

Tahap O : Kanker insitu, kanker terbatas pada lapisan epitel, tidak

terdapat bukti invasi.

Tahap I : Karsinoma yang benar - benar berada dalam serviks.

Proses terbatas pada serviks walaupun ada perluasan ke

korpus uteri.

Tahap Ia : Karsinoma mikroinvasif, bila membran basalis sudah

rusak dan sel tumor sudah memasuki stoma lebih dari 1

mm, sel tumor tidak terdapat pada pembuluh limfa atau

pembuluh darah.

Tahap Ib : Secara klinis sudah diduga adanya tumor yang

histologik menunjukkan invasi serviks uteri.

Tahap II : Kanker vagina, lesi telah menyebar diluar serviks

hingga mengenai vagina (bukan sepertiga bagian bawah )

atau area para servikal pada salah satu sisi atau kedua

sisi.

Tahap IIa : Penyebaran hanya perluasan vagina, parametrium

masih bebas dari infiltrate tumor.

Page 29: PEMBERIAN TERAPI RELIGIUS :DZIKIR UNTUKPENURUNAN … · demi sempurnanya studi kasus ini. 5. Semua dosen Program Studi DIII Keperawatan STIKes Kusuma Husada ... kanker ginekologi.

18

Tahap IIb : Penyebaran ke parametrium, uni atau bilateral tetapi

belum sampai pada dinding panggul.

Tahap III : Kanker mengenai sepertiga bagian bawah vagina atau

telah meluas kesalah satu atau kedua dinding panggul.

Penyakit nodus limfe yang teraba tidak merata pada

dinding panggul. Urogram IV menunjukkan salah satu

atau kedua ureter tersumbat oleh tumor.

Tahap IIIa : Penyebaran sampai pada sepertiga bagian distal vagina,

sedang ke parametrium tidak dipersoalkan.

Tahap IIIb : Penyebaran sudah sampai pada dinding panggul, tidak

ditemukan daerah bebas infiltrasi antara tumor dengan

dinding panggul ( frozen pelvic ) atau proses pada

ingkatan klinik I dan II, tetapi sudah ada gangguan faal

ginjal.

Tahap IV : Proses keganasan telah keluar dari panggul kecil dan

melibatkan mukosa rektum dan atau kandung kemih

(dibuktikan secara histologik ) atau telah terjadi

metastasis keluar paanggul atau ketempat - tempat yang

jauh.

Tahap IVa : Proses sudah keluar dari panggul kecil, atau sudah

menginfiltrasi mukosa rektrum dan atau kandung kemih.

Tahap Ivb : Telah terjadi penyebaran jauh (Dr Imam Rasjidi,

2010).

Page 30: PEMBERIAN TERAPI RELIGIUS :DZIKIR UNTUKPENURUNAN … · demi sempurnanya studi kasus ini. 5. Semua dosen Program Studi DIII Keperawatan STIKes Kusuma Husada ... kanker ginekologi.

19

2. Asuhan Keperawatan

a. Identitas klien

Nama : Ny. X

Umur : 52 tahun

Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

b. Riwayat Kesehatan

1) Keluhan utama

Pasien biasanya datang dengan keluhan nyeri intraservikal

disertai dengan keputihan menyerupai air, berbau, bahkan

perdarahan.

2) Riwayat penyakit sekarang

Biasanya klien dengan stadium awal tidak merasakan keluhan

yang mengganggu, baru pada stdium akhir yaitu stadium 3 dan 4

timbul keluhan seperti : perdarahan, keputihan dan rasa nyeri intra

servikal.

3) Riwayat penyakit dahulu

Data yang perlu dikaji adalah : riwayat abortus, infeksi pasca

abortus, infeksi masa nifas, riwayat operasi kandungan, serta

adanya tumor. Riwayat keluarga yang menderita kanker.

4) Riwayat penyakit keluarga

Perlu ditanyakan apakah dalam keluarga ada yang menderita

penyakit seperti ini atau penyakit menular lainnya.

Page 31: PEMBERIAN TERAPI RELIGIUS :DZIKIR UNTUKPENURUNAN … · demi sempurnanya studi kasus ini. 5. Semua dosen Program Studi DIII Keperawatan STIKes Kusuma Husada ... kanker ginekologi.

20

5) Riwayat psikososial

Dalam pemeliharaan kesehatan dikaji tentang pemeliharaan

gizi dirumah dan bagaimana pengetahuan keluarga tentang

penyakit kanker serviks. Kanker serviks sering dijumpai pada

kelompok sosial ekonomi yang rendah, berkaitan erat dengan

kualitas dan kuantitas makanan atau gizi yang dapat

mempengaruhi imunitas tubuh, serta tingkat personal hygiene

terutama kebersihan dari saluran urogenital.

c. Diagnosa Keperawatan Pre Operatif Kanker Serviks

1) Nyeri berhubungan dengan penekanan sel kanker pada syaraf dan

kematian sel.

Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan nyeri berkurang

atau hilang.

Kriteria :

a) pasien mengatakan nyeri hilang atau berkurang dengan skala

nyeri 0- 3.

b) Ekspresi wajah rileks.

c) Tanda - tanda vital dalam batas normal.

Intervensi

a) Kaji riwayat nyeri, lokasi, frekuensi, durasi, intensitas, dan

skala nyeri.

b) Berikan tindakan kenyamanan dasar: relaksasi, distraksi,

imajinasi,message.

Page 32: PEMBERIAN TERAPI RELIGIUS :DZIKIR UNTUKPENURUNAN … · demi sempurnanya studi kasus ini. 5. Semua dosen Program Studi DIII Keperawatan STIKes Kusuma Husada ... kanker ginekologi.

21

c) Awasi dan pantau TTV.

d) Berikan posisi yang nyaman.

e) Kolaborasi pemberian analgetik.

Rasional :

a) Mengetahui tingkat nyeri pasien dan menentukan tindakan

yangakan dilakukan selanjutnya.

b) Mengurangi rasa nyeri.

c) Mengetahui tanda kegawatan.

d) Memberikan rasa nyaman dan membantu mengurangi nyeri.

e) Mengontrol nyeri maksimum.

2) Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan

dengan mual muntah karena proses eksternal Radiologi .

Tujuan : setelah silakukan tindakan keperawatan status nutrisi

dipertahankan untuk memenuhi kebutuhan tubuh

Kriterian hasil :

a) Pasien menghabiskan makanan yang telah diberikan oleh

petugas.

b) Konjungtiva tidak anemis, sclera tidak ikterik.

c) Berat badan klein normal.

d) Hasil hemoglobin dalam batas normal.

Intervensi

a) Kaji status nutrisi pasien

b) Ukur berat badan setiap hari atau sesuai indikasi.

Page 33: PEMBERIAN TERAPI RELIGIUS :DZIKIR UNTUKPENURUNAN … · demi sempurnanya studi kasus ini. 5. Semua dosen Program Studi DIII Keperawatan STIKes Kusuma Husada ... kanker ginekologi.

22

c) Dorong Pasien untuk makan - makanan tinggi kalori, kaya

proteindan tetap sesuai diit ( Rendah Garam ).

d) Pantau masukan makanan setiap hari.

e) Anjurkan pasien makan sedikit tapi sering.

Rasional :

a) Untuk mengetahui status nutrisi.

b) Memantau peningkatan BB.

c) Kebutuhan jaringan metabolik adequat oleh nutrisi.

d) Identifikasi defisiensi nutrisi.

e) Agar nutrisi terpenuhi.

3) Resiko penyebaran infeksi berhubungan dengan pengeluaran

pervaginam ( darah, keputihan ).

Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan jam pasien tidak

terjadi penyebaran infeksi dan dapat menjaga diri dari infeksi .

Kriteria hasil :

a) Tidak ada tanda - tanda infeksi pada area sekitar serviks

b) Tanda - tanda vital dalam batas normal.

c) Tidak terjadi nasokomial hilang, baik dari perawat ke pasien,

pasienkeluarga, pasien ke pasien lain dan klien ke pengunjung.

d) Tidak timbul tanda - tanda infeksi karena lingkungan yang

buruk

e) Hasil hemoglobin dalam batas normal, dilihat dari leukosit.

Intervensi :

Page 34: PEMBERIAN TERAPI RELIGIUS :DZIKIR UNTUKPENURUNAN … · demi sempurnanya studi kasus ini. 5. Semua dosen Program Studi DIII Keperawatan STIKes Kusuma Husada ... kanker ginekologi.

23

a) Kaji adanya infeksi disekitar area serviks.

b) Tekankan pada pentingnya personal hygiene.

c) Pantau tanda - tanda vital terutama suhu.

d) Berikan perawatan dengan prinsip aseptik dan antisepik.

e) Tempatkan klien pada lingkungan yang terhindar dari infeksi.

f) Koloborasi pemeberian antibiotik.

Rasional :

a) Mengurangi terjadinya infeksi.

b) Agar tidak terjadi penyebaran infeksi.

c) Mencegah terjadinya infeksi.

d) Membantu mempercepat penyembuhan.

e) Mencegah terjadinya infeksi.

4) Cemas berhubungan dengan kurang pengetahuan tentang prosedur

pengobatan.

Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan kecemasan

hilang atau berkurang.

Kriteria hasil :

a) Pasien mengatakan perasaan cemasnya hilang atau berkurang.

b) Terciptanya lingkungan yang aman dan nyaman bagi pasien.

c) Pasien tampak rileks, tampak senang karena mendapat

perhatian.

d) Keluarga atau orang terdekat dapat mengenai dan

mengklarifikasi rasa takut.

Page 35: PEMBERIAN TERAPI RELIGIUS :DZIKIR UNTUKPENURUNAN … · demi sempurnanya studi kasus ini. 5. Semua dosen Program Studi DIII Keperawatan STIKes Kusuma Husada ... kanker ginekologi.

24

e) Pasien mendapat informasi yang akurat, serta prognosis

danpengobatan dan klien mendapat dukungan dari terdekat.

Intervensi :

a) Dorong pasien untuk mengungkapkan pikiran dan

perasaannya.

b) Beri lingkungan terbuka dimana pasien merasa aman

untukmendiskusikan perasaan atau menolak untuk bicara.

c) Pertahankan bentuk sering bicara dengan pasien, bicara

denganmenyentuh klien.

d) Bantu pasien atau orang terdekat dalam mengenali

danmengklarifikasi rasa takut.Beri informasi akurat, konsisten

mengenaiprognosis, pengobatan serta dukungan orang

terdekat.

Rasional :

a) Memberikan kesempatan untuk mengungkapkan ketakutannya.

b) Membantu mengurangi kecemasan.

c) Meningkatkan kepercayaan klien.

d) Meningkatkan kemampuan kontrol cemas.

e) Mengurangi kecemasan.

5) Resiko tinggi kerusakan intergritas kulit berhubungan dengan efek

dari prosedur pengobatan.

Tujuan Setelah dilakukan tindakan keperawatan tidak terjadi

kerusakan intergritas kulit.

Page 36: PEMBERIAN TERAPI RELIGIUS :DZIKIR UNTUKPENURUNAN … · demi sempurnanya studi kasus ini. 5. Semua dosen Program Studi DIII Keperawatan STIKes Kusuma Husada ... kanker ginekologi.

25

Kriteria hasil :

a) Pasien atau keluarga dapat mempertahankan keberhasilan

pengobatan tanpa mengiritasi kulit.

b) Pasien dan keluarga dapat mencegah terjadi infeksi atau

trauma kulit.

c) Pasien keluarga beserta TIM medis dapat meminimalkan

traumapada area terapi radiasi.

d) Pasien, keluarga beserta tim medis dapat menghindari dan

mencegahcedera dermal karena kulit sangat sensitif selama

pengobatan dansetelahnya.

Intervensi :

a) Mandikan dengan air hangat dan sabun ringan.

b) Dorong pasien untuk menghindari menggaruk dan menepuk

kulityang kering dari pada menggaruk.

c) Tinjau protokol perawatan kulit untuk pasien yang mendapat

terapiradiasi.

d) Anjurkan memakai pakaian yang lembut dan longgar pada,

biarkanpasien menghindari penggunaan bra bila ini memberi

tekanan.

Rasional :

a) Mempertahankan kebersihan kulit tanpa mengiritasi kulit.

Page 37: PEMBERIAN TERAPI RELIGIUS :DZIKIR UNTUKPENURUNAN … · demi sempurnanya studi kasus ini. 5. Semua dosen Program Studi DIII Keperawatan STIKes Kusuma Husada ... kanker ginekologi.

26

b) Membantu menghindari trauma kulit.

c) Efek kemerahan dapat terjadi pada terapi radiasi.

d) Meningkatkan sirkulasi dan mencegah tekanan pada kulit.

6) Resiko injuri berhubungan dengan kelemahan dan kelelehan.

Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan tidak terjadi

cedera atau injuri.

Kriteria hasil :

a) Pasien dapat meningkatkan keamanan ambulasi.

b) Pasien mampu menjaga keseimbangan tubuh ketika akan

melakukan aktifitas.

c) Pasien mampu meningkatkan posisi fungsional pada

ektremitas.

Intervensi :

a) Intruksikan dan bantu dalam mobilitas secara tepat.

b) Anjurkan untuk berpegangan tangan atau minta bantuan

padakeluarga dalam melakukan suatu kegiatan.

c) Pertahankan posisi tubuh tepat dengan dukungan alat bantuan.

Rasional :

a) Membantu mengurangi kelelahan.

b) Membantu pasien untuk melakukan kegiatan.

c) Membantu mempercepat penyembuhan.

7) Gangguan pola seksual berhubungan dengan metaplasia penyakit.

Page 38: PEMBERIAN TERAPI RELIGIUS :DZIKIR UNTUKPENURUNAN … · demi sempurnanya studi kasus ini. 5. Semua dosen Program Studi DIII Keperawatan STIKes Kusuma Husada ... kanker ginekologi.

27

Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama pasien

mampu mempertahankan aktifitas seksual pada tingkat yang

diinginkan bila mungkin.

Kriteria hasil :

a) Pasien mampu memahami tentang arti seksualitas, seksualitas

dapat diungkapkan dengan bentuk perhatian yang

diberikanseseorang.

Intervensi :

a) Kaji masalah- masalah perkembangan daya hidup.

b) Catat pemikiran pasien/ orang- orang yang berpengaruh bagi

pasienmengenai seksualitas

c) Evaluasi faktor- faktor budaya dan religius/ nilai dan konflik-

konflikyang muculberikan suasana yang terbuka dalam diskusi

mengenaimasalah seksualitas.

d) Tingkatkan keleluasaan diri bagi pasien dan orang- orang

yangpenting bagi pasien.

Rasional :

a) Faktor- faktor seperti menoupose dan proses penuan remaja

dan dewasa awal yang perlu masukan dalam pertimbangan

mengenaiseksualitas dalam penyakit yang perawatan yang

lama.

Page 39: PEMBERIAN TERAPI RELIGIUS :DZIKIR UNTUKPENURUNAN … · demi sempurnanya studi kasus ini. 5. Semua dosen Program Studi DIII Keperawatan STIKes Kusuma Husada ... kanker ginekologi.

28

b) Untuk memberikan pandangan bahwa keterbatasan

kondisi/lingkungan akan berpengaruh pada kemampuan

seksual tetapimereka takut untuk menanyakan secara lansung.

c) untuk mempengaruhi persepsi pasien terhadap masalah seksual

yangmuncul.

d) Apabila masalah- masalah diidentifikasikan dan di diskusikan

makapemecahan masalah dapat ditemukan

e) Perhatikan penerimaan akan kebutuhan keintiman dan

tingkatkanmakna terhadap pola interaksi yang telah dibina

8) Resti terjadinya syok hipovolemik berhubungan dengan

perdarahan pervaginam.

Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan syokberkurang

atau tidak terjadi syok.

Kriteria hasil :

a) pasien tidak mengalami anemia

b) Tanda - tanda vital stabil.

c) Pasien tidak tampak pucat.

Intervensi :

a) Kaji adanya tanda terjadi syok

b) Observasi KU

c) Observasi TTV

d) Monitor tanda pendarahan

e) Check hemoglobin dan hematokrit

Page 40: PEMBERIAN TERAPI RELIGIUS :DZIKIR UNTUKPENURUNAN … · demi sempurnanya studi kasus ini. 5. Semua dosen Program Studi DIII Keperawatan STIKes Kusuma Husada ... kanker ginekologi.

29

Rasional :

a) Mengetahui adanya penyebab syok

b) Memantau kondisi pasien selama masa perawatan terutama

pada saatterjadi pendarahan sehingga segera diketahui tanda

syok.

c) TTV normal menandakan keadaan umum baik.

d) perdarahan cepat diketahui dapat diatasi sehingga pasien

tidaksampai syok.

e) Untuk mengetahui tingkat kebocoran pembuluh darah yang

dialamipasien sebagai acuan melakukan tindakan lebih

lanjut.(Doengoes, 2005)

3. Kecemasan

a. Definisi

Kecemasan adalah kekhawatiran yang tidak jelas dan menyebar,

yang berkaitan dengan perasaan tidak pasti dan tidak berdaya.

Keadaan ini tidak memiliki objek yang spesifik. Kecemasan dialami

secara subjektif dan dikomunikasikan secara personal. Kecemasan

adalah respon emosional dan merupakan penilaian intelektual

terhadap suatu bahaya (Stuart, 2007). Definisi lain menjelaskan

kecemasan merupakan respon emosi tanpa objek yang spesifik yang

secara subjektif dialami dan dikomunikasikan secara interpersonal.

Kecemasan adalah kebingungan, kekhawatiran pada sesuatu yang

akan terjadi dengan penyebab yang tidak jelas dan dihubungkan

Page 41: PEMBERIAN TERAPI RELIGIUS :DZIKIR UNTUKPENURUNAN … · demi sempurnanya studi kasus ini. 5. Semua dosen Program Studi DIII Keperawatan STIKes Kusuma Husada ... kanker ginekologi.

30

dengan perasaan yang tidak menentu dan tidak berdaya (Suliswati,

2005).

Stuart & Laraia (2005), mengartikan kecemasan sebagai

kekhawatiran yang tidak jelas menyebar dialami pikiran terkait

dengan perasaan ketidakpastian dan ketidakberdayaan, tidak ada objek

yang dapat diidentifikasi sebagai stimulus kecemasan.

b. Faktor-faktor yang mempengaruhu Kecemasan

Faktor yang dapat menjadi pencetus seseorang merasa cemas dapt

berasal dari diri sendiri (faktor internal) maupun dari luar dirinya

(faktor eksternal). Pencetus ansietas menurut Asmadi (2008), dapat

dikelompokkan kedalam dua katagori yaitu :

1) Ancaman terhadap integritas diri, meliputi ketidakmampuan

fisiologis atau gangguan dalam melakukan aktivitas sehari-hari

guna pemenuhan terhadap pemenuhan dasarnya.

2) Ancaman terdapat sistem diri yaitu adanya sesuatu yang dapat

mengancam terhadap identitas diri, harga diri, kehilangan status

atau peran diri, dan hubungan interpersonal.

c. Tingkat Kecemasan

Menurut Peplau (2005), mengidentifikasi ada empat tingkat

kecemasan yang dialami oleh individu yaitu :

1) Tingkat kecemasan ringan, dihubungkan dengan ketegangan

yang dialami sehari-hari. Individu masih waspada serta lapang

persepsinya meluas, menajamkan intra. Dapat memotivasi

Page 42: PEMBERIAN TERAPI RELIGIUS :DZIKIR UNTUKPENURUNAN … · demi sempurnanya studi kasus ini. 5. Semua dosen Program Studi DIII Keperawatan STIKes Kusuma Husada ... kanker ginekologi.

31

individu untuk belajar dan mampu memecahkan masalah secara

efektif dan menghasilkan pertumbuhan dan kreativitas. Pada

tingkat ini, biasanya menimbulkan beberapa respon seperti :

a) Respon fisiologi : sesekali nafas pendek, nadi dan tekanan

darah naik, gejala ringan pada lambung, muka berkerut

dan bibir bergetar.

b) Respon kognitif : lapang persepsi melebar, mampu

menerima rangsangan yang kompleks, konsentrasi pada

masalah, menjelaskan masalah secara efektif.

c) Respon perilaku dan emosi : tidak dapat duduk tenang,

tremor halus pada tangan, suara kadang-kadang tinggi.

2) Tingkat kecemasan sedang, individu terfokus hanya pada

pikiran yang menjadi perhatiannya, terjadi penyempitan lapang

persepsi, masih dapat melakukan sesuatu dengan arahan orang

lain. Pada tingkat ini, biasanya menimbulkan beberapa respon

sepeti :

a) Respon fisiologi : sering nafas pendek, nadi (ekstra

systole) dan tekana darah naik, mulut kering, anorexsia,

diare atau konstipasi, dan gelisah.

b) Respon kognitif : lapang persepsi menyempit, rangsangan

dari luar tidak dapat diterima, berfokus pada apa yang

menjadi perhatian.

Page 43: PEMBERIAN TERAPI RELIGIUS :DZIKIR UNTUKPENURUNAN … · demi sempurnanya studi kasus ini. 5. Semua dosen Program Studi DIII Keperawatan STIKes Kusuma Husada ... kanker ginekologi.

32

c) Respon perilaku dan emosi : gerakan tersentak-sentak

(meremas tangan), bicara banyak dan lebih cepat, susah

tidur, perasaan tidak aman.

3) Tingkat Kecemasan Berat

Kecemasan pada tingkat berat lapangan persepsi individu

sangat sempit. Pusat perhatiannya pada detil yang kecil

(spesifik) dan tidak dapat berfikir tentang hal-hal lain. Seluruh

perilaku dimaksudkan untuk mengurangi kecemasan dan perlu

banyak perintah atau arahan untuk berfokus pada area lain.

Pada tingkat ini, menunjukkan respon seperti :

a) Respon fisiologi : nafas pendek, nadi dan tekanan darah

naik, berkeringat dan sakit kepala, penglihatan kabur,

ketegangan.

b) Respon kognitif : lapang persepsi sangat sempit, tidak

mampu menyelesaikan masalah.

c) Respon perilaku dan emosi : perasaan ancaman

meningkat, verbalisasi cepat, blocking.

4) Panik

Individu kehilangan kendali diri dan detil perhatian hilang.

Karena hilangnya kontrol, maka tidak mampu melakukan

apapunmeskipun dengan perintah. Terjadi peningkatan

aktivitas motorik, berkurangnya kemampuan berhubungan

dengan orang lain, penyimpangan persepsi dan hilangnya

Page 44: PEMBERIAN TERAPI RELIGIUS :DZIKIR UNTUKPENURUNAN … · demi sempurnanya studi kasus ini. 5. Semua dosen Program Studi DIII Keperawatan STIKes Kusuma Husada ... kanker ginekologi.

33

pikiran rasional, tidak mampu berfungsi secara efektif.

Biasanya disertai dengan disorganisasian kepribadian. Tahap

panik ini, akan menunjukkan beberapa respon seperti :

a) Respon fisiologi : nafas pendek, rasa tercekik dan

palpitasi, sakit dada, pucat, hipotensi, koordinasi motorik

lemah.

b) Respon kognitif : lapang persepsi sangat sempit, tidak

dapat berfikir logis.

c) Respon perilaku dan emosi : agitasi, mengamuk dan

marah, ketakutan, berteriak-teriak, blocking, kehilangan

kendali atau kontrol diri, persepsi kacau.

Gambar 2.1.Rentan Respon Kecemasan

Respon respon

Adaftif maladaptif

Antisipasi Ringan Sedang Berat Panik

d. Manifestasi Klinis Kecemasan

Manifestasi respon kecemasan dapat mempengaruhikondisi

tubuh seseorang, respon kecemasan menurut Suliswati (2005),

antara lain :

1) Respon fisiologi terhadap kecemasan

Secara fisiologi respon tubuh terhadap kecemasan adalah

dengan mengaktifkan sistem saraf otonom (simpatis maupun

Page 45: PEMBERIAN TERAPI RELIGIUS :DZIKIR UNTUKPENURUNAN … · demi sempurnanya studi kasus ini. 5. Semua dosen Program Studi DIII Keperawatan STIKes Kusuma Husada ... kanker ginekologi.

34

parasimpatis). Sistem saraf simpatis akan mengaktifkan proses

tubuh, sedangkan sistem saraf parasimpatis akan

meminimalkan respon tubuh. Reaksi tubuh terhadap

kecemasan adalah “fight” atau “flight”. Flight merupakan

reaksi isotomik tubuh untuk melarikan diri, dimana terjadi

peningkatan sekresi adrenalin kedalam sirkulasi darah yang

akan menyebabkan meningkatnya denyut jantung dan tekanan

darah sistolik, sedangkan fight merupakan reaksi agresif untuk

menyerang yang akan menyebabkan sekresi nonadrenalin,

rennin angiotensin sehingga tekanan darah meningkat baik

sistolik maupun diastolik. Korteks otak menerima rangsang

akan dikirim melalui saraf simpatis kekelenjar adrenal yang

akan melepaskan adrenalin atau epinefrin sehingga efeknya

antara lain nafas menjadi lebih dalam dan nadi meningkat.

Darah akan tercurah terutama kejantung, susunan saraf pusat

dan otot. Dengan peningkatan glikogenolisis maka gula darah

akan meningkat.

2) Respon Psikologis terhadap Kecemasan

Kecemasan dapat mempengaruhi aspek interpersonal

maupun personal. Kecemasan tinggi akan mempengaruhi

koordinasi dan gerak refleks. Kesulitan mendengarkan akan

mengganggu hubungan dengan orang lain. Kecemasan dapat

Page 46: PEMBERIAN TERAPI RELIGIUS :DZIKIR UNTUKPENURUNAN … · demi sempurnanya studi kasus ini. 5. Semua dosen Program Studi DIII Keperawatan STIKes Kusuma Husada ... kanker ginekologi.

35

membuat individu menarik diri dan menurunkan keterlibatan

dengan orang lain.

3) Respon Kognitif

Kecemasan dapat mempengaruhi kemampuan berfikir baik

proses pikir maupun isi pikir, diantaranya adalah tidak mampu

memperhatikan, konsentrasi menurun, mudah lupa,

menurunnya lapang persepsi, dan bingung.

4) Respon Afektif

Secara afektif klien akan mengekspresikan dalam bentuk

kebingungan dan curiga berlebihan sebagai reaksi emosi

terhadap kecemasan.

e. Penatalaksanaan Kecemasan

1) Penatalaksanaan farmokologi pengobatan untuk anti

kecemasan terutama benzodiazepine, obat ini digunakan untuk

jangka pendek, dan tidak dianjurkan untuk jangka panjang

karena pengobatan ini menyebabkan toleransi dan

ketergantungan. Obat anti kecemasan nonbenzodiazepine,

seperti buspiron (Buspar) dan berbagai antidepresan juga

digunakan (Isaacs, 2005).

2) Penatalaksanaan non farmokologi

a) Distraksi

Distraksi merupakan model untuk menghilangkan

kecemasan dengan cara mengalihkan perhatian pada hal-hal

Page 47: PEMBERIAN TERAPI RELIGIUS :DZIKIR UNTUKPENURUNAN … · demi sempurnanya studi kasus ini. 5. Semua dosen Program Studi DIII Keperawatan STIKes Kusuma Husada ... kanker ginekologi.

36

lain sehingga klien akan lupa terhadap cemas yang dialami.

Stimulus sensori yang menyenangkan menyebabkan

pelepasan endorfin yang bisa menghambat stimulus cemas

yang mengakibatkan lebih sedikit stimulus cemas yang

ditranmisikan ke otak (Potter & Perry, 2005).

Salah satu distraksi yang efektif adalah dengan

memberikan dukungan spiritual (membaca doa sesuai

agama dan keyakinannya), sehingga dapat menurunkan

hormon-hormon stressor, mengaktifkan hormon endorfin

alami, meningkatkan perasaan rileks, dan mengalihkan

perhatian dari rasa takut, cemas dan tegang, memperbaiki

sistem kimia tubuh sehingga menurunkan tekanan darah

serta memperlanbat pernafasan, detak jantung, denyut nadi,

dan aktivitas gelombang otak. Laju pernafasan yang lebuh

dalam atau lebih lambat tersebut sangat baik menimbulkan

ketenangan, kendali emosi, pemikiran yang lebih dalam

dalam dan metabolisme yang lebih baik.

b) Relaksasi

Terapi relaksasi yang dilakukan dapat berupa

relaksasi, meditasi, relaksasi, imajinasi dan visualisasi serta

relaksasi progresif (Isaacs, 2005).

Page 48: PEMBERIAN TERAPI RELIGIUS :DZIKIR UNTUKPENURUNAN … · demi sempurnanya studi kasus ini. 5. Semua dosen Program Studi DIII Keperawatan STIKes Kusuma Husada ... kanker ginekologi.

37

f. Alat Ukur Kecemasan

Menurut Hawari (2013) untuk mengetahui sejauh mana

derajat kecemasan seseorang dapat menggunakan alat ukur

(instrument) yang dikenalkan dengan nama Hamilton Ratting Scale

For Anxiety (HRSA). Alat ukur ini terdiri dari 14 kelompok gejala

yang lebih spesifik, 14 diantaranya meliputi :

Tabel 2.2 Kuesioner HARS

No Gejala Kecemasan nilai angka (skor)

0 1 2 3 4

1. perasaan Kecemasan

a. Cemas

b. Firasat Buruk

c. Takut akan pikiran sendiri

d. Mudah tersinggung

2. Ketegangan

a. merasa tegang

b. Lesu

c. Tidak bisa istirahat tenang

d. Mudah terkejut

e. Mudah menangis

f. Gemetar

g. Gelisah

3. Ketakutan

a. Pada gelap

b. Pada orang lain

c. Ditinggal sendiri

4. Gangguan tidur

a. Sukar tidur

b. Terbangun malam hari

c. Tidur tidak nyenyak

d. Bangun dengan lesu

e. Banyak mimpi-mimpi (mimpi buruk)

5.Gangguan kesadaran

a. Sukar kosentrasi

b. Daya ingat menurun

c. Daya ingat buruk

6. Perasaan depresi (murung)

a. Hilangnya minat

b. Sedih

c. Bangun dini hari

Page 49: PEMBERIAN TERAPI RELIGIUS :DZIKIR UNTUKPENURUNAN … · demi sempurnanya studi kasus ini. 5. Semua dosen Program Studi DIII Keperawatan STIKes Kusuma Husada ... kanker ginekologi.

38

d. Perasaan berubah-ubah

7. Gejala somatik/fisik (otot)

a. Sakit dan nyeri otot

b. Kaku

c. Kedutan otot

d. Gigi gemerutuk

e. Suara tidak stabil

8. Gejala somatik/fisik (sensorik)

a. Tinitus (telinga berdenging)

b. Penglihatan kabur

c. Muka merah atau pucat

d. Merasa lemas

9. Gejala kardiovaskuler (jantung dan

pembuluh darah)

a. Takikardi (denyut jantung cepat)

b. Berdebar-debar

c. Nyeri di dada

d. Denyut nadi mengeras

e. Rasa lesu/lemas seperti mau pinsan

10. Gejala respiratory (pernafasan)

a. Rasa tertekan atau sempit dada

b. Rasa tercekik

c. Sering menarik nafas

d. Nafas pendek/sesak

11. Gejala gastrointestinal

a. Sulit menelan

b. Perut melilit

c. Gangguan pencernaan

d. Nyeri sebelum atau sesudah makan

e. Rasa penuh dan kembung

f. Buang air lembek atau konstipasi

12. Gejala urogenital (perkemihan)

a. Sering buang air seni

b. Tidak dapat menahan air seni

13. Gejala autonomy

a. Mulut kering

b. Muka merah

c. Mudah berkeringat

d. Kepala teras berat

14. Tingkah laku

a. Gelisah

b. Tidak tenang

c. Jari gemetar

d. Muka tegang

e. Otot tegang/pengeras

Page 50: PEMBERIAN TERAPI RELIGIUS :DZIKIR UNTUKPENURUNAN … · demi sempurnanya studi kasus ini. 5. Semua dosen Program Studi DIII Keperawatan STIKes Kusuma Husada ... kanker ginekologi.

39

Masing-masing nilai angka (skor) dari 14 kelompok gejala

dijumlahkan dan dari hasil penjumlahan tersebut dapat diketahui

derajat kecemasan seseorang, yaitu :

Total nilai (score) =

1. Kurang dari 14 : tidak ada kecemasan

2. 14-20 : kecemasan ringan

3. 21-27 : kecemasan sedang

4. 28-41 : kecemasan berat

5. 42-56 : kecemasan panik

4. Dzikir

a. Definisi

Dzikir adalah mengingat Allah dengan segala sifat-sifatNya,

pengertian dzikir tidak terbatas pada bacaan dzikir itu sendiri (dalam

arti sempit), melainkan meliputi segala bacaan, shalat, ataupun

perilaku kebaikan lainnya sebagaimana yang diperintahkan dalam

agama (Hawari, 2008).

b. Manfaan Dzikir

Diantara fadhilah dzikir seperti yang dinukilkan oleh Ibnu

Qoyyim dalam kitab Al Wabil Ash-Shayyib Minal Kalimatil Thayyib,

Ia menjelaskan :

1) Mampu mengusir setan yang merongrong kalbu manusia.

2) Mendapatkan ridha dari Yang Maha Rahmat.

3) Melenyapkan kecemasan dan kegelisahan kalbu.

Page 51: PEMBERIAN TERAPI RELIGIUS :DZIKIR UNTUKPENURUNAN … · demi sempurnanya studi kasus ini. 5. Semua dosen Program Studi DIII Keperawatan STIKes Kusuma Husada ... kanker ginekologi.

40

4) Menghidupkan mahabbah dengan ruhul Islam.

5) Mewariskan inabah kembali kepada Allah.

6) Kesibukan lisan karena dzikir yang bersambungan, maka ia

terhindar dari kesibukan yang membawa dosa.

7) Melenyapkan rasa cemas dalam hati karena persoalan dunia yang

tidak terpecahkan.

c. Langkah-langkah melakukan terapi dzikir

Langkah-langkah relaksasi dzikir ini merupakan modifikasi dari

tekhnik relaksasi ssengan melibatkan faktor keyakinan dari Benson

(2000), yaitu :

1) Melihat kata sesuai deggan keyakinan kata tertentu digunakan

sebagai fokus atau pengantar meditasi, dan kata sebaiknya

memilki arti khusus terutama fraseyang dapat menimbulkan

munculnya kondisitransen-densi, diharapkan dengan kata tersebut

dapat meningkatkan respon pasien dengan memberikan

kesempatan untuk memilih faktor keyakinan tertentu yang dapat

memberikan pengaruh, contohnya : dengan istighfar atau

menyebut dengan takbir. Pemilihan frasesebaiknya cukup singkat

agar dapat diucapkan dalam hati ketika menghembuskan nafas

secara normal, metode yang akan digunakan adalah frase“yaa

Allah” karena fraseini sangat dan langsung menuju kepada objek

transendensi.

Page 52: PEMBERIAN TERAPI RELIGIUS :DZIKIR UNTUKPENURUNAN … · demi sempurnanya studi kasus ini. 5. Semua dosen Program Studi DIII Keperawatan STIKes Kusuma Husada ... kanker ginekologi.

41

2) Atur posisi tubuh yang nyaman sebelum memulai relaksasi carilah

posisi duduk yang nyaman sehinggan posisi tidak menggangu

pikiran. Posisi dapat dilakukan misalnya dengan bersila atau

duduk disofa. Lingkungan diatur sedemikian rupa sehingga tidak

mengganggu proses relaksasi misalnya suhu, kebisingan, pakaian

yang terlalu ketat dan bau-bauan yang tidak enak.

3) Memejamkan mata, pejamkan mata secara perlahan dan pejamkan

secara wajar. Karena pemaksaan untuk memejamkan akan

membuat otot-otot mata tidak rileks.

4) Lemaskan otot-otot mulailah melemaskan otot dari kaki, kemudian

betis, dan perut seterusnya hingga kepala. Caranya dengan

meremaskan otot yang akan di rilekskan kemudian otot tersebut di

perintahkan untuk rileks misalnya akan melemaskan otot kaki

;dengan memerintahkan pada kaki “lemas...lemas...” sambil

merasakan dan membiarkan otot-otot kaki untuk lemas.

5) Pehatikan nafas dan mulailah menggunakan kata fokus yang

berasal dari keyakinan. Bernafaslah perlahan-lahan dan wajar,

tanpa memaksakan iramanya tahap ini mulailah berulang-ulang

dalam hati kata atau fraseyang dipilih sambil mengambil dan

mengeluarkan nafas.

6) Pertahankan sikap pasif selain pengulangan kata atau frase, sikap

pasif adalah aspek penting untuk membangkitkan respon relaksasi.

Saat mulai duduk dan mengulang-ulang fraseberbagai macam

Page 53: PEMBERIAN TERAPI RELIGIUS :DZIKIR UNTUKPENURUNAN … · demi sempurnanya studi kasus ini. 5. Semua dosen Program Studi DIII Keperawatan STIKes Kusuma Husada ... kanker ginekologi.

42

pikiran akan bermunculan yang akan mengalihkan perhatian

fraseyang diulung-ulang. Teknik untuk menghindari gangguan ini

adalah dengan tidak mempedulikan dan tidak memaksa

menghilangkan gangguan tersebut. Selain itu bila muncul rasa

nyeri akibat duduk terlalu lama bersikap pasif saja tidak tidak

perlu dilawan, ketika rasa nyeri itu muncul katakan pada diri

sendiri “baiklah” dan kembali mengulang fraseatau kata yang

digunakan.

Page 54: PEMBERIAN TERAPI RELIGIUS :DZIKIR UNTUKPENURUNAN … · demi sempurnanya studi kasus ini. 5. Semua dosen Program Studi DIII Keperawatan STIKes Kusuma Husada ... kanker ginekologi.

43

B. Kerangka Teori

Gambar 2.2 Kerangka Teori

1. Human Papilloma Virus (HPV)

2. Merokok

3. Berganti-ganti pasangan seksual

4. Pemakaian pil KB

5. Infeksi herpes genetali

6. Golongan ekonomi rendah

Kanker Serviks

1. Keputihan yang makin lama makin berbau akibat

infeksi

2. Perdarahan spontan saat defekasi

3. Perdarahan diantara haid

4. Rasa berat dibawah dan rasa kering divagina

5. Anemia akibat perdarahan berulang

6. Rasa nyeri akibat inflamasi sel tumor keserabut syaraf

cemas

ACTH (Adreno Cortico

Tropin Hormon) menurun

Terapi religius :dzikir

Kortisol memberikan

daya tahan tubuh

meningkat

Cemas menurun

Mendatangkan

ketenangan,

kedamaian dan merasa

kehadiran Tuhan Yang

Maha Esa

Merangsang ke

hipotalamus

Merangsang

kelenjar pituitari

anterior

ACTH

merangsang

korteks adrenal

Sekresi

kortison

memenurun

Page 55: PEMBERIAN TERAPI RELIGIUS :DZIKIR UNTUKPENURUNAN … · demi sempurnanya studi kasus ini. 5. Semua dosen Program Studi DIII Keperawatan STIKes Kusuma Husada ... kanker ginekologi.

44

BAB III

METODE PENYUSUNAN KTI APLIKASI RISET

A. Subjek aplikasi riset

Subjek dari aplikasi riset adalah pemberian terapi dzikir untuk

menurunkan tingkat kecemasan pre operatif pada Ny.X dengan Kanker Serviks.

B. Tempat dan waktu

Aplikasi riset ini dilakukan di RSUD Dr.Moewardi Surakarta diruang

Mawar 1 pada tanggal 7 Januari 2016 sampai 9 Januari 2016.

C. Media dan alat yang digunakan

Lembar Observasi dan kuesioner HARS untuk mencatat hasil pengukuran

atau pemeriksaan kecemasan.

D. Prosedur yang digunakan berdasarkan aplikasi riset

Langkah-langkah relaksasi dzikir ini merupakan modifikasi dari tekhnik

relaksasi ssengan melibatkan faktor keyakinan dari Benson (2000), yaitu :

7) Melihat kata sesuai dengan keyakinan kata tertentu digunakan sebagai fokus

atau pengantar meditasi, dan kata sebaiknya memilki arti khusus terutama

frase yang dapat menimbulkan munculnya kondisitransen-densi, diharapkan

dengan kata tersebut dapat meningkatkan respon relaksasi pasien dengan

memberikan kesempatan untuk memilih faktor keyakinan tertentu yang dapat

Page 56: PEMBERIAN TERAPI RELIGIUS :DZIKIR UNTUKPENURUNAN … · demi sempurnanya studi kasus ini. 5. Semua dosen Program Studi DIII Keperawatan STIKes Kusuma Husada ... kanker ginekologi.

45

memberikan pengaruh, contohnya : dengan istighfar atau menyebut dengan

takbir. Pemilihan frase sebaiknya cukup singkat agar dapat diucapkan dalam

hati ketika menghembuskan nafas secara normal, metode yang akan

dugunakan adalah frase “yaa Allah” karena frase ini sangat dan langsung

menuju kepada objek transendensi.

8) Atur posisi tubuh yang nyaman sebelum memulai relaksasi carilah posisi

duduk yang nyaman sehinggan posisi tidak menggangu pikiran. Posisi dapat

dilakukan misalnya dengan bersila atau duduk disofa. Lingkungan diatur

sedemikian rupa sehingga tidak mengganggu proses relaksasi misalnya suhu,

kebisingan, pakaian yang terlalu ketat dan bau-bauan yang tidak enak.

9) Memejamkan mata, pejamkan mata secara perlahan dan pejamkan secara

wajar. Karena pemaksaan untuk memejamkan akan membuat otot-otot mata

tidak rileks.

10) Lemaskan otot-otot mulailah melemaskan otot dari kaki, kemudian betis, dan

perut seterusnya hingga kepala. Caranya dengan meremaskan otot yang akan

di rilekskan kemudian otot tersebut di perintahkan untuk rileks misalnya akan

melemaskan otot kaki ;dengan memerintahkan pada kaki “lemas...lemas...”

sambil merasakan dan membiarkan otot-otot kaki untuk lemas.

11) Pehatikan nafas dan mulailah menggunakan kata fokus yang berasal dari

keyakinan. Bernafaslah perlahan-lahan dan wajar, tanpa memaksakan

iramanya tahap ini mulailah berulang-ulang dalam hati kata atau frase yang

dipilih sambil mengambil dan mengeluarkan nafas.

Page 57: PEMBERIAN TERAPI RELIGIUS :DZIKIR UNTUKPENURUNAN … · demi sempurnanya studi kasus ini. 5. Semua dosen Program Studi DIII Keperawatan STIKes Kusuma Husada ... kanker ginekologi.

46

12) Pertahankan sikap pasif selain pengulangan kata atau frase, sikap pasif adalah

aspek penting untuk membangkitkan respon relaksasi. Saat mulai duduk dan

mengulang-ulang frase berbagai macam pikiran akan bermunculan yang akan

mengalihkan perhatian frase yang diulung-ulang. Teknik untuk menghindari

gangguan ini adalah dengan tidak mempedulikan dan tidak memaksa

menghilangkan gangguan tersebut. Selain itu bila muncul rasa nyeri akibat

duduk terlalu lama bersikap pasif saja tidak tidak perlu dilawan, ketika rasa

nyeri itu muncul katakan pada diri sendiri “baiklah” dan kembali mengulang

frase atau kata yang digunakan.

E. Alat ukur evaluasi dari aplikasi tindakan berdasarkan riset

Tabel 2.2 Kuesioner HARS

No Gejala Kecemasan nilai angka (skor)

0 1 2 3 4

1. Perasaan Kecemasan

a. Cemas

b. Firasat Buruk

c. Takut akan pikiran sendiri

d. Mudah tersinggung

2. Ketegangan

a. merasa tegang

b. Lesu

c. Tidak bisa istirahat tenang

d. Mudah terkejut

e. Mudah menangis

f. Gemetar

g. Gelisah

3. Ketakutan

a. Pada gelap

b. Pada orang lain

c. Ditinggal sendiri

4. Gangguan tidur

f. Sukar tidur

g. Terbangun malam hari

h. Tidur tidak nyenyak

Page 58: PEMBERIAN TERAPI RELIGIUS :DZIKIR UNTUKPENURUNAN … · demi sempurnanya studi kasus ini. 5. Semua dosen Program Studi DIII Keperawatan STIKes Kusuma Husada ... kanker ginekologi.

47

i. Bangun dengan lesu

j. Banyak mimpi-mimpi (mimpi buruk)

5. Gangguan kesadaran

d. Sukar kosentrasi

e. Daya ingat menurun

f. Daya ingat buruk

6. Perasaan depresi (murung)

e. Hilangnya minat

f. Sedih

g. Bangun dini hari

h. Perasaan berubah-ubah

7. Gejala somatik/fisik (otot)

f. Sakit dan nyeri otot

g. Kaku

h. Kedutan otot

i. Gigi gemerutuk

j. Suara tidak stabil

8. Gejala somatik/fisik (sensorik)

e. Tinitus (telinga berdenging)

f. Penglihatan kabur

g. Muka merah atau pucat

h. Merasa lemas

9. Gejala kardiovaskuler (jantung dan pembuluh darah)

f. Takikardi (denyut jantung cepat)

g. Berdebar-debar

h. Nyeri di dada

i. Denyut nadi mengeras

j. Rasa lesu/lemas seperti mau pinsan

10.Gejala respiratory (pernafasan)

e. Rasa tertekan atau sempit dada

f. Rasa tercekik

g. Sering menarik nafas

h. Nafas pendek/sesak

11. Gejala gastrointestinal

g. Sulit menelan

h. Perut melilit

i. Gangguan pencernaan

j. Nyeri sebelum atau sesudah makan

k. Rasa penuh dan kembung

l. Buang air lembek atau konstipasi

12 Gejala urogenital (perkemihan)

c. Sering buang air seni

d. Tidak dapat menahan air seni

13.Gejala autonomy

e. Mulut kering

f. Muka merah

Page 59: PEMBERIAN TERAPI RELIGIUS :DZIKIR UNTUKPENURUNAN … · demi sempurnanya studi kasus ini. 5. Semua dosen Program Studi DIII Keperawatan STIKes Kusuma Husada ... kanker ginekologi.

48

g. Mudah berkeringat

h. Kepala teras berat

14. Tingkah laku

f. Gelisah

g. Tidak tenang

h. Jari gemetar

i. Muka tegang

j. Otot tegang/pengeras

Masing-masing nilai angka (skor) dari 14 kelompok gejala dijumlahkan

dan dari hasil penjumlahan tersebut dapat diketahui derajat kecemasan seseorang,

yaitu :

Total nilai (score) =

6. Kurang dari 14 : tidak ada kecemasan

7. 14-20 : kecemasan ringan

8. 21-27 : kecemasan sedang

9. 28-41 : kecemasan berat

Page 60: PEMBERIAN TERAPI RELIGIUS :DZIKIR UNTUKPENURUNAN … · demi sempurnanya studi kasus ini. 5. Semua dosen Program Studi DIII Keperawatan STIKes Kusuma Husada ... kanker ginekologi.

49

BAB IV

LAPORAN KASUS

Bab ini menjelaskan tentang asuhan keperawatan kecemasan pada Ny.X

dengan Kanker Serviks yang dilaksanakan pada tanggal 7 Januari 2016 sampai 9

Januari 2016. Asuhan keperawatan yang terdiri dari identitas klien, pengkajian,

perumusan masalah keperawatan, perencanaan keperawatan, implementasi dan

evaluasi keperawatan.

A. Identitas Klien

Hasil pengkajian data diantara lain, nama klien Ny.X ,usia 52 tahun, agama

islam, pendidikan terakhir sekolah dasar (SD), pekerjaan sebagai tani, alamat

di Magetan Jawa Timur, dirawat di RSUD Dr.Moewardi Surakarta dengan

diagnosa medis Kanker Serviks. Identitas penanggung jawabnya adalah Tn.S

berusia 60 tahun, pendidikan terakhir sekolah dasar (SD), pekerjaan sebagai

tani, alamat Magetan Jawa Timur, hubungan dengan klien adalah suami.

B. Pengkajian

Keluhan utama klien saat dikaji, klien mengeluh nyeri. Riwayat penyakit

sekarang pasien masuk pada tanggal 31 Desember 2015 pukul 11.00 WIB,

klien mengeluh nyeri dibagian perut bawah, khawatir dan takut akan terjadinya

infeksi pada penyakitnya dan cemas akan dilakukannya pembedahan atau

operasi untuk penyakitnya.Klien juga mengatakan perdarahan dijalan rahimnya

seperti flek-flek dan kadang disertai keputihan berbau busuk. Nyeri yang

dirasakan hilang timbul sejak 1,5 tahun yang lalu, klien datang dari poli

Page 61: PEMBERIAN TERAPI RELIGIUS :DZIKIR UNTUKPENURUNAN … · demi sempurnanya studi kasus ini. 5. Semua dosen Program Studi DIII Keperawatan STIKes Kusuma Husada ... kanker ginekologi.

50

kandungan. Hasil pengkajian pada tanggal 7 Januari 2016 diperoleh : tekanan

darah 150/90 mmHg, nadi 88 x/menit, respirasi 20 x/menit, suhu 36,8 oC.

Riwayat penyakit dahulu, klien mengatakan baru mengetahui penyakitnya

sekitar 1,5 tahun yang lalu, awalnya klien mengatakan berobat ke bidan

didaerah rumahnya, kemudian klien dirujuk kedokter SpOG, setelah itu

didokter SpOG klien di lakukan tindakan kuret ,selama 3hari perawatan setelah

tindakan kuret, klien dirujuk ke RSUD Dr.Moewardi Surakarta untuk

mendapatkan penanganan yang lebih lanjut. Klien juga mengatakan beberapa

kali masuk Rumh Sakit, mendapatkan tindakan kemotherapi 1 minggu 4x

selama 5 minggu dan mendapatkan sinar radiasi kurang lebih 25kali. Klien

tidak mempunyai alergi terhadap makanan maupun obat-obatan.

Page 62: PEMBERIAN TERAPI RELIGIUS :DZIKIR UNTUKPENURUNAN … · demi sempurnanya studi kasus ini. 5. Semua dosen Program Studi DIII Keperawatan STIKes Kusuma Husada ... kanker ginekologi.

51

Riwayat pengkajian kesehatan keluarga

Ny. X 52 tahun

Keterangan :

: laki – laki

: perempuan

/ : meninggal

: tinggal serumah

: klien

Gambar 4.1 genogram

Page 63: PEMBERIAN TERAPI RELIGIUS :DZIKIR UNTUKPENURUNAN … · demi sempurnanya studi kasus ini. 5. Semua dosen Program Studi DIII Keperawatan STIKes Kusuma Husada ... kanker ginekologi.

52

Riwayat kesehatan keluarga, klien mengatakan bahwa didalam

keluarganya maupun keluarga klien tidak ada penyakit keturunan seperti

diabetes melitus, jantung, dan hipertensi. Riwayat kesehatan linhkungan, klien

mengatakan lingkungan rumahnya bersih, terdapat ventilasi, ada tempat

pembuangan sampah, jauh dari sungai maupun pabrik.

Hasil pengkajian menurut pola gordon, pada persepsi dan pemeliharaan

kesehatan klien mengatakan bahwa sehat itu penting dan berharga, menurut

klien sakit merupakan sesuatu yang tidak nyaman, apabila ada anggota

keluarganya yang sakit segera diperiksakan ke puskesman maupun dokter.

Pola nutrisi dan metabolic sebelum sakit klien makan 3x sehari dengan

nasi, sayur, lauk, teh atau air putih, klien tidak memiliki keluhan, habis dengan

1 porsi dan tidak alergi dengan jenis makanan apapun. Minumnya setiap pagi

teh manis 1 gelas dan 6 – 7 gelas air putih. Selama sakit klien mengatakan

tidak mengalami gangguan makan, bisa menghabiskan 1 porsi menu rumah

sakit, bubur, sayur, lauk dan buah. Minum 7 – 8 gelas air putih.

Pola eliminasi BAB, baik sebelum sakit maupun selama sakit klien tidak

memiliki keluhan. Klien BAB 1x sehari dengan konsentrasi lunak, bau khas,

dan warna kuning kecoklatan. Pada pola eliminasi BAK, sebelum sakit klien

mengatakan BAK 4-6 x sehari kurang lebih 1500cc sekali BAK dengan warna

kuning jernih, bau amoniak, dan tidak ada keluhan. Selama sakit mampu BAK

5-7 x sehari kurang lebih 2500cc sekali BAK dengan warna kuning jernih, bau

obat, dan tidak ada keluhan.

Page 64: PEMBERIAN TERAPI RELIGIUS :DZIKIR UNTUKPENURUNAN … · demi sempurnanya studi kasus ini. 5. Semua dosen Program Studi DIII Keperawatan STIKes Kusuma Husada ... kanker ginekologi.

53

Pola aktivitas dan latihan, sebelum sakit klien mampu melakukan perawatan

diri secara mandiri (skor 0). Selama sakit untuk makan atau minum,

berpakaian, mobilitas ditempat tidur, berpindah, ambulasi atau ROM, dan

toileting, klien memerlukan bantuan orang lain (skor 2).

Pola istirahat tidur, sebelum sakit klien mengatakan dapat tidur dengan

nyenyak dan baik malam maupun siang hari, tidur malam kurang lebih 7 – 8

jam dan tidur siang kurang lebih 2 jam. Selama sakit klien mengatakan tidur

malam kurang lebih 4 jam tidak nyenyak dan sering terbangun karena merasa

nyeri dibagian perut bawah dan memikirkan operasi yang akan segera

dilakukan.

Pola kognitif – perseptual, sebelum sakit klien mampu berbicara dengan

normal, pendengaran dan penglihatan baik, klien juga dapat berjalan dengan

normal. Selama sakit klien mengatakan nyeri dibagian perut bawah, nyeri

seperti ditusuk – tusuk skala nyeri 5, nyeri terasa didaerah vaginanya, nyeri

muncul saat bergerak atau pengeluaran pervagina (daah, keputihan), nyeri

terasa hilang timbul. Klien mengatakan cemas dalam menghadapi operasi,

berdasarkan hasil pemeriksaan HARS diperoleh skor 28 termasuk dalam

katagori kecemasan berat.

Pola persepsi konsep diri, gambaran diri klien menerima dengan keadaan

sakit saat ini, ideal diri klien ingin segera sembuh dan pulang kerumah agar

bisa melakukan aktivitas kembali, harga diri klien tidak merasa rendah diri

dengan penyakitnya, peran diri klien seorang istri dan seorang nenek untuk

Page 65: PEMBERIAN TERAPI RELIGIUS :DZIKIR UNTUKPENURUNAN … · demi sempurnanya studi kasus ini. 5. Semua dosen Program Studi DIII Keperawatan STIKes Kusuma Husada ... kanker ginekologi.

54

cucunya, sedangkan identitas diri klien berjenis kelamin perempuan dengan

usia 52 tahun.

Pola hubungan peran, klien mengatakan sebelum sakit maupun selama sakit

hubungan dengan keluarga, saudara, tetangga – tetangganya baik dan tidak ada

masalah. Pola seksual reproduksi, klien berusia 52 tahun sudah menikah,

mempunyai 1 anak perempuan dan 1 cucu laki – laki.

Pola mekanisme koping, klien mengatakan sebelum sakit maupun selama

sakit untuk menghilangkan kepenatannya dengan istirahat dan berkumpul

bersama keluarga atau tetangga, apabila ada masalah selalu dibicarakan dengan

keluarga, jika ada anggota keluarganya yang sakit selalu diperiksakan

kepuskesmas atau dokter.

Pola nilai dan keyakinan, klien beragama islam menjalankan sholat 5 waktu

dengan tepat, tetapi selama sakit klien hanya bisa berdoa diatas tempat tidur

dan menerima penyakitnya sebagai ujian Allah SWT.

Pengkajian pemeriksaan fisik didapatkan kesdaan klien lemas dengan

keadaan composmetis, tekanan darah 150/90 mmHg, nadi 88 x/menit teraba

kuat dan irama teratur, respirasi 20 x/menit irama teratur, suhu 36,8 oC. Bentuk

kepala mesochepal, kulit kepala sedikit bkotor, rambut berwarna hitam putih

,rontok ,berketombe. Hasil pemeriksaan mata, didapatkan data mata simetris

kanan dan kiri, fungsi penglihatan baik, konjungtiva anemis, dan sclera ikterik.

Hasil pemeriksaan hidung, bersih, tidak ada polip, dan tidak terdapat secret.

Mulut simetris, bersih, mukosa bibir lembab. Gigi sejajar sedikit kotor, terdapat

karies gigi. Telinga simetris, tidak ada serumen, dan tidak mengalami

Page 66: PEMBERIAN TERAPI RELIGIUS :DZIKIR UNTUKPENURUNAN … · demi sempurnanya studi kasus ini. 5. Semua dosen Program Studi DIII Keperawatan STIKes Kusuma Husada ... kanker ginekologi.

55

gangguan pendengaran. Hasil pemeriksaan leher tidak terdapat pembesaran

kelenjar tyroid dan kelenjar limfe.

Pemeriksaan fisik paru, didapatkan hasil inspeksi : bentuk dada simetris dan

tidak ada jejas, palpasi : vocal fremitus kanan dan kiri sama, perkusi : sonor

seluruh lapang paru, aukultasi : suara vesikuler dan irama teratur. Pemeriksaan

jantung, didapatkan hasil inspeksi : ictus cordis tidak tampak, palpasi : ictus

cordis teraba kuat di SIC V, perkusi : bunyi pekak, aukultasi : bunyi jantung I

dan II sama, tidak ada bunyi tambahan, irama reguler. Hasil pemeriksaan

abdomen, didapatkan inspeksi : perut simetris dan tidak ada jejas, aukultasi :

bising usus 20 x/menit, perkusi : redup dikuadrat I dan tympani dikuadrat 2, 3,

4, palpasi : tidak terdapat nyeri tekan.

Pemeriksaan genetalia, didapatkan genetalia bersih dan tidak ada jejas,

begitu juga pada rektum. Pemeriksaan ekstermitas bagian atas didapatkan hasil

kekuatan otot tangan kanan dan kiri 5 (bergerak bebas), tangan kiri mampu

bergerak bebas tetapi tangan kanan bergerak terbatas karena terpasang infus

RL 20 tpm, perubahan akral hangat, tidak ada oedema, dan capilary refill < 2

detik. Pemeriksaan ekstermitas bagian bawah diperoleh hasil kekuatan otot

kaki kanan dan kiri 5 (bergerak bebas), perabaan akral hangat, capillary refille

< 2detik. Hasil pemeriksaan vagina klien mengalami perdarahan seperti flek-

flek dan kadang keptihan berbau busuk, menganti pembalut 6-8 x sehari.

Hasil pemeriksaan laboratorium pada tanggal 6 Januari 2016 diperoleh hasil

: Hemastosis PT 14.7 detik (nilai normal 10.0-15.0), APTT 31.6 detik (nilai

normal 20.0-40.0), Creatinine 0.8 mg/dl (nilai normal 0.6-1.1), Ureum 9 mg/dl

Page 67: PEMBERIAN TERAPI RELIGIUS :DZIKIR UNTUKPENURUNAN … · demi sempurnanya studi kasus ini. 5. Semua dosen Program Studi DIII Keperawatan STIKes Kusuma Husada ... kanker ginekologi.

56

(nilai normal <50), Natrium darah 137 mmol/L (nilai normal 136-145), Kalium

darah 2.4 mmol/L (nilai normal 3.3-5.1), Chlorida darah 105 mmol/L (nilai

normal 98-106). Hasil pemeriksaan laboratorium pada tanggal 7 Januari 2016

diperoleh hasil : Natrium darah 132 mmol/L (nilai normal 136-145), Kalium

darah 2.7 mmol/L (3.3-5.1), Chlorida darah 106 mmol/L (nilai normal 98-106).

Hasil pemeriksaan foto thorak pada tanggal 31 Desember 2015 diperoleh

hasil : Cor = besar dan bentuk normal, Pulmo = tampak multiple nodule ukuran

bervariasi disertai infiltrak dikedua lapang paru, sinus costophrenicus kanan

posterior tumpul kiri anterior posterior tajam, Restrosternal dan retrocardiac

space dalam batas normal, Trakheal ditengah, tak tampak proses ostedilik dan

blastik pada tulang-tulang yang bervisualisasi. Kesimpulan dari hasil

pemeriksaan foto thorak diperoleh : coarse nodul dan pneumonic type

pulmonal metastase, Efusi pleura kanan minimal.

Selama dirawat di ruang Mawar, klien mendapatkan therapy infus RL 20

tpm untuk mengembalikan keseimbangan elektrolit pada dehidrasi, injeksi

ketorolac 30 mg/8 jam untuk pengelolaan nyeri berat dalam jangka pendek,

injeksi ceftriaxone 1 gr/12 jam untuk infeksi gram positif dan negatif, injeksi

ranitidin 50 mg/8 jam untuk pengobatan tukak lambung jangka panjang.

C. Perumusan Diagnosa Keperawatan

Berdasarkan data pengkajian dan observasi diatas, penulis melakukan

analisa data dan merumuskan diagnosa keperawata. Data subjektif klien dikaji

tentang karakteristik nyeri ditentukan P (provocate) adalah nyeri dibagian perut

bawah, Q (quality) rasa nyeri seperti ditusuk – tusuk, R (regio) adalah pada

Page 68: PEMBERIAN TERAPI RELIGIUS :DZIKIR UNTUKPENURUNAN … · demi sempurnanya studi kasus ini. 5. Semua dosen Program Studi DIII Keperawatan STIKes Kusuma Husada ... kanker ginekologi.

57

daerah vagina, S (skala) nyeri dirasakan berat yaitu 5, T (time) dirasakan saat

bergerak atau saat pengeluaran pervagina (darah, keputihan). Data objektif

yang didapatkan data klien tampak lemah dan tekanan darah 150/90 mmHg,

nadi 88 x/menit.

Data subjektif : klien mengatakan badannya lemas dan takut akan terjadinya

infeksi pada penyakitnya, sedangkan data objektif klien tampak lemas, tidak

ada tanda – tanda infeksi didaerah vagina, suhu 36,8 oC.

Data subjektif : klien mengatakan sulit tidur dan tidak nyenyak sering

terbangun, sedangkan data objektif yang diperoleh berdasarkan HARS

diperoleh score 28 atau kecemasan berat, klien tampak cemas dan tekanan

darah 150/90 mmHg, nadi 88 x/menit, suhu 36,8 oC.

Berdasarkan data diatas maka penulis merumuskan masalah keperawatan

adalah nyeri akut berhubungan agen cidera biologis, resiko penyebaran infeksi

berhubungan dengan pengeluaran pervagina ( darah, keputihan ) dan

kecemasan berhubungan dengan perubahan status kesehatan.

D. Intervensi Keperawatan

Berdasarkan diagnosa pertama nyeri akut berhubungan dengan agen cidera

biologis, maka penulis menyusun rencana keperawatan dengan tujuan setelah

dilakukan tindakan selama 2x24 jam nyeri berkurang atau hilang dengan

kriteria hasil mampu mengontrol nyeri dengan non farmakologi, melaporkan

bahwa nyeri berkurang setelah menggunakan manajemen nyeri (skala nyeri 2),

mampu mengenali nyeri, mengatakan rasa nyaman setelah nyeri berkurang.

Page 69: PEMBERIAN TERAPI RELIGIUS :DZIKIR UNTUKPENURUNAN … · demi sempurnanya studi kasus ini. 5. Semua dosen Program Studi DIII Keperawatan STIKes Kusuma Husada ... kanker ginekologi.

58

Intervensi atau rencana keperawatan yang akan dilakukan adalah kaji nyeri

(PQRST) dengan rasional nyeri merupakan respon subjektif yang dapat dikaji

dengan menggunakan skala nyeri, berikan posisi nyaman dengan rasional

untuk mengurangi penyebab utama rasa nyeri, berikan kesempatan waktu

istirahat jika terasa nyeri dengan rasional istirahat akan melaksanakan semua

jaringan sehingga meningkatkan kenyamanan, ajarkan tekhnik non farmakologi

(kompres dingin) dengan rasional tekhnik non farmakologi mudah dipelajari

klien sehingga saat nyeri muncul klien mampu mengontrol nyeri secara

mandiri, kolaborasi dengan dokter dalam pemberian analgetik (keterolac

30mg/8jam) dengan rasional analgesic memblok lintasan nyeri sehingga nyeri

akut berkurang.

Perencanaan untuk mengatasi masalah pada diagnosa keperawatan resiko

penyebaran infeksi berhubungan dengan pengeluaran pervagina (darah,

keputihan), diharapkan setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24

jam masalah keperawatan resiko infeksi dapat teratasi dengan kriteria hasil

tidak terdapat tanda-tanda infeksi didaerah vagina, tidak timbul adanya tanda-

tanda infeksi karena lingkungan yang buruk, tanda- tanda vital dalam batas

normal.

Intervensi atau rencana keperawatan yang akan dilakukan adalah kaji

adanya tanda–tanda infeksi didaerah vagina dengan rasional untuk mengetahui

akan terjadinya infeksi, berikan perawatan pada daerah vagina dengan prinsip

aseptik dengan rasional untuk membantu proses penyembuhan dan akan

terjadinya infeksi, pantau TTV klien dengan rasional untuk mengetahui ada

Page 70: PEMBERIAN TERAPI RELIGIUS :DZIKIR UNTUKPENURUNAN … · demi sempurnanya studi kasus ini. 5. Semua dosen Program Studi DIII Keperawatan STIKes Kusuma Husada ... kanker ginekologi.

59

tidaknya penyebaran infeksi, kolaborasi dengan dokter dengan rasional untuk

proses penyembuhan.

Perencanaan untuk mengatasi masalah pada diagnosa keperawatan

kecemasan berhubungan dengan perubahan status kesehatan diharapkan setelah

dilakukan tindakan keperawatan selama 2x24 jam masalah keperawatan

kecemasan dapat teratasi, dengan kriteria hasil klien tidak gelisah, tidak

khawatir, tidak tegang, berdasarkan kuesioner HARS tingkat kecemasan dalam

rentang ringan (7-14), tekanan darah normal 120/80 mmHg, nadi normal 80

x/menit.

Rencana keperawatan yang dapat diberikan, antara lain observasi tingkat

cemas klien menggunakan kuesioner HARS dan tanda – tanda vital normal

dengan rasional untuk mengetahui tingkat cemas klien, ajarkan terapi religius

:dzikir dengan rasional untuk menurunkan tingkat kecemasan klien, observasi

kembali tingkat kecemasan klien dengan menggunakan kuesioner HARS

dengan rasional untuk mengetahui perkembangan tingkat cemas klien setelah

diajarkan terapi religius :dzikir, berikan pendidikan kesehatan tentang keadaan

klien dengan rasional untuk mengalihkan perhatian dan mengurangi

kecemasan, kolaborasi dengan keluarga untuk selalu menemani klien dengan

rasional untuk meningkatkan perhatian pada keluarga untuk klien, berikan

lingkungan nyaman dengan rasional agar klien tenang.

E. Implementasi Keperawatan

Tindakan keperawatan pada diagnosa pertama nyeri akut berhubungan

dengan agen cidera biologis pada hari kamis, 7 Januari 2016 pukul 08.00 WIB

Page 71: PEMBERIAN TERAPI RELIGIUS :DZIKIR UNTUKPENURUNAN … · demi sempurnanya studi kasus ini. 5. Semua dosen Program Studi DIII Keperawatan STIKes Kusuma Husada ... kanker ginekologi.

60

mengobservasi keadaan umum klien, tingkat nyeri, tanda – tanda infeksi dan

tingkat kecemasan klien dengan respon subjektif P : klien mengatakan nyeri

dibagian perut bawah, Q : nyeri seperti ditusuk – tusuk, R : nyeri didaerah

vagina, S : skala nyeri 5, T : saat bergerak. Respon objektif klien tampak

cemas, meringis menahan sakit, tekanan darah 150/90 mmHg, nadi 88 x/menit,

tidak terdapat tanda – tanda infeksi, berdasarkan kuesioner diperoleh skor 28

dengan tigkat kecemasan sedang. Pukul 08.30 WIB memberikan posisi yang

nyaman dengan respon klien mengatakan bersedia diberikan posisis setengan

duduk untuk mengurangi nyerinya. Respon Objektif klien tampak lebih rileks

dan nyaman. Pukul 09.00 mengajarkan tekhnik relaksasi nafas dalam dengan

respon klien mengatakan nyeri dan bersedia diajarkan relaksasi nafas dalam.

Respon objektif klien tampak mengikuti dengan baik. Pukul 09.30 WIB

memberikan kesempatan klien waktu istirahat jika nyeri terasa dengan respon

klien mengatakan akan istirahat jika merasa nyeri lagi. Respon objektif klien

tamapk beristirahat dengan nyaman. Pukul 09.40 WIB mengkolaborasi dengan

dokter dalam pemberian analgetik keterolac 30 mg/8 jam dengan respon

subjektif klien mengatakan bersedia untuk disuntik lewat selang infus. Respon

objektif obat analgetik ketorolak 30 mg masuk via selang infus.

Diagnosa kedua resiko terjadinya infeksi berhubungan dengan pengeluaran

pervagina (darah, keputihan). Pukul 09.45 WIB mengobservasi keadaan umum,

tanda – tanda infeksi. Respon objektif klien tampak cemas, meringis menahan

sakit. Pukul 10.00 memberikan perawatan pada daerah vagina dengan prinsip

aseptik (vulva hygiene) dengan respon subjektif klien mengatakan bersedia

Page 72: PEMBERIAN TERAPI RELIGIUS :DZIKIR UNTUKPENURUNAN … · demi sempurnanya studi kasus ini. 5. Semua dosen Program Studi DIII Keperawatan STIKes Kusuma Husada ... kanker ginekologi.

61

untuk diberikan perawatan agar tidak terjadi resiko infeksi dan klien juga

mengatakan takut akan terjadi resiko infeksi untuk penyakitnya,vagiana bau

karna keputihan. Respon objektif klien tampak tenang dan rileks saat diberikan

perawata. Pukul 10.10 WIB memantau TTV klien dengan respon subjektif

klien mengatakan bersedia untuk dipantau TTV , TD 150/90 mmHg, nadi 88

x/menit, RR 20 x/menit , suhu 36,8 oC.

Diagnosa ketiga kecemasan berhubungan dengan perubahan status

kesehatan, pukul 10.45 WIB mengobservasi keadaan umum dengan respon

subjektif klien mengatakan bersedia untuk diobservasi. Respon objektif klien

tampak cemas, meringis menahan sakit, tekanan darah 150/90 mmHg, nadi 88

x/menit. Pukul 10.50 WIB mengobservasi tingkat kecemasan menggunakan

kuesioner HARS dengan respon subjektif klien mengatakan cemas terhadap

keadaan sekarang dan memikirkan tindakan operasi yang akan segera

dilakukan. Respon objektif berdasarkan kuesioner HARS diperoleh nilai 28

dengan tingkat kecemasan berat, tekanan darah 150/90 mmHg, nadi 88

x/menit. Pukul 11.15 WIB mengajarkan terapi religius :dzikir selama 30 menit

dengan respon subjektif klien mengatakan bersedia. Respon objektif klien

tampak mengikuti dengan dengan baik. Pukul 12.20 WIB mengobservasi

kembali observasi kembali tingkat kecemasan klien dengan menggunakan

kuesioner HARS denga respon subjektif klien mengatakan bersedia untuk di

observasi kembali. Respon objektif berdasarkan kuesioner HARS diperoleh

nilai 24 dengan tingakt kecemasan sedang. Pukul 12.40 mengkolaborasi

dengan dokter dalam pemberian analgetik ketorolac 30mg/8 jam dan

Page 73: PEMBERIAN TERAPI RELIGIUS :DZIKIR UNTUKPENURUNAN … · demi sempurnanya studi kasus ini. 5. Semua dosen Program Studi DIII Keperawatan STIKes Kusuma Husada ... kanker ginekologi.

62

ranitidine50 mg/12 jam dengan respon subjektif klien mengatakan bersedia

untuk ditusuk lewat selang infus agar cepat sembuh. Respon objektif obat

masuk lewat via selang infus. Pukul 12.55 WIB memberikan pendidikan

kesehatan tentang keadaan klien dengan respon subjektif klien mengatakan

bersedia dberikan pendidikan kesehatan tentang dirinya agar tidak cemas.

Respon objektif klien tampak memahami.

Tindakan keperawatan yang dilakukan hari kedua, Jumat 8 Januari 2016,

diagnosa keperawatan yang pertama nyeri berhubungan dengan agen cidera

biologis. Pukul 08.00 WIB mengobservasi keadaan umum klien, tingkat nyeri,

tanda – tanda infeksi dan tingkat kecemasan klien dengan respon subjektif P :

klien mengatakan sudah tidak merasa nyeri lagi, Q : nyeri melilit, R : nyeri

didaerah vagina, S : skala nyeri 2, T :- . Respon objektif klien tamapk sedikit

gelisah dan sedih, tekanan darah 130/80 mmHg, nadi 82 x/menit. Pukul 08.30

WIB memberikan posisi yang nyaman dengan respon klien mengatakan

bersedia diberikan posisi setengah duduk untuk mengurangi rasa nyeri. Respon

Objektif klien tampak lebih rileks dan nyaman. Pukul 09.00 mengajarkan

tekhnik relaksasi nafas dalam dengan respon klien mengatakan nyeri dan

bersedia diajarkan relaksasi nafas dalam. Respon objektif klien tampak

mengikuti dengan baik. Pukul 09.30 WIB memberikan kesempatan klien waktu

istirahat jika nyeri terasa dengan respon klien mengatakan akan istirahat jika

merasa nyeri lagi. Respon objektif klien tamapk beristirahat dengan nyaman.

Pukul 09.40 WIB mengkolaborasi dengan dokter dalam pemberian analgetik

keterolac 30 mg/8 jam dengan respon subjektif klien mengatakan bersedia

Page 74: PEMBERIAN TERAPI RELIGIUS :DZIKIR UNTUKPENURUNAN … · demi sempurnanya studi kasus ini. 5. Semua dosen Program Studi DIII Keperawatan STIKes Kusuma Husada ... kanker ginekologi.

63

untuk disuntik lewat selang infus. Respon objektif obat analgetik ketorolac 30

mg masuk via selang infus.

Diagnosa kedua resiko terjadinya infeksi berhubungan dengan pengeluaran

pervagina (darah, keputihan). Pukul 09.45 WIB mengobservasi keadaan umum,

tanda – tanda infeksi. Respon objektif klien tampak cemas, meringis menahan

sakit.. Pukul 10.00 memberikan perawatan pada daerah vagina dengan prinsip

aseptik (vulva hygiene) dengan respon subjektif klien mengatakan setelah

diajarkan perawatan merasa lebih baik dan sedikit tidak bau . Respon objektif

klien tampak tenang dan rileks saat diberikan perawata. Pukul 10.10 WIB

memantau TTV klien dengan respon subjektif klien mengatakan bersedia untuk

dipantau TTV , TD 130/80 mmHg, nadi 82 x/menit, RR 20 x/menit , suhu

36,5oC.

Diagnosa ketiga kecemasan berhubungan dengan perubahan status

kesehatan, pukul 10.45 WIB mengobservasi keadaan umum dengan respon

subjektif klien mengatakan bersedia untuk diobservasi. Respon objektif klien

tampak sedikit tidak cemas, gelisah, tekanan darah 130/80 mmHg, nadi 82

x/menit. Pukul 10.50 WIB mengobservasi tingkat kecemasan menggunakan

kuesioner HARS dengan respon subjektif klien mengatakan cemas terhadap

keadaan sekarang dan memikirkan tindakan operasi yang akan segera

dilakukan. Respon objektif berdasarkan kuesioner HARS diperoleh nilai 20

dengan tingkat kecemasan ringan, tekanan darah 130/80 mmHg, nadi 82

x/menit. Pukul 11.15 WIB mengajarkan terapi religius :dzikir selama 30 menit

dengan respon subjektif klien mengatakan bersedia dan setelah melakukan

Page 75: PEMBERIAN TERAPI RELIGIUS :DZIKIR UNTUKPENURUNAN … · demi sempurnanya studi kasus ini. 5. Semua dosen Program Studi DIII Keperawatan STIKes Kusuma Husada ... kanker ginekologi.

64

dengan mandiri merasa lebih tenang. Respon objektif klien tampak mengikuti

dengan dengan baik. Pukul 12.20 WIB mengobservasi kembali observasi

kembali tingkat kecemasan klien dengan menggunakan kuesioner HARS denga

respon subjektif klien mengatakan bersedia untuk di observasi kembali. Respon

objektif berdasarkan kuesioner HARS diperoleh nilai 15 dengan tingakt

kecemasan ringan. Pukul 12.40 WIB mengkolaborasi dengan dokter dalam

pemberian analgetik ketorolac 30mg/8 jam dan ranitidine 50 mg/12 jam

dengan respon subjektif klien mengatakan bersedia untuk ditusuk lewat selang

infus agar cepat sembuh. Respon objektif obat masuk lewat via selang infus.

Pukul 12.55 WIB memberikan pendidikan kesehatan tentang keadaan klien

dengan respon subjektif klien mengatakan bersedia diberikan pendidikan

kesehatan tentang dirinya agar tidak cepas. Respon objektif klien tampak

memahami.

Tindakan keperawatan hari ketiga Sabtu, 9 Januari 2016 diagnosa kedua

resiko terjadinya infeksi berhubungan dengan pengeluaran pervagina (darah,

keputihan). Pukul 09.45 WIB mengobservasi keadaan umum, tanda – tanda

infeksi. Respon objektif klien tampak cemas, meringis menahan sakit.. Pukul

11.00 memberikan perawatan pada daerah vagina dengan prinsip aseptik (vulva

hygiene) dengan respon subjektif klien mengatakan setelah diajarkan

perawatan merasa lebih segar dan tidak bau lagi . Respon objektif klien tampak

tenang dan rileks. Pukul 11.20 WIB memantau TTV klien dengan respon

subjektif klien mengatakan bersedia untuk dipantau TTV , TD 120/80 mmHg,

nadi 80 x/menit, RR 20 x/menit , suhu 36,2oC.

Page 76: PEMBERIAN TERAPI RELIGIUS :DZIKIR UNTUKPENURUNAN … · demi sempurnanya studi kasus ini. 5. Semua dosen Program Studi DIII Keperawatan STIKes Kusuma Husada ... kanker ginekologi.

65

F. Evaluasi Keperawatan

Tindakan keperawatan yang dilakukan oleh penulis kemudian dilakukan

evaluasi pada hari kamis, 7 Januari 2016 jam 13.00 WIB. Menggunakan

metode SOAP pada diagnosa nyeri berhubungan dengan agen codera biologis

didapatkan data subjektif P : klien mengatakan nyeri dibagian perut bawah, Q :

nyeri seperti ditusuk – tusuk, R : nyeri didaerah vagina, S : skala nyeri 5, T :

saat bergerak atau saat pengeluaran pervagina (darah, keputihan). Respon

objektif klien tampak gelisah, klien tampak meringis menahan sakit, TD

150/90 mmHg, nadi 88 x/menit. Analisis masalah belum teratasi (skala nyeri

masih 5, TD masih 150/90 mmHg dan nadi 88 x/menit). Planning lanjutkan

intervensi seperti kaji skala nyeri, monitor tanda – tanda vital, keadaan umum,

relaksasi nafas dalam dan kolaborasi pemberian analgesik.

Pukul 13.20 WIB penulis juga mengevaluasi untuk masalah yang kedua

yaitu resiko terjadinya infeksi berhubungan dengan pengeluaran pervagina

(darah, keputihan), diperoleh hasil : klien mengatakan takut akan terjadi resiko

infeksi untuk penyakitnya, perdarahan seperti flek-flek dan kadang keputihan

berbau busuk. Klien tamapak cemas akan sakitnya. Hasil analisa belum teratasi

(masih mengalami perdarahan seperti flek-flek dan kadang keputihan berbau

busuk). Intervensi dilanjutkan yaitu observasi tanda – tanda inveksi, monitor

tanda - tanda vital.

Pukul 13.40 WIB penulis juga mengevaluasi untuk masalah yang ketiga

yaitu kecemasan berhubungan dengan perubahan status kesehatan didapatkan

data subjektif klien mengatakan cemas dan sedih dengan keadaan sekarang.

Page 77: PEMBERIAN TERAPI RELIGIUS :DZIKIR UNTUKPENURUNAN … · demi sempurnanya studi kasus ini. 5. Semua dosen Program Studi DIII Keperawatan STIKes Kusuma Husada ... kanker ginekologi.

66

Respon objektif klien tampak cemas dan gelisah TD 150/90 mmHg, nadi 88

x/menit, hasil kuesiner HARS dengan skor 28 termasuk tingkat kecemasa

berat. Hasil analisa belum teratasi (kuesioner HARS dari 28 menjadi 24 ).

Planning lanjutkan intervensi seperti observasi tingkat kecemasan, boservasi

keadaan umum, ajarkan terapi religiua :dzikir, berikan lingkungan yang

nyaman dan tenang.

Tindakan keperawatan yang dilakukan oleh penulis kemudian dievaluasi

pada hari kedua Jumat, 8 Januari 2016 jam 13.00 WIB. Menggunakan metode

SOAP pada diagnosa nyeri berhubungan dengan agen codera biologis

didapatkan data subjektif P : klien mengatakan sudah tidak merasa nyeri lagi,

Q : nyeri melilit, R : nyeri didaerah vagina, S : skala nyeri 2, T : saat ditekan.

Respon objektif klien tamapk sedikit gelisah dan sedih, tekanan darah 130/80

mmHg, nadi 82 x/menit. Analisis masalah teratasi (nyeri dari 5 menjadi 2, TD

dari 150/90 mmHg menjadi 130/80 mmHg, nadi 88 x/menit menjadi 82

x/menit). Planning pertahankan intervensi.

Pukul 13.20 WIB penulis juga mengevaluasi untuk masalah yang kedua

yaitu resiko terjadinya infeksi berhubungan dengan pengeluaran pervagina

(darah, keputihan), diperoleh hasil : respon subjektif klien mengatakan setelah

diajarkan perawatan merasa lebih baik, sedikit perdarahan dan sedikit tidak

berbau . Respon objektif klien tampak tenang dan rileks saat diberikan

perawatan. Hasil analisa belum teratasi (dari masih perdarahan dan masih

berbau menjadi sedikit perdarahan dan sedikit tidak berbau). Intervensi

dilanjutkan yaitu observasi tanda – tanda inveksi, monitor tanda - tanda vital.

Page 78: PEMBERIAN TERAPI RELIGIUS :DZIKIR UNTUKPENURUNAN … · demi sempurnanya studi kasus ini. 5. Semua dosen Program Studi DIII Keperawatan STIKes Kusuma Husada ... kanker ginekologi.

67

Pukul 13.40 WIB penulis juga mengevaluasi untuk masalah yang ketiga

yaitu kecemasan berhubungan dengan perubahan status kesehatan didapatkan

data subjektif klien mengatakan semalam tidur dengan nyenyak.. Respon

objektif klien tampak segar TD 130/80 mmHg, nadi 82 x/menit, Hasil analisa

teratasi (kuesioner HARS dari 20 menjadi 15 termasuk tingkat kecemasan

ringan ). Intervensi dipertahankan.

Evaluasi hari ketiga ,Sabtu 9 Januari 2016 pukul 13.20 WIB penulis juga

mengevakuasi untuk masalah yang kedua yaitu resiko terjadinya infeksi

berhubungan dengan pengeluaran pervagina (darah, keputihan), diperoleh hasil

: subjektif klien mengatakan setelah diajarkan perawatan merasa lebih segar,

tidak perdarahan dan tidak bau lagi . Respon objektif klien tampak tenang dan

rileks. Hasil analisa teratasi. Intervensi dipertahankan.

Page 79: PEMBERIAN TERAPI RELIGIUS :DZIKIR UNTUKPENURUNAN … · demi sempurnanya studi kasus ini. 5. Semua dosen Program Studi DIII Keperawatan STIKes Kusuma Husada ... kanker ginekologi.

68

BAB V

PEMBAHASAN

A. Pengkajian

Pengkajian adalah proses pengumpulan data secara sistematis yang

bertujuan untuk menentukan status kesehatan dan fungsional pada saat ini dan

waktu sebelumnya, serta untuk menentukan pola respon klien saat ini dan

waktu sebelumnya (Carpenito, 2005). Pengkajian dilakukan dengan

menggunakan metode alloanamnesa dan autoanamnesa, dimulai dari biodata

klien, riwayat kesehatan, pengkajian pola kesehatan Gordon, pengkajian fisik,

dan didukung dengan hasil laboratorium dan hasil pemeriksaan penunjang.

Metode dalam pengumpulan data adalah observasi yaitu dengan mengamati

perilaku dan keadaan klien untuk memperoleh data tentang masalah – masalah

yang dialami klien. Selanjutnya data dasar tersebut digunakan untuk

menentukn diagnosa keperawatan untuk mengatasi masalah – masalah klien

(Darmawan, 2012).

Pengkajian dilakukan pada tanggal 7 Januari 2016 pukul 08.00 WIB

dengan keluhan utama klien mengatakan nyeri pada bagian perut bawah.

Yonneau (2007) dalam Judha, dkk (2012), mengidentifikasi nyeri sebagai

pengalaman yang tidak menyenangkan, baik sensori maupun emosional yang

berhubungan dengan risiko atau aktualnya kerusakan jaringan.

Pengkajian riwayat pengkajian sekarang, klien mengatakan nyeri

dibagian perut bawah sejak 1,5 tahun yang lalu, awalnya klien mengatakan

berobat ke bidan didaerah rumahnya, kemudian klien dirujuk kedokter SpOG,

Page 80: PEMBERIAN TERAPI RELIGIUS :DZIKIR UNTUKPENURUNAN … · demi sempurnanya studi kasus ini. 5. Semua dosen Program Studi DIII Keperawatan STIKes Kusuma Husada ... kanker ginekologi.

69

setelah diperiksa didokter SpOG klien di lakukan tindakan kuret ,selama tiga

hari perawatan setelah tindakan kuret, klien dirujuk ke RSUD Dr.Moewardi

Surakarta untuk mendapatkan penanganan yang lebih lanjut. Klien juga

mengatakan beberapa kali masuk Rumh Sakit, mendapatkan tindakan

kemotherapi 1 minggu 4x selama 5 minggu dan mendapatkan sinar radiasi

kurang lebih 25kali.

Secara umumnya, keluhan utama pada kasus kanker serviks adalah rasa

nyeri. Nyeri tersebut timbul karena pengeluaran pervagina (darah, keputihan)

yang terus berlanjut. Nyeri dapat timbul pada saat aktifitas dan hilang pada saat

istirahat, atau nyeri saat pengeluaran pervagina (darah, keputihan).

Pengkajian pola kognitif-perceptual, klien mengatakan tidak mengalami

gangguan pada pada penginderaan maupun komunikasi, tetapi klien merasa

nyeri pada perut bagian bawah, nyeri seperti tertusuk-tusuk dengan skala nyeri

5, nyeri terasa diperut bagian bawah nyeri timbul karena ada pergerakan atau

pengeluaran pervagina (darah, keputihan), nyeri terasa hilang timbul. Pasien

mengatakan cemas dalam mengahadapi operasi, pasien tampak cemas dan

tekanan darah 150/90 mmHg, nadi 88 x/menit, suhu 36,8 oC, berdasarkan

kuesiner HARS diperoleh skore 28 termasuk katagori kecemasan berat.

Pengkajian kecemasan menggunakan kuesoner HARS untuk mengetahui

tingkat kecemasan pada klien. Pengkajian nyeri meliputi (PQRST). P :

mengatakan nyeri ketika bergerak atau pengeluaran pervagina (darah,

keputihan), Q : nyeri terasa seperti ditusuk-tusuk, R : nyeri terasa diperut

bagian bawah, S : skala nyeri 5, T : nyeri hilang timbul. P (provocate) yang

Page 81: PEMBERIAN TERAPI RELIGIUS :DZIKIR UNTUKPENURUNAN … · demi sempurnanya studi kasus ini. 5. Semua dosen Program Studi DIII Keperawatan STIKes Kusuma Husada ... kanker ginekologi.

70

berarti penyebab atau stimulu-stimulus nyeri, Q (quality) yang berarti kualitas

nyeri yang dirasakan, R (regio) yang berarti lokasi nyeri, S (skala) yang berarti

tingkat keparahan nyeri, T (time) yang berarti awitan, durasi dan rangkaian

nyeri (Prasetya, 2010).

Dalam pemeriksaan ekstermitas bagian atas didapatkan hasil kekuatan

otot tangan kanan dan kiri 5 (bergerak bebas), tangan kiri mampu bergerak

bebas tetapi tangan kanan bergerak terbatas karena terpasang infus RL 20 tpm,

perubahan akral hangat, tidak ada oedema, dan capilary refill < 2 detik.

Pemeriksaan ekstermitas bagian bawah diperoleh hasil kekuatan otot kaki

kanan dan kiri 5 (bergerak bebas), perabaan akral hangat, capillary refille <

2detik. Kekuatan otot diuji melalui pengkajian kemampuan klien untuk

melakukan fleksi dan ekstensi ekstermitas sambil dilakukan penahanan

(Muttaqim, 2008).

Hasil pemeriksaan laboratorium pada tanggal 6 Januari 2016 diperoleh

hasil : Hemastosis PT 14.7 detik (nilai normal 10.0-15.0), APTT 31.6 detik

(nilai normal 20.0-40.0), Creatinine 0.8 mg/dl (nilai normal 0.6-1.1), Ureum 9

mg/dl (nilai normal <50), Natrium darah 137 mmol/L (nilai normal 136-145),

Kalium darah 2.4 mmol/L (nilai normal 3.3-5.1), Chlorida darah 105 mmol/L

(nilai normal 98-106). Hasil pemeriksaan laboratorium pada tanggal 7 Januari

2016 diperoleh hasil : Natrium darah 132 mmol/L (nilai normal 136-145),

Kalium darah 2.7 mmol/L (3.3-5.1), Chlorida darah 106 mmol/L (nilai normal

98-106).

Page 82: PEMBERIAN TERAPI RELIGIUS :DZIKIR UNTUKPENURUNAN … · demi sempurnanya studi kasus ini. 5. Semua dosen Program Studi DIII Keperawatan STIKes Kusuma Husada ... kanker ginekologi.

71

Hasil pemeriksaan foto thorak pada tanggal 31 Desember 2015 diperoleh

hasil : Cor = besar dan bentuk normal, Pulmo = tampak multiple nodule ukuran

bervariasi disertai infiltrak dikedua lapang paru, sinus costophrenicus kanan

posterior tumpul kiri anterior posterior tajam, Restrosternal dan retrocardiac

space dalam batas normal, Trakheal ditengah, tak tampak proses ostedilik dan

blastik pada tulang-tulang yang bervisualisasi. Kesimpulan dari hasil

pemeriksaan foto thorak diperoleh : coarse nodul dan pneumonic type

pulmonal metastase, Efusi pleura kanan minimal.

Berdasarkan hasil pemeriksaan laboratorium diatas mrnunjukan

peningkatan kalium darah 2.4 mmol/L (nilai normal 3.3-5.1) pada tanggal 6

Januari 2016 dan kalium darah 2.7 mmol/L (3.3-5.1) pada tanggal 7 Januari

2016. Kalium darah mengalami peningkatan yang sedikit dan belum dalam

batas normal.

B. Diagnosa Keperawatan

Diagnosa keperawatan adalah keputusan klinis tentang respon individu,

keluarga atau komunitas terhadap masalah kesehatan yang aktual, potensi atau

proses kehidupan (Potter dan Perry, 2005).

Diagnosa pertama yang diangkat penulis adalah nyeri akut yang

berhubungan dengan agen cidera biologis. Nyeri yang dialami Ny.X

merupakan nyeri akut karena memiliki awitan yang sangat cepat dan dirasakan

kurang dari satu hari. Hal ini sesuai dengan teori yang mengatakan bahwa nyeri

akut memiliki awitan yang cepat dengan intensitas yang bervariasi dan

berlangsung dari beberapa detik sampai enam bulan (Andarmoyo, 2013).

Page 83: PEMBERIAN TERAPI RELIGIUS :DZIKIR UNTUKPENURUNAN … · demi sempurnanya studi kasus ini. 5. Semua dosen Program Studi DIII Keperawatan STIKes Kusuma Husada ... kanker ginekologi.

72

Hal ini sesuai dengan teori Hierarki Maslow yang menyebutkan bahwa

nyeri termasuk dalam kebutuhan fisiologis. Kebutuhan fisiologis merupakan

hal yang mutlak dipenuhi manusia untuk bertahan hidup dan harus dipenuhi

terlebih dahulu dari pada kebutuhan yang lain (Mubarak, 2008).

Saat dilakukan pengkajian didapatkan data subjektif klien dikaji tentang

katakteristik nyeri ditemukan nyeri dibagian perut bawah, seperti tertusuk –

tusuk, skala nyeri 5 katagori nyeri berat, sakit saat bergerak. Data objektif yang

didapatkan klien tampak lemah dan tekanan darah 150/90 mmHg, nadi 88

x/menit. Respon perilaku terhadap nyeri yang ditunjukan klien sangat beragam.

Salah satunya dapat dilihat dari ekspresi wajah yaitu meringis kesakitan,

mengeluarkan gigi, menyengirkan dahi, menggigit bibir, menutup mata dan

mulut dengan rapat, serta membuka mata dan mulut dengan lebar (Andarmoyo,

2013).

Nyeri yang dialami Ny.X merupakan nyeri akut berhubungan dengan

agen cidera biologis sebagai diagnosa yang prioritas dan aktual karena nyeri

merupakan faktor utama. Secara verbal klien mengatakan mengalami nyeri

yang dirasakannya. Hal ini sesuai dengan teori Hierarki Maslow yang

menyebutkan bahwa nyeri termasuk dalam kebutuhan fisiologis. Kebutuhan

fisiologis merupakan hal yang mutlak dipenuhi manusia untuk bertahan hidup

dan harus dipenuhi terlebih dahulu dari pada kebutuhan yang lain (Mubarak,

2008).

Diagnosa kedua yang diangkat penulis yaitu resiko terjadinya infeksi

berhubungan dengan pengeluaran ervagina (darah, keputihan). Pada resiko

Page 84: PEMBERIAN TERAPI RELIGIUS :DZIKIR UNTUKPENURUNAN … · demi sempurnanya studi kasus ini. 5. Semua dosen Program Studi DIII Keperawatan STIKes Kusuma Husada ... kanker ginekologi.

73

infeksi adalah keadaan dimana seorang individu beresiko terserang pleh agen

patogenik dan oportunistik (virus, jamur, bakteri, protozoa, atau parasit

lainnya) dari sumber – sumber eksternal, sumber – sumber eksogen dan

endogen (NANDA, 2009-2011).

Saat dilakukan pengkajian diperoleh data subjektif : klien mengatakan

takut akan terjadinya infeksi pada daerah vagianya. Data objektif : klien

tampak cemas, gelisah, tidak ada tanda – tanda infeksi didaerah vaginanya, TD

150/90 mmHg, nadi 88 x/menit.

Diagnosa ketiga yang diangkat penulis yaitu kecemasan berhubungan

dengan perubahan status kesehatan. Kecemasan adalah respon emosional dan

merupakan penilaian intelektual terhadap suatu bahaya (Stuart, 2007). Saat

dilakukan pengkajian diperoleh data subjektif klien mengatakan sulit tidur dan

tidur tidak nyenyak sering terbangun. Data objektif yang diperoleh berdasarkan

HARS diperoleh score 28 atau kecemasan berat, klien tampak cemas, gelisah

dan tekanan darah 150/890 mmHg, nadi 88 x/menit, suhu 36,8 oC. Batasan

karakteristik kecemasan menurut (Nanda NIC NOC, 2013) yaitu perilaku

meliputi: gelisah, mengekspresikan kekhawatiran karena perubahan dalam

peristiwa hidup, affektif meliputi : gelisah distres, ketakutan, perasaan tidak

adekuat, bingung, khawatir, fisiologi meliputi : peningkatan tekanan darah.

Penulis mengangkat diagnosa nyeri akut berhubungan dengan agen

cidera biologis sebagai diagnosa yang prioritas dan aktual. Secara verbal klien

mengalami nyeri akan melaporkan adanya ketidaknyamanan berkaitan dengan

nyeri yang dirasakan. Hal ini sesuai denagn teori Hieraki Maslow yang

Page 85: PEMBERIAN TERAPI RELIGIUS :DZIKIR UNTUKPENURUNAN … · demi sempurnanya studi kasus ini. 5. Semua dosen Program Studi DIII Keperawatan STIKes Kusuma Husada ... kanker ginekologi.

74

menyebutkan bahwa nyeri termasuk dalam kebutuhan fisiologi. Kebutuhan

fisiologi merupakan hal yang mutlak dipenuhi manusia untuk bertahan hidup

dan harus dipenuhi terlebih dahulu dari pada kebutuhan yang lain (Mubarak,

2008).

C. Intervensi

Intervensi keperawatan dituliskan sesuai rencana dan kriteria hasil

berdasarkan NIC (Nursing Intervension Clasification) dan NOC (Nursing

Outcome Clasification). Intervensi keperawatan disesuaikan dengan kondisi

klien dan fasilitas yang ada, sehingga rencana keperawatan dapat diselesaikan

dengan Spesifik (jelas dan khusus).

Berdasarkan diagnosa nyeri akut berhubungan dengan agen cidera

biologis maka penulis menyusun rencana keperawatan dengan tujuan setelah

dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam nyeri dapat berkurang

dengan kriteria hasil klien mampu mengontrol nyeri (menggunakan tekhnik

non farmakologi). Metode pereda nyeri non farmakologi biasanya memiliki

resiko yang sangat rendah, tindakan tersebut diperlukan untuk mempersingkat

episode nyeri yang berlangsung (Brunner & Suddart, 2002).

Kriteria hasil yang diharapkan dari diagnosa nyeri akut berhubungan

dengan agen cidera biologis yaitu skala nyeri 1. Menurut Andarmoyo (2013),

skala nyeri menentukan seberapa berat nyeri yang dirasakan oleh klien, skala

juga dapat menjelaskan tingkat keparahan nyeri yaitu dengan melihat intensitas

skala nyeri 1-3 menunjukan nyeri ringan, 4-6 menunjukan nyeri sedang, skala

7-9 menunjukan nyeri hebat dan skala nyeri menunjukan nyeri paling hebat.

Page 86: PEMBERIAN TERAPI RELIGIUS :DZIKIR UNTUKPENURUNAN … · demi sempurnanya studi kasus ini. 5. Semua dosen Program Studi DIII Keperawatan STIKes Kusuma Husada ... kanker ginekologi.

75

Kriteria hasil yang selanjutnya pada diagnosa nyeri akut berhubungan

dengan agen cidera biologis adalah klien mengatakan rasa nyaman setelah

nyeri berkurang. Ketika nyeri sudah berkurang belum tentu klien sudah merasa

nyaman, dan kriteria hasil selanjutnya adalah tanda – tanda vital dalam batas

normal. Peningkatan tekanan darah, nadi, nafas, dan suhu mempengaruhi

tingkat nyeri pada klien. Kriteria hasil yang disusun penulis sesuai dengan teori

Nurarif dan Kusuma (2013).

Intervensi pertama pada diagnosa nyeri akut berhubungan dengan agen

cidera biologis yaitu observasi nyeri (PQRST) dengan tujuan untuk mengetahui

karakteristik nyeri. Menurut Andarmoyo (2013), observasi nyeri dilakukan

untuk membantu klien dalam mengutarakan masalah atau keluhan secara

lengkap, pengkajian yang bisa dilakukan untuk mengkaji karakteristik nyeri

bisa menggunakan analisis symptom. Komponen pengkajian analisis symptom

meliputi (PQRST) : P (Paliatif/Profocatif = yang menyebabkan timbulnya

masalah), Q (Quality = kualitas nyeri yang dirasakan), R (Regio = lokasi

nyeri), S (Severity = keparahan), T (Time = waktu).

Intervensi yang kedua yaitu berikan posisi semi fowler dengan tujuan

agar klien dapat beristirahat dengan nyaman. Lingkungan yang asing, tingkat

kebisingan yang tinggi, pencahayaan, dan aktivitas yang tinggi dilingkungan

tersebut dapat tersebut dapat memperberat nyeri (Mubarak & Chayatin, 2008).

Berikan kesempatan waktu istirahat jika terasa nyeri dengan rasional

istirahat akan melaksanakan semua jaringan sehingga meningkatkan

kenyamanan, ajarkan tekhnik non farmakologi (kompres dingin) dengan

Page 87: PEMBERIAN TERAPI RELIGIUS :DZIKIR UNTUKPENURUNAN … · demi sempurnanya studi kasus ini. 5. Semua dosen Program Studi DIII Keperawatan STIKes Kusuma Husada ... kanker ginekologi.

76

rasional tekhnik non farmakologi mudah dipelajari klien sehingga saat nyeri

muncul klien mampu mengontrol nyeri secara mandiri. Memberikan kompres

dingin adalah menghilangkan rasa nyeri akibat oedema atau trauma, dan

menurunkan respon inflamasi jaringan (Istichomah, 2007).

Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian analgetik(ketorolac 30 mg/8

jam) dengan rasional analgetik memblok lintasan nyeri, sehingga nyeri akiut

berkurang. Ketorolac 30 mg/8 jam akan pengolahan nyeri kronis atau akut

dalam jangka panjang (Iso, 2013).

Berdasarkandiagnosa keperawatan yang kedua resiko infeksi

berhubungan dengan pengeluaran pervagina (darah, keputihan) dengan

intervensi yang akan dilakukan adalah observasi tanda – tanda infeksi yaitu

untuk mendeteksi dini terhadap ifeksi akan mudah (Wilkinson, 2012). Lakukan

perawatan luka dengan menggunakan teknik septik dan aseptik yaitu

membersihkan, memantau, dan memfasilitasi proses penyembuhan luka.

Pantau tanda- tanda vital untuk mengetahui dugaan adanya infeksi.

Berdasarkan data yang diperoleh penulis dan Ny.X sesuai teori.

Perencanaan untuk mengatasi masalah pada diagnosa keperawatan

selanjutnya kecemasan berhubungan dengan perubahan status kesehatan,

diharapkan setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2x24 jam masalah

keperawatan kecemasan dapat teratasi, dengan kriteria hasil berdasarkan NOC

(Nursing Outcomes Classification) : tidak gelisah, tidak khawatir, tidak tegang,

berdasarkan kuesioner HARS tingkat kecemasan dalam rentang ringan (14-20),

tekanan darah normal 120/80 mmHg, nadi 80 x/menit. Berdasarkan tujuan dan

Page 88: PEMBERIAN TERAPI RELIGIUS :DZIKIR UNTUKPENURUNAN … · demi sempurnanya studi kasus ini. 5. Semua dosen Program Studi DIII Keperawatan STIKes Kusuma Husada ... kanker ginekologi.

77

kriteria hasil tersebut, kemudian penulis menyusun intervensi keperawatan

berdasarkan NIC (Nursing Intervetion Classification) : observasi tingkat

cemas klien menggunakan kuesioner HARS dan tanda – tanda vitas dengan

rasional untuk mengetahui tingkat cemas klien. Meurut Hawari (2013)

observasi kecemasan untuk mengetahui sejauh mana derajat kecemasan

seseorang dapat menggunakan alat ukur (instrument).

Ajarkan terapi religius :dzikir dengan rasional untuk menurunkan tingkat

kecemasan klien. Respon relaksasi yang melibatkan keyakinan yang dianut

akan mempercepat terjadinya rileks, dengan kata lain kombinasi respon

relaksasi melibatkan keyakinan akan gandakan manfaat yang didapat dari

respon relaksasi (Benson, 2005). Berikan penkes tentang keadaan klien dengan

rasional untuk mengalihkan perhatian dan mengurangi kecemasan, berikan

dukungan pada keluarga untuk selalu menemani klien dengan rasional untuk

meningkatkan perhatian pada keluarga untuk klien, berikan lingkungan yang

nyaman dengan rasional agar klien tenang.

D. Implementasi Keperawatan

Implementasi keperawatan adalah komponen dari proses keperawatan

yang merupakan katagori dari perilaku keperawatan dimana tindakan yang

diperlukan untuk mencapai tujuan dan kriteria hasil yang diperkirakan dari

asuhan keperawatan dilakukan dan diselesaikan (Potter & Perry, 2005).

Dalam melakukan tindakan keperawatan selam tiga hari yaitu pada

tanggal 7, 8 dan 9 Januari 2016 penulis tidak mengalami kesulitan, penulis

melakukan implementasi berdasarkan intervensi yang telah dibuat. Diagnosa

Page 89: PEMBERIAN TERAPI RELIGIUS :DZIKIR UNTUKPENURUNAN … · demi sempurnanya studi kasus ini. 5. Semua dosen Program Studi DIII Keperawatan STIKes Kusuma Husada ... kanker ginekologi.

78

keperawatan kecemasan berhubungan dengan perubahan status kesehatan.

Tindakan keperawatan yang dilakukan pada tanggal 7 Januari 2016 pukul

09.40 WIB mengkolaborasi dengan dokter dalam pemberian analgetik

ketorolac 30 mg/8 jam untuk penatalaksanaan jangka pendek (maksimal 2 hari)

terhadap nyeri akut derajat sedang-berat (Informasi Spesialite Obat, 2012).

Respon subjektif klien mengatakan bersedia untuk disuntik lewat selang infus.

Respon onjektif obat analgetik ketorolac 30 mg/8 jam masuk via selang infus.

Pukul 10. 45 WIB mengobservasi tingkat kecemasan menggunakan kuesioner

HARS dengan respon subjektif klien mngatakan cemas terhadapa keadaan

sekarang dan memikirkan tindakan operasi yang akan segera dilakukan.

Respon objektif berdasarkan kuesiner HARS diperoleh skor 28 dengan tingkat

kecemasan berat, TD 150/90 mmHg, nadi 88 x/menit. Respon fisiologi pada

seseorang yang mengalami kecemasan berat yaitu nafas pendek, nadi dan

tekanan darah naik, berkeringat dan sakit kepala, penglihatan kabur,

ketegangan (Popplau, 2005).

Instrumen dalam penelitian ini adalah kuesioner berpedoman pada

Hamilton Anxiety Rantting Scale (HARS) untuk melihat tingkat keparahan

terhadap gangguan kecemasan seorang klien (Norman, 2005) dalam

(Kusumadewi,2008). Pengukuran dilakukan pada hari pertama dan kedua pada

kelompok perlakuan maupun kontrol. Pukul 11.15 WIB mengajarkan terapi

religius :dzikir selam 30 menit, dengan respon subjektif klien mengatakan

bersedia. Respon objektif klien tampak mengikuti perintah. Relaksasi dzikir

merupakan penggerakan emosi perasaan, dzikir ini muncul melalui rasa, yaitu

Page 90: PEMBERIAN TERAPI RELIGIUS :DZIKIR UNTUKPENURUNAN … · demi sempurnanya studi kasus ini. 5. Semua dosen Program Studi DIII Keperawatan STIKes Kusuma Husada ... kanker ginekologi.

79

rasa tentang penzahiran keagungan dan keindahan Allah SWT, sehingga akan

dapat pula mempengaruhi pola koping seseorang dalam menghadapi stresor,

sehingga stress respon berbeda. Koping yang adaptif akan mempermudah

seseorang mengatasi kecemasan dan sebaliknya seseorang mengatasi

kecemasan (Hannan, 2014).

Pukul 13.40 WIB mengobservasi tingkat kecemasan menggunakan

kuesioner HARS, dengan respon subjektif klien mengatakan perasaannya

tenang. Respon objektif berdasarkan kuesioner diperoleh skor 15 dengan

tingkat kecemsan sedang, tekanan darah 130 mmHg, nadi 82 x/menit.

E. Evaluasi

Evaluasi keperawatan merupakan tahapan terakhir dari proses

keperawatan untuk mengukur respon klien terhadap tindakan keperawatan dan

kemajuan klien kearah pencapaian tujuan (Potter & Perry, 2005).

Hasil evaluasi diagnosa nyeri akut berhubungan dengan agen cidera

biologis pada hari Kamis, 7 Januari 2016 puku 13.00 WIB dengan metode

SOAP pada diagnosa nyeri akut berhubungan dengan agen cidera biologis,

subjektif klien mengatakan nyeri dibagian perut bawah, nyeri seperti ditusuk-

tusuk, nyeri didaerah vagina, skala nyeri 5, saat bergerak atau pengeluaran

pervagina (darah, keputihan). Respon objektif klien tampak gelisah dan

menahan rasa nyeri, TD 150/90 mmHg, nadi 88 x/menit. Analisa data belum

teratasi. Planning lanjut intervensi seperti kaji skala nyeri, monitor tanda –

tanda vital, keadaan umum, ajarkan relaksasi nafas dalam, dan kolaborasi

pemberian analgetik.

Page 91: PEMBERIAN TERAPI RELIGIUS :DZIKIR UNTUKPENURUNAN … · demi sempurnanya studi kasus ini. 5. Semua dosen Program Studi DIII Keperawatan STIKes Kusuma Husada ... kanker ginekologi.

80

Pukul 13.20 WIB penulis juga mengevaluasi untuk masalah yang kedua

yaitu resiko terjadinya infeksi berhubungan dengan pengeluaran pervagina

(darah, keputihan), diperoleh hasil : klien mengatakan takut akan terjadi resiko

infeksi untuk penyakitnya,mengalami perdarahan seperti flek-flek dan kadang

keputihan berbau busuk. Klien tampak cemas akan sakitnya. Hasil analisa

belum teratasi. Intervensi dilanjutkan yaitu observasi tanda – tanda inveksi,

monitor tanda - tanda vital.

Pukul 13.40 WIB penulis juga mengevaluasi untuk masalah yang ketiga

yaitu kecemasan berhubungan dengan perubahan status kesehatan didapatkan

data subjektif klien mengatakan cemas dan sedih dengan keadaan sekarang.

Respon objektif klien tampak cemas dan gelisah TD 150/90 mmHg, nadi 88

x/menit, hasil kuesiner HARS dengan skor 28 termasuk tingkat kecemasa

berat. Hasil analisa belum teratasi (hasil kuesioner HARS dari 28 menjadi 24) .

Planning lanjutkan intervensi seperti observasi tingkat kecemasan, boservasi

keadaan umum, ajarkan relaksasi terapi teligius :dzikir, berikan lingkungan

yang nyaman dan tenag.

Hasil evaluasi pada hari kedua Jumat, 8 Januari 2016 untuk diagnosa

pertama diagnosa nyeri berhubungan dengan agen codera biologis didapatkan

data subjektif P : klien mengatakan sudah tidak merasa nyeri lagi, Q : nyeri

melilit, R : nyeri didaerah vagina, S : skala nyeri 2, T : saat ditekan. Respon

objektif klien tamapk sedikit gelisah dan sedih, tekanan darah 130/80 mmHg,

nadi 82 x/menit. Analisis masalah teratasi (nyeri dari 5 menjadi 2, TD dari

150/90 mmHg menjadi 130/80 mmHg, nadi dari 88 x/menit menjadi 82

Page 92: PEMBERIAN TERAPI RELIGIUS :DZIKIR UNTUKPENURUNAN … · demi sempurnanya studi kasus ini. 5. Semua dosen Program Studi DIII Keperawatan STIKes Kusuma Husada ... kanker ginekologi.

81

x/menit). Planning lanjutkan intervensi seperti kaji skala nyeri, monitor tanda –

tanda vital, keadaan umum, relaksasi nafas dalam dan kolaborasi pemberian

analgesik.

Pukul 13.20 WIB penulis juga mengevaluasi untuk masalah yang kedua

yaitu resiko terjadinya infeksi berhubungan dengan pengeluaran pervagina

(darah, keputihan), diperoleh hasil : respon subjektif klien mengatakan setelah

diajarkan perawatan merasa lebih baik dan sedikit tidak bau . Respon objektif

klien tampak tenang dan rileks saat diberikan perawata. Hasil analisa teratasi

sebagian. Intervensi dilanjutkan yaitu observasi tanda – tanda inveksi, monitor

tanda - tanda vital.

Pukul 13.40 WIB penulis juga mengevaluasi untuk masalah yang ketiga

yaitu kecemasan berhubungan dengan perubahan status kesehatan didapatkan

data subjektif klien mengatakan semalam tidur dengan nyenyak.. Respon

objektif klien tampak segar TD 130/80 mmHg, nadi 82 x/menit, hasil

pengukuran tingkat kecemasan HARS skor 20 menjadi 15 termasuk tingkat

kecemasan ringan. Hasil analisa teratasi.

Hasil evaluasi hari ketiga Sabtu, 9 Januari 2016 pukul 13.20 WIB untuk

masalah yang kedua yaitu resiko terjadinya infeksi berhubungan dengan

pengeluaran pervagina (darah, keputihan), diperoleh hasil : subjektif klien

mengatakan setelah diajarkan perawatan merasa lebih segar dan tidak bau lagi .

Respon objektif klien tampak tenang dan rileks. Hasil analisa teratasi.

Intervensi dipertahankan.

Page 93: PEMBERIAN TERAPI RELIGIUS :DZIKIR UNTUKPENURUNAN … · demi sempurnanya studi kasus ini. 5. Semua dosen Program Studi DIII Keperawatan STIKes Kusuma Husada ... kanker ginekologi.

82

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

Setelah penulis melakukan pengkajian, analisa data, penentuan diagnosa,

intervensi, implementasi, dan evaluasi tentang pemberian terapi religius : dzikir

untuk menurunkan tingkat kecemasan pada asuhan keperawatan Ny.X dengan pre

operatif kanker serviks di ruang mawar 1 RSUD Dr.Moewardi Surakarta secara

metode studi kasus, maka dapat ditarik kesimpulan :

A. Kesimpulan

1. Pengkajian terhadap masalah kecemasan pada Ny.X telah dilakukan secara

komprehensifdan diperoleh hasil yaitu dengan keluhan utama nyeri akut,

klien mengatakan nyeri didaerah vagina, rasa seperti ditusuk tusuk, dengan

skala 8, dirasakan saat bergerak, klien tampak lemas, gelisah dan tekanan

darah 120/80 mmHg, nadi 80 x/menit, klien sulit tidur dan tidur tidak

nyenyak sering terbangun, berdasarkan HARS diperoleh skor 28 atau

kecemasan berat, klien tampak cemas, gelisah dan 120/80 mmHg, nadi 80

x/menit, suhu 36 oC klien mengatakan makan dan minum, berpakaian,

mobilitas ditempat tidur, berpindah, ambulasi /ROM, toileting dibantu

keluarga, klien tampak lemas, kesulitan bergerak, dan tangan kiri terpasang

infus.

2. Diagnosa yang muncul pada Ny.X yang pertama yaitu nyeri akut

berhubungan dengan agen cidera biologis, resiko terjadinya infeksi

Page 94: PEMBERIAN TERAPI RELIGIUS :DZIKIR UNTUKPENURUNAN … · demi sempurnanya studi kasus ini. 5. Semua dosen Program Studi DIII Keperawatan STIKes Kusuma Husada ... kanker ginekologi.

83

berhubungan dengan pengeluaran pervagina (darah, keputihan) dan

kecemasan berhubungan dengan perubahan status kesehatan.

3. Rencana keperawatn yang disusun untuk diagnosa nyeri akut berhubungan

dengan agen cidera biologis yaitu observasi karakteristik nyeri meliputi

PQRST, observasi tanda – tanda vital, berikan perubahan posisi yang

nyaman, ajarkan relaksasi nafas dalam, kolaborasi dengan tim medis dalam

pemberian obat analgesik. Rencana keperawatan untuk diagnosa resiko

infeksi berhubungan dengan pengeluaran pervagina (darah, keputihan )

observasi ada tidaknya tanda – tanda resiko infeksi, pemberikan perawatan

pada daerah vagina dengan prinsip septik dan aseptik, pantau tanda – tanda

vital, dan kolaborasi dengan medis. Rencana keperawatan untuk diagnosa

kecemasan berhubungan dengan perubahan status kesehatan observasi

tingkat cemas klien menggunakan kuesioner HARS dan tanda – tanda vital,

ajarkan terapi religius :dzikir, berikan penkes tentang keadaan klien, berikan

lingkungan yang nyaman.

4. Tindakan keperawatan yang dilakukan merupakan implementasi dari

rencana keperawatan yang telah disusun.

5. Evaluasi keperawatan yang dilakukan selam tiga hari sudah dilakukan

secara komprehensif dengan acuan rencana asuhan keperawatan hasil

evaluasi keadaan klien dengan kriteria hasil belum tercapai, maka nyeri akut

berhubungan dengan agen cidera biologis. Data subjektif klien mengatakan

nyeri berkurang seperti digigit semut, nyeri melilit, nyeri didaerah vagina,

skala nyeri 2, saat bergerak atau saat pngeluaran pervagina (darah,

Page 95: PEMBERIAN TERAPI RELIGIUS :DZIKIR UNTUKPENURUNAN … · demi sempurnanya studi kasus ini. 5. Semua dosen Program Studi DIII Keperawatan STIKes Kusuma Husada ... kanker ginekologi.

84

keputihan). Hasil analisa belum teratasi. Planning lanjutkan intervensi

seperti kaji nyeri, monitor tanda – tanda vital, kolaborasi pemberian

analgetik. Diagnosa resiko infeksi berhubungan dengan pengeluaran

pervagina (darah, keputihan), respon subjektif klien mengatakan setelah

diajarkan perawatan merasa lebih segar dan tidak bau lagi . Respon objektif

klien tampak tenang dan rileks. Hasil analisa teratasi. Diagnosa kecemasan

berhubungan dengan perubahan status kesehatan, respon subjektif klien

mengatakan semalam tidur nyenyak. Respon objektif klien tampak segar.

Hasil analisis masalah teratasi.

6. Hasil analisa kondisi Ny. X tingkat kecemasan membaik dari hari pertama

skore 28 (kecemasan berat ) menjadi skor 24 dan pada harii kedua dari skor

20 menjadi 15 (kecemasan ringan) setelah diberikan terapi religius :dzikir

untuk menurunkan kecemasan selama 2 jam sebelum dilakukannya operasi,

tetapi untuk penulis sendiri melakukan selama 2 hari sebelum operasi

dengan durasi 30 menit sebanyak 1 kali sehari, bahwa pemberian terapi

religius : dzikir untuk menurunkan tingkat kecemasan sangat efektif untuk

menurunkan tingkat kecemasan pada klien pre operasi kanker serviks.

Page 96: PEMBERIAN TERAPI RELIGIUS :DZIKIR UNTUKPENURUNAN … · demi sempurnanya studi kasus ini. 5. Semua dosen Program Studi DIII Keperawatan STIKes Kusuma Husada ... kanker ginekologi.

85

B. Saran

1. Bagi Institusi Pendidikan

Diharapkan institusi mampu meningkatkan mutu pendidikan

sehingga menghasilkan perawat yang profesional dan inovatif, terutama

dalam memberikan asuhan keperawatan pada klien pre operasi kanker

serviks.

2. Bagi Perawat

Perawat mampu memberikan dan meningkatkan kualitas pelayanan

dalam memberikan asuhan keperawatan terutama pemberian tindakan

kebersihan diri kepada klien khususnya klien pre operasi kanker serviks,

serta mampu melakukan asuhan keperawatan kepada klien yang sesuai

dengan Standart Operasional Prosedur (SOP).

3. Bagi Rumah Sakit

Diharapkan rumah sakit dapat memberikan pelayanan kesehatan

yang baik serta menyediakan fasilitas atau sarana dan prasarana yang

memadai untuk penyembuhan klien, khususnya klien dengan pre operasi

kanker serviks.

4. Bagi Profesi Keperawatan

Diharapkan para perawat memiliki keterampilan dan tanggung

jawab yang baik dalam memberikan asuhan keperawatan, serta mampu

menjalin kerjasama dengan tim kesehatan lain dan keluarga klien dalam

membantu proses penyembuhan klien khususnya pada klien pre opeasi

kanker serviks.

Page 97: PEMBERIAN TERAPI RELIGIUS :DZIKIR UNTUKPENURUNAN … · demi sempurnanya studi kasus ini. 5. Semua dosen Program Studi DIII Keperawatan STIKes Kusuma Husada ... kanker ginekologi.

DAFTAR PUSTAKA

Andarmoyo,S. 2013. Persalinan Tanpa Nyeri Berlebihan. Ar-Ruzz:

Yogyakarta

Asmadi. 2008. Konsep Keperawatan Dasar. Jakarta: EGC

Bayumi, Syaikh Muhammad. 2005. Hidup Sehat dengan Dzikir & Doa. Jakarta:

Pustaka Al-Kautsar

Benson, Herbert. MD. 2005. Dasar-dasar Respon Relaksasi: Bagaimana

Menggabungkan Respon Relaksasi dengan Keyakinan Pribadi Anda

(terjemahan). Bandung: Mizan

Brunner & Suddarth. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Edisi 8.

Jakarta: EGC

Carpenito, Lynda Juall. 2007. Rencana Asuhan & Dokementasi Keperawatan.

Diagnosa Keperawatam dan Masalah Kolaoratif. Edisi 2. Jakarta: ECG

Dermawan, Deden. 2012. Proses Keperawatan Konsep dan Kerangka Kerja.

Gosyen Publising: Yogyakarta

Doenges, Marilinn E. 2005. Rencana Asuhan Keperawatan Pedoman untuk

Perencanaan dan Pendokumentasian pasien. Edisi 3. Jakarta: EGC

Ghofar, Abdul. 2009. Cara Mudah Mengenal & Mengobati Kanker. Yogyakarta

Hawari, Dadang. 2013. Manajemen Stress, cemas dan depresi. Jakarta: FKUI

Issacs, Ann. 2005. Keperawatan Kesehatan Jiwa dan Psikiatri. Edisi 3. Jakarta:

Penerbit Buku Kedokteran EGC

ISO. 2013. Handbook of Quality Standards and Compliance. New Jersey:

Prentice-Hall

Page 98: PEMBERIAN TERAPI RELIGIUS :DZIKIR UNTUKPENURUNAN … · demi sempurnanya studi kasus ini. 5. Semua dosen Program Studi DIII Keperawatan STIKes Kusuma Husada ... kanker ginekologi.

Judha, dkk. 2012. Teori Pengukuran Nyeri dan Nyeri Persalinan. Nuha Medika:

Yogyakarta

Kusumadewi, 2008. Informatika Kesehatan. Yogyakarta: Graha Ilmu

Mubarak. 2008. Buku Ajar Kebutuhan Dasar Manusia Teori dan Aplikasi Dalam

Praktik. Jakarta: EGC

Mubarak dan Chayantin. 2008. Buku Ajar Asuhan Keperawatan Dasar Manusia

Teori dan Aplikasi Dalam Praktik. ECG: Jakata

NANDA Internasional. 2007. Nursing Diagnose : Definitions & Classifications.

Jakarta : EGC

NANDA Internasional. 2011. Nanda International; Diagnosa Keperawatan;

Definisi dan Klasifikasi 2009-2011. Penerbit Buku Kedokteran. ECG

NANDA International. 2012. Nursing Diagnose: Definitions & Classifications

2012-2014. Jakarta: EGC

Nur Arif dan Kusuma. 2013. Aplikasi Asuhan KeperawatanBerdasarkan Nanda

NIC-NOC. Edisi 4. Jakarta: ECG

Pepplau, 2005. Fundamentak Keperawatan: jonsep, proses, dan praktik. Jakarta:

Salemba Medika

Potter & Perry. 2005. Buku Ajaran Fundamental Keperawatan: Konsep Proses

dan Praktik. Edisi 4. Jakarta: EGC

Rasjidi, Imam. 2009. Deteksi Dini & Pencegahan Kanker Pada

Wanita. Edisi pertama. Jakarta: CV Sagung Seto

Saleh. 2010. Berzikir untuk Kesehatan Saraf. Penerbit Zaman: Jakarta

Sjamsuhidayat. 2005. Buku Ajar Ilmu Bedah. Jakarta: ECG

Page 99: PEMBERIAN TERAPI RELIGIUS :DZIKIR UNTUKPENURUNAN … · demi sempurnanya studi kasus ini. 5. Semua dosen Program Studi DIII Keperawatan STIKes Kusuma Husada ... kanker ginekologi.

Stuart, Gall W. 2007. Buku Saku Keperawatan Jiwa. Edisi 5. Jakarta:

ECG

Stuart & Laraia. 2005. Buku Saku Keperawatan Jiwa. Edisi 5. Jakarta :EGC

Suliswati. 2005. Konsep Dasar Keperawatan Jiwa. Jakarta: EGC

Wilkinson. Judith M. 2007. Buku Saku Diagnosa Keperawatan

dengan Intervensi NIC dan Kriteria Hasil NOC. Jakarta: ECG