Paper Ginekologi

24
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Mioma uteri adalah neoplasma jinak yang berasal dari uterus dan jaringan ikat sehingga disebut juga dengan leiomimoma, fibromioma atau fibroid. Berdasarkan otopsi, Novak menemukan 27% wanita berumur 25 tahun mempunyai sarang mioma, pada wanita yang berkulit hitam ditemukan lebih banyak. Mioma uteri belum pernah dilaporkan terjadi sebelum menarke, sedangkan setelah menopause hanya kira-kira 10% mioma yang masih bertumbuh. Diperkirakan insiden mioma uteri sekitar 20–30% dari seluruh wanita. Di Indonesia mioma uteri ditemukan pada 2,39–11,7% pada semua penderita ginekologi yang dirawat. Tumor ini paling sering ditemukan pada wanita umur 35–45 tahun (kurang lebih 25%) dan jarang pada wanita 20 tahun dan wanita post menopause. Wanita yang sering melahirkan akan lebih sedikit kemungkinan untuk berkembangnya mioma ini dibandingkan dengan wanita yang tak pernah hamil atau hanya 1 kali hamil. Statistik menunjukkan 60% mioma uteri berkembang pada wanita yang tak pernah hamil atauhanya hamil 1 kali. Prevalensi meningkat apabila ditemukan riwayat keluarga, ras,kegemukan dan nullipara. Menoragia yang disebabkan mioma uteri 1

description

bfvakfvbawkuibfvuwlbfebfvakfvbawkuibfvuwlbfebfvakfvbawkuibfvuwlbfebfvakfvbawkuibfvuwlbfebfvakfvbawkuibfvuwlbfebfvakfvbawkuibfvuwlbfebfvakfvbawkuibfvuwlbfebfvakfvbawkuibfvuwlbfe

Transcript of Paper Ginekologi

Page 1: Paper Ginekologi

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Mioma uteri adalah neoplasma jinak yang berasal dari uterus dan jaringan

ikat sehingga disebut juga dengan leiomimoma, fibromioma atau fibroid.

Berdasarkan otopsi, Novak menemukan 27% wanita berumur 25 tahun

mempunyai sarang mioma, pada wanita yang berkulit hitam ditemukan lebih

banyak. Mioma uteri belum pernah dilaporkan terjadi sebelum menarke,

sedangkan setelah menopause hanya kira-kira 10% mioma yang masih

bertumbuh. Diperkirakan insiden mioma uteri sekitar 20–30% dari seluruh

wanita. Di Indonesia mioma uteri ditemukan pada 2,39–11,7% pada semua

penderita ginekologi yang dirawat. Tumor ini paling sering ditemukan pada

wanita umur 35–45 tahun (kurang lebih 25%) dan jarang pada wanita 20 tahun

dan wanita post menopause. Wanita yang sering melahirkan akan lebih sedikit

kemungkinan untuk berkembangnya mioma ini dibandingkan dengan wanita

yang tak pernah hamil atau hanya 1 kali hamil. Statistik menunjukkan 60%

mioma uteri berkembang pada wanita yang tak pernah hamil atauhanya hamil 1

kali. Prevalensi meningkat apabila ditemukan riwayat keluarga, ras,kegemukan

dan nullipara. Menoragia yang disebabkan mioma uteri menimbulkan masalah

medis dan sosial pada wanita. Mioma uteri terdapat pada wanita di usia

reproduktif, pengobatan yang dapat dilakukan adalah histerektomi, dimana

mioma uteri merupakan indikasi yang paling sering untuk dilakukan

histerektomi.

Perihal penyebab pasti terjadi tumor mioma belum diketahui. Mioma uteri

mulai tumbuh dibagian atas (fundus) rahim dan sangat jarang tumbuh dimulut

rahim.Bentuk tumor bisa tunggal atau multiple (banyak), umumnya tumbuh

didalam otot rahim yang dikenal dengan intramural mioma. Tumor mioma ini

akan cepat memberikan keluhan, bila mioma tumbuh kedalam mukosa rahim,

keluhan yang biasa dikeluhkan berupa perdarahan saat siklus dan diluar siklus

haid. Sedangkan pada tipe tumor yang tumbuh dikulit luar rahim yang dikenal

1

Page 2: Paper Ginekologi

dengan tipe subserosa tidak memberikan keluhan perdarahan, akan tetapi

seseorang baru mengeluh bila tumor membesar yang dengan perabaan didaerah

perut dijumpai benjolan keras,benjolan tersebut kadang sulit digerakkan bila

tumor sudah sangat besar.

Mioma uteri ini menimbulkan masalah besar dalam kesehatan dan terapi

yang paling efektif belum didapatkan, karena sedikit sekali informasi mengenai

etiologi mioma uteri itu sendiri.

2

Page 3: Paper Ginekologi

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi

Mioma uteri adalah tumor jinak otot polos uterus yang terdiri dari jaringan

otot polos, jaringan pengikat fibroid dan kolagen. Mioma ini berbentuk padat

kenyal, batas jelas, mempunyai pseudo kapsul, tidak nyeri, bisa soliter atau

multipel. Tumor ini juga dikenal dengan istilah fibromioma uteri, leiomioma

uteri, atau uterine fibroid. Uterus miomatosus adalah uterus yang ukurannya

lebih besar daripada ukuran uterus yang normal yaitu antara 9–12 cm, dan dalam

uterus itu sudah ada mioma uteri yang masih kecil.

2.2 Etiologi

Sampai saat ini belum diketahui penyebab pasti mioma uteri dan diduga

merupakan penyakit multifaktorial. Dipercaya bahwa mioma merupakan sebuah

tumor monoklonal yang dihasilkan dari mutasi somatik dari sebuah sel neoplastik

tunggal. Sel-sel tumor mempunyai abnormalitas kromosom lengan 12q13-15.

Ada beberapa faktor yang diduga kuat sebagai faktor predisposisi terjadinya

mioma uteri, yaitu :1

1) Umur

Mioma uteri jarang terjadi pada usia kurang dari 20 tahun, ditemukan sekitar

10% pada wanita berusia lebih dari 40 tahun. Tumor ini paling sering

memberikan gejala klinis antara 35–45 tahun.

2) Paritas

Lebih sering terjadi pada nullipara atau pada wanita yang relatif infertil,

tetapi sampai saat ini belum diketahui apakah infertil menyebabkan mioma

uteri atau sebaliknya mioma uteri yang menyebabkan infertil, atau apakah

kedua keadaan ini saling mempengaruhi.

3) Faktor ras dan genetik

3

Page 4: Paper Ginekologi

Pada wanita ras tertentu, khususnya wanita berkulit hitam, angka kejadiaan

mioma uteri tinggi. Terlepas dari faktor ras, kejadian tumor ini tinggi pada

wanita dengan riwayat keluarga ada yang menderita mioma.

4) Fungsi ovarium

Diperkirakan ada korelasi antara hormon estrogen dengan pertumbuhan

mioma, dimana mioma uteri muncul setelah menarke, berkembang setelah

kehamilan dan mengalami regresi setelah menopause.

2.3 Klasifikasi Mioma Uteri

Menurut tempatnya di uterus dan menurut arah pertumbuhannya, maka

mioma uteri dibagi 4 jenis antara lain:

1. Mioma submukosa

2. Mioma intramural

3. Mioma subserosa

4. Mioma intraligamenter

Gambar Mioma Uteri

Jenis mioma uteri yang paling sering adalah jenis intramural (54%), subserosa

(48%), submukosa (6,1%) dan jenis intraligamenter (4,4%).

1. Mioma Submukosa

4

Page 5: Paper Ginekologi

Berada di bawah endometrium dan menonjol ke dalam rongga uterus. Jenis

ini dijumpai 6,1% dari seluruh kasus mioma. Jenis ini sering memberikan

keluhan gangguan perdarahan. Mioma jenis lain meskipun besar mungkin belum

memberikan keluhan perdarahan, tetapi mioma submukosa, walaupun kecil

sering memberikan keluhan gangguan perdarahan.

Mioma submukosa umumnya dapat diketahui dari tindakan kuretase, dengan

adanya benjolan waktu kuret, dikenal sebagai currete bump dan dengan

pemeriksaan histeroskopi dapat diketahui posisi tangkai tumor.

Tumor jenis ini sering mengalami infeksi, terutama pada mioma submukosa

pedinkulata. Mioma submukosa pedinkulata adalah jenis mioma submukosa yang

mempunyai tangkai. Tumor ini dapat keluar dari rongga rahim ke vagina, dikenal

dengan nama mioma geburt atau mioma yang dilahirkan, yang mudah mengalami

infeksi, ulserasi dan infark. Pada beberapa kasus, penderita akan mengalami

anemia dan sepsis karena proses di atas.

2. Mioma Intramural

Terdapat di dinding uterus di antara serabut miometrium. Karena

pertumbuhan tumor, jaringan otot sekitarnya akan terdesak dan terbentuk simpai

yang mengelilingi tumor. Bila di dalam dinding rahim dijumpai banyak mioma,

maka uterus akan mempunyai bentuk yang berbenjol-benjol dengan konsistensi

yang padat. Mioma yang terletak pada dinding depan uterus, dalam

pertumbuhannya akan menekan dan mendorong kandung kemih ke atas,

sehingga dapat menimbulkan keluhan miksi.

3. Mioma Subserosa

Apabila mioma tumbuh keluar dari dinding uterus sehingga menonjol pada

permukaan uterus dan diliputi oleh serosa. Mioma subserosa dapat tumbuh di

antara kedua lapisan ligamentum latum menjadi mioma intraligamenter.

4. Mioma Intraligamenter

5

Page 6: Paper Ginekologi

Mioma subserosa yang tumbuh menempel pada jaringan lain, misalnya ke

ligamentum atau omentum kemudian membebaskan diri dari uterus sehingga

disebut wondering parasitis fibroid. Jarang sekali ditemukan satu macam mioma

saja dalam satu uterus. Mioma pada servik dapat menonjol ke dalam satu saluran

servik sehingga ostium uteri eksternum berbentuk bulan sabit.

Apabila mioma dibelah maka tampak bahwa mioma terdiri dari bekas otot

polos dan jaringan ikat yang tersusun seperti kumparan (whorie like pattern)

dengan pseudokapsul yang terdiri dari jaringan ikat longgar yang terdesak karena

pertumbuhan.

2.4 Patofisiologi

Mioma merupakan monoclonal dengan tiap tumor merupakan hasil dari

penggandaan satu sel otot. Etiologi yang diajukan termasuk di dalamnya

perkembangan dari sel otot uterus atau arteri pada uterus, dari transformasi

metaplastik sel jaringan ikat, dan dari sel-sel embrionik sisa yang persisten.

Penelitian terbaru telah mengidentifikasi sejumlah kecil gen yang mengalami

mutasi pada jaringan ikat tapi tidak pada sel miometrial normal. Penelitian

menunjukkan bahwa pada 40% penderita ditemukan aberasi kromosom yaitu

t(12;14)(q15;q24).Meyer dan De Snoo mengajukan teori Cell Nest atau teori

genioblast.Percobaan Lipschultz yang memberikan estrogen kepada kelinci

percobaan ternyata menimbulkan tumor fibromatosa baik pada permukaan

maupun pada tempat laindalam abdomen. Efek fibromatosa ini dapat dicegah

dengan pemberian preparat progesteron atau testosteron. Pemberian agonis

GnRH dalam waktu lama sehingga terjadi hipoestrogenik dapat mengurangi

ukuran mioma. Efek estrogen pada pertumbuhan mioma mungkin berhubungan

dengan respon mediasi oleh estrogen terhadap reseptor dan faktor pertumbuhan

lain. Terdapat bukti peningkatan produksi reseptor progesteron, faktor

pertumbuhan epidermal dan insulin like growth factor 1 yang distimulasi oleh

estrogen. Anderson dkk, telah mendemonstrasikan munculnya gen yang

distimulasi oleh estrogen lebih banyak pada mioma daripada miometrium normal

dan mungkin penting pada perkembangan mioma. Namun bukti-bukti masih

6

Page 7: Paper Ginekologi

kurang meyakinkan karena tumor ini tidak mengalami regresi yang bermakna

setelah menopause sebagaimana yang disangka. Lebih daripada itu tumor ini

kadang-kadang berkembang setelah menopause bahkan setelah ooforektomi

bilateral pada usia dini.

2.5 Gejala Klinis

Keluhan yang diakibatkan oleh mioma uteri sangat tergantung dari lokasi,

arah pertumbuhan, jenis, besar dan jumlah mioma. Hanya dijumpai pada 20–50%

saja mioma uteri menimbulkan keluhan, sedangkan sisanya tidak mengeluh

apapun. Gejala tersebut dapat digolongkan sebagai berikut:

1) Perdarahan abnormal

Gangguan perdarahan yang terjadi umumnya adalah hipermenore, menoragia

dan dapat juga terjadi metroragia. Beberapa faktor yang menjadi penyebab

perdarahan ini,antara lain adalah :

- Pengaruh ovarium sehingga terjadilah hyperplasia endometrium sampai

adenokarsinoma endometrium.

- Permukaan endometrium yang lebih luas daripada biasa.

- Atrofi endometrium di atas mioma submukosum.

- Miometrium tidak dapat berkontraksi optimal karena adanya sarang

mioma diantara serabut miometrium, sehingga tidak dapat menjepit

pembuluh darah yang melaluinya dengan baik.

Hipermenore, menometroragia adalah merupakan gejala klasik dari mioma

uteri. Dari penelitian multisenter yang dilakukan pada 114 penderita ditemukan

44% gejala perdarahan, yang paling sering adalah jenis mioma submukosa.

2) Rasa nyeri

Rasa nyeri bukanlah gejala yang khas tetapi dapat timbul karena gangguan

sirkulasi darah pada sarang mioma, yang disertai nekrosis setempat dan

peradangan.Pada pengeluaran mioma submukosum yang akan dilahirkan, pula

menyempitkan kanalis servikalis dapat menyebabkan juga dismenore.

3) Gejala dan tanda penekanan

7

Page 8: Paper Ginekologi

Gangguan ini tergantung dari besar dan tempat mioma uteri. Penekanan pada

kandung kemih akan menyebabkan poliuri, pada uretra dapat menyebabkan

retensio urine, pada ureter dapat menyebabkan hidroureter dan hidronefrosis, pada

rectum dapat menyebabkan obstipasi dan tenesmia, pada pembuluh darah dan

pembuluh limfe dipanggul dapat menyebabkan edema tungkai dan nyeri panggul.

4) Infertilitas dan abortus

Infertilitas dapat terjadi apabila sarang mioma menutup atau menekan pars

intertisialis tuba, sedangkan mioma submukosum juga memudahkan terjadinya

abortus oleh karena distorsi rongga uterus. Rubin (1958) menyatakan bahwa

apabila penyebab lain infertilitas sudah disingkirkan, dan mioma merupakan

penyebab infertilitas tersebut, maka merupakan suatu indikasi untuk dilakukan

miomektomi.

2.6 Diagnosis

1.Anamnesis

Dalam anamnesis dapat ditemukan penderita seringkali mengeluh rasa berat

dan adanya benjolan pada perut bagian bawah, kadang mempunyai gangguan haid

dan ada nyeri.

2.Pemeriksaan fisik

Mioma uteri mudah ditemukan melalui pemeriksaan bimanual rutin uterus

Pemeriksaan status lokalis dengan palpasi abdomen. Mioma uteri dapat diduga

dengan pemeriksaan luar sebagai tumor yang keras, bentuk yang tidak teratur,

gerakan bebas,tidak sakit.

3.Pemeriksaan penunjang

1. Ultrasonografi

Ultrasonografi transabdominal dan transvaginal bermanfaat dalam

menetapkan adanya mioma uteri. Ultrasonografi transvaginal

terutama bermanfaat pada uterus yng kecil. Uterus atau massa yang

paling besar paling baik diobservasi melalui ultrasonografi

transabdominal. Mioma uteri secara khas menghasilkan gambaran

8

Page 9: Paper Ginekologi

ultrasonografi yang mendemonstrasikan irregularitas kontur

maupun pembesaran uterus.

2. MRI ( Magnetic Resonance Imaging )

MRI sangat akurat dalam menggambarkan jumlah,ukuran dan

lokasi mioma, tetapi jarang diperlukan.

Pada MRI, mioma tampak sebagai massa gelap terbatas tegas dan

dapat dibedakan dari miometrium yang normal. MRI dapat

mendeteksi lesi sekecil 3 mm yang dapat dilokalisasi dengan jelas,

termasuk mioma submukosa. MRI dapat menjadi alternatif

ultrasonografi pada kasus -kasus yang tidak dapat disimpulkan.

2.7 Diagnosa banding

Pada mioma subserosa, diagnosa bandingnya adalah : Tumor ovarium

yang solid (NOP)

Kehamilan (uterus gravidus).

Pada mioma submukosa yang dilahirkan diagnosa bandingnya adalah

inversio uteri

Pada mioma intramural, diagnosa bandingnya adalah:

Adenomiosis

Khoriokarsinoma

Karsinoma korporis uteri atau sarcoma uteri

Diagnosis banding lain :

Retensio urine

Polip serviks

Mioma servikal

2.8 Penatalaksanaan

9

Page 10: Paper Ginekologi

Tidak semua mioma uteri memerlukan pengobatan bedah. Penanganan

mioma uteri tergantung pada umur, status fertilitas, paritas, lokasi dan ukuran

tumor,sehingga biasanya mioma yang ditangani yaitu yang membesar secara cepat

dan bergejala serta mioma yang diduga menyebabkan fertilitas. Secara

umum,penanganan mioma uteri terbagi atas penanganan konservatif dan operatif.

1. Konservatif

Penderita dengan mioma kecil dan tanpa gejala tidak memerlukan

pengobatan, tetapi harus diawasi perkembangan tumornya. Penanganan

konservatif bila mioma berukuran kecil pada pra dan post

menopause tanpa gejala. Jika mioma lebih besar dari kehamilan 10–12

minggu, tumor yang berkembang cepat, terjadi torsi pada tangkai, perlu diambil

tindakan operasi.

Terapi yang dapat memperkecil volume atau menghentikan pertumbuhan

mioma uteri secara menetap belum tersedia pada saat ini. Terapi medikamentosa

masih merupakan terapi tambahan atau terapi pengganti sementara dari operatif.

Preparat yang selalu digunakan untuk terapi medikamentosa adalah analog

GnRH, progesteron, danazol, gestrinon, tamoksifen, goserelin, antiprostaglandin,

agen-agen lain (gossipol,amantadine).

a. GnRH analog

Penelitian multisenter yang dilakukan pada 114 penderita dengan mioma

uteri yang diberikan GnRHa leuprorelin asetat selam 6 bulan, ditemukan

pengurangan volume uterus rata-rata 67% pada 90 wanita didapatkan pengecilan

volume uterus sebesar 20% dan pada 35 wanita ditemukan pengurangan volume

mioma sebanyak 80%.

Efek maksimal dari GnRHa baru terlihat setelah 3 bulan dimana cara

kerjanya menekan produksi estrogen dengan sangat kuat, sehingga kadarnya

dalam darah menyerupai kadar estrogen wanita usia menopause. Setiap mioama

uteri memberikan hasil yang berbeda-beda terhadap pemberian GnRHa.

10

Page 11: Paper Ginekologi

Mioma submukosa dan mioma intramural merupakan mioma uteri yang

paling rensponsif terhadap pemberian GnRH ini. Keuntungan pemberian

pengobatan medikamentosa dengan GnRHa adalah:

- Mengurangi volume uterus dan volume mioma uteri.

- Mengurangi anemia akibat perdarahan.

- Mengurangi perdarahan pada saat operasi.

- Tidak diperlukan insisi yang luas pada uterus saat pengangkatan mioma.

- Mempermudah tindakan histerektomi vaginal.

- Mempermudah pengangkatan mioma submukosa dengan histeroskopi.

b. Progesteron

Goldhiezer, melaporkan adanya perubahan degeneratif mioma uteri pada

pemberian progesteron dosis besar. Dengan pemberian medrogestone 25 mg

perhari selama 21 hari dan tiga pasien lagi diberi tablet 200 mg, dan pengobatan

ini tidak mempengaruhi ukuran mioma uteri, hal ini belum terbukti saat ini.

c. Danazol

Merupakan progesteron sintetik yang berasal dari testosteron. Dosis

substansial didapatkan hanya menyebabkan pengurangan volume uterus sebesar

20-25% dimana diperoleh fakta bahwa danazol memiliki substansi androgenik.

Tamaya, dkk melaporkan reseptor androgen pada mioma terjadi peningkatan

aktifitas 5-reduktase pada miometrium dibandingkan endometrium normal.

Mioma uteri memiliki aktifitas aromatase yang tinggi dapat membentuk estrogen

dari androgen.

d. Gestrinon

Merupakan suatu trienik 19-nonsteroid sintetik, juga dikenal dengan R 2323

yang terbukti efektif dalam mengobati endometriosis. Menurut Coutinho (1986),

melaporkan 97 wanita, A(n=34) menerima 5 mg gestrinon peroral 2x seminggu,

kelompok B(n=36) menerima 2,5 mg gestrinon peroral 2x seminggu, dan

kelompok C(n=27) menerima 2,5 mg gestrinon pervaginam 3x seminggu.Data

masing-masing dievaluasi setelah 4 bulan didapatkan volume uterus berkurang

18% pada kelompok A, 27% pada kelompok B, tetapi pada kelompok C

meningkat 5%. Setelah masa pengobatan selama 4 bulan berakhir, 95% pasien

11

Page 12: Paper Ginekologi

amenore, Coutinho menyarankan penggunaan gestrinon sebagai terapi preoperatif

untuk mengontrol perdarahan menstruasi yang banyak berhubungan dengan

mioma uteri.

e. Tamoksifen

Merupakan turunan trifeniletilen yang mempunyai khasiat estrgenik maupun

antiestrogenik, dan dikenal sebagai “selective estrogen receptor modulator”

(SERM).

f. Goserelin

Merupakan suatu GnRH agonis, dimana ikatan reseptornya terhadap jaringan

sangat kuat, sehingga kadarnya dalam darah berada cukup lama. Pada pemberian

goserelin dapat mengurangi setengah ukuran mioma uteri dan dapat

menghilangkan gejala menoragia dan nyeri pelvis. Pada wanita premenopause

dengan mioma uteri, pengobatan jangka panjang dapat menjadi alternatif tindakan

histerektomi terutama menjelang menopause. Pemberian goserelin 400 mikrogram

3 kali sehari semprot hidung sama efektifnya dengan pemberian 500 mikrogram

sehari sekali dengan cara pemberian injeksi subkutan.

Untuk pengobatan mioma uteri, dimana kadar estradiol kurang signifikan

disupresi selama pemberian goserelin dan pasien sedikit mengeluh efek samping

berupa keringat dingin. Pemberian dosis yang sesuai, agar dapat menstimulasi

estrogen tanpa tumbuh mioma kembali atau berulangnya peredaran abnormal sulit

diterima. Peneliti mengevaluasi efek pengobatan dengan formulasi depot bulanan

goserelin dikombinasi dengan HRT (estrogen konjugasi 0,3 mg) dan

medroksiprogesteron asetat 5 mg pada pasien mioma uteri, parameter yang diteliti

adalah volume mioma uteri, keluhan pasien, corak perdarahan kandungan mineral,

dan fraksi kolesterol. Kadar HDL kolesterol meningkat selama pengobatan,

sedangkan plasma trigliserid meningkat selama pemberian terapi.

g. Antiprostaglandine

Dapat mengurangi perdarahan yang berlebihan pada wanita dengan

menoragia, dan hal ini beralasan untuk diterima atau mungkin efektif untuk

menoragia yang diinduksi oleh mioma uteri.

12

Page 13: Paper Ginekologi

Ylikorhala dan rekan-rekan, melaporkan pemberian Naproxen 500–1000 mg

setiap hari untuk terapi selama 5 hari tidak memiliki efek pada menoragia yang

diinduksi mioma, meskipun hal ini mengurangi perdarahan menstruasi 35,7%

wanita dengan menoragia idiopatik.

2. Terapi Operatif

Pengobatan operatif meliputi miomektomi dan histerektomi.

a. Miomektomi

adalah pengambilan sarang mioma saja tanpa pengangkatan uterus.

Tindakan ini dapat dikerjakan misalnya pada mioma submukosum pada

mioma geburt dengan cara ekstirpasi lewat vagina. Pengambilan sarang

mioma subserosum dapat mudah dilaksanakan apabila tumor bertangkai.

Apabila miomektomi ini dikerjakan karena keinginan memperoleh anak,

maka kemungkinan akan terjadi kehamilan adalah 30–50%.

b. Histerektomi

adalah pengangkatan uterus, yang umumnya tindakan

terpilih.Histerektomi dapat dilaksanakan perabdominan atau pervaginam.

Yang akhir ini jarang dilakukan karena uterus harus lebih kecil dari telor

angsa dan tidak ada perlekatan dengan sekitarnya. Adanya prolapsus uteri

akan mempermudah prosedurpembedahan. Histerektomi total umumnya

dilakukan dengan alasan mencegah akantimbulnya karsinoma servisis

uteri. Histerektomi supravaginal hanya dilakukanapabila terdapat

kesukaran teknis dalam mengangkat uterus.

2.9 Komplikasi

1. Degenerasi ganas

Mioma uteri yang menjadi leiomiosarkoma ditemukan hanya 0.32 – 0.6%

dari seluruh mioma serta merupakan 50 – 75 % dari semua sarkoma

uterus. Keganasan umumnya baru ditemukan pada pemeriksaan histologi

uterus yang telah diangkat. Kecurigaan akan keganasan uterus apabila

mioma uteri cepat membesar dan apabila terjadi pembesaran sarang

mioma dalam menopause.

13

Page 14: Paper Ginekologi

2. Torsi ( putaran tangkai )

Sarang mioma yang bertangkai dapat mengalami torsi, timbul gangguan

sirkulasi akut sehingga mengalami nekrosis. Keadaan ini dapat terjadi

pada semua bentuk mioma tetapi yang paling sering adalah jenis mioma

submukosa pendinkulata.

2.10 Prognosis

Prognosis mioma uteri baik, bila tanpa komplikasi, karena mioma uteri

akan mengalami regresi sesudah menopause, hanya 10% yang masih terus

tumbuh.

Prognosa mioma uteri menjadi buruk, bila ada degenerasi ganas (0,32-0,6

%) atau komplikasi akibat penekanan yang kronis, seperti hidronefrosis

dan hidroureter

14

Page 15: Paper Ginekologi

BAB III

KESIMPULAN

Mioma uteri adalah suatu tumor jinak yang tumbuh dalam otot uterus dan

jaringan ikat sekitarnya. Biasa juga disebut fibromioma uteri, leiomioma

uteri atauuterine fibroid. Mioma uteri bukanlah suatu keganasan dan tidak

juga berhubungan dengan keganasan. Mioma bisa menyebabkan gejala

yang luas termasuk perdarahan menstruasi yang banyak dan penekanan

pada pelvis.

Beberapa faktor yang diduga kuat sebagai faktor predisposisi terjadinya

mioma uteri, yaitu :

- Umur

- Paritas

- Faktor ras dan genetic

- Fungsi ovarium

Menurut tempatnya di uterus dan menurut arah pertumbuhannya, maka mioma

uteri dibagi 4 jenis antara lain:

- Mioma submukosa

- Mioma intramural

- Mioma subserosa

- Mioma intraligamente.

15

Page 16: Paper Ginekologi

DAFTAR PUSTAKA

1) Cunningham FG, Gant FN, Leveno KJ, dkk. Obstetri Williams. Edisi 21.

Jakarta: EGC, 2005.

2) Derek liewollyn & Jones. Dasar–dasar Obstetri & Ginekologi. Jakarta :

Hipokrates, 2002

3) Norwitz, Errol. Et al. 2007. At a Glance: Obstetri & Ginekologi Edisi Kedua.

Erlangga Medical Series: Jakarta

4) Prawiroharjo, S., mioma uteri. Dalam: Wiknjosastro, Saifuddin AB., eds. Ilmu

Kebidanan edisi ketiga. Jakarta. Yayasan Bina Pustaka Sarwono

Prawirohardjo, 2007

16