PEMBELAJARAN - Jurnal Online...

12

Transcript of PEMBELAJARAN - Jurnal Online...

PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING(PBL) UNTUK

MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VIII-E SMP

NEGERI 3 MALINAU BARAT PADA MATERI GARIS SINGGUNG

LINGKARAN

ARTIKEL

Oleh:

Roy Sepdoni

NIM 608311454736

UNIVERSITAS NEGERI MALANG

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

JURUSAN MATEMATIKA

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

JULI 2013

Pembelajaran Problem Based Learning(PBL) Untuk Meningkatkan

Prestasi Belajar Siswa Kelas VIII-E SMP Negeri 3 Malinau Barat

Pada Materi Garis Singgung Lingkaran

Roy Sepdoni

Universitas Negeri Malang

Pembimbing (I), Dr. Sisworo, M.Si

Pembimbing (II), Drs. Slamet, M.Si

E-mail: [email protected]

Abstrak: Di SMP Negeri 3 Malinau Barat, guru matematikanya masih

menerapkan metode pembelajaran konvensional untuk materi garis singgung

lingkaran sehingga mengakibatkan siswa sering keliru dalam menerapkan

rumus tanpa mengetahui maknanya. Hal ini berdampak pada prestasi belajar

siswa yang rendah. Salah satu metode yang digunakan untuk mengatasi

masalah yang dialami siswa adalah menggunakan pembelajaran PBL. Dalam

PBL pembelajaran dipusatkan pada siswa dengan melalui pemberian masalah

di awal pembelajaran yang nantinya mampu membawa siswa untuk berpikir

kritis, kreatif dan mempunyai keterampilan memecahkan masalah, serta

memperoleh pengetahuan dan konsep dasar dari materi. Penelitian ini

bertujuan mendeskripsikan pelaksanaan pembelajaran matematika dengan

menggunakan PBL untuk melihat prestasi belajar siswa kelas VIII-E SMP

Negeri 3 Malinau Barat pada materi garis singgung lingkaran. Proses

pelaksanaan pembelajaran di awali dengan orientasi siswa kepada masalah,

selanjutnya guru mengorganisasi siswa untuk belajar dan membimbingnya

dalam penyelidikan individual maupun kelompok kemudian diakhiri dengan

penyajian hasil karya dan evaluasi. Dari hasil tes akhir pembelajaran dalam

penelitian ini menunjukkan bahwa presentase banyaknya siswa yang tuntas

belajar pada materi garis singgung persekutuan dalam dua lingkaran adalah

97,4%. Sesuai dengan KKM yang ditetapkan SMP Negeri 3 Malinau Barat,

bahwa pelaksanaan pembelajaran dikatakan berhasil apabila ≥75% dari siswa

mendapat nilai minimal 65 sehingga dapat disimpulkan bahwa pembelajaran

dengan PBL dalam penelitian ini berhasil.

Kata kunci: Pembelajaran, PBL, Garis Singgung, Lingkaran, Prestasi belajar.

Berdasarkan pengalaman penulis saat melakukan praktek pembelajaran

lapangan(PPL) dan hasil wawancara dengan guru matematika di SMP Negeri 9

Malang serta hasil pengamatan penulis saat melakukan observasi di SMP Negeri 3

Malinau Barat, sebagian besar menyatakan bahwa pembelajaran terutama untuk

meteri garis singgung lingkaran masih menggunakan metode konvensional yang

pada umumnya berakibat siswa hanya menghafal rumus-rumus. Siswa sering

terjebak dalam penggunaan rumus karena kebanyakan siswa menerapkan rumus itu

tanpa mengetahui makna dari rumus tersebut, terlebih lagi mereka mengabaikan

sifat ketegaklurusan garis singgung lingkaran terhadap diameter atau jari-jari

lingkaran yang melalui titik singgung lingkaran. Pada akhirnya mereka juga

mengalami kesalahan dalam penerapan teorema pythagoras dalam menentukan

panjang garis singgung lingkaran. Sehingga nilai ulangan matematika siswa masih

banyak yang tidak memenuhi nilai standar batas tuntas, yaitu mencapai 65% siswa

yang tidak tuntas belajar.

Sebagai tenaga pengajar/pendidik yang secara langsung terlibat dalam

proses belajar mengajar, maka guru memegang peranan penting dalam menentukan

peningkatan kualitas pembelajaran dan prestasi belajar yang akan dicapai siswanya.

Dalam hal ini penguasaan materi dan cara pemilihan pendekatan atau teknik

pembelajaran yang sesuai akan menentukan tercapainya tujuan pengajaran.

Demikian juga halnya dengan proses pembelajaran. Untuk mencapai tujuan

pembelajaran, perlu disusun suatu strategi agar tujuan itu tercapai dengan optimal.

Tanpa suatu strategi yang cocok, tepat dan jitu, tidak mungkin tujuan dapat tercapai.

(Sanjaya, 2005 : 99).

Ellis dan Foults (2000:2) mengemukakan bahwa pembelajaran kelompok

dapat meningkatkan hasil belajar dengan menerapkan model-model tertentu dalam

pembentukannya. Sehingga tercipta pola interaksi tertentu diantara anggota

kelompok. Salah satunya dengan Problem Based Learning. Sesuai yang

diungkapkan Moedjiono dan Dimyati (1992) tentang strategi belajar mengajar

pembelajaran yang dapat dikatakan optimal adalah pembelajaran dimana guru tidak

hanya menjelaskan saja tetapi siswa yang harus lebih aktif untuk mencari tahu dan

membangun sendiri pengetahuannya dan peran guru sebagai fasilitator dan

motivator, hal tersebut bertujuan agar siswa menjadi lebih mandiri/terampil dan

aktif pada saat pembelajaran berlangsung.

Penanganan permasalahan seperti diuraikan di atas memerlukan suatu upaya

praktis yang bertujuan memperbaiki proses pembelajaran ke arah yang lebih baik.

Joyce (2007:5) mengemukakan bahwa model pembelajaran adalah suatu kerangka

konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan

pengalaman belajar untuk mencapai tujuan tertentu dan berfungsi sebagai pedoman

bagi perancang pembelajaran dan para pengajar dalam merencanakan dan

melaksanakan proses pembelajaran. Boud & Felleti (1991) menyatakan bahwa

Problem Based Learning is a way of constructing and teaching course using

problem as a stimulus and focus on student activity”. Salah satu upaya yang dapat

dilakukan adalah dengan penerapan model-model pembelajaran yang mengacu pada

proses pembelajaran berpusat pada siswa (student centered learning). Salah satu

model pembelajaran yang dapat diterapkan adalah model pembelajaran Prolem

Based Learning. Model pembelajaran Prolem Based Learning adalah salah satu

model pembelajaran yang sangat ideal diterapkan dalam pembelajaran IPA khusus

nya bidang studi matematika karena problem based learning adalah pembelajaran

pembelajaran yang mengutamakan model kerjasama antara siswa dalam suatu

kelompok untuk mencapai tujuan bersama yang akan dibimbing oleh guru atau

dengan kata lain guru hanya berperan sebagai fasilator. Gallagher, Shelagh A &

Stepien, William J. (1995).

Berdasarkan keadaan tersebut, maka peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian yang berjudul “Pembelajaran Problem Based Learning(PBL) Untuk

Meningkatkan prestasi Belajar Siswa Kelas VIII-E SMP Negeri 3 Malinau Barat

Pada Materi Garis Singgung Lingkaran”.

Metode Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (classroom action

research) dengan pendekatan kualitatif yang terdiri dari beberapa siklus. Masing-

masing pertemuan terdiri dari empat tahapan, yaitu: perencanaan tindakan,

pelaksanaan tindakan, observasi/evaluasi, dan refleksi (Kemmis dan Mc. Taggart,

1998).

Kehadiran peneliti di lapangan adalah wajib sifatnya. Pada penelitian

kualitatif, peneliti sendiri atau dengan bantuan orang lain merupakan alat

pengumpul data utama (Moleong 2007: 9). Peneliti berperan sebagai perencana,

pelaksana, pengumpul data, penganalisis data, penafsir data, dan pada akhirnya

peneliti menjadi pelapor hasil penelitian (Moleong, 2007: 9).

Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 3 Malinau Barat yang beralamatkan

di bertempat di Jalan Cipta Utama Kuala Lapang, RT,VI. Kec. Malinau Barat.

Subjek penelitiannya adalah siswa kelas VIII-E yang terdiri dari 39 siswa.

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April-Mei semester genap tahun ajaran

2012/20013.

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini berupa (1) hasil observasi

selama proses pembelajaran yang berpedoman pada lembar observasi, (2) hasil

catatan lapangan, (3) hasil tes yang dilaksanakan pada akhir pertemuan, (4)

dokumentasi berupa foto-foto aktifitas guru dan siswa selama proses pembelajaran

berlangsung. Perangkat pembelajaran yang digunakan adalah RPP dan Lembar

kerja siswa.

Hasil observasi yang dilakukan akan dianalisis dengan memberikan skor

untuk penentuan kategori.

Persentase keberhasilan =

(Sumber: diadaptasi dari Suharsimi Arikunto, dalam, Eva Widiyana. 2009)

Kemudian hasil perhitungan persentase keberhasilan tindakan pada masing-

masing tahapan pembelajaran selama pembelajaran problem based learning yang

diperoleh akan dibandingkan dengan penentuan skor klasifikasi pada tabel berikut

ini.

Penentuan Skor Klasifikasi Observasi aktifitas Guru

Persentase Keberhasilan

Tindakan

Taraf

Keberhasilan

85%-100%

70%-85%

65%-70%

50%-65%

0%-50%

Sangat Baik

Baik

Cukup Baik

Kurang Baik

Sangat Kurang

Catatan lapangan merupakan catatan lain di luar data hasil tindakan yang

terjadi selama proses pembelajaran. Lembar catatan lapangan berupa form untuk

mendeskripsikan hal-hal yang terjadi selama pembelajaran berlangsung sehingga

tidak ada data yang terlewatkan. Menurut bogdan dan bikhen (dalam Moleong,

2002:153) catatan lapangan merupakan catatan tertulis tentang apa yang didengar,

dilihat, dialami, dan diaplikasikan dalam rangka pengumpulan data dan refleksi

terhadap data dalam penelitian kualitatif. Catatan lapangan ini memuat hal-hal

penting saat proses pembelajaran berlangsung yang tidak tercantum dalam lembar

observasi.

Data hasil tes siswa dianalisis dengan membandingkan persentase

ketuntasan belajar secara klasikal pada pembelajaran Problem Based learning tiap

%100XmaksimalDeskriptor

munculyangDeskriptor

pertemuan. Sedangkan persentase ketuntasan belajar secara klasikal dihitung

dengan cara membandingkan jumlah siswa yang mencapai ketuntasan belajar

dengan jumlah siswa secara keseluruhan (siswa maksimal) kemudian dikalikan

100%.

Persentase ketuntasan belajar klasikal =

Data hasis dokumentasi yang diperoleh berupa foto-foto selama kegiatan

pembelajaran berlangsung. Dokumentasi foto ini digunakan sebagai gambaran

konkret aktifitas-aktifitas pembelajaran yang terjadi di dalam kelas.

Hasil Penelitian

Hasil penelitian utama yang diperoleh dalam penelitian ini berupa data hasil

observasi, LKS, dan data hasil tes. Yang pertama hasil observasi aktifitas guru

seperti yang tersaji pada tabel berikut.

Hasil Observasi Terhadap Aktivitas Guru Dalam Pembelajaran

Pertemuan Ke- Observer Observasi Aktivitas Guru

Skor Kategori

1 I 51 Sangat baik

II 42 Baik

2 I 52 Sangat baik

II 51 Sangat baik

3 I 52 Sangat baik

II 52 Sangat baik

Rata-rata 50,00 Sangat baik

Dari Tabel di atas menunjukkan bahwa aktivitas peneliti dalam

melaksanakan pendekatan PBL selama proses pembelajaran berlangsung

menghasilkan skor rata-rata 50,00. Hal ini berarti bahwa taraf keberhasilan

pelaksanaan aktivitas peneliti dalam melaksanakan pendekatan PBL termasuk

dalam kategori “sangat baik”. Maka dalam penelitian ini hasil observasi

pelaksanaan pendekatan PBL oleh peneliti dikatakan dapat mendukung

keberhasilan pembelajaran matematika.

Yang kedua data hasil observasi aktifitas siswa yang sudah dianalisis tersaji

pada tabel berikut.

Hasil Observasi Aktivitas Belajar Siswa dalam Pembelajaran

Pertemuan Ke- Observer Observasi Aktivitas Siswa

Skor Kategori

1 I 40 SangatBaik

II 39 Baik

2 I 43 Sangat baik

II 40 Sangat baik

3 I 45 Sangat baik

II 44 Sangat baik

Rata-rata 41,33 Sangat baik

Dari Tabel diatas menunjukkan bahwa aktivitas siswa selama proses

pembelajaran berlangsung menghasilkan skor rata-rata 41,33. Hal ini berarti taraf

%100XmaksimalSiswa

tuntasyangSiswa

keberhasilan aktivitas siswa selama kegiatan pembelajaran termasuk dalam kategori

“Sangat baik”.

Yang ketiga data laporan lembar kerja siswa selama pembelajaran tersaji

pada tabel berikut.

Tabel Hasil lembar kegiatan tiap pertemuan.

Pertemuan

ke- Lembar Kegiatan Siswa

Perolehan nilai siswa

A A- B

+ B B

- C

+ C

I 1 28 9 0 0 2 0 0

2 25 10 2 2 0 0 0

II 1 27 12 0 0 0 0 0

2 25 9 3 2 0 0 0

III 1 27 12 0 0 0 0 0

2 27 7 3 2 0 0 0

Jumlah 159 59 8 6 2 0 0

Persentase (%) 67,95 25,21 3,41 2,56 0,85 0 0

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa sebagian besar siswa mendapat nilai

A, hal ini dilihat dari persentase banyaknya siswa yang mendapat nilai A adalah

sebanyak 67,95 %. Kesimpulan yang dapat diambil adalah bahwa siswa sebagian

besar memahami konsep yang dibahas selama pembelajaran dengan pendekatan

PBL.

Yang keempat data ketuntasan belajar siswa selama pembelajaran tersaji

pada tabel berikut.

Tabel Hasil Tes

Tes 1 Banyak Siswa

Siswa yang tuntas (nilai minimal 65) 38

Siswa yang tidak tuntas (nilai di bawah 65) 1

Dari Tabel di atas dapat dilihat bahwa persentase banyaknya siswa yang

tuntas dalam mengerjakan soal tes adalah sebanyak 97,44% sedangkan persentase

banyaknya siswa yang tidak tuntas dalam mengerjakan soal tes adalah sebanyak

2,56%. Hal ini berarti siswa memahami materi yang dibahas pada pembelajaran

PBL mulai pertemuan pertama sampai pertemuan ketiga.

Pembahasan

Pembentukan kelompok pada pembelajaran PBL diatur agar siswa

berpasangan secara heterogen, dalam artian pegelompokan ini tidak mebedakan

status sosial siswa. Hal ini dilakukan agar terjadi pemerataan dalam hasil belajar,

sehingga siswa yang berkemampuan kurang akan dibantu oleh siswa yang

berkemampuan sedang atau tinggi. Karena dalam bekerja kelompok, siswa bekerja

sebagai sebuah tim dalam menyelesaikan sesuatu untuk mencapai tujuan bersama.

Kemudian dari kelompok dan pasangan siswa yang terbentuk tersebut akan

saling membantu satu sama lain sebagai kelompok dan siswa akan dihadapkan

dengan masalah-masalah nyata yang memberi rangsangan untuk belajar sesuai

dengan tahapan pembelaran PBL. Dalam hal ini siswa diberikan masalah yang

struktur sebelum mereka diberikan materi pelajaran agar siswa mampu menemukan

sendiri konsep.

Pembelajaran PBL memberikan pada siswa waktu untuk berfikir dan

merespon serta saling bantu satu sama lain. Ada kecenderungan bahwa siswa akan

lebih mudah menerima dan memahami informasi sendiri daripada penjelasan dari

guru.

Pada saat pembelajaran PBL berlangsung guru berperan sebagai fasilitator

membimbing siswa jika mengalami kesulitan, dan di akhir pembelajaran guru

mengarahkan siswa untuk menemukan kesimpulan sendiri tentang apa yang telah

dipelajari. Dengan pembelajaran PBL, prestasi belajar siswa akan meningkat karena

siswa dilatih untuk mengkonstruksi pengetahuan sendiri serta mendorong siswa

dapat berfikir kreatif, imajinatif, refleksi, tentang model dan teori, mengenalkan

gagasan- gagasan pada saat yang tepat, mencoba gagasan baru, mendorong siswa

untuk memperoleh kepercayaan diri serta bersoasialisasi dengan sesama sehingga

konsep akan dipahami siswa secara lebih mendalam dan lebih tahan lama.

Berdasarkan hasil refleksi dari tiap pertemuan ditemukan kekurangan-

kekurangan dalam proses pembelajaran dan akan dilakukan perbaikan pada

pertemuan selanjutnya. Pada kegiatan perencanaan tindakan, peneliti memperbaiki

tahapan-tahapan dari pertemuan sebelumnya, yaitu peneliti lebih memberikan

kesempatan kepada siswa untuk beragumen dan bertanya, peneliti menekankan

pada pembuatan dan penulisan kesimpulan, peneliti memotivasi siswa agar lebih

aktif berdiskusi dan semangat mengikuti pembelajaran matematika, dan peneliti

memberikan pendalaman materi secara singkat kepada siswa.

Hasil tes pembelajaran matematika dengan menggunakan Problem Based

Learning menunjukkan bahwa rata-rata nilai siswa dari semua aspek (pemahaman

konsep, penalaran dan komunikasi, dan pemecahan masalah) adalah 97,4 % (38

siswa dari 39 siswa) tuntas belajar dengan rincian untuk aspek pemahaman konsep

93% siswa tuntas belajar, untuk aspek penalaran dan komunikasi 90% siswa tuntas

belajar dan untuk aspek pemecahan masalah 79,5% (31 siswa dari 39 siswa) tuntas

belajar.

Jika dilihat dari kriteria ketuntasan minimal(KKM) suatu pembelajaran yang

ditetapkan SMP Negeri 3 Malinau Barat, maka pembelajaran matematika dengan

menggunakan PBL dalam penelitian ini dikatakan telah berhasil meningkatkan

prestasi belajar siswa karena berdasarkan rata-rata nilai siswa dari semua aspek

pada soal tes akhir, siswa yang tuntas sudah melebihi angka 75% dari keseluruhan

jumlah siswa kelas VIII E, serta persentase nilai LKS dan hasil observasi aktivitas

yang didapat siswa tiap pertemuan mengalami peningkatan.

Sardiman (1990:87) menyatakan bahwa melalui aktualisasi diri dan

pengembangan kompetisi akan meningkatkan kemajuan diri seseorang. Ketinggian

dan kemajuan diri ini akan menjadi salah satu keinginan setiap individu. Pada

proses kegiatan pembelajaran dapat diciptakan suasana kompetisi yang sehat bagi

anak didik untuk mencapai suatu prestasi. Menurut Sardiman (1990:92) saingan

atau kompetisi dapat digunakan sebagai motivasi untuk mendorong belajar siswa.

Dengan adanya peningkatan prestasi belajar dan ketuntasan belajar yang

didapat oleh siswa maka dapat dikatakan bahwa nilai yang diperoleh siswa selama

mengikuti pembelajaran PBL mengalami peningkatan. Begitu pula dengan jumlah

siswa yang tuntas belajar mengalami peningkatan yang cukup berarti.

Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan sebagai berikut.

1) Langkah-langkah inti pembelajaran PBL yang dapat meningkatkan hasil belajar

matematika siswa kelas VIII-E SMP Negeri Malinau Barat pada materi garis

singgung lingkaran adalah sebagai berikut.

i. Fase orientasi siswa kepada masalah dalam fase ini peneliti(guru)

menyampaikan semua tujuan pembelajaran yang ingin dicapai pada

pembelajaran tersebut, peneliti menjelaskan bahan yang diperlukan dan

peneliti melakukan tindakan memberi penjelasan lisan klasikal setelah

selesai memberi penjelasan lisan klasikal peneliti memberi intruksi lisan

klasikal dengan meminta siswa menjawab beberapa soal yang dituliskan di

papan tulis. Sehingga siswa dapat lebih termotivasi, aktif berdiskusi dalam

kelompok, dan siswa memiliki semangat mengikuti pembelajaran.

ii. Fase mengorganisasikan siswa untuk belajar dalam fase ini membagi siswa

dalam kelas menjadi beberapa kelompok secara heterogenitas, serta

membagi LKS, dan guru membimbing siswa memecahkan masalah yang

belum dapat dipecahkan oleh siswa serta mengorganisasikan tugas belajar

serta memberi intruksi/perintah lisan klasikal setelah selesai memberi

intruksi/perintah peneliti memberikan penjelasan lisan klasikal, sehingga

siswa terarahkan pada awal diskusi kelompok.

iii. Fase membimbing penyelidikan idividu maupun kelompok dalam fase ini

pada saat diskusi, peneliti berperan sebagai fasilitator mengontrol dan

membantu kelompok yang mengalami kesulitan, peneliti mendorong siswa

untuk mengumpulkan ninformasi yang sesuai permasalahan dan

mendorong siswa melaksanakan diskusi kelompok untuk mendapatkan

penjelasan dan pemecahan masalah dan peneliti melakukan tindakan

memberi penjelasan lisan yang diikuti dengan demontrasi secara individu

setelah selesai memberi penjelasan lisan yang di ikuti dengan demontrasi

secara individu peneliti memberi memberi intruksi/perintah lisan individu

yang diikuti dengan demonstrasi secara individu dengan memberikan

banyak kesempatan kepada siswa. Sehingga siswa dapat lebih berani untuk

berargumen dan bertanya untuk memahami materi yang dipelajari.

iv. Fase mengembangkan dan menyajikan hasil karya dalam fase ini peneliti

memilih secara acak perwakilan dari masing-masing kelompok untuk

mempresentasikan hasil diskusinya dan memberi kesempatan pada

kelompok lain untuk menanggapi. Pada fase ini peneliti melakukan

tindakan memberi intruksi lisan individu setelah memberi intruksi lisan

individu peneliti memberi penjelasan klasikal yang diikuti demostrasi

secara klasikal. Sehingga siswa dapat lebih memahami materi yang

dipelajari serta merencanakan dan menyiapkan karya seperti laporan,

model yang membantu mereka untuk berbagi tugas dengan temannya.

v. Fase menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah pada fase

ini peneliti membimbing siswa menyimpulkan materi yang telah dipelajari,

peneliti membantu siswa untuk melakukan refleksi atau evaluasi terhadap

proses.Pada tahap ini peneliti melakukan tindakan memberi penjelasan

lisan individu setelah memberi penjelasan lisan individu peneliti memberik

intruksi/perintah secara klasikal menuliskan kesimpulan dari materi yang

telah dipelajari. Sehingga siswa dapat mencapai indikator prestasi belajar

siswa.

2) Dari hasil tes akhir pembelajaran dalam penelitian ini menunjukkan bahwa

presentase banyaknya siswa yang tuntas belajar adalah 97,4%. Sesuai dengan

KKM yang ditetapkan SMP Negeri 3 Malinau Barat, pelaksanaan pembelajaran

dikatakan berhasil apabila ≥75% dari siswa mendapat nilai minimal 65 sehingga

dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dengan PBL dalam penelitian ini

berhasil.

3) Dari tiap pertemuan, hasil observasi aktivitas siswa masuk dalam kategori

“Sangat Baik” dan hasil observasi aktivitas guru masuk dalam kategori “Sangat

Baik”

Saran Berdasarkan hasil dan pembahasan terhadap penelitian yang telah dilakukan

maka saran yang dapat diajukan peneliti, sebagai berikut.

1) Penelitian ini hanya dilaksanakan pada materi garis singgung lingkaran. Bagi

peniliti yang menginginkan untuk meneliti lebih lanjut diharapkan untuk

dikembangkan dan diterapkan pada pokok bahasan lain yang memungkinkan

diterapkannya pembelajaran PBL.

2) Pembelajaran PBL dapat dijadikan alternatif dalam pembelajaran di kelas

karena terbukti mampu meningkatkan hasil belajar siswa.

3) Guru sebaiknya menggunakan berbagai strategi pembelajaran yang baru, seperti

pembelajaran PBL karena strategi ini terdiri dari langkah-langkah pembelajaran

yang sederhana sehingga sangat mudah diterapkan.

DAFTAR RUJUKAN

Kemmis, S., &Mc Taggart, R. 1998. The Action Research Planner. Victoria:

Deakin University Press.

Koes, Supriyono. 2000. Kajian Pola Interaksi Kelompok Teman Sebaya dan

Dampaknya. Penelitian tidak di terbitkan. Malang: Universitas Negeri

Malang.

Moleong, Lexy J. 2007. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja

Rosdakarya.

Gallagher, Shelagh A & Stepien, William J. 1995. Implementing Problem-Based

Learning in Science Classroom. School Science and Mathematics.

0nline.(www.interscience.wiley.com).

Boud, D dan Felleti. 1997. The Challenge of Problem-Based Learning.

London:Kogapage Limited, online. (www.interscience.wiley.com).

Sadirman. 1990. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta : CV. Rajawali.

Sanjaya, Wina. 2005. Pembelajaran Dalam Implementasi Kurikulum

Berbasis Kompetensi. Jakarta: Prenada Media.

Usman, S. 2004. Pengaruh PBL Terhadap Prestasi Belajar Matematika pada Siswa

Kelas V SDN Kiduldalem I Kecamatan Klojen Kota Malang. Skripsi.

Malang: Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Negeri

Malang.

Trianto. 2007. Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik.

Surabaya: Prestasi pustaka.

Wardani, IGAK dan Wihardit, Kuswaya. 2007. Penelitian Tindakan Kelas.

Jakarta : Universitas Terbuka.