Pembelajaran Bahasa Inggris Berbasis Kearifan Lokal

download Pembelajaran Bahasa Inggris Berbasis Kearifan Lokal

of 43

Transcript of Pembelajaran Bahasa Inggris Berbasis Kearifan Lokal

  • 8/18/2019 Pembelajaran Bahasa Inggris Berbasis Kearifan Lokal

    1/43

    i

    LAPORAN AKHIR

    PENELITIAN DOSEN PEMULA

    PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS BERBASIS KEARIFAN LOKAL

    TIM PENGUSUL

    Dewi Murni, M. Hum (Ketua) NIDN 1016067901

    Riau Wati, M. Hum (Anggota) NIDN 1024027202

    UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI

    Maret, 2013

    521 / Linguistik

  • 8/18/2019 Pembelajaran Bahasa Inggris Berbasis Kearifan Lokal

    2/43

    ii

    KATA PENGANTAR

    Penulis mengucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang senantiasa

    memberikan nikmat dan karunia-Nya, sehingga penulisan hasil penelitian berjudul

    “Pembelajaran Bahasa Inggris Berbasis Kearifan Lokal” Penulis berharap semoga

    semua aktifitas yang dilakukan senantiasa dapat ridho-Nya. Shalawat dan salam tidak

    lupa penulis ucapkan pada Baginda Nabi Muhammad Saw, keluarga dan para sahabat

     beliau, serta semua para umat-Nya yang selalu melakukan kebaikan dimuka bumi

    hingga hari ini.

    Penulis menyadari untuk menghasilkan tulisan yang baik tidak mudah, kerana

     banyak menyita waktu. Berkat keuletan dan kegigihan penulis, sehingga penulisan

     proposal ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Penulisan hasil penelitian ini

     bertujuan untuk mengembangkan metode pengajaran bahasa Inggris yang dapat

    dimasukan sebagai muatan lokal dalam kurikulum pendidikan.

    Dalam penulisan ini masih banyak kekurangan yang perlu diperbaiki, oleh

    karena itu penulis mengharapkan masukan dalam bentuk kritikan dan saran yang

    sangat berari untuk membangun tulisan proposal ini, sehingga menghasilkan bentuk

    hasil penelitian yang baik.

    Tanjungpinang, Oktober 2013

  • 8/18/2019 Pembelajaran Bahasa Inggris Berbasis Kearifan Lokal

    3/43

    iii

    DAFTAR ISI

    Isi  Halaman

    HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................ i

    KATA PENGANTAR  .................................................................................... ii 

    DAFTAR ISI ................................................................................................... iii

    RINGKASAN ................................................................................................. iv

    I.  PENDAHULUAN ............................................................................... 1 

    1.1. Latar Belakang .............................................................................. 1

    1.2. Perumusan Masalah ...................................................................... 3

    1.3. Tujuan Penelitian .......................................................................... 3

    1.4. Luaran ........................................................................................... 4

    II. 

    TINJAUAN PUSTAKA ..................................................................... 5 

    III.  METODE PENELITIAN ................................................................. 9 

    IV.  BIAYA DAN JADWAL PENELITIAN ........................................... 11 

    DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 12 

    LAMPIRAN .................................................................................................... 13 

  • 8/18/2019 Pembelajaran Bahasa Inggris Berbasis Kearifan Lokal

    4/43

  • 8/18/2019 Pembelajaran Bahasa Inggris Berbasis Kearifan Lokal

    5/43

    1

    BAB 1

    PENDAHULUAN

    1.1.  Latar Belakang Masalah

    Bahasa Inggris merupakan mesin penggerak arus globalisasi yang sangat

    tidak terbendung. Arus tersebut mempersingkat jarak dan menjembatani berbagai

     bentuk pemisah antar negara-negara di dunia dengan menciptakan keharmonisan

    global dalam pelbagai hal seperti IPTEKs, politik, sosial budaya, dan ekonomi.

    Dalam hal IPTEKs misalnya, setiap orang boleh mengakses ilmu cukup dari rumah

    saja dengan memanfaatkan perangkat dunia maya. Nyaris, semua orang tidak

    ketinggalan informasi. Demikian pun informasi lowongan di dunia kerja, baik dari

    dalam negeri maupun luar negeri, tidak perlu harus mencari amplop untuk

    mengirim berkas lamaran. Ingin menikmati hiburan membuat umur panjang seperti

    filem-filem, lagu-lagu, dan lain-lain yang serupa, tidak perlu harus ke loket penjual

    tiket. Banyak contoh-contoh lain lagi yang serupa. Lalu, mempersiapkan

    kemampuan mengerjakan TOEFL untuk studi lanjut ke luar negeri dapat dilakukan

    lewat fasilitas yang sama sebelum ikut tes. Itu semua dapat dilakukan hanya dengan

    menguasai Bahasa Inggris.

    Arus global juga menginspirasi banyak hal untuk meningkatkan kesejahteraan

    dunia. Negara-negara tergolong miskin atau underdveloping countries dan negara-

    negara tergolong sedang berkembang atau developing countries, menjadi lebih

    maju, tentu karena terinspirasi arus global dalam bentuk kerjasama interdependent .

    Bahasa Inggris sebagai bahasa asing yang banyak digunakan oleh siapapun

    dapat memberikan kontribusi yang cukup berarti. Bahasa Inggris tidak hanya

  • 8/18/2019 Pembelajaran Bahasa Inggris Berbasis Kearifan Lokal

    6/43

  • 8/18/2019 Pembelajaran Bahasa Inggris Berbasis Kearifan Lokal

    7/43

    3

    kompetensi berbahasa Inggris dan pemahaman tentang budaya Melayu Kepulauan

    Riau masih belum tampak. Dengan demikian, pentingnya menjaga kearifan lokal

    dan juga budaya setempat dalam pengajaran bahasa asing tidak boleh diabaikan.

    Para pengajar bidang ilmu tertentu yang hendak mengajar dengan medium bahasa

    Inggris, perlu mengetahui bagaimana mengajar bahasa Inggris sebagai bahasa asing

    yang efektif. Mereka telah memiliki cukup pengalaman mengajar bidang ilmunya

    dalam bahasa Indonesia.

    Asumsi yang menguat adalah adanya beberapa faktor yang menyebabkan

    tidak tercapainya hal tersebut, yaitu  pertama,  kurikulum yang dikembangkan (1)

    tidak sesuai dengan konteks Melayu (KTSP), (2) sampai sekarang belum pernah

    diuji ahli dan uji empiris sehingga belum jelas tingkat efisiensi dan efektivitasnya,

    (3) belum adanya peninjauan ulang, (4) tidak dilengkapi dengan deskripsi yang

     jelas terutama standar kompetensi dan kompetensi dasar yang diharapkan serta

    tehnik assesmen yang cocok untuk pembelajaran bahasa Inggris; kedua,  belum

    adanya buku teks pembelajaran bahasa Inggris yang memasukkan unsur budaya

    Melayu Kepulauan Riau sehingga lebih mudah dimengerti karena sesuai dengan

    latar belakang budaya dan pengetahuan siswa; ketiga, kompetensi pedagogik guru

    yang masih sangat rendah terutama kompetensi mengajarkan bahasa Inggris untuk

    anak-anak yang disebut dengan Teaching English for Young Learners  (Bahasa

    Inggris untuk anak-anak), serta kurangnya kemampuan guru dalam

    mengembangkan materi dan media pembelajaran Bahasa Inggris untuk anak-anak

    serta pengembangan bentuk dan tehnik asesmennya.

  • 8/18/2019 Pembelajaran Bahasa Inggris Berbasis Kearifan Lokal

    8/43

    4

    1.2  Perumusan Masalah

    Berkaitan dengan latar belakang pentingnya penelitian pembelajaran Bahasa

    Inggris Berbasis Kearifan Lokal, permasalahan dalam penelitian ini dapat

    dirumuskan sebagai berikut:

    1.  Bagaimana pengembangan buku panduan yang digunakan siswa dalam

     penerapan bahasa Inggris terhadap budaya lokal di Sekolah Dasar khususnya

    di wilayah Kepulauan Riau?

    2.  Bagaimana kerangka konseptual yang dikembangkan dalam proses

     pembelajaran bahasa Inggris terhadap budaya lokal?

    3.  Apa faktor-faktor yang menjadi kendala dalam penerapan bahasa Inggris di

    tingkat Sekolah Dasar di wilayah Kepulauan Riau?

    1.3  Tujuan Penelitian

    Dengan mempertimbangkan permasalahan-permasalahan yang telah

    dirumuskan di atas, maka tujuan dilakukannya penelitian ini adalah sebagai berikut:

    1.  Mendeskripsikan pengembangan buku panduan yang digunakan siswa dalam

     penerapan bahasa Inggris terhadap budaya lokal pola di Sekolah Dasar

    khususnya di wilayah Kepulauan Riau.

    2. 

    Mendeskripsikan kerangka konseptual yang dikembangkan dalam proses

     pembelajaran bahasa Inggris terhadap budaya lokal.

    3. 

    Mendeskripsikan faktor-faktor yang menjadi kendala dalam penerapan bahasa

    Inggris di tingkat Sekolah Dasar di wilayah Kepulauan.

  • 8/18/2019 Pembelajaran Bahasa Inggris Berbasis Kearifan Lokal

    9/43

    5

    1.4  Target Luaran

    Adapun target luaran wajib yang akan dicapai pada penelitian ini adalah :

    a. 

    Publikasi ilmiah dalam jurnal terakreditasi

     b.  Seminar nasional

    Sedangkan luaran tambahan yang diharapkan dalam penelitian ini adalah :

    a. 

    Desain kurikulum yang memuat muatan lokal

     b.  Buku ajar

  • 8/18/2019 Pembelajaran Bahasa Inggris Berbasis Kearifan Lokal

    10/43

    6

    BAB 2

    TINJAUAN PUSTAKA

    Teaching English for Young Learners (TEYL) atau dalam bahasa Indonesia,

     pembelajaran Bahasa Inggris bagi anak-anak, merupakan ilmu yang relatif baru

     berkembang karena baru menjadi sebuah bidang ilmu pada dua warsa terakhir ini. Bisa

    dikatakan bahwa TEYL merupakan ’anak’ dari TEFL (Teahing English as a Foreign

     Language), yaitu pembelajaran Bahasa Inggris sebagai bahasa asing yang sudah

     berkembang sejak awal tahun 60-an dan menjadi sebuah bidang ilmu tersendiri sejak

    gencarnya konsep globalisasi didengungkan pada tahun delapan puluhan. Lahirnya

    TEYL  dipengaruhi oleh hasil-hasil penelitian yang menyatakan bahwa pembelajaran

     bahasa asing akan lebih efektif apabila dimulai sejak usia sebelum akil baliq (sebelum

    usia belasan) karena di usia anak-anak, pebelajar bukan hanya sekadar belajar bahasa

    (learning ), tetapi memiliki kemampuan untuk mem-peroleh bahasa mendekati penutur

    aslinya (acqui-sition) (Krashen, 1985; Oxford, 1990; Strevens, 1977). Penelitian lain

    yang mendukung adalah adanya temuan bahwa pebelajar usia anak-anak memiliki

    strategi pembelajaran yang berbeda dari pebelajar usia dewasa (Fillmore, dkk., 1979).

    Trend TEYL saat ini bisa dikatakan mendunia terutama di negara-negara, yang

    Bahasa Inggris memiliki status sebagai bahasa asing. Jepang misalnya, melakukan

     pembaharuan dengan cara merekrut penutur asli Bahasa Inggris yang sudah

     berpengalaman mengajar anak-anak untuk mendampingi guru-guru Bahasa Inggris

    sekolah dasar di Jepang. Sementara itu, di Indonesia, usaha semacam itu belum

    kelihatan. Bahasa Inggris untuk anak-anak sampai saat ini masih diajarkan dengan cara

    yang tidak jauh berbeda dengan cara mengajar pebelajar SMP dan SMA. Pembelajaran

  • 8/18/2019 Pembelajaran Bahasa Inggris Berbasis Kearifan Lokal

    11/43

    7

    di kelas didominasi dengan penjelasan guru yang mengacu pada buku teks (yang

    merupakan satu-satunya sumber belajar). Menurut teori TEYL, penggunaan buku teks

    sebagai satu-satunya sumber belajar di kelas tidak akan memberi kesempatan kepada

    siswa untuk belajar Bahasa Inggris yang digunakan dalam kehidupan nyata.

    Dalam pembelajaran bahasa yang komunikatif, ada perubahan paradigma

    dalam pembelajaran bahasa, dimana guru, buku teks, dan metode mengajar tidak

    lagi ditempatkan sebagai faktor-faktor utama untuk sukses dalam belajar bahasa.

    Dalam Prinsip Pembelajaran bahasa disebutkan: Successful mastery of the second

    language will be due to a large extent to a learner‟s own personal “investment” of

    time, effort, and attention to the second language in the form of an individualized

    battery of strategies for comprehending and producing the language (Brown,

    2001:60).

    Dengan demikian sukses dalam belajar bahasa sangat ditentukan oleh strategi

     belajar pembelajar bahasa dalam memahami dan memproduksi bahasa. Sementara

    itu Spratt (2005) memberikan definisi strategi belajar sebagai berikut:  Learning

     strategies are the ways chosen by learners to learn language. They include ways to

    help students identify what they need to learn, process new language and work with

    other people to learn. Using the right strategy at the right time can help them learn

    the language better, and help to make them more autonomous.

    Menurut Richard dan Schmidt (2002) secara umum strategi belajar bisa

    diartikan sebagai “the ways in which learners attempt to work out the meanings and

    uses of words, grammatical rules, and other aspects of the language they are

    learning.”

  • 8/18/2019 Pembelajaran Bahasa Inggris Berbasis Kearifan Lokal

    12/43

    8

    Richard dan Schmidt, 2002 menyebutkan bahwa secara umum gaya belajar ini bisa

    dibagi menjadi 4 kategori:

    a. 

    Strategi kognitif (cognitive strategies), misalnya dengan menganalisa bahasa

    target (dalam hal ini bahsa Inggris), membandingkan hal yang baru dnegan

    apa yang sudah diketahui baik dalam bahasa pertama maupun bahasa kedua,

    dan mengorganisasi informasi.

     b.  strategi metakognitif (metacognitive strategies), misalnya memperhatikan

    cara belajar dirinya, membuat rencana ynag tersusun rapi, memonitor

     perkembangan diri.

    c.  Strategi social ( social strategies), misalnya mencari teman yang juga penutur

    asli dari bahasa yang sedang dipelajari (bahasa Inggris) atau bekerja

    kelompok di kelas.

    d.  Strategi pengelolaan sumberdaya (resource management strategies), misalnya

    merancang waktu regular untuk belajar dan menentukan tempat untuk belajar.

    Laurie (2010) mengatakan bahwa penggunaan bahasa ibu oleh para pebelajar

    seringkali menjadi kendala bagi para guru dalam menerapkan bahasa kedua seperti

     bahasa Inngris. Di samping itu, pembelajaran bahasa Inggris bagi para pemula yang

    dikenal dengan istilah YLL ( young language learners) dapat terpenuhi jika para

    guru dapat menyeimbangkan ilmu bahasa bahasa disertai dengan desain kurikulum

    yang terencana dengan baik. Selain itu penggabungan metode TL ( teaching

    language) dan juga L1 (language first ) dapat digunakan dalam mencapai target

     pembelajaran bahasa asing (English as foreign language).

    Penelitian yang lakukan oleh Horst (2010) berasumsi bahwa L2 ( second

    language) dan L1 ( first language) dapat tercapai dengan memahami pendekatan

  • 8/18/2019 Pembelajaran Bahasa Inggris Berbasis Kearifan Lokal

    13/43

    9

    lintas linguistik (ilmu bahasa). Ciri-ciri linguistik juga memainkan peranan penting

    guna pembelajaran bahasa Inggris sebagai bahasa asing. Pemerolehan bahasa bagi

     pemula khususnya anak-anak berada pada masa emas karena kemampuan anak

     pada fase ini lebih berkembang dengan cara berfikir konsep operasional konkret.

    Krashen (1981) menyebutkan bahwa strategi pembelajaran bahasa kedua atau

    asing kepada pebelajar pemula harus diarahkan kepada pencapaian kompetensi dan

    rasa percaya diri (confidence). Lebih jauh, ahli pendidikan ini mengatakan bahwa

    target pembelajaran adalah acquisition  bukan semata-mata belajar bahasa. Krashen

    (1982) mendefinisi-kan acquisition sebagai pemerolehan bahasa dengan usaha sendiri.

    Dengan kata lain, pebelajar (khusus-nya yang tingkat pemula) mendapat kesan

    yang menyenangkan dalam belajar sehingga menumbuhkan keinginan belajar terus

    menerus dalam berbagai konteks (tidak hanya di dalam kelas saja) dan tidak selalu

    harus dalam pengawasan guru. Dengan kata lain pembelajaran yang diberikan di

    sekolah semestinya mampu memberikan dorongan kepada siswa untuk bisa

    melanjutkan dan mengembangkan proses belajarnya di luar kelas dengan

    menggunakan Bahasa Inggris yang dipelajarinya dalam kehidupan nyata.

    Kompetensi berbahasa Inggris pada tingkat awal ini sangat penting dan strategis

    karena merupakan dasar pembelajaran untuk pembelajaran Bahasa Inggris di

    tingkat lebih lanjut dan kesalahan yang mungkin terjadi karena penyimpangan

     proses pembelajaran akan terbawa seumur hidup dan mempengaruhi pembelajaran

    Bahasa Inggris siswa selanjutnya.

    Senada dengan Luarie, Neris (2010) juga mengungkapkan bahwa pebelajar

    muda yang berada di tingkat pemula seperti Sekolah Dasar merupakan masa yang

    amat tepat untuk menerapkan pembelajaran bahasa asing yang akan dapat

  • 8/18/2019 Pembelajaran Bahasa Inggris Berbasis Kearifan Lokal

    14/43

    10

    memperoleh pencapaian yang maksimal jika terdapat penerapan metode

     pemerolehan kosakata. Dalam hal ini, metode ELL (english language learners)

    dapat diaplikasikan dengan pemerolehan kosakata bagi anak (vocabulary

    aqcuisition).

    Memahami demikian pentingnya pembelajaran Bahasa Inggris untuk anak-

    anak di Kepulauan Riau dan menyadari ketidaktersediaannya model pembelajaran

    yang bisa digunakan guru sebagai panduan dalam proses pembelajaran, maka

     penelitian yang bermaksud mengembangkan model pembelajaran konseptual yang

     berbasis budaya Melayu Kepulauan Riau ini sangat mendesak untuk dilakukan.

    Diharapkan penelitian ini akan memberikan manfaat yang siginifikan tidak hanya

    kepada guru tetapi juga kepada pihak pengambil keputusan agar pembelajaran

    Bahasa Inggris bisa berlangsung dengan benar dan professional.

  • 8/18/2019 Pembelajaran Bahasa Inggris Berbasis Kearifan Lokal

    15/43

    11

    BAB III

    TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN

    Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk menerapkan kearifan lokal yang

    dapat dijadikan sebagai strategi belajar dalam bahasa Inggris bagi siswa di Sekolah

    Dasar khususnya di wilayah Kepulauan Riau. Strategi ini juga dapat digabungkan

    dengan stratgei belajar lainnya sehingga tercipta tujuan pembelajaran yang berjalan

    dengan baik.

    Berdasarkan uraian sebelumnya, dilakukannya penelitian ini akan mempunyai

    sejumlah manfaat, diantaranya adalah sebagai berikut:

    1.  Secara teoretis, hasil penelitian yang berupa deskripsi pembelajaran bahasa

    Inggris berbasis kearifan lokal akan bermanfaat bagi penerapan belajar siswa

    di Sekolah Dasar.

    2.  Mengungkapkan seberapa besar pengaruh penerapan pembelajaran tersebut

     pada pendidikan di Sekolah Dasar.

    3.  Dapat memberikan kontribusi yang cukup berarti guna meningkatkan mutu

     pendidikan dan mendorong perkembangan di bidang pendidikan.

    4. 

    Secara praktis, bagi yang berkompeten dalam bidang pengajaran bahasa

    Inggris, temuan-temuan ini nantinya dapat digunakan sebagai ilmu bantu

    dalam pembelajaran bahasa Inggris secara efektif.

  • 8/18/2019 Pembelajaran Bahasa Inggris Berbasis Kearifan Lokal

    16/43

    12

    BAB 1V

    METODE PENELITIAN

    1.1.  Jenis dan Desain Penelitian

    Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Populasinya terdiri dari

    sekolah dasar yang ada di Provinsi Kepulauan Riau dan tehnik pemilihan sampel

    dilakukan dengan konsep „multi- stage sampling technique‟  dengan memperhitungkan

    sekolah yang ada di Kecamatan Tanjungpinang Timur. Secara keseluruhan, karena

    keterbatasan waktu dan tenaga, sampel yang dilibatkan adalah 6 sekolah, yaitu sekolah

    yang berada di Kecamatan Tajungpinang Timur.

    1.2.  Waktu dan Lokasi Penelitian

    Penelitian ini dilakukan selama satu tahun dari bulan Maret-Oktober 2013 di

    Kecamatan Tanjungpinang Timur Provinsi Kepulauan Riau dengan pertimbangan;

    Pertama, karena luasnya wilayah objek penelitian, maka pengambilan sekolah sebagai

    objek penelitian dilakukan pada wilayah Tanjungpinang Timur yang berjumlah enam

     buah sekolah.

    1.3. 

    Populasi dan Sampel

    Populasi merupakan wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang

    mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk

    dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan, sedangkan sampel adalah bagian dari

     jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2002:72).

    Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perangkat sekolah/instansi pendidikan

  • 8/18/2019 Pembelajaran Bahasa Inggris Berbasis Kearifan Lokal

    17/43

    13

    yang berkenaan. Mengingat jumlah populasi relatif besar dan tidak memungkinkan

    untuk diteliti secara keseluruhan (sensus), maka dilakukan tehnik sampling.

    Metode pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah

    multistage sampling (Sugiarto dkk, 2003) dalam Arifin. Berdasarkan metode tersebut,

    maka penelitian ini menggunakan dua tahap, yaitu : Tahap Pertama, adalah memilih

    cabang berdasarkan lokasi atau wilayah yang dijadikan sampel Pada tahap ini,

     pemilihan cabang berdasarkan lokasi sebagai sampel dilakukan dengan memilih enam

    lokasi sekolah yang ada di wilayah Tanjungpinang Timur. Hal ini didasarkan atas

     pertimbangan bahwa, ke enam lokasi ini memiliki luas wilayah dan jumlah penduduk

    yang relatif besar.

    Selanjutnya, pada tahap kedua adalah menentukan sampel tenaga pengajar/guru

    dari masing-masing sekolah berdasarkan lokasi yang telah dipilih sebagai sekolah

    sampel. Setiap sampel diambil sedemikian hingga satuan elementer atau unit populasi.

    Dengan pendekatan ini, maka sampel acak diharapkan menjamin penelitian dapat

    dievaluasi objektif karena terpilihnya satuan elementer sampel secara objektivitas,

    terhindar dari subjektivitas peneliti. Alasan memilih para tenaga pengajar adalah adalah

    karena mereka yang secara langsung melaksanakan pengajaran bagi siswa. Untuk itu

    efektivitas suatu keberhasilan pengajaran sangat tergantung dari kemauan, usaha, dan

    kemampuan mereka dalam melaksanakan pengajaran tersebut.

    1.4.  Metode Pengumpulan Data

    Pengumpulan data dalam penelitian ini, menggunakan metode atau tehnik

    wawancara, kuesioner, dan dokumentasi. Wawancara dilakukan dengan tujuan

    untuk mendapatkan data awal serta informasi awal dalam hubungannya dengan

  • 8/18/2019 Pembelajaran Bahasa Inggris Berbasis Kearifan Lokal

    18/43

    14

    subjek maupun objek penelitian. Pelaksanaan wawancara ini dilakukan secara

    terstruktur dengan jawaban yang bersifat terbuka kepada pihak sekolah.

    Penggunaan tehnik dokumentasi bertujuan untuk mendapatkan data sekunder

    yang akan digunakan untuk memperoleh analogi yang berguna dalam perumusan

    teori, dan landasan dalam menganalisis data primer, serta memperkuat dugaan

    dalam pembahasan masalah.

  • 8/18/2019 Pembelajaran Bahasa Inggris Berbasis Kearifan Lokal

    19/43

    15

    DAFTAR PUSTAKA

    Brown, H. D. 2001. Teaching by Principles: An Interactive Approach to Language

     pedagogy.N.Y: Longman.

    Fillmore, C.J., Kempler, D., and Wang, W.S-Y. (Eds.) (1979). Individual

    Differences in Language Ability and Language Behaviour. New York:

    Academic Press

    Horst, Marlise. 2010.  First and Second Language Knowledge in the Language

    Classroom. International Journal of Bilingualism. Vol 14. No. 3. 313-349.

    Concordia University Montreal

    Krashen, S. (1981). Second Language Acquisition and second language learning.

    Oxford: Pergamon.

    Krashen, S. (1982).  Principles and practices in second language acquisition.

    London: Pergamon.

    Krashen, S. (1985).The input hypothesis: Issues and implications.  New York:

    Longman

     Neris Lugo, J Mirza. 2010.  Facilitating Vocabulary Acquisition of Young English

     Language Learners. Vol. 41.314-327. The Florida State University

    Oxford, R. 1990.  Learning Strategies: What Every Teacher should know. New

    York: Newbury/ Harper and Row

    Richards, J. C., dan Schmidt, R. 2002.  Longman Dictionary of Language Teaching

    and Applied Linguistics. London: Longman Pearson Education.

    Spratt, M., et. al. 2005. Teaching Knowledge Test . Cambride: CUP.

  • 8/18/2019 Pembelajaran Bahasa Inggris Berbasis Kearifan Lokal

    20/43

    16

    Strevens, P. 1977.  New Orientations in the Teaching of English. Oxford: Oxford

    University Press.

  • 8/18/2019 Pembelajaran Bahasa Inggris Berbasis Kearifan Lokal

    21/43

    17

    LAMPIRAN

    Lampiran 1. Justifikasi anggaran penelitian 

    1. Honor

    Honor Honor/Jam (Rp)Waktu

    (jam/minggu)Minggu

    Honor per Tahun (Rp)

    Th I T.. Th n

    Ketua 2,000 120 Jam 6 1,440,000

    Anggota 1,500 120 Jam 6 1,080,000

    Pembantu lapangan 10,000 27 Jam 1 270,000

    SUB TOTAL (RP) 2,790,000

    2. Peralatan Penunjang

    Material Justifikasi

    PemakaianKuantitas

    Harga

    Satuan

    (Rp)

    Honor per Tahun (Rp)

    Th I T.. Th n

    Sewa Kamera Survei Lapangan 14 hari 50,000 700,000

    Lembar kuesioner Pengambilan

    sample

    18 eks 30,000 540,000

    Sewa Mobil Survei Lapangan 14 hari 300,000 4,200,000

    Suvenir (Book) Panduan Belajar 25 eks

    30,000

    750,000

    Analisis Data Pengolahan Data

    Sampel1 Paket 1,000,000

    1,000,000

    SUB TOTAL (RP)  7,190,000

    3. Bahan Habis Pakai

    Material Justifikasi

    PemakaianKuantitas

    HargaSatuan

    (Rp)

    Honor per Tahun (Rp)

    Th I T.. Th n

    Kertas A4 Pembuatan

    Laporan

    1 Kotak 150,000 150,000

    Cartridge Canon Back Printer 1 Buah 200,000 200,000

    Cartridge Canon

    Color

    Printer 1 Buah 250,000 250,000

  • 8/18/2019 Pembelajaran Bahasa Inggris Berbasis Kearifan Lokal

    22/43

    18

    ATK Bahan Peneltian 25 Paket 75,000 1,875,000

    Disket Penyimpan data 10 Kepin

    g

    10,000 100,000

    SUB TOTAL (Rp) 2,570,000

    5. Lain-lain

    Kegiatan Justifikasi

    PemakaianKuantitas

    Harga

    Satuan

    (Rp)

    Honor per Tahun (Rp)

    Th I T.. Th n

    Laporan Proposal Pengajuan

     penelitian

    5 Eks 30,000 150,000

    Laporan Kemajuan Pemantauan penelitian

    5 Eks 30,000 150,000

    Laporan Akhir Hasil penelitian 5 Eks 30,000 150,000

    Publikasi Jurnal dan

    dokumentasi

    1 Paket 500,000 500,000

    Seminar Publikasi 1 Paket 500,000 500,000

    SUB TOTAL (Rp) 1,450,000

    TOTAL ANGGARAN YANG DIPERLUKAN SETIAP TAHUN (Rp) 14,000,000

    TOTAL ANGGARAN YANG DIPERLUKAN SELURUH TAHUN (Rp) 14,000,000

  • 8/18/2019 Pembelajaran Bahasa Inggris Berbasis Kearifan Lokal

    23/43

    19

    Lampiran 2. Susunan organisasi tim peneliti dan pembagian tugas 

    No Nama/NIDN

    Instansi

    Asal

    Bidang

    Ilmu

    Alokasi

    waktu

    (jam/minggu)

    Uraian

    Tugas

    1. Dewi Murni, M.

    Hum /1016067901

    UMRAH Linguistik 120 jam/6

    minggu

    survei

    lapangan

    Pembuatan

     proposal,

     pengambilan

    sampel dan

    laporan hasil

    2. Riau Wati, M.Hum /1024027202

    UMRAH Linguistik 120 jam/6minggu

    surveilapangan

    Pembuatan

     proposal,

    analisis

    sampel dan

    laporan hasil

  • 8/18/2019 Pembelajaran Bahasa Inggris Berbasis Kearifan Lokal

    24/43

    20

    Lampiran 3. Biodata ketua dan anggota 

    A.  Identitas Diri Ketua

    1 Nama lengkap (dengan gelar) Dewi Murni, M.Hum2 Jenis Kelamin Perempuan

    3 Jabatan Fungsional Asisten Ahli

    4 NIP/NIK/Identitas lainnya 751070046

    5 NIDN 1016067910

    6 Tempat dan Tanggal Lahir Midai, 16 Juni 1979

    7 e-mail [email protected]

    8 Nomor Telepon/HP 081270011980

    9 Alamat Kantor Kampus UMRAH Senggarang Jl.

    Politeknik Senggarang km 24 KotaTanjungpinang

    10 Nomor Telepon/Faks 0771-7001550/7038999

    11 Lulusan yang Telah

    Dihasilkan

    S.1 = 10 orang

    12 Mata Kuliah yan Diampu

    1. Linguistik

    2. Bahasa Inggris

    B.  Riwayat Pendidikan

    S-1 S-2 S-3

     Nama PT UNDIP UGM

    Bidang Ilmu SASTRA

    INGGRIS

    LINGUISTIK

    Tahun Masuk-lulus 2002-2004 2005-2007

    Judul Skripsi/Tesis AnalisisKesalahan

    Grammatikal

     pada Majalah

    Hello

    PerubahanBahasa Melayu

    Riau Penyengat

     Nama Pembimbing Prof. Dr.

    Kusrahayu

    Prof. Dr.

    Soepomo

    Poedjosoedarmo

  • 8/18/2019 Pembelajaran Bahasa Inggris Berbasis Kearifan Lokal

    25/43

    21

    C.  Pengalaman penelitian dalam 5 Tahun Terakhir

    No Tahun Judul Penelitian

    Pendanaan

    Sumber*

    Jumlah

    (Juta Rp)

    1. 2008 Kebudayaan Maritim Suku

    Laut

    UMRAH 5.000.000,-

    2. 2012 Penggunaan Bahasa oleh

    Masyarakat Multilingual di

    Senggarang

    UMRAH 5.000.000,-

    D.  Pengalaman Pengabdian Kepada Masyarakat Dalam 5 Tahun Terakhir

    No Tahun Judul Penelitian

    Pendanaan

    Sumber*Jumlah

    (Juta Rp)

    1. 2012 Tipologi Frase Nominal UMRAH 5.000.000,-

    Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan

    dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata

    dijumpai ketidak-sesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.

    Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu

     persyaratan dalam pengajuan Hibah Penelitian Dosen Pemula

    Tanjungpinang, Maret 2013

    Pengusul,

    ( Dewi Murni, M.Hum )

  • 8/18/2019 Pembelajaran Bahasa Inggris Berbasis Kearifan Lokal

    26/43

    22

    A.  Identitas Diri Anggota

    1 Nama lengkap (dengan gelar) Riau Wati, M.Hum

    2 Jenis Kelamin Perempuan

    3 Jabatan Fungsional Asisten Ahli

    4 NIP/NIK/Identitas lainnya 751070058

    5 NIDN 1024027202

    6 Tempat dan Tanggal Lahir Tanjungpinang, 24 Februari 1972

    7 e-mail [email protected]

    8 Nomor Telepon/HP 085264076106

    9 Alamat Kantor Kampus UMRAH Senggarang Jl.

    Politeknik Senggarang km 24 Kota

    Tanjungpinang

    10 Nomor Telepon/Faks 0771-7001550/7038999

    11 Lulusan yang Telah

    Dihasilkan

    S.1 = 10 orang

    12 Mata Kuliah yan Diampu

    1. Fonologi

    2. Morfologi

    B.  Riwayat Pendidikan

    S-1 S-2 S-3

     Nama PT Univ. Bung

    Hatta

    UGM

    Bidang Ilmu Linguistik Linguistik

    Tahun Masuk-lulus 1991-1995 1996-1999

    Judul Skripsi/Tesis Analisis

    intrinsik novel

    Bekisar Merah

    Analisis

    Folklor teori

    Vladimir

     propp

     Nama Pembimbing Drs.

    Syamsuddin

    Udin, M.Pd

    Prof.Dr.

    Farouk HT

  • 8/18/2019 Pembelajaran Bahasa Inggris Berbasis Kearifan Lokal

    27/43

    23

    C.  Pengalaman penelitian dalam 5 Tahun Terakhir

    No Tahun Judul Penelitian

    Pendanaan

    Sumber*

    Jumlah

    (Juta Rp)

    1. 2009 Analisis Hikayat Silsilah

    Melayu Teori Vlademir Pro

    UMRAH 5.000.000,-

    2. 2010 Kekuasan Lelaki Dimata

    Perempuan Teori Feminisme

    UMRAH 5.000.000,-

    3. 2012 Analisis Penokohan Makyong

    Teori Vlademir Propp

    UMRAH 5.000.000,-

    D. 

    Pengalaman Pengabdian Kepada Masyarakat Dalam 5 Tahun Terakhir

    No Tahun Judul Penelitian

    Pendanaan

    Sumber*Jumlah

    (Juta Rp)

    1. 2012 Pemahaman Karya Satra UMRAH 5.000.000,-

    2. UMRAH 5.000.000,-

    3 3.000.000,-

    Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan

    dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata

    dijumpai ketidak-sesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.

    Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu

     persyaratan dalam pengajuan Hibah Penelitian Dosen Pemula

    Tanjungpinang, Maret 2013

    Pengusul,

    ( Riau Wati, M. Hum )

  • 8/18/2019 Pembelajaran Bahasa Inggris Berbasis Kearifan Lokal

    28/43

    24

    BAB V 

    PEMBAHASAN

    Ada beberapa hal yang harus dititikberatkan oleh pemerintah dalam upaya

    untuk meningkatkan mutu pendidikan. Ketiga hal tersebut adalah kurikulum,

    metode pengajaran dan sumber kepustakaan (bahan-bahan sebagai acuan untuk

    mengajar). Kurikulum mempunyai arti dan tujuan yang luas. Kurikulum

    mencerminkan bagaimana dan sampai sejauh mana pengembangan system

     pendidikan serta bagaimana pengabdiannya terhadap masyarakat yang terus

     berubah akibat kemajuan ilmu penegtahuan dan teknologi yang ditunjang pula oleh

    system komunikasi modern.

     Namun aspek relevansi dan kebutuhan masyarakat juga harus ada di dalam

    masyarakat, dalam arti kata menyelaraskan isi kurikulum dengan kebutuhan

     pembangunan. akan tetapi, penerapan kurikulum juga harus berhati-hati karena

    cenderung menghasilkan lulusan yang praktis semata. Suatu kurikulum yang baik

    hanya akan terwujud apabila ditunjang oleh bentuk pengajaran yang baik pula,

    yaitu yang tidak bersifat satu arah atau otoriter.

    Salah satu masalah yang perlu mendapat perhatian dari pemerintah maupun

    instansi pendidikan khususnya di Kepulauan Riau adalah berkaitan dengan metode

     pengajaran melalui strategi belajar. Metode pengajaran di sini adalah bagaimana

    strategi belajar yang tepat dalam memahami bahasa Inggris terutama di tingkat

    Sekolah Dasar. Adapun strategi maupun metode mengajar yang diterapkan oleh

     para pendidik dewasa ini adalah dengan mengandalkan pola-pola yang sudah ada

    seperti instruksi sederhana dengan tindakan dalam konteks kelas dan juga

  • 8/18/2019 Pembelajaran Bahasa Inggris Berbasis Kearifan Lokal

    29/43

    25

    memperagakan instruksi-instruksi tersebut. Namun, terdapat juga strategi yang

    dapat diandalkan untuk para pendidik khususnya yang ada di Kepulauan Riau yakni

    dengan cara mengintegrasikan nilai-nilai kearifan local dalam proses pembelajaran

    di sekolah. Dengan mengintegrasikan nilai-nilai kearifan local ke dalam

     pembelajaran diharapkan juga dapat memperkokoh rasa nasionalisme di tengah-

    tengah derasnya arus globalisasi.

    Sekolah dasar merupakan lembaga formal yang menjadi peletak dasar

     pendidikan untuk jenjang sekolah di atasnya. Pendidikan di Sekolah Dasar

    merupakan bagian dari system pendidikan nasional yang memiliki peranan yang

    amat penting dalam meningkatkan sumber daya manusia. Melalui pendidikan di

    Sekolah Dasar diharapkan akan menghasilkan manusia Indonesia yang berkualitas

    (Suharjo, 2006: 1). Dengan demikian, maka dapat dikatakan bahwa manusia yang

     berkualitas tidak hanya terbatas pada tataran kognitif, tetapi juga afektif dan

     psikomotor.

    Sehubungan dengan itu, penanaman nilai nasionalisme di era globalisasi

    sekarang ini terkait dengan satu lembaga formal seperti Sekolah Dasar. Mengingat

     pembelajaran menggunakan nilai nasionalisme merupakan pembelajaran yang

     bersifat abstrak, maka pendidik atau guru harus mampu mengemas bahasa Inggris

    dengan metode yang tepat agar pesan yang terkandung di dalamnya dapat sampai

    kepada siswa sesuai dengan tujuan yang direncanakan. Dalam upaya mempelajari

     bahasa Inggris bagi siswa, guru dapat memanfaatkan nilai-nilai kearifan local

    sebagai sumber pelajaran. Penggunaan sumber belajar ini diharapkan akan berperan

    serta dalam meningkatkan rasa nasionalisme perserta didik.

  • 8/18/2019 Pembelajaran Bahasa Inggris Berbasis Kearifan Lokal

    30/43

    26

    Berdasarkan observasi yang dilakukan oleh peneliti di beberapa Sekolah

    Dasar di Kecamatan Tanjungpinang Timur Provinsi Kepulauan Riau, maka terdapat

     beberapa factor yang menjadi kendala dalam proses belajar dalam memahami

    Bahasa Inggris bagi siswa seperti:

    1.  Terbatasnya buku-buku sumber sebagai teks bacaan.

    2. 

    Terbatasnya jam mengajar bagi tenaga pengajar.

    3.  Tidak adanya kegiatan penunjang seperti mengikuti kursus bahasa Inggris

     bagi siswa.

    4.  Tenaga pengajar bukan berasal dari jurusan bahasa Inggris.

    KEARIFAN LOKAL

    Kearifan lokal atau budaya lokal berasal dari dua kata yaitu kearifan (wisdom) 

    dan lokal (local ). Secara umum, maka local wisdom  dapat dipahami sebagai

    gagasan-gagasan setempat yang bersifat bijaksana, penuh kearifan, bernilai baik,

    yang tertanam dan diikuti oleh anggota masyarakatnya. Kearifan lokal tersebut

    terbentuk sebagai keunggulan budaya masyarakat setempat maupun kondisi

    geografis dalam arti luas. Kearifan lokal merupakan produk budaya masa lalu yang

     patut secara terus menerus dijadikan pegangan hidup. Meskipun bernilai lokal

    tetapi nilai yang terkandung di dalamnya dianggap sangat universal.

    Dalam masyarakat kita, kearifan-kearifan lokal dapat ditemui dalam

    nyanyian, pepatah, petuah, semboyan, dan kitab-kitab kuno yang melekat dalam

     perilaku sehari-hari. Kearifan local biasanya tercermin dalam kebiasaan-kebiasaan

    hidup masyarakat yang telah berlangsung lama. Keberlangsungan kearifan local

    akan tercermin dalam nilai-nilai yang berlaku dalam kelompok masyarakat tertentu.

  • 8/18/2019 Pembelajaran Bahasa Inggris Berbasis Kearifan Lokal

    31/43

    27

     Nilai-nilai itu menjadi pegangan kelompok masyarakat tertentu yang biasanya akan

    menjadi bagian hidup tak terpisahkan yang dapat diamati melalui sikap dan

     perilaku sehari-hari. (Ridwan, 2007).

    Keraf (2002) menegaskan bahwa kearifan lokal adalah semua bentuk

     pengetahuan, keyakinan, pemahaman atau wawasan serta adat istiadat kebiasaan

    atau etika yang menuntun perilaku manusia dalam kehidupan di dalam komunitas

    ekologis. Sehingga, jika berbicara mengenai kearifan lokal maka tidak bisa lepas

    dari budaya dan nilai-nilai yang melingkupinya. Budaya dapat dipandang sebagai

    latar yang bersifat normatif bagi kelompok tertentu yang melahirkan gaya hidup

    yang berbeda dengan lainnya. Budaya juga merupakan latar yang

    mengejawantahkan perilaku dan karya manusia yang memberikan sumbangan bagi

    gaya hidup yang mempunyai ciri khas yang menyatu dan melekat pada kehidupan

     bersama. (Rohidi, 2000).

    Keberadaan kearifan memiliki banyak fungsi. Seperti yang dituliskan Sartini

    (2006), bahwa fungsi kearifan lokal adalah sebagai berikut:

    1.  Berfungsi untuk konservasi dan pelestarian sumber daya alam.

    2.  Berfungsi untuk pengembangan sumber daya manusia.

    3.  Berfungsi untuk pengembangan kebudayaan dan ilmu pengetahuan.

    4. 

    Berfungsi sebagai petuah, kepercayaan, sastra dan pantangan.

    5. 

    Bermakna sosial misalnya upacara integrasi komunal/kerabat.

    6. 

    Bermakna sosial, misalnya pada upacara daur pertanian.

    7. 

    Bermakna etika dan moral.

    8.  Bermakna politik, misalnya upacara ngangkuk merana dan kekuasaan  patron

    client. 

  • 8/18/2019 Pembelajaran Bahasa Inggris Berbasis Kearifan Lokal

    32/43

    28

    Sutarno (2008: 7-8) mengatakan bahwa penerapan budaya lokal dalam

     pembelajaran di tingkat Sekolah dasar dapat dikategorikan ke dalam empat hal

    yaitu:

    1.  Belajar tentang budaya, yaitu menempatkan budaya sebagai bidang ilmu.

    Budaya dipelajari dalam program studi khusus, tentang budaya dan untuk

     budaya. Dalam hal ini, budaya tidak terintegrasi dengan bidang ilmu.

    2.  Belajar dengan budaya, terjadi pada saat budaya diperkenalkan kepada siswa

    sebagai cara atau metode untuk mempelajari pokok bahasan tertentu. Belajar

    dengan budaya meliputi pemanfaatan beragam untuk perwujudan budaya.

    Dengan demikian budaya dan perwujudannya merupakan menjadi media

     pembelajaran dalam proses belajar, menjadi konteks dalam contoh-contoh

    tentang konsep atau prinsip dalam suatu mata pelajaran, serta menjadi konteks

     penerapan prinsip atau prosedur dalam suatu mata pelajaran.

    3. 

    Belajar melalui budaya, merupakan strategi yang memberikan kesempatan

    siswa untuk menunjukkan pencapaian pemahaman atau makna yang

    diciptakannya dalam suatu mata pelajaran melalui ragam perwujudan budaya.

    4.  Belajar berbudaya, merupakan bentuk mengejawantahkan budaya itu dalam

     perilaku nyata siswa sehari-hari.

    Sementara itu Sutarno (2008: 7-10) menuliskan ada tiga macam model

     pembelajaran berbasis budaya, yaitu:

    1. 

    Model pembelajaran berbasis budaya melalui permainan tradisional dan lagu-

    lagu daerah.

    2.  Model Pembelajaran berbasis budaya melaui cerita rakyat.

    3.  Model pembelajaran berbasis budaya melalui penggunaan alat-alat taradisional.

  • 8/18/2019 Pembelajaran Bahasa Inggris Berbasis Kearifan Lokal

    33/43

    29

    Penerapan Nilai-Nilai Kearifan Lokal Dalam Pembelajaran di Sekolah Dasar

    Penerapan nilai-nilai kearifan lokal dapat diaktualisasikan ke dalam mata

     pelajaran yang ada di Sekolah Dasar, salah satunya adalah mata pelajaran Bahasa

    Inggris. Hal ini juga terkait dengan penanaman semangat nasionalisme kepada

    siswa. Dengan diintegrasikannya nilai-nilai kearifan lokal dalam pembelajaran di

    Sekolah Dasar diharapkan siswa akan memiliki pemahaman tentang kearifan

    lokalnya sendiri, sehingga menimbulkan kecintaan terhadap budayanya.

    Proses penerapan nilai-nilai kearifan lokal dalam pembelajaran di sekolah

    dasar bisa dilakukan untuk semua bidang studi, tak terkecuali bahasa Inggris.

    Dalam menerapkan nilai-nilai kearifan lokal dalam pembelajaran di Sekolah Dasar

    tentunya harus menyesuaikan dengan tingkat perkembangan anak Sekolah Dasar,

    disesuaikan dengan materi/mata pelajaran yang disampaikan, dan metode

     pembelajaran yang disampaikan.

    Pembelajaran berbasis nilai-nilai kearifan lokal mengajarkan siswa untuk

    selalu dekat dengan situasi konkrit yang mereka hadapi sehari-hari. Dengan kata

    lain, model pembelajaran ini mengajak kita semua untuk selalu dekat dan menjaga

    keadaan sekitar yang bersifat nilai yang berada di dalam masyarakat tersebut.

    Model pembelajaran ini dapat diidentifikasi dengan beberapa hal sebagai berikut:

    1. 

    Gagasan dan dasar hukum

    Seorang pendidik tidak cukup hanya dengan berpengetahuan banyak dan

     berwawasan luas, akan tetapi untuk merefleksikan transfer of knowledge  juga

    harus disertai dengan emotion skill   yaitu bagaimana seorang pendidik harus

     bisa masuk ke dalam dunia dimana anak didik tersebut berada. Dalam masalah

    ini ada satu hal yang harus diingat yaitu “seorang anak didik yang datang ke

  • 8/18/2019 Pembelajaran Bahasa Inggris Berbasis Kearifan Lokal

    34/43

    30

    sebuah kelas atau sekolah tidaklah seperti gelas kosong, akan tetapi mereka

    sudah membawa pengetahuan dan kebiasaan-kebiasaan dari tempat di mana ia

    tinggal. Dengan kata lain bahwa lingkungan yang menjadi tempat tinggal

    seorang anak didik yang satu akan berbeda dengan lingkungan anak didik yang

    lainnya. Dengan begitu sudah barang tentu bahwa status sosial dan ekonomi

    mereka pun pasti berbeda. Begitu juga dalam lokal masyarakat, di dalam

    sebuah lokal masyarakat yang satu pasti akan berbeda dengan lokal masyarakat

    yang lain. Pendidikan bebasis kearifan lokal sebenarnya adalah bentuk refleksi

    dan realisasi dari Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 19/ 2005 tentang Standar

     Nasional Pendidikan, yaitu pasal 17 ayat 1 yang menjelaskan bahwa

    ”kurik ulum tingkat satuan pendidikan SD- SMA, atau bentuk lain yang

    sederajat dikembangkan sesuai dengan satuan pendidikan, potensi daerah,

    sosial budaya, dan peserta didik”. 

    2. 

    Tujuan dan manfaat dari pendidikan yang berbasis pada kearifan lokal

    Tujuan dari pendidikan berbasis kearifan lokal ialah sesuai dengan nasional

    yang telah termaktub dalam undang- undang nasional yaitu Undang- undang

    (UU) No 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional pada Pasal 3,

    menyebutkan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan

    kemampuan dan membentuk karakter serta peradaban bangsa yang bermartabat

    dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Pendidikan nasional bertujuan

    untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang

     beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,

     berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis

    serta bertanggung jawab.

  • 8/18/2019 Pembelajaran Bahasa Inggris Berbasis Kearifan Lokal

    35/43

    31

    Sedangkan manfaat dari pendidikan yang berbasis kepada kearifan lokal antara lain

    ialah:

    a. 

    Melahirkan generasi- generasi yang kompeten dan bermartabat

     b.  Merefleksikan nilai- nilai budaya

    c.  Berperan serta dalam membentuk karakter bangsa

    d. 

    Ikut berkontribusi demi terciptanya identitas bangsa

    e.  Ikut andil dalam melestarikan budaya bangsa

    3.  Arti penting sebuah nilai 

    Maksud dari nilai tersebut adalah sebuah integritas yang akan menjadi identitas

    dalam suatu bangsa. Dengan nilai tersebut maka suatu bangsa akan menjadi

    maju dan bermartabat. Begitu juga yang terjadi di dunia pendidikan. Seorang

     pengajar, tidak akan pernah bisa lepas dari sebuah kata sederhana yang disebut

    nilai. Karena dengan nilai tersebut maka seorang pengajar akan memiliki

    sebuah integritas yang pada akhirnya akan menjadi sebuah identitas, dan

    dengan identitas tersebut maka seorang pengajar akan memiliki sebuah

    kekhasan yang akan membedakan dengan para pengajar yang lain. Di sinilah

     biasanya terdapat suatu kecenderungan yang biasa terjadi di kalangan para

     pengajar adalah, mereka sering berlomba- lomba dengan metode pengajaran

    yang dimiliki dan sudah dipelajarinya. Mereka tidak sadar bahwa sebuah

    integritas tidak bisa disederhanakan hanya dengan sebuah kata metode. Dengan

    kata lain bisa dikatakan sebagus apapun metode, jika tanpa disertai dengan

    integritas yang ada di dalam diri pengajar tersebut maka metode tersebut tidak

    akan menjadi efektif.

  • 8/18/2019 Pembelajaran Bahasa Inggris Berbasis Kearifan Lokal

    36/43

    32

    Cara yang bisa dilakukan oleh seorang pepelaku pendidikan, baik itu pengajar

    ataupun peserta didik adalah dengan menggali berbagi potensi nilai yang ada

    dalam sebuah lokal masyarakat tersebut. Dari situlah maka seorang pelaku

     pendidikan tersebut akan bisa melakukan perubahan pada dunia pendidikan

    yang dijalani dan ditekuninya.

    4. 

    Pengenalan identitas lingkungan melalui media pembelajaran

    Metode yang bisa digunakan untuk pengenalan lingkungan dalam

     pembelajaran yang berbasis pada kearifan lokal sebenarnya sangatlah variatif.

    Untuk siswa SMP- SMA, bagi guru bahasa Indonesia, bahasa Inggris dan

     bahasa Jawa, dapat menugaskan para siswa untuk membuat karangan tentang

     potensi wisata kota. Bagi guru seni rupa, anda bisa mengajarkan bagaimana

    cara menggambar rumah serotongan, limasan dan joglo khas Jawa. Bagi guru

    matematika, dapat mengenalkan bentuk-bentuk geometris kepada para siswa

    melalui bentuk atap rumah adat. Metoda lain yang dapat dipraktekkan adalah

    lewat kegiatan bercerita atau mendongeng, dengan menyertakan gambar, foto,

     boneka, iringan musik, miniatur rumah adat, atau barang bawaan guru yang

    menarik. Cara semacam ini sangat efektif untuk mendidik siswa di tingkat

    Kelompok Bermain, Taman Kanak-Kanak dan Sekolah Dasar.

    Faktor-faktor yang menjadi kendala penerapan kearifan lokal

    Terdapat beberapa factor yang menjadi kendala dan harus dipertimbangkan

    dalam kaitannya dengan pembelajaran bahasa Inggris berbasis budaya local

    khususnya di wilayah kepulauan Riau adalah:

  • 8/18/2019 Pembelajaran Bahasa Inggris Berbasis Kearifan Lokal

    37/43

    33

    1.  Fasilitas

    2.  Kurikulum (acuan ilmu pengetahuan)

    3. 

    Tenaga pengajar

    4.  Pelayanan

    5.  Evaluasi

    Kerangka Konseptual dalam Penerapan kearifan local

    Kerangka konseptual yang dapat dipakai oleh tenaga pengajar di tingkat

    sekolah dengan memasukkan unsur kebudayaan local ke dalam proses

     pembelajaran bahasa Inggris seperti:

    1.  Mengkaji masalah-masalah yang berkembang dalam suatu komunitas.

    a.  Mengkaji masalah-masalah terbatu

     b.  Memberikan suatu pencerahan dan memilih masalah utama

    c. 

    Memilih sumber-sumber pembelajaran untuk dikembangkan

    2.  Membangun kelompok dan pengembangan potensi kelompok

    a.  Memilih teori-teori/pendekatan-pendekatan yang tepat

     b.  Mengkaji model sumber pembelajaran/pusat pembelajaran

    c.  Mengembangkan kelompok penelitian yang berkaitan dengan

     pembelajaran

    d. 

    Menguji sumber-sumber pembelajaran tersebut

    e. 

    Berpartisipasi dalam proses perencanaan pengembangan model

     pembelajaran.

    3.  Paritisipasi dalam pengembangan perencanaan

  • 8/18/2019 Pembelajaran Bahasa Inggris Berbasis Kearifan Lokal

    38/43

    34

    a.  Membangun kegiatan untuk pengembangan model dari sumber

     pembelajaran/menentukan indikator kesuksesan

     b. 

    Mengadakan try out  model pembelajaran

    4.  Mengevaluasi dan menyimpulkan

    a.  Mengevaluasi penampilan kelompok kerja

     b. 

    Menyimpulkan implementasi temuan-temuan dalam pengembangan

    sumber pembelajaran

    Adapun contoh implementasi langkah-langkah pembelajaran penerapan

     budaya local dalam mata pelajaran bahasa Inggris dalah sebagai berikut:

    1.  Kegiatan Pendahuluan

    Apersepsi dan Motivasi:

    a.  Guru memperlihatkan gambar besar yang dapat mengilustrasikan cerita

    rakyat yang dibahas.

     b.  Guru bertanya kepada siswa kegiatan apa saja yang ada dalam gambar.

    2.  Kegiatan Inti

    Eksplorasi

    Dalam kegiatan eksplorasi, siswa diminta memperagakan instruksi-

    instruksi yang diberikan oleh guru (sebagai permulaan, guru dapat memberi

    contoh dalam memperagakan instruksi yang diberikan).

    Elaborasi

    Dalam kegiatan elaborasi, siswa diminta memperagakan instruksi-

    instruksi yang diberikan oleh guru secara berkelompok (guru dapat memotivasi

    siswa agar kompak dengan kelompoknya).

  • 8/18/2019 Pembelajaran Bahasa Inggris Berbasis Kearifan Lokal

    39/43

    35

    Konfirmasi

    Dalam kegiatan konfirmasi, guru bertanya jawab tentang hal-hal yang

     belum diketahui dan guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan

    kesalahan pemahaman, memberikan penguatan serta penyimpulan.

    3.  Kegiatan Penutup

    Dalam kegiatan penutup, guru dapat menunjuk siswa secara acak untuk

    memperagakan instruksi yang diberikan.

  • 8/18/2019 Pembelajaran Bahasa Inggris Berbasis Kearifan Lokal

    40/43

    36

    BAB VI

    RENCANA TAHAPAN BERIKUTNYA

    Pendidikan di sekolah seyogyanya harus diberikan secara bermutu, sehingga

    semua warga yang menempuh pendidikan ini dapat diandalkan untuk berprestasi

    atau di dalam studi lebih lanjut. Oleh karena itu, segala daya dikerahkan untuk

    menyusun kurikulum, mencari serta membina metode mengajar dan sistem

    tuntunan yang searasi, demikian pula untuk menyediakan alat peraga dan peralatan

    yang membantu peserta didik belajar sendiri dan berusaha sendiri.

    Selain itu, hal yang juga perlu dipertimbangkan adalah tenaga-tenaga

     pendidik yang benar-benar mampu dan berdedikasi. Tenaga-tenaga ini bukan saja

    mahir dalam mengalihkan pengetahuan dan ketrampilan, tetapi juga terampil dan

    merangsang ingin tahu dan keberanian berprakarsa dan berusaha pada peserta didik.

    Hasil guna tenaga-tenaga pendidik ditingkatkan dengan memebrikan mereka

    keahlian untuk mengikutsertakan peserta didik dan kelompok peserta didik dalam

    membina peserta didik lainnya.

    Dengan demikian, pendidikan dasar terjadi dalam unsur-unsur yang memiliki

    daya bina. Dengan kata lain, pendidikan berpangkal tolak dari kenyataan hidup dan

    mengarah ke kenyataan hidup. Akan tetapi, tantangan dikaji dan dihadapi untuk

    diatasi sendiri dengan memanfaatkan potensi dalam diri peserta didik dan potensi

    dalam lingkungan sebaik mungkin.

  • 8/18/2019 Pembelajaran Bahasa Inggris Berbasis Kearifan Lokal

    41/43

    37

    BAB VII

    KESIMPULAN

    Kesimpulan

    Dengan membangun pendidikan di sekolah melalui penerapan kearifan local

    dapat mengandung nilai-nilai yang relevan dan berguna bagi pendidikan. Adapun

    metode yang ada dalam pendidikan berbasis kearifan local adalah berpotensi besar

    dalam menciptakan bangsa Indonesia yang berkarakter. Oleh karena itu, pendidikan

     berbasis kearifan local dapat dilakukan dengan merevitasilasi budaya local.

    Oleh karena itu, hal seperti ini harus menjadi perhatian dan tindaklanjut dari

     pemerintah, pembangunan pendidikan merupakan prioritas utama dalam rangka

     pembangunan nasional. Pemerintah pusat dan daerah memiliki peranan yang

     penting untuk tercapainya pemerataan pendidikan di seluruh pelosok negeri. Dalam

    otonomi pendidikan yang optimal akan tercipta suatu masyarakat belajar ( learning

     society) dengan pengembangan infrastruktur social yang berangkat dari unsur

    kekeluargaan di tengah masyarakat. Dalam hal ini, dikembalikan lagi kepada

    kearifan local dan budaya yang dimiliki masyarakat setempat, dengan potensi dan

    motivasi menuju masyarakat yang edukatif.

    Demi terciptanya suatu proses pembelajaran dan pendidikan kepribadian

    terhadap peserta didik di lembaga pendidikan khususnya di sekolah, pemerintah

    setempat diharapkan dapat menyediakan akses-akses pendidikan yang dapat

    membantu terciptanya proses belajar mengajar dengan baik.

  • 8/18/2019 Pembelajaran Bahasa Inggris Berbasis Kearifan Lokal

    42/43

    38

    Keterbatasan Penelitian

    Adapun kendala-kendala yang dihadapi oleh peneliti selama menyelesaikan

     penelitian ini adalah:

    1.  Kurangnya data-data yang dapat menjadi penunjang dalam penelitian

    mengenai pembelajaran bahasa Inggris yang berbasis kearifan lokal.

    2. 

    Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini juga dirasa belum

    mencapai target yang maksimal.

    3.  Keterbatasan waktu bagi peneliti dalam mendapatkan data dan

    menyelesaikan hasil akhir penelitian juga turut menjadi pemicu akan

    terciptanya tujuan akhir yang sempurna.

    Saran Penelitian Selanjutnya

    Dengan adanya penelitian ini yang berjudul Pembelajaran Bahasa Inggris

    Berbasis Kearifan Lokal, maka diharapkan akan menjadi pemacu bagi penelitian

    selanjutnya yang juga mempunyai tujuan yang sama. Sehingga penelitian ini dapat

    dijadikan bahan tambahan akan penelitian lain yang dapat membawa

    kesempurnaan.

  • 8/18/2019 Pembelajaran Bahasa Inggris Berbasis Kearifan Lokal

    43/43

    LAMPIRAN

    4.1.  Anggaran Biaya

    No Jenis Pengeluaran Biaya yangDiusulkan (Rp)

    1 Gaji dan Upah (20%) 3.000.000,-

    2 Peralatan Penunjang (50%) 1.400.000,-

    3 Bahan Habis Pakai (20%) 2.916.000,-

    4 Perjalanan ( %) 2.000.000,-

    5 Lain-lain (10%) 959.000,-

    Jumlah 10.500.000,-

    4.2.  Jadwal Penelitian

    No Jenis kegiatanTahun I

    1 2 3 4 5 6 7

    1 Persiapan penelitian (pembuatan proposal)

    2 Pelaksanaan penelitian

      Pengumpulan data

      Pengolahan dan analisis data

      Pengambilan sampel lapangan

    3 Analisis Sampel lapangan

    4 Penulisan Laporan kemajuan

    5 Perbaikan Laporan

    6 Penulisan Laporan Akhir

    7 Seminar dan Publikasi