Kearifan Lokal di Mentawai
-
Upload
ave-harysakti -
Category
Documents
-
view
191 -
download
1
Embed Size (px)
description
Transcript of Kearifan Lokal di Mentawai

BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Kearifan lokal merupakan khasanah tata nilai kehidupan yang
menyatu dalam bentuk kepercayaan, budaya dan adat istiadat.
Dalam perkembangannya masyarakat melakukan adaptasi
terhadap lingkungan dengan mengembangkan suatu kearifan
yang berwujud pengetahuan atau ide, peralatan, dipadu dengan
norma adat, nilai budaya, aktivitas mengelola lingkungan guna
mencukupi kebutuhan hidup tanpa merusak alam. Kearifan lokal
adalah semua bentuk pengetahuan, keyakinan, pemahaman
atau wawasan serta adat kebiasaan atau etika yang menuntun
perilaku manusia dalam kehidupan di dalam komunitas ekologis.
Semua bentuk kearifan lokal ini dihayati, dipraktekkan, diajarkan
dan diwariskan dari generasi ke generasi sekaligus membentuk
pola perilaku manusia terhadap sesama manusia, alam maupun
gaib (Keraf, 2002).
Kebuadayaan adalah keseluruhan pengetahuan yang dipunyai
manusia sebagai makhluk sosial. Isinya berupa perangkat model
pengetahuan yang secara selektif dapat digunakan untuk
memahami dan menginterpretasi lingkungan yang dihadapi,
mendorong dan menciptakan tindakan yang diperlukan.
Kebudayaan dipakai manusia untuk beradaptasi dan menghadapi
lingkungan tertentu, agar manusia dapat melaksanakan
hidupnya dan memenuhi kebutuhannya, serta hidup lebih baik1.
Namun seiring dengan perkembangan jaman dan masuknya
era globalisasi diikuti masuknya budaya asing, kearifan
masyarakat yang awalnya berselaras dengan alam mulai
1Rudito, bambang. 2013, BEBETEI UMA KEBANGKITA ORANG MENTAWAI: Sebuah Etnografi. Yogyakarta; GADING dan Sustainable Devlopment, hlm; 1.
1

tergerus oleh teknologi dan kesenjangan diberbagai bidang
kehidupan, hal ini mulai menimbulkan berbagai dampak ketidak
seimbangan alam yang menyebabkan bencana.
Maka dari itu kearifan lokal harus dapat disenergikan dalam
setiap perkembangan jaman. Dengan demikian akan tetap
menjaga kelestarian adat istiadat peninggalan nenek moyang
yang juga merupakan budaya bangsa Indonesia. Agar
Keanekaragaman pola-pola adaptasi terhadap lingkungan hidup
yang ada dalam masyarakat Indonesia yang diwariskan secara
turun temurun menjadi pedoman dalam memanfaatkan
sumberdaya alam. Kesadaran masyarakat untuk melestarikan
lingkungan dapat ditumbuhkan secara efektif melalui
pendekatan kebudayaan. Jika kesadaran tersebut dapat
ditingkatkan, maka hal itu akan menjadi kekuatan yang sangat
besar dalam pengelolaan lingkungan. Dalam pendekatan
kebudayaan ini, penguatan modal sosial, seperti pranata
sosialbudaya, kearifan lokal, dan norma-norma yang terkait
dengan pelestarian lingkungan hidup penting menjadi basis yang
utama.
Setelah menguraikan pentingnya kearifan lokal dalam
kehidupan suatu masyarakat, lalu makalah ini akan membahas
atau mencoba untuk mengkaji kosmologi dai kearifan lokal
masyarakat Mentawai sebagai dasar bagi pemerintah untuk
mengmbil suatu keputusan.
1.2. Rumusan Masalah
Bagaimana konsep awal alam semesta menurut Orang
Mentawai ?
Bagaimana konsep ruang menurut Orang Mentawai ?
Bagaimana konsep waktu menurut Orang Mentawai ?
2

Bagaimana konsep dinamika kosmos menurut Orang
Mentawai ?
1.3. Tujuan Penyusunan Makalah
Mengetahui konsep awal alam semesta menurut Orang
Mentawai
Mengetahui konsep ruang menurut Orang Mentawai
Mengetahui konsep waktu menurut Orang Mentawai
Mengetahui konsep dinamika kosmos menurut Orang
Mentawai
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Kosmologi
Kosmologi secara terminologi berasal dari bahasa Yunani;
kosmos yang berarti dunia, alam semesta dan logos yang berarti
ilmu tentang, alasan pokok bagi atau suatu pertimbangan2.
Kosmologi juga dapat disebut dengan Filsafat Alam yang
berbicara tentang dunia. Kata Yunani “kosmos” lawannya dari
”chaos”, berarti sekaligus dunia, aturan dan keseluruhan
keteraturan3.
2 Bagus, lorens. 2005, Kamus Filsafat, Jakarta; PT GRAMEDIA PUSTAKA UTAMA, hlm; 499.3 Hamersma, harry. 1981, Pintu Masuk ke Dunia Filsafat, Yogyakarta; PENERBIT KANISIUS, hlm; 22.
3

Secara etimelogi kosmologi bermakna ilmu tentang alam
semesta sebagai suatu sistem yang rasional dan teratur. Secara
tradisional, kosmologi dianggap sebagai cabang metafisika yang
bergumal dengan pertanyaan-pertanyaan mengenai asal-usul
dan susunan alam raya, penciptaan dan kekekalannya, vitalisme
atau mekanisme, kodrat hukum, waktu, ruang dan kausalitas.
Tugas kosmologi dapat dibedakan dari tugas ontologi oleh suatu
perbedaan tingkat. Analisis kosmologi mencoba mencari apa
yang berlaku bagi dunia ini dan analisis ontologis berusaha
mencari hubungan-hubungan dan pembedaan-pembedaan yang
kiranya berlaku dalam dunia mana pun juga.4
Dalam sejarah filsafat, ide-ide kosmologi yang naif tampak
di masa lampau sebagai suatu hasil dari beberapa upaya
manusia untuk menemukan tempatnya dalam alam semesta.
Setelah data dan kepastian observasi tekumpul, lahirlah konsep
geosentris. Sebagaian data ini dikumpulkan oleh para filsuf kuno
yang mengemukakan bahwa dibalik gerakan-gerakan pelanet
yang kacau, pasti terdapat suatu pola nyata yang sesuai dengan
hukum. Konsep geosentris ini kemudian digantikan oleh konsepsi
sistem heleosentris sebagai bentuk reaksi atas geosentrisme
yang diterima oleh gereja dan skolatisisme5.
Setelah hukum gravitasi universal ditemukan olah Sir Isac
Newton, masalah kosmologi dapat diperlakukan sebagai masalah
fisik tentang sistem masalah gravitasi. Hal ini menimbulkan
kesulitan-kesulitan serius yang dikenal dengan paradoks-
paradoks kosmologi yang diakibatkan olah perluasan hukum-
hukum fisika yang ditetapkan bagi suatu bagian tertantu dari
alam semesta kepada alam semesta seluruhnya. Kesulitan-
4Hamersma, harry. 1981, Pintu Masuk ke Dunia Filsafat, Yogyakarta; PENERBIT KANISIUS, hlm; 499.5Ibid. Hlm; 500.
4

kesulitan ini dipecahkan oleh teori kosmologi moderen yang
didasarkan pada teori relativitas6.
Kattsoff menjelaskan bahwa kosmologi adalah penyelidikan
tantang jagad raya fisik. Terdiri dari dua bagian;
1. Penyelidikan kefilsafatan mengenai istilah-istilah pokok
yang terdapat dalam fisika, seperti ruang, waktu dan
sebagainya.
2. Peranggapan-peranggapan yang terdapat dalam fisika
sebagai ilmu tentang jagad raya. Kadang-kadang sekedar
untuk membedakan masalah-masalah tersebut dari
masalah-masalah ontologi, bidang ini dinamakan filsafat
fisika atau filsafat ilmu-ilmu alam. Juga dalam arti tertentu
kosmologi membicarakan masalah-masalah mengenai
metafisika dan bukannya masalah di dalam fisika7.
Disamping istilah kosmologi, dikenal juga kata yang
maknanya agak mirip yaitu kosmogoni. Kosmogoni adalah
penjelasan atau keterangan tentang asal usul alam semesta
menurut mitos. Terdapat dua istilah lagi yang sering disebut
dalam studi ilmu kosmologi yaitu istilan makrokosmos dan
mikrokosmos. Makrokosmos adalah alam semesta dengan
bintang dan planet-planetnya, untuk memahaminya diperlukan
ukuran-ukuran, lazimnya digunakan adalah ukuran kecepatan
cahaya, dengannya orang dapat mengukur diameter bumi dan
jarak bumu dengan planet-planet lainnya.Mikrokosmos adalah
dunia sub-atonok seperti elektron, neutron, pisitron dan proton8.
Dalam struktur skema Ilmu Filsafat kosmologi masuk kedalam
bagian metafisika khusus. Hal tersebut berdasarkan pemilihan
6Ibid. Hlm; 5007 Kattsoff, louis o. 2004, Pengantar Filsafat, Yogyakarta; TIARA WACANA, hlm; 231-232.8 Siswanto, joko. 2005, Oreintasi Kosmologi. Yogyakarta; Gdajah Mada University Press, hlm; 2.
5

macam-macam kosmologi oleh Christian Wolff pada abad 17 M.
Waolff membagi metafisika menjadi dua bagian besar yaitu
metaphisica generalis dan metaphisica specialist.Metaphysica
generalist meliputi ontologi dan metaphysica spesialist meliputi
cosmologia, psikologia -yang lebih dikenal dengan antropologi
metafisik atau antropologi naturalis- dan theologia –yang lebih
dikenal dengan teodice atau teologi naturalis9.
Profesor Joko Siswanto membagi beberapa metode dalam
kosmologi yaitu metode kritis, metode fenomenologi dan metode
trasendental. Metode kritis adalah metode yang membicarakan
bermacam-macam teori ilmiah filosofis. Caranya dengan
menyelidiki konsistensi intrinsik pada teori-teori tersebut dan
kesesuaiannya dengan ilmu-ilmu khusus juga dengan
pengalaman hidup sehari-hari, seraya menggunakan teknik-
teknik kritis. Metode fenomenologi berbentuk refleksi langsung
atas gejala-gejala hidup sehari-hari sejauh disadari oleh subjek
dan Metode transendental bertitik-tolak dari fenomena
manusiawi yang paling sentral, yaitu dari fakta kegiatannya
(berpikir, berbicara dan mamilih)10.
Kosmologi juga memiliki beberapa kemungkinan. Pertama
sebagai sintesi hasil ilmu-ilmu, kedua refleksi filosofis tentang
ilmu, ketiga analisis metode-metode ilmu dan keempat
pendekatan kefilsafatan terhadap alam. Sintesa hasil-hasil ilmu
merupakan konsekuensi dari posisi filsafat dan tugas filsafat
alam yakni sintesa hasil ilmu. Refleksi filosofi tentang ilmu alam
berusaha untuk menemukan filsafat tesembunyi seraya
mempertimbangkan keterangan-keterangan filsafat, hal ini
sebagai mana yang akan dibahas oleh makalah ini yaitu untuk
menemukan filsafat tersembunyi dari masyarakat Mentawai
9Surajiyo. 2009, ILMU FILSAFAT: Suatu Pengantar, Jakarta; BUMI AKSARA, hlm; 117. 10Siswanto, joko. 2005, Oreintasi Kosmologi. Yogyakarta; Gdajah Mada University Press, hlm; 6-7.
6

tentang kosmos. Analisis metode-metode ilmu berangkat dari
keyakinan bahwa tugas filsafat alam bukan refleksi atas hasil-
hasil ilmu, melainkan kepada metode-metode ilmu, baik berupa
analisis filosofis maupun analisis logis dan terakhir pendekatan
kefilsafatan terhadap alam. Para filsuf yang menerima ide bahwa
filsafat harus dan dapat secara original melakukan pendekatan
kepada fenomena alam secara langsung dapat diketegorikan ke
dalam kelompok ini11.
Dalam studi kosmologi juga terdapat beberapa bentuk
pemikiran. Pertama kosmologi spekulatif; pemikiran kefilsafatan
tentang alam yang diawali dari Yunani pertama-tama, muncul
karena kekaguman para filsuf pada saat itu tentang keteraturan
alam, bukan tentang manusia. Kedua kosmologi ilmia; terlahir
akibat penemuan metode induksi-eksperimentasi, penelitian
tentang alam semesta berkembang pesat, yang sebelumnya
alam semesta hanya dipikirkan dengan kemampuan analisis
spekulatif semata, berubah menjadi ilmiah atas dasar berbagai
percobaan-percobaan. Ketiga kosmologi kritik; sebuah ilmu
pengetahuan yang meneliti metodenya sendiri menggunakan
sistem pengetahuan a priori. Keempat kosmologi matematik;
keberadaannya seperti pemikiran Albert Einstein “si anak alam”
dengan teori relativitasnya. Terakhir kosmologi baru yang juga
disebut pasca-kosmologi Einstein yaitu kosmologi sintesis;
pemikiran yang mencoba menggabungkan prinsip-prinsip
pemikiran ilmiah dengan kaidah-kaidah pemikiran filosofis yang
bercorak kritis-spekulatif12.
2.2. Mentawai
11Ibid, hlm; 10-11.12 Siswanto, joko. 2005, Oreintasi Kosmologi. Yogyakarta; Gdajah Mada University Press, hlm; 14-39.
7

Koentjaraningrat mengelompokan kepulauan Mentawai ke
dalam penduduk kepulauan sebelah barat Sumatra yang dimulai
dari sebelah utara selatan pulau Simalur, Banyak, Nias, Batu,
Mentawai dan Enggano13. Kepulauan Mentawai yang lebih khusus
terdiri dari pulau-pulau Siberut, Sipora, Pagai Utara dan Pagai
Selatan, mempunyai penduduk yang seolah-olah terhindar dari
pengaruh kebudayaan megalithik serta metode bercocok tanam
padi, yang telah mempengaruhi hampir seluruk kepulauan
Indonesia sejak zaman pra-histori14. Semua keempat pulau
tersebut masih tertutupi oleh hutan rimba tropik dan banyak
diantaranya masih bersifat rimba primer, yang sudah lama atau
belum pernah ditebang oleh manusia. Dari deretan pegunungan
yang membujur di tengah pulau mengalirlah dengan derasnya
berpuluh-puluh sungai kecil. Dipandang dari laut, pulau-pulau
Mentawai akan tampak seolah-olah tidak berpenduduk, karena
hanya pantai-pantai kosong dan deret-deret pohon kelapa
dengan latar hutan rimba tropis15. Karena memang kepulauan
Mentawai merupakan kawasan hutan tropis basah yang kaya
dengan vegetsi seperti sagu, meranti putih, keruing, rotan dan
gahura yang kini langka16.
Ada sekitar 40 pulau di kepualuan ini. Namun hanya empat
pulau yang berpenghuni, yaitu Siberut (4.097 km), Pagi Utara
dan Selatan (1.870 km) dan Pulau Sipora (840 km). Orang asli
Mentawai berasal dari Pulau Siberut. Migrassi orang ketika pulau
lainnya dipicu oleh beberapa hal, diantaranya bencana alam
seperti banjir, wabah penyakit dan konflik antar klan dalam suku
ini17.
13 Koentjaraningrat. 2004, Manusia dan Kebudayaan di Indonesia, Jakarta; DJAMBATAN, hlm; 37.14Ibid, hlm; 38.15Ibid, hlm; 5516 Rudito, bambang. 2013, BEBETEI UMA KEBANGKITA ORANG MENTAWAI: Sebuah Etnografi. Yogyakarta; GADING dan Sustainable Devlopment, hlm; 35.17Ibid, hlm 35.
8

Masyarakat mentawai terdiri dari Orang Mentawai,
Minangkabau, Nias, Jawa, Batak, Melayu, Tionghoa dan suku
bangsa lainnya. Masyarakat Kabupaten Kepulauan Mentawai
termasuk dalam wilayah kebudayaan orang Mentawai yang
mendiami pulau-pulau Siberut, Sipora, Pagu Utara dan Selatan.
Sukubangsa lain datang ke pulau ini sebagai migran.
Orang Mentawai adalah sebuah sukubangsa yang mempunyai
wilayah kebudayaan di Propinsi Sumatera Barat. Berdasarkan
peta wilayah kesukubangsaan, sebagian besar wilayah Propinsi
Sumatera Barat bagian daratan Sumatera masuk dalam wilayah
kebudayaan sukubangsa Minagkabau. Kepualauan Mentawai
secara administratif merupakan bagian dari wilayah Propinsi
Sumatera Barat. Namun secara kesukubangsaan masuk dalam
wilayah kebudayaan sukubangsa Mentawai.
Sebagai bagian dari masyarakat Propinsi Sumatera Barat,
kehidupan sosial budaya masyarakat Mentawai didominasi oleh
kebudayaan Minangkabau. Segala aktivitas kehidupan sosial
budaya masyarakat akan mengacu pada kebudayaan
Minangkabau. Aktivitas kehidupan sosial yang ada. Termasuk
Menurut cerita orang mentawai, nama mentawai diambil
dari kata simateu yang berarti pemuda dalam bahasa Mentawai.
Kata ini sering diucapkan oleh penduduk hingga sekarang, untuk
menunjukan diri sebagai Orang Mentawai atau pemuda
Mentawai. Ada juga yang mengatakan bahwa istilah Mentawai
datang dari kata simatalu yang berarti yang mencipta atau
tuhan. Ada sebuah dusun di Mentawai yang bernama Simatalu.
Dusun ini dianggap sebagai daerah muasal penduduk asli
Mentawai. Simateu atau simatalu lama-kelamaan berubah
menjadi kata mentawai, karena logat atau aksen penduduk.
9

Menurut orang Nias kata mentawai brasal dari kata
amatawe yang berarti ayah si Tawe dalam bahasa Nias.
Amatawe datang dari Nias ke Siberut dan memperoleh daerah
berladang di Simatalu. Setelah membuka ladang amatalu
kembali ke Nias untuk menjemput istri dan anaknya yang
bernama tawe. Mulai saat itu daerah tersebut dikenal dengan
daerah amatawe dan berkembang melalui pergeseran waktu
menjadi mentawe atau mentawai.
Mentawai masuk ke dalam ras Proto-Melayu. Terutama di
daerah timur laut Siberut. Sedang yang tinggal di daerah Sipora
dan Pagi termasuk dalam ras Detero Melayu. Bahasa tutur Orang
Mentawai terabagai dalam dua dialek. Pertama dialek simalegi
yang berlokasi di utara dan tengah Siberut. Kedua dialek
sikalangan digunakan di selatan Siberut, Spora dan Pagai.
Sebagaimana bagaian lain dari Indonesia yang memiliki
kebudayaan dan ciri khasnya sendiri. Mentawai pun demikian.
Kebudayaan Mentawai mengacu pada kepercayaan asli Orang
Mentawai, yaitu arat sabulungan. Kepercayaan ini dipakai Orang
Mentawai untuk memahami lingkungannya, guna mencapai
kesejahteraan. Kesejahteraan bagi Orang Mentawai berarti
adanya keselarasan hidup dengan lingkungan. Pemahaman
berdasarkan arat sbulungan adalah acuan Orang Mentawai untuk
menentukan wilayah hunian, lahan hutan dan hubungan sosial
diantara mereka.
2.3. Kosmologi Mentawai
Kosmologi Mentawai adalah sebuah istilah yang digunakan
untuk menyebut pemahaman Orang Mentawai terhadap
fenomena kosmos alam semesta. Pandangan kosmos tersebut
akan mendasari sikap Orang Mentawai dalam menyikapi alam
sekitar mereka. Orang Mentawai menganggap untuk mencapai
10

kesejahteraan dan keselamatan hidup, orang harus bertindak
dan bertingkahlaku selaras dengan lingkungan. Baik alam
maupun lingkungan sosial budaya. Makalah ini akan berusaha
untuk mengungkap bagaimana konsep Orang Mentawai dalam
memahami Saat Awal Alam Semesta, Ruang, Waktu dan
Dinamika Kosmos.
2.3.1. Saat Awal Alam Semesta
Sejak dahulu para filsuf telah melakukan perdebatan
yang sangat panjang dan berbelit-belit yaitu disekitar
persoalan masalah saat awal dan akhir kosmos. Parmanides
sebagai tokoh awal yang meletakkan bahwa alam samesta
tidak memiliki awal dan akhir, karena yang tetap adalah yang
ada, tanpa gerak, tanpa perubahan, ruang dan waktu adalah
ilusi. Aristoteles dengan tegas menyatakan bahwa kosmos
tidaklah memiliki awal, jadi kekal adanya. Immanuel Kant
sebagai pemikir “rasaksa” berpendapat bahwa tidak dapat
dibuktikan apakah kosmos itu memiliki awal, juga tidak ada
bukti bahwa kosmos itu berakhir. Sebagaimana telah
dibuktikan dalam antinomi ruang dan waktunya18.
Dari sekian banyak jawaban para filsuf orang mentawai
memiliki konsepnya sendiri dalam memahami saat awal
kosmos. Pemahaman Orang Mentawai Terhadap konsep Saat
Awal Alam Semesta dapat dikaji melalui cerita kabarajat’
polak nene samba sirimanua siboiki (asal-usul dunia dan dua
orang pertama).
Pada jaman dahulu, waktu dunia ini belum ada, maka
roh-roh langit melemparkannya ke bawah dari langit.
Begitulah terjadinya sumatera dan pulau-pulau di
18Siswanto, joko. 2005, Oreintasi Kosmologi. Yogyakarta; Gdajah Mada University Press, hlm; 45-47.
11

sekitarnya. Lalu roh-roh langit membuat juga binatang-
binatang dan pohon-pohon dan akhirnya seorang laki-
laki dan seorang wanita, tetapi roh-roh langit merasa
jengkel karena kedua orang itu tidak kawin, maka
mereka menunjukan bahwa mereka harus
memperhatikan anjing-anjing. Manusia menirunya,
sehingga banyak manusia yang dilahirkan.
Pada suatu hari mereka memperhatikan bahwa
buaya dapat menggerakan diri dengan leluasa di air,
maka dari buayalah mereka belajar membuat perahu.
Sesudah itu banyak orang sumatera berlayar ke pulau
Siberut. Sebagian mereka menetap di Siberut,
sedangkan sebagian lagi ke Sumatera.
Tidak lama kemudian roh-roh langit menampakkan
diri kepada mereka yang mendiami pulau Siberut dan
berkata bahwa mereka harus memakai sabuk pinggang
terbuat dari kulit pohon. Mereka tidak boleh memakai
barang-barang yang ditenun atau dari besi. Juga mereka
tidak boleh berusaha mengetahui bagaimana sesuatu itu
dibuat, kalau tidak mereka tidak akan berjumpa dengan
teman-temannya di Sumatera.
Lama kelamaan sebagaian dari mereka berlayar ke
pulau Pagai dan menetap di sana. Pada waktu itu ada
burung raksasa yang jahat, yang suka terbang ke Siberut
dari Pagai. Yaitu burung elang (mayang). Burung itu
sudah memakan banyak orang di Siberut19.
2.3.2. Ruang Menurut Orang Mentawai
19 Spina, bruno. 1981, Mitos dan Legenda Suku Mentawai, Jakarta; PN BALAI PUSTAKA, hlm; 253-254.
12

Orang Mentawai percaya ada alam nyata dan alam
supranatural. Kedua alam harus berjalan selaras.
Kelestarian alam nyata harus sesuai dengan kemauan
penghuni alam supranatural, karena kondisi ala
supranatural merupakan cerminan kehidupan alam nyata.
Maka, pengelolahan terhadap lingkungan alam seperti
hutan, sungai dan lahan, harus mendapat izin roh-roh
penghuni alam semesta20.
Keyakinan ini membuat Orang Mentawai selalu
melakukan sebuah upacara saat akan membuka sawah.
Seperti di Siberut dan Pagai. Dalam upacara tersebut
bertujuan untuk meminta izin kepada roh-roh penguasa
lahan. Jika orang tersebut Katolik, maka ia akan melakukan
kebaktian di lahan sawah. Bagi Orang
Mentawaipertumbuhan tanaman sangat bergantung pada
kebaikan makhluk supranatural. Begitu juga ketika akan
berburu, mereka akan melakukan upacara kepada roh-roh
penguasa hutan.
Begitu pula saat akan menebang pohon, Orang
Mentawai akan meminta izin kepada roh penghuni pohon
agar si penebang diberi keselamatan. Orang Mentawai saat
berburu akan memohon kepada roh hutan dan hewan
buruan agar mendekat dan memberi hasil buruan bagus21.
Orang Mentawai percaya adanya hubungan antara alam
nyata dan alam supranatural. Keterkaitan ini yang menata
proses kehidupan manusia dan alam semesta, sehingga
dalam segala kegiatan harus dimulai dan diakhiri dengan
upacara sebagai bentuk hubungan dengan dunia
20Rudito, bambang. 2013, BEBETEI UMA KEBANGKITA ORANG MENTAWAI: Sebuah Etnografi. Yogyakarta; GADING dan Sustainable Devlopment, hlm; 111.21Rudito, bambang. 2013, BEBETEI UMA KEBANGKITAN ORANG MENTAWAI: Sebuah Etnografi. Yogyakarta; GADING dan Sustainable Devlopment, hlm; 111.
13

supranatural. Sistem keyakinan Orang Mentawai ini disebut
arat sabulungan yang berarti arat sama dengan adat,
bulungan atau bulu yang berarti daun dan awalan sa
berarti seperangkat. Jadi, arat sabulungan adalah
seperangkat dedaunan.
Arat sabulungan meyakini adanya dua kehidupan, alam
nyata dan alam supranatural. Alam supranatural terbagi
menjadi dunia ketsat atau roh dan dunia sanitu atau jiwa.
Dunia ketsat dihuni olah para roh yang mengatur alam
semesta. Sedangkan dunia sanitu adalah dunia jiwa yang
menjadi bayang-bayang benda buatan manusia, manusia,
binatang, tumbuh-tumbuhan, benda-benda langit dan roh
orang yang meninggal tidak wajar. Di dunia sanitu semua
berupa jiwa yang menempati bentuk nyata di dialam
nyata. Hubungan antara alam nyata dan dunia ketsat
harus terus diperkuat, karena dunia ketsat sangat
berpengaruh terhadap makhluk alam nyata22.
Alam supranatural dan alam nyata dianggap saling
bertentangan. Malam di alam nyata adalan siang di alam
supranatural. Benda-benda yang tidak lengkap di alam
nyata menjadi lengkap di alam supranatural. Roh dalam
dunia sanitu disebut jiwa. Jiwa yang menghuni manusia
disebut magre. Magre berada di ubun-ubun kepala. Jika
seseorang sedang tidur, jiwanya akan keluar berupa
mimpi. Demikian juga saat melamun, sakit atau pingsan23.
2.3.3. Waktu Menurut Orang Mentawai
Waktu menurut Orang Mentawai adalah sesuatu yang
dapat dibagi. Pembagian waktu Orang Mentawai ditandai
22Ibid, hlm; 122-123.23Rudito, bambang. 2013, BEBETEI UMA KEBANGKITA ORANG MENTAWAI: Sebuah Etnografi. Yogyakarta; GADING dan Sustainable Devlopment, hlm; 123-124.
14

dengan gejala alam yang berhubungan dengan kondisi fisik
dalam keegiatan mereka sehari-hari. Waktu dimulai pada
pergantian antara siang hari dan malam, saat para roh dan
makhluk supranatural mulai beraktifitas. Pembagian itu
adalah24;
Hari dimulai saat senja, dan disebut anamsoibo atau hari
diantara siang dan malam, sekitar pukul 18.00. waktu
disaat manusia mulai beristirahat.
Inep amainepman atau keadaan sudah remang-remang.
Ada juga yang menyebutnya takinining atau mulai ada
bunyi-bunyian binatang malam, yaitu sekitar 18.30. waktu
datangya malam, ditandai dengan keluarnya bintang
malam.
Inem nia atau malam sekitar pukul 19.00. menunjukan
adanya gelap pada suasana lingkungan.
Amerep ma tasule atau anak-anak sudah pergi tidur, yaitu
sekitar pukul 20.00. pada saat ini anak-anak kecil sudah
bermimpi dan jiwa mereka sedang pergi mengunjungi
tempat-tempat yang mereka datangi pada siang hari.
Ama kagepgepman atau sudah mulai mengantuk, yaitu
sekitar pukul 21.00. orang dewasa saat ini sudah mulai
tidur.
Uneng tasule anak kecil sudah nyenyak tidurnya, sekitar
pukul 22.00.
Gepgep atau saat mengantuk bagi orang dewasa yang
terlambat tidur, yaitu sekitar pukul 23.00.
Karaektat manua atau tengah mala, sekitar pukul 24.00.
pada waktu ini keadaan benar-benar sunyi dan tidak ada
lampu sama-sekali. Semua orang pergi tidur.
24Ibid, hlm; 119-120.
15

Aipengan aku atau saya sudah terlelap. Tidak ingat apa-
apa lagi, sekitar pukul 01.00.
Loisi bilou atau terdengar teriakan bilou semacam
siamang. Sekitar pukul 02.00-03.00. saat ini siamang mulai
berteriak, pertanda perpindahan suasana dari malam ke
jelang dini hari.
Toki gougou siboiki atau ayam mulai bangun. Menunjukan
ayam mulai gusar menghirup udara pagi, tetapi belum ada
cahaya yang keluar. Suasana ini sekitar pukul 04.00.
Toki gougou patoknia atau ayam mulai berkokok, tetapi
masih malas turun dari dahan-dahan, sekitar pukul 04.30.
Aipatautawat kamanua atau matahari mulai keluar (fajar)
ayam-ayam sudah turun dari dahan-dahan, babi-babi mulai
gelisah di kandangnya karena ingin bermain lumpur. Waktu
ini diterangai sekitar pukuk 05.00.
Maipuru piele atau keadaan remang-remang, saat mulai
nampak bentuk-bentuk sekitar seperti pohon, binatang dan
batu. Cahaya matahari mulai masuk di celah-celah batang
pohon dan memberi bentuk pada benda-benda sekitar,
pada pukul 05.30.
Amasara bagnan atau matahari mulai menampakkan dan
benda-benda sudah jelas terlihat sekitar pukul 06.00.
Simasegge atau pagi hari ditandai dengan munculnya
matahari secara penuh dan alam semesta sudah tampak
bentuknya. Waktu ini berkisar antara pukul 07.00-09.00.
Pauteluat gougou atau ayam beretelur. Ditandai dengan
berkoteknya ayan betina secara bersahutan. Ayam betina
terlihat gelisah, berlarian hendak bertelur, sekitar pukul
09.00-11.00.
Diot sulu atau matahari berdiri tepat diatas kepala.
Ditandai dengan hilangnya bayang-bayang, sekitar pukul
12.00.
16

Atu reureuwat sulu atau matahari mulai bergerak, sekitar
pukul 13.00.
Gilik sulu atau matahari condong. Posisi matahari sudah
mengarah ke barat cakrawala, sekitar pukul 14.00.
Pasiroigenan gougou kasereo atau ayam sedang bermain
dan menuju dahan/ranting pada pukul 15.00.
Pasiroigenan gougou ka uma atau ayam sudah kembali ke
uma. Ayam-ayam sudah naik ke ranting dan dahan pohon
di sapou, sekitar pukul 17.00.
Pasikut sagu atau memasak sagu. Ditandai dengan
kegiatan maum ibu yang sedang memasak sagu untuk
makan malam, sekitar pukul 17.30.
2.3.4. Dinamika Kosmos Menurut Orang Mentawai
Orang Mentawai mempercayai bahwa seluruh isi alam
termasuk roh dan jiwa dilindungi oleh Taikamanua, sang
pencipta segala alam semesta. Namanya mirip roh penjaga
langit walau kekuasaannya berbeda. Orang
Mentawaimpercaya bahwa hidup diatur oleh makhluk alam
supranatural. Pengaturan ini amat terlihat pada kehidupan
dalam keluarga luas saturumah komunal uma. Pengaturan
ini berupa etika, pantangan dan larangan yang harus
dipatuhi.25
Larangan atau tabu sebetulnya adalah hukum yang
mengatur tingkah-laku manusia. Ketidaktaatan manusia
pada tabutak hanya membentuk pelanggaran, tetapi juga
pencemaran dan penghianatan. Karena kegiatan sehari-
hari Orang Mentawai penuh dengan pantangan dan
larangan, orang luhur menganggap Orang Mentawai itu
25Rudito, bambang. 2013, BEBETEI UMA KEBANGKITA ORANG MENTAWAI: Sebuah Etnografi. Yogyakarta; GADING dan Sustainable Devlopment, hlm; 125-126.
17

primitif, dipenuhi hal ghaib dan harus ditanggapi secara
hati-hati.
Konsep Taikamanua dalam keyakinan Orang Mentawai,
membuat konsep tersebut menjadi agak mirip atau
mendekati konsep kreasionisme yang meyakini bahwa
kosmos tidak berkembang atau berevolusi dengan dayanya
yang natural, tetapi membutuhkan pengaruh ekstrinsik.
Kreasionisme berpandangan bahwa alam semesta dan
bentuk-bentuk kehidupannya diproduksi dan sedang
diproduksi oleh suatu pelaku adikodrati. Segala sesuatu
mulai dan terus ada hanya dengan keputusan, rencana dan
kegiatan sang adi kodrati26
26Siswanto, joko. 2005, Oreintasi Kosmologi. Yogyakarta; Gdajah Mada University Press, hlm; 55.
18

BAB III
KESIMPULAN
Kosmologi Mentawai merupakan suatu kearifan lokal yang
sarat makna, yakni yang tertuang dalam kepercayaan terhadap
mitos-mitos yang berkembang dan konsep uma (rumah) dan
adat Arat Sabulungan (Adat Seperangkat Dedaunan). Seperti
mitos tentang penciptaan dunia dan dua orang manusia pertama
yang dalam mitos yang dipercayai oleh orang Mentawai bahwa
dunia ini diciptakan oleh Roh langit dari ketiadaan lalu dunia
beserta isinya diciptakan, termasuk dua manusia pertama, yang
kemudian kedua manusia tersebut meniru aspek kehidupan
terhadap lingkungan sekitarnya, seperti berketurunan,
beraktivitas bertahan hidup.
Konsep ruang menurut Arat Sabulungan adalah adanya
dua alam, yaitu alam nyata dan alam supranatural. Alam
supranatural dibagi menjadi dua, yaitu alam jiwa (sanitu) dan
alam roh (ketsat). Dunia roh dihuni oleh para roh yang mengatur
alam semesta, seperti : Roh Langit (Taikamanua), Roh Penjaga
Hutan (Taikaleleu), Roh Penjaga Bumi dan Tanah (Taikapolak),
Roh Penjaga Laut dan Sungai (Tai ka Bagat Koa). Dunia Jiwa
(sanitu) adalah dunia yang menjadi banyang-banyang benda
buatan manusia, manusia, binatang, tumbuhan, benda-benda
langit dan roh orang yang meninggal tidak wajar. Misalnya Jiwa
pada binatang (kina), jiwa benda-benda alam seperti batu, air,
tanah, mega, angin disebut kisei, jiwa pada tumbuhan disebut
kina. Jiwa pada benda-benda buatan manusia seperti : peralatan
19

makan, berburu, pisau disebut bojou. Jiwa dari jasad makhluk
yang tadinya bernyawa disebut pitok.
Konsep waktu menurut orang Mentawai adalah ditandainya
dengan gejala alam yang berhubungan dengan kondisi fisik
dalam kegiatan mereka sehari-hari. Waktu dimulai pada
pergantian antara siang hari dan malam hari, aat para roh dan
makhluk dunia supranatural mulai beraktivitas. Pembagian waktu
itu sendiri adalah menjadi duapuluh tiga bagian.
Kemudian seluruh alam termasuk roh dan jiwa dilindungi
oleh Taikamanua yang dianggap sebagai Pencipta segala alam
semesta. Namanya mirip roh penjaga langit, tetapi kekuasaan
dan kedudukannya berbeda. Orang Mentawai percaya bahwa
hidup diatur oleh kekuatan supranatural. Pengaturan ini amat
terlihat pada kehidupan dalam keluatga luas datu rumah
komunal (uma). Pengaturan ini berupa etika, pantangan, dan
larangan yang harus dipatuhi untuk menciptakan kehidupan
yang harmonis dan selaras dengan lingkungan alam serta sosial.
20

DAFTAR PUSTAKA
Rudito, bambang. 2013, BEBETEI UMA KEBANGKITA ORANG
MENTAWAI: Sebuah Etnografi. Yogyakarta; GADING dan
Sustainable Devlopment.
Bagus, lorens. 2005, Kamus Filsafat, Jakarta; PT GRAMEDIA
PUSTAKA UTAMA.
Hamersma, harry. 1981, Pintu Masuk ke Dunia Filsafat,
Yogyakarta; PENERBIT KANISIUS.
Kattsoff, louis o. 2004, Pengantar Filsafat, Yogyakarta;
TIARA WACANA.
Siswanto, joko. 2005, Oreintasi Kosmologi. Yogyakarta;
Gdajah Mada University Press.
Surajiyo. 2009, ILMU FILSAFAT: Suatu Pengantar, Jakarta;
BUMI AKSARA.
21

Koentjaraningrat. 2004, Manusia dan Kebudayaan di
Indonesia, Jakarta; DJAMBATAN.
Spina, bruno. 1981, Mitos dan Legenda Suku Mentawai,
Jakarta; PN BALAI PUSTAKA
22