Pembelaan Antonius Richard Roesnadi (Pledoi di PN Bandung 2014)

20
Pledoi Yuridis Nota Pembelaan atas Perkara : 66/Pid.B/2014/PN.BDG. IDENTITAS TERDAKWA ANTONIUS RICHARD ROESNADI bin Ir Eddy Rusli (Alm) Tempat lahir: Jakarta Umur tanggal lahir: 45 / 26 Mei 1969 Jl Gelong Baru Timur III no 10, Tomang Jakarta Barat Kebangsaan: Indonesia Pendidikan. : S1 Konsultan IT /Programmer Majelis Hakim Yang Kami Muliakan, Jaksa Penuntut Umum Yang Kami Hormati, 1. Ijinkanlah Kami menghaturkan puji syukur dan terima kasih kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, yang dengan berkat dan rahmat yang telah dilimpahkan kepada Kita semua, telah mengumpulkan kita semua pada saat ini. Sebuah masa yang sangat penting, terutama bagi kami, karena pada hari ini kami akan membacakan pembelaan hukum di hadapan Majelis Hakim Yang Mulia, serta di hadapan semua masyarakat umum, atas tuntutan yang telah diajukan oleh Jaksa Penuntut Umum terhadap diri Kami. 2. Pembelaan hukum kami ini, tidak sekedar bagian dari ritual purba seorang manusia untuk membela diri dari ancaman terhadapnya, tetapi lebih dari itu, sebagai bagian dari pencerahan hukum, kritik atas perlunya kontrol dan pengawasan atas kekuasaan, serta perlunya sanksi yang tegas atas kesewenangan penguasa. 3. Oleh karena itu sangat besar harapan kami, bahwa pembelaan yang Kami susun ini dapat memberikan perspektif yang sesuai fakta dan pada gilirannya dapat memberi keyakinan bagi Majelis Hakim Yang Mulia dalam memutuskan, apakah memang benar secara faktual dan sesuai hukum, kami patut untuk dinyatakan bersalah dan harus mempertanggungjawabkan dakwaan dan tuntutan yang ditimpakan kepada kami. Atau memang secara fakta dan hukum, kami tidak bersalah dan karenanya tidak dapat dihukum. 4. Besar harapan kami, bahwa Majelis Hakim Yang Mulia dapat mempertimbangkan nota pembelaan ini dengan seobyektif mungkin, agar perkara ini dapat diputus dengan baik dan dapat memberikan manfaat bagi hukum dan keadilan bagi saya dan bagi bangsa Indonesia. 5. Kami juga menghaturkan ucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada Majelis Hakim Yang Mulia, yang telah memimpin persidangan ini dengan penuh kesabaran, kearifan, dan bijaksana. Jika sekiranya dalam pemeriksaan persidangan Kami memberikan keterangan yang menurut penilaian Majelis Hakim kurang berkenan, kami mohon maaf yang sebesar-besarnya; sama sekali tidak terlintas sedikitpun dalam benak terdakwa untuk mengurangi wibawa pengadilan atau pun mempersulit jalannya persidangan.

description

Berisi Pledoi atas Fitnahan kasus Narkotika yang sama sekali Antonius Richard Roesnadi tidak tahu apa-apa, namun penyidik menyulap berkas-berkas fiktif dan menyediakan saksi-saksi ganjil dan pelaku utama bekerja sama dengan penyidik membuat fitnahan keji dan Hakim pengganti berkeyakinan dengan cerita dongeng tersebut. inilah potret ketidak adilan HUKUM terutama yangberhubungan dengan Narkotika. Antonius Richard tidak ada hubungan apapun dengan Narkoba bisa di vonis 11 Tahun.

Transcript of Pembelaan Antonius Richard Roesnadi (Pledoi di PN Bandung 2014)

  • Pledoi Yuridis

    Nota Pembelaan atas Perkara :

    66/Pid.B/2014/PN.BDG.

    IDENTITAS TERDAKWA

    ANTONIUS RICHARD ROESNADI bin Ir Eddy Rusli (Alm)

    Tempat lahir: Jakarta

    Umur tanggal lahir: 45 / 26 Mei 1969

    Jl Gelong Baru Timur III no 10, Tomang Jakarta Barat

    Kebangsaan: Indonesia

    Pendidikan. : S1

    Konsultan IT /Programmer

    Majelis Hakim Yang Kami Muliakan,

    Jaksa Penuntut Umum Yang Kami Hormati,

    1. Ijinkanlah Kami menghaturkan puji syukur dan terima kasih kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, yang dengan berkat dan rahmat yang telah dilimpahkan kepada Kita semua, telah

    mengumpulkan kita semua pada saat ini. Sebuah masa yang sangat penting, terutama bagi

    kami, karena pada hari ini kami akan membacakan pembelaan hukum di hadapan Majelis

    Hakim Yang Mulia, serta di hadapan semua masyarakat umum, atas tuntutan yang telah

    diajukan oleh Jaksa Penuntut Umum terhadap diri Kami.

    2. Pembelaan hukum kami ini, tidak sekedar bagian dari ritual purba seorang manusia untuk membela diri dari ancaman terhadapnya, tetapi lebih dari itu, sebagai bagian dari

    pencerahan hukum, kritik atas perlunya kontrol dan pengawasan atas kekuasaan, serta

    perlunya sanksi yang tegas atas kesewenangan penguasa.

    3. Oleh karena itu sangat besar harapan kami, bahwa pembelaan yang Kami susun ini dapat memberikan perspektif yang sesuai fakta dan pada gilirannya dapat memberi keyakinan

    bagi Majelis Hakim Yang Mulia dalam memutuskan, apakah memang benar secara

    faktual dan sesuai hukum, kami patut untuk dinyatakan bersalah dan harus

    mempertanggungjawabkan dakwaan dan tuntutan yang ditimpakan kepada kami. Atau

    memang secara fakta dan hukum, kami tidak bersalah dan karenanya tidak dapat

    dihukum.

    4. Besar harapan kami, bahwa Majelis Hakim Yang Mulia dapat mempertimbangkan nota pembelaan ini dengan seobyektif mungkin, agar perkara ini dapat diputus dengan baik

    dan dapat memberikan manfaat bagi hukum dan keadilan bagi saya dan bagi bangsa

    Indonesia.

    5. Kami juga menghaturkan ucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada Majelis Hakim Yang Mulia, yang telah memimpin persidangan ini dengan penuh kesabaran, kearifan,

    dan bijaksana. Jika sekiranya dalam pemeriksaan persidangan Kami memberikan

    keterangan yang menurut penilaian Majelis Hakim kurang berkenan, kami mohon maaf

    yang sebesar-besarnya; sama sekali tidak terlintas sedikitpun dalam benak terdakwa

    untuk mengurangi wibawa pengadilan atau pun mempersulit jalannya persidangan.

  • 6. Apa yang disampaikan terdakwa dihadapan persidangan tak lebih dan tak bukan adalah apa yang telah terjadi sebenarnya dan merupakan fakta nyata yang hendak disampaikan

    Terdakwa untuk memberikan gambaran terang dan jelas dari dugaan tindak pidana yang

    sedang dihadapinya.

    Majelis Hakim Yang Kami Muliakan,

    Jaksa Penuntut Umum Yang Kami Hormati

    7. Sebelum saya menguraikan keberatan saya atas dakwaan dan tuntutan JAKSA PENUNTUT UMUM, saya meminta waktu kepada Majelis Hakim Yang Mulia untuk

    mengangkat sumpah berikut :

    Saya bersumpah kepada Tuhan yang menciptakan langit bumi dan semesta alam HANYA TUHAN YANG TAHU, DIA menjadi SAKSI dalam perkara ini Saya

    bersumpah bukan bagian jaringan Narkoba, ataupun bermufakat dengan siapapun

    untuk menyelundupkan narkotika, seperti yang didakwa penuntut. Jika sumpah ini

    saya ucapkan dengan tidak benar, maka laknat Tuhan akan datang kepada saya,

    namun jika semua ini hanya rekaan dan rekayasa, maka laknat TUHAN bagi

    penyidik, jaksa dan siapapun yang terlibat, beserta semua keturunannya, dalam bentuk

    kehilangan orang-orang yang dicintai, kehilangan segala rejeki dan kemudahan yang

    dianugerahkan Tuhan kepadanya, dan mendapat siksa setimpal pada saat

    penghakiman akhir.

    8. Untuk menanggapi tuntutan dari Jaksa Penuntut Umum pembelaan ini kami susun dengan sistematika sebagai berikut :

    1. Surat Dakwaan

    2. Fakta Persidangan

    3. Tuntutan Penuntut Umum.

    4. Analisis Yuridis

    5. Kesimpulan

    6. Permohonan dan Penutup.

    9. Nota Pembelaan yang kami sampaikan ini dilandaskan dengan sebuah harapan agar Majelis Hakim dapat memeriksa dan memutus perkara ini dengan bijaksana dan penuh

    kearifan, serta senantiasa berkiblat pada rasa keadilan, hati nurani kemanusiaan dan

    tanggung jawab kepada Tuhan Yang Maha Esa. Harapan kami pada yang mulia Majelis

    Hakim berkenan untuk memberikan putusan terhadap diri terdakwa suatu putusan yang

    adil, arif dan bijaksana yang semata-mata berdasarkan kepada fakta dan prisnsip-prinsip

    keadilan demi mewujudkan kepastian hukum, ketertiban hukum dan keadilan;

    10. Tidak berlebihan apabila dipersidangan yang terhormat ini sebagai profesionalitas dalam melaksanakan fungsi aparatur penegak hukum, kita semua yang terlibat dalam

    persidangan a quo selalu menjunjung tinggi keadilan fiat justitia ruat coelum (tegakkan keadilan meskipun langit akan runtuh).

    SURAT DAKWAAN

  • 11. Dalam Surat dakwaan tertanggal 2 Januari 2014 Jaksa Penuntut Umum telah menguraikan dakwan terhadap kami yang pada intinya menyatakan bahwa dari hasil

    penyidikan yang dilakukan oleh Badan Narkotika Nasional Propinsi Jawa Barat kami

    telah terbukti melanggar pasal 114 ayat (2) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor

    35 Tahun 2009 Tentang Narotika Jo. Pasal 132 ayat (1) UU RI Nomor 35 Tahun 2009

    Tentang Narkotika;

    12. Bahwa Dakwaan tersebut disusun berdasarkan barang-barang bukti dan keterangan saksi-saksi yang dikumpulkan oleh Badan Narkotika Nasional Propinsi Jawa Barat. Yang

    mana akan kami uraikan dalam pembelaan ini, bahwa barang-barang bukti dan

    keterangan saksi-saksi tersebut penuh dengan rekayasa dan justru menunjukkan adanya

    rekayasa perkara yang tidak terbayangkan untuk menjebak kami. Dan kami bersyukur hal

    itu terungkap di satu-satunya tempat yang tidak mungkin dilakukan perbaikan ataupun

    menarik kembali keterangan saksi, tanpa mengakibatkan terbongkarnya rekayasa

    tersebut, yaitu di muka persidangan, di hadapan Majelis Hakim Yang Mulia.

    TUNTUTAN

    Tuntutan Tidak Sesuai Dengan Hasil Fakta Persidangan

    13. Dalam Tuntutan Jaksa Penuntut Umum nomor : PDM-141/Ep-2/BDUNG/12/2013 telah menyatakan bahwa kami terbukti melakukan permufakatan transito narkotika jenis shabu

    sebagaimana diatur dalam pasal 115 ayat (1) UU No. 35 tahun 2009 tentang Narkotika jo

    pasal 132 ayat (1) UU No. 35 tahun 2009 tentang Narkotika, dan karenanya meminta

    Majelis Hakim Yang Mulia menjatuhkan hukuman terhadap kami berupa penjara badan

    selama 14 tahun dipotong masa tahanan, dan Rp. 1.000.000.000,00 (satu milyar Rupiah)

    subsider 6 bulan tahanan;

    14. Tuntutan tersebut didasarkan pada hasil pemeriksaan atas bukti-bukti dan saksi-saksi yang diperiksa di muka persidangan. Yang mana disusun oleh Jaksa Penuntut Umum

    Fauzan tanpa melihat pada catatan sidang dan hanya berbekal pada Berita Acara

    Pemeriksaan Saksi yang penuh dengan ketidakkonsistenan, kebohongan, rekayasa,

    bahkan diwarnai dengan keengganan Jaksa Penuntut Umum untuk secara serius

    menghadirkan saksinya sendiri, yaitu MELCHIOR dan FITRIA, hanya karena khawatir,

    bahwa saksi tersebut akan mendukung keadaan dan fakta yang tidak mendukung

    dakwaan yang telah diajukan Jaksa Penuntut Umum sebelumnya, yaitu Yuniarto.

    HAL INI AKAN SAYA URAIKAN PADA BUTIR-BUTIR PEMBELAAN DI BAWAH

    INI.

    FAKTA PERSIDANGAN

    Penundaan Sidang Yang Tidak Beralasan

    15. Majelis Hakim Yang Mulia, persidangan perkara ini telah dilakukan sejak tanggal 30 Januari 2014, ini berarti sudah memakan waktu dan menghabiskan biaya negara lebih

    dari 20 minggu. Dan selama waktu tersebut kebanyakan diisi dengan acara penundaan

    sidang, yang dilakukan oleh Jaksa Penuntut Umum, baik Yuniarto maupun Fauzan, tanpa

    alasan yang sesuai hukum. Bahkan dalam beberapa persidangan, Jaksa Penuntut

  • Umum secara ajaib tidak muncul di muka persidangan, setelah sebelumnya

    menghadap kepada Panitera untuk melapor;

    16. Untuk itu ijinkan kami menguraikan sidang-sidang yang telah dilakukan dalam perkara ini:

    Jaksa Penuntut Umum YUNIARTO

    Sidang ke 1 23 Januari 2014: BATAL Sidang ke 2 30 Januari 2014 Dakwaan Sidang ke 3 06 Februari 2014: BATAL

    Sidang ke 4 13 Februari 2014: BATAL Sidang ke 5 20 Februari 2014: SAKSI 1.Agung Wahyu Sidang ke 6 27 Februari 2014: BATAL Sidang ke 7 06 Maret 2014: BATAL Sidang ke 8 11 Maret 2014: BATAL Sidang ke 9 13 Maret 2014: BATAL Sidang ke10- 20 Maret 2014: SAKSI 2.Didin

    Sidang ke11- 27 Maret 2014: BATAL

    Sidang ke12- 03 April 2014: SAKSI 3.Wahyu

    Sidang ke13- 07 April 2014 :

    Jaksa Penuntut Umum FAUZAN

    Sidang ke14- 14 April 201: BATAL (ganti JAKSA PENUNTUT UMUM)

    Sidang ke15- 21 April 2014: BATAL

    Sidang ke16- 28 April 2014: Pembacaan BAP saksi yg tidak dihadirkan.

    Sidang ke17- 30 April 2014: BATAL

    Sidang ke18- 12 Mei 2014: Saksi BC + Saksi meringankan

    Sidang ke19- 19 Mei 2014: pembacaan saksi FITRIA dan Saksi menyaksi

    Sidang ke20- 22 Mei 2014: Pembacaan Tuntutan.

    17. Dalam pemeriksaan perkara ini, sejak pemeriksaan di BNNP sampai persidangan ini, saya berkali-kali meminta agar saksi MELCHIOR ILJAS dan istrinya, FITRIA dapat

    diperiksa di muka persidangan. Karena keterangan mereka adalah fakta yang tidak

    terbantahkan, bahwa saya tidak terlibat dalam perkara ini. Dan kegiatan ini adalah

    kegiatan pribadi dari IWAN yang tidak pernah saya ketahui, apalagi saya rencanakan;

    18. Dalam pembelaan ini, ijinkan saya sekali lagi meminta kepada Majelis Hakim Yang Mulia agar berkenan mendengarkan keterangan MELCHIOR dalam bentuk rekaman

    video dan suara, yang jika memang masih diragukan kebenarannya agar mengeluarkan

    perintah pemanggilan kepada MELCHIOR;

    19. Inti dari keterangan MELCHIOR pun telah disampaikan dalam bentuk pernyataan tertulis, yang isinya berbeda dengan BAP, karena pernyataan ini dibuat tanpa tekanan dan

    tanpa rekayasa apapun.

  • Yang pada intinya menyatakan :

    Bahwa benar saya pernah dimintai keterangan oleh BNNP Jawa Barat pada tanggal 30-9-2013 mengenai perkara dugaan keterlibatan Antonius Richard Roesnadi

    yang kami dengan ARR.

    Perlu diketahui dan ditegaskan bahwa dugaan keterlibatan ARR didalam peredaran Narkotika jenis shabu adalah tidak benar;

    Dalam permintaan untuk mengambil barang contoh berupa baju sari dan baju serta barang-barang lainnya ARR tidak terlibat sama sekali;

    ELIZABETH SANTOSO hanya memberikan arahan untuk mengambil barang-barang contoh yang akan kami bawa ke Indonesia dengan jelas;

    Tidak hanya itu saja, ketika saya menyatakan kesediaannya untuk membawa barang contoh tersebut dengan menukar Tas Koper dengan Tas milik saya ES mengijinkannya;

    Mengenai Albert Satrya Irawan alias Iwan saya tidak mengetahui keterlibatannya Dalam peredaran Narkoba karena saya tidak terlalu mengenalnya. Kami baru bertemu

    di Airport di kolombo dalam perjalan ke India;

    Dan selama di India kami tidak selalu bersama-sama;

    Berkaitan dengan koper yang diberikan oleh orang Afrika yang datang ke hotel, saya tidak mengetahui apa yang sudah di bicarakan antara IWAN dan orang Afika tersebut;

    Yang saya ketahui SEJAK AWAL Iwan bersikeras untuk membawa koper tersebut. Bahkan ketika saya memeriksa dan menukar koper tersebut Dia tidak mendengar Saran

    saya untuk melakukan Hal yang sama dengan apa yang saya lakukan;

    Setelah saya menyarankan untuk menukar koper tersebut dia sempat mengatakan Biar aja kalau ada apa-apa gua pasang badan.

    Berkaitan dengan hal tersebut, maka saya sangat berharap dengan sangat, Majelis Hakim Yang

    Mulia, bersedia mempertimbangkan bukti rekaman video dan surat pernyataan dari MELCHIOR

    agar dapat memberikan putusan yang adil dan sesuai dengan hukum.

    Rekayasa Dalam Menetapkan Kami Sebagai Tersangka Dan Kemudian Sebagai Terdakwa

    Dalam Perkara A Quo

    Penangkapan dan Penahanan Tanpa Bukti

    20. Dalam persidangan terungkap dengan jelas tidak ada satu bukti ataupun saksi yang menunjukkan bahwa saya terlibat dalam perbuatan yang dituduhkan kepada saya oleh

    BNNP maupun oleh JAKSA PENUNTUT UMUM. Tidak satupun!!! Tapi mengapa saya

    ditangkap pada tanggal 17 September 2013? Apa alasan penangkapan?;

    21. Kami sangat berharap Majelis Hakim tidak terpengaruh dengan opini yang sengaja dibangun untuk mempersalahkan saya yang tidak bersalah, sehingga dapat melihat fakta,

  • bukti dan dokumentasi yang secara nyata-nyata menujukkan rekayasa yang sangat masif

    dilakukan untuk menjebak saya;

    22. Dalam dakwaan dan tuntutan secara jelas dikatakan bahwa saya dikatakan terbukti terlibat dalam jaringan narkotika karena menawarkan perjalanan ke India (bukan

    menawarkan menyelundupkaan narkotika). Ini berarti saksi yang diperiksa adalah

    mereka-mereka yang melakukan perjalanan ke India, yaitu ALBERT SATRYA

    IRAWAN alias IWAN, serta MELCHIOR ILJAS dan FITRIA;

    23. Kami mohon Majelis Hakim Yang Mulia mau melihat lebih mendetail dalam berkas perkara ini. Karena dari sanalah rekayasa ini akan mulai saya ungkap.

    ALBERT SATRYA IRAWAN alias IWAN diperiksa sebagai saksi pada tanggal 25 Oktober 2013. Kenapa saya ditangkap pada tanggal 17 September 2013? Bedanya adalah

    1 bulan!!;

    MELCHIOR ILJAS diperiksa sebagai saksi pada tanggal 30 September 2013. Kenapa saya ditangkap pada tanggal 17 September 2013? Bedanya adalah 13 hari.

    FITRIA diperiksa sebagai saksi pada tanggal 30 September 2013. Kenapa saya ditangkap pada tanggal 17 September 2013? Bedanya adalah 13 hari.

    24. Dari tanggal pemeriksaan saksi-saksi yang ternyata diperiksa jauh setelah adanya penangkapan terhadap saya, maka menjadi pertanyaan besar, berdasarkan keterangan dan

    bukti apa dilakukan penangkapan terhadap saya?? Dan apa alasan yang mendasari

    penangkapan saya?;

    25. Ternyata tidak hanya penangkapan yang direkaya, penahanan, yang merupakan perampasan hak kebebasan saya sebagai seorang manusiapun dirampas dengan cara keji.

    Saya ditahan adalah pada tanggal 23 September 2013. Ini berarti saya ditahan tanpa bukti

    dan saksi yang menyebut nama saya!!!!

    26. Kenapa JAKSA PENUNTUT UMUM berkeras menerima perkara, menyidangkan perkara ini, dan sekarang menuntut saya dengan keji selama 14 tahun. Apakah mereka

    pernah membayangkan jika saudara atau anak mereka menjadi korban rekayasa seperti

    saya? Hanya dia dan Tuhan yang tahu.

    Saksi-Saksi Mengakui Bahwa Berita Acara Pemeriksaan Adalah Rekayasa karena Dibuat

    Tanpa Pemeriksaan

    27. Dalam persidangan terungkap bahwa saksi-saksi Didin, Agung Wahyu, Wahyu Kurniawan, telah menandatangani Berita Acara Pemeriksaan yang direkayasa. Hal ini

    terlihat dari :

    Keterangan ketiga saksi2 jelas tidak ada penangkapan saat itu, karena tidak pernah ada Surat Perintah Penangkapan tgl 17 Sep 2013;

  • Saksi Didin menyatakan Richard hanya ikut menemani ke Bandung, yang dipanggil adalah ELISABETH.

    Saksi Agung W saat ditanya Hakim Purba: mau dibawa kemana penyidikan RICHARD dan ELIZABETH. Apakah sebagai pengedar atau pemakai? Saksi tidak

    dapat menjawab, dan saksi mengakui tdk pernah diperiksa dan membuat BAP,

    karena hanya diminta langsung menandatangani BAP saja.

    Saksi Wahyu tidak pernah masuk ke rukan di Kelapa Gading. Jadi cerita dalam BAP dia adalah dusta belaka.

    Dusta Saksi-Saksi BNNP Dan Jaksa Penuntut Umum I

    28. Dalam pemeriksaan di muka persidangan, saksi Didin, Agung Wahyu, Wahyu Kurniawan yang seluruhnya dihadirkan Jaksa Penuntut Umum menyatakan bahwa

    keterangan yang mereka dalam BAP adalah benar. Jelas, sekali keterangan mereka ini

    adalah keterangan yang bohong dan tidak benar. Jelas-jelas saksi telah melanggar sumpah

    jabatan mereka dan melanggar pasal 242 KUHP yang berbunyi :

    1. Barang siapa dalam keadaan di mana undang-undang menentukan supaya

    memberi keterangan di atas sumpah atau mengadakan akibat hukum kepada

    keterangan yang demikian, dengan sengaja memberi keterangan palsu di atas

    sumpah, baik dengan lisan atau tulisan, secara pribadi maupun oleh kuasanya

    yang khusus ditunjuk untuk itu, diancam dengan pidana penjara paling lama

    tujuh tahun.

    2. Jika keterangan palsu di atas sumpah diberikan dalam perkara pidana dan

    merugikan terdakwa atau tersangka, yang bersalah diancam dengan pidana

    penjara paling lama sembilan tahun.

    3. Disamakan dengan sumpah adalah janji atau penguatan diharuskan menurut

    aturan- aturan umum atau yang menjadi pengganti sumpah.

    4. Pidana pencabutan hak berdasarkan pasal 35 no. 1 4 dapat dijatuhkan.

    29. Bahwa kebohongan mereka sangat-sangat nyata dan terang benderang. Bagaimana mungkin mereka dapat menerangkan dengan detail, dalam BAP tertanggal 9 September

    2013, atas tindakan penangkapan yang mereka lakukan terhadap saya di Kelapa

    Gading Jakarta, yang terjadi pada tanggal 17 September 2013. Dan tidak hanya

    seorang, tapi tiga orang saksi menerangkan hal yang sama dengan konsisten, sampai titik

    dan komanya.

    30. Kebohongan JAKSA PENUNTUT UMUM ini terlihat sekali dalam tuntutan yang diajukan JAKSA PENUNTUT UMUM, di mana dalam tuntutan tersebut dikutip

    kesaksian saksi-saksi Didin, Agung Wahyu, Wahyu Kurniawan yang ternyata berbeda

    dengan yang mereka ucapkan dalam sidang di muka umum. Yang dikutip secara

    membabi buta oleh JAKSA PENUNTUT UMUM adalah berdasarkan BAP yang cacat

    hukum, karena menerangkan kejadian pada tanggal 17 September 2013, sementara BAP

    dibuat pada tangal 9 September 2013 (sebagaimana telah kami uraikan pada butir 25 di

    atas);

  • Dari uraian ini, jelas telah terjadi rekayasa yang sangat keji oleh oknum BNNP dan sekarang

    oleh oknum kejaksaaan, yaitu oleh JAKSA PENUNTUT UMUM. Karena bagaimana mungkin

    saya ditangkap dan kemudian ditahan tanpa satu alat buktipun;

    Dusta JAKSA PENUNTUT UMUM II

    31. Dalam tuntutan perkara ini, JAKSA PENUNTUT UMUM FAUZAN telah mengutip keterangan-keterangan saksi, yang seakan-akan memberikan keterangannya di muka

    pengadilan, terutama terhadap saksi Didin, Agung Wahyu, Wahyu Kurniawan dimana

    faktanya saksi-saksi tersebut tidak menyatakan hal-hal demikian di muka persidangan.

    Bahkan dapat dikatakan, bahwa keterangan mereka saling tidak sinkron dan berbeda

    dengan BAP;

    32. Dalam pemeriksaaan di muka sidang, Keterangan ketiga saksi2 jelas menyatakan:

    tidak ada penangkapan saat itu, karena tidak pernah ada Surat Perintah Penangkapan tgl 17 Sep 2013;

    Saksi Didin menyatakan Richard hanya ikut menemani ke bandung, yang dipanggil adalah ELISABETH;

    Saksi Agung W saat ditanya Hakim Purba: mau dibawa kemana penyidikan Richard dan Elizabeth. Apakah sebagai pengedar atau pemakai? Saksi tidak dapat

    menjawab, dan saksi mengakui tdk pernah diperiksa dan membuat BAP, karena hanya

    diminta langsung menandatangani BAP saja.

    Saksi Wahyu tidak pernah masuk ke rukan di Kelapa Gading.

    33. Apa dasar JAKSA PENUNTUT UMUM FAUZAN menuliskan hasil pemeriksaan para saksi tersebut? JAKSA PENUNTUT UMUM FAUZAN jelas tidak membaca hasil

    persidangan dari JAKSA PENUNTUT UMUM YUYUN, sehingga menuliskan hal-hal

    yang tidak terjadi. Hal ini berarti tuntutan itu tidak lebih dari sekedar fiksi atau cerita

    dongeng saja.

    34. Pantaskah penentuan bersalah atau tidaknya saya dan tuntutan 14 tahun penjara didasarkan pada fiksi? Atau memang ini adalah kebijakan Kejaksaan Tinggi Jawa Barat

    untuk semata-mata membuat tuntutan dan melempar bola api kepada Majelis Hakim

    Yang Mulia untuk bertanggung jawab memutuskannya?;

    Majelis Hakim Yang Mulia, saya memohon dengan sangat, agar Majelis Hakim Yang Mulia,

    bersedia melihat seluruh fakta yang ada, sehingga fakta-fakta yang telah terungkap di

    persidangan menjadi pijakan utama dalam memberikan putusan. Dan tidak berpijak pada fakta-

    fakta yang diciptakan dari khayalan dan imajinasi JAKSA PENUNTUT UMUM.

    ANALISA YURIDIS

    35. Pasal yang dikenakan dalam perkara ini adalah pasal 115 ayat (1) UU No. 35 tahun 2009 tentang Narkotika jo pasal 132 ayat (1) UU No. 35 tahun 2009 tentang Narkotika, yang

    berbunyi :

  • Pasal 115 ayat (1) UU No. 35 tahun 2009 tentang Narkotika :

    (1) Setiap orang yang tanpa hak atau melawan hukum membawa, mengirim, mengangkut, atau mentransito Narkotika Golongan I, dipidana dengan pidana penjara

    paling singkat 4 (empat) tahun dan paling lama 12 (duabelas) tahun dan pidana denda

    paling sedikit Rp 800.000.000,00 (delapan ratus juta rupiah) dan paling banyak Rp

    8.000.000.000,00 (delapan miliar rupiah).

    Pasal 132 ayat (1) UU No. 35 tahun 2009 tentang Narkotika:

    (1) Percobaan atau permufakatan jahat untuk melakukan tindak pidana Narkotika dan Prekursor Narkotika sebagaimana dimaksud dalam Pasal 111, Pasal 112, Pasal 113,

    Pasal 114, Pasal 115, Pasal 116, Pasal 117, Pasal 118, Pasal 119, Pasal 120, Pasal 121,

    Pasal 122, Pasal 123, Pasal 124, Pasal 125, Pasal 126, dan Pasal 129, pelakunya

    dipidana dengan pidana penjara yang sama sesuai dengan ketentuan sebagaimana

    dimaksud dalam Pasal-Pasal tersebut.

    36. Sebelum saya menguraikan tuntutan terhadap saya yang tidak sesuai hukum dan justru mengobrak-abrik hukum dan keadilan. Ijinkan saya mengutip asas terpenting dalam

    hukum pidana, yang telah membedakan kita, manusia beradab, dari kelompok manusia

    tidak beradab.

    Actus Non Facit Reum Nisi Mens Sit Rea

    Tidak Ada Hukuman, Jika Tidak Ada Kesalahan

    Mari kita renungkan ilustrasi berikut :

    Seorang tuan tanah memerintahkan pegawainya dengan perintah tegas untuk mencari ranting kayu di hutan, untuk dijadikan kayu bakar. Setelah selesai menebang pohon, si

    pegawai kembali ke rumah. Dalam perjalanan dari hutan, si pegawai melihat adanya

    semangka di kebun milik tetangganya. Karena tertarik dengan semangka tersebut, si

    pegawai memetik dan membawa pulang semangka itu. Apakah pencurian semangka adalah persekongkolan jahat antara si tuan tanah dan si pegawai?

    Ilustrasi sederhana ini pasti dapat dipahami oleh siapapun. Mohon maaf, saya harus

    meralat kesimpulan saya, karena ternyata tidak semua orang memahami ilustrasi

    sederhana ini. Nyatanya saya sekarang duduk di ruangan ini sebagai seorang terdakwa.

    Majelis Hakim Yang Mulia, ijinkan saya menguraikan alasan-alasan saya menolak seluruh

    tuntutan JAKSA PENUNTUT UMUM dalam tuntutannya, sebagai berikut :

    Tidak Ada Unsur-Unsur Pasal 115 Ayat (1) Jo Pasal 132 Ayat (1) UU No 35 Tahun 2009

    Yang Mengena Terhadap Saya

    37. Unsur-unsur dalam pasal 115 ayat (1) jo pasal 132 ayat (1) UU No 35 tahun 2009 tidak dapat dikenakan terhadap saya, karena:

    Unsur utama dalam Pasal 115 ayat (1) adalah Setiap orang yang tanpa hak atau melawan hukum membawa, mengirim, mengangkut, atau mentransito Narkotika

    Golongan I.

    Dalam perkara a quo jelas, saya tidak pernah membawa, mengirim, mengangkut,

    atau mentrasito Nakotika Golongan I.

  • 38. JAKSA PENUNTUT UMUM seharusnya meneliti catatan sidangnya dan tuntutannya lagi sebelum menyimpulkan bahwa saya pelaku pasal 115 ayat (1), karena jelas dari

    SELURUH saksi yang dihadirkan oleh JAKSA PENUNTUT UMUM, yaitu :

    DIDIN;

    WAHYU KURNIAWAN;

    AGUNG WAHYU;

    IRWAN SUNARYO;

    ZAINUL HUSNA HIDAYAT;

    Yang semuanya adalah anggota Polri dan Petugas Bea dan Cukai di Bandara Husein

    Sastranegara, Bandung, menerangkan bahwa pelaku penyelundupan pada tanggal 7

    September 2013 adalah IWAN.

    39. Tidak ada satu saksipun menerangkan saya turut membawa atau menyelundupkan narkotika pada saat itu, termasuk saksi IWAN sendiri. DAN INI SEMUA JELAS

    DITULIS OLEH JAKSA PENUNTUT UMUM dalam surat Tuntutan dan Dakwaannya;

    40. Demikian juga dengan pengenaan pasal 132 ayat (1) UU no. 35 tahun 2009, yang mensyaratkan adanya percobaan ataupun permufakatan jahat untuk melakukan tindakan-

    tindakan yang disebutkan pada Pasal 111, Pasal 112, Pasal 113, Pasal 114, Pasal 115,

    Pasal 116, Pasal 117, Pasal 118, Pasal 119, Pasal 120, Pasal 121, Pasal 122, Pasal 123,

    Pasal 124, Pasal 125, Pasal 126, dan Pasal 129, tapi pada tuntutan tidak ada satu pasalpun

    yang diuraikan oleh JAKSA PENUNTUT UMUM, kecuali uraian atas pasal 115 ayat (1)

    yang penuh dengan asumsi dan tidak berdasar hukum;

    Teori Percobaan Yang Tidak Berdasar Hukum

    41. Seandainyapun maksud pengenaan pasal 132 ayat (1) adalah atas percobaan terhadap pasal 115 ayat (1), maka sebagaimana telah saya uraikan di atas, tidak ada satupun

    keterkaitan saya dengan narkotika yang diselundupkan pada tanggal 7 September 2013,

    karena saya tidak pernah memiliki niat, memulai tindakan, dan terhenti tindakan

    tersebut bukan karena kehendak saya untuk membawa, mengirim, mengangkut,

    atau mentransito narkotika tersebut. Bagaimana saya bisa dituntut dengan pasal

    percobaannya?;

    42. Dalam berbagai literatur hukum pidana mengenai percobaan, sudah sangat jelas bahwa percobaan dalam suatu tindak pidana mengharuskan adanya pemenuhan/pembuktian

    sempurna dari JAKSA PENUNTUT UMUM untuk membuktikan adanya :

    Maksud dari orang untuk melakukan kejahatan;

    Permulaan pelaksanaan kejahatan sudah nyata;

    Pelaksanaan tidak selesai karena keadaan yang tidak tergantung pada kehendak pelaku;

    (harap periksa Asas-Teori-Praktik Hukum Pidana, LEDEN MARPAUNG, halaman 95)

  • 43. Dalam perkara ini, jelas JAKSA PENUNTUT UMUM tidak dapat membuktikan adanya niat dari saya untuk melakukan tindakan tersebut, apalagi JAKSA PENUNTUT

    UMUM dalam tuntutannya sendiri sudah menyatakan bahwa IWAN secara sadar

    telah terlebih dahulu meminta kepada ELISABETH untuk berangkat ke India dan

    bukan saya yang memaksakan atau membujuk IWAN untuk berangkat ke India.

    44. Demikian pula jika dikaitkan dengan permulaan tindakan transito narkotika di Bandung, jelas tidak ada satupun pembuktian JAKSA PENUNTUT UMUM yang berhubungan

    dengan saya, sebagaimana terlihat dari tuntutan JAKSA PENUNTUT UMUM kepada

    saya.

    Teori Permufakatan Jahat Yang Tidak Berdasar Hukum

    45. Demikian juga jika seandainya saya dituntut dengan dasar permufakatan jahat atas pasal 115 ayat (1), maka patut dipertanyakan, apakah JAKSA PENUNTUT UMUM mengerti

    arti dari permufakatan jahat. Arti permufakatan jahat (samenspanning) dapat ditemukan

    dalam pasal 88 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana dan pasal 1 angka 18 UU no. 35

    tahun 2009, yang berbunyi :

    Pasal 88

    Dikatakan ada permufakatan jahat, apabila dua orang atau lebih telah sepakat akan melakukan kejahatan.

    Pasal 1 angka 18 UU no. 35 tahun 2009

    Permufakatan Jahat adalah perbuatan dua orang atau lebih yang bersekongkol atau

    bersepakat untuk melakukan, melaksanakan, membantu, turut serta melakukan,

    menyuruh, menganjurkan, memfasilitasi, memberi konsultasi, menjadi anggota suatu

    organisasi kejahatan Narkotika, atau mengorganisasikan suatu tindak pidana Narkotika.

    46. Dengan arti permufakatan jahat tersebut, jelas JAKSA PENUNTUT UMUM harus membuktikan niat saya, ditambah dengan niat dari orang-orang yang dianggap terlibat

    dan kemudian membuktikan adanya persekongkolan atau kesepakatan untuk melakukan

    kejahatan;

    47. Dalam seluruh dakwaan dan tuntutan, JAKSA PENUNTUT UMUM tidak pernah memberikan satu pembuktian pun berkaitan dengan niat saya. Yang ada hanyalah

    ASUMSI bahwa saya terlibat, hanya karena saya menanyakan kepada IWAN apakah dia

    mau berangkat ke India;

    48. Apakah JAKSA PENUNTUT UMUM beranggapan bahwa dengan menanyakan sama dengan bermufakat jahat? Naif sekali asumsi itu bagi seorang yang mengerti hukum.

    Bagaimana dengan tindakan saya menanyakan kepada saksi MELCHIOR untuk pergi ke

    India juga? Apakah MELCHIOR juga melakukan transito?;

    49. Jika hendak melanjutkan dengan tuntutan, seharusnya JAKSA PENUNTUT UMUM membuktikan bahwa saya telah bermufakat jahat dengan IWAN, dengan ELISABETH,

  • dengan SRI, dengan ARINDANI, dengan semua pihak yang nama-namanya disebut oleh

    JAKSA PENUNTUT UMUM dalam berkas perkara. Namun kenyataannya tidak ada.

    50. Saya hanyalah korban dari asumsi yang disusun secara serampangan oleh JAKSA PENUNTUT UMUM, yang hanya menonjolkan pencitraan semata, tanpa memberikan

    pembuktian yang sempurna;

    51. Jelas JAKSA PENUNTUT UMUM telah tidak cermat menuntut saya dalam perkara ini. Entah itu sebagai suatu kelalain atau memang ada kesengajaan untuk menghukum saya

    dalam perkara ini. Hanya Tuhan yang tahu.

    JAKSA PENUNTUT UMUM Gagal Dalam Membuktikan Niat/Kesengajaan Terdakwa

    Sebagai Unsur Utama Tindak Pidana

    52. Dalam setiap tindak pidana, unsur utama yang mendasari tuntutan adalah adanya unsur melawan hukum (wederrechtlijk), yang didasari oleh adanya niat dan kesengajaan dari

    pelaku

    .

    53. Dan unsur melawan hukum baru dapat timbul, jika memang JAKSA PENUNTUT UMUM dapat membuktikan bahwa seorang terdakwa memang menghendaki dan mengetahui (willen en wettens) hasil yang akan dicapai dari perbuatannya;

    54. Dalam tuntutan JAKSA PENUNTUT UMUM, jelas-jelas JAKSA PENUNTUT UMUM telah menggampangkan permasalahan dan melakukan asumsi-asumsi untuk

    menggiring pada suatu kesimpulan yang dipaksakan bahwa saya memiliki niat dan

    kesengajaan dalam permufakatan jahat untuk menyelundupkan narkotika dari India.

    Inilah adalah kesimpulan yang diambil secara serampangan dan tidak jelas dasar

    berpikirnya;

    55. Dari seluruh alat bukti yang ada di persidangan, baik dari barang bukti yang ditemukan dan disita JAKSA PENUNTUT UMUM, maupun dari keterangan

    seluruh saksi, tidak ditemukan satu alat buktipun yang mengarahkan, apalagi

    membuktikan, bahwa saya berniat menyuruh IWAN untuk pergi ke India

    mengambil narkotika;

    56. Bahkan dalam tuntutan terlihat JAKSA PENUNTUT UMUM bingung dan akhirnya salah dalam mengambil kesimpulan. Ini terlihat dari Uraian Yuridis dalam tuntutan, yang pada

    halaman 39 alinea pertama JAKSA PENUNTUT UMUM menyebutkan :

  • selanjutnya ketika terdakwa RICHARD mengontak saksi dengan tawaran yang sama, baru saksi mengiyakan tawaran tersebut, karena hitung-hitung liburan gratis.

    57. Dari uraian ini JAKSA PENUNTUT UMUM ingin agar Majelis Hakim Yang Mulia mendapatkan gambaran, bahwa seakan-akan sayalah orang yang berinisiatif meminta

    IWAN ke India. Tapi JAKSA PENUNTUT UMUM lupa, bahwa dalam keterangan saksi

    IWAN sendiri jelas, bahwa sebenarnya keinginan untuk berangkat ke India adalah

    keinginan pribadi IWAN sendiri.

    58. Hal ini terlihat pada halaman 22, point 1.9 (tentang keterangan saksi IWAN) Tuntutan ini, dimana JAKSA PENUNTUT UMUM menyebutkan bahwa IWAN menyatakan:

    atas penawaran LIZ tersebut Saksi (baca: IWAN) langsung setuju, karena hitung-hitung liburan gratis;

    Sekitar bulan Juli 2013, ketika jadwal pekerjaan saksi sedang kosong, saksi mencoba

    menelepon LIZ untuk menanyakan kepada LIZ apakah rencena mengambil pakaian di

    India jadi atau tidak?

    59. Ini berarti JAKSA PENUNTUT UMUM sendiri mengakui bahwa keberangkatan IWAN ke India bukan karena kehendak saya, tetapi karena kehendak IWAN sendiri yang sejak

    awal mula pertemuan, memang sudah berkeinginan ke India.

    60. Majelis Hakim Yang Mulia, saya sangat memohon agar Majelis Hakim Yang Mulia bersedia melihat seluruh alat bukti yang diajukan oleh JAKSA PENUNTUT UMUM,

    dari tiket keberangkatan, pemesanan hotel, percapakan telephone, sms, keterangan semua

    saksi (termasuk IWAN) apakah ada satu kata, ataupun setitik petunjuk bahwa saya

    meminta IWAN pergi ke India dan membawa narkotika kembali ke Indonesia.

    Jawabannya jelas TIDAK ADA.

    Iwan Adalah Pelaku Tunggal

    61. Dalam perkara ini JAKSA PENUNTUT UMUM jelas dapat membuktikan adanya transito narkotika di bandara Husein Sastranegara Bandung. Pelaku tunggal dari tindakan

    tersebut adalah IWAN;

    62. JAKSA PENUNTUT UMUM seharusnya menyadari hal tersebut, karena:

    1. Tidak ada orang lain yang membawa/mentransito narkotika tersebut kecuali IWAN; 2. Tidak ada yang menyuruh IWAN membawa Narkotika dari India. IWAN melakukannya

    sendiri;

    3. IWAN secara khusus memilih kopor tertentu untuk dibawa setelah diberikan oleh seseorang bernama SAMSON di India; Hal ini jelas tercantum pada Tuntutan JAKSA

    PENUNTUT UMUM, dalam bagian keterangan MELCHIOR, yaitu pada halaman 16;

  • 4. Saat itu IWAN mengatakan bahwa tas yang akan di bawa sudah diperiksa oleh IWAN dan semuanya aman, Dan IWAN mempersilahkan untuk memeriksa kembali dua tas yang

    akan Saksi dan istri bawa. 5. IWAN menolak saran dari MELCHIOR untuk tidak membawa tas yang diberikan oleh

    Samson, tetapi IWAN secara tegas mengabaikan saran dari MELCHIOR. Hal ini jelas

    terungkap dalam keterangan MELCHIOR yang telah disampaikan kepada Majelis Hakim

    Yang Mulia, dimana IWAN menyatakan :

    Yang saya ketahui SEJAK AWAL Iwan bersikeras untuk membawa koper tersebut. Bahkan ketika saya memeriksa dan menukar koper tersebut Dia tidak mendengar Saran saya untuk

    melakukan Hal yang sama dengan apa yang saya lakukan (baca: menukar kopor).

    Setelah saya menyarankan untuk menukar koper tersebut dia sempat mengatakan Biar aja kalau ada apa-apa gua pasang badan.

    63. Dalam pernyataan MELCHIOR juga secara tegas MELCHIOR menyatakan bahwa :

    8. Berkaitan dengan koper yang diberikan oleh orang Afrika yang datang ke hotel, saya tidak mengetahui apa yang sudah di bicarakan antara IWAN dan orang Afika tersebut.

    64. Dan dalam pernyataan tersebut MELCHIOR juga menyatakan bahwa saya tidak terlibat sama sekali dalam tindakan transito ataupun yang berkaitan dengan narkotika.

    2.Perlu diketahui dan ditegaskan bahwa dugaan keterlibatan ARR didalam peredaran Narkotika jenis shabu adalah tidak benar.

    3. Dalam permintaan untuk mengambil barang contoh berupa baju sari dan baju serta

    barang-barang lainnya. ARR tidak terlibat sama sekali.

    Oleh karena itu dalam kesempatan ini, saya sekali lagi meminta agar Majelis Hakim Yang Mulia

    bersedia memberikan kesempatan bagi kami untuk memutarkan video pernyataan MELCHIOR

    tersebut;

    65. Bahwa keberadaan IWAN selaku pelaku tunggal juga terlihat dari tindakannya selama di India dan setelah kembali ke Indonesia. Dimana dari keterangan MELCHIOR dan

    FITRIA terlihat bahwa IWAN berhubungan aktif dengan orang yang menitipkan tas.

    Bahkan ketika tiba di Indonesia, terlihat bahwa SAMSON masih menghubungi

    Handphone IWAN. Hal ini dapat terlihat dari daftar aktivitas telephone yang ada dalam

    berkas penyidikan dan diserahkan oleh JAKSA PENUNTUT UMUM dalam sidang ini;

    Dari uraian di atas jelas terbukti bahwa IWAN adalah pelaku tunggal dalam mentrasito narkotika

    dari India, dan sama sekali tidak ada bukti keterlibatan saya ataupun ELISABETH dalam perkara

    ini;

    TUNTUTAN CACAT HUKUM DAN KARENANYA BATAL DEMI HUKUM

    Tuntutan Melebihi Ancaman Maksimum dalam UU No. 25 tahun 2009

  • 66. Majelis Hakim Yang Mulia, tuntutan JAKSA PENUNTUT UMUM dalam perkara ini adalah pasal 115 ayat (1) dan pasal 132 ayat (1) UU no. 35 tahun 2009 tentang Narkotika,

    yang dapat kami kutip sebagai berikut :

    Pasal 115

    (1) Setiap orang yang tanpa hak atau melawan hukum membawa, mengirim, mengangkut, atau

    mentransito Narkotika Golongan I, dipidana dengan pidana penjara paling singkat 4 (empat)

    tahun dan paling lama 12 (dua belas) tahun dan pidana denda paling sedikit Rp800.000.000,00

    (delapan ratus juta rupiah) dan paling banyak Rp8.000.000.000,00 (delapan miliar rupiah).

    Pasal 132

    (1) Percobaan atau permufakatan jahat untuk melakukan tindak pidana Narkotika dan

    Prekursor Narkotika sebagaimana dimaksud dalam Pasal 111, Pasal 112, Pasal 113, Pasal 114,

    Pasal 115, Pasal 116, Pasal 117, Pasal 118, Pasal 119, Pasal 120, Pasal 121, Pasal 122, Pasal

    123, Pasal 124, Pasal 125, Pasal 126, dan Pasal 129, pelakunya dipidana dengan pidana

    penjara yang sama sesuai dengan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal-Pasal

    tersebut.

    Artinya, ancama pidana pada pasal 115 ayat (1) maupun 132 ayat (1) adalah sama, yaitu

    maksimum 12 tahun penjara.

    67. Dalam tuntutannya, JAKSA PENUNTUT UMUM telah meminta agar Majelis Hakim Yang Mulia menjatuhkan hukuman 14 tahun penjara. Lagi-lagi hal ini membuktikan

    bahwa saya adalah korban dari konspirasi jahat yang semata-mata mencari hukuman, dan

    jelas sekali upaya menghukum ini dengan menggunakan tangan Majelis Haki Yang

    Mulia. Istilahnya lempar batu, sembunyi tangan;

    68. Majelis Hakim Yang Mulia, saya sangat bersedih dengan tuntutan dan uraian tuntutan JAKSA PENUNTUT UMUM, karena jelas-jelas hanya berupaya menghukum saja tanpa

    memberikan bukti ataupun berusaha bersikap obyektif.

    69. Agaknya JAKSA PENUNTUT UMUM sudah lupa pada adagium hukum yang mengatakan, Lebih baik membebaskan 1000 orang bersalah, daripada menghukum 1 orang yang tidak bersalah.

    Dakwaan Diubah Tidak Sesuai Dengan Undang-Undang

    70. Proses persidangan ini dimulai pada tanggal 30 Januari 2014, dimana pada sidang pertama di Pengadilan Negeri Bandung Jaksa Penuntut Umum YUNIARTO

    membacakan Surat Dakwaan tertanggal 2 Januari 2014. Dalam dakwaan tersebut saya

    didakwa dengan Pasal 114 ayat (2) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 35

    Tahun 2009 Tentang Narkotika Jo Pasal 132 ayat (1) UU RI Nomor 35 Tahun 2009

    Tentang Narkotika, dan KEDUA Pasal 115 ayat (1) Undang-Undang Republik Indonesia

  • Nomor 35 Tahun 2009 Tentang Narkotika Jo Pasal 132 ayat (1) UU RI No. 35 Tahun

    2009 Tentang Narkotika.

    71. Pada saat perkara pidana ini dilimpahkan di Pengadilan Negeri Bandung yang terdaftar di Kepaniteraan Pidana di bawah register Nomor 66/PID/B/2014/PN.BDG tanggal 15

    Januari 2014, saya sudah menerima surat dakwaan dengan bernomor

    66/PID/B/2014/PN.BDG, tanggal 15 Januari 2014 yang mana Dakwaan yang berbentuk

    alternatif, KESATU diancam Pasal 114 ayat (2) Undang-Undang Republik Indonesia

    Nomor 35 Tahun 2009 Tentang Narkotika Jo Pasal 55 ayat (10 ke- 1 KUHP, KEDUA

    diancam Pasal 132 ayat (1) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 35 tahun 2009

    Tentang Narkotika.

    72. Perubahan Surat dakwaan yang dilakukan oleh Jaksa Penuntut Umum Yuniarto tersebut melanggar Pasal 114 ayat 1 dan 2 Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana yang

    berbunyi:

    (1) Penuntut umum dapat mengubah surat dakwaan sebelum pengadilan menetapkan hari

    sidang , baik dengan tujuan untuk menyempurnakan maupun untuk tidak melanjutkan

    penuntutannya.

    (2) Pengubahan surat dakwaan tersebut dapat dilakukan hanya satu kali selambat-lambatnya

    tujuh hari sebelum sidang dimulai.

    73. Dengan demikian Perubahan Surat dakwaan yang dilakukan oleh Jaksa Penuntut Umum Yuniarto dilakukan melebihi tenggang waktu tujuh hari menjadi tidak sah karena

    sebelum melakukan perubahan terhadap surat dakwaan itu Penuntut Umum tidak

    mengajukan ijin terlebih dahulu kepada Ketua Pengadilan Negeri, padahal permohonan

    ijin tersebut merupakan aspek prinsipal karena setelah perkara dilimpahkan ke

    Pengadilan Negeri tanggung jawab atas perkara tersebut sudah beralih kepada Ketua

    Pengadilan Negeri. ( Rapat kerja Teknis gabungan MARI dengan Ketua Pengadilan

    Tinggi Agama, Mahmilti seluruh Indonesia dan Laksa Mahmilgung hal 33-34).

    74. Dengan demikian jelaslah sudah bahwa Tuntutan yang dilancarkan oleh Jaksa Penuntut Umum berdasarkan surat dakwaan yang tidak sah/batal demi hukum maka dengan

    sendirinya Tuntutan Jaksa Penuntut Umum menjadi tidak sah pula.

    KESIMPULAN

    75. Dari uraian di atas, kita dapat menyimpulkan, bahwa :

    a) Dakwaan dan Tuntutan JAKSA PENUNTUT UMUM tidak disusun secara cermat dan sesuai hukum, karena hanya didasarkan pada BAP yang tidak sesuai fakta dan

    dipersiapkan sebelumnya, fakta dan dokumen hukum yang direkayasa, asumsi dan hasil

  • imajinasi fiktif JAKSA PENUNTUT UMUM dan penyidik BNN, tidak sinkron satu

    dengan lainnya;

    b) Tuntutan batal demi hukum, karena disusun secara emosional dan tidak berdasar hukum, karena meminta penghukuman yang jelas-jelas tidak sesuai Undang-Undang;

    c) Dakwaan batal demi hukum, karena telah diubah seenaknya sendiri, sehingga melanggar Undang-Undang;

    d) Tidak ada satupun bukti yang mengarahkan adanya keterlibatan saya dalam upaya transito narkotika di Bandung pada tanggal 7 September 2013;

    76. Bahwa karena tuntutan tersebut secara hukum harus dinyatakan batal demi hukum, serta tidak terbuktinya dakwaan yang ditujukan terhadap saya, maka sangat berdasar hukum

    jika Majelis Hakim Yang Mulia menyatakan dakwaan batal demi hukum atau

    menyatakan saya tidak bersalah dan bebas dari segala tuntutan hukum;

    REKAYASA INI TELAH MENGHANCURKAN HIDUP SAYA

    77. Majelis Hakim Yang Mulia, sejak awal saya dan keluarga selalu percaya bahwa kebenaran akan muncul, namun sampai saat ini aparat penegak hukum telah berulang kali

    menggunakan kewenangannya untuk memerkan kesewenangannya. Dimulai dari

    penangkapan tanpa dasar, penahanan tanpa dasar, dakwaan dan tuntutan yang mengada-

    ada. Semuanya telah menghancurkan saya dan keluarga saya.

    78. Saya tidak dapat membayangkan ada seseorang yang mampu menghadapi cobaan seperti ini. Saat ini masa depan pekerjaan dan tentunya masa depan keluarga saya berada di titik

    yang paling rendah. Saya yang dahulu dapat bekerja sebagai seorang progammer

    komputer dan dapat menafkahi keluarga saya, saat ini benar-benar tidak memiliki

    penghasilan apapun.

    79. Dari lubuk hati yang paling dalam, saya memohon kepada Majelis Hakim Yang Mulia, sebagai pemutus dan wakil Tuhan di Bumi, agar dapat memutus dengan hati yang terbuka

    dan tidak terpengaruh oleh dusta, tetapi mendasarkan putusan pada fakta dan keadaan

    yang terungkap di muka persidangan.

    Majelis Hakim Yang Mulia,

    80. Ijinkan saya sekali lagi mengutip ilustrasi yang saya gambarkan di awal persidangan:

    Seorang tuan tanah memerintahkan pegawainya dengan perintah tegas untuk mencari ranting kayu di hutan, untuk dijadikan kayu bakar. Setelah selesai menebang pohon, si pegawai kembali

    ke rumah. Dalam perjalanan dari hutan, si pegawai melihat adanya semangka di kebun milik

    tetangganya. Karena tertarik dengan semangka tersebut, si pegawai memetik dan membawa

    pulang semangka itu.;

  • 81. Siapakah saya dalam cerita tersebut? Pasti saya bukan si pegawai yang telah mencuri, tapi apakah saya si tuan tanah? Bukan.

    Majelis Yang Mulia. Saya adalah teman dari si tuan tanah, orang yang menyarankan si tuan

    tanah untuk mempekerjakan si pegawai. Apakah saya pantas untuk dihukum karena pencurian

    yang dilakukan si pegawai? Saya harap jawaban kita sama.

    Oleh karena itu demi tegaknya keadilan dan kebenaran, saya berharap semoga Pengadilan

    berkenan :

    1. Menyatakan Dakwaan Jaksa Penuntut Umum Tidak sah atau Batal demi hukum; 2. Menyatakan Terdakwa ANTONIUS RICHARD ROENADI, lahir di Jakarta, umur 45

    Tahun, kewarganegaraan Indonesia, agama Katolik, pendidikan Sarjana tidak terbukti

    bersalah melakukan perbuatan sebagaimana didakwakan oleh Jaksa Penuntut Umum

    dalam dakwaan :

    Kedua :

    Perbuatan Terdakwa sebagaimana diatur dan diancam pidana dalam Pasal 115 ayat (1) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 35 Tahun 2009 Tentang Narkotika Jo. Pasal 132

    ayat (1) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 35 Tahun 2009 Tentang Narkotika.

    3. Membebaskan Terdakwa tersebut di atas dari seluruh dakwaan tersebut (vrijspraak); 4. Memulihkan Hak Terdakwa dalam kemampuan, kedudukan dan harkat serta

    martabatnya, Pasal 97 KUHAP Jo. PP No. 27 Tahun 1983 LN No. 36 Pasal 12 s/d 15.

    5. Membebankan biaya dalam perkara ini kepada negara.

    A t a u :

    Apabila Pengadilan berpendapat lain, mohon putusan yang seadil-adilnya.

    Semoga Tuhan Yang Maha Kuasa memberikan yang terbaik bagi kita semua.

    Salam Hormat,

    ________________________________

    ANTONIUS RICHARD ROESNADI