Pembahasan - Mercu Buana University · Web viewmerupakan tanggung jawab dalam arti sempit yaitu...
Transcript of Pembahasan - Mercu Buana University · Web viewmerupakan tanggung jawab dalam arti sempit yaitu...
MODUL PERKULIAHAN
Business Ethic And Good GovernanceCorporate Social Responsibility
Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh
FEB Magister Manajemen 05 MK35040 Prof Said Djamaluddin Ph.D
Abstract KompetensiTanggungjawab perusahaan bukan hanya kepada pemilik dan karyawan saja , namun juga pada lingkungan sekitar
Mahasiswa mampu memahami tanggungjawab social yang harus dimiliki perusahaan
2012 2
Business Ethic and Good Governance Pusat Bahan Ajar dan eLearningProf Said Djamaluddin Ph.D http://www.mercubuana.ac.id
PembahasanBAB I
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Topik mengenai Corporate Social Responsibility(CSR) sedang banyak dibicarakan
sebagai bagian dalam perjalanan kehidupan sebuah organisasi. Tulisan ini akan diawali
dengan memaparkan berbagai macam faktor yang menjadi penyebab mengapa tanggung
jawab sosial menjadi begitu penting dalam lingkup organisasi, diantaranya adalah:
1. Adanya arus globalisasi, yang memberikan gambaran tentang hilangnya garis
pembatas diantara berbagai wilayah di dunia sehingga menhadirkan universalitas.
Dengan demikian menjadi sangat mungkin perusahaan multinasional dapat
berkembang dimana saja sebagai mata rantai globalisasi.;
2. Konsumen dan investor sebagai publik primer organisasi profit membutuhkan
gambaran mengenai tanggung jawab organisasi terhadap isu sosial dan
lingkungannya;
3. Sebagai bagian dalam etika berorganisasi, maka dibutuhkan tanggung jawab
organisasi untuk dapat mengelola organisasi dengan baik (lebih layak dikenal dengan
good corporate governance);
4. Masyarakat pada beberapa negara menganggap bahwa organisasi sudah memenuhi
standard etika berorganisasi, ketika organisasi tersebut peduli pada lingkungan dan
masalah sosial;
5. Tanggung jawab sosial setidaknya dapat mereduksi krisis yang berpotensi terjadi pada
organisasi;
6. Tanggung jawab sosial dianggap dapat meningkatkan reputasi organisasi .
Beberapa faktor tersebut, memunculkan kesadaran pentingnya memikirkan persoalan
sosial dan kemasyarakatan. Upaya ini bukan saja upaya menunjukkan kepedulian sebuah
organiasasi pada persoalan sosial dan lingkungan, namun juga dapat menjadi pendukung
terwujudnya pembangunan yang berkesinambungan dengan menyeimbangan aspek ekonomi
dan pembangunan sosial yang didukung dengan perlindungan lingkungan hidup
2012 3
Business Ethic and Good Governance Pusat Bahan Ajar dan eLearningProf Said Djamaluddin Ph.D http://www.mercubuana.ac.id
Ide mengenai TanggungJawab Sosial Perusahaan ( TSP ) atau yang dikenal dengan
Corporate SocialResponbility (CSR) kini semakin diterima secara luas. Kelompok yang
mendukung wacana TSP berpendapat bahwa perusahaan tidak dapat dipisahkan dari para
individu yang terlibat didalamnya, yakni pemilik dan karyawannya. Namun mereka tidak
boleh hanya memikirkan keuntungan finansialnya saja, melainkan pula harus memiliki
kepekaan dan kepedulian terhadap publik.
Secara lebih teoritis dan sistematis, konsep Piramida Tanggung Jawab Sosial
Perusahaan yang dikembangkan oleh Archie B Carrol memberipandangan logis mengapa
sebuah perusahaan perlu menerapkan TSP bagi masyarakat di sekitarnya. Sebuah perusahaan
tidak hanya memiliki tangungjawab ekonomis, melainkan pula tanggungjawab legal, etis dan
filantropis.
RUMUSAN MASALAH
a. Etika dan Tanggungjawab Sosial
b. KonsepTanggung Jawab Sosial Perusahaan
1. Konsep tanggung jawab dalam makna responsibility
2. Konsep tanggung jawab dalam makna liability
c. Perkembangan dan Motif Tanggungjawab Sosial
d. Model Tanggungjawab Sosial Perusahaan
1. Philantropic Model of CSR
2. Social Web Of CSR
3. Integrative Model of CSR
e. Comdev dan Pemberdayaan Masyarakat
f. Peraturan Perundangan CSR
g. Beragam CSR oleh Perusahaan
TUJUAN PENULISAN
Untuk memenuhi salah satu Tugas Mata Kuliah Etika Bisnis dan Tata Kelola
Perusahaan yang baik serta untuk mengetahui tentang Tanggungjawab Sosial Perusahaan.
BAB II
PEMBAHASAN
2012 4
Business Ethic and Good Governance Pusat Bahan Ajar dan eLearningProf Said Djamaluddin Ph.D http://www.mercubuana.ac.id
A. ETIKA DAN TANGGUNG JAWAB SOSIAL
Ibarat sebuah mobil, laju mobil penting untuk dapat mengantarkan penumpangnya ke tempat tujuan. Mobil melaju karena injakkan pedal gas pengemudinya dan berhenti kerena injakan pedal rem. Injakan pedal gas mobil diperlukan agar mobil dapat melaju dan injakan pedal rem diperlukan agar mobil melaju dengan selamat. Begitu pula sebuah perusahaan bergerak karena beraksinya sumber daya manusia bersama-sama sumberdaya yang lain. Agar aksi manajemen perusahaan berjalan selamat perlu memperhatikan etika bisnis dan tanggung jawab sosial. Etika dan tanggung jawab sosial merupakan rem perusahaan agar bekerja tidak bertabrakan dengan pemegang kepentingan perusahaan, seperti pelanggan, pemerintah, pemilik, kreditur, pekerja dan komunitas atau masyarakat.
Etika bisnis merupakan suatu rangkaian prinsip yang harus diikuti apabila
menjalankan bisnis, sedangkan tanggung jawab sosial merupakan suatu pengakuan dari
perusahaan bahwa keputusan bisnis dapat mempengaruhi masyarakat (komunitas dan
lingkungannya) dan secara luas meliputi tanggung jawab perusahaan terhadap pelanggan,
karyawan dan kreditur.
Dalam CSR, perusahaanmempunyai tanggung jawab utama terhadap empat stakeholder, yaitu
:
1. Tanggungjawab kepada pelanggan
Memberikan kepuasan kepada pelanggan dengan menawarkan produk dalam jumlah
nyata, memberikan pelayanan setelah transaksi sebaik-baiknya.
Contoh : Daimler pernah memasang baliho berisi ucapan terima kasih bagi para
pelanggannya.
2. Tanggungjawab kepada investor
Dengan memenuhi CSR, perusahaan dapat terhindar dari kerugianinvestoryangjauh
lebih besar, atau memberikan penghargaan pada pemasok.
Contoh : perusahaan rokok yang memunculkan para petani cengkeh dan tembakau di
iklannya.
3. Tanggung jawab kepada karyawan
2012 5
Business Ethic and Good Governance Pusat Bahan Ajar dan eLearningProf Said Djamaluddin Ph.D http://www.mercubuana.ac.id
Membantu karyawan mencapai tujuan pribadi mereka dengan cara berkomitmen dan
peduli pada mereka.
Contoh : pemberian penghargaan bagi‘pegawai terbaik bulan ini’
4. Tanggung jawab kepada masyarakat dan lingkungan
Memberikan kemakmuran pada masyarakat dan turut menjaga lingkungan.
Contoh : beasiswa anak tidak mampu oleh Sampoerna
Hubungan yang harmonis dengan para pemegang kepentingan akan menghasilkan energi positif untuk kemajuan perusahaan. Dengan penerapan etika bisnis dan tanggung jawab sosial dalam kaitannya dengan pengambilan keputusan bisnis perusahaan, diharapkan tidak hanya berdampak pada kenaikan pendapatan bagi perusahaan tetapi juga berpengaruh pada citra positif perusahaan yang pada akhirnya akan meningkatkan nilai perusahaan.
B. DEFINISI TANGGUNGJAWAB SOSIAL PERUSAHAAN
Schermerhorn (1993) memberi definisi Tanggung Jawab Sosial Perusahaan sebagai
suatu kepedulian organisasi bisnis untuk bertindak dengan cara-cara mereka sendiri
dalam melayani kepentingan organisasi dan kepentingan publik eksternal.
Secara konseptual, TSP adalah pendekatan dimana perusahaan
mengintegarasikan kepedulian sosial dalam operasi bisnis dan interaksi mereka dengan
para pemangku kepentingan ( stakeholders ) berdasarkan prinsip kesukarelaan dan
kemitraan. ( Nuryana, 2005 ). Meskipun sesungguhnya memiliki pendekatan yang relative
berbeda, beberapa nama lain yang memiliki kemiripan atau bahkan identik dengan TSP
antara lain, Investasi Sosial Perusahaan( corporate social Investment/investing), pemberian
perusahaan ( Corporate Giving), kedermawanan Perusahaan ( Corporate Philantropy ).
Secara teoretis, berbicara mengenai tanggung jawab yang harus dilaksanakan oleh
perusahaan, maka setidaknya akan menyinggung 2 makna, yakni tanggung jawab dalam
makna responsibility atau tanggung jawab moral atau etis, dan tanggung jawab dalam makna
liability atau tanggung jawab yuridis atau hukum.
1. Konsep Tanggung Jawab dalam Makna Responsibility
2012 6
Business Ethic and Good Governance Pusat Bahan Ajar dan eLearningProf Said Djamaluddin Ph.D http://www.mercubuana.ac.id
Burhanuddin Salam, dalam bukunya “Etika Sosial”, memberikan pengertian bahwa
responsibility is having the character of a free moral agent; capable of determining one’s
acts; capable deterred by consideration of sanction or consequences. (Tanggung jawab itu
memiliki karakter agen yang bebas moral; mampu menentukan tindakan seseorang; mampu
ditentukan oleh sanki/hukuman atau konsekuensi). Setidaknya dari pengertian tersebut, dapat
kita ambil 2 kesimpulan : a)harus ada kesanggupan untuk menetapkan suatu perbuatan; dan
b)harus ada kesanggupan untuk memikul resiko atas suatu perbuatan. Kemudian, kata
tanggung jawab sendiri memiliki 3 unsur : 1)Kesadaran (awareness). Berarti tahu,
mengetahui, mengenal. Dengan kata lain, seseorang(baca : perusahaan) baru dapat dimintai
pertanggungjawaban, bila yang bersangkutan sadar tentang apa yang dilakukannya;
2)Kecintaan atau kesukaan (affiction). Berarti suka, menimbulkan rasa kepatuhan, kerelaan
dan kesediaan berkorban. Rasa cinta timbul atas dasar kesadaran, apabila tidak ada kesadaran
berarti rasa kecintaan tersebut tidak akan muncul. Jadi cinta timbul atas dasar kesadaran, atas
kesadaran inilah lahirnya rasa tanggung jawab; 3)Keberanian (bravery). Berarti suatu rasa
yang didorong oleh rasa keikhlasan, tidak ragu-ragu dan tidak takut dengan segala rintangan.
Jadi pada prinsipnya tanggung jawab dalam arti responsibility lebih menekankan pada suatu
perbuatan yang harus atau wajib dilakukan secara sadar dan siap untuk menanggung segala
resiko dan atau konsekuensi apapun dari perbuatan yang didasarkan atas moral tersebut.
Dengan kata lain responsibility merupakan tanggung jawab dalam arti sempit yaitu tanggung
yang hanya disertai sanksi moral. Sehingga tidak salah apabila pemahaman sebagian pelaku
dan atau perusahaan terhadap CSR hanya sebatas tanggung jawab moral yang mereka
wujudkan dalam bentuk philanthropy maupun charity.
2. Konsep Tanggung Jawab dalam Makna Liability
Berbicara tanggung jawab dalam makna liability, berarti berbicara tanggung jawab
dalam ranah hukum, dan biasanya diwujudkan dalam bentuk tanggung jawab keperdataan.
Dalam hukum keperdataan, prinsip-prinsip tanggung jawab dapat dibedakan sebagai berikut :
1)Prinsip tanggung jawab berdasarkan adanya unsure kesalahan (liability based on fault);
2)Prinsip tanggung jawab berdasarkan praduga(presumption of liability); 3)Prinsip tanggung
jawab mutlak (absolute liability or strict liability). Selain ketiga hal tersebut, masih ada lagi
khusus dalam gugatan keperdataan yang berkaitan dengan hukum lingkungan ada beberapa
teori tanggung jawab lainnya yang dapat dijadikan acuan, yakni : 1)Market share liability;
2)Risk contribution; 3)Concert of action; 4)Alternative liability; 5)Enterprise liability.
Berdasarkan uraian tersebut, dapat disimpulkan perbedaan antara tanggung jawab dalam 201
2 7Business Ethic and Good Governance Pusat Bahan Ajar dan eLearningProf Said Djamaluddin Ph.D http://www.mercubuana.ac.id
makna responsibility dengan tanggung jawab dalam makna liability pada hakekatnya hanya
terletak pada sumber pengaturannya. Jika tanggung jawab itu belum ada pengaturannya
secara eksplisit dalam suatu norma hukum, maka termasuk dalam makna responsibility, dan
sebaliknya, jika tanggung jawab itu telah diatur di dalam norma hukum, maka termasuk
dalam makna liability
Munculnya Konsep TSP didorong oleh terjadinya Kecenderungan pada masyarakat
industri yang dapat disingkat dengan fenomena DEAF (yang dalam bahasa inggris berarti
Tuli), sebuah akronim dari Dehumanisasi, Equalisasi, Aquariumisasi, dan Feminisasi
( Suharto, 2005)
1. Dehumanisas industry. Efisien dan mekanisasi yang semakin menguat di dunia
industri telah menciptakan persoalan-persoalan kemanusiaan baik bagi kalangan
buruh di perusahaan tersebut, maupun bagi masyarakat di sekitar perusahaan. “Merger
mania” dan perampingan perusahaan telah menimbulkan gelombang Pemutusan
Hubungan Kerja dan pengangguran, ekspansi dan eksploitasi dunia industri telah
melahirkan polusi dan kerusakan lingkungan yang hebat.
2. Equalisasi hak-hak publik. Masyarakat kini semakin sadar akan haknya untuk
meminta pertanggungjawaban perusahaaan atas berbagai masalah sosial yang sering
kali ditimbulkan oleh beroperasinya perusahaan. Kesadaran ini semakin menuntut
akuntabilitas (accountability) perusahaan bukan saja dalam proses produksi,
melainkan pula dalam kaitannya dengan kepedulian perusahaan terhadap
berbagai dampak sosial yang ditimbulkannya.
3. Aquariumisasi dunia industri. Dunia kerja ini semakin transparan dan terbuka
laksana sebuah akuarium .Perusahaan yang hanya memburu rente ekonomi dan
cenderung mengabaikan hokum, prinsip, etis,dan, filantropis tidak akan mendapat
dukungan publik. Bahkan dalam banyak kasus, masyarakat menuntut agar
perusahaan seperti ini di tutup.
4. Feminisasi dunia kerja. Semakin banyaknya wanita yang bekerja semakin menuntut
dunia perusahaan, bukan saja terhadap lingkungan internal organisasi, seperti
pemberian cuti hamil dan melahirkan, kesehatan dan keselamatan kerja, melainkan
pula terhadap timbulnya biaya-biaya sosial, seperti penelantaran anak, kenakalan
remaja akibat berkurangnya kehadiran ibu-ibu dirumah dan tentunya dilingkungan
masyarakat. Pelayanan sosial seperti perawatan anak (child care), pendirian
2012 8
Business Ethic and Good Governance Pusat Bahan Ajar dan eLearningProf Said Djamaluddin Ph.D http://www.mercubuana.ac.id
fasilitas pendidikan dan kesehatan bagi anak-anak, atau pusat-pusat kegiatan olah raga
dan rekreasi bagi remaja bisa merupakan sebuah “kompensasi” sosial terhadap isu ini.
C. PERKEMBANGAN DAN MOTIF TANGGUNGJAWAB SOSIAL
Sebagaimana dinyatakan Porter dan Kramer (2002) diatas, Pendapat yang
menyatakan bahwa tujuan ekonomi dan sosial adalah terpisah dan bertentangan adalah
pandangan yang keliru. Perusahaan tidak berfungsi secara terpisah dari masyarakat
sekitarnya. Oleh karena itu Piramida Tanggungjawab Sosial Perusahaan yang dikemukakan
oleh Archie B. Carrol harus dipahami sebagai satu kesatuan. Karenanya secara konseptual,
TSP merupakan Kepedulian perusahaan yang didasari 3 prinsip dasar yang dikenal dengan
istilah Triple Bottom Lines yaiu, 3P :
1. Profit, perusahaan tetap harus berorientasi untuk mencari keuntungan ekonomi yang
memungkinkan untuk terus beroperasi dan berkembang.
2. People, Perusahaan harus memiliki kepedulian terhadap kesejahteraan manusia.
Beberapa perusahaan mengembangkan program CSR seperti pemberian beasiswa
bagi pelajar sekitar perusahaan, pendirian sarana pendidikan dan kesehatan,
penguatan kapasitas ekonomi lokal, dan bahkan ada perusahaan yang merancang
berbagai skema perlindungan sosial bagi warga setempat
3. Planet, Perusahaan peduli terhadap lingkunga hidup dan berkelanjutan keragaman
hayati. Beberapa program TSP yan berpijak pada prinsip ini biasanay berupa
penghijaunan lingkungan hidup, penyediaan sarana air bersih, perbaikan permukiman,
pengembangan pariwisata (ekoturisme ) dll.
Secara Tradisional, para teoritisi maupun pelaku bisnis memiliki interprestasi yang
keliru mengenai keuntungan ekonomi perusahaan. Pada umumnya mereka berpendapat
mencari laba adalah hal yang harus diutamakan dalam perusahaan. Diluar mencari laba
hanya akan menggangu efisiensi dan efektifitas perusahaan. Karena seperti yang dinyatakan
Milton Friedman, Tanggungjawab Sosial Perusahaan tiada lain dan harus merupakan usaha
mencari laba itu sendiri ( Saidi dan Abidan (2004:60).
Pembangunan Berkelanjutan (Sustainability development) dapat juga berarti menjaga
pertumbuhan jumlah penduduk yang tetap sepadan dengan kapasitas produksi sesuai dengan
daya dukung lingkungan. Dengan demikian pembangunan berkelanjutan merupakan integrasi
dari cita ideal untuk memenuhi kebutuhan generasi kini secara merata (intra-generational 201
2 9Business Ethic and Good Governance Pusat Bahan Ajar dan eLearningProf Said Djamaluddin Ph.D http://www.mercubuana.ac.id
equity), hal ini menentukan tujuan pembangunan, dan memenuhi kebutuhan generasi kini dan
generasi mendatang secara adil (inter-generational equity) menentukan tujuan
kesinambungan.
Pembangunan berkelanjutan sebagai sarana untuk menjaga keseimbangan antara
jumlah penduduk dan kemampuan produksi sesuai daya dukung lingkungan mengindikasikan
adanya keterbatasan sumber daya yang tersedia untuk memenuhi kebutuhan dan persyaratan
keseimbangan dalam pelaksanaan pembangunan untuk mencapai kondisi kesinambungan
yang akan berubah sesuai situasi dan kondisi serta waktu. Pada intinya pembangunan
berkelanjutan memiliki dua unsur pokok yaitu kebutuhan yang wajib dipenuhi terutama bagi
kaum miskin, dan kedua adanya keterbatasan sumber daya dan teknologi serta kemampuan
organisasi sosial dalam memanfaatkan lingkungan untuk memenuhi kebutuhan masa kini dan
masa mendatang. Untuk itu Komisi Brandtland memberikan usulan penting dalam
pembangunan berkelanjutan yaitu adanya keterpaduan konsep politik untuk melakukan
perubahan yang mencakup berbagai masalah baik sosial, ekonomi maupun lingkungan.
Pembangunan berkelanjutan perlu dilakukan karena dorongan berbagai hal, salah satunya
adalah kerusakan lingkungan yang disebabkan oleh pelaksanaan pembangunan. Pengalaman
negara maju dan negara berkembang menunjukkan bahwa pembangunan selain mendorong
kemajuan juga menyebabkan kemunduran karena dapat mengakibatkan kondisi lingkungan
rusak sehingga tidak lagi dapat mendukung pembangunan. Pelaksanaan pembangunan akan
berhasil baik apabila didukung oleh lingkungan (sumber daya alam) secara memadai.
Penerapan TSP di Indonesia semakin meningkat, baik dalam kuantitas maupun
kualitas. Selain keragaman kegiatan dan pengelolaannya semakin bervariasi, dilihat dari
kontribusi finansial, jumlahnaya semakin besar. Penelitian PIRAC pada tahun 2001
menunjukkan bahwa Dana TSP di Indonesia mencapai lebih dari 115 miliar rupiah atau
sekitar 11,5 juta dolar AS dari 180 Perusahaan yang dibelanjakan untuk 279 kegiatan sosial
yang terekam oleh media masa. Meskipun dana ini masih sangat kecil jika dibandingkan
dengan dana TSP di Amerika Serikat, dilihat dari angka kumulaitif tersebut, perkembangan
TSP di Indonesia cukup menggembirakan. Angka rata-rata perusahaan yang menyumbangkan
dana bagi kegiatan TSP adalah sekitar 640 juta rupiah atau sekitar 413 juta per kegiatan.
Sebagai perbandingan, di AS porsi sumbangan dana TSP pada atahun 1998 mencapai 21,51
miliar dollar dan tahun 2000 mencapai 203 miliar dollar atau sekitar 2.030 triliun rupiah
( Saidi dan Abidin, 2004:64).
2012 10
Business Ethic and Good Governance Pusat Bahan Ajar dan eLearningProf Said Djamaluddin Ph.D http://www.mercubuana.ac.id
Apa yang memotivasi perusahaan melakukan TSP ?
Saidi dan Abidin ( 2004:69) membuat matriks yang menggambarkan tiga tahap
atau paradigma yang berbeda, diantaranya :
1. Corporate Charity, yakni dorongan amal berdasarakan motivasi keagamaan.
2. Corporate Philanthropy,yakni dorongan kemanusiaan yang biasanya bersumber dari
norma dan etika universal untuk menolong sesama dan memperjuangkan kemerataan
sosial.
3. Corporate Citizenship, yakni motivasi kewargaan demi mewujudkan keadilan social
berdasarkan prinsip keterlibatan social.
Jika dipetakan, tampaklah bahwa spectrum paradigm ini terentang dari “sekedar
menjalankan kewajiban” hingga “ demi kepentingan bersama “ atau dari “
membantu dan beramal kepada sesama” menjadi “memberdayakan manusia”.
Meskipun tidak selalu berlaku otomatis, pada umumnya perusahaan melakukan TSP
didorong oleh motivasi Karitatif kemudian kemanusiaan dan akhirnya kewargaan.
MotivasiTahapan/Paradigma
Karitatif Filantropis Kewargaan
Semangat/Prinsip Agama, Tradisi,
Adat
Norma, etika, dan
hukum universal:
redistribusi kekayaan
Pencerahan diri dan
rekonsiliasi dengan
ketertiban social
Misi Mengatasi masalah
sesaat/saat itu
Menolong sesama Mencari dan
mengatai akar
masalah :
memberikan
kotribusi kepada
masyarakat
Pengelolaan Jangka Pendek dan
Parsial
Terencana,terorganisasi,
dan terprogram
Terinternalisasi
dalam kebijakan
perusahaan
Pengorganisasian Kepanitiaan Yayasan/ dana abadi Professional :
keterlibatan tenaga-201
2 11Business Ethic and Good Governance Pusat Bahan Ajar dan eLearningProf Said Djamaluddin Ph.D http://www.mercubuana.ac.id
tenaga ahli
didalamnya
Penerima Manfaat Orang Miskin Masyarakat Luas Masyarakat luas dan
perusahaan
Kontibusi Hibah sosial Hibah pembangunan Hibah sosial
maupun
pembangunan dan
keterlibatan social
Inspirasi Kewajiban Kemanusiaan Kepntingan bersama
Sumber : Dikembangkan dari Saidi dan Abidin (2004:69)
D. MODEL TANGGUNGJAWAB SOSIAL PERUSAHAAN
1. Tanggungjawab Sosial Filantropi
Tanggungjawab sosial filantropi merupakan upaya sebuah organisasi untuk dapat
menjadi bagian warga organisasi yang baik ( good corporate citizen), sehingga
organisasi memiliki kontribusi untuk memperbaiki kualitas hidup dilingkungan
komunitasnya. Ide filantropi tersebut didasarkan pada pertimbangan bahwa segala
permasalahan yang terjadi baik dari segi sosial, lingkungan dan kemasyarakatan
bukan hanya menjadi tanggung jawab negara. Ketika sebuah organisme hidup
dalam sebuah kehidupan, maka perlu juga untuk memikirkan permasalahan
disekelilingnya
2. Tanggungjawab Sosial Model Jaring Sosial
Tanggung jawab sosial model jaring sosial berpandangan bahwa kelangsungan
bisnis akan terjaga dengan jaring hubungan sosial. Model ini memandang bisnis
sebagai bagian dari masyarakat sosial dimana bisnis ini beroperasi, dan seperti
seluruh anggota dari masyarakat, bisnis harus mematuhi seluruh etika dan
kewajiban yang di hadapi oleh anggota masyarakat lainnya.
3. Tanggungjawab Sosial Model Integratif
2012 12
Business Ethic and Good Governance Pusat Bahan Ajar dan eLearningProf Said Djamaluddin Ph.D http://www.mercubuana.ac.id
Tanggungjawab sosial model integratif cenderung memasukkan dimensi
masyarakat ke dalam strategi bisniskorporasi. Korporasi yang
telahmengembangkan pendekatan manajemen isu atau stakeholder management
menyadari pentingnya tuntutan masyarakat bagi keberlangsungan hidupnya. Keith
Davis (2005) sebagaimana dikutip Achwan menyatakan bahwa pendekatan
mengelola isu penting. Pertama mengidentifikasi dan menyusun prioritas isu dan
memasukkannya ke dalam strategi bisnis korporasi. Kedua, memperkuat
manajemen agar persoalan seputar CSR dapat dibahas dan diputuskan ditingkat
puncak pengambil keputusan korporasi. Pengelolalan CSR tidak lagi ditangani
Divisi Community Development atau Public Relation, namun perlu dipikirkan
memberikan wakil presiden CSR yang memiliki kewenangan dengan wakil
korporasi di bidang keungan. Hal ini enting mengingat tuntutan dan permintaan
masyarakat terhadap tingkah laku korporasi yang bertanggung jawab akan
semakin meningkat seiring dengan gelombang demokratisasi di berbagai belahan
dunia.
Menurut Saidi dan Abidin ( 2004:64-65) ada empat model pola TSP di Indonesia :
1. Keterlibatan langsung, Perusahaan menjalankan program TSP secara langsung
dengan menyelengarakan sendiri kegaiatn sosial atau menyerahkan sumbangan ke
masyarakat tanpa perantara.
2. Melalui yayasan atau organisasi sosial perusahaan, Perusahaan mendirikan
yayasan sendiri dibawah perusahaan atau grupnya. Model ini merupakan adopsi
dari model yang lazm diterapkan di perusahaan-perusahaan di negara maju.
3. Bermitra dengan pihak lain, Perusahaan menyelenggarakan TSP melalui
kerjasama dengan lembaga sosial atau organisasinon pemerintah (Ornop), Instansi
Pemerintah, Universitas atau media masa, baik dalam mengelola dana maupun
dalam melaksanakan kegiatan sosialnya.
4. Mendukung atau bergabung dalam suatu Konsorsium, perusahaan turut
mendirikan, menjadi anggota atau mendukung suatu lembaga sosial yang
didirikan untuk tujuan sosial tertentu.
Jenis kegiatan TSP berdasarkan jumlah kegiatan dan dana
No. Jenis/Sektor Kegiatan Jumlah Kegiatan Jumlah Dana (rupiah)
1 Pelayanan Sosial 95 kegiatan(34,1 % ) 38 miliar (33,0 % )
2012 13
Business Ethic and Good Governance Pusat Bahan Ajar dan eLearningProf Said Djamaluddin Ph.D http://www.mercubuana.ac.id
2 Pendidikan dan Penelitian 71 kegiatan(25,4 % ) 66,8 miliar (57,9 % )
3 Kesehatan 46 kegiatan(16,4 % ) 4,4 miliar (3, 8% )
4 Kedaruratan (emergency) 30 kegiatan(10,8 % ) 2,9 miliar (2,5 % )
5 Lingkungan 15 kegiatan(5,4 % ) 395 juta (0,3 % )
6 Ekonomi Produktif 10 kegiatan(3,6 % ) 640 juta ( 0,6 % )
7 Seni, olahraga dan pariwisata 7 kegiatan(2,5 % ) 1 miliar ( 0,9 % )
8 Pembangunan
prasarana,perumahan
5 kegiatan(1,8 % ) 1,3 miliar (1,0 % )
9 Hokum, advokasi, politik 0 0
JUMLAH 279 Kegiatan 115,3 miliar
E. COMDEV DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
Sebagaimana dijelaskan dimuka, konsep TSP seringkali diidentikkan dengan metoda
Pengembangan Masyarakat ( Community Development ) yang akhir-akhir ini banyak
diterapkan oleh Perusahaan dengan istilah Comdev. Dilihat dari motivasi dan paradigma TSP
diatas, maka sesungguhnya Pendekatan Comdev merupaka salah satu bentuk TSP yang lebih
banyak didorong oleh motivasi kewargaan, meskipun pada beberapa aspek lain masih
diwarnai oleh motivasi filantropis. Sebagai ilustrasi, Comdev berangkat dari pendayagunaan
hibah pembangunan yang dicirikan oleh adanya langkah proaktif beberapa pihak dan
kemampuan mereka dalam mengelola program dalam merespon kebutuhan masyarakat
disuatu tempat. Hibah pembangunan merujuk pada bantuan selektif pada satu lembaga
nirlaba yang menjalankan satu kegiatan yang sejalan dengan pemberi bantuan yang dalam hal
ini adalah perusahaan. Sedangkan kegiatan-kegiatan amal atau karitatif yang bergaya
sinterklas, lebih banyak didorong oleh motivasi karitatif dan pendayagunaan hibah sosial.
Hibah Sosial adalah bantuan kepada suatu lembaga sosial guna menjalankan kegiatan-
kegiatan sosial, pendidikan, sedekah, atau kegiatan untuk kemaslahatan umat dnegan hak
pengelolaaan hibah sepenuhnya pada penerima. Saidi dan Abidin ( 2004:61).
Kalau ditelaah secara seksama, maka tujuan utama pendekatan Comdev adalah bukan
sekedar membantu atau memberi barang kepada si penerima. Melainkan berusaha agar si
penerima memiliki kemampuan atau kapasitas untuk mampu menolong dirinya sendiri.
Dengan kata lain, semangat utama Comdev adalah Pemberdayaan Masyarakat. Oleh
karena itu kegiatan Comdev biasanya diarahkan pada proses pemerkuasaan, peningktan
kekuasaan, atau penguatan kemampuan para penerima pelayanan.201
2 14Business Ethic and Good Governance Pusat Bahan Ajar dan eLearningProf Said Djamaluddin Ph.D http://www.mercubuana.ac.id
Pemberdayaan masyarakat ini pada dasarnya merupakan kegiatan terencana dan
kolektif dalam memperbaiki kehidupan masyarakat yang dilakukan melalui program
peningkatan kapasitas orang, terutama kelompok lemah atau kurang
beruntung(disadvantaged groups ) agar mereka memiliki kemampuan dalam memenuhi
kebutuhan dasarnya, mengemukakan gagasan, melakukan pilihan-pilihan hidup,
melaksanakan kegiatan ekonomi, menjangkau dan memobilisai sumber, serta berpartisipasi
dalam kegiatan sosial.
Meskipun pemberdayaan masyarakat dapat dilakukan terhadap semua kelompok atau
kelas masyarakat, namun pada umumnya pemberdayaan dilakukan terhadap kelompok
masyarakat yang dianggap lemah atau kurang berdaya yang memiliki karakteristik lemah
atau rentan dalam aspek :
1. Fisik : Orang dengan kecatatan dan kemampuan khusus.
2. Psikologis : Orang yang mengalami masalah personal dan penyesuaian diri.
3. Finansial : Orang yang tidak memiliki pekerjaan, pendapatan, modal, dan asset
yang mampu menopang kehidupannya.
4. Struktural : Orang yang mengalami diskriminasi dikarenakan status sosialnya,
gender, etnis,orientasi sosial, dan pilihan politiknya.
Selanjutnya, melalui program-program pelatihan, pemberian modal usaha, perluasan
akses terhadap pelayanan sosial, dan peningkatan kemandirian, proses pemberdayaan
diarahkan agar kelompok lemah tersebut mimiliki kemampuan atau keberdayaan.
Keberdayaan disini bukan saja dalam arti fisik atau ekonomi, melainkan pula dalam arti
psikologis dan sosial, seperti:
1. Memiliki sumber pendapatan yang dapat menopang kebutuhan diri dan
keluarganya.
2. Mampu mengemukakan gagasan didalam keluarga maupun didepan umum.
3. Memiliki mobilitas yang cukup luas : pergi keluar rumah atau wilayah tempat
tinggalnya.
4. Berpartisipasi dalam kehidupan sosial.
5. Mampu membuat keputusan dan menentukan pilihan-pilihan hidupnya.
Proses Pemberdayaan Masyarakat dapat dilakukan melalui beberapa tahapan :
1. Menentukan populasi atau kelompok sasaran
2. Mengidentifikasi masalah dan kebutuhan kelompok sasaran
3. Merancang program kegiatan dan cara-cara pelaksanaannya201
2 15Business Ethic and Good Governance Pusat Bahan Ajar dan eLearningProf Said Djamaluddin Ph.D http://www.mercubuana.ac.id
4. Menentukan sumber pendanaan
5. Menentukan dan mengajak pihak-pihak yang akan dilibatkan
6. Melaksakan kegiatan atau mengimplementasiakan program
7. Dan, memonitor dan mengevaluasi kegiatan.
Kegiatan-kegiatan pemberdayaan biasanya dilakukan secara berkelompok dan
terorganisir dengan melibatkan beberapa strategi seperti pendidikan dan pelatihan
keterampilan hidup ( life skills ), ekonomi produktif, perawatan sosial, penyadaran dan
pengubahan sikap dan perilaku, advokasi, pendampingan dan pembelaan hak-hak klien, aksi
sosial, sosialisasi,kampanye, demonstasi,kolaborasi, kontes, atau pengubahan kebijakan
publik agar lebih responsif terhadap kebutuhan kelompok sasaran.
Berbeda dengan kegiatan Bantuan Sosial karitatif yang dicirikan oleh adanya
hubungan “ patron-klien “ yang tidak seimbang, maka pemberdayaan masyarakat dalam
program Comdev didasari oleh pendekatan yang partisipatoris, humanis, emansipatoris yang
berpijak pada beberapa prinsip sebagai berikut :
1. Bekerja bersama berperan setara.
2. Membantu rakyat agar mereka bisa membantu dirinya sendiri dan orang lain.
3. Pemberdayaan bukan kegiatan satu malam.
4. Kegiatan diarahkan bukan saja untuk mendapat satu hasil, melainkan juga agar
menguasai prosesnya.
Agar berkelanjutan, pemberdayaan jangan hanya berpusat pada komunitas lokal, melainkan
pula pada sistem sosial yang lebih luas termasuk kegiatan sosial.
F. PERATURAN PERUNDANGAN CSR
Pada bulan September 2004, ISO (International Organization for Standardization)
sebagai induk organisasi standarisasi internasional, berinisiatif mengundang berbagai
pihak untuk membentuk tim (working group) yang membidani lahirnya panduan dan
standarisasi untuk tanggung jawab sosial yang diberi nama ISO 26000:
GuidanceStandard on Social Responsibility. ISO 26000 menyediakan standar pedoman
yang bersifat sukarela mengenai tanggung tanggung jawab sosial suatu institusi yang
mencakup semua sektor badan publik ataupun badan privat baik di negara berkembang
maupun negara maju. Dengan Iso 26000 ini akan memberikan tambahan nilai terhadap
aktivitas tanggung jawab sosial yang berkembang saat ini dengan cara: 1)mengembangkan
suatu konsensus terhadap pengertian tanggung jawab sosial dan isunya; 2) menyediakan
pedoman tentang penterjemahan prinsip-prinsip menjadi kegiatan-kegiatan yang efektif; 201
2 16Business Ethic and Good Governance Pusat Bahan Ajar dan eLearningProf Said Djamaluddin Ph.D http://www.mercubuana.ac.id
dan 3) memilah praktek-praktek terbaik yang sudah berkembang dan disebarluaskan
untuk kebaikan komunitas atau masyarakat internasional.
Apabila hendak menganut pemahaman yang digunakan oleh para ahli yang
menggodok ISO 26000 Guidance Standard on Social responsibility yang secara konsisten
mengembangkan tanggung jawab sosial maka masalah SR akan mencakup 7 isu pokok
yaitu:
1. Pengembangan Masyarakat
2. Konsumen
3. Praktek Kegiatan Institusi yang Sehat
4. Lingkungan
5. Ketenagakerjaan
6. Hak asasi manusia
7. Organizational Governance (governance organisasi)
ISO 26000 menerjemahkan tanggung jawab sosial sebagai tanggung jawab suatu
organisasi atas dampak dari keputusan dan aktivitasnya terhadap masyarakat dan
lingkungan, melalui perilaku yang transparan dan etis, yang:
Konsisten dengan pembangunan berkelanjutan dan kesejahteraan masyarakat;
Memperhatikan kepentingan dari para stakeholder; Sesuai hukum yang berlaku dan
konsisten dengan norma-norma internasional; Terintegrasi di seluruh aktivitas
organisasi, dalam pengertian ini meliputi baik kegiatan, produk maupun jasa.
Berdasarkan konsep ISO 26000, penerapan social responsibility hendaknya
terintegrasi di seluruh aktivitas organisasi yang mencakup 7 isu pokok diatas. Dengan
demikian jika suatu perusahaan hanya memperhatikan isu tertentu saja, misalnya suatu
perusahaan sangat peduli terhadap isu lingkungan, namun perusahaan tersebut masih
mengiklankan penerimaan pegawai dengan menyebutkan secara khusus kebutuhan
pegawai sesuai dengan gender tertentu, maka sesuai dengan konsep ISO 26000
perusahaan tersebut sesungguhnya belum melaksanakan tanggung jawab sosialnya
secara utuh.
2012 17
Business Ethic and Good Governance Pusat Bahan Ajar dan eLearningProf Said Djamaluddin Ph.D http://www.mercubuana.ac.id
G. BERAGAM CSR OLEH PERUSAHAAN
Di Indonesia sekarang ini, sudah banyak perusahaan-perusahaan besar yang
melaksanakan program CSR. Bentuknya pun sangat beragam dan manfaatnya bisa diterapkan
di semua kalangan. Pada tulisan ini kami akan menampilkan berbagai macam perusahaan
yang melaksanakan program CSR sebagai bentuk Social Investment serta bentuk-bentuk
nyata disertai contohnya.
1. PT Jababeka Infrastruktur
Program CSR yang dijalankan oleh pihak Jababeka adalah mencakup : Program
pemberdayaan ekonomi, Kesehatan, Pendidikan, Pengembangan kebudayaan, dan
Kepedulian terhadap lingkungan.
a. Pemberdayaan ekonomi : Memberikan pelatihan keterampilan seperti usaha
jahit dan ternak sapi. Kemudian memberikan dana bantuan juga sebagai modal
awal bagi masyarakat di sekitar.
b. Kesehatan : Memberikan pelayanan pemeriksaan gratis dan pembagian obat-
obatan secara cuma-cuma. Jababeka juga menyediakan edukasi kesehatan bagi
siswa Sekolah Menengah Pertama dan Sekolah Menengah Atas.
c. Pendidikan : Menyediakan beasiswa bagi anak SD, SMP, dan SMA.
Kemudian memberikan bantuan peralatan kepada pihak sekolah. Serta
mengadakan perlombaan yang sifatnya edukatif.
d. Pengembangan kebudayaan : Memberikan bantuan sumbangan untuk
pembangunan masjid, perbaikan jalan, serta mengadakan event-event
pagelaran budaya bagi masyarakat.
e. Lingkungan : Mengelola limbah B3 dengan baik, membangun kolam renang
yang asri, menanam pohon sebagai penghijauan, dan Membangun Jababeka
Botanical Garden yang luasnya mencapai 100 Ha.
2. PT Unilever Indonesia, Tbk
Unilever melaksanakan program CSR yang beragam pula, diantaranya : Green
and Clean dengan memanfaatkan bekas kantong produk Unilever menjadi bentuk
baru yang bermanfaat; Pemberdayaan petani kedelai hitam; Program kesehatan
dengan adanya pemeriksaan kesehatan gratis, periksa gigi gratis, serta
membangun kader-kader yang sadar akan pentingnya menjaga kesehatan.
3. PT Bakrie Sumatera Plantations201
2 18Business Ethic and Good Governance Pusat Bahan Ajar dan eLearningProf Said Djamaluddin Ph.D http://www.mercubuana.ac.id
Program-program CSR yang dijalankannya adalah: Membangun koperasi desa;
memberikan bantuan pendidikan bagi siswa SD; mengadakan perkumpulan ibu-
ibu pengajian; dan juga Memberikan pelayanan pendidikan bagi masyarakat
kurang mampu.
4. PT Adaro Indonesia, Tbk
a. Bidang ekonomi : Menciptakan program kemitraan untuk membuat usaha
kecil menengah yang berkelanjutan
b. Bidang Pendidikan : Menciptakan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD),
Integrasi program PAUD dengan Posyandu; Memberikan bantuan sarana dan
prasarana untuk PAUD; Memberikan beasiswa kepada siswa berpretasi pada
tingkat SD, SMP, dan SMA; Memberikan pelatihan kepada para guru dalam
bidang IT.
c. Bidang Lingkungan : Menyediakan pusat air bersih dan menjualnya kepada
masyarakat dengan harga terjangkau. Pengaturannya dijalankan oleh warga
masyarakat tersebut sendiri.
5. PT Indominco Mandiri
a. Bidang Sosial : Memberdayakan perempuan agar dapat menjadi sosok
mandiri; Menyelenggarakan kegiatan budaya untuk mempererat tali
silaturahmi di antara warga.
b. Bidang Ekonomi : Mengambangkan usaha kecil rumput laut serta
pendampingan kepada masyarakat; Memberikan pelatihan-pelatihan
keterampilan kepada masyarakat, perempuan, dan anak-anak usia produktif.
6. PT Bank Mandiri, Tbk
a. Bidang Sumber Daya Manusia : Memberikan pelatihan kewirausahaan dan
mengadakan berbagai macam event wirausaha muda dengan memberikan dana
bantuan bagi pengusung format wirausaha yang fresh dan achievable.
b. Bidang Pendidikan : Memberikan support dan rangsangan lomba-lomba untuk
mengasah kecerdasan dan kreatifitas siswa; Memberikan dana beasiswa bagi
yang ebrprestasi dan kurang mampu.
7. PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk
a. Bidang IT : Mendirikan kampung digital sehingga di sana(Sampali, Sumut)
banyak orang yang melek teknologi, utamanya komputer dan internet;
pelatihan berbagai macam program komputer perkembangan; Memberikan
pelatihan kepada siswa SMP dan SMA.201
2 19Business Ethic and Good Governance Pusat Bahan Ajar dan eLearningProf Said Djamaluddin Ph.D http://www.mercubuana.ac.id
b. Bidang Sosial : Pemberdayaan pendidikan anak kurang mampu; Pembinaan
remaja olahraga; Pasar murah penjualan sembako; Cerdas cermat; Gebyar
festival seni Islami; dan juga Peringatan HUT RI dengan mengadakan
berbagai macam lomba.
c. Bidang Ekonomi : Program kemitraan untuk usaha kecil menengah;
Kelompok usaha pembuatan pupuk organik; dan juga Membuat koperasi
simpan pinjam.
d. Bidang Lingkungan : Perbaikan dan pengembangan drainase; Penanaman
pohon pelindung; Pengerasan dan pengaspalan jalan; Pembuatan gapura
Kampung Digital Sampali; dan Pembuatan plang nama PKK Kampung
Sampali.
8. PT HM Sampoerna, Tbk
Berbagai macam kegiatan CSR nya antara lain : Membentuk Tim Sampoerna
Rescue untuk melaksanakan tanggap darurat terhadap bencana; Menciptakan air
bersih untuk masyarakat; Membangun usaha mikro dan kecil; Memberikan
beasiswa bagi SMA dan Sarjana; Melakukan penanaman pohon untuk reboisasi.
9. PT Tambang Batubara Bukit Asam
a. Bidang Lingkungan : Pembuatan kolam pengendap lumpur; Pemanfaatan
tanaman minyak kayu putih; Membangun Taman Hutan Raya
b. Bidang Ekonomi : Membangun kelompok usaha pupuk Bokashi Organik
c. Bidang Sosial : Penataan Pasar Tanjung Enim
10. PT Arutmin Indonesia
Programnya antara lain : Kerjasama dengan KUD setempat; Program AHPB(Aku
Himung Petani Banua) yang mengajak masyarakat untuk memanfaatkan sumber
daya alam di sekitarnya; Membangun insfrastruktur; Memberikan bantan
kesehatan dan sosial lainnya.
11. PT Bakrieland Development, Tbk
Program CSR di Bakrieland antara lain : Membangun Rasuna Epicentrum, yakni
sebuah kawasan resapan air; Penggunaan solar energy system dalam setiap proyek
Bakrieland; Goes Green di Bali Nirwana Resort; Mempekerjakan 2 orang anggota
keluarga yang tanahnya dibeli Bakrieland.
12. PT Berau Coal
Program yang telah dilaksanakan antara lain :
a. Pemanfaatan lahan mejadi area tanaman buah-buahan201
2 20Business Ethic and Good Governance Pusat Bahan Ajar dan eLearningProf Said Djamaluddin Ph.D http://www.mercubuana.ac.id
b. Pemanfaatan lahan sebagai area peternakan sapi
c. Pemanfaatan lahan perkebunan
d. Pemanfaatan tanaman kehutanan
e. Percobaan penanaman karet
f. Pembangunan lapangan golf
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Secara konseptual, TSP adalah pendekatan dimana perusahaan
mengintegarasikan kepedulian sosial dalam operasi bisnis dan interaksi mereka dengan
para pemangku kepentingan ( stakeholders ) berdasarkan prinsip kesukarelaan dan
kemitraan. ( Nuryana, 2005 ). Meskipun sesungguhnya memiliki pendekatan yang relative
berbeda, beberapa nama lain yang memiliki kemiripan atau bahkan identik dengan TSP
antara lain, Investasi Sosial Perusahaan( Corporate Social Investment/investing), pemberian
perusahaan ( Corporate Giving), kedermawanan Perusahaan ( Corporate Philantropy ).
Secara teoretis, berbicara mengenai tanggung jawab yang harus dilaksanakan oleh
perusahaan, maka setidaknya akan menyinggung 2(dua) makna, yakni tanggung jawab dalam 201
2 21Business Ethic and Good Governance Pusat Bahan Ajar dan eLearningProf Said Djamaluddin Ph.D http://www.mercubuana.ac.id
makna responsibility atau tanggung jawab moral atau etis, dan tanggung jawab dalam makna
liability atau tanggung jawab yuridis atau hukum.
Burhanuddin Salam, dalam bukunya “Etika Sosial”, memberikan pengertian bahwa responsibility is having the character of a free moral agent; capable of determining one’s acts; capable deterred by consideration of sanction or consequences. (Tanggung jawab itu memiliki karakter agen yang bebas moral; mampu menentukan tindakan seseorang; mampu ditentukan oleh sanki/hukuman atau konsekuensi).
Daftar PustakaLaura P. Hartman-Joe Des Jardins, 2011, Business Ethic: Decision Making Personal Integrity
& Social Responsibilty,McGraw.Third Edition.
Tunggal, Amin Widjaja, 2008, Corporate Social Responcibility, Harvarindo,
Jakarta.
http://www.csrindonesia.com
http://www.hukumperseroanterbatas.com/2012/04/13/corporate-social-responsibility-oleh-
perseroan-terbatas/
http://gunnaharmyani.blogspot.com/2013/05/sejarah-dan-landasan-csr.html
Prof. Dr. Dwi Kartini, Corporate Social Responsibility, 2009, Refika Aditama
http://jurnal-sdm.blogspot.com/2009/07/corporate-social-responsibility-csr.html
Rahmatullah, Trianita Kurniati. 2011. Panduan Praktis Pengelolaan CSR. Yogyakarta.
Samudra Biru
2012 22
Business Ethic and Good Governance Pusat Bahan Ajar dan eLearningProf Said Djamaluddin Ph.D http://www.mercubuana.ac.id