PEMBAHASAN granulasi basah

13
PEMBAHASAN Pada praktikum ini, dilakukan pembuatan tablet dengan metode granulasi basah. Formula tablet yang dibuat adalah sebagai berikut : R/ Antalgin 250 gram Vitamin C 25 gram Amprotab 10 gram Laktosa 10 gram Amprotab pasta 15% qs Acidisol 4 % Talcum 2 % Mg sterarat 1 % Metode granulasi basah yaitu memproses campuran partikel zat aktif dan eksipien menjadi partikel yang lebih besar dengan menambahkan cairan pengikat dalam jumlah yang tepat sehingga terjadi massa lembab yang dapat digranulasi. Metoda ini digunakan untuk zat aktif yang tahan terhadap pemanasan dan lembab. Umumnya untuk zat aktif yang sulit dicetak langsung karena sifat aliran dan kompresibilitasnya tidak baik.Prinsip dari metoda ini adalah membasahi masa tablet dengan larutan pengikat tertentu sampai mendapat tingkat kebasahan tertentu pula, kemudian masa basah tersebut digranulasi. Keuntungan metode granulasi basah :

Transcript of PEMBAHASAN granulasi basah

Page 1: PEMBAHASAN granulasi basah

PEMBAHASAN

Pada praktikum ini, dilakukan pembuatan tablet dengan metode granulasi

basah. Formula tablet yang dibuat adalah sebagai berikut :

R/ Antalgin 250 gram

Vitamin C 25 gram

Amprotab 10 gram

Laktosa 10 gram

Amprotab pasta 15% qs

Acidisol 4 %

Talcum 2 %

Mg sterarat 1 %

Metode granulasi basah yaitu memproses campuran partikel zat aktif dan

eksipien menjadi partikel yang lebih besar dengan menambahkan cairan pengikat

dalam jumlah yang tepat sehingga terjadi massa lembab yang dapat digranulasi.

Metoda ini digunakan untuk zat aktif yang tahan terhadap pemanasan dan lembab.

Umumnya untuk zat aktif yang sulit dicetak langsung karena sifat aliran dan

kompresibilitasnya tidak baik.Prinsip dari metoda ini adalah membasahi masa

tablet dengan larutan pengikat tertentu sampai mendapat tingkat kebasahan

tertentu pula, kemudian masa basah tersebut digranulasi.

Keuntungan metode granulasi basah :

1. Memperoleh aliran yang baik

2. Meningkatkan kompresibilitas

3. Untuk mendapatkan berat jenis yang sesuai

4. Mengontrol pelepasan

5. Mencegah pemisahan komponen campuran selama proses

6. Distribusi keseragaman kandungan

7. Meningkatkan kecepatan disolusi

Kekurangan metode granulasi basah :

1. Banyak tahap dalam proses produksi yang harus divalidasi

2. Biaya cukup tinggi

Page 2: PEMBAHASAN granulasi basah

3. Zat aktif yang sensitif terhadap lembab dan panas tidak dapat dikerjakan

dengan cara ini. Untuk zat termolabil dilakukan dengan pelarut non air.

Proses awal sebelum mendesain atau membuat formulasi suatu tablet

adalah studi praformulasi. Dengan praformulasi dikumpulkan sebannyak –

banyaknya data mengenai sifat fisika dan kimia yang diperlukan dalam formulasi

sediaan yang stabil, efektif, dan aman. Adanya kemungkinan interaksi dengan

bahan lain juga perlu diperhatikan. Preformulasi yang baik juga akan

menghasilkan formulasi rasional yang memiliki kualitas dan penampilan produk

yang optimal.

Zat aktif

Zat aktif yang digunakan dalam formulasi tablet pada praktikum kali ini

adalah antalgin dan vitamin C.

Karakteristik antalgin (metampiron) adalah sebagai berikut:

Pemerian : Serbuk hablur, putih sampai kuning

Kelarutan : Kelarutanya 1:1.5 dalam air, 1:30 dalam alchohol ,sedikit larut

dalam kloroform dan tidak larut dalam eter.

Stabilitas : Tidak stabil terhadap udara lembab,dan harus terlindungi dari

cahaya matahari

Indikasi : Analgetikum dan antipiretikum

Karakteristik vitamin C (asam askorbat) alah sebagai berikut:

Pemerian : Serbuk atau hablur,putih atau agak kuning,tidak berbau,rasa asam

Kelarutan : Mudah larut dalam air,agak sukar larut dalam etanol,praktis tidak

larut dalam kloroform.

Stabilitas : -Kurang stabil terhadap suhu lebih mudah mengalami oksidasi

karena vitamin C lebih stabil terhadap udara sejuk.

-Tidak stabil terhadap cahaya karena akan berwarna lebih gelap

bila terpapar oleh cahaya.

-Stabil pada udara kering,dengan adanya kelembapan akan mudah

teroksidasi (tidak stabil)

Indikasi : Antiskorbut

Page 3: PEMBAHASAN granulasi basah

Dari studi karakteristik zat aktif, dapat diketahui bahwa vitamin C tidak

stabil terhadap suhu karena akan mengalami oksidasi sehingga pada proses

pembuatannya vitamin C tidak ditambahkan di awal untuk menghindari rusaknya

zat oleh proses pengeringan granul di oven. Vitamin C ditambahkan bersamaan

dengan penambahan fase luar atau sesaat sebelum pencetakan granul menjadi

tablet.

Bahan Pembantu (Eksipien)

Pemilihan bahan pembantu yang sesuai akan lebih kritis, karena

sebenarnya penambahan eksipien inert akan mempengaruhi sifat – sifat sediaan

tablet akhirnya. Untuk itu pengetahuan tentang sifat setiap eksipien dan

bagaimana pengaruhnya pada formulasi total sangat diperlukan, trutama jika dosis

obat cukup kecil. Eksipien untuk tablet yang digunakan dalam formulasi tablet

antara lain:

1. Pengisi (diluent) Dikenal juga sebagai pengisi atau dasar yang ditambahkan kedalam

formula tablet untuk menambah besarnya tablet untuk kemudahan dan keserasian

ukuran yang dapat dikerjakan. Ini benar-benar perlu ketika dosis dari obat dalam

setiap tablet sagat kecil. Diluent, seperti zat tambahan lain harus cocok dengan

obat, stabil secara fisik, inert secara psikologis dan tidak bereaksi dengan bahan-

bahan lain. Pengisi umum untuk tablet adalah laktosa dan sukrosa.

Pada praktikum ini, digunakan laktosa sebagai diluent. Laktosa digunakan

secara luas sebagai bahan dasar tablet, kapsul dan lebih terbatas luasnya pada

produk liofil. Laktosa stabil jika disimpan dalam wadah tertutup di tempat sejuk

dan kering. Incomp : Aminoacid, aminophyllin dan amfetamin.

Konsentrasinyadalam tablet 65-85% dari berat tiap tablet.

Kelebihan Laktosa :

- Tidak bereaksi dengan semua bahan obat baik yang digunakan dalam bentuk

hidrat maupun anhidrat.

- Umumnya menunjukkan laju pelepasan obat yang baik.

- Granulnya cepat kering dan waktu hancurnya tidak terlalu peka terhadap

perubahan pada kekerasan tablet.

Page 4: PEMBAHASAN granulasi basah

2. Pengikat (binder)

Adalah bahan adhesif yang digunakan untuk menyatukan serbuk menjadi

granul dan membantu dalam pengempaan tablet, setelah pengempaan, pengiriman,

dan selama berada ditangan farmasis dan pasien. Sebagai tambahan, granul

memberi aliran yang pantas pada granulasi selama proses produksi tablet. Binder

harus memiliki sifat adhesif yang layak untuk mengikat serbuk formulasi tablet

tetapi tidak cukup untuk menyebabkan kekerasan tablet melampaui batas karena

dapat menunda atau menghindari terjadinya disintegrasi dan melarutnya tablet.

Bahan-bahan berikut ini adalah contoh pengikat : air, alkohol, aseton, pasta

amilum (10-17%), sirup sukrosa (50-85%), larutan gelatin (10-20%), mucilago

akasia (10-20%), larutan glukosa (25-50%), larutan alkohol-glukosa (50%

alkohol, 25% glukosa dan 25% air), pasta amilum (5% amilum dan 2% akasia

dalam air), metilselulosa-400 (4%), etil selulosa (5%) dalam alkohol, Na-CMC,

PEG 4000 atau 6000, dan polivinilpirolidon dalam air, alkohol dan larutan

hidroalkohol. Pengikat lebih efektif digunakan dalam bentuk larutan.

Pada praktikum ini, digunakan pasta amilum 15% sebagai pengikat.

3. Penghancur (desintegrator)

Adalah bahan yang ditambahkan pada formula tablet yang ditujukan untuk

menginduksi penghancuran tablet setelah digunakan dan memperbesar kelarutan

dari bahan obat. Faktor - faktor yang mempengaruhi laju kelarutan atau laju

disintegrasi adalah :

- sifat fisik dan kimia dari bahan dalam formula tablet

- kekerasan tablet

- luas permukaan

Penghancuran diyakini terjadi karena penggelembungan penghancur yang

terkena cairan gastrointestinal dan menambah pori-pori dan aksi kapilaritas tablet.

Penghancur yang digunakan pada praktikum ini adalah acdisol 4%.

Acdisol merupakan ikatan silang dari CMC-Na dan sangat baik untuk digunakan

sebagai disintegran karena larut air dan memiliki afinitas yang besar pada air.

Acdisol ini digolongkan pada super disintegran. Penggunaan 2-5%.

Page 5: PEMBAHASAN granulasi basah

Amilum pada formula tablet yang dibuat juga dapat berfungsi sebagai

disintegrator.Mekanisme kerja dengan membentuk ikatan hidrogen saat

pengempaan dan pecah atau mengembang saat air masuk melalui pori (kapiler).

Namun, amilum kering (amprotab) bukan penghancur fase dalam yang baik, maka

dapat ditambahkan ac-di-sol (± 3%) untuk memperbaiki waktu hancur.

4. Pelicin

Ditambahkan ke dalam granulasi tablet dengan tujuan:

- menambahkan sifat aliran dari granul

- menghilangkan adhesi pada permukaan dan dies

- mengurangi gesekan dinding die dan memfasilitasi pengeluaran tablet setelah

selesai.

- mengurangi pemakaian dies dan punch yang berlebihan

Banyak serbuk halus (ayakan 80 – 200) digunakan sebagai lubrikan.

Pemilihan sifat lubrikan berkaitan dengan tujuan dari lubrikan yang disebutkan di

atas. Contohnya ”glidants” yang menambah sifat aliran dari granulasi adalah

kalsium stearat, magnesium sterarat, amilum, NaCl, dan talk. Lubrikan

ditambahkan untuk mengurangi pemakaian punch dan die dan untuk mengurangi

gesekan adalah kalsium stearat, magnesium stearat dan talk.

Pada praktikum ini, talkum digunakan sebagai lubrikan dan glidant dalam

pembuatan tablet dengan konsentrasi 2% (rentang talkum sebagai lubrikan 1 -

10%). Talk berfungsi mencegah melekatnya tablet pada pencetak tablet. Bahan

lain yang biasa digunakan adalah asam stearat, lemak, parafin cair atau bahan lain

yang cocok. Namun dibandingkan dengan bahan-bahan tersebut, talk mempunyai

daya aliran serbuk dan granul yang lebih baik dengan jalan mengurangi gerakan

partikel.

Sementara itu, digunakan pula magnesium stearat 1 %. Magnesium stearat

dalam konsentrasi 0,2 sampai 1% adalah bahan pelicin yang baik. Magnesium

stearat dapat menambah waktu hancur dari tablet karena bentuk lapisan

permukaannya yang tidak mudah dipenetrasi dengan cairan lambung. Magnesium

stearatdigunakan secara luas dalam kosmetik, makanan dan formulasi farmasi.

Page 6: PEMBAHASAN granulasi basah

Utamanya digunakan sebagai pelicin pada kapsul dan tablet dengan konsentrasi

antara 0,25-50%.

Formulasi tablet

Ada beberapa langkah atau tahapan formulasi tablet dengan menggunakan

metode granulasi basah. Langkah pertama dalam formulasi adalah penimbangan

dan pencampuran zat – zat aktif dan zat tambahan fase dalam (pengisi,

desintegrator intragaranular, pengikat) sesuai dengan jumlah pada formula.

Sebelum penimbangan, semua bahan terlebih dahulu diayak agar ukuran

partikelnya seragam/homogen sehingga granul yang terbentuk memiliki daya alir

baik.

Langkah selanjutnya adalah pembuatan larutan pengikat. Larutan pengikat

yang ditambahkan ini memiliki peranan yang cukup penting dimana jembatan cair

yang terbentuk di antara partikel dan kekuatan ikatannya akan meningkat bila

jumlah cairan yang ditambahkan meningkat, gaya tegangan permukaan dan

tekanan kapiler paling penting pada awal pembentukan granul. Larutan pengikat

yang digunakan adalah mucilago amili. Mula – mula beaker glass dan batang

pengaduk ditimbang. Sebanyak 15 gram amprotab ditimbang lalu amilim

disuspensikan dalam sedikit air dingin kemudian ditambahkan air panas hingga

100 ml. Larutan tersebut diaduk di atas penangas air hingga mengental (terbentuk

mucilago) kemudian angkat dari penangas air lalu diaduk terus hingga pasta

berwarna bening (menunjukkan terbentuknya amilopektin). Pasta amilum yang

telah jadi ditimbang beserta beaker glass dan batang pengaduk, beratnya adalah

240.40 gram.

Lalu, pasta amilum ditambahkan sedikit demi sedikit ke dalam campuran

zat aktif (antalgin), amprotab, dan laktosa hingga terbentuk massa yang dapat

dikepal. Pada proses ini diperlukan kecermatan yang tinggi, campuran atau massa

tidak boleh terlalu keras atau lembut karena akan mempengaruhi sifat granul dan

tablet yang dihasilkan. Setelah diperoleh masa yang kira-kira sudah dapat dikepal

penambahan pasta amilum dihentikan kemudian dihitung pasta amilum yang

terpakai dengan cara menimbang pasta amilum yang tersisa dikurangi bobot pasta

Page 7: PEMBAHASAN granulasi basah

awal, hasilnya yaitu sebesar 36.2 gram. Lalu, dilakukan konversi berat amilum

yang terkandung dalam pasta amilum yang dimasukkan ke dalam campuran :

36.2 gram x 15% = 5.43 gram.

Kemudian, campuran fase dalam dibentuk menjadi granul dengan alat

granulator mesh no 14. Granul yang terbentuk ditempatkan di atas loyang yang

dialasi kertas. Granul adalah bulatan – bulatan atau agregat – agregat dalam

bentuk beraturan, partikel besar yang biasanya memiliki diameter 2-4 mm. Granul

tersebut lalu dikeringkan dalam oven selama 24 jam dengan suhu 60 – 70 0C.

Proses pengeringan dalam oven inilah yang menyebabkan vitamin C sebagai zat

aktif tidak dicampurkan dengan zat fase dalam lainnya karena sifat vitamin c yang

tidak stabil terhadap pemanasan (mudah mengalami oksidasi) sehingga vitamin C

ditambahkan setelah proses pengeringan. Berat granul setelah dikeringkan

ditimbang, hasilnya yaitu 263.84 gram. Berat granul tersebut merupakan berat

fase dalam nyata.

Sebelum ditambahkan fase luar, terlebih dahulu dilakukan evaluasi granul.

(DIBAHAS SAMA RYAN)

Zat – zat fase luar (acdisol,talk, Mg stearat) dan vitamin c diayak terlebih

dahulu sebelum ditimbang. Perhitungan jumlah fase luar yang ditimbang

dilakukan dengan memperhatikan banyaknya fase dalam yang digunakan.

Fase Dalam Teoritis merupakan berat total fase dalam sesuai formula,

yaitu jumlah dari zat aktif dalam hal ini antalgin (250 gram), amprotab (10 gram),

laktosa (10 gram), pasta amprotab (5.43 gram), dan vitamin c (25 gram). Total

fase dalam teoritis yang didapat adalah sebesar 300.43 gram.

Pada formula total fase luar adalah sebesar 7% sehingga total fase dalam

adalah 93%. Perhitungan fase luar teoritis adalah sebagai berikut:

acdisol= 493x fase dalam teoritis= 4

93x300.43=12.922gram

talkum= 293x 300.43=6.461 gram

Mg stearat= 193x300.43=3.23 gram

Page 8: PEMBAHASAN granulasi basah

Total fase luar teoritis adalah 22. 613 gram. Jadi, berat total teoritis sediaan adalah

jumlah fase dalam teoritis dan fase luar teoritis yaitu sebesar 323.043 gram.

Berat fase dalam nyata merupakan berat sisa granul dikurangi dengan 10

gram (granul yang digunakan untuk pengujian LOD), yaitu sebesar 253.84 gram.

Karena vitamin C tidak ditambahkan pada fase dalam maka dihitung secara

khusus.

vitaminc= 25323.043

x100 %=7.739 %

fase dalamnyata=93−7.739=85.261 %

Fase luar nyata dapat dihitung dengan cara sebagai berikut:

vitaminc= 10085.261

x253.84 x 0.07739=23.04 gram

acdisol= 10085.261

x 253.84 x 0.04=11.91 gram

talk= 10085.261

x 253.84 x 0.02=5.954 gram

Mg stearat= 10085.261

x253.84 x 0.01=2.977 gram

Jadi, berat total nyata adalah 297.721 gram. Jumlah tablet nyata adalah

berat nyataberat teoritis

x 500 tablet=460 tablet. Berat tablet nyata adalah 647 mg dengan

rentang ± 5 % yaitu 614.65 mg – 679.35 mg.