Referensi Lapak TR Granulasi Kering Fix

39
PEMBUATAN TABLET ORAL TEOFILIN DENGAN METODE GRANULASI KERING I. TUJUAN 1. Membuat sediaan tablet dengan metode Granulasi Kering 2. Mengevaluasi sediaan tablet dari pembuatan dengan metode granulasi kering II. PRINSIP 1. Metode Granulasi Kering Merupakan proses pembentukan granul sama sekali tidak menggunakan cairan. Granul dengan ukuran tertentu diperoleh dari pengayakan dan penggilingan pada tablet ukuran besar, bongkahan kompak, atau lempengan yang disebut slug hasil kempa menggunakan mesin kempa atau roller compactor. 2. LOD (Loss On Drying) Kadar air yang ditentukan dengan menimbang granul dalam keadaan basah dan setelah dikeringkan. Kadar air dinyatakan sebagai LOD (Lost On Drying)/ susut pengeringan Loss on Drying = W.awal – W.akhir x 100% / W.awal 3. Tap Density & Kompresibilitas • Kerapatan Nyata Beberapa bagian massa cetak ditimbang , kemudian dimasukkan ke dalam gelas ukur seratus mililiter

description

TR

Transcript of Referensi Lapak TR Granulasi Kering Fix

Page 1: Referensi Lapak TR Granulasi Kering Fix

PEMBUATAN TABLET ORAL TEOFILIN DENGAN

METODE GRANULASI KERING

I. TUJUAN

1. Membuat sediaan tablet dengan metode Granulasi Kering

2. Mengevaluasi sediaan tablet dari pembuatan dengan metode granulasi

kering

II. PRINSIP

1. Metode Granulasi Kering

Merupakan proses pembentukan granul sama sekali tidak menggunakan

cairan. Granul dengan ukuran tertentu diperoleh dari pengayakan dan

penggilingan pada tablet ukuran besar, bongkahan kompak, atau lempengan

yang disebut slug hasil kempa menggunakan mesin kempa atau roller

compactor.

2. LOD (Loss On Drying)

Kadar air yang ditentukan dengan menimbang granul dalam keadaan

basah dan setelah dikeringkan. Kadar air dinyatakan sebagai LOD (Lost On

Drying)/ susut pengeringan

Loss on Drying = W.awal – W.akhir x 100% / W.awal

3. Tap Density & Kompresibilitas

• Kerapatan Nyata

Beberapa bagian massa cetak ditimbang , kemudian dimasukkan ke

dalam gelas ukur seratus mililiter

Kerapatan nyata = Berat granul (g/mL) / Volume awal granul

• Kerapatan Mampat

Beberapa bagian massa cetak ditimbang, kemudian dimasukkan ke dalam

gelas ukur seratus mililiter. Mengetuk-ketukan gelas ukur dengan

menggunakan alat uji kompresibilitas hingga volume granul konstan

Kerapatan mampat = Berat granul (g/mL) / Volume granul konstan

• Kompresibilitas

Page 2: Referensi Lapak TR Granulasi Kering Fix

Kompresibilitas dapat dilihat dari kerapatan nyata dan kerapatan mampat

dari granul yaitu dengan cara kerapatan mampat dikurangi kerapatan nyata,

lalu dibagi dengan kerapatan mampat, yang dinyatakan dalam persen.

Kompresibilitas = Kerapatan mampat - Kerapatan nyata x 100% / Kerapatan

mampat

4. Laju Alir & Sudut Istirahat

Massa cetak yang keluar dari alat uji kecepatan alir dan dihitung

kecepatan alirannya dengan menghitung waktu yang diperlukan oleh

sejumlah serbuk untuk turun melalui corong alat penguji. Timbunan granul

dapat digunakan untuk menghitung sudut istirahat dengan menghitung

diameter rata-rata timbunan granul dan tinggi puncak timbunan granul.

Sudut Istirahat (α) : Arc Tangen = Tinggi puncak granul / Jari-jari lingkaran

5. Pembuatan Tablet

Komponen–komponen tablet dikompakan dengan mesin cetak tablet lalu

ditekan ke dalam die dan dikompakan dengan punch sehingga diperoleh

massa yang disebut slug, proses ini disebut slugging.

6. Keseragaman Bobot

Menimbang dua puluh tablet, dihitung berat rata-rata tiap tablet,

kemudian tablet- tablet tersebut ditimbang satu persatu. Tidak boleh lebih dari

dua tablet yang masing-masing beratnya menyimpang dari berat rata-ratanya

lebih besar dari harga yang ditetapkan.

7. Keseragaman Ukuran

Mengukur diameter dan tebal masing-masing tablet dengan

menggunakan alat pengukur ketebalan dan diameter atau yang biasa disebut

mikrometer. Kecuali dinyatakan lain, diameter tablet tidak lebih dari tiga kali

dan tidak kurang dari empat per tiga tebal tablet

8. Uji Friabilitas

Menimbang sejumlah tablet, kemudian dimasukkan kedalam alat penguji

keregasan tablet. Alat dijalankan selama empat menit dengan kecepatan

putaran dua puluh lima putaran per menit. Tablet yang masih utuh ditimbang,

Page 3: Referensi Lapak TR Granulasi Kering Fix

kemudian dihitung kehilangan bobotnya. Kehilangan bobot yang masih

diperbolehkan tidak lebih dari 0,8%

Friabilitas tablet = W1 - W2 x 100% / W1

Keterangan : W1 = Berat awal

W2 = Berat akhir

9. Uji Kekerasan

Menghitung kekerasan tablet satu per satu (pada pengujian kali ini

dilakukan terhadap dua puluh tablet) dengan menggunakan alat penguji

kekerasan (Hardness Tester), kemudian dihitung rataratanya.

10. Waktu Hancur

Semua tablet harus hancur tidak lebih dari 15 menit (untuk tablet tidak

bersalut) dan tidak lebih dari dari 60 menit untuk tablet salut gula atau tablet

salut selaput.

III. TEORI DASAR

Tablet adalah sediaan padat, dibuat sceara kempa cetak berbentuk rata

atau cembung rangkap, umumnya bular, mengandung satu jenis obat atau lebih

dengan atau tanpa zat tambahan. Zat tambahan yang digunakan dapat berfungsi

sebagai zat pengisi, zat pengembang, zat pembasah. Tablet digunakan baik untuk

tujuan pengobatan lokal atau sistemik. Untuk pembuatan tablet diperlukan zat

tambahan berupa :

1. Zat pengisi dimasukkan untuk memperbesar volume tablet. Biasanya

digunakan Sacharum Lactis, Amylum Manihot, Calcii Phoshas, Calcii

Carbonas dan zat lain yang cocok.

2. Zat pengikat dimaksudkan agar tablet tidak pecah atau retak, dapat merekat.

Biasanys yang digunakan adalah mucilago gummi arabici 10-20 % (panas),

solutio Methylcellulosum 5 %.

3. Zat penghancur, dimaksudkan agar tablet dapat hancur dalam perut. Biasanya

yang digunakan adalah Amylum Manihot kering, Gelatinum, Agar-agar,

Natrium Alginat.

Page 4: Referensi Lapak TR Granulasi Kering Fix

4.Zat pelicin, dimaksudkan agar tablet tidak lekat pada cetakan. Biasanya

digunakan Talcum 5 %, Magnesii Stearas, Acidum Stearinicum (Anief, 2007).

Pemilihan metode pembuatan sediaan tablet biasanya disesuaikan dengan

karakteristik zat aktif; kestabilannya terhadap panas, cahaya, dan kelembapan;

sifat aliran, kompaktilitas, dan kompresibilitas yang dimiliki; serta besar kecilnya

dosis zat aktif yang digunakan (Anief, 2007).

Granulasi kering adalah proses pembentukan granul dengan cara

menekan massa serbuk pada tekanan tinggi sehingga menjadi tablet besar,

bongkahan kompak, atau lempengan yang tidak berbentuk baik, kemudian

digiling dan diayak hingga diperoleh granul dengan ukuran partikel yang

diinginkan (Anief, 2007).

Prinsip dari metode ini adalah membuat granul yang dihasilkan secara

mekanis, tanpa penambahan pelarut pengikat ke dalam massa serbuk, di mana

ikatan partikel terbentuk melalui gaya adhesi dan kohesi partikel padat. Metode

granulasi kering diterapkan pada pembuatan tablet dengan zat aktif yang memiliki

dosis efektif terlalu tinggi untuk dikempa langsung, serta memiliki sifat aliran

yang sukar mengalir, kompresibilitas kurang, tidak tahan lembab dan panas

(Ansel, 1989).

Proses pembentukan granul dapat diperoleh dengan

metode slugging maupun penggunaan mesin roller compactor/chilsonator. Pada

proses ini komponen–komponen tablet dikompakan dengan mesin cetak tablet

lalu ditekan ke dalam die dan dikompakan dengan punch sehingga diperoleh

massa yang disebut slug, prosesnya disebut slugging, pada proses selanjutnya slug

kemudian diayak dan diaduk untuk mendapatkan granul yang daya mengalirnya

lebih baik dari campuran awal bila slug yang didapat belum memuaskan maka

proses diatas dapat diulang. Dalam jumlah besar granulasi kering dapat juga

dilakukan pada mesin khusus yang disebut roller compactor yang memiliki

kemampuan memuat bahan sekitar 500 kg, roller compactor memakai dua

penggiling yang putarannya saling berlawanan satu dengan yang lainnya, dan

dengan bantuan tehnik hidrolik pada salah satu penggiling mesin ini mampu

Page 5: Referensi Lapak TR Granulasi Kering Fix

menghasilkan tekanan tertentu pada bahan serbuk yang mengalir dintara

penggiling (Andayana, 2009).

Roller compactor/chilsonator merupakan mesin pembentuk granul yang

prinsipnya menggunakan dua penggiling/roda yang putarannya saling berlawanan

antara yang satu dengan yang lainnya, dengan bantuan teknik hidrolik pada salah

satu penggiling mesin sehingga dihasilkan tekanan tertentu pada bahan serbuk

yang mengalir di antara penggiling (Cartensen, 1977).

Granula adalah gumpalan-gumpalan dari partikel-partikel yang lebih

kecil. Umumnya terbentuk tidak merata dan menjadi seperti partikel tunggal yang

lebih besar. Ukuran biasanya berkisar antara ayakan no.4-12, walaupun demikian

granula dari macam-macam ukuran lubang ayakan mungkin dapat dibuat

bergantung pada tujuan pemakaiannya (Ansel, 1989).

Metode ini digunakan dalam kondisi-kondisi sebagai berikut :

1.      Kandungan zat aktif dalam tablet tinggi

2.      Zat aktif susah mengalir

3.      Zat aktif sensitif terhadap panas dan lembab (Andayana, 2009).

Keuntungan dan kerugian dari metode granulasi kering di antaranya :

Page 6: Referensi Lapak TR Granulasi Kering Fix

(Andayana, 2009).

Monografi Bahan Aktif

Teofilin

Teofilin mengandung satu molekul air hidrat atau anhidrat. Mengandung

tidak kurang dari 97,0% dan tidak lebih dari 102,0% C7H8N4O2, dihitung terhadap

zat yang dikeringkan. Pemeriannya berupa serbuk hablur, putih; tidak berbau,

rasa pahit; stabil di udara. Sukar larut dalam air, tetapi lebih mudah larut dalam

air panas; mudah larut dalam larutan alkali hidroksida dan dalam ammonium

hidroksida; agak sukar larut dalam etanol, dalam kloroform dan dalam eter.

Struktur Teofilin :

(Depkes RI, 1995).

IV. Alat dan Bahan

a. Alat

1. Disintegration

2. Hardness Tester

3. Friability Tester

4. Jangka Sorong

Page 7: Referensi Lapak TR Granulasi Kering Fix

5. Mikrometer

6. Moisture Balance

7. Powder Flow Tester

8. Punch & Die

9. Rotary Tablet Press

10. Tap Density Tester

11. Timbangan

b. Bahan

1. Asam Stearat 2 gram

2. Asetosal 50 gram

3. Emcompress 42 gram

4. Na-Starch Glycolat 4 gram

5. Talcum 2 gram

c. Gambar Alat

Disintegrator Time Hardness Tester Friability Tester

Page 8: Referensi Lapak TR Granulasi Kering Fix

Jangka Sorong Mikrometer Moisture Balance

Powder Flow Tester Punch & Die Rotary Tablet Press

Tap Density Timbangan Digital

V. PROSEDUR

1. Pembuatan Tablet Granulasi Kering

Ditimbang semua bahan tablet : teofilin 50 gram, laktosa 100 gram,

amprotab 132,5 gram, avicel pH 101 25 gram, talcum 2 gram dan Mg stearat 0,5

gram. Semua bahan tersebut dicampurkan didalam baskom dengan ukuran

diameter 30 cm, diaduk hingga homogen. Kemudian xampuran bahan tersebut

dicetak menjadi tablet dengan ukuran diameter tablet 18mm. Setelah semua bahan

terbentuk menjadi tablet, tablet tersebut dilakukan proses granulasi dengan

menggunakan ayakan dengan mesh no.14, kemudian hasil granulasi ditimbang.

Diambil sebanyak 50 gram granulasi untukdilakukan uji granul. Sisa granulasi

kemudian di kempa untuk dijadikan tablet dengan diameter 13 mm.

Page 9: Referensi Lapak TR Granulasi Kering Fix

2. Evaluasi granul :

Untuk pengujian kadar kelembaban (LOD), pertama ditimbang sebanyak

10 gram granul. Tombol tare pada mesin ditekan, kemudian bahan dimasukkan

dan massa bahan dicatat. Ssetelah itu tutup penutup mesin LOD dan tombol start

ditekan, lalu ditunggu hingga 10 menit. Tombol stop ditekan, bahan ditimbang

kembali kemudian dicatat hasilnya dan dihitung kadar kelembabannnya.

Pengujian laju alir dilakukan dengan cara, sebanyak 20 gram granul

ditimbang dan dimasukkan ke dalam corong yang lubangnya ditutup. Kemudian

tutup bagian bawah corong dibuka dan diamati waktu yang diperlukan sampai

semua serbuk mengalir semuanya (kecepatan alir). Diameter timbunan serbuk

diukur (diambil harga rata-rata) dan diukur tinggi puncak timbunan serbuk.

Dicatat hasil yang diperoleh dan dihitung sudut istirahatnya.

Uji kompresibilitas dilakukan dengan cara, sebanyak 20 gram granul

dimasukkan ke dalam gelas ukur. Batas atas dan batas bawah awal dicatat. Alat

dinyalakan, ketika alat berhenti secara otomatis kemudian catat batas atas dan

bawah akhir. Dihitung kerapatan nyata dan kerapatan mampat untuk menghitung

kompresibilitas.

3. Evaluasi Tablet

Uji keseragaman bobot dilakukan dengan cara, sebanyak 20 tablet

diambil dari hasil pencetakkan tablet, kemudian ditimbang bobot masing-masing

tablet dengan timbangan digital. Setelah itu dicatat hasilnya dan dilakukan

perhitungan berat rata-rata tablet.

Uji keseragaman dilakukan dengan cara, sebanyak 20 tablet diambil dari

hasil pencetakkan tablet, kemudian diukur diameter dan ketebalan masing-masing

tablet dengan jangka sorong. Setelah itu dicatat hasilnya dan dilakukan

perhitungan diameter rata-rata dan tebal rata-rata tablet.

Uji friabilitas dilakukan dengan cara, sebanyak 10 tablet ditimbang berat

awalnya dengan timbangan digital. Kemudian dimasukkan ke dalam alat

friabilator selama 5 menit dengan kecepatan putaran 25 rpm. Setelah itu berat

akhir ditimbang dan dicatat hasilnya. Kemudian dihitung persen friabilitasnya.

Page 10: Referensi Lapak TR Granulasi Kering Fix

Uji waktu hancur dilakukan dengan cara, sebanyak 500 ml air dalam

beaker glass dipanaskan sampai suhu 370C. Setelah itu beaker glass dimasukkan

ke dalam disintegration tester. Sebanyak 6 tablet dimasukkan ke dalam tabung dan

cakram dimasukkan. Kemudian dimasukkan ke disintegration tester lalu tekan

tombol start. Lalu hitung waktu hancurnya dan catat hasilnya.

Setelah dilakukan pengujian-pengujian dan didapat hasil dari masing –

masing uji tersebut, tablet – tablet tersebut dikemas.

VI. PENGAMATAN DAN PERHITUNGAN

a. Pengamatan

Perlakuan Hasil Syarat

Penimbangan Bahan 1. Teofilin 50 gram

2. Laktosa 100 gram

3. Amprotab 132,5 gram

4. Avicel pH 25 gram

5. Talcum 2 gram

6. Mg stearat 0,5 gram

-

- Seluruh bahan

dicampurkan

dalam baskom

ukuran diameter 30

cm

- Aduk hingga

homogen

- Campuran Bahan

dimasukkan

- Bahan tercampur

homogen

- Ukuran slug : 18 mm

- die : 13 mm

Page 11: Referensi Lapak TR Granulasi Kering Fix

kedalam alat cetak

tablet ukuran besar

18 mm

- dilakukan proses

granulasi dengan

menggunakan

ayakan dengan

mesh no.14

- Hasil granulasi di

timbang

- Berat granul : 297,8

gram

- Campuran semua bahan

teoritis teadalah 310

gram

Uji LOD 1. Massa awal = 10,02

gram

2. Massa akhir =

9,551 gram

3. Suhu = 700C

4. Waktu = 10

menit

5. Persentase = 4,59

%

persyaratan susut

pengeringan granul tablet

yang baik adalah 2-5%

Page 12: Referensi Lapak TR Granulasi Kering Fix

Uji Tap Density 1. Tinggi awal = 39

ml

2. Tinngi akhir = 30

ml

3. Waktu = 10

menit

4. Kerapatan mampat

= 0,67gr/ml

5. Kerapatan nyata =

0,513 gr/ml

6. Kompresibilitas =

23,433%

Persyaratan kompresibilitas

granul tablet yang baik adalah

17-22,5 %

Laju Alir 1. Tinggi = 2,8

cm

2. Diameter = 9 cm

3. Jari-jari = 4,5

cm

4. Waktu = 26,2

detik

5. Tan α =

31,880

6. Kecepatan alir

serbuk = 0, 766 gr/s

Persyaratan Laju alir

granul tablet yang baik adalah

21-31 g/detik

Page 13: Referensi Lapak TR Granulasi Kering Fix

Pengujian tablet

Pengujian

tablet :

1. Keseragaman

Ukuran

1. Diameter (mm)

13,11 13,11

13,10 13.13

13,09 13,13

13,12 13,07

12,92 13,14

13,13 13,12

13,14 13,09

13,13 13,13

13,13 13,10

13,18 13,11

Rata-rata:

2. Tebal (mm)

3,94 3,92

4,22 3,92

Persyaratan diameter

tablet yang baik adalah tidak

lebih dari tiga kali dan tidak

kurang dari satu sepertiga kali

tebal tablet

Page 14: Referensi Lapak TR Granulasi Kering Fix

3,97 3,85

4,37 4,20

4,13 4,42

3,85 4,22

4,03 3,76

3,99 3,85

4,07 4,00

4,05 3,92

Rata-rata :

Keseragaman Bobot Berat (mg)

620 580

690 670

640 630

630 640

540 630

630 620

- Tablet dengan berat > 300

mg, 2 tablet tidak boleh <

5% dan tidak boleh > 10 %

- 2 tablet tidak boleh < 589

mg dan 1 tablet tidak boleh

> 682 mg

Page 15: Referensi Lapak TR Granulasi Kering Fix

650 630

610 610

670 600

620 620

Rata-rata :

Uji Kekerasan Hasil (Newton)

27,5 32

27,5 37,5

22,5 32,5

35 42,5

42,5 27,5

32,5 24,5

40 27,5

42,5 27,5

47,5 32,5

37,5 42,5

Persyaratan kekerasan

tablet yang baik adalah > 70

Newton

Page 16: Referensi Lapak TR Granulasi Kering Fix

Rata-rata :

Uji Friabilitas - Berat awal = 3,40

gram

- Berat akhir = 3,02

gram

- % Friabilitas = 11,18

%

- Waktu = 5 menit

Tablet disebut baik jika

keregasan kurang dari 1 %

Uji Waktu Hancur Tablet hancur pada

waktu 15 detik

Tidak boleh lebih dari > 15

menit

b. Perhitungan

1. Uji LOD

Massa awal = 10,012 gram

Massa akhir = 9,551 gram

Suhu = 700C

Waktu = 10 menit

Page 17: Referensi Lapak TR Granulasi Kering Fix

Persentase = 4,59 %

( baik )

2. Pengujian Tap Density

Tinggi awal = 39 ml

Tinngi akhir = 30 ml

Waktu = 10 menit

Kerapatan mampat = 0,67gr/ml

Kerapatan nyata = 0,513 gr/ml

Kompresibilitas = 23,433%

manpat = = 0,67 gr/ml

nyata = = 0,513 gr/ml

Page 18: Referensi Lapak TR Granulasi Kering Fix

= 23,433 % ( Tidak Baik )

3. Pengujian Laju Alir

Tinggi = 2,8 cm

Diameter = 9 cm

Jari-jari = 4,5 cm

Waktu = 26,2 detik

Tan = = 31,88 0C

Kecepatan alir serbuk :

= 0,766 gr/detik ( Tidak Baik )

4. Keseragaman Ukuran Tablet

c. Diameter (mm)

13,11 13,11 13,10 13.13

13,09 13,13 13,12 13,07

Page 19: Referensi Lapak TR Granulasi Kering Fix

12,92 13,14 13,13 13,12

13,14 13,09 13,13 13,13

13,13 13,10 13,18 13,11

Rata-rata : ( Tidak Baik )

d. Tebal (mm)

3,94 3,92 4,22 3,92

3,97 3,85 4,37 4,20

4,13 4,42 3,85 4,22

4,03 3,76 3,99 3,85

4,07 4,00 4,05 3,92

Rata-rata :

5. Uji Keseragaman Bobot Tablet

Berat (mg)

620 580 690 670

640 630 630 640

540 630 630 620

650 630 610 610

670 600 620 620

Page 20: Referensi Lapak TR Granulasi Kering Fix

Rata-rata : ( Baik )

6. Uji Kekerasan Tablet

Hasil (Newton)

27,5 32 27,5 37,5

22,5 32,5 35 42,5

42,5 27,5 32,5 24,5

40 27,5 42,5 27,5

47,5 32,5 37,5 42,5

Rata-rata : ( Baik )

7. Uji Friabilitas

Berat awal = 3,40 gram

Berat akhir = 3,02 gram

Waktu = 5 menit

( Tidak Baik )

VII.PEMBAHASAN

Page 21: Referensi Lapak TR Granulasi Kering Fix

Praktikum mengenai pembuatan tablet teofilin, dilakukan dengan metode

granulasi kering dan dilakukan juga evaluasi terhadap sediaan tablet teofilin

tersebut. Prinsip dari pembuatan tablet teofilin dengan metode granulasi kering

dan evaluasi serbuk dan tablet yaitu loss on drying (LOD), tap density tester dan

kompresibilitas, sieve tester dan distribusi partikel, laju alir dan sudut istirahat, uji

kekerasan tablet, keseragaman bobot, keseragaman ukuran, uji waktu hancur, serta

uji friabilitas.

Granulasi kering yaitu proses pembentukan granul dengan cara menekan

massa serbuk  pada tekanan tinggi sehingga terbentuk tablet berukuran besar,

bongkahan kompak, atau lempengan yang tidak berbentuk dengan baik, kemudian

digiling dan diayak hingga diperoleh granul dengan ukuran partikel yang

diinginkan. Pada metode ini, pembuatan granul dilakukan secara mekanis, tanpa

penambahan pelarut pengikat ke dalam massa serbuk, di mana ikatan partikel

terbentuk  dari gaya adhesi  dan  kohesi partikel padat.. Metode granulasi

kering diterapkan pada  pembuatan tablet dengan zat aktif yang memiliki dosis

efektif terlalu tinggi untuk dikempa langsung, serta memiliki sifat aliran yang

sukar mengalir, kompresibilitas kurang, tidak tahan lembab dan panas. Bahan-

bahan yang digunakan untuk pembuatan tablet metode granulasi kering harus

memiliki daya ikat yang baik.

Tablet teofilin yang dibuat sebanyak 500 tablet dengan masing-masing

tablet mengandung 100 mg teofilin. Tablet teofilin berkhasiat sebagai obat asma

melalui kerja agonis adrenoreseptor alfa adrenergiknya yang mendilatasi saluran

bronkus. Tablet ini dibuat dengan metode granulasi kering karena dosis atau

volume zatnya yang cukup besar (voluminous).

Teofilin ditimbang sebanyak 50 gr, laktosa ditimbang sebanyak 100 gr,

amprotab ditimbang sebanyak 132,5 gr, talkum ditimbang sebagai 2 gr, Mg stearat

ditimbang sebanyak 0,5 gr. Teofilin merupakan zat aktif yang berkhasiat dalam

medikasi asma, laktosa digunakan sebagai diluent (pengisi) untuk membuat tablet

dengan ukuran yang sesuai. Selain itu untuk memperbaiki daya kohesi sehingga

Page 22: Referensi Lapak TR Granulasi Kering Fix

dapat dicetak atau untuk memperbaiki aliran. Amprotab digunakan sebagai bahan

penghancur. Talkum digunakan sebagai antiadheren untuk mencegah

melengketnya punch dan die. Sifat talkum mudah melekat, dan melapisi granul.

Talkum akan menutupi partikel yang tidak beraturan, tidak lengket sehingga

tablet mudah dicetak. Mg stearat digunakan sebagai lubrikan atau pelincir yaitu

untuk memudahkan pengeluaran tablet agar tidak melekat pada punch dan die.

Bobot teofilin dalam satu tablet yaitu 100 mg. Sedangkan bobot teoritis

seluruh serbuk yaitu 0,62 g atau 620 mg. Bobot ini didapatkan dari perhitungan

jumlah semua bahan dibagi banyaknya tablet yang akan dibuat.

Bobot teoritis serbuk = jumlah berat seluruh bahan = 310 = 0,62 g = 620 mg

Banyaknya tablet yg dibuat 500

Jadi, berat nyata yang didapatkan harus sekitar ± 2% dari berat teoritis

tersebut yaitu 607,6 mg sampai 632,4 mg.

Setelah itu, semua bahan dicampurkan dalam kantung plastik dan diaduk

hingga homogen. Selanjutnya dilakukan proses slugging yaitu penekanan

campuran serbuk ke dalam cetakan yang besar dan dicetak dengan punch yang

permukaannya datar berukuran 18 mm. Alat yang digunakan yaitu mesin pencetak

tablet single punch. Massa yang diperoleh disebut slug. Proses slugging ini

bertujuan untuk meningkatkan kompresibilitas.

Selanjutnya dilakukan pengayakan yang bertujuan untuk mengubah slug

menjadi granul. Ayakan yang digunakan yaitu ayakan nomor 14. Ayakan yang

digunakan lebih baik tidak terlalu kecil agar ukuran partikel yang dihasilkan

cukup besar dan daya alirnya semakin baik. Persyaratan untuk granul yang dibuat

sebaiknya tidak > 10% mengandung komponen berbentuk serbuk, dan memiliki

daya alir yang baik. Pembuatan granul dapat menambah kelarutan sediaan

sehingga akan lebih mudah di absorpsi oleh tubuh.

Page 23: Referensi Lapak TR Granulasi Kering Fix

Kemudian talkum dan Mg stearat dicampurkan ke dalam granul, himgga

homogen. Kedua zat berfungsi sebagai pelincir. Talkum dan Mg stearat sebaiknya

tidak ditambahkan saat awal pencampuran karena bahan akan menjadi hidrofob

dan sulit hancur. Kemudian seluruh serbuk ditimbang. Didapatkan berat serbuk

nyata sebesar 247,8 gram, yang didapat dari berat granul – berat uji, yaitu 297,8

gr – 50 gr.

Setelah dilakukan penimbangan dan pencampuran zat, dilakukan

serangkaian uji evaluasi yang betujuan untuk mengetahui kualitas bahan sampai

kualitas sediaan tablet itu sendiri. Evaluasi pertama yang dilakukan adalah

evaluasi serbuk yang meliputi loss on drying , laju alir serbuk, uji partikel serbuk

dengan sieve tester dan tap density test. Pada evaluasi loss on drying diketahui

batas maksimal besarnya senyawa yang hilang pada saat proses pengeringan.

Sebanyak 10,02 gram serbuk diletakkan diatas piringan (granul dish) yang

suhunya telah di atur 70ᴼ C. Kemudian alat dinyalakan dan waktu diatur selama

10 menit. Setelah 10 menit bobot granul ditimbang kembali. berat akhir sebesar

9,551 gram. Kemudian dari hasil perhitungan susut pengeringan didapatkan

bahwa susut pengeringan dari serbuk sebesar 4,59 %. Hasil ini cukup baik karena

proses hilangnya senyawa kecil sehingga tidak terlalu signifikan mempengaruhi

bobot.

Setelah itu dilakukan uji laju alir serbuk yang bertujuan untuk

mengetahui sifat alir serbuk. Sebanyak 20,08 gram campuran bahan ditimbang

untuk dilakukan pengujian. Alat Powder Flow disiapkan. Corong ini disimpan

pada ketinggian 10 cm. Pastikan bagian bawahnya telah tertutup rapat dan diberi

alas berupa kertas pada bagian bawah alat tersebut untuk membuat plot diameter

yang terbentuk. Kemudian campuran bahan yang telah ditimbang dimasukkan ke

dalam alat. Segera setelah bagian penutup bawah dibuka, segera catat waktu yang

dibutuhkan oleh serbuk untuk mengalir. Dari hasil pengamatan laju alir bahan,

disimpulkan hasil yang kurang baik karena serbuk tetap tertahan pada corong,

dimana hal ini mempengaruhi proses pencetakan tablet dan serbuk-serbuk akan

tertahan pada hopper sehingga harus dilakukan pendorongan secara manual,

Page 24: Referensi Lapak TR Granulasi Kering Fix

selain itu juga dapat menyebabkan ketidakseragaman bobot tablet pada saat

pencetakan. Besarnya laju alir dapat disebabkan kurangnya penambahan zat

lubrikan dan distribusi granul yang kurang baik serta ukuran partikel yang sangat

kecil. Diameter gunungan serbuk sebesar 9 cm dengan jari-jari sebesar 4,5 cm dan

tinggi puncak serbuk adalah 2,8 cm. Sudut istirahat dihitung dengan rumus Tan α

= didapati hasil bahwa Tan α adalah 0,627 maka sudut α adalah

31,88 ᴼ. Data yang didapat tidak valid dikarenakan adanya usaha luar berupa

dorongan paksa serbuk- serbuk pada alat uji alir. Daya alir yang tidak baik dapat

disebabkan ukuran partikel serbuk yang sangat kecil dan formula yang digunakan

tidak tepat.

Selanjutnya dilakukan pengujian kerapatan curah dan kerapatan mampat,

pengujian ini dilakukan untuk mengetahui kemampuan serbuk untuk dikempa.

Ditimbang serbuk sampel sebanyak 20 gr, kemudian dimasukan kedalam gelas

ukur pada alat tap density tester. Tercatat volume awal sebesar 39 mL. Dipasang

timer selama 5 menit, dan nyalakan tap density tester. Setelah 5 menit, dimatikan

powernya dan baca volume akhirnya, volume akhir tercatat sebesar 30 mL. Dari

data Rasio Housner dan Kompresibilitas granul, diperoleh persentase

kompresibilitas granul zat tersebut adalah 23,433%.. Semakin kecil indeks

pengetapan (dalam %), semakin baik sifat alirnya. Granul dengan indeks

pengetapan kurang dari 20%, memiliki sifat alir yang semakin baik . Dari data

yang diperoleh, kompresibilitas granul di atas 20%, sehingga dapat disimpulkan

bahwa granul memiliki sifat alir yang kurang baik. Hal ini dapat disebabkan

karena zat pengikat yang terdapat pada granul teofilin, cukup banyak dan

mempengaruhi daya kompresibilitas zat tersebut.

Setelah dilakukan evaluasi serbuk, kemudian dilakukan proses

pencetakan tablet. Tablet yang didapatkan yaitu sebanyak 398 tablet. Tablet yang

dihasilkan kemudian dievaluasi. Evaluasi tablet meliputi uji friabilitas, waktu

hancur (disolusi), uji keseragaman bobot dan hardness test. Pada uji friabilitas

Page 25: Referensi Lapak TR Granulasi Kering Fix

bertujuan untuk mengetahui ketahanan permukaan tablet terhadap gesekan yang

dialaminya sewaktu pengemasan dan pengiriman. Kerapuhan diukur dengan

menggunakan alat friabilator. Prinsipnya adalah menetapkan bobot yang hilang

dari sejumlah tablet selama diputar dalam friabilator selama waktu tertentu. Pada

uji kerapuhan dilakukan dengan cara memasukan sebanyak 10 tablet yang telah

ditimbang sebelumnya sebanyak kurang lebih 3,40 gram dan dimasukkan ke

dalam alat uji kerapuhan (friabilator) kemudian alat diputar dengan kecepatan

konstan (25 rpm) selama 4 menit. Kemudian ditimbang kembali tablet-tablet yang

masih utuh. Didapatkan berat tablet yang masih utuh sebesar 3,02 gram dan

didapatkan nilai friabilitas sebesar 37,14%. Nilai ini menunjukkan bahwa tablet

agak rapuh sehingga beresiko pada saat proses penyimpanan dan distribusi.

Selanjutnya adalah pengujian waktu hancur yang bertujuansebagai

simulasi lamanya hancur atau disolusi tablet di dalam tubuh manusia. Menurut

Farmakope Indonesia jilid III: kecuali dinyatakan lain semua tablet harus hancur

tidak lebih dari 15 menit (untuk tablet tidak bersalut) dan tidak lebih dari dari 60

menit untuk tablet salut gula atau tablet salut selaput. Dari hasil pengamatan

didapatkan waktu hancur tablet adalah 3 menit 10 detik. Hasil ini memenuhi

persyaratan pada farmakope.

Setelah itu dilakukan uji keseragaman bobot dan uji kekerasan.

Disiapkan 20 tablet untuk diuji bobot, diameter dan tebal masing-masing tablet.

Didapatkan rata-rata dari massa tablet sebesar 0,63 gram. Dari hasil data bobot

teoritis seharusnya bobot tablet sebsesar 0,62 gram, tetapi dari hasil nyata bobot

tablet tidak sama dan tidak seragam hal ini disebabkan pengaruh dari sifat laju alir

granul yang kurang baik . Metode evaluasi tablet selanjutnya yaitu uji

keseragaman ukuran yang bertujuan mengetahui keseragaman ukuran. Sebanyak

20 tablet diukur diameter dan tebalnya dengan menggunakan micrometer. Setelah

dilakukan pengukuran didapatkan rata-rata tebal 4,034 mm dan rata-rata diameter

13,25 mm. Berdasarkan FI III Kecuali dinyatakan lain diameter tablet tidak boleh

lebih dari 3x dan tidak kurang dari 11/3 tebal tablet. Dari hasil pengukuran

diameter melebihi 3x tebal tablet. Hal ini disebabkan daya alir granul yang kurang

Page 26: Referensi Lapak TR Granulasi Kering Fix

baik sehingga pada proses pencetakan menghasilkan bentuk tablet yang tidak

seragam. Selanjutnya uji kekerasan tablet. Pengujian dilakukan terhadap 20 tablet,

dengan cara sebuah tablet diletakkan di antara ruang penjepit kemudian dijepit

dengan memutar alat penekan, sehingga tablet kokoh ditempatnya dan petunjuk

berada pada skala 0, melalui putaran pada sebuah sekrup, tablet akan pecah dan

dibaca penunjukan skala pada alat tersebut. Dari hasil didapatkan bahwa rata- rata

ketahanan tablet pada tekanan hanya sebesar 34,076 N. Nilai ini kecil sehingga

menunjukkan bahwa tablet sangat mudah rapuh, kerapuhan tablet dapat

disebabkan kurangnya zat pengikat pada formulasi.

VIII. SIMPULAN

Dari hasil evaluasi-evaluasi yang didapatkan menunjukkan bahwa tablet

yang dibuat tidak cukup baik secara keseluruhan karena tablet yang rapuh. Hal

yang dapat menyebabkan kurang baiknya hasil sediaan tablet yang dibuat adalah

dari kualitas bahan-bahan yang digunakan dan juga teknik formulasi yang

diaplikasikan.

Page 27: Referensi Lapak TR Granulasi Kering Fix

DAFTAR PUSTAKA

Ansel, Howard C. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi, edisi keempat. 1989.

Jakarta : UI-Press.

Anief, Moh. Ilmu Meracik Obat . 2004. Yogyakarta : Gadjah Mada University

Press.

Andayana, N. 2009. Pembuatan Tablet. http://andayan-pembuatan-tablet.com

[Diakses pada tanggal 16 April 2013]

Cartensen, J.T. 1977. Pharmaceutics of Solids and Solids Dosage Forms. New

York: John Wiley and Sons. A Wiley Interscience Publication.

Depkes, RI. 1995. Farmakope Indonesia, ed. 4. Jakarta : Depkes RI.