Granulasi Basah Paracetamol

download Granulasi Basah Paracetamol

of 22

Transcript of Granulasi Basah Paracetamol

  • 8/10/2019 Granulasi Basah Paracetamol

    1/22

    PEMBUATAN TABLET DENGAN BAHAN AKTIF TUNGGAL MENGGUNAKAN

    "METODAGRANULASI BASAH"

    I. Tujuan

    1. Mengetahui cara pembuatan tablet dengan metode granulasi basah

    2. Melakukan uji Quality Control (QC) terhadap tablet

    II. Prinsip

    1. Metode granulasi basah

    Metode granulasi basahyaitu proses pencampuran partikel zat aktif dan eksipien menjadi

    partikel yang lebih besar dengan menambahkan cairan pengikat dalam jumlah yang tepat

    sehingga terjadi massa lembab yang dapat digranulasi

    2. Evaluasi tablet berdasarkan standar quality control (QC)

    a. Kemampuan alir dan sudut istirahat

    b. Kompresibilitas

    c. Kadar air (loss on drying)

    d. Waktu hancur

    e. Kekerasan

    f. Friabilitas

    III. Teori

    Kaplet (kapsul tablet) adalah bentuk tablet yang dibungkus dengan lapisan gula dan

    biasanya diberi zat warna yang menarik. Bentuk dragee ini selain supaya bentuk tablet lebih

    menarik juga untuk melindungi obat dari pengaruh kelembapan udara atau untuk melindungi

    obat dari keasaman lambung. Kaplet pun merupakan sedian padat kompak dibuat secara

    kempa cetak, bentuknya oval seperti kapsul.

    Kelebihan dan Kekurangan Kaplet :

    a. Kelebihan :

    - Bentuk tablet lebih menarik

    - Kaplet mungkin mudah digunakan untuk pengobatan tersendiri dengan bantuan segelas air

    http://laporanakhirpraktikum.blogspot.com/http://laporanakhirpraktikum.blogspot.com/http://laporanakhirpraktikum.blogspot.com/http://laporanakhirpraktikum.blogspot.com/http://laporanakhirpraktikum.blogspot.com/http://laporanakhirpraktikum.blogspot.com/http://laporanakhirpraktikum.blogspot.com/http://laporanakhirpraktikum.blogspot.com/http://laporanakhirpraktikum.blogspot.com/
  • 8/10/2019 Granulasi Basah Paracetamol

    2/22

    b. Kekurangan :

    - Kaplet dan semua obat harus disimpan diluar jangkauan anak-anak untuk menjaga kesalahan

    karena menurut mereka kaplet tersebut adalah permen

    - Orang yang sukar menelan atau meminum obat.

    Kaplet salah satu sediaan padat yang termasuk kedalam bentuk tablet. Menurut

    Farmakope Indonesia III, 1979, tablet adalah sediaan padat kompak, dibuat secara kempa

    cetak, dalam bentuk tabung pipih atau sirkuler, kedua permukaannya rata atau cembung,

    mengandung satu jenis obat atau lebih dengan atau tanpa zat tambahan. Zat tambahan yang

    digunakan dapat berfungsi sebagai zat pengisi, zat pengembang, zat pengikat, zat pelicin, zat

    pembasah, atau zat lain yang cocok ( Departemen Kesehatan RI, 1979). Sedangkan

    Farmakope Indonesia IV, 1995, menyatakan bahwa tablet merupakan sediaan padat

    mengandung bahan obat dengan atau tanpa bahan pengisi (Departemen Kesehatan RI, 1995 ).

    Sediaan tablet merupakan sediaan yang paling banyak digunakan dalam industri

    farmasi dibandingkan dengan bentuk sediaan yang lain, seperti; kapsul, granul, dan pil.

    Menurut Lachman, 1994, hal ini dikarenakan tablet memiliki beberapa keuntungan antara

    lain:

    a. Volume sediaan cukup kecil dan wujudnya padat sehingga memudahkan pengemasan,

    penyimpanan dan pengangkutan.

    b. Mengandung zat aktif yang tepat.

    c. Sediaan tablet adalah kering sehingga zat aktif lebih stabil.

    d. Dapat mengandung zat aktif dalam jumlah yang besar dengan volume yang kecil.

    e. Tablet sangat cocok untuk zat aktif yang sulit larut air.

    f. Pelepasan zat aktif dapat diatur.

    g. Tablet dapat disalut untuk melindungi zat akti, menutup rasa dan bau yang tidak enak.

    h. Dapat diproduksi besar-besaran, sederhana dan cepat sehingga biaya produksinya lebih

    rendah.

    i. Pemakaian oleh penderita lebih mudah ( Lachman, 1994 ).

    Tablet dibuat terutama dengan cara mengempa massa kempa yang mengalir dari corong

    ke sisi pengisi lalu ke lubang kempa kemudian dikempa menjadi massa yang kompak atau

    secara singkat dapat dikatakan bahwa tablet yang dibuat secara kempa (kompresi),

    menggunakan mesin yang mampu menekan bahan bentuk serbuk atau granul dengan

    menggunakan berbagai bentuk atau ukuranpunch dan die(Lachman, 1994).

    Pada umumnya metode pembuatan tablet dengan cara granulasi. Granulasi merupakan

    suatu proses membesarkan ukuran partikel-partikel kecil serbuk yang terikat satu sama lain

    http://laporanakhirpraktikum.blogspot.com/http://laporanakhirpraktikum.blogspot.com/http://laporanakhirpraktikum.blogspot.com/http://laporanakhirpraktikum.blogspot.com/http://laporanakhirpraktikum.blogspot.com/
  • 8/10/2019 Granulasi Basah Paracetamol

    3/22

    menjadi besar yang dapat mengalir bebas. Tujuan granulasi adalah membuat massa mengalir

    bebas, memadatkan campuran bahan, membuat campuran seragam yang tidak memisah,

    memperbaiki karakteristik kompresibilitas dari zat aktif, mengendalikan kecepatan pelepasan

    zat aktif dari sediaan, mebgurangi debu dan meningkatkan penampilan tablet (Lachman,

    1994).

    Granulasi dibagi menjadi dua metode, yaitu metode granulasi basah dan granulasi

    kering. Selain metode granulasi, tablet juga dapat dibuat dengan metode kompresi langsung.

    Berikut merupakan penjelasan singkat dari ketiga macam metode tersebut :

    a. Granulasi Basah

    Granulasi basah yaitu memproses campuran partikel zat aktif dan eksipien menjadi

    partikel yang lebih besar dengan menambahkan cairan pengikat dalam jumlah yang tepat

    sehingga terjadi massa lembab yang dapat digranulasi.Metode ini biasanya digunakan

    apabila zat aktif tahan terhadap lembab dan panas.Umumnya untuk zat aktif yang sulit

    dicetak langsung karena sifat aliran dan kompresibilitasnya tidak baik. Prinsip dari metode

    granulasi basah adalah membasahi masa tablet dengan larutan pengikat teretentu sampai

    mendapat tingkat kebasahan tertentu pula, kemudian masa basah tersebut digranulasi

    (Lachman, 1994).

    b. Granulasi Kering

    Granulasi kering disebut jugaslugging, yaitu memproses partikel zat aktif dan eksipien

    dengan mengempa campuran bahan kering menjadi massa padat yang selanjutnya dipecah

    lagi untuk menghasilkan partikel yang berukuran lebih besar dari serbuk semula

    (granul). Prinsip dari metode ini adalah membuat granul secara mekanis, tanpa bantuan bahan

    pengikat dan pelarut, ikatannya didapat melalui gaya. Teknik ini yang cukup baik, digunakan

    untuk zat aktif yang memiliki dosis efektif yang terlalu tinggi untuk dikempa langsung atau

    zat aktif yang sensitif terhadap pemanasan dan kelembaban (Lachman, 1994).

    c. Metode Kempa Langsung

    Kempa langsung yaitu pembuatan tablet dengan mengempa langsung campuran zat

    aktif dan eksipien kering.tanpa melalui perlakuan awal terlebih dahulu. Metode ini

    merupakan metode yang paling mudah, praktis, dan cepat pengerjaannya, namun hanya dapat

    digunakan pada kondisi zat aktif yang kecil dosisnya, serta zat aktif tersebut tidak tahan

    terhadap panas dan lembab. Ada beberapa zat berbentuk kristal seperti NaCl, NaBr dan KCl

    yang mungkin langsung dikempa, tetapi sebagian besar zat aktik tidak mudah untuk langsung

    dikempa, selain itu zat aktif tunggal yang langsung dikempa untuk dijadikan tablet

    kebanyakan sulit untuk pecah jika terkena air (cairan tubuh). secara umum sifat zat aktif yang

    http://laporanakhirpraktikum.blogspot.com/http://laporanakhirpraktikum.blogspot.com/http://laporanakhirpraktikum.blogspot.com/
  • 8/10/2019 Granulasi Basah Paracetamol

    4/22

    cocok untuk metode kempa langsung adalah; alirannya baik, kompresibilitasnya baik,

    bentuknya kristal, dan mampu menciptakan adhesifitas dan kohesifitas dalam massa tablet

    (Anas, 2008).

    Uji yang dilakukan pada pembuatan kaplet dilakukan sebelum dan setelah kaplet

    dicetak. Uji yang dilakukan sebelum pencetakan kaplet dimaksudkan agar granul yang akan

    dicetak menjadi tablet memenuhi persyaratan untuk bisa dicetak.

    a . Uji Sebelum Pencetakan Kaplet

    Kerapatan (Densitas)

    Bobot per satuan volume dari partikel padat dinyatakan sebagai kerapatan sejati .

    Kebanyakan serbuk dalam farmasetik berukuran kecil dan jika ditempatkan memenuhi 1 cc

    pada gelas ukur maka diperoleh kerapatan sebenarnya. Jika serbuk tersebut dimampatkan

    hingga memadat, akan didapatkan volume yang lebih kecil; kerapatannya dihitung dari

    volume terkecil tersebut dan disebut kerapatan mampat. Partikulat dapat berupa keadaan

    yang keras, lembut atau keadaan yang berpori. Kesukaran akan timbul jika dilakukan

    percobaan untuk memeriksa volume partikel yang mengandung retakan-retakan halus, pori

    internal dan rongga kapiler.Kerapatan curah merupakan massa serbuk dibagi dengan volume

    ruah

    Kompresibilitas (%) = Kerapatan mampat-kerapatan longgar x 100%

    Kerapatan mampat

    (Aulton, 1989).

    Laju Alir

    Bilamana aliran suatu serbuk dari dalam bejana melalui lubang kecil diamati, akan

    terlihat dua kemungkinan jenis alir yang berbeda bentuk sifat alirnya yaitu : jenis alir bebas

    atau jenis lengket (sticky ; kohesif).

    Jenis alir bebas memungkinkan serbuk dapat mengalir dengan mantap dan kontinyu,

    sedangkan jenis kohesif mengalami kesukaran untuk mengalir.

    Sifat alir serbuk tersebut dipengaruhi oleh ukuran partikel; bentuk; porositas dan

    kerapatan dan susunan (tekstur) permukaan. Kebalikan dari sifat kohesif adalah dustibility

    yaitu kemudahan serbuk untuk bertabur (Aulton, 1989).

    Sudut istirahat adalah sudut yang terbentuk antara lereng suatu timbunan serbuk dengan

    bidang horizontal. Sudut istirahat dipengaruhi fraksi antar partikel-partikel. Makin kasar dan

    tidak beraturan permukaan partikel, akan semakin besar sudut istirahatnya. Umumnya serbuk

    http://laporanakhirpraktikum.blogspot.com/http://laporanakhirpraktikum.blogspot.com/http://laporanakhirpraktikum.blogspot.com/
  • 8/10/2019 Granulasi Basah Paracetamol

    5/22

    mempunyai sudut istirahat sekitar 34o sampai 48o. Serbuk yang lebih mudah mengalir

    mempunyai sudut istirahat yang kecil.

    b. Uji Setelah Pencetakan Kaplet

    Keseragaman Ukuran dan Bobot

    - Uji Keseragaman Ukuran

    Panjang, lenat dan tinggi kaplet diukur masing-masing (pada pengujian kali ini dilakukan

    terhadap dua puluh kaplet) dengan menggunakan alat jangka sorong untuk mengukurnya

    (Departemen Kesehatan RI, 1995).

    - Uji Keseragaman Bobot

    Ditimbang dua puluh kaplet, dihitung berat rata-rata tiap kaplet, kemudian kaplet-kaplet

    tersebut ditimbang satu persatu. Tidak boleh lebih dari dua kaplet yang masing-masing

    beratnya menyimpang dari berat rata-ratanya lebih besar dari harga yang ditetapkan pada

    kolom A dan tidak boleh satu kapletpun yang beratnya menyimpang dari berat rata-ratanya

    lebih dari harga yang ditetapkan pada kolom B pada Tabel 3.5 (Departemen Kesehatan RI,

    1979).

    Uji Kekerasan

    Uji kekerasan kaplet dapat didefinisikan sebagai uji kekuatan kaplet yang

    mencerminkan kekuatan kaplet secara keseluruhan, yang diukur dengan memberi tekanan

    terhadap kaplet. kaplet harus mempunyai kekuatan dan kekerasan tertentu serta dapat

    bertahan dari berbagai goncangan mekanik pada saat pembuatan, pengepakan dan

    transportasi. Alat yang biasa digunakan adalah hardness tester (Banker and Anderson, 1984).

    Kekerasan adalah parameter yang menggambarkan ketahanan kaplet dalam melawan tekanan

    mekanik seperti goncangan, kikisan dan terjadi keretakan kaplet selama pembungkusan,

    pengangkutan dan pemakaian. Kekerasan ini dipakai sebagai ukuran dari tekanan

    pengempaan (Parrott, 1971).

    Waktu Hancur

    Supaya komponen obat sepenuhnya tersedia untuk diabsorpsi dalam saluran

    pencernaan, maka kaplet harus hancur dan melepaskan obatnya ke dalam cairan tubuh untuk

    dilarutkan. Waktu hancur kaplet berkaitan dengan daya hancur yang sangat penting untuk

    kaplet yang mengandung bahan obat (seperti antasida dan diare) yang tidak dimaksudkan

    untuk diabsorpsi tetapi lebih banyak bekerja setempat dalam saluran cerna. Dalam hal ini,

    daya hancur kaplet memungkinkan partikel obat menjadi lebih luas untuk bekerja secara lokal

    dalam tubuh (Ansel, 1989).

    http://laporanakhirpraktikum.blogspot.com/http://laporanakhirpraktikum.blogspot.com/http://laporanakhirpraktikum.blogspot.com/
  • 8/10/2019 Granulasi Basah Paracetamol

    6/22

    Friabilitas

    Uji friabilitas sebenarnya berkaitan erat dengan kekerasan kaplet karena uji friabilitas

    menentukan kecenderungan kaplet untuk pecah atau kehilangan berat. Pengukuran dilakukan

    dengan cara menghitung kehilangan berat kaplet sebelum dan sesudah pengujian. Ketahanan

    terhadap kehilangan berat menunjukkan kaplet tersebut bertahan terhadap goresan ringan atau

    benturan yang terjadi selama penanganan, pengemasan, dan pengiriman (Ansel,1989).

    Kaplet ditimbang sebanyak kurang lebih enam koma lima gram, kemudian dimasukkan

    ke dalam alat penguji keregasan kaplet. Alat dijalankan selama empat menit dengan

    kecepatan putaran dua puluh lima putaran per menit. Tablet yang masih utuh ditimbang,

    kemudian dihitung kehilangan bobotnya. Kehilangan bobot yang masih diperbolehkan tidak

    lebih dari 0,8%.

    Friabilitas Kaplet = W1W2 x 100%

    W1

    Keterangan : W1 = Berat Awal

    W2 = Berat Akhir

    (Ansel,1989).

    Paracetamol

    Pemerian : hablur atau serbuk hablur putih, tidak berbau, rasa pahit

    Kelarutan : Larut dalam 70 bagian air, dalam 7 bagian etanol

    (96%), dalam 13 bagian aseton, dalam 40 bagian

    gliserol, dan dalam 90 bagian propilen glikol, larut

    dalam larutan alkali hidroksida.

    Penyimpanan : dalam wadah tertutup baik, terlindung dari cahaya

    Khasiat : analgetikum, antipiretikum (Departemen Kesehatan RI, 1979).

    IV. Alat Dan Bahan

    A. Alat

  • 8/10/2019 Granulasi Basah Paracetamol

    7/22

    Alat Uji Kekerasan Alat Uji Kompresibilitas Alat Uji Friabilitas

    Alat Uji LOD Alat Uji Laju Alir Alat Uji Waktu

    Hancur

    http://4.bp.blogspot.com/-Ob6L7iemlhs/UbijuFfscFI/AAAAAAAAAQ0/JZGDmHt7G5Q/s1600/granule-flow-tester.JPGhttp://3.bp.blogspot.com/-SFpztNsFHWg/UbijLBjGqoI/AAAAAAAAAQM/kvvsELvtNC8/s1600/disintegrator-tester.jpghttp://1.bp.blogspot.com/-MXIILv5FIr4/UbijLMG9XII/AAAAAAAAAQo/CEIZ7Y2Mi5A/s1600/Lod-tester.jpghttp://2.bp.blogspot.com/-rf2RzzrOqgc/UbiwB0NXCVI/AAAAAAAAASI/8t5Sn8g5N68/s1600/friability_tester.jpghttp://3.bp.blogspot.com/-UC57ybMULs8/UbijYf4VFBI/AAAAAAAAAQk/H34msxOXRUk/s1600/tap-density-tester.jpeghttp://3.bp.blogspot.com/-IvvMFx04G94/UbijPpeT2tI/AAAAAAAAAQU/UV_DRoW6yF8/s1600/hardness-tester.jpeghttp://4.bp.blogspot.com/-Ob6L7iemlhs/UbijuFfscFI/AAAAAAAAAQ0/JZGDmHt7G5Q/s1600/granule-flow-tester.JPGhttp://3.bp.blogspot.com/-SFpztNsFHWg/UbijLBjGqoI/AAAAAAAAAQM/kvvsELvtNC8/s1600/disintegrator-tester.jpghttp://1.bp.blogspot.com/-MXIILv5FIr4/UbijLMG9XII/AAAAAAAAAQo/CEIZ7Y2Mi5A/s1600/Lod-tester.jpghttp://2.bp.blogspot.com/-rf2RzzrOqgc/UbiwB0NXCVI/AAAAAAAAASI/8t5Sn8g5N68/s1600/friability_tester.jpghttp://3.bp.blogspot.com/-UC57ybMULs8/UbijYf4VFBI/AAAAAAAAAQk/H34msxOXRUk/s1600/tap-density-tester.jpeghttp://3.bp.blogspot.com/-IvvMFx04G94/UbijPpeT2tI/AAAAAAAAAQU/UV_DRoW6yF8/s1600/hardness-tester.jpeghttp://4.bp.blogspot.com/-Ob6L7iemlhs/UbijuFfscFI/AAAAAAAAAQ0/JZGDmHt7G5Q/s1600/granule-flow-tester.JPGhttp://3.bp.blogspot.com/-SFpztNsFHWg/UbijLBjGqoI/AAAAAAAAAQM/kvvsELvtNC8/s1600/disintegrator-tester.jpghttp://1.bp.blogspot.com/-MXIILv5FIr4/UbijLMG9XII/AAAAAAAAAQo/CEIZ7Y2Mi5A/s1600/Lod-tester.jpghttp://2.bp.blogspot.com/-rf2RzzrOqgc/UbiwB0NXCVI/AAAAAAAAASI/8t5Sn8g5N68/s1600/friability_tester.jpghttp://3.bp.blogspot.com/-UC57ybMULs8/UbijYf4VFBI/AAAAAAAAAQk/H34msxOXRUk/s1600/tap-density-tester.jpeghttp://3.bp.blogspot.com/-IvvMFx04G94/UbijPpeT2tI/AAAAAAAAAQU/UV_DRoW6yF8/s1600/hardness-tester.jpeghttp://4.bp.blogspot.com/-Ob6L7iemlhs/UbijuFfscFI/AAAAAAAAAQ0/JZGDmHt7G5Q/s1600/granule-flow-tester.JPGhttp://3.bp.blogspot.com/-SFpztNsFHWg/UbijLBjGqoI/AAAAAAAAAQM/kvvsELvtNC8/s1600/disintegrator-tester.jpghttp://1.bp.blogspot.com/-MXIILv5FIr4/UbijLMG9XII/AAAAAAAAAQo/CEIZ7Y2Mi5A/s1600/Lod-tester.jpghttp://2.bp.blogspot.com/-rf2RzzrOqgc/UbiwB0NXCVI/AAAAAAAAASI/8t5Sn8g5N68/s1600/friability_tester.jpghttp://3.bp.blogspot.com/-UC57ybMULs8/UbijYf4VFBI/AAAAAAAAAQk/H34msxOXRUk/s1600/tap-density-tester.jpeghttp://3.bp.blogspot.com/-IvvMFx04G94/UbijPpeT2tI/AAAAAAAAAQU/UV_DRoW6yF8/s1600/hardness-tester.jpeghttp://4.bp.blogspot.com/-Ob6L7iemlhs/UbijuFfscFI/AAAAAAAAAQ0/JZGDmHt7G5Q/s1600/granule-flow-tester.JPGhttp://3.bp.blogspot.com/-SFpztNsFHWg/UbijLBjGqoI/AAAAAAAAAQM/kvvsELvtNC8/s1600/disintegrator-tester.jpghttp://1.bp.blogspot.com/-MXIILv5FIr4/UbijLMG9XII/AAAAAAAAAQo/CEIZ7Y2Mi5A/s1600/Lod-tester.jpghttp://2.bp.blogspot.com/-rf2RzzrOqgc/UbiwB0NXCVI/AAAAAAAAASI/8t5Sn8g5N68/s1600/friability_tester.jpghttp://3.bp.blogspot.com/-UC57ybMULs8/UbijYf4VFBI/AAAAAAAAAQk/H34msxOXRUk/s1600/tap-density-tester.jpeghttp://3.bp.blogspot.com/-IvvMFx04G94/UbijPpeT2tI/AAAAAAAAAQU/UV_DRoW6yF8/s1600/hardness-tester.jpeghttp://4.bp.blogspot.com/-Ob6L7iemlhs/UbijuFfscFI/AAAAAAAAAQ0/JZGDmHt7G5Q/s1600/granule-flow-tester.JPGhttp://3.bp.blogspot.com/-SFpztNsFHWg/UbijLBjGqoI/AAAAAAAAAQM/kvvsELvtNC8/s1600/disintegrator-tester.jpghttp://1.bp.blogspot.com/-MXIILv5FIr4/UbijLMG9XII/AAAAAAAAAQo/CEIZ7Y2Mi5A/s1600/Lod-tester.jpghttp://2.bp.blogspot.com/-rf2RzzrOqgc/UbiwB0NXCVI/AAAAAAAAASI/8t5Sn8g5N68/s1600/friability_tester.jpghttp://3.bp.blogspot.com/-UC57ybMULs8/UbijYf4VFBI/AAAAAAAAAQk/H34msxOXRUk/s1600/tap-density-tester.jpeghttp://3.bp.blogspot.com/-IvvMFx04G94/UbijPpeT2tI/AAAAAAAAAQU/UV_DRoW6yF8/s1600/hardness-tester.jpeg
  • 8/10/2019 Granulasi Basah Paracetamol

    8/22

    Granulator Jangka Sorong

    Loyang

    Mesin cetak kaplet single-punch Pengayak

    B. Bahan

    . Amprotab

    . Amprotab pro paste

    . Mg stearat

    . Parasetamol

    . PVP

    . Talk

    http://1.bp.blogspot.com/-hlobGWKRLDg/UbiuqhWB63I/AAAAAAAAARg/3-8DGvQx4CA/s1600/ayakan-mesh.jpghttp://4.bp.blogspot.com/-iCa9ifvaY38/UbiurQ8-DtI/AAAAAAAAARs/N2zZAOdipBU/s1600/mesin-cetak-tablet-single-punch.jpghttp://3.bp.blogspot.com/-k9k6AX1gQfY/UbijQAQHM9I/AAAAAAAAAQY/7JUjWle5N2I/s1600/jangka-sorong-digital.jpghttp://3.bp.blogspot.com/-FIZAQ9WuKYA/UbiuqvHgS_I/AAAAAAAAARc/JaPYbiVo0Ds/s1600/loyang.jpghttp://1.bp.blogspot.com/-hlobGWKRLDg/UbiuqhWB63I/AAAAAAAAARg/3-8DGvQx4CA/s1600/ayakan-mesh.jpghttp://4.bp.blogspot.com/-iCa9ifvaY38/UbiurQ8-DtI/AAAAAAAAARs/N2zZAOdipBU/s1600/mesin-cetak-tablet-single-punch.jpghttp://3.bp.blogspot.com/-k9k6AX1gQfY/UbijQAQHM9I/AAAAAAAAAQY/7JUjWle5N2I/s1600/jangka-sorong-digital.jpghttp://3.bp.blogspot.com/-FIZAQ9WuKYA/UbiuqvHgS_I/AAAAAAAAARc/JaPYbiVo0Ds/s1600/loyang.jpghttp://1.bp.blogspot.com/-hlobGWKRLDg/UbiuqhWB63I/AAAAAAAAARg/3-8DGvQx4CA/s1600/ayakan-mesh.jpghttp://4.bp.blogspot.com/-iCa9ifvaY38/UbiurQ8-DtI/AAAAAAAAARs/N2zZAOdipBU/s1600/mesin-cetak-tablet-single-punch.jpghttp://3.bp.blogspot.com/-k9k6AX1gQfY/UbijQAQHM9I/AAAAAAAAAQY/7JUjWle5N2I/s1600/jangka-sorong-digital.jpghttp://3.bp.blogspot.com/-FIZAQ9WuKYA/UbiuqvHgS_I/AAAAAAAAARc/JaPYbiVo0Ds/s1600/loyang.jpghttp://1.bp.blogspot.com/-hlobGWKRLDg/UbiuqhWB63I/AAAAAAAAARg/3-8DGvQx4CA/s1600/ayakan-mesh.jpghttp://4.bp.blogspot.com/-iCa9ifvaY38/UbiurQ8-DtI/AAAAAAAAARs/N2zZAOdipBU/s1600/mesin-cetak-tablet-single-punch.jpghttp://3.bp.blogspot.com/-k9k6AX1gQfY/UbijQAQHM9I/AAAAAAAAAQY/7JUjWle5N2I/s1600/jangka-sorong-digital.jpghttp://3.bp.blogspot.com/-FIZAQ9WuKYA/UbiuqvHgS_I/AAAAAAAAARc/JaPYbiVo0Ds/s1600/loyang.jpghttp://1.bp.blogspot.com/-hlobGWKRLDg/UbiuqhWB63I/AAAAAAAAARg/3-8DGvQx4CA/s1600/ayakan-mesh.jpghttp://4.bp.blogspot.com/-iCa9ifvaY38/UbiurQ8-DtI/AAAAAAAAARs/N2zZAOdipBU/s1600/mesin-cetak-tablet-single-punch.jpghttp://3.bp.blogspot.com/-k9k6AX1gQfY/UbijQAQHM9I/AAAAAAAAAQY/7JUjWle5N2I/s1600/jangka-sorong-digital.jpghttp://3.bp.blogspot.com/-FIZAQ9WuKYA/UbiuqvHgS_I/AAAAAAAAARc/JaPYbiVo0Ds/s1600/loyang.jpg
  • 8/10/2019 Granulasi Basah Paracetamol

    9/22

    V. Prosedur

    1. Penimbangan bahan untuk fase dalam

    Sebelum ditimbang, bahan-bahan yang akan digunakan diayak terlebih dahulu

    menggunakan pengayak no.40. Setelah diayak bahan-bahan ditimbang sesuai dengan

    perhitungan, yaitu parasetamol 250 g, Amprotab 30 g danAmprotab Pro Paste15 g.

    2. Pembuatan Pasta Amilum

    Amprotab 15 g yang telah ditimbang, dimasukkan kedalam beaker glass 250 ml dan

    ditambahkan 100 ml air panas. Diaduk diatas kompor hingga membentuk campuran yang

    bening. Ditimbang pasta amilum yang telah terbentuk.

    3. Pembuatan granul basah

    Bahan-bahan fase dalam (Parasetamol dan amprotab) dicampurkan dan diaduk hingga

    homogen. Lalu ditambahkan sedikit demi sedikit pasta amilum yang telah dibuat sebelumnya

    dan diaduk hingga rata sampai menjadi massa yang bisa dikepal dan ketika kepalan tersebut

    diijatuhkan tidak hancur. Ditimbang sisa pasta amilum yang tidak digunakan. Kemudian

    massa yang sudah dapat dikepal tersebut kemudian dibuat granul dengan granulator. Granul

    yang terbentuk ditampung diatas baki (Loyang) yang telah disiapkan sebelumnya.

    Permukaannya diratakan agar panas yang diterima merata. Granul tersebut kemudian

    dikeringkan dalam oven dengan suhu 50C selama 18 - 24 jam.

    4. Evaluasi Granul

    a. Uji LOD

    Granul yang telah kering diletakkan pada wadah alat uji LOD sebanyak 10 gram, granul

    diratakan pada tempat LOD, alat ditutup dan kemudian tekan tombol start hingga muncul

    tanda rest over. Lalu dilihat nilai persennya.

    b. Uji daya alir granul

    Granul ditimbang sebanyak 15 gram. Disiapkan alat untuk menentukan kecepatan alir

    serbuk dan sudut istirahat, pastikan bagian bawah alat (berupa corong) telah tertutup rapat. Di

    bawah alat diberi alas berupa kertas untuk membuat plot diameter yang berbentuk. Kemudian

    granul yang akan diuji dimasukkan ke dalam wadah berbentuk corong dan dibuka

    penutupnya. Stopwatch dinyalakan bersamaan dengan dibukanya penutup corong. Setelah

    granul telah mengalir semua, diukur tinggi dan diameter tumpukan granul yang dihasilkan.

    Hasil waktu dicatat.

    c. Uji Kompresibilitas Granul

    http://laporanakhirpraktikum.blogspot.com/http://laporanakhirpraktikum.blogspot.com/http://laporanakhirpraktikum.blogspot.com/http://laporanakhirpraktikum.blogspot.com/http://laporanakhirpraktikum.blogspot.com/http://laporanakhirpraktikum.blogspot.com/http://laporanakhirpraktikum.blogspot.com/http://laporanakhirpraktikum.blogspot.com/http://laporanakhirpraktikum.blogspot.com/http://laporanakhirpraktikum.blogspot.com/
  • 8/10/2019 Granulasi Basah Paracetamol

    10/22

    Granul ditimbang sebanyak 15 gram, kemudian dimasukkan pada gelas ukur penampung

    massa cetak. Dan dicatat volume awalnya. Kemudian tombol on pada alat ditekan, sehingga

    menghasilkan beberapa ketukan, dan alat dinyalakn selama 5 menit. Lalu dicatat kembali

    volume akhirnya dan hitung % kompresibilitas.

    5. Penimbangan bahan untuk fase luar

    Sebelum ditimbang, bahan-bahan yang akan digunakan diayak terlebih dahulu

    menggunakan pengayak no.40. Setelah diayak bahan-bahan ditimbang sesuai dengan

    perhitungan, yaitu Mg stearat 2,901 g; PVP 14,505 g dan talk 5,802 g.

    6. Penambahan fase luar ke granul

    Bahan-bahan fase luar yang telah ditimbang ditambahkan ke dalam granul yang telah

    kering, kemudian diaduk hingga homogen.

    7. Pencetakan kaplet

    Pada alat pencetak kaplet, beberapa gram granul dimasukkan kedalamnya, lalu hoper

    atau eeding shoe dipasang untuk memastikan masa granul. Ketentuan kaplet yang diinginkan

    adalah bobot antara 600,4 mg663,6 mg dan kekerasannya 70-80 N. Jalankan mesin untuk

    pencetakan kaplet secara manual untuk mengukur berat dan kekerasan kaplet. Bila belum

    sesuai dengan yang diinginkan, atur berat kaplet. Dan diatur kekerasan tablet. Setelah berat

    dan kekerasan kaplet telah sesuai dan stabil maka mesin dijalankan untuk mencetak kaplet

    dari seluruh bahan yang telah dibuat.

    8. Evaluasi kaplet

    a. Uji keseragaman bobot

    Kaplet sebanyak 20 buah, ditimbang satu per satu diatas alat timbangan. Kemudian hasil

    dicatat dan dihitung rata-ratanya. Analisis keseragaman bobot kaplet dengan membandingkan

    bobot kaplet dalam rentang penyimpangan bobot rata-rata kaplet.

    b. Uji keseragaman ukuran

    Kaplet sebanyak 20 buah diukur satu per satu menggunakan jangka sorong untuk

    mengetahui ukuran panjang, lebar dan tinggi kaplet, setelah itu dihitung rata-ratanya.

    Kemudian hasilnya dicatat.

    c. Uji friabilitas

    Timbang 8 buah kaplet, drum putar dilepaskan dari mesinnya dengan cara melonggarkan

    sekrup. kaplet yang akan diuji dimasukkan ke dalam drum putar, pasang kembali drum putar

    ke mesinnya dan kencangkan sekrup. Kecepatan putaran diatur per menit dengan memutar

    tombol putar SPEED. Untuk mengatur waktu putaran gunakan tombol putar hitam.

    Kemudian mesin dinyalakan dengan menekan tombol MAIN SWITCH dan lampu

    http://laporanakhirpraktikum.blogspot.com/http://laporanakhirpraktikum.blogspot.com/http://laporanakhirpraktikum.blogspot.com/
  • 8/10/2019 Granulasi Basah Paracetamol

    11/22

    menyala. Setelah pengujian selesai mesin dimatikan dengan menekan kembali tombol

    MAIN SWITCH dan lampu mati. Setelah itu lepaskan drum putar dari mesin dengan

    melonggarkan sekrup, kaplet diambil dan drum putar dibersihkan menggunakan kuas. Setelah

    selesai massa kaplet ditimbang kembali.

    d. Uji waktu hancur

    Alat dinyalakan dengan menekan tombol MAIN SWITCH. Suhu diatur hingga 37 2 C

    dengan menekan tombol HEATER. Kemudian enam kaplet yang akan diuji dimasukkan ke

    dalam keranjang (sumur-sumur) pada alat dan cakram dimasukkan di atas masing-masing

    kaplet dengan posisi yang sama. Lalu keranjang dimasukkan ke dalam beaker glass ukuran 1

    Liter yang berisi aquades yang telah dipanaskan sampai suhu 37 2 C. Penutup lubang alat

    uji waktu hancur dibuka dan masukkan beaker glass ke dalam alat dan gantungkan keranjang

    pada gantungan logam, kemudian nyalakan alat dengan menekan tombol START sambil

    menghitung waktu. Pengujian dihentikan saat semua kaplet telah hancur sempurna. Matikan

    alat dengan menekan tombol START, HEATER, MAINSWITCH. Hasil waktu dicatat.

    e. Uji Kekerasan tablet

    Disiapkan 20 kaplet untuk pengujian kekerasan kaplet. Tombol diputar ke posisi EINS

    dan lampu penunjuk kekerasan menyala. Jarum penunjuk kekerasan diperiksa ada di titik nol

    atau tidak. Bila belum tekan tombol . Kaplet diletakkan vertikal dan tepat di tengah

    tengah jarum penekan. Berdirikan kaplet dinaikkan dengan memutar sekrup di bawahnya

    sampai kaplet menekan jarum penekan dan lampu stop menyala. Lalu tombol ditekan,

    jarum penunjuk skala bergerak dan berhenti saat kaplet pecah dan menunjukkan angka unit

    kekerasan dengan skala newton. Lampu stop padam. Dan tombol ditekan untuk

    mengembalikan jarum penunjuk ke angka nol. Hasil dicatat dan dihitung rata-ratanya.

    VI. Data pengamatan dan PerhitunganA. Data pengamatan

    1. Evaluasi Granul

    a. Laju Alir

    Waktu: 2,41 detik

    Tinggi: 1,3 cm

    Diameter: 8,5 cm

    Jari-jari: 4,25 cm

  • 8/10/2019 Granulasi Basah Paracetamol

    12/22

    Tan = = = 0,306

    = 17,0080

    b. Kadar Air (Loss On Drying/LOD)

    LOD = 1,74%

    c. Kemampatan (Tap Density)

    Massa granul : 15 gram

    Volume awal: 37 ml

    Volume akhir: 31,5 ml

    Kerapatan nyata = =

    = 0,405 gram/ml

    Kerapatan mampat = =

    = 0,476 gram/ml

    Kompresibilitas =

    = = 14,92%

    2. Evaluasi Kaplet

    a. Keseragaman Bobot

    No. Massa Kaplet (mg)

    1 668,9

    2 678,2

    3 680,6

    4 683,8

    5 666,1

    6 686,5

    7 629,1

    8 677,1

    9 666,6

    10 603,8

    11 609,8

    12 642,1

  • 8/10/2019 Granulasi Basah Paracetamol

    13/22

    13 654,6

    14 679,4

    15 661,3

    16 688,417 613,2

    18 653,4

    19 686,3

    20 687,6

    Jumlah 13216,8 mg

    Rata-rata 660,84 mg

    b. Keseragaman Ukuran

    No. Panjang Lebar Tinggi

    1. 17,01 6,49 6,33

    2. 17,07 6,49 6,42

    3. 17,01 6,50 6,40

    4. 16,98 6,49 6,42

    5 17,04 6,50 6,35

    6 17,03 6,49 6,45

    7 17,07 6,50 6,00

    8 17,02 6,56 6,36

    9 16,96 6,51 6,21

    10 16,90 6,48 6,11

    11 17,05 6,52 6,10

    12 17,05 6,49 6,17

    13 17,06 6,51 6,29

    14 17,11 6,49 6,20

    15 17,04 6,49 6,30

    16 17,00 6,49 6,44

    17 16,98 6,16 6,60

    18 17,02 6,50 6,30

  • 8/10/2019 Granulasi Basah Paracetamol

    14/22

    19 17,01 6,58 6,48

    20 17,03 6,50 6,38

    Jumlah 342,04 129,74 126,31

    Rata-rata 17,102 6,487 6,3155

    c. Kekerasan Kaplet

    No. Kekerasan (Newton)

    1 120

    2 124

    3 115

    4 84

    5 115

    6 114

    7 125

    8 90

    9 100

    10 117

    11 140

    12 115

    13 103

    14 120

    15 111

    16 92

    17 112

    18 112

    19 125

    20 120

    Jumlah 2254

    Rata-rata 112,7

    d. Friabilitas

    Berat satuan kaplet: 0,79 gram

  • 8/10/2019 Granulasi Basah Paracetamol

    15/22

    Berat awal(W1): 6,32 gram

    Berat akhir(W2): 5,80 gram

    % Friabilitas = x 100% = x 100% = 8,23%

    e. Waktu Hancur (Disintegrasi)

    Waktu hancur kaplet : > 15 menit

    B. Perhitungan

    1. Berat Amprotab yang digunakan dalam pasta

    - Berat beaker glass kosong = 102,21 gram

    - Berat beaker glass kosong + pasta = 227,07 gram

    - Berat beaker glass kosong + pasta sisa = 159,45 gram

    - Berat pasta yang digunakan = 227-159,45 = 67,62 gram

    - Amprotab pro pasta yang digunakan = 15% x 67,62= 10,143 gram

    2. Fase Dalam Teoritis

    - Parasetamol = 250 gram

    - Amprotab = 30 gram

    - Amprotab pro pasta = 10,143 gramTotal fase dalam teoritis = 290,143 gram

    3. Fase Luar Teoritis

    - PVP = 5% x 290,143 gram x 100/92 = 15,769 gram

    - Talkum = 2% x 290,143 gram x 100/92 = 6,307 gram

    - Mg stearat = 1% x 290,143 gram x 100/92 = 3,154 gram

    Total fase luar teoritis = 25,23 gram

    4. Massa Tablet Total Teoritis

    Fase dalam + fase luar = 290,143 + 25,23 gram = 315,373 gram

    5. Berat Satuan Tablet Teoritis

    315,373 gram : 500 tablet = 0,631 gram = 631 mg

    6. Fase Dalam Nyata(Berat Granul Hasil Granulasi)

  • 8/10/2019 Granulasi Basah Paracetamol

    16/22

    - Berat granul hasil pengeringan yang ditimbang = 276,9 gram

    - Berat granul untuk uji LOD = 10 gram

    - Berat fase dalam nyata yang digunakan = 276,910 = 266,9 gram

    -

    7. Massa Tablet Total Teoritis

    Fase dalam + fase luar = 266,9 + 23,208 gram = 290,108 gram

    8. Jumlah Tablet yang Diproduksi

    (massa tablet nyata:massa tablet teoritis) x 500 tablet = 459,94

    = 459 tablet

    9. Berat Satuan Tablet Nyata

    290,108 gram : 459 tablet = 0,632 gram = 632mg

    VIII. Pembahasan

    Pada praktikum kali ini, formula yang digunakan adalah

    R/ PCT 250 gram

    Amprotab 30 gram

    Amprotab pro pasta q.s (15%)

    PVP 5 %

    Talkum 2 %

    Magnesium stearat 1 %

    Untuk kemudian dibuat tablet dengan metode granulasi basah dengan hasil 500 tabet.

    Granulasi basah adalah metode pembuatan tablet dengan pencampuran fase dalam tablet

    terlebih dahulu dengan pengikat yang basah, digranulasi lalu dicampurkan dengan fase luar

    tablet, kemudian dicetak menjadi tablet. Granulasi basah digunakan karena zat aktif dan

    beberapa zat tambahan pada formula diatas memiliki laju alir yang buruk sehingga tidak

    memungkinkan untuk digunakan metode kempa langsung. Pembagian fase luar dan fase

    dalam berdasarkan fungsi dan karakteristik setiap zat. Fase dalam biasanya terdiri dari zat

    aktif, zat pengisi, dan zat pengikat yang tahan terhadap suhu tinggi dalam waktu lama karena

    peada proses pembuatan granulasi basah, pemanasan dalam oven untuk menghilangkan air

    dilakukan setelah terbentuk granul. Fase luar adalah zat eksipien yang berfungsi untuk

    http://laporanakhirpraktikum.blogspot.com/http://laporanakhirpraktikum.blogspot.com/http://laporanakhirpraktikum.blogspot.com/
  • 8/10/2019 Granulasi Basah Paracetamol

    17/22

    membantu proses pengempaan tablet, yaitu zat pelincir dan zat eksipien lain yang tidak tahan

    pemanasan dalam waktu lama.

    Pada formula diatas, PCT atau parasetamol sebagai zat aktif dengan efek farmakologis

    sebagai zat antipiretik dan analgesic. PCT dimasukkan ke fase dalam karena stabil dalam

    pemanasan yang lama.

    Amprotab merupakan zat tambahan fase dalam yang digunakan sebagai pengisi dan

    pengikat karena harga ekonomis sehingga mengurangi biaya produksi. Fungsi sebagai pengisi

    untuk menambah massa tablet yang akan dicetak dan fungsi sebagai pengikat untuk mengikat

    zat aktif dan zat pengisi sehingga dapat tercampur dengan homogen. Amprotab dapat

    digunakan sebagai zat pengikat dengan pencampuran amprotab dan aquadest hangat dengan

    konsentrasi 3-20 % b/b untuk mendapatkan amprotab pro pasta segar (HOPE, 2009). Pada

    praktikum ini dibuat amprotab propasta dengan konsentrasi 15% yang ditambahkan

    secukupnya.

    PVP merupakan zat tambahan fase luar digunakan sebagai pengikat yang membantu

    pengikatan fase luar dengan granul fase dalam. PVP walaupun berfungsi sebagai pengikat

    dimasukkan ke fase luar karena tidak tahan dengan pemanasan yang lama (HOPE, 2009).

    Selain itu juga berfungsi sebagai disintegrant yang membantu penghancuran tablet sehingga

    meningkatkan kelarutan obat dalam cairan tubuh. PVP sebagai pengikat dan disintegrant

    digunakan sebanyak 0.5- 5% (HOPE, 2009). Pada praktikum ini digunakan PVP sebanyak 5

    % agar tablet lebih mudah hancur dan larut dalam tubuh.

    Talkum dan magnesium stearat adalah zat tambahan fase luar yang berfungsi sebagai

    pelincir yang meningkatkan aliran granul sehingga tersebar ke seluruh tempat cetakan pada

    saat pengempaan dan agar tidak meyumbat di cetakan. Selain itu pelincir dapat

    memperpanjang waktu penghancuran obat, sehingga pada saat dilakukan uji friabilitas, massa

    tablet tidak berkurang banyak. Kedua zat ini ditambahkan sebagai fase luar untuk

    memberikan hasil yang lebih baik pada kekerasan tablet dibandingkan ditambahkan sebagai

    fase dalam. Pada formulasi tablet, talcum ditambahkan sebanyak 1- 10% dan magnesium

    stearat ditambahkan sebanyak 0.25- 5% (HOPE, 2009). Pada praktikum ini digunakan talcum

    2% dan magnesium stearat 1%, penambahan hanya sedikit karena pelincir yang banyak dapat

    menyebabkan tablet terlalu keras sehingga sulit hancur dan sulit terlarut serta sulit

    dimetabolisme didalam tubuh.

    Proses pembuatan tablet paracetamol pada praktikum ini dilakukan dengan metode

    granulasi basah. Granulasi basah merupakan salah satu cara pembuatan tablet kompresi

    yang paling banyak digunakan. Granulasi merupakan perlakuan awal terhadap serbuk yang

    http://laporanakhirpraktikum.blogspot.com/http://laporanakhirpraktikum.blogspot.com/http://laporanakhirpraktikum.blogspot.com/http://laporanakhirpraktikum.blogspot.com/
  • 8/10/2019 Granulasi Basah Paracetamol

    18/22

    sukar untuk dicetak menjadi massa yang dapat ditabletasi. granulasi adalah proses

    peningkatan ukuran dimana partikel-partikel kecil digabungkan menjadi partikel dengan

    ukuran lebih besar, membentuk aglomerat atau granul stabil sehingga lebih mudah mengalir.

    Proses granulasi dilakukan karena sebagian besar serbuk tidak dapat dibentuk menjadi tablet

    secara langsung karena kohesivitasnya rendah, tidak memiliki sifat lubrikasi dan disintegrasi

    yang diperlukan dalam proses tabletasi.

    Formula yang digunakan untuk pembuatan tablet paracetamol adalah paracetamol

    250mg, amprotab 30mg, amprotab pro paste 15% q.s. sebagai fase dalam, PVP 5%, Talcum

    2%, dan Mg Stearat 1% sebagai fase luar. Paracetamol merupakan zat aktif yang memiliki

    khasiat sebagai analgesik dan antipiretik. Amprotab berfungsi sebagai zat pengisi dan

    disintregan, sedangkan amprotab pro pasta digunakan sebagai zat pengikat pada fase dalam.

    PVP berfungsi sebagai pengikat untuk fase luar, talcum berfungsi sebagai pelincir dan

    diluent, sedangkan Mg stearat berfungsi sebagai zat pelincir.

    Untuk pembuatan tablet dengan metode granulasi basah, hal yang pertama yang harus

    dilakukan adalah menggranulasi fase dalam dari formula diatas. Fase dalam biasanya terdiri

    dari zat aktif, pengisi dan pengikat. Amprotab pro paste yang digunakan sebagai pengikat

    dibuat dalam konsentrasi 15% dengan cara 15gr amprotab ditimbang dan dilarutkan dalam

    100ml air dan dipanaskan hingga terbentuk suatu mucilago yang bening. Untuk pemakaian

    terbaik, konsentrasi maksimum amprotab yang digunakan sebagai pasta ini biasanya 30%,

    tablet yang mengandung amilum dengan konsentrasi tinggi tidak dapat dicetak dikarenakan

    kompresibilitas nya yang tidak baik.

    Selanjutnya, parasetamol sebagai zat aktif dan amprotab dicampurkan hingga

    terbentuk suatu campuran yang homogen. Amprotab merupakan disintregan yang paling

    umum digunakan. Mekanisme kerja nya adalah dengan membentuk ikatan hidrogen saat

    pengempaan dan pecah atau mengembang saat cairan masuk ke dalam pori-pori tablet

    (kapiler). Amprotab pro pasta yang telah dibuat sebelum nya dicampurkan sedikit demi

    sedikit hingga terbentuk suatu massa yang dapat dikepal. Penambahan amprotab pro pasta

    harus dilakukan dengan hati-hati dan secara perlahan, karena apabila amprotab pro pasta

    yang digunakan terlalu banyak akan menyulitkan proses granulasi dan pada akhirnya tablet

    yang dihasilkan akan sangat keras dan waktu hancur nya akan sangat lama.

    Selanjutnya, massa campuran tadi dimasukkan ke dalam alat granulasi yang disebut

    granulator. Pada alat granulator ini, massa dilewatkan pada mesh atau ayakan dan diberi

    tekanan agar terbentuk suatu granul sehingga luas permukaannya meningkat dan proses

    pengeringan berjalan dengan lebih cepat. Ukuran mesh yang digunakan biasanya mesh no.16.

    http://laporanakhirpraktikum.blogspot.com/http://laporanakhirpraktikum.blogspot.com/http://laporanakhirpraktikum.blogspot.com/
  • 8/10/2019 Granulasi Basah Paracetamol

    19/22

    Granul yang terbentuk, selanjutnya dikeringkan dengan cara dimasukan ke dalam oven pada

    suhu 50-60 0C selama 18-24 jam. Setelah proses pengeringan selesai, granul kemudian di

    masukan kembali ke dalam granulator dan diayak dengan menggunakan ayakan yang ukuran

    nya lebih kecil, biasa nya digunakan ayakan no.18 agar ukuran granul menjadi lebih

    homogen.

    Setelah itu, granul yang diperoleh kemudian ditimbang, dan dievaluasi. Evaluasi

    terhadap granul ini dilakukan dengan menentukan laju alir, kompresibilitas, dan susut

    pengeringan atau lost of drying (LOD). Laju alir granul memegang peranan penting dalam

    pembuatan tablet. Apabila granul mudah mengalir, tablet yang dihasilkan mempunyai

    keseragaman bobot yang baik. Laju alir ini dapat ditentukan dengan menentukan sudut

    istirahat dari granul dengan menggunakan metode corong, Sudut istirahat ini merupakan

    sudut yang dibentuk oleh tumpukan serbuk terhadap bidang datar setelah serbuk atau granul

    tersebut mengalir secara bebas melalui suatu celah sempit dalam hal ini adalah corong. Jadi,

    sudut istirahat diperoleh dengan memasukan sekitar 15gr serbuk ke dalam corong yang

    ditutup, kemudian tutup tersebut dibuka, dan dihitung waktu alir serta tinggi dan diameter

    dari tumpukan granul yang dihasilkan. Dari hasil uji terhadap granul yang dihasilkan,

    diperoleh sudut istirahat granul sebesar 17,008 0C dengan waktu alir selama 2,41 detik. Nilai

    ini menunjukkan bahwa granul yang dihasilkan memiliki sifat laju alir yang baik karena pada

    umumnya granul dikatakan mengalir baik (free flowing) apabila sudut diamnya lebih kecil

    dari 30 0C, sehingga granul dapat dicetak menghasilkan tablet yang homogen.

    Evaluasi terhadap granul yang berikutnya adalah penentuan nilai kompresibilitas

    dari granul dengan menggunakan alat tap density. Sebanyak 15gr granul dimasukan ke dalam

    gelas ukur yang ada pada alat, kemudian dicatat volume awal nya. Selanjutnya alat

    dinyalakan selama 4 menit dan kemudian volume akhir nya dicatat.

    suatu granul yang baik memiliki nilai % kompresibilitas dibawah 20 %. Dari hasil pengujian

    dan perhitungan, diperoleh nilai % kompresibilitas dari granul sebesar 14,92 %. Nilai ini

    menunjukan bahwa granul memiliki nilai kompresibilitas yang baik.

    Pengujian berikutnya adalah penentuan kadar susut pengeringan atau loss of drying

    (LOD) unutk menentukan kadar air yang terkandung dalam granul. Sebanyak 10 gr granul

    disimpan secara merata diatas piringan logam pada alat uji. Kemudian suhu diatur pada 70

    0C, dan kemudian alat dinyalakan selama 10 menit. Dari hasil pengujian diperoleh % LOD

    atau kadar air yang terkandung dalam granul sebesar 1,74 %. Nilai ini menujukan bahwa

    granul memiliki kadar air yang baik, karena batas maksimum kadar air untuk granul adalah 2

    %.

    http://laporanakhirpraktikum.blogspot.com/http://laporanakhirpraktikum.blogspot.com/
  • 8/10/2019 Granulasi Basah Paracetamol

    20/22

    Setelah evaluasi granul dilakukan, granul dipersiapkan untuk dicetak. Pertama, granul

    dicampurkan dengan fase luar yang terdiri dari PVP 5%, talcum 2%, dan Mg Stearat 1%.

    Fase luar dan granul dicampurkan dan diaduk hingga homogen supaya distribusi fase luar

    merata dan homogen. PVP berfungsi sebagai zat pengikat fase luar, talcum berfungsi sebagai

    glidan dan lubrikan, sedangkan Mg Stearat digunakan sebagai glidan dan lubrikan. Pengikat

    digunakan untuk mengikat fase luar dengan fase dalam supaya dapat menyatu dan tercampur

    homogen. Lubrikan digunakan untuk menghilangkan gesekan/friksi saat pengempaan dan

    penarikan kaplet ke luar cetakan. Glidan digunakan untuk memperbaiki laju alir hasil

    campuran fase luar dengan granul (fase dalam) supaya memudahkan pengaliran granul saat

    pencetakan kaplet. Hasil pencampuran cukup homogen.

    Kemudian, dilakukan pencetakan kaplet dengan single punch tablet press dengan

    cetakan kaplet. Dilakukan beberapa kali pencetakan awal, dimana setiap 1 kaplet yang dibuat

    kemudian diuji bobot dan kekerasannya. Hal ini dilakukan supaya kaplet yang dicetak

    memenuhi rentang bobot kaplet teoritis yang diizinkan, yaitu antara 599,45 mg hingga 662,55

    mg. Pada kaplet yang dibuat ke 8 kalinya, didapatkan berat yang memenuhi syarat yaitu

    0,66127 g dengan kekerasan yang tinggi dimana kaplet pecah pada tekanan 122 N, dimana

    kekerasan kaplet yang baik berkisar antara 40-80 N.

    Setelah kaplet dicetak seluruhnya, dilakukan evaluasi kaplet. Pengujian keseragaman

    bobot dan ukuran dilakukan untuk melihat keseragaman dosis pada masing-masing kaplet.

    Pada evaluasi keseragaman bobot, didapatkan bobot rata-rata sebesar 0,66084 g. Berdasarkan

    FI III, untuk uji keseragaman bobot pada kaplet yang telah dibuat dengan bobot rata-rata

    tersebut (di atas 300 mg), dinyatakan bahwa tidak boleh ada lebih dari 2 kaplet yang

    bobotnya menyimpang dari 5% bobot rata-rata (0,03304 g) dan tidak boleh ada 1 kaplet pun

    yang bobotnya menyimpang dari 10% bobot rata-rata (0,06608 g). Dari data yang didapat,

    terdapat 3 kaplet yang menyimpang dari 5% bobot rata-rata dengan penyimpangan bobot

    sebesar 0,057 (kaplet no. 10); 0,051 (no. 11); dan 0,048 g (no. 17) serta tidak ada satupun

    kaplet yang bobotnya menyimpang dari 10% bobot rata-rata. Dengan demikian, kaplet yang

    dibuat hampir memenuhi syarat. Dilihat dari bobot yang didapatkan dibandingkan dengan

    bobot teoritis, terdapat beberapa kaplet yang bobotnya tidak masuk rentang toleransi yang

    diizinkan. Hal ini akan mempengaruhi sedikit kadar zat aktif pada masing-masing kaplet. Hal

    ini dikarenakan kondisi mesin pencetak kaplet yang kurang baik dan bentuk granul yang

    kurang seragam.

    Pada pengujian keseragaman ukuran, disyaratkan tidak boleh ada panjang, lebar, dan

    tinggi kaplet yang menyimpang 1% dari rata-ratanya (p=0,17 mm; l=0,07 mm; t=0,06 mm).

  • 8/10/2019 Granulasi Basah Paracetamol

    21/22

    Pada pengukuran panjang terdapat 1 kaplet yang meyimpang (no. 10), pada pengukuran lebar

    terdapat 1 kaplet yang menyimpang (no. 17) dan pada pengukuran tinggi terdapat 12 kaplet

    yang menyimpang (no. 2, 3, 4, 6, 7, 11, 12, 14, 16, 17, 19, 20), yang berarti,

    ketidakseragaman ini akan mempengaruhi kadar zat aktif dalam kaplet. Dengan demikian,

    keseragaman ukuran tidak memenuhi syarat. Hal ini dikarenakan kondisi mesin pencetak

    kaplet yang kurang baik dan bentuk granul yang kurang seragam.

    Pengujian kekerasan dilakukan untuk melihat seberapa kuat kaplet sehingga

    mempengaruhi pengemasan dan penyimpanannya. Pada pengujian kekerasan, kaplet

    diletakan dengan posisi panjang vertikal seperti angka 0 karena pada posisi ini tekanan

    maksimalnya dapat terukur. Dari hasil yang didapatkan, kekerasan kaplet yang didapat tinggi,

    menyebabkan kaplet pecah pada tekanan diatas 80 N, sedangkan kaplet yang baik memiliki

    tekanan antara 40-80 N. Hal ini dapat disebabkan karena efek dari lubrikan yang kuat

    sehingga meningkatkan kekerasan serta granul yang kurang baik.

    Data friabilitas digunakan untuk mengukur ketahanan permukaan kaplet terhadap

    gesekan yang dialaminya sewaktu pengemasan dan pengiriman. Pada pengujian frialbilitas,

    digunakan 8 kaplet dengan bobot total 6,32 g. %friabilitas tidak boleh lebih dari 1%. Setelah

    diuji, didapatkan %friabilitas sebesar 8,23%. Hasil ini tidak memenuhi syarat. Hal ini

    dikarenakan nilai LOD yang kecil.

    Pengujian waktu hancur dilakukan untuk melihat seberapa lama kaplet akan hancur

    pada kondisi yang menyerupai tubuh manusia. Berdasarkan FI III, waktu hancur yang baik

    tidak lebih dari 15 menit. Pada pengujian ini, didapatkan waktu hancur yang melebihi 15

    menit, dimana terdapat 1 kaplet yang hancur kurang dari 15 menit namun 5 sisanya tidak

    hancur setelah lebih dari 15 menit. Waktu hancur tidak dilanjutkan hingga didapatkan waktu

    hancur pastinya untuk menghemat waktu. Waktu hancur yang tidak baik ini dikarenakan

    proses granulasi yang kurang baik dan efek Mg Stearat. Saat pencampuran fase luar dengan

    fase dalam, bila pengocokan kurang baik dan terlalu lama, maka Mg stearat akan

    memadatkan kaplet dan dengan sifatnya yang tidak larut air akan memperlama waktu hancur

    kaplet. Perbedaan waktu hancur tersebut dikarenakan ketidakseragaman bobot dan ukuran

    kaplet serta homogenitas yang kurang baik.

    IX. Kesimpulan

    1. Cara pembuatan tablet dengan metode granulasi basah yaitu dengan mencampurkan zat

    aktif dan eksipien ke bagian fase dalam yang mengandung pengikat hingga membentuk

  • 8/10/2019 Granulasi Basah Paracetamol

    22/22

    massa lembab yang dapat digranulasi, hasil granul dikeringkan, granul kemudian diberi

    tambahan fase luar, granulasi kembali baru dicetak.

    2. Uji quality controlyang dilakukan terhadap granul dan tablet hasil produksi berupa:

    a. Kemampuan alir dan sudut istirahat

    b. Kompresibilitas

    c. Kadar air (loss on drying)

    d. Waktu hancur

    e. Kekerasan

    f. Friabilitas

    DAFTAR PUSTAKA

    Anas. 2008. Obat-obatan Tablet Yang Perlu Dikritisi. Tersedia di http://jalurgaza.wordpress.com/

    (diakses tanggal 6 April 2013)

    Ansel, H.C., 1989.Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi. Penerjemah : F. Ibrahim. Edisi ke-4. Penerbit

    Universitas Indonesia. Jakarta.

    Aulton,M. E., 1988, Pharmaceutics: The Science of Dosage Form Design, Churchill Livingstone

    Inc, New York.

    Departemen Kesehatan RI. 1979.Farmakope Indonesia.Edisi ketiga. Departemen Kesehatan. Jakarta.

    Departemen Kesehatan RI. 1995. Farmakope Indonesia. Edisi keempat. Departemen Kesehatan.

    Jakarta.

    Lachman, L., A. L. Herbert, & L. K. Joseph. 1994. Teori dan Praktek Farmasi Industri.

    Diterjemahkan oleh: Siti Suyatmi. Universitas Indonesis Press. Jakarta.

    Parrot,EL. 1971. Pharmaceutical Technology Fundamental pharmaceutics Third Edition. Burges

    Publishing Company. USA.

    Royal Pharmaceutical Society of Great Britain. 2009. Handbook of Pharmaceutical Excipient. 6th

    Edition. Pharmaceutical Press. London

    Read more: http://laporanakhirpraktikum.blogspot.com/2013/06/laporan-praktikum-

    pembuatan-tablet.html#ixzz3MILBIC10

    http://laporanakhirpraktikum.blogspot.com/http://laporanakhirpraktikum.blogspot.com/http://laporanakhirpraktikum.blogspot.com/http://laporanakhirpraktikum.blogspot.com/http://laporanakhirpraktikum.blogspot.com/http://laporanakhirpraktikum.blogspot.com/2013/06/laporan-praktikum-pembuatan-tablet.html#ixzz3MILBIC10http://laporanakhirpraktikum.blogspot.com/2013/06/laporan-praktikum-pembuatan-tablet.html#ixzz3MILBIC10http://laporanakhirpraktikum.blogspot.com/2013/06/laporan-praktikum-pembuatan-tablet.html#ixzz3MILBIC10http://laporanakhirpraktikum.blogspot.com/2013/06/laporan-praktikum-pembuatan-tablet.html#ixzz3MILBIC10http://laporanakhirpraktikum.blogspot.com/2013/06/laporan-praktikum-pembuatan-tablet.html#ixzz3MILBIC10http://laporanakhirpraktikum.blogspot.com/http://laporanakhirpraktikum.blogspot.com/