Laporan resmi tablet pct granulasi basah

17
LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI SEDIAAN SOLID PEMBUATAN TABLET PARACETAMOL METODE GRANULASI BASAH Di Susun Oleh : Nama : Hani Novita Santosa No. Mahasiswa :13.0330 Hari / Tgl Praktikum : Selasa / 30 September 2014 Dosen Pengampu : Anasthasia Pujiastuti, M. Sc, Apt LABORATORIUM TEKNOLOGI FARMASI AKADEMI FARMASI THERESIANA SEMARANG 2014

Transcript of Laporan resmi tablet pct granulasi basah

Page 1: Laporan resmi tablet pct   granulasi basah

LAPORAN PRAKTIKUM

TEKNOLOGI SEDIAAN SOLID

PEMBUATAN TABLET PARACETAMOL METODE GRANULASI

BASAH

Di Susun Oleh :

Nama : Hani Novita Santosa

No. Mahasiswa :13.0330

Hari / Tgl Praktikum : Selasa / 30 September 2014

Dosen Pengampu : Anasthasia Pujiastuti, M. Sc, Apt

LABORATORIUM TEKNOLOGI FARMASI

AKADEMI FARMASI THERESIANA

SEMARANG

2014

Page 2: Laporan resmi tablet pct   granulasi basah

I. Formula

Paracetamol 416,67 mg

Povidon 1%

Na Benzoas 0,3%

Explotab 4%

Mg Stearat 1%

Talkum 1%

Sunset Yellow 0,5%

Aquadest 25 mL

Laktosa ad 500 mg

II. Perhitungan Dosis

Acetaminophen (Martindale ed 30 1993, hal 27)

Dosis : 500 – 1000 mg tiap 4 – 6 jam maksimal 4 gram per hari

Jadi dosis : 1x = 500 – 1000 mg

1 hr = (24 : 6) – (24 : 4) x 500 – 1000 mg

= (4 – 6) x 500 – 1000 mg

= 2 – 6 gram

Perhitungan dosis pemakaian 1x :

Usia

(tahun) Perhitungan dosis 1x

Rentang

Dosis (mg)

Pemakian 1x

(tablet) Cek Dosis 1x

2 2/14 x 500 – 1.000 mg 70 – 143 ¼ 104,18/143 = 0,73 ≠ OD

3 3/15 x 500 – 1.000 mg 100 – 200 ¼ 104,18/200 = 0,52 ≠ OD

4 4/16 x 500 – 1.000 mg 125 – 250 ½ 208,35/250 = 0,83≠ OD

5 5/ 17 x 500 – 1.000 mg 147 – 294 ½ 208,35/294 = 0,71 ≠ OD

6 6/ 18 x 500 – 1.000 mg 167 – 333 ½ 208,35/333 = 0,63 ≠ OD

Page 3: Laporan resmi tablet pct   granulasi basah

7 7/19 x 500 – 1.000 mg 184 – 368 ½ 208,35/368 = 0,57 ≠ OD

8 8/20 x 500 – 1.000 mg 200 – 400 ½ 208,35/400 = 0,52 ≠ OD

9 9/20 x 500 – 1.000 mg 225 – 450 1 416,7/450 = 0,926 ≠ OD

10 10/20 x 500 – 1.000 mg 250 – 500 1 416,7/500 = 0,83 ≠ OD

11 11/20 x 500 – 1.000 mg 275 – 550 1 416,7/550 = 0,76 ≠ OD

12 12/ 20 x 500 – 1.000 mg 300 – 600 1 416,7/600 = 0,70 ≠ OD

Penetapan aturan pakai

¼ tablet = 104,175 mg

½ tablet = 208,35 mg

1 tablet = 416,7 mg

2 tablet = 833,4 mg

Perhitungan dosis pemakaian 1hr :

Usia

(tahun)

Perhitungan dosis

1 hari

Rentang

Dosis (g)

Pemakian 1 hari

(tablet) Cek Dosis 1 hari

2 2/14 x 2 – 6 g 0,286 – 0,857 4 – 6 x ¼ 0.625/0,857 = 0,73 ≠ OD

3 3/15 x 2 – 6 g 0,4 – 1,2 4 – 6 x ¼ 0,625/1,2 = 0,52 ≠ OD

4 4/16 x 2 – 6 g 0,5 – 1,5 4 – 6 x ½ 1,25/1,5 = 0,83 ≠ OD

5 5/ 17 x 2 – 6 g 0,588 – 1,765 4 – 6 x ½ 1,25/1,765 = 0,71 ≠ OD

6 6/ 18 x 2 – 6 g 0,667 – 2 4 – 6 x ½ 1,25/2 = 0,63 ≠ OD

7 7/19 x 2 – 6 g 0,737 – 2,21 4 – 6 x ½ 1,25/2,21 = 0,57 ≠ OD

8 8/20 x 2 – 6 g 0,8 – 2,4 4 – 6 x ½ 1,25/2,4 = 0,52 ≠ OD

Page 4: Laporan resmi tablet pct   granulasi basah

9 9/20 x 2 – 6 g 0,9 – 2,7 4 – 6 x 1 2,5/2,7 = 0,93 ≠ OD

10 10/20 x 2 – 6 g 1 – 3 4 – 6 x 1 2,5/3 = 0,83 ≠ OD

11 11/20 x 2 – 6 g 1,1 – 3,3 4 – 6 x 1 2,5/3,3 = 0,76 ≠ OD

12 12/ 20 x 2 – 6 g 1,2 – 3,6 4 – 6 x 1 2,5/3,6 = 0,70 ≠ OD

Aturan Pakai

2 – 3 tahun = 4 – 6 x sehari ¼ tablet

4 – 8 tahun = 4 – 6 x sehari ½ tablet

9 – 12 tahun = 4 – 6 x sehari 1 tablet

13 tahun keatas = 4 – 6 x sehari 2 tablet

III. Perhitungan Bahan

Nama Bahan Kadar Penggunaan Per tablet 800 tablet

Paracetamol - 500/300 x 250

mg

416,67 mg 333,336 mg

Povidon 0,5 – 5% 1% x 500 mg 5 mg 4 gram

Na Benzoas 0,02 – 0,5% 0,3% x 500 mg 1,5 mg 1,2 gram

Explotab 3 – 5% 4% x 500 mg 20 mg 16 gram

Mg Stearat 1 – 5% 1% x 500 mg 5 mg 4 gram

Talkum 1 – 10% 1% x 500 mg 5 mg 4 gram

Sunset Yellow < 1% 0,5% x 500 mg 2,5 mg 2 gram

Aquadest 25 mL 25 mL 25 mL 25 mL

Laktosa 20 – 90% 500 – (416,67 +

5 + 1,5 + 20 +5

+ 2,5 + 5)

44,33 mg 35,464 gram

Page 5: Laporan resmi tablet pct   granulasi basah

IV. Hasil Pengujian

1 Uji Laju Pengeringan

Sebelum Pengeringan =

Berat Tutup Alas Sampel Hasil

44,5 gram 43,2 gram 25 gram 112.7 gram

44,5 gram 43,2 gram 25 gram 112,7 gram

48,59 gram 45,62 gram 25 gram 119,21 gram

44,3 gram 44,32 gram 25 gram 113,62 gram

40,2 gram 43,01 gram 25 gram 108,21 gram

40,21 gram 47,44 gram 25 gram 112,65 gram

49,31 gram 46,43 gram 25 gram 120,65 gram

Setelah Pengeringan =

1) 15 menit = Berat petri + granul = 118,90 gram

Berat petri = 94,69 gram –

Berat granul = 24,69 gram

2) 30 menit = Berat petri + granul = 111,5 gram

Berat petri = 87,7 gram –

Berat granul = 23,8 gram

3) 60 menit = Berat petri + granul = 112,4 gram

Berat petri = 88,62 gram –

Berat granul = 23,78 gram

4) 90 menit = Berat petri + granul = 106,44 gram

Berat petri = 83,21 gram –

Berat granul = 23,23 gram

5) 120 menit = Berat petri + granul = 109,82 gram

Berat petri = 87,65 gram –

Berat granul = 22,17 gram

6) 24 jam = Berat petri + granul = 117,42 gram

Page 6: Laporan resmi tablet pct   granulasi basah

Berat petri = 95,65gram –

Berat granul = 21,77 gram

Perhitungan MC

1. MC (t = 15 menit) = Berat granul (t=15 menit)− Berat granul (t=24 jam)

Berat granul (t=24 jam ) x 100%

= 24,69 gram −21,77 gram

21,77 gram x 100%

= 13,41 %

2. MC (t = 30 menit) = Berat granul (t=30 menit)− Berat granul (t=24 jam)

Berat granul (t=24 jam ) x 100%

= 243 ,8 gram −21,77 gram

21,77 gram x 100%

= 9,32 %

3. MC (t = 90 menit) = Berat granul (t=90 menit) − Berat granul (t=24 jam)

Berat granul (t=24 jam) x 100%

= 23,23 gram −21,77 gram

21,77 gram x 100%

= 6,7 %

4. MC (t = 60 menit) = Berat granul (t=60 menit)− Berat granul (t=24 jam)

Berat granul (t=24 jam ) x 100%

= 23,78 gram −21,77 gram

21,77 gram x 100%

= 9,23 %

5. MC (t = 120 menit) = Berat granul (t=120 menit) − Berat granul (t=24 jam )

Berat granul (t=24 jam) x 100%

= 22,17 gram −21,77 gram

21,77 gram x 100%

Page 7: Laporan resmi tablet pct   granulasi basah

= 1,81 %

Grafik MC

2 Uji Sudut Diam

a. Data Sudut Diam (Sebelum Lubrikasi)

No. Tinggi ( h ) Diameter ( D ) Sudut Diam ( )

1 3 cm 15 cm 21,8

2 4 cm 14 cm 29,7

3 3,8 cm 14 cm 28,4

Rata – Rata Sudut Diam 26,6

b. Data Sudut Diam (Setelah Lubrikasi)

No. Tinggi ( h ) Diameter ( D ) Sudut Diam ( )

1 3 cm 13 cm 24,77

2 3 cm 13 cm 24,77

3 3 cm 13 cm 24,77

Rata – Rata Sudut Diam 24,77

3 Uji Waktu Alir

a) Sebelum Lubrikasi

1. 5,07 detik

0

2

4

6

8

10

12

14

16

15 30 60 90 120

Page 8: Laporan resmi tablet pct   granulasi basah

2. 4,03 detik

Rata – Rata = 4,55 detik

b) Setelah Lubrikasi

1. 2,81 detik

2. 2,68 detik

3. 2,60 detik

Rata – Rata = 2,69 detik

4 Uji LOD

Bobot awal granul = 3 gram

Bobot akhir granul = 2,975 gram

LOD = Bobot awal granul−Bobot akhir granul

Bobot awal granul x 100%

= 3 gram −2,975 gram

3 gram x 100%

= 0,833%

5 Uji Kekerasan

Tablet 1 8 kg

Tablet 2 8 kg

Tablet 3 7 kg

Tablet 4 7 kg

Tablet 5 8 kg

Tablet 6 8 kg

6 Uji Diameter

Diameter = 12 mm

Tebal = 5 mm

7 Uji Kerapuhan

Berat mula – mula (A) = 10,53 gram

Berat akhir pengujian (B) = 9,35 gram

Page 9: Laporan resmi tablet pct   granulasi basah

Angka kerapuhan (F) = A−B

A x 100%

= 10,53 −9,35

10,53x 100%

= 11,20%

8 Uji Waktu Hancur

Tablet 1 1 menit 56 detik

Tablet 2 2 menit 30 detik

Tablet 3 2 menit 20 detik

Tablet 4 2 menit 45 detik

Tablet 5 1 menit 59 detik

Tablet 6 2 menit 15 detik

Total waktu = 13 menit 45 detik

9 Uji Keseragaman Bobot

Deviasi bobot cetak = 5

100 x 500 mg = 25 mg

- ) 500 mg – 25 mg = 475 mg

+) 500 mg + 25 mg = 525 mg

No. Bobot Tablet (gram) Deviasi

5% 10%

1. 0,52 gram √ √

2. 0,51 gram √ √

3. 0,52 gram √ √

4. 0,51 gram √ √

5. 0,52 gram √ √

6. 0,52 gram √ √

7. 0,50 gram √ √

8. 0,50 gram √ √

9. 0,51 gram √ √

Page 10: Laporan resmi tablet pct   granulasi basah

10. 0,50 gram √ √

11. 0,52 gram √ √

12. 0,52 gram √ √

13. 0,52 gram √ √

14. 0,52 gram √ √

15. 0,52 gram √ √

16. 0,51 gram √ √

17. 0,49 gram √ √

18. 0,50 gram √ √

19. 0,52 gram √ √

20. 0,51 gram √ √

Total bobot 20 tablet = 10,24 gram

Rata – rata bobot 20 tablet = 10,24 gram : 20 = 0,512 gram

Deviasi Keseragaman Bobot 5% dan 10%

Deviasi 5% = 5

100 x 0,512 gram = 0,0256 gram

- ) 0,512 gram – 0,0256 gram = 0,4864 gram

+) 0,512 gram + 0,0256 gram = 0,5376 gram

Deviasi 10% = 10

100 x 0,512 gram = 0,0512 gram

-) 0,512 gram – 0,0512 gram = 0,4608 gram

+) 0,512 gram + 0,0512 gram = 0,5376 gram

10 Uji Randemen Tablet

Jumlah tablet yang dihasilkan = 401 tablet

Jumlah tablet yang diinginkan = 800 tablet

Randemen hasil tablet = Jumlah tablet yang dihasilkan

Jumlah tablet yang diinginkan x 100%

= 401

800x 100%

= 50,125%

Page 11: Laporan resmi tablet pct   granulasi basah

V. Pembahasan

Pada praktikum kali ini kami membuat tablet Paracetamol dengan

menggunakan metode granulasi basah. Pada pembuatan tablet Paracetamol

kali ini, kami menggunakan beberapa bahan pendukung yaitu pengikat,

pengawet, penghancur, pelincir, pelicin, pewarna dan tentu saja pengisi.

Kegunaan masing masing dari tiap bahan pendukung yaitu pengikat yang

berguna untuk meningkatkan kekuatan ikatan antar bahan – bahan dalam

tablet, selanjutnya pengawet hal ini dimaksudkan untuk menaikkan stabilitas

obat selain itu metode yang kami pakai saat ini yaitu granulasi basah yang

dimana dalam tahap pembuatannya menggunakan larutan pengikat yang

mengandung komponen air didalamnya dikarenakan air adalah sumber tempat

perkembangbiakan mikroorganisme yang dalam hal ini adalah jamur dan

bakteri yang paling baik dan tentu saja hal ini sangat tidak diharapkan yang

nantinya mengganggu stabilitas obat. Ketiga yaitu penghancur yang

membantu hancurnya tablet didalam tubuh saat pemakaiannya. Penambahan

bahan penghancur yang baik yaitu dengan eksternal dan internal dimana

eksternal membantu pecahnya bagian luar tablet sedangkan internal untuk

membantu pecahnya granul dari tablet Paracetamol. Bahan pelincir dan

pelicin yang berguna untuk membantu meningkatkan sifat alir granul

sehingga akan dihasilkan tablet dengan bobot yang seragam selain itu untuk

membantu keluarnya tablet dari mesin cetak tablet setelah dicetak. Pewarna

untuk memberi tanda pada obat tersebut dan untuk melihat apakah serbuk

yang dicampurkan sudah tercampur sempurna atau belum. Pengisi adalah

bahan yang ditambahkan yang berguna untuk memperbesar volume serta

untuk memudahkan tablet pada saat proses pencetakan.

Setelah kami mencampurkan semua serbuk lalu kami menguji serbuk

kami dengan melakukan uji LOD (Loss On Drying), kecepatan alir, sudut

diam. Ketiga uji serbuk ini kami lakukan tentu saja untuk memastikan bahwa

serbuk yang dihasilkan sudah sesuai dengan ketentuan kriteria. Pertama uji

Page 12: Laporan resmi tablet pct   granulasi basah

LOD (Loss On Drying) adalah banyaknya air yang terkandung dalam zat atau

banyaknya air yang terserap dalam zat/ LOD dilakukan untuk melihat bahwa

kandungan air yang berada didalam granul. Jika kadar LOD tinggi maka daya

alir granul semakin lama (lembab) begitu juga bila LOD kecil maka daya

alirnya semakin singkat. Syarat LOD yaitu < 2% dan hal ini sudah sesuai

dengan hasil kelompok kami hasilkan yaitu 0,833%. Hal ini dikarenakan

jumlah bahan pelarut (air) yang sudah sesuai, kemudian sewaktu pengeringan

suhu oven yang digunakan sudah sesuai (600C). Suatu granul bisa saja

mempunyai kadar LOD yang sama tetapi mempunyai waktu alir yang

berbeda,itu juga yang dialami antar kelompok 3 dan kelompok 4, hal ini

dikarenakan oleh jumlah bahan lubricant dan glidant dari tiap paracetamol dan

ini menyebabkan granul mempunyai waktu alir yang sangat baik dengan

kecepatan yang tinggi pula. LOD dipengaruhi oleh jumlah air yang menguap

pada saat granul dikeringkan didalam oven. Selanjutnya kecepatan alir yang

dipersyaratkan yaitu < 10 detik dan hal ini sudah sesuai dengan praktek yang

kami lakukan, hal ini sangat berpengaruh pada waktu alir dan sudut diam.

Sudut diam mempunyai syarat <300C seharusnya antara sesudah diberi

lubricant lebih kecil sebelum diberi lubricant hal ini dikarenakan

pencampuran homogen dari bahan glidan dan lubricant dengan granul. Sudut

diam dipengaruhi oleh kecepatan alir, LOD, waktu alir, dan penambahan

lubricant. Semakin kecil sudut diam maka semakin baik waktu alir dari

sebuah granul. Hal ini karena kami menggunakan Explotab yang mempunyai

ukuran partikel yang lebih halus dan lebih mudah untuk menghasilkan ukuran

partikel yang lebih besar. Ukuran partikel granul partikelnya lebih besar, gaya

grafitasinya semakin besar dan sifat alirnya makin cepat. Cara memperbaiki

sifat alir untuk mendapatkan sifat alir yang baik yaitu dengan penambahan

lubricant, kemudian dilakukan pengeringan dalam oven, memperbesar ukuran

Page 13: Laporan resmi tablet pct   granulasi basah

patikel (dengan membuat granul) dan yang terakhir membuat bentuk granul

berbentuk menjadi bulat.

Selanjutnya dengan pengujian dimensi, kekerasan, kerapuhan, waktu

hancur, keseragaman bobot dan randemen tablet. Syarat dimensi dari

Farmakope Indonesia III yaitu kecuali dinyatakan lain, diameter tablet tidak

lebih dari 3 kali dan tidak kurang dari 1 1/3 tebal tablet dan hasil yang

kelompok kami hasilkan yaitu diameter 12 mm dan tebal 5 mm, seharusnya

tebal yang dihasilkan yaitu 4 mm hal ini dikarenakan jika diameter yang jika

tipis dengan diameter yang lebar maka akan membuat tablet mudah patah,

selain itu selama proses pencetakan tekanan pada mesin cetak tablet berubah –

ubah oleh karena getaran mesin cetak tablet. Selanjutnya uji kekerasan yang

menurut Sulaiman, 2007 mempunyai syarat antar 4 – 10 kg. Kekerasan tablet

kurang dari 4 kg masih dapat diterima dengan syarat kerapuhannya tidak

melebihi batas yang diterapkan. Tetapi biasanya tablet yang tidak keras akan

memiliki kerapuhan yang tinggi dan lebih sulit penanganannya pada saat

pengemasan, dan transportasi. Kekerasan tablet lebih besar dari 10 kg masih

dapat diterima, jika masih memenuhi persyaratan waktu hancur/disintegrasi

dan disolusi yang dipersyaratkan dan hal ini sudah sesuai dengan hasil yang

kelompok kami hasilkan yaitu 7 – 8 kg, hal ini dikarenakan pengaruh tekanan

yang diberikan oleh mesin cetak tablet terhadap granul yang akan dicetak,

pengikat yang digunakan dalam pembuatan tablet sangat berpengaruh karena

semakin tinggi konsentrasi pengikat yang dipakai maka semakin keras tablet

yang dihasilkan. Keseragaman bobot juga berpengaruh terhadap kekerasan.

Semakin berat bobotnya maka akan menghasilkan kekerasan tablet yang

tinggi pula. Uji kerapuhan menurut Andaya, 2009 memiliki syarat kerapuhan

<1% sedangkan kelompok kami menghasilkan kerapuhan 11,20% dan ini

menyebabkan tablet yang kami hasilkan sangat rapuh dipengaruhi oleh

pengikat yang kami gunakan semakin tinggi konsentrasi yang kami gunakan

maka semakin kuat ikatan antar granul sehingga menyebabkan granul menjadi

Page 14: Laporan resmi tablet pct   granulasi basah

tidak patah. Uji waktu hancur yang kami hasilkan secara total semuanya yaitu

13 menit 45 detik dan ini sudah memenuhi syarat menurut Farmakope

Indonesia III yaitu kurang dari 15 menit untuk tablet yang tidak bersalut

sedangkan untuk tablet yang bersalut membutuhkan waktu kurang dari 60

menit. Faktor – faktor yang mempengaruhi waktu hancur suatu sediaan tablet

yaitu sifat fisik granul, kekerasan, porositas tablet, dan daya serap granul.

Penambahan tekanan pada waktu pentabletan menyebabkan penurunan

porositas dan menaikkan kekerasan tablet. Dengan bertambahnya kekerasan

tablet akan menghambat penetrasi cairan ke dalam pori – pori tablet sehingga

memperpanjang waktu hancur tablet. Uji keseragaman tablet memiliki

persyaratan tablet tidak bersalut harus memenuhi syarat keseragaman bobot

yang ditetapkan dengan cara menimbang 20 tablet dan menghitung bobot rata

– rata tiap tabletnya. Jika tablet tersebut ditimbang satu persatu maka tidak

boleh lebih dari 2 tablet yang masing – masing bobotnya menyimpang dari

bobot rata – ratanya lebih besar dari harga yang telah ditetapkan kolom A dan

tidak satu tablet – pun yang bobotnya menyimpang dari bobot rata – ratanya

lebih dari harga yang ditetapkan kolom B. Jika tidak mencukupi 20 tablet

maka dapat digunakan 10 tablet tetapi dengan ketentuan tidak satu tablet –

pun yang bobotnya menyimpang lebih besar dari bobot rata – rata yang

ditetapkan kolom A dan tidak satu tablet – pun yang bobotnya menyimpang

lebih besar dari bobot rata – rata yang ditetapkan kolom B. Dalam praktek ini

sudah sesuai dengan teori yang sebenarnya menurut Farmakope Indonesia

edisi III dan hal ini disebabkan karena proses penyetingan bobot yang sudah

benar, daya alir granul yang baik, kadar LOD yang sudah memenuhi syarat.

Kemasan terdapat 2 macam yaitu kemasan sekunder dan kemasan primer.

Kali ini yang saya gunakan yaitu pemakaian botol plastik dalam kemasan

primer tablet paracetamol hal in dikarenakan dalam penyimpanan lebih aman

dari pengaruh luar seperti cahaya matahari, tidak mudah pecah. Sedangkan

Page 15: Laporan resmi tablet pct   granulasi basah

untuk kemasan sekunder lebih mudah dalam proses pembuatan desain dan

biaya murah.

Page 16: Laporan resmi tablet pct   granulasi basah

VI. Kesimpulan

1. Granulasi basah adalah proses pencampuran partikel zat aktif dan eksipien

menjadi partikel yang lebih besar dengan menambahkan cairan pengikat

dalam jumlah yang tepat sehingga terjadi massa lembab yang dapat

digranulasi.

2. Tablet Paracetamol dibuat metode granulasi basah hal ini dikarenakan untuk

memperbaiki sifat alir granul dari Paracetamol, karena Paracetamol memiliki

bentuk serbuk yang sangat halus.

3. Dalam melakukan pembuatan tablet paracetamol hal ini dilakukan beberapa

pengujian yaitu sudut diam, LOD, Kecepatan alir, sudut diam, kekerasan,

waktu hancur, ketebalan, diameter, kerapuhan, keseragaman bobot dan

randemen tablet. Dari 11 pengujian yang tidak memenuhi syarat adalah

pengujian ketebalan dan randemen tablet sedangkan uji lainnya memenuhi

syarat.

Page 17: Laporan resmi tablet pct   granulasi basah

VII. Daftar Pustaka

Agoes, Goeswin, 2012, Sediaan Farmasi Padat (SFI – 6), ITB : Bandung

Anonim, 1993. Martindale The Complete Drug Reference Thirty Edition.

Departemen Kesehatan RI : Jakarta

Ditjen POM, 1979, Farmakope Indonesia Edisi III, Departemen Kesehatan

Republik Indonesia : Jakarta

Ditjen POM, 1995, Farmakope Indonesia Edisi IV, Departemen Kesehatan

Republik Indonesia : Jakarta

Palobo, F., Paulina, V.Y., Adithya, Y., 2012, Formulasi Granul Effervescent

Ekstrak Daun Leilem (Clerodendrum minahassae L.),

https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/pharmacon/article/download/48

8/381.pdf, diakses tanggal 28 April 2014.

Raymond,dkk, 2009, Handbook of Pharmaceutical Excipients Sixth Edition,

Pharmaceutical Press and American Pharmacists Association : Inggris

Siregar, Charles, 2007, Teknologi Farmasi Sediaan Tablet Dasar – Dasar

Praktis, EGC Penerbit Buku Kedokteran : Bandung

Sulaiman, T. N. S. 2007, Teknologi dan Formulasi Sediaan Tablet,

Laboratorium Teknologi Farmasi Fakultas Farmasi UGM:

Yogyakarta.

Voigt, R, 1995, Buku Pelajaran Teknologi Farmasi, Gadjah Mada University

Press : Yogyakarta

Semarang, 26 September 2014

Dosen Pembimbing Praktikan

Hani Novita Santosa