Laporan resmi tablet pct granulasi basah
-
Upload
kezia-hani-novita -
Category
Health & Medicine
-
view
2.242 -
download
9
Transcript of Laporan resmi tablet pct granulasi basah
LAPORAN PRAKTIKUM
TEKNOLOGI SEDIAAN SOLID
PEMBUATAN TABLET PARACETAMOL METODE GRANULASI
BASAH
Di Susun Oleh :
Nama : Hani Novita Santosa
No. Mahasiswa :13.0330
Hari / Tgl Praktikum : Selasa / 30 September 2014
Dosen Pengampu : Anasthasia Pujiastuti, M. Sc, Apt
LABORATORIUM TEKNOLOGI FARMASI
AKADEMI FARMASI THERESIANA
SEMARANG
2014
I. Formula
Paracetamol 416,67 mg
Povidon 1%
Na Benzoas 0,3%
Explotab 4%
Mg Stearat 1%
Talkum 1%
Sunset Yellow 0,5%
Aquadest 25 mL
Laktosa ad 500 mg
II. Perhitungan Dosis
Acetaminophen (Martindale ed 30 1993, hal 27)
Dosis : 500 – 1000 mg tiap 4 – 6 jam maksimal 4 gram per hari
Jadi dosis : 1x = 500 – 1000 mg
1 hr = (24 : 6) – (24 : 4) x 500 – 1000 mg
= (4 – 6) x 500 – 1000 mg
= 2 – 6 gram
Perhitungan dosis pemakaian 1x :
Usia
(tahun) Perhitungan dosis 1x
Rentang
Dosis (mg)
Pemakian 1x
(tablet) Cek Dosis 1x
2 2/14 x 500 – 1.000 mg 70 – 143 ¼ 104,18/143 = 0,73 ≠ OD
3 3/15 x 500 – 1.000 mg 100 – 200 ¼ 104,18/200 = 0,52 ≠ OD
4 4/16 x 500 – 1.000 mg 125 – 250 ½ 208,35/250 = 0,83≠ OD
5 5/ 17 x 500 – 1.000 mg 147 – 294 ½ 208,35/294 = 0,71 ≠ OD
6 6/ 18 x 500 – 1.000 mg 167 – 333 ½ 208,35/333 = 0,63 ≠ OD
7 7/19 x 500 – 1.000 mg 184 – 368 ½ 208,35/368 = 0,57 ≠ OD
8 8/20 x 500 – 1.000 mg 200 – 400 ½ 208,35/400 = 0,52 ≠ OD
9 9/20 x 500 – 1.000 mg 225 – 450 1 416,7/450 = 0,926 ≠ OD
10 10/20 x 500 – 1.000 mg 250 – 500 1 416,7/500 = 0,83 ≠ OD
11 11/20 x 500 – 1.000 mg 275 – 550 1 416,7/550 = 0,76 ≠ OD
12 12/ 20 x 500 – 1.000 mg 300 – 600 1 416,7/600 = 0,70 ≠ OD
Penetapan aturan pakai
¼ tablet = 104,175 mg
½ tablet = 208,35 mg
1 tablet = 416,7 mg
2 tablet = 833,4 mg
Perhitungan dosis pemakaian 1hr :
Usia
(tahun)
Perhitungan dosis
1 hari
Rentang
Dosis (g)
Pemakian 1 hari
(tablet) Cek Dosis 1 hari
2 2/14 x 2 – 6 g 0,286 – 0,857 4 – 6 x ¼ 0.625/0,857 = 0,73 ≠ OD
3 3/15 x 2 – 6 g 0,4 – 1,2 4 – 6 x ¼ 0,625/1,2 = 0,52 ≠ OD
4 4/16 x 2 – 6 g 0,5 – 1,5 4 – 6 x ½ 1,25/1,5 = 0,83 ≠ OD
5 5/ 17 x 2 – 6 g 0,588 – 1,765 4 – 6 x ½ 1,25/1,765 = 0,71 ≠ OD
6 6/ 18 x 2 – 6 g 0,667 – 2 4 – 6 x ½ 1,25/2 = 0,63 ≠ OD
7 7/19 x 2 – 6 g 0,737 – 2,21 4 – 6 x ½ 1,25/2,21 = 0,57 ≠ OD
8 8/20 x 2 – 6 g 0,8 – 2,4 4 – 6 x ½ 1,25/2,4 = 0,52 ≠ OD
9 9/20 x 2 – 6 g 0,9 – 2,7 4 – 6 x 1 2,5/2,7 = 0,93 ≠ OD
10 10/20 x 2 – 6 g 1 – 3 4 – 6 x 1 2,5/3 = 0,83 ≠ OD
11 11/20 x 2 – 6 g 1,1 – 3,3 4 – 6 x 1 2,5/3,3 = 0,76 ≠ OD
12 12/ 20 x 2 – 6 g 1,2 – 3,6 4 – 6 x 1 2,5/3,6 = 0,70 ≠ OD
Aturan Pakai
2 – 3 tahun = 4 – 6 x sehari ¼ tablet
4 – 8 tahun = 4 – 6 x sehari ½ tablet
9 – 12 tahun = 4 – 6 x sehari 1 tablet
13 tahun keatas = 4 – 6 x sehari 2 tablet
III. Perhitungan Bahan
Nama Bahan Kadar Penggunaan Per tablet 800 tablet
Paracetamol - 500/300 x 250
mg
416,67 mg 333,336 mg
Povidon 0,5 – 5% 1% x 500 mg 5 mg 4 gram
Na Benzoas 0,02 – 0,5% 0,3% x 500 mg 1,5 mg 1,2 gram
Explotab 3 – 5% 4% x 500 mg 20 mg 16 gram
Mg Stearat 1 – 5% 1% x 500 mg 5 mg 4 gram
Talkum 1 – 10% 1% x 500 mg 5 mg 4 gram
Sunset Yellow < 1% 0,5% x 500 mg 2,5 mg 2 gram
Aquadest 25 mL 25 mL 25 mL 25 mL
Laktosa 20 – 90% 500 – (416,67 +
5 + 1,5 + 20 +5
+ 2,5 + 5)
44,33 mg 35,464 gram
IV. Hasil Pengujian
1 Uji Laju Pengeringan
Sebelum Pengeringan =
Berat Tutup Alas Sampel Hasil
44,5 gram 43,2 gram 25 gram 112.7 gram
44,5 gram 43,2 gram 25 gram 112,7 gram
48,59 gram 45,62 gram 25 gram 119,21 gram
44,3 gram 44,32 gram 25 gram 113,62 gram
40,2 gram 43,01 gram 25 gram 108,21 gram
40,21 gram 47,44 gram 25 gram 112,65 gram
49,31 gram 46,43 gram 25 gram 120,65 gram
Setelah Pengeringan =
1) 15 menit = Berat petri + granul = 118,90 gram
Berat petri = 94,69 gram –
Berat granul = 24,69 gram
2) 30 menit = Berat petri + granul = 111,5 gram
Berat petri = 87,7 gram –
Berat granul = 23,8 gram
3) 60 menit = Berat petri + granul = 112,4 gram
Berat petri = 88,62 gram –
Berat granul = 23,78 gram
4) 90 menit = Berat petri + granul = 106,44 gram
Berat petri = 83,21 gram –
Berat granul = 23,23 gram
5) 120 menit = Berat petri + granul = 109,82 gram
Berat petri = 87,65 gram –
Berat granul = 22,17 gram
6) 24 jam = Berat petri + granul = 117,42 gram
Berat petri = 95,65gram –
Berat granul = 21,77 gram
Perhitungan MC
1. MC (t = 15 menit) = Berat granul (t=15 menit)− Berat granul (t=24 jam)
Berat granul (t=24 jam ) x 100%
= 24,69 gram −21,77 gram
21,77 gram x 100%
= 13,41 %
2. MC (t = 30 menit) = Berat granul (t=30 menit)− Berat granul (t=24 jam)
Berat granul (t=24 jam ) x 100%
= 243 ,8 gram −21,77 gram
21,77 gram x 100%
= 9,32 %
3. MC (t = 90 menit) = Berat granul (t=90 menit) − Berat granul (t=24 jam)
Berat granul (t=24 jam) x 100%
= 23,23 gram −21,77 gram
21,77 gram x 100%
= 6,7 %
4. MC (t = 60 menit) = Berat granul (t=60 menit)− Berat granul (t=24 jam)
Berat granul (t=24 jam ) x 100%
= 23,78 gram −21,77 gram
21,77 gram x 100%
= 9,23 %
5. MC (t = 120 menit) = Berat granul (t=120 menit) − Berat granul (t=24 jam )
Berat granul (t=24 jam) x 100%
= 22,17 gram −21,77 gram
21,77 gram x 100%
= 1,81 %
Grafik MC
2 Uji Sudut Diam
a. Data Sudut Diam (Sebelum Lubrikasi)
No. Tinggi ( h ) Diameter ( D ) Sudut Diam ( )
1 3 cm 15 cm 21,8
2 4 cm 14 cm 29,7
3 3,8 cm 14 cm 28,4
Rata – Rata Sudut Diam 26,6
b. Data Sudut Diam (Setelah Lubrikasi)
No. Tinggi ( h ) Diameter ( D ) Sudut Diam ( )
1 3 cm 13 cm 24,77
2 3 cm 13 cm 24,77
3 3 cm 13 cm 24,77
Rata – Rata Sudut Diam 24,77
3 Uji Waktu Alir
a) Sebelum Lubrikasi
1. 5,07 detik
0
2
4
6
8
10
12
14
16
15 30 60 90 120
2. 4,03 detik
Rata – Rata = 4,55 detik
b) Setelah Lubrikasi
1. 2,81 detik
2. 2,68 detik
3. 2,60 detik
Rata – Rata = 2,69 detik
4 Uji LOD
Bobot awal granul = 3 gram
Bobot akhir granul = 2,975 gram
LOD = Bobot awal granul−Bobot akhir granul
Bobot awal granul x 100%
= 3 gram −2,975 gram
3 gram x 100%
= 0,833%
5 Uji Kekerasan
Tablet 1 8 kg
Tablet 2 8 kg
Tablet 3 7 kg
Tablet 4 7 kg
Tablet 5 8 kg
Tablet 6 8 kg
6 Uji Diameter
Diameter = 12 mm
Tebal = 5 mm
7 Uji Kerapuhan
Berat mula – mula (A) = 10,53 gram
Berat akhir pengujian (B) = 9,35 gram
Angka kerapuhan (F) = A−B
A x 100%
= 10,53 −9,35
10,53x 100%
= 11,20%
8 Uji Waktu Hancur
Tablet 1 1 menit 56 detik
Tablet 2 2 menit 30 detik
Tablet 3 2 menit 20 detik
Tablet 4 2 menit 45 detik
Tablet 5 1 menit 59 detik
Tablet 6 2 menit 15 detik
Total waktu = 13 menit 45 detik
9 Uji Keseragaman Bobot
Deviasi bobot cetak = 5
100 x 500 mg = 25 mg
- ) 500 mg – 25 mg = 475 mg
+) 500 mg + 25 mg = 525 mg
No. Bobot Tablet (gram) Deviasi
5% 10%
1. 0,52 gram √ √
2. 0,51 gram √ √
3. 0,52 gram √ √
4. 0,51 gram √ √
5. 0,52 gram √ √
6. 0,52 gram √ √
7. 0,50 gram √ √
8. 0,50 gram √ √
9. 0,51 gram √ √
10. 0,50 gram √ √
11. 0,52 gram √ √
12. 0,52 gram √ √
13. 0,52 gram √ √
14. 0,52 gram √ √
15. 0,52 gram √ √
16. 0,51 gram √ √
17. 0,49 gram √ √
18. 0,50 gram √ √
19. 0,52 gram √ √
20. 0,51 gram √ √
Total bobot 20 tablet = 10,24 gram
Rata – rata bobot 20 tablet = 10,24 gram : 20 = 0,512 gram
Deviasi Keseragaman Bobot 5% dan 10%
Deviasi 5% = 5
100 x 0,512 gram = 0,0256 gram
- ) 0,512 gram – 0,0256 gram = 0,4864 gram
+) 0,512 gram + 0,0256 gram = 0,5376 gram
Deviasi 10% = 10
100 x 0,512 gram = 0,0512 gram
-) 0,512 gram – 0,0512 gram = 0,4608 gram
+) 0,512 gram + 0,0512 gram = 0,5376 gram
10 Uji Randemen Tablet
Jumlah tablet yang dihasilkan = 401 tablet
Jumlah tablet yang diinginkan = 800 tablet
Randemen hasil tablet = Jumlah tablet yang dihasilkan
Jumlah tablet yang diinginkan x 100%
= 401
800x 100%
= 50,125%
V. Pembahasan
Pada praktikum kali ini kami membuat tablet Paracetamol dengan
menggunakan metode granulasi basah. Pada pembuatan tablet Paracetamol
kali ini, kami menggunakan beberapa bahan pendukung yaitu pengikat,
pengawet, penghancur, pelincir, pelicin, pewarna dan tentu saja pengisi.
Kegunaan masing masing dari tiap bahan pendukung yaitu pengikat yang
berguna untuk meningkatkan kekuatan ikatan antar bahan – bahan dalam
tablet, selanjutnya pengawet hal ini dimaksudkan untuk menaikkan stabilitas
obat selain itu metode yang kami pakai saat ini yaitu granulasi basah yang
dimana dalam tahap pembuatannya menggunakan larutan pengikat yang
mengandung komponen air didalamnya dikarenakan air adalah sumber tempat
perkembangbiakan mikroorganisme yang dalam hal ini adalah jamur dan
bakteri yang paling baik dan tentu saja hal ini sangat tidak diharapkan yang
nantinya mengganggu stabilitas obat. Ketiga yaitu penghancur yang
membantu hancurnya tablet didalam tubuh saat pemakaiannya. Penambahan
bahan penghancur yang baik yaitu dengan eksternal dan internal dimana
eksternal membantu pecahnya bagian luar tablet sedangkan internal untuk
membantu pecahnya granul dari tablet Paracetamol. Bahan pelincir dan
pelicin yang berguna untuk membantu meningkatkan sifat alir granul
sehingga akan dihasilkan tablet dengan bobot yang seragam selain itu untuk
membantu keluarnya tablet dari mesin cetak tablet setelah dicetak. Pewarna
untuk memberi tanda pada obat tersebut dan untuk melihat apakah serbuk
yang dicampurkan sudah tercampur sempurna atau belum. Pengisi adalah
bahan yang ditambahkan yang berguna untuk memperbesar volume serta
untuk memudahkan tablet pada saat proses pencetakan.
Setelah kami mencampurkan semua serbuk lalu kami menguji serbuk
kami dengan melakukan uji LOD (Loss On Drying), kecepatan alir, sudut
diam. Ketiga uji serbuk ini kami lakukan tentu saja untuk memastikan bahwa
serbuk yang dihasilkan sudah sesuai dengan ketentuan kriteria. Pertama uji
LOD (Loss On Drying) adalah banyaknya air yang terkandung dalam zat atau
banyaknya air yang terserap dalam zat/ LOD dilakukan untuk melihat bahwa
kandungan air yang berada didalam granul. Jika kadar LOD tinggi maka daya
alir granul semakin lama (lembab) begitu juga bila LOD kecil maka daya
alirnya semakin singkat. Syarat LOD yaitu < 2% dan hal ini sudah sesuai
dengan hasil kelompok kami hasilkan yaitu 0,833%. Hal ini dikarenakan
jumlah bahan pelarut (air) yang sudah sesuai, kemudian sewaktu pengeringan
suhu oven yang digunakan sudah sesuai (600C). Suatu granul bisa saja
mempunyai kadar LOD yang sama tetapi mempunyai waktu alir yang
berbeda,itu juga yang dialami antar kelompok 3 dan kelompok 4, hal ini
dikarenakan oleh jumlah bahan lubricant dan glidant dari tiap paracetamol dan
ini menyebabkan granul mempunyai waktu alir yang sangat baik dengan
kecepatan yang tinggi pula. LOD dipengaruhi oleh jumlah air yang menguap
pada saat granul dikeringkan didalam oven. Selanjutnya kecepatan alir yang
dipersyaratkan yaitu < 10 detik dan hal ini sudah sesuai dengan praktek yang
kami lakukan, hal ini sangat berpengaruh pada waktu alir dan sudut diam.
Sudut diam mempunyai syarat <300C seharusnya antara sesudah diberi
lubricant lebih kecil sebelum diberi lubricant hal ini dikarenakan
pencampuran homogen dari bahan glidan dan lubricant dengan granul. Sudut
diam dipengaruhi oleh kecepatan alir, LOD, waktu alir, dan penambahan
lubricant. Semakin kecil sudut diam maka semakin baik waktu alir dari
sebuah granul. Hal ini karena kami menggunakan Explotab yang mempunyai
ukuran partikel yang lebih halus dan lebih mudah untuk menghasilkan ukuran
partikel yang lebih besar. Ukuran partikel granul partikelnya lebih besar, gaya
grafitasinya semakin besar dan sifat alirnya makin cepat. Cara memperbaiki
sifat alir untuk mendapatkan sifat alir yang baik yaitu dengan penambahan
lubricant, kemudian dilakukan pengeringan dalam oven, memperbesar ukuran
patikel (dengan membuat granul) dan yang terakhir membuat bentuk granul
berbentuk menjadi bulat.
Selanjutnya dengan pengujian dimensi, kekerasan, kerapuhan, waktu
hancur, keseragaman bobot dan randemen tablet. Syarat dimensi dari
Farmakope Indonesia III yaitu kecuali dinyatakan lain, diameter tablet tidak
lebih dari 3 kali dan tidak kurang dari 1 1/3 tebal tablet dan hasil yang
kelompok kami hasilkan yaitu diameter 12 mm dan tebal 5 mm, seharusnya
tebal yang dihasilkan yaitu 4 mm hal ini dikarenakan jika diameter yang jika
tipis dengan diameter yang lebar maka akan membuat tablet mudah patah,
selain itu selama proses pencetakan tekanan pada mesin cetak tablet berubah –
ubah oleh karena getaran mesin cetak tablet. Selanjutnya uji kekerasan yang
menurut Sulaiman, 2007 mempunyai syarat antar 4 – 10 kg. Kekerasan tablet
kurang dari 4 kg masih dapat diterima dengan syarat kerapuhannya tidak
melebihi batas yang diterapkan. Tetapi biasanya tablet yang tidak keras akan
memiliki kerapuhan yang tinggi dan lebih sulit penanganannya pada saat
pengemasan, dan transportasi. Kekerasan tablet lebih besar dari 10 kg masih
dapat diterima, jika masih memenuhi persyaratan waktu hancur/disintegrasi
dan disolusi yang dipersyaratkan dan hal ini sudah sesuai dengan hasil yang
kelompok kami hasilkan yaitu 7 – 8 kg, hal ini dikarenakan pengaruh tekanan
yang diberikan oleh mesin cetak tablet terhadap granul yang akan dicetak,
pengikat yang digunakan dalam pembuatan tablet sangat berpengaruh karena
semakin tinggi konsentrasi pengikat yang dipakai maka semakin keras tablet
yang dihasilkan. Keseragaman bobot juga berpengaruh terhadap kekerasan.
Semakin berat bobotnya maka akan menghasilkan kekerasan tablet yang
tinggi pula. Uji kerapuhan menurut Andaya, 2009 memiliki syarat kerapuhan
<1% sedangkan kelompok kami menghasilkan kerapuhan 11,20% dan ini
menyebabkan tablet yang kami hasilkan sangat rapuh dipengaruhi oleh
pengikat yang kami gunakan semakin tinggi konsentrasi yang kami gunakan
maka semakin kuat ikatan antar granul sehingga menyebabkan granul menjadi
tidak patah. Uji waktu hancur yang kami hasilkan secara total semuanya yaitu
13 menit 45 detik dan ini sudah memenuhi syarat menurut Farmakope
Indonesia III yaitu kurang dari 15 menit untuk tablet yang tidak bersalut
sedangkan untuk tablet yang bersalut membutuhkan waktu kurang dari 60
menit. Faktor – faktor yang mempengaruhi waktu hancur suatu sediaan tablet
yaitu sifat fisik granul, kekerasan, porositas tablet, dan daya serap granul.
Penambahan tekanan pada waktu pentabletan menyebabkan penurunan
porositas dan menaikkan kekerasan tablet. Dengan bertambahnya kekerasan
tablet akan menghambat penetrasi cairan ke dalam pori – pori tablet sehingga
memperpanjang waktu hancur tablet. Uji keseragaman tablet memiliki
persyaratan tablet tidak bersalut harus memenuhi syarat keseragaman bobot
yang ditetapkan dengan cara menimbang 20 tablet dan menghitung bobot rata
– rata tiap tabletnya. Jika tablet tersebut ditimbang satu persatu maka tidak
boleh lebih dari 2 tablet yang masing – masing bobotnya menyimpang dari
bobot rata – ratanya lebih besar dari harga yang telah ditetapkan kolom A dan
tidak satu tablet – pun yang bobotnya menyimpang dari bobot rata – ratanya
lebih dari harga yang ditetapkan kolom B. Jika tidak mencukupi 20 tablet
maka dapat digunakan 10 tablet tetapi dengan ketentuan tidak satu tablet –
pun yang bobotnya menyimpang lebih besar dari bobot rata – rata yang
ditetapkan kolom A dan tidak satu tablet – pun yang bobotnya menyimpang
lebih besar dari bobot rata – rata yang ditetapkan kolom B. Dalam praktek ini
sudah sesuai dengan teori yang sebenarnya menurut Farmakope Indonesia
edisi III dan hal ini disebabkan karena proses penyetingan bobot yang sudah
benar, daya alir granul yang baik, kadar LOD yang sudah memenuhi syarat.
Kemasan terdapat 2 macam yaitu kemasan sekunder dan kemasan primer.
Kali ini yang saya gunakan yaitu pemakaian botol plastik dalam kemasan
primer tablet paracetamol hal in dikarenakan dalam penyimpanan lebih aman
dari pengaruh luar seperti cahaya matahari, tidak mudah pecah. Sedangkan
untuk kemasan sekunder lebih mudah dalam proses pembuatan desain dan
biaya murah.
VI. Kesimpulan
1. Granulasi basah adalah proses pencampuran partikel zat aktif dan eksipien
menjadi partikel yang lebih besar dengan menambahkan cairan pengikat
dalam jumlah yang tepat sehingga terjadi massa lembab yang dapat
digranulasi.
2. Tablet Paracetamol dibuat metode granulasi basah hal ini dikarenakan untuk
memperbaiki sifat alir granul dari Paracetamol, karena Paracetamol memiliki
bentuk serbuk yang sangat halus.
3. Dalam melakukan pembuatan tablet paracetamol hal ini dilakukan beberapa
pengujian yaitu sudut diam, LOD, Kecepatan alir, sudut diam, kekerasan,
waktu hancur, ketebalan, diameter, kerapuhan, keseragaman bobot dan
randemen tablet. Dari 11 pengujian yang tidak memenuhi syarat adalah
pengujian ketebalan dan randemen tablet sedangkan uji lainnya memenuhi
syarat.
VII. Daftar Pustaka
Agoes, Goeswin, 2012, Sediaan Farmasi Padat (SFI – 6), ITB : Bandung
Anonim, 1993. Martindale The Complete Drug Reference Thirty Edition.
Departemen Kesehatan RI : Jakarta
Ditjen POM, 1979, Farmakope Indonesia Edisi III, Departemen Kesehatan
Republik Indonesia : Jakarta
Ditjen POM, 1995, Farmakope Indonesia Edisi IV, Departemen Kesehatan
Republik Indonesia : Jakarta
Palobo, F., Paulina, V.Y., Adithya, Y., 2012, Formulasi Granul Effervescent
Ekstrak Daun Leilem (Clerodendrum minahassae L.),
https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/pharmacon/article/download/48
8/381.pdf, diakses tanggal 28 April 2014.
Raymond,dkk, 2009, Handbook of Pharmaceutical Excipients Sixth Edition,
Pharmaceutical Press and American Pharmacists Association : Inggris
Siregar, Charles, 2007, Teknologi Farmasi Sediaan Tablet Dasar – Dasar
Praktis, EGC Penerbit Buku Kedokteran : Bandung
Sulaiman, T. N. S. 2007, Teknologi dan Formulasi Sediaan Tablet,
Laboratorium Teknologi Farmasi Fakultas Farmasi UGM:
Yogyakarta.
Voigt, R, 1995, Buku Pelajaran Teknologi Farmasi, Gadjah Mada University
Press : Yogyakarta
Semarang, 26 September 2014
Dosen Pembimbing Praktikan
Hani Novita Santosa