PEMBAHASAN fix.docx
-
Upload
arian-epani -
Category
Documents
-
view
11 -
download
0
Transcript of PEMBAHASAN fix.docx
INSTRUMENTASI DAN TEKNIK PENGUKURAN
PENGUKURAN SUHU EFEK LISTRIK
Disusun oleh:
- Arief Rahmanto : (061240411465)
Kelas: 3 EGA
Instruktur: Ida Febriana, S.Si, M.T
PEMBAHASAN
PENGUKURAN SUHU EFEK LISTRIK.
Metode – metode listrik untuk pengukuran suhu sangat baik karena memberikan
sinyal yang mudah dideteksi yang banyak dipergunakan untuk tujuan
pengendalian.
Disamping itu metode ini biasanya cukup teliti bila telah dikalibrasi dan
dikompensasi dengan baik.
Macam macam transducer dibagi menjadi 3 yaitu:
thermometer tahanan listrik,
termistor,
thermocouple.
I. Thermometer tahanan listrik Termometer tahanan listrik adalah
instrument suhu berdasarkan kenaikan resistensi logam terhadap suhu.
logam yang biasanya digunakan dalam peralatan ini bermacam-macam
mulai dari Platina sampai ke Nikel.
PRINSIP KERJA :
Pada waktu suatu arus yang dilewatkan pada suatu material, maka elektron-
elektron pita konduksi saja yang merupakan pembawa arus. Resistensi logam
merupakan suatu fungsi dari vibrasi atom-atom dan suhu. Ketika suhu meningkat,
maka atom-atom bervibrasi dengan amplitudo dan frekuensi yang lebih besar yang
akan mengakibatkan tumbukan jauh lebih hebat dengan elektron-elektron.
Termometer tahanan listrik menggunakan elemen sensitif dari kawat platina
atau nikel murni, yang akan memberikan nilai tahanan yang terbatas untuk
masing-masing temperatur jangkauannya. Resistor termal sering juga disebut
sebagai Resistent Temperature Device (RTDs), menggunakan prinsip perubahan
resistansi terhadap temperatur yang mengikuti aturan :
Untuk memperoleh linieritas, maka faktor kuadrat temperatus (a2T2, … anTn)
diabaikan atau ditentukan sama dengan nol, sehingga diperoleh hubungan antara
resistansi dan temperature :
dimana : Ro = tahanan konduktor pada temperature awal ( biasanya 0oC)
RT = tahanan konduktor pada temperatur toC
a = koefisien temperatur tahanan
T = temperatur
RTD adalah salah satu dari beberapa jenis sensor suhu yang sering digunakan.
RTD dibuat dari bahan kawat tahan korosi, kawat tersebut dililitkan pada bahan
keramik isolator. Bahan tersebut antara lain; platina, emas, perak, nikel dan
tembaga, dan yang terbaik adalah bahan platina karena dapat digunakan menyensor
suhu sampai 1500o C. Tembaga dapat digunakan untuk sensor suhu yang lebih
rendah dan lebih murah, tetapi tembaga mudah terserang korosi. Konstruksi RDT
ditunjukkan oleh gambar 3.
Gambar 3 Konstruksi RTDs
RTD memiliki keunggulan dibanding termokopel yaitu:
1. Tidak diperlukan suhu referensi
2. Sensitivitasnya cukup tinggi, yaitu dapat dilakukan dengan cara
mem-perpanjang kawat yang digunakan dan memperbesar
tegangan eksitasi.
3. Tegangan output yang dihasilkan 500 kali lebih besar dari
termokopel
4. Dapat digunakan kawat penghantar yang lebih panjang karena
noise tidak jadi masalah
5. Tegangan keluaran yang tinggi, maka bagian elektronik
pengolah sinyal menjadi sederhana dan murah.
Bentuk – bentuk lain dari Konstruksi RTD ditunjukkan gambar 4.
Gambar 4. Jenis RTD: (a) Wire (b) Ceramic Tube (c) Thin
Film
Karaktristik Resistansi versus Temperatur untuk variasi logam RTD ditunjukkan
oleh gambar 5.
Gambar 5. Karaktristik Resistansi versus Temperatur untuk variasi
logam RTD
THERMISTOR
Thermistor atau tahanan thermal adalah alat semikonduktor yang berkelakuan
sebagai tahanan dengan koefisien tahanan temperatur yang tinggi, yang biasanya
negative. Umumnya tahanan thermistor pada temperature ruang dapat berkurang
6% untuk setiap kenaikan temperatur sebesar 1ºC. Kepekaan yang tinggi terhadap
perubahan temperatur ini membuat thermistor sangat sesuai untuk pengukuran,
pengontrolan dan kompensasi temperatur secara presisi.
Thermistor terbuat dari campuran oksida-oksida logam yang diendapkan, seperti :
mangan (Mn), nikel (Ni), cobalt (Co), tembaga (Cu), besi (Fe), dan uranium (U).
Tahanannya adalah dari 0,5 Ω sampai 75 Ω dan tersedia dalam berbagai bentuk
dan ukuran. Ukuran paling kecil berbentuk manic-manik dengan diameter 0,15 mm
sampai 1,25 mm, bentuk piringan atau cincin dengan ukuran 2,5 mm sampai 25
mm. Cincin-cincin dapat ditumpukkan dan ditempatkan secara seri atau parallel
guna memperbesar disipasi daya.
Dalam operasinya thermistor memanfaatkan perubahan resistivitas terhadap
tempeatur, dan umumnya nilai tahanannya turun terhadap temperatur secara
eksponensial untuk jenis NTC (Negative Thermal Coeffisien).
RT = RA eβT
Transduser Termokopel
Berasal dari kata “Thermo” yang berarti energi panas dan “Couple”yang berarti
pertemuan dari dua buah benda. Termokopel adalah transduser aktif suhu yang
tersusun dari dua buah logam berbeda dengan titik pembacaan pada pertemuan
kedua logam dan titik yang lain sebagai outputnya.
Sebuah termokopel terdiri dari dua buah kawat yang kedua ujungnya disambung
sehingga menghasilkan suatu open-circuit voltage sebagai fungsi dari suhu,
diketahui sebagai tegangan termolistrik atau disebut dengan seebeck voltage, yang
ditemukan oleh Thomas Seebeck pada 1921.
Hubungan antara tegangan dan pengaruhnya terhadap suhu masing-masing
titik pertemuan dua buah kawat adalah linear. Walaupun begitu, untuk perubahan
suhu yang sangat kecil, tegangan pun akan terpengaruh secara linear, atau
dirumuskan sebagai berikut : (National Instrument , Application Note 043)
dengan ΔV adalah perubahan tegangan, S adalah koefisien seebeck, dan ΔT adalah
perubahan suhu. Nilai S akan berubah dengan perubahan suhu, yang berdampak
pada nilai keluaran berupa tegangan termokopel tersebut, dan nilai S akan bersifat
non-linear di atas rentang tegangan dari termokopel tersebut.
Termokopel merupakan salah satu jenis termometer yang banyak digunakan
dalam laboratorium teknik. Dimana termokopel berupa sambungan ( junction ) dua
jenis logam atau logam campuran, yang salah satu sambungan logam tadi diberi
perlakuan suhu yang berbeda dengan sambungan lainnya.
Gambar 1. Junction termokopel
Sambungan logam pada termokopel terdiri dari dua sambungan, yaitu:
a. Reference Junction ( Cold Junction ) ,merupakan sambungan acuan yang
suhunya dijaga konstan dan biasanya diberi suhu yang dingin ( ≈ 0oC ).
b. Measuring Junction ( Hot Junction ), merupakan sambungan yang dipakai untuk
mengukur suhu atau disebut juga sambungan panas.
Pada dunia elektronika, termokopel adalah sensor suhu yang banyak digunakan
untuk mengubah perbedaan suhu dalam benda menjadi perubahan tegangan listrik
(voltase). Termokopel yang sederhana dapat dipasang, dan memiliki jenis konektor
standar yang sama, serta dapat mengukur temperatur dalam jangkauan suhu yang
cukup besar dengan batas kesalahan pengukuran kurang dari 1°C.
2. Jenis-Jenis Termokopel
Agar dapat digunakan dalam pengukuran, hanya material-material khusus yang
digunakan sebagai termokopel. Syarat-syarat yang diperlukan agar dapat
digunakan sebagai sensor adalah:
a. Memiliki sensifitas yang tinggi dan memiliki linearty yang baik.
b. Memiliki span pengukuran yang lebar.
c. Memiliki repeatability dan stabilitas yang tinggi, dan tidak berubah sifat karena
waktu.
d. Deviasi mutunya kecil.
National Institute of Standart and Technology (NIST) mempublikasikan tabel
untuk berbagai macam jenis sensor termokopel yang dapat dilihat dari tabel
dibawah ini :
Tabel 2.1 Jenis-Jenis Termokopel
Tipex MaterialRange Suhu
( oC )
Koofesien
Seebeck
(µV/ oC)
Keterangan
KChromel /
Alumel
−200 °C hingga
+1200 °C41
Termokopel untuk tujuan
umum, lebih murah
E
Chromel /
Constanta
n
−200 °C hingga
+1000 °C68
Tipe E memiliki output
yang besar (68 µV/°C)
membuatnya cocok
digunakan pada temperatur
rendah
J
Iron /
Constanta
n
−40 °C hingga
+750 °C53
Rentangnya terbatas (−40
hingga +750 °C)
membuatnya kurang
populer dibanding tipe K
NNicrosil /
Nisil
−200 °C hingga
+1300 °C39
Stabil dan tahanan yang
tinggi terhadap oksidasi
membuat tipe N cocok
untuk pengukuran suhu
yang tinggi tanpa platinum
BPlatinum-
Rhodium
0 °C hingga
+1800 °C3
Tipe B memberi output
yang sama pada suhu 0 °C
hingga 42 °C sehingga
tidak dapat dipakai di
bawah suhu 50 °C.
R Platinum / 0 °C hingga 6 Sensitivitas rendah
Platinum
with 7%
Rhodium
+1600 °C
(6 µV/°C) dan biaya tinggi
membuat mereka tidak
cocok dipakai untuk tujuan
umum.
S
Platinum /
Platinum
with 10%
Rhodium
0 °C hingga
+1600 °C6
Karena stabilitasnya yang
tinggi Tipe S digunakan
untuk standar pengukuran
titik leleh emas
(1064.43 °C).
T
Copper /
Constanta
n
−200 °C hingga
+400 °C43
Sering dipakai sebagai alat
pengukur alternatif sejak
penelitian kawat tembaga.
3. Fungsi Termokopel
Termokopel merupakan salah satu sensor suhu yang banyak digunakan di industri,
karena mempunyai beberapa kelebihan yaitu :
a. Tahan terhadap efek getaran
b. Waktu respon pendek
c. Ukurannya kecil dan harganya murah
d. Tidak memiliki efek self-heating
Termokopel paling cocok digunakan untuk mengukur rentangan suhu yang luas,
hingga 1800 K. Sebaliknya, kurang cocok untuk pengukuran dimana perbedaan
suhu yang kecil harus diukur dengan akurasi tingkat tinggi, contohnya rentang
suhu 0-100 °C dengan keakuratan 0.1 °C. Untuk aplikasi ini, Termistor dan RTD
lebih cocok. Contoh penggunaan termokopel yang umum antara lain :
a. Industri besi dan baja
b. Pengaman pada alat-alat pemanas
c. Untuk termopile sensor radiasi
d. Pembangkit listrik tenaga panas radioisotop, salah satu aplikasi termopile.
4. Efek Seebeck
Termokopel bekerja berdasarkan efek Seebeck, mengubah antara suhu sambungan
acuan (reference junction) dengan suhu sambungan ukur (measuring junction)
menjadi tegangan listrik. Hubungan antara harga tegangan yang terkoreksi V(tl,0)
harga tegangan sambungan acuan V(ref,0) dan harga tegangan pada tabel standar
kalibrasi V(tl,ref) adalah :
V(tl,0)=V(tl,ref)+V(ref,0)
Efek Seebeck timbul karena kerapatan muatan pembawa (electron dalam logam)
suatu penghantar berbeda dengan penghantar lain dan bergantung pada temperatur.
Bila dua jenis penghantar dihubungkan sehingga membentuk dua sambungan dan
kedua sambungan itu dipertahankan pada temperatur yang berbeda, maka difusi
pembawa muatan yang terjadi pada sambungan itu mempunyai laju yang berbeda.
Pada benda itu akan terjadi gerak neto dari pembawa muatan, seolah-olah
pembawa muatan digerakkan oleh medan nonelektrik. Integral medan ini, pada
lintasan tertutup sepanjang termokopel, menghasilkan elektromotansi Seebeck.