Pembahasan Field Lab MTBS
-
Upload
rabiatull-adawiyah -
Category
Documents
-
view
32 -
download
3
description
Transcript of Pembahasan Field Lab MTBS
Pembahasan Field Lab MTBS
MTBS adalah suatu manajemen melalui pendekatan terintegrasi dalam tatalaksana balita sakit
yang datang di pelayanan kesehatan, baik mengenai beberapa klasifikasi penyakit, status gizi,
status imunisasi mapun penanganan balita sakit tersebut dan konseling yang diberikan. Materi
MTBS terdiri dari langkah penilaian, klasifikasi penyakit, identifikasi tindakan, pengobatan,
konseling, perawatan di rumah, dan kapan kembali untuk tindak lanjut.
Ketika anak sakit datang ke ruang pemeriksaan, petugas akan menanyakan kepada orang
tua/wali anak tersebut apakah kunjungan yang pertama atau kunjungan ulang. Kemudian,
petugas memeriksa tanda bahaya umum seperti:
Apakah anak bisa minum atau menyusu?
Apakah anak selalu memuntahkan semuanya?
Apakah anak menderita kejang?
Kemudian petugas melihat, apakah anak tampak letargis atau tidak sadar?
Seorang anak dengan tanda bahaya umum memerlukan penanganan SEGERA sehingga
rujukan tidak akan terlambat.
Setelah itu petugas akan menanyakan keluhan utama berupa:
1. Apakah anak menderita batuk atau sukar bernapas
2. Apakah anak menderita diare
3. Apakah anak demam
4. Apakah anak mempunyai masalah telinga
5. Memeriksa status Gizi
6. Memeriksa anemia
7. Memeriksa imunisasi dan vitamin A
8. Menilai masalah/keluhan Lain
Jika keluhan utama anak menderita batuk atau sukar bernapas, maka perlu ditanyakan tentang
berapa lama anak menderita batuk atau sukar bernapas. Kemudian petugas menghitung napas
dalam 1 menit. Anak umur 2 bulan - <12 bulan dikatakan napas cepat apabila 50 kali atau
lebih per menit, sedangkan anak umur 12 bulan - <5 tahun dikatakan napas cepat apabila 40
kali atau lebih per menit. Petugas juga memperhatikan apakah ada tarikan dinding dada ke
dalam dan stridor atau tidak. Lalu, anak akan diklasifikasikan penyakitnya untuk
penggolongan derajat keparahan penyakit. Setiap klasifikasi penyakit mempunyai nilai suatu
tindakan sesuai dengan klasifikasi tersebut. Tiap klasifikasi punya warna dasar yaitu, merah
(penanganan segera atau perlu dirujuk), kuning (pengobatan spesifik di pelayanan kesehatan),
dan hijau (perawatan dirumah). Klasifikasi anak dengan keluhan batuk atau sukar bernapas
seperti tabel berikut.
GEJALA KLASIFIKASI TINDAKAN/PENGOBATAN
Ada tanda bahaya umum. ATAU Tarikan dinding ke dalam ATAU Stridor
PNEUMONIA BERAT atau
PENYAKIT SANGAT BERAT
Beri dosis pertama antibiotik yang sesuai.
RUJUK SEGERA
Napas cepat PNEUMONIA Beri antibiotik yang sesuai.
Beri pelega tenggorokan dan pereda batuk yang aman.
Jika batuk >3 minggu, rujuk untuk pemeriksaan lanjutan
Nasihati kapan kembali segera.
Kunjungan ulang 2 hari.Tidak ada tanda-tanda pneumonia atau penyakit sangat berat
BATUK: BUKAN PNEUMONIA
Beri pelega tenggorokan & pereda batuk yang aman.
Jika batuk >3 minggu, rujuk untuk pemeriksaan lanjutan
Nasihati kapan kembali segera.
Kunjungan ulang 5 hari jika tidak ada perbaikan.
Pada kegiatan Field Lab topik MTBS yang dilaksanan pada hari Rabu, 26 Maret 2014 di
Puskesmas Karangdowo, Klaten, kami menemukan kasus balita sakit. Kegiatan MTBS yang
kami lakukan adalah sebagai berikut:
1. Melakukan penilaian balita sakit dengan pedoman MTBS, dengan kasus sebagai berikut.
Anak bernama Hafiz, umur 52 bulan, datang dengan keluhan batuk sudah 2 hari. Dari hasil
penilaian yang dilakukan tidak ditemukan tanda bahaya umum. Kemudian, dilakukan
pemeriksaan fisik pada balita tersebut dan didapatkan suhu badannya 37,40C, frekuensi
pernapasan 33 kali per menit, tidak ada tarikan dinding dada ke dalam, tidak ada stridor,
tidak ditemukan diare dan tanda-tanda dehidrasi. Anak tidak demam berdasarkan hasil
pengukuran suhu dengan termometer dan daerah puskesmas Karangdowo bukan termasuk
daerah penyebaran malaria. Hasil pemeriksaan pada anak juga tidak didapatkan adanya
tanda kaku kuduk, tidak ada ruam kulit kemerahan, tidak ada masalah telinga, tidak ada
tanda demam berdarah, namun anak mengeluh batuk. Hasil pengukuran berat badan anak
menunjukkan 14,5 kg dengan Standar Deviasi BB/TB menurut Z-score -2 SD sampai
dengan +2 SD, termasuk gizi normal, tidak ada malnutrisi, dan tidak didapatkan bayi
dengan BGM (Bawah Garis Merah). Pemeriksaan pada anak dengan melihat telapak
tangannya juga tidak didapatkan anemia. Status imunisasi anak sudah lengkap dan sudah
diberikan vitamin A pada 7 Februari 2014. Tidak ada keluhan lain pada anak dan tidak
didapatkan masalah pemberian makan.
Berdasarkan penilaian dari gejala batuk di atas, maka tidak ada tanda-tanda pneumonia
atau penyakit sangat berat pada anak ini.
2. Melakukan klasifikasi penyakit
Berdasarkan hasil penilaian dan pemeriksaan di atas, balita bernama Hafiz, masuk
klasifikasi dengan warna hijau yaitu Batuk bukan Pneumonia.
3. Melakukan identifikasi tindakan / pengobatan
Tindakan yang diberikan kepada anak Hafiz jika sesuai dengan pedoman MTBS adalah
sebagai berikut :
Beri pelega tenggorokan & pereda batuk yang aman.
Jika batuk >3 minggu, rujuk untuk pemeriksaan lanjutan
Nasihati kapan kembali segera.
Kunjungan ulang 5 hari jika tidak ada perbaikan.
Sedangkan tindakan yang diberikan oleh petugas kesehatan di puskesmas Karangdowo,
Klaten untuk anak Hafiz yaitu dengan memberikan obat antibiotik kotrimoksazol sirup,
parasetamol, ctm, dan ambroksol. Petugas juga menasihati supaya anak diberikan jeruk
yang dicampur dengan kecap atau madu.
Seharusnya, anak Hafiz tidak perlu diberikan antibiotik karena klasifikasinya batuk bukan
pneumonia. Jika klasifikasinya pneumonia, pneumonia berat atau penyakit sangat berat,
diberikan antibiotik kotrimoksazol (trimetoprim + sulfametoksazol) sebagai pilihan
pertama dan antibiotik amoksisilin sebagai pilihan kedua.
Anak Hafiz juga belum perlu diberikan obat parasetamol karena suhunya hanya 37,40C.
Menurut pedoman MTBS, anak demam diberikan parasetamol jika suhunya ≥38,50C..
Menurut pedoman MTBS, anak dengan dengan keluhan batuk dan sakit tenggorokan perlu
diberikan kecap manis atau madu yang dicampur dengan air jeruk nipis. Namun, madu
tidak dianjurkan untuk anak dengan umur dibawah 1 tahun. Nasihat ini sudah disarankan
oleh petugas kesehatan kepada anak Hafiz.
Dalam memberikan obat pereda batuk atau melegakan tenggorokan, terdapat beberapa
aturan menurut pedoman MTBS. Obat yang tidak dianjurkan adalah :
Semua jenis obat batuk yang dijual bebas yang mengandung atropin, codein dan
derivatnya atau alkohol
Obat-obatan dekongestan oral dan nasal
4. Memberikan konseling bagi ibu
Konseling yang diberikan untuk ibu menurut pedoman MTBS adalah sebagai berikut.
a. Menilai Cara Pemberian Makan Anak
Tanyakan tentang cara pemberian makan anak. Bandingkan jawaban ibu dengan
ANJURAN MAKAN UNTUK ANAK SEHAT MAUPUN SAKIT. TANYAKAN :
Apakah ibu menyusui anak ini?
Berapa kali sehari?
Apakah menyusui juga pada malam hari?
Apakah anak mendapat makanan atau minuman lain?
Makanan atau minuman apa?
Berapa kali sehari?
Alat apa yang digunakan untuk memberi makan/minum anak?
Jika anak kurus :
Berapa banyak makanan/minuman yang diberikan kepada anak?
Apakah anak mendapat porsi tersendiri?
Siapa yang memberi makan anak dan bagaimana caranya?
Selama anak sakit, apakah pemberian makan dirubah? Bila ya, bagaimana?
b. Menasihati Ibu tentang Masalah Pemberian Makan
Jika pemberian makan anak tidak sesuai dengan “Anjuran Makan Untuk
Anak Sehat Maupun Sakit” :
Nasihati ibu cara pemberian makan sesuai kelompok umur anak.
Jika ibu mengeluhkan kesulitan pemberian ASI, lakukan konseling
menyusui :
Lakukan penilaian cara ibu menyusui (lihat bagan Bayi Muda).
Tunjukkan pada ibu cara menyusui yang benar.
Jika ditemukan masalah lakukan tindakan yang sesuai.
Jika bayi berumur kurang dari 6 bulan mendapat susu formula atau
makanan lain:
Anjurkan ibu untuk relaktasi:
Bangkitkan rasa percaya diri ibu bahwa ibu mampu
memproduksi ASI sesuai kebutuhan anaknya.
Susui bayi lebih sering, lebih lama, pagi, siang maupun malam.
Secara bertahap mengurangi pemberian susu formula atau
makanan lain.
Jika bayi berumur 6 bulan atau lebih dan ibu menggunakan botol untuk
memberikan susu pada anaknya
Minta ibu untuk mengganti botol dengan cangkir/ mangkuk/ gelas.
Peragakan cara memberi susu dengan mangkuk/ cangkir/ gelas.
Berikan Makanan Pendamping ASI (MP ASI) sesuai kelompok umur.
Jika anak tidak diberi makan secara aktif, nasihati ibu untuk:
Duduk di dekat anak, membujuk agar mau makan, jika perlu menyuapi
anak.
Memberi anak porsi makan yang cukup dengan piring / mangkuk
tersendiri sesuai dengan kelompok umur.
Memberi makanan kaya gizi yang disukai anak.
Jika ibu merubah pemberian makan selama anak sakit:
Beritahu ibu untuk tidak merubah pemberian makan selama anak sakit.
Nasihati ibu untuk memberi makanan sesuai kelompok umur dan
kondisi anak.
Depkes RI (2008). Buku bagan manajemen terpadu balita sakit. Jakarta: Departemen
Kesehatan RI.
Tim Field Lab FK UNS (2014). Modul Field Lab ketrampilan: Manajemen Terpadu Balita
Sakit (MTBS). Surakarta: Fakultas Kedokteran UNS.