Laporan Field Lab Home Visit

20
LAPORAN KELOMPOK KECIL FIELD LAB HOME VISIT KUNJUNGAN KE RUMAH PASIEN TUBERKULOSIS DI PUSKESMAS TANGEN, SRAGEN Oleh: Asri Sukawati P. G0009030 Muvida G0009144 Nur Jiwo W. G0009156 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER

Transcript of Laporan Field Lab Home Visit

Page 1: Laporan Field Lab Home Visit

LAPORAN KELOMPOK KECIL FIELD LAB

HOME VISIT

KUNJUNGAN KE RUMAH PASIEN TUBERKULOSIS DI

PUSKESMAS TANGEN, SRAGEN

Oleh:

Asri Sukawati P. G0009030

Muvida G0009144

Nur Jiwo W. G0009156

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2012

Page 2: Laporan Field Lab Home Visit

LEMBAR PENGESAHAN

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Field Lab Blok Kedokteran

Komunitas Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta:

Kelompok : B4/14

Angkatan : 2009

Jurusan : Pendidikan Dokter

Fakultas : Kedokteran

Universitas : Universitas Sebelas Maret

Tempat pelaksanaan : Puskesmas Tangen, Sragen

Tanggal pelaksanaan : 27 September, 4 Oktober, dan 11 Oktober 2012

Disahkan di : Tangen, Sragen

Pada tanggal : 11 Oktober 2012

Mengesahkan,

Kepala Puskesmas Tangen

dr. Dedi Ari SaputroNIP. 19770110 200312 1 006

Instruktur Lapangan,

WidodoNIP. 19690619 198903 1 004

Page 3: Laporan Field Lab Home Visit

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Indonesia adalah negara yang termasuk tertinggal dalam sektor kesehatan

dibanding dengan negara-negara lain di Asia Tenggara. Angka kematian bayi

yang tinggi, angka kematian ibu melahirkan yang tinggi, angka harapan hidup

yang rendah, tingginya angka rata-rata malnutrisi, rendahnya kualitas pelayanan

kesehatan masyarakat, dan peningkatan biaya berobat yang tidak terkontrol

adalah penyebab memburuknya sektor kesehatan di Indonesia (Depkes RI, 2012).

WHO menekankan bahwa kunci untuk meningkatkan status kesehatan

dan mencapai Millenium Development Goals (MDGs) 2015 adalah dengan

memperkuat sistem pelayanan kesehatan primer. Perlu adanya integrasi dari

Community Oriented Medical Education ke Family Oriented Medical Education,

salah satunya adalah dengan pelayanan kedokteran keluarga. Pelayanan

kedokteran keluarga adalah pelayanan yang menyeluruh atau komprehensif yang

memusatkan pelayanan kepada keluarga sebagai suatu unit di mana tanggung

jawab dokter tidak dibatasi oleh golongan umur atau jenis kelamin pasien.

Pada Januari 1995, WHO dan WONCA telah merumuskan action plan

yang tertulis dalam Making Medical Practice and Education Move Relevant to

People’s Needs: The Role of Family Doctor. Di Indonesia, melalui Permenkes

No. 916 Tahun 1997 tentang pelayanan dokter umum yang diarahkan menjadi

pelayanan dokter keluarga.

Beberapa nilai utama dalam kedokteran keluarga diantaranya yaitu

pelayanan yang berpusat pada pasien, pendekatan holistik serta penanganan

secara komprehensif. Untuk dapat mewujudkan pelayanan dokter keluarga yang

berdasarkan nilai-nilai utama tersebut salah satunya dapat dilakukan dengan cara

kunjungan rumah (Home Visit) terhadap pasien yang membutuhkan. Melalui

kunjungan rumah, dokter dapat mengenal pasien secara lebih lengkap, sehingga

dapat menilai pasien tidak hanya dari dimensi fisik saja tetapi juga dari segi

psikologi dan sosial serta ekonominya.

Page 4: Laporan Field Lab Home Visit

B. Tujuan Pembelajaran

Setelah melakukan kegiatan laboratorium lapangan diharapkan

mahasiswa dapat memiliki kemampuan:

1. Menjelaskan dasar-dasar kunjungan rumah (home visit) dalam kedokteran

keluarga.

2. Melakukan tahapan-tahapan dan prosedur kegiatan kunjungan rumah (home

visit) dalam pelayanan kedokteran keluarga.

3. Mengidentifikasi permasalahan kesehatan keluarga berdasarkan fungsi

keluarga dan menyusun usulan penatalaksanaannya secara holistik dan

komprehensif.

Page 5: Laporan Field Lab Home Visit

BAB II

KEGIATAN YANG DILAKUKAN

Kegiatan field lab Ketrampilan Kedokteran Keluarga: Kunjungan Pasien di

Rumah (Home Visit) untuk kelompok 14 dilakukan di Puskesmas Tangen, Sragen.

Rincian kegiatan field lab adalah sebagai berikut:

1. Kamis, 27 September 2012

Pada pertemuan pertama ini, masing-masing mahasiswa secara bergantian

mempresentasikan prosedur kerja kegiatan kunjungan rumah kepada kepala

puskesmas dan juga instruktur lapangan. Kemudian, dari kelompok yang

berjumlah 10 orang dibagi lagi menjadi 3 kelompok kecil untuk melakukan

kunjungan rumah ke 3 rumah pasien yang berbeda. Dalam kesempatan ini penulis

mendapat bagian untuk melakukan kunjungan rumah pada pasien tuberkulosis

dengan pendamping Bapak Widodo.

Setelah itu mahasiswa melakukan survey ke rumah pasien yang akan

dikunjungi pada pertemuan kedua.

Pada kunjungan pertama ini penulis mengidentifikasi dan membuat

prioritas masalah yang ada di dalam keluarga yang akan dikunjungi. Namun,

karena pasien yang menderita tuberkulosis tidak dapat ditemui pada kunjungan

rumah pertama ini, maka proses pengumpulan data masih terbatas. Pengumpulan

data selanjutnya akan dilengkapi pada kunjungan rumah kedua dengan terlebih

dahulu membuat janji dengan pasien dan keluarganya.

2. Kamis, 4 Oktober 2012

Pada kegiatan hari kedua ini, mahasiswa kembali melakukan kunjungan ke

rumah pasien Mahasiswa melakukan pengumpulan data untuk melengkapi data

yang telah diperoleh pada kunjungan pertama. Setelah itu mahasiswa menganalisa

data-data pasien tersebut.

3. Kamis, 11 Oktober 2012

Kegiatan hari ketiga yaitu pengumpulan laporan akhir dan juga presentasi

hasil kegiatan kunjungan rumah.

Page 6: Laporan Field Lab Home Visit

BAB III

PEMBAHASAN

Kunjungan pasien di rumah (home visit) dilaksanakan pada keluarga Bapak

Miskun, RT 03 Desa Katelan Kecamatan Tangen, Sragen. Bapak Miskun adalah

pasien tuberkulosis yang telah menjalani pengobatan sejak 3 minggu yang lalu.

Tata cara kunjungan rumah yang kami lakukan terfokus untuk

mengumpulkan data pasien dengan urutan sebagai berikut (Tim Field Lab FK UNS,

2012):

1. Mempersiapkan daftar nama keluarga yang akan dikunjungi.

2. Mengatur jadwal kunjungan.

3. Mempersiapkan macam data yang akan dikumpulkan.

4. Melakukan pengumpulan data.

5. Melakukan pencatatan data.

Pencatatan data kami lakukan sesuai dengan formulir kunjungan rumah

(terlampir). Pada kasus keluarga Bapak Miskun identifikasi fungsi keluarga

dijelaskan sebagai berikut:

A. Karateristik Demografis Keluarga

Bp Miskun adalah seorang kepala keluarga, ada 4 orang yang terdaftar

sebagai anggota keluarga yang dikepalai oleh Pak Miskun:

1) Bu Sumini, istri Pak Miskun

2) Yuli Ahmad Bashori, anak Bu Sumini

3) Sujianto, adik Bu Sumini

4) Mbah Sinem, ibu Bu Sumini

B. Identitas Penderita

1. Nama : Bapak Miskun

2. Umur : 32 tahun

3. Jenis Kelamin : Laki-laki

4. Agama : Islam

5. Pekerjaan : Buruh

6. Alamat : RT 03 Desa Katelan, Kecamatan Tangen, Sragen

7. Status Pernikahan : Menikah

Page 7: Laporan Field Lab Home Visit

8. Tanggal Kunjungan: 27 September dan 4 Oktober 2012

C. Penetapan Masalah Pasien

Sebelum menentukan prioritas masalah, terlebih dahulu dibuat daftar masalah

yang ada pada keluarga tersebut. Dari sini kemudian ditentukan masalah

utama dan sampingan (FK UI, 2005). Dalam keluarga Pak Miskun ada

seorang Lansia (Mbah Sinem) yang juga harus diperhatikan. Sejauh ini Mbah

Sinem tidak mengalami penyakit apapun, sehingga prioritas masalah medis

ditekankan pada kasus tuberculosis paru yang menyerang Pak Miskun.

1. Riwayat Medis

Riwayat penyakit sekarang: pasien mengalami keluhan utama yaitu

berupa batuk berdahak yang sudah dirasakan sejak beberapa tahun yang

lalu, namun baru terdiagnosis TB Paru sejak 3 minggu yang lalu saat

memeriksakan diri di Puskesmas Tangen. Saat ini pasien sedang

menjalani pengobatan TB Paru.

Riwayat penyakit dahulu: Tidak ada.

2. Riwayat Penyakit Keluarga

Dalam keluarga ini tidak ditemukan penyakit-penyakit kronik, menular,

maupun genetik.

3. Riwayat Kebiasaan

Bapak miskun pernah merokok tetapi saat ini sudah berhenti, sedangkan

untuk penggunaan narkoba ataupun alkohol pasien mengaku tidak pernah

menggunakannya. Untuk kebiasaan menjaga kebersihan sehari-hari,

pasien mengaku selalu mencuci tangan sebelum makan meskipun tidak

selalu memakai sabun, selain itu pasien mandi 2 kali/hari serta tidak

pernah BAB sembarangan.

4. Riwayat Sosial Ekonomi

Bapak Miskun bekerja sebagai buruh bangunan yang penghasilannya

tidak tentu tiap bulannya, tergantung dari ada tidaknya tawaran kerja.

Namun, pasien mengaku selama ini pemenuhan kebutuhan keluarganya

tercukupi, karena penghasilan tambahan didapatkan dari istrinya yang

juga bekerja sebagai buruh cuci serta membuka warung di rumah.

Pasien memiliki hubungan yang baik dengan anggota keluarga yang lain.

Page 8: Laporan Field Lab Home Visit

5. Riwayat Gizi

Penentuan riwayat gizi digunakan untuk mengetahui status gizi pasien.

Dalam hal ini digunakan 2 cara, yaitu secara langsung (antropometri), dan

tidak langsung (survey konsumsi makanan) (Ekowidya, 2005). Hasil

pengukuran berat badan Pak Miskun adalah 54 kg dengan tinggi badan

165 cm, sehingga indeks massa tubuh (IMT) Bapak Miskun adalah 19,4.

IMT ini termasuk normal dan mengindikasikan bahwa gizi pasien

tercukupi dengan baik. Pola makan pasien dan keluarga yaitu 3 kali

sehari, dengan gizi seimbang.

6. Diagnostik Holistik (biopsikososial)

i. Aspek Personal

Pasien terutama merasakan keluhan yang berhubungan dengan

penyakitnya saat mengalami kelelahan. Namun, pasien mempunyai

keyakinan dan kepercayaan diri untuk dapat sembuh.

ii. Aspek Klinis

Diagnosis klinis: TB Paru

iii. Aspek Internal

Dinilai dari kepribadiannya, pasien tidak memiliki risiko individual

yang dapat memperberat penyakit atau menghambat

penyembuhannya.

iv. Aspek eksternal

Kondisi ekonomi keluarga yang masih tercukupi dan hubungan yang

baik dengan orang-orang di sekitarnya membuat pasien memiliki

aspek eksternal yang baik untuk menunjang penyembuhannya.

v. Skala Fungsi Sosial

Skala fungsi sosial untuk Bapak Miskun adalah skala 1 yaitu tidak

terdapat kesulitan dan pasien dapat hidup mandiri.

D. Fungsi Keluarga

1. Fungsi Biologis

Fungsi biologis dilihat dari bagaimana keluarga meneruskan keturunan

sebagai generasi selanjutnya (Clayton, 2003). Kendati anak dalam

keluarga Pak Miskun (Yuli) bukan merupakan keturunan langsung dari

Page 9: Laporan Field Lab Home Visit

Pak Miskun, namun fungsi biologis berjalan dengan baik pada keluarga

ini.

2. Fungsi Sosial

Bapak Miskun termasuk orang yang aktif dalam kegiatan di masyarakat.

3. Fungsi Psikologis

Bapak Miskun merupakan suami kedua dari Ibu Sumini, namun di antara

mereka tidak terdapat adanya masalah, begitu juga antara pasien dengan

anggota keluarga yang lain.

4. Fungsi Ekonomi dan Pemenuhan Kebutuhan

Penghasilan Bapak Miskun ditambah dengan penghasilan Bu Sumini

dirasa cukup untuk mmenuhi kebutuhan sehari-hari. Namun, keluarga ini

tidak memiliki simpanan khusus untuk jaminan kesehatan, seperti

tabungan maupun asuransi, hanya Mbah Sinem yang memiliki kartu

jamkesmas.

5. Fungsi Penguasaan Masalah dan Kemampuan Beradaptasi

Dalam penyelesaian masalah keluarga ini terbilang baik. Tidak pernah

ada pertengkaran yang besar.

6. Fungsi Fisiologis (Skor APGAR)

Ketika pengisian kuesioner untuk penentuan skor APGAR (Adaptation,

Partnership, Growth, Affection, Resolve), anggota keluarga yang berada

di rumah hanya Pak Miskun dan Mbah Sinem, sehingga skor APGAR

hanya dapat ditentukan untuk keduanya.

Skor Pak Miskun: 7 (cukup).

Skor Mbah Sinem: 7 (cukup).

7. Fungsi patologis (SCREEM)

Fungsi-fungsi patologis digolongkan dalam beberapa aspek antara lain

sosial, culture/budaya, religius, ekonomik, edukasi, dan medical. Fungsi

sosial, budaya, dan religious keluarga ini cukup baik. Meskipun ekonomi

dan edukasinya termasuk menengah ke bawah, hal ini tidak mengganggu

dan dapat diatasi dengan baik. Pembiayaan medis hingga saat ini masih

memadai walaupun tidak ada tabungan khusus kesehatan.

8. Kesimpulan Permasalahan Fungsi Keluarga

Page 10: Laporan Field Lab Home Visit

Tidak terdapat permasalahan dalam fungsi keluarga.

E. Struktur Keluarga (Genogram)

Keterangan:

= laki-laki

= perempuan

= terjangkit TB paru

= meninggal dunia

= rentan terjangkit TB paru

= saling tidak peduli

= bercerai

F. Pola Interaksi Keluarga

Hubungan antar anggota keluarga termasuk harmonis. Jarang terjadi

permasalahan antar anggota keluarga. Perbedaan pendapat jarang terjadi dan

apabila terjadi masalah tersebut segera diselesaikan.

G. Keadaan Rumah dan Lingkungan

Ukuran rumah pasien yaitu 5x8 m. Lantai terbuat dari keramik, dinding

terbuat dari tembok, penerangan cukup baik, kebersihan cukup baik dengan

ketersediaan tempat pembuangan sampah di luar rumah, hanya saja ventilasi

di rumah ini kurang. Sumber air bersih mudah di dapat, untuk air minum dan

masak keluarga ini membeli air bersih dari luar karena air dari sumber air

yang didapat mengandung kapur sehingga tidak dapat diminum.

H. Denah Rumah

Page 11: Laporan Field Lab Home Visit

Keterangan:

1. Pintu masuk

2. Ruang tamu

3. Warung

4. Kamar tidur

5. Tempat shalat

6. Dapur

7. Kamar mandi

8. Tempat cuci piring

9. Kandang kambing

I. Daftar Masalah

1. Masalah Medis

Bapak Miskun, pasien TB paru, sedang dalam masa pengobatan

2. Masalah Non Medis

Tidak didapatkan masalah non medis pada pasien ini.

2

8

9

6

7 5

3

4 4

1

Page 12: Laporan Field Lab Home Visit

BAB IV

PENUTUP

A. Simpulan

Penegakan diagnosis secara holistik pada pasien ini menunjukkan adanya

kelainan dari aspek biologis berupa TB paru. Dari segi psikologis pasien

tidak mengalami masalah, hubungan yang baik antar anggota keluarga

memberikan dukungan pada pasien untuk dapat sembuh.

B. Saran

1. Diharapkan pasien terus menjalankan pengobatannya hingga tuntas agar

penyakitnya dapat sembuh total.

2. Keluarga memberikan dukungan pada pasien serta mengawasi pasien

dalam masa pengobatannya.

Page 13: Laporan Field Lab Home Visit

DAFTAR PUSTAKA

Clayton RR. 2003. The Family, marriage and social change. Binghamton, Heath; pp:

58

Depkes RI. 2012. Upaya percepatan penurunan angka kematian ibu dan bayi baru

lahir di Indonesia. http://www.kesehatananak.depkes.go.id/index.php?

option=com_content&view=article&id=82:upaya-percepatan-penurunan-

angka-kematian-ibu-dan-bayi-baru-lahir-di-

indonesia&catid=35:berita&Itemid=73 – diunduh Oktober 2012

Ekowidya. 2005. Hubungan lama waktu pemberian MP-ASI dini dengan status gizi bayi (6-12) bulan. http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/111/jtptunimus-gdl-ekowidyare-5531-3-babii.pdf - diunduh Oktober 2012

FK UI. 2005. Pedoman rekam medis berorientasi masalah.

http://kurfak2005.fk.ui.ac.id/Catatan_Medik_Berorientasi_Masalah_2009.pdf

- diunduh Oktober 2012

Tim Field Lab FK UNS. 2012. Manual Field Lab: Home Visit. Surakarta, Field Lab

FK UNS

FOTO KEGIATAN

Page 14: Laporan Field Lab Home Visit