Pemantauan Kala 4 - Copy
-
Upload
mustaqim-sy -
Category
Documents
-
view
219 -
download
0
Transcript of Pemantauan Kala 4 - Copy
-
8/13/2019 Pemantauan Kala 4 - Copy
1/15
TAHAPAN PERSALINAN KALA IV
A.Pengertian Persalinan
Persalinan adalah proses membuka dan menipisnya serviks dan
janin turun ke dalam jalan lahir. Persalinan dan kelahiran normal adalah
proses pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan cukup bulan, lahir
spontan dengan presentasi belakang kepala, tanpa komplikasi baik ibu
ataupun janin.
Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan uri)
yang telah cukup bulan atau dapat hidup di luar kandungan melalui jalan
lahir atau melalui jalan lain, dengan bantuan atau tanpa bantuan (Mochtar,
2002).
Persalinan adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi yang
dapat hidup di luar uterus melalui vagina ke dunia luar. Persalinan normal
atau persalinan spontan adalah bila bayi lahir dengan letak belakang kepala
tanpa melalui alat-alat atau pertolongan istimewa serta tidak melukai ibu dan
bayi, dan umumnya berlangsung dalam waktu kurang dari 24 jam
(Wiknjosastro, 2002).
Tahapan Persalinan
Pada persalinan kita mengenal beberapa tahapan pada proses persalinan.
Dimana proses tersebut meliputi:
1. Kala I
-
8/13/2019 Pemantauan Kala 4 - Copy
2/15
Kala 1 dimulai sejak terjadinya kontraksi uterus dan pembukanan serviks
hingga mencapai pembukaan lengkap. Pada kala ini di bagi menjadi 2 fase
yaitu:
a. Fase laten adalah fase yang dimulai sejak awal terjadinya kontraksi yang
menyebabkan penipisan dan pembukaan serviks. Pembukaan serviks kurang
dari 4 cm biasanya berlangsunghingga 8 jam.
b. Fase aktif adalah fase dimana frekuensi dan lama kontraksi uterus
meningkat. Serviks membuka dari 4 cm menjadi 10 cm, terjadi penurunan
bagian terendah janin. Pada fase aktif di bagi menjadi 3: fase akselerasi, fase
dilatasi maksimal, fase deselerasi.
2. Kala II
Kala II dimulai dari pembukaan lengkap 10cm hinggga bayi lahir.
3. Kala III
Kala III biasanya disebut juga dengan kala uri.
4. Kala IV
Kala IV ditetapkan sebagai waktu dua jam setelah plasenta lahir lengkap.
Evaluasi Uterus
1. Setelah kelahiran plasenta, periksa kelengkapan dari plasenta dan selaput
ketuban. Jika masih ada sisa plasenta dan selaput ketuban yang tertinggal
dalam uterus akan mengganggu kontraksi uterus sehingga menyebabkan
perdarahan.
-
8/13/2019 Pemantauan Kala 4 - Copy
3/15
2. Jika dalam waktu 15 menit uterus tidak berkontraksi dengan baik, maka
akan terjadi atonia uteri. Oleh karena itu, diperlukan tindakan rangsangan
taktil (massase) fundus uteri dan bila perlu dilakukan Kompresi Bimanual.
3. Pemeriksaan Servik, Vagina dan Perineum
Untuk mengetahui apakah ada tidaknya robekan jalan lahir, maka periksa
daerah perineum, vagina dan vulva. Setelah bayi lahir, vagina akan
mengalami peregangan, oleh kemungkinan edema dan lecet. Introitus vagina
juga akan tampak terkulai dan terbuka. Sedangkan vulva bisa berwarna
merah, bengkak dan mengalami lecet-lecet.
Untuk mengetahui ada tidaknya trauma atau hemoroid yang keluar, maka
periksa anus dengan rectal toucher.
Laserasi dapat dikategorikan dalam :
1. Derajat pertama: laserasi mengenai mukosa dan kulit perineum, tidak perlu
dijahit.
2. Derajat kedua: laserasi mengenai mukosa vagina, kulit dan jaringan
perineum (perlu dijahit).
3. Derajat ketiga: laserasi mengenai mukosa vagina, kulit, jaringan perineum
dan spinkter ani.
4. Derajat empat: laserasi mengenai mukosa vagina, kulit, jaringan perineum
dan spinkter ani yang meluas hingga ke rektum. Rujuk segera.
2.4 Pemantauan kala IV
Pemantauan selama kala IV dilakukan secara menyeluruh.
Pemantauan dilakukan pada tekanan darah, suhu, dan tanda vital lainnya;
-
8/13/2019 Pemantauan Kala 4 - Copy
4/15
tonus uterus dan kontraksi; tinggi fundus uteri; kandung kemih; serta
perdarahan pervagina.
Pemantauan ini dilakukan untuk mencegah adanya kematian ibu
akibat perdarahan. Kematian ibu pasca persalinan biasanya tejadi dalam 6
jam post partum. Hal ini disebabkan oleh infeksi, perdarahan dan eklampsia
post partum. Selama kala IV, pemantauan dilakukan 15 menit pertama
setelah plasenta lahir dan 30 menit kedua setelah persalinan.
Setelah plasenta lahir, berikan asuhan yang berupa :
1. Rangsangan taktil (massase) uterus untuk merangsang kontraksi uterus.
2. Evaluasi tinggi fundus uteri Caranya : letakkan jari tangan Anda secara
melintang antara pusat dan fundus uteri. Fundus uteri harus sejajar dengan
pusat atau dibawah pusat.
3. Perkirakan darah yang hilang secara keseluruhan.
4. Pemeriksaan perineum dari perdarahan aktif (apakah dari laserasi atau luka
episiotomi).
5. Evaluasi kondisi umum ibu dan bayi.
6. Pendokumentasian.
Bentuk Tindakan Dalam Kala IV :
1. Mengikat tali pusat;
2. Memeriksa tinggi fundus uteri;
3. Menganjurkan ibu untuk cukup nutrisi dan hidrasi;
4. Membersihkan ibu dari kotoran;
5. Memberikan cukup istirahat;
-
8/13/2019 Pemantauan Kala 4 - Copy
5/15
6. Menyusui segera;
7. Membantu ibu ke kamar mandi;
8. Mengajari ibu dan keluarga tentang pemeriksaan fundus dan tanda bahaya
baik bagi ibu maupun bayi.
Tindakan Yang Tidak Bermanfaat :
1. Tampon vagina menyebabkan sumber infeksi.
2. Pemakaian gurita
menyulitkan memeriksa kontraksi.
3. Memisahkan ibu dan bayi.
4. Menduduki sesuatu yang panas menyebabkan vasodilatasi, menurunkan
tekanan darah, menambah perdarahan dan menyebabkan dehidrasi.
2.5 Pemantauan Kala IV Lanjutan
. Pemantauan Dan Evaluasi Lanjut Kala IV
Saat yang paling kritis pada ibupasca melahirkan adalah pada masapost partum.
Pemantauan ini dilakukan untuk mencegah adanya kematian
ibuakibatperdarahan. Kematian ibupascapersalinanbiasanya tejadi dalam 6
jampost partum. Hal ini disebabkan oleh infeksi,perdarahandan eklampsiapost
partum. Selama kala IV, pemantauan dilakukan 15 menit pertama
setelahplasenta lahir dan 30 menit kedua setelahpersalinan. selama 1 jam pertama
setelah persalinan, tanda-tanda vital ibu, uterus, lochea, perineum, dan kandung
kemih dipantau dan dievaluasi secara teratur sampai semua stabil dalam kisaran
normal.
-
8/13/2019 Pemantauan Kala 4 - Copy
6/15
1. Tanda-tanda vital
a. Tekanan Darah
Tekanan darah normal < 140/90 mmHg, Bila TD < 90/ 60 mmHg, N > 100 x/ menit
(terjadi masalah), Masalah yang timbul kemungkinan adalah demam atau
perdarahan. Sedikit berubah atau menetap, sistol dan diastole dapat
meningkat sedikit hingga 4 hari post partum
b. Suhu
S > 38 C (identifikasi masalah); Kemungkinan terjadi dehidrasi ataupun infeksi.
Normal 100 x/mnt dapat menunjukkan hipovolemia karena
perdarahan
d. Pernafasan
bila suhu dan denyut nadi tidak normal, maka pernapasan akan mengikutinya
Pernapasan normal, teratur,cukup dalam frekuensi 18x/m. Fungsi pulmonal kembali
ke status sebelum hamil setelam 6 bulan post partum.
5. Tonus uterus dan tinggi fundus uteri Kontraksi tidak baik maka uterus
teraba lembek; TFU normal, sejajar dengan pusat atau dibawah pusat; Uterus
lembek (lakukan massase uterus, bila perlu berikan injeksi oksitosin atau
methergin).
-
8/13/2019 Pemantauan Kala 4 - Copy
7/15
6. Perdarahan Perdarahan normal selama 6 jam pertama yaitu satu pembalut
atau seperti darah haid yang banyak. Jika lebih dari normal identifikasi
penyebab (dari jalan lahir, kontraksi atau kandung kencing).
7. Kandung kencing Bila kandung kencing penuh, uterus berkontraksi tidak
baik.
2. Konsistensi Uterus
Setelah kelahiran plasenta uterus biasanya akan berada pada garis tengah dari
abdomen kira-kira naik ke atas antara symphysis pubis dan umbilikus
Untuk membantu uterus berkontraksi dapat dilakukan dengan masase agar uterus
tidak menjadi lembek dan mampu berkontraksi dengan kuat.
Menyusui merupakan metode efektif untuk meningkatkan tonus uterus, selain itu
dapat dilakukan dengan cara mempertahankan massase ringan yang juga dapat
mengurangi perdarahan. Perdarahan normal selama 6 jam pertama yaitu satu
pembalut atau seperti darah haid yang banyak. Jika lebih dari normal identifikasi
penyebab ( dari jalan lahir, kontraksi atau kandung kencing )
3. Perdarahan
Perdarahan yang normal setelah kelahiran mungkin hanya akan sebanyak satu
pembalut perempuan per jam, selama 6 jam pertama atau seperti darah haid yang
banyak. Jika perdarahan lebih banyak dari ini, ibu hendaknya diperiksa lebih sering
dan penyebab penyebab perdarahan berat harus diselidiki. Apakah ada laserasi
pada vagina atau serviks, apakah uterus berkontraksi dengan baik, apakah kandung
kencingnya kosong.
-
8/13/2019 Pemantauan Kala 4 - Copy
8/15
4. Lochea
Lochea (Darah nifas). Lochea adalah ekskresi cairan rahim selama masa nifas yang
dikeluarkan pervaginam. Sifat lochea mempunyai reaksi basa / alkalis yang dapat
membuat organisme berkembang lebih cepat daripada kondisi asam yang ada pada
vagina normal. Lochea ini biasanya berbau anyir / amis.
Jenis - Jenis Lochea :
Lochea Rubra: berwarna merah, berisi darah segar, sisa - sisa selaput ketuban, sel -
sel desidua, sisa - sisa amnion, lanugo, vernix casiosa, dan mekonium. Lochea rubra
biasanya terjadi pada hari 1-2 hari pasca persalinan.
Lochea Sanguinolenta : berwarna merah kuning, berisi darah dan lendir. Lochea
Sanguinolenta biasanya terjadi pada 3-7 hari pasca peralinan.
Lochea Serosa: berwarna kuning, biasanya cairan sudah tidak berdarah lagi.
Lochea Serosa biasanya terjadi pada 7-14 hari pasca peralinan.
Lochea Alba : berwarna putih, mengandung leukosit, selaput lendir serviks, dan
serabut jaringan yang mati. Lochea Alba biasanya terjadi setelah 2 minggu pasca
peralinan.
Lochea Purulenta: Keluarnya cairan seperti nanah, berbau busuk, dan telah terjadi
infeksi.
Locheostasis: jika lochea tidak lancar keluarnya.
4. Perineum
perinium dievaluasi untuk melihat adanya edema, memar dan pembentukan
hematoma serta untuk memeriksa apakah ada perdarahan pada jahitan perinium
-
8/13/2019 Pemantauan Kala 4 - Copy
9/15
5. Kandung Kemih
Jika kandung kencing penuh dengan air seni, uterus tidak dapat berkontraksi dengan
baik. Jika uterus naik di dalam abdomen dan tergeser ke samping, ini biasanya
merupakan pertanda bahwa kandung kencing penuh. Bantu ibu untuk bangun dan
coba apakah ia bisa buang air kecil. Jika tidak bisa buang air kecil, bantulah ia agar
merasa rileks dengan meletakkan jarijarinya di dalam air hangat, mengucurkan air
ke atas perinium, dengan menjaga privasinya. Jika ia tetap tidak dapat kencing,
lakukan katerisasi. Setelah kandung kencing kosong, uterus akan dapat berkontraksi
dengan baik.
Kandung kemih dikaji sekali lagi menjelang akhir waktu ini dan harus dikosongkan
jika
kandung kencing penuh, uterus berkontraksi tidak baik akan mengganggu proses
involusi
6. Perkiraan darah yang hilang
Sangat sulit untuk memperkirakan kehilangan darah secara tepat karena darah
bercampur dengan cairan ketuban atau urin dan mungkin terserap handuk, kain atau
sarung. Tak mungkin menilai kehilangan darah secara akurat melalui penghitungan
jumlah sarung karena ukuran sarung bermacam-macam dan mungkin telah diganti
jika terkena sedikit darah atau basah oleh darah. Meletakkan wadah atau pispot di
bawah bokong ibu untuk mengumpulkan darah, bukanlah cara efektif untuk
mengukur kehilangan darah dan cerminan asuhan sayang ibu karena berbaring di atas
wadah atau pispot sangat tidak nyaman dan menyulitkan ibu untuk memegang dan
menyusukan bayinya.
-
8/13/2019 Pemantauan Kala 4 - Copy
10/15
Satu cara untuk menilai kehilangan darah adalah dengan melihat volume darah yang
terkumpul dan memperkirakan berapa banyak botol 500 ml dapat menampung semua
darah tersebut. Jika darah bisa mengisi dua botol, ibu telah kehilangan satu liter
darah. Jika darahbisa mengisi setengah botol, ibu kehilangan 250 ml darah.
Memperkirakan kehilangan darah hanyalah salah satu cara untuk menilai kondisi ibu.
Cara tak langsung untuk mengukur jumlah kehilangan darah adalah melalui
penampakan gejala dan tekanan darah. Apabila perdarahan menyebabkan ibu lemas,
pusing dan kesadaran menurun serta tekanan darah sistolik turun lebih dari 10 mmHg
dari kondisi sebelumnya maka telah terjadi perdarahan lebih dari 500 ml. Bila ibu
mengalami syok hipovolemik maka ibu telah kehilangan darah 50% dari total jumlah
darah ibu (2000-2500 ml). Penting untuk selalu memantau keadaan umum dan
menilai jumlah kehilangan darah ibu selama kala empat melalui tanda vital, jumlah
darah yang keluar dan kontraksi uterus.
-
8/13/2019 Pemantauan Kala 4 - Copy
11/15
B. Pemantauan Keadaan Umum Ibu
a. Setelah lahirnya plasenta:
1) Lakukan pemijatan uterus untuk merangsang uterus berkontraksi
2) Evaluasi tinggi fundus dengan meletakan jari tangan anda secara melintang antara
pusat dan fundus uteri. Fundus uteri harus sejajar dengan pusat atau lebih bawah
misalnya jika dua jari bisa diletakan di bawah pusat dan di atas fundus uteri, disebut
dua jari di bawah pusat.
3) Perkirakanlah kehilangan darah secara keseluruhan
4) Periksa perinium dari perdarahan aktif, misalnya apakah dari laserasi atau
episiotomy
5) Evaluasi kondisi ibu secara umum
6) Dokumentasi semua asuhan dan temuan selama kala IV persalinan di halaman
belakang partograf segera setelah asuhan diberikan atau setelah penilaian dilakukan.
C. Selama Dua Jam Pertama Pasca Persalinan
1. Pantau tekanan darah, nadi, tinggi fundus, kandung kemih dan darah yang keluar
setiap 15 menit selama satu jam pertarna dan setiap 30 menit selama satu jam kedua
kala empat. Jika ada temuan yang tidak normal, tingkatkan frekuensi obsemasi dan
penilaian kondisi ibu.
2. Masase uterus untuk membuat kontraksi uterus menjadi baik setiap 15 menit selama
satu jam pertama dan setiap 30 menit selama jam kedua kala empat. Jika ada temuan
yang tidak normal, tingkatkan frekuensi obsemasi dan penilaian kondisi ibu.
-
8/13/2019 Pemantauan Kala 4 - Copy
12/15
3. Pantau temperatur tubuh setiap jam dalam dua jam pertama pascapersalinan. Jika
meningkat, pantau dan tatalaksana sesuai dengan apa yang diperlukan.
4. Nilai perdarahan. Periksa perineum dan vagina setiap 15 menit selama satu jam
pertama dan setiap 30 menit selama jam kedua pada kala empat.
5. Ajarkan ibu dan keluarganya bagaimana menilai kontraksi uterus dan jumlah darah
yang keluar dan bagaimana melakukan masase jika uterus menjadi lembek.
6. Minta anggota keluarga untuk memeluk bayi. Bersihkan dan bantu ibu mengenakan
baju atau sarung yang bersih dan kering, atur posisi ibu agar nyaman, duduk
bersandarkan bantal atau berbaring miring. Jaga agar bayi diselimuti dengan baik,
bagian kepala terlutup baik, kemudian berikan bayi ke ibu dan anjurkan untuk
dipeluk dan diberi ASI.
7. Lakukan asuhan esensial bagi bayi baru lahir.
Jangan gunakan kain pembebat perut selama dua jam pertama pascapersalinan atau
hingga kondisi ibu sudah stabil. Kain pembebat perut menyulitkan penolong untuk
menilai kontraksi uterus secara memadai. Jika kandung kemih penuh, bantu ibu
untuk mengosongkan kandung kemihnya dan anjurkan untuk mengosongkannya
setiap kali diperlukan. Ingatkan ibu bahwa keinginan untuk berkemih mungkin
berbeda setelah dia melahirkan bayinya. Jika ibu tak dapat berkemih, bantu ibu
dengan cara menyiramkan air beisih dan hangat ke perineumnya. Berikan privasi
atau masukkan jari-jari ibu ke dalam air hangat untuk merangsang keinginan
berkemih secara spontan.
Jika setelah berbagai upaya tersebut, ibu tetap tidak dapat berkemih secara spontan,
mungkin perlu dilakukan kateterisasi. Jika kandung kemih penuh atau dapat
-
8/13/2019 Pemantauan Kala 4 - Copy
13/15
dipalpasi, gunakan teknik aseptik saat memasuki kateter Nelaton DTT atau steril
untuk mengosongkan kandung kemih. Setelah kandung kemih dikosongkan, lakukan
masase pada fundus agar uterus berkontraksi dengan baik.
Sebelum meninggalkan ibu, pastikan bahwa ia dapat berkemih sendiri dan
keluarganya mengetahui bagaimana menilai kontraksi dan jumlah darah yang keluar.
Ajarkan pada mereka bagaimana mencari pertolongan jika ada tanda-tanda bahaya
seperti :
Demam
Pendarahan aktif
Keluar banyak bekuan darah
Bau busuk dari vagina
Pusing
Lemas luar biasa
Penyulit dalam menyusukan bayinya
Nyeri panggul atau abdomen yang lebih hebat dari nyeri kontraksi biasa.
D. Pendokumentasian Kala IV
Dalam pendokumentasian kala IV bisa menggunakan format SOAP. Format SOAP
digunakan untuk pengkajian awal pasien.
S(subjective ):Pernyataan atau keluhan dari pasien
O(Objective ): data dari hasil observasi oleh bidan atau keluarga
A(Analisys): Kesimpulan dari objective dan subjective
P(Planning): Rencana tindakan yang akan dilakukan berdasarkan analisis.
-
8/13/2019 Pemantauan Kala 4 - Copy
14/15
ContohSOAP:
A. SUBJEKTIF
Ibu senang persalinannya lancar
Ibu mengatakan perutnya mules
B. OBJEKTIF
Pemeriksaan umum
1.Keadaan umum : Baik
2.Kesadaran : Komposmentis
3.Tanda vital:
TD : 120/80 mmHg
Nadi : 84 kali/menit
Suhu : 37 C
RR :24 kali/menit
4.Keadaan kandung kemih : kosong
5.TFU : 2 jari di bawah pusat
6.Kontraksi uterus : baik
7.Perdarahan : 100 cc
C. ASSASMENT
Ny. S usia 35 tahung G2P2A0 post partum kala IV normal
D. PLANNING
1.Memberitau ibu dan keluarga hasil pemeriksaan bahwa ibu dalam keadaan baik
-Ibu dan keluarga mengerti dengan keadaan ibu saat ini
-
8/13/2019 Pemantauan Kala 4 - Copy
15/15
2.Memberiibu makan dan minum,membersihkan dan mengganti pakaian
ibu,menfasilitasi ibu untuk berkemih danberistirahat ntuk menghilangkan rasa lelah
-Ibu mengerti dan akan beristirahat
3.Membersihkan tubuh ibu dari lender dan darah
-Tubuh ibu telah dibersihkan
4.Memeriksa kontraksi uterus, perdarahan, TTV, dan kandung kemih setiap 15 menit
sekali pada jam pertama dan 30 menit sekali pada jam kedua
-Pemeriksaan telah dilakukan
5.Mengajarkan ibu dan keluarga cara mengganti balutan
-Ibu dan keluarga mengerti cara mengganti balutan
6.Menyuci dan menyeterilkan semua peralatan bekas pakai
-Semua peralatan sudah dicuci dan diseterilkan
7.Melakukan pendokumentasian hasil tercatat di partograf