HUBUNGAN ANTARA PEMANTAUAN DIRI DAN …/Hubungan... · HUBUNGAN ANTARA PEMANTAUAN DIRI DAN...

122
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user HUBUNGAN ANTARA PEMANTAUAN DIRI DAN KONFORMITAS TEMAN SEBAYA DENGAN KECENDERUNGAN PEMBELIAN IMPULSIF PADA REMAJA PUTRI SKRIPSI Dalam Rangka Penyusunan Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi Program Pendidikan Strata 1 Psikologi Oleh: MARIA G0106012 Pembimbing: 1. Tri Rejeki Andayani,S.Psi.,M.Si. 2. Aditya Nanda Priyatama,S.Psi.,M.Si. PROGRAM STUDI PSIKOLOGI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011

Transcript of HUBUNGAN ANTARA PEMANTAUAN DIRI DAN …/Hubungan... · HUBUNGAN ANTARA PEMANTAUAN DIRI DAN...

Page 1: HUBUNGAN ANTARA PEMANTAUAN DIRI DAN …/Hubungan... · HUBUNGAN ANTARA PEMANTAUAN DIRI DAN KONFORMITAS ... membangkitkan semangat penulis di kala sedih. tersayang, Almarhum Hasan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

HUBUNGAN ANTARA PEMANTAUAN DIRI DAN KONFORMITAS

TEMAN SEBAYA DENGAN KECENDERUNGAN PEMBELIAN

IMPULSIF PADA REMAJA PUTRI

SKRIPSI

Dalam Rangka Penyusunan Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat Guna

Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi Program Pendidikan Strata 1 Psikologi

Oleh:

MARIA

G0106012

Pembimbing:

1. Tri Rejeki Andayani,S.Psi.,M.Si.

2. Aditya Nanda Priyatama,S.Psi.,M.Si.

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2011

Page 2: HUBUNGAN ANTARA PEMANTAUAN DIRI DAN …/Hubungan... · HUBUNGAN ANTARA PEMANTAUAN DIRI DAN KONFORMITAS ... membangkitkan semangat penulis di kala sedih. tersayang, Almarhum Hasan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

HALAMAN PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya

yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan

tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat

yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis

diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka. Jika terdapat hal-hal

yang tidak sesuai dengan isi pernyataan ini, maka saya bersedia untuk dicabut

derajat kesarjanaan saya.

Surakarta, 14 Desember 2011

Maria

Page 3: HUBUNGAN ANTARA PEMANTAUAN DIRI DAN …/Hubungan... · HUBUNGAN ANTARA PEMANTAUAN DIRI DAN KONFORMITAS ... membangkitkan semangat penulis di kala sedih. tersayang, Almarhum Hasan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 4: HUBUNGAN ANTARA PEMANTAUAN DIRI DAN …/Hubungan... · HUBUNGAN ANTARA PEMANTAUAN DIRI DAN KONFORMITAS ... membangkitkan semangat penulis di kala sedih. tersayang, Almarhum Hasan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 5: HUBUNGAN ANTARA PEMANTAUAN DIRI DAN …/Hubungan... · HUBUNGAN ANTARA PEMANTAUAN DIRI DAN KONFORMITAS ... membangkitkan semangat penulis di kala sedih. tersayang, Almarhum Hasan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

MOTTO

“ Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan suatu kaum sehingga mereka

mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri”

(QS. Ar Ra’d : 11)

“ Sesungguhnya bersama kesulitan itu ada kemudahan “

(QS. Al-Insyirah : 6)

” Hanya mereka yang berani gagal yang dapat meraih keberhasilan ”

(John F. Kennedy)

Page 6: HUBUNGAN ANTARA PEMANTAUAN DIRI DAN …/Hubungan... · HUBUNGAN ANTARA PEMANTAUAN DIRI DAN KONFORMITAS ... membangkitkan semangat penulis di kala sedih. tersayang, Almarhum Hasan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

HALAMAN PERSEMBAHAN

Mamak Marsiem dan Mama Darmaningsih , dua ibu terhebat yang penulis

miliki. Terima kasih tak terhingga untuk setiap dukungan, untaian doa,

segala perhatian, kasih sayang, cinta dan energi positif yang mampu

membangkitkan semangat penulis di kala sedih.

Bapak tersayang, Almarhum Hasan Basri.

Keluarga Besar yang senantiasa memberi dukungan.

Semua Guru untuk ilmu yang diberikan

Almamater

Page 7: HUBUNGAN ANTARA PEMANTAUAN DIRI DAN …/Hubungan... · HUBUNGAN ANTARA PEMANTAUAN DIRI DAN KONFORMITAS ... membangkitkan semangat penulis di kala sedih. tersayang, Almarhum Hasan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr.Wb

Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala

rahmat, hidayah dan kemurahan-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan

karya ini. Terselesaikannya penulisan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan

berbagai pihak. Untuk itu dengan segala kerendahan hati dan penghargaan yang

tinggi, penulis ingin mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Zainal Arifin Adnan,dr.,Sp.PD-KR-FINASIM, selaku

Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta.

2. Bapak Drs. Hardjono,M.Si., selaku Ketua Program Studi Psikologi

Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta dan selaku

Pembimbing Akademik yang telah memberikan masukan-masukan yang

berharga bagi penulis.

3. Ibu Rin Widya Agustin,M.Psi, selaku Koordinator Skripsi Program Studi

Psikologi Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta.

4. Ibu Tri Rejeki Andayani,S.Psi.,M.Si., selaku dosen pembimbing utama

atas waktu, bimbingan dan masukan yang sangat membantu penulis dalam

menyelesaikan penelitian ini

5. Bapak Aditya Nanda Priyatama,S.Psi.,M.Si., selaku dosen pembimbing

pendamping atas waktu, bimbingan dan masukan yang sangat membantu

penulis dalam menyelesaikan penelitian ini.

Page 8: HUBUNGAN ANTARA PEMANTAUAN DIRI DAN …/Hubungan... · HUBUNGAN ANTARA PEMANTAUAN DIRI DAN KONFORMITAS ... membangkitkan semangat penulis di kala sedih. tersayang, Almarhum Hasan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6. Ibu Dra. Sri Wiyanti, M.Si., selaku dosen penguji utama, atas semua

evaluasi, koreksi dan masukan yang sangat bermanfaat guna perbaikan

penelitian ini.

7. Bapak Nugraha Arif Karyanta, S.Psi., selaku dosen penguji pendamping

atas semua evaluasi, koreksi dan masukan yang sangat bermanfaat guna

perbaikan penelitian ini.

8. Seluruh staf pengajar, staf tata usaha dan staf perpustakaan Program Studi

Psikologi Fakultas Kedokteran Sebelas Maret Surakarta.

9. Ibu Indah Murtiningrum,Psi., selaku HRD Solo Grand Mall yang telah

memberikan izin penelitian kepada peneliti.

10. Seluruh remaja putri pengunjung Solo Grand Mall yang telah bersedia

menjadi responden dalam penelitian ini.

11. Penyemangat nomor satu, Mamak Marsiem, Alm. Bapak Hasan Basri dan

Mama Darmaningsih atas semua doa, cinta, perhatian, nasehat dan

pengorbanan dalam membesarkan penulis hingga saat ini.

12. Saudara sekandung penulis, dua kakak tersayang Marina dan Marini, serta

dua abang terkasih Alm. Maredi dan Misman yang senantiasa memberikan

semangat kepada penulis.

13. Enam keponakan penulis, Eka, Galuh, Aven, Vira, Azim dan Zaki yang

selalu memberikan keceriaan dalam kehidupan penulis.

14. Tante Ipit, Ayah Alfian, Ibu Elja, Bu Emi, Alm. Omwan, Bulek Ponem,

Mbah, yang senantiasa memberikan dukungan kepada penulis.

Page 9: HUBUNGAN ANTARA PEMANTAUAN DIRI DAN …/Hubungan... · HUBUNGAN ANTARA PEMANTAUAN DIRI DAN KONFORMITAS ... membangkitkan semangat penulis di kala sedih. tersayang, Almarhum Hasan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15. Sanak, saudari dan sahabat tercinta: Mb Aciek, Krisnul, Retno, Deci, Ikul,

Vreno, Eta, Meita, Rani, Aris, Cece dan Bekti yang senantiasa ada di saat

suka maupun duka, menjadi teman yang bisa diandalkan dan selalu

membantu dengan hati.

16. Kawan-kawan Psikologi 2006 dan para penghuni kos atas kebersamaan

yang terjalin selama ini, tante kos dan adek-adek kos yang menjadi

saudara terdekat penulis di Solo.

Akhir kata penulis berharap semoga karya ini dapat bermanfaat bagi siapa

saja yang membacanya.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb

Surakarta, 14 Desember 2011

Penulis

Page 10: HUBUNGAN ANTARA PEMANTAUAN DIRI DAN …/Hubungan... · HUBUNGAN ANTARA PEMANTAUAN DIRI DAN KONFORMITAS ... membangkitkan semangat penulis di kala sedih. tersayang, Almarhum Hasan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ABSTRAK

HUBUNGAN ANTARA PEMANTAUAN DIRI DAN KONFORMITAS

TEMAN SEBAYA DENGAN KECENDERUNGAN PEMBELIAN

IMPULSIF PADA REMAJA PUTRI

MARIA

Program Studi Psikologi Fakultas Kedokteran

Universitas Sebelas Maret Surakarta

Kecenderungan pembelian impulsif merupakan fenomena psikoekonomik

yang banyak melanda kehidupan masyarakat tak terkecuali remaja putri. Aspek

psikologis yang tampak pada remaja putri adalah perhatian yang lebih besar pada

penampilannya. Remaja akan mengatur, memantau dan mengontrol perilaku dan

penampilannya seperti dengan membeli dan memakai barang-barang yang dapat

membuat orang lain terkesan. Pada usia ini, muncul pula konformitas teman

sebaya dalam kelompok. Remaja putri berusaha menyesuaikan diri dengan

anggota kelompok teman sebaya lainya meliputi perilaku, penampilan dan ikut

melakukan banyak kegiatan bersama misalnya saja belanja. Tujuan dari penelitian

ini adalah untuk mengetahui: hubungan positif antara pemantauan diri dan

konformitas teman sebaya dengan kecenderungan pembelian impulsif pada remaja

putri, hubungan positif antara pemantauan diri dengan kecenderungan pembelian

impulsif pada remaja putri, dan hubungan positif antara konformitas teman sebaya

dengan kecenderungan pembelian impulsif pada remaja putri

Populasi dalam penelitian ini adalah remaja putri usia 15-19 tahun

pengunjung Solo Grand Mall di Surakarta. 110 responden dipilih dengan teknik

incidental purposive sampling. Alat pengumpul data yang digunakan adalah

Skala Kecenderungan Pembelian Impulsif dengan validitas 0,310 – 0,718 dan

reliabilitas = 0,878; Skala Pemantauan Diri dengan validitas 0,305 – 0,529 dan

reliabilitas = 0,744; dan Skala Konformitas Teman Sebaya dengan validitas 0,302

– 0,572 dan reliabilitas = 0,808.

Berdasarkan hasil analisis regresi ganda diperoleh nilai koefisien korelasi

R sebesar 0,492; p = 0,000 (p <0,05) dan F Hitung 17,056 > F Tabel 3,081 yang

artinya ada hubungan positif yang signifikan antara pemantauan diri dan

konformitas teman sebaya dengan kecenderungan pembelian impulsif pada remaja

putri (hipotesis pertama diterima). Hasil perhitungan secara parsial menunjukkan

bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara pemantauan diri dengan

kecenderungan pembelian impulsif pada remaja putri yang ditunjukkan dengan

nilai koefisien korelasi (r) sebesar 0,078 dengan p = 0,211 (p > 0,05). Selanjutnya

hipotesis ketiga dalam penelitian ini diterima yaitu ada hubungan positif yang

sgnifikan antara konformitas teman sebaya dengan kecenderungan pembelian

impulsif pada remaja putri yang ditunjukkan dengan nilai koefisien korelasi (r)

sebesar 0,415 dengan p = 0,000 (p < 0,05)

Kata Kunci : kecenderungan pembelian impulsif, pemantauan diri, konformitas

teman sebaya.

Page 11: HUBUNGAN ANTARA PEMANTAUAN DIRI DAN …/Hubungan... · HUBUNGAN ANTARA PEMANTAUAN DIRI DAN KONFORMITAS ... membangkitkan semangat penulis di kala sedih. tersayang, Almarhum Hasan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ABSTRACT

CORRELATION BETWEEN SELF MONITORING AND PEER

CONFORMITY WITH IMPULSIVE BUYING TENDENCY OF FEMALE

ADOLESCENTS

MARIA

Psychology Programme of Medical Faculty

Sebelas Maret University, Surakarta

Impulsive buying tendency is a psychoeconomic phenomenon in people’s

life are no exception female adolescents. Psychological aspect that appear in

female adolescents is greater attention to her appearance. Female adolescents will

manage, monitor and control her behavior and her appearance with buying and

using products that can impress others. In this age, there are also peer conformity.

Female adolescents trying to conform to the other peer group members include

behavior, appearance and join in many activities together such as shopping. The

purposes of this research are to determine possitive correlation between self

monitoring and peer conformity with impulsive buying tendency of female

adolescents, to determine possitive correlation between self monitoring with

impulsive buying tendency of female adolescents and to determine possitive

correlation between peer conformity with impulsive buying tendency of female

adolescents.

The population of this research were female adolescents aged 15 -19 years

old, the visitors of Solo Grand Mall in Surakarta. 110 respondents were choosed

by incidental purposive sampling. The data were collected using Impulsive

Buying Tendency Scale, Self Monitoring Scale and Peer Conformity Scale. The

validity of Impulsive Buying Tendency 0,310 - 0,718, reliability = 0,878 ; the

validity of Self Monitoring 0,305 – 0,529, reliability = 0,744 and the validity of

Peer Conformity 0,302 – 0,572, reliability = 0,808.

Based on the result of multiple regression analyse shows that correlation

coefficient (R) 0,492; p = 0,000 ( p < 0,05) and F count 17,056 > F Table 3,081

means that there is a possitive correlation between self monitoring and peer

conformity with impulsive buying tendency of female adolescents (first

hypothesis was accepted). The partial result showed the correlation ( r ) 0,078;

p = 0,211 (p > 0,05), it means that there is no positive correlation between self

monitoring and impulsive buying tendency of female adolescents. Third

hypothesis in this research is accepted, it means that there is positive correlation

between peer conformity and impulsive buying tendency of female adolescents. It

showed by correlation coefficient 0,415; p = 0,000 (p < 0,05).

Keywords : Impulsive buying tendency, self monitoring, peer conformity.

Page 12: HUBUNGAN ANTARA PEMANTAUAN DIRI DAN …/Hubungan... · HUBUNGAN ANTARA PEMANTAUAN DIRI DAN KONFORMITAS ... membangkitkan semangat penulis di kala sedih. tersayang, Almarhum Hasan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL........................................................................ ....... i

HALAMAN PERNYATAAN................................................................. ii

HALAMAN PERSETUJUAN................................................................ iii

HALAMAN PENGESAHAN.................................................................. iv

HALAMAN MOTTO............................................................................... v

HALAMAN PERSEMBAHAN............................................................... vi

KATA PENGANTAR.............................................................................. vii

ABSTRAK................................................................................................. x

DAFTAR ISI............................................................................................. xii

DAFTAR TABEL.................................................................................... xv

DAFTAR BAGAN................................................................................... xvii

DAFTAR LAMPIRAN........................................................................... xviii

BAB I PENDAHULUAN........................................................................ 1

A. Latar Belakang Masalah.......................................................... 1

B. Rumusan Masalah................................................................... 11

C. Tujuan Penelitian..................................................................... 12

D. Manfaat Peneliti...................................................................... 12

BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................. 14

A. Kecenderungan Pembelian Impulsif......................................... 14

1. Pengertian Kecenderungan Pembelian Impulsif................. 14

2. Aspek-aspek Kecenderungan Pembelian Impulsif............. 16

3. Tipe-tipe Pembelian Impulsif............................................. 19

Page 13: HUBUNGAN ANTARA PEMANTAUAN DIRI DAN …/Hubungan... · HUBUNGAN ANTARA PEMANTAUAN DIRI DAN KONFORMITAS ... membangkitkan semangat penulis di kala sedih. tersayang, Almarhum Hasan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4. Faktor-faktor Kecenderungan Pembelian Impulsif........... 21

B. Pemantauan Diri....................................................................... 25

1. Pengertian Pemantauan Diri............................................... 25

2. Aspek-aspek Pemantauan Diri............................................. 27

3. Tingkatan Pemantauan Diri................................................ 29

C. Konformitas Teman Sebaya.................................................... 31

1. Pengertian Konformitas Teman Sebaya............................. 31

2. Aspek-aspek Konformitas Teman Sebaya......................... 33

3. Bentuk-bentuk Konformitas Teman Sebaya...................... 35

D. Hubungan antara Pemantauan Diri dan Konformitas Teman

Sebaya dengan Kecenderungan Pembelian Impulsif ............. 37

E. Hubungan antara Pemantauan Diri dengan Kecenderungan

Pembelian Impulsif ................................................................. 41

F. Hubungan antara Konformitas Teman Sebaya dengan

Kecenderungan Pembelian Impulsif....................................... 43

G. Kerangka Berpikir..................................................................... 46

H. Hipotesis................................................................................... 47

BAB III METODE PENELITIAN........................................................... 48

A. Identifikasi Variabel Penelitian.................................................. 48

B. Definisi Operasional.................................................................. 48

C. Populasi, Sampel dan Sampling................................................ 50

D. Teknik Pengumpulan Data..................................................... 52

E. Metode Analisis Data............................................................. 57

Page 14: HUBUNGAN ANTARA PEMANTAUAN DIRI DAN …/Hubungan... · HUBUNGAN ANTARA PEMANTAUAN DIRI DAN KONFORMITAS ... membangkitkan semangat penulis di kala sedih. tersayang, Almarhum Hasan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1. Uji Validitas....................................................................... 57

2. Uji Reliabilitas.................................................................... 57

3. Uji Hipotesis..................................................................... 58

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN............................................... 59

A. Persiapan Penelitian................................................................ 59

1. Orientasi Kancah Penelitian............................................... 59

2. Persiapan Penelitian........................................................... 61

3. Pelaksanaan Uji Coba........................................................ 66

4. Uji Validitas dan Reliabilitas............................................ 66

5. Penyusunan Alat Ukur Penelitian..................................... 71

B. Pelaksanaan Penelitian............................................................ 73

C. Hasil Analisis Data Penelitian................................................ 75

1. Uji Asumsi Dasar.............................................................. 75

2. Uji Asumsi Klasik............................................................. 78

3. Uji Hipotesis...................................................................... 82

4. Analisis Deskriptif............................................................. 87

5. Sumbangan Efektif dan Sumbangan Relatif.................... 90

D. Pembahasan............................................................................ 91

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN................................................ 97

A. Kesimpulan............................................................................ 97

B. Saran...................................................................................... 98

DAFTAR PUSTAKA............................................................................ 99

LAMPIRAN........................................................................................... 105

Page 15: HUBUNGAN ANTARA PEMANTAUAN DIRI DAN …/Hubungan... · HUBUNGAN ANTARA PEMANTAUAN DIRI DAN KONFORMITAS ... membangkitkan semangat penulis di kala sedih. tersayang, Almarhum Hasan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Blue Print Skala Kecenderungan Pembelian Impulsif

Sebelum Uji Coba......................................................................... 54

Tabel 2. Blue Print Skala Pemantauan Diri Sebelum Uji Coba................ 55

Tabel 3. Blue Print Skala Konformitas Teman Sebaya Sebelum Uji Coba 56

Tabel 4. Distibusi Aitem Skala Kecenderungan Pembelian Impulsif

Sebelum Uji Coba....................................................................... 63

Tabel 5. Distibusi Aitem Skala Pemantauan Diri Sebelum Uji Coba....... 64

Tabel 6. Distibusi Aitem Skala Konformitas Teman Sebaya Sebelum

Sebelum Uji Coba...................................................................... 65

Tabel 7. Distribusi Aitem Skala Kecenderungan Pembelian Impulsif

yang valid dan gugur ................................................................ 68

Tabel 8. Distribusi Aitem Skala Pemantauan Diri yang valid dan gugur.. 69

Tabel 9. Distribusi Aitem Skala Konformitas Teman Sebaya yang

valid dan gugur.......................................................................... 71

Tabel 10. Distribusi Skala Kecenderungan Pembelian Impulsif

untuk Penelitian....................................................................... 72

Tabel 11. Distribusi Skala Pemantauan Diri untuk Penelitian................ 72

Tabel 12. Distribusi Skala Konformitas Teman Sebaya untuk Penelitian 73

Tabel 13. Uji Normalitas.......................................................................... 76

Tabel 14. Uji Linearitas Pemantauan Diri terhadap Kecenderungan

Pembelian Impulsif.................................................................. 77

Page 16: HUBUNGAN ANTARA PEMANTAUAN DIRI DAN …/Hubungan... · HUBUNGAN ANTARA PEMANTAUAN DIRI DAN KONFORMITAS ... membangkitkan semangat penulis di kala sedih. tersayang, Almarhum Hasan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Tabel 15. Uji Linearitas Konformitas Teman Sebaya terhadap

Kecenderungan Pembelian Impulsif......................................... 77

Tabel 16. Uji Multikolinearitas ................................................................ 78

Tabel 17. Uji Autokorelasi........................................................................ 81

Tabel 18. Uji Hipotesis Secara Simultan ................................................... 83

Tabel 19. Uji F-Test................................................................................. 84

Tabel 20. Uji Korelasi Parsial antara Pemantauan Diri dengan

Kecenderungan Pembelian Impulsif....................................... 85

Tabel 21. Uji Korelasi Parsial antara Konformitas Teman Sebaya

dengan Kecenderungan Pembelian Impulsif.......................... 86

Tabel 22. Statistik Deskriptif................................................................. 87

Tabel 23. Kriteria Kategori Kecenderungan Pembelian Impulsif.......... 88

Tabel 24. Kriteria Kategori Pemantauan Diri........................................ 89

Tabel 25. Kriteria Kategori Konformitas Teman Sebaya...................... 89

Tabel 26. Sumbangan Efektif.............................................................. 90

Page 17: HUBUNGAN ANTARA PEMANTAUAN DIRI DAN …/Hubungan... · HUBUNGAN ANTARA PEMANTAUAN DIRI DAN KONFORMITAS ... membangkitkan semangat penulis di kala sedih. tersayang, Almarhum Hasan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

DAFTAR BAGAN

Bagan 1. Bagan Kerangka Berpikir Hubungan antara Pemantauan

Diri dan Konformitas Teman Sebaya dengan Kecenderungan

Pembelian Impulsif................................................................. 46

Gambar 2. Gambar Scatter plot Uji Heterokesdastisitas.......................... 80

Page 18: HUBUNGAN ANTARA PEMANTAUAN DIRI DAN …/Hubungan... · HUBUNGAN ANTARA PEMANTAUAN DIRI DAN KONFORMITAS ... membangkitkan semangat penulis di kala sedih. tersayang, Almarhum Hasan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

DAFTAR LAMPIRAN

A. Alat Ukur Sebelum Uji Coba ........................................................ 106

B. Sebaran Nilai Uji Coba Alat Ukur ................................................ 119

C. Validitas dan Reliabilitas Alat Ukur Penelitian ............................ 134

D. Alat Ukur Penelitian ..................................................................... 144

E. Sebaran Nilai Data Penelitian ....................................................... 154

F. Analisa Data Penelitian ................................................................. 173

1. Data Penelitian yang akan dianalisis ....................................... 174

2. Uji Normalitas ......................................................................... 177

3. Uji Linearitas ........................................................................... 177

4. Uji Multikolinearitas ................................................................ 178

5. Uji Heterokesdastisitas ............................................................. 179

6. Uji Autokorelasi ........................................................................ 179

7. Uji Hipotesis .............................................................................. 180

8. Analisis Deskriptif ..................................................................... 181

9. Sumbangan Efektif dan Sumbangan Relatif .............................. 186

G. Lampiran Tambahan......................................................................... 191

1. Surat Izin Penelitian................................................................. 192

2. Surat Izin Penelitian dari Solo Grand Mall............................. 193

3. Surat Tanda Bukti Penelitian.................................................. 194

4. Dokumentasi.......................................................................... 195

Page 19: HUBUNGAN ANTARA PEMANTAUAN DIRI DAN …/Hubungan... · HUBUNGAN ANTARA PEMANTAUAN DIRI DAN KONFORMITAS ... membangkitkan semangat penulis di kala sedih. tersayang, Almarhum Hasan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

BAB I

PENDAHLULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Masa remaja merupakan periode transisi perkembangan antara masa

kanak-kanak menuju masa dewasa yang melibatkan banyak perubahan seperti

perubahan biologis, kognitif dan sosioemosional (Santrock, 2007). Perubahan

biologis yang terjadi pada remaja meliputi pertambahan berat dan tinggi badan

dalam rentang waktu yang cepat, perubahan hormonal dan kematangan seksual

yang mulai muncul ketika memasuki masa pubertas. Perubahan kognitif meliputi

perubahan pemikiran dan inteligensi yang ditandai dengan meningkatnya cara

berpikir. Remaja mulai berpikir secara abstrak, idealistik serta logis, berpikir

secara lebih egosentris, memandang dirinya unik dan tak terkalahkan. Perubahan

lainnya yaitu perubahan sosioemosional yang meliputi perubahan dalam hal

emosi, kepribadian, hubungan dengan orang lain dan konteks sosial. Sigmund

Freud dan Anna Freud (dalam Crain, 2007) mengatakan bahwa adanya

perubahan-perubahan yang dialami oleh remaja ini dapat menimbulkan berbagai

gejolak. Misalnya saja pertumbuhan fisik remaja yang sangat cepat akan

menciptakan rasa kebingungan identitas. Hal inilah yang kemudian menyebabkan

banyak remaja menghabiskan waktunya untuk menatap cermin dan

memperhatikan setiap perubahan pada penampilannya.

Menurut Mc Cabe dan Ricciardell (dalam Santrock, 2007), salah satu

aspek psikologis dari pubertas yang muncul pada masa remaja adalah munculnya

Page 20: HUBUNGAN ANTARA PEMANTAUAN DIRI DAN …/Hubungan... · HUBUNGAN ANTARA PEMANTAUAN DIRI DAN KONFORMITAS ... membangkitkan semangat penulis di kala sedih. tersayang, Almarhum Hasan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

praokupasi (perhatian) yang besar terhadap tubuhnya. Papalia, dkk (2008)

mengatakan bahwa perubahan fisik yang dramatis pada remaja dapat

menimbulkan dampak psikologis yang tidak diinginkan. Remaja lebih banyak

memperhatikan penampilan dibandingkan aspek lain dalam dirinya. Remaja,

terutama remaja putri lebih suka berlama-lama di depan cermin memperhatikan

setiap perubahan yang terjadi pada tubuh dan penampilannya. Menurut

Rosenblum dan Lewis (dalam Papalia, dkk, 2008), remaja putri memiliki perasaan

tidak suka pada perubahan fisik yang lebih tinggi dibandingkan remaja putra. Jika

dibandingkan dengan remaja putra, remaja putri lebih merasakan ketidakpuasan

dengan bentuk tubuhnya selama pubertas. Hal inilah yang mengakibatkan remaja

putri cenderung menaruh perhatian yang lebih pada penampilan dibandingkan

dengan remaja putra (Brooks, dalam Santrock, 2007).

Ketika menampilkan diri di hadapan orang lain, remaja putri akan

berupaya agar terlihat menarik, disukai dan diterima banyak orang. Banyak cara

yang dilakukan oleh remaja putri, namun salah satu cara yang kebanyakan

dilakukan adalah dengan memakai busana dan aksesoris yang menunjang dalam

berpenampilan seperti pemakaian baju yang sesuai, pemilihan sepatu, tas, jam

tangan yang cantik dan aksesoris lainnya. Keinginan remaja untuk selalu tampil

menarik, gaul dan sesuai tren, tidak jarang membuat remaja putri kurang

memikirkan dengan matang saat mengeluarkan uang untuk membeli barang-

barang yang diinginkan. Hal ini mengakibatkan para remaja putri tidak

memperhatikan faktor kebutuhan ketika membeli suatu barang. Para remaja putri

cenderung membeli barang yang sesungguhnya tidak dibutuhkan dan pembelian

Page 21: HUBUNGAN ANTARA PEMANTAUAN DIRI DAN …/Hubungan... · HUBUNGAN ANTARA PEMANTAUAN DIRI DAN KONFORMITAS ... membangkitkan semangat penulis di kala sedih. tersayang, Almarhum Hasan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ini biasanya dilakukan secara berlebihan, impulsif dan tanpa perencanaan yang

matang. Apalagi masa sekarang ini, dengan semakin maraknya keberadaan pusat

perbelanjaan modern seperti mal yang memberikan banyak kelebihan dan

kemudahan dalam berbelanja.

Mal menyediakan berbagai pelayanan yang dilengkapi dengan fasilitas

hiburan serta rekreasi keluarga. Bagi para pengunjung yang ingin berbelanja

berbagai macam kebutuhan dengan aneka variasinya, tidak lagi perlu memakan

banyak waktu dan lebih efisiensi biaya karena pengunjung tidak perlu berpindah

lokasi. Keberadaan mal dengan segala kelebihan lainnya seperti tatanan produk

yang rapi, cara promosi produk yang lebih menarik, banyaknya diskon pada

berbagai produk bahkan hingga 70%, penawaran beli satu gratis satu, warna-warni

produk yang indah, kemudahan dalam bertransaksi menggunakan kartu debit,

kartu kredit dan juga suasana mal yang nyaman untuk berbelanja karena penjual

yang ramah-ramah serta ruangan toko yang beraroma wangi.

Salah satu kota yang tidak lepas dari pembangunan pusat perbelanjaan

modern adalah kota Solo yang kini telah memiliki beberapa pusat perbelanjaan

modern berupa mal seperti Matahari Singosaren, Solo Square, dan Solo Grand

Mall dan semakin ramainya keberadaan departmen store yang kini lebih mudah

dijumpai. Pada dasarnya semua pembangunan pusat perbelanjaan modern

diprioritaskan untuk meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan masyarakat.

Namun, seiring dengan berjalannya waktu mulai terlihat dampak lainnya yaitu

pada perubahan gaya hidup masyarakat yang terkait dengan perilaku membeli

masyarakat yang semakin meningkat.

Page 22: HUBUNGAN ANTARA PEMANTAUAN DIRI DAN …/Hubungan... · HUBUNGAN ANTARA PEMANTAUAN DIRI DAN KONFORMITAS ... membangkitkan semangat penulis di kala sedih. tersayang, Almarhum Hasan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Keberadaan mal dengan segala fasilitas yang ditawarkan mampu menarik

masyarakat untuk selalu mengunjungi sehingga membuat mal tidak pernah sepi

pengunjung setiap harinya. Tujuan pengunjungpun beraneka ragam mulai dari

yang berniat belanja hingga pengunjung yang sekedar mencari kesenangan. Mal

seringkali dijadikan sebagai salah satu alternatif tempat berlibur melepas

kepenatan beraktivitas. Kondisi mal yang memberikan kenyamanan, terkadang

membuat pengunjung terdorong untuk melakukan pembelian. Banyak dijumpai

pengunjung yang pada awalnya tidak berencana untuk melakukan pembelian,

namun secara tidak disadari pada akhirnya melakukan pembelian. Hal ini tentunya

bertentangan dengan paradigma manusia ekonomi rasional yang melakukan

pembelian berdasarkan sebuah perencanaan dan pertimbangan yang matang.

Menurut Semuel (2007), pada umumnya pembelian yang dilakukan

pelanggan dalam pasar modern seperti supermarket atau hipermarket, tidak

semuanya direncanakan. Sebesar 65% keputusan pembelian dilakukan di dalam

toko dengan lebih dari 50% (dari 65% keputusan pembelian di dalam toko)

merupakan pembelian yang tidak direncanakan sebelumnya. Loudon dan Bitta

(1993) mengemukakan bahwa setiap orang ketika berada di pusat perbelanjaan

dengan segala kenyamanan yang ada memiliki kecenderungan untuk melakukan

pembelian tanpa sebuah perencanaan, sedikitnya satu produk dibeli tanpa

perencanaan (unplanned purchase) dan hal ini dikenal dengan impulsive buying

tendency atau kecenderungan pembelian impulsif.

Menurut Mowen dan Minor (2001) kecenderungan pembelian impulsif

merupakan kecenderungan untuk melakukan pembelian tanpa memiliki niat untuk

Page 23: HUBUNGAN ANTARA PEMANTAUAN DIRI DAN …/Hubungan... · HUBUNGAN ANTARA PEMANTAUAN DIRI DAN KONFORMITAS ... membangkitkan semangat penulis di kala sedih. tersayang, Almarhum Hasan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

membeli sebelumnya. Pembelian melibatkan keadaan afektif yang kuat sehingga

membuat para konsumen berperilaku otomatis dengan menjalankan sedikit

pengendalian intelektual atas tindakan membeli yang dilakukan. Pilihan keputusan

untuk membeli dibuat pada saat itu juga karena perasaan positif yang sangat kuat

mengenai suatu benda. Keadaan afektif langsung menuju pada perilaku membeli

tanpa membentuk kepercayaan ataupun berpikir matang dahulu sebelum

membelinya. Konsumen menekan pemikirannya karena dapat mengurangi

perasaan dan menghambat tindakan untuk membeli.

Kecenderungan pembelian impulsif merupakan suatu fenomena

psikoekonomik yang banyak melanda kehidupan masyarakat tidak terkecuali para

remaja putri. Tambunan (2001) menjelaskan bahwa remaja, terutama yang tinggal

di perkotaan dengan segala fasilitas yang tersedia, yang sebenarnya belum

memiliki kemampuan secara finansial sering dijadikan target pemasaran oleh para

produsen. Menurut Munandar (2001) alasan yang membuat remaja menjadi

segmen pasar yang sangat penting karena konsumen remaja memiliki ciri-ciri

yaitu: (a) remaja sangat mudah terpengaruh oleh rayuan penjual, (b) mudah

terbujuk iklan, (c) tidak berpikir hemat, (d) kurang realistis, romantis serta

impulsif. Berkaitan dengan ciri impulsif remaja, hasil penelitian Csikzentmihalyi

dan Larson (dalam Melati, dkk, 2007) menemukan bahwa remaja rata-rata

memerlukan waktu hanya 45 menit untuk mengubah mood senang luar biasa ke

sedih luar biasa. Perubahan mood yang cepat membuat remaja lebih mudah

terpengaruh oleh lingkungan belanja dan melakukan pembelian secara impulsif.

Page 24: HUBUNGAN ANTARA PEMANTAUAN DIRI DAN …/Hubungan... · HUBUNGAN ANTARA PEMANTAUAN DIRI DAN KONFORMITAS ... membangkitkan semangat penulis di kala sedih. tersayang, Almarhum Hasan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Hasil penelitian Ling dan Ling (dalam Semuel, 2007) menemukan bahwa

perempuan lebih cenderung memiliki perilaku pembelian impulsif dibandingkan

dengan laki-laki. Menurut Utami dan Sumaryono (2008) orientasi afektif yang

mendasari pembelian impulsif mengaitkan wanita sebagai figur pelaku yang

memiliki peluang terbesar untuk mewujudkan pembelian. Jika dibandingkan

dengan pria, wanita masih dipandang lebih mengutamakan sisi emosionalitas

daripada rasionalitas, sedangkan emosionalitas sangat relevan dengan konsep

pembelian impulsif. Menurut Loudon dan Bitta (1993) remaja putri cenderung

lebih impulsif dibandingkan remaja putra. Hal ini karena remaja putri lebih sering

membantu keluarganya berbelanja, baik untuk keperluan keluarga maupun untuk

kebutuhan dirinya sendiri, contohnya membeli kosmetik, cat rambut, alat-alat

kecantikan, pakaian dan makanan.

Remaja putri dalam proses mempresentasikan diri akan melakukan

pengelolaan kesan yaitu proses menseleksi dan mengontrol perilaku sesuai dengan

situasi dan harapan orang lain. Salah satu gaya mempresentasikan diri yang

dikemukakan oleh Dayaksini dan Hudaniah (2003) adalah pemantauan diri. Setiap

orang tak terkecuali remaja putri, memiliki perbedaan dalam cara

mempresentasikan diri. Ada yang lebih menyadari tentang kesan publik, ada juga

yang menggunakan presentasi diri strategik atau lebih menyukai pembenaran diri.

Menurut Snyder (1987) perbedaan ini berkaitan dengan suatu ciri sifat

kepribadian yang disebut pemantauan diri yaitu kecenderungan yang dimiliki

seseorang dalam mengatur perilakunya untuk menyesuaikan diri dengan tuntutan-

tuntutan sosial. Brigham (dalam Dayaksini dan Hudaniah, 2003) menyatakan

Page 25: HUBUNGAN ANTARA PEMANTAUAN DIRI DAN …/Hubungan... · HUBUNGAN ANTARA PEMANTAUAN DIRI DAN KONFORMITAS ... membangkitkan semangat penulis di kala sedih. tersayang, Almarhum Hasan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

bahwa pemantauan diri merupakan proses individu untuk mengadakan

pemantauan terhadap pengelolaan kesan yang telah dilakukannya.

Salah satu cara untuk memahami pemantauan diri adalah dengan melihat

perbedaan-perbedaan respons terhadap situasi sosial. Baron dan Byrne (2003)

secara spesifik memberikan istilah faktor eksternal bagi hal-hal yang menjadi

acuan tingkah laku dari orang-orang yang cenderung memiliki tingkat pemantauan

diri yang tinggi. Istilah tingkat pemantauan diri yang rendah diberikan kepada

individu yang menjadikan faktor internal sebagai acuan dalam bertingkah laku.

Baron dan Byrne (2003) juga menggunakan istilah bunglon sosial bagi individu

yang memiliki pemantauan diri tinggi dan istilah prinsipil bagi individu yang

memiliki pemantauan diri rendah. Individu yang memiliki pemantauan diri tinggi

akan berusaha menyesuaikan tingkah laku dan peran dalam kondisi yang ada

untuk memperoleh evaluasi positif. Individu dengan pemantauan diri yang rendah

akan menekankan pada menjadi diri sendiri dan mementingkan menunjukkan

perilaku yang konsisten dengan nilai-nilai serta keyakinan dasarnya.

Dayaksini dan Hudaniah (2003) mengemukakan hasil penelitian yang

dilakukan oleh Lippa bahwa individu yang memiliki pemantauan diri tinggi akan

mendapat keberuntungan dalam situasi sosial karena orang-orang akan

menganggapnya ramah, relaks dan tidak pemalu, dan individu dengan pemantauan

diri rendah akan cenderung lebih mudah dipercaya karena konsisten. Walaupun

demikian, Miller dan Thayer (dalam Baron dan Byrne, 2003) mengemukakan

bahwa orang-orang yang memiliki pemantauan diri ekstrem tinggi ataupun

ekstrem rendah lebih sering mengalami gangguan dan kurang mampu

Page 26: HUBUNGAN ANTARA PEMANTAUAN DIRI DAN …/Hubungan... · HUBUNGAN ANTARA PEMANTAUAN DIRI DAN KONFORMITAS ... membangkitkan semangat penulis di kala sedih. tersayang, Almarhum Hasan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

menyesuaikan diri dibandingkan orang-orang yang memiliki pemantauan diri

yang cukup. Hal ini menunjukkan bahwa pemantauan diri yang cukup (berada di

tengah) adalah yang secara sosial ideal.

Pemantauan diri ternyata tidak hanya berpengaruh pada perilaku sosial

seseorang, namun juga pada perilaku membeli. Seperti yang dikemukakan oleh

Choi, dkk (2000) bahwa perilaku konsumen yang memiliki pemantauan diri tinggi

ataupun rendah akan berbeda dalam perilaku membeli. Perbedaan tingkat

pemantauan diri membedakan individu dalam merespon petunjuk di area

penjualan. Menurut Snyder dan De Bono (dalam Choi, dkk, 2000) perbedaan ini

akan terlihat dalam hal mudah atau tidaknya individu terpengaruh dengan iklan

yang disajikan, apakah berorientasi pada keindahan sajian gambar atau pada

kualitasnya. Kontribusi pemantauan diri juga tampak dalam hal kerelaan

membayar lebih untuk produk yang dipromosikan. Hasil penelitian yang

dilakukan oleh Djudiyah dan Hadipranata (2002) menyimpulkan bahwa adanya

kontribusi pemantauan diri terhadap pembelian impulsif pada remaja.

Selain meneliti hubungan antara pemantauan diri dengan kecenderungan

pembelian impulsif pada remaja putri, dalam penelitian ini juga melibatkan

variabel konformitas teman sebaya. Seperti yang dikemukakan oleh Priede dan

Ferrel (1995) bahwa kelompok referensi teman sebaya mempengaruhi keputusan

pembelian seseorang bergantung pada tingkat konformitas dan besarnya pengaruh

kelompok serta kekuatan keterlibatan remaja putri di dalam kelompok. Menurut

Desmita (2006) perkembangan kehidupan sosial remaja ditandai dengan gejala

meningkatnya pengaruh teman sebaya dalam kehidupan. Remaja akan

Page 27: HUBUNGAN ANTARA PEMANTAUAN DIRI DAN …/Hubungan... · HUBUNGAN ANTARA PEMANTAUAN DIRI DAN KONFORMITAS ... membangkitkan semangat penulis di kala sedih. tersayang, Almarhum Hasan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

menunjukkan originalitasnya bersama-sama dalam hal berpakaian,

berpenampilan, berdandan, gaya rambut, tingkah laku konsumen, perilaku

membeli, pertemuan dan pesta. Menurut Hurlock (1993), oleh karena remaja lebih

banyak berada di luar rumah bersama dengan teman-teman sebaya sebagai

kelompok, maka pengaruh teman-teman sebaya pada sikap, pembicaraan, minat,

penampilan dan perilaku membeli terkadang lebih besar daripada pengaruh

keluarga. Remaja juga cenderung akan masuk ke dalam kelompok yang memiliki

minat dan nilai yang sama serta akan melakukan apapun agar dimasukkan dan

diterima sebagai anggota kelompok dari teman sebayanya.

Remaja yang telah menjadi anggota kelompok teman sebaya akan

menyesuaikan diri dengan norma dan aturan yang sudah terbentuk. Penyesuaian

diri remaja akan semakin kuat jika ada ketergantungan antara remaja dengan

anggota kelompok lainnya. Menurut Sears, dkk (1994) penyesuaian diri yang kuat

terhadap kelompok mengakibatkan remaja cenderung melakukan konformitas

terhadap kelompok teman sebayanya. Konformitas merupakan satu tuntutan yang

tidak tertulis dari kelompok teman sebaya terhadap anggotanya namun memiliki

pengaruh yang kuat dan dapat menyebabkan munculnya perilaku-perilaku

tertentu. Santrock (2007) mengemukakan bahwa konformitas muncul ketika

individu meniru sikap atau tingkah laku orang lain dikarenakan tekanan yang

nyata maupun yang dibayangkan. Konformitas dapat berdampak positif misalnya

dalam hal melakukan kegiatan sosial maupun berdampak negatif seperti merokok,

tawuran dan sebagainya.

Page 28: HUBUNGAN ANTARA PEMANTAUAN DIRI DAN …/Hubungan... · HUBUNGAN ANTARA PEMANTAUAN DIRI DAN KONFORMITAS ... membangkitkan semangat penulis di kala sedih. tersayang, Almarhum Hasan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Konformitas dalam hal perilaku pembelian cenderung lebih identik pada

remaja putri dibandingkan pada remaja putra. Tambunan (2001) mengatakan

bahwa kebutuhan untuk diterima dan menjadi sama dengan teman lainnya

menyebabkan remaja putri berusaha untuk mengikuti dan menyesuaikan diri

dengan atribut yang sedang mode diantara anggota kelompok sebayanya. Selain

itu hasil penelitian Rice (dalam Zebua dan Nurdjayadi, 2001) menunjukkan bahwa

remaja putri lebih konform dibandingkan remaja putra karena menurut Lina dan

Rosyid (1997) remaja putri lebih mudah dipengaruhi.

Hurlock (1993) menyebutkan bahwa konformitas akan semakin tinggi

apabila dalam kelompok tersebut anggota-anggotanya melakukan hal yang sama

termasuk dalam bersama-sama membeli suatu produk. Menurut Sumarwan (2003)

konsumen yang memiliki teman sebaya adalah tanda telah membina hubungan

sosial. Pendapat dan kesukaan teman sebaya seringkali mempengaruhi

pengambilan keputusan konsumen dalam memilih produk dan merek. Penelitian

yang dilakukan oleh Adelina (dalam Sumarwan, 2003) menunjukkan bahwa

sumber paling besar yang mempengaruhi pembelian dalam hal ini pembelian

bedak adalah teman sebesar 26%, media sebesar 19% dan majalah sebesar 15%.

Tampak dari penelitian Adelina tersebut bahwa teman memiliki kontribusi yang

paling besar dalam keputusan untuk membeli.

Hasil pengamatan yang dilakukan oleh peneliti selama ini memperlihatkan

bahwa remaja putri yang berkunjung ke pusat perbelanjaan khususnya ke mal

kebanyakan datang bersama dengan teman-teman sebayanya. Hal ini sejalan

dengan hasil survey yang dilakukan oleh CSI (Consumer Survey Indonesia) pada

Page 29: HUBUNGAN ANTARA PEMANTAUAN DIRI DAN …/Hubungan... · HUBUNGAN ANTARA PEMANTAUAN DIRI DAN KONFORMITAS ... membangkitkan semangat penulis di kala sedih. tersayang, Almarhum Hasan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Februari tahun 2010 yang menunjukkan bahwa selama berkunjung ke mal,

pengunjung paling banyak pergi bersama temannya (51%), keluarga (39%) dan

sendirian (10%). Sesuai hasil survey tersebut tampak bahwa belanja bersama

teman yang memiliki persentase paling besar. Menurut Mowen dan Minor (2001)

apabila seorang konsumen melakukan pembelian sendirian, maka konsumen

cenderung melakukan pembelian yang direncanakan. Sebaliknya, apabila

konsumen melakukan pembelian dengan kelompok, maka cenderung akan

menyimpang dari pembelian yang direncanakan.

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka peneliti tertarik untuk

meneliti tentang hubungan antara pemantauan diri dan konformitas teman sebaya

dengan kecenderungan pembelian impulsif pada remaja putri.

B. Rumusan Masalah

1. Apakah ada hubungan positif antara pemantauan diri dan konformitas

teman sebaya dengan kecenderungan pembelian impulsif pada remaja

putri ?

2. Apakah ada hubungan positif antara pemantauan diri dengan

kecenderungan pembelian impulsif pada remaja putri ?

3. Apakah ada hubungan positif antara konformitas teman sebaya dengan

kecenderungan pembelian impulsif pada remaja putri ?

Page 30: HUBUNGAN ANTARA PEMANTAUAN DIRI DAN …/Hubungan... · HUBUNGAN ANTARA PEMANTAUAN DIRI DAN KONFORMITAS ... membangkitkan semangat penulis di kala sedih. tersayang, Almarhum Hasan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

C. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui hubungan positif antara pemantauan diri dan

konformitas teman sebaya dengan kecenderungan pembelian impulsif pada

remaja putri.

2. Untuk mengetahui hubungan positif antara pemantauan diri dengan

kecenderungan pembelian impulsif pada remaja putri.

3. Untuk mengetahui hubungan positif antara konformitas teman sebaya

dengan kecenderungan pembelian impulsif pada remaja putri.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengertian

kepada remaja putri tentang dampak dari pembelian impulsif.

b. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengertian

kepada remaja putri pentingnya pemantauan diri.

c. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengertian

kepada remaja putri tentang beberapa hal yang mempengaruhi

perilaku pembelian.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Remaja Putri

1) Memberikan masukan kepada remaja putri cara merencanakan

pembelian yang sesuai dengan kebutuhan.

Page 31: HUBUNGAN ANTARA PEMANTAUAN DIRI DAN …/Hubungan... · HUBUNGAN ANTARA PEMANTAUAN DIRI DAN KONFORMITAS ... membangkitkan semangat penulis di kala sedih. tersayang, Almarhum Hasan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2) Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai referensi bagi remaja

putri cara pengelolaan pemantauan diri yang positif.

3) Memberikan pengertian kepada remaja putri tentang cara

berkelompok sebaya yang positif.

b. Bagi Orang Tua

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan kepada

para orang tua cara mengarahkan putrinya agar melakukan

pembelian yang sesuai dengan kebutuhan.

Page 32: HUBUNGAN ANTARA PEMANTAUAN DIRI DAN …/Hubungan... · HUBUNGAN ANTARA PEMANTAUAN DIRI DAN KONFORMITAS ... membangkitkan semangat penulis di kala sedih. tersayang, Almarhum Hasan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kecenderungan Pembelian Impulsif

1. Pengertian Kecenderungan Pembelian Impulsif

Menurut Rook (1987) kecenderungan pembelian impulsif merupakan

kecenderungan untuk melakukan pembelian secara impulsif yaitu pembelian yang

terjadi ketika seorang individu mengalami desakan yang tiba-tiba, biasanya kuat

dan menetap untuk membeli sesuatu dengan segera. Impuls untuk membeli ini

kompleks secara hedonik, merangsang konflik emosional dan cenderung terjadi

dengan perhatian yang berkurang pada akibatnya. Pembelian impulsif dilakukan

tanpa perencanaan dan dipicu secara spontan pada saat berhadapan dengan produk

serta diiringi dengan perasaan yang menyenangkan dan penuh gairah. Seorang

individu cenderung merespon secara cepat terhadap stimulus yang diberikan tanpa

melakukan evaluasi terhadap konsekuensi yang akan terjadi setelah membeli.

Engel, dkk (1995) mendefinisikan kecenderungan pembelian impulsif atau

yang disebut juga dengan istilah unplanned purchase sebagai kecenderungan

untuk melakukan pembelian yang tidak terencana yaitu konsumen membeli

produk tanpa direncanakan terlebih dahulu sebelumnya, keinginan yang kuat baru

muncul ketika di mal atau di toko karena secara tiba-tiba konsumen merasakan

kebutuhan yang mendesak untuk membeli suatu produk yang ditawarkan.

Menurut Rook dan Hoch (dalam Mowen dan Minor, 2001) kecenderungan

pembelian impulsif merupakan tindakan membeli yang dilakukan tanpa memiliki

Page 33: HUBUNGAN ANTARA PEMANTAUAN DIRI DAN …/Hubungan... · HUBUNGAN ANTARA PEMANTAUAN DIRI DAN KONFORMITAS ... membangkitkan semangat penulis di kala sedih. tersayang, Almarhum Hasan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

niat untuk membeli sebelumnya yang terbentuk sebelum memasuki toko, pilihan

dibuat pada saat itu juga karena perasaan positif yang kuat mengenai suatu benda.

Pembelian melibatkan keadaan afektif yang kuat sehingga membuat para

konsumen berperilaku secara agak otomatis dengan menjalankan sedikit

pengendalian intelektual.

Herabadi (2003) mengemukakan bahwa pembelian impulsif dianggap

sebagai perilaku pembelian yang irasional berdasarkan pengamatan bahwa

konsumen bisa tetap melakukan pembelian walaupun sudah menyadari

sebelumnya akan kemungkinan merasakan penyesalan kelak. Ada dua komponen

utama dari kecenderungan pembelian impulsif yaitu komponen kognitif dan

komponen afektif. Komponen kognitif menjelaskan bahwa seseorang hanya

sekedar memikirkan saja untuk memiliki kecenderungan membeli secara impulsif

yang berkaitan dengan kurangnya perencanaan serta unsur ketidaksengajaan.

Sementara komponen afektif dalam kecenderungan pembelian impulsif

menunjukkan sudah ada unsur penilaian dan pemilihan secara subjektif pada

konsumen yang melibatkan perasaan sukacita, bergairah dan tanpa memikirkan

akibat yang akan terjadi nantinya.

Menurut Istijanto (2005) kecenderungan pembelian impulsif adalah

kecenderungan berbelanja tanpa melakukan perencanaan sehingga pembelian

yang dilakukan lebih terdorong oleh spontanitas atau ketertarikan yang muncul

secara langsung begitu melihat suatu produk. Menurut Yani (2005)

kecenderungan pembelian impulsif merupakan kecenderungan untuk mengalami

dorongan yang kuat untuk membuat pembelian pada point of purchase dan

Page 34: HUBUNGAN ANTARA PEMANTAUAN DIRI DAN …/Hubungan... · HUBUNGAN ANTARA PEMANTAUAN DIRI DAN KONFORMITAS ... membangkitkan semangat penulis di kala sedih. tersayang, Almarhum Hasan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

kecenderungan untuk bertindak berdasarkan dorongan untuk membeli tanpa

adanya atau hanya dengan sedikit pertimbangan dan evaluasi terhadap

konsekuensi.

Berdasarkan beberapa pendapat yang telah dikemukakan sebelumnya,

maka dapat disimpulkan bahwa kecenderungan pembelian impulsif merupakan

kecenderungan yang dimiliki oleh seorang individu untuk melakukan pembelian

secara impulsif yaitu pembelian yang tidak direncanakan sebelumnya, terjadi

secara spontan disertai dorongan yang kuat untuk membeli produk, melibatkan

pengendalian afektif yang kuat dengan sedikit pengendalian kognitif sehingga

tidak memperhatikan konsekuensi yang akan terjadi setelah pembelian terjadi.

2. Aspek-Aspek Kecenderungan Pembelian Impulsif

Aspek-aspek kecenderungan pembelian impulsif menurut Rook (1987),

terdiri dari empat aspek yang meliputi:

a. Spontanitas.

Pembelian ini terjadi secara spontan, tidak diharapkan dan tidak

direncanakan sebelumnya, memotivasi konsumen untuk membeli sekarang

juga dan sering sebagai respons terhadap stimulasi visual yang langsung di

tempat penjualan.

b. Kekuatan impuls

Adanya motivasi untuk mengesampingkan semua yang lain dan bertindak

dengan seketika. Konsumen merasakan desakan yang tiba-tiba dan

Page 35: HUBUNGAN ANTARA PEMANTAUAN DIRI DAN …/Hubungan... · HUBUNGAN ANTARA PEMANTAUAN DIRI DAN KONFORMITAS ... membangkitkan semangat penulis di kala sedih. tersayang, Almarhum Hasan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

mendesak untuk membeli suatu produk dan sering disertai dengan emosi

yang dicirikan sebagai menggairahkan.

c. Adanya stimulasi lingkungan

Kondisi lingkungan yang membuat para konsumen melakukan pembelian

dengan segera dan tanpa banyak berpikir lagi.

d. Kurang peduli dengan konsekuensi

Konsumen mengalami desakan untuk membeli yang sangat kuat dan sulit

untuk ditolak sehingga konsekuensi negatif yang mungkin terjadi setelah

melakukan pembelian cenderung diabaikan.

Menurut Loudon dan Bitta (1993) ada lima elemen kecenderungan

pembelian impulsif yaitu sebagai berikut:

a. Konsumen merasakan adanya suatu dorongan yang datang secara tiba-

tiba dan spontan untuk melakukan suatu tindakan yang berbeda dengan

tingkah laku sebelumnya.

b. Dorongan yang tiba-tiba untuk melakukan suatu pembelian

menempatkan konsumen dalam keadaan ketidakseimbangan secara

psikologis dan untuk sementara waktu konsumen merasa kehilangan

kendali.

c. Konsumen selanjutnya akan mengalami konflik psikologis dan

berusaha untuk menimbang antara pemuasan kebutuhan langsung dan

konsekuensi jangka panjang dari pembelian.

d. Konsumen kemudian akan mengurangi evaluasi kognitif dari produk.

Page 36: HUBUNGAN ANTARA PEMANTAUAN DIRI DAN …/Hubungan... · HUBUNGAN ANTARA PEMANTAUAN DIRI DAN KONFORMITAS ... membangkitkan semangat penulis di kala sedih. tersayang, Almarhum Hasan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

e. Konsumen pada akhirnya seringkali membeli secara impulsif tanpa

memperhatikan konsekuensi yang akan datang yaitu akibat yang akan

ditimbulkan setelah pembelian dilakukan.

Menurut Herabadi (2003) kecenderungan pembelian impulsif memiliki

dua komponen yang meliputi:

a. Komponen kognitif

Yaitu seseorang hanya sekedar memikirkan saja untuk memiliki

kecenderungan membeli secara impulsif yang berkaitan dengan kurangnya

perencanaan serta unsur ketidaksengajaan dalam melakukan pembelian.

b. Komponen afektif

Yaitu seseorang sudah menunjukkan unsur penilaian dan pemilihan secara

subjektif yang berkaitan dengan adanya dorongan untuk membeli yang

tiba-tiba, ketertarikan yang begitu kuat untuk membeli, perasaan sukacita

dan bergairah untuk membeli serta kurang memperdulikan konsekuensi

dan penyesalan setelah melakukan pembelian.

Berdasarkan uraian di atas, maka penulis menyimpulkan aspek-aspek

kecenderungan pembelian impulsif yang mengacu pada aspek-aspek yang

dikemukakan oleh Rook (1987) sebagai dasar teori tentang pembelian impulsif.

Oleh karena itu, dapat dinyatakan bahwa aspek-aspek kecenderungan pembelian

impulsif yaitu sebagai berikut: aspek spontanitas yaitu pembelian yang dilakukan

sebenarnya tidak diharapkan dan tidak direncanakan sebelumnya, memotivasi

konsumen untuk membeli sekarang juga dan sering sebagai respons terhadap

stimulasi visual yang langsung di tempat penjualan; aspek kekuatan impuls yaitu

Page 37: HUBUNGAN ANTARA PEMANTAUAN DIRI DAN …/Hubungan... · HUBUNGAN ANTARA PEMANTAUAN DIRI DAN KONFORMITAS ... membangkitkan semangat penulis di kala sedih. tersayang, Almarhum Hasan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

mengalami desakan kuat yang tidak dapat ditolak serta diiringi perasaan yang

menggairahkan; aspek stimulasi dari lingkungan yang dan aspek ketidakpedulian

akan akibat dan konsekuensi yang terjadi nantinya.

3. Tipe-Tipe Pembelian Impulsif

Ada empat tipe pembelian impulsif yang dikemukakan oleh Loudon dan

Bitta (1993) , yang meliputi:

a. Pure Impulse (pembelian impulsif murni)

Pada pembelian impulsif murni seorang individu merasakan dorongan

sangat kuat untuk membeli produk yang baru, mencari variasi produk yang

baru, atau melakukan pembelian terhadap produk di luar kebiasaan

pembeliannya yaitu seseorang menghentikan pola pembelian normal yang

biasa dilakukan.

b. Suggestion Impulse (pembelian impulsif yang timbul karena sugesti)

Dorongan untuk membeli yang dialami oleh seorang individu didasarkan

karena adanya stimulus pada toko (tempat penjualan) dan didukung pula

dengan pemberian saran serta masukan baik dari penjual, sales promotion,

pramuniaga, maupun teman-teman lainnya.

c. Reminder Impulse (pembelian impulsif karena pengalaman masa lampau)

Pada pembelian ini seseorang merasakan adanya dorongan untuk segera

membeli yang muncul pada saat melihat barang yang dipajang pada rak

toko, display atau secara tiba-tiba teringat iklan dan informasi lainnya

tentang suatu produk.

Page 38: HUBUNGAN ANTARA PEMANTAUAN DIRI DAN …/Hubungan... · HUBUNGAN ANTARA PEMANTAUAN DIRI DAN KONFORMITAS ... membangkitkan semangat penulis di kala sedih. tersayang, Almarhum Hasan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

d. Planned Impulse (pembelian impulsif yang direncanakan)

Merupakan pembelian impulsif yang terjadi apabila kondisi penjualan

tertentu diberikan pada konsumen. Dorongan berupa intensi membeli

berdasarkan harga khusus, kupon, diskon dan lain sebagainya tanpa

merencanakan produk yang akan dibelinya.

Selanjutnya menurut Ma’ruf (2006), ada tiga tipe pembelian impulsif yaitu

sebagai berikut:

1. Pembelian tanpa rencana sama sekali

Konsumen belum punya rencana apapun terhadap pembelian suatu barang

dan membeli barang begitu saja setelah melihat.

2. Pembelian yang setengah direncanakan

Konsumen sudah ada rencana membeli suatu barang tapi tidak punya

rencana merek, jenis ataupun berat dan membeli barang begitu melihat

barang tersebut.

3. Barang pengganti yang tidak direncanakan

Konsumen sudah berniat membeli suatu barang dengan merek tertentu dan

membeli barang yang dimaksud tapi dari merek lain.

Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan di atas, maka dapat

disimpullkan tipe-tipe pembelian impulsif yaitu: tipe pembelian menurut

Loudon dan Bitta (1993) yaitu pembelian impulsif murni, pembelian impulsif

yang timbul karena sugesti, pembelian impulsif karena pengalaman masa

lampau dan pembelian impulsif yang direncanakan, sedangkan tipe pembelian

impulsif menurut Ma’ruf (2006) yang meliputi: pembelian tanpa rencana sama

Page 39: HUBUNGAN ANTARA PEMANTAUAN DIRI DAN …/Hubungan... · HUBUNGAN ANTARA PEMANTAUAN DIRI DAN KONFORMITAS ... membangkitkan semangat penulis di kala sedih. tersayang, Almarhum Hasan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

sekali, pembelian yang setengah direncanakan dan barang pengganti yang

tidak direncanakan.

4. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kecenderungan Pembelian Impulsif

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi seseorang melakukan pembelian

sevara impulsif. Menurut Loudon dan Bitta (1993) faktor-faktor yang

mempengaruhi pembelian impulsif, meliputi:

a. Karakteristik produk

Adapun karakteristik produk yang dapat mempengaruhi seseorang untuk

melakukan pembelian impulsif, yaitu:

1) Produk yang memiliki harga murah akan membuat seseorang tidak

berpikir matang dalam mengambil keputusan untuk membeli.

2) Konsumen merasakan adanya sedikit kebutuhan terhadap produk

yang dilihatnya kemudian memutuskan untuk membelinya.

3) Produk- produk yang memiliki siklus kehidupan yang biasanya

pendek atau cepat habis.

4) Ukuran produk yang kecil dan ringan sehingga mudah dibawa.

5) Produk yang mudah disimpan.

b. Faktor pemasaran

Cara-cara yang digunakan oleh para pemasar dalam mempromosikan dan

mendistribusikan produk dapat mempengaruhi seseorang untuk melakukan

pembelian impulsif. Adapun faktor-faktor tersebut diantaranya: distribusi dalam

jumlah banyak, outlet dengan model self service yaitu pelayanan sendiri, promosi

Page 40: HUBUNGAN ANTARA PEMANTAUAN DIRI DAN …/Hubungan... · HUBUNGAN ANTARA PEMANTAUAN DIRI DAN KONFORMITAS ... membangkitkan semangat penulis di kala sedih. tersayang, Almarhum Hasan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

dengan iklan melalui media massa yang sugestibel dan terus menerus, iklan-iklan

di titik penjualan, posisi display dan lokasi toko yang strategis dan lokasi yang

menonjol sehingga mudah untuk ditemukan pembeli.

c. Karakteristik konsumen

Adapun karakteristik konsumen yang dapat mempengaruhi seseorang

memiliki kecenderungan pembelian impulsif, yaitu:

1) Kepribadian konsumen

Kepribadian berkaitan dengan adanya perbedaan karakteristik yang

paling dalam diri manusia yang menggambarkan ciri unik dari masing-

masing individu sehingga setiap orang berbeda. Pemasar yang telah

mengetahui kepribadian konsumennya dapat memilih cara komunikasi dan

promosi yang cocok dengan kepribadian konsumen, termasuk dalam

membidik pola pembelian impulsif. Herabadi, dkk (2009) mengemukakan

bahwa kecenderungan belanja impulsif adalah trait konsumen yang

berakar pada kepribadian seseorang.

2) Demografis dalam hal ini meliputi:

a. Gender

Beberapa tokoh mengemukakan bahwa perempuan memiliki

kecenderungan pembelian impulsif yang lebih besar dibandingkan

dengan laki-laki. Seperti menurut Loudon dan Bitta (1993) remaja

putri cenderung lebih impulsif dibandingkan remaja putra, selanjutnya

menurut Kartajaya (2007) wanita adalah sasaran dalam membidik

pasar pembelian impulsif.

Page 41: HUBUNGAN ANTARA PEMANTAUAN DIRI DAN …/Hubungan... · HUBUNGAN ANTARA PEMANTAUAN DIRI DAN KONFORMITAS ... membangkitkan semangat penulis di kala sedih. tersayang, Almarhum Hasan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

b. Usia

Perbedaan usia mempengaruhi pola pembelian seseorang termasuk

dalam hal kecenderungan pembelian impulsif. Menurut Kartajaya

(2007) anak-anak adalah sasaran paling empuk dalam membidik pasar

pembelian impulsif, sedangkan menurut Hoyer dan Macinnis (2008)

remaja sebagai usia pembelian impulsif karena remaja dikenal sebagai

konsumen yang sangat dapat menyesuaikan diri dan sangat memuja

penampilannya.

c. Status perkawinan

Sudarto (dalam Suyasa dan Fransisca, 2005) mengemukakan bahwa

terdapat perbedaan pola pembelian antara perempuan yang belum dan

perempuan yang sudah menikah. Perempuan yang belum menikah

mengkonsumsi lebih banyak dalam hal penampilan sehingga

pengeluarannya lebih banyak. Hal ini karena perempuan yang belum

menikah tidak terlalu bertanggung jawab terhadap pengeluaran

keluarga.

d. Pendidikan dan pekerjaan

Pendidikan seseorang mempengaruhi pekerjaan dan pendapatan yang

akan diterima sehingga pola pembelian juga terpengaruh. Pendapatan

yang besar membuat seseorang lebih memiliki kecenderungan

pembelian impulsif.

Page 42: HUBUNGAN ANTARA PEMANTAUAN DIRI DAN …/Hubungan... · HUBUNGAN ANTARA PEMANTAUAN DIRI DAN KONFORMITAS ... membangkitkan semangat penulis di kala sedih. tersayang, Almarhum Hasan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3) Karakteristik sosio-ekonomi

Kondisi ekonomi dapat mempengaruhi seseorang untuk memiliki

kecenderungan pembelian impulsif. Seseorang dengan kondisi ekonomi

yang baik dan kelas sosial yang tinggi cenderung lebih impulsif dalam

belanja dibandingkan dengan seseorang yang kondisi ekonomi lemah.

Menurut Solomon (2002) faktor-faktor yang mempengaruhi pembelian

impulsif, diantaranya meliputi:

a. Konsumen tidak terbiasa dengan tata ruang toko.

b. Konsumen berada di bawah tekanan waktu.

c. Konsumen teringat untuk membeli sesuatu saat melihat produk

tersebut pada rak toko.

Menurut Kartajaya (2007), beberapa hal yang menyebabkan pembeli

melakukan pembelian impulsif:

a. Pembeli terpengaruh paparan iklan yang ditonton sebelumnya.

b. Timbulnya hasrat untuk mencoba-coba barang yang baru.

c. Pembeli tertarik dengan kemasan yang atraktif, display yang

menonjol, harga yang murah dan bujukan sales promotion.

Berdasarkan uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor

yang mempengaruhi seseorang memiliki kecenderungan untuk melakukan

pembelian secara impulsif yaitu: karakteristik produk, faktor pemasaran,

karakteristik konsumen, tidak terbiasa dengan kondisi toko, terburu-buru, tiba-tiba

teringat, terpengaruh iklan, keinginan mencoba produk baru dan tertarik faktor

situasi di lingkungan belanja.

Page 43: HUBUNGAN ANTARA PEMANTAUAN DIRI DAN …/Hubungan... · HUBUNGAN ANTARA PEMANTAUAN DIRI DAN KONFORMITAS ... membangkitkan semangat penulis di kala sedih. tersayang, Almarhum Hasan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

B. Pemantauan Diri

1. Pengertian Pemantauan Diri

Konsep pemantauan diri pertama kali diperkenalkan oleh Snyder (1974)

untuk menjelaskan perbedaan yang dimiliki oleh seseorang dalam memantau dan

mengendalikan perilaku yang ditampilkan. Menurut Snyder (1974) pemantauan

diri berkaitan dengan usaha yang dilakukan oleh seseorang untuk memantau,

menyesuaikan dan mengendalikan tingkah lakunya berdasarkan pada bagaimana

orang lain mempersepsikan. Pemantauan diri melibatkan pertimbangan ketepatan

dan kelayakan sosial, perhatian terhadap informasi perbandingan sosial,

kemampuan untuk mengendalikan dan memodifikasi diri serta fleksibilitas

penggunaan kemampuan ini dalam situasi – situasi tertentu. Snyder (1974) juga

mengemukakan tujuan seseorang melakukan pemantauan diri yaitu untuk

mengkomunikasikan keadaan emosional yang sebenarnya maupun keadaan

emosional yang berubah-ubah atau untuk menyembunyikan keadaan emosional

yang tidak tepat. Pemantauan diri sebagai tingkatan individu dalam mengatur

presentasi diri ketika berinteraksi sosial dengan orang lain.

Pada tahun 1986, Snyder dan Gangestad kembali mengembangkan konsep

pemantauan diri yang dihubungkan dengan pengaturan kesan dan pengaturan diri.

Pemantauan diri menitikberatkan perhatian pada kontrol diri individu untuk

memanipulasi citra dan kesan orang lain tentang dirinya dalam melakukan

interaksi sosial guna menyesuaikan diri pada berbagai situasi sosial yang dihadapi.

Selanjutnya menurut Djudiyah dan Hadipranata (2002) pemantauan diri

merupakan kemampuan individu untuk mengontrol dan mengelola diri dengan

Page 44: HUBUNGAN ANTARA PEMANTAUAN DIRI DAN …/Hubungan... · HUBUNGAN ANTARA PEMANTAUAN DIRI DAN KONFORMITAS ... membangkitkan semangat penulis di kala sedih. tersayang, Almarhum Hasan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

cara mengamati dan membaca petunjuk-petunjuk sosial yang dijadikan dasar

untuk merencanakan, membentuk dan mengarahkan pilihan perilakunya dengan

tujuan untuk memanipulasi kesan dan citra orang lain tentang dirinya dalam

rangka mempresentasikan diri ketika berinteraksi sosial.

Feldman (2004) mendefinisikan pemantauan diri sebagai pengaturan

tingkah laku seseorang ketika berhadapan dengan tuntutan harapan orang lain

dalam situasi sosial. Menurut Worchel (dalam Dayaksini & Hudaniah, 2003)

pemantauan diri adalah menyesuaikan perilaku terhadap norma-norma situasional

dan harapan-harapan dari orang lain. Hal yang sama juga dinyatakan oleh Baron

dan Byrne (2004) yang mendefinisikan pemantauan diri sebagai kecenderungan

seseorang untuk mengatur tingkah laku berdasarkan petunjuk eksternal seperti

bagaimana orang lain bereaksi atau berdasarkan petunjuk internal seperti

keyakinan dan sikap yang dimiliki seseorang. Menurut Myers (2009) pemantauan

diri adalah usaha yang dilakukan oleh seseorang untuk menyesuaikan diri dalam

mempresentasikan diri dan menyesuaikan kinerjanya dengan situasi sosial untuk

menciptakan kesan positif yang diinginkan dari orang lain.

Berdasarkan uraian beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa

pemantauan diri merupakan kemampuan yang dimiliki oleh individu untuk

memantau, mengatur dan mengontrol tingkah laku yang ingin ditampilkan dalam

interaksi sosial dengan mengamati petunjuk-petunjuk sosial yang ada guna

menciptakan kesan khusus tentang dirinya sesuai dengan situasi sosial yang

dihadapi.

Page 45: HUBUNGAN ANTARA PEMANTAUAN DIRI DAN …/Hubungan... · HUBUNGAN ANTARA PEMANTAUAN DIRI DAN KONFORMITAS ... membangkitkan semangat penulis di kala sedih. tersayang, Almarhum Hasan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2. Aspek-Aspek Pemantauan Diri

Menurut Snyder (1974) aspek-aspek pemantauan diri meliputi:

a. Kesesuaian lingkungan sosial dengan presentasi diri seorang individu yaitu

menyesuaikan peran seperti yang diharapkan orang lain dalam setiap

situasi sosial.

b. Memperhatikan informasi perbandingan sosial sebagai petunjuk dalam

mengekspresikan diri agar sesuai dengan situasi tertentu.

c. Kemampuan mengontrol dan memodifikasi presentasi diri yang

berhubungan dengan kemampuan untuk mengontrol dan mengubah

perilakunya.

d. Kesediaan untuk menggunakan kemampuan yang dimiliki yaitu

kemampuan mengontrol dan memodifikasi presentasi diri pada situasi-

situasi khusus.

e. Kemampuan membentuk tingkah laku ekspresi dan presentasi diri pada

situasi yang berbeda-beda agar sesuai dengan situasi di lingkungan sosial.

Selanjutnya aspek-aspek pemantauan diri hasil perkembangan teori yang

dilakukan oleh Snyder dan Gangestad (1986) meliputi:

a. Aspek social stage presence

Berhubungan dengan kemampuan individu untuk bertingkah laku yang

sesuai dengan situasi yang dihadapi, kemampuan untuk mengubah-ubah

tingkah laku dan kemampuan untuk menarik perhatian sosial.

Page 46: HUBUNGAN ANTARA PEMANTAUAN DIRI DAN …/Hubungan... · HUBUNGAN ANTARA PEMANTAUAN DIRI DAN KONFORMITAS ... membangkitkan semangat penulis di kala sedih. tersayang, Almarhum Hasan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

b. Aspek other directedness

Berhubungan dengan kemampuan individu untuk memainkan peran seperti

yang diharapkan oleh orang lain dalam suatu situasi sosial, kemampuan

untuk menyenangkan orang lain dan kemampuan untuk tanggap terhadap

situasi yang dihadapi.

c. Aspek expressive self control

Berhubungan dengan kemampuan individu untuk secara aktif mengontrol

tingkah laku ekspresif yang ditampilkan. Individu yang memiliki

pemantauan diri yang tinggi akan mengontrol tingkah lakunya agar terlihat

baik di depan orang lain.

Aspek-aspek pemantauan diri menurut Djudiyah dan Hadipranata (2002)

meliputi dua aspek, yaitu:

a. Kemampuan untuk memonitor diri

Yaitu kemampuan individu untuk mengamati dan mengontrol ekspresi

perilaku serta presentasi diri untuk menyesuaikan diri dengan petunjuk-

petunjuk sosial yang ada.

b. Sensivitas untuk memonitor diri

Yaitu lebih sensitif dan menaruh perhatian yang lebih pada petunjuk-

petunjuk sosial yang ada guna menampilkan perilaku yang tepat dan untuk

memodifikasi presentasi diri agar dapat mengatur kesan.

Berdasarkan uraian di atas, maka dapat dikemukakan aspek-aspek

pemantauan diri yang dalam hal ini mengacu pada aspek-aspek yang

Page 47: HUBUNGAN ANTARA PEMANTAUAN DIRI DAN …/Hubungan... · HUBUNGAN ANTARA PEMANTAUAN DIRI DAN KONFORMITAS ... membangkitkan semangat penulis di kala sedih. tersayang, Almarhum Hasan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

dikemukakan oleh Snyder dan Gangestad (1986), meliputi tiga aspek yaitu: aspek

social stage presence, aspek other directedness dan aspek expressive self control.

3. Tingkatan Pemantauan Diri

Berdasarkan teori pemantauan diri, ketika individu akan menyesuaikan diri

dengan situasi tententu, secara umum akan menggunakan banyak petunjuk yang

ada baik petunjuk internal yang berasal dari dalam dirinya maupun petunjuk

eksternal yang berasal dari luar dirinya. Snyder (1974) dan Baron dan Byrne

(2004) memberikan istilah pemantauan diri yang rendah untuk orang-orang yang

menggunakan petunjuk internal dalam bertingkah laku dan istilah pemantauan diri

yang tinggi untuk orang-orang yang menggunakan petunjuk eksternal dalam

bertingkah laku. Kedua tingkatan pemantauan diri yaitu rendah dan tinggi, akan

dijelaskan sebagai berikut:

a. Pemantauan diri yang rendah

Individu yang memiliki pemantauan diri yang rendah cenderung

mendasarkan tingkah lakunya sesuai dengan petunjuk internal. Lebih menaruh

perhatian pada perasaan sendiri dan kurang menaruh perhatian pada isyarat-

isyarat situasi yang dapat menunjukkan apakah tingkah lakunya sudah layak

atau belum. Individu dengan tingkat pemantauan diri yang rendah

menunjukkan tingkah laku yang konsisten karena mendasarkan tingkah

lakunya pada kepercayaan, sikap, minat dan nilai-nilai yang dianutnya serta

memegang teguh pendiriannya sehingga tidak mudah dipengaruhi oleh

lingkungan sosial. Ketika menampilkan dirinya cenderung hanya didasarkan

Page 48: HUBUNGAN ANTARA PEMANTAUAN DIRI DAN …/Hubungan... · HUBUNGAN ANTARA PEMANTAUAN DIRI DAN KONFORMITAS ... membangkitkan semangat penulis di kala sedih. tersayang, Almarhum Hasan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

pada apa yang diyakininya benar menurut dirinya sendiri. Individu dengan

pemantauan diri yang rendah kurang peka dengan hal-hal yang ada di

lingkungannya sehingga kurang memperhatikan tuntutan-tuntutan dari

lingkungan.

b. Pemantauan diri yang tinggi

Individu yang memiliki pemantauan diri yang tinggi cenderung

mendasarkan tingkah lakunya sesuai dengan petunjuk eksternal yaitu

kelompok, norma dan aturan-aturan sosial lainnya. Menititkberatkan pada apa

yang layak secara sosial dan menaruh perhatian pada bagaimana orang

berperilaku dalam situasi sosial. Menggunakan informasi sosial sebagai

pedoman untuk bertingkah laku dan menampilkan diri. Individu ini selalu

ingin menampilkan citra diri yang positif di hadapan orang lain. Selain itu

individu dengan pemantauan diri yang tinggi memiliki kecakapan dalam

merasakan keinginan dan harapan orang lain, terampil ketika

mempresentasikan diri dalam situasi sosial yang berbeda-beda serta ahli dalam

memodifikasi perilaku untuk menyesuaikan dengan harapan orang lain.

Selanjutnya individu dengan pemantauan diri tinggi juga sangat sensitif

terhadap norma sosial dan berbagai situasi yang ada disekitarnya sehingga

dapat lebih mudah untuk dipengaruhi oleh lingkungan sosialnya. Individu

dengan pemantauan diri yang tinggi akan melakukan analisis terhadap situasi

sosial dengan cara membandingkan dirinya dengan standar perilaku sosial dan

senantiasa berusaha untuk mengubah dirinya sesuai dengan situasi saat itu.

Page 49: HUBUNGAN ANTARA PEMANTAUAN DIRI DAN …/Hubungan... · HUBUNGAN ANTARA PEMANTAUAN DIRI DAN KONFORMITAS ... membangkitkan semangat penulis di kala sedih. tersayang, Almarhum Hasan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Selain itu mereka biasanya memiliki banyak teman dan lebih terbuka

menerima evaluasi dari orang lain.

Berdasarkan uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa pemantauan

diri dapat dikategorikan kedalam dua tingkatan yaitu pemantauan diri yang rendah

dengan menggunakan petunjuk internal dan pemantauan diri yang tinggi dengan

menggunakan petunjuk eksternal seperti ciri-ciri yang telah diuraikan di atas.

C. Konformitas Teman Sebaya

1. Pengertian Konformitas Teman Sebaya

Allan (dalam Kuppuswamy, 1990) mendefinisikan konformitas sebagai

perubahan perilaku seseorang karena hasil pengaruh kelompok dalam

meningkatkan kesesuaian antara individu dengan kelompok. Davidoff (1991)

menjelaskan konformitas sebagai perubahan perilaku dan sikap sebagai akibat

dari tekanan (nyata atau tidak nyata). Konformitas mengakibatkan kecocokan atau

kesesuaian antara individu dan kelompok. Menurut Kiesler dan Kiesler (dalam

Rakhmat, 1995) konformitas adalah perubahan perilaku atau kepercayaan menuju

norma kelompok sebagai akibat tekanan kelompok yang nyata atau yang

dibayangkan.

Konformitas teman sebaya menurut Zebua dan Nurdjayadi (2001) adalah

satu tuntutan yang tidak tertulis dari anggota kelompok teman sebaya terhadap

anggotanya, namun memiliki pengaruh yang kuat dan dapat menyebabkan

munculnya perilaku-perilaku tertentu. Shaw dan Costanzo (dalam Garrison, 1975)

mengemukakan pengertian konformitas teman sebaya sebagai kecenderungan

Page 50: HUBUNGAN ANTARA PEMANTAUAN DIRI DAN …/Hubungan... · HUBUNGAN ANTARA PEMANTAUAN DIRI DAN KONFORMITAS ... membangkitkan semangat penulis di kala sedih. tersayang, Almarhum Hasan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

untuk melakukan tingkah laku yang sesuai dengan norma kelompok, yang

dilakukan untuk menghindari hukuman meskipun perilaku tersebut berbeda

dengan keyakinannya sendiri. Menurut Baron dan Byrne (2005) konformitas

merupakan suatu jenis pengaruh sosial di mana individu mengubah sikap dan

tingkah lakunya agar sesuai dengan norma sosial yang ada.

Chaplin (2006) mengartikan konformitas menjadi dua pengertian yaitu

kecenderungan untuk memperbolehkan satu tingkah laku seseorang dikuasai oleh

sikap dan pendapat yang sudah berlaku. Pengertian yang lain yaitu ciri

pembawaan kepribadian yang cenderung membiarkan sikap dan pendapat orang

lain untuk menguasai dirinya. Menurut King (2008) konformitas adalah

perubahan tingkah laku seseorang agar sama dengan standar kelompoknya

Myers (2009) mengemukakan konformitas sebagai perubahan perilaku dan

keyakinan agar sama dengan orang lain sebagai hasil tekanan kelompok secara

nyata atau hanya imajinasi. Taylor,dkk (2009) mengatakan bahwa konformitas

adalah secara sukarela melakukan tindakan karena orang lain juga melakukannya.

Menurut Cialdini dan Goldstein (dalam Taylor, dkk, 2009) konformitas adalah

tendensi untuk mengubah keyakinan atau perilaku agar sesuai dengan perilaku

orang lain. Sarwono (2009) mendefinisikan konformitas sebagai kesesuaian antara

perilaku individu dengan perilaku kelompoknya atau perilaku individu dengan

harapan orang lain tentang perilakunya. Konformitas didasari oleh kesamaan

antara perilaku dengan perilaku atau antara perilaku dengan norma.

Berdasarkan uraian pengertian yang dipaparkan di atas, maka dapat

disimpulkan bahwa konformitas teman sebaya adalah usaha yang dilakukan oleh

Page 51: HUBUNGAN ANTARA PEMANTAUAN DIRI DAN …/Hubungan... · HUBUNGAN ANTARA PEMANTAUAN DIRI DAN KONFORMITAS ... membangkitkan semangat penulis di kala sedih. tersayang, Almarhum Hasan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

seseorang untuk bersikap dan bertingkah laku sesuai dengan norma-norma yang

ditentukan oleh kelompok teman sebayanya dengan tujuan agar diterima sebagai

anggota kelompok teman sebaya guna menghindari ketidaksamaan serta

penolakan.

2. Aspek-aspek Konformitas Teman Sebaya

Aspek-aspek konformitas teman sebaya menurut Sears,dkk (1994) yaitu:

a. Aspek Perilaku

Jika seorang individu sebagai anggota kelompok teman sebaya dihadapkan

pada suatu pendapat yang telah disepakati oleh anggota kelompok teman

sebaya lainnya maka perilaku individu tersebut akan cenderung lebih

menyesuaikan diri terhadap kelompoknya.

b. Aspek Penampilan

Individu akan berusaha mengikuti apa yang berlaku dalam kelompok

teman sebayanya karena enggan disebut sebagai individu yang

menyimpang atau terkucil.

c. Aspek Pandangan

Individu akan mulai mempertanyakan pandangan individu lain tentang

dirinya, sehingga individu tersebut harus mempunyai ciri khas sendiri baik

dari pandangan maupun perilaku.

Aspek-aspek konformitas menurut Baron dan Byrne (2005) yang dalam

hal ini mengacu pada konformitas terhadap teman sebaya, meliputi:

Page 52: HUBUNGAN ANTARA PEMANTAUAN DIRI DAN …/Hubungan... · HUBUNGAN ANTARA PEMANTAUAN DIRI DAN KONFORMITAS ... membangkitkan semangat penulis di kala sedih. tersayang, Almarhum Hasan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

a. Aspek normatif (pengaruh normatif)

Merupakan penyesuaian diri dengan keinginan atau harapan orang lain

untuk memperoleh penerimaan. Individu akan menyesuaikan diri, memilih

untuk berperilaku ataupun mengikuti peran sesuai dengan keinginan

kelompok dengan tujuan untuk mencapai penerimaan dan menghindari

penolakan. Selanjutnya individu berusaha untuk memenuhi standar

kelompok yang telah ditetapkan oleh seluruh anggota kelompok.

b. Aspek informatif (pengaruh informatif)

Merupakan penyesuaian individu ataupun keinginan individu untuk

memiliki pemikiran yang sama sebagai akibat dari adanya pengaruh

menerima pendapat maupun pemikiran kelompok untuk mendapatkan

pandangan yang akurat guna mengurangi ketidakpastian. Individu

cenderung untuk menerima pendapat, ide, sesuai dengan keinginan dari

kelompok dan mengikuti apa yang menjadi pemikiran kelompok.

Selanjutnya individu dalam memberikan pendapat, pandangan maupun

penilaian selalu meminta pendapat lain dari kelompok.

Berdasarkan pemaparan aspek-aspek konformitas di atas, maka dapat

diambil kesimpulan bahwa aspek-aspek konformitas teman sebaya mengacu pada

aspek yang dikemukakan oleh Baron dan Byrne (2005) meliputi dua aspek yaitu

aspek normatif merupakan penyesuaian diri dengan keinginan atau harapan orang

lain untuk memperoleh penerimaan dan aspek informatif merupakan penyesuaian

individu ataupun keinginan individu untuk memiliki pemikiran yang sama sebagai

Page 53: HUBUNGAN ANTARA PEMANTAUAN DIRI DAN …/Hubungan... · HUBUNGAN ANTARA PEMANTAUAN DIRI DAN KONFORMITAS ... membangkitkan semangat penulis di kala sedih. tersayang, Almarhum Hasan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

akibat dari adanya pengaruh menerima pendapat maupun pemikiran kelompok

untuk mendapatkan pandangan yang akurat guna mengurangi ketidakpastian.

3. Bentuk-Bentuk Konformitas Teman Sebaya

Menurut Sutisna (2001) bentuk-bentuk konformitas yaitu:

a. Kerelaan

Merupakan persesuaian (konformitas) atas dasar kerelaan bahwa seseorang

menerima dan melakukan perubahan perilaku semata-mata atas maksud

baik pribadi terhadap kelompok dan tidak mendapat tekanan dari

kelompok.

b. Penerimaan pribadi

Persesuaian atas dasar penerimaan pribadi dimaksudkan sebagai

perubahan perilaku atau kepercayaan akibat adanya arahan dari kelompok.

Myers (2009) membagi bentuk-bentuk konformitas menjadi tiga, yaitu:

a. Compliance

Merupakan bentuk konformitas yang dilakukan individu dengan cara

mengubah perilakunya di depan publik agar sesuai dengan tekanan

kelompok, tetapi secara diam-diam tidak mengubah pendapat pribadinya.

Keseragaman perilaku yang ditunjukkan pada konformitas bentuk

compliance dilakukan individu untuk mendapat hadiah, pujian, rasa

penerimaan, serta menghindari hukuman dari kelompok.

Page 54: HUBUNGAN ANTARA PEMANTAUAN DIRI DAN …/Hubungan... · HUBUNGAN ANTARA PEMANTAUAN DIRI DAN KONFORMITAS ... membangkitkan semangat penulis di kala sedih. tersayang, Almarhum Hasan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

b. Acceptance

Merupakan bentuk konformitas yang dilakukan individu dengan cara

menyamakan sikap, keyakinan pribadi, maupun perilakunya di depan

publik dengan norma atau tekanan kelompok. Perubahan perilaku dan

keyakinan terjadi apabila dirinya sungguh-sungguh percaya bahwa

kelompok memiliki opini atau perilaku yang benar.

c. Obedience

Bentuk konformitas yang dilakukan individu untuk mentaati dan

mematuhi permintaan orang lain untuk melakukan tingkah laku tertentu

karena adanya unsur power (kekuasaan).

Santrock (2003) membagi individu yang resisten terhadap konformitas ke

dalam dua kelompok, yaitu:

a. Nonkonformitas, muncul ketika individu mengetahui apa yang diharapkan

oleh orang-orang disekitarnya, tetapi individu tersebut tidak mengarahkan

perilakunya sesuai harapan kelompok.

b. Antikonformitas, muncul ketika individu bereaksi menolak terhadap

harapan kelompok dan dengan sengaja menjauh dari tindakan atau

kepercayaan yang dianut oleh kelompok.

Berdasarkan uraian tentang bentuk-bentuk konformitas yang telah

dipaparkan di atas, maka dapat disimpulkan bentuk-bentuk konformitas yaitu

menurut Myers (2009) yaitu compliance, acceptance dan obedience, sedangkan

menurut Sutisna (2001) meliputi kerelaan dan penerimaan pribadi dan menurut

Page 55: HUBUNGAN ANTARA PEMANTAUAN DIRI DAN …/Hubungan... · HUBUNGAN ANTARA PEMANTAUAN DIRI DAN KONFORMITAS ... membangkitkan semangat penulis di kala sedih. tersayang, Almarhum Hasan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Santrock (2003) ada nonkonformitas dan antikonformitas yang merupakan

kelompok yang resisten.

D. Hubungan antara Pemantauan Diri dan Konformitas Teman Sebaya

dengan Kecenderungan Pembelian Impulsif pada Remaja Putri

Remaja dengan segala karakteristik yang dimiliki sering dijadikan pangsa

pasar yang besar dan potensial bagi para produsen dan pemasar. Goni (dalam

Djudiyah, 2002) menyatakan bahwa remaja terutama yang berada di kota-kota

besar di Indonesia dan terutama perempuan sangat konsumtif. Menurut Zebua dan

Nurdjayadi (2001) remaja sering dijadikan target pemasaran berbagai produk

antara lain karena karakteristik remaja yang labil, spesifik dan mudah dipengaruhi

sehingga dapat mendorong munculnya perilaku membeli yang tidak wajar seperti

melakukan pembelian produk yang tidak direncanakan sebelumnya atau disebut

sebagai pembelian impulsif. Pada pembelian impulsif remaja memiliki perasaan

yang kuat dan positif terhadap suatu produk yang harus dibeli hingga akhirnya

konsumen memutuskan untuk membelinya (Mowen dan Minor, 2002). Proses

afektif yang muncul pada konsumen langsung menuju pada perilaku membeli

tanpa memikirkan dengan matang terlebih dahulu dan bahkan tanpa

memperhitungkan konsekuensi yang akan diperoleh setelah pembelian dilakukan.

Kecenderungan pembelian impulsif lebih besar kemungkinan untuk terjadi

pada remaja putri. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh

Djudiyah dan Hadipranata (2002) yang menunjukkan bahwa remaja putri

cenderung melakukan pembelian impulsif lebih tinggi dibandingkan remaja putra.

Page 56: HUBUNGAN ANTARA PEMANTAUAN DIRI DAN …/Hubungan... · HUBUNGAN ANTARA PEMANTAUAN DIRI DAN KONFORMITAS ... membangkitkan semangat penulis di kala sedih. tersayang, Almarhum Hasan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Pada tahapan pencarian identitas diri, remaja putri akan berusaha untuk

mencapainya dan para produsen siap menawarkan beragam produk untuk

membentuk dan melengkapi identitas diri remaja putri. Perhatian yang besar

terhadap diri sendiri merupakan minat yang kuat pada remaja putri. Perhatian ini

ditunjukkan melalui kekhawatiran dan perilaku membeli remaja putri terhadap

barang-barang yang dapat merawat diri dan pakaian. Hurlock (1993) mengatakan

bahwa penampilan yang menarik dan ideal merupakan idaman bagi para remaja

putri. Hal ini karena remaja putri menyadari bahwasannya dalam kehidupan

bermasyarakat, individu yang menarik akan diperlakukan dengan lebih baik

daripada yang kurang menarik. Hal inilah yang kemudian mendorong para remaja

putri untuk melakukan berbagai usaha dalam menampilkan dirinya seperti yang

diharapkan orang lain. Usaha yang dilakukan oleh remaja putri untuk

menyesuaikan tingkah laku dan penampilannya berdasarkan pada apa yang orang

lain harapkan inilah yang berkaitan dengan pemantauan diri yang dimiliki.

Menurut Snyder (2000) pemantauan diri merupakan keterampilan individu

untuk mempresentasikan diri dan menyadari tentang bagaimana menampilkan

dirinya pada orang lain. Pemantauan diri dapat mempengaruhi perilaku pembelian

pada remaja putri yang berhubungan dengan tingkat ketertarikan untuk terus

memelihara penampilan luarnya melalui berbagai produk yang dijual. Remaja

putri akan mengkonsumsi produk-produk yang dapat menunjang penampilan

dalam rangka mempresentasikan diri pada orang lain seperti produk pakaian, tas,

sepatu, aksesoris, kosmetik, majalah dan produk-produk lainnya. Remaja putri

akan selalu membuka mata pada informasi tren yang sedang berkembang dan

Page 57: HUBUNGAN ANTARA PEMANTAUAN DIRI DAN …/Hubungan... · HUBUNGAN ANTARA PEMANTAUAN DIRI DAN KONFORMITAS ... membangkitkan semangat penulis di kala sedih. tersayang, Almarhum Hasan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

disukai oleh remaja sekarang. Browsing di internet, membaca majalah, melihat

iklan di televisi merupakan cara yang dilakukan oleh remaja putri untuk

mengetahui tren yang sedang berkembang sehingga dapat menyesuaikan

penampilannya. Djudiyah dan Hadipranata (2002) menjelaskan bahwa perhatian

dan kepekaan yang cukup besar akan mendorong remaja putri untuk melakukan

pembelian impulsif karena remaja putri selalu memantau produk atau merek yang

sedang tren dan cenderung beubah-ubah di pasaran. Para remaja akan membeli

produk dan merek yang akan mendukung kesan yang akan disampaikan pada

orang lain.

Pemantauan diri yang tinggi yang dimiliki oleh seorang remaja akan

membuat seorang remaja lebih menyesuaikan dirinya, menampilkan konformitas

yang tinggi berbeda dengan remaja dengan pemantauan diri dalam tingkatan yang

rendah. Menurut Zebua dan Nurdjayadi (2001), salah satu faktor lainnya yang

mempengaruhi perilaku membeli remaja adalah konformitas teman sebaya.

Hurlock (1993) mengatakan bahwa kelompok teman sebaya memberikan sebuah

dunia, tempat remaja dapat melakukan sosialisasi dalam suasana dimana nilai-

nilai yang diletakkan bukan oleh orang dewasa melainkan oleh teman-teman

seusianya. Sebagian besar waktunya dihabiskan untuk berhubungan atau bergaul

dengan teman-teman sebaya. Remaja mulai belajar mengekspresikan perasaan-

perasaan dengan cara yang lebih matang dan berusaha memperoleh kebebasan

emosional dengan cara menggabungkan diri dengan teman sebaya. Kelompok

teman sebaya merupakan kelompok acuan bagi seorang remaja untuk

mengidentifikasikan dirinya dan untuk mengikuti standar kelompok sejak seorang

Page 58: HUBUNGAN ANTARA PEMANTAUAN DIRI DAN …/Hubungan... · HUBUNGAN ANTARA PEMANTAUAN DIRI DAN KONFORMITAS ... membangkitkan semangat penulis di kala sedih. tersayang, Almarhum Hasan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

remaja menjadi bagian dari kelompok teman sebaya. Yusuf (2004) menjelaskan

bahwa pada masa remaja berkembang sikap konformitas teman sebaya yaitu

kecenderungan remaja untuk menyerah atau mengikuti opini, pendapat, nilai,

kebiasaan, hobby atau keinginan teman sebaya.

Perilaku konsumen adalah soal keputusan (Sumarwan, 2003). Bagi para

pemasar yang terpenting adalah bagaimana konsumen sampai pada keputusan

untuk melakukan pembelian. Berkaitan dengan konformitas teman sebaya, Sears

dkk (1994) menyatakan bahwa ketaatan remaja terhadap norma kelompok,

kepercayaan yang besar terhadap kelompok, perasaan takut terhadap

penyimpangan norma kelompok dan perasaan takut jika mendapat celaan dari

lingkungan sosialnya mendukung remaja untuk melakukan konformitas yang

tinggi. Anggota kelompok akan melakukan hal yang sama termasuk dalam

kegiatan belanja, remaja putri akan bersama-sama membeli suatu produk. Para

remaja putri ikut teman sebayanya melakukan pembelian karena tingginya

konformitas terhadap teman sebaya yang dimilikinya. Remaja putri akan membeli

produk-produk yang sama dengan teman lainnya agar semakin diterima sebagai

anggota kelompok teman sebaya. Biasanya pembelian yang dilakukan bersama

teman-teman sebaya ini tidak direncanakan sebelumnya, keputusan untuk

membeli diambil pada saat melihat produk yang dianggap menarik dan hal inilah

yang merupakan kecenderungan pembelian impulsif.

Berdasarkan uraian pemaparan di atas, tampak bahwa pemantauan diri dan

konformitas teman sebaya secara bersama-sama mampu mempengaruhi remaja

putri untuk memiliki kecenderungan pembelian impulsif. Kecenderungan untuk

Page 59: HUBUNGAN ANTARA PEMANTAUAN DIRI DAN …/Hubungan... · HUBUNGAN ANTARA PEMANTAUAN DIRI DAN KONFORMITAS ... membangkitkan semangat penulis di kala sedih. tersayang, Almarhum Hasan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

melakukan pembelian yang tidak direncanakan sebelumnya baik karena ingin

selalu menampilkan diri agar sesuai dengan harapan orang lain yang berkaitan

dengan pemantauan diri maupun karena tingginya tingkat konformitas teman

sebaya yang dimiliki sehingga timbul keseragaman pemakaian produk yang sama

dikalangan teman sebaya.

E. Hubungan antara Pemantauan diri dengan Kecenderungan Pembelian

Impulsif pada Remaja Putri

Menurut Armando (2003) para remaja (terutama remaja putri Indonesia)

merupakan target pasar yang sangat potensial. Ada tiga alasannnya, pertama

remaja putri merupakan konsumen langsung artinya remaja putri dianggap

memiliki sejumlah uang yang didapat dari orang tuanya untuk kemudian

dibelanjakan. Kedua, remaja putri merupakan pembujuk yang hebat dilingkungan

manapun terutama keluarga, dan alasan ketiga adalah remaja putri sebagai

konsumen masa depan yang sejalan dengan waktu nantinya akan memiliki

penghasilan sendiri. Hal ini membuat remaja putri menjadi terbiasa untuk

melakukan pembelian baik itu pembelian yang direncanakan sebelumnya dengan

matang maupun pembelian yang tidak direncanakan atau disebut pembelian

impulsif. Zaman modern seperti sekarang ini berbagai macam produk ditawarkan

kepada remaja putri. Produk-produk tersebut bukan hanya barang yang dapat

memenuhi kebutuhan namun juga produk yang dapat memuaskan kesenangan

para remaja. Informasi mengenai produk baik melalui iklan, promosi langsung

maupun penjualan langsung berkembang semakin bervariasi dan menggunakan

Page 60: HUBUNGAN ANTARA PEMANTAUAN DIRI DAN …/Hubungan... · HUBUNGAN ANTARA PEMANTAUAN DIRI DAN KONFORMITAS ... membangkitkan semangat penulis di kala sedih. tersayang, Almarhum Hasan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

teknologi yang canggih sehingga memudahkan konsumen untuk melakukan

transaksi pembelian.

Sebagian besar sasaran utama iklan adalah remaja khususnya lebih banyak

remaja putri, mulai dari fashion, kosmetik, tas, aksesoris, majalah wanita dan

banyak produk lainnya. Semua produk-produk yang ditawarkan produsen tersebut

bertujuan untuk menunjang remaja putri dalam mempresentasikan diri agar

disukai oleh orang lain. Menurut Snyder (1974) pemantauan diri berkaitan dengan

bagaimana cara seseorang dalam mempresentasikan dirinya yang berkaitan

dengan penampilan diri. Perbedaan dalam pemantauan diri tidak hanya membuat

remaja putri berbeda dalam berperilaku sosial, namun juga dalam perilaku

pembelian. Seperti yang dikemukakan oleh O’Cass (2000) yang mengatakan

bahwa pemantauan diri tidak hanya berpengaruh pada perilaku sosial seseorang,

namun juga pada perilaku pembelian. Pemantauan diri dapat mempengaruhi

pembelian remaja yang berhubungan dengan tingkat ketertarikan untuk terus

memelihara penampilan luarnya.

Baron dan Byrne (2004) menyatakan bahwasannya individu dengan

pemantauan diri yang tinggi akan lebih responsif terhadap berbagai petunjuk-

petunjuk sosial dan selalu berusaha menampilkan diri sesuai harapan orang lain.

Lain halnya dengan individu yang memiliki pemantauan diri yang rendah, terlihat

tidak begitu antusias memperhatikan dan menyesuaikan penampilannya dengan

orang lain apalagi harus setiap saat mengikuti mode yang sedang berkembang di

kalangan remaja. Remaja putri dengan tingkat pemantauan diri tinggi mempunyai

perilaku pembelian impulsif yang tinggi juga. Remaja putri mudah sekali

Page 61: HUBUNGAN ANTARA PEMANTAUAN DIRI DAN …/Hubungan... · HUBUNGAN ANTARA PEMANTAUAN DIRI DAN KONFORMITAS ... membangkitkan semangat penulis di kala sedih. tersayang, Almarhum Hasan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

terpengaruh dengan penampilan orang lain baik secara langsung maupun tidak

langsung melalui iklan di televisi maupun media cetak lainnya untuk mendukung

presentasi dirinya. Seperti yang diketahui bahwasannya masa remaja merupakan

masa dalam kehidupan dimana seseorang lebih intens memperhatikan

penampilannya. Maka para remaja putri akan membeli produk-produk yang

mampu menunjang penampilannya, walaupun pembelian tersebut tidak

direncanakan sebelumnya. Kecenderungan yang dimiliki oleh remaja putri ini

disebut kecenderungan pembelian impulsif.

Dari uraian penjelasan di atas, terlihat bahwa keinginan remaja putri untuk

selalu memantau dan menyesuaikan penampilannya di hadapan orang lain pada

situasi-situasi tertentu yang berkaitan dengan pemantauan diri mendorong para

remaja putri untuk melakukan pembelian tanpa sebuah perencanaan sebelumnya

atau kecenderungan pembelian impulsif.

F. Hubungan antara Konformitas Teman Sebaya dengan Kecenderungan

Pembelian Impulsif pada Remaja Putri

Menurut Monks, dkk (2002) dalam perkembangan sosial remaja dapat

dilihat adanya dua macam gerak yaitu memisahkan diri dari orang tua dan menuju

ke arah teman sebaya yang memiliki rentang usia serta tingkat kedewasaan yang

sama. Teman sebaya sebagai stasiun penghubung antara lepasnya ketergantungan

terhadap orang tua pada masa kanak-kanak dengan otonomi diri sendiri sebagai

orang dewasa. Bagaimana remaja dipandang oleh teman sebayanya merupakan

aspek yang terpenting dalam pergaulan. Remaja cenderung akan masuk ke dalam

Page 62: HUBUNGAN ANTARA PEMANTAUAN DIRI DAN …/Hubungan... · HUBUNGAN ANTARA PEMANTAUAN DIRI DAN KONFORMITAS ... membangkitkan semangat penulis di kala sedih. tersayang, Almarhum Hasan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

kelompok yang memiliki minat dan nilai yang sama. Remaja akan melakukan

apapun agar dimasukkan dan diterima sebagai anggota kelompok dari teman

sebayanya. Remaja akan menunjukkan originalitasnya bersama-sama dalam hal

berpakaian, berpenampilan, berdandan, gaya rambut, tingkah laku konsumen,

pertemuan dan pesta. Remaja ingin menunjukkan dirinya bukan lagi kanak-kanak

karena telah diterima oleh lingkungan teman sebaya.

Papalia, dkk (2009) mengatakan bahwa kelompok teman sebaya

merupakan sumber referensi utama bagi remaja dalam hal persepsi dan sikap yang

berkaitan dengan gaya hidup termasuk dalam hal berpenampilan. Keterikatan

dengan teman sebaya tidak jarang membuat remaja mengembangkan pola

interaksi sosial dan komunikasi yang sangat khas. Di kalangan teman sebaya, para

remaja seringkali menciptakan nilai dan norma yang ditaati bersama, bahasa yang

unik, cara berpakaian yang sama dan sebagainya. Menurut Indria dan Nindyati

(2007) kecenderungan individu untuk melakukan perubahan perilakunya atau

pandangannya dengan tujuan untuk menyesuaikan dengan perilaku atau

pandangan kelompoknya disebut sebagai konformitas.

Konformitas terhadap kelompok teman sebaya ternyata merupakan suatu

hal yang paling banyak terjadi pada fase remaja. Banyak remaja bersedia

melakukan berbagai perilaku demi pengakuan kelompok bahwa ia adalah bagian

yang tidak terpisahkan dari kelompok tersebut. Keinginan yang kuat untuk

melepaskan diri dari keterikatan dengan orang tua membuat remaja mencari

dukungan sosial melalui teman sebaya. Kelompok teman sebaya menjadi suatu

sarana sekaligus tujuan dalam pencarian jati diri. Upaya untuk menemukan jati

Page 63: HUBUNGAN ANTARA PEMANTAUAN DIRI DAN …/Hubungan... · HUBUNGAN ANTARA PEMANTAUAN DIRI DAN KONFORMITAS ... membangkitkan semangat penulis di kala sedih. tersayang, Almarhum Hasan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

diri berkaitan dengan cara remaja menampilkan dirinya. Remaja ingin

kehadirannya diakui sebagai bagian dari komunitas remaja secara umum dan

bagian dari kelompok sebaya secara khusus.

Konformitas terjadi karena pengaruh-pengaruh dari lingkungan sosial.

pada dasarnya remaja melakukan konformitas karena dua alasan. Pertama,

perilaku orang lain memberikan informasi yang bermanfaat untuk dirinya. Kedua,

remaja ingin diterima secara sosial dan menghindari celaan (Sears,dkk, 1994).

Berkaitan dengan konformitas, Eagly (dalam Friedman, 2006) mengatakan bahwa

wanita lebih mudah untuk melakukan konfomitas. Becker (dalam Friedman, 2006)

juga menemukan adanya perbedaan dalam taraf kecil hingga menengah dimana

wanita cenderung memperlihatkan konformitas lebih tinggi dibandingkan pria.

Remaja putri yang melakukan konformitas teman sebaya akan berusaha

untuk menyesuaikan perilakunya dengan anggota sebaya lainnya termasuk dalam

hal perilaku membeli. Hurlock (1993) mengatakan bahwa kelompok teman sebaya

merupakan sumber referensi informasi untuk anggotanya termasuk tentang gaya

hidup dan apa yang sedang berkembang di kalangan remaja. Menurut Sutisna

(2001) kelompok mempengaruhi konsumen dengan lima cara meliputi norma

kelompok, ekspresi nilai dan informasi, menciptakan peran dalam kelompok,

mengembangkan tekanan untuk menyesuaikan, dampak perbandingan proses

sosial dan pengembangan polarisasi kelompok. Moschis dan Moore (dalam

Sutisna, 2001) mengemukakan bahwa ketika anak beranjak belasan tahun, mereka

mendasarkan pada sumber informasi yang lebih banyak dan pengaruh kelompok

juga meningkat dalam keputusan pembelian.

Page 64: HUBUNGAN ANTARA PEMANTAUAN DIRI DAN …/Hubungan... · HUBUNGAN ANTARA PEMANTAUAN DIRI DAN KONFORMITAS ... membangkitkan semangat penulis di kala sedih. tersayang, Almarhum Hasan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Berdasarkan uraian di atas, timbulnya konformitas teman sebaya dapat

mempengaruhi perilaku remaja termasuk pada perilaku pembelian. Keputusan

untuk membeli pada remaja turut dipengaruhi pendapat teman sebaya lainnya. Hal

ini dapat mengarahkan para remaja untuk memiliki kecenderungan pembelian

impulsif yaitu membeli barang-barang yang sebelumnya tidak direncanakan

namun karena pengaruh teman sebaya misalnya karena ikut-kutan teman sehingga

akhirnya melakukan pembelian.

G. Kerangka Berpikir

Bagan 1. Kerangka berpikir hubungan antara pemantauan diri, konformitas teman

sebaya dengan kecenderungan pembelian impulsif pada remaja putri

berusaha untuk

menyesuaikan diri agar

diterima dan sama

dengan teman sebaya

Pemantauan

Diri

Remaja

Putri

perkembangan

sosial: bergabung

dengan kelompok

teman sebaya

menaruh perhatian

yang lebih pada

penampilan

melakukan pemantauan,

pengaturan & pengontrolan

terhadap penampilan dan

perilaku yang ditampilkan

serta berusaha membuat

orang lain terkesan

Konformitas

Teman Sebaya

Kecenderungan

Pembelian

Impulsif

Karakteristik

yang dimiliki Target

pemasaran

Page 65: HUBUNGAN ANTARA PEMANTAUAN DIRI DAN …/Hubungan... · HUBUNGAN ANTARA PEMANTAUAN DIRI DAN KONFORMITAS ... membangkitkan semangat penulis di kala sedih. tersayang, Almarhum Hasan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

H. Hipotesis

Adapun hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah :

a. Ada hubungan positif antara pemantauan diri dan konformitas teman

sebaya dengan kecenderungan pembelian impulsif pada remaja putri.

b. Ada hubungan positif antara pemantauan diri dengan kecenderungan

pembelian impulsif pada remaja putri.

c. Ada hubungan positif antara konformitas teman sebaya dengan

kecenderungan pembelian impulsif pada remaja putri.

Page 66: HUBUNGAN ANTARA PEMANTAUAN DIRI DAN …/Hubungan... · HUBUNGAN ANTARA PEMANTAUAN DIRI DAN KONFORMITAS ... membangkitkan semangat penulis di kala sedih. tersayang, Almarhum Hasan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Identifikasi Variabel Penelitian

Ada dua variabel dalam penelitian ini yang terdiri dari variabel kriterium

dan variabel prediktor, yaitu:

1. Variabel Kriterium : Kecenderungan Pembelian Impulsif

2. Variabel Prediktor : a) Pemantauan Diri

b) Konformitas Teman Sebaya

B. Definisi Operasional Variabel Penelitian

1. Kecenderungan Pembelian Impulsif

Kecenderungan pembelian impulsif merupakan kecenderungan seseorang

untuk melakukan pembelian yang tidak direncanakan sebelumnya, dipicu secara

spontan pada saat berhadapan dengan produk dan disertai dengan perasaan yang

menyenangkan sehingga kurang memperhatikan konsekuensi yang terjadi setelah

pembelian terjadi.

Skala yang digunakan untuk mengungkap kecenderungan pembelian

impulsif adalah Skala Kecenderungan Pembelian Impulsif yang disusun sendiri

oleh peneliti berdasarkan aspek-aspek yang dikemukakan oleh Rook (1987) yaitu

aspek spontanitas, aspek kekuatan impuls, aspek adanya stimulasi dari

lingkungan, aspek kurang peduli dengan konsekuensi. Semakin tinggi skor yang

diperoleh subjek berarti semakin tinggi kecenderungan pembelian impulsif yang

Page 67: HUBUNGAN ANTARA PEMANTAUAN DIRI DAN …/Hubungan... · HUBUNGAN ANTARA PEMANTAUAN DIRI DAN KONFORMITAS ... membangkitkan semangat penulis di kala sedih. tersayang, Almarhum Hasan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

dimiliki oleh subjek, demikian juga sebaliknya semakin rendah skor yang

diperoleh subjek berarti semakin rendah kecenderungan pembelian impulsif yang

dimiliki oleh subjek.

2. Pemantauan Diri

Pemantauan diri merupakan kemampuan yang dimiliki oleh seseorang

untuk memantau, mengatur dan mengontrol tingkah laku yang ingin ditampilkan

dalam interaksi sosial dengan cara mengamati petunjuk-petunjuk sosial yang ada

guna menciptakan kesan khusus tentang dirinya.

Skala yang digunakan untuk mengungkap pemantauan diri adalah Skala

Pemantauan Diri yang disusun sendiri oleh peneliti berdasarkan aspek-aspek yang

dikemukakan oleh Snyder dan Gangestad (1986) yang meliputi: aspek social

stage presence, aspek other directedness dan aspek expressive self control.

Semakin tinggi skor yang diperoleh subjek berarti semakin tinggi pemantauan diri

yang dimiliki oleh subjek, demikian juga sebaliknya semakin rendah skor yang

diperoleh subjek berarti semakin rendah pemantauan diri yang dimiliki oleh

subjek.

3. Konformitas Teman Sebaya

Konformitas teman sebaya merupakan usaha yang dilakukan individu

untuk bersikap dan bertingkah laku sesuai dengan norma-norma sosial dalam

kelompok teman sebaya agar diterima sebagai anggota kelompok teman sebaya

dan menghindari ketidaksamaan serta penolakan.

Page 68: HUBUNGAN ANTARA PEMANTAUAN DIRI DAN …/Hubungan... · HUBUNGAN ANTARA PEMANTAUAN DIRI DAN KONFORMITAS ... membangkitkan semangat penulis di kala sedih. tersayang, Almarhum Hasan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Skala yang digunakan untuk mengungkap konformitas teman sebaya

adalah Skala Konformitas Teman Sebaya yang disusun sendiri oleh peneliti

berdasarkan aspek-aspek yang dikemukakan oleh Baron dan Byrne (2005)

meliputi aspek normatif yaitu keinginan individu untuk disukai dan diterima orang

lain serta rasa takut akan penolakan, sedangkan aspek informatif yaitu keinginan

individu untuk menjadi benar dan memiliki persepsi yang tepat mengenai dunia

sosial sebagai pedoman dalam bertingkah laku dan beropini. Semakin tinggi skor

yang diperoleh subjek berarti semakin tinggi konformitas teman sebaya yang

dimiliki subjek, demikian juga sebaliknya semakin rendah skor yang diperoleh

subjek berarti semakin rendah konformitas teman sebaya yang dimiliki subjek.

C. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel

Populasi didefinisikan sebagai kelompok subjek yang hendak dikenai

generalisasi hasil penelitian (Azwar, 2010). Populasi yang akan menjadi subjek

dalam penelitian ini adalah seluruh remaja putri pengunjung Solo Grand Mall.

Pada awalnya peneliti berencana melakukan pengambilan data di tiga mal yang

ada di Solo yaitu Solo Grand Mall, Solo Square dan Matahari Singosaren. Namun,

dari tiga mal tersebut, peneliti hanya mendapatkan izin untuk melakukan

penelitian di Solo Grand Mall saja sedangkan untuk di Solo Square dan Matahari

Singosaren, peneliti tidak mendapatkan izin. Adapun alasan penolakan yang

diajukan oleh pihak Solo Square karena pertimbangan sasaran subjek penelitian

adalah remaja putri, kurang sesuai dengan mayoritas pengunjung Solo Square

yang lebih banyak dikunjungi oleh para orang tua dari kalangan menengah keatas.

Page 69: HUBUNGAN ANTARA PEMANTAUAN DIRI DAN …/Hubungan... · HUBUNGAN ANTARA PEMANTAUAN DIRI DAN KONFORMITAS ... membangkitkan semangat penulis di kala sedih. tersayang, Almarhum Hasan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Selanjutnya penelitian tidak jadi dilakukan di Matahari Singosaren dengan

pertimbangan kondisi Matahari Singosaren yang tidak memungkinkan subjek

penelitian untuk mengisi skala dengan jumlah aitem yang lumayan banyak.

Dikhawatirkan nantinya subjek penelitian mengalami ketidaknyamanan karena

harus mengisi skala penelitian dengan kondisi berdiri sehingga menjadi kurang

efektif. Oleh karena pertimbangan-pertimbangan tersebut maka dipilihlah Solo

Grand Mall menjadi satu-satunya lokasi penelitian.

Lokasi Solo Grand Mall yang berada di pusat kota Solo dan banyak dilalui

oleh transportasi umum sehingga memudahkan para pengunjung untuk

mendatanginya. Solo Grand Mall banyak menawarkan dan menyediakan beragam

fasilitas yang ditujukan untuk kalangan remaja seperti distro pakaian remaja,

penjualan aksesoris, tempat makan dengan harga yang terjangkau, bioskop, dan

lain sebagainya, yang semua hal tersebut mampu menarik para remaja, tak

terkecuali remaja putri untuk datang ke Solo Grand Mall. Hal ini tentunya sesuai

dengan sasaran subjek penelitian yang akan diteliti yaitu remaja putri.

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh

populasi penelitian (Sugiyono, 2009). Sampel dalam penelitian ini adalah remaja

putri pengunjung Solo Grand Mall sejumlah 110 orang dengan teknik

pengambilan sampel menggunakan incidental purposive sampling yaitu anggota

populasi yang menjadi sampel penelitian adalah yang memiliki karakteristik

sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan, sedang berada di tempat

pengambilan data dan bersedia menjadi sampel penelitian (Guilford dan Fruchter,

Page 70: HUBUNGAN ANTARA PEMANTAUAN DIRI DAN …/Hubungan... · HUBUNGAN ANTARA PEMANTAUAN DIRI DAN KONFORMITAS ... membangkitkan semangat penulis di kala sedih. tersayang, Almarhum Hasan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

dalam Indria dan Nindyati, 2007). Adapun karakteristik subjek penelitian yang

ditetapkan peneliti, yaitu:

a) Remaja putri dengan rentang usia 15-19 tahun.

b) Berada di Solo Grand Mall.

c) Tidak sendirian, sedang bersama dengan kelompok sebaya.

d) Bersedia mengisi skala penelitian yang disediakan peneliti.

D. Teknik Pengumpulan Data

Data penelitian ini diperoleh langsung dari remaja putri yang menjadi

sampel penelitian. Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data di

lapangan dalam penelitian ini adalah skala psikologi dengan model Skala Likert

untuk mengungkap kecenderungan pembelian impulsif, pemantauan diri dan

konformitas teman sebaya. Skala Kecenderungan Pembelian Impulsif, Skala

Pemantauan Diri dan Skala Konformitas Teman Sebaya yang digunakan dalam

penelitian ini adalah model Skala Likert yang telah dimodifikasi dengan

menggunakan empat pilihan jawaban yaitu : pernyataan favorabel skornya 4 untuk

Sangat Sesuai (SS), 3 untuk Sesuai (S), 2 untuk Tidak Sesuai (TS), dan 1 untuk

Sangat Tidak Sesuai (STS). Sedangkan skor pernyataan unfavorabel adalah 1

untuk Sangat Sesuai (SS), 2 untuk Sesuai (S), 3 untuk Tidak Sesuai (TS), dan 4

untuk Sangat Tidak Sesuai (STS). Pilihan jawaban dalam skala Likert ini

menggunakan empat alternatif jawaban, tidak menggunakan alternatif jawaban

ragu-ragu, karena jawaban tersebut merupakan jawaban yang mengambang atau

Page 71: HUBUNGAN ANTARA PEMANTAUAN DIRI DAN …/Hubungan... · HUBUNGAN ANTARA PEMANTAUAN DIRI DAN KONFORMITAS ... membangkitkan semangat penulis di kala sedih. tersayang, Almarhum Hasan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

tidak berpendapat (netral merupakan kecenderungan subjek untuk memilihnya),

sehingga hal ini sedapat mungkin dihindari (Azwar, 2008).

a) Skala Kecenderungan Pembelian Impulsif

Skala Kecenderungan Pembelian Impulsif dalam penelitian ini disusun

sendiri oleh peneliti berdasarkan aspek-aspek yang diungkapkan oleh Rook

(1987) yang meliputi:

1) Aspek spontanitas yaitu pembelian terjadi secara spontan, tidak

diharapkan dan tidak direncanakan sebelumnya, memotivasi

konsumen untuk membeli sekarang juga dan sering sebagai

respons terhadap stimulasi visual yang langsung di tempat

penjualan.

2) Aspek kekuatan impuls yaitu adanya desakan yang tiba-tiba dan

mendesak untuk membeli suatu produk dan sering disertai dengan

emosi yang dicirikan sebagai menggairahkan.

3) Aspek adanya stimulasi dari lingkungan mengacu pada semua

karakteristik fisik dan sosial konsumen, termasuk objek fisik,

hubungan ruang dan perilaku sosial dari orang lain.

4) Aspek kurang peduli dengan konsekuensi yang terjadi setelah

pembelian dilakukan.

Jumlah aitem dalam skala ini sebanyak 32 butir yang terdiri dari 16 aitem

favorabel dan 16 aitem unfavorabel. Distribusi aitem Skala Kecenderungan

Pembelian Impulsif sebelum uji coba dapat dilihat pada Tabel 1.

Page 72: HUBUNGAN ANTARA PEMANTAUAN DIRI DAN …/Hubungan... · HUBUNGAN ANTARA PEMANTAUAN DIRI DAN KONFORMITAS ... membangkitkan semangat penulis di kala sedih. tersayang, Almarhum Hasan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Tabel 1

Blue print Skala Kecenderungan Pembelian Impulsif sebelum uji coba

No Aspek Indikator No Aitem Jumlah

Favorabel Unfavorabel f %

1 Spontanitas Pembelian dilakukan

tanpa perencanaan

1,17 9,25 8 25

Timbulnya dorongan

yang tiba-tiba untuk

membeli

2,18 10,26

2 Kekuatan

impuls

Adanya desakan yang

sangat kuat untuk

membeli

3,19 11,27 8 25

Pengendalian afektif

yang kuat

4,20 12,28

3 Adanya

stimulasi

dari

lingkungan

Tampilan barang yang

menarik

5,21 13,29 8 25

Adanya promo 6,22 14,30

4 Kurang

peduli

dengan

konsekuensi

Mengabaikan resiko

yang akan terjadi

setelah membeli

7,23 15,31 8 25

Tidak takut menyesal

setelah membeli

8,24 16,32

Jumlah 16 16 32 100

b) Skala Pemantauan Diri

Pemantauan Diri dalam penelitian ini diungkap menggunakan Skala

Pemantauan Diri yang disusun sendiri oleh peneliti berdasarkan aspek-aspek

pemantauan diri yang diungkapkan oleh Snyder dan Gangestad (1986) yaitu:

1) Aspek social stage presence yaitu kemampuan individu untuk

bertingkah laku yang sesuai dengan situasi yang dihadapi,

kemampuan untuk mengubah-ubah tingkah laku dan kemampuan

untuk menarik perhatian sosial.

2) Aspek other directedness yaitu kemampuan individu untuk

memainkan peran seperti yang diharapkan oleh orang lain dalam

Page 73: HUBUNGAN ANTARA PEMANTAUAN DIRI DAN …/Hubungan... · HUBUNGAN ANTARA PEMANTAUAN DIRI DAN KONFORMITAS ... membangkitkan semangat penulis di kala sedih. tersayang, Almarhum Hasan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

suatu situasi sosial, kemampuan untuk menyenangkan orang lain

dan kemampuan untuk tanggap terhadap situasi yang dihadapi.

3) Aspek expressive self control yaitu kemampuan individu untuk

secara aktif mengontrol tingkah laku ekspresif yang ditampilkan.

Jumlah aitem dalam skala ini sebanyak 36 butir yang terdiri dari 18 aitem

favorabel dan 18 aitem unfavorabel. Distribusi item Skala Pemantauan Diri

sebelum uji coba dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2

Blue Print Skala Pemantauan Diri sebelum uji coba

No Aspek Indikator No Aitem Jumlah

Favorabel Unfavorabel f %

1 Social Stage

Presence

Bertingkah laku

sesuai dengan situasi

yang dihadapi

1,15,29 8,22,33 12 33,33

Kemampuan untuk

menarik perhatian

sosial

2,16,30 9,23,34

2 Other

directedness

Ketepatan

berperilaku sesuai

petunjuk sosial

3,17 10,24 12 33,33

Kemampuan

menyenangkan dan

memberi kesan pada

orang lain

4,18 11,25

Peka terhadap situasi

yang ada

5,19 12,26

3 Expressive

self control

Kemampuan

mengontrol perilaku

6,20,31 13,27,35 12 33,33

Mengontrol

penampilan diri

7,21,32 14,28,36

Jumlah 18 18 36 100

Page 74: HUBUNGAN ANTARA PEMANTAUAN DIRI DAN …/Hubungan... · HUBUNGAN ANTARA PEMANTAUAN DIRI DAN KONFORMITAS ... membangkitkan semangat penulis di kala sedih. tersayang, Almarhum Hasan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

c) Skala Konformitas Teman Sebaya

Skala Konformitas Teman Sebaya dalam penelitian ini disusun sendiri

oleh peneliti berdasarkan aspek-aspek yang diungkapkan Baron dan Byrne

(2005), meliputi:

1) Aspek normatif yaitu keinginan individu untuk disukai dan

diterima orang lain serta rasa takut akan penolakan.

2) Aspek informatif yaitu keinginan individu untuk menjadi benar dan

memiliki persepsi yang tepat mengenai dunia sosial sebagai

pedoman dalam bertingkah laku dan beropini.

Jumlah aitem dalam skala ini sebanyak 40 butir yang terdiri dari 20 aitem

favorabel dan 20 aitem unfavorabel. Distribusi aitem Skala Konformitas Teman

Sebaya sebelum uji coba dapat dilihat pada Tabel 3

Tabel 3

Blue print Skala Konformitas Teman Sebaya sebelum uji coba

No Aspek Indikator No Aitem Jumlah

Fav Unfav f %

1 Aspek

Normatif

Berperilaku sesuai dengan

keinginan dan harapan

kelompok teman sebaya

1,9,17,

25,33

5,13,21,

29,37

20 50

Berperilaku sesuai dengan

standar dan norma yang

berlaku dalam kelompok

teman sebaya

2,10,

18,

26,34

6,14,22,

30,38

2 Aspek

Informatif

Bergantung dan mengikuti

ide, pendapat dan informasi

dari kelompok teman sebaya

3,11,

19,

27,35

7,15,23,

31,39

20 50

Menyetujui dan

membenarkan ide, pendapat

dan informasi dari kelompok

teman sebaya

4,12,

20,

28,36

8,16,24,

32,40

Jumlah 20 40 100

Page 75: HUBUNGAN ANTARA PEMANTAUAN DIRI DAN …/Hubungan... · HUBUNGAN ANTARA PEMANTAUAN DIRI DAN KONFORMITAS ... membangkitkan semangat penulis di kala sedih. tersayang, Almarhum Hasan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

C. Metode Analisis Data

1. Uji Validitas

Validitas berarti instrumen atau alat ukur penelitian dapat digunakan untuk

mengukur apa yang seharusnya diukur (Sugiyono, 2009). Validitas instrumen,

dalam penelitian ini ialah skala, dapat dievaluasi melalui dua cara: pertama,

evaluasi melalui nalar dan akal sehat (common sense) yang dilakukan oleh

penyusun skala sendiri maupun oleh professional judgement (pembimbing) untuk

menilai apakah isi skala layak digunakan untuk mengungkap atribut yang hendak

diukur; dan cara yang kedua adalah evaluasi melalui pembuktian empiris. Uji

validitas melalui pembuktian empiris dilakukan dengan menggunakan formula

korelasi Product Moment Pearson yaitu mengkorelasikan masing-masing skor

aitem dengan skor total (Priyatno, 2008) dengan bantuan program komputer

Statistical Product and Service Solution (SPSS) versi 16.

2. Uji Reliabilitas

Reliabilitas mengacu pada konsistensi atau keterpercayaan hasil ukur yang

mengandung makna kecermatan pengukuran. Uji reliabilitas skala dalam

penelitian ini dilakukan dengan menggunakan formula Alpha Cronbach yaitu

skala yang akan diestimasi reliabilitasnya dibelah menjadi dua atau tiga bagian,

sehingga setiap belahan berisi aitem–aitem dalam jumlah yang sama banyak

(Azwar, 2008). Guna mempermudah perhitungan, maka digunakan program

komputer Statistical Product and Services Solution (SPSS) versi 16.

Page 76: HUBUNGAN ANTARA PEMANTAUAN DIRI DAN …/Hubungan... · HUBUNGAN ANTARA PEMANTAUAN DIRI DAN KONFORMITAS ... membangkitkan semangat penulis di kala sedih. tersayang, Almarhum Hasan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3. Uji Hipotesis

Pada penelitian ini terdapat dua variabel prediktor yaitu pemantauan diri

dan konformitas teman sebaya, dan satu variabel kriterium yaitu kecenderungan

pembelian impulsif. Uji hipotesis pertama dalam penelitian ini menggunakan

Analisis Regresi Berganda yaitu uji Koefisien Regresi Secara Bersama-sama

(simultan) atau uji F yang digunakan untuk mengetahui apakah variabel prediktor

secara bersama-sama berpengaruh secara signifikan terhadap variabel kriterium

(Priyatno, 2008). Uji hipotesis kedua dan ketiga dalam penelitian ini

menggunakan Analisis Korelasi Parsial yaitu untuk mengetahui hubungan antara

dua variabel yang dalam hal ini variabel lain yang dianggap mempengaruhi

(sebagai variabel kontrol) akan dikeluarkan (Priyatno, 2009). Perhitungan untuk

menguji ketiga hipotesis ini selengkapnya akan menggunakan bantuan program

komputer Statistical Product and Services Solution (SPSS) versi 16.

Page 77: HUBUNGAN ANTARA PEMANTAUAN DIRI DAN …/Hubungan... · HUBUNGAN ANTARA PEMANTAUAN DIRI DAN KONFORMITAS ... membangkitkan semangat penulis di kala sedih. tersayang, Almarhum Hasan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Persiapan Penelitian

1. Orientasi Kancah Penelitian

Penelitian mengenai hubungan antara pemantauan diri dan konformitas

teman sebaya dengan kecenderungan pembelian impulsif pada remaja putri

dilakukan di Solo Grand Mall yang beralamatkan di Jalan Brigjend Slamet Riyadi

nomor 273, Surakarta. Sebelum melakukan penelitian, terlebih dahulu dilakukan

survei awal untuk mengetahui informasi yang berkaitan dengan subjek penelitian.

Solo Grand Mall merupakan mal terbesar dan terlengkap di kota Solo dan

sekitarnya yang mulai beroperasional sejak 4 Desember 2004. Dibangun di atas

lahan seluas 12.080 m² yang terdiri atas 7 lantai dengan luas totalnya 63.000 m².

Konsep Solo Grand Mall adalah “one stop family entertainment and recreation”

yang berarti Solo Grand Mall menyediakan pelayanan yang dilengkapi dengan

fasilitas hiburan serta rekreasi keluarga bagi para pengunjung yang ingin

berbelanja berbagai macam kebutuhan dengan aneka variasinya tanpa memakan

banyak waktu dan lebih efisiensi biaya karena pengunjung tidak perlu berpindah

lokasi, segala kebutuhan telah tersedia di Solo Grand Mall.

Motto Solo Grand Mall adalah “completing your self “. Artinya Solo

Grand Mall hadir di kota Solo untuk melengkapi dinamika hidup masyarakat

yaitu dalam perannya sebagai tempat belanja yang lengkap, hiburan dan rekreasi,

tempat bersosialisasi, investasi usaha, public space, serta menciptakan lapangan

Page 78: HUBUNGAN ANTARA PEMANTAUAN DIRI DAN …/Hubungan... · HUBUNGAN ANTARA PEMANTAUAN DIRI DAN KONFORMITAS ... membangkitkan semangat penulis di kala sedih. tersayang, Almarhum Hasan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

kerja bagi warga Solo dan sekitarnya. Visi yang dimiliki oleh Solo Grand Mall

adalah “menjadi pusat bisnis sekaligus hiburan keluarga terbaik di kota Surakarta

dan sekitarnya yang mampu memberikan kontribusi positif bagi perekonomian

daerah dan nasional”. Misi Solo Grand Mall adalah “memberi sumbangsih yang

berarti guna kemajuan masyarakat dan daerah dengan tetap memperhatikan segi

sosial, budaya dan ekonomi melalui pelayanan jasa”.

Solo Grand Mall menyediakan berbagai pilihan ruang usaha, baik berupa

kios dengan berbagai ukuran maupun island. Total kios adalah 517 unit dengan

luasan 27.470 m². Fasilitas keamanan 24 jam, cleaning service, listrik, air bersih,

AC sentral, akan mendukung kenyamanan dan kemajuan usaha. Selain itu

manajemen Solo Grand Mall juga membantu pemasaran dari produk-produk

dengan paket promosi dan pameran secara rutin. Letak Solo Grand Mall yang

berada di pusat kota serta tingginya jumlah pengunjung menjadikan Solo Grand

Mall sebagai ruang publik yang efektif untuk mengenalkan atau memasarkan

produk melalui berbagai acara dan pameran.

Jumlah pengunjung yang mencapai 15.000 orang dalam sehari dan

meningkat menjadi 45.000 orang sehari ketika akhir minggu dan hari libur lainnya

menjadikan Solo Grand Mall sebagai tempat promosi indoor dengan efektifitas

pesan yang tinggi. Direktori Solo Grand Mall terdiri dari : kafe dan makanan

cepat saji, perabotan, perhiasan dan aksesoris, toko buku, olahraga, pakaian,

kesehatan, sepatu dan tas, toko musik dan lain-lain.

Page 79: HUBUNGAN ANTARA PEMANTAUAN DIRI DAN …/Hubungan... · HUBUNGAN ANTARA PEMANTAUAN DIRI DAN KONFORMITAS ... membangkitkan semangat penulis di kala sedih. tersayang, Almarhum Hasan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Berdasarkan hasil survey awal tersebut, peneliti memutuskan untuk

melakukan penelitian di Solo Grand Mall . Pemilihan mal tersebut sebagai lokasi

penelitian dengan pertimbangan:

a. Banyaknya penawaran dan fasilitas yang ada di Solo Grand Mall yang

ditujukan untuk usia remaja seperti banyaknya distro-distro pakaian

remaja, toko-toko aksesoris, adanya bioskop, food court yang

menyediakan macam makanan dan minuman, toko buku dan pusat

permainan yang menarik remaja untuk datang khususnya remaja putri.

Sesuai dengan uraian masalah yang diangkat dalam latar belakang

penelitian ini yaitu terkait dengan remaja putri yang menjadi subyek dalam

penelitian ini.

b. Kondisi Solo Grand Mall yang nyaman dan banyaknya cara promosi yang

dilakukan penjual dalam menawarkan produknya memicu para remaja

putri untuk memiliki kecenderungan pembelian impulif.

c. Penelitian mengenai “ Hubungan antara Pemantauan Diri dan Konformitas

Teman Sebaya dengan Kecenderungan Pembelian Impulsif pada Remaja

Putri “ belum pernah dilakukan di Solo Grand Mall.

d. Adanya ijin yang diberikan oleh pihak Solo Grand Mall kepada peneliti

untuk diadakannya penelitian ini.

2. Persiapan Penelitian

Persiapan penelitian dilakukan dengan tujuan agar penelitian berjalan

lancar dan terarah. Adapun persiapan-persiapan tersebut diantaranya adalah:

Page 80: HUBUNGAN ANTARA PEMANTAUAN DIRI DAN …/Hubungan... · HUBUNGAN ANTARA PEMANTAUAN DIRI DAN KONFORMITAS ... membangkitkan semangat penulis di kala sedih. tersayang, Almarhum Hasan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

a. Persiapan Administrasi

Persiapan pertama yang dilakukan oleh peneliti adalah persiapan

administrasi penelitian meliputi segala urusan perijinan yang diajukan pada

pihak-pihak yang akan terkait dengan pelaksanaan penelitian. Permohonan ijin

tersebut meliputi tahap-tahap sebagai berikut: pertama, peneliti meminta surat

pengantar dari Program Studi Psikologi Fakultas Kedokteran Universitas

Sebelas Maret Surakarta yang ditujukan kepada pihak Manajemen Solo Grand

Mall di Surakarta dengan nomor surat 820/UN/27.06.7.1/TU/2011 Hal ijin

melakukan penelitian di Solo Grand Mall. Tahap kedua, peneliti mengajukan

surat ijin penelitian yang disertai dengan lampiran proposal penelitian kepada

pihak Manajemen Solo Grand Mall. Selanjutnya setelah mendapatkan ijin dari

pihak Solo Grand Mall, peneliti baru bisa melaksanakan penelitian sesuai

dengan jadwal yang telah ditentukan oleh pihak Solo Grand Mall di Surakarta.

b. Persiapan Alat Ukur

Setelah menyelesaikan persiapan administrasi dan mendapatkan

perijinan, langkah selanjutnya peneliti mempersiapkan alat ukur yang akan

digunakan untuk mengumpulkan data pada penelitian ini. Ada tiga skala yang

akan digunakan yaitu Skala Kecenderungan Pembelian Impulsif, Skala

Pemantauan Diri, dan Skala Konformitas Teman Sebaya. Masing-masing

skala akan diuraikan sebagai berikut:

Page 81: HUBUNGAN ANTARA PEMANTAUAN DIRI DAN …/Hubungan... · HUBUNGAN ANTARA PEMANTAUAN DIRI DAN KONFORMITAS ... membangkitkan semangat penulis di kala sedih. tersayang, Almarhum Hasan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1) Skala Kecenderungan Pembelian Impulsif

Skala Kecenderungan Pembelian Impulsif digunakan untuk

mengungkap sejauh mana tingkat kecenderungan pembelian impulsif subjek

dalam penelitian ini. Skala Kecenderungan Pembelian Impulsif disusun sendiri

oleh peneliti berdasarkan aspek-aspek kecenderungan pembelian impulsif

yang diungkapkan oleh Rook (1987) yaitu aspek spontanitas, aspek kekuatan

impuls, aspek adanya stimulasi dari lingkungan dan aspek kurang peduli

dengan konsekuensi. Jumlah aitem dalam Skala Kecenderungan Pembelian

Impulsif adalah 32 aitem yang terdiri atas 16 aitem favorabel dan 16 aitem

unfavorabel. Adapun distribusi aitem Skala Kecenderungan Pembelian

Impulsif sebelum uji coba dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4

Distribusi aitem Skala Kecenderungan Pembelian Impulsif sebelum uji coba

No Aspek Indikator No Aitem Jumlah

Fav Unfav f %

1 Spontan Pembelian dilakukan

tanpa perencanaan

1,17 9,25 8 25

Timbulnya dorongan

yang tiba-tiba untuk

membeli

2,18 10,26

2 Kekuatan

impuls

Adanya desakan yang

sangat kuat untuk

membeli

3,19 11,27 8 25

Pengendalian afektif

yang kuat

4,20 13,29

3 Adanya

stimulasi

lingkungan

Tampilan barang

yang menarik

5,21 13,19 8 25

Adanya promo 6,22 14,30

4 Kurang peduli

dengan

konsekuensi

Mengabaikan resiko

yang akan terjadi

setelah membeli

7,23 15,31 8 25

Tidak takut menyesal

setelah membeli

8,24 16,32

Jumlah 16 16 32 100

Page 82: HUBUNGAN ANTARA PEMANTAUAN DIRI DAN …/Hubungan... · HUBUNGAN ANTARA PEMANTAUAN DIRI DAN KONFORMITAS ... membangkitkan semangat penulis di kala sedih. tersayang, Almarhum Hasan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2) Skala Pemantauan Diri

Skala Pemantauan Diri digunakan untuk mengungkap sejauh mana

tingkat pemantauan diri subjek dalam penelitian ini. Skala Pemantauan Diri

disusun sendiri oleh peneliti berdasarkan aspek-aspek pemantauan diri yang

diungkapkan oleh Snyder dan Gangestad (1986) yaitu aspek social stage

presence, aspek other directedness dan aspek expressive self control. Jumlah

aitem dalam Skala Pemantauan Diri adalah 36 aitem yang terdiri atas 18 aitem

favorabel dan 18 aitem unfavorabel. Adapun distribusi aitem Skala

Pemantauan Diri sebelum uji coba dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 5

Distribusi aitem Skala Pemantauan Diri sebelum uji coba

No Aspek Indikator No Aitem Jumlah

Fav Unfav f %

1 Social Stage

Presence

Bertingkah laku

sesuai dengan situasi

yang dihadapi

1,15,29 8,22,33 12 33,33

Kemampuan untuk

menarik perhatian

sosial

2,16,30 9,23,34

2 Other

directedness

Ketepatan berperilaku

sesuai petunjuk sosial

3,17 10,24 12 33,33

Kemampuan

menyenangkan dan

memberi kesan pada

orang lain

4,18 11,25

Peka terhadap situasi

yang ada

5,19 12,26

3 Expressive

self control

Kemampuan

mengontrol perilaku

6,20,31 13,27,35 12 33,33

Mengontrol

penampilan diri

7,21,32 14,28,36

Jumlah 18 18 36 100

Page 83: HUBUNGAN ANTARA PEMANTAUAN DIRI DAN …/Hubungan... · HUBUNGAN ANTARA PEMANTAUAN DIRI DAN KONFORMITAS ... membangkitkan semangat penulis di kala sedih. tersayang, Almarhum Hasan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3) Skala Konformitas Teman Sebaya

Skala Konformitas Teman Sebaya digunakan untuk mengungkap

sejauh mana tingkat konformitas teman sebaya subjek dalam penelitian ini.

Skala Konformitas Teman Sebaya disusun sendiri oleh peneliti berdasarkan

aspek-aspek konformitas teman sebaya yang diungkapkan oleh Baron dan

Byrne (2005) meliputi aspek normatif yaitu keinginan individu untuk disukai

dan diterima orang lain serta rasa takut akan penolakan dan aspek informatif

yaitu keinginan individu untuk menjadi benar dan memiliki persepsi yang

tepat mengenai dunia sosial sebagai pedoman dalam bertingkah laku dan

beropini. Jumlah aitem dalam Skala Konformitas Teman Sebaya adalah 40

aitem yang terdiri atas 20 aitem favorabel dan 20 aitem unfavorabel. Adapun

distribusi aitem Skala Konformitas Teman Sebaya sebelum uji coba :

Tabel 6

Distribusi aitem Skala Konformitas Teman Sebaya sebelum uji coba

No Aspek Indikator No Aitem Jumlah

Fav Unfav f %

1 Aspek

Normatif

Berperilaku sesuai dengan

keinginan dan harapan

kelompok teman sebaya

1,9,17,

25,33

5,13,21,

29,37

20 50

Berperilaku sesuai dengan

standar dan norma yang

berlaku dalam kelompok

teman sebaya

2,10,18,

26,34

6,14,22,

30,38

2 Aspek

Informatif

Bergantung dan mengikuti

ide, pendapat dan

informasi dari kelompok

sebaya

3,11,19,

27,35

7,15,23,

31,39

20 50

Menyetujui dan

membenarkan ide,

pendapat dan informasi

dari kelompok teman

sebaya

4,12,20,

28,36

8,16,24,

32,40

Jumlah 20 20 40 100

Page 84: HUBUNGAN ANTARA PEMANTAUAN DIRI DAN …/Hubungan... · HUBUNGAN ANTARA PEMANTAUAN DIRI DAN KONFORMITAS ... membangkitkan semangat penulis di kala sedih. tersayang, Almarhum Hasan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3. Pelaksanaan Uji Coba

Sebelum skala penelitian digunakan, terlebih dahulu dilakukan uji coba

skala penelitian untuk mengetahui indeks daya beda aitem-aitem dari masing-

masing skala dan reliabilitas dari skala tersebut. Menurut Azwar (2008) uji coba

terhadap aitem skala psikologi bertujuan untuk mengetahui apakah kalimat dalam

aitem mudah dan dapat dipahami oleh responden sebagaimana yang diinginkan

oleh penulis aitem dan sebagai salah satu cara praktis untuk memperoleh data dari

responden yang akan digunakan untuk penskalaan atau untuk evaluasi kualitas

aitem secara statistik.

Skala penelitian diuji cobakan kepada kelompok subjek yang mempunyai

karakteristik setara dengan subjek penelitian (Azwar, 2008). Uji coba skala

penelitian dilaksanakan selama dua hari, yaitu pada hari Jum’at dan Sabtu, tanggal

20 dan 21 Mei 2011 di Solo Grand Mall. Jumlah remaja putri yang melakukan uji

coba skala adalah 70 orang, dari 70 eksemplar yang dibagikan, semua terkumpul

dan 60 eksemplar yang memenuhi syarat untuk dilakukan skoring kemudian

dianalisis nilai validitas serta reliabilitasnya.

4. Uji Validitas dan Reliabilitas

Setelah dilakukan uji coba skala, data yang diperoleh selanjutnya

ditabulasikan dan dianalisis untuk mengetahui validitas dan reliabilitasnya.

Koefisien validitas yang dijadikan batas kriteria sebuah aitem dalam skala

dikatakan valid ialah 0,3 atau di atas 0,3 seperti yang disebutkan Azwar (2008)

bahwa koefisien validitas 0,3 sudah dianggap memuaskan. Aitem-aitem dengan

Page 85: HUBUNGAN ANTARA PEMANTAUAN DIRI DAN …/Hubungan... · HUBUNGAN ANTARA PEMANTAUAN DIRI DAN KONFORMITAS ... membangkitkan semangat penulis di kala sedih. tersayang, Almarhum Hasan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

koefisien validitas di bawah 0,3 dianggap gugur dan nantinya tidak akan

dimasukkan dalam skala penelitian. Sementara itu, reliabilitas dinyatakan dalam

koefisien reliabilitas. Azwar (2008) menyebutkan bahwa semakin tinggi koefisien

reliabilitas atau mendekati 1,00 berarti semakin tinggi reliabilitas dan semakin

rendah koefisien reliabilitas atau mendekati angka 0 berarti semakin rendah

reliabilitasnya. Hasil uji validitas dan reliabilitas masing-masing skala akan

diuraikan sebagai berikut:

a. Uji Validitas dan Reliabilitas Skala Kecenderungan Pembelian Impulsif

Uji validitas Skala Kecenderungan Pembelian Impulsif dilakukan dengan

review professional judgement, yaitu oleh pembimbing. Daya beda item skala

diuji dengan menggunakan korelasi Bivariate Pearson atau sering disebut sebagai

korelasi Product Moment Pearson dengan menggunakan program Statistical

Product and Service Solution (SPSS) versi 16.0. Setelah dilakukan perhitungan,

dari 32 aitem pernyataan dalam Skala Kecenderungan Pembelian Impulsif

terdapat 8 aitem yang gugur, yaitu aitem nomor 3, 4, 9, 16, 26,27, 31, dan 32,

sehingga tersisa 24 aitem. Aitem skala yang dinyatakan valid adalah aitem dengan

nilai Sig. (2 tailed) di bawah 0,05 dengan nilai Pearson Correlation berada di

antara 0,310 sampai dengan 0,718.

Reliabilitas Skala Kecenderungan Pembelian Impulsif diukur

menggunakan analisis reliabilitas Cronbach’s Alpha dengan SPSS versi 16.0.

Hasil perhitungan menunjukkan bahwa reliabilitas Skala Kecenderungan

Pembelian Impulsif adalah sebesar 0,878. Dengan demikian, Skala

Page 86: HUBUNGAN ANTARA PEMANTAUAN DIRI DAN …/Hubungan... · HUBUNGAN ANTARA PEMANTAUAN DIRI DAN KONFORMITAS ... membangkitkan semangat penulis di kala sedih. tersayang, Almarhum Hasan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Kecenderungan Pembelian Impulsif ini dianggap cukup andal sebagai alat ukur

penelitian. Adapun perincian aitem yang valid dan gugur dapat dilihat pada tabel

berikut ini :

Tabel 7

Distribusi Aitem Skala Kecenderungan Pembelian Impulsif valid dan gugur

No Aspek Indikator

Perilaku

Nomor Aitem Jumlah

Aitem

Valid Favorabel Unfavorabel

Valid Gugur Valid Gugur

1 Spontanitas Pembelian

dilakukan tanpa

perencanaan

1, 17 - 25 9

6 Timbulnya

dorongan yang

tiba-tiba untuk

membeli

2, 18 - 10 26

2 Kekuatan

impuls

Adanya desakan

yang sangat kuat

untuk membeli

19 3 11 27

5 Pengendalian

afektif yang kuat

20 4 12,

28

-

3 Adanya

stimulasi

lingkungan

Tampilan barang

yang menarik

5, 21 - 13,

29

-

8

Adanya promo 6, 22 - 14,

30

-

4 Kurang

peduli

dengan

konsekuensi

Mengabaikan

resiko yang akan

terjadi setelah

membeli

7, 23

-

15

31

5

Tidak takut

menyesal setelah

membeli

8, 24 - - 1 6,

32

Jumlah 14 2 10 6 24

b. Uji Validitas dan Reliabilitas Skala Pemantauan Diri

Uji Validitas Skala Pemantauan Diri dilakukan dengan review professional

judgement, yaitu oleh pembimbing. Daya beda item skala diuji dengan

menggunakan korelasi Bivariate Pearson atau sering disebut sebagai korelasi

Page 87: HUBUNGAN ANTARA PEMANTAUAN DIRI DAN …/Hubungan... · HUBUNGAN ANTARA PEMANTAUAN DIRI DAN KONFORMITAS ... membangkitkan semangat penulis di kala sedih. tersayang, Almarhum Hasan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Product Moment Pearson dengan menggunakan program SPSS versi 16.0. Setelah

dilakukan perhitungan, dari 36 aitem pernyataan dalam Skala Pemantauan Diri

terdapat 13 aitem yang gugur, yaitu aitem nomor 2, 3, 7, 8, 10, 11, 14, 15, 16, 22,

27, 33, dan 34 sehingga tersisa 23 aitem. Aitem skala yang dinyatakan valid

adalah aitem dengan nilai Sig. (2 tailed) di bawah 0,05 dengan nilai Pearson

Correlation berada di antara 0,305 sampai dengan 0,529.

Reliabilitas Skala Pemantauan Diri diukur menggunakan analisis

reliabilitas Cronbach’s Alpha dengan SPSS versi 16.0. Hasil perhitungan

menunjukkan bahwa reliabilitas Skala Pemantauan Diri adalah sebesar 0,744.

Dengan demikian, Skala Pemantauan Diri ini dianggap cukup andal sebagai alat

ukur penelitian. Adapun perincian aitem yang valid dan gugur dapat dilihat pada

tabel di bawah ini :

Tabel 8

Distribusi Aitem Skala Pemantauan Diri yang valid dan gugur

No

Aspek Indikator

Perilaku

Nomor Aitem Jumlah

Aitem

Valid Favorabel Unfavorabel

Valid Gugur Valid Gugur

1 Social Stage

Presence

Bertingkah laku

sesuai dengan situasi

yang dihadapi

1, 29 15 - 8, 22,

23

5 Kemampuan untuk

menarik perhatian

sosial

30 2, 16 9,

23

34

2 Other

directedness

Ketepatan

berperilaku sesuai

petunjuk sosial

17 3 24 10

9 Kemampuan

menyenangkan dan

memberi kesan pada

orang lain

4, 18 - 25 11

Peka terhadap situasi

yang ada

5, 19 - 12,

26

-

Page 88: HUBUNGAN ANTARA PEMANTAUAN DIRI DAN …/Hubungan... · HUBUNGAN ANTARA PEMANTAUAN DIRI DAN KONFORMITAS ... membangkitkan semangat penulis di kala sedih. tersayang, Almarhum Hasan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

No

Aspek Indikator

Perilaku

Nomor Aitem Jumlah

Aitem

Valid Favorabel Unfavorabel

Valid Gugur Valid Gugur

3 Expressive

self control

Kemampuan

mengontrol perila

6, 20,

31

- 13,

35

27

9 Mengontrol

penampilan diri

21, 32 7

28,36

14

Jumlah 13 5 10 8 23

c. Uji Validitas dan Reliabilitas Skala Konformitas Teman Sebaya

Uji Validitas Skala Konformitas Teman Sebaya dilakukan dengan review

professional judgement, yaitu oleh pembimbing. Daya beda item skala diuji

dengan menggunakan korelasi Bivariate Pearson atau sering disebut sebagai

korelasi Product Moment Pearson dengan menggunakan program SPSS versi

16.0. Setelah dilakukan perhitungan, dari 40 aitem pernyataan dalam Skala

Konformitas Teman Sebaya terdapat 15 aitem yang gugur, yaitu aitem nomor 1, 6,

11, 13, 14, 15, 21, 22, 23, 24, 25, 31, 33, 34 dan 40, sehingga tersisa 25 aitem.

Aitem skala yang dinyatakan valid adalah aitem dengan nilai Sig. (2 tailed) di

bawah 0,05 dengan nilai Pearson Correlation berada di antara 0,302 sampai

dengan 0,572.

Reliabilitas Skala Konformitas Teman Sebaya diukur menggunakan

analisis reliabilitas Cronbach’s Alpha dengan SPSS versi 16.0. Hasil perhitungan

menunjukkan bahwa reliabilitas Skala Konformitas Teman Sebaa adalah sebesar

0,808. Dengan demikian, Skala Konformitas Teman Sebaya ini dianggap cukup

andal sebagai alat ukur penelitian. Adapun perincian aitem yang valid dan gugur

dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Page 89: HUBUNGAN ANTARA PEMANTAUAN DIRI DAN …/Hubungan... · HUBUNGAN ANTARA PEMANTAUAN DIRI DAN KONFORMITAS ... membangkitkan semangat penulis di kala sedih. tersayang, Almarhum Hasan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Tabel 9

Distribusi Aitem Skala Konformitas Teman Sebaya yang valid dan gugur

No

Aspek Indikator

Perilaku

Nomor Aitem Jumlah

Aitem

Valid Favorabel Unfavorabel

Valid Gugur Valid Gugur

1 Aspek

Normatif

Berperilaku sesuai

dengan keinginan

dan harapan

kelompok teman

sebaya

9, 17 1, 25,

33

5,

29, 37

13,

21

11 Berperilaku sesuai

dengan standar

dan norma yang

berlaku dalam

kelompok teman

sebaya

2, 10,

18, 26

34

30, 38

6, 14,

22

2 Aspek

Informatif

Bergantung dan

mengikuti ide,

pendapat dan

informasi dari

kelompok sebaya

3, 19,

27, 35

11 7, 39 1 5,

23, 31

14 Menyetujui dan

membenarkan ide,

pendapat dan

informasi dari

kelompok teman

sebaya

4, 12,

20, 28,

36

- 8, 16,

32

24, 40

Jumlah 15 5 10 10 25

5. Penyusunan Alat Ukur Penelitian

Setelah melakukan uji validitas dan reliabilitas, langkah selanjutnya butir-

butir aitem yang valid dipergunakan untuk mengambil data yang sesungguhnya,

sedangkan butir-butir yang gugur tidak diikut sertakan dalam pengambilan data

yang sesungguhnya. Adapun distribusi aitem skala untuk penelitian dapat dilihat

pada tabel berikut ini:

Page 90: HUBUNGAN ANTARA PEMANTAUAN DIRI DAN …/Hubungan... · HUBUNGAN ANTARA PEMANTAUAN DIRI DAN KONFORMITAS ... membangkitkan semangat penulis di kala sedih. tersayang, Almarhum Hasan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Tabel 10

Distribusi Aitem Skala Kecenderungan Pembelian Impulsif untuk penelitian

No Aspek Indikator Nomor Aitem Jumlah

Fav UnFav

1 Spontanitas Pembelian dilakukan

tanpa perencanaan

1 (1) ,

17 (16)

25 (9)

6 Timbulnya dorongan

yang tiba-tiba untuk

membeli

2 (2) ,

18 (17)

10 (10)

2 Kekuatan

impuls

Adanya desakan yang

sangat kuat untuk

membeli

19 (3) 11 (11)

5

Pengendalian afektif

yang kuat

20 (4) 12 (12) ,

28 (22)

3 Adanya

stimulasi

lingkungan

Tampilan barang yang

menarik

5 (5) ,

21 (18)

13 (13) ,

29 (23)

8

Adanya promo 6 (6) ,

22 (19)

14 (14) ,

30 (24)

4 Kurang peduli

dengan

konsekuensi

Mengabaikan resiko

yang akan terjadi

setelah membeli

7 (7) ,23

(20)

15 (15)

5

Tidak takut menyesal

setelah membeli

8 (8) ,

24 (21)

-

Jumlah 14 10 24

Keterangan: nomor dalam tanda kurung ( ) adalah nomor baru untuk penelitian

Tabel 11

Distribusi Aitem Skala Pemantauan Diri untuk penelitian

No Aspek Indikator Nomor Aitem Jumlah

Fav Unfav

1 Social Stage

Presence

Bertingkah laku sesuai

dengan situasi yang

dihadapi

1 (1) ,29

(15)

- 5

Kemampuan untuk menarik

perhatian sosial

30 (2) 9 (9) ,23

(19)

2 Other

directedness

Ketepatan berperilaku

sesuai petunjuk sosial

17 (3) 24 (10) 9

Kemampuan menyenangkan

dan memberi kesan pada

orang lain

4 (4) ,18

(16)

25 (11)

Peka terhadap situasi yang

ada

5 (5) ,19

(17)

12 (12)

,26 (20)

Page 91: HUBUNGAN ANTARA PEMANTAUAN DIRI DAN …/Hubungan... · HUBUNGAN ANTARA PEMANTAUAN DIRI DAN KONFORMITAS ... membangkitkan semangat penulis di kala sedih. tersayang, Almarhum Hasan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

No Aspek Indikator Nomor Aitem Jumlah

Fav Unfav

3 Expressive

self control

Kemampuan mengontrol

perilaku

6 (6) ,20

(18),31(23)

13 (13) ,

35 (21)

9

Mengontrol penampilan diri 21 (8)

32 (7)

28 (14)

,36 (22)

Jumlah 12 11 23

Keterangan: nomor dalam tanda kurung ( ) adalah nomor baru untuk penelitian

Tabel 12

Distribusi Aitem Skala Konformitas Teman Sebaya untuk penelitian

No Aspek Indikator No Aitem Jumlah

Fav Unfav

1 Aspek

Normatif

Berperilaku sesuai dengan

keinginan dan harapan

kelompok teman sebaya

9 (1) 17 (9) 5 (5), 29

(13) ,37

(20)

11

Berperilaku sesuai dengan

standar dan norma yang

berlaku dalam kelompok

teman sebaya

2 (2) 10 (10)

18 (17)

26 (22)

30 (6) ,38

(14)

2 Aspek

Informatif

Bergantung dan mengikuti

ide, pendapat dan informasi

dari kelompok sebaya

3 (3) 19 (11)

27 (18) 35

(23)

7 (7) , 39

(15)

14

Menyetujui dan

membenarkan ide, pendapat

dan informasi dari kelompok

teman sebaya

4 (4), 12 (12)

20 (19), 28

(24) ,36 (25)

8 (8), 16

(16)

32 (21)

Jumlah 15 10 25

Keterangan: nomor dalam tanda kurung ( ) adalah nomor baru untuk penelitian

B. Pelaksanaan Penelitian

1. Penentuan Sampel Penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh remaja putri dengan rentang

usia 15 -19 tahun yang sedang mengunjungi Solo Grand Mall. Jumlah sampel

dalam penelitian ini yaitu sebanyak 110 orang remaja putri. Teknik pengambilan

sampel pada penelitian ini adalah dengan incidental purposive sampling yaitu

Page 92: HUBUNGAN ANTARA PEMANTAUAN DIRI DAN …/Hubungan... · HUBUNGAN ANTARA PEMANTAUAN DIRI DAN KONFORMITAS ... membangkitkan semangat penulis di kala sedih. tersayang, Almarhum Hasan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

anggota populasi yang menjadi sampel penelitian adalah yang memiliki

karakteristik sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan, sedang berada di

tempat pengambilan data dan bersedia menjadi sampel penelitian.

2. Pengumpulan Data Penelitian

Pengumpulan data penelitian dilaksanakan di Solo Grand Mall lantai tiga

pada hari Jum’at dan Sabtu, tanggal 3–4 Juni 2011. Pengumpulan data dengan

menggunakan alat ukur berupa Skala Kecenderungan Pembelian Impulsif yang

terdiri dari 24 aitem, Skala Pemantauan Diri yang terdiri dari 23 aitem dan Skala

Konformitas Teman Sebaya yang terdiri dari 25 aitem. Ketiga skala tersebut

diberikan secara langsung kepada masing-masing subjek dan pengambilan skala

dilakukan pada saat itu juga setelah skala selesai diisi. Data penelitian yang

diperoleh sebanyak 110 eksemplar.

3. Pelaksanaan Skoring

Setelah data terkumpul, maka langkah selanjutnya adalah memberikan

skor untuk keperluan analisis data. Skor untuk masing-masing skala bergerak dari

satu sampai empat dengan memperhatikan sifat aitem favorabel dan unfavorabel.

Skor dari aitem favorabel adalah 4 untuk pilihan jawaban Sangat Sesuai (SS), 3

untuk pilihan jawaban Sesuai (S), 2 untuk Tidak Sesuai (TS), dan 1 untuk Sangat

Tidak Sesuai (STS). Sedangkan skor aitem unfavorabel adalah 1 untuk pilihan

jawaban Sangat Sesuai (SS), 2 untuk Sesuai (S), 3 untuk jawaban Tidak Sesuai

(TS), dan 4 untuk jawaban Sangat Tidak Sesuai (STS). Kemudian skor yang

Page 93: HUBUNGAN ANTARA PEMANTAUAN DIRI DAN …/Hubungan... · HUBUNGAN ANTARA PEMANTAUAN DIRI DAN KONFORMITAS ... membangkitkan semangat penulis di kala sedih. tersayang, Almarhum Hasan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

diperoleh dari subjek penelitian dijumlahkan untuk masing-masing skala. Total

skor skala yang diperoleh dari subjek penelitian ini dipakai dalam analisis data.

C. Analisis Data Penelitian

Perhitungan analisis data dilakukan setelah uji asumsi yang meliputi Uji

Normalitas, Uji Linearitas, Uji Autokorelasi, Uji Multikolinearitas dan Uji

Heteroskedastisitas. Perhitungan dalam analisis ini dilakukan dengan bantuan

komputer program Statistical Product and Service Solution (SPSS) versi 16.

1. Uji Asumsi Dasar

a. Uji Normalitas

Uji Normalitas digunakan untuk mengetahui apakah populasi data

berdistribusi normal atau tidak. Jika analisis menggunakan metode parametrik,

maka persyaratan normalitas harus terpenuhi, sehingga hasil penelitian dapat

digeneralisasikan pada populasi (Priyatno, 2008). Uji Normalitas dalam

penelitian ini menggunakan uji One Sample Kolmogorov-Smirnov test (ks-z)

dengan taraf signifikansi 0,05. Data dinyatakan berdistribusi normal jika nilai

signifikansi lebih besar 5% atau 0,05 (p > 0,05). Hasil Uji Normalitas terhadap

ketiga variabel akan dijelaskan sebagai berikut:

1) Hasil Uji Normalitas variabel kecenderungan pembelian impulsif,

nilai ks-z adalah 0,986 dengan p = 0,285 (p > 0,05) termasuk

kategori normal.

2) Hasil Uji Normalitas variabel pemantauan diri, nilai ks-z adalah

0,858 dengan p = 0,453 (p > 0,05) termasuk kategori normal.

Page 94: HUBUNGAN ANTARA PEMANTAUAN DIRI DAN …/Hubungan... · HUBUNGAN ANTARA PEMANTAUAN DIRI DAN KONFORMITAS ... membangkitkan semangat penulis di kala sedih. tersayang, Almarhum Hasan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3) Hasil Uji Normalitas variabel konformitas teman sebaya, nilai ks-z

adalah 1,078 dengan p = 0,195 (p > 0,05) termasuk normal.

Tabel 13

Uji Normalitas

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

kecenderungan

pembelian

impulsif

pemantauan

diri

konformitas

teman sebaya

N 110 110 110

Normal

Parametersa

Mean 54.7909 60.2727 61.0273

Std.

Deviation 10.97043 7.06835 9.15960

Most Extreme

Differences

Absolute .094 .082 .103

Positive .094 .063 .064

Negative -.051 -.082 -.103

Kolmogorov-Smirnov Z .986 .858 1.078

Asymp. Sig. (2-tailed) .285 .453 .195

a.Test distribution is Normal.

Hal ini berarti bahwa data pada variabel kecenderungan pembelian

impulsif, pemantauan diri dan konformitas teman sebaya memiliki sebaran yang

normal dan sampel dalam penelitian ini dapat mewakili populasi.

b. Uji Linearitas

Uji Linearitas bertujuan untuk mengetahui apakah dua variabel yaitu

variabel tergantung dan variabel bebas mempunyai hubungan yang linear atau

tidak secara signifikan. Uji Linearitas juga diharapkan dapat mengetahui taraf

signifikansi penyimpangan dari linearitas hubungan tersebut dan digunakan

sebagai prasyarat dalam analisis korelasi atau regresi linear. Apabila

Page 95: HUBUNGAN ANTARA PEMANTAUAN DIRI DAN …/Hubungan... · HUBUNGAN ANTARA PEMANTAUAN DIRI DAN KONFORMITAS ... membangkitkan semangat penulis di kala sedih. tersayang, Almarhum Hasan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

penyimpangan yang ditemukan tidak signifikan, maka hubungan antara

variabel bebas dan variabel tergantung adalah linear. Dua variabel dikatakan

memiliki hubungan yang linear bila signifikansi (linearity) kurang dari 0,05

(Priyatno, 2008). Uji Linearitas dalam penelitian ini menggunakan teknik

compare means for linearity dengan bantuan SPSS versi 16. Adapun hasil uji

Linieritas dapat dilihat pada tabel output di bawah ini:

Tabel 14

Uji Linearitas Pemantauan Diri terhadap Kecenderungan Pembelian

Impulsif

Tabel 15

Uji Linearitas Konformitas Teman Sebaya terhadap Kecenderungan Pembelian

Impulsif

ANOVA Table

Sum of

Squares Df

Mean

Square F Sig.

kecenderungan

pembelian

impulsif *

konformitas

teman sebaya

Between

Groups

(Combined) 6045.410 33 183.194 1.968 .008

Linearity 3110.753 1 3110.753 33.426 .000

Deviation

from

Linearity

2934.657 32 91.708 .985 .503

Within Groups 7072.781 76 93.063

Total 13118.191 109

ANOVA Table

Sum of

Squares Df

Mean

Square F Sig.

kecenderungan

pembelian

impulsif *

pemantauan

diri

Between

Groups

(Combined) 4988.317 31 160.913 1.544 .064

Linearity 1097.973 1 1097.973 10.534 .002

Deviation

from

Linearity

3890.344 30 129.678 1.244 .220

Within Groups 8129.874 78 104.229

Total 13118.191 109

Page 96: HUBUNGAN ANTARA PEMANTAUAN DIRI DAN …/Hubungan... · HUBUNGAN ANTARA PEMANTAUAN DIRI DAN KONFORMITAS ... membangkitkan semangat penulis di kala sedih. tersayang, Almarhum Hasan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Berdasarkan hasil pengujian linearitas variabel pemantauan diri dengan

kecenderungan pembelian impulsif diperoleh signifikansi pada linearity 0,002.

Oleh karena signifikansi kurang dari 0,05 (p<0,05) maka dapat disimpulkan

bahwa antara variabel pemantauan diri dengan kecenderungan pembelian impulsif

terdapat hubungan yang linear. Selanjutnya berdasarkan hasil pengujian linearitas

variabel konformitas teman sebaya dengan kecenderungan pembelian impulsif

diperoleh signifikansi pada linearity 0,000. Oleh karena signifikansi kurang dari

0,05 (p<0,05) maka dapat disimpulkan bahwa antara variabel konformitas teman

sebaya dengan kecenderungan pembelian impulsif terdapat hubungan yang linear.

2. Uji Asumsi Klasik

a. Uji Multikolinearitas

Uji Multikolinieritas digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya

penyimpangan asumsi klasik multikolinieritas, yaitu adanya hubungan liniear

antara variabel bebas dalam model regresi. Prasyarat yang harus terpenuhi

dalam model regresi adalah tidak adanya multikolinieritas. Model regresi

dikatakan terbebas dari multikolinieritas jika memiliki nilai Tolerance lebih

dari 0,1 dan nilai Variance Inflation Factor (VIF) kurang dari 10.

Tabel 16. Uji Multikolinearitas

Coefficientsa

Model

Collinearity Statistics

Tolerance VIF

1 pemantauan diri .778 1.285

Konformitas teman sebaya .778 1.285

a. Dependent Variable: kecenderungan pembelian impulsif

Page 97: HUBUNGAN ANTARA PEMANTAUAN DIRI DAN …/Hubungan... · HUBUNGAN ANTARA PEMANTAUAN DIRI DAN KONFORMITAS ... membangkitkan semangat penulis di kala sedih. tersayang, Almarhum Hasan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Berdasarkan pada hasil pengujian multikolinearitas, dapat disimpulkan

bahwa variabel penelitian terbebas dari multikolinearitas. Hal tersebut terlihat

dari nilai VIF variabel pemantauan diri dan konformitas teman sebaya sebesar

1,285, kurang dari 10 dan nilai Tolerance sebesar 0,778, lebih dari 0,01, maka

dapat dikatakan bahwa variabel bebas yang digunakan dalam model terbebas

dari multikolinearitas.

b. Uji Heteroskedastisitas

Uji Heteroskedastisitas digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya

penyimpangan asumsi klasik heteroskedastisitas yaitu adanya ketidaksamaan

varian dari residual untuk semua pengamatan pada model regresi.Cara

memprediksi ada tidaknya heteroskedasitisitas,dapat dilihat dari pola gambar

Scatterplot yang menyatakan model regresi tidak terdapat gejala

heteroskedastisitas jika:

1) Titik-titik data menyebar di atas dan di bawah atau di sekitar angka 0.

2) Titik-titik data tidak mengumpul hanya di atas atau dibawah saja.

3) Penyebaran titik-titik data tidak boleh membentuk pola bergelombang

melebar kemudian menyempit dan melebar kembali.

4) Penyebaran titik-titik data sebaiknya tidak berpola (Nugroho, 2005).

Page 98: HUBUNGAN ANTARA PEMANTAUAN DIRI DAN …/Hubungan... · HUBUNGAN ANTARA PEMANTAUAN DIRI DAN KONFORMITAS ... membangkitkan semangat penulis di kala sedih. tersayang, Almarhum Hasan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Gambar 2

Uji Heterokedastisitas dengan pola Scatterplot

Dari hasil analisis diperoleh bahwa penyebaran residual adalah tidak

teratur. Hal ini dapat dilihat pada gambar scatterplot yakni pada plot titik-titik

berpencar dan tidak membentuk pola tertentu. Dengan demikian, maka dapat

diambil kesimpulan bahwa model regresi terbebas dari asumsi klasik

heteroskedastisitas.

Page 99: HUBUNGAN ANTARA PEMANTAUAN DIRI DAN …/Hubungan... · HUBUNGAN ANTARA PEMANTAUAN DIRI DAN KONFORMITAS ... membangkitkan semangat penulis di kala sedih. tersayang, Almarhum Hasan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

c. Uji Autokorelasi

Uji Autokorelasi digunakan untuk mengetahui ada tidaknya

penyimpangan asumsi klasik autokorelasi, yaitu korelasi yang terjadi antara

residual pada satu pengamatan dengan yang lain pada model regresi. Prasyarat

yang harus terpenuhi adalah tidak adanya autokorelasi dalam model regresi.

Pengujian autokorelasi dalam penelitian ini menggunakan uji Durbin-Watson

(DW) dengan ketentuan jika d lebih kecil dari dL atau lebih besar dari (4-dL)

maka terdapat autokorelasi, jika d terletak antara dU dan (4-Du) maka tidak

ada autokorelasi, dan jika d terletak antara dL dan dU atau di antara (4-dU)

dan (4-dL) maka tidak menghasilkan kesimpulan yang pasti. Nilai dL dan dU

dilihat di tabel DW (Priyatno, 2008).

Tabel 17

Uji Autokorelasi

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R

Square

Std. Error of

the Estimate

Durbin-

Watson

1 .492a .242 .228 9.64173 2.010

a. Predictors: (Constant), konformitas teman sebaya, pemantauan diri

b. Dependent Variable: kecenderungan pembelian impulsif

Hasil perhitungan menunjukkan bahwa nilai DW sebesar 2,010. Hasil

tersebut menjelaskan bahwa tidak terdapat masalah autokorelasi dalam

penelitian ini, dari tabel DW dengan signifikasi 0,05 dan jumlah data (n) =

110, serta k = 2 (jumlah variabel bebas) diperoleh nilai DW sebesar 2,010

Page 100: HUBUNGAN ANTARA PEMANTAUAN DIRI DAN …/Hubungan... · HUBUNGAN ANTARA PEMANTAUAN DIRI DAN KONFORMITAS ... membangkitkan semangat penulis di kala sedih. tersayang, Almarhum Hasan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

berada diantara antara 1,7262 (dU) dan 2,2738 (4-dU), maka data tidak

mengalami autokorelasi.

3. Uji Hipotesis

Setelah dilakukan uji asumsi dasar dan uji asumsi klasik, langkah

selanjutnya adalah pengujian hipotesis dengan menggunakan teknik analisis

regresi linear berganda. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini melalui dua

tahap, yaitu: uji koefisien regresi secara bersama-sama (uji F) dan uji koefisien

korelasi parsial.

a. Uji koefisien regresi secara bersama-sama atau simultan (uji F)

Pengujian hipotesis pertama dilakukan dengan uji simultan (uji F) yang

digunakan untuk mengetahui apakah variabel kriterium secara bersama-sama

berpengaruh secara signifikan terhadap variabel prediktor. Hasil uji F

menunjukkan variabel prediktor secara bersama-sama berpengaruh secara

signifikan terhadap variabel kriterium jika nilai p-value (pada kolom Sig.) lebih

kecil dari level of significant yang ditentukan, yaitu taraf signifikansi 0,05

(p<0,05) atau nilai F(hitung) > F(tabel). Signifikan berarti hubungan yang terjadi

dapat berlaku untuk populasi, atau dengan kata lain dapat digeneralisasikan.

Hasil uji F dari output program Statistical Product and Service Solution

(SPSS) versi 16 adalah sebagai berikut:

Page 101: HUBUNGAN ANTARA PEMANTAUAN DIRI DAN …/Hubungan... · HUBUNGAN ANTARA PEMANTAUAN DIRI DAN KONFORMITAS ... membangkitkan semangat penulis di kala sedih. tersayang, Almarhum Hasan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Tabel 18

Uji Hipotesis Secara Simultan

ANOVAb

Model

Sum of

Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 3171.164 2 1585.582 17.056 .000a

Residual 9947.027 107 92.963

Total 13118.191 109

a.Predictors: (Constant), konformitas teman sebaya, pemantauan diri

b. Dependent Variable: kecenderungan pembelian impulsif

Berdasarkan hasil perhitungan di atas, didapatkan nilai p-value (pada

kolom Sig.) sebesar 0,000 (p<0,05) sedangkan nilai F hitung sebesar 17,056

dan F tabel sebesar 3,081 jadi F(hitung) > F(tabel). Hal ini berarti bahwa hipotesis

pertama yang diajukan dalam penelitian ini dapat diterima, yaitu terdapat

hubungan yang positif antara pemantauan diri dan konformitas teman sebaya

dengan kecenderungan pembelian impulsif.

Selanjutnya nilai koefisien korelasi ganda (R) pada Model Summary

digunakan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel bebas terhadap

variabel tergantung secara serentak. Koefisien ini menunjukkan seberapa besar

hubungan yang terjadi antara variabel bebas (X1 dan X2) secara serentak

terhadap variabel tergantung (Y). Nilai R berkisar antara 0 sampai dengan 1.

Apabila nilai R semakin mendekati 1 berarti hubungan yang terjadi semakin

kuat, sebaliknya apabila nilai R semakin mendekati 0 maka hubungan yang

terjadi semakin lemah (Priyatno, 2008).

Page 102: HUBUNGAN ANTARA PEMANTAUAN DIRI DAN …/Hubungan... · HUBUNGAN ANTARA PEMANTAUAN DIRI DAN KONFORMITAS ... membangkitkan semangat penulis di kala sedih. tersayang, Almarhum Hasan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Tabel 19

Hasil Koefisien Korelasi Ganda (R)

Nilai koefisien korelasi ganda (R) yang dihasilkan sebesar 0,492

menunjukkan bahwa terjadi hubungan yang sedang antara pemantauan diri

dan konformitas teman sebaya dengan kecenderungan pembelian impulsif. Hal

ini sesuai dengan pedoman untuk memberikan interpretasi koefisien korelasi

menurut Sugiyono (2005) yaitu: 0,0 - 0,199 (sangat rendah), 0,20 - 0,399

(rendah), 0,40 - 0,599 (sedang), 0,60 - 0,799 (kuat), dan 0,80 - 1,000 (sangat

kuat).

Nilai R2

(R Square) sebesar 0,242 atau 24%, yang berarti bahwa

persentase sumbangan pengaruh variabel bebas yakni pemantauan diri dan

konformitas teman sebaya terhadap variabel kecenderungan pembelian

impulsif sebesar 24%. Sisanya sebesar 76% dipengaruhi oleh variabel lain

yang tidak diuji secara empiris dalam penelitian ini.

b. Uji Korelasi Parsial

Uji hipotesis kedua dan hipotesis ketiga dalam penelitian ini dilakukan

dengan menggunakan uji korelasi parsial untuk menguji keeratan hubungan antara

dua variabel yaitu variabel bebas dengan variabel tergantung, dimana salah satu

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R

Square

Std. Error of

the Estimate

Durbin-

Watson

1 .492a .242 .228 9.64173 2.010

a. Predictors: (Constant), konformitas teman sebaya, pemantauan diri

b. Dependent Variable: kecenderungan pembelian impulsif

Page 103: HUBUNGAN ANTARA PEMANTAUAN DIRI DAN …/Hubungan... · HUBUNGAN ANTARA PEMANTAUAN DIRI DAN KONFORMITAS ... membangkitkan semangat penulis di kala sedih. tersayang, Almarhum Hasan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

variabel bebas yang berpengaruh dikontrol. Uji hipotesis kedua untuk mengetahui

hubungan positif antara pemantauan diri dengan kecenderungan pembelian

impulsif (dimana variabel konformitas teman sebaya dikontrol), sedangkan uji

hipotesis ketiga untuk mengetahui hubungan positif antara konformitas teman

sebaya dengan kecenderungan pembelian impulsif (dimana variabel pemantauan

diri dikontrol). Keeratan hubungan dinyatakan dalam bentuk koefisien korelasi

(Nugroho, 2005). Hasil uji korelasi parsial dengan SPSS versi 16 dapat dilihat

pada tabel output di bawah ini:

Tabel 20

Uji korelasi parsial

antara pemantauan diri dengan kecenderungan pembelian impulsif

Correlations

Control Variables

Kecenderungan

Pembelian

Impulsif

Pemantauan

Diri

Konformitas

Teman

Sebaya

Kecenderungan

Pembelian Impulsif

Correlation 1.000 .078

Significance

(1-tailed) . .211

df 0 107

Pemantauan Diri Correlation .078 1.000

Significance

(1-tailed) .211 .

df 107 0

Page 104: HUBUNGAN ANTARA PEMANTAUAN DIRI DAN …/Hubungan... · HUBUNGAN ANTARA PEMANTAUAN DIRI DAN KONFORMITAS ... membangkitkan semangat penulis di kala sedih. tersayang, Almarhum Hasan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Tabel 21

Uji korelasi parsial

antara konformitas teman sebaya dengan kecenderungan pembelian impulsif

Correlations

Control Variables

Kecenderunga

n Pembelian

Impulsif

Konformita

s Teman

Sebaya

Pemantauan

Diri

Kecenderunga

n Pembelian

Impulsif

Correlation 1.000 .415

Significance (1-tailed) . .000

df 0 107

Konformitas

Teman Sebaya

Correlation .415 1.000

Significance (1-tailed) .000 .

df 107 0

Berdasarkan hasil output uji korelasi, dapat diuraikan sebagai berikut:

1. Nilai koefisien korelasi antara variabel pemantauan diri dengan

kecenderungan pembelian impulsif (rxıy) sebesar 0,078 dengan p=0,211

(p>0,05) yang berarti bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara

pemantauan diri dengan kecenderungan pembelian impulsif.

2. Nilai koefisien korelasi antara variabel konformitas teman sebaya dengan

kecenderungan pembelian impulsif (rx2y) sebesar 0,415 dengan p=0,000

(p<0,05) yang berarti bahwa ada hubungan yang signifikan antara

konformitas teman sebaya dengan kecenderungan pembelian impulsif.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hipotesis kedua dalam

penelitian ini yang menyatakan adanya hubungan positif antara pemantauan

diri dengan kecenderungan pembelian impulsif ditolak (Ha ditolak),

sedangkan hipotesis ketiga dalam penelitian ini yang menyatakan adanya

Page 105: HUBUNGAN ANTARA PEMANTAUAN DIRI DAN …/Hubungan... · HUBUNGAN ANTARA PEMANTAUAN DIRI DAN KONFORMITAS ... membangkitkan semangat penulis di kala sedih. tersayang, Almarhum Hasan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

hubungan positif antara konformitas teman sebaya dengan kecenderungan

pembelian impulsif diterima (Ha diterima).

4. Analisis Deskriptif

Analisis deskriptif dimaksudkan untuk memberikan gambaran umum

mengenai pemantauan diri, konformitas teman sebaya dan kecenderungan

pembelian impusif. Dari skor kasar ketiga variabel diperoleh hasil statistik

deskriptif subjek penelitian, seperti di bawah ini:

Tabel 22

Statistik Deskriptif

Skala Jml

Sbj

Data

Hipotetik

M SD Data

Empirik

M SD

Skor

min

Skor

max

Skor

min

Skor

max

Kecenderungn

Pembelian

Impulsif

110

24

96

60

12

32

79

54,79 10.970

Pemantauan

Diri

110

23

92

57,5

11,5

42

79

60,27 7.068

Konformitas

Teman

Sebaya

110

25

100

62,5

12,5

39

84

61,03 9.160

Deskripsi data penelitian di atas menggambarkan kategorisasi dari masing-

masing variabel yaitu pemantauan diri, konformitas teman sebaya dan

kecenderungan pembelian impulsive.. Kategorisasi dibagi menjadi tiga golongan

yaitu rendah, sedang dan tinggi.

Penentuan kategori tersebut didasarkan pada tingkat diferensiasi yang

dikehendaki. Namun untuk memperoleh kategori perlu ditentukan terlebih dahulu

Page 106: HUBUNGAN ANTARA PEMANTAUAN DIRI DAN …/Hubungan... · HUBUNGAN ANTARA PEMANTAUAN DIRI DAN KONFORMITAS ... membangkitkan semangat penulis di kala sedih. tersayang, Almarhum Hasan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

batasan yang akan digunakan berdasarkan nilai deviasi standar dengan

memperhitungkan rentangan nilai maksimal dan minimum teoritisnya. Tujuan

kategorisasi ini adalah menempatkan subjek ke dalam kelompok-kelompok yang

terpisah secara berjenjang menurut suatu kontinum berdasar atribut yang diukur

(Azwar, 2008). Kontinum jenjang ini akan dibagi menjadi 3 kategori yaitu rendah,

sedang, dan tinggi. Norma kategorisasi yang digunakan adalah sebagai berikut:

a. Rendah: X < µ -1σ

b. Sedang : µ - 1σ ≤ X < µ + 1σ

c. Tinggi : X ≥ µ + 1σ

Keterangan :

µ = Mean Hipotetik (MH)

σ = Standar Deviasi (SD)

a. Kecenderungan Pembelian Impulsif

Berdasarkan norma kategori di atas, maka responden penelitian dapat

dikelompokkan menjadi tiga, seperti pada tabel berikut :

Tabel 23

Kriteria Kategori Kecenderungan Pembelian Impulsif

Kategorisasi Norma Jumlah Subjek Persentase

Rendah X < 48 28 orang 25,4 %

Sedang 48 ≤ X < 72 73 orang 66,4 %

Tinggi X ≥ 72 9 orang 8,2 %

Jumlah 110 orang 100 %

Hasil perhitungan menunjukkan bahwa dari 110 sampel penelitian, 28

orang ( 25,4%) memiliki kecenderungan pembelian impulsif rendah, 73 orang

(66,4%) memiliki kecenderungan pembelian impulsif sedang dan 9 orang (8,2%)

memiliki kecenderungan pembelian impulsif yang tinggi. Berdasarkan data

Page 107: HUBUNGAN ANTARA PEMANTAUAN DIRI DAN …/Hubungan... · HUBUNGAN ANTARA PEMANTAUAN DIRI DAN KONFORMITAS ... membangkitkan semangat penulis di kala sedih. tersayang, Almarhum Hasan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

tersebut maka dapat diambil kesimpulan bahwa sampel penelitian rata-rata

memiliki tingkat kecenderungan pembelian impulsif yang sedang.

b. Pemantauan Diri

Berdasarkan norma kategori di atas, maka responden penelitian dapat

dikelompokkan menjadi tiga, seperti pada tabel berikut :

Tabel 24

Kriteria Kategori Pemantauan Diri

Kategorisasi Norma Jumlah Subjek Persentase

Rendah X < 48 4 orang 3,6 %

Sedang 46 ≤ X < 69 97 orang 88,2 %

Tinggi X ≥ 69 9 orang 8,2 %

Jumlah 110 orang 100 %

Hasil perhitungan menunjukkan bahwa dari 110 sampel penelitian, 4 orang

( 3,6%) memiliki tingkat pemantauan diri rendah, 97 orang (88,2%) memiliki

tingkat pemantauan diri sedang dan 9 orang (8,2%) memiliki tingkat pemantauan

diri yang tinggi. Berdasarkan data tersebut maka dapat diambil kesimpulan bahwa

sampel penelitian rata-rata memiliki tingkat pemantauan diri yang sedang.

c. Konformitas Teman Sebaya

Berdasarkan norma kategori di atas, maka responden penelitian dapat

dikelompokkan menjadi tiga, seperti pada tabel berikut :

Tabel 25

Kriteria Kategori Konformitas Teman Sebaya

Kategorisasi Norma Jumlah Subjek Persentase

Rendah X < 50 10 orang 9,1 %

Sedang 50 ≤ X < 75 92 orang 83,6 %

Tinggi X ≥ 75 8 orang 7,3 %

Jumlah 110 orang 100 %

Page 108: HUBUNGAN ANTARA PEMANTAUAN DIRI DAN …/Hubungan... · HUBUNGAN ANTARA PEMANTAUAN DIRI DAN KONFORMITAS ... membangkitkan semangat penulis di kala sedih. tersayang, Almarhum Hasan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Hasil perhitungan menunjukkan bahwa dari 110 sampel penelitian, 10

orang ( 9,1%) memiliki tingkat konformitas teman sebaya yang rendah, 92 orang

(83,6%) memiliki tingkat konformitas teman sebaya sedang dan 8 orang (7,3%)

memiliki tingkat konformitas teman sebaya yang tinggi. Berdasarkan data tersebut

maka dapat diambil kesimpulan bahwa sampel penelitian rata-rata memiliki

tingkat konformitas teman sebaya yang sedang.

5. Sumbangan Efektif dan Sumbangan Relatif

Melalui metode Multiple Regression diperoleh koefisien determinasi yang

menunjukkan nilai R2 (R square) sebesar 0,242. Artinya, pemantauan diri dan

konformitas teman sebaya memberikan sumbangan sebanyak 24% terhadap

kecenderungan pembelian impulsif. Hal ini berarti masih terdapat76% faktor

lain yang mempengaruhi kecenderungan pembelian impulsif pada remaja

putri. Hal in dapa dilihat dari tabel output SPSS berikut ini:

Tabel 26

Sumbangan Efektif

S

S

Sementara itu, secara perhitungan manual didapatkan sumbangan efektif

pemantauan diri terhadap kecenderungan pembelian impulsif adalah sebesar

2,24% dan sumbangan efektif konformitas teman sebaya terhadap kecenderungan

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R

Square

Std. Error of

the Estimate

Durbin-

Watson

1 .492a .242 .228 9.64173 2.010

a. Predictors: (Constant), konformitas teman sebaya, pemantauan diri

b. Dependent Variable: kecenderungan pembelian impulsif

Page 109: HUBUNGAN ANTARA PEMANTAUAN DIRI DAN …/Hubungan... · HUBUNGAN ANTARA PEMANTAUAN DIRI DAN KONFORMITAS ... membangkitkan semangat penulis di kala sedih. tersayang, Almarhum Hasan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

pembelian impulsif adalah sebesar 21,96%. Sumbangan relatif pemantauan diri

adalah sebesar 9,24% dan sumbangan relatif konformitas teman sebaya adalah

sebesar 90,76%.

D. Pembahasan

Hasil pengujian hipotesis pertama yang dilakukan secara bersama-sama

(simultan) menunjukkan bahwa ada hubungan positif antara pemantauan diri dan

konformitas teman sebaya dengan kecenderungan pembelian impulsif pada remaja

putri. Hubungan positif ketiga variabel ini menunjukkan hubungan yang searah,

artinya semakin tinggi pemantauan diri dan konformitas teman sebaya yang

dimiliki oleh remaja putri, maka akan semakin tinggi pula kecenderungan

pembelian impulsif yang dimiliki begitupun sebaliknya. Hasil ini menunjukkan

bahwa hipotesis pertama yang diajukan dalam penelitian ini dapat diterima, yang

ditandai dengan hasil perhitungan F hitung > F tabel dengan p = 0,000. F hitung

yang dihasilkan dalam penelitian ini yaitu sebesar 17,056 sedangkan F tabel

sebesar 3,081. Kekuatan hubungan ketiga variabel ditunjukkan oleh koefisien

korelasi sebesar R = 0,49 yang artinya berada pada taraf yang sedang.

Dari hasil ini, maka terbukti bahwa pemantauan diri secara bersama-sama

dengan konformitas teman sebaya mampu mempengaruhi remaja putri untuk

memiliki kecenderungan pembelian impulsif. Pemantauan diri yang dimiliki oleh

remaja putri yang meliputi bertingkah laku sesuai dengan situasi yang dihadapi,

kemampuan untuk menarik perhatian sosial, ketepatan berperilaku sesuai dengan

petunjuk sosial, kemampuan menyenangkan dan memberi kesan pada orang lain,

Page 110: HUBUNGAN ANTARA PEMANTAUAN DIRI DAN …/Hubungan... · HUBUNGAN ANTARA PEMANTAUAN DIRI DAN KONFORMITAS ... membangkitkan semangat penulis di kala sedih. tersayang, Almarhum Hasan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

peka terhadap situasi yang ada, kemampuan mengontrol perilaku dan penampilan

dan didukung dengan kemampuan untuk melakukan konformitas terhadap teman

sebaya yaitu berperilaku sesuai dengan keinginan dan harapan teman sebaya,

sesuai dengan standar dan norma dalam kelompok teman sebaya, bergantung pada

ide, pendapat teman sebaya dan menyetujui ide teman sebaya, maka hal-hal

tersebut mampu meningkatkan kecenderungan pada remaja putri untuk melakukan

pembelian yang tiba-tiba tanpa perencanaan sebelumnya. Kontribusi secara

bersama-sama antara pemantauan diri dan konformitas teman sebaya terhadap

kecenderungan pembelian impulsif pada remaja putri hanya sebesar 24 %.

Remaja yang pada dasarnya belum memiliki kemampuan secara finansial

dengan karakteristik yang melekat erat pada dirinya seperti labil, mudah

dipengaruhi, spesifik dan impulsif sering dijadikan sebagai target pemasaran yang

potensial. Menurut Papalia,dkk (2008) remaja lebih memperhatikan perubahan

fisik yang dialaminya dan perhatian yang lebih besar akan lebih tampak pada

remaja putri. Maka tidak heran jika remaja putri akan cenderung membeli produk-

produk yang mampu menunjangnya dalam berpenampilan. Para produsen dan

pemasar yang menyadari hal ini, datang dengan menawarkan berbagai produk

yang dibutuhkan oleh para remaja putri. Seperti yang dikemukakan oleh Ditmar,

dkk (1995) yaitu kecenderungan pembelian impulsif lebih tinggi pada remaja putri

yang diketahui memiliki tingkat emosi dan impulsivitas yeng lebih tinggi dalam

berbelanja dan mengeluarkan uang.

Hasil penelitian ini menunjukkan tingkat kecenderungan pembelian

impulsif yang sedang pada remaja putri. Kontribusi pemantauan diri dan

Page 111: HUBUNGAN ANTARA PEMANTAUAN DIRI DAN …/Hubungan... · HUBUNGAN ANTARA PEMANTAUAN DIRI DAN KONFORMITAS ... membangkitkan semangat penulis di kala sedih. tersayang, Almarhum Hasan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

konformitas teman sebaya hanya 24%, selanjutnya 76% kecenderungan pembelian

impulsif pada remaja putri dipengaruhi oleh variabel lain di luar pemantauan diri

dan konformitas teman sebaya. Menurut Loudon dan Bitta (1993), faktor yang

mempengaruhi kecenderungan pembelian impulsif adalah karakteristik produk

yang meliputi harga yang murah, siklus hidup produk yang pendek, ukuran yang

kecil dan mudah disimpan; faktor pemasaran, serta karakteristik konsumen yang

meliputi kepribadian, demografis dan karakteristik konsumen. Faktor lainnya

menurut Chen dan Hung (2005) adalah mood seseorang, identitas diri yang

dimiliki dan karakteristik pribadi seperti usia dan menurut Djudiyah dan

Hadipranata (2002), harga diri, uang saku dan materialisme akan mempengaruhi

pembelian impulsif.

Hasil pengujian secara parsial antara pemantauan diri dan kecenderungan

pembelian impulsif menunjukkan koefisien korelasi yaitu sebesar 0,078 dengan

p = 0,211 (p > 0,05) yang berarti tidak ada hubungan yang signifikan antara

pemantauan diri dan kecenderungan pembelian impulsif. Pada penelitian ini

walaupun saat bersama-sama dengan konformitas teman sebaya, pemantauan diri

berhubungan signifikan dengan kecenderungan pembelian impulsif, namun hasil

penelitian ini menunjukkan bahwa pemantauan diri jika berdiri sendiri tidak

berhubungan secara signifikan dengan kecenderungan pembelian impulsif. Pada

saat pemantauan diri secara bersama-sama dengan konformitas teman sebaya,

menunjukkan sumbangan efektif konformitas teman sebaya terhadap

kecenderungan pembelian impulsif pada remaja putri yaitu 21,96 % lebih besar

dibandingkan sumbangan efektif pemantauan diri yang hanya sebesar 2,24 %.

Page 112: HUBUNGAN ANTARA PEMANTAUAN DIRI DAN …/Hubungan... · HUBUNGAN ANTARA PEMANTAUAN DIRI DAN KONFORMITAS ... membangkitkan semangat penulis di kala sedih. tersayang, Almarhum Hasan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Hipotesis kedua yang diajukan dalam penelitian ini yang menyatakan ada

hubungan positif antara pemantauan diri dengan kecenderungan pembelian

impulsif tidak terbukti. Artinya pemantauan diri yang dimiliki oleh seseorang

tidak mempengaruhinya untuk memiliki kecenderungan pembelian impulsif yaitu

kecenderungan untuk melakukan pembelian yang tidak direncanakan sebelumnya.

Menurut Scher dan Thompson (2007), pemantauan diri adalah kombinasi internal

antara pengamatan diri dan kontrol diri. Semakin baik pemantauan diri yang

dimiliki oleh seseorang, maka semakin baik pula pengamatan diri dan kontrol

dirinya. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Melati,dkk (2007) menyimpulkan

bahwa kontrol diri yang dimiliki oleh remaja mempengaruhi pembelian

impulsifnya, semakin tinggi kontrol diri yang dimiliki remaj maka pembelian

impulsif semakin rendah, begitu pun sebaliknya.

Pemantauan diri yang dimiliki oleh seorang remaja akan membuatnya

cenderung mengubah perilaku sesuai tuntutan sosial sehingga remaja mengatur

kesan yang dibuatnya. Para remaja tidak jarang akan menunda kepuasan dalam

membeli untuk mendapatkan kesan yang baik dari orang lain dan hal ini mampu

menghindarkan remaja putri dari kecenderungan pembelian impulsif. Sesuai

dengan pendapat yang dikemukakan Yani (2005) bahwa seseorang yang memiliki

kecenderungan impulsif yang tinggi perlu menyadari bahwa penyebab terjadinya

pembelian impulsif lebih bersifat pada situasi yang sedang dialami dan

sebenarnya variabel situasi lebih mudah dikontrol dibandingkan variabel personal

dari dalam diri sendiri.

Page 113: HUBUNGAN ANTARA PEMANTAUAN DIRI DAN …/Hubungan... · HUBUNGAN ANTARA PEMANTAUAN DIRI DAN KONFORMITAS ... membangkitkan semangat penulis di kala sedih. tersayang, Almarhum Hasan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Hasil pengujian secara parsial antara konformitas teman sebaya dan

kecenderungan pembelian impulsif menunjukkan koefisien korelasi sebesar 0,415

dengan p = 0,000 yang berarti ada hubungan positif yang signifikan antara

konformitas teman sebaya dengan kecenderungan pembelian impulsif. Semakin

tinggi konformitas teman sebaya, maka semakin tinggi pula kecenderungan

pembelian impulsif yang dimiliki remaja putri. Hasil penelitian ini senada dengan

hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Artledia (2009) yaitu semakin tinggi

konformitas remaja terhadap kelompok teman sebayanya, maka semakin mudah

remaja tersebut dipengaruhi oleh kelompok teman sebayanya untuk melakukan

pembelian secara impulsif.

Menurut Priede dan Ferrel (1995) kelompok teman sebaya mempengaruhi

keputusan pembelian seseorang tergantung pada tingkat konformitas yang

dimiliki. Hal ini sesuai dengan pendapat yang dikemukakan oleh Monks,dkk

(2002) bahwa pada masa remaja akan menunjukkan originalitasnya bersama

teman sebaya dalam hal berpakaian, berpenampilan, berdandan, termasuk dalam

hal pembelian. Konformitas yang dimiliki remaja putri turut mempengaruhi

keputusan pembelian. Keinginan remaja putri untuk senantiasa menyesuaikan

penampilan dengan teman sebaya akan membuat remaja putri memiliki

kecenderungan untuk membeli produk yang sama dengan teman-teman sebayanya

secara impulsif. Seperti yang dikemukakan oleh Mowen dan Minor (2001)

sebelumnya apabila seseorang melakukan pembelian seorang diri, maka

cenderung akan membeli barang-barang yang sudah direncanakan sebelumnya.

Sebaliknya, apabila seseorang melakukan pembelian dengan kelompok, maka

Page 114: HUBUNGAN ANTARA PEMANTAUAN DIRI DAN …/Hubungan... · HUBUNGAN ANTARA PEMANTAUAN DIRI DAN KONFORMITAS ... membangkitkan semangat penulis di kala sedih. tersayang, Almarhum Hasan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

akan cenderung membeli barang-barang yang sebelumnya tidak masuk dalam

perencanaan.

Herabadi,dkk (2003) memaparkan bahwa memiliki teman untuk

berbelanja, sangat mungkin merupakan faktor yang mendorong timbulnya

perilaku belanja impulsif. Hal ini karena ada perbedaan yang jelas dalam

kecenderungan belanja impulsif antara kelompok yang berbelanja dengan teman

dan kelompok yang berbelanja tanpa teman. Menurut Peter dan Olson (dalam

Meike, 2009), kelompok acuan seperti teman sebaya berpengaruh penting bagi

seorang konsumen. Kelompok acuan teman sebaya tidak hanya mempengaruhi

pengetahuan, sikap dan nilai seorang konsumen tetapi juga mempengaruhi

pembelian suatu produk, merek tertentu dan pemilihan toko dimana akan

melakukan pembelian. Hal ini tentunya dapat mempengaruhi remaja untuk

melakukan pembelian secara impulsif.

Secara umum, hasil penelitian ini menunjukkan adanya hubungan yang

positif antara pemantauan diri dan konformitas teman sebaya dengan

kecenderungan pembelian impulsif pada remaja putri. Penelitian yang telah

dilakukan ini tentunya memiliki beberapa keterbatasan. Penelitian ini hanya

meneliti subjek dengan rentang usia remaja dan berjenis kelamin perempuan saja,

belum mempertimbangkan aspek-aspek yang lain seperti karakteristik

kepribadian, status sosioekonomi, materialisme, budaya dan lainnya. Selanjutnya

keterbatasan peneliti sebagai pemula dalam menyusun alat ukur penelitian yang

belum mampu secara maksimal mengukur dengan baik apa yang seharusnya

diukur.

Page 115: HUBUNGAN ANTARA PEMANTAUAN DIRI DAN …/Hubungan... · HUBUNGAN ANTARA PEMANTAUAN DIRI DAN KONFORMITAS ... membangkitkan semangat penulis di kala sedih. tersayang, Almarhum Hasan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, maka dapat ditarik

kesimpulan sebagai berikut:

1. Pemantauan diri dan konformitas teman sebaya secara bersama-sama

memiliki hubungan positif dengan kecenderungan pembelian impulsif. Hal

ini menunjukkan bahwa hipotesis yang menyatakan ada hubungan positif

antara pemantauan diri dan konformitas teman sebaya dengan

kecenderungan pembelian impulsif, diterima.

2. Tidak ada hubungan yang signifikan antara pemantauan diri dengan

kecenderungan pembelian impulsif. Berdasarkan hasil tersebut, maka

hipotesis yang menyatakan ada hubungan positif antara pemantauan diri

dengan kecenderungan pembelian impulsif, ditolak.

3. Ada hubungan positif antara konformitas teman sebaya dengan

kecenderungan pembelian impulsif. Berdasarkan hasil tersebut, maka

hipotesis yang menyatakan ada hubungan positif antara konformitas teman

sebaya dengan kecenderungan pembelian impulsif, diterima.

Page 116: HUBUNGAN ANTARA PEMANTAUAN DIRI DAN …/Hubungan... · HUBUNGAN ANTARA PEMANTAUAN DIRI DAN KONFORMITAS ... membangkitkan semangat penulis di kala sedih. tersayang, Almarhum Hasan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

B. Saran

1. Kepada remaja putri

Kepada remaja putri agar memiliki pengendalian diri yang baik sehingga

dapat lebih bijak dalam menyikapi keinginan belanja yang datang secara tiba-tiba.

Remaja putri perlu bersikap lebih mandiri dalam mengambil keputusan sehingga

tidak mudah dipengaruhi oleh kelompok teman sebaya.

2. Kepada orang tua

Kepada orang tua yang memiliki putri khususnya agar lebih menaruh

perhatian terhadap perkembangan dan perubahan yang sedang dialami putrinya.

Orang tua diharapkan pula agar memperhatikan perilaku belanja putrinya guna

menghindari pembelian yang tidak wajar.

3. Kepada peneliti yang lain

Kepada para peneliti yang lain dapat mengadakan penelitian yang senada

di tempat yang berbeda dengan menggunakan responden yang berbeda pula

sehingga akan menghasilkan penelitian yang lebih bervariasi.

Page 117: HUBUNGAN ANTARA PEMANTAUAN DIRI DAN …/Hubungan... · HUBUNGAN ANTARA PEMANTAUAN DIRI DAN KONFORMITAS ... membangkitkan semangat penulis di kala sedih. tersayang, Almarhum Hasan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

DAFTAR PUSTAKA

Ali, M & Asrori, M. 2008. Psikologi Remaja: Perkembangan Peserta Didik.

Jakarta : Bumi Aksara.

Anin. A, Rasimin & Atamimi, N. 2008. Hubungan Self Monitoring Dengan

Impulsive Buying Terhadap Produk Fashion Pada Remaja. Jurnal

Psikologi. Vol. 35. No. 2. p: 181-193.

Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Penelitian. Jakarta:

Rineka Cipta.

Armando, N. 2003. Menjadi Pembelanja yang Boros. Jurnal Perempuan. Edisi 3.

p: 31-41.

Artledia, S. 2009. Hubungan Antara Konformitas Terhadap Kelompok Teman

Sebaya Dengan Pembelian Impulsif pada Remaja. Skripsi (tidak diterbitkan).

Semarang: Fakultas Psikologi Universitas Diponegoro.

Azwar, S. 2010. Metode Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

________. 2008. Penyusunan Skala Psikologi. Yogakarta: Pustaka Pelajar

_________. 2008. Reliabilitas dan Validitas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

_________. 2007. Sikap Manusia: Teori dan Pengukurannya, Edisi ke 2.

Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Baron, R. A & Byrne, D. 2003. Psikologi Sosial Jilid 1. Jakarta: Erlangga.

____________________. 2005. Psikologi Sosial Jilid 2. Jakarta: Erlangga

____________________. 2000. Social Psychology. Massachusetts: A Pearson

Education Company.

Calhoun, J. F. & Acocella, J. R. 1990. Psikologi Tentang Penyesuaian dan

Hubungan Kemanusiaan. Semarang: IKIP Semarang Press.

Chen, H. L & Hung, M. L. 2005. An Exploration of Taiwanese Adolescents

Impulsive Buying Tendency. Journal Research on Adolescence. Vol. 40,

No. 157. p: 215-223.

Clara, M & Nilam. 2005. Pengaruh Hubungan Interpersonal, Self Monitoring dan

Minat Terhadap Perfomansi Kerja Pada Karyawan Bagian Penjualan.

Seminar Nasional PESAT. p: 146-158.

Page 118: HUBUNGAN ANTARA PEMANTAUAN DIRI DAN …/Hubungan... · HUBUNGAN ANTARA PEMANTAUAN DIRI DAN KONFORMITAS ... membangkitkan semangat penulis di kala sedih. tersayang, Almarhum Hasan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Chaplin, J.P. 2004. Kamus Lengkap Psikologi. Jakarta: Rajawali Press.

Choi, K. F., Priscilla Y. L & Yu, P. 2000. Relationship Between Teenager’s Self

Monitoring and Buying Behavior. Journal RJTA, Vol. 7, No. 2, p: 53-59.

Consumer Survey Indonesia. 2010. Tren Perilaku Belanja di Mal.

http://swa.co.id/2010/04 (diakses 4 Juni 2010).

Crain, W. 2007. Teori Perkembangan: Konsep dan Aplikasi Edisi Ketiga.

Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Davidoff, L. 1991. Psikologi: Suatu Pengantar. Jakarta: PT. Gunung Agung.

Dayaksini, T & Hudaniah. 2003. Psikologi Sosial. Malang: UMM Press.

Desmita. 2006. Psikologi Perkembangan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Djudiyah & Hadipranata. 2002. Hubungan antara Pemantauan Diri, Harga Diri,

Materialisme dan Uang Saku dengan Pembelian Impulsif pada Remaja.

Jurnal Psikodinamik. Vol. 4. No. 2. p: 59-72.

Engel, J. F., Blackwell, R. D & Miniard, P.W. 1995. Perilaku Konsumen Edisi 6.

Jakarta: Bina Rupa Aksara.

Feldman, R.S. 1999. Understanding Psychology. New York: Mc Graw Hill.

Friedman & Schustack. 2006. Kepribadian Teori Klasik dan Riset Modern Jilid

kedua. Jakarta: Erlangga.

Fransisca & Suyasa. 2005. Perbandingan Perilaku Konsumtif Berdasarkan Metode

Pembayaran. Jurnal Phronesis.Vol. 7. No. 2. p: 172-198.

Ghozali, I. 2006. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS.

Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Herabadi. 2003. Perbedaan Individual dalam Kecenderungan Belanja Impulsif:

Sarat Emosi dan Pendek Pikir. Jurnal Psikologi, Vol. 12, No. 2, h: 58-70.

Herabadi, Verpanklen & Knippenberg. 2003. Buying Impulses: A Studi on

Impulsive Compsution. Unpublished Thesis. Netherland: University of

Nijmegen.

________________________________. 2009. Compsution Experience of

Impulse Buying in Indonesia: Emotional Arousal and Hedonic

Considerations. Asian Journal of Social Psychology. Vol. 12. p: 20-31.

Page 119: HUBUNGAN ANTARA PEMANTAUAN DIRI DAN …/Hubungan... · HUBUNGAN ANTARA PEMANTAUAN DIRI DAN KONFORMITAS ... membangkitkan semangat penulis di kala sedih. tersayang, Almarhum Hasan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Hoyer, W. D & Maclnnis, D. J. 2008. Consumer Behavior 5th

Edition. New York:

Mc Graw-Hill.

Hurlock, E. B. 1993. Psikologi Perkembangan. Jakarta: Erlangga.

Indria, K & Nindyati, A. 2007. Kajian Konformitas dan Kreativitas Affective

Remaja. Jurnal Provitae, Vol. 3, No. 1. p: 85-99.

Istijanto. 2005. Aplikasi Praktis Riset Pemasaran Plus 36 Topik Riset Pemasaran

Siap Serap Terap. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Kacen, J.J & Lee. 2002. The Influence of Culture on Consumer Impulsive Buying

Behavior. Journal of Consumer Psychology. Vol.12. No.2. p: 163-176.

Kartajaya, H. 2007. Seri 9 elemen Marketing HK On Marketing Mix. Bandung:

Penerbit Mizan.

King. 2008. Psychology the Science of An Appreciative View. New York: Mc

Graw Hill.

Kuppuswamy, B. 1990. Elements of Social Psychology. New York: Mc Graw Hill

College.

Kurniawati, M. 2009. Kelompok Acuan Remaja: Faktor Konsumsi Produk Food

Suplement. Jurnal Phronesis. Vol. 11. No. 1. p: 53-64.

Lina & Haryanto. 1997. Perilaku Konsumtif Berdasar Locus of Control pada

Remaja Putri. Jurnal Psikologika, No. 4. p: 5-13.

London, M. 1995. Self and Interpersonal Insight. New York: Oxford University

Press.

Loudon, D. L & Bitta, A. J. D. 1993. Consumer Behavior: Concepts &

Applications. New York: Mc Graw-Hill Series Marketing.

Ma’ruf, H. 2006. Perilaku Konsumen. Jakarta: Bina Rupa Aksara.

Melati, Rostiana & Aswini, W. 2007. Pengaruh Kontrol Diri terhadap Pembelian

Impulsif pada Remaja Awal. Jurnal Phronesis, Vol. 9. No. 2. p: 115-133.

Monks, F. J., Knoers, A. M. P & Haditono, S. R. 2002. Psikologi Perkembangan.

Yogyakarta: Gadja Mada University Press.

Mowen, J. C & Minor, M. 2001. Perilaku Konsumen Jilid 2. Jakarta: Erlangga.

Munandar. 2001. Psikologi Industri dan Organisasi. Jakarta: UI Press.

Page 120: HUBUNGAN ANTARA PEMANTAUAN DIRI DAN …/Hubungan... · HUBUNGAN ANTARA PEMANTAUAN DIRI DAN KONFORMITAS ... membangkitkan semangat penulis di kala sedih. tersayang, Almarhum Hasan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Myers, D. 2009. Social Psychology: International Edition. New York: Mc Graw

Hill College.

Naumann. 2008. The Effects of Norms and Self Monitoring on Helping Behavior.

Journal of Business Behavioral Studies. p: 2-10..

Nugroho, B.A. 2005. Strategi Jitu Memilih Metode Statistik Penelitian dengan

SPSS. Yogyakarta: Andi Offset.

Papalia, D. E., Old, S.W dan Feldman, R. D. 2008. Human Development:

Perkembangan Manusia. Jakarta: Salemba Humanika.

Pride, W & Ferrell, O. 1995. Pemasaran Teori Dan Praktik Di Lingkungan

Pergaulan Sekolah Terhadap Sikap Konsumtif. Yogyakarta: Jurnal

Psikologika. Vol. 5. No. 3. P: 39-46.

Priyatno, D. 2008. Mandiri Belajar SPSS. Yogyakarta: MediaKom.

_________. 2009. 5 Jam Belajar Olah Data dengan SPSS 17. Yogyakarta:

Penerbit Andi.

Rakhmat, J. 1995. Psikologi Komunikasi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Reysa & Rudolf. 2008. Ekspresi Trait Argumentativeness dan Trait Self

Monitoring pada Kandidat Mahasiswa dalam Electoral Marketplace

Universitas Indonesia. Jurnal Psikologi Sosial, Vol. 14. No. 1. p: 51-63.

Robins. 2008. Perilaku Organisasi 1 Edisi 12. Jakarta: Salemba Empat.

Rook, D. 1987. The Buying Impulse. The Journal of Consumer Research. Vol. 14.

No.2. p: 189-199.

Santrock, J.W. 2007. Adolescence: Perkembangan Remaja. Jakarta: Erlangga.

Sarwono & Meinarno. 2009. Psikologi Sosial. Jakarta: Salemba Humanika.

Scher & Thompson. 2007. A Comparison of Self Report and Behavioral

Measures. UW-L Journal of Undergraduate Research. p: 1-8.

Schiffman & Kanuk. 1994. Consumer Behavior. New Jersey: Prentice Hall

International, Inc.

Sears, Freedman & Peplau. 1994. Psikologi Sosial. Jakarta: Erlangga.

Page 121: HUBUNGAN ANTARA PEMANTAUAN DIRI DAN …/Hubungan... · HUBUNGAN ANTARA PEMANTAUAN DIRI DAN KONFORMITAS ... membangkitkan semangat penulis di kala sedih. tersayang, Almarhum Hasan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Semuel, H. 2007. Pengaruh Stimulus Media Iklan, Uang Saku, Usia dan Gender

terhadap Kecenderungan Pembelian Impulsif (Studi Kasus Produk

Pariwisata). Jurnal Manajemen Pemasaran. Vol. 2. No. 2. p: 31-42.

Setyawan. 2005. Memanjakan Perilaku Konsumtif Masyarakat Solo.

http://www.scribd.com. (diakses 7 Juni 2010).

Simamora, B. 2003. Membongkar Kotak Hitam Konsumen. Jakarta: Gramedia

Sumarwan. 2003. Perilaku Konsumen. Bandung: PT. Ghalia Indonesia.

Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. Bandung:

Alfabeta.

Sutisna. 2001. Perilaku Konsumen dan Komunikasi Pemasaran. Bandung: PT

Rosdakarya

Snyder. 1974. The Self Monitoring of Expressive Behavior. Journal of

Personality and Social Psychology. Vol. 30. p: 526-555.

Snyder, M & Gangestad, S. 1986. On the Nature of Self Monitoring: Matters of

Assesment, Matters of Validity. Journal of Personality and Social

Psychology. Vol. 51. No.1.

_________________. 2000. Self Monitoring: Appraisal and Reappraisal.

Psychological Bulletin, Vol. 126. No. 4. p: 530-555.

Solomon. 2002. Consumer Behavior. New York: Prentice Hall International.

Tambunan, R. 2001. Remaja dan Perilaku Konsumtif. www.e-psikologi.com.

(diakses 5 Juni 2010).

Taylor, Peplau & Sears. 2009. Psikologi Sosial Edisi ke 12. Jakarta: Penerbit

Kencana Prenada Media Group.

Utami & Sumaryono. 2008. Pembelian Impulsif Ditinjau dari Kontrol Diri dan

Jenis Kelamin pada Remaja. Jurnal Proyeksi. Vol. 3. No. 1. p: 46-55.

Wathani, F. 2009. Perbedaan Kecenderungan Pembelian Impulsif Produk Pakaian

ditinjau dari Peran Gender. Skripsi (tidak diterbitkan). Medan: Fakultas

Psikologi Universitas Sumatra Utara.

Widjaja. 2002. Tanya Jawab Perilaku Konsumen dan Pemasaran Strategik.

Jakarta: Harvarindo.

Page 122: HUBUNGAN ANTARA PEMANTAUAN DIRI DAN …/Hubungan... · HUBUNGAN ANTARA PEMANTAUAN DIRI DAN KONFORMITAS ... membangkitkan semangat penulis di kala sedih. tersayang, Almarhum Hasan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Yani. 2005. Impulse Bidding: An Empirical Analysis of Ebay Web Site. Jurnal

Anima. Vol. 21. No.1. p: 3-22.

Yusuf, S. 2004. Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung. PT Remaja

Rosdakarya.

Zebua, A. S & Nurdjayadi, R. D. 2001. Hubungan antara Konformitas dan

Konsep Diri dengan Perilaku Konsumtif pada Remaja Putri. Jurnal

Phronesis. Vol. 3. No. 6. p: 72-82.