Pem. 2 Blok 10 Kel. 4

20
BLOK 10 SISTEM STOMATOGNASI Pemicu 2 Cairan rongga mulut dan antibakterial pada saliva Oleh: Kelompok 4

description

n

Transcript of Pem. 2 Blok 10 Kel. 4

Page 1: Pem. 2 Blok 10 Kel. 4

BLOK 10 SISTEM STOMATOGNASI

Pemicu 2

Cairan rongga mulutdan antibakterial pada saliva

Oleh:Kelompok 4

Page 2: Pem. 2 Blok 10 Kel. 4

Data Kelompok IVKetua : Rizka Hidayati (090600083)Anggota : Prida Putri Sari H (090600070)

Debora Wong Sinaga (090600071) Epifeni Doloksaribu (090600072) Nurhasannah (090600073) Novelya (090600074) Rachel Ferasima (090600075) Langgeng Surya Dewi (090600077) Priskatindea (090600078) Adicakra Satyanugraha S (090600079) Dini Wahyuni (090600080) Anggi Hayani Hrp (090600081) Yulisha Cindy T. Sinaga (090600082) Sherly Marcelina (090600084) Telia Silalahi (090600085) Melinda Rabekka Purba (090600086) Yohana Christina (090600087) Filya Suri Rizky (090600088) Cindy Yuwanda (090600089) Tri Arga Utama S (090600090) Vijaya Kumar (090600159) Ashwini Mohan (090600161)

Page 3: Pem. 2 Blok 10 Kel. 4

Deskripsi topik

• Laki-laki, 50 tahun• Air ludah terasa kering makan harus minum• Lidah terasa sakit• Ada celah di lidah• Epitel lidah kering• Ada fisur

Page 4: Pem. 2 Blok 10 Kel. 4

Produk1. Fungsi saliva2. Suplai saraf pada kelenjar saliva3. Syaraf –syaraf yang mengontrol seksresi saliva4. Yang termasuk cairan rongga mulut dan asal saliva 5. Proses pembentukan sIg A6. Faktor-faktor penyebab hiposalivasi7. Akibat hiposalivasi pada rongga mulut8. Faktor penyebab lidah pasien terasa sakit dan adanya

celah di lidah9. Hubungan pertambahan umur dengan sekresi kelenjar

saliva

Page 5: Pem. 2 Blok 10 Kel. 4

1. Fungsi Saliva

• Proteksi

• Sistem Buffer

• Pembentukan pelikel

• Mempertahankan integritas gigi

• Aksi Antimikroba

• Perbaikan Jaringan

• Pencernaan Makanan

• Membantu dalam Pengecapan Rasa

Page 6: Pem. 2 Blok 10 Kel. 4

1. Fungsi Saliva• Proteksi

– Self cleansing

– Lubrikasi

• Sistem Buffer

– Mempertahankan pH normal rongga mulut

• Pembentukan pelikel

– Protein saliva mengikat kalsium enamel dan menjaga permukaan gigi dan menyediakan tempat pengikatan organisme yang membentuk plak

• Integritas gigi

– Protein saliva mengikat kalsium pada enamel proses remineralisasi lesi karies

Page 7: Pem. 2 Blok 10 Kel. 4

1. Fungsi Saliva• Aksi Antimikroba

– sIgA mencegah kolonisasi bakteri

– Laktoferin

– Peroksidase membunuh L. Asidofilus & menginaktif Streptococcus

– Lisozim kontrol karies

• Perbaikan Jaringan

– Protein aktif, GF, dan peptida pada saliva membatu pembentukan clot

• Pencernaan Makanan

– Enzim amilase mengubah amilum menjadi maltosa mempermudah penyerapan di usus halus

– Melembabkan dan melicinkan makanan membantu proses menelan dan pembentukan bolus

• Membantu dalam Pengecapan Rasa

– Protein dekat sirkumvalata mengikat substansi rasa reseptor pengecapan

– Efek tropik pada reseptor rasa

Page 8: Pem. 2 Blok 10 Kel. 4

2. Suplai saraf pada kelenjar saliva

• Terdiri atas– Saraf simpatis merangsang reseptor vasokonstriksi

suplai darah ke kel. Saliva >> produksi dan sekresi protein oleh sel asini saliva <<.

– Perangsangan reseptor cendrung memberi efek seperti perangsangan reseptor kolinergik. (saliva banyak dan encer)

– Saraf parasimpatis merangsang reseptor kolinergik vasodilatasi suplai darah ke kel. Saliva sekresi air dan elektrolit saliva yang banyak dan encer

Page 9: Pem. 2 Blok 10 Kel. 4

3. Syaraf –syaraf yang mengontrol seksresi saliva

• Nervus lesser petrosal yang merupakan cabang dari nervus mandibula, membawa serat preganglionic parasimpatik dari inferior salivatory nucleus di batang otak untuk bersinaps di octic ganglion

• Serat postganglionic akan mencapai kelenjar parotid melalui cabang auriculotemporal dari nervus mandibula

Page 10: Pem. 2 Blok 10 Kel. 4

3. Syaraf –syaraf yang mengontrol seksresi saliva

• Serat preganglionic yang berasal dari superior salivary nucleus pada batang otak mencapai ganglia melalui cabang korda timpani dari nervus fasialis yang bergabung dengan nervus lingual

• Serat fiber postganglion dari ganglion ini merupakan sekresi motor pada kelenjar saliva submandibular dan sublingual.

Page 11: Pem. 2 Blok 10 Kel. 4

3. Syaraf –syaraf yang mengontrol seksresi saliva

• Kelenjar saliva minor dari palatal sebagian besar disarafi oleh parasimpatis fiber yang berada pada superior salivatory nucleus

• Serat preganglionic akan melewati ganglia sphenopalatine parasimpatik fossa pterygopalatine dan terhubung dengan nervus maxilla melalui cabang greater superficial petrosal dari nervus fasialis

Page 12: Pem. 2 Blok 10 Kel. 4

4. Yang termasuk cairan rongga mulut dan asal saliva

• Cairan rongga mulut, TDD:

– Cairan kravikular

– Cairan epitel rongga mulut

– Saliva

• Asal saliva:

– Kelenjar saliva mayor

• Kel. Parotid 60 – 65 %

• Kel. Submadibular 20-30%

• Kel. Sublingual 2-5 %

– Kelenjar saliva minor 6-7%

• Kel. Lingual

• Kel. Bukal

• Kel. Labial

• Kel. Palatinal

• Kel. Glossopalatina – Cairan krevikular 10-100 µl/jam

(volume seluruh saliva)

Page 13: Pem. 2 Blok 10 Kel. 4

5. Prosesnya pembentukan sIg A

Page 14: Pem. 2 Blok 10 Kel. 4

6. Faktor-faktor penyebab hiposalivasi

• Obat-obatan

– Antikolinergik

– Anti histamin

– Anti hipertensi

– Anti parkinson

– Anti epilepsi

– Kemoterapi onkologi

– Sedatif

– Anti depresan

• Radiasi dan radioisotop

– Radiasi eksternal

– Terapi radionuklida internal

– Iodine radioaktif

• Kondisi oral– Tumor benign kelenjar saliva– Infeksi mikroba kelenjar saliva–Tumor malignant kelenjar saliva – Gangguan kelenjar ludah

• Kondisi lain – Gangguan sistem syaraf– Kesehatan menurun– Psikis– Penyakit sistemik

Page 15: Pem. 2 Blok 10 Kel. 4

7. Akibat hiposalivasi pada rongga mulut

• Proteksi

– Self cleansing mudah timbul plak risiko penyakit periodontal

– Lubrikasi lidah kering

• Sistem Buffer

– Kestabilan pH rongga mulut terganggu karies

• Pelepasan pelikel

– Berkurangnya prod. Saliva pembentukan pelikel karies

• Integritas gigi

– Saliva protein saliva kurang dapat mengikat kalsium pada enamel proses remineralisasi lesi karies

Page 16: Pem. 2 Blok 10 Kel. 4

7. Akibat hiposalivasi pada rongga mulut

• Aksi Antimikroba

– Rentan infeksi dan penyakit-penyakit rongga mulut lainnya

• Pencernaan Makanan

– Sulit menelan dan mengunyah

– Saliva kuantitas amilase proses pencernaan terganggu

• Pengecapan Rasa

– Terganggu

Page 17: Pem. 2 Blok 10 Kel. 4

8. Faktor penyebab lidah pasien terasa sakit dan adanya celah di lidah

• Sekresi saliva + mengeringnya jaringan epitel oral kemampuan perbaikan jaringan , antimikroba papila yang kasar + gesekan dari makanan peradangan , sedangkan st. imun terjadi luka yang mengakibatkan rasa sakit pada epitel lidah dengan fisura (celah)

Page 18: Pem. 2 Blok 10 Kel. 4

9. Hubungan pertambahan umur dengan sekresi kelenjar saliva

• Hormon (GH ) atropi sel-sel tubuh (termasuk sel-sel kelenjar saliva produksi saliva hyposalivasi

• Menopause (estrogen ) atropi epitel kelenjar saliva produksi saliva hyposalivasi

• Penyakit penyerta – Misal:

– Arteriosklerosis vasodilatasi suplai darah ke kelenjar saliva produksi saliva hyposalivasi

Page 19: Pem. 2 Blok 10 Kel. 4

REFERENSI

• Rensburg J. Oral biology. Neuburg: Quintessence, 1995: 469-80.

• Lavelle C. Applied oral phsiology. 2nd edition. Bristol: Butterworths & co, 1988: 128-41.

Page 20: Pem. 2 Blok 10 Kel. 4