Pelumas

196
1

description

karakteristik pelumas dan siknifikansi hasil uji pelumas di laboratorium

Transcript of Pelumas

  • *

  • FUNGSI PELUMASMengurangi FriksiMengurangi KeausanMengendalikan kontak permukaan antar permukaan logam (metal to metal contact)Mencegah kebocoran (sealing effect)Sebagai pendingin dan mendistribusikan panas secara merataSebagai pembersih/detergent (contaminant receptor)Mengurangi oksidasiMengurangi korosiSebagai isolator listrikSebagai pemindah tenaga (hydraulic)Sebagai peredam getaran (dampen shock). *

  • SIFAT-SIFAT PELUMASSIFAT FISIKAViscosity (viscosity, viscosity index (temperature/viscosity characteristic)Low-temperature properties (cloud point, pour point, The cold crank simulator test, The Brookfield viscosity)High-temperature properties (distillation, thermogravimetric analysis, Noack volatility)Flash pointSifat fisika lainnya: Density (penting, karena formula pelumas dihitung berdasar satuan berat, tetapi diukur dalam satuan volume)Demulsification (kemampuan memisahkan pelumas dan air)Foaming characteristic (tendensi pembentuan busa dan stabilitas busa yang terbentuk)Pressure/viscosity characteristics (perubahan viskositas terhadap tekanan)Thermal conductivity (penting untuk perpindahan panas fluida)Electrical properties (resistivity dan dielektric constant)Surface properties (surface tension, air separation)

    *SIFAT KIMIAStabilitas kimia (oxidation properties) : Corrosion, Carbon residue, Seal compatibility

  • KOMPONEN PELUMAS*BASE OIL80 - 98 % vol.ADDITIVE + KOMP. LAIN2 - 20 % vol.MINERAL BASE OILSYNTHETIC BASE OIL

  • MINERAL BASE OIL*Mineral base oil diperoleh dari pengolahan minyak bumiSifat mineral base oil tergantung komposisi hidrokarbon yang terkandung di dalamnyan-Paraffins: VI tinggi, tahan terhadap oksidasi, melting point tinggi. Dihilangkan dalam solvent dewaxing.Isoparaffins: n-paraffin rantai bercabang gugus alkyl. VI tinggi (lebih rendah dibanding n-parafin), tahan terhadap oksidasi, melting point rendah. (paling disukai sebagai base oil). Polyalphaolefins (PAO) isoparaffinic sintetik yang memiliki pour point rendah dan performa sangat baik untuk digunakan sebagai base oil.

  • *Alicyclics/Cycloparaffin (naphthene): memiliki densitas dan viskositas yang lebih tinggi dibanding alkana, VI dan stabilitas lebih rendah dibanding alkana. Cycloparaffin tanpa cabang atau polynaphthenes (3 + rings) memiliki VI dan stabilitas rendah. Tetapi monocycloparaffin bercabang (substituen 1,4) memiliki VI, kestabilan yang baik dan melting point rendah, sehingga sesuai untuk digunakan sebagai base oil. Memiliki daya larut yang baik terhadap aditif dibanding alkana. Aromatics , densitas dan viskositas lebih tinggi dibanding alkana, VI dan melting point rendah, daya larut terhadap additif tinggi, stabilitas terhadap oksidasi rendah. Benzene tersubstitusi alkyl (substituen 1,4 alkyl) memiliki VI tinggi dan stabilitas tinggi (diinginkan sebagai lube base oil) sedangkan polyaromatic memiliki VI dan kestabilan buruk.

  • * Sulfur-organik. Contoh thiol, sulfide, thiophene, benzo- dan dibenzo-thiophene, dan struktur lebih kompleks lainnya. Solvent extraction akan mengurangi kadar senyawa sulfur. Lube hydrocracking akan mengurangi sulfur sampai ke kadar 10 ppm. 4,6-di-alkyl substituted dibenzothiophenes yang paling tahan terhadap proses hydrotreating (steric hyndrance), thiol dan sulfide yang paling mudah di-hydrotreating. Sulfur selain korosif juga dapat meracuni katalis pada proses hydroisomerization dewaxing dan juga meracuni katalis nikel dan noble metal , sehingga bahan baku harus dikurangi kadar sulfurnya agar tidak meracuni katalis tsb.

    Nitrogen-organik: Nitrogen terdapat pada senyawa pyrrole, benzo- dan dibenzo-carbazole, pyridine, dan quinoline. Senyawa nitrogen menyebabkan pembentukan warna pada base oil sehingga perlu diminimalisasikan keberadaannya. Lube hydrocracking dapat mengurangi kadar nitrogen sampai parts per million.

  • SENYAWA-SENYAWA ORGANIK YANG BIASA TERDAPAT DALAM MINERAL BASE OIL*

  • VISCOSITY INDEX BEBERAPA TIPE HIDROKARBON*Data merupakan hasil analisis multiple regression dan analisis komposisi terhadap minyak hasil proses hydrocracking

    Source: Lynch, T. R., 2008, Process Chemistry of Lubricant Base Stocks, CRC Press, Canada.

  • PROSES PENGOLAHAN BASE OIL*Crude oil terdiri atas berbagai jenis hidrokarbon dengan rentang didih yang berbeda beda. Pada proses produksi base oil, pemilihan crude oil perlu mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut: Kandungan bahan dengan rentang didih sesuai untuk pelumas, Yield base oil, Sifat produk base oil (kimia dan fisika)

    Garis besar tahapan proses pengolahan base oil: Distillation: menghilangkan komponen dengan rentang didih terlalu rendah dan terlalu tinggi, untuk memperoleh komponen yang sesuai dengan rentang didih pelumas.Aromatics removal: menghilangkan aromat, sehingga hanya terdapat minyak hidrokarbon jenuh dengan VI dan stabilitas tinggi. De-waxing: menghilangkan wax dan mengendalikan sifat pada temperatur rendah.Finishing: menghilangkan komponen polar yang tersisa untuk meningkatkan kestabilan dan memperbaiki warna.

  • *DIAGRAM ALIR PENGOLAHAN MINYAK BUMI

  • *DIAGRAM ALIR PENGOLAHAN BASE OIL

  • DISTILASI ATMOSFERIKTahap pertama pengolahan minyak bumi adalah pemisahan crude oil menjadi fraksi-fraksinya melalui proses distilasi. Fraksi-fraksi yang diperoleh memiliki rentang didih tertentu dan biasanya dikelompokkan sebagai berikut (mulai dari yang paling mudah menguap) : gas, light distillate, middle distillate, gas oil, dan residuum.Pada distilasi atmosferik crude yang telah dihilangkan kadar garamnya dipanaskan menggunakan panas proses. Crude oil mengalir ke furnace untuk dipanaskan dan menuju ke kolom distilasi dengan tekanan sedikit di atas tekanan atmosfir pada temparatur 340-370C (di atas temperatur tsb. Dimungkinkan terjadi perengkahan). Semua komponen crude kecuali fraksi terberat akan berada dalam bentuk uap.Seiring dengan tebentuknya uap panas di dalam kolom, maka temperaturnya turun. Residu akan terbentuk di dasar kolom. Kemudian berturut-turut semakin ke atas, mulai produk dengan titik didih tinggi, adalah lubricating oil, heating oil, kerosene, gasoline, dan uncondensed gases (terkondensasi pada temperatur lebih rendah).*

  • *DISTILASI ATMOSFERIK

  • DISTILASI VAKUMProses ini mendistilasi residuum/long residue/topped crude dari distilasi atmosferik menjadi fraksi-fraksi tanpa terjadi perengkahan dengan menggunakan tekanan vakum.

    Penggunaan tekanan vakum berfungsi menurunkan titik didih komponen, sehingga dapat terdistilasi pada temperatur lebih rendah tanpa terjadi perengkahan komponen tsb.

    Diameter kolom vakum biasanya lebar untuk mengakomodir evolusi uap pada tekanan rendah.

    Produk : gas oil, lubricating-oil base stocks, dan heavy residual untuk propane deasphalting.*

  • DISTILASI VAKUM*

  • Propane deasphaltingTendensi pembentukan coke pada produk berat hasil dapat dikurangi dengan menghilangkan bahan aspaltenik dengan solvent extraction.Propana cair merupakan pelarut alifatik yang baik (butane dan pentane juga biasa digunakan).Deasphalting mendasarkan pada kemampuan larut hidrokarbon dalam propana.Vacuum residue diumpankan ke dalam deasphalting tower. Alkanes larut dalam propana sedangkan bahan aspaltenik (senyawa aromatik) coke-precursors tidak larut.*

  • Propane deasphalting*

  • Solvent extraction, Dewaxing, dan FinishingSolvent extraction digunakan untuk memisahkan komponen VI dan kestabilan rendah sehingga diperoleh produk dengan VI dan kestabilan terhadap oksidasi yang tinggiLubricating oil base-stocks mungkin masih mengandung aromatik, naphtenik, dan wax serta impuritis (senyawa organik yang mengandung sulfur, nitrogen, dan oxygen; garam anorganik dan logam terlarut; dan garam terlarut)Solvent refining processes (solvent extraction dan solvent dewaxing) digunakan untuk menghilangkan senyawa yang tidak dikehendaki dan impuritis lainnya sebelum dihasilkan produk jadi.Finishing : menghilangkan senyawa polar dalam minyak dengan menggunakan clay (saat ini digunakan catalytic hydrofinishing)*

  • Solvent extractionTujuan solvent extraction untuk mencegah korosi, melindungi peracunan katalis untuk proses berikutnya, dan memperbaiki sifat produk dengan menghilangkan senyawa tak jenuh, aromatik dalam bahan baku pelumas dan grease. Proses solvent extraction adalah memisahkan aromatics, naphthenes, dan impuritis dari produk dengan teknik pelarutan atau pengendapan.Bahan baku dicuci dengan cairan di mana senyawa yang hendak dihilangkan memiliki kelarutan lebih tinggi dalam cairan yang digunakan daripada produk yang dihasilkan. Atau, solvent tertentu ditambahkan ke dalam bahan baku dan menyebabkan impuritis terpisah dari produk. (saat ini telah banyak digunakan teknik adsorpsi, yaitu menggunakan bahan padat berpori untuk menyerap bahan yang dikehendaki pada permukaan bahan padat tersebut). Solvent selanjutnya dipisahkan dari produk dengan pemanasan.*

  • Solvent extractionSolvent selanjutnya diregenerasi dan digunakan dalam proses kembali.Pemilihan jenis proses dan pelarut tergantung sifat bahan baku, jumlah dan jenis kontaminan, dan karakter produk yang dikehendaki.Solvent yang umum digunakan untuk ekstraksi base oil:*

  • Aromatic solvent extraction unit*

  • Solvent dewaxingSolvent dewaxing digunakan untuk menghilangkan wax dari distilat atau residu.Terdapat beberapa jenis proses dalam solvent dewaxing, tetapi intinya meliputi tahapan sbb.:Pencampuran bahan baku dengan solvent;Pengendapan wax dari campuran dengan pendinginan; danPemisahan solvent dari wax dan dewaxed oil, kemudian didistilasi dan steam stripping untuk digunakan kembaliDua solvent yang umum digunakan : toluene, larut dalam minyak dan menjaga kondisi cair pada temperatur rendah, dan methyl ethyl ketone (MEK), yang larut dalam wax dan berfungsi sebagai wax precipitating agent.Solvent yang dapat digunakan lainnya: benzene, methyl isobutyl ketone, propane, petroleum naphtha, ethylene dichloride, methylene chloride, dan sulfur dioxide.

    *

  • Solvent dewaxing unit*

  • FINISHING*Tujuan tahap finishing terhadap hasil ekstrak base stock adalah untuk lebih memperbaiki warna dan meningkatkan unjuk kerja dengan menghilangkan senyawa-senyawa polar (senyawa yang mengandung sulfur, nitrogen dan oksigen ) yang merupakan senyawa mudah teroksidasi saat pelumas digunakan dan cenderung membentuk sludge, warna dan produk-produk oksidasi lainnya. Sebagian besar senyawa-senyawa tsb. telah hilang saat tahap ekstraksi, sisa yang masih ada dihilangkan pada tahap finishing. Proses yang digunakan:Clay-treating, memisahkan impuritis tsb. dengan adsorpsi, dan Hydrofinishing, mengkonversi senyawa tsb. sehingga sesuai digunakan sebagai komponen pelumas dengan hidrogenasi.

  • FINISHING*CLAY TREATING

  • FINISHING*HYDROFINISHING

  • BlendingBlending merupakan pencampuran dua atau lebih bahan untuk menghasilkan produk akhir dengan karakter sesuai yang dikehendaki.Blending dapat dilakukan secara batch atau in-line. Pada in-line blending komponen-komponen blending diinjeksikan dalam proporsi tertentu ke dalam jalur blending dengan aliran turbulence untuk menghasilkan pencampuran yang baik. Additive ditambahkan selama dan/atau setelah blending untuk menghasilkan sifat-sifat khusus yang tidak dimiliki hidrokarbon.*

  • SYNTHETIC BASE OIL*Synthetic lubricants telah dikembangkan lebih dari 50 thn yg lalu untuk digunakan pada kondisi ekstrem yang tidak dapat dipenuhi oleh mineral oil (jet engine :120F temperatur operasi, 60,000 r/min shaft speed, dan temperatur pembuangan lebih dari 500F).Synthetic lubricant base stock dibuat melalui rekasi kimia dua atau lebih senyawa kimia sederhana. Base stock ini dibuat sedemikian hingga memiliki karakter fisika dan kimia tertentu yang tidak dimiliki mineral base oil. Base stock ini selanjutnya digunakan untuk komponen pelumas dengan penambahan additive. Terdapat ratusan jenis base stock sintetik. Base stock sintetik yang umum digunakan: Polymerized alpha olefins, olefin polymers, olefin oligomers Dibasic acid esters Polyols esters Polyalkaylene glycol ethers Phosphate esters Alkylated benzenes, a synthetic hydrocarbon Silicons

  • *VI dan flash point lebih tinggi dari mineral oil, pour point lebih rendah dibanding mineral oil. Hal ini membuat synthetic base oil dapat digunakan sebagai blending komponen pelumas untuk operasi kondisi ekstrem baik pada temperatur rendah ataupun tinggi. Unjuk kerja pelumas sintetik di-claim lebih unggul dibanding mineral lube oil dalam hal: : Kebersihan mesin Peningkatan hemat bahan bakar Konsumsi pelumas lebih rendah Fluiditas yang baik pada temperatur rendah (cold starting) Periode penggantian pelumas lebih lama dengan kualitas yang tetap terjaga. Lebih tahan terhadap oksidasi pada temperatur tinggi. Proteksi keausan lebih baikKelemahan pelumas sintetik : lebih mahal dan pengadaan dan penggunaan terbatas. Sintetik ester cenderung memekarkan seal lebih tinggi (dibanding mineral oil).

  • ETYLENE SEBAGAI BAHAN DASAR SYNTHETIC BASE OIL*

  • POLYALPHAOLEFIN*SYNTHETIC BASE OILTipikal oligomer polyalpha olefin

  • POLYALPHAOLEFIN*SYNTHETIC BASE OIL

  • *Sifat :Volatilitas rendah, lubrisitas baik, thermal stability tinggi, hydrolytic stability baik, inert.Kestabilan pada temperatur tinggi membuat PAO digunakan untuk liquid seal dan pelumas pada proses dengan temperatur tinggi. Pour point rendah, membuat PAO digunakan dalam kompressor pendingin (ammonia, fluorocarbons, dll.). PAO dan synthetic lubricant lain memiliki ketahanan oksidasi lebih rendah dibanding mineral oil, sehingga synthetic lubricant perlu ditambah additive antioxidant.

  • DIBASIC ACID ESTERS*

  • DIBASIC ACID ESTERS*

  • POLYOLS ESTERS*

  • POLYALKAYLENE GLYCOL ETHERS*

  • PHOSPHATE ESTERS*

  • ALKYLATED BENZENES*

  • SILICONS*

  • Penggunaan Utama Base Synthetic Oils*

  • Keuntungan dan Keterbatasan Base Synthetic Oils *

  • PERBANDINGAN BASE OIL*Source: ASM International, 1992, ASM Handbook, Volume 18, Friction, Lubrication, and Wear Technology, ASM International, United States of America

  • BASE MINERAL OIL DAN BASE SYNTHETIC OIL *

  • LUBRICANT BASE OIL CATEGORIES(API, Publication 1509)*

  • LUBRICANT ADDITIVESSifat umum yang harus dimiliki oleh additif :Sifat kelarutan aditif di base petroleum productTidak mudah larut dan bereaksi dengan larutan airWarnaVolatility AditifStabilityCompatibilityBau (odor)

    *

  • Aditif dibagi menjadi dua kelas umum aditif yang mempengaruhi beberapa karakteristik fisika pelumas seperti pour point, antifoam properti, viskositasaditif yang memiliki pengaruh kimia alami, biasanya dapat terukur dari karakteristik performa pelumas seperti detergensi, oksidasi-korosi, anti karat dll.

    *

  • Additif yang umum digunakan*

  • Tipe tipe aditif yang sering digunakan untuk pelumas industri *

  • Tipe tipe aditif yang sering digunakan untuk pelumas industri (lanjutan)*

  • MATERIAL ADDITIVE *Wear inhibitors and lubricity agent adalah material polar yang dapat teradsorp pada permukaan logam membentuk lapisan film untuk mengurangi kontak logam-logam. Extreme pressure (EP) additive bereaksi dengan permukaan logam untuk membentuk senyawa dengan shear strength yang lebih rendah dari logam. Senyawa dengan shear rendah akan memberikan pelumasan. Friction modifiers dapat teradsorp atau bereaksi dengan logam untuk mengurangi friksi dengan membentuk lapisan film dengan shear strength sangat rendah.

  • *Aditif ini bereaksi dengan permukaan logam untuk membentuk coating atau mendeaktifasi kontaminan korosif dalam pelumas.

  • *Berfungsi mencegah terjadinya oksidasi pelumas dengan cara mencegah pembentukan radikal bebas atau dekomposisi peroksida atau deaktifasi logam

  • *Aditif Detergent dan dispersant merupakan bahan polar yang berfungsi sebagai pembersih. Detergent membersihkan deposit pada permukaan logam, dispersant menjaga kontaminan untuk tetap berada dalam pelumas.

  • *Aditif ini dapat membuat viskositas pelumas hanya sedkit meningkat pada temperatur rendah dan meningkat signifikan pada temperatur tinggi.

  • *Emulsifier membuat emulsi minyak dalam air atau air dalam minyak lebih stabil. Aditif ini diperlukan bila air diperlukan untuk meningkatkan efek pendinginan karena specific heat dan thermal conductivity air yang tinggi.Demulsifiers membuat emulsi tidak stabil, sehingga air dan pelumas terpisah. Penting digunakan bila kontaminan air dapat merusak fungsi pelumas. Emulsion modifier mengubah tegangan permukaan minyak dan air. Tegangan permukaan yang rendah menghasilkan emulsi yang stabil.

  • ADITIF LAINNYAFoam Decomposers, memecah busa pelumas dengan menurunkan tegangan permukaan pelumas-udara (polysiloxanes (silicones), polyacrylates, organic copolymers, and candellilla wax)

    Pour Point Depressants, menurunkan titik tuang pelumas sehingga tetap cair saat beroperasi pada temperatur rendah (polymethacrylates, wax alkylated naphthalene polymers, wax alkylated phenol polymers, and chlorinated polymers)

    Tackiness Agents, membantu pelumas untuk menempel erat pada mesin (aluminum soaps unsaturated fatty acids, dan sabun lainnya)

    Seal Swell Agents, memekarkan seal tanpa melunakkan seal tersebut (aromatics, aldehydes, ketones, dan esters).*

  • APLIKASI ADITIF*Engine LubricantNon-Engine Lubricant

  • FORMULASI PELUMAS*Automotive Lube Oil Composition

  • KLASIFIKASI PELUMASBerdasarkan Spesifikasi APIPelumas untuk mesin kendaraan bermotorPelumas untuk roda gigi (gardan) dan transmisi manual

    *

  • Pelumas untuk mesin kendaraan bermotor

    *

  • Pelumas untuk mesin kendaraan bermotor

    *

    SJKeluar setelah API-SH. Untuk memenuhi tuntutan terjadinya evaporation loss. Valid sejak 10/96SLUntuk mesin otomotif tahun 2004 dan lebih tua. Di desaian memiliki sifat kontrol deposit pada temperatur tinggi yang lebih baik dan konsumsi pelumas yang lebih rendah. Memenuhi spesifikasi ILSAC GF-3 dan digolongkan dalam Energy Concerving. Diluncurkan pada Juli 2001.SMUntuk mesin otomotif yang saat ini digunakan. Disesain dengan peningkatan ketahanan terhadap oksidasi, proteksi terhadap deposit, proteksi keausan, dan unjuk kerja pada temperatur rendah. Memenuhi spesifikasi ILSAC GF-4 dan digolongkan dalam Concerving Energy. Diluncurkan pada Novemer 2004

  • *

  • *

  • KLASIFIKASI PELUMAS UNTUK RODA GIGI (GARDAN) DAN TRANSMISI MANUAL PADA KENDARAAN BERMOTOR*

    GL 1 :Dimaksudkan untuk pelumasan Spiral Bevel, Worm Gear Axle atau Transmisi manual kendaraan dengan kondisi operasi ringan yang memerlukan pelumasan cukup dengan stright mineral oil.Penggunaan Umum : Transmisi pada Truck dan TraktorGL 2 :Dimaksudkan untuk kondisi operasi yang lebih berat dari API GL 1, dan bila pelumasan dengan GL 1 kurang memuaskan.Penggunaan Umum : Transmisi gigi ulir dan roda gigi industriGL 3:Dimaksudkan untuk kondisi operasi yang moderat baik kecepatan maupun bebannya.Penggunaan Umum : Transmisi manual dan gardan dengan gigi Spiral BevelGL 4:Dimaksudkan untuk pelumasan roda gigi hypoid dan lain kendaraan yang kondisi operasinya : kecepatan tinggi dengan torque rendah atau kecepatan rendah dengan torque tinggiPenggunaan umum : Transmisi manual, Spiral Bevel, dan Hypoid dengan tugas kerja sedangGL 5:Dimaksudkan terutama untuk pelumasan roda gigi jenis Hypoid atau lain peralatan kendaraan yang kondisi operasinya : kecepatan tinggi dengan beban kejut atau kecepatan tinggi dengan torque rendah atau kecepatan rendah dengan torque tinggi.Penggunaan umum : Hypoid dengan tugas kerja sedang atau berat juga untuk Transmisi manual

  • KLASIFIKASI PELUMAS UNTUK RODA GIGI (GARDAN) DAN TRANSMISI MANUAL PADA KENDARAAN BERMOTOR Ditentukan berdasarkanAPI service Classification US. Military Spasification *

  • SPESIFIKASI BERDASARKAN SAE Berdasarkan kekentalan pelumasKlasifikasi pelumas untuk mesin kendaraan bermotorKlasifikasi pelumas untuk roda gigi (gardan) dan transmisi manual pada kendaraan bermotor

    *

  • *KLASIFIKASI PELUMAS UNTUK MESIN KENDARAAN BERMOTOR(SAE J300 (2004))

  • Apa arti 10W 40 ?*

  • KLASIFIKASI PELUMAS UNTUK RODA GIGI (GARDAN) DAN TRANSMISI MANUALSAE Recommended Practice J306Viskositas diukur pada 100CDilakukan pula pengukuran temperatur terendah pelumas yang bisa dicapai pada saat 150.000 cPPengukuran menggunakan metoda ASTM D 2983 *

  • Pelumas multigrade seperti SAE 80W 90 atau 85W 140 bisa juga diformulasikan berdasarkan tabel diatas. Batasan viskositas 150.000 cP ini dipilih berdasarkan data hasil test dari gagalnya sistem pelumasan terhadap ujung bearing roda gigi yang viskositas pelumasnya melebihi 150.000 cP.*

  • KLASIFIKASI PELUMAS INDUSTRI Diklasifikasikan oleh International Organization for Standardization (ISO) std. 3448 Kemudian disepakati bersama oleh ASTM, ASLE, BSI dan DIN pada tahun 1975 Kegunaan sistem iso ini adalah menyeragamkan tingkat kekentalan dalam Kinematic Viscosity at 40C agar memudahkan dalam memilih kekentalan pelumas industri yang cocok dalam penggunaannya *

  • KLASIFIKASI PELUMAS INDUSTRI BERDASARKAN SISTEM VISKOSITAS-ISO 3448*Source: ASTM, 2009, ASTM D2422

  • KARAKTERISTIK FISIKA DAN KIMIA MINYAK PELUMASTest fisik adalah test yang menentukan sifat fisika (Physical Properties) dari pelumas yang antara lain Viskositas, Flash Point, Spesific Gravity, Warna, Foaming Tendency, dan Pour Point.

    Test kimia adalah test yang menentukan komposisi dari pelumas yaitu dengan menentukan adanya element elemen sulfur, klor, dan logam logam yang hubungannya dengan adanya bahan aditif yang ditambahkan kedalam pelumas.

    *

  • Test kimia fisika adalah test yang meliputi 2 klasifikasi yaitu menentukan adanya substansi kimia yang ada di pelumas dengan menggunakan prosedur fisika instrumentasi menentukan struktur molekul senyawa senyawa yang ada di pelumas atau menentukan pH, keasaman dan nilai alkali dari pelumas.*

  • SIGNIFIKANSI HASIL UJI PELUMASViskositasBagaimana bila viskositas pelumas terlalu tinggi ?Menghasilkan panas yang berlebihan yang dapat menghasilkan oksidasi minyak lumas, sludge dan varnish.Gaseous Cavitation karena aliran pelumas yang tidak tepat ke dalam pompa dan bearing.Kurangnya lubrikasi (Lubrication Starvation) karena aliran pelumas yang tidak pas akibat terlalu viscousnya pelumas.Konsumsi energi yang berlebihan untuk mengatasi friksi fluidaDemulsibiliti yang kurangCold Start Pumpability

    *

  • Bagaimana bila viskositas pelumas terlalu rendah ?Hilangnya film pelumas yang dapat menyebabkan excessive wear.Meningkatkan friksi mekanis yang menyebabkan konsumsi energi yang berlebihan.Menghasilkan panas karena adanya friksi mekanis.Kebocoran luar dalamMeningkatkan sensitivitas terhadap kontaminan partikel karena menrunnya film pelumasGagalnya film pelumas pada suhu kerja yang tinggi, beban yang berat atau selama start up.*

  • *Viskositas Pelumas yang diperlukan pada zone operasi dari peralatan tertentu

  • Bagaimana interpretasi pelumas bekas bila diuji viskositasnya ?Bila Viskositas pelumas bekas meningkat dari kondisi saat baru maka hal ini menunjukkan bahwa pelumas bekas tersebut diindikasikan mengalami deteriorasi karena telah teroksidasi atau terkontaminasi.

    Bila Viskositas pelumas bekas menurun, maka pelumas telah mengalami dillution (pengenceran). *

  • Interpretasi hasil uji flash pointJika flash point dari minyak lumas lebih rendah dari spesifikasinya maka minyak lumas tersebut terindikasi mengandung minyak yang lebih volatile.*

  • Copperstrip CorrosionUji Copperstrip Corrosion diperlukan sehubungan terjadinya proses oksidasi dan penambahan bahan additif pada pelumas.

    *

  • Tendensi Pembusaangelembung gelembung foaming dapat menyebabkan terjadinya luapan minyak dari oil reservoirnya sehingga akan terjadi kesalahan pembacaan level minyak lumas di reservoirnya.Pada peralatan hidrolis, kondisi foaming ini akan menyebabkan minyak lumas memercik atau menjadi compressible sehingga akan kehilangan sifat elastic hydrodynamic-nya (terjadi elastic deformation) *

  • Carbon ResidueUji karbon residu ini sebenarnya sedikit sekali signifikansinya terhadap performa dari pelumas karena pembentukan karbon residu ditentukan oleh beberapa faktor yaitu :fuel consumption, pengoperasian mesin, kondisi mekanis, dan sifat fisika dan kimia dari pelumas itu sendiri *

  • Penentuan karbon residu saat ini banyak diaplikasikan utamanya pada : base oil untuk pembuatan minyak lumas mesin, straight mineral engine oil, seperti minyak lumas mesin pesawat terbang, dan beberapa type produk cylinder heavy oil*

  • Warna PelumasSignifikansi uji warna pelumas sangat berarti bagi para refiner karena akan memberikan petunjuk bagi refiner bahwa proses telah berjalan dengan benar yaitu pada proses treatment dan penambahan aditif, utamanya untuk minyak putih (white oil).*

  • Density/Specific Gravity/API GravityUji Density atau API Gravity sangat bermanfaat sekali untuk mengevaluasi pelumas bekas Pada pelumas bekas akan terjadi penurunan angka specific gravityTetapi bisa pula angka specific gravity meningkat dari biasanya*

  • Neutralization NumberPada proses treating dengan menggunakan asam, akan menyebabkan angka asam dari minyak akan meningkat Oksidasi dari minyak pelumas yang cenderung menghasilkan asamMengetahui adanya penambahan additif yang berlebihanUntuk mengetahui kapan pelumas waktunya untuk diganti*

  • Pour PointMerupakan performa pelumas pada suhu rendahMerupakan indikasi adanya kristal-kristal wax yang berlebihan pada minyak pelumas*

  • Sulfated AshUji ini untuk mengukur adanya material yang tidak habis terbakar yang terkandung di dalam minyak pelumas Material yang tidak dapat terbakar ini biasanya terdapat pada aditif yang ditambahkan pada pelumas *

  • Anniline PointSebab setiap minyak akan selalu berhubungan dengan seal system, dimana seal bila bertemu dengan senyawa aromat maka seal akan rusak. Bukan hanya seal, tetapi juga gasket, o-ring, dan beberapa komponen elastomer Umumnya aniline point dari pelumas cukup tinggi, karena kondisi operasi yang akan dilakukan oleh pelumas juga tinggi, maka dikhawatirkan pada kondisi operasi yang tinggi ini senyawa aliphatic yang ada pada pelumas memisahkan diri dari pelumas *

  • Sifat solvency dari pelumas juga berasal dari aditif yang ditambahkan ke pelumas, dimana aditif-aditif yang menyebabkan sifat solvency dari pelumas tinggi (yang ditandai dengan semakin rendahnya aniline point dari pelumas) adalah VI Improver, antiwear agent, detergent, dan antioksidan *

  • Mengapa Pelumas Kendaraan harus Diganti Karena setelah bekerja beberapa waktu untuk melumasi mesin, pelumas akan mengalami penurunan faktor-faktor penting dari fungsi pelumasannya seperti ; kandungan air yg melewati ambang batas, pelumas sudah teroksidasi sehingga menimbulkan slugde, kekentalan pelumas menurun, dll.

  • Keuntungan menggunakan Pelumas yang tepat dan BenarUmur mesin kendaraan lebih panjangBiaya pemeliharaan kendaraan menjadi rendah

  • Bagaimana mengenali fisik PelumasOli yang bagus warnanya jernih. Jika setelah 1000-1500 km warnanya masih jernih berarti oli kurang baik karena tidak berfungsi untuk membersihkan kotoran-kotoran yang terbentuk akibat pembakaran campuran bahan bakar dan udara di mesin.Jika warnanya berubah coklat kehitaman dan tetap encer seperti baru menunjukkan oli tersebut bermutu baik karena aditif detergen dan dispersannya telah berfungsi dengan baik membersihkan bagian-bagian mesin.Jika oli menjadi kental dan hitam segera ganti dengan yang baru

  • Akibat Menggunakan Oli Yg SalahMesin cepat aus sehingga umur mesin menjadi lebih pendek.Mesin lebih kotor, banyak terdapat slugde.Biaya perawatan mesin menjadi tinggi

  • Mutu Pelumas Tidak dilihat dari HargaKarena labih ditentukan oleh performance level yang dipenuhi.

  • PELUMAS PRODUKSI PERTAMINAPassanger Car Motor Oil - Fastron Fully Synthetic SAE 0W-50- Fastron Synthetic Oil SAE 10W-40- Fastron Semi Synthetic SAE 20W-50- Prima XP Synthetic SAE 10W-40- Prima XP SAE 20W-50

  • Heavy Duty Diesel Oil- Meditran SX SAE 15W-40 API CI-4+- Meditran SC SAE 15W-40- Meditran S SAE 10W, 30, 40, & 50- Mesran B SAE 30, 40, 50- Meditran SAE 30, 40, 50

  • Powershift Transmission & Hydraulic Oil For Heavy Equipment- Translik HD SAE 10W, 30, 40, 40, 50

  • Automatic Transmission Oils & Manual Transmission - Pertamina ATF- Rored EPA SAE 90, 140- Rored HAD SAE 90, 140- Rored MTF SAE 80W-90

  • Small Engine Oil - Enduro 4T Racing SAE 10W-40- Enduro 4T SAE 20W-50- 2TEnviro SAE 20- Mesrania 2T Super X SAE 20- Mesrania 2T Super SAE 20- Mesrania 2T Sport TC-A SAE 20- Mesrania 2T OB SAE 30

  • Industrial And Marine Engine Oil - Meditran SMX SAE 15W-40- Meditran SMX SAE 40- Meditran P SAE 40- Medripal Series- Salyx Series- Diloka

  • Natural Gas Engine Oil- NG Lubes

  • Industrial Gear Oils, Hydraulic, Oils & Turbine Oils- Masri Series- Turalik Series- Turbolube Series

  • Industrial Gear Oils, Hydraulic, Oils & Turbine Oils- Masri Series- Turalik Series- Turbolube Series

  • Circulating Oils for Bearing System And Steam Cylinder Lubricants- Sebana P Series- Sebana Series- Medripal Series- Gandar 800 ISO VG 460- Silinap 160 M, 220, 280M

  • Refrigerating Oils, Heat Transfer Oils & Greases- Kompen Series- Termo Series (II = 32, 150), (III = XT32)- Grease Series (SGX, XNL2,XNL3, EPX, SuperEPX2, WRNL)

  • PELUMAS GREASEKeuntungan pelumas GreaseFrequensi penggantian jarang dilakukanMudah ditanganiSebagai seal yang murahTidak mudah terkontaminasiMenempel dengan baik pada permukaanMengurangi vibrasi dan kebisinganBernilai ekonomisTahan bocor dan tidak mudah jatuh*

  • Keuntungan pelumas Grease (lanjutan)Pelumas grease lebih cocok untuk kondisi operasi Extreme, misal : temperatur tinggi, tekanan yang extreme, kecepatan rendah, beban kejut, bearing yang beroperasi secara tidak teratur.Jika ada bagian mesin yang telah usang, maka pelumas yang baik digunakan adalah greaseCocok untuk pelumas vertical bearing*

  • Alasan Lain Menggunakan Pelumas Grease*

  • Typical Spesifikasi Pelumas Grease*

  • Jenis jenis grease berdasarkan cara pembuatannya :Aluminium Soap GreaseJenis grease ini mirip dengan fiber , sifatnya ada yang lembut dan ada yang seperti karet. Grease ini tidak sesuai pemakaian pada suhu diatas 160F sebab akan mengalami deteorisasi pada strukturnya jika dipanaskan mendekati range melting pointya. Cocok digunakan pada rantai karena sifatnya yang sangat lengket.*

  • Calcium Soap GreaseKeuntungan dari jenis grease ini adalah tahan air artinya tidak teremulsi didalam air sehingga tahan terhadap pencucian bearing. Pada temperatur rendah gemuk ini tidak mengalami transformasi bentuk dan tetap dapat dipompakan. Kerugian dari gemuk ini adalah tidak bisa digunakan pada suhu diatas 160F, masih stabil terhadap air hanya kira-kira pada temperatur operasi 90C. Tidak cocok digunakan pada tekanan tinggi. Untuk gemuk yang berasal dari 12 hydroxystearat dapat berfungsi hingga suhu operasi 120 130C.Bersifat seperti mentega, cocok digunakan untuk pelumasan bearing yang datar yang beroperasi pada temperatur normal dan beban sedang. *

  • Sodium Soap GreaseBersifat seperti fiber, bertekstur seperti spon, cocok digunakan pada temperatur tinggi. Kerugiannya adalah mudah larut dalam air oleh sebab itu hindari penggunaan pada saat kelembaban udara tinggi. Untuk jenis yang long-fiber, cocok digunakan untuk bearing datar dan sliding surface yang beroperasi pada temperatur diatas 150F. Tidak cocok untuk high speed anti friction bearing sebab grease tersebut akan melipat lipat dan menempel pada penutup bearing. Untuk anti friction bearing, digunakan short fiber greases.*

  • Lithium Soap GreaseGrease ini dibuat dengan mereaksikan antara fatty acid atau ester dengan lithium hidroksida dalam mineral oil. Sangat bagus sebagai pelumas untuk berbagai macam kegunaan, meleleh pada suhu 350 oF, bersifat seperti mentega dan bertexture seperti karet atau serabut halus, tahan air. Cocok untuk pelumasan pada suhu 300 oF dan suhu 100 oF. Memiliki High dropping point dan thermal stabilitynya bagus. Temperatur operasi maksimum mendekati 140 oC. Perlindungan terhadap karat dan korosi paling tidak setara dengan perlindungan sodium grease. Aditif (rust inhibitor, oxidation inhibitor, EP Agent) biasanya memperlihatkan respon yang lebih besar dari pada soap jenis lain. Memiliki sealant yang sangat baik. Cocok untuk digunakan untuk high speed plain and rolling element bearing.*

  • Complex Soap GreaseAda dua jenis yaitu Calcium dan Aluminium complex Calcium Complex Grease :Digunakan untuk melumasi rolling elemen bearing pada suhu antara 160 200 oC. Diatas temperatur itu, grease ini mulai mengalami destabilisasi dan dapat melepaskan Xetones. Gemuk ini dibuat dengan merekasikan campuran stearat atau 12 hydroksistearat acid dan asam organik dengan BM rendah *

  • Aluminium Complex Grease :Dibuat dengan mereaksikan campuran fatty acid, benzoic acid dan air dengan aluminium isopropoxide di dalam mineral oil. Memiliki dropping point mendekati 260 oC, sementara simple aluminium soap grease dapat memiliki dropping point hanya 110 oC. Tahan terhadap pencucian air. Cocok digunakan untuk rolling bearing element. Kelemahan utamanya adalah tidak mampu mengantisipasi korosi (pengkaratan)*

  • PolyureaSama dengan complex grease, tahan terhadap suhu tinggi dan tidak mudah mengalami oksidasi, bisa digunakan pada berbagai type bearing, tetapi utamanya digunakan sebagai seal bearing yang digunakan pada motor electric.Organo-Clay greaseMemiliki stabilitas mekanis yang rendah, sulit ditambahkan additive supaya tahan pada tekanan extrim. Meskipun tahan terhadap air, tatapi mudah mengalami degradasi akibat kontaminasi (seperti kontaminan brine)*

  • Pengaruh Thickener (Bahan Pengental) terhadap grease dan Aplikasinyapengaruh Thickener Grease terhadap performa Grease *

  • Pengaruh Thickener (Bahan Pengental) terhadap grease dan AplikasinyaTabel Thickener, karakteristik Grease dan Penggunaannya*

  • Pengaruh Thickener (Bahan Pengental) terhadap grease dan AplikasinyaPengaruh Thickener terhadap properties yang dimiliki oleh grease *

  • Pengaruh Thickener (Bahan Pengental) terhadap grease dan Aplikasinyapengaruh Thickener Complex Soap terhadap Grease *

  • Pengaruh Pencampuran Grease yang mengandung thickener yang berbeda*

  • Performa karakteristik dari pelumas grease dari berbagai type*

  • Beberapa Kondisi Grease setelah pencairan atau pendinginan*

  • Problem pada penggunaan Grease*

  • Grease terbagi atas 4 grup berdasarkan operasi penggunaan pada Bearing*

  • Tabel Consistency Grease *

  • Karakteristik Typical Grease yang mengandung synthetic lubricant cair*

  • Beberapa Kondisi Pelumas Grease yang Tidak disukai*

  • SISTEM-SISTEM PELUMASANAda beberapa sistem pelumasan yang umum dilakukan industri, yaitu antara lain :1. Bottle Oiler2. Drop Feed Oiler3. Wick Feed Oiler4. Splash Lubrication5. Mechanical Force Feed Lubricator 6. Hydrostatic Lubricator7. Air Spray Lubrication8. Ring Oil Bearing Lubricator9. Circulating Oiling System*

  • Bottle OilerUmumnya oiler jenis ini terdiri dari Metal Spindel yang berada diatas journal dan Botol Oiler. Cara kerja alat ini berdasarkan getaran yang berasal dari gerakan journal sehingga spindle dapat mengeluarkan minyak yang ada dalam botol. Ada pula yang di sebabkan oleh temperatur. Sedikit banyaknya minyak yang keluar diatur dari kecepatan putaran journal /bearing*

  • Drop Feed OilerPada alat ini, pengaturan laju tetesan minyak diatur oleh gerakan valve berbentuk jarum. Laju alir minyak juga bergantung pada viskositas, temperatur minyak, serta level minyak dalam container. Alat ini berguna untuk melumasi peralatan yang beroperasi tidak kontinyu (intermittent) sehingga jumlah minyak yang dikeluarkan tidak begitu banyak. Laju alir minyak dapat dihentikan oleh lever yang berada di atas alat yang digerakkan secara manual. Alat ini umumnya digunakan untuk melumasi rolling bearing yang berputar dengan kecepatan tinggi, plain bearing, sliding bearing, dan beberapa open gear*

  • Wick Feed OilerPada gambar wick feed cup oiler terdiri dari : Oil resevoir (Cup), dan sumbu (wick). Alat ini bekerja berdasarkan sifat kapilaritas dari sumbu. Ada beberapa material sumbu yang bisa digunakan yaitu : sumbu lampu, bahan katun, bahan wool, atau kombinasi diantaranya. Tetapi bahan yang paling baik adalah wool.Kelemahan dari bahan katun adalah laju tetes dari minyak lumas terlalu cepat.Diantara dua gambar diatas, design yang paling disarankan adalah gambar 1. Pada gambar 2 tidak disarankan karena laju alir minyak terlalu cepat.*

  • Untuk menghentikan laju alir minyak cukup dengan mengangkat sumbu dari pipa. Kelemahannya adalah operator sering lupa mengembalikan posisi sumbu ke posisi semula saat mesin start. Peralatan yang biasanya dilumasi dengan sistem ini adalah journal bearing.Type lainnya dari pelumasan sumbu ini adalah sebagai berikut :

    *

  • Splash LubricationPelumasan jenis ini cocok untuk gear, dimana minyak dibawa oleh gear yang berputar dan memercikkan ke bagian gear yang lainnya. Pada peralatan ini dilengkapi dengan sediment chamber untuk mengeluarkan endapan.*

  • Mechanical Forced Feed Lubricator*

  • Lubricator jenis ini banyak digunakan untuk sistem pelumasan pada :- Gas engine Kompressor reciprocating silinder steam engine- Bearing yang bergerak dgn kecepatan rendahLubricator ini biasanya dilengkapi dengan :- satu atau lebih pompa kecil- Plunger- Sight glass*

  • Air Spray / Oil Mist LubricationPelumasan metode ini banyak digunakan pada :Tali baja dan rantaiOpen Gear dan BearingPelumasan jenis ini termasuk jenis Oil Mist Lubrication, dimana pada alat ini dilengkapi dengan : automatic operated air spray yang dilengkapi dengan mixing nozzle atau airless atomizing. Biasanya minyak diatomisasikan dengan tekanan rendah (10 50 psi) dengan bantuan udara.*

  • Untuk rangkaian secara sistem sederhana dapat digambarkan sebagai berikut *

  • *

  • Ring Oil Bearing LubricatorPada sistem ini, minyak yang berada di reservoir dapat naik keatas akibat putaran ring yang berada pada journal. Pelumasan minyak masuk ke bearing melalui groove yang ada. Setelah digunakan untuk melumasi bearing, minyak kembali ke reservoir, dan proses pelumasan bearing terjadi secara terus menerus. *

  • Bisanya metoda ini digunakan untuk kecepatan putaran sedang. Jika kecepatan putaran ring terlalu tinggi akan terjadi selip dan kegagalan pelumasan. Ukuran ring biasanya 1,5 2 kalinya diameter journal dengan panjang bearing kira-kira lebih dari 8 in dan digunakan jumlah ring dua atau lebih. Terkadang beberapa peralatan tidak menggunakan ring tetapi digunakan rantai. Untuk kecepatan putaran rendah dengan beban besar biasanya diperlukan viskositas minyak yang tinggi dan digunakan collar yang menempel pada shaft sebagai pengganti ring atau rantai.

    *

  • Circulating Oiling System*

  • Pada sistem pelumasan sirkulasi terdapat beberapa peralatan utama yaitu :PompaFilterOil CoolerMinyak yang digunakan untuk pelumasan bearing dan gouvernur umumnya memiliki temperatur 120 130 oF, dan setelah digunakan untuk pelumasan, temperatur minyak mencapai 135 145 oF, maka dalam sistem ini diperlukan Oil Cooler sebagai media pendingin minyak. Tentunya minyak yang temperaturnya tinggi tersebut telah mengalami oksidasi, sehingga pada sistem ini dilengkapi pula dengan filter. Yang fungsinya memisahkan minyak yang telah teroksidasi dengan minyak yang sudah bersih. Air juga ikut terpisahkan di filter tersebut.*

  • Beda antara pelumasan sistem kabut dan sirkulasiPada pelumasan sistem kabut sudah tidak digunakan lagi pompa dan return piping, karena pada sistem pelumasan kabut telah menggunakan energi udara tekan yang dapat menghasilkan partikel-partikel minyak dalam bentuk kabut (atau seperti aerosol). Minyak yang yang dihasilkan dalam bentuk kabut bersifat kering karena sedikit mengandung air. Pada Oil Mist System (pelumasan sistem kabut) tidak menggunakan fasilitas Oil Filter, Oil Pump dan return piping *

  • Aplikasi PelumasPada roda gigi, sifat penting yang harus dimiliki oleh pelumas :mencegah terjadinya keausanmengurangi gesekanmencegah scoring/scuffing dan weldingsebagai media pendinginmelindungi dari karat

    *

  • *

  • *

  • *

  • *

  • *

  • *

  • Penanganan Masalah Pelumas Roda Gigi*

  • Pelumas HidrolisSifat penting yang harus dimiliki pelumas hidrolis :Melumasi,Melindungi terhadap korosi, danMenyekat *

  • Sifat penting tersebut meliputi :Viskositas (viskositas yang tinggi atau yang tidak begitu tinggi ?)Kestabilan Oksidasi (bagaimana hubungan antara oksidasi dengan semakin tingginya viskositas pelumas ?)Sifat Anti Aus (viskositas tinggi apakah selalu baik ?)Demulsibility (bagaimana hubungan antara semakin tinggi viskositas pelumas dan korosi ?)Air Release (bagaimana udara bisa terperangkap di pelumas hidrolis ?)*

  • Kontaminasi yang sering ditemui adalah airBila air bercampur dengan fluida hidrolik, maka akan terbentuk tiga masalah sebagai berikut :Busa (foaming)Gelembung udara (aeration)Oksidasi atau fluida hidrolik *

  • *

  • PENANGANAN MASALAH PELUMASAN PADA HIDROLIK *

  • PELUMAS BANTALANDasar yang digunakan untuk memilih grease sebagai pelumas bantalanKecepatanBebanTemperatur operasiKondisi kelembabanAdanya kontaminanMetode pengaplikasian yang digunakanLife expectancy dari pelumas

    *

  • Type grease yang digunakan berdasarkan range kecepatan dan range temperatur untuk roller dan ball bearing*

  • *

  • *

  • Rule of Thumb penggantian pelumas grease pada Bearing*

  • Rule of Thumb penggantian pelumas grease pada Bearing berdasarkan kondisi operasi dan lingkungan*

  • Penentuan Viskositas Pelumas pada Rolling Element BearingPenentuan viskositas pelumas pada rolling element bearing yaitu pada :Journal Bearing dan Ball and Rolling BearingDapat ditentukan sebagai berikut :*

  • Penentuan Viskositas pada Journal Bearing3 faktor yang menentukan viskositas pelumas untuk journal beraing :Temperatur KecepatanBeban

    *

  • Penentuan Viskositas pada Journal BearingBerikut ASTM Viscosity Temperature Chart*

  • Penentuan Viskositas Pelumas pada Journal Bearing*

  • Penentuan Viskositas Pelumas pada Journal Bearing (lanjutan)*

  • Dimana :

    *D = diameter bore (mm)N = Kecepatan bearing (rpm)Penentuan Viskositas Pelumas pada Ball and Roller Bearings

  • Penentuan Viskositas Pelumas pada Ball and Roller Bearings*

  • PENANGANAN MASALAH PELUMAS PADA BANTALAN*

  • PELUMAS KOMPRESORPERSYARATAN PELUMAS REFRIGERASITitik beku yang rendahTitik nyala yang tinggi (stabilitas termal yang baik)Viskositas yang tepatDapat dipisahkan dengan mudah dari refrigeran tanpa reaksi kimiaTidak mudah membentuk emulsiKadar paraffin rendah (untuk mencegah pembekuan pada temperatur rendah)Kemurnian tinggi (tidak mengandung kotoran, air, asam dan sebagainya)Bersifat isolator yang baik, terutama untuk penggunaan pada kompresor hermatik. Kekuatan lapisan minyak yang tinggi.

    *

  • PENANGANAN MASALAH PELUMAS PADA KOMPRESOR*

  • Viskositas pelumas valve yang digunakan pada beberapa pompa*

  • Rekomendasi Pelumas pada Steam Turbine dan spesifikasinyaRekomendasi ini didasarkan atas cara melumasinyaSpesifikasi pelumas steam turbine sbb :*

  • Persyaratan pelumas pada rantai*

  • Persyaratan yang harus dimiliki pelumas Tali Bajatahan lama, memiliki sifat adhesive pada tali sehingga tahan lama dan tidak mudah terlempar atau terusap dari tali ketika beroperasi di pulley.tahan terhadap pencucian airbersifat melindungi dari karat atau korosi yang diakibatkan oleh asam, alkalin atau air garamTidak lengket sehingga debu dan kotoran tidak menempel pada tali, yang akibatnya nanti terjadi gesekan. Pelumas tali bisa jadi diformulasikan dari bahan aspal atau petrolatum basedBila digunakan grease, gunakan grease yang megandung solid lubricant seperti grafit atau molybdenum disulfida.*

  • Pelumasan pada Tali Baja*

  • Pelumasan pada Tali Baja*

  • Periode penggantian pelumasUntuk sistem sirkulasi yang menggunakan pelumas lebih dari 50 gallon, maka ada dua cara untuk mengetahuinya :Visual inspectionLaboratory test*

  • Untuk visual inspectionLakukan uji visual setiap interval (katakanlah seminggu sekali) dengan mengambil 50 100 ml pelumas terpakai Kemudian biarkan selama 60 menit pada suhu 60 oCAmati perubahannyaTindakan yang akan diambil lihat tabel berikut ini :

    *

  • *

  • Untuk Laboratory Test*

  • MENGKONVERSI VISKOSITASUntuk mengkonversi viskositas dari berbagai sistem bisa digunakan korelasi berikut :

    *

  • PENYIMPANAN DAN PENANGANAN PELUMAS*

  • PENYIMPANAN DI GUDANG*

  • YANG PALING BAIK DISIMPAN DENGAN POSISI TERBALIK (TUTUP DRUM DIBAWAH)BILA TIDAK MEMUNGKINKAN MAKA DIBERI TUTUP PADA BAGIAN ATASNYABILA TIDAK MEMUNGKIN JUGA MAKA HARUS DI MIRINGKAN SEPERTI GAMBAR BERIKUT :*

  • BAGAIMANA BILA TIDAK DIPENUHI KETIGA SYARAT TERSEBUT ?*

  • JANGAN MENCIDUK PELUMAS TETAPI GUNAKAN CARA BERIKUT*

  • BERAPA LAMA KITA HARUS MENYIMPAN ?*

  • ADA REKOMENDASI UKURAN DRUM JUGA LHO*

  • *

    *************************************************************************************************************************