PELAYANAN KEMATIAN BAGI LANJUT USIA di PANTI SOSIAL...

89
PELAYANAN KEMATIAN BAGI LANJUT USIA di PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA (PSTW) BUDI MULIA 4 MARGAGUNA Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial Islam (S.Sos.I) Oleh: WAHYUDI NIM: 104054102131 PROGRAM STUDI KESEJAHTERAAN SOSIAL FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1432 H. / 2011 M.

Transcript of PELAYANAN KEMATIAN BAGI LANJUT USIA di PANTI SOSIAL...

Page 1: PELAYANAN KEMATIAN BAGI LANJUT USIA di PANTI SOSIAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43677/1/WAHYUDI-FDK.pdf · Terima kasih atas persahabatan yang kalian tawarkan,

PELAYANAN KEMATIAN

BAGI LANJUT USIA di PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA

(PSTW) BUDI MULIA 4 MARGAGUNA

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi

Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Sosial Islam (S.Sos.I)

Oleh:

WAHYUDINIM: 104054102131

PROGRAM STUDI KESEJAHTERAAN SOSIAL

FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1432 H. / 2011 M.

Page 2: PELAYANAN KEMATIAN BAGI LANJUT USIA di PANTI SOSIAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43677/1/WAHYUDI-FDK.pdf · Terima kasih atas persahabatan yang kalian tawarkan,
Page 3: PELAYANAN KEMATIAN BAGI LANJUT USIA di PANTI SOSIAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43677/1/WAHYUDI-FDK.pdf · Terima kasih atas persahabatan yang kalian tawarkan,
Page 4: PELAYANAN KEMATIAN BAGI LANJUT USIA di PANTI SOSIAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43677/1/WAHYUDI-FDK.pdf · Terima kasih atas persahabatan yang kalian tawarkan,

LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa:

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi

salah satu persyaratan memperoleh gelar strata 1 di Universitas Islam

Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penelitian ini telah dicantumkan

sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta.

3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya

atau merupakan hasil jiplakan karya orang lain, maka saya bersedia

menerima sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 14 Maret 2011

WAHYUDI 104054102131

Page 5: PELAYANAN KEMATIAN BAGI LANJUT USIA di PANTI SOSIAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43677/1/WAHYUDI-FDK.pdf · Terima kasih atas persahabatan yang kalian tawarkan,

i

ABSTRAK

WahyudiPelayanan Kematian Bagi Lanjut Usia di Panti Sosial Tresna Werdha Budi Mulia 4 Margaguna

Masa lanjut usia merupakan tahap akhir dalam fase kehidupan manusia hidup di dunia, dalam masa itu lanjut usia mengalami penurunan fisik, mental dan sosial yang dapat menimbulkan permasalahan-permasalahan baru sehingga menghambat mereka untuk menjalani aktifitas sehari-hari. Walaupun demikian seorang lanjut usia harus berusaha selalu optimis, ceria, dan berusaha untuk tetap sehat dimasa usia lanjut. Panti jompo merupakan tempat pilihan yang terakhir untuk lansia menghabiskan sisa-sisa kehidupan di dunia dan salah satu panti sosial yang menangani lanjut usia terlantar adalah Panti Sosial Tresna Werdha (PSTW) Budi Mulia 4 Margaguna Radio Dalam, Jakarta selatan, yang memberikan pelayanan-pelayanan kesejahteraan sosial kepada lanjut usia terlantar baik secara jasmani maupun rohani.

Pada umumnya manusia ingin hidup panjang bahkan sampai beribu-ribu tahun lagi dengan berbagai upaya yang dilakukan, proses hidup yang dialami manusia yang cukup panjang ini telah menghasilkan kesadaran pada diri setiap manusia akan datangnya kematian sebagai tahap terakhir kehidupannya di dunia, apa lagi ketika manusia sudah berumur lanjut. Seharusnya mereka mempersiapkan bekal untuk kehidupan yang abadi nanti, yaitu di akhirat. Lanjut usia seharusnya lebih mendekatkan diri kepada Tuhan, karena kebanyakan pada usia lanjut itu kematian akan datang menghampiri jika di bandingkan dengan masa dewasa,maupun masa anak-anak, dengan berbagai sebab-sebab dan permasalahan yang dihadapi lanjut usia, misalnya fisik yang memang sudah lemah serta mudah sakit yang berkepanjangan dan tidak sembuh-sembuh, yang meskipun pada dasarnya kematian itu menghampiri setiap manusia tidak memandang usia.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana proses pelayanan kematian lanjut usia di Panti Sosial Tresna Werdha (PSTW) Budi Mulia 4 Margaguna, Radio Dalam, Jakarta Selatan. Melalui metode kualitatif yang menghasilkan data-data deskriptif dengan menggunakan teknik pengumpulan data yang digunakan penelitian adalah wawancara mendalam, pengamatan mendalamdan dokumentasi yang dilakukan untuk mendapatkan data-data secara valid. Obyek yang diteliti adalah lanjut usia terlantar yang menjadi Warga Binaan Sosial (WBS) di PSTW beserta pegawai-pegawai yang secara intens melakukan pendampingan maupun bimbingan kepada para WBS (lanjut usia).

Hasil penelitian menyatakan PSTW memberikan berbagai pelayanan-pelayanan sosial kepada lanjut usia sebelum kematian menghampirinya, mulai dari pengasramaan, memberikan makan sehari tiga kali, bimbingan keterampilan, bimbingan fisik dan mental serta tahapan-tahapan pelayanan. Selain itu juga, lanjut usia mengisi waktu luang dengan bermain-main, karaokean, tidur-tiduran, nonton TV, bercengkerama dengan lanjut usia yang lain, serta mengikuti kegiatan-kegiatan yang ada di PSTW, dengan mengikuti kegiatan-kegiatan di PSTW, maka diharapkan lanjut usia akan menemukan makna hidup dan apabila ajal telah tiba, maka dengan cara yang khusnul khotimah.

Page 6: PELAYANAN KEMATIAN BAGI LANJUT USIA di PANTI SOSIAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43677/1/WAHYUDI-FDK.pdf · Terima kasih atas persahabatan yang kalian tawarkan,

ii

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Alhamdulillah, segala puji bagi Dzat yang Maha Pemberi makna dan

kenikmatan kepada makhluknya, Dzat yang Maha Agung, Maha Bijaksana,

Dialah Allah SWT. Penulis dengan penuh keikhlasan hati bersyukur atas

kehidupan yang diberi, potensi akal dan kasih sayang disertai dengan usaha yang

sungguh-sungguh akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan baik.

Sholawat dan salam selalu penulis curahkan untuk panutan dan suri

tauladan umat, yakni Nabi Muhammad SAW. Kesejahteraan dan keselamatan

semoga selalu mengiringinya, keluarga, para sahabat, dan pengikutnya hingga

akhir zaman.

Dengan taufik dan hidayah dari Allah SWT, serta usaha keras yang

dilakukan, penulis begitu menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari

kesempurnaan. Namun berkat do’a, bantuan serta dukungan yang begitu banyak

dari berbagai pihak, Alhamdulillah akhirnya penulis dapat menyusun skripsi ini

hingga rampung dengan judul “Pelayanan Kematian Bagi Lanjut Usia di Panti

Sosial Tresna Werdha Budi Mulia 4 Margaguna”.

Ayahanda Sokheh, beserta Ibunda Marwiyah yang telah rela mencurahkan

kasih sayang kepada penulis sejak kecil. Keikhlasan dan ketulusan dalam melepas

penulis untuk menuntut ilmu di “kota orang” adalah hal yang sangat berharga bagi

penulis, do’a dan air mata yang selalu tercurahkan disetiap do’anya adalah

penunjuk jalan bagi penulis dan dengan kehendak Allah SWT, penulis dapat

menyelesaikan penilitian ini.

Page 7: PELAYANAN KEMATIAN BAGI LANJUT USIA di PANTI SOSIAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43677/1/WAHYUDI-FDK.pdf · Terima kasih atas persahabatan yang kalian tawarkan,

iii

Dengan penuh rasa hormat dan takjub, penulis menyadari bahwa dalam

penulisan skripsi ini begitu banyak pihak yang memberikan bantuan, motivasi,

teguran, semangat, serta do’a dan nasihat yang selalu mengiringi pembuatan

skripsi ini. Oleh sebab itu, penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih

kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Komarudin Hidayat, M.A. selaku Rektor Universitas

Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Dr. Arief Subhan, M. A. selaku Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu

Komunikasi, Drs. Mahmud Jalal, M.A., selaku pembantu Dekan II

(PUDEK II) dalam membantu kelancaran penuliasan skripsi. Serta Drs.

Study Rizal, L.K., M.Ag, selaku Pembantu Dekan III (PUDEK III).

3. Ibu Siti Napsiah Ariefuzzaman M. SW sebagai Ketua Jurusan (KAJUR)

Kesejahteraan Sosial Fakutas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, dan

Bapak Ahmad Zaki M. Si sebagai Sekertaris Jurusan (SEKJUR), beserta

Dosen-dosen Jurusan Kesejahteraan Sosial lainnya yang telah memberikan

penulis masukan, nasihat, dukungan serta do’anya.

4. Ibu Nurhayati Nurbus M. SW selaku dosen pembimbing yang telah

memberikan ilmu, saran, motivasi serta waktunya kepada penulis dalam

menyelesaikan skripsi ini dengan penuh kesabaran.

5. Ibu Yanti Affianti S. Sos M. Si sebagai kepala PSTW Budhi Mulia 4

Margaguna dan Ibu Dra. Hj. Farah Darojati sebagai Ka. Sie. Perawatan

yang telah memberikan izin, menerima dan memberikan berbagai

informasi sehingga mempermudah dalam penulis melakukan penelitian.

Page 8: PELAYANAN KEMATIAN BAGI LANJUT USIA di PANTI SOSIAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43677/1/WAHYUDI-FDK.pdf · Terima kasih atas persahabatan yang kalian tawarkan,

iv

6. Segenap pimpinan karyawan dan staf-staf serta bapak/ibu dosen Fakultas

Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi yang telah banyak memberikan

bantuan, ilmu, dan pengalaman. Serta Perpustakaan Fakultas maupun

Perpustakaan Umum (PU) yang telah memberikan fasilitas memadai atas

buku-bukunya.

7. Keluarga Besar Nogosari yang ada di JABODETABEK, antar lain H.

Mu’alimi (alm) dan Hj. Siti Sangadah (alm) sekeluarga, Pakde. Rus

sekeluarga, H. Mutamimmul Akhlak S.H. sekeluarga, Drs. H. Mudarris

sekeluarga, Mbak. Atik sekeluarga, Mas. Faiz sekeluarga, Mas. Anhar

sekeluarga, Mas Budi sekeluarga, dan Mas Agus sekeluarga yang telah

memberikan perhatian berupa dorongan moril maupun bantuan secara

materiil.

8. Paklik Drs. H. Widodo sekeluarga dan Drs. Sukamto sekeluarga yang juga

ikut berpartisipasi memberikan motifasi dan semangat untuk terus mencari

ilmu, meskipun hanya lewat telephon.

9. Kakanda Arifin, yang selalu memberikan bantuan, dorongan dan pelajaran

berharga kepada penulis sehingga menjadikan tokoh kakak yang selalu

memberikan inspirasi bagi penulis. Serta Adikku tercinta Novi Tri

Rahmawati. Karena kalianlah (kakak,adik) penulis selalu semangat

berusaha untuk terus maju.

10. Kyai Mukhlas, Para santri, dan kawan-kawan di Cirebon yang telah

memberikan pelajaran dan petuah untuk mendalami ilmu tentang

kehidupan, meskipun dalam waktu yang relatif singkat. Kawan-kawan

yang sering berbagi suka-duka dalam kehidupan ini dalam keadaan senang

Page 9: PELAYANAN KEMATIAN BAGI LANJUT USIA di PANTI SOSIAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43677/1/WAHYUDI-FDK.pdf · Terima kasih atas persahabatan yang kalian tawarkan,

v

maupun susah/sedih; Muhajirin Grinting sekeluarga, Ki Jambol, Ki

Brengsek, Gus Ken, Kang Asep sekeluarga, Emak Warsonah sekeluarga,

Emak RT sekeluarga, Om. Udin sekeluarga, Ubay sekeluarga, Rooney

Boat (R&B) sekeluarga, Zaenal sekeluarga, Wisnu sekeluarga, Aweng

sekeluarga dan Achong sekeluarga.

11. Teman-teman Jurusan Kesejahteraan Sosial Fakultas Ilmu Dakwah dan

Ilmu Komunikasi angkatan 2004: Mustofa, Ijul, Dedi, Yudha (Item),

Hafidz, Ipul, Hamzah, Safrudin (Didin), Afif, Fahrudin, Syamsari Pai,

Kartini (Ade), Fitrah, Winda, Mega, Nadya, Dhea, Sarti, Ziarotun, serta

Adik-adik dan Kakak-kakak kelas Jurusan Kessos dari angkatan 2003

sampai 2010. Terima kasih atas persahabatan yang kalian tawarkan,

Semoga Ukhuwah, Silaturrahim, dan kekeluargaan yang telah kita

pertahankan hingga masa tua dan itu semua akan menjadi cerita hidup di

masa yang akan datang.

Mungkin masih banyak lagi nama yang tidak bisa tercantumkan dalam

tulisan ini penulis dengan kerendahan hati dan berdo’a semoga Allah SWT

mempermudah segala urusan di dunia dan membalas segala amal perbuatan,

juga penulis berharap semoga skripsi ini bisa bermanfaat bagi semuanya, baik

terhadap tiap-tiap individu, golongan masyarakat, lembaga atau instansi. Amin

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Jakarta, 14 Maret 2011

Penulis,

Wahyudi

Page 10: PELAYANAN KEMATIAN BAGI LANJUT USIA di PANTI SOSIAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43677/1/WAHYUDI-FDK.pdf · Terima kasih atas persahabatan yang kalian tawarkan,

vi

DAFTAR ISI

ABSTRAK...................................................................................................... iKATA PENGATAR....................................................................................... iiDAFTAR ISI ................................................................................................. viDAFTAR TABEL .......................................................................................... viii

BAB I PENDAHULUANA. Latar Belakang Masalah............................................................ 1B. Pembatasan dan Perumusan Masalah ....................................... 7

1. Pembatasan Masalah ........................................................... 72. Perumusan Masalah ............................................................ 7

C. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian ................................. 71. Tujuan Penelitian ................................................................ 72. Manfaat Penelitian .............................................................. 7

a. Manfaat Akademis......................................................... 7b. Manfaat Praktis.............................................................. 8

D. Metodologi Penelitian............................................................... 8

1. Pendekatan Penelitian .......................................................... 8

2. Tempat dan Waktu Penelitian .............................................. 10

3. Sumber Data ........................................................................ 10

4. Teknik Pengumpulan Data ................................................... 10

5. Teknik Pemilihan Informan.................................................. 11

6. Analisa Data ........................................................................ 12

E. Sistematika Penulisan ............................................................... 13

BAB II KERANGKA TEORIA. Definisi Pelayanan ................................................................... 15B. Kematian .................................................................................. 20

1. Pengertian Kematian...................................................................202. Perlunya Mengingat Mati...........................................................233. Makna Hidup dan Persiapan Bekal..................................... 24

C. Lanjut Usia ............................................................................... 301. Pengertian Lanjut Usia........................................................ 302. Permasalahan Lanjut Usia ................................................... 323. Kebutuhan Lanjut Usia ....................................................... 34

Page 11: PELAYANAN KEMATIAN BAGI LANJUT USIA di PANTI SOSIAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43677/1/WAHYUDI-FDK.pdf · Terima kasih atas persahabatan yang kalian tawarkan,

vii

BAB III GAMBARAN UMUM LEMBAGAA. Sejarah Berdirinya PSTW......................................................... 36B. Landasan Hukum...................................................................... 36C. Visi dan Misi ............................................................................ 37D. Tugas Pokok............................................................................. 37E. Tujuan ...................................................................................... 37F. Sasaran ..................................................................................... 38G. Persyaratan Penerimaan Lanjut Usia ......................................... 38H. Prosedur Penerimaan ................................................................ 38I. Fasilitas Pelayanan.................................................................... 38J. Proses Pelayanan ...................................................................... 40K. Struktur Organisasi ................................................................... 42L. Data Warga Binaan/Lanjut Usia................................................ 43

BAB IV HASIL TEMUAN DAN ANALISAA. Identitas Informan..................................................................... 44

1. Kakek ED........................................................................... 452. Nenek MRS........................................................................ 46

B. Pelayanan Sosial ...................................................................... 461. Pendekatan Awal................................................................ 47

a. Identifikasi ..................................................................... 47b. Motivasi ......................................................................... 48c. Seleksi ............................................................................ 48

2. Penerimaan ........................................................................ 49 3. Pemahaman Masalah.......................................................... 49 4. Perencanaan Pemecahan Masalah ...................................... 50 5. Pelaksanaan Pemecahan Masalah....................................... 51 6. Resosialisasi ...................................................................... 53

C. Proses Pelayanan Kematian ...................................................... 54

BAB V PENUTUPA. Kesimpulan............................................................................... 60B. Saran ........................................................................................ 61

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 63

LAMPIRAN-LAMPIRAN............................................................................. 65

Page 12: PELAYANAN KEMATIAN BAGI LANJUT USIA di PANTI SOSIAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43677/1/WAHYUDI-FDK.pdf · Terima kasih atas persahabatan yang kalian tawarkan,

viii

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Kerangka Informan……………………………………………….. 12

Tabel 3.2 Struktur Organisasi ........................................................................42

Tabel 3.3 Data Jumlah Lanjut Usia Berdasarkan Jenis Kelamin.....................43

Tabel 3.4 Daftar Ruangan WBS/Lanjut Usia .................................................44

Page 13: PELAYANAN KEMATIAN BAGI LANJUT USIA di PANTI SOSIAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43677/1/WAHYUDI-FDK.pdf · Terima kasih atas persahabatan yang kalian tawarkan,

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Lanjut usia merupakan periode penutup dalam rentang kehidupan

seseorang, hal ini sesuai dengan pernyataan Elizabeth Hurlock; tahap

terakhir dalam rentang kehidupan manusia adalah menjadi usia lanjut,

yang berkisar antara usia enam puluh sampai tujuh puluh dan usia lanjut

yang mulai pada usia tujuh puluh sampai akhir kehidupan seseorang. Usia

lanjut ditandai dengan perubahan fisik dan psikologis. Ketika seorang

mencapai tahap usia lanjut, maka akan terjadi perubahan-perubahan fisik

bahkan sampai ada anggapan bahwa masa tua merupakan masa yang

mudah dihinggapi segala penyakit dan mengalami kemunduran mental

seperti menurunnya daya ingat.1

Seseorang menjadi tua merupakan fenomena perkembangan

manusia yang alamiah dalam kehidupan manusia yang tidak mungkin

dihindari. namun bagi sebagian orang menjadi tua merupakan suatu yang

menakutkan karena dengan berfikir menjadi tua mereka tidak dibutuhkan,

dihargai dan menganggap keberadaannya menjadi beban keluarga dan

anak cucu mereka, sehingga pemikiran itu akan berpengaruh pada

kejiwaannya.

Melihat kondisi fisik dan psikis orang tua yang sudah lanjut usia

adalah sama seperti melihat bayi, ke dua orang tersebut sama-sama

membutuhkan perawatan dan perhatian khusus. Selain itu pula, beberapa

1 Elizabeth B. Hurlock, Psikologi Perkembangan, (ERLANGGA, 1980), hal. 380

Page 14: PELAYANAN KEMATIAN BAGI LANJUT USIA di PANTI SOSIAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43677/1/WAHYUDI-FDK.pdf · Terima kasih atas persahabatan yang kalian tawarkan,

2

orang tua dari mereka karena kondisi medis yang sudah sangat lemah

sekali, tentunya sangat memerlukan sekali bantuan dari orang lain yang

benar-benar telah berpengalaman dalam merawat orang tua yang sudah

berusia lanjut.

Mengapa kita perlu memberikan perhatian dan pelayanan kepada

mereka yang sudah lanjut usia ? Meskipun pertanyaan tersebut bukanlah

inti permasalahan yang akan dibahas dalam skripsi ini, akan tetapi

jawabannya mempunyai arti penting sebagai langkah awal untuk

memberikan pemahaman pada permasalahan yang sebenarnya.

Alasan yang mendasar untuk menjawab pertanyaan diatas dilihat

dari segi ibadah, yaitu bentuk sikap keyakinan dan perilaku dalam

hubungan manusia dengan sang pencipta. Diketahui bahwa tidak ada

satupun ajaran agama yang tidak menekankan pada pengikutnya untuk

tidak menempatkan posisi orang tua sebagai orang yang harus dihormati.

Kesibukan yang melanda kaum muda hampir menyita seluruh

waktunya, sehingga mereka hanya memiliki sedikit waktu untuk

memikirkan orang tua. Kondisi seperti ini menyebabkan kurangnya

komunikasi antara orang tua dan anak, kurangnya perhatian dan pemberian

perawatan terhadap orang tua. Kondisi perkotaan yang berpacu untuk

memperoleh kekuasaan dan kekayaan banyak menimbulkan rasa

kecemasan, ketegangan, ketakutan, bagi penduduknya yang dapat

menyebabkan penyakit mental. Kondisi perkotaan yang besifat

individualisme menyebabkan kontak sosial menjadi longgar sehingga

penduduk merasa tidak aman, kesepian dan ketakutan.

Page 15: PELAYANAN KEMATIAN BAGI LANJUT USIA di PANTI SOSIAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43677/1/WAHYUDI-FDK.pdf · Terima kasih atas persahabatan yang kalian tawarkan,

3

Ajaran Islam sangat jelas menegaskan tentang keharusan kita

berbuat baik kepada kedua orang tua, bahkan ketika mereka berusia lanjut.

Diantaranya adalah tercantum dalam QS. Al Israa’ (17; 23-24), yang

artinya:

“Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang diantara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan “ahh” dan janganlah kamu membentak mereka, dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia. Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan dan ucapkanlah: “Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil.”

Oleh karena itu sangat disayangkan apabila ada seseorang yang

sampai menelantarkan mereka, bahkan sampai melakukan kekerasan serta

tidak perduli akan keberadaan mereka, walau bagaimanapun mereka

adalah seseorang yang perlu mendapatkan perhatian, sekaligus pelayanan

yang memadai untuk keberlangsungan hidup para orang tua atau Lansia

yang terlantar.

Suatu hal yang menjadi penting dan perlu kita sikapi adalah

bagaimana kita memberikan akses dan pelayanan yang adil bagi masing-

masing kelompok tersebut. Terlebih bagi kelompok yang belum cukup

kemandiriannya (usia anak-anak) dan atau kelompok yang sudah

berkurang kemandiriannya (kelompok lansia).

Undang-Undang No. 6 Tahun 1974 tentang ketentuan-ketentuan

pokok kesejahteraan sosial, dijelaskan bahwa; “Kesejahteraan sosial ialah

suatu tata kehidupan dan penghidupan sosial materiil maupun spirituil

yang diliputi oleh rasa keselamatan, kesusilaan dan ketentraman lahir dan

Page 16: PELAYANAN KEMATIAN BAGI LANJUT USIA di PANTI SOSIAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43677/1/WAHYUDI-FDK.pdf · Terima kasih atas persahabatan yang kalian tawarkan,

4

batin yang memungkinkan bagi setiap warga negara untuk mengadakan

usaha pemenuhan kebutuhan-kebutuhan jasmaniah, rokhaniah, dan sosial

sebaik-baiknya bagi diri, keluarga serta masyarakat dengan menjunjung

tinggi hak-hak asasi serta kewajiban manusia sesuai dengan pancasila.”2

UU No. 6 Tahun 1974, menjelaskan juga bahwa tiap warga negara

Indonesia tanpa kecuali, tidak membedakan status sosial, tidak

membedakan jenis kelamin, tidak juga membedakan tingkatan dan usia.

dari anak-anak sampai lanjut usia (Lansia), bahkan sejak terlahir berhak

atas kesejahteraan sosial yang memadai.

Pertumbuhan jumlah penduduk lanjut usia di Indonesia dari tahun

ke tahun semakin meningkat, struktur penduduk Indonesia yang berusia

lanjut (Departemen Sosial, 1999; 2004d), mulai tahun 1980 berjumlah

7.998.543 jiwa (5,45%). Tahun 1990 menjadi 11.277.577 jiwa (6,29%)

dan tahun 2000 menjadi 14.439.967 jiwa (7,18%). Lalu tahun 2010

diperkirakan berjumlah 23.992.553 jiwa(9,77%) dan tahun 2020 menjadi

11,34%.3

Tanggap dengan persoalan-persoalan yang ada pada lanjut usia,

negara membuat peraturan melalui undang-undang No. 13 Tahun 1998

tentang kesejahteraan lanjut usia, Pasal 5 Ayat 2 menyebutkan bahwa,

“sebagai penghormatan dan penghargaan kepada lanjut usia diberikan hak

untuk meningkatkan kesejahteraan sosial yang meliputi pelayanan

keagamaan, mental, spiritual, pelayanan kesehatan, pelayanan kesempatan

kerja, pelayanan pendidikan dan pelatihan, kemudahan dalam

2 UU No. 6 Th 1974, Tentang Ketentuan Pokok Kesejahteraan Sosial, Pasal 2 ayat 13 Jayaputra Achmadi, Departemen Sosial RI, Pelayanan Sosial Lanjut Usia Indonesia.

(Jakarta; Puslit PKS, 2005), h. 6

Page 17: PELAYANAN KEMATIAN BAGI LANJUT USIA di PANTI SOSIAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43677/1/WAHYUDI-FDK.pdf · Terima kasih atas persahabatan yang kalian tawarkan,

5

menggunakan fasilitas sarana dan prasarana umum, kemudahan dalam

pelayanan dan bantuan hukum, perlindungan sosial, serta bantuan sosial.”4

Selanjutnya pasal 8 (delapan) dalam Undang-undang tersebut di

atas disebutkan, “Pemerintah, keluarga dan Masyarakat bertanggung jawab

atas terwujudnya upaya peningkatan kesejahteraan lanjut usia”5

Memasuki masa lanjut usia merupakan periode akhir didalam fase

kehidupan manusia didunia ini, yang kemudian akan di hadapkan pada

kematian, hal ini sesuai dengan QS. Al Imron Ayat 185 yang berbunyi:

Artinya: “tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. dan Sesungguhnya pada hari kiamat sajalah disempurnakan pahalamu. Barangsiapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam syurga, Maka sungguh ia telah beruntung. kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan.”

Karena kebanyakan orang yang sudah lanjut usia yang

kemungkinan akan mengalami kematian (meninggal dunia), jika

dibandingkan dengan usia remaja atau usia dewasa. Namun sebenarnya

kematian itu datang tidak memandang usia, ada yang masih usia remaja

sudah meninggal dunia, ada juga yang masih dalam kandungan yang

belum dapat merasakan keindahan dunia sudah dalam keadaan tidak

bernyawa (meninggal). Oleh karena itu, banyak hal penting yang perlu

diperhatikan disaat menjalani masa lanjut usia dengan sebaik-baiknya dan

mempersiapkan diri sebelum kematian tiba saatnya nanti.

Tidak mudah memang ketika seseorang dihadapkan pada hal

kematian, pemikiran-pemikiran akan timbul dalam benak mereka, belum

4 UU No. 13 Tahun 1998 Tentang Kesejahteraan Lanjut Usia, Pasal 5 ayat 25 Ibid

Page 18: PELAYANAN KEMATIAN BAGI LANJUT USIA di PANTI SOSIAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43677/1/WAHYUDI-FDK.pdf · Terima kasih atas persahabatan yang kalian tawarkan,

6

lagi dipermasalahkan dalam hal pemakaman yang layak untuk tempat

singgah terakhir selama hidup didunia. Mereka harus mengeluarkan biaya

yang tidak sedikit untuk proses pemakaman, mulai dari lahan, mengurus

jenazah, sampai pembelian peti mati.

Persoalannya lain juga terdapat pada lahan pemakaman itu sendiri

semakin lama makin menyempit di Indonesia, mengingat keadaan tanah

itu sendiri, dimana tanah tidak akan bertambah luas dan melebar, yang ada

hanya mengalami penyempitan.

PSTW Budi Mulia 4 Margaguna Jl. Margaguna No. 1 Radio Dalam

Jakarta Selatan adalah salah satu panti sosial yang berperan memberikan

pelayanan sosial dalam usaha kesejahteraan Lansia yang terkait dengan

mengatasi permasalahan-permasalahan yang dihadapi Lansia, Baik itu

ketika mereka masih menjadi Warga Binaan Sosial (WBS) maupun sudah

tidak lagi menjadi Warga Binaannya (meninggal dunia).

Selama hidup di dunia kita dianjurkan untuk banyak-banyak

mengingat mati, apalagi ketika sudah mencapai masa lanjut usia, karena

dengan mengingat kematian tersebut, maka jiwa kita akan semakin tegar

menghadapi hidup yang singkat ini, rasa optimis dan mencari kehidupan

yang bermakna akan muncul dalam diri kita masing-masing, ketika

kematian datang menghampiri, maka sudah siap untuk menghadapinya dan

apa yang harus dilakukannya, Kalau saya gagal di dunia ini saya masih

punya surga di akhirat nanti, dan kalau saya sukses dalam kehidupan ini,

akan saya pergunakan kesuksesan itu untuk kesuksesan yang lebih abadi

dan hakiki, yaitu di akhirat nanti, dihadapan Illahi Robbi.

Page 19: PELAYANAN KEMATIAN BAGI LANJUT USIA di PANTI SOSIAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43677/1/WAHYUDI-FDK.pdf · Terima kasih atas persahabatan yang kalian tawarkan,

7

Berdasarkan latar belakang diatas, peneliti tertarik untuk

memperdalam pembahasan skripsi yang berjudul, “Pelayanan Kematian

Bagi Lanjut Usia di Panti Sosial Tresna Werdha Budi Mulia 4

Margaguna”

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah

1. Pembatasan Masalah

Agar penelitian terarah dan tidak melebar, maka peneliti

membatasi penelitian ini pada proses pelayanan kematian bagi Lanjut

Usia yang di lakukan oleh PSTW Budi Mulia 4 Margaguna, Jakarta

Selatan, pada bulan Maret sampai bulan Mei Tahun 2011.

2. Perumusan Masalah

Adapun masalah penelitian ini adalah bagaimana proses pelayanan

kematian terhadap Lanjut Usia yang diberikan PSTW Budi Mulia 4

Margaguna Jl. Margaguna No. 1 Radio Dalam, Jakarta Selatan?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Adapun tujuan yang ingin di capai peneliti adalah

Menggambarkan pelayanan kematian bagi Lanjut Usia yang

diberikan oleh Panti Sosial Tresna Werdha (PSTW) Budi Mulia 4 Jl.

Margaguna No. 1 Radio Dalam, Jakarta Selatan.

Sedangkan manfaat dari penelitian ini adalah

1. Manfaat Akademis

a) Diajukan sebagai salah satu syarat untuk mendapat gelar S1 (Strata

Satu) di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Page 20: PELAYANAN KEMATIAN BAGI LANJUT USIA di PANTI SOSIAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43677/1/WAHYUDI-FDK.pdf · Terima kasih atas persahabatan yang kalian tawarkan,

8

b) Menambah informasi bagi pengembangan Ilmu Kesejahteraan

Sosial di bidang pelayanan Lanjut Usia.

c) Bermanfaat menjadi dokumen perguruan tinggi, untuk dijadikan

rujukan bagi mahasiswa yang berkonsentrasi pada studi sosial

bidang pelayanan Lanjut Usia.

2. Manfaat Praktis

a) Memberikan masukan bagi PSTW Budi Mulia 4 Margaguna Jl.

Margaguna No. 1 Radio Dalam, Jakarta Selatan dalam pelayanan

terhadap Lanjut Usia.

b) Memberikan sumbangan pemikiran bagi pembuat kebijakan

kesejahteraan sosial khususnya yang bergerak di bidang pelayanan

bagi Lanjut Usia.

D. Metodologi Penelitian

Metodologi penelitian merupakan strategi umum yang dipakai

dalam pengumpulan data dan analisa data yang diperlukan, guna

menjawab permasalahan yang diselidiki. Penggunaan metodologi ini

dimaksudkan untuk menentukan data valid, akurat, dan signifikan dengan

permasalahan sehingga dapat digunakan untuk mengungkapkan

permasalahan yang diteliti.

1. Pendekatan Penelitian

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode atau

pendekatan kualitatif, yaitu menurut Lexy J. Moleong, metodologi

kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif

Page 21: PELAYANAN KEMATIAN BAGI LANJUT USIA di PANTI SOSIAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43677/1/WAHYUDI-FDK.pdf · Terima kasih atas persahabatan yang kalian tawarkan,

9

berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang atau perilaku yang

diamati.6

Sedangkan menurut Nawawi pendekatan penelitian kualitatif dapat

diartikan sebagai rangkaian kegiatan atau proses menjaring informasi

dari kondisi sewajarnya dalam kehidupan suatu obyek, dihubungkan

dengan pemecahan suatu masalah, baik dari sudut pandang teoritis

maupun praktis. Penelitian kualitatif dimulai dengan mengumpulkan

informasi - informasi dalam situasi sewajarnya, untuk dirumuskan

menjadi suatu generalisasi yang dapat diterima oleh akal sehat

manusia.7

Peneliti menggunakan metode pendekatan kualitatif untuk

mendeskripsikan proses pelaksanaan pelayanan kematian bagi Lanjut

Usia yang dilakukan oleh PSTW Budi Mulia 4 Margaguna Jl.

Margaguna No. 1 Radio Dalam, Jakarta Selatan.

Jenis penelitian ini adalah deskriptif. Penelitian deskriptif yaitu

usaha mengungkapkan suatu masalah atau keadaan atau peristiwa

sebagaimana adanya sehingga sekedar untuk mengungkapkan fakta.8

Data-data tersebut dapat berasal dari wawancara, observasi,

dokumentasi dll.

6 Lexy Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,

1998) H. 37 Nawawi Hadari, Instrumen Penelitian Bidang Sosial, (Yogyakarta: Gajah Mada

University Prees, 1992), h. 2098 Hadari Nawawi, Metode Penelitian Bidang Sosial, (Yogyakarta : Gajah Mada

University, Press, 2005), Cet. Ke-11, h. 31

Page 22: PELAYANAN KEMATIAN BAGI LANJUT USIA di PANTI SOSIAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43677/1/WAHYUDI-FDK.pdf · Terima kasih atas persahabatan yang kalian tawarkan,

10

2. Tempat dan Waktu Penelitian

Peneliti melakukan penelitian di PSTW Budi Mulia 4 Margaguna

Jl. Margaguna No. 1 Radio Dalam Jakarta Selatan, pada bulan Maret

sampai bulan Mei 2011.

3. Sumber Data

Bila dilihat dari sumbernya, data terbagi dua bagian, Yaitu :

a. Data Primer atau Data Pokok

Merupakan data yang langsung diperoleh dari para informan

yang ada di panti pada waktu penelitian berlangsung, yaitu

diperoleh melalui pengamatan dan wawancara.

Penulis mewawancarai dua orang Lansia, yaitu satu lansia

berjenis kelamin laki-laki dan satu lansia berjenis kelamin

perempuan yang menjadi warga binaan di Panti Sosial Tresna

Werdha Budi Mulia 4 Margaguna, serta kepala panti dan seorang

peksos.

b. Data Sekunder

Adalah data yang dikumpulkan melalui sumber-sumber

informasi tidak langsung, seperti dokumen-dokumen.

Sumbernya adalah majalah, buku, Brosur, Karangan Ilmiah,

Arsip dan Dokumen yang ada di PSTW Budhi Mulia.

4. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data digunakan untuk mengumpulkan data

dan informasi yang diperlukan untuk dapat menjelaskan dan menjawab

Page 23: PELAYANAN KEMATIAN BAGI LANJUT USIA di PANTI SOSIAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43677/1/WAHYUDI-FDK.pdf · Terima kasih atas persahabatan yang kalian tawarkan,

11

permasalahan penelitian ini. Adapun teknik pengumpulan data yang

digunakan adalah:

a) Observasi atau pengamatan

Dalam hal ini, Peneliti mengadakan pengamatan langsung

ke tempat penelitian yaitu PSTW Budhi Mulia terhadap sarana dan

prasarana serta kegiatan pelayanan panti serta kegiatan para Lansia.

b) Wawancara

Yaitu peneliti mendapatkan data dengan cara tanya jawab dan

tatap muka antara peneliti dengan para staf panti, beberapa Lansia,

dan juga Pekerja sosial.

c) Dokumentasi

yaitu peneliti memperoleh data melalui dokumen-dokumen

yang ada di PSTW Budhi Mulia, serta data-data lain yang dapat

dijadikan bahan analisa dalam penelitian ini. Diantaranya adalah

Brosur, Surat kabar, Majalah, Jurnal, dan juga Internet.

5. Teknik Pemilihan Informan

Berkenaan dengan tujuan penelitian, maka pemilihan informan

ditentukan dengan informan kunci (key informan) tertentu yang sarat

informasi dengan fokus penelitian, lebih tepat dilakukan secara sengaja

(Purposive Sampling) yaitu peneliti memilih dan menentukan orang-

orang atau pegawai yang menjadi informan untuk diwawancarai.

Untuk itu peneliti menggambarkan dengan tabel berikut:

Page 24: PELAYANAN KEMATIAN BAGI LANJUT USIA di PANTI SOSIAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43677/1/WAHYUDI-FDK.pdf · Terima kasih atas persahabatan yang kalian tawarkan,

12

Tabel 3.1

Kerangka Informan

Informasi Informan Jumlah

Pelayanan kematian

2 Orang Pekerja Sosial

2 Orang Warga Binaan

Sosial (WBS)

4 Orang

6. Analisa Data

Ada berbagai cara untuk menganalisa data, tetapi secara garis

besarnya dengan langkah-langkah sebagai berikut :

a) Reduksi Data

Yaitu dimana peneliti mencoba memilah data yang relevan

dengan proses pelayanan kematian bagi Lanjut Usia.

b) Penyajian Data

Setelah data mengenai proses pelayanan kematian bagi

Lansia diperoleh, maka data tersebut disusun dan disajikan dalam

bentuk narasi, visual gambar, bagan, maupun tabel.

c) Penyimpulan atas apa yang disajikan

Yaitu pengambilan kesimpulan dengan menghubungkan

dari tema tersebut sehingga memudahkan untuk menarik

kesimpulan.

Page 25: PELAYANAN KEMATIAN BAGI LANJUT USIA di PANTI SOSIAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43677/1/WAHYUDI-FDK.pdf · Terima kasih atas persahabatan yang kalian tawarkan,

13

E. Sistematika Penulisan

Untuk mempermudah pembahasan penelitian ini, secara sistematis

penulisannya dibagi dalam Lima Bab yang terdiri dari Sub-Sub Bab,

Yaitu:

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini terdiri dari Latar belakang masalah, Batasan dan

Rumusan Masalah, Tujuan dan Manfaat Penelitian,

Metodologi Penelitian dan Sistematika Penulisan.

BAB II LANDASAN TEORI

Dalam Bab ini dikemukakan teori-teori yang melandasi

pemikiran dalam menganalisa dari data-data yang telah

dikumpulkan untuk mendukung penelitian. Yang meliputi;

definisi pelayanan, definisi kematian, definisi Lanjut Usia.

BAB III GAMBARAN UMUM LEMBAGA

Bab ini membahas profil PSTW Budhi Mulia yang

meliputi; sejarah singkat berdirinya PSTW Budhi Mulia,

Visi, Misi, Struktur organisasi, sarana dan prasarana,

Kemitraan, Pendanaan dan juga jumlah WBS (Wagrga

Binaan Sosial) Lansia.

BAB IV ANALISA DAN HASIL PENELITIAN

Bab ini akan menjabarkan tentang analisa hasil penelitian

mengenai proses pelayanan kematian terhadap Lanjut usia

di PSTW Budhi Mulia

Page 26: PELAYANAN KEMATIAN BAGI LANJUT USIA di PANTI SOSIAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43677/1/WAHYUDI-FDK.pdf · Terima kasih atas persahabatan yang kalian tawarkan,

14

BAB V PENUTUP

Bab ini berisi kesimpulan dari hasil penelitian mengenai

pelayanan sosial terhadap Lansia di PSTW Budhi Mulia

dan Saran-saran yang membangun untuk perbaikan

kedepan, baik itu untuk Panti, Peneliti, Fakultas atau

Jurusan.

Page 27: PELAYANAN KEMATIAN BAGI LANJUT USIA di PANTI SOSIAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43677/1/WAHYUDI-FDK.pdf · Terima kasih atas persahabatan yang kalian tawarkan,

15

BAB II

KERANGKA TEORI

A. Definisi Pelayanan

Pelayanan adalah usaha pemberian bantuan atau pertolongan kepada orang

lain, baik berupa materi maupun non materi agar orang itu dapat mengatasi

masalahnya sendiri.1

Sementara Alfred J. Kahn (1973) menyebutkan pelayanan sosial sebagai

pelayanan yang diberikan oleh lembaga kesejahteraan sosial. Menurut Kahn

(1973) pelayanan sosial sebagai pelayanan umum yang berisikan program-

program yang ditujukan untuk membantu melindungi dan memulihkan kehidupan

keluarga, membantu perorangan untuk mengatasi masalah yang diakibatkan

proses perkembangan serta mengembangkan kemampuan orang untuk memahami,

menjangkau dan menggunakan pelayanan-pelayanan sosial yang tersedia.2

Jika meninjau dari makna pelayanan sosial, Brenda Dubois dan Karl Krogsrud

Miley (1992) menyebut pelayanan sosial sebagai suatu dukungan untuk

meningkatkan keberfungsisosialan atau untuk memenuhi kebutuhan individu,

antar individu maupun lembaga.3

The Social Work Dictionary (1999), menyebutkan sebagai berikut: “pelayanan

sosial merupakan aktivitas pekerja sosial dan profesi lain dalam rangka membantu

orang agar berkecukupan, mencegah ketergantungan, memperkuat relasi keluarga,

1 Departemen Sosial R.I., Badan Penelitian dan Pengembangan, istilah Usaha

kesejahteraan Sosia,l (Jakarta:1997), h.1792 Ibid. h. 2013 Edi Suharto, Isu-Isu Tematik Pembangunan Sosial: Konsepsi dan Strategi (Badan

Pelatihan dan Pengembangan, DEPSOS RI), h. 201

Page 28: PELAYANAN KEMATIAN BAGI LANJUT USIA di PANTI SOSIAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43677/1/WAHYUDI-FDK.pdf · Terima kasih atas persahabatan yang kalian tawarkan,

16

memperbaiki keberfungsian sosial, individu, keluarga, kelompok, dan

masyarakat.”4

Jika dilihat dari keterangan di atas dapat dirumuskan bahwa pelayanan sosial

merupakan proses kegiatan pelayanan atau program-program sosial yang

terorganisir, terarah, terencana, sistematik dan professional untuk membantu

individu, keluarga, kelompok, organisasi, dan masyarakat yang membutuhkan

atau mengalami permasalahan sosial (Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial /

PMKS), baik yang bersifat pencegahaan, perlindungan, pemberdayaan,

rehabilitasi, maupun pengembangan guna mengatasi permasalahan yang dihadapi

serta memenuhi kebutuhan secara memadai, sehingga mereka mampu

melaksanakan fungsi sosial sesuai dengan harkat dan martabat manusia.

Secara konseptual, terdapat dua pendekatan pelayanan sosial terhadap lanjut

usia yaitu pertama adalah pendekatan pelayanan berbasis lembaga berupa panti-

panti jompo, yang lingkup pelayanannya meliputi pengasramaan, penyantunan

makan, pakaian, kesehatan, pendidikan, keterampilan, relasi sosial, rekreasi dan

agama. Panti-panti tersebut biasanya difasilitasi oleh pemerintah ataupun yang

disediakan oleh kelompok masyarakat. Kedua adalah Pelayanan yang berbasis

keluarga sering disebut pendekatan non-panti. Pelayanan ini dilaksanankan oleh

keluarga atau individu. Pelayanan lanjut usia berbasis keluarga sebenarnya

merupakan bagian dari pelayanan berbasis lembaga, namun fokus pelayanannya

adalah bagaimana meningkatkan tanggung jawab dan peranan lanjut usia yang

menjadi anggota keluarganya.

Dalam kegiatannya terdapat beberapa tahapan dalam pelayanan sosial adalah5

4 Dwi Heru Sukoco, Kemitraan dalam Pelayanan Sosial, dalam isu-isu tematik

pembangunan Sosial, (Jakarta:1997), h.119

Page 29: PELAYANAN KEMATIAN BAGI LANJUT USIA di PANTI SOSIAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43677/1/WAHYUDI-FDK.pdf · Terima kasih atas persahabatan yang kalian tawarkan,

17

1. Tahapan pendekatan awal yaitu suatu proses kegiatan penjajagan awal,

konsultasi dengan pihak terkait, sosialisasi program pelayanan, identifikasi

calon penerimaan pelayanan, pemberian motivasi, seleksi, perumusan

kesepakatan, dan penempatan calon penerima pelayanan, serta identifikasi

sarana dan prasarana pelayanan.

2. Pengungkapan dan pemahaman masalah (assessment) adalah suatu proses

kegiatan pengumpulan dan analisis data untuk mengungkapkan dan

memahami masalah, kebutuhan, dan sistem sumber penerima klien.

3. Perencanaan pemecahaan masalah (Planning) adalah suatu proses

perumusan tujuan dan kegiatan pemecahan masalah, serta penetapan

berbagai sumber daya (manusia, biaya, metode-teknik, peralatan, sarana-

prasarana, dan waktu) yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan tersebut.

4. Pelaksanaan pemecahaan masalah (intervention) yaitu suatu proses

penerapan rencana pemecahan masalah yang telah dirumuskan. Kegiatan

pemecahan masalah yang telah dirumuskan. Kegiatan pemecahan masalah

yang dilaksanakan adalah melakukan pemeliharaan, pemberian motivasi,

dan pendampingan kepada penerima pelayanan dalam bimbingan dan

bimbingan pembinaan lanjutan.

a. Bimbingan yaitu suatu proses kegiatatan pelayanan yang diberikan

kepada klien untuk memenuhi kebutuhan mental, jiwa, dan raga si

klien. Bimbingan ini terdiri dari fisik, keterampilan, psikososial,

sosial, resosialisasi, pengembangan masyarakat, dan advokasi.

5 Buku Saku Pekerja Sosial, (Jakarta: Depsos, 2004) h. 3

Page 30: PELAYANAN KEMATIAN BAGI LANJUT USIA di PANTI SOSIAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43677/1/WAHYUDI-FDK.pdf · Terima kasih atas persahabatan yang kalian tawarkan,

18

b. Bimbingan dan pembinaan lanjutan adalah suatu proses

pemberdayaan dan pengembangan agar penerima pelayanan dapat

melaksanakan tugas-tugas kehidupan dan lingkungan sosialnya.

5. Evaluasi, terminasi, dan rujukan

a. Evaluasi adalah suatu proses kegiatan untuk mengetahui efektivitas

dan efisiensi pencapaian tujuan pemecahan masalah dan atau

indikator-indikator keberhasilan pemecahaan masalah.

b. Terminasi adalah suatu proses kegiatan pemutusan hubungan

pelayanan/pertolongan antara lembaga dan penerima pelayanan

(klien).

c. Rujukan adalah suatu kegiatan merancang, melaksanakan,

mensupervisi, mengevaluasi, dan menyusun laporan kegiatan rujukan

penerima program pelayanan kesejahteraan sosial.

Sedangkan menurut Achmadi, ada tiga tahap yang dilakukan pelayanan sosial

lanjut usia dalam panti; pertama, tahap pendekatan awal yaitu pendekatan yang

berkaitan dengan identifikasi lanjut usia dan seleksi yang disesuaikan dengan

persyaratan yang harus dipenuhi lanjut usia; kedua, tahap pelaksanaan pelayanan

yaitu pelaksanaan pemberian pelayanan sosial bagi lanjut usia yang akan

ditempatkan dalam panti dengan pemberian bantuan dan bimbingan sosial selama

dalam panti; ketiga, tahap resosialisasi yaitu tahap persiapan akhir dari suatu

proses pelayanan sosial yang diakhiri seperti mempersiapkan lanjut usia kembali

ke keluarganya atau lanjut usia sampai mengakhiri hidupnya di dalam panti.

Setiap panti sosial memberikan pelayanan sosial sebagai salah satu wujud

organisasi pelayanan manusia, dan mempunyai berbagai jenis pelayanan sosial

Page 31: PELAYANAN KEMATIAN BAGI LANJUT USIA di PANTI SOSIAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43677/1/WAHYUDI-FDK.pdf · Terima kasih atas persahabatan yang kalian tawarkan,

19

yang diberikan kepada kliennya. Adapun Jenis pelayanan yang diberikan antara

lain :

1. Pelayanan pengasramaan yaitu pelayanan pemberian tempat tinggal

sementara kepada klien.

2. Pelayanan kebutuhan pangan yaitu pelayanan pemberian makan minum

dengan berbagai menu yang telah ditetapkan agar tingkat gizi klien

terjamin kualitasnya.

3. Pelayanan konseling yaitu pelayanan bimbingan untuk meningkatkan

kemauan dan kemampuan berinteraksi dengan orang lain, menjalankan

peran sosial, memenuhi kebutuhan, dan memecahkan masalah.

4. Pelayanan kesehatan yaitu pelayanan pengontrolan dan pengecekan

kesehatan klien oleh tenaga medis, agar diketahui tingkat kesehatan klien.

5. Pelayanan pendidikan yaitu pelayanan pemberian kesempatan kepada

klien untuk mengikuti pendidikan formal.

6. Pelayanan keterampilan yaitu pelayanan bimbingan keterampilan kerja,

seperti petukangan, perbengkelan, kerajinan tangan, komputer, dan

sebagainya.

7. Pelayanan bimbingan mental yaitu pelayanan bimbingan keagamaan

dengan menjalankan aktivitas agama masing –masing klien dan mengikuti

ceramah-ceramah keagamaan.

8. Pelayanan Rekreasi dan hiburan yaitu pelayanan yang ditunjukan untuk

memberikan rasa gembira dan senang melalui permainan, musik, media,

dan kunjungan ke suatu tempat rekreasi.6

6 Sukoco, Kemitraan dalam pelayanan sosial, (Jakarta: 1997), h.106-107

Page 32: PELAYANAN KEMATIAN BAGI LANJUT USIA di PANTI SOSIAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43677/1/WAHYUDI-FDK.pdf · Terima kasih atas persahabatan yang kalian tawarkan,

20

Pelayanan sosial terhadap lanjut usia terbagi dua program yaitu program

pokok dan program penunjang. Khususnya program pokok antara lain tentang

kesejahteraan sosial, jaminan sosial, sumberdaya manusia lanjut usia, kesehatan,

kesempatan kerja, pembinaan kerohanian dan keagamaan, bina keluarga lanjut

usia, peningkatan sarana dan prasarana dan fasilitas khusus, peningkatan

partisipasi keluarga dan masyarakat, organisasi sosial, dunia usaha dan pembinaan

antar generasi. Sedangkan program penunjang terdiri dari pendataan dan

perencanaan, pendidikan dan pelatihan, peningkatan sarana dan prasarana,

peningkatan peraturan perundang-undangan, penelitian dan pengembangan, serta

peningkatan organisasi dan tata kerja.7

Tidak semua lembaga pelayanan sosial mampu memberikan semua jenis

pelayanan di atas kepada kliennya. Kesadaran akan keterbatasan sumber daya

yang dimiliki dan tingginya hasrat untuk memberikan pelayanan yang optimal,

maka banyak lembaga-lembaga sosial melakukan kemitraan sebagai pelibatan dua

lembaga atau lebih dalam suatu pekerjaan untuk mencapai minat dan tujuan

bersama dengan pihak lain, baik sesama lembaga pelayanan sosial maupun

lembaga lainnya.

B. Kematian

1. Pengertian Kematian

Kematian adalah suatu kepastian. Keberadaan manusia di dunia

dibatasi oleh kematian. Kematian tidak bisa ditunggu dan tidak bisa

dipastikan saat datangnya walaupun pasti akan datang. Kematian akan

senantiasa datang namun berada diluar dugaan dan diluar pilihan manusia

7Achmadi Jayaputra, Pelayanan Sosial Lanjut Usiadi Indonesia, (Jakarta: Pusat Penelitian Permasalahan Kesejahteraan Sosial, Badan Pelatihan dan Pengembangan Sosial, Depsos RI, 2005), h. 39

Page 33: PELAYANAN KEMATIAN BAGI LANJUT USIA di PANTI SOSIAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43677/1/WAHYUDI-FDK.pdf · Terima kasih atas persahabatan yang kalian tawarkan,

21

sendiri. Tidak diketahuinya kapan kita mati ini melahirkan hikmah agar

setiap insan menyadari sempitnya masa hidup di dunia ini.

Kematian adalah ungkapan tak berfungsinya semua anggota tubuh

yang memang merupakan alat-alat ruh.8

Kematian juga diartikan sebagai perubahan keadaan, setelah

meninggalkan jasad, ruh manusia tetap hidup dan merasakan siksaan atau

kebahagiaan, maka perpisahan ruh dengan jasad adalah bahwa ruh sama

sekali tidak lagi efektif bagi jasad. Oleh karena itu, jasad pun tak lagi

tunduk kepada perintah-perintahnya, sesungguhnya anggota-anggota

(badan) adalah alat ruh yang dipakai oleh ruh untuk menggerakkan,

mendengar dengan telinga, melihat dengan mata, dan mengetahui hakikat

sesuatu dengan kalbunya, disini hanyalah ungkapan lain untuk ruh.

Kematian adalah ungkapan tentang tidak berfungsinya semua anggota

tubuh yang memang merupakan alat-alat ruh.9

Kematian menurut Al-Quran tidak hanya terjadi satu kali, tetapi dua

kali; demikian juga kehidupan tidak hanya satu kali, tetapi dua kali.10

Allah berfirman:

“Mereka berkata: “Tuhan kami, Engkau telah mematikan kami dua kali dan menghidupkan kami dua kali pula, lalu kami menyadari dosa-dosa kami maka apakah ada jalan bagi kami untuk keluar (dari siksa) neraka?” (QS Al-Mu’min : 11)

Kematian pertama dialami manusia sebelum kelahirannya, saat Allah

belum menghembuskan ruh kepadanya, sedangkan kematian kedua, pada

saat meninggalkan dunia ini. Adapun kehidupan pertama, kehidupan

8 Al-Ghazali, Metode Menjemput Maut: Perspektif Sufistik (Bandung: MIZAN, 1999), h.

1219 Ibid, h. 12110 Anis Maskhur, Menyingkap Tabir Kematian, (CV. Sukses Bersama, 2006), h. 41

Page 34: PELAYANAN KEMATIAN BAGI LANJUT USIA di PANTI SOSIAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43677/1/WAHYUDI-FDK.pdf · Terima kasih atas persahabatan yang kalian tawarkan,

22

setelah kelahiran dari rahim, sedangkan kehidupan kedua setelah

kematian kedua, yakni di alam barzah hingga hidup kekal di akhirat.

Itulah pendapat Ibnu ‘Abbas, Ibnu Mas’ud, Qatadah, dan Dhahak, yang

dipandang paling shahih. Agar lebih hati-hati dalam menghadapi

kematian yang kedua dan menyiapkan segala “bekal” kebaikan untuk

kehidupan yang kedua nanti.

Banyak faktor yang menyebabkan manusia takut mati. Antara lain

karena tidak mengetahui apa yang akan dihadapinya sesudah kematian;

menduga bahwa yang dimiliki sekarang lebih baik dari yang akan didapat

disana; membayangkan betapa mengerikan pengalaman mati dan sesudah

mati; memikirkan dan prihatin terhadap keluarga yang ditinggalkan;

tidak mengetahui makna hidup dan kematian; dan berbagai sebab lainnya

yang mencemaskan dan menakutkan dalam menghadapai kematian.

Memang ketika manusia dalam mengalami kematian ada yang

berbeda-beda terkadang mereka tidak menyadari bahwa kematian

baginya sudah dekat, satu tahun lagi, satu bulan lagi dan mungkin bahkan

ada yang tinggal satu hari lagi. Pada umumnya terjadinya kematian

seseorang ada beberapa sebab, antara lain karena sudah lanjut usia, sakit,

kecelakaan, dibunuh, dan bunuh diri.

Kematian dalam agama islam mempunyai peran yang sangat besar

dalam memantapkan akidah, serta menumbuhkan semangat untuk

menjalani kehidupan didunia dengan kebaikan. Tanpa kematian, manusia

tidak akan berpikir tentang bagaimana sesudah mati dan tidak akan

mempersiapkan diri menghadapinya.

Page 35: PELAYANAN KEMATIAN BAGI LANJUT USIA di PANTI SOSIAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43677/1/WAHYUDI-FDK.pdf · Terima kasih atas persahabatan yang kalian tawarkan,

23

2. Perlunya Mengingat Kematian.

Abu Hamid al-Ghazali menjelaskan, dalam menyikapi soal kematian

manusia dibagi tiga golongan. Pertama, orang yang sibuk dengan

kehidupan dunia. Kedua, pemula yang bertobat, dan ketiga, orang yang

telah mencapai tingkatan arifin.11

Orang yang sibuk dengan kehidupan dunia tidak akan mengingat

kematian, kalaupun ia mengingatnya itu dilakukan sambil meratapi

kehidupan dunianya dan menyesali datangnya kematian. Bagi orang yang

seperti ini ingat kematian hanya akan membuatnya semakin jauh dari

Tuhan.

Kemudian orang yang bertobat seringkali mengingat kematian,

sehingga rasa takut dan gentar mungkin sekali timbul dalam hatinya dan

dengan demikian menyempurnakan tobatnya. Boleh jadi dia merasa

khawatir bahwa kematian akan menjemput sebelum tobatnya sempurna

dan bekalnya untuk kehidupan akhirat itu cukup.

Rasa takut mati orang seperti itu masih bisa dimakhlumi dan dia

tidak termasuk ke dalam kelompok orang yang disebut dalam sabda

Rosulullah: “Barang siapa membenci pertemuan dengan Allah, maka

Allah akan benci bertemu dengannya”.

Orang seperti itu sebenarnya tidak membenci pertemuan dengan

maut ataupun dengan Allah, dia hanya takut kalau pertemuan dengan

Allah akan berlangsung pada saat dia masih dalam keadaan kurang atau

lalai. Dia bagaikan orang terlambat bertemu dengan kakasihnya karena

11 Sudirman Tebba, Kiat Sukses Menjemput Maut, (Pustaka irVan, Ciputat 2006) , h. 68

Page 36: PELAYANAN KEMATIAN BAGI LANJUT USIA di PANTI SOSIAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43677/1/WAHYUDI-FDK.pdf · Terima kasih atas persahabatan yang kalian tawarkan,

24

sibuk mempersiapkan diri agar pertemuan itu mendatangkan kecintaan

kekasih hatinya itu. Dia tidaklah dianggap berkeberatan terhadap

pertemuan itu.

Ciri khas orang yang bertobat adalah persiapannya yang terus

menerus untuk hal itu dan sikapnya mengurangi perhatiannya kepada hal-

hal yang lain. Jika tidak demikian, maka dia akan termasuk manusia yang

tenggelam dalam urusan duniawi semata.

Sedangkan orang yang arif akan senantiasa mengingat kematian,

sebab baginya kematian merupakan saat yang berbahagia bersama

kekasihnya dan seorang pecinta tak akan pernah melupakan janji

pertemuan dengan Zat yang dicintainya. Biasanya orang seperti ini dia

bisa meninggalkan dunia tempat tinggal orang-orang yang berdosa untuk

kemudian berada dihadirat Tuhan.

Orang yang banyak mengingat mati, maka Allah akan memberikan

tiga macam keuntungan; dipercepat taubatnya, jiwanya diterima dalam

keadaan bersih, dan menjadi giat beribadah.12 Hal itu ditegaskan oleh

Nabi Saw; “Perbanyaklah dari mengingat kematian karena sesungguhnya

mengingat kematian itu dapat menghilangkan dosa-dosa dan menjadikan

tidak terlalu tergantung pada kehidupan dunia.”

3. Makna Hidup dan Persiapan Bekal Sebelum Datang Kematian

Makna hidup adalah hal-hal yang dianggap sangat penting dan

berharga serta memberikan nilai khusus bagi seseorang, sehingga layak

dijadikan tujuan dalam kehidupan (the purpose in life). Bila hal itu

12 Anis Masykhur, Menyingkap Tabir Kematian, (CV. Sukses Bersama, 2006), h. 44

Page 37: PELAYANAN KEMATIAN BAGI LANJUT USIA di PANTI SOSIAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43677/1/WAHYUDI-FDK.pdf · Terima kasih atas persahabatan yang kalian tawarkan,

25

berhasil dipenuhi akan menyebabkan seseorang merasakan kehidupan

yang berarti dan pada akhirnya akan menimbulkan perasaan bahagia

(happiness). Dan makna hidup ternyata ada dalam kehidupan itu sendiri,

dan dapat ditemukan dalam setiap keadaan yang menyenangkan dan tak

menyenangkan, keadaan bahagia, dan penderitaan.13

Untuk menemukan makna hidup itu sendiri dalam kehidupan

seseorang, maka seseorang tersebut diharapkan mampu melihat hikmah-

hikmahnya. Meskipun mereka mendapatkan suatu keadaan yang

menyenangkan maupun dalam penderitaan. Dalam hal ini, Bastman

menyatakan; untuk menemukan makna hidup dalam kehidupan ini

terdapat tiga bidang kegiatan yang secara potensial mengandung nilai-

nilai yang memungkinkan seseorang menemukan makna hidup, apabila

nilai-nilai itu diterapkan dan dipenuhi. Nilai-nilai (values) tersebut

adalah:

a. Nilai-nilai kreatif (creative values)

Kegiatan berkarya, bekerja, mencipta serta melaksanakan tugas dan

kewajiban sebaik-baiknya dengan penuh tanggung jawab. Menekuni

suatu pekerjaan dan meningkatkan keterlibatan pribadi terhadap tugas

serta berusaha untuk mengerjakannya dengan sebaik-baiknya. Melalui

karya dan kerja kita dapat menemukan arti hidup.

Sehubungan dengan itu perlu dijelaskan juga bahwa pekerjaan

hanyalah merupakan sarana yang memberikan kesempatan untuk

menemukan dan mengembangkan makna hidup; makna hidup tidak

13 Bastman, LOGOTERAPI: Psikologi untuk MenemukanMakna Hidup dan Meraih

Hidup Bermakna, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada), h. 45

Page 38: PELAYANAN KEMATIAN BAGI LANJUT USIA di PANTI SOSIAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43677/1/WAHYUDI-FDK.pdf · Terima kasih atas persahabatan yang kalian tawarkan,

26

terletak pada pekerjaan itu sendiri, tetapi lebih tergantung pada pribadi

yang bersangkutan dalam hal ini sikap positif dan mencintai pekerjaan

serta cara bekerja yang mencerminkan keterlibatan pribadi pada

pekerjaannya.

b. Nilai-nilai Penghayatan (experiental values)

Yaitu keyakinan dan penghayatan akan nilai-nilai kebenaran,

kebajikan, keindahan, keimanan, dan keagamaan, serta cinta kasih.

Menghayati dan meyakini suatu nilai dapat menjadikan seseorang

berarti hidupnya. Tidak sedikit orang-orang yang merasa menemukan

arti hidup dari agama yang diyakininya, atau ada orang-orang yang

menghabiskan sebagian besar usianya untuk menekuni suatu cabang

seni tertentu.

c. Nilai-nilai Bersikap (attitudinal values)

Yaitu menerima dengan penuh ketabahan, kesabaran, dan

keberanian segala bentuk penderitaan yang tidak mungkin dielakkan

lagi, seperti sakit yang tak dapat disembuhkan, kematian dan

menjelang kematian, setelah segala upaya dan ikhtiar dilakukan secara

maksimal.

Kematian memang selalu membayangi langkah kita, kemanapun,

dimanapun, dan kapanpun, jika kematian menjemput maka tidak ada

seseorang yang mampu untuk mengelaknya. Sebenarnya kematian tidak

perlu kita takuti karena kematian pasti datang, yang perlu kita perhatikan

adalah bagaimana kita mempersiapkan bekal untuk kehidupan setelah

kematian di dunia ini.

Page 39: PELAYANAN KEMATIAN BAGI LANJUT USIA di PANTI SOSIAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43677/1/WAHYUDI-FDK.pdf · Terima kasih atas persahabatan yang kalian tawarkan,

27

Melihat deskripsi tentang makna hidup, kematian (BAB II, B 1, 2)

dan konsep-konsep yang telah kita lihat di atas, bukanlah untuk kematian

itu sendiri atau membangkitkan rasa takut, melainkan untuk menyuruh

manusia bersungguh-sungguh, bekerja dan mempersiapkan bekal bukan

saat menjelang kematian atau sesudahnya. Karena kematian di

deskripsikan untuk memberikan maslahat kepada manusia.14

Untuk mempersiapkan bekal itu kita cari selama kita masih hidup

di dunia dan tidak ada bekal yang berharga bagi kelanjutan perjalanan

hidup kita adalah amal kebaikan yang telah terekam dalam disket ruhani

yang nantinya akan di-print-out di akhirat kelak.15

Mungkin selama ini kita jarang berfikir untuk mempersiapkan

bekal kita dalam menghadapi kematian. Kesibukan kita terhadap urusan

dunia kerap kali menyebabkan kita malas untuk memikirkan kematian.

Kita hanya berfikir besok makan apa, bagaimana dengan kerjaan

dikantor, tentang kuliah dan lain sebagainya yang telah melalaikan hati

kita untuk memikirkan kehidupan yang akan datang.

Selain mempersiapkan bekal selama di dunia untuk menghadapi

kematian, tak ada salahnya menabung amal sebagai simpanan pahala

yang akan selalu mengalir, meski jasad telah hancur berkalang tanah

puluhan tahun lamanya. Semua amal manusia akan terputus, kecuali

untuk tiga hal. ”Apabila anak cucu Adam (manusia) meninggal, akan

terputus segala amal ibadahnya, kecuali pada tiga perkara: sedekah

14 Ali Muhammad Lagha, Perjalanan Kematian, (PT. SERAMBI ILMU SEMESTA,

2002), h. 4515 Komarudin Hidayat, Psikologi Kematian : Mengubah Ketakutan Menjadi Optimisme,

(PT. MIZAN Publika, 2005), h. 117-118

Page 40: PELAYANAN KEMATIAN BAGI LANJUT USIA di PANTI SOSIAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43677/1/WAHYUDI-FDK.pdf · Terima kasih atas persahabatan yang kalian tawarkan,

28

jariyah, ilmu yang bermanfaat, dan anak saleh yang selalu mendoakan

orang tuanya.” (HR. Bukhari).

Tiga amalan yang tersebut dalam hadis di atas bernilai tinggi.

Bahkan, tetap mengalir meski ia telah meninggal. Mempersiapkan

tabungan kematian juga melibatkan orang lain. Sifat sosial, pengabdian

yang tinggi kepada masyarakat, dan pendidikan keluarga merupakan

bagian dari sekian proses mempersiapkan kematian.

Sebelum kita mengalami kematian, mungkin kita diberikan ujian

yaitu sakit yang berkepanjangan, apalagi ketika kita sudah lanjut usia

yang rentan akan berbagi penyakit, oleh karena itu adapun hal-hal yang

harus dilakukan oleh orang sakit menjelang meninggal,16 antara lain:

a. Kewajiban bersabar.

Bila sakit, seorang muslim hemdaknya bersabar dan tidak marah-

marah atau bertindak tidak karuan karena Allah dan Rosulnya

memerintahkan untuk bersabar.

b. Disunatkan berobat

Orang islam yang sakit disunatkan untuk berobat dengan obat-obat

yang memang dibenarkan, bukan obat yang haram. Hal ini berdasarkan

sabda Rosulullah SAW, “sesungguhnya Allah tidaklah menurunkan

penyakit kecuali dia menurunkan obatnya. Oleh karena itu, berobatlah

kalian. “ (H. R. Ibnu Majah dan Hakim), sedangkan berobat dengan obat

yang haram seperti dengan minuman keras atau daging babi dan

sejenisnya tidak dibolehkan.

16 Abu Bakar Jabir El-Jazairi, Pola Hidup Muslim, (PT ROSDAKARYA, Bandung 1991),

h. 170-178

Page 41: PELAYANAN KEMATIAN BAGI LANJUT USIA di PANTI SOSIAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43677/1/WAHYUDI-FDK.pdf · Terima kasih atas persahabatan yang kalian tawarkan,

29

c. Dibolehkan berobat dengan ruqyah.

Ruqyah yaitu dengan cara membaca ayat-ayat Al-Quran, Hadits-

hadits Nabi, atau ucapan-ucapan yang baik untuk memohon kesembuhan.

Hal ini berdasarkan sabda Rosulullah saw. Yang berbunyi, “tidak apa-apa

(berobat) dengan ruqyah selama di dalamnya tidak ada kemusrikan. “

(H.R. Muslim)

d. Haram mengaitkan penderitaan itu terhadap para tokoh.

Tidaklah dibenarkan kebergantungan pada pihak yang diagungkan

dan penggunaannya, maka tidaklah dibolehkan bagi orang islam untuk

mengaitkan penyakitnya dengan orang yang dianggap agung berdasarkan

sabda Rosulullah, yang berbunyi, “barang siapa yang menggantungkan

tamimah, berarti dia telah musyrik. “ (H.R. Ahmad dan Hakim)

Dan apabila menjumpai seseorang telah menghembuskan nafasnya

yang terakhir; maka diharuskan untuk melakukan hal-hal sebagai berikut.

a. Segera memejamkan mata sang mayat dan mendoakannya.

b. Menutup seluruh badan sang mayat dengan pakaian (kain), selain

pakaian yang dikenakannya.

c. Hendaklah menyegerakan pengurusan pemakamannya bila telah

nyata kematiannya.

d. Hendaklah memakamkan sang mayat dikota tempat ia wafat dan

tidak dipindahkan ke kota atau negeri lain.

d. Hendaklah sebagian dari mereka menyegerakan untuk melunasi

utang-utang si mayat dari harta yang dimilikinya. Apabila si mayat

tidak meninggalkan harta atau tidak mampu, hendaklah Negara yang

Page 42: PELAYANAN KEMATIAN BAGI LANJUT USIA di PANTI SOSIAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43677/1/WAHYUDI-FDK.pdf · Terima kasih atas persahabatan yang kalian tawarkan,

30

menanggungnya bila terbukti sang mayat semasa hidupnya telah

berusaha untuk melunasi seluruh utangnya.17

C. Lanjut Usia

1. Pengertian Lanjut Usia

Ada dua pengertian yang selama ini digunakan untuk menyebut

orang yang berusia lanjut, yaitu jompo dan lanjut usia. Menurut kamus

besar Bahasa Indonesia, jompo di artikan sebagai tua sekali dan sudah

lemah fisiknya, tua renta, uzur.18

Istilah jompo tercantum dalam Undang-Undang Nomor 4 Tahun

1965 tentang Bantuan Penghidupan Orang Jompo. Pengertian orang

jompo ialah setiap orang yang berhubungan dengan lanjutnya usia,

tidak mempunyai tenaga atau tidak berdaya mencari nafkah untuk

keperluan pokoknya sehari-hari. Berdasarkan Surat Keputusan Menteri

Sosial RI Nomor HUK 3-1-50/107 Tahun 1971 tentang Pemberian

Bantuan Penghidupan Orang Jompo, dengan ciri-ciri sebagai berikut:

a. Yang bersangkutan telah mencapai umur 55 tahun

b. Tidak mempunyai pekerjaan atau tidak berdaya mencari nafkah

sendiri

c. Tidak menerima nafkah secukupnya dari orang lain.

Sedangkan pengertian lanjut usia, tercantum dalam kamus yang

sama, bahwa lanjut usia itu tua, sudah berumur atau tidak muda lagi.

Istilah yang sama juga seperti usia lanjut, artinya adalah tahapan masa

17 Nashiruddin Al-Albani, Tuntunan Lengkap Mengurus Jenazah (Gema Insani, Jakarta

1999), h. 30.18 Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Departemen Pendidikan dan Kebudayaan), h. 476

Page 43: PELAYANAN KEMATIAN BAGI LANJUT USIA di PANTI SOSIAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43677/1/WAHYUDI-FDK.pdf · Terima kasih atas persahabatan yang kalian tawarkan,

31

tua dalam perkembangan individu atau mereka yang berusia 60 tahun

ke atas.

Menurut FX Soebroto (1998; 29), orang menjadi lanjut usia karena

terjadinya berbagai perubahan fisik, psikis dan sosial.

Istilah lanjut usia tercantum dalam Undang-Undang Nomor 13

Tahun 1998 tentang Kesejahteraan Lanjut Usia, bahwa lanjut usia

adalah seseorang yang telah mencapai usia 60 tahun ke atas. Lanjut

usia terbagi dua yaitu; lanjut usia potensial, adalah lanjut usia yang

masih mampu melakukan pekerjaan dan/atau kegiatan yang dapat

menghasilkan barang dan/atau jasa, sedangkan lanjut usia tidak

potensial adalah lanjut usai yang tidak berdaya mencari nafkah,

sehingga hidupnya bergantung pada orang lain.19

Dilihat dari karakteristik lanjut usia dapat dibagi lagi menjadi tiga

kategori yaitu lanjut usia tidak terlantar, lanjut usia terlantar dan lanjut

usia rawan terlantar. Lanjut usai yang tidak terlantar artinya mendapat

pelayanan yang memadai baik dari lingkungan keluarga maupun dari

lingkungan masyarakat. Lanjut usia terlantar adalah seseorang yang

berusia 60 tahun atau lebih yang karena faktor tertentu tidak dapat

memenuhi kebutuhan dasarnya baik secara jasmani dan rohani maupun

sosial, dengan ciri-ciri sebagi berikut;

a. Usia 60 tahun ke atas (laki-laki atau perempuan), pendidikan

tamat SD atau kurang

19 Achmadi Jayaputra, Pelayanan Sosial Lanjut Usiadi Indonesia, (Jakarta: Pusat

Penelitian Permasalahan Kesejahteraan Sosial, Badan Pelatihan dan Pengembangan Sosial, Depsos RI, 2005), h. 13-14

Page 44: PELAYANAN KEMATIAN BAGI LANJUT USIA di PANTI SOSIAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43677/1/WAHYUDI-FDK.pdf · Terima kasih atas persahabatan yang kalian tawarkan,

32

b. Makan hanya dua kali sehari atau kurang, hanya mampu

makanan berprotein rendah kurang dari empat kali dalam

seminggu.

c. Pakaian yang dimiliki kurang dari empat potong

d. Jika sakit tidak mampu berobat ke fasilitas kesehatan, ada atau

tidak ada keluarga atau sanak saudara atau orangg lain yang

mau dan mampu mengurusnya.

Lanjut usia yang hanya memenuhi satu kriteria digolongkan dalam

kategori tidak terlantar, sedangkan lanjut usia yang memenuhi dua

kriteria digolongkan lanjut usia rawan terlantar.20

Usia lanjut merupakan suatu proses alami yang tidak dapat

dielakkan dan berpengaruh pada kehidupan fisik, mental, sosial dan

spiritual. Kadang-kadang dalam kehidupan usia lanjut, ada yang merasa

sejahtera dan tidak sejahtera. Rasa sejahtera itu berkaitan dengan taraf

kesehatan jiwa, pemenuhan kebutuhan sehari-hari dan spiritualitas

lanjut usia.

Oleh karena itu ketika seseorang sudah mencapai usia lanjut, maka

akan mengalami kemunduran fisik, mental, dan sosial. Tidak sedikit

dari para lanjut usia menganggap masa usia lanjut adalah masa yang

paling tidak mengenakkan dan menjadi momok dalam kehidupannya.

2. Permasalahan Lanjut Usia

Kusmana menguraikan Permasalahan lansia secara umum

berdasarkan empat kategori persoalan, yaitu:

20 Ibid., h. 42

Page 45: PELAYANAN KEMATIAN BAGI LANJUT USIA di PANTI SOSIAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43677/1/WAHYUDI-FDK.pdf · Terima kasih atas persahabatan yang kalian tawarkan,

33

1. Secara biologis atau fisik, usia tua merupakan saat penurunan

fungsi organ tubuh. Konsekuensi dari penurunan fungsi organ

tersebut menjadikan faktor kesehatan sebagai permasalahan utama

bagi lansia. Seperti seorang lansia akan rentan untuk mengalami

gangguan penyakit baik penyakit yang disebabkan oleh

bertambahnya usia maupun penyakit yang sifatnya turunan.

2. Secara psikis (mental), menjadi tua akan mengalami perubahan

aspek psikososial dan emosional yang tidak stabil. Seperti mudah

tersinggung dan mudah marah (sensitive), mengekang dan

melarang karena rasa ketakutan berlebih akan kehilangan

(possessive), dan lain-lain.

3. Secara sosial, usia tua akan mengalami perubahan dalam peran

sosial di masyarakat. Hal ini menyebabkan lansia akan rentan

mengalami tindakan diskriminasi dan isolasi oleh lingkungan

sekitar, baik ditingkat keluarga, masyarakat maupun Negara. Salah

satu faktor utamanya adalah adanya stigma dikalangan masyarakat

yang masih menganggap bahwa lansia sebagai kelompok yang

harus tinggal di rumah.21

Lanjut usia dikategorikan sebagai kelompok lemah khusus atau

tidak berdaya, yang dimana sesuai dengan apa yang dikatakan oleh Edi

Suharto, yang terdapat dalam kelompok-kelompok lemah, yaitu :

a. Kelompok lemah secara struktural, baik lemah secara kelas,

gender, maupun etnis.

21 Kusmana, Bunga Rampai Islam dan Kesejahteraan Sosial, (IAIN: Indonesian Social

Equity Project, 2006) h. 227

Page 46: PELAYANAN KEMATIAN BAGI LANJUT USIA di PANTI SOSIAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43677/1/WAHYUDI-FDK.pdf · Terima kasih atas persahabatan yang kalian tawarkan,

34

b. Kelompok lemah khusus, seperti manula, anak-anak, dan remaja,

penyandang cacat, gay, lesbian, masyarakat terasing.

c. Kelompok lemah secara personal, yakni mereka yang mengalami

masalah pribadi atau keluarga.22

3. Kebutuhan Lanjut Usia.

Adapun yang menjadi kebutuhan lanjut usia pada umumnya

adalah23

a. Kebutuhan Jasmani.

Kebutuhan secara jasmani atau fisik dan disebut juga biologik

atau fisiologik merupakan kebutuhan vital, karena apabila tidak

terpenuhi akan kebutuhan ini manusia terancam akan menimbulkan

kegoncangan keseimbangan mental. Kebutuhan jasmani antara lain

pelayanan pemenuhan kesehatan, makanan dan gizi, perumahan,

sandang, olah raga dan alat bantu.

b. Kebutuhan Mental dan Psikis.

Aspek psikis atau mental terjadinya kemunduran intelegensia

dan emosi. Kebutuhan psikis atau mental spiritual dimaksudkan

membantu lanjut usia agar memiliki sikap mental yang positif bagi

diri sendiri, keluarga dan lingkungannya.

Kebutuhan psikis meliputi pelayanan konseling dan pembelaan

yang berkaitan dengan rasa aman, tenteram, adanya hubungan

dengan Tuhan, dekat dengan teman dan mempunyai hubungan baik

22 Edi Suharto, Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat, (PT Refika Aditama,

2005), h. 6023 Achmadi Jayaputra, Pelayanan Sosial Lanjut Usiadi Indonesia, (Jakarta: Pusat

Penelitian Permasalahan Kesejahteraan Sosial, Badan Pelatihan dan Pengembangan Sosial, Depsos RI, 2005), h. 44-45

Page 47: PELAYANAN KEMATIAN BAGI LANJUT USIA di PANTI SOSIAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43677/1/WAHYUDI-FDK.pdf · Terima kasih atas persahabatan yang kalian tawarkan,

35

dengan lingkungannya. Sebagai salah satu cara mendekatkan diri

dengan Tuhan, lanjut usia diajak beribadah, menghadiri pengajian

dan upacar-upacara keagamaan atau upacara-upacara lainnya.

c. Kebutuhan Sosial dan Ekonomi.

Pendekatan dengan cara memberikan kesempatan seluas-

luasnya kepada lanjut usia diluar lingkungan keluarga. Pelayanan

sosial lanjut usia dapat memberikan kesan bagi lanjut usia merasa

dirinya semakin tua dan berguna. Kebutuhan sosial antar lain

pelayanan bimbingan sosial, rekreasi, sosialisasi dan perlindungan.

Sedangkan kebutuhan ekonomi hanya dapat dilakukan lanjut usia

yang masih produktif. Bentuk pelayanan terhadap kesempatan

kerja, membantu Usaha Ekonomis Produktif (UEP) dan masuk

dalam Kelompok Usaha Bersama (KUB).

Kebutuhan dasar bagi lanjut usia diarahkan terwujudnya

kesejahteraan sosial lanjut usia yaitu terpenuhinya kebutuhan-

kebutuhan jasmani, rohani dan sosial. Kebutuhan tersebut

dimaksudkan dalam rangka menopang kelangsungan hidup manusia,

dengan kata lain lanjut usia yang hidup sejahtera apabila terpenuhi ke

lima kebutuhan dasar tersebut.

Page 48: PELAYANAN KEMATIAN BAGI LANJUT USIA di PANTI SOSIAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43677/1/WAHYUDI-FDK.pdf · Terima kasih atas persahabatan yang kalian tawarkan,

36

BAB III

GAMBARAN UMUM LEMBAGA

A. Sejarah Berdirinya PSTW1

Panti Sosial Tresna Werdha (PSTW) Budi Mulia 4 Margaguna

berdiri tahun 1965 dengan nama PSTW Budi Mulia Jakarta Timur

berlokasi di kel. Ceger, karena pembangunan TMII maka di pindahkan ke

Kel. Dukuh, Kec. Kramat Jati dengan luas lahan 23000 M2. Karena lokasi

Kel. Dukuh ini terletak pada dataran rendah dan sering dilanda banjir

luapan kali krukut / banjir kiriman dari bogor maka pada tahun 2002

PSTW Budi Mulia dipindahkan ke Jl. Margaguna Radio Dalam, Jakarta

Selatan, dengan nama PSTW Budi Mulia Margaguna.

Panti Sosial Tresna Werdha Budi Mulia 4 Margaguna merupakan

unit pelaksana teknis bidang kesejahteraan social lanjut usia dinas sosial

provinsi DKI Jakarta. Sebagai lembaga pelayanan masyarakat PSTW Budi

Mulia 4 Margaguna adalah lembaga pemerintahan yang memberikan

pelayanan kepada masyarakat, khususnya lanjut usia yang tidak

mampu/kurang beruntung dengan sumber dana APBD Provinsi DKI

Jakarta.

B. Landasan Hukum

1. Undang-undang No. 13 Tahun 1998 tentang kesejahteraan lanjut usia.

2. Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta No. 104 Tahun 2008,

tentang organisasi dan tata kerja dinas sosial DKI Jakarta.

1 Brosur Panti Sosial Tresna Werdha Budi Mulia 4 Margaguna

Page 49: PELAYANAN KEMATIAN BAGI LANJUT USIA di PANTI SOSIAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43677/1/WAHYUDI-FDK.pdf · Terima kasih atas persahabatan yang kalian tawarkan,

37

3. SK. Gubernur provinsi DKI Jakarta No. 163 Tahun 2002 tentang

pembentukan organisasi dan tata kerja pelaksanaan teknis di

lingkungan dinas social Provinsi DKI Jakarta.

C. Visi dan Misi

Visi : Penyandang masalah kesejahteraan sosial khususnya lanjut usia

terlantar di DKI Jakarta terentas dalam kehidupan yang layak

berguna.

Misi :

1. Mencegah, mengurangi tumbuh kembang dan meluasnya

masalah kesejahteraan sosial lanjut usia terlantar.

2. Mengentaskan penyandang masalah kesejahteraan sosial lanjut

usia terlantar dalam kehidupan yang layak.

3. Pembinaan dan meningkatkan peran serta masyarakat dalam

melaksanakan usaha kesejahteraan sosial.

4. Meningkatkan kualitas pelayanan lanjut usia terlantar yang

meliputi kesehatan fisik, sosial, mental dan agama.

D. Tugas Pokok

Tugas pokok Panti Sosial Tresna Werdha Budi Mulia 4 Margaguna

adalah memberikan pelayanan dan perawatan jasmani dan rohani kepada

para lanjut usia terlantar agar dapat hidup secara wajar.

E. Tujuan

Terpenuhinya kebutuhan hidup bagi lanjut usia yang disantuni

seperti, kebutuhan jasmani, rohani dan sosial dengan baik sehingga mereka

menikmati hari tuanya dengan meliputi ketentraman lahir dan batin.

Page 50: PELAYANAN KEMATIAN BAGI LANJUT USIA di PANTI SOSIAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43677/1/WAHYUDI-FDK.pdf · Terima kasih atas persahabatan yang kalian tawarkan,

38

F. Sasaran

1. Lanjut usia terlantar umur 60 tahun keatas.

2. Keluarga yang tidak mampu / terlantar.

3. Masyarakat yang mau dan mampu berpartisipasi dalam pembinaan

kesejahteraan sosial lanjut usia.

G. Persyaratan Penerimaan Lanjut Usia

1. Warga DKI Jakarta

2. Umur minimal 60 tahun

3. Terlantar karena tidak ada keluarga atau tidak diurus oleh keluarganya

4. Tidak mampu yang dinyatakan dengan surat keterangan dari lurah

5. Sehat jasmani dan rohani

6. Mandiri (mampu mengurus diri sendiri)

7. Bersedia mematuhi peraturaan yang ada dipanti

H. Prosedur Penerimaan

1. Penyerahan dari masyarakat.

2. Penyerahan dari kepolisian / instansi terkait.

3. Dari hasil penertiban.

4. Penyerahan dari keluarga.

I. Fasilitas Pelayanan.

1. Sarana Fisik.

a. Kantor.

b. Ruangan WBS.

c. Aula / loby terbuka.

d. Poliklinik.

Page 51: PELAYANAN KEMATIAN BAGI LANJUT USIA di PANTI SOSIAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43677/1/WAHYUDI-FDK.pdf · Terima kasih atas persahabatan yang kalian tawarkan,

39

e. Dapur Umum.

f. Mushola.

g. Sarana Olah raga ( tennis lown ).

h. Ruangan Keterampilan.

i. Ruangan Isolasi.

j. Kendaraan Operasional.

2. Program Kegiatan.

a. Bimbingan Rohani.

Islam, 4X / minggu

Kristen, 1X / minggu

b. Olah raga, senam lansia 2X / minggu

c. Bimbingan keterampilan.

- Menjahit

- Membuat keset

- Membuat bunga

- Membuat taplak

d. Pelayanan kesehatan.

e. Kesenian.

- Qosidah

- Anglung

- Karaoke

f. Rekreasi.

g. Penyaluran :

- Kembali ke keluarga

Page 52: PELAYANAN KEMATIAN BAGI LANJUT USIA di PANTI SOSIAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43677/1/WAHYUDI-FDK.pdf · Terima kasih atas persahabatan yang kalian tawarkan,

40

- Pemakaman / pemulasaran

J. Proses Pelayanan

1. PENDATAAN:

MASYARAKAT

Sasaran :

1. Lanjut usia 60 tahun ke atas:

a. Tidak ada / tidak diketahui oleh keluarganya ataupun tidak

diurus nyata-nyata oleh keluarganya sehingga terlantar.

b. Lanjut usia yang tidak ingin tinggal di lingkungan

keluarganya melainkan ingin disantuni di panti.

2. Keluarga terutama yang tidak dapat menyantuni lanjut usia.

3. Masyarakat terutama yang mampu dan mau berpartisipasi

dalam pembinaan kesejahteraan sosial lanjut usia.

2. PENERIMAAN PELAYANAN:

PROSES PELAYANAN DALAM PANTI

a. Penerimaan.

Pendekatan awal

Regristasi

b. Bimbingan.

1. Bimbingan fisik, mental dan sosial.

2. Bimbingan keterampilan

3. Penelaahan dan pengungkapan masalah

Page 53: PELAYANAN KEMATIAN BAGI LANJUT USIA di PANTI SOSIAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43677/1/WAHYUDI-FDK.pdf · Terima kasih atas persahabatan yang kalian tawarkan,

41

3. RESOSIALISASI:

1. Bimbingan kesiapan peran serta masyarakat.

2. Bimbingan sosial hidup bermasyarakat.

3. Pembinaan lanjut.

4. Terminasi / penyaluran.

HASIL YANG DIHARAPKAN

1. Terpenuhinya kebutuhan jasmani, rohani dan sosial lanjut usia

sehingga mereka dapat menikmati hari tuanya dengan diliputi

ketentraman lahir dan batin.

2. Terlestarikannya dan dikembangkannya nilai sosial budaya bangsa

berkenaan dengan masalah lanjut usia dalam memenuhi kebutuhan

lanjut usia.

3. Meningkatnya jumlah anggota masyarakat yang mau dan mampu

menyantuni lanjut usia dalam keluarganya.

4. Meningkat dan melembaganya peran serta masyarakat dalam

pembinaan kesejahteraan lanjut usia.

Page 54: PELAYANAN KEMATIAN BAGI LANJUT USIA di PANTI SOSIAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43677/1/WAHYUDI-FDK.pdf · Terima kasih atas persahabatan yang kalian tawarkan,

42

K. Struktur Organisasi

Tabel 3.2

Bagan Susunan OrganisasiPSTW Budi Mulia 4 Margaguna

Kepala PantiR. Yanti Affianti S. Sos,

M. Si.

Ka. Sub. Bag. Tata Usaha

Yetti Mizwar S.H.

Ka. Sie Bimbingan & Penyaluran

Erni Yulia S. Sos.

Ka. Sie. PerawatanDra. Hj. Farah Darojati

Sub KelompokJabatan

Fungsional

Page 55: PELAYANAN KEMATIAN BAGI LANJUT USIA di PANTI SOSIAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43677/1/WAHYUDI-FDK.pdf · Terima kasih atas persahabatan yang kalian tawarkan,

43

L. Data Warga Binaan Sosial (WBS) / Lanjut Usia.

Berikut ini adalah tabel mengenai lanjut usia (WBS) berdasarkan

jenis kelamin, sebagai berikut:

Tabel 3.3

Data Jumlah Lanjut Usia / WBSBerdasarkan Jenis Kelamin

No Jenis Kelamin Jumlah

1. Perempuan 101 orang

2. Laki-laki 49 orang

Panti Sosial Tresna Werdha (PSTW) Budhi Mulia 4 Margaguna

memberikan ruangan-ruangan / kamar-kamar secara khusus kepada para

lanjut usia sesuai dengan kondisi fisiknya.

Ruangan-ruangan tersebut ada delapan (8), kemudian dari delapan

ruangan itu terdiri dari lima (5) untuk lanjut usia perempuan (nenek-nenek)

dan tiga (3) ruangan untuk lanjut usia laki-laki (kakek-kakek).

“nah,,,kita ada delapan ruangan, dari ruangan itu terdiri dari lima ruangan nenek-nenek, tiga ruangan kakek-kakek”2

Tabel 3.4

Daftar Ruangan WBS/Lansia

No. Nama Ruangan Jumlah WBS

1 Melati 18

2 Anggrek 22

3 Mawar 24

2 Wawancara pribadi dengan kepala seksi perawatan, Ibu Dra. Hj. Farah Darojati

Page 56: PELAYANAN KEMATIAN BAGI LANJUT USIA di PANTI SOSIAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43677/1/WAHYUDI-FDK.pdf · Terima kasih atas persahabatan yang kalian tawarkan,

44

4 Cempaka 20

5 Kenanga 17

6 Cendrawasih 13

7 Kutilang 18

8 Merpati 18

Page 57: PELAYANAN KEMATIAN BAGI LANJUT USIA di PANTI SOSIAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43677/1/WAHYUDI-FDK.pdf · Terima kasih atas persahabatan yang kalian tawarkan,

45

BAB IV

HASIL TEMUAN DAN ANALISA

Hasil penelitian tentang proses pelayanan kematian bagi lanjut usia di

Panti Sosial Tresna Werdha Budi Mulia 4 Margaguna, penulis mendeskripsikan

ke dalam bab IV ini. Adapun yang penulis temukan dilapangan, bahwa dalam

memberikan pelayanan kepada lansia dalam mengisi waktu sehari-hari sebelum

kamatian datang menjemputnya, karena keberadaan mereka (lansia) tinggal

dipanti memang sudah menjadi suatu pilihan yang harus dijalani dan lansia sendiri

memilih untuk tinggal dipanti karena pilihan sendiri dan karena terpaksa karena

keadaan yang membuatnya harus tinggal dipanti, seperti karena tidak punya

keluarga lagi yang mengurusnya dan ada juga yang karena tidak punya tempat

tinggal. Berdasarkan data wawancara dan hasil penilitian yang dilakukan peneliti,

maka diperoleh hasil sebagai berikut:

A. Identitas Informan

Informan Warga Binaan Sosial (WBS) yaitu lanjut usia yang berjumlah

dua orang dengan kriteria sebagai berikut:

Lanjut usia berusia enam puluh tahun atau lebih.

Lanjut usia yang bisa diajak berkomunikasi dengan baik.

Lanjut usia yang bersedia menjadi informan.

Tinggal di Panti Sosial Tresna Werdha (PSTW) Margaguna 4.

Informan Warga Binaan Sosial dibagi menjadi dua kategori, yaitu lansia

yang memutuskan tinggal di panti atas keinginannya sendiri berarti lansia

sudah memiliki rencana untuk tinggal di panti, dan lansia yang memutuskan

Page 58: PELAYANAN KEMATIAN BAGI LANJUT USIA di PANTI SOSIAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43677/1/WAHYUDI-FDK.pdf · Terima kasih atas persahabatan yang kalian tawarkan,

46

tinggal dipanti bukan atas keinginannya sendiri; berarti lansia tidak memiliki

perencanaan sebelumnya untuk tinggal di panti.

Kedua informan Warga Binaan dipilih berdasarkan rekomendasi dari

pegawai sekaligus peksos PSTW setelah peneliti mengemukakan kriteria dari

informan yang diperlukan dalam penelitian, yaitu ED dan MRS. berikut ini

adalah riwayat hidup WBS (lanjut usia) yang telah dipilih.

1. ED (Lansia yang memutuskan tinggal di panti bukan keinginannya sendiri)

Ayah berasal dari Jakarta dan ibu berasal dari garut, ayah bekerja

sebagai tukang kayu di rumah sakit cipto mangun kusumo, mereka tinggal

didaerah galur, senen, Jakarta pusat. Semasa kecil, remaja dan dewasa. ED

tidak pernah bersekolah karena orang tuanyatidak mampu membiayai.

Ketika umur 18 Tahun, ED belajar dengan teman membuat iklan reklame

kemudian usaha tersebut mengalami kemajuan yang cukup pesat sehingga

WBS bisa menabung, merasa cukup mapan akhirnya ED memutuskan

untuk berumah tangga kemudian ED menikah dengan gadis tetangga dekat

rumahnya, dari perkawinan tersebut tidak mendapatkan seorang anak pun,

setelah pernikahannya berusia 10 tahun, istri bertingkah aneh, sering

marah-marah. Seiiring berjalannya waktu usahanya mulai mengalami

kemunduran tempat usahanya mulai kena gusuran, untuk mengontrak

tempat yang baru ED tidak memiliki uang sehingga untuk melanjutkan

usahanya ED tidak mampu lagi, lama-lama istrinya mulai kesal dan minta

cerai, kemudian oleh ED diceraikan. Sejak bercerai dengan istrinya, hidup

WBS tidak terarah lagi dan tidak teratur. Akhirnya ED menjadi pemulung

karena menjadi pemulung tidak memerlukan modal, hasil dari

Page 59: PELAYANAN KEMATIAN BAGI LANJUT USIA di PANTI SOSIAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43677/1/WAHYUDI-FDK.pdf · Terima kasih atas persahabatan yang kalian tawarkan,

47

mengumpulkan barang-barang bekas kemudian dijual ke penampungan,

dari hasil itu untuk keperluan sehari-hari. Dan hasil yang di dapat rata-rata

dibawah 20.000 rupiah. ED di tangkap trantib saat memulung di daerah

senen kemudian dibawa ke kedoya lalu di kirim ke PSTW.

2. MRS (Lansia yang memutuskan tinggal di panti atas keinginannya sendiri)

MRS tinggal dan hidup sebatang kara, tidak ada anak maupun saudara

karena MRS sejak umur 7 th. Sudah menjadi yatim piatu. Yang

mempunyai 7 orang saudara , empat laki-laki dan tiga perempuan MRS

adalah anak paling kecil. Setelah dewasa menikah, dari pernikahan

tersebut tidak seorang pun anaknya yang hidup menurut MRS, apabila

anaknya hidup semua maka ada lima orang karena semuanya keguguran

maka tidak ada satupun anak yang lahir. Setelah menginjak 18 tahun

berumah tangga, suami meninggal, sepeninggal suami MRS berjualan ikan

asin di pasar lontar, tanjung priok, lalu mengontrak rumah seharga 100.000

rupiah per-bulan, dari hasil berjualan MRS merasa sulit, sementara MRS

tidak punya siapa-siapa lagi karena kakak-kakaknya semua sudah

meninggal dunia ada satu orang keponakan tapi itupun tidak pernah

bertemu apalagi untuk menopang hidup. MRS akhirnya atas kesepakatan

warga di sarankan untuk tinggal di PSTW, dari pada hidup di jalan dan

mengemis sehingga tidak tahu akan kehidupannya, akhirnya menerima

saran dari warga dan mau tinggal di panti.

B. Pelayanan Sosial

Pelayanan sosial yang dilakukan oleh Panti Sosial Tresna Werdha

(PSTW) terhadap lanjut usia diharapkan terpenuhinya kebutuhan jasmani,

Page 60: PELAYANAN KEMATIAN BAGI LANJUT USIA di PANTI SOSIAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43677/1/WAHYUDI-FDK.pdf · Terima kasih atas persahabatan yang kalian tawarkan,

48

rohani dan sosial lanjut usia sehingga mereka dapat menikmati hari tuanya

dengan diliputi ketentraman lahir dan batin. (BAB III, h. 40)

Pemberian pelayanan sosial di Panti Sosial Tresna Werdha (PSTW)

memiliki tahapan-tahapan yaitu sebagai berikut:

1. Pendekatan Awal

Pendekatan awal merupakan suatu proses kegiatan yang mengawali

keseluruhan proses pelayanan sosial yang ada di Panti Sosial Tresna

Werdha. Dengan menyampaikan informasi program pelayanan sosial

kepada calon Warga Binaan Sosial (WBS) hal ini adalah lanjut usia

sebelum menjadi WBS, yang berguna untuk memperoleh dukungan dan

data awal calon WBS.

“sebelum lansia menjadi WBS disini, itu ada tahapan-tahapannya. Tahapan-tahapan itu apa saja? yang paling pertama kali adalah melakukan pendekatan awal”1

Dalam melakukan pendekatan awal ini meliputi kegiatan-kegiatan,

seperti identifikasi, motivasi, dan seleksi.

“dalam melakukan pendekatan awal ini terdapat tiga kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh pegawai panti yang pertama adalah, identifikasi para lanjut usia, ee,,, kemudian pemberian motivasi dan yang ketiga adalah proses seleksi”2

a. Identifikasi

Sebelum lansia menjadi WBS di Panti Sosial Tresna Werdha

(PSTW) terlebih dahulu dilakukan proses identifikasi, yaitu upaya

untuk memperoleh data yang lebih rinci tentang lansia yang akan

tinggal dipanti untuk memperoleh pelayanan, yang biasanya melalui

1 Wawancara pribadi dengan kepala seksi perawatan, Ibu Dra. Hj. Farah Darojati, Senin

23 Mei 20112 Wawancara pribadi dengan kepala seksi perawatan, Ibu Dra. Hj. Farah Darojati, Senin

23 Mei 2011

Page 61: PELAYANAN KEMATIAN BAGI LANJUT USIA di PANTI SOSIAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43677/1/WAHYUDI-FDK.pdf · Terima kasih atas persahabatan yang kalian tawarkan,

49

wawancara dengan menanyakan beberapa pertanyaan, misalnya

tentang keluarga, dari mana asalnya.3 Jadi pada tahap intervensi ini

intinya adalah mencari data-data berkaitan dengan kondisi calon WBS

dan kondisi keluarganya.

b. Motivasi

Setelah lanjut usia selesai diidentifikasi oleh pegawai Panti Sosial

Tresna Werdha kemudian dilakukan motivasi yaitu pengenalan

program-program pelayanan kepada calon WBS serta menumbuhkan

kemauan atau keinginan dan semangat untuk menjadi WBS dipanti,

sehingga nantinya WBS sadar dan patuh akan peraturan-peraturan

yang ada dipanti.

“setelah identifikasi selesai, kemudian dimandiin dulu,,, setelah mandi selesai,, kan kelihatan seger tuh,,,baru kita berikan motivasi; udah, jangan ke jalan lagi,,, jangan kabur lagi,, kamu nanti disini dilayani, makan, pakaian, tidur, nanti disediakan, serta nanti kalau ada keluarganya kita hubungi”4

c. Seleksi

Kemudian langkah pendekatan awal yang terakhir adalah seleksi,

yaitu suatu proses kegiatan pengelompokan atau pengklasifikasian

calon WBS yang sudah diidentifikasi dan diberikan motivasi oleh

pegawai untuk dapat diterima dan tidaknya sebagai WBS di Panti

Sosial Tresna Werdha.

3 Wawancara pribadi dengan kepala seksi perawatan, Ibu Dra. Hj. Farah Darojati, Senin

23 Mei 20114 Wawancara pribadi dengan kepala seksi perawatan, Ibu Dra. Hj. Farah Darojati, Senin

23 Mei 2011

Page 62: PELAYANAN KEMATIAN BAGI LANJUT USIA di PANTI SOSIAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43677/1/WAHYUDI-FDK.pdf · Terima kasih atas persahabatan yang kalian tawarkan,

50

2. Penerimaan

“Setelah dilakukan tahapan pendekatan awal melalui kegiatan-kegiatan identifikasi, motivasi dan seleksi karena sudah sesuai dengan syarat-syarat yang diberlakukan oleh PSTW kepada setiap calon WBS kemudian lansia dapat diterima sebagai WBS”5

Penerimaan disini merupakan serangkaian kegiatan administrasi

maupun teknis yang meliputi registrasi, dan penempatan dalam program

kegiatan pelayanan artinya lansia sudah syah/resmi menjadi WBS di

PSTW. Sehingga nama lansia sudah tercatat dalam buku induk atau buku

besar WBS.

3. Pemahaman Masalah (Assesment)

Dalam mengungkap dan memahami masalah yang ada pada lansia

lebih dalam dilakukan dengan cara memahami kebutuhan dan potensi

lansia itu sendiri yang menyangkut kelebihan dan kekurangannya yang ada

pada diri lansia itu sebagai dasar penyusunan rencana intervensi serta

mengadakan kajian terhadap berbagai informasi yang diperoleh pada saat

pendekatan awal. Untuk mengungkap itu semua, PSTW melakukan proses

assesmen sebagai berikut:

a. Asesmen Sosial

Asesmen sosial adalah proses pengungkapan masalah,

kemampuan, dan sistem sumber yang ada, berhubungan dengan relasi

sosial, ekonomi, dan lingkungan tempat tinggal lansia.

b. Asesmen Psikologis

Asesmen psikologis adalah proses pengungkapan sikap, pemikiran

dan kejiwaan lansia. Hal ini bertujuan untuk mencari tahu apakah

5 Wawancara pribadi dengan kepala seksi perawatan, Ibu Dra. Hj. Farah Darojati, Senin 23 Mei 2011

Page 63: PELAYANAN KEMATIAN BAGI LANJUT USIA di PANTI SOSIAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43677/1/WAHYUDI-FDK.pdf · Terima kasih atas persahabatan yang kalian tawarkan,

51

lansia masih mempunyai respon yang baik apabila sedang berbicara

dengan lawannya yang di ajak bicara, pikun atau tidaknya.

c. Asesmen Kesehatan

Asesmen kesehatan yang dilakukan dengan memeriksa kondisi

fisik dan kesehatan lansia sehingga apabila terdapat penyakit-penyakit

yang menular bisa segera diatasi dan diberikan obat sesuai dengan

sakit yang diderita. Hal ini dilakukan supaya tidak menular kepada

lansia yang lainnya.

4. Perencanaan Pemecahan Masalah (Planning)

Suatu proses perumusan tujuan dan kegiatan pemecahan masalah,

serta penetapan berbagai sumber daya (manusia, biaya, metode-teknik,

peralatan, sarana-prasarana, dan waktu) yang dibutuhkan untuk mencapai

tujuan tersebut. (BAB II, hal. 16)

Rencana pemecahan masalah diambil berdasarkan hasil asesmen

secara menyuluruh, mulai dari assessment sosial, psikologis, maupun

kesehatan. Sehingga rencana intervensi ini bertujuan untuk menentukan

pelayanan bagi klien setelah dirapatkan dengan seluruh pegawai PSTW.

“nah,,,sebelum melakukan intervensi terhadap lansia, sebaiknya dibuat perencanaan dulu,,ee dan dirapatkan dengan semua pegawai PSTW berdasarkan hasil assessment secara menyeluruh untuk mengambil langkah selanjutnya”

5. Pelaksanaan pemecahan masalah (Intervention)

Suatu proses penerapan rencana pemecahan masalah yang telah

dirumuskan. Kegiatan pemecahan masalah yang telah dirumuskan.

Kegiatan pemecahan masalah yang dilaksanakan adalah melakukan

pemeliharaan, pemberian motivasi, dan pendampingan kepada penerima

Page 64: PELAYANAN KEMATIAN BAGI LANJUT USIA di PANTI SOSIAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43677/1/WAHYUDI-FDK.pdf · Terima kasih atas persahabatan yang kalian tawarkan,

52

pelayanan dalam bimbingan dan bimbingan pembinaan lanjutan. (BAB II,

hal. 16)

Kegiatan-kegiatan dalam melakukan pemecahan masalah kepada

WBS, dilakukan dengan :

a. Bimbingan Mental dan Rohani

Bimbingan mental dan rohani merupakan usaha dan cara untuk

memperbaiki dan meningkatkan ketakwaan kepada Tuhan YME,

memperbaiki serta meningkatkan keimanan para lansia, pengetahuan

agama, amal baik dan buruk, sehingga dapat merasakan ketenangan

lahir dan batin.

Bimbingan rohani mendapatkan porsi yang sangat besar bagi lansia

dipanti, karena lansia diharapkan memang harus lebih mendekatkan

diri lagi kepada tuhan YME.

b. Bimbingan Fisik

Bimbingan fisik merupakan bimbingan untuk pengenalan dan

memberikan pengarahan untuk menjaga stamina dan kekebalan tubuh

serta mengikuti senam kesegaran jasmani.

Setiap hari selasa dan jumat lanjut usia melakukan senam yang

berada di lapangan tenis untuk menjaga stamina dan kondisi tubuh,

dengan dipandu oleh pegawai panti sekaligus mendampingi lanjut usia

yang kurang bersemangat untuk terus bergerak mengikuti pegawai

pemandu.

“bimbingan fisik di panti ini melalui senam kegaran jasmani (SKJ)yang diadakan seminggu dua kali”6

6 Wawancara pribadi dengan kepala seksi perawatan, Ibu Dra. Hj. Farah Darojati, Senin

23 Mei 2011

Page 65: PELAYANAN KEMATIAN BAGI LANJUT USIA di PANTI SOSIAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43677/1/WAHYUDI-FDK.pdf · Terima kasih atas persahabatan yang kalian tawarkan,

53

c. Bimbingan Kesehatan

Bimbingan kesehatan yang disediakan oleh PSTW adalah dengan

tersedianya poliklinik yang berada di dalam panti dengan dua perawat

dan satu dokter umum.

“Tetapi kadang-kadang juga mahasiswa-mahasiswi yang praktek di PSTW ini dari Akper Gatot Subroto, Fatmawati juga ikut memberikan penyuluhan kesehatan kepada para lansia”7

d. Bimbingan Keterampilan

Panti Sosial Tresna Werdha selalu berusaha memberikan yang

terbaik untuk para WBS, yaitu lansia dengan usaha-usaha yang

dilakukan adalah memberikan keterampilan kepada lansia selama

tinggal di panti. Lansia yang dapat mengikuti kegiatan keterampilan

adalah lansia yang masih kuat dan mampu untuk beraktifitas sahari-

hari secara normal.

Bimbingan keterampilan yang diberikan oleh panti adalah dengan

membuat keset, menjahit, menyulam taplak, serta membuat gantungan

dari kunci, bimbingan keterampilan ini diperuntukkan bagi lanjut usia

yang masih mampu beraktifitas dengan baik, terlihat sehat, serta dapat

menjalankan tugas sehari-hari dengan baik.

“Adapun bimbingan keterampilan yang diberikan oleh panti adalah membuat keset dari wool, menyulam taplak, menjahit serta membuat gantungan kunci”8

7 Wawancara pribadi dengan kepala seksi perawatan, Ibu Dra. Hj. Farah Darojati, Senin

23 Mei 20118 Wawancara pribadi dengan kepala seksi perawatan, Ibu Dra. Hj. Farah Darojati, Senin

23 Mei 2011

Page 66: PELAYANAN KEMATIAN BAGI LANJUT USIA di PANTI SOSIAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43677/1/WAHYUDI-FDK.pdf · Terima kasih atas persahabatan yang kalian tawarkan,

54

6. Resosialisasi

Merupakan serangkaian kegiatan bimbingan untuk mempersiapkan

WBS hal ini lansia dapat berinteraksi dan berintegrasi penuh ke dalam

kehidupan dan penghidupan masyarakat di sekitar lingkungan panti.

a. Bimbingan Sosial Hidup Bermasyarakat

Adalah kegiatan bimbingan yang diarahkan agar WBS tersebut

dapat melakukan seluruh aktifitas sehari-hari sesuai norma-norma yang

berlaku di masyarakat.

b. Pembinaan Lanjut

Merupakan serangkaian kegiatan yang diberikan kepada WBS

untuk meningkatkan dan mengembangkan minat serta bakat yang

dimiliki oleh WBS.

c. Terminasi / Penyaluran

Terminasi merupakan pengakhiran pelayanan atau pemutusan

pelayanan kepada WBS, artinya lansia sudah tidak lagi mendapatkan

berbagai pelayanan yang diberikan oleh panti, dan biasanya

disebabkan karena lansia sudah meninggal, dirujuk ke panti yang lain

atau dikembalikan ke keluarganya.

“terminasi itu kan pemutusan hubungan pelayanan antara kita dengan WBS, pertama WBS dikembalikan ke keluarga. Ketika proses assessment dia ingat nama, alamat, keluarganya,, nah, kita kirim surat biar keluarga yang datang kesini. Kemudian terminasi yang kedua adalah karena meninggal dunia”9

9 Wawancara pribadi dengan kepala seksi perawatan, Ibu Dra. Hj. Farah Darojati, Senin

23 Mei 2011

Page 67: PELAYANAN KEMATIAN BAGI LANJUT USIA di PANTI SOSIAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43677/1/WAHYUDI-FDK.pdf · Terima kasih atas persahabatan yang kalian tawarkan,

55

C. Proses Pelayanan Kematian

Bagi lanjut usia yang tinggal di Panti Sosial Tresna Werdha dalam

menikmati sisa-sisa kehidupan di masa tua sangat diharapkan untuk dapat

mempunyai semangat hidup sehingga tercapai Makna hidup yang diinginkan,

yaitu hal-hal yang dianggap sangat penting dan berharga serta memberikan

nilai khusus bagi seseorang, sehingga layak dijadikan tujuan dalam kehidupan

(the purpose in life) dengan diberikannya pelayanan-pelayanan yang sesuai

dengan kebutuhan lansia pada umumnya.

Jenis pelayanan yang diberikan Panti Sosial Tresna Werdha (PSTW)

terhadap lanjut usia bermacam-macam sesuai dalam pemenuhan kebutuhan

lansia, yang mencakup Biopsiko_sosial lanjut usia itu sendiri,

“jenis kegiatan atau pelayanan pokok itu menyangkut atau bermuatan biopsiko_sosial”10

Pelayanan tersebut antara lain; pengasramaan, permakanan, sandang,

bimbingan fisik dan psikis serta bimbingan keterampilan sehingga tercipta

kehidupan yang dapat membuat lansia nyaman, tenteram, dan bahagia dalam

menjalani sisa-sisa hidup di PSTW.

Sebagian besar lanjut usia merasa betah tinggal di PSTW karena selain

makan terjamin, tempat tinggal ada, dan apabila sakit maka dapat berobat

secara gratis, sangat jauh bila dibandingkan dengan kehidupan lanjut usia

sebelumnya, mengingat mereka adalah sebagian besar dari orang yang

kurang beruntung yang hidup di jalanan untuk mencari uang.

10 Wawancara pribadi dengan kepala seksi perawatan, Ibu Dra. Hj. Farah Darojati Senin

23 Mei 2011

Page 68: PELAYANAN KEMATIAN BAGI LANJUT USIA di PANTI SOSIAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43677/1/WAHYUDI-FDK.pdf · Terima kasih atas persahabatan yang kalian tawarkan,

56

“yaa,, mudah-mudahan aja saya betah tinggal disini dan merasa nyaman tinggal disini sampai tutup mata, karena makan terjamin, tempat juga enak.”11

Lanjut usia sangat membutuhkan semangat dalam menjalani kehidupan di

PSTW di masa akhir hidupnya dengan bermakna oleh karena itu harapan itu

mengarah pada pengharapan agar motivasi yang diberikan dapat bermanfaat

bagi dirinya, dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

Untuk menemukan makna hidup dalam kehidupan ini Bastman

menyebutkan ada tiga bidang kegiatan yang secara potensial mengandung

nilai-nilai yang memungkinkan seseorang menemukan makna hidup, apabila

nilai-nilai itu diterapkan dan dipenuhi. Demikian juga Lanjut usia yang berada

dipanti juga berhak mendapatkan nilai-nilai tersebut, sehingga menjadikan

kehidupan Lanjut usia lebih bermakna. Nilai-nilai (values) tersebut adalah:

a. Nilai-nilai kreatif (creative values)

Kegiatan berkarya, bekerja, mencipta serta melaksanakan tugas dan

kewajiban sebaik-baiknya dengan penuh tanggung jawab. Menekuni

suatu pekerjaan dan meningkatkan keterlibatan pribadi terhadap tugas

serta berusaha untuk mengerjakannya dengan sebaik-baiknya. Melalui

karya dan kerja kita dapat menemukan arti hidup. (BAB II, h. 24)

Pegawai PSTW memberikan berbagai kegiatan mencakup aktifitas

yang berhubungan dengan hoby dan bekerja sehingga dapat

menghasilkan sesuatu yang layak jual yang menjadi pemasukan untuk

panti maupun lansia itu sendiri, kegiatan tersebut misalnya membuat

keset, menyulam taplak, membuat bunga serta menjahit.

11 Wawancara dengan Kakek ED, senin, 23 Mei 2011

Page 69: PELAYANAN KEMATIAN BAGI LANJUT USIA di PANTI SOSIAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43677/1/WAHYUDI-FDK.pdf · Terima kasih atas persahabatan yang kalian tawarkan,

57

“jika lansia punya keterampilan, dulunya menjahit, ya kita arahkan pada keterampilan jahit, tapi tidak di target, kalo ditarget malah menjadi beban,,ada juga yang ingin sesuai hoby aja, ada yang bercocok tanam, kemudian ada yang tiap pagi kerjaannya nyapu halaman juga ada,, kita arahkan agar lansia merasa “fun” disini karena kalo mereka merasa nyaman disini, mereka akan “long life”, merasa dihargai”12

Sehubungan dengan itu perlu dijelaskan juga bahwa pekerjaan

hanyalah merupakan sarana yang memberikan kesempatan untuk

menemukan dan mengembangkan makna hidup; makna hidup tidak

terletak pada pekerjaan itu sendiri, tetapi lebih tergantung pada pribadi

yang bersangkutan dalam hal ini sikap positif dan mencintai pekerjaan

serta cara bekerja yang mencerminkan keterlibatan pribadi pada

pekerjaannya.

b. Nilai-nilai Penghayatan (experiental values)

Yaitu keyakinan dan penghayatan akan nilai-nilai kebenaran,

kebajikan, keindahan, keimanan, dan keagamaan, serta cinta kasih.

Menghayati dan meyakini suatu nilai dapat menjadikan seseorang

berarti hidupnya. Tidak sedikit orang-orang yang merasa menemukan

arti hidup dari agama yang diyakininya, atau ada orang-orang yang

menghabiskan sebagian besar usianya untuk menekuni suatu cabang

seni tertentu. (BAB II, h. 25)

Bimbingan rohani termasuk dalam nilai-nilai penghayatan, karena

lansia diharapkan untuk memperbaiki dan meningkatkan ketakwaan

kepada Allah SWT, memperbaiki dan meningkatkan wawasan serta

12 Wawancara pribadi dengan kepala seksi perawatan, Ibu Dra. Hj. Farah Darojati, Senin

23 Mei 2011

Page 70: PELAYANAN KEMATIAN BAGI LANJUT USIA di PANTI SOSIAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43677/1/WAHYUDI-FDK.pdf · Terima kasih atas persahabatan yang kalian tawarkan,

58

keimanan seseorang, pengetahuan amal ibadah seseorang, sehingga

mereka dapat mengatasi permasalahan yang dihadapi.

Pelayanan sosial dibidang keagamaan yang dilakukan oleh PSTW

terhadap lanjut usia diantaranya adalah

a. Pengajian (yasinan dan dzikiran)

Dalam kegiatan ini pembimbing berusaha memberikan dan

mengenalkan kepada lansia bagaimana cara membaca Al-Quran

dengan baik dan benar, caranya yaitu mengenalkan kepada mereka

mengenai lafaz-lafaz huruf hijaiyah, mempelajari tajwid,

mengenal berbagai makna yang terkandung dalam Al-Quran.

Pengajian ini dilakukan empat kali ddalam seminggu, ustadz dan

ustadzah terkadang sering masuk keruangan-ruangan WBS untuk

melakukan pengajian tersebut, dikarenakan kondisi fisik lansia itu

sendiri, ada yang masih kuat untuk berjalan dan tidak sedikit juga

yang sudah tidak mampu untuk berjalan/lemah. Setiap malam

jum’at terkadang diadakan pengajian membaca surah Yasin, juga

mendengarkan ceramah.

b. Memperingati hari-hari besar agama islam.

Peringatan hari-hari besar agama Islam yang dilaksanakan oleh

PSTW selain diikuti oleh para lansia, tetapi biasanya dibuka juga

untuk masyarakat sekitar panti. Dalam acara ini para lansia juga

ikut terlibat untuk menunjukkan bakat mereka masing-masing,

misalnya membaca puisi, karaoke dan berpidato.

Page 71: PELAYANAN KEMATIAN BAGI LANJUT USIA di PANTI SOSIAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43677/1/WAHYUDI-FDK.pdf · Terima kasih atas persahabatan yang kalian tawarkan,

59

Adapun hari-hari besar agama islam yang dirayakan oleh

PSTW, antara lain :

1. Hari Raya Idul Fitri yang jatuh pada tanggal 1 Syawal.

2. Maulid Nabi Muhammad SAW yang jatuh pada tanggal 12

Rabi’ul Awal.

3. Isra’ Mi’raj yang jatuh pada tanggal 27 Rajab.

4. Hari Raya Idul Adha yang jatuh pada tanggal 10 Dzulhijah.13

Kegiatan yang biasanya dilakukan lansia untuk mengisi waktu

luang mereka selama tinggal di panti selain mengikuti kegiatan-

kegiatan pokok yang diberikan oleh pihak panti adalah dengan

karaokean, bermain catur, tiduran-tiduran dikamar, bercengkerama

dengan lanjut usia yang lain dan nonton TV.

c. Nilai-nilai Bersikap (attitudinal values)

Yaitu menerima dengan penuh ketabahan, kesabaran, dan

keberanian segala bentuk penderitaan yang tidak mungkin dielakkan

lagi, seperti sakit yang tak dapat disembuhkan, kematian dan

menjelang kematian, setelah segala upaya dan ikhtiar dilakukan secara

maksimal.

Bimbingan rohani juga dilakukan untuk menghilangkan perasaan-

perasaan tidak nyaman, gelisah, cemas, putus asa, dan perasaan inilah

yang sering dirasakan, sehingga perasaan-perasaan tersebut dapat

memperburuk kondisi mental lansia. Oleh karena itu, untuk

menghilangkan atau meminimalisir sikap yang lansia rasakan itu,

13 Wawancara pribadi dengan kepala seksi perawatan, Ibu Dra. Hj. Farah Darojati, Senin23 Mei 2011

Page 72: PELAYANAN KEMATIAN BAGI LANJUT USIA di PANTI SOSIAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43677/1/WAHYUDI-FDK.pdf · Terima kasih atas persahabatan yang kalian tawarkan,

60

dapat diselesaikan dengan pemecahan masalah atas dasar keimanan

dan keyakinan lansia terhadap Tuhan. Sehingga lansia dapat

merasakan dan memperoleh ketenangan dalam hidup sesuai dengan

harapannya. Ketika lanjut usia sakit misalnya, maka motivasi dan

bimbingan yang digunakan oleh pegawai yang disampaikan dalam

bentuk komunikasi persuasif, yaitu berupa ajakan dan nasihat-nasihat

yang bertujuan mengingatkan akan pentingnya kesadaran untuk

menjalani kehidupan ini dengan penuh semangat dan keimanan yang

sungguh-sungguh.

Apabila lansia yang sudah sakit berat / sakaratul maut biasanya

petugas membisikan dengan kalimat tauhid; “Laaillahaillaallah/Allahu

Akbar” dan mendo’akan pasien.

“ketika sudah tanda-tanda sakaratul maut, klo istilah disini SOS, kita deketin,, biasanya sama nenek lain yang bisa baca yasin,, dengan tujuan kalau Allah menghendaki sembuh, yaa sembuhkanlah. Jika Allah berkehendak lain, yaa itu sudah takdirnya.”14

Setelah lanjut usia meninggal maka untuk pemakaman sepenuhnya

akan diserahkan kepada Dinas Pemakaman.

14 Wawancara pribadi dengan Ibu Yanti, staf. Sie. Bimbingan dan Penyuluhan. Senin, 23

Mei 2011

Page 73: PELAYANAN KEMATIAN BAGI LANJUT USIA di PANTI SOSIAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43677/1/WAHYUDI-FDK.pdf · Terima kasih atas persahabatan yang kalian tawarkan,

61

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan.

Berdasarkan hasil penelitian yang telah peneliti lakukan dan

kemukakan dalam uraian pada bab hasil temuan dan analisa, maka peneliti

dapat menyimpulkan mengenai proses pelayanan yang dilakukan oleh

Panti Sosial Tresna Werdha (PSTW) Budi Mulia 4 Margaguna, Jakarta

Selatan. Kesimpulan tersebut adalah

“Dalam memberikan pelayanan kepada lanjut usia sebelum

kamatian datang menjemputnya, PSTW Budi Mulia 4 Margaguna

berusaha sebaik mungkin menyediakan berbagai pelayanan, antara lain

mulai dari pengasramaan, permakanan, bimbingan keterampilan,

bimbingan fisik dan mental, serta hiburan atau rekreasi. Karena mengingat

keberadaan mereka (lansia) tinggal dipanti memang sudah menjadi suatu

pilihan yang harus dijalani dan lansia sendiri memilih untuk tinggal dipanti

karena pilihan sendiri dan karena terpaksa karena keadaan yang

membuatnya harus tinggal dipanti, seperti karena tidak punya keluarga

lagi yang mengurusnya dan ada juga yang karena tidak punya tempat

tinggal, dan yang paling banyak lansia tinggal dipanti ini karena terjaring

razia, karena hidup di jalanan yang dapat membahayakan nyawanya.

Kemudian juga Lanjut usia yang tinggal di Panti Sosial Tresna Werdha

dalam menikmati sisa-sisa kehidupan di masa tua sangat diharapkan untuk

dapat mempunyai semangat hidup sehingga tercapai Makna hidup yang

diinginkan, Bastman menyebutkan ada tiga bidang kegiatan yang secara

Page 74: PELAYANAN KEMATIAN BAGI LANJUT USIA di PANTI SOSIAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43677/1/WAHYUDI-FDK.pdf · Terima kasih atas persahabatan yang kalian tawarkan,

62

potensial mengandung nilai-nilai yang memungkinkan seseorang

menemukan makna hidup yang selaras dengan pelayanan-pelayanan yang

ada di PSTW Budi Mulia 4 Margaguna, yaitu Nilai-nilai kreatif (creative

values), Nilai-nilai Penghayatan (experiental values), dan Nilai-nilai

Bersikap (attitudinal values).”

B. Saran.

Panti Sosial Tresna Werdha (PSTW) Budi Mulia 4 Margaguna

memang telah memberikan pelayanan yang optimal kepada para Warga

Binaan Sosial (WBS) dalam hal ini adalah Lanjut Usia. Oleh karena itu,

tanpa mengurangi rasa hormat atas kerja keras yang telah dilakukan

PSTW, sehingga peneliti mencoba untuk memberikan saran yang mudah-

mudahan dapat memberikan masukan untuk PSTW, dan secara khusus

dapat lebih bermanfaat untuk para Warga Binaan Sosial (WBS) / Lanjut

Usia pada umumnya. Saran tersebut antara lain:

1. Pegawai panti lebih memperhatikan lagi kondisi/keadaan para lanjut

usia dengan mengunjungi dari ruangan ke ruangan sesuai dengan

penanggung jawab ruangan masing-masing setiap dua jam sekali atau

tiga jam sekali kecuali jam-jam istirahat, agar lansia merasa

diperhatikan akan keadaannya.

2. Menambah fasilitas atau sarana dan prasarana, seperti taman-taman,

atau tempat untuk WBS (lansia) bercengkerama / bersendau gurau,

sehingga Menumbuhkan suasana ukhuwah dan keakraban kepada

lanjut usia untuk saling berbagi rasa dan cerita (keluh-kesah, curhat).

3. Pegawai harus lebih sabar, berkata lemah lembut dalam membimbing

dan merawat para WBS (lansia) serta memberikan motivasi dan

Page 75: PELAYANAN KEMATIAN BAGI LANJUT USIA di PANTI SOSIAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43677/1/WAHYUDI-FDK.pdf · Terima kasih atas persahabatan yang kalian tawarkan,

63

dorongan untuk tetap bersabar dan bertawakal dalam menghadapi ujian

dari Allah SWT mengingat keberadaan mereka dipanti kemungkinan

sampai akhir hayatnya.

4. Pegawai harus menganggap seolah-olah lanjut usia yang ada dipanti

adalah orang tua pegawai sendiri supaya terjalin emosional yang lebih

intim dan para lanjut usia dapat menikmati hari tua dengan aman,

tenteram, dan sejahtera.

Page 76: PELAYANAN KEMATIAN BAGI LANJUT USIA di PANTI SOSIAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43677/1/WAHYUDI-FDK.pdf · Terima kasih atas persahabatan yang kalian tawarkan,

64

DAFTAR PUSTAKA

Al-Albani Nashiruddin, Tuntunan Lengkap Mengurus Jenazah (Gema Insani, Jakarta 1999)

Al-Ghazali, Metode Menjemput Maut: Perspektif Sufistik (Bandung: MIZAN, 1999)

Bastman, LOGOTERAPI: Psikologi untuk MenemukanMakna Hidup dan Meraih Hidup Bermakna, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada)

Departemen Sosial R.I., Badan Penelitian dan Pengembangan, istilah Usaha kesejahteraan Sosia,l (Jakarta:1997)

Departemen Sosial RI, Standar Rahabilitasi Psikososial Pekerja Migram ( Jakarata: 2004)

El-Jazairi Abu Bakar Jabir, Pola Hidup Muslim, (PT. ROSDAKARYA, Bandung 1991)

Hadari Nawawi, Instrumen Penelitian Bidang Sosial, (Yogyakarta: Gajah Mada University Press, 1992)

Hidayat Komarudin, Psikologi Kematian : Mengubah Ketakutan Menjadi Optimisme, (PT. MIZAN Publika, 2005), h. 117-118

Hurlock B. Elizabeth, Psikologi Perkembangan, (ERLANGGA, 1980)

Jayaputra Achmadi, Departemen Sosial RI, Pelayanan Sosial Lanjut Usia Indonesia. (Jakarta; Puslit PKS, 2005)

Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1988), cet. I

Kusmana, Bunga Rampai Islam dan Kesejahteraan Sosial, (IAIN: Indonesian Social Equity Project, 2006)

Lagha Ali Muhammad, Perjalanan Kematian, (PT. SERAMBI ILMU SEMESTA, 2002), hal. 45

Lexy J. Moeleong, MA, “Metodelogi Penelitian Kualitatif” (Bandung : PT. Remaja Rosdakarya, 2000)

Maskhur Anis, Menyingkap Tabir Kematian, (CV. Sukses Bersama, 2006)

Suharto Edi, Isu-Isu Tematik Pembangunan Sosial: Konsepsi dan Strategi (Badan Pelatihan dan Pengembangan, DEPSOS RI)

Suharto Edi, Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat, (PT Refika Aditama, 2005)

Sukoco Dwi Heru, Kemitraan dalam Pelayanan Sosial, dalam isu-isu tematik pembangunan Sosial, (Jakarta:1997)

Tebba Sudirman, Kiat Sukses Menjemput Maut, (Pustaka irVan, Ciputat 2006)

Page 77: PELAYANAN KEMATIAN BAGI LANJUT USIA di PANTI SOSIAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43677/1/WAHYUDI-FDK.pdf · Terima kasih atas persahabatan yang kalian tawarkan,

65

UU No. 6 Th 1974, Tentang Ketentuan Pokok Kesejahteraan Sosial, Pasal 2 ayat 1

UU No. 13 Tahun 1998 Tentang Kesejahteraan Lanjut Usia, Pasal 5 ayat 2

Page 78: PELAYANAN KEMATIAN BAGI LANJUT USIA di PANTI SOSIAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43677/1/WAHYUDI-FDK.pdf · Terima kasih atas persahabatan yang kalian tawarkan,

65

LAMPIRAN - LAMPIRAN

Page 79: PELAYANAN KEMATIAN BAGI LANJUT USIA di PANTI SOSIAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43677/1/WAHYUDI-FDK.pdf · Terima kasih atas persahabatan yang kalian tawarkan,

Pedoman Wawancara dengan PegawaiPanti Sosial Tresna Werdha (PSTW)

Budi Mulia 4 Margaguna

Nama : ……………………….........

Jabatan : ……………………………..

Hari, Tanggal : ……………………………..

Tempat : ……………………………..

1. Bagaimana proses para Warga Binaan Sosial (WBS) dalam hal ini Lanjut Usia, bisa sampai tinggal di PSTW ini?

2. Apa saja persyaratan yang dilakukan oleh PSTW kepada calon WBS untuk tinggal di sini?

3. Jenis pelayanan apa saja yang diberikan oleh PSTW kepada WBS?

4. Berapa kali dalam seminggu pelayanan bimbingan rohani dilakukan dan setiap hari apa?

5. Materi apa saja yang diajarkan kepada WBS?

6. Metode dan media yang digunakan seperti apa ketika bimbingan rohani berlangsung?

7. Tindakan apa yang dilakukan oleh pegawai PSTW ketika ada salah satu WBS mengalami sakit dan sampai sakaratul maut?

8. Bagaimana tahap-tahap pelayanan yang dilakukan oleh PSTW ketika terjadi kematian pada WBS?

9. Kemudian akan dimakamkan dimana WBS yang meninggal?

10. Apa harapan anda kepada semua WBS, mengingat keberadan mereka di PSTW ini sampai nanti ajal menjemputnya?

Page 80: PELAYANAN KEMATIAN BAGI LANJUT USIA di PANTI SOSIAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43677/1/WAHYUDI-FDK.pdf · Terima kasih atas persahabatan yang kalian tawarkan,

Pedoman Wawancara Bagi Warga Binaan Sosial (WBS)Panti Sosial Tresna Werdha (PSTW) Budi Mulia 4

Margaguna

Nama : ………………………..

Umur : ………………………...

Jenis Kelamin : ………………………...

Alamat Asal : ………………………...

Hari, Tanggal : ………………………...

1. Bagaimana proses masuk ke PSTW ini?

2. Sampai kapan anda akan tinggal di PSTW ini?

3. Apakah anda merasa nyaman tinggal di PSTW ini, alasan?

4. Pelayanan apa saja yang diberikan oleh PSTW kepada Warga Binaan Sosial (WBS), yang anda ketahui?

5. Apakah anda mengikuti kegiatan bimbingan rohani yang di berikan oleh PSTW, berapa kali dalam seminggu?

6. Materi apa yang biasanya diberikan ketika mengikuti kegiatan bimbingan rohani tersebut?

7. Metode atau dengan cara apa ketika pembimbing memberikan bimbingan rohani?

8. Apakah anda menyukai dan aktif dalam kegiatan bimbingan rohani yang diberikan di PSTW, Alasan?

“Anda _kan sudah sering mengikuti kegiatan bimbingan rohani dan anda ingin tinggal di PSTW ini sampai akhir hayat (meninggal)”

Page 81: PELAYANAN KEMATIAN BAGI LANJUT USIA di PANTI SOSIAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43677/1/WAHYUDI-FDK.pdf · Terima kasih atas persahabatan yang kalian tawarkan,

9. Apakah anda pernah mendengar bahwa kita hidup di dunia ini hanya sementara, ketika kematian datang maka kita akan hidup kekal di akhirat nanti?

10. Dari sekarang-sekarang ini apa yang anda persiapkan dan apa yang anda lakukan untuk mengisi waktu luang sehari-hari supaya hidup di dunia ini lebih bermakna dan selalu optimis menjalaninya?

11. Apa harapan anda untuk kedepannya, mengingat anda tinggal di PSTW ini sampai meninggal dunia?

Page 82: PELAYANAN KEMATIAN BAGI LANJUT USIA di PANTI SOSIAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43677/1/WAHYUDI-FDK.pdf · Terima kasih atas persahabatan yang kalian tawarkan,

Berikut ini adalah daftar nama-nama WBS/Lansia secara keseluruhan

yang ada di PSTW Budhi Mulia 4 Margaguna, Jakarta Selatan

Daftar Nama Lanjut Usia / WBSRuang Melati1

No. Nama Umur Agama Tgl Masuk Asal

1. H. Rohana 78 Th. Islam 30 - 10 – 2008 Batu Sangkar

2. Siti 65 Th. Islam 6 - 11 – 2008 Jakarta

3. Derah 75 Th. Islam 4 - 5 – 2011 Bumi Ayu

4. Selfida 67 Th. Islam 17 - 3 – 2011 Bukit Tinggi

5. Sumirah 60 Th. Islam 20 - 1 – 2011 Jawa Tengah

6. Yolanda 59 Th. Kristen 22 - 5 – 2007 Manado

7. Emi 60 Th. Islam 26 – 11 – 2010 Cirebon

8. Cici Gunarsih 60 Th. Islam 12 – 9 – 2007

9. Ngatinem 60 Th. Kristen 13 – 3 – 2010 Jogjakarta

10. Suyatmi 60 Th. Islam 24 – 11 – 2010 Kediri

11. Marisa 66 Th. Islam 7 – 5 – 2007 Jakarta

12. Sinah Islam 9 – 5 – 2009 Parung, Bogor

13. Lupilan 62 Th. Budha 10 – 5 – 2010 Cipinang

14. Giyem/Sutiyem 77 Th. Islam 27 – 3 – 2001 Jawa Tengah

15. Mariam 63 Th. Islam 27 – 3 – 2008 Jakarta

16. Yatin 65 Th. Islam 4 – 4 – 2011 Kebumen

17. Yuniti/Marsia 82 Th. Kristen 10 – 5 – 2011 Cempaka Putiih

18. Rutiah 66 Th. Islam 24 – 7 – 2007 Cirebon

1 File WBS “Ruang Melati” PSTW Budhi Mulia 4 Margaguna, Tahun 2008

Page 83: PELAYANAN KEMATIAN BAGI LANJUT USIA di PANTI SOSIAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43677/1/WAHYUDI-FDK.pdf · Terima kasih atas persahabatan yang kalian tawarkan,

Daftar Lanjut Usia / WBSRuang Anggrek2

No. Nama Umur Agama Tgl. Masuk Asal

1. Ina 91 Th. Islam 30 – 3 – 2011 Jakarta

2. Rumini 62 Th. Islam 7 – 3 – 2007 Palembang

3. Nurrohmah 70 Th. Islam 13 – 7 -2010 Padang

4. Siti Aminah 70 Th. Islam 6 – 9 – 2006 Jawa Tengah

5. Rina 62 Th Islam 18 – 11 – 2008 Pemalang

6. Hapsah Unyin 75 Th. Islam 19 – 2 – 2000 Rangkas Bitung

7. Lusi 60 Th. Kristen 5 – 9 – 2009 Surabaya

8. Sutinah 63 Th. Islam 25 – 6 – 2009 Jawa Timur

9. Purwati 60 Th. Islam 8 – 2 – 2008 Boyolali

10. Ani 62 Th. Islam 6 – 3 – 2007 Jakarta

11. Mariam 78 Th. Islam 1 – 3 – 2011 Kebumen

12. Bayi/Raye 70 Th. Islam 11 – 12 – 2008 Serang

13. Poniah 70 Th. Islam 4 – 3 – 2008 Yogyakarta

14. Aisah 65 Th. Islam 20 – 1 – 2009 Bogor

15. Majnin 65 Th. Islam 11 – 10 – 2010 Jakarta

16. Wasriha 65 Th. Islam 25 – 11 – 2008 Jakarta

17. Sasih 72 Th. Islam 25 – 3 – 2010 Bogor

18. Muhaya 82 Th. Islam 6 – 3 – 2006 Tangerang

19. Mardiyah 68 Th. Islam 23 – 1 – 2006 Bogor

2 File WBS “Ruang Anggrek” PSTW Budhi Mulia 4 Margaguna, Tahun 2008

Page 84: PELAYANAN KEMATIAN BAGI LANJUT USIA di PANTI SOSIAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43677/1/WAHYUDI-FDK.pdf · Terima kasih atas persahabatan yang kalian tawarkan,

20. Isah 66 Th. Islam 5 – 12 – 2006 Jakarta

21. Ponijah 80 Th. Kristen Katolik

24 – 11 – 2010 Jawa Timur

22. Minah 80 Th. Islam 3 – 3 – 2010 Surabaya

Daftar Nama Lanjut Usia / WBSRuang Mawar3

No. Nama Umur Agama Tgl. Masuk Asal

1. Nasiatun 63 Th. Islam 12 – 5 – 2011 Probolinggo

2. Saidah 87 Th. Islam 23 – 12 – 2010 Jakarta

3. Novi Sutopo 77 Th. Islam 17 – 1 – 2000 Jakarta

4. Murni 70 Th. Islam 12 – 11 – 2010 Pemalang

5. Rofingatun 60 Th. Islam 1 – 4 – 1992 Kebumen

6. Friatun 65 Th. Islam 11 – 2 – 2011 Bojonegoro

7. Minah 62 Th. Islam 23 – 2 – 2006 Bogor

8. Muryati 55 Th. Islam 9 – 10 – 2010 Pekalongan

9. Muslikhah 70 Th. Islam 27 – 10 – 2008 Jakarta

10. Surati M. 64 Th. Kristen 26 – 8 – 2009 Banjar Negara

11. Tuning 64 Th. Islam 17 – 1 – 2011 Yogyakarta

12. Kaminah 80 Th. Islam 8 – 4 – 2008 Idramayu

13. Umi Sholehah 62 Th. Islam 25 – 9 – 2008 Cirebon

14. Sri Maryati 55 Th. Kristen 3 – 3 – 2009 Wonosobo

15. Sarifah 70 Th. Islam 8 – 12 – 3009 Jawa Tengah

16. Maria 63 Th. Islam 21 – 3 – 2004 Surabaya

3 File WBS “Ruang Mawar”, PSTW BUdhi Mulia 4 Margaguna

Page 85: PELAYANAN KEMATIAN BAGI LANJUT USIA di PANTI SOSIAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43677/1/WAHYUDI-FDK.pdf · Terima kasih atas persahabatan yang kalian tawarkan,

17. Sriyani 63 Th. Islam 23 – 6 – 2010 Blitar

18. Muhayuni 60 Th. Islam 10 – 5 – 2011 Subang

19. Farida 60 Th. Islam 16 – 6 – 2006 Jakarta

20. Ina Sara Jarah 80 Th. Islam 23 – 12 – 2010 Jakarta

21. Latifah 65 Th. Islam 14 – 1 – 2011 Jakarta

22. Sopiah 80 Th. Islam 17 – 3 -2009 Jakarta

23. Halimah 60 Th. Islam 6 – 7 – 2010 Cikampek

24. Saidah 60 Th. Islam 25 – 6 – 2009 Jakarta

Daftar Nama Lanjut Usia / WBSRuang Cempaka4

No. Nama Umur Agama Tgl. Masuk Asal

1. Sarinah 80 Th. Islam 30 – 10 – 2009 Surabaya

2. Giok 70 Th. Islam 5 – 7 – 2006 Pamanukan

3. Maryani 56 Th. Islam 12 – 8 – 1992 Jakarta

4. Anis 65 Th. Islam 28 – 12 – 2005 Garut

5. Sri Alimah 60 Th. Islam 3 – 4 – 2008 Jawa

6. Hatijah 68 Th. Islam 7 – 4 – 2009 Banyu Mas

7. Hamara Sinite 74 Th. Kristen 12 -5 – 2009 Medan

8. Tariah 73 Th. Islam 25 – 4 – 2008 Yogyakarta

9. Unyoh 60 Th. Islam 12 – 10 – 2007 Bekasi

10. Rusmini/Ira 62 Th. Islam 1 – 10 – 2010 Bandung

11. Sainem 65 Th. Islam 12 – 1 – 2011 Gombong

4 File WBS/Lansia “Ruang Cempaka”, PSTW Budhi Mulia 4 Margaguna, Tahun 2008

Page 86: PELAYANAN KEMATIAN BAGI LANJUT USIA di PANTI SOSIAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43677/1/WAHYUDI-FDK.pdf · Terima kasih atas persahabatan yang kalian tawarkan,

12. Idah 70 Th. Islam 9 – 10 – 2002 Cirebon

13. Khotijah 71 Th. Islam 28 – 5 – 1998 Semarang

14. Rochani 65 Th. Islam 12 – 6 – 2009 Surabaya

15. Dasimah/Tasiman 64 Th. Islam 25 – 5 – 2010 Kuningan

16. Wartiyah 63 Th. Islam 22 – 3 – 2003 Yogyakarta

17. Minto/Mur 90 Th. Islam 6 – 7 – 2009 Senen

18. Yati Sumiati 68 Th. Islam 10 – 5 – 2011 Bandung

19. Icot 73 Th. Islam 26 – 7 – 2006 Jakarta

20. Rafira S. 60 Th. Islam 12 – 7 – 1997 Medan

Daftar Nama Lanjut Usia / WBSRuang Kenanga5

No. Nama Umur Agama Tgl. Masuk Asal

1. Kartisem 70 Th. Islam 9 – 3 – 2007 Jakarta

2. Kustiyani 60 Th. Islam 24 – 9 – 2009 Malang

3. Juriah 71 Th. Islam 23 – 6 – 2010 Jakarta

4. Ilyah 60 Th. Islam 26 – 4 – 1999 Sragen

5. Siti Juariah 75 Th. Islam 19 – 2 – 2009 Jakarta

6. Kamini 70 Th. Islam 8 – 11 – 2010 Purwokerto

7. Elok 77 Th. Islam 8 – 11 – 2007 Garut

8. Siti/Sani 65 Th. Islam 1 – 3 – 2011 -

9. Rose 65 Th. Kristen 27 – 5 – 2008 Tapanuli

10. Encung 65 Th. Islam 23 – 6 – 2000 Jakarta

5 File WBS/Lansia “Ruang Kenanga”, PSTW Budhi Mulia 4 Margaguna, Tahun 2008

Page 87: PELAYANAN KEMATIAN BAGI LANJUT USIA di PANTI SOSIAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43677/1/WAHYUDI-FDK.pdf · Terima kasih atas persahabatan yang kalian tawarkan,

11. Fatimah 80 Th. Islam 11 – 12 – 2008 Jakarta

12. Sulastri - Islam 4 – 2 – 2009 Yogyakarta

13. Wendalino 66 Th. Kristen 28 – 10 – 2006 Jakarta

14. Siti Aminah 87 Th. Islam 21 – 5 – 2010 Sala Tigo

15. Nyinah 65 Th. Islam 10 – 5 – 2011 Jakarta

16. Lim Leonie - Kristen 10 – 5 – 2011 Jakarta Pusat

17. St. Tuti Rukinah 58 Th. Islam 10 – 2 – 2008 Semarang

Daftar Nama Lanjut Usia / WBSRuang Kutilang6

No. Nama Umur Agama Tg. Masuk Asal

1. Kluyur 70 Th. Islam 23 – 7 – 2010 Indramayu

2. Murtado 60 Th. Islam 11 – 6 – 2007 Pekalongan

3. Moch. Sahri 75 Th. Islam 26 – 8 – 2009 Surabaya

4. Jimmi Iskandar 60 Th. Islam 12 – 3 – 2010 Medan

5. Dody Yan Suheri 53 Th. Islam 17 – 2 – 2010 Medan

6. Ahmad Rais 66 Th. Islam 1 – 10 – 2010 Tegal

7. Hadi Supono 65 Th. Islam 10 - 5 – 2011 Jawa

8. Wasmad 76 Th. Islam 26 – 5 – 2011 Tegal

9. Saya janapi 67 Th. Islam 26 – 5 – 2011 Serang

10. Suginta/Hasan 70 Th. Islam 25 – 5 – 2011 Sukamulya

11. Umar Hamdan 68 Th. Islam 7 – 7 – 2010 Lampung

12. Lie Cip Tong 70 Th. Kristen 11 – 2 – 2008 Jakarta

6 File WBS/Lansia “Ruang Kutilang”, PSTW Budhi Mulia 4 Margaguna, Tahun 2008

Page 88: PELAYANAN KEMATIAN BAGI LANJUT USIA di PANTI SOSIAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43677/1/WAHYUDI-FDK.pdf · Terima kasih atas persahabatan yang kalian tawarkan,

13. Tono Kartono 60 Th. Islam 11 – 10 - 2010 Brebes

14. Lasdar 81 Th. Islam 28 – 11 - 2008 Madura

15. Ata/Nata 68 Th. Islam 26 – 7 – 2006 Bandung

16. Yong Sou Kian 60 Th. Kristen 27 – 4 – 2009 Jakarta

17. H. Tatang 74 Th. Islam 4 – 5 – 2011 Bandung

18. Mat Eni 68 Th. Islam 23 – 7 – 2010 Jakarta

Daftar Nama Lanjut Usia / WBSRuang Cendrawasih7

No. Nama Umur Agama Tgl. Masuk Asal

1. Maliko 78 Th. Islam 21 – 4 - 2006 Semarang

2. Edi 62 Th. Islam 11 – 9 - 2008 Jakarta

3. Suryanata Kusuma 80 Th. Islam 1 – 10 - 2010 Rangkas Bitung

4. Abdul Rahman 76 Th. Islam 26 – 4 - 2006 Jakarta

5. Sukir Sudaryo 83 Th. Islam 8 – 4 - 2008 Tegal

6. Sobar 69 Th. Islam 23 – 7 - 2010 Purworejo

7. Hari Wijaya 63 Th. Katolik 2 – 12 - 2010 Padang

8. Suhata/Dahlan 67 Th. Islam 12 – 2 - 2009 Jakarta

9. Sumarno 70 Th. Islam 23 – 1 - 2009 Jakarta

10. Jafar 85 Th. Islam 10 – 5 - 2011 Semarang

11. Herman 67 Th. Islam 18 – 5 - 2011 Jawa

12. Lukman Syam 67 Th. Islam 25 – 5 - 2009 Riau

13. Changwa Ciang 60 Th. Kristen 20 – 1 - 2009 Pontianak

7 File WBS/Lansia “Ruang Cendrawasih”, PSTW Budhi Mulia 4 Margaguna, Tahun

2008

Page 89: PELAYANAN KEMATIAN BAGI LANJUT USIA di PANTI SOSIAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43677/1/WAHYUDI-FDK.pdf · Terima kasih atas persahabatan yang kalian tawarkan,

Daftar Nama Lanjut Usia / WBSRuang Merpati8

No. Nama Umur Agama Tgl. Masuk Asal

1. Mustofa 74 Th. Islam 18 – 11 – 2004 Padang

2. Marwah 65 Th. Islam 28 – 7 – 2007 Jakarta

3. Karta 80 Th. Islam 15 – 3 – 2011 Brebes

4. Hamzah 75 Th. Islam 26 – 11 – 2010 Jakarta

5. Aminudin 75 Th. Islam 13 – 8 – 2007 Palembang

6. H.S. Hamid 74 Th. Islam 25 – 9 – 2006 Palembang

7. M. Sulaiman 78 Th. Islam 7 – 7 – 2010 Jakarta

8. Sukamdan 74 Th. Islam 2 – 8 – 2005 Solo

9. Ahmad Mahmudi 88 Th. Islam 13 – 9 – 2009 Purwakerto

10. Joko Darmawan 73 Th. Islam 18 – 5 – 2011 Jawa

11. Ali Alatas 63 Th. Islam 26 – 6 – 2006 Jakarta

12. Slamet Pingan 60 Th. Islam 27 – 9 – 2006 Solo

13. Dari 60 Th. Islam 29 – 6 – 2010 Malang

14. T. Adi Broto 68 Th. Islam 19 – 5 – 2011 Kalimantan

15. A. Sutiawan/Alex 68 Th. Islam 18 – 8 – 2000 JawaBarat

8 File WBS/Lansia “Ruang Merpati”, PSTW Budhi Mulia 4 Margaguna, Tahun 2008