pelabuhan

61
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Beberapa jembatan yang ada di samarinda telah mengalami kerusakan yang disebabkan karena bertambahnya volume kendaraan yang melewati jembatan serta karena umur jembatan yang sudah tua. Kerusakan tersebut harus segera diperbaiki karena jika tidak akan mengakibatkan keruntuhan struktur. Beberapa jembatan yang telah mengalami kerusakan di antaranya Jembatan Arif Rahman Hakim dan Jembatan Dua di Samarinda. Jembatan Arif Rahman Hakin dan Jembatan Dua samarinda telah mengalami keretakan terutama pada plat lantai jembatan. Keretakan pada plat beton lantai jembatan akan mengakibatkan rembesan air yang akan menyebabkan terjadi proses keasaman pada baja tulangan akibat selanjutnya baja akan mengembang dan menjadi keropos. Baja yang keropos akan putus sehingga fungsi baja tulangan dalam beton yaitu menahan gaya tarik akan berkurang dan pada tahap tertentu akan tidak berfungsi sama sekali. Jika sistem struktur yang dibangun dengan beton bertulang tidak berfungsi maka akan terjadi 1

description

tugas pelabuhan

Transcript of pelabuhan

Page 1: pelabuhan

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Beberapa jembatan yang ada di samarinda telah mengalami

kerusakan yang disebabkan karena bertambahnya volume kendaraan

yang melewati jembatan serta karena umur jembatan yang sudah tua.

Kerusakan tersebut harus segera diperbaiki karena jika tidak akan

mengakibatkan keruntuhan struktur. Beberapa jembatan yang telah

mengalami kerusakan di antaranya Jembatan Arif Rahman Hakim dan

Jembatan Dua di Samarinda.

Jembatan Arif Rahman Hakin dan Jembatan Dua samarinda telah

mengalami keretakan terutama pada plat lantai jembatan. Keretakan pada

plat beton lantai jembatan akan mengakibatkan rembesan air yang akan

menyebabkan terjadi proses keasaman pada baja tulangan akibat

selanjutnya baja akan mengembang dan menjadi keropos. Baja yang

keropos akan putus sehingga fungsi baja tulangan dalam beton yaitu

menahan gaya tarik akan berkurang dan pada tahap tertentu akan tidak

berfungsi sama sekali.

Jika sistem struktur yang dibangun dengan beton bertulang tidak

berfungsi maka akan terjadi keruntuhan pada plat beton yang mengalami

keretakan dan rembesan air. Untuk mengatasi masalah retak pada plat

beton lantai jembatan dapat dilakukan dengan perbaikan Injection yaitu

dengan cara memasukkan bahan perekat kedalam celah atau retakan pada

plat lantai beton. Kemudian diinjection dengan tekanan sampai terlihat

pada lubang atau celah lain telah terisi. Penginjection harus dilakukan

sampai penuh sehingga seluruh celah retak dapat tertutupi dengan rapat.

1

Page 2: pelabuhan

1.2. Rumusan Masalah

1. Bagaimana cara kerja perbaikan lantai jembatan apabila direncanakan

dengan bahan perekat low pressure system dan dengan pelat baja ?

1.3. Maksud dan Tujuan Penulisan

Maksud dan tujuan dari penulisan ini yaitu sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui cara perbaikkan retak lantai jembatan dengan cara

suntikan bahan perekat menggunakan low pressure system dan dengan

pelat baja atau penambahan gelagar

1.4. Batasan Penulisan

Berdasarkan hasil pengamatan, maka isi penulisan mengenai

perkuatan lantai jembatan dengan metode injection (low pressure system)

dan penambahan gelagar terutama pada jembatan II dan jembatan Arif

Rahman Hakim di samarinda

1.5. Sistematika penulisan laporan

Dalam memudahkan pembahasan untuk menyusun laporan maka

dibuat sistematika penulisan laporan. Adapun urutan pokok penulisan

laporan adalah sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini mengemukakan tentang tinjauan umum, latar

belakang rumusan masalah, maksud dan tujuan penulisan,

batasan penulisan, metode penulisan laporan, sistematika

penulisan.

BAB II LANDASAN TEORI

Berisikan tentang definisi masalah yang dibahas, teori dan

rumus – rumus yang digunakan, serta literature (sumber) dari

perolehan data.

BABIII PERANCANGAN PERBAIKAN DENGAN BAHAN

PEREKAT LOW PRESSURE SYSTEM DAN

PENAMBAHAN GELAGAR PADA LANTAI

JEMBATAN

2

Page 3: pelabuhan

Berisikan tentang data teknis lapangan, jenis data apa saja

yang digunakan, macam dan jenis survey yang dilakukan,

analisa data yang digunakan, konsep dan perancangan

DAFTAR PUSTAKA

Berisikan tentang buku-buku referensi penunjang penulisan

laporan praktek kerja lapangan

3

Page 4: pelabuhan

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Definisi

Perbaikan retak pada pelat beton lantai jembatan dengan cara penyuntikan.

Bahan perekat ini adalah suatu cara perbaikan retak beton yang retakannya

berkisar antara 0,04 mm sampai dengan 2,00 mm menjadi satu kesatuan kembali,

sehingga retak beton tidak bertambah parah dan beton dapat berfungsi kembali

sebagaimana mestinya. Pekerjaan ini meliputi penyuntikan bahan perekat kedalam

retakan yang ada sampai terisi penuh. Jenis pekerjaan perbaikan ini apabila

kondisi beton struktur yang akan diperbaiki sesuai persyaratan dibawah ini :

Lebar retak beton yang ada pada struktur beton tidak lebih dari 2,00

mm

Mutu beton yang ada tidak boleh kurang dari K-175.

Bagian struktur beton yang akan diperbaiki belum mengalami

kebocoran atau belum ada rembesan air dari bagian atas.

Jenis bahan perekat, bahan penutup / seal dan injector / alat penyuntik

yang digunakan harus mendapat persetujuan dari Konsultan Pengawas dan Kuasa

Bangunan atau telah mendapat rekomendasi dari Balai Penelitian Independen

melalui hasil penelitian / pengujian bahan epoxy resin dan bahan penutup / seal

atau sesuai persyaratan tersebut dibawah ini

2.2 Teori dan Rumus

2.2.1 Bahan Perekat

Bahan perekat ini harus mempunyai daya penetrasi sedemikian rupa

sehingga dapat mengisi celah retak pada posisi penyuntikan dari bawah keatas

dalam keadaan struktur bergetar ( lalu-lintas tidak ditutup ). Tidak menyusut

setelah mengeras, sehingga bahan perekat harus merupakan jenis epoxy murni

tanpa bahan pelarut apapun yang dapat mengakibatkan penyusutan bahan. Bahan

perekat harus tahan terhadap air hujan, air laut dan bahan kimia lainnya seperti

karbon monoxjde atau H2SO4 dan sebagainya. Jenis cairan bahan perekat harus

4

Page 5: pelabuhan

memenuhi persyaratan untuk melekatkan struktur beton akibat retakan atau

memenuhi persyaratan AASTHO M235 atau JIS sebagai berikut :

Jenis cairan bahan perekat harus memenuhi persyaratan untuk melekatkan

struktur beton akibat retakan atau memenuhi persyaratan AASTHO M235 atau

JIS sebagai berikut :

1. Berat jenis ( Specific Gravity) (JIS K 7112 ) 1,15 ± 0,05 g/cm3

2. Viscosity ( JIS K 6838) 500 ± 200 m Pa.s

3. Kekuatan Tekan (Comprressive yeald strength) (JIS K 7208) 500

Kg/cm2

4. Modulus Elastisitas (Comprressive ejlasic coefficient) (JIS K 7208)

10.000 Kg/cm2

5. Kekuatan Geser Tarik (Tensile shear strength) (JIS K 6850) 100

Kg/cm2

2.2.2. Bahan Penutup (Grout)

Bahan penutup ini digunakan untuk menutup bagian luar celah retak agar

bahan perekat tidak mengalir keluar. Bahan penutup ini harus mempunyai

persyaratan sebagai berikut :

1. Berat jenis (Specific Gravity ) (JIS K 7112) 1,70 ± 0,10 g /cm3

2. Kekuatan lentur (Flexural strength) (JIS K 7203) 400 Kg/cm2

3. Tegangan leleh tekan (Comprressive yeald strength) (JIS K 7208) 600

Kg/cm2

4. Modulus Elastisitas (Comprressive young’s modulus) (JIS K 7208)

40.000 Kg/cm2

5. Kekuatan Tarik (Tensile strength) (JIS K 7113) 200 Kg/cm2

6. Kekuatan Kejut (Impact strength) (JIS K 7111) 14,50 Kg/cm2

7. Kekuatan Geser Tarik (JIS K 6850) 110 Kg/cm2

2.2.3. Alat Injeksi (Injection)

Alat injeksi adalah alat yang digunakan untuk memasukan cairan bahan

perekat/epoxy resin masuk kedalam celah retakan sampai kebagian retak yang

paling kecil dengan tekanan rendah ( low pressure). Alat injeksi tersebbut harus

terdiri dari 4(empat) bagian yang terpisah yaitu :5

Page 6: pelabuhan

a. Pompa bertekanan rendah (low pressure) dengan tekanan antara 1 – 12

Psi, yang terdiri dari bagian-bagian sebagai berikut :

Tabung dispenser sebagai tempat bahan perekat / epoxy yang sudah

dicampurkan antar komponen A dan B.

Pengatur tekanan yang berfungsi untuk mengatur tekanan udara

dari compressor yang dapat disetel sesuai keinginan yaitu antara 1

s/d 12 Psi.

b. Injector/naple, yang terbuat dari bahan plastic dengan permukaan yang

bergerigi tujuannya adalah agar dapat merekat dengan baik pada

permukaan beton yang direkatkan dengan bahan penutup /seal.

c. T- sambung, yang berguna sebagai alat penyambung injector/naple

dengan selang plastic ø 6 mm dan dihubungkan dengan injector/naple

lainnya.

d. Selang plastic ø 6 mm untuk merangkaikan injector/naple menjadi satu

rangkaian. Alat penyuntik tersebut harus dapat menghasilkan tekanan

sebesar 3 – 3,50 Kg/cm2 secara terus menerus selama proses perekatan

berlangsung, dan jenis alat penyuntik tersebut harus mendapat

persetujuan terlebih dahulu dari Konsultan Pengawas, Pemberi

Tugas/Satuan Tugas sebelum dipergunakan.

2.2.4. Baja

1. Pelat Baja

Bahan (material) pelat baja yang dipakai harus memenuhi persyaratan

sebagai berikut

- Tebal pelat baja 4,50 mm

- Sesuai dengan standar JIS G 3101 dengan grade 42

2. Baut anker ( untuk memasang pelat baja )

Baut anker yang dipakai mutu tinggi yang harus memenuhi

persyaratan AASHTO M 164 atau sesuai persyaratan JIS / ASTM

sebagai berikut :

a. Berat jenis ( JIS K 6911) 1,20 ± 0,10 g/cm3

b. Kekuatan Tekan ( JIS K 6911) ≥ 600 Kg/cm2

6

Page 7: pelabuhan

c. Modulus Elastisitas (ASTM D 695) (1,5 – 3) x10.000 Kg/cm2

d. Tegangan Geser Tarik (JIS K 6850) ≥ 12 Kg/cm2

e. Baut anker merupakan jenis baut mutu tinggi dan anti karat.

3. Pipa pengisi ( pipa aluminium ) ø 10 x 60 mm dipakai sebagai pipa

untuk menyuntikan cairan bahan perekat.

4. Pipa udara ( pipa aluminium ) ø 10 x 100 mm dipakai sebagai

ventilasi udara dan lobang control.

5. Tutup baut terbuat dari pelat baja yang direkatkan dengan bahan

penutup ( seal ) dan dicat anti karat. Pelat baja yang sudah terpasang

harus diberi pelindung cat anti karat yang terdiri dari atas dua lapisan

yaitu cat dasar dan cat akhir dimana merupakan cat marine yang diberi

warna abu-abu.

2.3. Karakteristik Beton Pada Plat Lantai

Beton bertulang adalah suatu kombinasi antara beton dan baja dimana

tulangan baja berfungsi menyediakan kuat tarik yang tidak dimiliki oleh beton.

Tulangan baja juga dapat menahan gaya tekan sehingga digunakan pada

kolom, pancang dan pada berbagai kondisi lain.

Sistem struktur yang dibangun dengan beton bertulang seperti, bangunan

gedung, jembatan, dinding penahan tanah dan lain sebagainya, dirancang dari

prinsip dasar desain yang berlaku umum bagi setiap sistem struktur, selama

diketahui variasi gaya aksial, momen lentur, gaya geser, unsur gaya lainnya, serta

bentang dan dimensi dari setiap elemen. Kelebihan dari beton bertulang adalah

sebagai berikut :

1. Beton memiliki kuat tekan yang relatif tinggi dibanding dengan bahan

lainnya.

2. Beton bertulang mempunyai ketahanan yang tinggi terhadap air dan

api, beton merupakan bahan struktur terbaik untuk bangunan yang

banyak bersentuhan dengan air.

3. Salah satu keistimewaan beton adalah dapat dicetak menjadi bentuk

yang sangat beragam, mulai dari pelat, balok, kolom, tiang pancang,

hingga menjadi atap kubah.

7

Page 8: pelabuhan

4. Beton bertulang tidak memerlukan biaya perawatan yang tinggi.

5. Struktur beton sangat kokoh.

6. Beton memiliki umur yang panjang, kekuatan beton tidak berkurang

dengan berjalannya waaktu bahkan semakin lama semakin bertambah

karena lamanya proses pemadatan pasta semen.

Selain kelebihan – kelebihan yang dimiliki, beton juga memiliki

kelemahan – kelemahan. Kelemahan beton adalah sebagai berikut :

1. Beton mempunyai kuat tarik yang sangat rendah, sehingga

memerlukan penggunaan tulangan tarik ( baja tulangan ).

2. Beton bertulang memerlukan bekisting atau cetakan untuk menahan

beton tetap pada tempatnya dan bentuknya sampai beton mengeras.

Selain itu, penyangga sementara juga diperlukan untuk menjaga agar

bekisting tetap berada pada tempatnya, misalnya pada atap, dinding

dan lain sebagainya.

3. Rendahnya kekuatan per satuan berat beton mengakibatkan beton

bertulang menjadi berat, hal ini akan berpengaruh pada konstruksi

bangunan bentang – panjang dimana berat beban mati beton yang

besar akan mempengaruhi momen lentur.

4. Sifat – sifat beton sangat bervariasi karena bervariasinga proporsi

campuran dan pengadukannya, selain itu penuangan dan perawatan

beton tidak bisa ditangani seteliti yang dilakukan pada material baja

struktur dan kayu lapis.

Karena sifat utama dari bahan beton sangat kuat menerima beban

tekan, maka untuk mengetahui mutu beton, pada umumnya ditinjau

terhadap kuat beton tersebut. Mutu beton dibedakan dalam 3 (tiga) hal,

yaitu :

a. Beton dengan f’c kurang dari 10 MPa,digunakan untuk beton non

struktur.

b. Beton dengan f’c = 10 MPa ke atas dan kurang dari 20 MPa biasanya

digunakanuntuk beton struktur.

c. Khusus struktur bangunan tahan gempa dipakai mutu beton f’c

minimal 20 MPa.

8

Page 9: pelabuhan

Faktor-faktor yang mempengaruhi kuat tekan beton yaitu = faktor air

semen, faktor-faktor sifat agregat, jenis semen, umur beton dan

perbandingan campuran beton. Pengolahan beton merupakan faktor yang

perlu diperhatikan, agar mutu beton tersebut sesuai dengan yang

disyaratkan. Pengolahan beton ini meliputi : Pengadukan beton,

pengangkutan beton, penuangan beton, pemadatan, perataan dan

perawatan beton. Kuat tekan beton akan menurun apabila terjadi kerusakan

pada beton. Macam kerusakan beton :

a. Retak (crack)

Crack adalah retak pada permukaan beton karena mengalami

penyusutan, lendutan akibat beban hidup (live load)/ beban mati (dead

load), akibat gempa bumi maupun perbedaan temperatur yang tinggi pada

waktu proses pengeringan, crack dapat dibedakan menjadi 3 (tiga) macam

yaitu :

1). Retak kecil dengan lebar retakan kurang dari 0,5 mm.

2). Retak sedang dengan lebar retakan antara 0,5 mm sampai 1,2 mm.

3). Retak besar dengan lebar retakan lebih dari 1,2 mm.

Penyebab terjadinya keretakan pada beton adalah :

1. Proses pemadatan beton yang tidak sempurna mengakibatkan beton

berongga yang akhirnyamenimbulkan keretakan.

2. Perawatan beton yang tidak sesuai dengan persyaratan teknis pada

saat beton berumur sampai dengan 28 hari, mengakibatkan pengerasan

beton permukaan dan bagian dalam beton tidak bersamaan, karena

bagian luar sudah mengeras, sedang bagian dalam belum terjadi

pengerasan, akhirnya mengakibatkan keretakan.

Dengan demikian adanya keretakan pada beton dan rembesan air akan

terjadi proses keasaman pada baja tulangan, akibat selanjutnya baja

akan mengembang dan menjadi keropos. Baja yang mengembang atau

bertambahnya volume baja akan mengakibatkan keretakan yang lebih

parah dan kerusakan beton. Baja yang keropos akan putus sehingga

fungsi baja tulangan dalam beton yaitu menahan gaya tarik akan

berkurang dan pada tahap tertentu akan tidak berfungsi sama sekali.

9

Page 10: pelabuhan

Akibat selanjutnya akan terjadi keruntuhan struktur pada struktur yang

mengalami keretakan dan rembesan air.

b. Pengelupasan (spalling)

Pengelupasan (spalling) pada struktur yaitu terkelupasnya selimut

beton besar atau kecil sehingga tulangan pada beton tersebut terlihat, hal

ini apabila dibiarkan dengan bertambahnya waktu, tulangan akan berkarat /

korosi akhirnya patah

(Crane, 1985 dan Roomfield, 1997). Untuk perbaikan beton perlu

dipilih bahan perbaikan yang memenuhi sifat bahan (Suhendro,2001)

yaitu:

1) Stabilitas bentuk

2) Koefisien muai panas

3) Modulus Elastisitas

4) Permeabilitas

Sistem atau metode perbaikan beton harus dipilih/disesuaikan

berdasarkan tingkat kerusakannya. Macam metode perbaikan beton yaitu:

a) Coating

b) Injection (Grouting)

c) Shotcrete

d) Prepacked concrete

e) Jacketing

f) Penambahan tulangan

2.4 Klasifikasi Perbaikan Struktur Beton

a) Perbaikan ringan.

Perbaikan ini meliputi perbaikan akibat kerusakan kosmetik yaitu

perbaikan hanya pada permukaan struktur yang berupa plesteran dan

cat – catan.

b) Perbaikan sedang.

Perbaikan ini meliputi perbaikan struktur melalui beberapa pemilihan

metode perbaikan. Perbaikan ini dilakukan pada struktur yang

mendapat rembesan air hujan tidak langsung dan jarak dari sumber

10

Page 11: pelabuhan

rembesan lebih dari 2m. Perbaikan ini terjadi pada plat lantai dan

balok

c) Perbaikan berat.

Perbaikan berat dilakukan pada struktur bangunan yang pada waktu

hujan mendapat rembesan air secara langsung, berulang-ulang dan

berlangsung lama.

2.5 Metode Perbaikan

a) Perbaikan ringan.

Perbaikan ini meliputi pengelupasan plesteran lama karena plesteran

yang lama sudah rusak (berlumut) dan diganti dengan plesteran baru

dengan campuran 1 Pc : 3 pasir. Sebelum plesteran baru ini

dilaksanakan, balok beton dibiarkan terbuka beberapa waktu sambil

menunggu perbaikan strukturnya. Adapun perbaikan ini dilaksanakan

pada seluruh plesteran yang rusak akibat rembesan air yang secara

visuil kelihatan basah dan cat-catan mengelupas.

b) Perbaikan sedang

Pada perbaikan struktur ini yang perlu dilakukan adalah meneliti

terlebih dahulu keretakan pada struktur dengan mengupas seluruh

plesteran pada struktur yang secara visuil mengalami rembesan air.

Selanjutnya meneliti tingkat keretakan beton dan diklasifikasikan

sebagai berikut :

a. Retak kecil yaitu retak dengan lebar 0,25 sampai dengan 10 mm.

b. Retak sedang yaitu retak dengan lebar 10 mm sampai dengan 35

mm.

c) Perbaikan Besar

Retak besar yaitu retak dengan lebar 35 mm sampai dengan 75 mm.

Tujuan pengelompokan ini dilakukan karena jenis atau spesifikasi

bahan yang digunakan berbedabeda, adapun perbaikan retak pada

beton dilakukan dengan jalan injeksi atau grouting dengan bahan

produk FOSROC jenis Epoxy Grouts, yaitu

11

Page 12: pelabuhan

a. Retak kecil atau berpori-pori kecil menggunakan Conbextea EP 10

TG.

b. Retak sedang menggunakan Conbextea EP 40 TG.

c. Retak besar menggunakan Conbextea EP 65 TB.

2.6. Alternatif perbaikan dan metode perbaikan

Dari penjelasan pada sub bab metode perbaikan struktur yaitu sub bab

metode perbaikan, telah dijelaskan alternatif perbaikan untuk perbaikan ringan

dan perbaikan sedang. Adapun alternative perbaikan berat ditentukan oleh jenis

kerusakan strukturnya yang meliputi : coating, injection, shotcrete, prepacked

concrete, jacketing dan penambahan tulangan.

a) Coating

Perbaikan coating adalah melapisi permukaan beton dengan cara

mengoleskan atau menyemprotkan bahan yang bersifat plastik dan

cair. Lapisan ini digunakan untuk menyelimuti beton terhadap

lingkungan yang merusak beton. Metode ini tidak direkomendasikan

karena dengan coating atau melapisi permukaan beton akan

menyebabkan air dalam beton terperangkap atau tidak terjadi

penguapan.

b) Injection (grouting)

Perbaikan injection adalah memasukkan bahan yang bersifat kedalam

celah atau retakan pada beton, kemudian diinjection dengan tekanan,

sampai terlihat pada lubang atau celah lain telah terisi atau mengalir

keluar. Metode ini direkomendasikan untuk perbaikan dengan

mempertimbangkan dan menggabungkan dengan metode perbaikan

yang lain.

c) Shotcrete

Perbaikan Shotcrete adalah menembakkan mortar atau beton dengan

ukuran agregat yang kecil, pada permukaan beton yang akan

12

Page 13: pelabuhan

diperbaiki. Shotcrete dapat digunakan untuk perbaikan permukaan

yang vertikal maupun horisontal dari bawah.

d) Prepacked Concrete

Perbaikan prepacked concrete adalah mengupas beton, kemudian

dibersihkan dan diisi dengan beton segar, beton baru ini dibuat dengan

cara mengisi ruang kosong dengan agregat sampai penuh. Kemudian

di injection dengan mortar yang sifat susutnya kecil dan mempunyai

ikatan yang baik dengan beton lama. Metode ini direkomendasikan

dengan tambahan, bahwa sebelum pelaksanaan harus diketahui

seberapa besar tingkat korosi baja tulangan. Apabila tingkat korosi

masih bisa ditoleransi atau bisa dibersihkan dengan bahan kimia,

maka metode ini bisa dilaksanakan.

e) Jacketing

Perbaikan jacketing adalah melindungi beton terhadap kerusakan

dengan menggunakan bahan selubung, dapat berupa baja, karet , beton

komposit.

f) Penambahan tulangan

Perbaikan penambahan tulangan untuk memperkuat elemen struktur

seperti plat, balok dan kolom yang sudah rusak cukup parah, agar

dapat berfungsi lagi sebagai pemikul beban. Metode ini

direkomendasi dengan mempertimbangkan tingkat kerusakan tulangan

baja. Apabila tulangan baja terjadi korosi, maka metode ini bisa

dilaksanakan.

2.7. Contoh Rumus Perhitungan Gelagar

Gelagar jembatan berfungsi untuk menerima beban-beban yang bekerja

diatasnya dan menyalurkannya ke bangunan dibawahnya. Pembebanan pada

gelagar memanjang meliputi :

• Beban mati

Beban mati terdiri dari berat sendiri gelagar dan beban-beban yang

bekerja diatasnya (pelat lantai jembatan, perkerasan, dan air hujan)

13

Page 14: pelabuhan

• Beban hidup

Beban hidup pada gelagar jembatan dinyatakan dengan beban

“D” atau beban jalur, yang terdiri dari beban terbagi rata “q” ton

per meter panjang per jalur, dan beban garis “P” ton per jalur lalu

lintas tersebut.

Gambar 5.9 Pemodelan Beban Gelagar Memanjang

14

Page 15: pelabuhan

15

Page 16: pelabuhan

16

Page 17: pelabuhan

17

Page 18: pelabuhan

18

Page 19: pelabuhan

19

Page 20: pelabuhan

20

Page 21: pelabuhan

21

Page 22: pelabuhan

BAB III

PERANCANGAN PERBAIKAN DENGAN BAHAN

PEREKAT LOW PRESSURE SYSTEM DAN

PENAMBAHAN GELAGAR PADA LANTAI

JEMBATAN

3.1 Jenis Data

3.1.1 Data Primer

Untuk Mendapatkan data primer dilakukan survey lapangan ( pengamatan

langsung lokasi ).

3.2.2 Data Sekunder

Data Sekunder adalah data yang didapatkan dari instansi terkait, data

tersebut antara lain :

- Studi Literatur

- Data Tanah

- Data Curah Hujan

- Data Pendukung Lain

3.2 Jenis Survey yang Dilakukan

Survey dimaksud untuk mengamati kondisi yang sebenarnya akan

direncanakan, survey ini meliputi :

- Pengamatan Kondisi Hidrologi Pengamatan ini dimaksud untuk

mengetahui kondisi hidrologi secara langsung

- Pengamatan bentuk / penampang sungai

- Pengamatan Kondisi Topografi

3.3 Metode Analisa Data

Untuk penunjang menganalisis struktur jembatan, diperlukan data-data

perencanaan sebagai berikut :

1. Analisa Struktur Atas dengan menggunakan :

- RSNI T01-2005 tentang Standar Pembebanan Untuk Jembatan.

22

Page 23: pelabuhan

- Serta buku – buku lain yang dapat menunjang dalam penyelesaian

tugas akhir ini

2. Analisa Struktur Bawah dengan menggunakan :

- Analisa pondasi dalam

3.4 Data Umum Proyek

Nama Proyek : Pemeliharaan Berkala Jembatan Dalam Kota

Samarinda.

Pekerjaan : Perkuatan Lantai Jembatan dengan Metode

Injection.

Lokasi : Jl. Sungai Dama dan Jl. Arif Rahman Hakim

Samarinda, Kalimantan Timur

3.5 Penyajian Data

Dalam pelaksanaan pekerjaan proyek pemeliharaan berkala

jembatan dalam kota Samarinda Telah dilakukan Perhitungan pekerjaan injection.

Data-data yang akan dipakai dalam pelaksanaan pekerjaan tersebut adalah sebagai

berikut:

3.5.1 Jembatan Dua

o Panjang retak = 3.50 m.

o Dalam retak = 15 cm

o Lebar retak = 0.08 mm

3.5.2 Jembatan Arif Rahman Hakim

o Panjang retak = 3.75 m.

o Dalam retak = 15 cm

o Lebar retak = 0.06 mm

23

Page 24: pelabuhan

3.5.3 DENAH LOKASI PROYEK

JEMBATAN ARIF RAHMAN HAKIM JEMBATAN DUA

24

Page 25: pelabuhan

25

Page 26: pelabuhan

3.6. Konsep dan Perancangan

Dalam pelaksanaan pekerjaan proyek pemeliharaan berkala jembatan

dalam kota Samarinda Telah dilakukan Perhitungan pekerjaan injection Perbaikan

retak pada pelat beton lantai jembatan dengan cara penyuntikan. Perbaikan retak

beton yang retakannya berkisar antara 0,04 mm sampai dengan 2,00 mm menjadi

satu kesatuan kembali, sehingga retak beton tidak bertambah parah dan beton

dapat berfungsi kembali sebagaimana mestinya. Pekerjaan ini meliputi

penyuntikan bahan perekat kedalam retakan yang ada sampai terisi penuh. Jenis

pekerjaan perbaikan ini apabila kondisi beton struktur yang akan diperbaiki sesuai

persyaratan dibawah ini :

Lebar retak beton yang ada pada struktur beton tidak lebih dari 2,00

mm

Mutu beton yang ada tidak boleh kurang dari K-175.

Bagian struktur beton yang akan diperbaiki belum mengalami

kebocoran atau belum ada rembesan air dari bagian atas.

26

Page 27: pelabuhan

3.6.1. Perhitungan Kebutuhan Bahan

ANALISA PERKIRAAN KEBUTUHAN BAHAN UNTUK PEKERJAAN

PERKUATAN LANTAI JEMBATAN

PROPINSI KALIMANTAN TIMUR

Nama Jembatan : JEMBATAN DUA

No Keterangan Perhitungan Volume

Alat Penyuntik

Bahan Penutup ( Grout )

Cairan Perekat (Sealant)

Luas

Alat Penyuntik

Bahan Penutup (Grout)

Cairan Perekat (sealant)

- Panjang retak = 3.50 m

- Dalam retak = 15 cm

- Lebar retak = 0.008 mm

3.50 : 0.30 x 70%

3.50 x 0.005 x 0.003 x 1,9 x 12

0.04 x 8

3.50 x 0.0008 x 0.15 x 1,08 x 12

0.04 x 8

8 m x 5 m x 12 petak

360 x 8 Bh

360 x 1.517 Kg

360 x 0.864 Kg

8 Bh

1.197 Kg

0.320 Kg

1.517 Kg

0.544 Kg

0.320 Kg

0.864 Kg

360 M2

2.880 Bh

546.12 Kg

311.16 Kg

Tabel 3.6.1 (a) Analisa Perkiraan Perhitungan Bahan Jembatan Dua

27

KEBUTUHAN BAHAN PER BAIKAN RETAK LANTAI BETON JEMBATAN UNTUK 1

M2

Page 28: pelabuhan

ANALISA PERKIRAAN KEBUTUHAN BAHAN UNTUK PEKERJAAN

PERKUATAN LANTAI JEMBATAN

PROPINSI KALIMANTAN TIMUR

Nama Jembatan : JEMBATAN ARIF RAHMAN KAMIM

No Keterangan Perhitungan Volume

Alat Penyuntik

Bahan Penutup ( Grout )

Cairan Perekat (Sealant)

Luas

Alat Penyuntik

Bahan Penutup (Grout)

Cairan Perekat (sealant)

- Panjang retak = 3.75 m

- Dalam retak = 15 cm

- Lebar retak = 0.06 mm

3.75 : 0.30 x 70%

3.75 x 0.05 x 0.003 x 1,9 x 12

0.04 x 9

3.75 x 0.0006 x 0.15 x 1,08 x

12

0.04 x 9

28 m x 1.6 m x 5 petak

224 x 8 Bh

224 x 1.643 Bh

224 x 0.797 Bh

9 Bh

1.283Kg

0.360 Kg

1.643 Kg

0.437 Kg

0.360 Kg

0.797 Kg

224 M2

2.016 Bh

368.03 Kg

178.53 Kg

28

KEBUTUHAN BAHAN PER BAIKAN RETAK LANTAI BETON JEMBATAN UNTUK 1

M2

TOTAL KEBUTUHAN BAHAN

Page 29: pelabuhan

Tabel 3.6.1 (b) Analisa Perkiraan Perhitungan Bahan Jembatan Arif Rahman

Hakim

No Pekerjaan Satuan KuantitasHarga Satuan

(Rp)

Jumlah

Harga

(Rp)

a b c d e f=(d x e)

I UMUM

I.1 Ls 1.00 50.000.000 50.000

Sub Total I 50.000

II JEMBATAN DUA

II.1Perbaikan Reatak Lantai Jembatan

Dengan Metode Injection

II.1.1 Cairan Perekat (Grout) Kg 311.04 282.000 87.713.28

II.1.2 Bahan Penutup (sealant) Kg 546.12 150.000 81.918

II.1.3 Alat Penyuntik Bh 2.880 48.000 138.240

Sub Total II 307.871.3

IIIJEMBATAN A.RAHMAN

HAKIM

III.

1

Perbaikan Reatak Lantai Jembatan

Dengan Metode Injection

III.

1.1Cairan Perekat (Grout) Kg 178.53 282.000 50.345.46

III.

1.2Bahan Penutup (sealant) Kg 368.03 150.000 55.204.50

III.

1.3Alat Penyuntik Bh 2.016 48.000 98.768.00

Sub Total III 202.317.9

TOTAL ( I + II + III ) 560.189.2

29

Page 30: pelabuhan

3.6.1 (c) Analisa Harga Perbaikan Retak Lantai Jembatan Dua dan

Jembatan Arif Rahman Hakim

3.6.2 Perbaikan Retak Lantai Jembata Dengan Cara Suntikan Bahan

Perekat Menggunakan Low Pressure System

3.6.2.1 Material

a. Bahan Perekat (Grout)

Bahan perekat ini harus mempunyai daya penetrasi sedemikian

rupa sehingga dapat mengisi celah retak pada posisi penyutikan dari

bawah ke atas dalam keadaan struktur bergetar (lalu lintas tidak ditutup).

Tidak menyusut setelah mengeras, sehingga bahan perekat harus

merupakan jenis epoxy murni tanpa bahan pelarut apapun yang dapat

mengakibatkan penyusutan bahan.

Bahan perekat harus tahan terhadap air hujan,air laut dan bahan

kimia lainnya seperti karbon monoaxide atau H2SO4 dan sebagainya.

Bahan perekat harus memenuhi persyaratan kekuatan dan berat jenis

serta kekentalan sebagai berikut :

Bahan Perekat dengan spesifikasi sebagai berikut :

1. Berat jenis ( Specific Gravity) (JIS K 7112 ) 1,15 ± 0,05 g/cm3

2. Viscosity ( JIS K 6838) 500 ± 200 m Pa.s

3. Kekuatan Tekan (Comprressive yeald strength) (JIS K 7208) 500

Kg/cm2

4. Modulus Elastisitas (Comprressive ejlasic coefficient) (JIS K 7208)

10.000 Kg/cm2

5. Kekuatan Geser Tarik (Tensile shear strength) (JIS K 6850) 100

Kg/cm.

30

Page 31: pelabuhan

b.

Tabel 3.6.2.1 Jenis Material Bahan Perekat dan Fungsinya

b. Penutup (seal)

Bahan penutup ini digunakan untuk menutup bagian luar celah

retak agar bahan perekat tidak mengalir keluar dari celah retak yang tidak

tertutup oleh alat penyuntik.

Bahan Penutup ( seal ),dengan spesifikasi sebagai berikut :

1. Berat jenis (Specific Gravity ) (JIS K 7112) 1,70 ± 0,10 g /cm3

2. Kekuatan lentur (Flexural strength) (JIS K 7203) 400 Kg/cm2

3. Tegangan leleh tekan (Comprressive yeald strength) (JIS K 7208)

600 Kg/cm2

4. Modulus Elastisitas (Comprressive young’s modulus) (JIS K 7208)

40.000 Kg/cm2

5. Kekuatan Tarik (Tensile strength) (JIS K 7113) 200 Kg/cm2

6. Kekuatan Kejut (Impact strength) (JIS K 7111) 14,50 Kg/cm2

7. Kekuatan Geser Tarik (JIS K 6850) 110 Kg/cm231

NO JENIS MATERIAL FUNGSI APLIKASI

1 Low Viscosity-Liquid

Based On High Strength

Epoxy Resins injection

Epoxy pengisi celah retakan

2 Thixotropic Epoxy Resin

Adhesive, High Strength

Fillers

Bahan penutup jalur retakan dan

perekat Nipple

3 Nipple Alat yang menempel pada

retakan beton untuk

memasukkan Epoxy

4 Selang Set Penghubung Nipple dan Pompa

Grouthing

5 Thinner Untuk mencuci peralatan

Page 32: pelabuhan

3.6.2.2 Peralatan

a. Alat penyuntik

Alat penyuntik adalah alat untuk menekan cairan bahan perekat

masuk ke dalam celah retak sampai kebagian retak yang paling kecil

dengan tekanan rendah.

Alat penyuntik terdiri dari Nipple Injecksi dan Cap (kepala) atau T

(te) alat pengunci, selang penghubung dan pompa injecksi (Lyli Corp)

yang mempunyai alat ukur ganda dan bertekanan konstan serta terjaga.

Alat penyuntik tersebut harus dapat menghasilkan tekanan sebesar

1,5 – 2,0 bar secara konstan selama proses perekatan berlangsung, dan

jenis alat penyuntik tersebut harus mendapat persetujuan terlebih dahulu

dari Konsultan Pengawas sebelum dipergunakan

NO JENIS ALAT MERK

1 Sikat Kawat Local

2 Sikat Ijuk Local

3 Pompa Injeksi Lyli Corp.

4 Air Compressor Honda

5 Genset Honda

6 Padlle Mixer Local

7 Gerinda Mesin Makita

8 Bor Listrik Makita

Tabel 3.6.2.2 Jenis – Jenis Alat Penyuntik

Alat Injection dengan spesifikasi alat sebagai berikut :

1. Pompa bertekanan rendah (low pressure) dengan tekanan antara 1

– 12 Psi, yang terdiri dari bagian-bagian sebagai berikut :

2. Tabung dispenser sebagai tempat bahan perekat / epoxy yang

sudah dicampurkan antar komponen A dan B.

3. Pengatur tekanan yang berfungsi untuk mengatur tekanan udara

dari compressor yang dapat disetel sesuai keinginan yaitu antara 1

s/d 12 Psi.

32

Page 33: pelabuhan

4. Injector/naple, yang terbuat dari bahan plastic dengan permukaan

yang bergerigi tujuannya adalah agar dapat merekat dengan baik

pada permukaan beton yang direkatkan dengan bahan penutup

/seal.

5. T- sambung, yang berguna sebagai alat penyambung injector/naple

dengan selang plastic ø 6 mm dan dihubungkan dengan

injector/naple lainnya.

6. Selang plastic ø 6 mm untuk merangkaikan injector/naple menjadi

satu rangkaian. Alat penyuntik tersebut harus dapat menghasilkan

tekanan sebesar 3 – 3,50 Kg/cm2 secara terus menerus selama

proses perekatan berlangsung, dan jenis alat penyuntik tersebut

harus mendapat persetujuan terlebih dahulu dari Konsultan

Pengawas, Pemberi Tugas/Satuan Tugas sebelum dipergunakan.

3.6.2.3 Keselamatan Kerja

1. Menggunakan kacamata pelindung pada saat pemasangan nipple

injector agar cairan sealant tidak menetes ke mata.

2. Menggunakan sarung tangan agar cairan perekat tidak menempel

ditangan, karena bisa mengakibatkan tangan terkelupas.

3. Menggunakan tali keselamatan yang diikatkan ke badan, karena

bekerja dibawah lantai jembatan beresiko terjatuh.

3.6.2.4 Pelaksanaan

a. Pekerjaan Pada Plat Lantai Beton Jembatan

Seluruh area yang akan dikerjakan harus dibuatkan marka yang

disetujui oleh Supervisor/Direksi.

Bersihkan permukaan yang akan diinjeksi dengan sikat kawat

sehingga bersih dari kotoran,minyak,jamur dan lain-lain.

Kemudian bersihkan dari debu-debu dengan menggunakan

compressor sehingga sepanjang retakan dengan lebar ± 50 mm

benar-benar bersih dan pastikan kondisi keretakan kering

sebelum diinjeksi.

b. Pemasangan Nipple Injector

33

Page 34: pelabuhan

Gambar 3.2.6.4 (b.1) Pemasangan Nipple Injector

Pasang Nipple injeksi dengan bahan penutup (sealant) pada

setiap jarak 15 cm, dan pastikan lubang Nipple tepat pada

beton yang retak dengan menggunakan stick dan tekan dengan

tangan beberapa detik sampai Nipple benar-benar sudah fix

terpasang.

Gambar 3.2.6.4 (b.2) Pemasangan Bahan Sealent

Sepanjang retakan antara 2 Nipple dipasang bahan sealent

sehingga dapat dipastikan Epoxy yang diinjeksi tidak ada yang

bocor keluar.

Pasang Cap atau T (te) pada Nipple pada 1 (satu) kali tekanan.

34

Page 35: pelabuhan

Gambar 3.2.4.6 (b.3) Pemasangan Cap atau T (te)

Hubungan masing-masing Cap atau T (te) dengan selang

injeksi maximal 5 – 10 Nipple per 1 (satu) kali injeksi.

c. Pencampuran Bahan Epoxy (Cairan Perekat)

Gambar 3.2.4.6 (c.1) Pengadukan Bahan Epoxy Component A

Aduk dengan Paddle mixer kecil (Component A) ± 2 menit.

Gambar 3.2.4.6 (c.2) Pengadukan Bahan Epoxy Component B

Aduk dengan Paddle mixer kecil (Component B) ± 2 menit.

Gambar 3.2.4.6 (c.3) Pencampuran Component A & B

Campurkan Component A : B = 2 : 1 dan aduk dengan Paddle

mixer kecil ± 3 menit dengan volume sesuai kapasitas tabung

alat injeksi.

d. Penginjeksian

35

Page 36: pelabuhan

Gambar 3.2.4.6 (d.1) Pemasangan Tabung Cairan Perekat

Pasang tabung yang berisi cairan perekat pada mesin injeksi

dan setel tekanan sampai dengan 1,5 – 2,0 bar.

Gambar 3.2.4.6 (d.2) Penekanan Kembali Cap pada Bipple

Apabila pada Nipple sudah ada tanda-tanda basah (karena

bahan Epoxy yang keluar) tekan Cap pada Nipple 1 (satu) kali

lagi untuk mengunci agar bahan Epoxy tidak keluar dan untuk

menjaga tekanan Epoxy didalam beton tetap terjaga 1,5 bar.

e. Kontrol

Bisa dilakukan dengan cara Core Drill untuk mengetahui

Epoxy masuk apa tidak.

Dilihat pada retakan yang terjauh yang tidak tertutup sealant

apakah Epoxynya keluar atau tidak, kalau keluar berarti Epoxy

sudah bisa masuk kedalam jalur retakan.

f. Pembersihan

Setelah Epoxy berumur 24 jam, segera dilakukan pembersihan

dengan menggunakan gerinda, baik terhadap bekas Nipple,

Sealant dan lainnya.

36

Page 37: pelabuhan

3.7 Perbaikan Retak Dengan Cara Suntikan Bahan Perekat Dan Dengan

Pelat Baja Atau Penambahan Gelagar

Perbaikan retak dengan cara penyuntikan bahan dan ditambah dengan

perkuatan pelat baja atau penambahan gelagar baja dimaksudkan untuk perbaikan

retak dimana struktur beton secara teknis tidak mampu lagi menahan beban yang

diinginkan sehingga perlu ditambah suatu perkuatan guna menambah daya

dukung terhadap momen gaya lintang yang akan terjadi.

Jenis pekerjaan ini mencakup pekerjaan perbaikan retak dengan cairan

bahan perekat seperti telah diuraikan pada spesifikasi perbaikan retak dengan cara

suntikan bahan perekat dan ditambah dengan pelekatan pelat baja dengan cara

baut anker ditambah dengan suntikan bahan perekat atau pelekatan gelagar pada

gelagar lainnya sesuai dengan gambar rencana.

3.7.1 Material

Jenis material cairan bahan perekat yang disyaratkan sesuai dengan

material yang tersebut pada :

a. Bahan perekat retak struktur beton.

Sesuai dengan persyatan pada spesifikasi perbaikan retak dengan cara

suntikan cairan perekat.

Bahan perekat ini harus mempunyai daya penetrasi sedemikian rupa

sehingga dapat mengisi celah retak pada posisi penyutikan dari bawah ke

atas dalam keadaan struktur bergetar (lalu lintas tidak ditutup).

Tidak menyusut setelah mengeras, sehingga bahan perekat harus

merupakan jenis epoxy murni tanpa bahan pelarut apapun yang dapat

mengakibatkan penyusutan bahan.

Bahan perekat harus tahan terhadap air hujan,air laut dan bahan kimia

lainnya seperti karbon monoaxide atau H2SO4 dan sebagainya. Bahan

perekat harus memenuhi persyaratan kekuatan dan berat jenis serta

kekentalan sebagai berikut :

Bahan Perekat dengan spesifikasi sebagai berikut :

1. Berat jenis ( Specific Gravity) (JIS K 7112 ) 1,15 ± 0,05 g/cm3

2. Viscosity ( JIS K 6838) 500 ± 200 m Pa.s

37

Page 38: pelabuhan

3. Kekuatan Tekan (Comprressive yeald strength) (JIS K 7208) 500

Kg/cm2

4. Modulus Elastisitas (Comprressive ejlasic coefficient) (JIS K

7208) 10.000 Kg/cm2

5. Kekuatan Geser Tarik (Tensile shear strength) (JIS K 6850) 100

Kg/cm.

NO JENIS MATERIAL FUNGSI APLIKASI

1 Low Viscosity-Liquid

Based On High Strength

Epoxy Resins injection

Epoxy pengisi celah retakan

2 Thixotropic Epoxy Resin

Adhesive, High Strength

Fillers

Bahan penutup jalur retakan dan

perekat Nipple

3 Nipple Alat yang menempel pada

retakan beton untuk

memasukkan Epoxy

4 Selang Set Penghubung Nipple dan Pompa

Grouthing

5 Thinner Untuk mencuci peralatan

Tabel.3.7.1 Material Bahan Perekat Retak Stuktur

b. Bahan perekat pelat baja atau gelagar baja pada struktur beton.

Jenis cairan bahan perekat untuk melekatkan pelat baja atau gelagar

tambahan pada struktur beton harus memenuhi persyaratan.

Jenis bahan perekat ini tidak boleh menyusut setelah mengeras,

sehingga bahan perekat ini harus merupakan bahan epoxy murni dan tidak

mengandung bahan pelarut.

Cairan bahan perekat ini harus tahan terhadap air dan bahan kimia

lainnya antara lain air hujan, air laut, carbon monoxide atau H2SO4 dan

sebagainya.

c. Bahan Penutup

Bahan penutup ini digunakan untuk menutup bagian luar celah retak

agar bahan perekat tidak mengalir keluar dari celah retak yang tidak

38

Page 39: pelabuhan

tertutup oleh alat penyuntik. Bahan Penutup ( seal ),dengan spesifikasi

sebagai berikut :

1. Berat jenis (Specific Gravity ) (JIS K 7112) 1,70 ± 0,10 g /cm3

2. Kekuatan lentur (Flexural strength) (JIS K 7203) 400 Kg/cm2

3. Tegangan leleh tekan (Comprressive yeald strength) (JIS K 7208)

600 Kg/cm2

4. Modulus Elastisitas (Comprressive young’s modulus) (JIS K 7208)

40.000 Kg/cm2

5. Kekuatan Tarik (Tensile strength) (JIS K 7113) 200 Kg/cm2

6. Kekuatan Kejut (Impact strength) (JIS K 7111) 14,50 Kg/cm2

7. Kekuatan Geser Tarik (JIS K 6850) 110 Kg/cm2

d. Baja

Pelat Baja

Material pelat baja yang dipakai harus memenuhi persyaratan

sebagai berikut :

- Tebal Pelat Baja 4,5 mm

- Sesuai dengan standart yang digunakan pemberi kerja.

Gelagar Baja harus memenuhi persyaratan AASHTO M 270-82

dan disambungkan dengan gelagar induk (melintang) dengan baut

mutu tinggi yang harus sesuai dengan standart AASHTO M 164-

82.

Baut Anker (untuk memasang pelat baja)

Baut anker yang dipakai harus memenuhi persyaratan sebagaimana

dijelaskan sebagai berikut :

Berat Jenis (JIS K 6911) 1,2 ± 0,0 G / CM3

Kekutan Tekan (JIS K 6911) > =600 Kg / cm2

Modulus Elastisitas (ASTM D 695) (1,5-3) x 10.000 Kg/cm2

Tegangan Geser Tarik(JIS K 6911) > =120 Kg / cm2

Baut Anker merupakan jenis baut mutu tinggi dan anti karat.

Pipa Aluminium

Dipakai sebagai pipa suntikan dan pipa ventilasi udara diameter 10

mm.

39

Page 40: pelabuhan

Pembersih

Thinner

Cat

Pelat baja atau gelagar yang sudah terpasangharus diberi pelindung

cat anti karat yang terdiri dari atas dua lapisan yaitu cat dasar dan

cat akhir dimana cat akhir merupakan cat marine yang diberi warna

3.7.2 Peralatan

Peralatan yang digunakan untuk mengerjakan kerjaan perbaikan retak

dengan cara suntikan adalah sebagai berikut

a. pompa,

b. mesin gurinda

c. sikat kawat.

Pompa alat pemompa ini berfungsi sebagai alat untuk memompa sehingga

cairan bahan perekat masuk kedalam celah pelat baja. Mesin gerinda dan sikat

kawat : adalah alat yang digunakan untuk membersihkan kotoran-kotoran dan

bekas beton yang tidak sempurna dan bekas bahan penutup yang harus

dibersihkan kembali.

Mesin pemotong plat baja atau gelagar baja : adalah untuk memotong plat

baja atau gelagar baja guna menyesuaikan dimensi atau panjang yang harus

dipasang.

3.7.3 Keselamatan Kerja

1. Menggunakan kacamata pelindung pada saat pemasangan nipple

injector agar cairan sealant tidak menetes ke mata.

2. Menggunakan sarung tangan agar cairan perekat tidak menempel

ditangan, karena bisa mengakibatkan tangan terkelupas.

3. Menggunakan tali keselamatan yang diikatkan ke badan, karena

bekerja dibawah lantai jembatan beresiko terjatuh.

3.7.4 Pelaksanaan

a. Tahapan Pekerjaan

Pekerjaan perkuatan dengan pelat baja atau gelagar ini harus dimulai

dengan perbaikan retak struktur beton terlebih dahulu seperti yang

40

Page 41: pelabuhan

diuraikan pada spesifikasi perbaikan retak dengan cara suntikan cairan

perekat.

b. Pelaksanaan Pelat Baja

Pelat baja yang dipakai adalah pelat baja yang sesuai dengan jenis

material yang telah disyaratkan pada items b.5, dengan dimensi

dan diberi lubang untuk anker serta lubang ventilasi dengan bor

dimana lokasi ditentukan sesuai dengan gambar rencana.

Permukaan struktur beton yang telah selesai disuntik dengan bahan

perekat dibersihkan terhadap bekas beton yang tidak sempurna dan

karat-karat yang ditimbulkan oleh besi tulangan dengan mesin

gerinda sesuai dengan petunjuk Direksi.

Beri tanda tempat dimana baut-baut anker akan ditempatkan pada

struktur beton, kemudian struktur beton dibor pada tempat-tempat

yang sudah diberi tanda. Gunakan baut paku tembok (remseet),

lengkap dengan fisher dan jenis baut yang telah disyaratkan pada

item b.5.

Bersihkan permukaan pelat baja yang akan dilekatkan terlebih

dahulu dari karat dan kotoran yang ada, kemudian dibersihkan

kembali dengan thinner untuk bagian yang akan menempel pada

struktur beton.

Pelat baja kemudian ditempatkan dengan posisi ± 3 mm dari

permukaan struktur beton dan selanjutnya baut anker yang

dipasang pada lokasi yang telah ditentukan tersebut diatas.

Gunakan bahan penutup untuk menutup celah-celah yang ada

antara pelat baja dengan struktur beton, sambungkan pelat baja,

daerah antara pelat baja dengan pipa penyuntik dan pipa udara.

Suntikan cairan bahan perekat yang sesuai dengan persyaratan item

b.2 melalui lubang yang sudah dipasang pipa-pipa penyuntik pada

pelat baja dan pompakan cairan bahan perekat melalui pipa udara

yang ada.

Setelah selesai pekerjaan penyuntikan bahan perekat kemudian

dapat dikerjakan pekerjaan-pekerjaan pengecatan permukaan pelat

41

Page 42: pelabuhan

baja sesuai dengan gambar rencana material yang disyaratkan pada

item b.5.

c. Penambahan Gelagar

Bersihkan permukaan gelagar yang akan dilekatkan dari karat dan

kotoran-kotoran sesuai dengan petunjuk Direksi, yang kemudian

bagian yangn akan dilekatkan pada struktur beton dibersihkan

kembali dengan thinner.

Tempstksn gelagar tambahan pada lokasi yang sesuai dengan

gambar rencana dan berilah jarak sekitar 10 mm antara permukaan

struktur beton dengan permukaan gelagar baja yang akan

dilekatkan.

.

42

Page 43: pelabuhan

DAFTAR PUSTAKA

Dipohusodo, Istimawan, 1994, Struktur Beton Bertulang, Gramedia Pustaka

Metode-Kerja-PostTension-jembatan-box-girder-perawang-riau.htm

STRUKTUR BETON BERTULANG.htm

43

Page 44: pelabuhan

44