fender pelabuhan

25
FENDER DAN ALAT PENAMBAT KELOMPOK 3 Abdul Rahman Ramli D111 12 006 Muhammad Aslam Sahlan D111 12 118 Rezky Dwi Utami D111 12 260 Marsem Tallukaraeng D111 12 280 Miryam Funsare Rumbewas D111 12 604 JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HASANUDDIN

description

pelabuhan

Transcript of fender pelabuhan

FENDER DAN ALAT PENAMBAT

KELOMPOK 3Abdul Rahman Ramli D111 12 006Muhammad Aslam Sahlan D111 12 118Rezky Dwi Utami D111 12 260Marsem Tallukaraeng D111 12 280Miryam Funsare Rumbewas D111 12 604

JURUSAN TEKNIK SIPILFAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS HASANUDDIN2015

Perancangan Fender dan PenambatKapal yang merapat ke dermaga masih mempunyai kecepatan baik yang digerakkan oleh mesinnya sendiri atau ditarik oleh kapal tunda. Pada waktu kapal merapat akan terjadi benturan antara kapal dengan dermaga, untuk menghindari kerusakan pada kapal dan dermaga karena benturan maka di depan dermaga diberi bantalan yang berfungsi sebagai penyerap energi benturan. Bantalan yang diletakkan di depan dermaga tersebut dinamakan fender. Pada waktu kapal melakukan bongkar muat, maka kapal harus tetap berada pada tempatnya dengan tenang, untuk itu kapal diikat dengan penambat. Alat penambat harus mampu manahan gaya tarik yang ditimbulkan oleh kapal.1. Fender Fender berfungsi sebagai bantalan yang ditempatkan di depan dermaga. Fender akan menyerap energi benturan antara kapal dan dermaga.Tipe FenderAda beberapa tipe fender, yaitu :1. Fender kayuFender kayu bisa berupa batang-batang kayu yang dipasang horisontal atau vertikal. Fender kayu ini mempunyai sifat untuk menyerap energi.Fender tiang pancang kayu yang ditempatkan di depan dermaga dengan kemiringan 1 H : 24 V akan menyerap energi karena defleksi yang terjadi pada waktu dibentur kapal.Penyerapan energi tidak hanya tidak hanya diperoleh dari defleksi tiang kayu, tetapi juga dari balok kayu memanjang. Tiang kayu dipasang pada setiap seperempat bentang.2. Fender karetKaret banyak digunakan sebagai fender, bentuk paling sederhana dari fender ini berupa ban-ban luar mobil untuk kapal kecil yang dipasang pada sisi depan di sepanjang dermaga.Fender karet mempunyai bentuk berbeda seperti fender tabung silinder dan segiempat, blok karet berbentuk segiempat dan fender Raykin. Sesuai dengan perkembangan kapal tanker dengan ukuran yang sangat besar, telah dikembangkan pula fender karet untuk bisa menahan benturan kapal-kapal tanker raksasa, yang dikenal dengan fender karet tipe V dan H.

Fender karet dapat dibedakan menjadi dua tipe yaitu :a. Fender yang dipasang pada struktur dermaga, yang masih dapat dibedakan menjadi fender tekuk (buckling fender) yaitu fender yang mengalami tekuk jika menerima gaya tekan, seperti fender tipe V, fender tipe A, fender cell dan fender tak tertekuk (non-buckling fender) seperti fender dari ban mobil bekas dan fender silinder.1) Fender ban bekas mobilBentuk paling sederhana dari fender karet adalah ban-ban bekas mobil yang dipasang pada sisi depan di sepanjang dermaga. Fender ban mobil ini digunakan pada dermaga untuk merapat kapal-kapal kecil. Karena tekanan kapal pada waktu merapat, ban mobil akan mengalami defleksi dan menyerap energy benturan

2) Fender tipe AGambar di bawah adalah fender tipe A yang dipasang pada dermaga dengan menggunakan baut. Karakteristik fender tersebut diberikan oleh pabrik pembuatnya (PT Kemenengan) seperti ditunjukkan dalam gambar dan table. Gambar menunjukkan hubungan antara defleksi dan gaya reaksi serta defleksi dan energy yang diserap fender A. terdapat dua macam grafik yaitu A dan B yang menunjukkan nilai-nilai pada batas atas dan bawah untuk tolerasi kurang lebih 10%. Dalam perencanaan system fender, tipe dan ukuran fender dipilih berdasarkan energy yang ditimbulkan oleh benturan kapal. Niali-nilai tersebut berada di antara kedua nilai batas atas dan bawah tersebut. Sedang table menyajikan gaya dan energy yang diserap untuk berbagai ukuran fender tipe A pada defleksi 45%

3) Fender tipe VFender V mempunyai bentuk serupa dengan fender A, seperti terlihat pada Gambar 7.7 gambar 7.8 adalah fender V yang dipasang secara horizontal pada sisi depan dermaga, sedang pada Gambar 7.9, fender di pasang secara vertical dan di depannya dipasang panel contact. Karakteristik fender tersebut diberikan oleh pabrik pembuatnya (PT Kemenangan) seperti ditunjukkan dalam Gambar 7.10 dan Tabel 7.2

4) Fender tipe silinderGambar 7.13 adalah fender karet tipe silinder yang digantung pada sisi depan dermaga dengan menggunakan rantai. Ukuran fender ditunjukkan dengan diameter luar (OD) dan diameter dalam (ID). Kapasitas fender diberikan dalam Tabel 7.4

5) Fender tipe sel (cell fender)Bentuk lain dari fender karet adalah fender sel seperti ditunjukkan pada Gambar 7.15 yang dipasang pada sisi depan dermaga dengan menggunakan baut. Sisi depan fender dipasang panel contact. Karakteristik fender tersebut diberikan oleh pabrik pembuatnya (PT Kemenangan) seperti ditunjukkan dalam Gambar 7.16 dan Tabel 7.5

b. Fender terapung yang ditempatkan antara kapal dan struktur dermaga, seperti fender pneumatic

3. Fender gravitasiFender ini terbuat dari tabung baja yang diisi dengan beton dan sisi depannya diberi pelindung kayu dengan berat sampai 15 ton. Apabila terbentur kapal maka fender tersebut akan bergerak ke belakang dan ke atas, sedemikian sehingga kapal dapat dikurangi kecepatannya, karena untuk menggerakan ke belakang diperlukan tenaga yang besar. Prinsip kerja fender gravitasi adalah mengubah energi kinetik menjadi energi potensial.

Sistem FenderPada dasarnya dari segi konstruksi diketahui 2 sistem, yaitu :

a. Fender Pelindung KayuFender jenis ini makin berkurang penggunaannya, dikarenakan makin langka nya mendapatkan kayu panjang. Di bawah ini diberikan beberapa contoh system fender pelindung kayu

b. Fender GantungBentuk fender ini dari yang sederhana sampai yang lebih sulit dalam pelakasanaannya. Biasanya digunakan untuk konstruksi dermaga untuk menampung kapal-kapal jenis kecil. Dikenal beberapa jenis, yaitu:

1) Rantai dilindungi karet

2) Berbobot (suspendel gravity fender)Bentuk ini sudah jarang digunakan dikarenakan biaya pemeliharaan yang tinggi

c. Fender bentur (impact fender)Guna menyerap energy yang ditimbulkan benturan kapal pada dermaga, pada saat ini dikembangkan tiga jenis, yaitu:1) Fender hidrolis (Hydraulic Fender)2) Fender per baja (Steel Springs)3) Fender karet (Rubber Fender)Dari hasil pengamatan, didapatkan besar penyerapan energy dari ketiga jenis sub system tersebut dilukiskan pada gambar di bawah, dengan sumbu verikal menunjukkan besaran gaya serap dan sumbu horizontal menunjukkan besaran deformasi dari masing-masing jenis fender.

Dari gambaran ketiga sifat penyerapan energy dari ketiga jenis sub system fender tersebut, maka jenis fender hidrolis tidak bersifat elastic, sehingga kurang dipakai. Pada saat ini jenis fender karet lebih banyak dipakai, karena relative lebih ringan dan mudah pemasangannya. Bentuk fender karet ini bermacam-macam antara lain berbentuk persegi (rectangular), silindris, tipe V, atau tipe H dsb. Pada gambar dibawah, digambarkan fender karet persegi ukuran 12 x 12 serta besaran lubang dengan diameter d=6, dimana digambarkan hubungan antara gaya/energy terhadap deformasi dari karet tersebut. Pada lampiran dapat dicari tipe-tipe fender disesuaikan dengan besarnya energy tumbukan yang diperlukan.

Perencanaan Fendera) Dalam perencanaa fender dianggap bahwa kapal bermuatan penuh dan merapat dengan sudut terhadap sisi depan dermaga.b) Energi yang diserap oleh sistem fender dan dermaga biasanya 0,5E. Setengah energi yang lain diserap oleh kapal dan air, tahanan naik dari nol sampai maksimum dan kerja yang dilakukan :K = F d E = F d V2 = F dF = V2F =

Kapal pada saat bertambat tidak sejajar dengan garis dermaga, dan terhadap reaksi dari fender, kapal akan mulai untuk berotasi (yawing) pada titik kontak dengan fender dan juga akan mulai untuk berputar (rolling). Hasilnya, sebagian dari energi kinetik dihilangkan. Namun demikian, kehilangan energi akibat rolling lebih kecil daripada akibat yawing, jadi dapat diabaikan. Oleh karena itu, hanya kehilangan energi akibat yawing yang akan diperhitungkan.

Dengan :F : gaya bentur yang diserap sistem fenderd : defleksi fenderV : komponen kecepatan dalam arah tegak lurus sisi dermagaW : bobot kapal bermuatan penuhDari persamaan ini maka gaya F adalah gaya yang harus dipikul system Fender. Tergantung dari cara pendekatan kapal pada saat bertambat, maka panjang sentuh antar kapal dan tambatan menentukan pula besar energy yang timbul. Besar energy ini dapat dihitung dari nilai k berdasarkan Gambar 16.2 dimana :

Persamaan berikut adalah untuk menentukan jarak maksimum antar fender.L = 2 dengan : L : jarak maksimum antar fender (m) r : jari-jari kelengkungan sisi haluan kapal (m) h : tinggi fender (m)apabila data jari-jari kelengkungan sisi haluan kapal tidak diketahui, maka persamaan berikut dapat digunakan sebagai pedoman untuk perhitunganKapal barang dengan bobot 500-50.000 DWTLog r = -1,055 + 0,650.log.(DWT)Kapal tanker dngan bobot 5.000+200.000 DWTLog r = -0,133 + 0,440. Log. (DWT)OCDI (1991) memberikan jarak interval antara fender sebagai fungsi kedalaman air seperti yang diberikan dalam table berikut ini:

Besarnya energy benturan yang diberikan oleh kapal adalah sesuai dengan rumus berikut:

Dimana :E = energy kinetic yang timbul akibat benturan kapal (ton meter)V = kecepatan kapal saat merapat (m/det)W = displacement tonage (ton) = L = Panjang kapal (ft)B = Lebar kapal (ft)D = draft (ft) = sudut penambatan kapal terhadap garis luar dermaga (10)g = gaya gravitasi bumi = 9,81 m/det2Cm = koefisien massaCe = koefisien eksentrisitasCs = koefisien kekerasan (diambil 1)Cc = koefisien bentuk dari tambatan ( diambil 1)Koefisien massa tergantung pada gerakan air di sekeliling kapal yang dapat dihitug dengan persamaan sebagai berikut:

Dimana :Cb = koefisien blok kapald = draft kapal (m)B = lebar kapal (m)Lpp = panjang garis air (m)o = berat jenis air laut (t/m3)

Koefisien eksentrisitas adalah perbandingan antara energy sisa dan energy kinetic kapal yang merapat dan dapat di hitung dengan rumus :

Dimana:l= jarak sepanjang permukaan air dari pusat berat kapal sampai titik sandar kapal (m)Dermaga : l = Loa (m)Dolphin : l = 1/6 Loa (m)r= jari-jari putaran di sekeliling pusat berat kapal pada permukaan air (m)

Peralatan PenambatAlat penambat adalah suatu konstruksi yang digunakan untuk keperluan berikut ini :1. Mengikat kapal pada waktu berlabu agar tidak terjadi pergeseran atau gerak kapal yang disebabkan oleh gelombang, arus dan angin.2. Menolong berputarnya kapal.Alat penambat ini bisa diletakkan di darat (dermaga) dan di dalam air.

Menurut macam konstruksinya alat penambat dapat dibedakan menjadi tiga macam berikut ini :1. Bolder pengikat2. Pelampung penambat (mooring buoy)3. Dolphin

1. Bolder / Alat pengikatKapal yang berlabu ditambatkan ke dermaga dengan mengikatkan tali-tali penambat ke bagian haluan, butiran dan badan kapal. Tali-tali penambat diikatkan pada alat penambat yang dikenal dengan bitt yang dipasang disepanjang sisi dermaga. Bitt dengan ukuran yang lebih besar disebut dengan bollart (cornermooring post) yang diletakkan pada kedua ujung dermaga.Bitt digunakan untuk mengikat kapal pada kondisi normal, sedangkan bollart selain untuk mengikat pada kondisi normal dan pada kondisi badai, juga dapat digunakan untuk mengarahkan kapal merapat ke dermaga atau untuk membelok/memutar terhadap ujung dermaga atau dolphin. Alat penambat ini ditanam di dalam beton. Dengan cara tersebut memubngkinkan mengganti baut yang rusak. Alat pengikat ini biasanya terbuat dari cor berbentuk silinder yang pada ujung atasnya dibuat tertutup dan lebih besar sehingga dapat menghalangi keluarnya tali kapal yang diikatkan. Supaya tidak mengganggu kelancaran kegiatan di dermaga (bongkar muat barang) maka tinggi bolder dibuat tidak lebih dari 50 cm diatas lantai dermaga.

Penempatan Bitt

2. Pelampung penambat (mooring buoy)Pelampung penambat berada di kolam pelabuhan atau ditengah laut. Kapalkapal yang akan bongkar muat tidak selalu dapat langsung merapat pada dermaga karena dermaga sedang dipakai, diperbaiki atau lainnya. Dengan demikian kapal harus menunggu di luar dermaga dan berhenti. Bila kapal berada di luar lindungan pemecah gelombang, kapal dapat berlabu dengan cara membuang jangkarnya sendiri. Tetapi di luar lindungan pemecah gelombang tidak selalu tenang, sehingga dianjurkan untuk berlabu di dalam lindungan pemecah gelombang. Mengingat luas daerah lindungan pemecah gelombang adalah terbatas, maka kapal yang berlabu dengan menggunakan jangkarnya sendiri dapat mengganggu kapal-kapal yang lain karena dapat berputar 3600. untuk mengurangi gerakan berputar ini perlu diadakan beberapa pelampung penambat. Selain berfungsi pengikat kapal, pelampung penambat ini dapat dipakai sebagai penolong untuk berputar ditempat-tempat yang agak sempit seperti diantara pier. Pelampung penambat juga dipakai sebagai pembantu pengereman kapal. Pelampung penambat terdiri dari beberapa komponen yaitu pelampung penambat, beton pemberat, jangkar dan rantai antar jangkar dan pelampung. Sedangkan jumlah pelampung penambat tergantung pada ukuran kapal, angin, arus, gelombang, keadaan dasar laut dan pertimbangan ekonomi.

3. DolphinDolphin digunakan untuk menambatkan kapal tangker berukuran besar yang biasanya digunakan bersama-sama dengan pier dan wharf untuk memperpendek panjang bangunan tersebut. Dolphin dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu dolphin penahan (breasting dolphin) dan dolphin penambat (mooring dolphin). Dolphin penahan mempunyai ukuran yang lebih besar, karena direncanakan untuk menahan benturan kapal ketika berlabu dan menahan tarikan kapal karena pengaruh tiupan angin, arus dan gelombang. Alat penambat ini dilengkapai dengan fender untuk menehanbenturan kapal, dan bolder untuk menempatkan tali kapal, guna menggerakkan kapal sepanjang dermaga dan menahan tarikan kapal. Dolphin penambat tidak digunakan untuk menahan benturan, tetapi hanya sebagai penambat. Pelampung penambat diletakkan di belakang dermaga dan membentuk sudut sekitar 450terhadap haluan dan buritan kapal. Pelampung penambat juga dilengkapi dengan bolder dan gaya tarik maksimal satu tali pengikat tidak lebih dari 50 ton. Menurut konstruksinya dolphin dapat dibedakan menjadi dolphinlentur dan dolphin kaku. Dolphin lentur terdiri dari suatau kelompok tiang dari kayu, besi atau beton yang diikat denagn kabel baja. Dolphin lentur ini digunakan untuk menambatkan kapal-kapal kecil yang tidak lebih dari 5.000 DWT, atau sebagai penahan benturan untuk melindungi dermaga atau untuk menehan kapalkapal yang lebih besar agar tidak membebani dermaga dan struktur-struktur yang tidak dirancang untuk menahan beban benturan kapal. Untuk kapal-kapal besar (9.000-17.000 DWT) maka digunakan dolphin kaku dengan platform digunakanuntuk mengikat dan menahan kapal. Dolphin kaku dapat terbuat dari tiang-tiang pancang kayu, beton atau sel turap. Biasanya tambahan ini dilengkapi dengan fender. Apabila kapal yang ditambatkan lebih besar lagi maka digunakan tambatan kapal yang dibuat dari plat beton tebal yang didukung oleh tiang-tiang baja yang dipancang secara vertikal dan miring. Tiang-tiang pancang dapat terbuat dari pipa atau besi profil. Untuk tambatan jenis ini dapat digunakan untuk menambatkan kapal berukuran sampai 70.000 DWT.

Metode Pelaksanaan

Bekisting balok memanjang dan melintang dipasang sesuai dengan ukuran rencana dan ditopang dengan kayu ke landasan yang telah terpasang pada langkah sebelumnya (Gambar 6.8), pengecoran dilakukan monolit (sekaligus) dengan pelat dermaga, balok fender. Sebelum pengecoran dilakukan, angker bolder dan fender dipasang pada posisinya dengan dilas dengan tulangan balok untuk perkuatan .

Setelah pengecoran selesai dan beton telah mengeras dengan sempurna, dilakukan pekerjaan tambahan yaitu : PEMASANGAN BOLDER Setelah beton mengeras sempurna, bollard dapat dipasang, angker yang sudah tertanam pada saat pengecoran pelat bersama tulangannya dibersihkan dan dipasangkan bollard ke posisinya kemudian dicor setempat.

PEMASANGAN FENDER Sama halnya dengan bollard, angker fender yang telah tertanam dibersihkan dan fender ditempatkan di posisinya lalu dipasang pasangan angkernya.

DAFTAR PUSTAKA

Triatmodjo, Bambang.2010.PERENCANAAN PELABUHAN.Yogyakarta:BetaKramadibrata, S., 1985.PERENCANAAN PELABUHAN.Bandung;Ganeca Exact Bandunghttp://www.maritimedia.com/fasilitas_pelabuhan.pdfhttp://eprints.undip.ac.id/34643/5/2056_chapter_II.pdfhttp://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=38&cad=rja&uact=8&ved=0CEMQFjAHOB4&url=http%3A%2F%2Fumpalangkaraya.ac.id%2Fdosen%2Fhendracahyadi%2Fwp-content%2Fuploads%2F2015%2F03%2FPERENCANAAN-PELABUHAN.pptx&ei=mrMnVe67DIOBuwSGrYCIDw&usg=AFQjCNEu6qdGBh8DCdRkYRgKtM2IfyVKrw&sig2=rX2mBRkzgzXzQAVH7kdgtg&bvm=bv.90491159,d.c2Ehttp://digilib.itb.ac.id/files/disk1/629/jbptitbpp-gdl-yualitakar-31422-5-2008ta-a.pdfhttp://eprints.undip.ac.id/34729/5/1723_CHAPTER_II.pdfhttp://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=10&cad=rja&uact=8&ved=0CFQQFjAJ&url=http%3A%2F%2Flib.ui.ac.id%2Ffile%3Ffile%3Ddigital%2F123702-R010826-Studi%2520perilakuLiteratur.pdf&ei=mbcnVfmzLJaGuATGgoDQAw&usg=AFQjCNGXylS0YT4ymUn8e439a1TUbJ0fiA&sig2=uD79cTD90BRMOQIatGmDDw&bvm=bv.90491159,d.c2Ehttp://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/25208/4/Chapter%20II.pdfhttp://digilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-7234-3100100059-bab6.pdfhttp://eprints.undip.ac.id/34701/4/2048_chapter_II.pdfhttp://e-journal.uajy.ac.id/2985/3/2TA12163.pdfhttp://eprints.undip.ac.id3473651729_CHAPTER_II.pdf