Pedoman Umum Kurikulum Bk Ktsp

20
PEDOMAN UMUM KURIKULUM BK KTSP Makalah disusun guna memenuhi tugas Mata Kuliah Telaah Kurikulum Dosen Pengampu DR. Imam Tadjri, M.Pd. oleh 1. Salia Uriepa (1301413062) 2. Dwi Laksmi Danisworo (1301413074) 3. Siti Aisah (1301413088) 4. Eva Fauziyah (1301413090)

description

telaah lurikulum

Transcript of Pedoman Umum Kurikulum Bk Ktsp

Page 1: Pedoman Umum Kurikulum Bk Ktsp

PEDOMAN UMUM KURIKULUM BK KTSP

Makalah

disusun guna memenuhi tugas Mata Kuliah Telaah Kurikulum

Dosen Pengampu DR. Imam Tadjri, M.Pd.

oleh

1. Salia Uriepa (1301413062)

2. Dwi Laksmi Danisworo (1301413074)

3. Siti Aisah (1301413088)

4. Eva Fauziyah (1301413090)

JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2014

Page 2: Pedoman Umum Kurikulum Bk Ktsp

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

B. Rumusan Masalah

C. Tujuan

Page 3: Pedoman Umum Kurikulum Bk Ktsp

BAB II

PEMBAHASAN

A. HAKIKAT KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN

1. Konsep Dasar KTSP

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), seperti kurikulum-

kurikulum lain, dikembangkan dengan banyak pertimbangan dan

direncanakan dalam waktu yang panjang. Beberapa ketentuan yang

melandasinya , prinsip-prinsip pengembangan, acuan operasional, dan

panduan pengembangan komponen-komponennya pun telah disiapkan.

Penyusunan panduan umum tentang KTSP yang benar-benar dapat dan

dengan mudah ditindaklanjuti oleh satuan pendidikan memang tidak mudah.

Di tingkat perumusan konseptual, luasnya wilayah Negara dan perbedaan-

perbedaan demografi, geografi, ekonomi, dan budaya telah menjadi faktor-

faktor yang harus dipertimbangkan masak-masak. Di tingkat penyusunan

langkah-langkah pelaksanaan yang lebiih operasional, penyusunan

kurikulum dan silabusnya juga menjadi hambatan kurikulum yang baik dan

dipastikan akan membawa perubahan.

2. Landasan Pengembangan KTSP

KTSP direncanakan dan dikembangkan dengan beberapa landasan.

Ketentuan-ketentuan ini sebagian termuat di dalam undang-undang dan

peraturan pemerintah sebagai berikut.

a. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 tentang

Sistem Pendidikan Nasional,

b. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005

tentang Strandar Nasional Pendidikan,

c. Peraturan Pemerintah Nomer 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi,

d. Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2006 tentang Standar

Kompetensi Lulusan.

e. Permendiknas No. 24 Tahun 2006 tentang Pelaksanaan permendiknas

no. 22 dan 23.

Page 4: Pedoman Umum Kurikulum Bk Ktsp

Ketentuan-ketentuan ini perlu diketahui dan dipahami karena

memberikan gambaran dan penjelasan awal tentang hal-hal yang mengatur

KTSP.

Dalam UU Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 1 Ayat (19) memuat

ketentuan-ketentuan yang mengatur KTSP, menyatakan bahwa kurikulum

adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan

pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan

kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.

Dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun

2005 Pasal 1 Ayat (15) menyatakan bahwa Kurikulum tingkat satuan

pendidikan adalah kurikulum operasional yang disusun oleh dan

dilaksanakan di masing-masing satuan pendidikan.

3. Prinsip-Prinsip Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

KTSP adalah kurikulum operasional yang disusun oleh dan

dilaksanaan dimasing-masing satuan pendidikan. KTSP terdiri dari tujuan

pendidikan tingkat satuan pendidikan, struktur dan muatan kurikulum

tingkat satuan pendidikan, kalender pendidikan, dan silabus.

KTSP dikembangkan sesuai dengan relevansinya oleh setiap

kelompok atau satuan pendidikan dibawah koordinasi dan supervise dinas

pendidikan atau kantor Departemen Agama Kabupaten/Kota untuk

pendidikan dasar dan provinsi untuk pendidikan menengah. Pengembangan

KTSP mengacu pada SI dan SKL dan berpedoman pada panduan

penyusunan kurikulum yang disusun oleh BSNP, serta memperhatikan

pertimbangan komite sekolah/madrasah. Penyusunan KTSP untuk

pendidikan khusus dikoordinasi dan disupervisi oleh dinas pendidikan

provinsi, dan berpedoman pada SI dan SKL serta panduan penyusunan

kurikulum yang disusun oleh BSNP.

KTSP dikembangkan berdasarkan prinsip-prinsip sebagai berikut:

a. Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan

peserta didik dan lingkungannya: Kurikulum dikembangkan berdasarkan

Page 5: Pedoman Umum Kurikulum Bk Ktsp

prinsip bahwa peserta didik memiliki posisi sentral untuk

mengembangkan kompetensinya agar menjadi masnusia yang beriman

dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,

berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga Negara yang

demokratis serta bertanggung jawab.

Untuk mendukung pencapaian tujuan tersebut pengembangan

kompetensi peserta didik disesuaikan dengan potensi, perkembangan,

kebutuhan, dan kepentingan peserta didik serta tuntutan lingkungan.

Memiliki posisi sentral berarti kegiatan pembelajar berpusat pada peserta

didik.

b. Beragam dan terpadu: Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan

keberagaman karakteristik peserta didik, kondisi daerah, jenjang dan

jenis pendidikan, serta menghargai dan tidak diskriminatif terhadap

perbedaan agama, suku, budaya, adat istiadat, status sosial ekonomi, dan

jender. Kurikulum meliputi substansi komponen muatan wajib

kurikulum, muatan local, dan pengembangan diri secara terpadu, serta

disusun dalam keterkaitan dan kesinambungan yang bermakna dan tepat

antarsubstansi.

c. Tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni:

Kurikulum dikembangkan atas dasar kesadaran bahwa ilmu pengetahuan,

teknologi dan seni yang berkembang secara dinamis. Oleh karena itu,

semangat dan isi kurikulum memberikan pengalaman belajar peserta

didik untuk mengikuti dan memanfaatkan perkembangan ilmu

pengetahuan, teknologi, dan seni.

d. Relevan dengan kebutuhan kehidupan: Pengembangan kurikulum

dilakukan dengan melibatkan pemangku kepentingan (stakeholder) untuk

menjamin relevansi pendidikan dengan kebutuhan kehidupan, termasuk

di dalamnya kehidupan kemasyarakatan, dunia usaha dan dunia kerja.

Oleh karena itu, pengembangan keterampilan pribadi, keterampilan

berpikir, keterampilan sosial, keterampilan akademik, dan keterampilan

vokasional merupakan keniscayaan.

Page 6: Pedoman Umum Kurikulum Bk Ktsp

e. Menyeluruh dan berkesinambungan: Substansi kurikulum mancakup

keseluruhan dimensi kompetensi, bidang kajian keilmuan dan mata

pelajaran yang direncanakan dan disajikan secara berkesinambungan

antarsemua jenjangpendidikan.

f. Belajar sepanjang hayat: Kurikulum diarahkan diarahkan pada proses

pengembangan, pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik yang

berlangsung sepanjang hayat. Kurikulum mencerminkan keterkaitan

antara unsur-unsur pendidikan formal, nonformal, dan informal dengan

memperhatikan kondisi dan tuntutan lingkungan yang selalu berkembang

serta arah pengembangan manusia seutuhnya.

g. Seimbang antara kepentingan nasional dan kepentingan daerah:

Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan kepentingan nasional

dan kepentingan daerah harus saling mengisi dan memberdayakan

sejalan dengan motto Bhineka Tunggal Ika dalam kerangka Negara

Kesatuan Replubik Indonesia (NKRI).

4. Acuan Operasional Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan

Pendidikan

KTSP disusun dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut:

a. Peningkatan iman dan taqwa serta akhlak mulia: Keimanan dan

ketakwaan serta akhlak mulia menjadi dasar pembentukan kepribadian

peserta didik secara utuh. Kurikulum disusun yang memungkinkan

semua mata pelajaran dapat menunjang peningkatan iman dan takwa

serta akhlak mulia.

b. Peningkatan potensi, kecerdasan, dan minat sesuai dengan tingkat

perkembangan dan kemampuan peserta didik: Pendidikan merupakan

proses sistematik untuk meningkatkan martabat manusia secara holistik

yang memungkinkan potensi diri (afektif, kognitif, psikomotor)

berkembang secara optimal. Sejalan dengan itu kurikulum disusun

dengan memperhatikan potensi, tingkat perkembangan, minat,

Page 7: Pedoman Umum Kurikulum Bk Ktsp

kecerdasan intelektual, emosional dan sosial, dan kinestetik peserta

didik.

c. Keragaman potensi dan karakteristik daerah dan lingkungan: Daerah

memiliki potensi, kebutuhan, tantangan, dan keragaman karakteristik

lingkungan. Masing-masing daerah memerlukan pendidikan sesuai

dengan karakteristik daerah dan pengalaman hidup sehari-hari. Oleh

karena itu, kurikulum harus memuat keragaman tersebut untuk

menghasilkan lulusan yang relevan dengan kebutuhan pengembangan

daerah.

d. Tuntutan pembangunan daerah dan nasional : Dalam era otonomi dan

desentralisasi untuk mewujudkan pendidikan yang otonom dan

demokratis perlu memperhatikan keragaman dan mendorong partisipasi

masyarakat dengan tetap mengedepankan wawasan nasional. Untuk itu,

keduanya harus ditampung secara berimbang dan saling mengisi.

e. Tuntutan dunia kerja: Kegiatan pembelajaran harus dapat mendukung

tumbuh kembangnya pribadi peserta didik yang berjiwa kewirausahaan

dan mempunyai kecakapan hidup. Oleh sebab itu, kurikulum perlu

memuat kecakapan hidup untuk membekali peserta didik memasuki

dunia kerja. Hal ini sangat penting terutama bagi satuan pendidikan

kejuruan dan peserta didik yang tidak melanjutkan ke jenjang perguruan

tinggi.

f. Perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni : Pendidikan perlu

mengantisipasi dampak global yang membawa masyarakat berbasis

pengetahuan dimana IPTEKS sangat berperan sebagai penggerak utama

perubahan. Pendidikan harus terus menerus melakukan adaptasi dan

penyesuaian perkembangan IPTEKS sehingga tetap relevan dan

konstektual dengan perubahan. Oleh karena itu, kurikulum harus

dikembangkan secara berkala dan berkesinambungan sejalan dengan

perkembangan Ilmu Pengetahuan, teknologi, dan seni.

g. Agama: Kurikulum harus dikembangkan untuk mendukung peningkatan

iman dan taqwa serta akhlak mulia dengan tetap memelihara toleransi

Page 8: Pedoman Umum Kurikulum Bk Ktsp

dan kerukunan umat beragama. Oleh karena itu, muatan kurikulum

semua mata pelajaran harus ikut mendukung peningkatan iman, taqwa

dan akhlak mulia.

h. Dinamika perkembangan global : Pendidikan harus menciptakan

kemandirian, baik pada individu maupun bangsa, yang sangat penting

ketika dunia digerakkan oleh pasar bebas. Pergaulan antarbangsa yang

semakin dekat memerlukan individu yang mandiri dan mampu bersaing

serta mempunyai kemampuan untuk hidup berdampingan dengan suku

dan bangsa lain.

i. Persatuan nasional dan nilai-nilai kebangsaan: Pendidikan diarahkan

untuk membangun karakter dan wawasan kebangsaan peserta didik yang

menjadi landasan penting bagi upaya memerlukan persatuan dan

kesatuan bangsa dalam kerangka NKRI. Oleh karena itu, kurikulum

harus mendorong berkembangnya wawasan dan sikap kebangsaan serta

persatuan nasional untuk memperkuat keutuhan bangsa dalam wilayah

NKRI.

j. Kondisi dodial budaya masyarakat setempat : Kurikulum harus

dikembangkan dengan memperhatikan karakteristik sosial budaya

masyarakat setempat dan menunjang kelestariankeragaman budaya.

Penghayatan dan apresiasi pada budaya setempat harus terlebih dahulu

ditumbuhkan sebelum mempelajari budaya dari daerah dan bangsa ini.

k. Kesetaraan Jender: Kurikulum harus diarahkan kepada terciptanya

pendidikan yang berkeadilan dan memperhatikan kesetaraan jender.

l. Karakteristik satuan pendidikan: Kurikulum harus dikembangkan sesuai

dengan visi, misi, tujuan, kondisi, dan ciri khas satuan pendidikan.

5. Pengembangan KTSP

KTSP dikembangkan dengan dengan anlisis konteks yang meliputi

analisis terhadap:

a. SI daan SKL sebagai acuan dalam penyusunan KTSP.

Page 9: Pedoman Umum Kurikulum Bk Ktsp

b. Kondisi yang ada di satuan pendidikan yang meliputi peserta didik,

pendidik dan tenaga kependidikan, sarana prasarana, biaya, dan program-

program.

c. Peluang dan tantangan yang ada di masyarakat dan lingkungan sekitar:

komite sekolah, dewan pendidikan, dinas pendidikan, asosiasi profesi,

dunia industri dan dunia kerja, sumber daya alam dan sosial budaya.

Tim penyususn KTSP pada SD, SMP, SMA dan SMK terdiri atas

guru, konselor, dan kepala sekolah sebagai ketua merangkap anggota. Di

dalam kegiatan tim penyusun melibatkan komite sekolah, dan narasumber,

serta pihak lain yang terkait. Supervise dilakukan oleh dinas yan

bertanggung jawab di bidang pendidikan tingkat kabupaten/kota untuk SD

dan SMP dan tingkat provinsi untuk SMA dan SMK.

Tim penyusun kurikulum tingkat satuan pendidikan MI, MTS, MA

dan MAK terdiri atas guru, konselor, dan kepala madrasah sebagai ketua

merangkap anggota. Di dalam kegiatan tim penyusun melibatkan komite

sekolah, dan nara sumber, serta pihak lain yang terkait. Supervisi dilakukan

oleh departemen yang menangani urusan pemerintahan di bidang agama.

Tim penyusun kurikulum tingkat satuan pendidikan khusus (SDLB,

SMPLB, dan SMALB) terdiri atas guru, konselor, kepala sekolah sebagai

ketua merangkap anggota. Di dalam kegiatan tim penyusun melibatkan

komite sekolah, dan nara sumber, serta pihak lain yang terkait. Supervisi

dilakukan oleh dinas provinsi yang bertanggung jawab dibidang pendidikan.

Penyusunan KTSP merupakan bagian dari kegiatan perencanaan

sekolah/madrasah. Kegiatan ini dapat berbentuk rapat kerja dan/atau

lokakarya sekolah/madrasah yang diselenggarakan dalam jangka waktu

sebelum tahun pelajaran baru.

6. Komponen KTSP

KTSP terdiri dari empat komponen utama, yaitu:

a. Tujuan Pendidikan Sekolah,

Page 10: Pedoman Umum Kurikulum Bk Ktsp

b. Struktur dan muatan kurikulum yang mencakup mata pelajaran, muatan

lokal, pengembangan diri, beban belajar, ketuntasan belajar, kenaikan

dan kelulusan, penjurusan, pendidikan kecakapan hidup, pendidikan

berbasis keunggulan lokal dan global,

c. Kalender Pendidikan,

d. Silabus dan RPP.

B. PEDOMAN UMUM KURIKULUM BK KTSP

1. Prinsip Dasar Pelaksanaan BK

a. KTSP sama sekali tidak mengubah prinsip dasar pelaksanaan program

bimbingan dan konseling di sekolah.

b. KTSP memberi peluang kepada setiap guru pembimbing di sekolah

untuk lebih efektif dalam pelaksanaan tugas pelayanannya.

c. Pola yang selama ini dikenal dan dilaksanakan di sekolah tetap

dipertahankan sekaligus dikembangkan dengan semangat KTSP.

d. Penyusunan program BK di sekolah juga tidak mengalami perubahan,

namun semangat pelaksanaannya dikembangkan berdasarkan semangat

KTSP.

2. KTSP dalam Penyusunan Program dan Pelaksanaan Layanan BK di

Sekolah

a. Tujuan penyusunan KTSP adalah agar sekolah (para guru) mampu dan

berani menyusun dan mengembangkan kurikulum sesuai dengan mata

ajar yang menjadi tanggungjawabnya di sekolah, termasuk guru

pembimbing, sehingga kurikulum yang telah disusunnya itu dapat

dilaksanakan pada tingkat satuan pendidikan/sekolah yang bersangkutan.

Dengan kata lain, bahwa kurikulum tingkat satuan pendidikan adalah

kurikulum operasional yang disusun dan dilaksanakan oleh masing-

masing satuan pendidikan.

b. Dalam mengembangkan program bimbingan di sekolah, para guru

pembimbing perlu memperhatikan prinsip-prinsip pengembangan KTSP

Page 11: Pedoman Umum Kurikulum Bk Ktsp

c. Guru pembimbing perlu semakin menyadari bahwa peran serta / kegiatan

yang dilakukan adalah untuk mencapai tujuan pendidikan yaitu:

meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta

keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut.

d. Acuan operasional penyusunan KTSP, termasuk program BK di sekolah

adalah dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut, yaitu:

- peningkatan iman dan takwa serta akhlak mulia

- peningkatan potensi, kecerdasan, dan minat sesuai dengan tingkat

perkembangan dan kemampuan peserta didik

- keragaman potensi dan karakteristik daerah dan lingkungan

- tuntutan pembanguan daerah dan nasional

- tuntutan dunia kerja

- perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni

- agama

- dinamika perkembangan global

- persatuan nasional dan nilai-nilai kebangsaan

- kondisi sosial budaya masyarakat setempat

- kesetaraan jender

- karakteristik satuan pendidikan/sekolah

e. Di antara 5 kelompok mata pelajaran (KMP) pada satuan pendidikan, BK

termasuk di dalam kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia

serta kewarganegaraan dan kepribadian. Sebenarnya BK ada di dalam

semangat dan menjiwai setiap kelompok mata pelajaran. KMP itu adalah:

- agama dan akhlak mulia

- kewarganegaraan dan kepribadian

- ilmu pengetahuan dan teknologi

- estetika

- jasmani, olahraga, dan kesehatan

f. Program BK di sekolah harus mendasarkan diri pula pada pendidikan

kecakapan hidup yang meliputi:

- kecakapan pribadi

Page 12: Pedoman Umum Kurikulum Bk Ktsp

- kecakapan sosial

- kecakapan akademik

- kecakapan vokasional

3. Pengembangan Diri dan BK dalam KTSP

Dalam struktur kurikulum pendidikan umum, dijelaskan bahwa

pengembangan diri bertujuan memberikan kesempatan kepada peserta didik

untuk mengembangkan dan mengekspresikan diri sesuai dengan kebutuhan,

bakat, dan minat setiap peserta didik sesuai dengan kondisi sekolah.

Kegiatan pengembangan diri dapat juga dilakukan melalui kegiatan

pelayanan koneling yang berkenaan dengan masalah pribadi dan kehidupan

sosial, belajar, dan pembentukan karir peserta didik.

Kegiatan pengembangan diri dapat dilakukan sebagai berikut:

a. Dapat difasilitasi dan dibimbing oleh guru, konselor, atau tenaga

kependidikan yang lain yang memiliki kemampuan dalam membantu

pengembangan diri peserta didik.

b. Bagi sekolah yang sudah memiliki guru BK, kegiatan pengembangan diri

dapat dilakukan oleh guru BK, tetapi bagi sekolah yang belum memiliki

guru BK (terutama sekolah dasar) dapat dilakukan oleh wali kelas, guru

mata pelajaran agama, guru kesenian, atau guru lain yang sesuai.

c. Dapat dilakukan oleh kepala sekolah, atau tenaga kependidikan lain yang

kompeten.

d. Dapat dilakukan dalam bentuk bimbingan dan konseling atau dalam

bentuk kegiatan ekstrakurikuler.

e. Bagi peserta didik SMK/MAK lebih ditekankan pada pengembangan

kreativitas dan pengembangan karir.

f. Dapat dilakukan di kelas selama 2 jam pembelajaran, tetapi dapat

dilakukan di luar kelas.

g. Kegiatan pengembangan diri bisa bekerjasama dengan masyarakat, dunia

usaha, dunia industri, dan lembaga swadaya masyarakat yang ada di

lingkungan sekolah.

Page 13: Pedoman Umum Kurikulum Bk Ktsp

BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

DAFTAR PUSTAKA

http://rifqikonseling.blogspot.com/2011/01/kedudukan-bk-dalam-ktsp.html

Susanto. 2007. Pengembangan KTSP Dengan Perspektif Manajemen Visi. Matapena.

Sutadji, Iman, 1994, Petunjuk Pelaksanaan Kurikulum BK, Jakarta: BPPSPM Dikmenum

Badan Standar Nasional Pendidikan, 2006, KTSP

Mulyasa, S. 2009. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.