Pedoman Pelayanan Instalasi Gawat Darurat

10
PEDOMAN PELAYANAN INSTALASI GAWAT DARURAT RSUD PROF DR SOEKANDAR KABUPATEN MOJOKERTO A. Tujuan Instalasi gawat darurat dapat memberikan pelayanan gawat darurat kepada masyarakat yang menderita penyakit akut dan mengalami kecelakaan, sesuai dengan standar. Kriteria : a. Rumah Sakit menyelenggarakan pelayanan gawat darurat secara terus menerus selama 24 jam, 7 hari dalam seminggu. b. Ada instalasi gawat darurat yang tidak terpisah secara fungsional dari unit-unit pelayanan lainnya di rumah sakit. c. Ada kebijakan / peraturan / prosedur tertulis tentang pasien yang tidak tergolong akut gawat akan tetapi datang untuk berobat di instalasi gawat darurat. d. Adanya evaluasi tentang fungsi instalasi gawat darurat disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat. e. Penelitian dan pendidikan akan berhubungan dengan fungsi instalasi gawat darurat dan kesehatan masyarakat harus diselenggarakan. B. Administrasi dan Pengelolaan

description

pedoman pelayanan IGD secara baik dan benar

Transcript of Pedoman Pelayanan Instalasi Gawat Darurat

Page 1: Pedoman Pelayanan Instalasi Gawat Darurat

PEDOMAN PELAYANAN INSTALASI GAWAT DARURAT

RSUD PROF DR SOEKANDAR

KABUPATEN MOJOKERTO

A. Tujuan

Instalasi gawat darurat dapat memberikan pelayanan gawat darurat

kepada masyarakat yang menderita penyakit akut dan mengalami

kecelakaan, sesuai dengan standar.

Kriteria :

a. Rumah Sakit menyelenggarakan pelayanan gawat darurat

secara terus menerus selama 24 jam, 7 hari dalam seminggu.

b. Ada instalasi gawat darurat yang tidak terpisah secara

fungsional dari unit-unit pelayanan lainnya di rumah sakit.

c. Ada kebijakan / peraturan / prosedur tertulis tentang pasien

yang tidak tergolong akut gawat akan tetapi datang untuk

berobat di instalasi gawat darurat.

d. Adanya evaluasi tentang fungsi instalasi gawat darurat

disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat.

e. Penelitian dan pendidikan akan berhubungan dengan fungsi

instalasi gawat darurat dan kesehatan masyarakat harus

diselenggarakan.

B. Administrasi dan Pengelolaan

Instalasi gawat darurat harus dikelola dan diintegrasikan dengan

instalasi /unit lainnya di rumah sakit.

Kriteria :

a. Ada dokter terlatih sebagai kepala instalasi gawat darurat yang

bertanggung jawab atas pelayanan di instalasi gawat darurat.

b. Ada perawat sebagai penanggung jawab pelayanan

keperawatan gawat darurat.

c. Semua tenaga dokter dan keperawatan mampu melakukan

teknik pertolongan hidup dasar (Basic Life Support).

Page 2: Pedoman Pelayanan Instalasi Gawat Darurat

d. Ada program penanggulangan korban massal, bencana

(disaster plan) terhadap kejadian di dalam rumah sakit ataupun

di luar rumah sakit.

e. Semua staf / pegawai harus menyadari dan mengetahui

kebijakan dan tujuan dari unit. Pengertian : meliputi kesadaran

sopan santun, keleluasaan pribadi (privacy), waktu tunggu,

bahasa, pebedaan, rasial / suku, kepentingan konsultasi dan

bantuan sosial serta bantuan keagamaan.

f. Ada ketentuan tertulis tentang manajemen informasi medis

(prosedur) rekam medik.

g. Semua pasien yang masuk harus melalui triase.

Pengertian :

Bila perlu triase dilakukan sebelum identifikasi. Triase harus

dilakukan oleh dokter atau perawat senior yang berijazah /

berpengalaman. Triase sangat penting untuk penilaian

kegawatdaruratan pasien dan pemberian pertolongan / terapi

sesuai dengan derajat kegawatdaruratan yang dihadapi.

Petugas triase juga bertanggungjawab dalam organisasi dan

pengawasan penerimaan pasien dan daerah ruang tunggu.

h. Rumah Sakit yang hanya dapat memberi pelayanan terbatas

pada pasien gawat darurat harus dapat mengatur untuk rujukan

ke rumah sakit lainnya.

Kriteria :

Ada ketentuan tertulis indikasi tentang pasien yang

dirujuk ke rumah sakit lainnya

Ada ketentuan tertulis tentang pendamping pasien yang

ditransportasi.

i. Pasien dengan kegawatan yang mengancam nyawa harus

selalu diobservasi dan dipantau oleh tenaga terampil dan

mampu.

Pengertian :

Pemantauan terus dilakukan sewaktu transportasi ke bagian lain

dari rumah sakit atau rumah sakit yang satu ke rumah sakit

yang lainnya dan pasien harus didampingi oleh tenaga yang

Page 3: Pedoman Pelayanan Instalasi Gawat Darurat

terampil dan mampu memberikan pertolongan bila timbul

kesulitan.

j. Tenaga cadangan untuk unit harus diatur dan disesuaikan

dengan kebutuhan. Kriteria :

Ada jadwal jaga harian bagi konsulen, dokter dan

perawat serta petugas nonmedis yang bertugas di

instalasi gawat darurat.

Pelayanan radiologi, hematologi, kimia, mikrobiologi

dan patologi harus diorganisir / diatur sesuai

kemampuan pelayanan rumah sakit.

Ada pelayanan transfusi darah selama 24 jam.

Ada ketentuan tentang pengadaan peralatan obat-

obatan life saving, dan cairan infus sesuai dengan

stándar dalam Buku Pedoman Pelayanan Gawat

Darurat Kemenkes yang berlaku.

k. Pasien yang dipulangkan harus mendapat petunjuk dan

penerangan yang jelas mengenai penyakit dan pengobatan

selanjutnya.

l. Rekam medik harus disediakan untuk setiap kunjungan.

Pengertian :

Sistem yang optimum adalah bila rekam medik unit gawat

darurat menyatu dengan rekam medik rumah sakit. Rekam

medik harus dapat melayani selama 24 jam. Bila hal ini tidak

dapat diselenggarakan setiap pasien harus dibuatkan rekam

medik sendiri. Rekam medik untuk pasien minimal harus

mencantumkan :

Tanggal dan waktu datang.

Catatan penemuan klinik, laboratorium, dan radiologi.

Pengobatan dan tindakan yang jelas dan tepat serta

waktu keluar dari instalasi gawat darurat.

Identitas dan tanda tangan dari dokter yang menangani.

m. Ada bagan / struktur organisasi tertulis disertai uraian tugas

semua petugas lengkap dan sudah dilaksanakan dengan baik.

Page 4: Pedoman Pelayanan Instalasi Gawat Darurat

C. Staf dan Pimpinan Instalasi Gawat Darurat

Instalasi gawat darurat harus dipimpin oleh dokter, dibantu oleh tenaga

medis keperawatan dan tenaga lainnya yang telah mendapat pelatihan

penanggulangan gawat darurat (PPGD). Kriteria :

a. Jumlah, jenis dan kualifikasi tenaga yang tersedia di Instalasi /

instalasi gawat darurat harus sesuai dengan kebutuhan

pelayanan.

b. Unit harus mempunyai bagan organisasi yang dapat

menunjukkan hubungan antara staf medis, keperawatan, dan

penunjang medis serta garis otoritas, dan tanggung jawab.

c. Instalasi gawat darurat harus ada bukti tertulis tentang

pertemuan staf yang dilakukan secara tetap dan teratur

membahas masalah pelayanan gawat dan langkah

pemecahannya.

d. Rincian tugas tertulis sejak penugasan harus selalu ada bagi

tiap petugas.

e. Pada saat mulai diterima sebagai tenaga kerja harus selalu ada

bagi tiap petugas.

f. Harus ada program penilaian untuk kerja sebagai umpan balik

untuk seluruh staf

g. Harus ada daftar petugas, alamat dan nomor telefon.

D. Fasilitas dan Peralatan

Fasilitas yang disediakan di instalasi / unit gawat darurat harus

menjamin efektivitas dan efisiensi bagi pelayanan gawat darurat dalam

waktu 24 jam, 7 hari seminggu secara terus menerus.

Kriteria :

a. Di instalasi gawat darurat harus ada petunjuk dan informasi

yang jelas bagi masyarakat sehingga menjamin adanya

kemudahan, kelancaran dan ketertiban dalam memberikan

pelayanan kepada masyarakat.

b. Letak unit / instalasi harus diberi petunjuk jelas sehingga dapat

dilihat dari jalan di dalam maupun di luar rumah sakit.

Page 5: Pedoman Pelayanan Instalasi Gawat Darurat

c. Ada kemudahan bagi kendaraan roda empat dari luar untuk

mencapai lokasi instalasi gawat darurat di rumah sakit, dan

kemudahan transportasi pasien dari dan ke arah dalam rumah

sakit.

d. Ada pemisahan tempat pemeriksaan dan tindakan sesuai

dengan kondisi penyakitnya.

e. Daerah yang tenang agar disediakan untuk keluarga yang

berduka atau gelisah.

f. Besarnya rumah sakit menentukan perlu tidaknya :

Ruang penyimpanan alat steril, obat cairan infus, alat

kedokteran serta ruangpenyimpanan lain.

Ruang kantor untuk kepala staf, perawat, dan lain-lain.

Ruang pembersihan dan ruang pembuangan.

Ruang rapat dan ruang istirahat.

Kamar mandi.

g. Ada sistem komunikasi untuk menjamin kelancaran hubungan

antara instalasi gawat darurat dengan :

Unit lain di dalam dan di luar rumah sakit terkait.

Rumah sakit dan sarana kesehatan lainnya.

Pelayanan ambulan.

Unit pemadam kebakaran.

Konsulen KSMF di instalasi gawat darurat.

h. Harus ada pelayanan radiologi yang di organisasi dengan baik

serta lokasinya berdekatan dengan instalasi gawat darurat.

Pengertian :

Pelayanan radiologi harus dapat dilakukan di luar jam kerja.

Pelayanan radiologi sangat penting dan dalam unit yang besar

harus terletak di dalam unit. Harus tersedia untuk membaca foto

untuk akomodasi staf radiologi. Tersedianya alat dan obat untuk

Life Saving sesuai dengan standar pada Buku Pedoman

Pelayanan Gawat Darurat yang berlaku.

E. Kebijakan dan Prosedur

Page 6: Pedoman Pelayanan Instalasi Gawat Darurat

Harus ada kebijakan dan prosedur pelaksanaan tertulis di instalasi

yang selalu ditinjau dan disempurnakan (bila perlu) dan mudah dilihat

oleh seluruh petugas.

Kriteria :

a. Ada petunjuk tertulis / SOP untuk menangani :

kasus perkosaan- kasus keracunan massal

asuransi kecelakaan

kasus dengan korban massal

kasus lima besar gawat darurat murni (true emergency)

sesuai dengan data morbiditas instalasi / unit gawat

darurat

kasus kegawatan di ruang rawat

b. Ada prosedur media tertulis yang antara lain berisi :

Tanggung jawab dokter

Batasan tindakan medis

Protokol medis untuk kasus-kasus tertentu yang

mengancam jiwa

c. Ada prosedur tetap mengenai penggunaan obat dan alat untuk

life saving sesuai dengan standar.

d. Ada kebijakan dan prosedur tertulis tentang ibu dalam proses

persalinan normal maupun tidak normal.

F. Pengembangan Staf dan Program Pendidikan

Instalasi gawat darurat dapat dimanfaatkan untuk pendidikan dan

pelatihan (in service training) dan pendidikan berkelanjutan bagi

petugas.

Kriteria :

a. Ada program orientasi / pelatihan bagi petugas baru yang

bekerja di instalasi gawat darurat.

b. Ada program tertulis tiap tahun tentang peningkatan ketrampilan

bagi tenaga di instalasi gawat darurat.

c. Ada latihan secara teratur bagi petugas instalasi unit gawat

Darurat dalam keadaan menghadapi berbagai bencana

(disaster)

Page 7: Pedoman Pelayanan Instalasi Gawat Darurat

d. Ada program tertulis setiap tahun bagi peningkatan ketrampilan

dalam bidang gawat darurat untuk pegawai rumah sakit dan

masyarakat.

G. Evaluasi dan Pengendalian Mutu

Ada upaya secara terus menerus menilai kemampuan dan hasil

pelayanan instalasi/ unit gawat darurat. Kriteria :

a. Ada data dan informasi mengenai :

Jumlah kunjungan

Kecepatan pelayanan (respon time)

Pola penyakit / kecelakaan (10 terbanyak)

Angka kematian

b. Instalasi gawat darurat harus menyelenggarakan evaluasi

terhadap pelayanan kasus gawat darurat sedikitnya satu kali

dalam setahun.

c. Instalasi gawat darurat harus menyelenggarakan evaluasi

terhadap kasus-kasus tertentu sedikitnya satu kali dalam

setahun.

(sumber : Standar Pelayanan Rumah Sakit, Direktorat Rumah Sakit Umum

danPendidikan, Direktorat Jenderal Pelayanan Medik, Depkes, 1999, Edisi

Ke-II,Cetakan Kelima)