PCL NEW.docx

download PCL NEW.docx

of 9

Transcript of PCL NEW.docx

ABSTRAKPancasila sebagai pandangan hidup bangsa, berarti bahwa nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila itu dijadikan tuntunan dan pegangan dalam mengatur sikap dan tingkah laku manusia. Globalisasi adalah fenomena dimana batasan-batasan antar negara seakan memudar karena terjadinya berbagai perkembangan khususnya di bidang teknologi dan komunikasi. Bangsa Indonesia tidak bisa menghindari adanya tantangan globalisasi tersebut apabila tidak ada pelindung ,maka dari itu dengan menjadikan pancasila sebagai pedoman dalam menghadapi globalisasi, maka bangsa Indonesia akan tetap bisa menjaga eksistensi dan jatidiri bangsa Indonesia. Artikel ini menggunakan metode pustaka, data yang diperoleh melalui bahan-bahan yang berasal dari buku-buku penelitian yang berkaitan dan membahas tentang pergeseran pancasila di era globalisasi. Berbagai dampak negatif terjadi dikarenakan manusia lebih banyak mengambil hal-hal negatif dari pada hal-hal positif. Kehadiran globalisasi tentunya membawa pengaruh di berbagai yaitu bidang kehidupan seperti kehidupan politik, ekonomi, ideologi, sosial budaya dan lain- lain akan mempengaruhi nilai- nilai nasionalisme terhadap bangsa.

Kata kunci: Ideologi pancasila, Pergeseran ideologi, Globalisasi

Fikri Nur Latifatul Qolbi dan Rizki Bella Mulyaningsasi, PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS JEMBER 2014

PENDAHULUANPancasila merupakan dasar ideologi Negara Republik Indonesia secara resmi tercantum di dalam alinea ke-empat pembukaan undang-undang dasar 1945, yang ditetapkan oleh PPKI tanggal 18 Agustus 1945. Di masyarakat Indonesia dengan pernyataan "Bangsa yang besar adalah yang memiliki jati diri". Apa sesungguhnya jati diri bangsa Indonesia yang terdiri dari kepulauan dan berbagai suku bangsa memiliki dasar negara Pancasila dengan Bhineka Tunggal Ika, pada dasarnya pancasila sebagai dasar negara, sebagai ideologi nasional yang menjadi cita-cita dan tujuan negara yang harus dilaksanakan secara konsisten terutama bisa menghadapi maraknya masalah ere globalisasi yang sekarang ini dengan ditandainya nilai-nilai pancasila, baik nilai positif maupun nilai negatif. Selain itu juga mempunyai peran penting sebagai ideologi pancasila dalam menghadapi adanya era yang muncul. Republik Indonesia, TAP MPR RI No. V/MPR/ 2000, tentang pemantapan Persatuan dan Kesatuan Nasional, menjadikan Pancasila sebagai ideologi negara yang terbuka dengan membuka wacana dan dialog terbuka di dalam masyarakat sehingga dapat menjawab tantangan sesuai dengan visi Indonesia masa depan. Kekurang pahaman akan Pancasila sebagai ideologi menyebabkan terjadinya banyak penyimpangan dalam sikap dan perilaku dikalangan masyarakat yang seharusnya menjadi teladan bagi masyarakat. Untuk itu perlu persepsi yang sama, khususnya dikalangan masyarakat akan Pancasila sebagai ideolagi dan dapat memahami nilai-nilai yang terkandung didalamnya sehingga penerapan kehidupan sehari-hari untuk sukses hidup berbangsa dan bernegara sebagai perwujudan bhineka tunggal ika dan persatuan Indonesia.

Rumusan MasalahBerdasarkan latar belakang di atas, perumusan masalah yang akan dibahas yaitu:1. Apa saja nilai-nilai pada ideologi pancasila?2. Apa pengaruh yang terjadi dari globalisasi?3. Apa saja bentuk-bentuk globalisasi?4. Bagaimana pergeseran pancasila sebagai ideologi ditengah globalisasi?

Tujuan Dari perumusan di atas, tujuan yang hendak dicapai dalam penyusunan makalah ini yaitu:1. untuk mengetahui apa saja nilai-nilai pada ideologi pancasila2. untuk mengetahui apa pengaruh yang terjadi dari globalisasi3. untuk mengetahui apa saja bentuk-bentuk globalisasi4. untuk mengetahui bagaimana pergeseran pancasila sebagai ideologi ditengah globalisasi

ManfaatSesesuai dengan tujuan diatas maka hasil makalah penyusunan diatas diharapkan dapat bemanfaat1. Menambah pengetahuan dan wawasan bagi penyusun.2. Mengetahui apa saja nilai-nilai pada ideologi pancasila3. Mengetahui apa pengaruh yang terjadi dari globalisasi4. Mengetahui apa saja bentuk-bentuk globalisasi5. Mengetahui bagaimana pergeseran pancasila sebagai ideologi ditengah globalisasi

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pergeseran Pancasila sebagai Ideologi ditengah GlobalisasiPerkembangan barang-barang seperti telepon genggam, televisi satelit, daninternet menunjukkan bahwa komunikasi global terjadi demikian cepatnya. Sadar atau tidak barang-barang seperti yang disebutkan tadi dapat memperpendek jarak, ruang, dan waktu. Katakanlah pada tahun sebelum kemerdekaan, jika ada seseorang ingin menyampaikan sesuatu dan ingin melihat paras orang tersebut mereka haruslah bertemu namun pada abad ke-20 ini itu tidak perlu dilakukan sebab sudah ada smart phone dengan aplikasi 3G (dimana aplikasi ini dapat memungkinkan kita berkomunikasi 2 arah dengan memunculkan paras lawan komunikasinya tanpa melihat jarak dan waktu) yang sudah banyak dipasaran, sadar atau tidak masuknya smart phone ke Indonesia adalah salah satu dampak globalisasi tersebut dapat memperpendek jarak dan waktu, adanya internet dapat memberikan informasi yang kita butuhkan, serta dapat menjadi media untuk mengeksplorasi kemampuan individu baik dalam kreatifitas maupun pendidikan.Terlepas dari itu, di bidang industri (dalam segi teknis) juga mengalami pertumbuhan yang sangat besar dibandingkan pada masa saat nenek kita kecil. Hal itu dapat dilihat dari banyaknya mesin-mesin yang digunakan dalam proses produksi sehingga dapat menghasilkan produk lebih banyak dengan waktu yang relatif singkat. Mesin-mesin tersebut tercipta karena adanya globalisasi sehingga ada pergeseran pada proses, waktu tempuh, dan jumlah yang dihasilkan. Setiap pergeseran atau perubahan pasti ada baik dan buruknya, jika dilihat dari segi positif dampak globalisasi (khususnya dibidang industri) dapat mempercepat masa produksi, tidak membutuhkan banyak orang untuk proses produksi, produksi yang dihasilkan lebih banyak. Jika dilihat dari segi negatif, dampak globalisasi dibidang ini antara lain mengurangi ketersediaan lapangan pekerjaan (seharusnya untuk 1x produksi membutuhkan 30-40 orang, akibat masuknya arus globalisasi untuk 1x produksi hanya membutuhkan 15-20 orang), menimbulkan polusi dan melonjaknya permintaan bahan bakar (sebab banyaknya industri-industri yang menggunakan mesin). Tak kalah dengan bidang industri dan komunikasi peningkatanpun terjadi pada sistem interaksikulturalmelalui perkembangan media massa (terutama televisi, film, musik, dan transmisi berita dan olah raga internasional). saat ini, kita dapat mengonsumsi dan mengalami gagasan dan pengalaman baru mengenai hal-hal yang melintasi beraneka ragam budaya, misalnya dalam bidangfashion, literatur, dan makanan. Namun pada sektor ini dapat sangat membahayakan kedudukan budaya asli Indonesia, norma-norma yang ada sebelum datangnya globalisasi (contoh: pada masa ibu kita masih kecil semua anak perempuan memakai rok dengan panjang dibawah mata kaki, baju panjang tidak ketat dan terawang, serta berkerudung namun karena adanya globalisasi [masuknya kebiasaan orang barat ke Indonesia lewat televisi] terjadi pergeseran norma-norma yang dulu pernah ada, bahkan sekarang ini sudah tergerus globalisasi).Berkaitan dengan dampak negatif globalisasi dari masing-masing bidang akan meningkatkan tindak kriminal di Indonesia, misal: banyaknya copet akibat PHK besar-besaran ditingkat industry sebab pemilik industry memutuskan untuk menggunakan mesin sebagai alat produksi, banyaknya kasus pemerkosaan akibat masuknya kebiasaan orang barat yang tidak sesuai dengan norma yang berlaku di Indonesia.KennedydanCohenmenyimpulkan bahwa transformasi ini telah membawa kita pada globalisme, sebuah kesadaran dan pemahaman baru bahwaduniaadalah satu.Giddensmenegaskan bahwa kebanyakan dari kita sadar bahwa sebenarnya diri kita turut ambil bagian dalam sebuahdunia yang harus berubah tanpa terkendaliyang ditandai dengan selera dan rasa ketertarikan akan hal sama, perubahan dan ketidakpastian, serta kenyataan yang mungkin terjadi. Sejalan dengan itu,Peter Druckermenyebutkan globalisasi sebagaizaman transformasi sosial. Dari pernyataan tersebut tidak bisa dipungkiri lagi bahwa di abad ke-20 kemajuan yang sangat signifikan (dibidang komunikasi, teknologi, sains, industri, ekonomi, serta sistem interaksi) dan akan terus berkembang seiring berjalannya waktu. Hal ini tentu sangat dirasakan oleh Indonesia baik dari segi manfaat ataupun dampak yang ditimbulkan, sebab Indonesia merupakan Negara dengan multikultural (terdiri dari berbagai macam ras, suku, dan agama) yang disatukan dalam satu pemerintahan dengan ideologi Pancasila yang berazaskan Bhineka Tunggal Ika dimana dasar hukum terletak pada Undang-undang Dasar 1945. Jika dampak globalisasi sangatlah besar dibidang-bidang yang tumbuh dibawah naungan pemerintah Indonesia. Mungkin sempat tersirat pertanyaan Bagaimana dampak globalisasi itu sendiri terhadap Ideologi yang dianut oleh Indonesia? Untuk itu kita bahas asal-muasal penetapan ideologi yang dilakukan Indonesia. Sejak negara Indonesia merdeka pada tanggal 17 Agustus 1945 sampai era reformasi saat ini dipandang dari sudut perkembangan demokrasi sejarah Indonesia, negara kita dalam menjalankan roda pemerintahan dengan menggunakan demokrasidibagi dalam empat masa: 1. Masa Repubik Indonesia I (1945-1959) yang sering disebut era Demokrasi Liberal dengan ideologi Liberalisme, yang dilandasi oleh paham individualisme dimana paham tersebut menjamin kebebasan (dalam konteks seluas-luasnya) tiap-tiap warga negara dalam memperjuangkan hidupnya, sehingga negara berfungsi sebagai penjaga malam. 2. Masa Republik Indonesia II (1959-1965) atau lebih dikenal era Orde Lama (Demokrasi Terpimpin), pada era ini ideologi yang digunakan tetap Liberalisme meskipun sudah dibatasi secara formal oleh Penpres No. 7 Tahun 1959 tentang Syarat-syarat dan Penyederhanaan Kepartaian pada era ini pula mulai diperkenalkannya nasionalisme, agama, dan komunisme (Nasakom) dimana gagasan tersebut menjadi acuhan partai-partai politik pada era itu, dan dalam kondisi tersebut tokoh politik dapat memelihara keseimbangan politik(Rusadi Kantaprawira,2006: 196). 3. Masa Republik Indonesia III (1965-1998) atau yang lebih dikenal era Orde Baru (Demokrasi Pancasila) namun pada sistem demokrasi ini yang digunakan sebagai landasan ideologi pada dasarnya bukanlah Pancasila, melainkan menerapkan Kultur ABS ([asal bapak senang] juga sangat kuat dalam era ini. Sifat birokrasi yang bercirikan patron-klien melahirkan tipe birokrasi patrimonial, yakni suatu birokrasi dimana hubungan-hubungan yang ada, baik intern maupun ekstern adalah hubungan antar patron dan klien yang sifatnya sangat pribadi dan khas, dan hal ini mengindikasikan bahwa budaya politik yang berkembang pada era Orde Baru adalah budaya politik subjek. Dimana semua keputusan dibuat oleh pemerintah, sedangkan rakyat hanya bisa tunduk di bawah pemerintahan otoriterianisme Soeharto. Kalaupun ada proses pengambilan keputusan hanya sebagai formalitas karena yang keputusan kebijakan publik yang hanya diformulasikan dalam lingkaran elit birokrasi dan militer. Mengapa demikian? sebab pada era ini Pancasila hanya digunakan sebagai penarik simpati masyarakat yang rindu akan sistem pemerintahan yang Demokratis dan sesuai Pancasila. 4. Yang terakhir dan berlaku sampai saat ini adalah masa Republik Indonesia IV (1998-sekarang) atau yang lebih dikenal dengan era Reformasi, pada era ini telah menggunakan pancasila sebagai ideologi bangsa Indonesia (meskipun pada dasarnya penetapan secara hukum atas hal ini sudah sejak 1 juni 1945) dan Undang-undang Dasar 1945 sebagai dasar hukum yang harus dipatuhi.

Nilai-nilai pada ideologi pancasilaNilai-nilai ketuhanan (religiositas) sebagai sumber etika dan spiritualitas (yang bersifat vertikal-transendental) dianggap penting sebagai fundamen etik kehidupan bernegara. Indonesia bukanlah negara sekular yang ekstrem, yang memisahkan agama dan negara dan berpretensi untuk menyudutkan peran agama ke ruang privat/komunitas. Namun, Indonesia juga bukan negara agama, yang hanya merepresentasikan salah satu (unsur) agama dan memungkinkan agama untuk mendikte negara. Peran agama dan negara tidak perlu dipisahkan, melainkan dibedakan. Dengan syarat bahwa keduanya saling mengerti batas otoritasnya masing-masing yang disebut dengan istilah toleransi-kembar (twin tolerations).Nilai-nilai kemanusiaan universal yang bersumber dari hukum Tuhan, hukum alam, dan sifat-sifat sosial manusia (yang bersifat horizontal) dianggap penting sebagai fundamen etika-politik kehidupan bernegara dalam pergaulan dunia. Prinsip kebangsaan yang luas yang mengarah pada persaudaraan dunia itu dikembangkan melaui jalan eksternalisasi dan internalisasi. Nilai-nilai persatuan bersumber dari internalisasi nilai-nilai persaudaraan kemanusiaan ini, Indonesia adalah negara persatuan kebangsaan yang mengatasi paham golongan dan perseorangan. Persatuan dari kebhinekaan masyarakat Indonesia dikelola berdasarkan konsepsi kebangsaan yang mengekspresikan persatuan dalam keragaman, dan keragaman dalam persatuan , yang dalam slogan negara dinyatakan dengan ungkapan bhineka tunggal ika.Nilai-nilai permusyawaratan sebagai semangat menjunjung tinggi kedaulatan rakyat adalah aktualisasi dari nilai ketuhanan, nilai kemanusiaan, dan nilai serta cita-cita kebangsaan yakni semangat permusyawaratan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan. Dalam prinsip musyawarah-mufakat, keputusan dipimpin oleh hikmat/kebijaksanaan yang memuliakan daya-daya rasionalitas deliberatif dan kearifan setiap warga tanpa pandang bulu.Nilai keadilan sosial menurut Pancasila, yakni nilai ketuhanan, nilai kemanusian, nilai dan cita kebangsaan, serta demokrasi permusyawaratan itu memperoleh kepenuhan artinya sejauh dapat mewujudkan keadilan sosial. Di satu sisi, perwujudan keadilan sosial itu harus mencerminkan imperatif etis keempat sila lainnya..

Pancasila sebagai ideologi mempunyai makna sebagai berikut:1. Nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila menjadi cita-cita normatif penyelenggaraan bernegara.2. Nilai-nilai yang tekandung dalam Pancasila merupakan nilai yang disepakati bersama dan oleh karena itu menjadi salah satu sarana pemersatu (integrasi) masyarakat Indonesia.

Pancasila Sebagai Ideologi TerbukaPancasila sebagai suatu ideologi tidak bersifat kaku dan tertutup, namun bersifat terbuka. Hal ini dimaksudkan bahwa ideologi Pancasila adalah bersifat aktual, dinamis, antisipatif dan senantiasa mampu menyesuaikan dengan perkembangan zaman.Sebagai suatu ideologi yang bersifat terbuka maka Pancasila memiliki dimensi sebagai berikut:1. Dimensi idealis: yaitu nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila bersifat sistematis dan rasional yaitu hakikat nilai-nilai yang terkandung dalam lima sila Pancasila: Ketuhanan2. Dimensi normative: yaitunilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila perlu dijabarkan dalam suatu sistem normatif, sebagaimana terkandung dalam Pembukaan UUD 1945 yang memilki kedudukan tinggi yang di dalamnya memuat Pancasila dalam alinea IV3. Dimensi realitas: yaitusuatu ideologi harus mampu mencerminkan realitas yang hidup dan berkembang dalam masyarakat.4. Akibat hubungan bisnis (perdagangan) yang telah menyatukan kehidupan manusia maka timbul kesadaran yang lebih intern terhadap hah-hakdan kewajiban asasi manusia.

Pengaruh dari globalisasiBanyak sejarawan yang menyebut globalisasi sebagai fenomena di abad ke-20 ini yang dihubungkan dengan bangkitnya ekonomi internasional. Padahal interaksi dan globalisasi dalam hubungan antar bangsa di dunia telah ada sejak berabad-abad yang lalu.Globalisasi adalah fenomena dimana batasan-batasan antar negara seakan memudar karena terjadinya berbagai perkembangan di segala aspek kehidupan,khususnya di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi. Dengan terjadinya perkembangan berbagai aspek kehidupan khususnya di bidang iptek maka manusia dapat pergi dan berpindah ke berbagai negara dengan lebih mudah serta mendapatkan berbagai informasi yang ada dan yang terjadi di dunia. Namun fenomena globalisasi ini tidak selalu memberi dampak positif, berbagai perubahan yang terjadi akibat dari globalisasi sudah sangat terasa, baik itu di bidang politik, ekonomi, sosial, budaya, dan teknologi informasi. Berbagai dampak negatif terjadi dikarenakan manusia kurang bisa memfilter dampak dari globalisasi sehingga lebih banyak mengambil hal-hal negatif dari pada hal-hal positif yang sebenarnya bisa lebih banyak kita dapatkan dari fenomena globalisasi ini. Kemajuan pesat teknologi dalam wujud Triple T Revolution, telekomunikasi atau informasi, transportasi dan Trade (perdagangan bebas) Manusia ingin hidup bersama saling bantu,saling menguntungkan di dunia.Solidaritas umat manusia semakin kental dan semakin bersatu karena itu menuntut pula pendidikan yang lebih baik,derajat kesehatan yang lebih tinggi,penghapusan kemiskinan,dan hidup bersama dalam suasana damai.Dengan timbulnya era globalisasi akan dapat kita rasakan pengaruh yang terjadi dalam kehidupan dilihat dari sisi positif dan negatifnya.Pengaruh positif,antara lain:1. Mempunyai dimensi-dimensi baru yang tidak dikenal seperti kriminalitas internasional,pembajakan dan terorisme internasional.2. Di satu pihak,ekonomi global menuju kesatuan 3. Pandangan kedepan masyarakat akan terbentuk menjadi masyarakat yang meritokrais yaitu masyarakat yang menghargai prestasi dari pada statusnya dalam organisasi.Pengaruh negative,antara lain:1. Terjadinya Tren politik lahirnya ratusan Negara baru2. Apabila kita mengenal budaya-budaya yang terkait pada waktu dan tempat yang beranekaragam dengan kekhasannya,kini dengan proses globalisasi menjadi ancaman.3. Kontak budaya tidak terelakkan akibat komunikasi yang semakin lancar dan terjadilah refitalisasi nilai budaya yang memungkinkan munculnya sinkritisme budaya yang sifatnya transnasional4. Akibat eksploitasi sumber daya,gaya hidup yang konsumerisme ,urbanisasi dan pembangunan yang ekstensif dengan segala aksesnya menjadi bencana bagi umat manusia dan makhluk hidup lainnya di planet bumi yang hanya satu ini5. Manusia yang tidak mampu mengimbangi/menghadapi tantangan terhadap globalisasi .maka akan mendapat sebutan sebagai orang tertinggal.

3.3 Bentuk bentuk globalisasi:Globalisasi telah menyebabkan arus informasi dan komunikasi antaran masyarakat hal ini menyebabkan pengaruh dalam bidang antara lain adalah pada a. bidang ekonomi adalah munculnya perusahaan multinasional (perusahaan yang berdiri dibanyak neraga). Ciri perusaan ini adalah: Beroperasi lebih dari satu negara. Mereka memproduksi dan menjual produksi secara internasional.Mencari keuntungan yang bersaing dan memaksimalkan laba, untuk itu mereka terus mencari lokasi produksi yang paling efisien atau murah.b. Pada bidang budaya, globalisasi muncul dalam bentuk sebagai berikut ini:Muncul berbagai peralatan teknologi, seperti tv, radio, hp, telepon dan internet dan lain-lain berkembangannya informasi memudahkan masyarakat untuk mengakses informasi. Kemajuan teknologi mengakibatkan pergerakan masyarakat dunia menjadi besar. Terjadi difusi (perembasan) dan asimilasi (penyesuaian) budaya. Nilai dan norma budaya didunia dapat membaur dengan mudah. Contohnya gaya busana dunia dengan mudah dapat diikuti masyarakat diberbagai negara.

Arti penting globalisasi adalah :1. Dalam ekonomi globalisasi berperan untuk membuka jaringan pasar internasional bagi hasil produksi dalam negeri. Maka perkembangan akan perkembang yang sangat pesat dan cepat , karena adanya teknologi.2. Dalam komunikasi globalisasi memungkinkan penyampaian informasi secara cepat dari dunia ke indonesia, melalui televisi, radio , internet, hp atau telepon dll.3. Pembangungan globalisasi membuat masyarakat indonesia dapat mengunakan teknologi moderen, misalnya adalah dalam hal pertanian.4. Bidang politik globalisasi misalnya adalah informasi tentang perang timur tengah membuat indonesia berinisiatif membuat indonesia untuk melakukan dan membuat perdamaian kekawasan tersebut.5. Bidang pendidikan peranananya globalisasi adalah penyebaran ilmu pengetahuan diseluruh indonesia secara cepat.