Laporan UJIKOM new.docx

29
PENATALAKSANAAN DIET TIFUS ABDOMINALIS DIET TAHAP 2 (DIET SISA RENDAH 2) Disusun Oleh: Putri Dinar Bahari J3F114068 Imam Subekti Mukti J3F114071 Kelas A-P1 Dibimbing Oleh: dr. Vera Uripi Subandryo

Transcript of Laporan UJIKOM new.docx

Page 1: Laporan UJIKOM new.docx

PENATALAKSANAAN DIET TIFUS ABDOMINALISDIET TAHAP 2 (DIET SISA RENDAH 2)

Disusun Oleh:

Putri Dinar Bahari J3F114068Imam Subekti Mukti J3F114071

Kelas A-P1

Dibimbing Oleh:

dr. Vera Uripi Subandryo

LAPORAN UJI KOMPETENSI DIETETIK PENYAKIT INFEKSI DAN GIZI KURANG

PROGRAM PENDIDIKAN DIPLOMA IIIKEAHLIAN MANAJAEMEN INDUSTRI JASA MAKANAN DAN GIZI

INSTITUT PERTANIAN BOGOR2015

Page 2: Laporan UJIKOM new.docx

PRAKATA

Puji Syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan laporan mata kuliah Dietetik Penyakit Infeksi dan Gizi Kurang yang berjudul “Penatalaksaan Diet Pada Tifus Abdominalis”. Kami berterima kasih kepada dr. Vera Uripi selaku Dosen mata kuliah Dietetik Penyakit Infeksi dan Gizi Kurang Diploma IPB yang telah membimbing kami dalam memberikan ilmu kepada kami untuk lebih memahami mengenai penatalaksanaan Dietetik Penyakit Infeksi dan Gizi Kurang.

     Kami menyadari bahwa laporan ini memiliki banyak kekurangan. Oleh sebab itu, kami berharap kritik dan saran yang membangun untuk perbaikan laporan kami di masa yang akan datang. Semoga laporan ini dapat menambah pengetahuan dan bermanfaat bagi kami sendiri maupun para pembaca.

Bogor, Desember 2015

Penyusun

2

Page 3: Laporan UJIKOM new.docx

DAFTAR ISI

PRAKATA………………………………………………………………..….........2DAFTAR ISI……………………………………………………………..………..3I. PENDAHULUAN……………………………………………………..……..4

1.1 Latar Belakang……………………………………………………………41.2 Tujuan……………………………………………………………….........4

II. GAMBARAN UMUM PENYAKIT TIFUS ABDOMINALIS………...........52.2 Etiologi Penyakit Tifus Abdominalis……………………………..……...52.2 Patofisiologi Penyakit Tifus abdominalis………………………...……...52.3 Tanda dan Gejala Penyakit………………………………………….........62.4 Gambaran Laboratorik…………………………………………...............62.5 Pengobatan dan Perawatan………………………………………....…….7

III. PENGKAJIAN KASUS (ASSESMENT)…………………………....…........73.1 Data Identitas (Kasus)……………………………………………...........73.2 Data Subyektif……………………………………………………...........8 3.3 Data Obyektif……………………………………………………............83.4 Analisis dan Resume Diet……………………………………….............8

IV. KEBUTUHAN ENERGI DAN ZAT GIZI………………………………….9V. KEBUTUHAN BAHAN MAKANAN………………………………...........9

5.1 Frekuensi Makan dan Pembagian Energi Setiap Acara Makan……..…95.2 Bahan Makanan yang dibatasi dan dianjurkan………..……………......105.3 Kebutuhan Bahan Makanan Setiap Acara Makan

Berdasarkan DBMP……………………………………………………..115.4 Kebutuhan Bahan Makanan Sehari………………………………….….12

VI. PENGOLAHAN DAN PENYAJIAN……………………………….….......13VII. DOKUMENTASI HIDANGAN……………………………………….…...15VIII. EVALUASI KANDUNGAN ENERGI DAN ZAT GIZI…………….…..16

8.1 Tabel Kandungan Gizi menurut DKBM per 100 g…………………….168.2 Analisis Kelayakan Besar Porsi untuk Penderita……………..……..…17

IX. SIMPULAN DAN SARAN…………………………………..…………..….189.1 Simpulan……………………………………………..……………….…189.2 Saran………………………………………………………………….....19

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………............19

3

Page 4: Laporan UJIKOM new.docx

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Usus halus adalah bagian dari sistem pencernaan makanan yang berpangkal pada pylorus dan berakhir pada sekum dengan panjang ±6 meter. Usus halus terdiri dari tiga bagian yakni duodenum, jejenum, dan ileum. Lapisan usus halus dari dalam ke luar yaitu lapisan mukosa, lapisan submukosa, lapisan otot polos (otot sirkular dan otot longitudinal) dan lapisan serosa. Fungsi usus halus menerima zat-zat makanan yang sudah dicerna untuk diserap tubuh melalui kapiler darah dan saluran limfe, seperti dengan enzim protease memecahkan peptida menjadi asam amino kemudian di absorbsi melalui kapiler-kapiler ke aliran darah, memecah disakarida menjadi monosakarida dengan enzim (laktase, maltase, sukrase) di absorbsi melalui kapiler-kapiler ke aliran darah, dan absorbsi lemak dalam bentuk asam lemak dan gliserol serta absorbsi vitamin dan mineral.

Tifus abdominalis adalah suatu infeksi akut yang menyerang usus halus, disebabkan Samonella tifi atau Samonella paratifi. Gejala yang timbul pada penderita berupa demam tinggi (demam tifoid), gangguan kesadaran, dan gangguan gastrointestinal dapat berupa nyeri perut, konstipasi, diare dan muntah. Komplikasi dari penyakit ini dapat di dalam gastrointestinal dan di luar gastrointerstinal. Perdarahan usus, perforasi usus, dan peritonitis (peradangan pada peritoneum usus) merupakan komplikasi di dalam gastrointestinal sedangkan di luar gastrointestinal komplikasi yang sering terjadi berupa hepatitis (peradangan pada hati), kolangitis (peradangan pada kandung empedu) dan pankreatitis (peradangan pada pankreas). Komplikasi lain yang dapat terjadi karena penyakit ini adalah pneumonia atau peradangan pada pleura.

1.2 Tujuan

Tujuan UmumMempelajari penatalaksanaan Diet untuk penderita Tifus abdominalis

yang diberikan Diet Tahap 2 (DSR 2).

Tujuan Khusus1. Mempelajari etiologi dan patofisiologi Tifus abdominalis2. Mempelajari gambaran klinik dan laboratorik pasien Tifus abdominalis3. Mempelajari pengobatan penyakit Tifus abdominalis4. Mempelajari tujuan dan syarat diet Tifus abdominalis tahap 2 (DSR 2)5. Mengindentifikasi makanan atau bahan makanan yang dilarang dan

dianjurkan untuk penderita Tifus abdominalis diet tahap 2 (DSR 2)6. Menghitung kebutuhan energi dan zat gizi penderita Tifus abdominalis7. Menghitung kebutuhan bahan makanan dengan menggunakan Daftar

Bahan Makanan Penukar (DBMP)8. Mengevaluasi kandungan energi dan zat gizi dari menu yang tersaji

dengan menggunakanan Daftar Komposisi Bahan Makanan (DKBM)

4

Page 5: Laporan UJIKOM new.docx

II. GAMBARAN UMUM PENYAKIT TIFUS ABDOMINALIS

2.1 Etiologi Penyakit Tifus Abdominalis

Etiologi penyakit Tifus Abdominalis disebabkan oleh bakteri Salmonella tifi atau Salmonella paratifi dari Genus Salmonella. Bakteri ini berbentuk batang gram negatif, tidak membentuk spora, berkapsul dan mempunyai flagella (rambut getar). Bakteri ini dapat hidup sampai beberapa minggu di alam bebas seperti di dalam air, es, sampah dan debu. Bakteri ini dapat mati dengan pemanasan minimal suhu 600C selama 15 – 20 menit.

2.2 Patofisiologi Penyakit Tifus abdominalis

Makanan dan minuman yang terkontaminasi oleh bakteri Salmonella masuk kedalam tubuh manusia melalui mulut. Di dalam lambung sebagian bakteri dimusnahkan oleh asam lambung dan peningkatan produksi asam lambung menimbulkan perasaan yang tidak enak di perut mual, muntah, anoreksia, dan mengakibatkan terjadi iritasi mukosa lambung.

Bakteri yang bertahan di dalam lambung masuk ke dalam usus halus menginfeksi kelenjar peyer di permukaan ileum, sehingga terjadi peradangan yang mempengaruhi gerakan peristaltik usus sehingga menyebabkan diare atau konstipasi. Demam tinggi diakibatkan karena adanya gangguan fungsi termoregulasi di hipotalamus akibat zat pirogen yang dikeluarkan bakteri yang bersifat toksin bagi tubuh.

Bakteri dalam kelenjar peyer terus berkembangbiak akibatnya pembuluh darah yang akan terus membesar dan pecah mengakibatkan perdarahan usus. Jika tidak cepat ditangani lama kelamaan dinding-dinding usus mengalami perforasi dan menyebabkan peradangan pada jaringan peritoneum (peritonitis). Kuman Salmonella kemudian menembus lamina propia, masuk ke aliran limfe dan mencapai kelenjar limfe mesentrial, menyebabkan limfe hipertropi akibatnya limfa mengalami pembengkakan (splenomegali).

Bakteri Salmonella yang lain mencapai hati melalui sirkulasi portal dari usus. Salmonella menyebar keseluruh sistem reticuloendotelia. Salmonella yang bersarang pada hati menyebabkan peradangan pada hati yang disebut hepatitis dan jaringan hati membengkak (hepatomegalia), akibatnya faal hati terganggu sehingga tidak mampu mengubah ammonia menjadi urea. Ammonia yang meningkat di dalam darah akan meracuni otak menyebabkan penurunan kesadaran sampai terjadi koma. Selain menyerang organ hati bakteri ini sering menyerang kandung empedu, akibatnya kandung empedu mengalami peradangan (kolingitis).

Hiperkatabolisme tubuh menyebabkan CO2 dalam darah meningkat, tubuh mengalami asidosis respiratorik akibatnya frekuensi pernapasan meningkat dari normal (takipneu), biasanya ditandai dengan hipotensi dan takikardi. Selain itu, takikardi dapat diakibatkan karena adanya toksin didalam tubuh. Dehidrasi terjadi akibat hiperkatabolisme dan muntah.

5

Page 6: Laporan UJIKOM new.docx

2.3 Tanda dan Gejala Penyakit

Tanda dan Gejala penyakit Masalah Gizi Tujuan

Intervensi Jenis Intervensi

Malaise, nausea, vomitus & bibir kering

1. Gangguan asupan energi dan zat gizi

2. Dehidrasi

1. Memenuhi kebutuhan energi dan zat gizi

2. Rehidrasi

1. Menurunkan konsistensi makanan sesuai keadaan penderita

2. Pemberian cairan yang cukup dan infus intra vena

Fibris, takipneu & takikardi

Adanya hiperkatabolisme kebutuhan energi dan protein meningkat

Memenuhi kebutuhan energi dan zat gizi

Konstipasi Gangguan fungsi gastrointestinal

Defekasi lancar Memberikan makanan yang tidak merangsang dan mudah dicerna

Antibiotik Kloramfenikol

Mematikan flora usus

Mencukupi kebutuhan vitamin B kompleks dan agar kerja obat efektif

1. Memberikan vitamin B kompleks dalam bentuk suplemen

2. Pemberian obat di antara waktu makan

Rumusan masalah gizi pada domain klinik adalah meningkatnya kebutuhan energi dan protein akibat penyakit tifus abdominalis, yaitu adanya enteritis atau peradangan pada usus halus terutama di ileum.

2.4 Gambaran Laboratorik

Gambaran laboratorium dari penderita adalah:1. Hemoglobin 12 g/dl

Kadar normal hemoglobin untuk wanita adalah 12-14 g/dl, sehingga kadar hemoglobin pada penderita normal.

2. Hematokrit 40%Kadar normal hematokrit untuk wanita adalah 40-54%, sehingga kadar hematokrit pada penderita normal.

3. Leukosit 4000/mlKadar normal leukosit adalah 5000-10000/mm3, sehingga kadar leukosit penderita kurang dari normal yang disebut leukopenia.

4. Urin dan feses normal.

6

Page 7: Laporan UJIKOM new.docx

2.5 Pengobatan dan Perawatan

2.5.1 Pengobatan a. Jenis obat

Obat yang diberikan untuk penderita tifus abdominalis adalah jenis antibiotik Kloramfenikol.

b. Fungsi ObatFungsi dari obat antibiotik Kloramfenikol adalah merintangi sintesis protein bakteri.

c. Efek SampingEfek samping yang dapat ditimbulkan akibat mengkonsumsi obat antibiotik Kloramfenikol adalah sebagai berikut: Kerusakan sumsum tulang belakang yang mengakibatkan pembuatan

eritrosit terganggusehingga timbul anemia aplastik. Gangguan gastrointestinal seperti mual, muntah dan diare. Gangguan neuron seperti sakit kepala, neuritis optic, dan neuritis

perifer. Pada bayi atau bayi premature dapat menyebabkan gray syndrome.

d. PencegahanPencegahan yang dapat dilakukan adalah dengan cara meminum obat di antara waktu makan dan diberikan suplemen vitamin B kompleks.

2.5.2 Perawatan

Perawatan yang dilakukan pada penderita penyakit Tifus abdominalis di rawat di rumah sakit untuk isolasi, observasi, dan pengobatan. Pasien harus tirah baring sampai minimal 7 hari bebas demam atau kurang lebih selama 14 hari untuk mencegah terjadinya komplikasi pendarahan usus atau perforasi usus. Pasien dengan kesadaran yang menurun, posisi tubuhnya harus diubah-ubah pada waktu-waktu tertentu untuk menghindari komplikasi pneumonia.

III. PENGKAJIAN KASUS (ASSESMENT)

3.1 Data Identitas (Kasus)Nama : Ananda DinaUmur : 11 tahunTinggi badan : 140 cmBerat badan : 30 kgStatus Gizi

IMT= 30(1,4) ²

=15 ,3

Status gizi normal.

7

Page 8: Laporan UJIKOM new.docx

3.2 Data Subyektif

Data subyektif penderita adalah sebagai berikut:1. Lesu (malaise), mual (nausea) dan muntah (vomitus)2. Suhu tubuh 41,50C

Suhu tubuh normal adalah 370C, penderita mengalami demam (fibris) yakni suhu tubuh di atas normal.

3. Tiga hari tidak dapat buang air besarPenderita mengalami konstipasi, yaitu keadaan dimana terjadinya hambatan pengeluaran tinja baik frekuensi yang menurun maupun konsistensi yang lebih keras.

4. Bibir keringPenderita mengalami dehidrasi yakni kondisi dimana tubuh kekurangan cairan, salah satu tandanya adalah bibir kering.

3.3 Data Obyektif

Data obyektif penderita adalah sebagai berikut:1. Tekanan darah 90/60 mmHg

Tekanan darah penderita normal, tekanan darah normal untuk remaja adalah 90-100/60 mmHg.

2. Denyut nadi 110 kali per menitPenderita mengalami takikardi (frekuensi denyut nadi lebih dari normal), frekuensi denyut nadi normal seorang remaja adalah 80-90 kali per menit.

3. Frekuensi pernafasan 24 kali per menitPenderita mengalami takipneu (frekuensi pernapasan lebih dari normal), frekuensi pernapasan normal untuk usia 6-12 tahun adalah 12-20 kali per menit.

4. Hati dan limfa sedikit membesarPenderita mengalami hepatosplenomegalia yakni kondisi dimana hati mengalami pembengkakan.

5. Jantung dan paru-paru normal.

3.4 Analisis dan Resume Diet

Dari data diatas, penderita tidak mengalami perdarahan namun mengalami konstipasi, sehingga penderita dapat diberikan diet tahap 2 (DSR 2) yang bertujuan memberikan makanan dan cairan secukupnya untuk memperbaiki jaringan tubuh yang rusak serta mecegah timbulnya komplikasi perdarahan dan perforasi usus.Syarat diet tahap 2 (DSR 2):1. Menghitung kebutuhan energi dengan menambahkan faktor sakit dan faktor

aktifitas (FA 1, 2 dan FS 1, 3).2. Jumlah serat sehari maksimal 8 g, bentuk makanan lunak.3. Sayuran dan buah sudah dapat diberikan, tetapi harus dimasak hingga lunak

dalam jumlah terbatas.4. Susu maksimal 2 gelas.

8

Page 9: Laporan UJIKOM new.docx

5. Lemak 20% dari total kebutuhan energi sehari, diberikan dalam bentuk yang mudah dicerna misalnya MCT (Medium Chain Trigliserida).

6. Protein diberikan 15% dari total kebutuhan energi sehari.7. Frekuensi makan sering dan porsi kecil.8. Jumlah cairan cukup tinggi untuk mencegah dehidrasi9. Pemberian jangka lama memerlukan suplemen vitamin dan mineral.

IV. KEBUTUHAN ENERGI DAN ZAT GIZI

Kebutuhan energi dan zat gizi penderita adalah:AKE = AMB x FA x FS = (12, 2 BB + 746) x FA x FS

= (12, 2 x 30 + 746) x 1.2 x 1.3= 1735 Kal

Kebutuhan energi sehari 1735 Kal

Kebutuhan protein

15 % x17354

¿65.1 g

Kebutuhan lemak

20 % x17359

¿38 ,6 g

Kebutuhan karbohidrat

65 % x17354

¿281 ,9 g

Kebutuhan Cairan

1735 x100 cc100

¿1735 mlatau± 1,7 liter

Kebutuhan Vitamin

a. Vitamin CUsia 10-12 tahun = 50 mg

b. Vitamin AUsia ≥ 10 tahun = 600 RE

Kebutuhan Mineral

a. Mineral seng (Zn)Wanita 9-13 tahun = 8 mg

V. KEBUTUHAN BAHAN MAKANAN

5.1 Frekuensi Makan dan Pembagian Energi Setiap Acara MakanFrekuensi makan 6 kali, 3 kali makan utama dan 3 kali selingan.Makan pagi : 20 % dari kebutuhan E sehari: 347 KalSelingan pagi : 10 % dari kebutuhan E sehari: 174 KalMakan siang : 25 % dari kebutuhan E sehari: 434 Kal

9

Page 10: Laporan UJIKOM new.docx

Selingan sore : 10 % dari kebutuhan E sehari: 174 KalMakan malam : 25 % dari kebutuhan E sehari: 434 KalSelingan malam : 10 % dari kebutuhan E sehari: 174 Kal

5.2 Bahan Makanan yang dibatasi dan dianjurkan

Golongan Dianjurkan Tidak dianjurkanSerealia,umbi-umbian, dan olahannya

Beras dibuat bubur atau di tim, roti dipanggang, kentang rebus, biscuit, tepung-tepungan di buat pudding atau di bubur

Beras merah, kentang, roti whole wheat, ubi, jagung, singkong, talas, kue-kue manis dan kue yang di goring

Daging, unggas, ikan, dan telur

Daging empuk, hati, ayam, ikan, dimasak dengan panas basah atau di panggang, telur dimasak dengan sedikit minyak dalam Teflon

Daging berserat kasar, ayam dan ikan yang digoreng kering, telur ceplok dengan banyak minyak, udang dan kerang.

Kacang-kacangan dan olahannya

Tahu, tempe direbus, dikukus dan ditumis, selai kacang; susu kedelai, kacang hijau tanpa kulit dihaluskan.

Kacang-kacangan utuh

Sayuran Sayuran berserat rendah dan sedang seperti: buncis muda, labu siam, bayam, tomat masak, wortel direbus, dikukus, ditumis.

Sayuran dalam keadaan utuh dan mentah, seperti sayuran berserat tinggi

Buah-buahan Buah segar yang matang (tanpa kulit dan biji) dan tidak banyak menimbulkan gas seperti papaya, pisang dan jeruk

Buah dalam keadaan mentah dan utuh, buah yang dimakan dengan kulit seperti jambu biji dan buah yang menimbulkan gas seperti nangka

Susu Maksimal 2 gelas sehari -Lemak/minyak MCT seperti santan dalam

jumlah terbatasMinyak untuk menggoreng, lemak hewan dan kelapa

Bumbu Garam, gula, asam, salam, laos, kunyit dalam jumlah terbatas

Merica, ketumbar, cabe dan bumbu lain yang tajam

Minuman Teh, sirup dan kopi encer Minuman beralkohol, teh/kopi pekat dan minuman bersoda

10

Page 11: Laporan UJIKOM new.docx

5.3 Kebutuhan Bahan Makanan Setiap Acara Makan Berdasarkan DBMP

Waktu Makan

&%Energi

Nama Hidangan

Bahan Makanan SP Brt

(g)E

(Kal)P

(g)L

(g)KH (g)

Serat(g)

MakanPagi

(20%)347 Kal

Saffron Rice

Beras 1 50 175 4 - 40 0.2

Chicken Morengo

Ayam 1 40 50 8 2 - -Tomat 0.05 5 - - - - 0.1Jamur 0.05 5 - - - - -Meizena 0.02 1 4 0.1 - 1 -

Allumate Soup

Buncis 0.15 15 4 0.2 - 0.8 0.2Wortel 0.15 15 4 0.2 - 0.8 0.1

Sub Total 237 12.5 2 42.6 0.6

Selingan Pagi

(10%)174 Kal

SweetCanelloni

Tp. Terigu 0.2 10 35 0.8 - 8 0.02Margarin 0.2 1 10 - 1 - -K. telur 0.02 1 3 0.1 0.3 - -Jagung 0.1 10 3 0.1 - 0.5 0.1Susu 0.03 1 5 0.2 0.3 0.3 -Keju 0.03 1 4 0.2 0.2 0.3 -

Sub Total 60 1.4 1.8 9.1 0.12

Makan Siang(25%)

434 Kal

Creole Rice

Beras 1 50 175 4 - 40 0.2Sosis 0.14 5 11 1 0.7 - -Minyak 0.2 1 10 - 1 - -

Deviled Chicken

Ayam 1 40 50 8 2 - -Tp. panir 0.07 5 12 0.3 - 0.3 -

Macaroni au Gratin

Makaroni 0.1 5 18 0.4 - 4 -Keju 0.01 0.5 1 0.1 0.1 0.1 -Tp. Terigu 0.08 4 14 0.3 - 3.2 0.01Margarin 0.1 0.5 5 - 0.5 - -Susu 0.02 0.5 3 0.1 0.2 0.2 -

Brocoli Au Gratin

Brokoli 0.3 30 8 0.3 - 1.5 0.3Keju 0.01 0.5 1 0.1 0.1 0.1 -Tp. Terigu 0.08 4 14 0.3 - 3.2 0.01Margarin 0.1 0.5 5 - 0.5 - -Susu 0.02 0.5 3 0.1 0.2 0.2 -

Fruit Compote

Papaya 0.23 25 12 - - 2.8 0.2Pisang 0.28 25 14 - - 3.4 0.1Gula pasir 1 10 36 - - 9 -

Sub Total 392 15 5.3 68 0.82

Selingan Sore

(10%)174 Kal

Potato Pie

Kentang 0.3 60 53 1.2 - 12 0.3Margarin 0.4 2 20 - 2 - -Susu 0.07 2 11 0.5 0.7 0.7 -Pt. Telur 0.02 1 2 0.1 0.1 - -Tp. Terigu 0.1 5 18 0.4 - 4 0.01Buncis 0.15 15 4 0.2 - 0.8 0.2Wortel 0.15 15 4 0.2 - 0.8 0.1Dg. Ayam 0.25 10 13 2 0.5 - -K. Telur 0.02 1 3 0.1 0.3 - -

11

Page 12: Laporan UJIKOM new.docx

Sub Total 128 4.7 3.6 18.3 0.61

Makan Malam(25%)

434 Kal

Creole Rice

Beras 1 50 175 4 - 40 0.2Sosis 0.14 5 11 1 0.7 - -Minyak 0.2 1 10 - 1 - -

Deviled Chicken

Ayam 1 40 50 8 2 - -Tp. panir 0.07 5 12 0.3 - 0.3 -

Macaroni au Gratin

Makaroni 0.1 5 18 0.4 - 4 -Keju 0.01 0.5 1 0.1 0.1 0.1 -Tp. Terigu 0.08 4 14 0.3 - 3.2 0.01Margarin 0.1 0.5 5 - 0.5 - -Susu 0.02 0.5 3 0.1 0.2 0.2 -

Brocoli Au Gratin

Brokoli 0.3 30 8 0.3 - 1.5 0.3Keju 0.01 0.5 1 0.1 0.1 0.1 -Tp. Terigu 0.08 4 14 0.3 - 3.2 0.01Margarin 0.1 0.5 5 - 0.5 - -Susu 0.02 0.5 3 0.1 0.2 0.2 -

Fruit Compote

Papaya 0.23 25 12 - - 2.8 0.2Pisang 0.28 25 14 - - 3.4 0.1Gula pasir 1 10 36 - - 9 -

Sub Total 392 15 5.3 68 0.82Selingan Malam(10%)

174 Kal

Biskuit Biskuit 1 40 175 4 - 40 0.2

Sub Total 175 4 - 40 0.2Total 1384 52.6 18 246 2.57

5.4 Kebutuhan Bahan Makanan Sehari

Golongan Bahan Berat(g) SP E

(Kal)P

(g)L(g)

KH(g)

Serat(g)

Serealia, Umbi-Umbian dan Olahannya

Beras 150 3 525 12 - 120 0.6Kentang 60 0.3 53 1.2 - 12 0.3Tp. Terigu 31 0.62 109 2.5 - 25 0.1Tp. Meizena 1 0.03 5 1.1 - 1.2 -Tp. Panir 10 0.14 25 0.6 - 5.6 -Makaroni 10 0.2 35 0.8 - 8 -Biskuit 40 1 175 4 - 40 0.2

Bahan Hewani Lemak Rendah Dg. Ayam 130 3.25 163 26 6.5 - -

Bahan Hewani Lemak Sedang

Sosis 10 0.29 22 2 1.5 - -Telur 1 0.02 2 0.1 0.1 - -

Bahan Hewani Lemak Tinggi K. Telur 2 0.04 6 0.3 0.6 - -

Sayuran Bahan Gol A

Jamur 5 0.05 - - - - -Tomat 5 0.05 - - - - 0.1

Sayuran Bahan Buncis 30 0.3 8 0.3 - 1.5 0.4

12

Page 13: Laporan UJIKOM new.docx

Gol BWortel 30 0.3 8 0.3 - 1.5 0.2Jagung 10 0.1 3 0.1 - 0.5 0.1Brokoli 60 0.6 15 0.6 - 3 0.6

Buah – buahanPapaya 50 0.45 23 - - 5.4 0.4Pisang ambon 50 0.56 28 - - 6.7 0.2

Susu Lemak Sedang Keju 4 0.11 14 0.8 0.7 1.1 -

Susu Lemak Tinggi

Susu Bubuk Penuh 5 0.17 26 1.2 1.7 1.7 -

Minyak dan Lemak

Minyak 2 0.4 20 - 2 - -Margarin 5 1 50 - 5 - -

Gula dan Lain-Lain Gula Pasir 20 2 72 - - 18 -

Total 1387 53.9 18.1 251.2 3.2

VI. PENGOLAHAN DAN PENYAJIAN

Waktu Makan

Nama Hidangan

Bahan Utama

Bahan Tambahan

Metode Pengolahan Alat Saji

Makan Pagi

Saffron Rice Beras -

Boiling

SteamingDinner Plate

Chicken Morengo Ayam

Tomat Baking

SteamingBw. Bombay

Julienne Soup

Buncis Air kaldu Boiling Soup Cup and SaucerWortel

Air Putih Air putih - Boiling Gelas

Selingan Pagi

Sweet Cannelloni

Tepung terigu

Susu Shallow Frying

Baking B&B PlateKeju

JagungMargarin

Kuning telur

Makan Siang

Creole Rice Beras

Sosis Boiling

Steaming

Plato Bersekat

Tomat

Deviled chicken

Fillet ayam

T. panirBaking

Pasta tomat

Macaroni au gratin

Macaroni

Margarin Boiling

BakingKeju

Tp. panir

13

Page 14: Laporan UJIKOM new.docx

Tp. Terigu

Susu bubuk

Broccoli au gratin broccoli

Margarin Boiling

BakingTp. Terigu

Keju

Susu bubuk

Fruit compote

ApelGula pasir Boiling Gelas berkaki

Papaya

Selingan Sore

Potato Pie Kentang

Margarin Boiling

BakingB&B Plate

SusuK. Telur

Tp. TeriguKeju

BuncisWortel

Air Putih Air putih - Boilling Gelas

Makan Malam

Creole Rice Beras

Sosis Boiling

Steaming

Plato Bersekat

Tomat

Deviled chicken

Fillet ayam

T. panirBaking

Pasta tomat

Macaroni au gratin

Macaroni

Margarin Boiling

BakingTp. Terigu

Tp. Panir

Keju

Susu bubuk

Broccoli au gratin Broccoli

Margarin Boiling

BakingTp. Terigu

Keju

Susu bubukFruit

compote Apel Gula pasir boiling Gelas berkaki

Selingan Malam

Biscuit & susu

Biscuit - - B&B plate

Susu - boiling Gelas

14

Page 15: Laporan UJIKOM new.docx

VII. DOKUMENTASI HIDANGAN

Hidangan Makan Pagi :Saffron Rice, Chicken Morengo,

Julienne Soup dan air putih

Hidangan Selingan Pagi :Sweet Cannelloni

Hidangan Makan Siang :Creole Rice, Deviled Chicken,

Macaroni Au Gratin, Broccoli Au Gratin Dan Fruit Compote

Hidangan Selingan Sore :Potato Pie dan air putih

Hidangan Makan Siang :Creole Rice, Deviled Chicken,

Macaroni Au Gratin, Broccoli Au Gratin Dan Fruit Compote

Hidangan Selingan Malam : Crackers dan susu

15

Page 16: Laporan UJIKOM new.docx

VIII. EVALUASI KANDUNGAN ENERGI DAN ZAT GIZI

…………………8.1 Tabel Kandungan Gizi menurut DKBM per 100 g

Waktu Makan & % Energi

Nama Hidangan

BahanMakanan

Berat (g)

E (Kal)

P(g)

L(g)

KH (g)

Serat(g)

Makan pagi

(20 %)347 Kal

Saffron Rice Beras 50 180 3.4 0.4 39.5 0.2Chicken Morenggo

Ayam 59 107 6.4 8.9 - -Bw. Bombay 9 4 0.1 - 0.9 -Tomat 17 3 0.2 0.1 0.7 0.3

Julienne Buncis 10 4 0.2 - 0.8 0.1Wortel 20 8 0.2 0.1 1.9 0.1

Sub Total 306 10.5 9.5 43.8 0.7

Selingan Pagi

(10 %)174 Kal

Sweet Cannelloni

Tp. Terigu 23 85 2.1 0.3 18 0.1Margarin 4 31 - 3.4 - -Kuning telur 4 16 0.8 1.3 - -Jagung 14 20 0.6 0.2 3.1 0.1Keju 3 11 0.7 0.6 0.4 -Susu bubuk 2 9 0.4 0.5 0.6 -

Sub Total 172 4.6 6.3 22.1 0.2

Makan Siang(25%)

434 Kal

Creole rice Beras 50 180 3.4 0.4 39.5 0.2Sosis 4 19 0.6 1.8 0.1 -Tomat 7 1 0.1 0.1 0.3 0.1

Deviled chicken

Fillet ayam 42 53 8.5 2.2 - -Tomat 20 4 0.2 0.1 0.9 0.4Tp. Panir 5 13 0.4 0.1 2.5 -

Macaroni au gratin

Makaroni 8 30 0.7 - 6.5 -Tp. Terigu 4 15 0.4 0.1 3.1 -Susu bubuk 2 1 0.1 0.1 0.1 -Tp. Panir 1 3 0.1 - 0.6 -Margarin 1 6 - 0.6 - -Keju 1 4 0.3 0.2 0.2 -

Broccoli au Gratin

Brokoli 33 8 0.8 0.1 1.6 0.3Margarin 1 4 - 0.5 - -Tep. Terigu 4 15 0.4 0.1 3.1 -Susu bubuk 1 5 0.3 0.3 0.4 -Keju 1 2 0.2 0.1 0.1 -

Fruit Compote

Pepaya 51 24 0.2 0 6.2 0.4Apel 30 17 0.1 0.1 4.5 0.1Gula pasir 10 36 0 0 9.4 -

Sub Total 440 16.8 6.9 79.1 1.5Selingan

Sore(10 %)174 Kal

Potato Pie Kentang 26 18 0.4 - 4.2 0.1Buncis 4 1 0.1 - 0.3 0.1Wortel 5 2 0.1 - 0.4 0.1T. Terigu 3 11 0.2 - 2.3 -Keju 1 3 0.2 0.2 0.1 -Kuning telur 1 4 0.2 0.3 - -Susu bubuk 1 5 0.2 0.3 0.3 -

16

Page 17: Laporan UJIKOM new.docx

Margarin 1 7 - 0.8 - -Sub Total 51 1.4 1.6 7.6 0.3

Makan Malam(25%)

434 Kal

Creole rice Beras 50 180 3.4 0.4 39.5 0.2Sosis 4 19 0.6 1.8 0.1 -Tomat 7 1 0.1 0.1 0.3 0.1

Deviled chicken

Fillet ayam 42 53 8.5 2.2 - -Tomat 20 4 0.2 0.1 0.9 0.4Tp. Panir 5 13 0.4 0.1 2.5 -

Macaroni au gratin

Makaroni 8 30 0.7 - 6.5 -Tp. Terigu 4 15 0.4 0.1 3.1 -Susu bubuk 2 1 0.1 0.1 0.1 -Tp. Panir 1 3 0.1 - 0.6 -Margarin 1 6 - 0.6 - -Keju 1 4 0.3 0.2 0.2 -

Broccoli au Gratin

Brokoli 33 8 0.8 0.1 1.6 0.3Margarin 1 4 - 0.5 - -Tep. Terigu 4 15 0.4 0.1 3.1 -Susu bubuk 1 5 0.3 0.3 0.4 -Keju 1 2 0.2 0.1 0.1 -

Fruit Compote

Pepaya 51 24 0.2 0 6.2 0.4Apel 30 17 0.1 0.1 4.5 0.1Gula pasir 10 36 0 0 9.4 -

Sub Total 440 16.8 6.9 79.1 1.5Selingan malam (10%)

174 Kal

Crakers dan susu

Crakers 10 46 0.7 1.4 7.5 0.1Susu bubuk 15 76 3.7 4.5 5.4 -

Sub Total 122 4.4 5.9 12.9 0.1Total 1531 54.5 37.1 244.6 4.3

8.2 Analisis Kelayakan Besar Porsi untuk Penderita

Tingkat Ketersediaan Energi=15311735

X 100 %=88 ,2%

Tingkat Ketersediaan Protein=54 , 565 , 1

X 100 %=83 , 7%

Tingkat Ketersediaan Lemak=37 , 138 , 6

X 100 %=96 ,1 %

Tingkat Ketersediaan Karbohidrat=244 ,6281 , 9

X 100 %=86 , 8 %

Tingkat Ketersediaan serat = 4.3 g

17

Page 18: Laporan UJIKOM new.docx

Kontribusi Protein=54 ,51735

X 4 X 100 %=12 , 6%

Kontribusi Lemak=37 , 11735

X 9 X 100 %=19 ,2%

Kontribusi Karbohidrat=244 , 61735

X 4 X 100 %=56 , 4%

Pembahasan: Dari hidangan yang diolah, tingkat ketersediaan Energi mencapai 88, 2% dan kontribusi lemak terhadap kebutuhan sehari sebesar 19, 2% hal ini telah mencukupi kebutuhan sehari. Sedangkan Kontribusi protein terhadap kebutuhan energi sehari sebesar12 , 6% dan kontribusi karbohidrat terhadap kebutuhan sehari 56, 4%, hal ini membuktikan bahwa karbohidrat belum mencukupi kebutuhan sehari. Ketersediaan serat sehari 4, 3 g sudah memenuhi syarat.

IX. SIMPULAN DAN SARAN

9.1 Simpulan

Dari pemaparan di atas dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Tifus abdominalis adalah suatu infeksi akut yang menyerang usus halus, disebabkan Samonella tifi atau Samonella paratifi. Penularan bakteri Samonella adalah melalui makanan dan minuman yang terkontaminasi oleh bakteri tersebut termakan oleh manusia dan berkembangbiak didalam usus.

2. Penderita pada kasus ini mengalami demam, konstipasi, lemas, mual, muntah, leukopeni, dehidrasi dan hepatosplenomegalia.

3. Pengobatan yang diberikan untuk penderita adalah dirawat di rumah sakit mendapat infus dekstrosa dan diberi obat antibiotik Kloramfenikol. Obat ini memiliki fungsi untuk menghambat sintesis protein bakteri, yang di minum di antara waktu makan.

4. Diet yang diberikan pada penderita adalah diet tahap 2 (DSR 2) dengan syarat jumlah serat maksimal 8g sehari dengan bentuk makanan lunak dengan porsi kecil frekuensi sering, lemak yang mudah dicerna seperti MCT (Medium Chain Trigliserida), susu maksimal dua gelas sehari.

5. Bahan makanan yang diperbolehkan adalah bahan makanan dengan rendah serat, lemak sedang dan konsistensi lunak, sedangkan bahan makanan yang tidak dianjurkan adalah bahan makanan serat tinggi, makanan yang dimakan mentah, menimbulkan gas, merangsang dan sulit dicerna.

6. Kebutuhan energi dan zat gizi penderita meningkat, sehingga untuk menghitung kebutuhan energi sehari ditambahkan factor injury sebesar 1, 3 dan factor aktifitas 1, 2. Protein diberikan 15% dari kebutuhan energi

18

Page 19: Laporan UJIKOM new.docx

sehari, lemak diberikan 20% dari kebutuhan energi sehari, dan karbohidrat diberikan 65% dari kebutuhan energi sehari.

7. Hasil evaluasi kandungan gizi dari hidangan yang diolah didapatkan ketersediaan energi sudah memenuhi kebutuhan energi sehari yaitu 88, 2 %. Lemak memberikan kontribusi 19, 2 % terhadap kebutuhan energi sehari dan protein memberikan kontribusi 12, 6% terhadap kebutuhan energi sehari, hal ini sudah mencukupi kebutuhan energi sehari, akan tetapi karbohidrat hanya berkontribusi 56, 4% pada kebutuhan energi sehari. Ketersediaan serat 4, 3 g sudah memenuhi syarat diet.

9.2 Saran

Penderita tifus abdominalis mendapatkan diet tahap 2 berupa diet sisa rendah 2, sehingga harus di perhatikan jumlah asupan serat sehari. Asupan karbohidrat dan cairan pada penderita dapat ditingkatkan dengan cara menambahkan minuman teh manis pada selingan pagi dan selingan sore. Selain itu, hidangan potato pie dapat diganti dengan bubur sumsum dengan kinca. Bahan makanan jagung pada hidangan sweet cannelloni sebaiknya tidak digunakan dan dapat diganti dengan sukade atau pun kismis.

DAFTAR PUSTAKA

Almatsier, S. 2004. Penuntun Diet. Jakarta (ID): Gramedia Pustaka Utama.

Syaifuddin. 2006. Anatomi Fisiologi untuk Mahasiswa Keperawatan. Jakarta (ID): EGC.

Patofisiologi tifus abdominalis [Internet]. [Di unduh 2015 Desember 10]. Tersedia pada:http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/127/jtptunimus-gdlwahyuniuta-6308-2-bab2.pdf

Patofisiologi tifus abdominalis [Internet]. [Di unduh 2015 Desember 10]. Tersedia pada:http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/28625/4/Chapter%20II.pdf

19