BAB I PENDAHULUAN NEW.docx
-
Upload
friska-wilfianda -
Category
Documents
-
view
168 -
download
6
Transcript of BAB I PENDAHULUAN NEW.docx
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Ilmu pengetahuan dan teknologi Nuklir semakin berkembang
dalam berbagai bidang, antara lain dalam bidang kedokteran. Bidang
kedokteran dapat dibedakan menjadi 2 macam. Pertama, radiologi,
yaitu aplikasi teknologi nuklir dalam bidang kedokteran yang
memanfaatkan sumber radiasi tertutup (sealed source) ataupun
sumber radiasi yang dibangkitkan dengan bantuan peralatan. Kedua,
kedokteran nuklir, yaitu aplikasi teknologi nuklir dalam bidang
kedokteran yang memanfaatkan sumber radiasi terbuka (unsealed
source).
Ilmu kedokteran nuklir adalah cabang ilmu kedokteran yang
menggunakan sumber radiasi terbuka yang berasal dari desintegrasi
inti radionuklida buatan untuk mempelajari perubahan fisiologis,
anatomi dan biokimia, sehingga dapat digunakan untuk tujuan
diagnostik, terapi dan penelitian kedokteran. Akhir-akhir ini,
kedokteran nuklir berkembang pesat. Dewasa ini, hampir semua kota
besar di Pulau Jawa mempunyai sedikitnya satu rumah sakit yang
dilengkapi dengan unit kedokteran nuklir (PDIN BATAN, 2008).
Ginjal berperan penting dalam kehidupan manusia, terutama
dalam membuang sampah metabolisme dan racun dalam darah
melalui urine. Tidak berfungsinya ginjal dapat berakibat serius,
1
bahkan dapat berujung pada kematian. Dewasa ini, jumlah penderita
kerusakan fungsi ginjal meningkat terutama di kota-kota besar,
disebabkan oleh pola hidup yang tidak sehat, stress, kurang
berolahraga, makanan yang banyak mengandung lemak jenuh dan
lainnya. Selain itu, kerusakan fungsi ginjal juga dapat disebabkan
karena keturunan.
Banyak penderita yang tidak menyadari kelainan fungsi
ginjalnya sampai ketika ginjalnya benar-benar rusak, hal ini karena
ginjal termasuk organ dalam yang prosesnya tidak kasat mata
sehingga membutuhkan alat tertentu untuk mendeteksi fungsinya.
Perkembangan pemanfaatan zat radioaktif pada zaman modern
ini sangat berkembang dengan pesat seiring dengan pertumbuhan dan
perkembangan teknologi dalam pemanfaatannya.
Pemanfaatan sumber radioaktif khususnya Iodium-131 Hippuran
dibidang kesehatan / Kedokteran Nuklir membawa manfaat yang
besar guna pendeteksian serta terapi penyembuhan kepada penderita.
Dalam penelitian ini yang dibahas pada Kedokteran Nuklir
adalah Kamera Gamma, karena disini selain dosisnya rendah, juga
diteliti Uptake , paparan radiasi dan Waktu singgah radiasi. Penelitian
ini akan memperlihatkan bagaimana radiasi tersebut bisa masuk ke
tubuh pasien dan bisa dideteksi dengan program Medic View
khususnya bagian ginjal manusia.
2
1.2. Rumusan Masalah
Dalam penelitian ini, penulis merumuskan masalah yaitu
“Bagaimanakah melakukan analisis dan mencatat data waktu singgah-
uptake radiasi pada ginjal kiri, ginjal kanan dan kandung kemih
dengan menggunakan program Medic View, program SPSS 13 dan
program statiska 6”.
1.3. Batasan Masalah
Penelitian ini dibatasi dengan menganalisis data diagnosis ginjal
karyawan BATAN. Untuk menghitung paparan radiasi yang diterima
serta melihat grafik hubungan paparan radiasi tersebut terhadap uptake
kedua ginjal dan kandung kemih dengan menggunakan program
Medic View, program SPSS 13 dan program statiska 6.
Radiofarmaka yang digunakan adalah Tc-99m DTPA (Technitium-
99m DTPA).
1.4. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini, yaitu :
1. Mempelajari Penggunaan Program Medic View
2. Mempelajari Analisis data dan Mendapatkan Nilai Waktu
Singgah Radiofarmaka pada ginjal kiri, ginjal kanan, dan
Kandung Kemih.
3. Mempelajari Analisis data dan Mendapatkan Nilai Uptake
Radiasi pada Ginjal Kiri dan Ginjal Kanan.
3
1.5. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diperoleh dari penelitian ini, yaitu : untuk
memperluas wawasan dalam ilmu Fisika, khususnya Fisika
Eksperimen tentang pengukuran Radiasi dan penerapannya dalam
kehidupan sehari-hari, sebagai bahan bacaan dan informasi, untuk
memahami program – program dalam pencitraan kanker melalui
radioaktif salah satunya program Medic View dan sebagai syarat untuk
menyelesaikan mata kuliah Fisika Eksperimen II Jurusan Fisika
Universitas Andalas.
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tinjauan Pustaka
Pada tahun 2009 telah dilakukan penelitian penentuan akumulasi
Tc99m MDP pada beberapa titik fokus tubuh menggunakan TLD-100
di instalasi kedokteran nuklir Dr.M. Djamil Padang oleh Yunia Fitri
pada pertengahan tahun 2009, salah satu titik pengukuran tersebut
adalah dibagian tulang punggung, dada, dan kandung kemih. Dari
penelitian dilakukan analisis trend paparan radiasi menggunakan
TLD-100 dengan tujuan menentukan aktivitas dosis paparan radiasi
yang diterima pasien, mengetahui prediksi paparan radiasi dan
besarnya paparan radiasi pada proyeksi organ jantung, ginjal dan
kandung kemih selama pemeriksaan renografi, serta mengetahui dan
menganalisa trend paparan radiasi pada masing-masing organ selama
pemeriksaan berlangsung. (Yunia Fitri, 2009).
Dari hasil penelitian didapatkan bahwa rerata aktivitas dosis
paparan radiasi yang diterima adalah (4,17 ± 0,76) mCi dan paparan
radiasi yang diterima pada organ jantung adalah (0,0828 ± 0,02526)
mSv/pemeriksaan, ginjal (0,0910 ± 0,04067) mSv/pemeriksaan, dan
kandung kemih (0,0935 ± 0,03030) mSv/pemeriksaan. (Yunia Fitri,
2009). Pratikum ini lebih difokuskan pada radiasi, dimana untuk
mengetahui analisis korelasi uptake renografi terhadap paparan radiasi
pada ginjal kiri, ginjal kanan dan kandung kemih.
5
2.2 Landasan Teori
2.2.1 Radiasi
Radiasi adalah pancaran energi melalui suatu materi atau ruang
dalam bentuk panas, partikel atau gelombang elektromagnetik / cahaya
(foton) dari sumber radiasi. Ada beberapa sumber radiasi yang kita
kenal di sekitar kehidupan kita, contohnya adalah televisi, lampu
penerangan, alat pemanas makanan (microwave oven), komputer, dan
lain-lain.
Selain benda-benda tersebut ada sumber-sumber radiasi yang
bersifat unsur alamiah dan berada di udara, di dalam air atau berada di
dalam lapisan bumi. Beberapa di antaranya adalah Uranium dan
Thorium di dalam lapisan bumi, Karbon dan Radon di udara serta
Tritium dan Deuterium yang ada di dalam air.
Tubuh terdiri dari berbagai macam organ seperti hati, ginjal, paru
dan lainnya. Setiap organ tubuh tersusun atas jaringan yang merupakan
kumpulan sel yang mempunyai fungsi dan struktur yang sama. Sel
sebagai unit fungsional terkecil dari tubuh dapat menjalankan fungsi
hidup secara lengkap dan sempurna seperti pembelahan, pernafasan,
pertumbuhan dan lainnya.
2.2.2 Radioaktivitas
Radioaktivitas suatu unsur timbul dari radioaktivitas satu atau
lebih isotopnya. Banyak sekali unsur dalam alam tidak memiliki isotop
radioaktif. Namun demikian, isotop seperti itu dapat disiapkan supaya
6
menjadi radioaktif secara artifisial (buatan) dan dapat berguna dalam
penelitian biologi dan kedokteran sebagai perunut.
Peluruhan radioaktif adalah kumpulan beragam proses di mana
sebuah inti atom yang tidak stabil memancarkan partikel subatomik
(partikel radiasi). Peluruhan terjadi pada sebuah nukleus induk dan
menghasilkan sebuah nukleus anak. Ini adalah sebuah proses acak,
sehingga sulit untuk memprediksi peluruhan sebuah atom.
Satuan Internasional (SI) untuk pengukuran peluruhan radioaktif
adalah becquerel (Bq). Jika sebuah material radioaktif menghasilkan
sebuah kejadian peluruhan tiap satu detik, maka dikatakan material
tersebut mempunyai aktivitas 1 Bq. Karena biasanya sebuah sampel
material radioaktif mengandung banyak atom, 1 Bq akan tampak
sebagai tingkat aktivitas yang rendah. Satuan yang biasa digunakan
adalah dalam orde gigabecquerel. Jenis Peluruhan Radioaktivitas di
antaranya :
1. Partikel Alpha (α)
Partikel alpha mempunyai volume dan muatan listrik positif yang
besar. Partikel ini tersusun dari 2 proton dan 2 neutron, sehingga identik
dengan inti atom Helium. Daya ionisasi partikel alpha sangat besar.
Karena mempunyai muatan listrik yang besar, maka partikel alpha
mudah dipengaruhi oleh medan listrik yang ada di sekitarnya dan
setelah terlepas dari sumbernya hanya mampu menjangkau jarak sejauh
4-5 cm di dalam media udara.
7
Gambar 2.1 Daya tembus masing-masing partikel(Sumber: http:// www.batan.go.id/ )
2. Partikel Beta (β)
Partikel beta mempunyai ukuran dan muatan listrik lebih kecil
dari partikel alpha. Daya ionisasinya di udara 1/100 kali daya ionisasi
partikel α. Dengan ukurannya yang lebih kecil, partikel β mempunyai
daya tembus yang lebih besar dari partikel α. Karena muatannya yang
kecil, daya jangkau partikel β di udara bisa sejauh 9 cm, untuk
selanjutnya dibelokkan oleh medan listrik di sekitarnya.
3. Sinar Gamma (γ)
Sinar gamma tidak mempunyai besaran volume dan muatan listrik
sehingga dikelompokkan ke dalam gelombang elektromagnetik. Daya
ionisasinya di dalam medium sangat kecil, yaitu sekitar 1/10.000 kali
daya ionisiasi partikel α. Karena tidak mempunyai muatan listrik, maka
sinar gamma tidak terbelokkan oleh medan listrik di sekitarnya,
sehingga daya tembus sangat besar dibandingkan dengan daya tembus
partikel α atau β.
8
Gambar 2.2 Sinar-sinar radioaktif(Sumber: http://edukasi.depdiknas.go.id/ )
2.2.3 Bidang – Bidang Ilmu Kedokteran
Bidang kedokteran dapat dibedakan menjadi 2 macam, yaitu :
A. Radiologi
Radiologi, yaitu aplikasi teknologi nuklir dalam bidang
kedokteran yang memanfaatkan sumber radiasi tertutup (sealed source)
ataupun sumber radiasi yang dibangkitkan dengan bantuan peralatan,
misalnya penggunaan jarum berupa sumber radiasi Co60, Ra226, sinar-X
dan linear accelerator (linac).
B. Kedokteran Nuklir
Kedokteran nuklir, yaitu aplikasi teknologi nuklir dalam bidang
kedokteran yang memanfaatkan sumber radiasi terbuka (unsealed
source), misalnya penggunaan sumber radioaktif I131, P32, Tc99m, dan lain
sebagainya. Pada kedokteran nuklir, radioisotop dimasukkan ke dalam
tubuh pasien (in-vivo) maupun hanya direaksikan saja dengan bahan
biologis antara lain darah, cairan lambung, urine dan sebagainya, yang
diambil dari tubuh pasien yang dikenal dengan studi in-vitro.
9
Badan Teknologi Nuklir Nasional (Batan) sejak tahun 1990-an
mengembangkan teknologi nuklir untuk bidang kesehatan. Salah
satunya, Batan mengembangkan detektor fungsi ginjal renograf yang
memiliki keunggulan dibandingkan dengan alat pemeriksaan biasa yang
sudah bisa dioperasionalkan untuk menunjukkan hasil analisis “kilat”
dan akurat dalam waktu 20 menit. Sebelumnya alat pemeriksaan fungsi
ginjal sudah ada yang disebut kamera Gamma namun masih banyak
kekurangannya antara lain yaitu peruntukan tidak sepesifik kepada
fungsi ginjal, dan biaya menggunakan kamera Gamma memerlukan
biaya yang mahal. Renograf tidak memerlukan ruangan besar, selain
alat ini lebih murah dan mudah mengoperasikannya, sehingga pasien
tidak perlu mengeluarkan biaya mahal.
Kamera Gamma itu sendiri merupakan alat yang digunakan pada
penggambaran medikal nuklir atau disebut dengan nuclear medicine,
untuk melihat dan menganalisa atau mendiagnostik gambaran dari
tubuh manusia dengan cara mendeteksi berkas radiasi dari radioisotop
yang dimasukkan ke dalam tubuh pasien.
Jika dibandingkan dengan metode scanning dengan kamera
gamma yang sudah konvesional, hasil deteksi fungsi ginjal dengan
renograf selain cepat juga murah dan aman, biaya produksi alat
renograf Batan hanya sekitar Rp 200 juta.
Metode pendeteksian fungsi ginjal dengan renograf pertama kali
dengan menyuntikkan radioisotop ke pembuluh darah pasien.
10
Kemudian ditunggu selama lima menit agar radioisotop mengalir
sampai ke kedua ginjal dan segera diradiasi nuklir. Jenis radioisotope
yang digunakan adalah Tenisium (Tc – 99m) dengan waktu paruh
hanya enam jam. Bisa juga menggunakan Iodium ( I – 131 Hippuran )
dengan waktu paruh delapan hari. Waktu paruh menunjukkan masa
peluruhan zat radioaktif.
Seperti radioisotop iodium yang memiliki waktu paruh sampai
delapan hari, di dalam tubuh akan meluruh lebih cepat karena terbuang
melalui urine. Pada praktiknya, dalam dua hari zat radioaktif dari
iodium itu sudah meluruh sehingga aman digunakan. Pasien tidak perlu
berpuasa, hanya perlu mengosongkan kantung kemih dengan cara
kencing saja.
Dari radiasi nuklir menghasilkan kurva renogram yang kemudian
diolah ke dalam program komputer. Kurva renogram yang dihasilkan
itu sama dengan hasil dari kamera gamma yang biasa dipakai di
sejumlah rumah sakit yang harganya mencapai Rp 6 milyar per unit.
Setelah 20 menit hasil analisis fungsi ginjal pun dapat diperoleh.
Meskipun harus menggunakan radioisotop, namun dosis yang
digunakan dalam renograf lebih rendah dan memiliki waktu paro yang
pendek sehingga aman bagi pasien yang menggunakannya. Waktu
paruh radioaktif adalah periode waktu yang diperlukan zat radioaktif
untuk meluruh menjadi separo.Di masa mendatang, akan dikembangkan
agar mudah dibawa kemana saja. Beberapa rumah sakit sudah
11
menggunakan alat ini, diantaranya RS Bethesda Jogjakarta, RS Kartini
Jepara, RS POLRI Kramatjati, serta RS PKU Muhammadiyah.
2.2.4 Sistem dan Fungsi Ginjal
1. Sistem Ginjal
Ginjal adalah organ tubuh yang berbentuk ‘kacang polong’ yang
berfungsi membuang cairan proses metabolisme tubuh yang tidak
berguna dalam bentuk urine. Ginjal manusia terdiri dari dua buah,
terletak pada sebelah kiri dan kanan pada bagian tubuh. Posisi ginjal
kiri dan kanan tidak simetris, posisi ginjal kiri terletak pada kira-kira 2-
3 cm di atas garis horizontal posisi ginjal kanan.
Gambar 2.3 Bentuk dan posisi ginjal kiri dan kanan
(Sumber: Djuningran, 2007)
Masing-masing ginjal mempunyai satuan fungsional kira-kira
berjumlah 1,2 juta yang disebut nefron. Fungsi nefron dapat dibagi
menjadi dua bagian :
12
Gambar 2.4 Bagian-bagian Ginjal
(Sumber: http://id.wikipedia.org/ )
a. Bagian glomerulus, yang berfungsi sebagai penapis (filter).
b. Bagian tubulus yang berfungsi memproses hasil tapisan untuk
direabsorbsi atau dibuang dalam bentuk urine.
Secara bersama-sama masing-masing nefron melakukan
penapisan, reabsorbsi, dan sekresi sehingga terbentuk urine yang harus
dikeluarkan. Terbentuknya urine menunjukkan bahwa ginjal
mempunyai kemampuan untuk beraktivitas.
2. Fungsi Ginjal
Secara garis besar, fungsi ginjal adalah :
a. Pengatur keseimbangan volume dan komposisi cairan tubuh yang
meliputi volume darah dan konsentrasi ion-ion unsur K, Na, Mg, Ca,
dan sebagainya. Kegagalan ginjal dalam mengatur keseimbangan
volume komposisi cairan tubuh akan menunjukkan indikasi
kegagalan ginjal menahun atau mendadak.
b. Pengatur keseimbangan asam dan basa meliputi konsentrasi ion H
dalam cairan ekstraseluler tubuh. Kegagalan ginjal dalam mengatur
13
keseimbangan asam akan mengakibatkan koma untuk penderita yang
cairannya bersifat basa.
c. Pengatur tekanan darah, tekanan dalam tubuh, yang juga dilakukan
oleh syaraf dan hormon sebagai pengatur tekanan darah jangka
pendek, pergeseran cairan kapiler dan vaskuler stress relaxtion
sebagai pengatur jangka menengah, sedangkan ginjal sendiri sebagai
pengatur tekanan jangka panjang. Kegagalan ginjal dalam mengatur
tekanan darah menunjukkan indikasi kerusakan nefron atau
menunjukkan perubahan koefisien filtrasi glomerolus. Indikasi ini
adalah sebagian dari indikasi penyakit ginjal yang disebabkan oleh
kegagalan fungsi ginjal (Djuningran, 2007).
2.2.5 Radioisotop
Radioisotop atau sering disebut juga radionuklida adalah zat
beradiasi yang dapat memancarkan sinar gamma dengan waktu paruh
tertentu, pada kondisi ini yang digunakan pada pemeriksaan ginjal
antara lain : I-131 Hippuran, Tc-99m, dan I-123.
Contoh dari radioisotop buatan adalah Tc99m, yaitu atom yang
memiliki nomor atom 43 dan nomor massa 99 dan Memancarkan sinar
gamma dg Energi foton 140 KeV
2.2.6 KIT
Kit adalah zat yang di campur dengan radioisotop untuk mencapai
organ yang kita kehendaki antara lain;
1.Hipurran.
2.DTPA (dietil tripenta acetic acid)
14
3.EC (distil cycteine)
4.MAG3
5.DMSA
6.Glukoheptonate
KIT ini akan terakumulasi pada organ yang menjadi target atau
sasaran radiasi untuk proses pencitraan. Khusus untuk KIT DTPA
adalah KIT yang merupakan bahan farmaka yang ditandai dengan
TC99m untuk mencapai targetnya yaitu ginjal yang akan didiagnosa.
2.2.7 Renografi dan Renogram
Renografi adalah salah satu alternatif pemeriksaan fungsional
untuk mendeteksi keadaan fungsi organ target yaitu ginjal baik secara
menyeluruh maupun secara satu persatu.
Renogram adalah rekaman atau tampilan dalam bentuk kurva dari
fungsi ginjal melalui alternatif renografi.
2.2.8 Uptake
Uptake adalah kemampuan organ untuk menyerap radiofarmaka
yang diberikan melalui pembuluh vena.
2.2.9 TLD-100 Dan TLD-Reader
TLD-100 (Termo Luminase Detector-100) adalah suatu detektor
yang ditempelkan pada tubuh pasien sebagai detektor panas akibat
radiasi yang keluar dari tubuh pasien. Kegunaanya adalah untuk
mengetahui apakah radiasi yang keluar dari tubuh pasien tidak
melebihi ambang keamanannya terhadap lingkungan.
15
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Alat Dan Bahan Penelitian
1) Bahan - Bahan
Tc-99 DTPA
Tc-99 DTPA digunakan sebagai perunut radioaktif yang
peralatan medis yang disuntikkan ke dalam tubuh.
Gambar 3.1 Tc-99 DTPA (Sumber: Yunia Fitri, 2009)
Gas Nitrogen
Berguna untuk menjga kelembaban TLD-100 yang akan dibaca
menggunakan TLD reader.
Gambar 3.2 gas nitrogen (sumber: Yunia Fitri, 2009)
2) Alat - Alat
16
1. Seperangkat Komputer dan Bentuk Aplikasinya
Gambar 3.3 Perangkat Lunak Program Medic View Pada Komputer(Sumber: PRPN BATAN, 2007)
2. Kamera Gamma
Kamera Gamma digunakan untuk memotret radiasi gamma yang
ditangkap oleh detektor pada organ tubuh (ginjal dan kantung
kemih).
Gambar 3.4 Kamera Gamma (Sumber: www.dbh.nhs.uk)
3. TLD-100
Detektor (TLD-100) digunakan untuk menangkap radiasi pada
organ tubuh.
17
Gambar 3.5 TLD-100(Sumber: Yunia Fitri, 2009 - info nuklir.com)
4. TLD-Reader
TLD Reader adalah alat baca TLD model 2000 A dan B buatan
harshaw. Yang berfungsi untuk membaca hasil cacahan dari
dosis yang diserap TLD.
Gambar 3.6 TLD- reader (sumber: Yunia Fitri, 2009)
5. Dose Calibrator
Dose calibrator suatu model 35-056 millicuriea merupakan alat
untuk menghitung dosis dari aktivitas suatu radioisotop.
Gambar 3.7 dose calibrator(sumber : nucmeditoturials.com)
18
3.1 Prosedur Percobaan
a. Pengambilan data dengan menggunakan program Medic View
Diinstal program Medic View pada computer, lalu pada desktop
akan tampilan icon medic view, diklik icon tersebut untuk membuka
program dan diklik OK terus sampai tampilan program medic view
keluar. Untuk memasukkan data yang akan dikerjakan, maka menu
“OPEN IMAGE” pada toolbar program medic view tersebut diklik
dan dipilih datanya pada folder “data pasien” yang telah disimpan.
Setelah dipilh, dibuka image tersebut dan akan tampil bentuk – bentuk
ginjalnya. Lalu diklik salah satu data ginjal yang terlihat jelas untuk
dikerjakan. Setelah itu diklik “STUDIES” dan dipilih “KIDNEY-
MAG3”. Setelah itu diklik “Left Kidney” dan dibentuk ginjal sebelah
kanan begitu juga pada “Right Kidney” dan “Heart” , jangan lupa
setelah membentuknya masing-masing diklik finish. Setelah proses
selesai diklik “RESULT”.
Dari hasil penelitian tersebut bisa dilihat bentuk grafik dan nilai
uptake, Tmax, Tmax ½ dari ginjal kanan dan kiri yang diperoleh.
Setelah diperoleh data tersebut diklik “Save Dekstop”, dan disave data
tersebut pada folder yang diinginkan. Kalau di klik “Report” akan
terlihat hasil data secara rinci. Maka selesailah data pasien yang
dikerjakan. Untuk data berikutnya dilakukan langkah-langkahnya
sama seperti sebelumnya. Diulangi proses tersebut sampai data yang
diperoleh memuaskan dan terlihat bagus seperti gambar berikut :
19
Gambar 3.8 Hasil akhir data analisis ginjal.(sumber : program Medic View)
b. Pengolahan data dengan menggunakan program spss13
Pada Program spss13 ini praktikan mencari nilai dari mean,
range, maximum, minimum serta standar deviasi. Langkah-langkah
mengoperasikan program spss13 yang pertama dibuka program spss
13 dan akan ada dua lembaran kerja yaitu variable view dan data
view, diclik variable view, pada kolom name ketik variabel-variable
(tanpa menggunakan spasi) yang diperlukan serta tentukan type
variabel pada kolom type . Misalnya variable view: kode type string.
Pada data view, masukkan nama pasien(kode pasien), setelah
itu di clik data view, isi data yang dibutuhkan. Clik menu analyze,
repots, kemudian case summarize. Pindahkan variabel yang
dibutuhkan. Clik statistic, dari kolom statistic pindahkan apa saja
yang mau dimunculkan nilainya ke kolom cell statistic, misalnya
mean, range, maximum, minimum serta standar deviasi, kemudian
continue. Ok. Lalu akan muncul hasil outputnya, kemudian copy ke
lembar kerja word. Langkah-langkah program tersebut dilakukan
20
sebanyak tiga kali, yaitu masing-masing untuk membuat tabel antara
transit time dengan ginjal kiri, ginjal kanan, dan kandung kemih.
c. Membuat grafik dengan menggunakan program Statistic 6
Grafik yang akan praktikan buat merupakan grafik hubungan
paparan radiasi TLD-100 waktu singgah ginjal kanan dan ginjal kiri.
Grafik hubungan paparan radiassi TLD-100 dengan uptake ginjal
kanan, uptake ginjal kiri serta uptake kandung kemih. Adapun
langkah-langkah menjalankan program statistic 6 yang pertama
dibuka program statistica 6, lalu double klik di var1,kemudian ketik
nama variabel 1, Ok. Setalah itu double klik di var2,kemudian ketik
nama variabel 2, Ok. Diinput data yang diinginkan sesuai dengan
var1 dan var2 . Dipilih menu graphs, scatterplots, variabel(tentukan
apa yang menjadi sumbu x dan sumbu y), clik advanced. Kemudian
Graph type: regular, fit: linear. Pada kolom statistics tandai dengan
mengklik correlation and regression equation, setelah itu diklik Ok,
maka akan muncul output, pindahkan/ copy grafik ke lembaran
word.
21