BAB I PENDAHULUAN NEW.docx

32
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Ilmu pengetahuan dan teknologi Nuklir semakin berkembang dalam berbagai bidang, antara lain dalam bidang kedokteran. Bidang kedokteran dapat dibedakan menjadi 2 macam. Pertama, radiologi, yaitu aplikasi teknologi nuklir dalam bidang kedokteran yang memanfaatkan sumber radiasi tertutup (sealed source) ataupun sumber radiasi yang dibangkitkan dengan bantuan peralatan. Kedua, kedokteran nuklir, yaitu aplikasi teknologi nuklir dalam bidang kedokteran yang memanfaatkan sumber radiasi terbuka (unsealed source). Ilmu kedokteran nuklir adalah cabang ilmu kedokteran yang menggunakan sumber radiasi terbuka yang berasal dari desintegrasi inti radionuklida buatan untuk mempelajari perubahan fisiologis, anatomi dan biokimia, sehingga 1

Transcript of BAB I PENDAHULUAN NEW.docx

Page 1: BAB I PENDAHULUAN NEW.docx

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Ilmu pengetahuan dan teknologi Nuklir semakin berkembang

dalam berbagai bidang, antara lain dalam bidang kedokteran. Bidang

kedokteran dapat dibedakan menjadi 2 macam. Pertama, radiologi,

yaitu aplikasi teknologi nuklir dalam bidang kedokteran yang

memanfaatkan sumber radiasi tertutup (sealed source) ataupun

sumber radiasi yang dibangkitkan dengan bantuan peralatan. Kedua,

kedokteran nuklir, yaitu aplikasi teknologi nuklir dalam bidang

kedokteran yang memanfaatkan sumber radiasi terbuka (unsealed

source).

Ilmu kedokteran nuklir adalah cabang ilmu kedokteran yang

menggunakan sumber radiasi terbuka yang berasal dari desintegrasi

inti radionuklida buatan untuk mempelajari perubahan fisiologis,

anatomi dan biokimia, sehingga dapat digunakan untuk tujuan

diagnostik, terapi dan penelitian kedokteran. Akhir-akhir ini,

kedokteran nuklir berkembang pesat. Dewasa ini, hampir semua kota

besar di Pulau Jawa mempunyai sedikitnya satu rumah sakit yang

dilengkapi dengan unit kedokteran nuklir (PDIN BATAN, 2008).

Ginjal berperan penting dalam kehidupan manusia, terutama

dalam membuang sampah metabolisme dan racun dalam darah

melalui urine. Tidak berfungsinya ginjal dapat berakibat serius,

1

Page 2: BAB I PENDAHULUAN NEW.docx

bahkan dapat berujung pada kematian. Dewasa ini, jumlah penderita

kerusakan fungsi ginjal meningkat terutama di kota-kota besar,

disebabkan oleh pola hidup yang tidak sehat, stress, kurang

berolahraga, makanan yang banyak mengandung lemak jenuh dan

lainnya. Selain itu, kerusakan fungsi ginjal juga dapat disebabkan

karena keturunan.

Banyak penderita yang tidak menyadari kelainan fungsi

ginjalnya sampai ketika ginjalnya benar-benar rusak, hal ini karena

ginjal termasuk organ dalam yang prosesnya tidak kasat mata

sehingga membutuhkan alat tertentu untuk mendeteksi fungsinya.

Perkembangan pemanfaatan zat radioaktif pada zaman modern

ini sangat berkembang dengan pesat seiring dengan pertumbuhan dan

perkembangan teknologi dalam pemanfaatannya.

Pemanfaatan sumber radioaktif khususnya Iodium-131 Hippuran

dibidang kesehatan / Kedokteran Nuklir membawa manfaat yang

besar guna pendeteksian serta terapi penyembuhan kepada penderita.

Dalam penelitian ini yang dibahas pada Kedokteran Nuklir

adalah Kamera Gamma, karena disini selain dosisnya rendah, juga

diteliti Uptake , paparan radiasi dan Waktu singgah radiasi. Penelitian

ini akan memperlihatkan bagaimana radiasi tersebut bisa masuk ke

tubuh pasien dan bisa dideteksi dengan program Medic View

khususnya bagian ginjal manusia.

2

Page 3: BAB I PENDAHULUAN NEW.docx

1.2. Rumusan Masalah

Dalam penelitian ini, penulis merumuskan masalah yaitu

“Bagaimanakah melakukan analisis dan mencatat data waktu singgah-

uptake radiasi pada ginjal kiri, ginjal kanan dan kandung kemih

dengan menggunakan program Medic View, program SPSS 13 dan

program statiska 6”.

1.3. Batasan Masalah

Penelitian ini dibatasi dengan menganalisis data diagnosis ginjal

karyawan BATAN. Untuk menghitung paparan radiasi yang diterima

serta melihat grafik hubungan paparan radiasi tersebut terhadap uptake

kedua ginjal dan kandung kemih dengan menggunakan program

Medic View, program SPSS 13 dan program statiska 6.

Radiofarmaka yang digunakan adalah Tc-99m DTPA (Technitium-

99m DTPA).

1.4. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini, yaitu :

1. Mempelajari Penggunaan Program Medic View

2. Mempelajari Analisis data dan Mendapatkan Nilai Waktu

Singgah Radiofarmaka pada ginjal kiri, ginjal kanan, dan

Kandung Kemih.

3. Mempelajari Analisis data dan Mendapatkan Nilai Uptake

Radiasi pada Ginjal Kiri dan Ginjal Kanan.

3

Page 4: BAB I PENDAHULUAN NEW.docx

1.5. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diperoleh dari penelitian ini, yaitu : untuk

memperluas wawasan dalam ilmu Fisika, khususnya Fisika

Eksperimen tentang pengukuran Radiasi dan penerapannya dalam

kehidupan sehari-hari, sebagai bahan bacaan dan informasi, untuk

memahami program – program dalam pencitraan kanker melalui

radioaktif salah satunya program Medic View dan sebagai syarat untuk

menyelesaikan mata kuliah Fisika Eksperimen II Jurusan Fisika

Universitas Andalas.

4

Page 5: BAB I PENDAHULUAN NEW.docx

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Pustaka

Pada tahun 2009 telah dilakukan penelitian penentuan akumulasi

Tc99m MDP pada beberapa titik fokus tubuh menggunakan TLD-100

di instalasi kedokteran nuklir Dr.M. Djamil Padang oleh Yunia Fitri

pada pertengahan tahun 2009, salah satu titik pengukuran tersebut

adalah dibagian tulang punggung, dada, dan kandung kemih. Dari

penelitian dilakukan analisis trend paparan radiasi menggunakan

TLD-100 dengan tujuan menentukan aktivitas dosis paparan radiasi

yang diterima pasien, mengetahui prediksi paparan radiasi dan

besarnya paparan radiasi pada proyeksi organ jantung, ginjal dan

kandung kemih selama pemeriksaan renografi, serta mengetahui dan

menganalisa trend paparan radiasi pada masing-masing organ selama

pemeriksaan berlangsung. (Yunia Fitri, 2009).

Dari hasil penelitian didapatkan bahwa rerata aktivitas dosis

paparan radiasi yang diterima adalah (4,17 ± 0,76) mCi dan paparan

radiasi yang diterima pada organ jantung adalah (0,0828 ± 0,02526)

mSv/pemeriksaan, ginjal (0,0910 ± 0,04067) mSv/pemeriksaan, dan

kandung kemih (0,0935 ± 0,03030) mSv/pemeriksaan. (Yunia Fitri,

2009). Pratikum ini lebih difokuskan pada radiasi, dimana untuk

mengetahui analisis korelasi uptake renografi terhadap paparan radiasi

pada ginjal kiri, ginjal kanan dan kandung kemih.

5

Page 6: BAB I PENDAHULUAN NEW.docx

2.2 Landasan Teori

2.2.1 Radiasi

Radiasi adalah pancaran energi melalui suatu materi atau ruang

dalam bentuk panas, partikel atau gelombang elektromagnetik / cahaya

(foton) dari sumber radiasi. Ada beberapa sumber radiasi yang kita

kenal di sekitar kehidupan kita, contohnya adalah televisi, lampu

penerangan, alat pemanas makanan (microwave oven), komputer, dan

lain-lain.

Selain benda-benda tersebut ada sumber-sumber radiasi yang

bersifat unsur alamiah dan berada di udara, di dalam air atau berada di

dalam lapisan bumi. Beberapa di antaranya adalah Uranium dan

Thorium di dalam lapisan bumi, Karbon dan Radon di udara serta

Tritium dan Deuterium yang ada di dalam air.

Tubuh terdiri dari berbagai macam organ seperti hati, ginjal, paru

dan lainnya. Setiap organ tubuh tersusun atas jaringan yang merupakan

kumpulan sel yang mempunyai fungsi dan struktur yang sama. Sel

sebagai unit fungsional terkecil dari tubuh dapat menjalankan fungsi

hidup secara lengkap dan sempurna seperti pembelahan, pernafasan,

pertumbuhan dan lainnya.

2.2.2 Radioaktivitas

Radioaktivitas suatu unsur timbul dari radioaktivitas satu atau

lebih isotopnya. Banyak sekali unsur dalam alam tidak memiliki isotop

radioaktif. Namun demikian, isotop seperti itu dapat disiapkan supaya

6

Page 7: BAB I PENDAHULUAN NEW.docx

menjadi radioaktif secara artifisial (buatan) dan dapat berguna dalam

penelitian biologi dan kedokteran sebagai perunut.

Peluruhan radioaktif adalah kumpulan beragam proses di mana

sebuah inti atom yang tidak stabil memancarkan partikel subatomik

(partikel radiasi). Peluruhan terjadi pada sebuah nukleus induk dan

menghasilkan sebuah nukleus anak. Ini adalah sebuah proses acak,

sehingga sulit untuk memprediksi peluruhan sebuah atom.

Satuan Internasional (SI) untuk pengukuran peluruhan radioaktif

adalah becquerel (Bq). Jika sebuah material radioaktif menghasilkan

sebuah kejadian peluruhan tiap satu detik, maka dikatakan material

tersebut mempunyai aktivitas 1 Bq. Karena biasanya sebuah sampel

material radioaktif mengandung banyak atom, 1 Bq akan tampak

sebagai tingkat aktivitas yang rendah. Satuan yang biasa digunakan

adalah dalam orde gigabecquerel. Jenis Peluruhan Radioaktivitas di

antaranya :

1. Partikel Alpha (α)

Partikel alpha mempunyai volume dan muatan listrik positif yang

besar. Partikel ini tersusun dari 2 proton dan 2 neutron, sehingga identik

dengan inti atom Helium. Daya ionisasi partikel alpha sangat besar.

Karena mempunyai muatan listrik yang besar, maka partikel alpha

mudah dipengaruhi oleh medan listrik yang ada di sekitarnya dan

setelah terlepas dari sumbernya hanya mampu menjangkau jarak sejauh

4-5 cm di dalam media udara.

7

Page 8: BAB I PENDAHULUAN NEW.docx

Gambar 2.1 Daya tembus masing-masing partikel(Sumber: http:// www.batan.go.id/ )

2. Partikel Beta (β)

Partikel beta mempunyai ukuran dan muatan listrik lebih kecil

dari partikel alpha. Daya ionisasinya di udara 1/100 kali daya ionisasi

partikel α. Dengan ukurannya yang lebih kecil, partikel β mempunyai

daya tembus yang lebih besar dari partikel α. Karena muatannya yang

kecil, daya jangkau partikel β di udara bisa sejauh 9 cm, untuk

selanjutnya dibelokkan oleh medan listrik di sekitarnya.

3. Sinar Gamma (γ)

Sinar gamma tidak mempunyai besaran volume dan muatan listrik

sehingga dikelompokkan ke dalam gelombang elektromagnetik. Daya

ionisasinya di dalam medium sangat kecil, yaitu sekitar 1/10.000 kali

daya ionisiasi partikel α. Karena tidak mempunyai muatan listrik, maka

sinar gamma tidak terbelokkan oleh medan listrik di sekitarnya,

sehingga daya tembus sangat besar dibandingkan dengan daya tembus

partikel α atau β.

8

Page 9: BAB I PENDAHULUAN NEW.docx

Gambar 2.2 Sinar-sinar radioaktif(Sumber: http://edukasi.depdiknas.go.id/ )

2.2.3 Bidang – Bidang Ilmu Kedokteran

Bidang kedokteran dapat dibedakan menjadi 2 macam, yaitu :

A. Radiologi

Radiologi, yaitu aplikasi teknologi nuklir dalam bidang

kedokteran yang memanfaatkan sumber radiasi tertutup (sealed source)

ataupun sumber radiasi yang dibangkitkan dengan bantuan peralatan,

misalnya penggunaan jarum berupa sumber radiasi Co60, Ra226, sinar-X

dan linear accelerator (linac).

B. Kedokteran Nuklir

Kedokteran nuklir, yaitu aplikasi teknologi nuklir dalam bidang

kedokteran yang memanfaatkan sumber radiasi terbuka (unsealed

source), misalnya penggunaan sumber radioaktif I131, P32, Tc99m, dan lain

sebagainya. Pada kedokteran nuklir, radioisotop dimasukkan ke dalam

tubuh pasien (in-vivo) maupun hanya direaksikan saja dengan bahan

biologis antara lain darah, cairan lambung, urine dan sebagainya, yang

diambil dari tubuh pasien yang dikenal dengan studi in-vitro.

9

Page 10: BAB I PENDAHULUAN NEW.docx

Badan Teknologi Nuklir Nasional (Batan) sejak tahun 1990-an

mengembangkan teknologi nuklir untuk bidang kesehatan. Salah

satunya, Batan mengembangkan detektor fungsi ginjal renograf yang

memiliki keunggulan dibandingkan dengan alat pemeriksaan biasa yang

sudah bisa dioperasionalkan untuk menunjukkan hasil analisis “kilat”

dan akurat dalam waktu 20 menit. Sebelumnya alat pemeriksaan fungsi

ginjal sudah ada yang disebut kamera Gamma namun masih banyak

kekurangannya  antara lain yaitu peruntukan tidak sepesifik kepada

fungsi ginjal, dan biaya menggunakan kamera Gamma memerlukan

biaya yang mahal. Renograf tidak memerlukan ruangan besar, selain

alat ini lebih murah dan mudah mengoperasikannya, sehingga pasien

tidak perlu mengeluarkan biaya mahal.

Kamera Gamma itu sendiri merupakan alat yang digunakan pada

penggambaran medikal nuklir atau disebut dengan nuclear medicine,

untuk melihat dan menganalisa atau mendiagnostik gambaran dari

tubuh manusia dengan cara mendeteksi berkas radiasi dari radioisotop

yang dimasukkan ke dalam tubuh pasien.

Jika dibandingkan dengan metode scanning dengan kamera

gamma yang sudah konvesional, hasil deteksi fungsi ginjal dengan

renograf selain cepat juga murah dan aman, biaya produksi alat

renograf Batan hanya sekitar Rp 200 juta.

Metode pendeteksian fungsi ginjal dengan renograf pertama kali

dengan menyuntikkan radioisotop ke pembuluh darah pasien.

10

Page 11: BAB I PENDAHULUAN NEW.docx

Kemudian ditunggu selama lima menit agar radioisotop mengalir

sampai ke kedua ginjal dan segera diradiasi nuklir. Jenis radioisotope

yang digunakan adalah Tenisium (Tc – 99m) dengan waktu paruh

hanya enam jam. Bisa juga menggunakan Iodium ( I – 131 Hippuran )

dengan waktu paruh delapan hari. Waktu paruh menunjukkan masa

peluruhan zat radioaktif.

Seperti radioisotop iodium yang memiliki waktu paruh sampai

delapan hari, di dalam tubuh akan meluruh lebih cepat karena terbuang

melalui urine. Pada praktiknya, dalam dua hari zat radioaktif dari

iodium itu sudah meluruh sehingga aman digunakan. Pasien tidak perlu

berpuasa, hanya perlu mengosongkan kantung kemih dengan cara

kencing saja.

Dari radiasi nuklir menghasilkan kurva renogram yang kemudian

diolah ke dalam program komputer. Kurva renogram yang dihasilkan

itu sama dengan hasil dari kamera gamma yang biasa dipakai di

sejumlah rumah sakit yang harganya mencapai Rp 6 milyar per unit.

Setelah 20 menit hasil analisis fungsi ginjal pun dapat diperoleh.

Meskipun harus menggunakan radioisotop, namun dosis yang

digunakan dalam renograf lebih rendah dan memiliki waktu paro yang

pendek sehingga aman bagi pasien yang menggunakannya. Waktu

paruh radioaktif adalah periode waktu yang diperlukan zat radioaktif

untuk meluruh menjadi separo.Di masa mendatang, akan dikembangkan

agar mudah dibawa kemana saja. Beberapa rumah sakit sudah

11

Page 12: BAB I PENDAHULUAN NEW.docx

menggunakan alat ini, diantaranya RS Bethesda Jogjakarta, RS Kartini

Jepara, RS POLRI Kramatjati, serta RS PKU Muhammadiyah.

2.2.4 Sistem dan Fungsi Ginjal

1. Sistem Ginjal

Ginjal adalah organ tubuh yang berbentuk ‘kacang polong’ yang

berfungsi membuang cairan proses metabolisme tubuh yang tidak

berguna dalam bentuk urine. Ginjal manusia terdiri dari dua buah,

terletak pada sebelah kiri dan kanan pada bagian tubuh. Posisi ginjal

kiri dan kanan tidak simetris, posisi ginjal kiri terletak pada kira-kira 2-

3 cm di atas garis horizontal posisi ginjal kanan.

Gambar 2.3 Bentuk dan posisi ginjal kiri dan kanan

(Sumber: Djuningran, 2007)

Masing-masing ginjal mempunyai satuan fungsional kira-kira

berjumlah 1,2 juta yang disebut nefron. Fungsi nefron dapat dibagi

menjadi dua bagian :

12

Page 13: BAB I PENDAHULUAN NEW.docx

Gambar 2.4 Bagian-bagian Ginjal

(Sumber: http://id.wikipedia.org/ )

a. Bagian glomerulus, yang berfungsi sebagai penapis (filter).

b. Bagian tubulus yang berfungsi memproses hasil tapisan untuk

direabsorbsi atau dibuang dalam bentuk urine.

Secara bersama-sama masing-masing nefron melakukan

penapisan, reabsorbsi, dan sekresi sehingga terbentuk urine yang harus

dikeluarkan. Terbentuknya urine menunjukkan bahwa ginjal

mempunyai kemampuan untuk beraktivitas.

2. Fungsi Ginjal

Secara garis besar, fungsi ginjal adalah :

a. Pengatur keseimbangan volume dan komposisi cairan tubuh yang

meliputi volume darah dan konsentrasi ion-ion unsur K, Na, Mg, Ca,

dan sebagainya. Kegagalan ginjal dalam mengatur keseimbangan

volume komposisi cairan tubuh akan menunjukkan indikasi

kegagalan ginjal menahun atau mendadak.

b. Pengatur keseimbangan asam dan basa meliputi konsentrasi ion H

dalam cairan ekstraseluler tubuh. Kegagalan ginjal dalam mengatur

13

Page 14: BAB I PENDAHULUAN NEW.docx

keseimbangan asam akan mengakibatkan koma untuk penderita yang

cairannya bersifat basa.

c. Pengatur tekanan darah, tekanan dalam tubuh, yang juga dilakukan

oleh syaraf dan hormon sebagai pengatur tekanan darah jangka

pendek, pergeseran cairan kapiler dan vaskuler stress relaxtion

sebagai pengatur jangka menengah, sedangkan ginjal sendiri sebagai

pengatur tekanan jangka panjang. Kegagalan ginjal dalam mengatur

tekanan darah menunjukkan indikasi kerusakan nefron atau

menunjukkan perubahan koefisien filtrasi glomerolus. Indikasi ini

adalah sebagian dari indikasi penyakit ginjal yang disebabkan oleh

kegagalan fungsi ginjal (Djuningran, 2007).

2.2.5 Radioisotop

Radioisotop atau sering disebut juga radionuklida adalah zat

beradiasi yang dapat memancarkan sinar gamma dengan waktu paruh

tertentu, pada kondisi ini yang digunakan pada pemeriksaan ginjal

antara lain : I-131 Hippuran, Tc-99m, dan I-123.

Contoh dari radioisotop buatan adalah Tc99m, yaitu atom yang

memiliki nomor atom 43 dan nomor massa 99 dan Memancarkan sinar

gamma dg Energi foton 140 KeV

2.2.6 KIT

Kit adalah zat yang di campur dengan radioisotop untuk mencapai

organ yang kita kehendaki antara lain;

1.Hipurran.

2.DTPA (dietil tripenta acetic acid)

14

Page 15: BAB I PENDAHULUAN NEW.docx

3.EC (distil cycteine)

4.MAG3

5.DMSA

6.Glukoheptonate

KIT ini akan terakumulasi pada organ yang menjadi target atau

sasaran radiasi untuk proses pencitraan. Khusus untuk KIT DTPA

adalah KIT yang merupakan bahan farmaka yang ditandai dengan

TC99m untuk mencapai targetnya yaitu ginjal yang akan didiagnosa.

2.2.7 Renografi dan Renogram

Renografi adalah salah satu alternatif pemeriksaan fungsional

untuk mendeteksi keadaan fungsi organ target yaitu ginjal baik secara

menyeluruh maupun secara satu persatu.

Renogram adalah rekaman atau tampilan dalam bentuk kurva dari

fungsi ginjal melalui alternatif renografi.

2.2.8 Uptake

Uptake adalah kemampuan organ untuk menyerap radiofarmaka

yang diberikan melalui pembuluh vena.

2.2.9 TLD-100 Dan TLD-Reader

TLD-100 (Termo Luminase Detector-100) adalah suatu detektor

yang ditempelkan pada tubuh pasien sebagai detektor panas akibat

radiasi yang keluar dari tubuh pasien. Kegunaanya adalah untuk

mengetahui apakah radiasi yang keluar dari tubuh pasien tidak

melebihi ambang keamanannya terhadap lingkungan.

15

Page 16: BAB I PENDAHULUAN NEW.docx

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Alat Dan Bahan Penelitian

1) Bahan - Bahan

Tc-99 DTPA

Tc-99 DTPA digunakan sebagai perunut radioaktif yang

peralatan medis yang disuntikkan ke dalam tubuh.

Gambar 3.1 Tc-99 DTPA (Sumber: Yunia Fitri, 2009)

Gas Nitrogen

Berguna untuk menjga kelembaban TLD-100 yang akan dibaca

menggunakan TLD reader.

Gambar 3.2 gas nitrogen (sumber: Yunia Fitri, 2009)

2) Alat - Alat

16

Page 17: BAB I PENDAHULUAN NEW.docx

1. Seperangkat Komputer dan Bentuk Aplikasinya

Gambar 3.3 Perangkat Lunak Program Medic View Pada Komputer(Sumber: PRPN BATAN, 2007)

2. Kamera Gamma

Kamera Gamma digunakan untuk memotret radiasi gamma yang

ditangkap oleh detektor pada organ tubuh (ginjal dan kantung

kemih).

Gambar 3.4 Kamera Gamma (Sumber: www.dbh.nhs.uk)

3. TLD-100

Detektor (TLD-100) digunakan untuk menangkap radiasi pada

organ tubuh.

17

Page 18: BAB I PENDAHULUAN NEW.docx

Gambar 3.5 TLD-100(Sumber: Yunia Fitri, 2009 - info nuklir.com)

4. TLD-Reader

TLD Reader adalah alat baca TLD model 2000 A dan B buatan

harshaw. Yang berfungsi untuk membaca hasil cacahan dari

dosis yang diserap TLD.

Gambar 3.6 TLD- reader (sumber: Yunia Fitri, 2009)

5. Dose Calibrator

Dose calibrator suatu model 35-056 millicuriea merupakan alat

untuk menghitung dosis dari aktivitas suatu radioisotop.

Gambar 3.7 dose calibrator(sumber : nucmeditoturials.com)

18

Page 19: BAB I PENDAHULUAN NEW.docx

3.1 Prosedur Percobaan

a. Pengambilan data dengan menggunakan program Medic View

Diinstal program Medic View pada computer, lalu pada desktop

akan tampilan icon medic view, diklik icon tersebut untuk membuka

program dan diklik OK terus sampai tampilan program medic view

keluar. Untuk memasukkan data yang akan dikerjakan, maka menu

“OPEN IMAGE” pada toolbar program medic view tersebut diklik

dan dipilih datanya pada folder “data pasien” yang telah disimpan.

Setelah dipilh, dibuka image tersebut dan akan tampil bentuk – bentuk

ginjalnya. Lalu diklik salah satu data ginjal yang terlihat jelas untuk

dikerjakan. Setelah itu diklik “STUDIES” dan dipilih “KIDNEY-

MAG3”. Setelah itu diklik “Left Kidney” dan dibentuk ginjal sebelah

kanan begitu juga pada “Right Kidney” dan “Heart” , jangan lupa

setelah membentuknya masing-masing diklik finish. Setelah proses

selesai diklik “RESULT”.

Dari hasil penelitian tersebut bisa dilihat bentuk grafik dan nilai

uptake, Tmax, Tmax ½ dari ginjal kanan dan kiri yang diperoleh.

Setelah diperoleh data tersebut diklik “Save Dekstop”, dan disave data

tersebut pada folder yang diinginkan. Kalau di klik “Report” akan

terlihat hasil data secara rinci. Maka selesailah data pasien yang

dikerjakan. Untuk data berikutnya dilakukan langkah-langkahnya

sama seperti sebelumnya. Diulangi proses tersebut sampai data yang

diperoleh memuaskan dan terlihat bagus seperti gambar berikut :

19

Page 20: BAB I PENDAHULUAN NEW.docx

Gambar 3.8 Hasil akhir data analisis ginjal.(sumber : program Medic View)

b. Pengolahan data dengan menggunakan program spss13

Pada Program spss13 ini praktikan mencari nilai dari mean,

range, maximum, minimum serta standar deviasi. Langkah-langkah

mengoperasikan program spss13 yang pertama dibuka program spss

13 dan akan ada dua lembaran kerja yaitu variable view dan data

view, diclik variable view, pada kolom name ketik variabel-variable

(tanpa menggunakan spasi) yang diperlukan serta tentukan type

variabel pada kolom type . Misalnya variable view: kode type string.

Pada data view, masukkan nama pasien(kode pasien), setelah

itu di clik data view, isi data yang dibutuhkan. Clik menu analyze,

repots, kemudian case summarize. Pindahkan variabel yang

dibutuhkan. Clik statistic, dari kolom statistic pindahkan apa saja

yang mau dimunculkan nilainya ke kolom cell statistic, misalnya

mean, range, maximum, minimum serta standar deviasi, kemudian

continue. Ok. Lalu akan muncul hasil outputnya, kemudian copy ke

lembar kerja word. Langkah-langkah program tersebut dilakukan

20

Page 21: BAB I PENDAHULUAN NEW.docx

sebanyak tiga kali, yaitu masing-masing untuk membuat tabel antara

transit time dengan ginjal kiri, ginjal kanan, dan kandung kemih.

c. Membuat grafik dengan menggunakan program Statistic 6

Grafik yang akan praktikan buat merupakan grafik hubungan

paparan radiasi TLD-100 waktu singgah ginjal kanan dan ginjal kiri.

Grafik hubungan paparan radiassi TLD-100 dengan uptake ginjal

kanan, uptake ginjal kiri serta uptake kandung kemih. Adapun

langkah-langkah menjalankan program statistic 6 yang pertama

dibuka program statistica 6, lalu double klik di var1,kemudian ketik

nama variabel 1, Ok. Setalah itu double klik di var2,kemudian ketik

nama variabel 2, Ok. Diinput data yang diinginkan sesuai dengan

var1 dan var2 . Dipilih menu graphs, scatterplots, variabel(tentukan

apa yang menjadi sumbu x dan sumbu y), clik advanced. Kemudian

Graph type: regular, fit: linear. Pada kolom statistics tandai dengan

mengklik correlation and regression equation, setelah itu diklik Ok,

maka akan muncul output, pindahkan/ copy grafik ke lembaran

word.

21