PBL9 S2 Proses Pencernaan Dalam Tubuh Manusia

64
Proses Pencernaan dalam Tubuh Manusia Ellisa Fakultas Kedokteran Ukrida Jalan Terusan Arjuna No.6, Jakarta Email: [email protected] Pendahuluan Sistem pencernaan atau sistem gastroinstestin, adalah sistem organ dalam hewan multisel yang menerima makanan, mencernanya menjadi energi dan nutrien, serta mengeluarkan sisa proses tersebut. Pada dasarnya sistem pencernaan makanan dalam tubuh manusia dibagi menjadi 3 bagian, yaitu proses penghancuran makanan yang terjadi dalam mulut hingga lambung. Selanjutnya adalah proses penyerapan sari - sari makanan yang terjadi di dalam usus. Kemudian proses pengeluaran sisa - sisa makanan melalui anus. Selain itu, pencernaan merupakan suatu proses penguraian makanan dari struktur yang komplek diubah menjadi satuan- satuan lebih kecil yang dapat diserap oleh enzim-enzim yang diproduksi di dalam sistem pencernaan. Organ-organ utama yang berperan dalam sistem pencernaan antara lain mulut, kerongkongan, lambung, usus halus, usus besar, rektum, dan anus. Sementara organ tambahan dalam sistem pencernaan meliputi hati, pankreas. Semua organ tersebut menghasilkan 1

Transcript of PBL9 S2 Proses Pencernaan Dalam Tubuh Manusia

Page 1: PBL9 S2 Proses Pencernaan Dalam Tubuh Manusia

Proses Pencernaan dalam Tubuh Manusia

Ellisa

Fakultas Kedokteran Ukrida

Jalan Terusan Arjuna No.6, Jakarta

Email: [email protected]

Pendahuluan

Sistem pencernaan atau sistem gastroinstestin, adalah sistem organ dalam hewan

multisel yang menerima makanan, mencernanya menjadi energi dan nutrien, serta

mengeluarkan sisa proses tersebut. Pada dasarnya sistem pencernaan makanan dalam tubuh

manusia dibagi menjadi 3 bagian, yaitu proses penghancuran makanan yang terjadi dalam mulut

hingga lambung. Selanjutnya adalah proses penyerapan sari - sari makanan yang terjadi di dalam

usus. Kemudian proses pengeluaran sisa - sisa makanan melalui anus.

Selain itu, pencernaan merupakan suatu proses penguraian makanan dari struktur

yang komplek diubah menjadi satuan-satuan lebih kecil yang dapat diserap oleh enzim-enzim

yang diproduksi di dalam sistem pencernaan. Organ-organ utama yang berperan dalam sistem

pencernaan antara lain mulut, kerongkongan, lambung, usus halus, usus besar, rektum, dan

anus. Sementara organ tambahan dalam sistem pencernaan meliputi hati, pankreas. Semua

organ tersebut menghasilkan enzim-enzim yang berguna untuk menguraikan makanan dari

molekul kompleks menjadi sederhana yang dapat digunakan oleh setiap sel untuk aktivitas

tubuh manusia.

Makanan merupakan faktor yang menentukan kesehatan individu. Makanan yang

kurang bergizi dan waktu makan yang tidak teratur dapat menyebabkan kesehatan

tergganggu. Agar kita dapat memilih makanan sesuai dengan kebutuhan tubuh, maka perlu

pengetahuan tentang fungsi makanan, cara pengolahannya , dan penyajiannya.

Tujuan dari pencernaaan adalah agar makanan mudah untuk diserap (absorpsi). Hasil

pencernaan karbohidrat adalah monosakarida, pencernaan protein adalah asam amino dan

pencernaan lemak adalah asam lemak. Pencernaan dibedakan 2 macam:

1

Page 2: PBL9 S2 Proses Pencernaan Dalam Tubuh Manusia

1. Pencernaaan Fisika: yaitu pencernaaan yang merupakan makanan dari bentuk besar

menjadi kecil, yang terjadi hanya perubahan bentuk, tidak terjadi perubahan zat (tidak

terbentuk zat yang baru), dilakukan oleh gigi.

2. Pencernaaan Kimiawi adalah pencernaaan makanan dengan menggunakan enzim,

mengubah makanan menjadi zat baru yang lebih sederhana.

Struktur Anatomi Sistem Pencernaan

Gambar 1. Alat-alat pencernaan

Sistim pencernaan atau sistem gastroinstestinal (mulai dari mulut sampai anus) adalah

sistem organ dalam manusia yang berfungsi untuk menerima makanan, mencernanya menjadi

zat-zat gizi dan energi, menyerap zat-zat gizi ke dalam aliran darah serta membuang bagian

makanan yang tidak dapat dicerna atau merupakan sisa proses tersebut dari tubuh.

Saluran pencernaan terdiri dari mulut, tenggorokan (faring), kerongkongan, lambung,

usus halus, usus besar, rektum dan anus. Sistem pencernaan juga meliputi organ-organ yang

terletak diluar saluran pencernaan, yaitu pankreas, hati dan kandung empedu.

Sistim ini terdiri atas:

2

Page 3: PBL9 S2 Proses Pencernaan Dalam Tubuh Manusia

Cavum Oris

Cavum oris merupakan suatu rongga terbuka tempat masuknya makanan dan air

pada hewan. Mulut merupakan jalan masuk untuk sistem pencernaan. Bagian

dalam dari mulut dilapisi oleh selaput lendir. Pengecapan dirasakan oleh organ

perasa yang terdapat di permukaan lidah. Pengecapan relatif sederhana, terdiri

dari manis, asam, asin dan pahit. Makanan dipotong-potong oleh gigi depan

(incisivus) dan di kunyah oleh gigi belakang (molar, geraham), menjadi bagian-

bagian kecil yang lebih mudah dicerna. Ludah dari kelenjar ludah akan

membungkus bagian-bagian dari makanan tersebut dengan enzim-enzim

pencernaan dan mulai mencernanya. Ludah juga mengandung antibodi dan enzim

(misalnya lisozim), yang memecah protein dan menyerang bakteri secara

langsung. Proses menelan dimulai secara sadar dan berlanjut secara otomatis.

Cavum oris disebelah depan dibatasi oleh suatu celah yang disebut rima oris

dengan labium superior et inferior sebagai dindingnya. Sebelah lateral cavum oris

dibatasi oleh pipi dan sebelah bawah terdapat dasar mulut dengan lidahnya dan

sebagai atapnya adalah palatum. Sedangkan disebelah dorsal terdapat hubungan

dengan pharynx yang merupakan lubang yang disebut faucia.

Gambar 2. Cavum oris

Faring

3

Page 4: PBL9 S2 Proses Pencernaan Dalam Tubuh Manusia

Di dalam lengkung faring terdapat tonsil ( amandel ) yaitu kelenjar limfe

yang banyak mengandung kelenjar limfosit dan merupakan pertahanan terhadap

infeksi, disini terletak bersimpangan antara jalan nafas dan jalan makanan,

letaknya dibelakang rongga mulut dan rongga hidung, didepan ruas tulang

belakang. Keatas bagian depan berhubungan dengan rongga hidung, dengan

perantaraan lubang bernama choana, keadaan tekak berhubungan dengan rongga

mulut dengan perantaraan lubang yang disebut isthmus fausium.1,2

Dinding faring terdiri dari 3 lapis yakni:

Tunica mucosa pharyngis

Terdiri atas nasopharynx yang berfungsi untuk pernafasan, oropharynx

yang berfungsi untuk pencernaan, dan laryngopharynx.

Tunica submucosa pharyngis

Di bagian atas sangat tebal dan melekatkan pharynx pada dasar

tengkorak. Di bagian bawah, di laryngopharyns, submukosa lebih

elastis sehingga memudahkan pada saat menelan

Tunica muscularis pharyngis

Terdiri atas otot-otot melingkar dan membujur.

Otot-otot melingkar terdapat pada dinding posterior dan lateral

pharynx , yaitu M. constrictor pharyngeus superior, M. constrictor

pharyngeus media, M. constrictor pharyngeus inferior.

Otot-otot membujur

Yaitu M. palatopharyngeus, M. stylopharyngeus, M.

salpingopharyngeus.

Esofagus

Kerongkongan ( oesofagus ) adalah tabung (tube) berotot pada vertebrata yang dilalui

sewaktu makanan mengalir dari bagian mulut ke dalam lambung. Makanan berjalan

melalui kerongkongan dengan menggunakan proses peristaltik. Sering juga disebut

esophagus (dari bahasa Yunani: οiσω, oeso – “membawa”, dan έφαγον, phagus –

“memakan”). Esofagus bertemu dengan faring pada ruas ke-6 tulang belakang.

Di cranial dan caudal oesophagus terdapat sphincter yang bernama sphincter

oesophagus. Di oesophagus makanan akan mengalami gerak peristaltik yang terjadi

sekitar 6-10 deik. Apabila peristaltik pertama (peristaltik primer) tidak bisa

4

Page 5: PBL9 S2 Proses Pencernaan Dalam Tubuh Manusia

mengantarkan makanan ke gaster, maka akan terjadi gerakan peristaltik sekunder

sehingga mendorong makanan ke gaster.

Gaster

Merupakan organ otot berongga yang besar dan berbentuk seperti kandang keledai.

Gaster terdiri dari Cardia, Fundus, Antrum,dan Pylorus.

Makanan masuk ke dalam lambung dari kerongkongan melalui otot berbentuk cincin

(sfingter), yang bisa membuka dan menutup. Dalam keadaan normal, sfingter

menghalangi masuknya kembali isi lambung ke dalam kerongkongan.

Lambung ( gaster ) berfungsi sebagai gudang makanan, yang berkontraksi secara

ritmik untuk mencampur makanan dengan enzim-enzim. Sel-sel yang melapisi

lambung menghasilkan 3 zat penting :

Lendir

Lendir melindungi sel-sel lambung dari kerusakan oleh asam lambung. Setiap

kelainan pada lapisan lendir ini, bisa menyebabkan kerusakan yang mengarah

kepada terbentuknya tukak lambung.

Asam klorida (HCl)

Asam klorida menciptakan suasana yang sangat asam, yang diperlukan oleh pepsin

guna memecah protein. Keasaman lambung yang tinggi juga berperan sebagai

penghalang terhadap infeksi dengan cara membunuh berbagai bakteri.

Prekursor pepsin (enzim yang memecahkan protein)

Gaster memiliki 2 muara yaitu:2

Cardiac yaitu muara dari oesophagus ke gaster

Pylorus yaitu muara gaster ke duodenum

5

Page 6: PBL9 S2 Proses Pencernaan Dalam Tubuh Manusia

Gambar 3. Gaster

Intestinum

Usus halus atau usus kecil adalah bagian dari saluran pencernaan yang

terletak di antara lambung dan usus besar. Dinding usus kaya akan pembuluh

darah yang mengangkut zat-zat yang diserap ke hati melalui vena porta. Dinding

usus melepaskan lendir (yang melumasi isi usus) dan air (yang membantu

melarutkan pecahan-pecahan makanan yang dicerna). Dinding usus juga

melepaskan sejumlah kecil enzim yang mencerna protein, gula dan lemak.

Lapisan usus halus terdiri atas:1

Lapisan mukosa ( sebelah dalam )

lapisan otot melingkar ( M sirkuler )

Lapisan otot memanjang ( M Longitidinal )

Lapisan serosa ( sebelah Luar )

Usus halus terdiri dari tiga bagian yaitu:1,2

Usus dua belas jari ( Duodenum )

Usus dua belas jari atau duodenum adalah bagian dari usus halus yang

terletak setelah lambung dan menghubungkannya ke usus kosong (jejunum).

Bagian usus dua belas jari merupakan bagian terpendek dari usus halus,

dimulai dari bulbo duodenale dan berakhir di ligamentum Treitz.

6

Page 7: PBL9 S2 Proses Pencernaan Dalam Tubuh Manusia

Usus dua belas jari merupakan organ retroperitoneal, yang tidak terbungkus

seluruhnya oleh selaput peritoneum. Pada usus dua belas jari terdapat dua

muara saluran yaitu dari pankreas dan kantung empedu.

Usus kosong (jejunum)

Usus kosong atau jejunum adalah bagian kedua dari usus halus, di antara

usus dua belas jari ( duodenum ) dan usus penyerapan ( ileum ). Pada

manusia dewasa, panjang seluruh usus halus antara 2-8 meter, 1-2 meter

adalah bagian usus kosong. Usus kosong dan usus penyerapan digantungkan

dalam tubuh dengan mesenterium.

Permukaan dalam usus kosong berupa membran mukus dan terdapat jonjot

usus (vili), yang memperluas permukaan dari usus. Jejunum mempunyai

dinding yang tebal, diameter yang lebih besar daripada illeum, arcade yang

setingkat, Nnll. yang soliter, vasa recta yang panjang, dan pita sirkular yang

rapat.

Usus penyerapan (ileum).

Usus penyerapan atau ileum adalah bagian terakhir dari usus halus. Pada

sistem pencernaan manusia, ) ini memiliki panjang sekitar 2-4 m dan terletak

setelah duodenum dan jejunum, dan dilanjutkan oleh usus buntu. Ileum

memiliki pH antara 7 dan 8 (netral atau sedikit basa) dan berfungsi menyerap

vitamin B12 dan garam-garam empedu.

Sifat illeum berlawanan dari jejunum yakni mempunyai dinding yang tipis,

diameter yang kecil, arcade yang bertingkat, Nnll. yang aggregati, vasa recta

yang pendek, dan pita sirkular yang renggang.

Usus Besar (Kolon)

Usus besar atau kolon dalam anatomi adalah bagian usus antara usus buntu dan

rektum. Fungsi utama organ ini adalah menyerap air dari feses.

Colon terdiri dari:1

Colon asendens (colon yang naik ke atas setelah illeum)

Colon transversum (colon yang bergerak melintang)

Colon desendens (colon yang bergerak setelah colon transversum menuju ke

arah bawah)

Colon sigmoid (berhubungan dengan rektum)

7

Page 8: PBL9 S2 Proses Pencernaan Dalam Tubuh Manusia

Banyaknya bakteri yang terdapat di dalam usus besar berfungsi

mencernabeberapa bahan dan membantu penyerapan zat-zat gizi. Bakteri di

dalam usus besar juga berfungsi membuat zat-zat penting, seperti vitamin K.

Bakteri ini penting untuk fungsi normal dari usus.

Gambar 4. Colon

Gambar 5. Intestinum, colon, duodenum, jejunum, dan illeum

Appendix

8

Page 9: PBL9 S2 Proses Pencernaan Dalam Tubuh Manusia

Apendix adalah organ tambahan pada usus buntu. Infeksi pada organ ini disebut

apendisitis atau radang umbai cacing.

Dalam anatomi manusia, vermiformis appendix (atau hanya appendix) adalah

ujung buntu tabung yang menyambung dengan caecum.

Umbai cacing terbentuk dari caecum pada tahap embrio. Dalam orang dewasa,

Umbai cacing berukuran sekitar 10 cm tetapi bisa bervariasi dari 2 sampai 20 cm.

Walaupun lokasi apendiks selalu tetap, lokasi ujung umbai cacing bisa berbeda,

bisa di retrocaecal atau di pinggang (pelvis) yang jelas tetap terletak di

peritoneum. Operasi membuang umbai cacing dikenal sebagai appendektomi.

Caecum

Usus buntu atau sekum (Bahasa Latin: caecus, "buta") dalam istilah anatomi

adalah suatu kantung yang terhubung pada usus penyerapan serta bagian kolon

menanjak dari usus besar.

Gambar 6. Large intestinum

Rectum dan Anus

Rektum (Bahasa Latin: regere, “meluruskan, mengatur”) adalah sebuah

ruangan yang berawal dari ujung usus besar (setelah kolon sigmoid) dan berakhir

di anus. Organ ini berfungsi sebagai tempat penyimpanan sementara feses.

Biasanya rektum ini kosong karena tinja disimpan di tempat yang lebih tinggi,

9

Page 10: PBL9 S2 Proses Pencernaan Dalam Tubuh Manusia

yaitu pada kolon desendens. Jika kolon desendens penuh dan tinja masuk ke

dalam rektum, maka timbul keinginan untuk buang air besar (BAB).

Mengembangnya dinding rektum karena penumpukan material di dalam rektum

akan memicu sistem saraf yang menimbulkan keinginan untuk melakukan

defekasi. Jika defekasi tidak terjadi, sering kali material akan dikembalikan ke

usus besar, di mana penyerapan air akan kembali dilakukan. Jika defekasi tidak

terjadi untuk periode yang lama, konstipasi dan pengerasan feses akan terjadi.

Orang dewasa dan anak yang lebih tua bisa menahan keinginan ini, tetapi

bayi dan anak yang lebih muda mengalami kekurangan dalam pengendalian otot

yang penting untuk menunda BAB. Anus merupakan lubang di ujung saluran

pencernaan, dimana bahan limbah keluar dari tubuh. Sebagian anus terbentuk dari

permukaan tubuh (kulit) dan sebagian lannya dari usus. Pembukaan dan

penutupan anus diatur oleh otot sphinkter. Feses dibuang dari tubuh melalui

proses defekasi (buang air besar – BAB), yang merupakan fungsi utama anus.

Gambar 7. Rectum

Pankreas

Pankreas adalah organ pada sistem pencernaan yang memiliki dua fungsi

utama yaitu menghasilkan enzim pencernaan serta beberapa hormon penting

seperti insulin. Pankreas terletak pada bagian posterior perut dan berhubungan

10

Page 11: PBL9 S2 Proses Pencernaan Dalam Tubuh Manusia

erat dengan duodenum (usus dua belas jari). Pankreas terdiri dari 2 jaringan dasar

yaitu :

Acinus, menghasilkan enzim-enzim pencernaan

Pulau pankreas, menghasilkan hormon

Bagian-bagian pankreas yakni caput pancreas, collum pancreas, corpus

pancreas, dan cauda pancreas. Endokrin pankreas banyak terdapat di cauda

pancreas: pulau-pulau LANGERHANS. Saluran bercabang-cabang pada pankreas

disebut herring bone.

Pendarahan pankreas yaitu:

Arteri: A. pancreatico duodenale superior (cabang A. gastroduodenalis), A.

pancreatico duodenalis inferior (cabang A. mesenterica superior)

Vena: darah dialirkan ke dalam V. lienalis dan V. mesenterica superior

Hati ( Hepar )

Hati ( hepar ) dilapisi oleh peritoneum kecuali yang berbatasan dengan

diaphragma yang disebut bare area atau area NUDA. Hepar terdiri atas 2 lobus

yakni:

Hepar pars sinister

Hepar pars dexter

Hepar pars dexter terbagi atas 2 lobus yaitu lobus caudatus dan lobus

Quadratus.

Batas lobus dexter dan sinister adalah alur yang ditempati oleh ligamentum

teres hepatis & ligamentum venosum arantii.

Hepar Terdiri dari 3 facies yaitu:

Facies diaphragmatica yaitu facies yangberbatasan langsung dengan

permukaan bawah paru dan jantung ke impressio cardiaca

Facies visceralis yaitu facies inferior

Facies superior yaitu bare area

Zat-zat gizi dari makanan diserap ke dalam dinding usus yang kaya akan

pembuluh darah yang kecil-kecil (kapiler). Kapiler ini mengalirkan darah ke

dalam vena yang bergabung dengan vena yang lebih besar dan pada akhirnya

masuk ke dalam hati sebagai vena porta. Vena porta terbagi menjadi pembuluh-

pembuluh kecil di dalam hati, dimana darah yang masuk diolah.

11

Page 12: PBL9 S2 Proses Pencernaan Dalam Tubuh Manusia

Kandung empedu

Kandung empedu (Bahasa Inggris: gallbladder) adalah organ berbentuk buah

pir yang dapat menyimpan sekitar 50 ml empedu yang dibutuhkan tubuh untuk

proses pencernaan. Pada manusia, panjang kandung empedu adalah sekitar 7-10

cm dan berwarna hijau gelap - bukan karena warna jaringannya, melainkan

karena warna cairan empedu yang dikandungnya. Organ ini terhubungkan dengan

hati dan usus dua belas jari melalui saluran empedu.

Empedu memiliki 2 fungsi penting yaitu:

Membantu pencernaan dan penyerapan lemak

Berperan dalam pembuangan limbah tertentu dari tubuh, terutama

haemoglobin (Hb) yang berasal dari penghancuran sel darah merah dan

kelebihan kolesterol.

Struktur Histologi Sistem Pencernaan

Saluran cerna adalah tabung berongga terdiri atas lumen dengan garis tengah

bervariasi, yang dikelilingi oleh dinding dengan empat lapisan utama: mokosa, submukosa,

muskularis eksterna dan serosa.

Mukosa terdiri atas epitel pelapis, lamina propria yang merupakan jaringan ikat

longgar dengan banyak pembuluh darah, pembuluh limfe dan serat otot polos, kadang-kadang

mengandung kelenjar dan jaringan limfoid dan muskularis mukosa umumnya terdiri atas

lapisan sirkular dalam yang tipis dan lapis longotudinal luar serat otot polos yang

memisahkan lapisan mukosa dari submukosa. Mukosa sering disebut membran mukosa.

Submukosa terdiri atas jaringan ikat longgar dengan banyak pembuluh darah,

pembuluh limfe dan pleksus saraf submukosa(pleksus meissner). Mungkin juga mengandung

kelenjar dan jaringan limfoid.

Muskularis mengandung sel-sel otot polos yang berorientasi secara spiral dan terbagi

dalam dua lapisan menurut arah utama perjalanan sel otot. Pada lapisan dalam (dekat ke

lumen), arah jalannya sirkular, pada lapisan luar, kebanyakan arahnya memanjang. Lapisan

muskularis juga mengandung pleksus saraf mienterikus (pleksus Aauerbach), yang terletak

diantara kedua lapisan otot tadi dan pembuluh darah serta pembuluh limfe terdapat dalam

jaringan ikat diantara kedua lapisan.

Serosa adalah suatu lapisan tipis terdiri atas jaringan ikat longgar yang kaya pembuluh

darah dan pembuluh limfe serta jaringan lemak dan epitel selapis gepeng sebagai pelapis

(mesotel).

12

Page 13: PBL9 S2 Proses Pencernaan Dalam Tubuh Manusia

Fungsi utama epitel pelapis saluran cerna adalah sebagai sawar permeabel selektif

antara isi saluran cerna dan jaringan tubuh, memudahkan transfor dan pencernaan makanan,

memperbaiki penyerapan produk hasil pencernaan dan menghasilkan hormon yang

mempengaruhi aktifitas sistem pencernaan. Sel-sel pada lapisan ini menghasilkan mukus

(lendir) atau terlibat dalam pencernaan atau penyerapan makanan. Banyaknya limfonoduli

dalam lamina propria dan lapis submukosa melindungi organisme (bersama epitel) dari invasi

bakteri.

Seluruh saluran cerna dilapisi oleh epitel selapis tipis yang mudah diserang. Lamina

propria tepat berada dibawah epitel, adalah sebuah zona yang kaya akan makrofag dan

limfosit, beberapa diantaranya secara aktif menghasilkan antibodi. Antibodi ini terutama

adalah imunoglobulin A (IgA) dan terikat pada sebuah protein sekresi yang dihasilkan oloh

sel-sel epitel pelapis usus dan disekresi ke dalam lumen usus. Kompleks ini mempunyai

aktifitas protektif terhadap invasi virus dan bakteri.

IgA dalam saluran pernapasan, pencernaan dan saluran kemih resisten terhadap

aktifitas enzim proteolitik, menghasilkan antibodi yang bersamaan dengan protease

ditemukan dalam lumen usus.

Muskularis mukosa membantu gerakan mukosa, tidak bergantung pada gerakan lain

dari saluran cerna, meningkatkan kontak dengan bahan makanan. Kontraksi muskularis

eksterna mendorong dan mencampur makanan dalam saluran cerna. Pleksus saraf

membangkitkan dan mengkordinasi kontraksi otot. Terutama terdiri atas kumpulan sel saraf

yang membentuk ganglia parasimpatis kecil.

Rongga Mulut

Rongga mulut dilapisi epitel berlapis gepeng, berlapis tanduk (keratin), atau

tanpa lapisan tanduk bergantung pada daerahnya. Lapisan keratin melindungi

mukosa mulut terhadap kerusakan selama mengunyah dan hanya terdapat di gigi

dan palatum durum. Lamina proprianya memiliki sejumlah papila dan langsung

melekat pada jaringan tulang. Epitel berlapis gepeng tanpa laipsan tanduk

menutupi palatum molle, bibir, dan dasar mulut. Lamina proprianya memiliki

papila, mirip derimis kulit, dan menyetu dengan submukosa yang mengandung

kelenjar liur kecil yang difus. Pada bibir, daerah peralihan epitel mulut yang tidak

berlapis tanduk menjadi epitel kulit.3

Atap rongga mulut terdiri atas palatum durum dan platum mole, yang

dilapisi oleh epitel berlapis gepeng sejenis. Pada palatum durum membran mukosa

13

Page 14: PBL9 S2 Proses Pencernaan Dalam Tubuh Manusia

melekat pada jaringan tulang. Bagian pusat palatum mole adalah otot rangka

dengan banyak kelenjar mukosa dalam submukosa.

Uvula palatina adalah sebuah tonjolan berbentuk kerucut kecil yang

menjulur ke bawah dari bagian tengah batas bawah palatum mole. Bagian pusatnya

adalah otot dan jaringan ikat areolar yang ditutupi oleh mukosa mulut biasa.

Labium oris

Labium oris dapat dibagi dalam 3 area, yaitu:

Area Cutanea yang tersusun atas struktur kulit tipis.

Area merah bibir (area intermedia )

Epitelnya berlapis gepeng tidak bertanduk dan transparan (jernih) karena

mengandung butir-butir eleidin. Papilla jaringan ikatnya tinggi dan

mengandung banyak kapiler

Area oral mukosa. Bagian ini mempunyai struktur histologis yang sama dgn

pipi, epitelnya berlapis gepeng tidak bertanduk, lamina propianya agak

kompak. Pada tumika submukosa didapati kelenjar labialis yang bersifat

seromukus. Dibawah submukosa didapati otot lurik (M.orbicularis oris).

Gambar 8. Area labium oris.4

Faring

Faring merupakan rongga peralihan antara rongga mulut, sistem pernapasan

dan sistem pencernaan, membentuk hubungan antara bagian nasal dan faring.

Faring dilapisi oleh epitel berlapis gepeng jenis mukosa, kecuali pada daerah

bagian respirasi yang tidak mengalami gesekan. Daerah terakhir ini dilapisi oleh

epitel bertingkat silindris bersilia bersel goblet. Faring mengandung tonsila,

14

Page 15: PBL9 S2 Proses Pencernaan Dalam Tubuh Manusia

mukosa faring memiliki banyak kelenjar mukosa kacil dalam lapisan jaringan ikat

padat. Muskular konstriktor dan longitudinalis faring terletak di luar lapisan ini.

Gigi

Pada orang dewasa normal terdapat 32 gigi tetap (permanen), tersebar

dalam 2 lengkung simetris bilateral dalam tulang maksila dan mandibula, dengan 8

gigi pada pada setiap kuadrannya: 2 insisivus, 1 kaninus, 2 premolar dan 3 molar.

Gigi tetap didahului oleh 20 gigi susu (desidua). Ke 12 gigi molar tetap tidak

memiliki pendahulu gigi desiduanya.

Setiap gigi terdiri atas bagian yang menonjol di atas gingiva (gusi), bagian

mahkota (korona), satu atau lebih radiks di bawah gingiva yang menahan gigi

dalam soket tulang yang disebut alveolus.3-4 Korona ditutupi oleh email yang

sangat keras, sedangkan radiks oleh sementum. Kedua pelapis ini bertemu pada

bagian leher (serviks gigi). Bagian dalam gigi mengandung materi lain yang

disebut dentin, yang mengelilingi rongga berisi jaringan yang dikenal sebagai

rongga pulpa. Rongga pulpa meluas ke apeks radiks (saluran radiks), tempat

sebuah muara (foramen apikal) memungkinkan masuk dan keluarnya pembuluh

darah, pembuluh limfe dan saraf dari rongga pulpa. Ligamen (membran

periodontal) adalah struktur fibrosa berkolagen yang tertanam dalam sementum

yang berfungsi menahan gigi dengan erat pada soket tulangnya (alveolus).

Dentin

Dentin adalah jaringan yang mengapur mirip tulang tetapi lebih keras

karena kandungan garam kalsiumnya lebih tinggi (70% dari berat kering).

Terutama terdiri atas serat kolagen tipe 1, glikosaminoglikan dan garam kalsium

dalam bentuk kristal hidroksiapatit. Matriks organik dentin dihasilkan oleh

odontoblas, sel yang melapisi permukaan dalam gigi, memisahkan dari rongga

pulpa.

Odontoblas

Odontoblas adalah sel langsing terpolarisasi yang hanya menghasilkan matriks

organik pada permukaan dentin. Sel-sel inti memiliki struktur sel penghasil sekret

terpolarisasi dengan gradul sekresi yang mengandung prokolagen, sitoplasma sel

ini mengandung sebuah inti pada basisnya. Odontoblas mempunyai cabang

sitoplasma halus yang menerobos secara tegak lurus terhadap lebar dentin yaitu

juluran odontoblas. Matriks yang dihasilkan odontoblas yang belum mengandung

mineral disebut predentin. Mineralisasi dari dentin yang berkembang dimulai bila

15

Page 16: PBL9 S2 Proses Pencernaan Dalam Tubuh Manusia

vesikel bermembran (vesikel matriks) mulai muncul, mengandung kristal

hidroksiapatit halus yang tumbuh dan berfungsi sebagai tempat nukleasi bagi

pengendapan mineral selanjutnya pada serabut kolagen sekitarnya.

Berbeda dengan tulang, dentin menetap sebagai jaringan bermineral untuk

waktu yang lama setelah musnahnya odontoblas. Karena dimungkinkan untuk

mempertahankan gigi yang pulpa serta odontoblasnya telah dirusak oleh infeksi.

Pada gigi orang dewasa, pengrusakan email penutup oleh erosi akibat pemakaian

atau karies dentis (lubang gigi) biasanya memicu reaksi dalam dentin yang

menyebabkan membuat komponen-komponennya.

Email

Email adalah unsur paling keras pada tubuh manusia dan paling banyak

mengandung kalsium. Peran protein ini dalam mengatur unsur mineral dari email

sedang. Email terdiri atas batang atau kolom kristal hidroksiapatit memanjang,

batang (prisma) email digabung menjadi satu oleh email antar-batang.

Matriks email dihasilkan oleh sel-sel yang disebut ameloblas. Sel silindris

tinggi ini mempunyai banyak mitokondria di daerah di bawah inti. Setiap

ameloblas memiliki juluran apikal dikenal sebagai prosesus tomes, mengandung

banyak granul sekresi. Granul ini mengandung protein yang menyusun matriks

email.

Oesophagus

Pada lamina proprianya didapati sel mucus sebagai proteksi dari makanan

yang berbenda tajam, bagian atasnya tersusun dari otot lurik, tengahnya campuran

otot polos dan lurik, sedangkan bawahnya otot polos yang tidak dapat

dikendalikan.

Gaster

Seluruh permukaan dari gaster terdapat foveola gastrica, epitel mukosanya

selapis torak tanpa sel goblet. Terdapat 4 macam sel pada gaster yaitu Chief cell,

Parietal cell, Neck cell, dan Argentafin cell (tidak terlihat,harus menggunakan

pewarnaan AgNO3).

Terdapat 3 daerah kelenjar yaitu:

Cardia dan pylorus sekresikan mucus, jumlahnya namun hanya sedikit.

Kelenjar pylorus relative pendek, simpleks dan tubulosa bercabang. Mucus

dari kelenjar-kelenjar melindungi lambung dari autodigestion.

16

Page 17: PBL9 S2 Proses Pencernaan Dalam Tubuh Manusia

Fundus, dimulai dari dasar foveola gastrica ke seluruh lamina propria hingga

tunika muskularis mukosa. Kelenjar fundus ini hampir memenuhi seluruh

Lamina propria.

Gambar 17. Peralihan oesophagus ke cardia

Usus Halus

Epitelnya terdiri dari selapis toraks dan sel goblet. Sel torak pada bagian apikalnya

terdapat brush border/mikrovili yang berfungsi untuk memperluas permukaan

absorptif dan juga mengandung sel-sel pencernaan. Semakin ke distal, sel goblet

semakin banyak. Terdapat vili intestinalis. Sepanjang mukosa terdapat glandula

intestinalis (cryptus Lieberkuhn), tubulosa simpleks, yang bermuara diantar vili

intestinalis. Pada dasar cryptus terdapat sel paneth, di bagian apikalnya

mengandung granula eosinofilia.

Sel-sel crytus berfungsi menggantikan sel-sel epitel permukaan yang rusak. Dibagi

dalam 3 daerah yakni:

Duodenum

Terdapat kelenjar Bruner, mukus, dan kompleks tubulosa bercabang. Bentuk

vili intestinalis berbentuk lebar.

Jejunum

Tidak terdapat kelejar Bruner ataupun agmina peyeri. Plica sirkularis

Kerckringi tinggi-tinggi. Vili intestinalis berbentuk budar seperti lidah.

17

Page 18: PBL9 S2 Proses Pencernaan Dalam Tubuh Manusia

Illeum

terdapat agregat limfonodus atau agmina peyeri/ Plaque Peyeri di lamina

propria meluas ke tunica submukosa. Vili instetinalisnya berbentuk jari-jari.

Usus Besar

Tunica mukosa tidak mengandung plica sirkularis dan vili intestinalis. Sel goblet

banyak dintara sel epitel. Memiliki Cryptus Lieberkuhn dan limfonodus solitorius.

Sel paneth dan sel argentafin sedikit sekali. Tunica muscularis longitudinal

membentuk 3 pita longitudinal yang disebut Taenia Coli

Appendix

Merupakan evaginasi dari usus besar. Lumennya sempit, sering berisis debris.

Memiliki banyak folikel limphoid di sub mukosa. Tida ada taenia coli. Strukturnya

menyerupai usus besar.

Rektum

Mukosa mempunyai lipatan longitudinal Rectal collum (Anal column, Column of

Morgagni). Epitelnya selapis torak. Terdapat cryptus. Pertemuan anatar rektum dan

anus disebut Linea Pectinata.

Anus

Tunica submukosa mengandung banyak pembuluh darah, saraf, dan badan vater

Pacini. Pembuluh-pembuluh vena membentuk plexus hemmoroid. Tunica

Muskularis Mukosa/ lapisan longitudinal membentuk musculis dilator ani internus.

Tunica musckularis sirkular menebal pada ujungnya membentuk musculus

Sphincter ani internus. Di luar lapisan otot ini terdapat jaringan otot lurik Musculus

Sphincter ani externus. Epitelnya berlapis gepeng dengan lapisan tanduk, memiliki

folike rambut, dan kelenjar sebasea.

Proses dasar pencernaan5

Motilitas

Mengacu pada kontraksi otot yang mencampur dan mendorong isi saluran pencernaan.

Seperti otot polos vaskuler, otot polos di dinding saluran pencernaan terus-menerus

berkontraksi dengan kekuatan rendah yang dikenal sebagai tonus. Tonus penting untuk

mempertahankan agar tekanan pada isi saluran pencernaan tetap, serta untuk mencegah

dinding saluran pencernaan melebar secara permanen setelah mengalami distensi

(peregangan). Gerakan propulsif (mendorong atau memajukan) isi saluran pencernaan ke

18

Page 19: PBL9 S2 Proses Pencernaan Dalam Tubuh Manusia

depan dengan kecepatan berbeda-beda, laju propulsif tergantung pada fungsi yang

dilaksanakan oleh setiap regio saluran pencernaan. Contohnya, transit makanan melalui

esofagus berlangsung cepat karena struktur ini hanya berfungsi sebagai tempat lewat

makanan dari mulut ke lambung. Di usus halus, tempat utama berlangsungnya pencernaan

dan penyerapan makanan bergerak sangat lambat, sehingga tersedia waktu cukup untuk

penguraian dan penyerapan makanan. Gerakan mencampur memiliki fungsi ganda. Pertama,

dengan mencampur makanan dengan getah pencernaan, gerakan tersebut membantu

pencernaan makanan. Kedua, gerakan tersebut mempermudah penyerapan dengan

memajankan semua bagian isi usus ke permukaan penyerapan saluran pencernaan.

Sekresi

Sejumlah getah pencernaan disekresikan ke dalam lumen saluran pencernaan oleh kelenjar-

kelenjar eksokrin yang terletak di sepanjang rute, masing-masing dengan produk sekretorik

spesifiknya sendiri. Setiap sekresi pencernaan terdiri dari air, elektrolit, dan konstituen

organik spesifik yang penting dalam proses pencernaan, seperti enzim, garam empedu, atau

mukus. Sekresi semua getah pencernaan memerlukan energi, untuk transpor aktif. Sel-sel

eksokrin memiliki banyak mitokondria untuk menunjang tingginya kebutuhan energi yang

diperlukan dalam proses sekresi.

Digesti (pencernaan)

Mengacu pada proses penguraian makanan dari strukturnya yang kompleks menjadi satuan-

satuan lebih kecil yang dapat diserap oleh enzim-enzim yang diproduksi dalam sistem

pencernaan. Enzim-enzim pencernaan bersifat spesifik terhadap ikatan yang dapat mereka

hidrolisis. Sewaktu bergerak melintasi saluran pencernaan, makanan terpajan ke berbagai

enzim yang masing-masing menguraikan molekul makanan lebih lanjut.

Absorpsi (penyerapan)

Melalui proses penyerapan (absorpsi), satuan-satuan kecil yang dapat diserap yang dihasilkan

dari proses pencernaan tersebut bersama dengan air, vitamin, dan elektrolit, dipindahkan dari

lumen saluran pencernaan ke dalam darah atau limfe.

Penyerapan lemak

Penyerapan lemak cukup berbeda dari penyerapan karbohidrat dan protein karena

adanya masalah lemak yang tidak larut dalam air. Lemak harus dipindahkan dari kimus yang

19

Page 20: PBL9 S2 Proses Pencernaan Dalam Tubuh Manusia

cair melalui cairan tubuh yang mengandung banyak air walaupun lemak tidak larut dalam air.

Dengan demikian, lemak harus menjalani serangkaian transformasi untuk mengatasi masalah

ini selama pencernaan dan penyerapannya.

Komponen empedu mempermudah penyerapan produk-produk akhir pencernaan

lemak ini melalui pembentukkan misel. Misel adalah partikel larut-air yang mengangkut

produk-produk akhir pencernaan lemak di dalam interiornya yang larut dalam air. Setelah

misel-misel ini mencapai membran luminal sel-sel epitel, monogliserida dan asam lemak

bebas secara pasif berdifusi dari misel menembus komponen lemak membran sel epitel untuk

memasuki interior sel-sel tersebut. Sewaktu produk-produk lemak tersebut meninggalkan

misel dan diserap melalui membran sel, misel mampu menyerap monogliserida dan asam

lemak lain yang dihasilkan dari perncernaan trigliserida di dalam emulsi lemak. Setelah

berada di dalam sel epitel, monogliserida dan asam lemak bebas disintesis ulang menjadi

trigliserida. Trigliserida-trigliserida ini bergabung membentuk butir-butir dan dibungkus oleh

satu lapisan lipoprotein, sehingga butir lemak tersebut dapat larut dalam air.

Pengaturan fungsi penccernaan5

Fungsi otonom otot polos

Seperti sel-sel otot jantung, sel-sel otot polos merupakan sel pemacu yang tidak memiliki

potensial istirahat yang konstan karena potensial membrannya memperlihatkan variasi yang

spontan dan berirama. Jenis aktivitas listrik spontan yang paling menonjol pada otot polos

pencernaan adalah potensial gelombang lambat yang disebut irama listrik dasar (basic

electrical rhythm, BER) saluran pencernaan (pacesetter potential). Jika gelombang tersebut

mencapai ambang pada puncak-puncak depolarisasi, suatu lonjakan potensial aksi akan

terpicu, menimbulkan siklus ritmis kontraksi otot yang berulang-ulang. Apabila titik awal

gelombang dekat dengan ambang, seperti saat makan, depolarisasi puncak gelombang lambat

akan mencapai ambang, sehingga frekuensi potensial aksi dan aktivitas kontraktil yang

menyertainya meningkat. Sebaliknya, apabila titik awalnya jauh dari ambang, seperti pada

saat tidak ada makanan, kecil kemungkinannya ambang tercapai, sehingga frekuensi potensial

aksi dan aktivitas kontraktil menurun.

Pleksus saraf intrinsik

Pleksus saraf adalah jaringan sel-sel saraf yang saling berhubungan. Terdapat dua jaringan

serat saraf yang membentuk pleksus di saluran pencernaan: pleksus mienterikus (auerbach)

20

Page 21: PBL9 S2 Proses Pencernaan Dalam Tubuh Manusia

terletak di antara lapisan otot polos longitudinal dan sirkuler; pleksus submukosa (meissner)

terletak di submukosa. Kedua pleksus ini dikenal sebagai pleksus intrinsik karena keduanya

seluruhnya berada di dalam dinding saluran pencernaan dari esofagus sampai anus. Bersama-

sama, kedua pleksus ini sering disebut sistem saraf enterik (enterik berarti usus). Pleksus-

pleksus intrinsik mempengaruhi semua faset aktivitas saluran pencernaan. Sebagai contoh,

apabila sebuah potongan besar bolus makanan tersangkut di esofagus, respon kontraktil lokal

yang dikoordinasikan oleh pleksus intrinsik dimulai untuk mendorong maju makanan.

Saraf ekstrinsik

Saraf-saraf ini adalah saraf yang berasal dari luar saluran pencernaan dan mempersarafi

berbagai organ pencernaan, yaitu serat-serat saraf dari kedua cabang sistem saraf otonom.

Sistem simpatis yang bekerja pada situasi fight or flight cenderung menghambat kontraksi

dan sekresi saluran pencernaan. Sistem parasimpatis mendominasi pada situasi tenang pada

saat jenis-jenis aktivitas yang bersifat pemeliharaan, misalnya pencernaan, dapat berlangsung

dengan optimum. Dengan demikian, serat saraf parasimpatis yang mempersarafi saluran

pencernaan, terutama melalui saraf vagus, cenderung meningkatkan motilitas otot polos dan

mendorong sekresi enzim dan hormon pencernaan.

Hormon pencernaan

Di dalam mukosa bagian tertentu saluran pencernaan terdapat sel-sel kelenjar endokrin yang

mengeluarkan hormon ke dalam darah jika mendapat rangsangan yang sesuai. Berbagai

hormon pencernaan tersebut diangkut oleh darah ke bagian lain saluran pencernaan, tempat

mereka menimbulkan pengaruh eksitatorik atau inhibitorik pada sel otot polos atau kelenjar

eksokrin. Hormon-hormon pencernaan terutama dikeluarkan sebagai respon terhadap

perubahan lokal spesifik isi lumen (misalnya ada asam, lemak, atau protein) yang bekerja

secara langsung pada sel-sel kelenjar endokrin atau tidak langsung melalui pleksus intrinsik

atau saraf otonom ekstrinsik.

Reseptor sensorik5

Kemoreseptor merupakan reseptor yang peka terhadap komponen-komponen kimia

dalam lumen. Mekanoreseptor merupakan reseptor tekanan yang peka terhadap peregangan

21

Page 22: PBL9 S2 Proses Pencernaan Dalam Tubuh Manusia

atau ketegangan di dalam lumen. Osmoreseptor merupakan reseptor yang peka terhadap

osmolaritas isi lumen.

Pengaktifan reseptor akan mencetuskan refleks saraf yang berbeda; jika jaringan saraf

intrinsik mempengaruhi sekresi atau motilitas lokal sebagai respon terhadap rangsangan lokal

spesifik, refleks semacam ini dengan semua unsur lengkung refleks terletak di dalam dinding

saluran pencernaan itu sendiri, disebut sebagai refleks pendek. Aktivitas saraf otonom

ekstrinsik dapat turut bekerja pada kontrol lokal untuk memodifikasi respon otot polos dan

kelenjar. Karena refleks otonom melibatkan jalur-jalur panjang antara sistem saraf pusat dan

sistem pencernaan, refleks tersebut disebut refleks panjang.

MULUT

Pintu masuk ke saluran pencernaan adalah melalui mulut atau rongga oral. Lubang

berbentuk bibir berotot membantu memperoleh, mengarahkan, dan menampung makanan di

bibir. Bibir juga memiliki fungsi non pencernaan, seperti berbicara dan sebagai reseptor

sensorik. Langit-langit (palatum) membentuk atap lengkung rongga mulut, memisahkan

mulut dari saluran hidung. Ke arah depan mulut, palatum terdiri dari tulang yang disebut

sebagai palatum durum (langit-lagit keras). Ke arah belakang mulut, palatum tidak memiliki

tulang, disebut palatum mole. Di bagian belakang dekat tenggorokan terdapat suatu tonjolan

menggantung pada palatum mole, yakni uvula (anak lidah) berperan penting untuk menutup

saluran hidung ketika menelan.5

Lidah yang membentuk dasar rongga mulut terdiri dari otot rangka yang dikontrol

secara volunter. Pergerakan lidah penting untuk memandu makanan di dalam mulut sewaktu

mengunyah dan menelan, serta berperan penting untuk berbicara. Faring ialah rongga di

belakang tenggorokan. Rongga itu merupakan saluran bersama untuk sistem pencernaan

(berfungsi sebagai penghubung antara esofagus dan mulur untuk makanan) dan sistem

pernafasan (menyediaka jalan antara rongga hidung dan trakea untuk udara).5

Dalam mulut makanan dihancurkan secara mekanis oleh gigi dengan cara dikunyah.

Makanan yang dimakan dalam bentuk besar diubah menjadi ukuran yang lebih kecil. Makin

lama mengunyah makin baik, sebab proses penghancuran lebih efektif. Apabila makanan

menjadi lebih kecil ukurannya, maka luas permukaan akan bertambah.6 Selama pengunyahan,

makanan bercampur dengan saliva dan didorong ke dalam esofagus. Gelombang peristaltik di

esofagus menggerakkan makanan ke dalam lambung.7

Saliva5-7

22

Page 23: PBL9 S2 Proses Pencernaan Dalam Tubuh Manusia

Selama penghancuran secara mekanis berlangsung, kelenjar yang ada di sekitar mulut

akan mengeluarkan cairan yang disebut saliva/air liur. Terdapat tiga kelenjar yang

mengeluarkan saliva, yaitu kelenjar parotis yang merupakan kelenjar terbesar dan terletak di

bagian atas mulut di depan telinga; kelenjar submandibular yang terletak di belakang

kelenjar sublingual dan lebih dalam; kelenjar sublingual yaitu kelenjar paling kecil yang

terletak di bawah lidah bagian depan.

Saliva adalah cairan yang lebih kental dari air biasa. Secara rata-rata, sekitar 1-2 liter

saliva dieksresikan per hari. Sekresi saliva bersifat spontan dan kontinu, bahkan tanpa adanya

rangsangan yang jelas, disebabkan oleh stimulasi konstan tingkat rendah ujung-ujung saraf

parasimpatis yang berakhir di kelenjar saliva. Saliva terdiri dari 99,5% air dan 0,5% terdiri

atas Ca++, Mg++, Na+, K+, PO43-, Cl-, HCO3

-, SO42-, dan zat-zat organik, seperti musin dan

enzim amilase(ptialin). Saliva memiliki fungsi penting, seperti memudahkan menelan,

mempertahankan kelembapan mulut, sebagai pelarut molekul yang merangsang indera

pengecap, membantu proses bicara dengan mempermudah gerakan bibir dan lidah, serta

mempertahankan kebersihan mulut dan gigi. Saliva juga mempunyai daya anti bacteri dan

penderita defisiensi saliva (xerostomia) mempunyai insidens karies gigi lebih tinggi daripada

normal. Selain itu, saliva dapat membantu menetralkan asam di makanan atau asam yang

dihasilkan oleh bakteri di mulut, sehingga dapat mencegah karies gigi.

Sekresi saliva dapat ditingkatkan dengan dua refleks; refleks saliva sederhana (tidak

terkondisi) terjadi disaat kemoreseptor atau mekanoreseptor di dalam rongga mulut berespon

terhadap adanya makanan; refleks saliva didapat (terkondisi) terjadi pengeluaran saliva

tanpa rangsangan oral. Hanya berpikir, melihat, membaui, atau mendengar suatu makanan

yang lezat dapat memicu pengeluaran saliva melalui refleks ini. Tidak seperti sstem saraf

otonom di tempat lain, respon simpatis dan parasimpatis di saliva tidak saling bertentangan,

keduanya sama-sama meningkatkan sekresi saliva. Rangsangan parasimpatis yang berperan

dominan dalam sekresi saliva, menyebabkan pengeluaran saliva encer dalam jumlah besar

dan kaya enzim. Rangsangan simpatis menyebabkan sekresi saliva kental dalam jumlah

sedikit dan kaya mukus.

FARING DAN ESOFAGUS

Motilitas yang terjadi di faring dan esofagus adalah menelan atau deglutition.

Menelan sebenarnya mengacu pada keseluruhan proses pemindahan makanan dari mulut

melalui esofagus ke lambung.5 Menelan diawali dengan kerja volunter, yakni mengumpulkan

23

Page 24: PBL9 S2 Proses Pencernaan Dalam Tubuh Manusia

isi mulut di lidah dan mendorongnya ke belakang menuju faring. Hal ini mencetuskan

serangkaian gelombang kontraksi involunter pada otot faring yang mendorong makanan ke

dalam esofagus. Inhibisi pernafasan dan penutupan glotis merupakan bagian dari respon

refleks ini.7

Menelan dimulai ketika bolus makanan secara sengaja didorong oleh lidah ke bagian

belakang mulut menuju faring. Tekanan bolus di faring merangsang reseptor tekanan di

faring yang kemudian mengirim impuls aferen ke pusat menelan di medula. Pusat menelan

secara refleks mengaktifkan serangkaian otot yang terlibat dalam proses menelan.5

Tahap menelan5,7

Tahap esofagus dimulai saat pusat menelan memulai gelombang peristaltik primer

yang mengalir dari pangkal ke ujung esofagus, mendorong bolus di depannya melewati

esofagus ke lambung. Peristaltik yakni kontraksi berbentuk cincin otot polos sirkuler yang

bergerak secara progresif ke depan dengan gerakan mengosongkan, mendorong bolus di

depan kontraksi. Dengan demikian, pendorongan makanan melalui esofagus ialah proses aktif

yang tidak mengandalkan gravitasi. Gelombang peristaltik terjadi sekitar 5-9 detik, kemajuan

gelombang tersebut dikontrol oleh pusat menelan, malalui persarafan vagus.

Cairan dengan cepat turun ke sfingter esofagus bawah akibat gravitasi dan kemudian

harus menunggu sekitar lima detik sampai gelombang peristaltik primer akhirnya sampai

sebelum cairan tersebut dapat melewati sfingter gastroesfagus.

Apabila bolus berukuran besar/lengket tertelan dan tidak dapat didorong oleh

gelombang peristaltik primer, maka bolus yang tertahan tersebut akan meregangkan esofagus

dan memicu reseptor tekanan yang menimbulkan gelombang peristaltik sekunder yang

lebih kuat yang diperantarai oleh pleksus saraf intrinsik di tempat peregangan. Gelombang ini

tidak melibatkan pusat menelan dan peregangan esofagus tersebut meningkatkan sekresi

saliva.

Sfingter esofagus7

Esofagus dijaga oleh sfingter di kedua ujungnya. Sfingter adalah struktur berotot

berbentuk cincin yang jika tertutup dapat mencegah lewatnya benda melalui saluran yang

dijaganya. Sfingter esofagus atas ialah sfingter faringoesofagus dan sfingter bawah ialah

sfingter gastroesofagus.

Sfingter gastroesofagus selalu berkontraksi (kecuali saat menelan) untuk mempertahankan

sawar antara esofagus dan lambung, sehingga mengurangi kemungkinan refluks isi lambung

24

Page 25: PBL9 S2 Proses Pencernaan Dalam Tubuh Manusia

yang asam ke esofagus. Apabila isi lambung mengakir kembali ke esofagus, keasaman isi

lambung akan mengiritasi esofagus, menimbulkan rasa tidak nyaman di esofagus, dikenal

sebagai heartburn (jantung itu sendiri tidak ikut terlibat). Jika sfingter gastroesofagus tidak

dapat melemas sewaktu menelan, tetapi malah berkontraksi lebih kuat, dikenal sebagai

keadaan akalasia. Terjadi penimbunan makanan di esofagus, menyebabkan esofagus sangat

melebar karena perjalanan makanan ke lambung snagat terhambat.

LAMBUNG

Lambung adalah ruang berbentuk kantung mirip huruf J yang terletak di antara

esofagus dan usus halus. Lambung dibagi menjadi tiga bagian, fundus adalah bagian

lambung yang terletak di atas lubang esofagus. Bagian tengah atau utama lambung adalah

korpus (badan). Lapisan otot polos di fundus dn korpus relatif tipis, tetapi bagian bawah,

antrum memiliki otot yang jauh lebih tebal. Bagian akhir lambung adalah sfingter pilorus

yang berfungsi sebagai sawar antara lambung dan bagian atas usus halus, duodenum.

Lambung berfungsi untuk menyimpan makanan yang masuk sampai disalurkan ke usus halus

dengan kecepatan sesuai untuk pencernaan dan penyerapan optimal. Lambung juga

mensekresikan HCL dan enzim-enzim yang memulai pencernaan protein.5

Ukuran lambung tergantung pada seberapa banyak isinya, terutama bagian proksimal

yang melebar, sedangkan tekanan intraluminal hanya sedikit mengalami perubahan. Kerja

tubular dari korpus dan fundus menghasilkan sel chief yang mengeluarkan prekursor enzim

pepsinogen dan sel parietal (oksintik) yang memproduksi HCL dan faktor intrinsik. Di

samping itu, mukosa lambung mengandung sel endokrin dan sel penghasil mukus, misalnya

sel leher mukosa yang cepat membelah, yang mensekresikan mukus yang encer dan sel

epitel superfisial.4

Motilitas lambung5

Pengisian lambung, dalma keadaan kosong, lambung memiliki volume sekitar 50 ml, tetapi

organ ini dapat mengembang hingga sekitar 1l ketika makan. Faktor yang berpengaruh

terhadap pengisian lambung ialah; plastisitas yang mengacu kepada kemampua otot polos

mempertahankan ketegangan konstan dalam rentang panjang yang lebar, tidak seprti otot

rangka dan otot jantung. Dengan demikian, pada saat serat-serat otot polos lambung teregang

pada pengisian lambung, serat-serat tersebut menyerah (melemas) tanpa menyebabkan

peningkatan ketegangan otot. Sifat dasar otot polos tersebut diperkuat oleh relaksasi refleks

lambung pada saat terisi. Interior lambung membentuk lipatan-lipatan dalam yang disebut

25

Page 26: PBL9 S2 Proses Pencernaan Dalam Tubuh Manusia

rugae. Selama makan, lipatan tersebut mengecil dan mendatar pada saat lambung sedikit

demi sedikit terisi. Relaksasi refleks lambung saat menerima makanan itu disebut relaksasi

reseptif. Relaksasi ini meningkatkan kemampuan lambung mengakomodasi volume makanan

tambahan dengan hanya sedikit mengalami peningkatan tekanan.

Penyimpanan makanan, pola depolarisasi sponta, yaitu irama listrik dasar (BER) lambung

berlangsung secara terus-menerus dan mungkin disertai oleh kontraksi lapisan otot

polossirkuler lambung. Bergantung pada tingkat eksitabilitas otot polos, BER dapat dibawa

ke ambang dan mengalami potensial aksi yang kemudian mengalami kontraksi otot yang

dikenal sebagai gelombang peristaltik.setelah dimulai, gelombang ini menyebar ke seluruh

fundus dan korpus tipis, kontraksi peristaltik di daerah tersebut lemah. Pada saat mencapai

antrum, gelombang menjadi jauh lebih kuat, disebabkan oleh lapisan otot di antrum yang jauh

lebih tebal. Karena di fundus dan korpus gerakan mencampur yang terjadi kurang kuat,

makanan yang masuk ke lambung melalui esofagus tersimpan relatif tenang tanpa

pencampuran. Daerah fundus biasanya tidak menyimpan makanan, hanya berisi gas.

Makanan secara bertahap disalurkan dari korpus ke antrum, tempat berlangsungnya

pencampuran makanan.

Pencampuran lambung, kontraksi peristaltik lambung yang kuat merupakana penyebab

makanan bercampur dengan sekresi lambung dan menghasilkan kimus. Setiap gelombang

peristaltik antrum mendorong kimus ke depan ke arah sfingter pilorus. Kontraksi tonik

sfingter pilorus dalam keadaan normal menjaga sfingter tertutup rapat (tetapi tidak

seluruhny). Lubang yang tersedia cukup besar untuk air dan cairan lain lewat, tetapi terlalu

kecil untuk kimusyang kental lewat, kecuali jika kimus terdorong oleh kontraksi peristaltik

yang kuat. Walau demikian, dari 30ml kimus yang dapat ditampung antrum, hanya beberapa

mililiter isi antrum yang dapat masuk ke duodenum oleh setiap gelombang peristaltik.

Sebelum lebih banyak kimus dapat diperas keluar, gelombang peristaltik sudah mencapai

sfingter pilorus dan menyebabkan sfingter tersebut berkontraksi lebih kuat, menutup pintu

keluar dan menghambat aliran kimus ke duodenum. Kimus yang sudah di depan sfingter

pilorus kembali ke antrum dan didorong kembali ke pilorus oleh peristaltik berikutnya,

gerakan maju-mundur ini disebut retropulsi agar kimus tercampur merata.

Pengosongan lambung, kontraksi peristaltik antrum juga menghasilkan gaya pendorong

untuk mengosongkan lambung. Intensitas peristaltik antrum dapat sangat bervariasi di bawah

26

Page 27: PBL9 S2 Proses Pencernaan Dalam Tubuh Manusia

pengaruh berbagai sinyal dari lambung dan duodenum, dengan demikian pengosongan

lambung diatur oleh faktor lambung dan duodenum. Dengan sedikit menimbulkan

depolarisasi dan hiperpolarisasi otot polos lambung, faktor-faktor tersebut mempengaruhi

eksitabilitas otot yang pada gilirannya menentukan tingkat peristaltik antrum. Semakin tinggi

aksitabilitas, semakin sering BER menghasilkan potensial aksi, semakin besar aktivitas

peristltik antrum, semakin cepat pengosongan lambung.

Faktor lambung utama yang mempengaruhi kekuatan kontraksi adalah jumlah

kimus. Peregangan lambung meningkatkan motilitas lambung melalui efek langsung

peregangan pada otot polos, serta melalui keterlibatan pleksus intrinsik, saraf vagus, dan

hormon gastrin. selain itu, derajat keenceran (fluidity) kimus dalam lambung juga

mempengaruhi pengosongan lambung.

Faktor duodenum lebih penting untuk mengontrol kecepatan pengosongan lambung.

Duodenum harus siap menerima kimus dan dapat bertindak untuk memperlambat

pengosongan lambung dengan menurunkan aktivitas peristaltik di lambung. Bahkan sewaktu

lambung teregang dan isinya sudah berada dalam bentuk cair, lambung tidak dapat

mengosongkan isinya sampai duodenum siap menerima kimus baru. Empat faktor duodenum

yang penting ialah lemak, asam, hipertonisitas, dan peregangan.

Lemak dicerna dan diserap lebih lambat daripada nutrien lain. Selain itu, pencernaan dan

penyerapan lemak hanya berlangsung di lumen usus halus. Lemak merupakan perangsang

terkuat untuk menghambat motilitas lambung.

Asam didapat dari HCL yang dikeluarkan lambung, kimus sangat asam dikeluarkan ke

duodenum, tempat kimus tersebut mengalami netralisasi oleh natrium bikarbonat (NaHCO3)

yang disekresikan ke dalam lumen oleh pankreas. Asam yang tidak dinetralisas akan

mengiritasi mukosa duodenum dan menyebabkan inaktivasi enzim-enzim pencernaan

pankreas.

Hipertonisitas pada pencernaan molekul protein dan karbohidrat di duedenum, dibebaskan

sejumlah besar molekul asam amino dan glukosa. Apabila kecepatan penyerapan molekul

asam amino dan glukosa tidak seimbang dengan kecepatan pencernaan protein dan

karbohidrat, molekul-molekul dalam jumlah besar tersebut tetap berada di dalam kimus dan

meningkatkan osmolaritas isi duodenum. Sehingga air dapat berdifusi bebas menembus

dinding duodenum, air masuk ke lumen duodenum dari plasma karena osmolaritas

meningkat. Hal ini membuat usus teregang dan terjadi gangguan sirkulasi karena volume

plasma menurun. Untuk mencegah efek tersebut, pengosongan lambung dihambat.

27

Page 28: PBL9 S2 Proses Pencernaan Dalam Tubuh Manusia

Peregangan disebabkan karena kimus yang terlalu banyak di duodenum, sehingga

menghambat pengosongan lambung lebih lanjut agar duodenum dapat menangani kelebihan

volume kimus yang sudah dikandungnya sebelum menerima tambahan kimus dari lambung.

Faktor di luar sistem pencernaan, seperti emosi yang dapat merangsang atau menghambat

motilitas dan pengosongan; nyeri hebat yang menghambat motilitas dan pengosongan;

penurunan pemakaian glukosa di hipotalamus yang merangsang motilitas, disertai oleh

rasa lapar.

Sekresi lambung5,6

Sekresi HCl dihasilkan oleh sel-sel parietal. Ion H+ dan ion Cl- dipindahkan secara aktif

melawan gradien konsentrasi, maka dibutuhkan banyak energi. Sehingga, sel-sel parietal

banyak mengandung mitokondria. Tetapi Cl- hanya melawan gradien konsentrasi yang jauh

lebih kecil. Proses pembentukan HCl oleh sel parietal diawali oleh reaksi pembentukan asam

karbonat dari CO2 dan H2O dengan enzim karbonat anhidrase membentuk H2CO3-. H2CO3- ini

melepaskan ion H+ keluar, sedangkan ion HCO3- mengalami perpindahan menggantikan ion

Cl- dalam plasma. Ion Cl- dikeluarkan dalam sel parietal dan dengan adanya ion H+, maka

terbentuklah HCl dalam lambung. Adanya HCl dalam lambung mnyebabkan cairan dalam

labung bersifat asam, dengan pH sekitar 1-2. Fungsi HCl tersebut ialah untuk mengaktifkan

pepsinogen menjadi pepsin, membantu penguraian serat jaringan ikat, dan bersama lisozim

saliva mematikan mikroorganisme yang masuk bersama makanan.

Sekresi pepsinogen dengan sel utamanya ialah pepsinogen disintesis dan dikemas oleh

kompleks Golgi dan retikulum endoplasma sel utama. Pepsnogen disimpan di sitoplasma sel

utama di dalam vesikel sekretorik yang disebut granula zimogen dan dikeluarkan secara

eksositosis dan mengalami penguraian oleh HCl menjadi pepsin. Pepsin berfungsi mencerna

protein harus disimpan dan disekresikan dalam bentuk inaktif agar tidak mencerna sendiri sel

tempat ia terbentuk (sel utama).

Sekresi mukus dimana lapisan mukus berasal dari sel epitel permukaan dan sel leher mukosa

yang berada di permukaan mukosa lambung. Mukus berfungsi sebagai sawar protektif

mengatasi beberapa bentuk cedera terhadap mukosa lambung.

Sekresi faktor intrinsik dimana faktor intrinsik diproduksi oleh sel parietal yang berperan

penting dalam penyerapan vitamin B12 dan hanya dapat diserap jika berikatan dengan faktor

28

Page 29: PBL9 S2 Proses Pencernaan Dalam Tubuh Manusia

tersebut. Penyerapan vitamin B12 dilaksanakan oleh mekanisme transportasi khusus,

mungkin endositosis di bagian akhir ileum. Vitamin B12 esensial untuk pembentukan

eritrosit dan jika tidak terdapat faktor intrinsik, vitamin B12 tidak dapat diserap dan timbul

anemia pernisiosa.

Sekresi gastrin dimana gastrin dihasilkan dari sel G yang terletak di daerah kelenjar pilorus

lambung, mensekresikan gastrin ke dalam darah kembali ke mukosa oksintik, merangsang sel

utama dan sel parietal sehingga terjadi sekresi getah lambung yang sangat asam. Gastrin juga

bersifat trofik (mendorong pertumbuhan) mukosa lambung dan usus halus.

Kontrol sekresi lambung4

Fase sefalik mengacu pada peningkatan sekresi HCl dan pepsinogen sebagai respon terhadap

rangsangan di kepala, bahkan sebelum makanan mencapai lambung. Berpikir mengenai,

mencicipi, membaui, mengunyah, dan menelan makanan meningkatkan sekres melalui

aktivitas saraf vagus.

Fase gastrik terjadi sewaktu makanan sudah berada dalam lambung. Rangsangan yang

bekerja pada lambung, yaitu protein, meningkatkan sekresi lambung melalui jalur-jalur eferen

yang saling tumpang tindih. Fase ini ialah sekresi paling optimal.

Fase intestinal mencakup faktor-faktor yang berasal dari usus halus yang mempengaruhi

sekresi lambung. Fase intestinal memiliki komponen eksitatorik dan inhibitorik.

Sekresi pankreas dan empedu5

Pankreas merupakan kelenjar campur yang memiliki jaringan eksokrin dan endokrin. Bagian

eksokrin terdiri dari kelompok-kelompok sel sekretorik seperti anggur yang membentuk

kantung, atau asinus yang berhubungan ke duktus dan akhirnya bermuara ke duodenum.

Bagian endokrin yang lebih kecil terdiri dari pulau-pulau Langerhans yang mensekresikan

insulin dan glukagon.

Hormon kolesistokinin (CCK) yang dilepaskan sel epitel duodenum ke dalam aliran darah

sebagai respon dari adanya asam amino dan asam lemak dalam kimus, bertanggung jawab

terhadap sekresi enzim pankreas dari sel asinus pankreas. Volume getah pankreas yang

disekresi akan dengan tepat menetralkan kandungan asam pada kimus yang dihantarkan oleh

lambung ke usus. Hal ini terjadi karena asam di duodenum menyebabkan pelepasan sekretin

dari dinding duodenum ke aliran darah. Sekretin akan menstimulasi produksi air dan ion

bikarbonat dari sistem duktus dan terutama dari sel epitel yang melapisi duktus.

29

Page 30: PBL9 S2 Proses Pencernaan Dalam Tubuh Manusia

Enzim-enzim pankreas

Enzim proteolitik pankreas berperan dalam pencernaan protein terdiri dari tripsnogen,

kimotripsinogen, dan prkarboksipeptidase yang masing-masing disekresikan dalam bentuk

inaktif. Sebagai perlindungan tambahan, pankreas juga menghasilkan inhibitor tripsin yang

menghambat kerja tripsin jika enzim ini secara tidak sengaja diaktifkan di pankreas.

Enterokinase

tripsinogen tripsin (otokatalis)

tripsin

kimotripsinogen kimotripsin

tripsin

prokarboksipeptidase karboksipeptidase

Amilase pankreas berperan penting dalam pencernaan karbohidrat dengan mengubah

polisakarida menjadi disakarida. Amilase disekresikan melalui getah pankreas dalam bentuk

aktif karena tidak membahayakan sel-sel sekretorik.

Lipase pankreas ialah enzim yang sangat penting karena merupakan satu-satunya enzim

yang disekresikan ke seluruh sistem pencernaan yang dapat menuntaskan pencernaan lemak.

Lipase pankreas menghidrolisis trigliserida menjadi monogliserida dan asam lemak. Seperti

amilase, lipase disekresika dalam bentuk aktif karena tidak berbahaya.

Hati adalah organ terbesar dalam tubuh terlibat dalam proses zat-zat yang diabsorpsi, baik

nutrient maupun toksik. Dengan kata lain, hati bertanggung jawab terhadap metabolisme

berbagai zat yang dihasilkan dari pencernaan dan absorpsi makanan dari usus. Hati juga

berfungsi eksokrin yang penting terlibat dalam; produksi asam empedu dan cairan alkali

untuk pencernaan dan absorpsi lemak, serta netralisasi asam lambung; pemecahan dan

produksi produk buangan metabolisme setelah pencernaan; detoksifikasi zat-zat beracun;

eksresi produk buangan dan detoksifikasi zat-zat di empedu.

Aliran darah hati mengalir dari sinusoid ke vena sentral, kemudian bertemu vena hepatika, ke

vena kava inferior, berjalan ke saluran tipis penyalur empedu (kanalikuli biliaris), ke duktus

biliaris, dan sampai di duktus biliaris komunis (menyalurkan empedu dari hati ke duodenum).

Masuknya empedu ke duodenum diatur oleh sfingter oddi. Pada saat makan, sfingter oddi

tertutup, empedu dibelokkan ke kandung empedu, dan setelah makan, empedu masuk ke

duodenum. Garam empedu ikut serta dalam pencernaan dan penyerapan lemak di

duodenum. Sebagian besar di reabsorpsi ke dalam darah oleh transportasi aktif khusus yang

30

Page 31: PBL9 S2 Proses Pencernaan Dalam Tubuh Manusia

ada di ileum terminal, kemudian dikembalikan ke hati melalui sistem vena porta hepatika

yang disebut sirkulasi enterohepatik.

Efek deterjen garam empedu

Efek ini mengacu pada kemampuan garam empedu mengubah globulus-globulus lemak

berukuran besar menjadi emulsi lemak yang berisi butir lemak kecil yang terbenam di dalam

cairan kimus. Dengan demikian luas permukaan yang tersedia untuk aktivitas lipase pankreas

meningkat. Agar dapat mencerna lemak, lipase harus berkontak langsung dengan molekul

trigliserida. Karena tidak larut dalam air, molekul-molekul lemak cenderung menggumpal

menjadi butir-butir besar dalam lingkungan lumen usus halus yang banyak mengandung air.

Jika garam empedu tidak mengemulsifikasi butir-butir lemak ini, lipase hanya dapat bekerja

pada lemak yang terdapat di permukaan butiran tersebut, sehingga pencernaan trigliserida

akan berlangsung sangat lama.

Pembentukan misel

Garam empedu bersama dengan kolesterol dan lesitin berperan penting dalam

memepermudah penyerapan lemak melalui pembentukan misel. Dalam suatu misel, garam

empedu dan lesitin menggumpal dalam kelompok-kelompok kecil dengan bagian larut lemak

berkerumul di bagian tengah membentuk inti hidrofobik, sementara bagian larut air

membentuk selaput hidrofilik di bagian luar. Agregat misle memiliki ukuran sekitar

sepersejuta lebih kecil daripada ukuran butir emulsi lemak. Misel, karena larut dalam air

akibat lapisan hidrofiliknya, dapat melarutkan zat-zat yang tidak larut air (tetapi larut lemak)

di intinya yang larut lemak. Dengan demikian, misel merupakan vehikulum yang praktis

untuk mengangkut bahan-bahan yang tidak larut air dalam isi lumen yang banyak

mengandung air.

USUS HALUS5,7

Usus halus adalah tempat berlangsungnya sebagian besar pencernaan dan penyerapan.

Usus halus adalah suatu saluran dengan panjang sekitar 6,3 m dengan diameter 2,1 cm. Usus

ini berada dalam keadaan bergelung dalam rongga abdomen dan terentang dari lambung

sampai usus besar. Usus halus dibagi menjadi tiga, duodenum, jejunum, dan ileum.

31

Page 32: PBL9 S2 Proses Pencernaan Dalam Tubuh Manusia

Segmentasi yaitu metode motilitas utama usus halus, mencampur dan mendorong secara

perlahan kimus. Segmentasi terdiri dari kontraksi berbentuk cincin yang berosilasi otot polos

sirkuler di sepanjang usus halus, di antara segmen-segmen yang berkontraksi di daerah-

daerah yang berisi bolus kecil kimus. Segmen-segmen yang berkontraksi, setelah jeda

singkat, melemas, dan kontraksi berbentuk cincin kemudian muncul di daerah yang semula

melemas. Dengan demikian, segmen yang baru melemas menerima kimus dari kedua segemn

yang berkontraksi di depan dan di belakangnya. Segera setelah itu, daerah-daerah yang

berkontraksi dan melemas kembali bertukar. Dengan cara ini kimus dhancurkan, dikocok,

dan dicampur dengan merata. Kontraksi segmentasi diawali oleh sel-sel pemacu usus halus

yang menghasilkan BER serupa dengan BER lambung yang menentukan peristaltis lambung.

Apabila BER membawa lapisan otot polos ke ambang, kontraksi segmental akan terinduksi,

dengan frekuensi segmentasi mengikuti frekuensi BER. Segmentasi ileum kosong yang

ditimbulkan oleh gastrinyang disekresikan sebagai respon terhadap adanya kimus di

lambung, suatu mekanisme yang disebut refleks gastroileum. Saraf-saraf ekstrinsik dengan

rangsangan parasimpatis meningkatkan segemntasi, dan sebaliknya dengan ragsangan

simpatis. Segmentasi tidak saja menyebabkan pencampuran, tetapi juga sebagai faktor utama

yang mendorong kimus secara perlahan melewati usus halus. Frekuensi segmentasi

berkurang seiring dengan panjang usus, sehingga kimus berjalan ke depan. Kecepatan

segmentasi di duodenum 12 kali per menit, sedangkan di ileum terminal 9 kali per menit.

Akibatnya, kimus secara perlahan bergerak maju dari bagian awal usus halus ke bagian

belakang, dan selama proses ini kimus mengalami gerakan maju mundur, sehingga dapat

terjadi pencampuran dan penyerapan yang optimal.

Pertemuan ileum dan sekum

Di pertemuan antara usus halus dan usus besar, bagian terakhir ileum mengosongkan isinya

ke dalam sekum. Hal ini berfungsi sebagai sawar antara usus halus dan usus besar. Alsannya

ialah pertama, susunan anatomisnya menyerupai lipatan-lipatan tonjolan jaringan mirip katup

dari ileum ke dalam lumen sekum yang disebut katup ileosekum. Jika isi ileum terdorong ke

depan, katup mudah terbuka. Jika isi sekum bergerak mundur ke ileum, katup menutup.

Kedua, karena adanya sfingter ileosekum yang umumnya sedikit berkontraksi. Tekanan di

sisi sekum sfingter menyebabkannya semakin kuat berkontraksi, peregangan di sisi ileum

menyebabkan sfingter melemas, suatu reaksi yang diatur oleh pleksus-pleksus saraf intrinsik

di daerah tersebut. Sfingter ini mencegah isi usus besar yang penuh bakteri mencemari usus

halus dan memungkinkan isi ileum masuk kolon.

32

Page 33: PBL9 S2 Proses Pencernaan Dalam Tubuh Manusia

Sekresi usus halus

Sekresi mukus oleh kelenjar bruner yang berfungsi untuk proteksi dan lubrikasi.

Sekresi getah pencernaan oleh kripta lieberkuhn dimana permukaan kripta dan vili ditutupi

oleh sel goblet yang berfungsi untuk sekresi mukus dan enterosit. Enterosit dalam kripta

untuk sekresi air dan elektrolit. Enterokit di atas permukaan vili untuk absorpi air dan

elektrolit, serta produk akhir pencernaan.

Sekresi enzim terutama dari mukosa yang menutupi vili/brush border mengandung enzim

peptidase, sukrase, maltase, isomaltase, laktase, dan lipase intestinum.

USUS BESAR

Kolon berfungsi sebagai tempat untuk menyimpan baha sebelum defekasi dan

penyerapan air dan elektrolit. Selulosa dan bahan-bahan lain dalam makanan yang tidak dapat

dicerna membentuk sebagian besar feses dan membantu mempertahankan pengeluaran tinja

secara teratur karena berperan menentukan volume isi kolon.

Gerakan kolon mencakup kontraksi segmentasi (haustra) dan gelombang peristaltis

seperti di usus halus. Kontraksi segmentasi mencampur isi kolon ke mukosa, penyerapan

akan meningkat. Gelombang peristaltik mendorong isi kolon menuju rektum, walaupun

antiperistaltis lemah kadang-kadang dijumpai. Selain itu, kontraksi kerja massal yang

terjadi kontrksi simultan otot polos di daerah penyatuan yang luas. Kontraksi ini mendorong

isi kolon dari satu bagian kolon ke bagian lain. Refleks ini disebut refleks gastroileum.

Kontraksi ini juga mendorong isi kolon ke rektum dan peregangan rektum kemudian

mencetuskan refleks defekasi. Refleks ini disebut refleks gastrokolon. Gerakan kolon

dikoordinasikan oleh BER kolon. Frekuensi gelombang ini tidak seperti gelombang usus

halus, meningkat sepanjang kolon, dari sekitar 2kali/menit di katup ileosekum menjadi

6kali/menit di sigmoid.

Defekasi

Peregangan rektum oleh feses akan mencetuskan kontraksi refleks otot rektum dan keinginan

untuk buang air besar. Refleks ini terjadi karena sfingter otot ani internus (otot polos)

melemas, serta adanya kontraksi kuat rektum dan kolon sigmoid. Bila sfingter ani eksternus

(otot rangka) melemas, maka terjadi defekasi. bila defekasi ditunda, dinding rektum yang

semula teregang akan melemas, keinginan untuk buang air besar mereda sampai gerakan

33

Page 34: PBL9 S2 Proses Pencernaan Dalam Tubuh Manusia

massa berikutnya mendorong lebih banyak feses ke rektum. Pada periode aktif, kedua

sfingter ani berkontraksi untuk memastikan tidak ada pengeluaran feses.

Konstipasi

Dapat terjadi apabila defekasi tertunda terlalu lama. Jika isi kolon tertahan dalam waktu lama

dari normal, jumlah air yang diserap akan melebihi normal, sehingga feses menjadi kering

dan keras. Gejala-gejala penyerta konstipasi biasanya rasa tidak nyama di perut, nyeri kepala,

nafsu makan hilang, mual, dan depresi mental. Gejala ini disebabkan oleh peregangan

berkepanjangan usus besar (terutama rektum).

Sekresi usus besar

Usus besar tidak mensekresikan enzim pencernaan apapun. Hal tersebut tidak diperlukan

karena pencernaan telah selesai sebelum kimus mencapai kolon. Sekresi kolon terdiri dari

larutan mukus alkalis (HCO3-) yang berfungsi untuk melindungi mukosa usus besar dari

cedera kimiawi dan mekanis. Mukus menghasilkan pelumasan yang memudahkan feses

lewat, sedangkan HCO3- menetralkan asam-asam iritan yang dihasilkan oleh fermentasi lokal

bakteri.

Faktor-faktor penyebab gangguan pencernaan

Umur

Umur tidak hanya mempengaruhi karakteristik feses, tapi juga pengontrolannya. Anak-

anak tidak mampu mengontrol eliminasinya sampai sistem neuromuskular

berkembang, biasanya antara umur 2 – 3 tahun. Orang dewasa juga mengalami

perubahan pengalaman yang dapat mempengaruhi proses pengosongan lambung. Di

antaranya adalah atony (berkurangnya tonus otot yang normal) dari otot-otot polos

colon yang dapat berakibat pada melambatnya peristaltik dan mengerasnya

(mengering) feses, dan menurunnya tonus dari otot-otot perut yang juga menurunkan

tekanan selama proses pengosongan lambung. Beberapa orang dewasa juga mengalami

penurunan kontrol terhadap muskulus spinkter ani yang dapat berdampak pada proses

defekasi.

Diet

Makanan adalah faktor utama yang mempengaruhi eliminasi feses. Cukupnya selulosa,

serat pada makanan, penting untuk memperbesar volume feses. Makanan tertentu pada

beberapa orang sulit atau tidak bisa dicerna. Ketidakmampuan ini berdampak pada

34

Page 35: PBL9 S2 Proses Pencernaan Dalam Tubuh Manusia

gangguan pencernaan, di beberapa bagian jalur dari pengairan feses. Makan yang

teratur mempengaruhi defekasi. Makan yang tidak teratur dapat mengganggu

keteraturan pola defekasi. Individu yang makan pada waktu yang sama Setiap hari

mempunyai suatu keteraturan waktu, respon fisiologi pada pemasukan makanan dan

keteraturan pola aktivitas peristaltik di colon.

Cairan

Pemasukan cairan juga mempengaruhi eliminasi feses. Ketika pemasukan cairan yang

adekuat ataupun pengeluaran (cth: urine, muntah) yang berlebihan untuk beberapa

alasan, tubuh melanjutkan untuk mereabsorbsi air dari chyme ketika ia lewat di

sepanjang colon. Dampaknya chyme menjadi lebih kering dari normal, menghasilkan

feses yang keras. Ditambah lagi berkurangnya pemasukan cairan memperlambat

perjalanan chyme di sepanjang intestinal, sehingga meningkatkan reabsorbsi cairan

dari chyme.

Tonus otot

Tonus perut, otot pelvik dan diafragma yang baik penting untuk defekasi. Aktivitasnya

juga merangsang peristaltik yang memfasilitasi pergerakan chyme sepanjang colon.

Otot-otot yang lemah sering tidak efektif pada peningkatan tekanan intraabdominal

selama proses defekasi atau pada pengontrolan defekasi. Otot-otot yang lemah

merupakan akibat dari berkurangnya latihan (exercise), imobilitas atau gangguan

fungsi saraf.

Faktor psikologi

Dapat dilihat bahwa stres dapat mempengaruhi defekasi. Penyakit-penyakit tertentu

termasuk diare kronik, seperti ulcus pada collitis, bisa jadi mempunyai komponen

psikologi. Diketahui juga bahwa beberapa orang yagn cemas atau marah dapat

meningkatkan aktivitas peristaltik dan frekuensi diare. Ditambah lagi orang yagn

depresi bisa memperlambat motilitas intestinal, yang berdampak pada konstipasi.

Gaya hidup

Gaya hidup mempengaruhi eliminasi feses pada beberapa cara. Pelathan buang air

besar pada waktu dini dapat memupuk kebiasaan defekasi pada waktu yang teratur,

seperti setiap hari setelah sarapan, atau bisa juga digunakan pada pola defekasi yang

ireguler. Ketersediaan dari fasilitas toilet, kegelisahan tentang bau, dan kebutuhan akan

privacy juga mempengaruhi pola eliminasi feses. Klien yang berbagi satu ruangan

35

Page 36: PBL9 S2 Proses Pencernaan Dalam Tubuh Manusia

dengan orang lain pada suatu rumah sakit mungkin tidak ingin menggunakan bedpan

karena privacy dan kegelisahan akan baunya.

Obat-obatan

Beberapa obat memiliki efek samping yang dapat berpengeruh terhadap eliminasi yang

normal. Beberapa menyebabkan diare; yang lain seperti dosis yang besar dari

tranquilizer tertentu dan diikuti dengan prosedur pemberian morphin dan codein,

menyebabkan konstipasi. Beberapa obat secara langsung mempengaruhi eliminasi.

Laxative adalah obat yang merangsang aktivitas usus dan memudahkan eliminasi

feses. Obat-obatan ini melunakkan feses, mempermudah defekasi. Obat-obatan tertentu

seperti dicyclomine hydrochloride (bentyl), menekan aktivitas peristaltik dan kadang-

kadang digunakan untuk mengobati diare.

Lemak

Sebagian besar lemak dalam makanan berada dalam bentuk trigliserida yaitu lemak

netral yang masing-masing terdiri dari kombinasi gliserol dengan tiga molekul asam

lemak melekat padanya. Lemak dicerna dan diserap lebih lambat dibandingkan dengan

nutrient lain. Selain itu, pencernaan dan penyerapan lemak hanya berlangsung di

lumen usus halus. Oleh karena itu, apabila duodenum sudah terdapat lemak,

pengosongan isi lambung yang berlemak lebih lanjut ke dalam duodenum ditunda

sampai usus halus selesai mengolah lemak yang sudah ada di sana. Pada kenyataannya,

lemak adalah perangsang terkuat untuk menghambat motilitas lambung. Fungsi lemak

yaitu sebagai sumber dan pelarut beberapa vitamin tertentu dan asam-asam lemak, baik

esensial maupun non-esensial, sebagai cadangan energy dalam jaringan adiposa, dan

sebagai isolator tubuh baik terhadap perubahan suhu maupun terhadap benturan-

benturan.

Enzim Pencernaan

Mulut

Liur (Saliva) yang disekresikan oleh kelenjar liur terdiri atas 99,5% air dengan pH

sekitar 6,8. Liur mengandung glikoprotein, musin, yang bekerja sebagai pelumas pada

waktu mengunyah dan menelan makanan.6 Gerakan mengunyah berfungsi memecah

makanan sehingga terjadi peningkatan kelarutan dan perluasan daerah permukaan bagi

36

Page 37: PBL9 S2 Proses Pencernaan Dalam Tubuh Manusia

kerja enzim. Liur juga merupakan sarana untuk mensekresikan obat-obat tertentu (teanol

dan morfin), ion-ion organik (K+, Ca2+, HCO3-, SCN- (tiosinat), iodium, dan ekskresi

imunoglobulin (IgA)).

-Amilase liur mampu membuat pati dam glikogen dihidrosis menjadi maltosa dan

oligosakarida.6 Amilase liur akan segera terinaktivasi pada pH lebih rendah daripada 4,

sehingga kerja pencernaan dalam mulut akan terhenti ketika lingkunagn lambung yang

asam menembus partikel makanan. Enzim lipase lingual disekresikan oleh permukaan

dorsal lidah (kelenjar Ebner).

Lambung

Getah lambung merupakan cairan jernih bewarna kuning pucat yang mengandung HCl

0,2-0,5% dengan pH 1. Getah lambung terdiri atas 97-99% air dan sisanya musin (lendir)

serta garam anorganik, enzim pencernaan (pepsin dan renin), dan lipase.

Pepsin

Fungsi utama untuk hidrolisis molekul protein menjadi peptide

Disekresikan dalam bentuk inaktif. Jika diperlukan maka akan berubah bentuk

dari pepsinogen menjadi pepsi.

Renin

Fungsi utama mengubah kaseinogen menjadi kasein

Hanya terdapat pada lambung bayi untuk mengolah susu

Lipase

Fungsi utama hidrolisis tri-asilgliserol menjadi asam lemak dan gliserol

Pankreas

Pankreas berfungsi menghasilkan enzim-enzim pencernaan (dalam bentuk getah pankreas)

yang nantinya akan dibawah ke duodenum melalui saluran pankreas.

Tripsin

Fungsi mengubah protein menjadi polipeptida. Disekresikan dalam bentuk inaktif

(tripsinogenn) dan diaktifkan dalam duodenum (tripsin).

Kemotripsin

Fungsi mengubah pepton menjad polipeptida. Inaktif (kemotripsinogen) dan aktif

(kemotripsin).

Amilase Pankreas

Fungsi mengubah pati menjadi maltose. Hampir sama dengan amylase di saliva.

Nuklease

37

Page 38: PBL9 S2 Proses Pencernaan Dalam Tubuh Manusia

Fungsi katalisa asam mukleat menjadi komponen nukleotida.

Hati

Meskipun hati tidak memegang peran yang begitu besar dalam sistem pencernaan, hati

menghasilkan empedu yang berguna dalam mencerna lemak.

Usus Halus

ENZIM FUNGSI

Enterokinase Mengaktifkan tripsinogen menjadi tripsin

Laktase Mengubah laktosa menjadi glukosa

Dipeptidase Mengubah pepton menjadi Asam Amino

Maltase Mengubah maltose menjadi glukosa

Disukarase Mengubah disakarida menjadi monosakarida

Peptidase Mengubah polipeptida menjadi Asam Amino

Sukrase Mengubah sukrosa menjadi glukosa dan fruktosa

Lipase Mengubah tri-asilgliserol menjadi gliserol dan Asam Amino

Hormon Pencernaan

Gastrin

Gastrin berasal dari sel-sel G. Stimulusnya utamanya untuk sekresi berasal dari

protein di lambung kelenjar pilorus lambung. Fungsi gastrin adalah:5

Merangsang sekresi sel parietal dan sel utama

Meningkatkan motilitas lambung

Sekretin

Sekretin berasal dari sel-sel endokrin di mukosa duodenum. Stimulus utama

sekresinya adalah asam di lumen duodenum. Fungsi sekretin adalah merangsang

motilitas illeum, melemaskan sfingter ileosekum, menginduksi gerakan massa si

kolon, bersifat trofik bagi mukosa lambung dan usus halus, serta menghambat

pengosongan lambung.5

Kolesitokinin

Hormon ini bersumber dari sel-sel endokrin di mukosa duodenum. Rangsangan utama

sekresi hormon ini adalah nutrien di lumen duodenum terutama produk lemak dengan

tingkat yang lebih rendah dan produk protein. Fungsi hormon ini adalah menghambat

sekresi lambung, merangsang sekresi NaHCO3 encer oleh sel duktus pankreas,

merangsang sekresi empedu kaya NaHCO3 oleh hati, bersifat trofik bagi pankreas

38

Page 39: PBL9 S2 Proses Pencernaan Dalam Tubuh Manusia

eksokrin, menghambat pengosongan lambung, menghambat sekresi lambung,

merangsang sekresi enzim pencernaan oleh sel-sel asinus pankreas, menyebabkan

kontraksi kantung empedu.5

Gastric inhibitory peptide

Hormon ini berasal dari sel-sel endokrin di mukosa duodenum. Stimulus utama

sekresi hormon ini adalah lemak, endokrinasam, hipertonisitas, glukosa, dan

perenggangan di duodenum. Fungsi hormon ini adalah menyebabkan relaksasi

sfingter oddi, bersifat trofik bagi pankreas eksokrin, dapat menimbulkan perubahan-

perubahan adaptif jangka panjang proporsi enzim-enzim pankreas, berperan dalam

rasa kenyang, menghambat pengosongan lambung, menghambat sekresi lambung, dan

merangsang sekresi insulin pankreas

Penyebab kembung:8

1. Produksi gas yang berlebihan

Produksi gas yang berlebihan biasanya disebabkan oleh bakteri, melalui 3 mekanisme.

Pertama, jumlah gas yang dihasilkan oleh setiap individu tidak sama sebab ada bakteri

tertentu yang menghasilkan banyak gas sementara yang lainnya tidak. Kedua,

makanan yang sulit dicerna dan diabsorbsi di usus halus menyebabkan banyaknya

makanan yang sampai di usus besar sehingga makanan yang harus dicerna bakteri

akan bertambah dan gas yang dihasilkan bertambah banyak. Contohnya adalah pada

kelainan intoleransi laktosa, sumbatan pancreas, dan saluran empedu. Ketiga, karena

keadaan tertentu bakteri tumbuh dan berkembang di usus halus dimana biasanya

seharusnya di usus besar. Biasanya hal ini berpotensi meningkatkan flatus (buang

angin/kentut)

2. Sumbatan mekanis

Sumbatan dapat terjadi di sepanjang lambung sampai rectum, jika bersifat sementara

dapat menyebabkan kembung yang bersifat sementara. Contohnya adalah adanya

parut di katup lambung yang dapat mengganggu aliran dari lambung ke usus. 

Sesudah makan makanan bersama udara tertelan, kemudian setelah 1-2 jam lambung

mengeluarkan asam dan cairan dan bercampur dengan makanan untuk membantu

pencernaan. Jika terdapat sumbatan yang tidak sempurna makan makanan dan hasil

pencernaan dapat masuk ke usus dan dapat mengatasi kembung. Selain itu kondisi

39

Page 40: PBL9 S2 Proses Pencernaan Dalam Tubuh Manusia

feces yang terlalu keras juga dapat menjadi sumbatan yang dapat memperparah

kembung.

3. Sumbatan fungsional

Yang dimaksud sumbatan fungsional adalah akibat kelemahan yang tejadi pada  otot

lambung dan usus sehingga gerakan dari saluran cerna tidak baik yang menyebabkan

pergerakan makanan menjadi lambat sehingga terjadi kembung. Hal ini bisa terjadi

pada penyakit gastroparesis, irritable bowel syndrome (IBS) dan Hirschprung's. Selain

itu faktor makanan seperti lemak juga akan memperlambat pergerakan makanan, gas,

dan cairan ke saluran cerna bawah yang juga berakibat kembung. Serat yang

digunakan untuk mengatasi sembelit juga dapat menyebabkan kembung tanpa adanya

peningkatan jumlah gas, namun adanya kembung ini disebabkan oleh melambatnya

aliran gas ke usus kecil akibat serat.

4. Hipersensitifitas saluran cerna

Beberapa orang ada yang memang hipersensitif terhadap kembung, mereka

merasakan kembung padahal  jumlah makanan, gas, dan cairan di saluran cerna dalam

batas normal, biasanya bila mengkonsumsi makanan yang mengandung lemak.

Kesimpulan

Pencernaan merupakan suatu proses penguraian makanan dari struktur yang komplek

diubah menjadi satuan-satuan lebih kecil yang dapat diserap oleh enzim-enzim yang

diproduksi di dalam sistem pencernaan. Organ-organ utama yang berperan dalam sistem

pencernaan antara lain mulut, kerongkongan, lambung, usus halus, usus besar, rektum, dan

anus. Sementara organ tambahan dalam sistem pencernaan meliputi hati, pankreas. Semua

organ tersebut menghasilkan enzim-enzim yang berguna untuk menguraikan makanan dari

molekul kompleks menjadi sederhana yang dapat digunakan oleh setiap sel untuk aktivitas

tubuh manusia.

Mengkonsumsi lemak berlebih ternyata dapat menimbulkan gejala kembung pada

tubuh yang disebabkan oleh pencernaan dan penyerapan lemak yang terhambat. Karena

pencernaan lemak membutuhkan waktu yang lebih lama dibandingkan pencernaan makanan

yang lain, sehingga alat-alat pencernaan bekerja jauh lebih keras dan berat dalam melakukan

pencernaan tersebut. Selain itu gangguan pada lumen usus halus juga beperanan penting

dalam merangsang sekresi enzim yang dibutuhkan untuk mencerna lemak.

Daftar pustaka

40

Page 41: PBL9 S2 Proses Pencernaan Dalam Tubuh Manusia

1. Snell RS . Anatomi klinik untuk mahasiswa kedokteran. Edisi 6. Jakarta: EGC;

2006.p.148-52.

2. Moore KL , Anatomi Klinis Dasar. In : Agur AMR. Sistem Digestivus. Jakarta: EGC;

2002.p.83-7.

3. Junqueira LC, Carneiro J. Histologi Dasar Teks dan Atlas. In: Frans Dany, editor. Saluran

Cerna. Jakarta: EGC; 2007.p.278-307.

4. Depopoulus, Agamemnon. Atlas berwarna dan teks fisiologi. Jakarta:

Hipokrates.2000.h.201-28.

5. Lauralee S. Fisiologi manusia dari sel ke system. Edisi ke-2. Jakarta: Penerbit Buku

Kedokteran EGC.2001.h.538-84.

6. Anna P. Dasar-dasar biokimia. Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia (UI-

Press) .2000.h.235-9.

7. William FG. Buku ajar fisiologi kedokteran. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran

EGC.2008.h.485-528.

8. Jeremy PT, Robert WC, Roger WA. At a glance fisiologi. Jakarta: Penerbit

Erlangga.2009.h.79-81.

41