PBL

13

Click here to load reader

description

pbl

Transcript of PBL

Page 1: PBL

Jurnal Penelitian dan Pengembangan Pendidikan 2(1), 74-86

PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN PARTISIPASI BELAJAR DAN

HASIL BELAJAR TEORI AKUNTANSI MAHASISWA JURUSAN EKONOMI UNDIKSHA

Ni Made Suci Jurusan Pendidikan Ekonomi Fakultas Ilmu Sosial Undiksha

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan partisipasi dan hasil belajar mahasiswa dalam mata kuliah teori akuntansi serta untuk mendeskripsikan tanggapan mahasiswa terhadap penerapan model pembelajaran berbasis masalah dengan pendekatan kooperatif. Penelitian ini menggunakan desain penelitian tindakan kelas yang dilakukan pada semester genap tahun ajaran 2006/2007 dengan jumlah mahasiwa 38 orang. Teknik pengumpulan data dengan observasi, kuesioner, dan tes hasil belajar kemudian dianalisis dengan metode analisis deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan model pembelajaran berbasis masalah dengan pendekatan kooperatif 1) meningkatkan aktivitas (partisipasi) mahasiswa dalam Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) 2) meningkatkan hasil belajar mata kuliah teori akuntansi 3) mendapat respon yang positif dari mahasiswa karena pembelajaran menjadi lebih bermakna.

Kata-kata kunci: Pembelajaran berbasis masalah, pendekatan kooperatif, dan hasil belajar

Abstract

This research has purpose to increases the avtivity and students’ achievement in accouting theory and describe the conception of students against problem based learning with cooperative approach. The research design by doing class room action research for semester VII on the study year 2006/2007 with 38 students. The technique that used to collect the data are observation, quesioneres and than analyze with desriptive method. The research are problem based learning with cooperative approach 1) to increase the activity students in learning process 2) to increase the result study in accounting theory 3) having positive responses from the students because the learing sence being better.

The key words: Problem based learning, cooperative approach, achievement

JPPP, Lembaga Penelitian Undiksha, April 2008 74

Page 2: PBL

Jurnal Penelitian dan Pengembangan Pendidikan 2(1), 74-86

Pendahuluan Pemahaman terhadap teori akuntansi secara konvensional dilakukan

dengan memahami teknik akuntansi itu sendiri. Sebagaimana diketahui akuntansi adalah ilmu terapan, ilmu yang dipakai dalam praktek bisnis sehingga nuansa empiris praktisnya lebih dominan, akan tetapi untuk pengembangan sistem akuntansinya perlu pemahaman basis teorinya sehingga sistem akuntansi menjadi lebih bermanfaat bagi pemakai, mudah mengembangkannya dan memprediksi apa yang akan terjadi di masa yang akan datang berkaitan dengan praktek akuntansi itu sendiri.

Pengajaran teori akuntansi selama ini lebih menekankan aspek kognitif saja dalam cakupan materinya maupun dalam proses pembelajarannya sehingga mahasiswa tidak mempunyai kesempatan untuk mengembangkan daya nalarnya dan kesulitan memahami apa yang diajarkan oleh dosen, padahal penalaran dan pemahaman merupakan kemampuan yang sangat penting bagi siapa saja yang ingin menjadi profesional dalam bidangnya. Kesulitan dan kegagalan mahasiswa dalam belajar disebabkan oleh mahasiswa itu sendiri faktor internal maupun faktor ekternal yang berupa fasilitas, kurikulum, sumber belajar dan kemampuan dosen dalam membelajarkan mahasiswanya. Dalam kenyataannya kegagalan mahasiswa dalam belajarnya hanya ditimpakan sebagai kegagalan yang disebabkan oleh mahasiswa itu sendiri padahal kegagalan dosen dalam membelajarkan mahasiswanya, dan kekurang pegetahuan dosen dalam pengelolaan dan penetapan strategi pembelajaran yang tepat sangat berpengaruh terhadap prestasi belajar mahasiswa.

Metode ceramah yang dipergunakan dalam pembelajaran teori akuntansi selama ini menyebabkan mahasiswa terpaku mendengarkan cerita dan betul-betul membosankan, situasi pembelajaran diarahkan pada learning to know, dan permasalahan yang disampaikan cenderung bersifat akademik (book oriented) tidak mengacu pada masalah-masalah kontektual yang dekat dengan kehidupan mahasiswa sehingga pembelajaran teori akuntansi menjadi kurang bermakna bagi mahasiswa. Hal ini tampak pada rendahnya partisipasi mahasiswa dalam kegiatan belajar mengajar dan perstasi belajar teori akuntansi juga kurang memuaskan.

Studi pendahuluan dilakukan terhadap prestasi belajar teori akuntansi menunjukan bahwa 75% mahasiswa memperoleh nilai C, D dan E sedangkan sisinya 25% memperoleh nilai B dan A. Hal ini perlu ditingkatkan menjadi sebaliknya, Adapun faktor yang diduga menjadi penyebabnya adalah 1) pembelajaran lebih ditekankan pada pengumpulan pengetahuan tanpa

JPPP, Lembaga Penelitian Undiksha, April 2008 75

Page 3: PBL

Jurnal Penelitian dan Pengembangan Pendidikan 2(1), 74-86

mempertimbangkan ketrampilan proses dan pembentukan sikap dalam pembelajaran, 2) kurangnya kesempatan bagi mahasiswa untuk mengembangkan kemampuan bernalarnya melalui diskusi kelompok, 3) Sasaran belajar ditentukan oleh dosen sehingga pembelajaran menjadi kurang bermakna bagi mahasiswa.

Untuk mengatasi masalah tersebut, perlu dilakukan suatu upaya yaitu dengan mengimplementasikan suatu model pembelajran yang memungkinkan terjadinya KBM yang kondusif. Pendekatan apapun yang digunakan harus mendudukkan mahasiswa sebagai pusat perhatian dan peran dosen sebagai fasilitator dalam mengupayakan situasi untuk memperkaya pengalaman belajar mahasiswa. Pengalaman belajar diperoleh melalui keterlibatan mahasiswa secara langsung dalam serangkaian kegiatan untuk mengeksplorasi lingkungan dan interaksi dengan materi pelajaran, teman, narasumber dan sumber belajar lainnya. Selanjutnya mahasiswa mengkontruksi pengetahuannya sendiri berdasarkan pengalaman belajar yang diperolehnya.

Penyempurnaan KBM teori akuntansi dicobakan dengan mengimplementasikan model pembelajaran berbasis masalah (problem based learning) dengan pendekatan kooperatif. Dalan hal ini pembelajaran didesain dengan mengkonfrontasikan mahasiswa dengan masalah-masalah kontektual yang berhubungan dengan materi perkuliahan teori akuntansi sehingga mahasiswa mengetahui mengapa mereka belajar kemudian mengidentifikasi dan mengumpulkan informasi dari buku sumber, diskusi dengan teman untuk dapat mencarikan solusi masalah yang dihadapinya.

Penerapan model pembelajaran berbasis masalah dimaksudkan untuk meningkatkan partisipasi dan prestasi belajar mahasiswa karena melalui pembelajaran ini mahasiswa belajar bagaimana menggunakan konsep dan proses interaksi untuk menilai apa yang mereka ketahui, mengidentifikasi apa yang ingin diketahui, mengumpulkan informasi dan secara kolaborasi mengevaluasi hipotesisnya berdasarkan data yang telah dikumpulkan (William& Shelagh) . Sedangkan penerapan pendekatan kooperatif dalam pembelajaran ini dilandasi dua alasan pokok yaitu 1) pendekatan kooperatif telah menunjukkan hasil yang efektif dalam membantu mahasiswa menyelesaikan ketrampilan-ketrampilan yang komplek (Heller 1992), 2) dalam kelompok, mahasiswa akan membagi konsep dan prosedur pengetahuan mereka pada saat memecahkan masalah bersama dan selama interaksi tersebut anggota kelompok dapat meminta penjelasan dan pembenaran pada kelompok yang lainnya.

JPPP, Lembaga Penelitian Undiksha, April 2008 76

Page 4: PBL

Jurnal Penelitian dan Pengembangan Pendidikan 2(1), 74-86

Berdasarkan konsep dasar dan latar belakang yang telah diuraikan maka secara eksplisif terdapat tiga permasalahan pokok yang diupayakan pemecahannya dalam penelitian kelas ini, yaitu 1) Apakah penerapan model pembelajaran berbasis masalah dengan pendekatan kooperatif dapat meningkatkan partisipasi mahasiswa dalam perkuliahan teori Akuntansi? 2) Apakah penerapan model pembelajaran berbasis masalah dengan pendekatan kooperatif dapat meningkatkan prestasi belajar mahasiswa dalam perkuliahan teori Akuntansi? 3) Bagaimanakah respon (tanggapan) mahasiswa terhadap penerapan model pembelajaran berbasis masalah dalam perkuliahan teori Akuntansi.

Pembelajaran berbasis masalah dikenal dengan istilah problem based learning (PBL), pada awalnya dirancang untuk program graduate bidang kesehatan oleh Barrows (1988) yang kemudian diadaptasi untuk program akademik kependidikan oleh Stepein Gallager (1993). PBL ini dikembangkan berdasarkan teori psikologi kognitif modern yang menyatakan bahwa belajar suatu proses dalam mana pembelajar secara aktif mengkonstruksi pengetahuannya melalui interaksinya dengan lingkungan belajar yang dirancang oleh fasilitator pembelajaran. Teori yang dikembangkan ini mengandung dua prinsip penting yaitu 1) belajar adalah suatu proses konstruksi bukan proses menerima (receptive process) 2) belajar dipengaruhi oleh faktor interaksi social dan sifat kontektual dari pelajaran (Wim.H.Gisjelairs, 1996). Teori ini mengisyaratkan bahwa dalam pembelajaran terdapat proses konstruksi pengetahuan oleh pembelajar, terjadi interaksi social baik antar mahasiswa maupun dosen serta materi perkuliahan yang bersifat kontektual. Berdasarkan dua prinsip yang terkandung dalam PBL, maka dosen harus mampu memberikan kondisi terjadinya kesempatan yang luas bagi mahasiswa untuk mengkonstruksi pengetahuan yang ingin dipelajarinya.

Model pembelajaran berbasis masalah memiliki sejumlah karateristik yang membedakannya dengan model pembelajaran yang lainnya yaitu 1) pembelajaran bersifat student centered, 2) pembelajaran terjadi pada kelompok-kelompok kecil, 3) dosen atau guru berperan sebagai fasilitator dan moderator, 4) masalah menjadi fokus dan merupakan sarana untuk mengembangkan ketrampilan problem solving, 5) informasi-informasi baru diperoleh dari belajar mandiri (self directed learning). Barrows (1996). Dalam pendekatan problem solving yang konvensional, mahasiswa disuguhi permasalahan setelah mereka dipresentasikan informasi-informasi mengenai

JPPP, Lembaga Penelitian Undiksha, April 2008 77

Page 5: PBL

Jurnal Penelitian dan Pengembangan Pendidikan 2(1), 74-86

materi perkuliahan dengan demikian mahasiswa mungkin tidak mngetahui mengapa mereka belajar tentang apa yang dipelajari.

Implementasi PBL dirancang dengan struktur pembelajaran 1) mahasiswa secara individual maupun kelompok dihadapkan pada suatu masalah yang kontektual, 2) masalah yang dikonfrontasikan diusahakan sedekat mungkin dengan kehidupan mahasiswa sehari-hari, 3) fasilitator menyiapkan materi perkuliahan yang dapat menuntut mahasiswa / siswa kearah pemecahan masalah, 4) memberikan tanggungjawab kepada mahasiswa untuk mengarahkan sendiri pembelajarannya, 5) membentuk kelompok-kelompok kecil dalam pembelajaran, 6) menuntut agar mahasiswa menampilkan apa yang telah dipelajari (Savoi&Anderw,1994). Sedangkan Brooks & Martin (1993) secara lebih rinci menguraikan beberapa ciri penting dari PBL, sebagai berikut: (1) tujuan pembelajran dirancang untuk mengembangkan keahlian mahasiswa dalam mengidentifikasi masalah, (2) adanya keberlanjutan masalah, dengan syarat masalah harus memunculkan konsep dan prinsip yang relevan dengan materi perkuliahan yang dibahas dan masalah harus bersifat riil, (3) adanya presentasi masalah sehingga pembelajar merasa memiliki masalah tersebut, (4) pengajar berperan sebagai fasilitator yang mampu mengembangkan kreaktivitas berpikir mahasiswa dalam pemecahan masalah.

Selanjutnya Frederick Reif & Jonh Heller (1991) merinci lima tahapan strategi yang digunakan untuk membantu mahasiswa dalam memahami konsep-konsep dan aspek prosedural pemecahan masalah, yaitu: (1) visualisasi masalah, tahapan ini merupakan translasi pernyataan masalah ke dalam bentuk pemahaman visual dari situasi masalah yang dapat berupa gambar atau pernyataan-pernyataan, (2) deskripsi konsep, pada tahapan ini mahasiswa dituntut menggunakan pemahaman kualitatifnya untuk menganaliasa dan menyatakan masalah dalam istilah akuntansi dan ekonomi, (3) rencana penyelesaian, pada langkah ini dilakukan kegiatan translasi deskripsi konsep-konsep ekonomi dan akuntansi ke dalam bentuk pernyataan yang sesuai dengan masalah, menentukan informasi yang diperlukan dan menentukan prosedur penyelesaiannya, (4) melaksanakan rencana penyelesaian, mahasiswa mengunakan aturan–aturan untuk menentukan dan memperoleh variabel yang tidak diketahui disatu pihak dan variabel yang telah diketahui serta menemukan pemecahannya, (5) meneliti dan mengevaluasi kembali, mahasiswa mengevaluasi apakah menyelesaian akhir telah sesuai dengan pengalaman dan harapan yang telah direncanakan.

JPPP, Lembaga Penelitian Undiksha, April 2008 78

Page 6: PBL

Jurnal Penelitian dan Pengembangan Pendidikan 2(1), 74-86

Selanjutnya Heller (1992) mengemukakan keberhasilan pendekatan PBL tergantung pada dua faktor, yaitu: (1) jenis masalah yang dikonfrontasikan kepada mahasiswa yaitu masalah yang menuntut pemecahan berdasarkan PBL, dan (2) Formasi dan kebermanfaatan fungsi kelompok kooperatif untuk memaksimalkan aktivitas dan partisipasi mahasiswa secara keseluruhan.

Metode

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (classroom action research) yang dengan sengaja dilakukan untuk merencanakan, melaksanakan kemudian mengamati dampak dari pelaksanaan tindakan tersebut pada subyek penelitian. Penelitian dilakukan melalui tiga siklus tindakan dimana masing-masing siklus terdiri dari tahap perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi untuk mengambil keputusan dalam pelaksanaan siklus berikutnya. Adapun subyek dari penelitian ini adalah mahasiswa yang memprogram mata kuliah teori pada semester genap tahun 2006/2007. Sedangkan obyeknya adalah penerapan model pembelajaran berbasis masalah untuk meningkatkan partisipasi dan hasil belajar teori akuntansi.

Prosedur penelitian ini dilaksanakan atas empat tahapan, yaitu: perencanaan, pelaksanaan, observasi/evaluasi, dan refleksi.

Tahap Perencanaan, kegiatan yang dilakukan adalah menyusun pokok bahasan, jadwal pelaksanaan tindakan sesuai dengan alokasi waktu yang tersedia, mengidentifikasi masalah-masalah kontektual yang berhubungan dengan materi perkuliahan teori akuntansi yang akan dikonfrontasikan kepada mahasiswa, menetapkan skenario pembelajaran, menyusun pedoman observasi, wawancara, kuesioner dan tes hasil belajar, melaksanakan pre tes untuk kepentingan pembentukan kelompok kooperatif.

Tahap Pelaksanaan, dengan kegiatan adalah membagi mahasiswa dalam kelompok-kelompok kecil yang terdiri dari 4-5 orang (mahasiswa berkatagori skor tinggi, sedang dan rendah), memberikan masalah kontektual sesuai pokok bahasan akuntansi, masing-masing kelompok menyusun konsep, prinsip dan cara-cara pemecahan masalah berdasarkan pengetahuan awal yang dimiliki kemudian dipersentasikan dalam diskusi kelas, mahasiswa membaut kesimpulan sendiri berdasarkan hasil diskusi yang telah disepakati.

JPPP, Lembaga Penelitian Undiksha, April 2008 79

Page 7: PBL

Jurnal Penelitian dan Pengembangan Pendidikan 2(1), 74-86

Tahap observasi dan evaluasi, pada tahap ini dosem melakukan observasi terhadap semua hal yang terjadi selama pelaksanaan tindakan dan hasil belajar mahasiswa.

Refleksi dilakukan untuk penyempurnaan pelaksanaan tindakan pada siklus berikutnya.

Mengacu pada tujuan dan hipotesis penelitian, maka teknik pengumpulan data yang dipergunakan dalam penelitian ini disesuaikan dengan jenis data yang diperlukan seperti di tunjukkan pada Tabel 1.

Tabel 1

Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian

No Jenis Data Teknik Pengumpulan

Instrumen

1 Partisipasi mahasiswa Observasi Pedoman observasi 2 Prestasi Belajar Tes Tes hasil belajar 3 Tanggapan

mahasiswa Angket dan wawancara

Pedoman wawancara dan kuesioner

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini, adalah teknik deskriptif. Prestasi belajar mahasiswa dianalisis berdasarkan tingkat penguasaan materi yang dinilai berdasarkan prosedur Penilaian Acuan Patokan (PAP). Partisipasi mahasiswa dalam perkuliahan dianalisis dengan menentukan jumlah persentase komponen aktivitas yang dilakukan secara individual dengan kriteria keberhasilan rata-rata tiap mahasiswa > 75%. Tanggapan mahasiswa terhadap penerapan model pembelajaran berbasis masalah dianalisis dengan menentukan skor mahasiswa yang memilih masing-masing item kuesioner dengan kriteria jumlah presentase mahasiswa yang memilih item 4 dan 5 lebih besar dari pada persentase mahasiswa memilih item kuesioner 1, 2 dan 3.

Hasil Deskripsi proses dan hasil pembelajaran siklus pertama.

Penelitian tindakan kelas ini, dilakukan pada mahasiswa jurusan pendidikan ekonomi yang memprogram mata kuliah teori akuntansi dengan jumlah mahasiswa 38 orang. Adapun topik permasalahan yang dikonfrontasikan pada siklus I adalah a) Bagaimana struktur akuntansi? b) Identifikasi metode dan pendekatan dalam perumusan teori akuntansi di Indonesia? c)

JPPP, Lembaga Penelitian Undiksha, April 2008 80

Page 8: PBL

Jurnal Penelitian dan Pengembangan Pendidikan 2(1), 74-86

Bagaimanakah penyusunan kerangka konseptual dari laporan keuangan? Bagaimana sikap manajemen terhadap penerapan prinsip akuntansi yang berlaku? d) Bagaimana metode penyusunan standar akuntansi di Indonesia dan hubungannya dengan prilaku dan perangkat peraturan yang lainnya?

Hasil tindakan pada siklus, menunjukkan bahwa a) Proses komunikasi masih lambat dimana masih menunggu arahan dan bimbingan dosen. Kemampuan bertanya dan menjawab masih rendah baik dilihat dari jumlah mahasiswa yang aktif maupun bobot pertanyaan dan jawaban yang diberikan. b) Kepekaan sosial rendah dan pembelajaran masih banyak warna konvensionalnya dengan dominasi peran dosen yang secara berangsur-angsur berkurang pada pertemuan-pertemuan berikutnya. c) Sikap individual mahasiswa masih dominan, karena mahasiswa belum terbiasa mengemukakan pendapat dan menghargai pendapat teman dan cenderung bertahan walau belum tentu benar jawabannya. d) Kemampuan prediksi dan bernalar mahasiswa masih rendah karena kurangnya kemampuan mahasiswa dalam menginterprestasikan dan mengaplikasikan pengetahuan dan pengalaman belajar yang telah dimiliki. e) Kesimpulan yang dirumuskan sering tidak sesuai dengan analisis yang berkembang sehingga peran dosen juga masih tampak dalam mengumpulkan dan menyimpulkan hasil diskusi agar mahasiswa mempunyai pengetahuan yang utuh terhadap suatu permasalahan. f) Penerapan model pembelajaran berbasis masalah dengan pendekatan kooperatif telah menunjukkan peningkatan hasil belajar mahasiswa dari nilai-nilai rata-rata pre tes 56 menjadi 63 (nilai post tes pada akhir siklus I).

Berdasarkan hasil belajar dan observasi tindakan pada silus I dilakukan refleksi yang difokuskan upaya menstimulus mahasiswa untuk mampu dan berani mengemukakan ide, rekomendasi berdasarkan teori-teori yang telah dipahami dalam mata kuliah prasyarat. Mahasiswa diberi kesempatan seluas-luasnya untuk berargumentasi dengan hipotesa-hipotesa dan asumsi-asumsi tertentu. Peran dosen sebagai fasilitator dan memberikan bimbingan bila proses pemecahan masalah mendapat hambatan dalam mencapai tujuan pembelajaran.

Deskripsi proses dan hasil pembelajaran siklus kedua. Adapun topik-topik permasalahan yang dibahas pada siklus kedua adalah: a) Identifikasi jenis, isi dan eleemn laporam keuangan! Cukupkah laporan keuangan sebagai media pertangungjawaban? b) Bagaimana struktur teori akuntansi, konsep dan prinsip akuntansi yang dapat menghitung laba rugi dan neraca denagn tepat? c) Bagaimana pengakuan laba menurut konsep

JPPP, Lembaga Penelitian Undiksha, April 2008 81

Page 9: PBL

Jurnal Penelitian dan Pengembangan Pendidikan 2(1), 74-86

akuntansi dan laba menurut ilmu ekonomi? d) Bagaimana akuntansi merespon konsep laba ekonomi? e) Bagaimana rasio keuangan dapat memprediksi kebangkrutan, arus kas, take over dan yang lainnya?

Kondisi KBM pada siklus kedua ini menunjukkan bahwa: a) Mahasiswa telah lebih aktif dan sistematis dalam mengemukakan ide dan pendapatnya. Terjadi komunikasi yang timbal balik secara terbatas namun belum mampu menyangga pendapat secara lebih luas dan tajam berdasarkan pengalaman belajar yang telah dimilikinya. Suatu hal yang patut dicatat bahwa mahasiswa telah berani mengemukakan idenya menguasai permasalahan yang dibahas sehingga suasana KBM lebih demokratis dibandingkan dengan siklus I. b) Mahasiswa telah mampu menggali contoh-contoh riil dalam masyarakat sehubungan dengan permasalahan yang dibahas tetapi upaya pengungkapan fenomena masyarakat belum sistematis. Dalam diskusi kelas nampak adanya dominasi kegiatan oleh mahasiswa tertentu belum terlibat secara merata dan intensif. c) Kemampuan merumuskan hasil diskusi sudah lebih baik tetapi belum optimal dimana wawasan mahasiswa perlu ditingkatkan, sehingga mahasiswa belum mampu melakukan prediksi-prediksi masa depan dengan lebih akurat berdasarkan data dan fakta historis. d) Dosen telah mulai mengurangi perannya dan memberikan kesempatan yang seluas-luasnya kepada mahasiswa untuk berargumentasi memanfaatkan waktu, ruang, fasilitas baik secara individu maupun kelompok. E) Dilihat dari hasil belajar mahasiswa juga terjadi peningkatan tetapi belum optimal yaitu rata-rata pre tes 68 dan nilai pos tes 72,04 (terjadi peningkatan 10.35%). Berdasarkan hasil belajar dan observasi tindakan siklus kedua dilakukan refleksi dengan menstimulus mahasiswa untuk aktif dalam KBM secara merata (keseluruhan) dan meningkatkan kemampuan prediksi masa depan dengan asumsi-asumsi yang dirumuskan sehingga solusi permasalahan menjadi lebih akurat. Deskripsi proses dan hasil pembelajaran siklus ketiga. Pelaksanaan tindakan pada siklus ketiga ini difokuskan pada upaya untuk meningkatkan partisipasi mahasiswa dalam KBM secara keseluruhan. Adapun topik permasalahan kontektual yang dibahas adalah: a) Bagaimana model, penilaian dan penentuan laba pada masa inflasi? b) Bagaimana mengukur sumberdaya manusia sebagai asset perusahaan? c) Bagaimana akuntansi sosio ekonomi mengukur asset masyarakat atau negara? d) Bagaimana peranan operasional audit mengontrol kinerja perusahaan?

Kondisi KBM pada siklus ketiga dapat diuraikan sebagai berikut: a) Proses komunikasi berlangsung sangat baik dimana mahasiswa telah

JPPP, Lembaga Penelitian Undiksha, April 2008 82

Page 10: PBL

Jurnal Penelitian dan Pengembangan Pendidikan 2(1), 74-86

terampil dan sistematis dalam mengemukakan ide, pertanyaan maupun jawaban berdasarkan teori dan pengalaman belajar yang dimiliki. b) Mahasiswa telah mampu memberikan contoh-contoh riil dalam mengungkapkan fenomena aktual dalam masyarakat sehubungan dengan permasalahan yang dibahas. Upaya pengungkapan ide dan simpulan permasalahan terurai secara sistematis dan operasional sehingga proses pembelajaran berlangsung dalam suasana yang kondusif. c) Diskusi kelas berlangsung secara demokratis (tidak lagi didominasi oleh mahasiswa tertentu) dengan bobot pertanyaan, jawaban dan saran telah lebih baik yang merupakan integrasi dari sejumlah konsep dan teori yang telah dipelajari. d) Mahasiswa telah mampu merumuskan hasil diskusi serta membuat prediksi-prediksi berdasarkan asumsi-asumsi tertentu. e) Dilihat dari hasil belajar juga mengalami yang cukup siginifikan yakni rata-rata pre tes 74,56 menjadi 82,04 (nilai pos tes) terjadi peningkatan sekitar 11%.

Deskripsi respon (tanggapan) mahasiswa. Angket tentang tanggapan mahasiswa terhadap penerapan model pembelajaran berbasis masalah dengan pendekatan kooperatif, disusun untuk mengetahui pendapat mahasiswa tentang KBM yang dialami dan dirasakan dalam perkuliahan teori akuntansi. Angket ini terdiri dari 10 (sepuluh) buah pertanyaan dan mahasiswa diharapkan memilih item jawaban yang sesuai dengan kondisi yang dialaminya. Jumlah mahasiswa yang mengikuti perkuliahan teori akuntansi 38 orang. Penerapan model pembelajaran berbasis masalah dengan pendekatan kooperatif menyebabkan: (1) pembelajaran menjadi lebih bermakna, 92,10% mahasiswa menyatakan “sangat setuju” sisanya “setuju” dan “ragu-ragu”, (2) menemukan sendiri konsep-konsep dan contoh-contoh dalam memecahakan permasalahn yang dihadapinya, 89,95% mahasiswa menyatakan “setuju” sisanya “sangat setuju” dan “ragu-ragu”, (3) melatih kemampuan bertanya dimasna 100% mahasiswa kenyatakan “sangat setuju”, (4) melatif kemampuan mengemukakan pendapat dan menghargai pendapat teman 97.36% mahasiswa menyatakan “setuju”, (5) melatih kemampuan berbicara di depan forum dimana 100% mahasiswa menyatakan “sangat setuju”, (6) lebih mudah memahami materi teori akuntansi karena dihubungkan dengan masalah-masalah dan contoh-contoh riil di masyarakat dimana 100% mahasiswa menyatakan “sangat setuju”, (7) lebih antusias dalam pembelajaran dimana 97,37% mahasiswa menyatakan “setuju”, (8) lebih tertantang untuk belajar dimana 100% mahasiswa menyatakan sangat “setuju”, (9) belajar merupakan kebutuhan bukan beban dimana 100%

JPPP, Lembaga Penelitian Undiksha, April 2008 83

Page 11: PBL

Jurnal Penelitian dan Pengembangan Pendidikan 2(1), 74-86

mahasiswa menyatakan “sangat setuju”, (10) suasana kelas sangat menggembirakan dimana 95% mahasiswa menyatakan “setuju”. Pembahasan

Hasil observasi KBM menunjukkan bahwa hasil belajar (pengalaman belajar) terdahulu sangat membantu mahasiswa dalam membuat suatu asumsi-asumsi dan solusi-solusi permasalahan yang diberikan tetapi hal ini belum optimal. Hambatanya terletak pada kurangnya kemampuan mahasiswa untuk mengintegrasikan dan menerapkan berbagai pengetahuan yang dimiliki sebelumnya. Mahasiswa masih memandang bahwa setiap matakuliah mempunyai otoritasnya sendiri-sendiri sehingga hal ini merupakan refleksi untuk memperbaiki kondisi KBM pada siklus kedua.

Pada siklus kedua rencana tindakan diarahkan pada upaya menggali pengetahuan awal mahasiswa dengan memberikan kesempatan yang seluas-luasnya untuk mengeluarkan pendapat, ide, saran dalam merumuskan jawaban dan kesimpulan bersama. Dengan cara ini ternyata mahasiswa lebih aktif dan berani mengemukakan pendapatnya sementara dosen memberikan layanan terhadap terjadinya miskonsepsi dalam pembahasan maupun perumusan kesimpulan. Pada siklus ini tampak suasana pembelajaran lebih demokratis dan ini terbukti juga dari meningkatnya prestasi belajar mahasiswa. Hambatan yang terjadi dalam pelaksanaan tindakan adalah kurangnya kemampuan nalar mahasiswa dalam memberikan argumentasi-argumentasi yang disertai dengan contoh-contoh konkrit maupun analisis berdasarkan pengetahuan prasyarat yang telah dipahaminya dan hal ini merupakan refleksi pelaksanaan tindakan pada siklus ketiga.

KBM pada pelaksanaan tindakan siklus ketiga menunjukkan proses yang lebih variatif, baik secara individual maupun kelompok karena makin kompleknya permasalahan yang dikonfrontasikan. Berdasarkan hasil pengamatan diketahui bahwa makin antusiasnya mahasiswa dalam belajar, aktif dan demokratis karena telah terlatih mengikuti pola pembelajaran yang dikembangkan. Mahasiswa dituntut mau dan mampu dalam setiap KBM karena dengan cara itu mahasiswa akan memperoleh pengalaman belajar yang sangat bermakna dalam kehidupannya. Temuan-temuan ini juga mempertegas bahwa ada fase-fase tertentu yang dapat mendukung kekuatan dan kebermaknaan informasi yaitu adanya latihan yang bersifat aplikatif dan balikan-balikan yang bersifat segera dilakukan dalam setiap KBM . Penerapan model pembelajaran berbasis masalah dengan pendekatan kooperatif telah mampu meningkatan aktivitas dan hasil belajar mahasiswa

JPPP, Lembaga Penelitian Undiksha, April 2008 84

Page 12: PBL

Jurnal Penelitian dan Pengembangan Pendidikan 2(1), 74-86

dalam perkuliahan teori akuntansi. Akuntansi merupakan ilmu yang dikembangkan dari kondisi praktis sehingga nuansa empiris praktisnya lebih dominan Teori akuntansi dikembangkan sesuai dengan kebutuhan dan kondisi masyarakat secara keseluruhan baik dari segi organisasi, keuangan, sumberdaya persaingan serta campur tangan pemerintah dalam pengelolaannya sehingga menjadi lebih bernakna dan bermanfaat bagi para pemakainya. Penerapan model pembelajaran ini juga mendapat respon yang positif dari mahasiswa karena mahasiswa mendapat kesempatan yang seluas-luasnya untuk mengembangkan kemampuan nalar, prediksi dalam memberikan alternatif solusi suatu permaslahan berkaitan dengan konsep dasar maupun perkembangan teori akuntansi. Berdasarkan hasil angket yang diberikan kepada maahsiswa tentang pendapatannya terhadap penerapan model pembelajaran ini hampir semuanya menyatakan setuju karena merasa puas dan pembelajaran menjadi lebih bermanfaat. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan kondisi pelaksanaan tindakan maka dapat diformulasikan beberapa simpulam sebagai berikut.

Pertama, penerapan model pembelajaran berbasis masalah dengan pendekatan kooperatif dapat meningkatkan aktivitas mahasiswa dalam KBM mata kuliah teori akuntansi.

Kedua, penerapan model pembelajaran berbasis masalah dengan pendekatan kooperatif dapat meningkatkan hasil belajar mahasiswa dalam mata kuliah teori akuntansi yang ditunjukkan oleh nilai rata-rata pre tes sebesar 56 meningkat setelah selesainya pelaksanaan tindakan menjadi rata-rata 82,04.

Ketiga, penerapan model pembelajaran berbasis masalah mendapat respon (tanggapan) yang positif dari mahasiswa karena dengan model ini mahasiswa dapat mengeksploitasi pengetahuan awalnya, bernalar sehingga perubahan layanan menjadi sangat bermakna dalam hidupnya.

Keempat, hasil belajar pada siklus terahir PTK ini belum cukup bukti menjelaskan sejauhmana usaha mahasiswa dapat dimaksimalkan dalam KBM baik secara individual maupun kelompok, sehingga disarankan upaya pengembangan kemampuan nalar mahasiswa melalui penerapan model maupun perangkat pembelajaran termasuk dosen, media, sarana dan sumber belajar yang memadai.

Kelima, penelitian ini masih sangat sederhana dan memilik banyak keterbatasan karena belum mengkaji secara mendalam berbagai aspek

JPPP, Lembaga Penelitian Undiksha, April 2008 85

Page 13: PBL

Jurnal Penelitian dan Pengembangan Pendidikan 2(1), 74-86

pembelajaran yang menentukan keberhasilan penerapan model pembelajaran berbasis masalah sehingga perlu pengembangan dan penelitian lebih lanjut mengenai penerapan model pembelajaran ini.

Daftar Rujukan Ali, M. 1996. guru dalam proses belajar mengajar. Bandung: Sinar Baru. Barrows, H. 1996. New direction for teaching and learning “Problem Based

Learning medichine and beyond: A brief overbiew. Jossey Bass Publishers.

Heller, P. 1992. Teaching problem solving through coperative gruoping part ,

group and individual problem solving. American Journal of Physics. July 1992

Harahap, S. S. 1993. Teori akuntansi. Edisi revisi. Jakarta: PT Grafindo

Persada. Pasaribu, L. & Simanjuntak, B. 1993. Proses belajar mengajar (PBM). Edisi

kedua. Bandung: Tarsito Sujana, N. & Arifin. 1988. Cara belajar siswa aktif dalam proses belajar

mengajar. Bandung: Sinar Baru Winkle, W. S. 1987. Psikologi pengajaran. Jakarta: Gamedia Pusaka Utama.

JPPP, Lembaga Penelitian Undiksha, April 2008 86