PBL SK-2 HCC

download PBL SK-2 HCC

of 5

Transcript of PBL SK-2 HCC

  • 7/28/2019 PBL SK-2 HCC

    1/5

    1. Memahami dan menjelaskan Karsinoma Hepatoseluler (HCC)1.1Definisi Karsinoma Hepatoseluler

    Karsinoma hepatoseluler merupakan tumor ganas hati sekunder yang

    disebabkan oleh metastasis tumor ganas di tumor primer tempat lain. Tumorganas hati lebih banyak didapat daripada tumor jinak.

    1.2Epidemiologi Karsinoma HepatoselulerHCC meliputi 5,6 % dari seluruh kasus kanker pada manusia serta

    menempati peringkat kelima pada lakilaki dan kesembilan pada perempuan.

    Secara geografis, di dunia terdapat tiga kelompok wilayah tingkat kekerapan

    rendah ( < 3 kasus), menengah ( 310 kasus) dan tinggi ( > 10 kasus per

    100.000 penduduk). Sekitar 80 % dari kasus HCC di dunia berada di Negara

    berkembang seperti di Asia Timur, Asia Tenggara serta Afrika Tengah.

    Umumnya di wilayah dengan kekerapan HCC tinggi, umur pasien HCC 10 20 tahun lebih muda daripada umur pasien HCC di wilayah dengan angka

    kekerapan HCC rendah.

    1.3Etiologi Karsinoma HepatoselulerHepatoma dianggap terjadi dari hasil interaksi sinergis, multifactor,

    dan multifasik, melalui inisiasi, akselerasi dan transformasi dan proses banyak

    tahapan. Ada 3 faktor lain yang terkait :

    a. Virus Hepatitis1. Distribusi geografis epidemic HBV dan hepatoma di seluruh dunia

    berdekatan. Area berinsiden tinggi HBV juga berinsiden tinggi hepatoma.

    2. Pasien hepotama dengan petanda HBV serum positif secara mencoloklebih tinggi dari kelompok orang normal.

    3. Di dalam sel hepatoma terkandung integrasi DNA HBV. HBVmenimbulkan hepatitis akut dan kronis, sirosis hati, dan atas dasar itu serta

    dengan efek sinergis dari factor pemacu karsinogenesis lain, pada akhirnya

    menimbulkan hepatoma.

    4. Di dalam silsilah keluarga hepatoma terdapat agregasi infeksi HBV, ratiopositif HBsAg di kalangan pasien hepatoma secara jelas lebih tinggi dari

    anggota keluarganya.

    b. AflatoksinData epidemiologis China menunjukkan hepatoma berinsiden tinggi di

    kawasan lembab, terutama kawasan yang mengonsumsi jagung, kacang tanah,

    ini secara tidak langsung mendukung aflatoksin sebagai salah satu etiologi

    hepatoma.

    c. Pencemaran air minumPeminum air saluran perumahan, air kolam memiliki mortalitas

    hepatoma secara jelas lebih tinggi dari peminum air sumur dalam. Adanya

    Algae biru hijau dalam air saluran perumahan dan air kolam dianggap sebagaisalah satu karsinogen utama. Factor lain seperti kesukaan meminum alkohhol,

  • 7/28/2019 PBL SK-2 HCC

    2/5

    skistosomiasis hepatic, factor genetic, merokok, hormone seksual, pestisida,

    dll.

    1.4Klasifikasi Karsinoma HepatoselulerUkuran Tumor (T)

    T Tumor primer

    T0 Tidak terbukti adanya tumor primer

    T1 Tumor tunggal < 2 cm

    T2 Tumor < 2 cm dengan invasi vascular atau tumor multiple < 2 cm

    yang terbatas pada 1 lobus

    T3 Tumor > 2 cm dengan invasi vascular atau tumor multiple > 2 cm

    yang terbatas pada 1 lobus

    T4 Tumor multiple dalam 2 lobus

    Palpable Lymph Node (N)

    N Kelenjar limf regional

    N0 Tidak terdapat metastasis dikelenjar limf

    N1 Metastasis dikelenjar limf

    Metastase (M)

    M Metastasis jauh

    1.5Patogenesis Karsinoma Hepatoselulera. Virus Hepatitis B

    Berupa penyatuan DNA-HBV kedalam genom hospes ( yangmenginduksi aktivitas oncogene) dan pengikatan protein virus. Untuk

    mengaktifkan berbagai protooncogen serta menimbulkan disrupsi

    regulasi siklus sel normal.

    b. Virus Hepatitis CProtein virus seperti protein inti dapat memodulasi lintasan signal sel

    normal untuk mempengaruhi control pertumbuhan sel dan apoptosis.

    c. AflatoksinToksin jamur mengadakan ikatan dengan DNA sel dan menyebabkan

    mutasi gen, khususna P53.

    d. ObesitasFactor risiko utama untuk non-alkoholic Fatty Liver Disease (NAFLD)

    khususnya non-alkoholik steatohepatis yang dapat berkembang

    menjadi sirosi hati.

    e. Diabetes MelitusDihubungkan denan peningkatan kadar insulin dan insulin like growth

    factoryang merupakan factor promotif potensial unutk kanker.

  • 7/28/2019 PBL SK-2 HCC

    3/5

    1.6Manifestasi Klinis Karsinoma HepatoselulerGambaran umum karsinoma hepatoseluler dapat berupa nyeri yang

    hebat dengan atau tanpa hepatomegaly, perubahan yang mendadak pada

    penderita sirosis berupa kegagalan faal hati, perdarahan varises, asites yanghemoragis, perdarahan intraperitoneal mendadak tanpa trauma, sakit

    mendadak dengan panas dan nyeri perut, dan metastasisya jauhdi tempat lain

    dengan atau tanpa gejala klinis.

    Pada umumnya, tampak benjolan di perut bagian atas. Seringkali terasa

    nyeri pada benjolan tersebut yang sifatnya terus menerus. Nyeri meningkat

    bila penderita bernapas dalam karena rangsangan peritoneum pada permukaan

    benjolan. Berat badan cepat menurun. Kadang terdapat perdarahan saluran

    cerna bagian atas karenan varises esophagus. Keadaan ini biasanya

    menunjukan karsinoma hepatoseluler stadium lanjut.

    1.7Diagnosis Banding Karsinoma Hepatoseluler1. Diagnosis banding hepatoma dengan AFP positif

    Hepatoma dengan AFP (+) harus dibedakan dari kehamilan, tumor

    embrional kelenjar reproduktif, metastasis hati dan kanker saluran digestif

    dan hepatitis serta sirosis hati dengan peningkatan AFP.

    2. Diagnosis banding hepatoma dengan AFP negativeHemangioma hati, umumnya pada wanita, tanpa latar belakang hepatitis

    dan sirosis hati. Pada abses hati, terdapat riwayat demam, takut dingin, dan

    tanpa radang lain.

    1.8Prognosis Karsinoma HepatoselulerHepatoma primer jika tidak diterapi, survival ratarata alamiah adalah

    4 bulan. Kausa kematian umumnya adalah kegagalan sistemik, perdarahan

    saluran cerna atas, koma hepatic, dan rupture hati.

    1.9Pencegahan Karsinoma HepatoselulerVaksinasi virus hepatitis B dan C sejak bayi merupakan jalan terbaik

    untuk pencegahan terhadap hepatitis secara tindak mencegah terjadiinyakarsinoma hepatoseluler. Selain itu, perlu dicegah pencemaran bahan makanan

    dengan aflatoksin dan penggunaan alcohol secara berlebihan.

    2. Memahami dan menjelaskan diagnosis HCC2.1Pemeriksaan Fisik

    Nevus labalaba

    Hepatomegaly karena tumor

    Bising nadi di hati

    - kompresi aorta atau arteri- bising nadi pada tumor

    Rangsangan peritoneum

  • 7/28/2019 PBL SK-2 HCC

    4/5

    - nyeri napas dalam- suara gesekan

    Asites

    Splenomegali

    Hipertrofi otot

    Demam karena infeksi atau nekrosis tumor

    Pada pemeriksaan fisik umumnya didapat pembesaran hati yang

    berbenjol, keras, kadang nyeri tekan. Palpasi menunjukan adanya gesekan

    permukaan peritoneum viserale yang kasar akibat rangsang dan infiltrasi

    tumor ke permukaan hepar dengan dinding perut. Gesekan ini dapat

    didengarkan juga melalui stetoskop.

    Pada auskultasi diatas benjolan kadang ditemukan suara bising aliran

    darah karena hipervaskularisasi tumor.

    2.2Pemeriksaan Penunjang HCC1. Alfa-Fetoprotein (AFP)

    AFP adalah sejenis glikoprotein, disintesis oleh hepatosit dan sakus

    vitelinus, terdapat dalam serum darah janin. Ketika hepatosit berubah

    menjadi ganas, AFP kembali muncul. AFP memiliki spesifitas tinggi

    dalam diagnosis HCC.

    2. Petanda tumor lainnyaYang relative umum dipakai adalah des-gamma karboksi protrombin

    (DCP), Alfa LFutosidase (AFU), Ca 19-9, antitrypsin, ferritin, CEA.

    3. UltrasonografiKeunggulan pencitraan USG adalah bersifat non invasive, relative

    ekonomis, dapat diulang, tanpa rudapaksa radiasi. Namun

    kekurangannya adalah mudah terpengaruh tulang iga dan paru,

    terdapat area buta yang sulit diperiksa, pemeriksaan juga kurang

    reprodusibel.

    4. CT ScanDapat membantu memperjelas diagnosis, menunjukan lokasi yang

    tepat, jumlah dan ukuran tumor dalam hati.

    5. MRIMerupakan teknik pemeriksaan non radiasi, tidak memakai zat kontras,

    berisi iodium, dapat secara jelas menunjukkan struktur pembuluh darah

    dan saluran empedu dalam hati. Juga dapat memperlihatkan struktur

    internal jaringan hati dan hepatoma.

    3. Memahami dan menjelaskan penatalaksanaan HCC3.1Kemoterapi

    Terdiri atas kemoterapi sistemik, kemoterapi katerisasi transarterihepatic dan kemoterapi vena porta dan pola lainnya. Yang sering dipakai

  • 7/28/2019 PBL SK-2 HCC

    5/5

    adalah 5FU. ADR, MMC, dan Karboplatin. Namun hepatoma relative kurang

    peka terhadap kemoterapi, efektivitas kemoterapi sistemik kurang baik.

    3.2RadiasiTerapi radiasi ekterna. Radioterapi memiliki peran yang terbatas dalam

    penanganan keganasan pada hati, disebabkan toleransi hepar terhadap radiasi.

    Risiko munculnya gangguan pada hati yang diinduksi oleh radiasi. Sehingga

    agak sulit pertimbangannya karena cukup sensitive terhadap selsel hati yang

    masih normal.

    3.3EmbolisasiMerupakan pilihan pada pasien yang tidak mungkin dilakukan operasi,

    yaitu dengan cara menyuntikan gel-foam melalui a.hepatika yang merupakan

    pembuluh darah utama penyuplai tumor HCC. Cara ini tidak dapat dilakukan

    apabila terdapat thrombus vena porta oleh tumor.

    3.4PembedahanBila karsinoma hati metastasis bisa direseksi, dapat dilakukan

    hepatektomi parsial atau reseksi sebagian berupa segmentektomi atau

    lobektomi. Hepatektomi parsial dapat dilakukan bersamaan dengan operasi

    tumor primernya atau beberapa minggu setelah itu. Indikasi untuk tindak

    pembedahan antara lain : tumor mungkin resektabel / masih ada kemungkinan

    tindakan operasi paliatif selain reseksi, fungsi hati baik. Sementara untuk

    kontraindikasi : umumnya pasien dengan sirosis hati berat, insufisiensi hati

    disertai icterus, asites.

    4. Memahami dan menjelaskan transplantasi hati menurut agama islamTransplantasi organ dari donor yang masih hidup

    Syarat syarat penyumbangan organ tubuh bagi donor hidup,

    merupakan kemubahan menyumbangkan organ tubuh pada saat seseorang

    masih hidup, ialah bahwa organ yang disumbangkan bukan merupakan organ

    vital yang menentukan kelangsungan hidup pihak penyumbang, seperti

    jantung, hati, dan kedua paru paru. Hal ini dikarenakan penyumbanganorgan organ tersebut akan mengakibatkan kematian pihak penyumbang,

    yang berarti dia telah membunuh dirinya sendiri.

    Hukum transplantasi dari donor yang telah meninggal

    Diriwayatkan dari Aisyah Ummul Muminin RA bahwa rasulullah SAW

    bersabda :

    Memecahkan tulang mayat itu sama dengan memecahkan tulang orang

    hidup. (HR. Ahmad, Abu Dawud, dan Ibnu Hibban).